Putaran Mesin (Rpm)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Putaran Mesin (Rpm)"

Transkripsi

1 ;;;; ECO-DRIVE Cara Terbaik Untuk Menghemat Bahan Bakar ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; Daya Mesin (Hp) Putaran Ekonomis Daya Torsi Torsi (Nm) Konsumsi Bahan Bakar Putaran Mesin (Rpm) 1

2 Pendahuluan Mengemudi ekonomis dan hemat bahan bakar, tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kebiasaan mengemudi, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti kondisi lalu lintas, keadaan jalan, kondisi cuaca dan teknologi kendaraan. Faktor-faktor tersebut biasanya tidak dapat diatasi atau sulit untuk dirubah, tetapi pengemudi dapat melakukan penyesuaian melalui gaya atau cara mengemudi ekonomis, mengemudi cara ini akan lebih aman, ekonomis, lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar serta dapat mengurangi polusi udara. Eco-Drive Di Switzerland Evaluasi pelatihan mengemudi ekonomis (eco-drive) di Switzerland menegaskan bahwa sejak tahun 1993 sekitar 15.7 orang sudah menerima pelatihan tersebut. Terima kasih untuk pelatihan ini, kira-kira 1.9 juta liter bahan bakar dapat diselamatkan tiap tahun. Pada tahun, Kantor Pemerintah Pusat untuk Komisi Energi Swiss melaksanakan suatu studi untuk mengevaluasi kesinambungan dan effektivitas dari pelatihan itu. Peserta yang sudah mendapat pelatihan disurvei demikian juga pengemudi yang belum mengikuti pelatihan, melalui dua kelompok yang terdiri 75 orang, hasil survei secara statistik menunjukkan; 1. Mengemudi ekonomis mengkonsumsi 1 sampai 15 persen lebih hemat bahan bakar dibandingkan orang tanpa pelatihan, bahkan kecepatan rata-ratanya sedikit lebih tinggi. 2. Mengemudi ekonomis memberikan dampak positif terhadap kenyamanan, kerusakan dan keausan kendaraan. Orang yang sudah mengikuti pelatihan mengemudi ekonomis (eco-drive) mendapatkan nilai yang lebih baik, dibandingkan dengan orang tanpa pelatihan. 3. Pengemudi ekonomis, tetap ekonomis, meskipun pelatihan sudah beberapa tahun berlalu, tetapi pemakaian bahan bakar tetap lebih rendah dari orang tanpa pelatihan. Teknik pelatihan yang diajarkan berdasarkan pada perubahan dan kesinambungan sikap mengemudi ekonomis. 4. Pengetahuan teoritis tentang mengemudi ekonomis (eco-drive) dan teknik dasar saja tidaklah cukup. Pengalaman praktis adalah penting untuk menguasai teknik tersebut. Hasil statistik tersebut merupakan suatu indikasi yang jelas terhadap keuntungan-keuntungan pelatihan Eco-Drive. Aturan Putaran Idel Mesin di Amerika Melarang operasi segala kendaraan bermotor lebih dari tiga menit secara terus menerus pada putaran idel kecuali: 1. Keadaan terpaksa oleh karena kondisi-kondisi lalu lintas atau sebab kesulitan teknis sehingga pengemudi tidak dapat mematikan mesin. 2. Ketika dibutuhkan untuk menjalankan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan kendaraan. 3. Mesin sedang dikerjakan di pabrik dan direkomendasikan pada temperatur kerja. 4. Saat temperatur udara luar cukup dingin, atau 5. Ketika kendaraan sedang diperbaiki. Permasalahan apa yang terjadi ketika mesin putaran idel? Putaran idel penyebab pemborosan bahan bakar serta menimbulkan polusi. Gas asam-arang (CO2) menyebabkan pemanasan global, oksid asam arang dan campuran organik mudah menguap, serta NOx mengakibatkan pembentukan kabut campur asap ozon. Karbon monoksida (CO) adalah racun, CO mengikat hemoglobin darah (Hb) yang lebih besar dibandingkan oksigen, kekurangan oksigen pada darah akan menggangu syaraf pusat. Pada kosentrasi yang tinggi CO dapat menyebabkan pinsan dan kematian. Putaran idel menyebabkan bahan bakar terbuang percuma dan keausan mesin yang berlebihan. 2

3 Saat ini sedang tumbuh perhatian tentang dampak kesehatan yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, karena berpengaruh buruk pada kesehatan manusia, seperti penyakit jantung, kanker, paruparu, sakit asma atau permasalahan lain yang berhubung dengan kesehatan. Standard kontrol emisi yang lebih ketat serta teknologi mesin yang lebih bersih di masa mendatang dapat mengurangi resiko penyakit tersebut. Sebagai pengemudi kendaraan berbahan bakar bensin maupun solar, hal pertama yang dapat dilakukan adalah menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi udara, salah satunya dengan membatasi putaran idel, tidak berlama-lama memanaskan mesin pagi hari atau bila perlu mesin dimatikan jika kendaraan tidak bisa bergerak lebih dari 1 menit. Suatu regulasi pembatasan putaran idel mesin sangat diperlukan di Indonesia agar pemakaian bahan bakar dapat dihemat secara menyeluruh dan sekaligus menekan biaya opersional kendaraan, karena; - Membiarkan mesin terlalu lama putaran idel menyebabkan keausan komponen lebih cepat dibandingkan mesin dijalankan secara biasa, kerusakan katalitik converter juga lebih cepat bila mesin idel terlalu lama. - Lebih effisien mematikan mesin dari pada dibiarkan dalam keadaan idel, karena pemakaian bahan bakar selama mesin distart sama dengan sekitar 3 detik saat mesin putaran idel temperatur kerja. - Mesin putaran idel bahaya polusinya lebih besar jika dibandingkan kendaraan jalan, karena kurangnya udara yang mengalir di sekitar kendaraan. - Banyak orang melakukan pemanasan mesin dengan putaran idel terlalu lama sebelum kendaraan dijalankan. Umumnya kita khawatir akan mengalami kesulitan bila menghidupkan kembali mesin setelah dimatikan, tapi masalah tersebut dapat diatasi bila kendaraan dirawat dengan baik. Perlu diketahui bahwa gaya mengemudi bisa mempunyai dampak yang penting pada lingkungan, sedang Eco-Drive sering diremehkan, tetapi kita dapat merasakan perbedaannya, bila sudah mempunyai kebiasaan mengemudi secara ekonomis, karena mengemudi lebih hati-hati dan ramah lingkungan adalah tanggung jawab kita semua untuk lebih menghemat bahan bakar, memperkecil emisi sekaligus dalam waktu yang bersamaan juga menghemat biaya operasional kendaraan. Akhirnya kami berharap pada semua pihak yang telah mengikuti pelatihan Eco-Drive dapat menerapkan pegetahuan dan ketrampilannya setiap saat, sekaligus sebagai pelopor untuk menularkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut pada yang lain. Salam hangat. Selamat mencoba Eco-Drive, jadikanlah sebagai kebiasaan, apapun jenis kendaraan bermotor Anda! 3

4 Kaedah Utama Eco-Drive Pada dekade terakhir teknologi performa/kemampuan mesin kendaraan penumpang, truk dan bus berkembang pesat, meskipun demikian kebanyakan pengemudi belum bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut. Eco-Driving adalah mengemudi ekonomis dan menyesuaikan diri dengan teknologi mesin modern, berarti lebih lembut, lancar serta aman berkendara pada putaran mesin rendah. Eco-Driving mudah dipelajari dan mempunyai dampak substansial pada prilaku pengemudi atas keselamatan dan penghematan bahan bakar tanpa memperlambat waktu perjalanan. Mesin ECU Mesin modern saat ini bekerja berdasarkan perintah dan data keadaan mesin yang diterima ECU, jadilah pengemudi yang pintar dengan mengenal karakter mesin Anda Eco-Drive mudah diterapkan dengan mempelajari karakter mesin kendaraan Anda, Eco-Drive akan membawa Anda menjadi pengemudi yang cerdik, Anda pengemudi tidak hanya dengan tangan dan kaki saja, tetapi juga dengan kecerdasan. Untuk pertama kali menerapkan Eco-Drive akan mengalami manyak kesulitan, terutama merubah cara mengemudi gaya lama Anda. Yang sulit adalah merubah cara mengemudi gaya lama 4

5 Bahan Bakar Minyak semakin langka dan mahal, mungkin harganya nanti menjadi 2 kali lipat dari harga saat ini, Prilaku Eco-Drive akan menghasilkan; 1. Menghemat biaya perawatan kendaraan 2. Hemat bahan bakar 3. Lebih berwawasan lingkungan 4. Lebih nyaman bagi penumpang 5. Megurangi stress pengemudi Bagaimana Cara Mengemudi Eco-Drive? 1. Pindahkan Transmisi ke Posisi yang Lebih Tinggi Secepat Mungkin. Mesin berbahan bakar bensin atau gas perpindahan transmisi dapat dilakukan sebelum 25 Rpm. Kendaraan bermesin Diesel umumnya pemindahan gigi transmisi dilakukan sebelum putaran Rpm, sedangkan mesin Diesel dengan putaran maksimumnya lebih dari 5 rpm, perpindahan transmisinya dapat dilakukan seperti mesin bensin Mesin Diesel Rpm (x1) Mesin Bensin atau Gas 1 Rpm (x1) 35 3 Amati dan pelajari karakter mesin; pada putaran dan kecepatan berapa kendaraan berjalan dengan kondisi hemat bahan bakar! Mesin Transmisi Gardan dan Roda Perhatikan bagian-bagian dari pemindah tenaga kendaraan di atas dan bawah Pilih gigi transmisi yang sesuai untuk beban dan kecepatan kendaraan. 5

6 Momen mesin belum mampu langsung menggerakkan roda terutama waktu jalan petama kali atau jalan mendaki Transmisi diperlukan untuk mengasilkan kebutuhan momen yang berbeda pada roda sesuai dengan beban dan kecepatan Gardan Mesin sebagai tenaga penggerak kendaraan menggunakan bahan bakar untuk sumber energi dan mesin menghasilkan momen dan daya tertentu sesuai dengan kapasitasnya (kw) Daya ((kw) Momen (Nm) (Nm) Momen/torsi merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan gaya putar mesin pada poros output dan poros ini dihubungkan dengan transmisi, satuan momen adalah Newton meter (Nm). Daya mesin adalah kerja rata-rata mesin dalam satuan waktu, biasanya diukur dengan satuan kilowatt (kw) Pemakaian bahan bakar adalah suatu ukuran berapa banyak bahan bakar yang dikonsumsi oleh kendaraan pada jarak tertentu dinyatakan dalam liter/1km atau ada juga yang mengukurnya dengan satuan km/liter Putaran mesin (x1 Rpm) Kemampuan mesin biasanya digambarkan dengan grafik seperti di samping Pada grafik di atas terlihat bahwa momen/torsi yang dihasilkan mesin hampir merata, sedangkan daya yang dibangkitkan bertambah seiring dengan naiknya putaran, maka tidak mungkin mesin tersebut langsung menggerakkan kendaraan, karena saat bergerak pertama kali dibutuhkan momen yang basar pada roda-roda, hal yang sama juga terjadi pada jalan mendaki Sebaliknya jika kendaraan sudah melaju saat kecepatan tinggi, momen yang besar tidak diperlukan lagi, oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme perubah momen sesuai dengan keadaan opersional kendaraan yaitu transmisi/persneling.transmisi dipakai untuk mengatasi kebutuhan momen yang berbeda-beda, dengan cara menukar kombinasi gigi untuk merubah tenaga mesin menjadi momen yang sesuai dengan kondisi beban dan kecepatan kendaraan. 6

7 Agar pemakaian bahan bakar lebih effisien dan dapat dihemat, maka pemakaian gigi yang tepat untuk beban dan kecepatan kendaraan sangat diperlukan. Momen Transmisi (Nm) Gigi 1 Gigi 2 Anda tidak perlu terlalu lama pada posisi gigi tertentu, karena torsi yang besar tidak diperlukan kalau kendaraan sudah melaju Gigi 3 Gigi 4 Gigi Kecepatan Kendaraan (Km/jam) Sebagian tenaga mesin hilang disebabkan oleh faktor gesekan dalam mesin itu sendiri, kehilangan tenaga akibat gesekan semakin besar bila putaran mesin lebih tinggi, sebaliknya pada putaran mesin rendah kerugian gesek semakin kecil, sehingga dapat menghemat bahan bakar. Apabila kendaraan berjalan dalam kedaan jalan yang normal dari kecepatan km/jam sampai 1 km/jam maka secara umum akan terlihat hambatan yang terjadi seperti grafik dibawah ini; Tenaga mesin yang besar diperlukan untuk menggerakkan roda dari pertama kali sampai kecepatan lebih dari 3 km/jam Hambatan semakin berkurang, seiring dengan semakin lajunya kendaraan dan energi kinetis yang ditimbulkan Hambatan meningkat kembali yang disebabkan oleh hambatan udara dan hambatan roda Kecepatan Kendaraan Km/jam Effisiensi mesin juga meningkat ketika beban besar pada putaran mesin relatif rendah, putaran mesin yang rendah didapatkan apabila posisi transmisi dipilih gigi yang tinggi. Kondisi-kondisi tersebut di atas menghasilkan kerja mesin lebih effisien. Menghemat bahan bakar pada kecepatan dibawah 4 km/jam adalah dengan memindahkan transmisi pada posisi yang lebih tinggi secepat mungkin, dan di atas 4 km/jam pertahankan kecepatan kendaraan pada putaran ekonomis dan transmisi dengan gigi tertinggi. Sedapatnya menghindari kecepatan kendaraan diatas 1 km/jam, karena hambatan udara dan spin roda semakin meningkat. 7

8 Pemakaian Bahan Bakar (Km/liter) Gigi 1 Gigi Gigi Gigi 4 Gigi Kecepatan Kendaraan (Km/jam) Pada waktu akselerasi akan lebih effektif bila pengemudi secepat mungkin memindahkan transmisi ke posisi yang lebih tinggi pada putaran mesin masih rendah, untuk mendapatkan beban yang lebih besar pada mesin tersebut, sehingga diperoleh kerja mesin yang effisien. Pemakaian Bahan Bakar (Km/liter) Gigi 1 Gigi Gigi Gigi 4 Gigi Kecepatan Kendaraan (Km/jam) Bandingkan kedua grafik perpindahan transmisi di atas, dimana letak perbedaannya?

9 Perpindahan transmisi/persneling ke yang lebih tinggi pada mesin berbahan bakar bensin atau gas dianjurkankan sebelum putaran 25 Rpm, sedangkan pada kendaraan bermesin Diesel dapat dilakukan sebelum Rpm, sebab mesin Diesel effisiensi optimal terjadi pada putaran mesin lebih rendah. Pengukur putaran mesin/tachometer dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kapan perpindahan posisi persneling dapat dilakukan. Perhatikan instrumen dan grafik torsi/momen dan daya mesin di bawah ini; (Hp) Putaran Ekonomis Momen (Nm) Pemakaian Bahan Bakar Spesifik (Nm) Rpm (x1) Putaran mesin (x1 Rpm) Contoh grafik daya dan torsi mesin dengan VVT A Torsi (Nm) B Daya (Kw) Rpm (x1) Putaran Ekonomis 5 1 Rpm (x1) 5 Putaran mesin (Rpm) 9

10 Km/h 1 Rpm (x1) 6 Jika kendaraan Anda jalan dengan persneling tertinggi dan instrumen terlihat seperti pada gambar, bagaimana perkiraan pemakaian bahan bakarnya? Jawaban: Keterangan di atas dapat diterapkan bila kendaraan memakai transmisi manual, untuk transmisi otomatis biasanya perpindahan gigi sudah diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan tingkat effisiensi kerja mesin. Posisikan selalu selektor transmisi otomatis pada posisi N (netral) jika kendaraan dalam keadaan berhenti dan mesin hidup, misalnya waktu menunggu lampu lalu lintas, selektor pada posisi D dan mesin idel akan memboroskan bahan bakar. Apapun kendaraan Anda; Yang ini juga Eco--driving 7 Kecepatan Kendaraan (Km/Jam) Eco-driving tidak lebih pelan dari mengemudi biasa Gigi 5 Gigi 4 Gigi 5 3 Gigi 4 Gigi 3 Gigi 3 Mengemudi biasa 1 Gigi 2 Gigi 2 Waktu 1

11 Ingat cara Eco-Driving pertama! Cobalah memindahkan transmisi ke yang lebih tinggi secepat mungkin dan jangan terlalu cepat memindahkan transmisi ke yang lebih rendah. Dari data yang terlihat pada gambar di samping, apakah pengemudinya sudah mengikuti kaidah pertama Eco- Driving? Jawaban: Sedapat Mungkin Pertahankan Kecepatan Kendaraan pada Putaran Ekonomis Ketika melakukan akselerasi, energi bahan bakar digunakan untuk menggerakkan kendaraan, sedangkan energi tersebut hilang percuma ketika mengerem. Energi yang hilang berubah menjadi energi panas pada sistem rem, terutama ketika mengerem dengan keras dan mendadak, komponen rem menjadi sangat panas karena terjadi perubahan bentuk energi dorong menjadi panas, oleh karena itu pengereman dan akselerasi yang terjadi berulang kali membutuhkan banyak bahan bakar. Contohnya pada kendaraan penumpang kecil untuk mempertahan kecepatan 5 km/jam, mesin hanya memerlukan daya sekitar 5 kw saja, sedangkan pada kecepatan 1 km/jam perlu peningkatan daya sekitar 25 kw. Jangan membuang energi saat akselerasi atau pengereman yang keras dan mendadak 11

12 Kebanyakan tenaga mesin hanya terpakai untuk akselerasi atau pada kecepatan tinggi, apabila pengemudi berusaha untuk mempertahankan kecepatan, maka energi yang terbuang dan boros bahan bakar dapat dikurangi. Coba hindari pengereman dan akselerasi yang tidak perlu. Pengereman yang tak perlu memboroskan energi, hindari akselerasi yang ekstrim, kecuali dalam keadaan terpaksa, antisipasi kondisi lalu lintas dan tidak mengikuti mobil lain terlalu dekat, menghindari akselerasi dan pengereman yang tak perlu serta bisa menghemat bahan bakar 5-1%. Rem mendadak 7 Km/jam Mulai perlambatan Kehilangan energi kinetis dan Keausan rem, akibat rem mendadak Waktu Tempuh Pengereman dengan lunak Sedapat mungkin mempertahankan kecepatan kendaraan pada posisi ekonomis, tidak hanya menghemat bahan bakar, tetapi juga mempunyai effek positif untuk mengurangi emisi, meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang Km/h 1 Rpm (x1) 6 Kendaraan jalan dengan posisi persneling tertinggi dan putaran rendah Seperti yang telah dijelaskan bahwa tenaga mesin diperlukan relatif kecil untuk mempertahankan kecepatan, tidak masalah pada mesin dengan posisi transmisi tinggi dan kecepatan relatif rendah kita menjalankan kendaraan, bahkan hal itu akan menghemat bahan bakar. 12

13 Pedal gas hanya menentukan jumlah udara yang masuk ke silinder mesin, sedangkan bahan bakar yang diperlukan dihitung berdasarkan kebutuhan mesin tersebut, oleh karena itu mengurangi sedikit putaran mesin juga mengurangi konsumsi bahan bakar. Apapun jenis kendaraan bermotor Anda cobalah: Posisi transmisi setinggi mungkin, putaran mesin serendah mungkin dan pedal gas diinjak lebih dalam. Berusaha mempertahankan kecepatan ekonomis kendaraan. 3. Antisipasi Keadaan Arus Lalu Lintas Memandang ke depan sejauh mungkin sebagai antisipasi dan mempertahankan kecepatan adalah penting untuk menghindari pengereman yang tak perlu dan mempercepat kembali dengan tergesagesa. Lakukan akselerasi dan perlambatan dengan lembut, tidak menekan pedal gas dan rem dengan kasar, akan mengurangi keausan rem dan biasanya sampai di tempat tujuan lebih cepat. Atraksi seperti ini hanya mempercepat keausan ban dan rem serta bahan bakar sangat boros Misalnya ketika mendekati lampu lalu lintas, ketika mendahului kendaraan lain, atau saat mengemudi pada jalan raya yang ramai, mengantisipasi keadaan lalu lintas berpengaruh besar untuk mempertahankan kecepatan. Hindari pengereman mendadak atau mengemudi gaya stop and go atau sering disebut dengan jack rabbit start, menjaga jarak aman dari kendaraan di depan akan memperkecil sifat mengemudi stop and go, lakukan percepatan dan perlambatan dengan lembut, antisipasi pelambatan dan pemberhentian, apabila hal ini dilakukan dengan serius maka kendaraan dapat menghemat bahan bakar secara signifikan serta memperlambat keausan sistem rem, bahkan kecepatan rata-rata tidaklah berkurang dari kendaraan yang dikemudikan secara stop and go. Antisipasi keadaan lalu lintas berarti: 1. Lalu lintas di depan. 2. Lalu lintas arah berlawanan. 3. Lalu lintas di persimpangan. 4. Mendahului dan 5. Mundur. Untuk itu pengemudi; 1. Memandang kedepan sejauh mungkin. 2. Kosentrasi. 3. Mengerem dengan cermat. 4. Hati-hati dengan kendaraan di depan. 5. Jaga jarak. 6. Mengemudi dengan lembut dan berusaha sebisanya mempertahankan kecepatan. 13

14 7. Beradaptasi terhadap perubahan situasi. 8. Mengetahui rute perjalanan dan 9. Memperhatikan kerusakan jalan dan kemungkinan kesalahan pengemudi lain. 4. Meperlambat dengan Lembut Ketika memperlambat atau menghentikan kendaraan, lakukanlah perlambatan dengan lembut dan persneling tetap dalam keadaan masuk. Pengereman dengan mesin mempunyai dampak positif terhadap pemakaian bahan bakar dan emisi juga lebih baik Mesin bensin dan diesel yang dibuat setelah tahun 199 dilengkapi dengan sistem injeksi bahan bakar dan kombinasi dengan suatu fungsi elektronik yang memutuskan penyemprotan bahan bakar jika pedal gas tidak ditekan dan persneling masih masuk. Hal ini juga mengurangi konsumsi bahan bakar. Pada mesin bensin yang memakai karburator atau mesin diesel yang lebih tua, tidak ada bedanya memperlambat dengan gigi persneling terhubung atau netral, karena mesin tidak dilengkapi dengan pengontrol elektronis yang dapat memutuskan penyemprotan bahan bakar. Untuk lebih menghemat bahan bakar dapat juga dengan cara menetralkan segera transmisi atau menekan pedal kopling bila tenaga mesin untuk pengereman tidak diperlukan lagi, mesin akan secepatnya kembali ke putaran idel dan sisa energi dorong (kinetis) kendaraan dapat dimanfaatkan sampai ke posisi yang diinginkan. Jarak tempuh dengan gigi netral Pengereman dengan mesin tidak diperlukan lagi Posisi yang diinginkan Mulai menetralkan transmisi/ menekan pedal kopling Jarak tempuh mesin putaran idel 14

15 Bebarapa Trik dan Tips Tambahan 1. Mengemudi pada tanjakan dan turunan 2. Matikan mesin bila memungkinkan 3. Mengemudi dengan banyak belokan 4. Beban/muatan 5. Aerodinamis 6. Tekanan ban 7. Bagian kendaraan yang memboroskan bahan bakar Mengemudi di Tanjakan dan Turunan Berkendara di daerah pegunungan sangat penting untuk memperhatikan cara akselerasi dan menggunakan rem dengan benar agar bahan bakar dapat dihemat, memang akan terasa sulit menggunakan persneling tinggi dengan menekan gas penuh saat menanjak, karena merasa terlalu memaksa kerja mesin pada putaran rendah, bahkan kita hampir kurang pecaya kalau sebenarnya kendaraan dibuat oleh pabriknya dapat berjalan pada 1 Rpm secara konstan dengan beban penuh. Pada jalan mendaki diperlukan tenaga mesin yang lebih besar dibandingkan dengan jalan datar. Tergantung dari sudut tanjakan yang akan ditempuh, usahakan cara berikut ini; 1. Sesuaikan putaran mesin. 2. Teknik perpindahan transmisi yang tepat dan cermat. 3. Manfaatkan kecepatan kendaraan untuk menempuh tanjakan berikutnya. Menanjak Menurun Matikan Mesin bila Memungkinkan Matikan mesin pada waktu perhentian singkat; contohnya pada lintasan kereta api, pada lampu lalu lintas atau sedang menunggu seseorang yang berhentinya diperkirakan lebih dari 6 detik. Ketika menghidupkan mesin kembali, jangan tekan pedal gas, kendaraan modern saat ini konsumsi bahan bakar selama putaran idel sekurangnya.5 liter per jam, tergantung pada jenis mesinnya. Oleh karena itu jika memungkinkan; mematikan mesin pada saat situasi tersebut akan dapat menghemat bahan bakar. Tidak jalan lebih dari 1 menit, matikan saja mesin! Mesin putaran idel berarti pamakaian bahan bakar adalah km/liter, lebih bijaksana mematikan mesin jika diperkirakan kendaraan tidak biasa jalan lebih dari 6 detik, berarti sudah menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi adara, karena konsumsi mesin putaran idel tidak terbatas dalam satuan kilometer jarak tempuh. 15

16 Ketika menghidupkan mesin kembali, sistem manajemen mesin elektronis mengatur penyemprotan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan. Menekan pedal pedal gas akan mengacaukan sistem tersebut, start lebih sulit dan memboroskan bahan bakar serta emisinya lebih jelek. Bahkan putaran idel bukanlah suatu cara yang effektif untuk memanaskan mesin meskipun dalam cuaca yang dingin, cara yang effisien adalah; jalankan kendaraan secara pelan sampai mencapai suhu kerja, tidak perlu memanaskan mesin dengan memboroskan bahan bakar serta membuat polusi lebih parah lagi, membiarkan mesin berputar idel, berarti juga akan mempercepat keausan mesin. Kadangkala menghidupkan mesin setelah dimatikan, menimbulkan dampak pada baterai atau motor starter, tetapi berdasarkan pengamatan; karena semakin mahal dan berkurangnya minyak bumi, maka biaya yang ditimbulkan karena kerusakan baterai dan sistem start lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar yang dapat dihemat. Membiarkan mesin terlalu lama idel menyebabkan keausan komponen lebih cepat dibandingkan dengan mesin dijalankan secara biasa. Lebih effisien mematikan mesin dari pada dibiarkan putaran idel. Pemakaian bahan bakar selama mesin distart sama dengan sekitar 3 detik mesin putaran idel temperatur kerja. Putaran idel bahaya polusinya lebih besar dibandingkan kendaraan berjalan, karena kurangnya udara yang mengalir disekitar kendaraan. Mengemudi dengan banyak belokan Mengemudi pada jalan banyak belokan dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti; kecepatan kendaraan, cuaca, alam, sifat dan bentuk belokan dll. Waktu mendekati belokan, kecepatan kendaraan dikurangi dengan sedikit melakukan perlambatan, sebisanya hindarkan menurunkan gigi persneling pada posisi yang lebih rendah, antisipasi segala kemungkinan dengan cermat! Kurangi kecepatan pada saat mendekati belokan sampai mencapai kecepatan yang sesuai, bila perlu pengurangan kecepatan dilakukan dengan tenaga mesin atau sebisanya tanpa pengereman dan tidak menurunkan transmisi pada posisi yang lebih rendah. Bila sering melakukan akselerasi dan pengereman dalam waktu pendek dan putaran mesin tinggi, tidak saja meningkatkan konsumsi bahan bakar dan keausan rem, juga menyebabkan kondisi yang kurang baik pada pengemudi. 16

17 Beban/Muatan Faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar yang utama pada kendaraan adalah beban. Penambahan beban 1 kg pada kendaraan ukuran sedang (15 kg) akan menaikkan konsumsi bahan bakar sekitar 6-7%, oleh karena itu beban tambahan minimal atau seperlunya saja dimuati pada kendaraan terutama untuk mobil pribadi. Meletakkan beban tambahan di atap menambah hambatan, sebaiknya tempatkan di dalam kabin bila memungkinkan. Kurangi beban tambahan yang tidak perlu pada kendaraan! Aerodinamis Daya Mesin (kw) 3 1 Hambatan Udara Hambatan Gesekan Kecepatan Kendaraan (km/jam) Faktor lain yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah aerodinamis. Semua kendaraan sudah diuji secara cermat hambatan aerodinamis-nya, penambahan bagianbagian pada bodi kendaraan dapat menambah hambatan tersebut, seperti kotak pada atap kendaraan, atau bagian-bagian lain yang dapat meningkatkan hambatan udara, terutama pada kecepatan tinggi. Makin cepat laju kendaraan semakin besar hambatan udara yang ditimbulkan, misalnya pada kecepatan 1km/jam dapat meningkatkan sedikitnya % pemakaian bahan bakar. Komponen atau bagian-bagian lain juga akan memperburuk keadaan ini, oleh karena itu hindari penambahan bagian/komponen/asesoris yang tidak perlu. Kaca jendela yang tebuka saat kendaraan berjalan juga akan meningkatkan hambatan aerodinamis. Tekanan Ban Meriksa tekanan ban minimal sekali sebulan adalah penting agar hambatan gesek ban dapat dikurangi. Tekanan ban yang tidak sesuai, misalnya kurang 25% dari spesifikasi akan meningkatkan tahanan geseknya sampai 1% serta memboroskan bahan bakar 2%. Terlalu rendah tekanan ban juga mempunyai efek kurang baik pada jarak pengereman. Untuk memastikan tekanan ban, periksa sedikitnya sekali sebulan. 17

18 Tekanan Ban (bar) Boros Bahan Bakar (%) Tekanan ban harus dicek saat dingin, atau secepatnya sebelum kendaraan dijalankan kurang dari tiga kilometer, jika hal itu tidak memungkinkan atau kendaraan sudah berjalan lebih lama, maka sebaiknya mendinginkan ban kira-kira 1 menit sebelum pemeriksaan dilakukan. Pabrik kendaraan umumnya merekomendasikan dua tekanan ban yang berbeda, misalnya tekanan ban untuk beban kosong kecepatan normal atau tekanan ban untuk kendaraan bermuatan dan kecepatan tinggi. Periksa spesifikasi tekanan ban di buku petunjuk servis kendaraan, kadang-kadang data tekanan ban juga dijumpai pada tutup tangki bahan bakar atau pada pintu. Saat ini mobil penumpang yang baru juga dilengkapi dengan perangkat elektronis yang terus-menerus dapat memonitor tekanan ban. Untuk mengantisipasi kekurangan tekanan ban dalam periode tertentu, disarankan tekanannya dilebihkan sedikit (5-1%) dari spesifikasi, hanya saja kelebihan tekanan akan menyebabkan kurangnya kenyamanan terutama pada kondisi jalan yang jelek. Bagian Kendaraan Yang Memboroskan Bahan Bakar Air-conditioning Waktu (bulan) Tekanan Ban (bar) Direkomendasikan untuk menggunakan AC ketika diperlukan dan bukan untuk mendinginkan dengan temperatur kurang dari 23ºC. Gunakanlah AC jika suhu kabin di atas 25ºC, terutama ketika kendaraan sedang berjalan, AC memboroskan bahan bakar kira-kira % terutama pada kecepatan dalam kota. Akan tetapi bila kecepatan di atas 8 km/jam, misalnya pada perjalan luar kota atau di tol, penggunaan AC akan menghemat bahan bakar jika dibandingkan dengan membuka kaca mobil.(berhubungan dengan sifat aerodinamis waktu kaca terbuka dan kecepatan tinggi). Ingat! AC tidak dipakai untuk mendinginkan penumpang, tetapi membuat kenyamanan dengan suhu dan kelembaban udara yang diatur, suhu 23º-25ºC adalah temperatur yang menyenangkan, lebih dingin membuat rasa tidak nyaman dan memboroskan bahan bakar. Gunakan AC dengan cermat, karena AC adalah beban tambahan mesin! 18

19 Saringan Udara Bersihkan elemen saringan udara atau ganti secara periodis sesuai dengan buku petunjuk servis untuk mencegah hambatan udara yang mengalir ke dalam silinder mesin. Jika aliran udara terhambat maka konsumsi bahan bakar juga semakin boros dan mesin tidak bertenaga. Pemborosan bahan bakar akibat saringan udara yang kotor mencapai 3% Oli/Minyak Pelumas Minyak pelumas kendaraan paling banyak dibuat dari minyak bumi dengan berbagai macam bahan tambah (additive). Saat ini minyak pelumas sitetis semakin banyak dipakai karena minyak pelumas jenis ini mutu dan kemampuannnya lebih baik dari minyak pelumas mineral. Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan/mutu minyak pelumas juga semakin lebih baik, oleh karena itu interval penggantiannya menjadi lebih panjang, kebutuhannya juga lebih hemat. Pemakaian oli mesin multi grade lebih menguntungkan, karena oli lebih encer pada suhu rendah dengan demikian hambatan yang terjadi saat mesin dingin berkurang dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat. Minyak pelumas multigrade lebih bagus karena nilai kekentalannya memiliki cakupan yang lebih luas, contohnya pada oli dengan indeks W-4 yang hanya dapat dihasilkan oleh oli sintetis, pemakaian bahan bakar akan lebih hemat jika menggunakan spesifikasi W yang lebih rendah, misalnya W atau 5W. Spesifikasi 5W juga dapat dibuat dari oli mineral, hanya saja sifat dari oli mineral dengan kekentalan yang rendah seperti 5W tidak dapat lebih stabil seperti oli sintetis, tertutama jika oli mineral digunakan dalam periode waktu lebih lama dan suhu yang lebih tinggi terutama pada negara tropis. Karena oli sintetis lebih stabil maka interval penggantiannya lebih lama dibandingkan dengan oli mineral. Jika kita ingin mengurangi konsumsi bahan bakar, maka pemakaian oli sintetis adalah pilihan yang bijaksana, meskipun harganya lebih mahal. Umumnya dengan oli sintetis dapat menghemat pemakaian bahan bakar kira-kira 3%. 19

20 Penggantian Oli Kendaraan Penumpang 1. Oli mesin dapat mencapai lebih dari. km, atau tiap satu tahun (oli sintetis) 2. Oli transmisi manual diperiksa secara periodis, dapat diganti sampai 45. km 3. Transimisi otomatis pengantian oli dapat mencapai lebih dari 6. km. 4. Sama seperti transmisi manual, diperiksa secara priodis dapat diganti sampai 45. km

21 Panduan Dasar Eco-Drive Prilaku eco-driving / mengemudi ekonomis dan hemat bahan bakar harus menjadi pedoman serta acuan kita semua, karena menghasilkan dampak; 1. Menghemat biaya perawatan kendaraan 2. Hemat bahan bakar 3. Lebih berwawasan lingkungan 4. Nyaman bagi penumpang 5. Megurangi stress pengemudi Ketentuan utama mengemudi ekonomis / eco-driving adalah sebagai berikut; Pindahkan Transmisi ke Posisi yang Lebih Tinggi Secepat Mungkin Kendaraan berbahan bakar bensin atau gas perpindahan transmisi dilakukan sebelum 25 Rpm. Kendaraan mesin Diesel pemindahan transmisi dilakukan sebelum putaran Rpm. Sedapat Mungkin Pertahankan Kecepatan pada Putaran Ekonomis Kebanyakan tenaga mesin hanya terpakai untuk akselerasi atau kecepatan tinggi, apabila pengemudi berusaha untuk mempertahankan kecepatan dan putaran ekonomis, maka energi yang terbuang dan boros bahan bakar dapat dikurangi. Hindari pengereman dan akselerasi yang tidak perlu. Pengereman yang tak perlu memboroskan energi, hindari akselerasi yang ekstrim, kecuali keadaan terpaksa, antisipasi kondisi lalu lintas dan tidak mengikuti mobil lain terlalu dekat dapat menghemat bahan bakar 5-1%. Antisipasi Arus Lalu Lintas Antisipasi tersebut mencakup; 1. Lalu lintas di depan kendaraan kita. 2. Lalu lintas arah berlawanan. 3. Lalu lintas di persimpangan. 4. Mendahului dan mundur Untuk itu pengemudi harus; 1. Memandang kedepan sejauh mungkin. 2. Kosentrasi. 3. Mengerem dengan cermat. 4. Hati-hati dengan kendaraan di depan. 5. Jaga jarak. 6. Berusaha sebisanya mempertahankan kecepatan ekonomis. 7. Beradaptasi dengan perubahan situasi. 8. Mengetahui rute perjalanan dan 9. Memperhatikan kerusakan jalan dan kemungkinan kesalahan pengemudi lain. Meperlambat dengan Lembut Ketika memperlambat atau menghentikan kendaraan, maka lakukanlah perlambatan dengan lembut dan persneling tetap dalam keadaan masuk. Untuk lebih menghemat bahan bakar dapat juga dengan menetralkan segera transmisi/menekan pedal kopling bila tenaga mesin untuk pengereman tidak diperlukan lagi, mesin akan secepatnya kembali pada putaran idel dan sisa energi dorong (kinetis) kendaraan dapat dimanfaatkan sampai ke posisi yang diinginkan. 21

22 Mengemudi di Tanjakan dan Turunan Pada jalan mendaki diperlukan tenaga mesin yang lebih besar dibandingkan dengan jalan datar. Tergantung dari sudut tanjakan yang akan ditempuh, usahakan cara berikut ini; 1. Sesuaikan putaran mesin. 2. Teknik perpindahan transmisi yang tepat dan cermat. 3. Manfaatkan kecepatan kendaraan untuk menempuh tanjakan berikutnya. Matikan Mesin bila Memungkinkan Matikan mesin waktu perhentian singkat; pada lintasan jalan kereta api, lampu lalu lintas atau sedang menunggu sesuatu yang berhentinya diperkirakan lebih dari 6 detik. Khusus untuk truk mixer; Matikan mesin bila kendaraan tidak ada muatan jika diperkirakan waktu berhenti lebih dari 1 menit, misalnya saat membersihkan roda dari lumpur/tanah, waktu melapor pada pos Satpam, jalan macet dll. Ketika menghidupkan mesin kembali jangan tekan pedal gas. Mengemudi dengan n Banyak B belokan Kurangi kecepatan saat mendekati belokan sampai mencapai kecepatan yang sesuai, bila perlu pengurangan kecepatan dilakukan dengan tenaga mesin atau sebisanya tanpa pengereman dan tidak menurunkan transmisi pada posisi yang lebih rendah. Bila sering melakukan akselerasi dan pengereman mendadak dan putaran mesin tinggi, tidak saja meningkatkan konsumsi bahan bakar dan keausan rem, juga menyebabkan kondisi kurang baik pada pengemudi. Muatan/Beban Muatan/beban adalah faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar yang utama. Penambahan beban 1 kg pada kendaraan ukuran sedang (15 kg) akan menaikkan konsumsi bahan bakar sekitar 6-7% Kurangi beban tambahan yang tidak perlu pada kendaraan. Aerodinamis Faktor lain yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah aerodinamis. Makin cepat laju kendaraan semakin besar hambatan udara yang ditimbulkan, misalnya pada kecepatan 1km/jam dapat meningkatkan sedikitnya % pemakaian bahan bakar. Tekanan Ban Memeriksa tekanan ban adalah penting agar hambatan gesek ban dapat dikurangi. Tekanan yang tidak sesuai misalnya kurang 25% dari spesifikasi dapat meningkatkan tahanan gesek sampai 1% serta memboroskan bahan bakar 2%. Terlalu rendah tekanan ban juga mempunyai akibat kurang baik pada jarak pengereman. Untuk memastikan tekanan ban, periksa sedikitnya sekali sebulan. Servis Berkala Servis berkala adalah faktor yang sangat penting untuk menghemat bahan bakar, membersihkan saringan udara serta melaksanakan item pekerjaan servis rutin lainnya dengan benar dan diakhiri dengan uji emisi akan dapat membantu Anda untuk menghemat bahan bakar, oleh kerana itu lakukan pekerjaan servis berkala kendaraan Anda pada bengkel yang Anda percayai. 22

23 Eco-Driving Card Pindahkan Transmisi ke Posisi yang Lebih Tinggi Secepat Mungkin Pertahankan Kecepatan pada Putaran Ekonomis Hindari Pengereman dan Akselerasi yang tidak perlu. Matikan Mesin bila Memungkinkan Antisipasi Arus Lalu Lintas Servis Kendaraan Anda dengan Teratur 23

24 Butuh Informasi dan konsultasi lebih lanjut tentang Eco-Drive silahkan kontak: Junisra Syam PT. TTA Indonesia, Jakarta Heru Sugiarto PT. TTA Indonesia, Jakarta

EcoDrive. EcoDrive. Junisra Syam Trainer and Examiner EcoDrive

EcoDrive. EcoDrive. Junisra Syam Trainer and Examiner EcoDrive EcoDrive Cuplikan Handout Pelatihan P EcoDrive EAT International Dirangkum oleh; Junisra Syam Trainer and Examiner EcoDrive Excellence Automotive Training International d/h TTA International Phone : 0818126453

Lebih terperinci

Panduan Mengemudi Efisien BBM (Eco-driving)

Panduan Mengemudi Efisien BBM (Eco-driving) ECODRIVING INDONESIA Panduan Mengemudi Efisien BBM (Eco-driving) Dalam 10 Minggu Hijau www.ecodriving.or.id Apakah Eco-driving? Ecodriving adalah cara mengemudi yang efisien bahan bakar dan biaya. Bermanfaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah populasi kendaraan bermotor akan berbanding lurus. Estimasinya, pertumbuhan terjadi sekitar

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual Mengemudi mobil dengan transmisi manual bagi sebagian pengemudi terutama pemula yang baru belajar nyetir merupakan hal yang sulit. Meskipun

Lebih terperinci

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender 15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender Modul Diklat Basic PKP-PK 15.1 Prosedur pengoperasian Rapid Intervention Vehicle Type IV 15.1.1 Sebelum mesin kendaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas pemikiran dan kebutuhan manusia yang juga berkembang pesat. Atas dasar itulah penerapan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno Noorsakti Wahyudi Program Studi Mesin Otomotif Politeknik Negeri Madiun (PNM) Madiun, Indonesia ns.wyudi@yahoo.com Indah Puspitasari

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930

Lebih terperinci

14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung SUBSTANSI MATERI

14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung SUBSTANSI MATERI 14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung Modul Diklat Basic PKP-PK 14.1 Prosedur pengoperasian mobil komando 14.1.1 Sebelum mesin kendaraan dihidupkan agar dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pengujian dan data tersebut diolah dengan perhitungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

Apakah ada setup yang berbeda untuk hibrida hidrolik? Baca terus untuk mencari tahu. Paralel dan seri hidrolik hibrida

Apakah ada setup yang berbeda untuk hibrida hidrolik? Baca terus untuk mencari tahu. Paralel dan seri hidrolik hibrida Houston, kita punya masalah. Kebutuhan Amerika untuk minyak tidak dapat dipenuhi oleh pasokan yang keluar dari Texas ( atau Oklahoma, atau Alaska ). Dan dengan negara-negara seperti China dan India mengalami

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari penggunaan Piston standard dan Piston Cavity pada mesin mobil mazda biante. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli Viskositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian 4.1.1 Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui viskositas sampel oli, dan 3100 perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya kelangkaan serta tiadanya jaminan ketersediaan pasokan minyak dan gas (Migas) di negeri sendiri, merupakan kenyataan dari sebuah negeri yang kaya sumber energi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi udara akibat dari peningkatan penggunaan jumlah kendaraan bermotor yang mengeluarkan gas-gas berbahaya akan sangat mendukung terjadinya pencemaran udara dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas buang motor bensin mengandung nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO 2 ) (NO 2 dalam

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC DELA SULIS BUNDIARTO Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1. Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi Adapun hasil yang diperoleh dari setiap pengujian dapat dilihat pada data berikut : 4.1.1. Hasil Pengujian Konsumsi

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan perhitungan dari proses pengambilan data pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah : BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan di bidang industri dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri dan transportasi

Lebih terperinci

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI 2711100129 MUHAMMAD SAYID D T 2711100132 REIGINA ZHAZHA A 2711100136 PENGERTIAN Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 130 ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT Muhammad Arsyad Habe, A.M. Anzarih, Yosrihard B 1) Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor energi memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan karena segala aktivitas manusia membutuhkan pasokan energi, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG

HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 1 Januari 2013 ; 12-17 HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG Nazaruddin Sinaga

Lebih terperinci

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Emisi gas buang kendaraan bermotor : suatu eksperimen penggunaan bahan bakar minyak solar dan substitusi bahan bakar minyak solar-gas Achmad

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan yang akan dibicarakan dalam bab ini, seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar). Daya (HP) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifik objek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com)

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) bahwa cadangan minyak bumi Indonesia akan habis 11 tahun lagi.

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia menyebabkan kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi. Salah satunya adalah dalam bidang sarana transportasi.sektor

Lebih terperinci

Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator

Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator Mengoperasikan Forklift Sumber : http://bebibluu.blogspot.com/2012/08/berlatih-pengoperasian-forklift-oleh.html Menggunakan alat berat seperti forklift perlu

Lebih terperinci

Nokia Speakerphone HF-200. Edisi 2

Nokia Speakerphone HF-200. Edisi 2 Nokia Speakerphone HF-200 1 2 3 4 5 6 7 Edisi 2 8 10 9 15 13 14 12 11 16 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HF-36W telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.

Lebih terperinci

PENGALAMAN KURSUS STIR MOBIL dan TIP'S MENGEMUDIKAN MOBIL

PENGALAMAN KURSUS STIR MOBIL dan TIP'S MENGEMUDIKAN MOBIL PENGALAMAN KURSUS STIR MOBIL dan TIP'S MENGEMUDIKAN MOBIL gambar kopling tangan honda jazz 2005 manual dibawah stir ada 3 pedal, yaitu pedal kopling, pedal rem, dan pedal gas Disini saya ingin membagikan

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL

TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL MAKALAH TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL Disusun Oleh : Achmad Risa Harfit, ST. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2008 DAFTAR ISI Daftar isi... i I. Pendahuluan... 1 II.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar). Daya (HP) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifik objek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi di bidang otomotif saat ini berkembang sangat pesat. Hampir semua inverter menawarkan produk dengan keutamaan dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Ada 2 jenis produk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan 5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah BAB III METODE PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah 0 cc dengan merk Honda Blade. Adapun spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar minyak pada saat ini, sudah menjadi kebutuhan pokok oleh warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupan ekonomi. Kebutuhan akan bahan bakar minyak

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 PENGUKURAN VISKOSITAS MINYAK NYAMPLUNG Nilai viskositas adalah nilai yang menunjukan kekentalan suatu fluida. semakin kental suatu fuida maka nilai viskositasnya semakin besar,

Lebih terperinci

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang  . BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar yang meningkat dengan semakin bertambahnya industri dan jumlah kendaraan bermotor baru, 5 juta unit sepeda motor dan 700.000 mobil per tahun.

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol tidak boleh melebihi 70 % nilai BKBOK yang merupakan selisih antara BOK

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

MAKALAH DASAR-DASAR mesin MAKALAH DASAR-DASAR mesin Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Teknik Dasar Otomotif Disusun Oleh: B cex KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci