BAB II LANDASAN TEORI. lampau dan pengaruh situasi secara kondisi terhadap perkembangan di masa yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. lampau dan pengaruh situasi secara kondisi terhadap perkembangan di masa yang"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Peramalan.. Pengertan Peramalan Menurut Sofjan Assaur (984, p), peramalan adalah usaha untuk melhat stuas dan konds pada masa yang akan datang dengan memperkrakan hasl masa lampau dan pengaruh stuas secara konds terhadap perkemangan d masa yang akan datang... Jens-jens Peramalan Sofjan Assaur (984,p3) mengdentfkas jens-jens peramalan seaga erkut: a. erdasarkan sfat penyusunannya - Peramalan Sujektf : peramalan yang dsusun atas perasaan atau ntus orang yang memuatnya. - Peramalan Ojektf : peramalan yang ddasarkan atas data yang relevan pada masa lampau. erdasarkan waktu penyusunannya - Peramalan Jangka Panjang : peramalan yang dlakukan untuk penyusunan hasl ramalan yang jangka waktunya leh dar satu setengah tahun atau 3 semester

2 9 - Peramalan Jangka Pendek : peramalan yang dlakukan untuk penyusunan hasl ramalan yang jangka waktunya kurang dar satu setengah tahun atau 3 semester c. erdasarkan sfat ramalan - Peramalan Kualtatf : peramalan yang ddasarkan atas data-data kualtatf yang dperoleh dar masa lampau. Keerhaslan yang dperoleh sangat ergantung kepada orang yang menyusunnya, karena ergantung pada ntus dan pendapat. Basanya ramalan n atas dasar penyeldkan sepert S-Curve, analog dan sejensnya. - Peramalan Kuanttatf : peramalan yang ddasarkan atas data-data kuanttatf yang dperoleh dar masa lampau. Hasl yang dperoleh sangat dpengaruh oleh metode yang dpergunakan atau dengan kata lan metode ereda akan menghaslkan temuan yang ereda pula. Karena tu pemlhan metoda yang ak haruslah metoda yang memerkan nla penympangan yang mnmal...3 Langkah-langkah Peramalan Menurut Sofjan Assaur (984,p5), langkah-langkah yang harus djalan dalam proses peramalan adalah: Langkah : Analss Data Dengan cara memuat taulas dar data terkat pada masa lampau. Langkah : Penentuan Metoda Metode yang ereda akan menghaslkan keluaran yang ereda pula. Metode yang ak akan memerkan hasl yang tdak ereda jauh dar kenyataan. Langkah 3: Memproyeks Data

3 0 Data dproyekskan dengan menggunakan metoda yang sudah dplh dengan mempertmangkan adanya faktor peruahan. Faktor peruahan tu antara lan kejakan pemerntah, perkemangan potens masyarakat, perkemangan teknolog dan penemuan-penemuan aru...4 Jens-jens Metode Peramalan Metode-metode peramalan dengan menggunakan analss pola huungan antara varael yang dperkrakan dengan varael yang mempengaruh (ukan waktu), atau serng dkenal dengan metode sea terdr dar (Sofjan Assaur, 984,p5): a. Metode Regres dan Korelas Metode n erdasarkan teknk least square, ketepatan ramalan ak untuk jangka pendek saja. Metode n anyak dgunakan untuk peramalan penjualan dan perencanaan keuntungan. Data yang dutuhkan alah data kuartalan eerapa tahun yang lalu.. Metode Ekonometr Metode n erdasarkan atas sstem persamaan regres yang destmas secara smultan. Bak untuk jangka pendek maupun panjang. Metode n anyak dgunakan untuk peramalan keadaan ekonom masyarakat. Data yang dutuhkan alah data kuartalan eerapa tahun eerapa tahun yang lalu. c. Metode Input-Output Metode n dgunakan untuk menyusun proyeks trend jangka panjang. Metode n kurang ak untuk jangka pendek namun sangat ak untuk jangka panjang. Metode n cocok untuk peramalan penjualan sektor ndustr dan su-

4 ndustr. Data yang dutuhkan adalah data tahunan. Sektar sepuluh sampa lma elas tahun.. Analss Regres Berganda Analss Regres Berganda (Multple Regresson Analyss) merupakan pengemangan dar Analss Regres Sederhana. Bedanya terletak pada jumlah varael eas atau varael penjelas dmana pada model analss regres erganda terdapat leh dar satu varael eas. Dengan demkan d dalam model regres sederhana varael tdak eas (Y) akan akan tergantung pada dua atau leh varael eas. Msalnya harga tket (Y) tergantung pada jarak pesan ( ) dan keramaan atau season ( ) yang dnotaskan seaga: Y = f(, ) Asums entuk huungan Y,, dan adalah lner, sehngga analss yang cocok untuk hal n adalah regres lner erganda. Model fungs regres populas terdr dar uah varael penjelas atau varael eas adalah: Y = β 0 + β + β + υ Atau jka dtuls dalam nla-nla pengamatan menjad: Y = β 0 + β + β + υ =,,3,,N dmana N adalah ukuran populas (populaton sze), Y adalah varael tdak eas yang mana dalam kasus n adalah harga tket, sedangkan dan adalah varael penjelas atau varael eas yang dalam kasus n adalah jarak pesan dan keramaan

5 (season) serta υ adalah entuk gangguan stokastk atau serng dseut seaga galat (error). Dalam model d atas, β 0 adalah ntersep yang menunjukkan rata-rata pengaruh terhadap Y (harga tket) apala semua varael dkeluarkan dar model atau dengan kata lan β 0 menunjukkan nla rata-rata dar varael Y apala dan adalah nol, koefsen β dan β alah koefsen regres parsal yang mengukur pengaruh dar varael eas tertentu terhadap varael tdak eas Y, apala varael eas yang lan duat konstan (ceters parus). Model regres populas dapat dduga dengan menggunakan model regres contoh (sample regresson model) seaga erkut: Y = ε Atau dapat dtuls dalam entuk nla-nla pengamatan seaga erkut: Y = ε =,,3,,N dmana N adalah ukuran contoh (sample sze), Y adalah varael tdak eas, sedangkan dan adalah varael penjelas atau varael eas, ε adalah varael gangguan (galat), 0, dan adalah penduga ag parameter β 0, β dan β. Pendugaan parameter model dlakukan erdasarkan metode kuadrat terkecl dengan memnmumkan jumlah kuadrat galat, seaga erkut: Mn ε = mn Q = (Y ) dmana Q = ε Untuk memenuh syarat perlu agar Q mnmum maka perlu dtentukan turunan parsal Q terhadap 0, dan seaga erkut:

6 3 0 ) )( (Y 0 ) )( (Y 0 ) )( (Y 0 = = = = = = Q Q Q Penyelesaan terhadap hasl turunan parsal d atas akan menghaslkan persamaan normal erkut: n = Y = Y = Y Dalam notas matrks maka persamaan d atas dapat dtuls seaga erkut: = 0 Y Y Y n ( ) ( y) Dengan mudah dapat dtentukan ahwa: = ( ) - y Matrks dalam persamaan matrks d atas dapat dentuk secara langsung dar nla-nla pengamatan seaga erkut: = n n n n : : : ' Serta matrks y dapat dentuk secara langsung dar nla-nla pengamatan seaga erkut:

7 4 = n n n Y Y Y y : ' Secara umum apala kta memlk model regres erganda dengan k uah varael eas atau k uah varael penjelas, maka persamaan normal yang dturunkan dalam notas matrks, seaga erkut: = k k k k k k k Y Y Y n : :... : : : : ( ) y dengan mudah dapat dtentukan penduga ag parameter model seaga erkut: = ( ) - y dmana ( ) - adalah nvers (kealkan) matrks ( )... Peramalan dengan menggunakan Persamaan Regres Berganda Apala suatu model regres erganda, setelah mengalam proses pengujan secara statstk menunjukkan ahwa model tu dapat dandalkan untuk menjelaskan fenomena yang terjad dalam varael tdak eas (Y) maka model regres tu dapat dpergunakan untuk peramalan nla varael tdak eas erdasarkan nla-nla tertentu dar varael penjelas (). Krtera memuaskan ahwa model tu dapat dandalkan untuk menjelaskan fenomena yang terjad dalam varael tdak eas (Y) adalah seaga erkut:

8 5 Semua tanda dar koefsen regres parsal (, ) sesua dengan harapan, sa erpengaruh negatf atau sa juga postf. Koefsen regres parsal dan menunjukkan hasl yang nyata secara statstk. Koefsen determnas (R ) maupun koefsen determnas terkoreks ( R ) yang tngg... Peramalan Nla Rata-rata dar Varael Y Jka dmsalkan: = dan = : : 0 p 0 : : p d mana 0 merupakan vektor nla-nla dar varael penjelas X yang dpaka untuk meramalkan nla rata-rata dar varael Y, E(Y), serta adalah vektor nla-nla dugaan ag parameter dalam model regres erganda, maka peramalan nla rata-rata dar varael Y, dtentukan seaga erkut: Ê (Y 0 ) = 0 Serta ragam dugaan dar nla rata-rata ramalan adalah: var E (Y 0 ) = s 0 ( ) - 0 dmana s adalah ragam galat dugaan, ( ) - adalah nvers matrks ( )

9 6 Akar pangkat dua dar ragam dugaan ag nla rata-rata ramalan merupakan galat aku dugaan dar nla rata-rata ramalan, yang dnotaskan saja dengan G ˆ ( Y ) : Dengan menggunakan taraf nyata α, maka atas galat peramalan atau atas galat perkraan dapat dnyatakan seaga erkut: BG (Y ) =t α/;n-k G ˆ ( Y ) Selang kepercayaan (- α) 00% ag parameter rata-rata dar varael Y, E(Y 0 ) adalah: Y P{ E( Y X ) BG( Y ) < E( Y ) < E( Y ) + BG( ) } = - α... Peramalan Nla Indvdual dar Varael Y Peramalan nla ndvdual Y serupa dengan peramalan nla rata-rata varael Y, kecual ragam dar rata-rata varael Y leh kecl darpada ragam nla ndvdual Y. Dengan demkan ramalan nla ndvdual Y erdasarkan 0 adalah: 0 ( Y ) = 0 dengan ragam dugaan dar nla ramalan nla ndvdual Y dtentukan seaga erkut: var( Y 0 ) = s { + 0 ( ) 0} akar pangkat dua dar ragam dugaan merupakan galat aku dugaan, yang dnotaskan dengan G (Y ). Dengan menggunakan taraf nyata α, maka atas galat peramalan nla ndvdual Y dtentukan seaga erkut: BG( Y ) = t α / ; nk G( Y )

10 7 Selang kepercayaan (- α) 00% ag parameter nla ndvdual erdasarkan 0 adalah: Y P{ ( Y X ) BG( Y ) < ( Y ) < ( Y ) + BG( ) } = - α.. Analss Regres terhadap Varael-varael Dummy D dalam analss regres serng kal ukan hanya varael-varael penjelas kuanttatf yang menpengaruh varael tdak eas tap ada juga varael-varael yang ersfat kualtatf yang kut mempengaruh, varael-varael kualtatf tu sepert msalnya jens kelamn, suku angsa, warna, kepercayaan, keangsaan dan seaganya. Contohnya permntaan suatu arang dsampng dpengaruh oleh varael kuanttatf sepert harga arang, pendapatan konsumen, ukuran keluarga, juga dpengaruh oleh varael kualtatf sepert selera konsumen, faktor musm (msalnya menjelang har raya learan, natal, tahun aru dan lan-lan), mutu produk (ak atau uruk) dan seaganya. Oleh karena varael-varael kualtatf asanya menunjukkan kehadran atau ketdakhadran dar suatu atrut sepert untuk faktor selera konsumen yang mempengaruh permntaan suatu arang adalah suka atau tdak suka, mutu produk ak atau jelek, jens kelamn lak-lak atau perempuan, tempat tnggal d desa atau d kota, dan lan-lan. Maka, metode untuk mengkuantfkaskan atrut tu adalah dengan jalan memangun varael uatan (artfcal varale) yang mengaml nla 0 atau, dmana nla 0 menunjukkan ketdakhadran (atau kepemlkan) dar atrut tu.

11 8 Contohnya menunjukkan jens kelamn lak-lak dan 0 menunjukkan jens kelamn perempuan, menunjukkan tnggal d kota dan 0 menunjukkan ertempat tnggal d desa, menunjukkan suka akan suatu produk dan 0 menunjukkan tdak suka akan suatu produk, menunjukkan mutu produk ak dan 0 menunjukkan mutu produk uruk. Varael-varael yang mengaml nla 0 dan dseut varael dummy. Varael dummy dapat dkutkan dalam model regres seagamana halnya dengan varael-varael kuanttatf, dmana proses pendugaan, pengujan hpotess, dan lan-lan mengkut ketentuan serupa dengan analss regres lner erganda, kecual nla-nla varael dummy yang hanya mengaml nla 0 dan.... Jens-jens Analss Regres terhadap Varael-varael Dummy Ada eerapa kemungknan jens yang dapat terjad dengan pengkutsertaan varael dummy dalam analss regres yatu seaga erkut:. Analss Regres terhadap Satu Varael Kualtatf dengan Kategor Modelnya yatu: Y = α + βd + u Dmana: Y = varael tdak eas D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy : jka tdak ada kehadran faktor dummy u = antuk gangguan (galat)

12 9. Analss Regres terhadap Satu Varael Kuanttatf dan Satu Varael Kualtatf dengan Kategor Modelnya yatu: Y = α 0 + α D + βx + u Dmana: Y = varael tdak eas D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy : jka tdak ada kehadran faktor dummy = varael penjelas kuanttatf u = antuk gangguan (galat) 3. Analss Regres terhadap Satu Varael Kuanttatf dan Satu Varael Kualtatf yang memlk leh dar Kategor Modelnya yatu: Y = α 0 + α D + α D + βx + u Dmana: Y = varael tdak eas D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy pertama : jka tdak ada kehadran faktor dummy pertama D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy kedua : jka tdak ada kehadran faktor dummy kedua = varael penjelas kuanttatf u = antuk gangguan (galat)

13 0 4. Analss Regres terhadap Satu Varael Kuanttatf dan Dua Varael Kualtatf Modelnya yatu: Y = α 0 + α D + α D + α 3 D 3 + βx + u Dmana: Y = varael tdak eas D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy pertama : jka tdak ada kehadran faktor dummy pertama D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy kedua : jka selannya D 3 = 0 : jka selan ada kehadran faktor dummy kedua, ada kehadran faktor lan dummy kedua : jka selannya = varael penjelas kuanttatf u = antuk gangguan (galat)... Analss Regres terhadap Satu Varael Kuanttatf dan Satu Varael Kualtatf dengan Dua Kategor Model-model regres yang terdr dar campuran varael kuanttatf dan kualtatf dseut dengan model analss peragam (analyss of covarance). Jka suatu model regres terdr dar satu varael kuanttatf dan satu varael kualtatf dengan dua kategor, maka model tu dapat dtuls seaga erkut: Dengan model dugaan seaga erkut: Y = α 0 + α D + βx + u

14 Y = a 0 + a D + X Dmana: Y = varael tdak eas D = 0 : jka ada kehadran faktor dummy : jka tdak ada kehadran faktor dummy X = varael penjelas kuanttatf u = antuk gangguan (galat) a 0, a, = penduga kuadrat terkecl ag parameter α 0, α dan β dalam model datas. Model d atas terdr dar satu varael kuanttatf (jarak pesan) dan satu varael kualtatf (keramaan atau season) yang mempunya dua kategor yatu hgh dan low. Yang dmaksud dengan hgh alah har pemesanan tket terseut tergolong musm yang rama, dengan kata lan esar proaltas permntaan tngg. Sedang yang dmaksud dengan low alah har pemesanan tket terseut tergolong musm yang asa atau cenderung sep, dalam art esar proaltas permntaan rendah. Dengan mengasumskan ahwa E(u ) = 0, maka dapat dtunjukkan ahwa model terseut datas memlk sfat erkut: Nla rata-rata varael Y dar dummy kategor pertama: E(Y X, D = 0) = α 0 + βx Nla rata-rata varael Y dar dummy kategor kedua: E(Y X, D = ) = (α 0 +α ) + βx

15 ...3 Peramalan Nla Rata-rata dengan mengunakan Analss Regres terhadap Varael-varael Dummy Dugaan rata-rata varael tdak eas dar dummy kategor pertama alah: ( E Y D = 0; ) Dugaan rata-rata varael tdak eas dar dummy kategor kedua alah: ( E Y D = ; ).3 Sstem Bass Data Pada saat n sstem ass data merupakan agan yang sangat pentng dalam proses kerja program aplkas erass dataase. Dataase merupakan kesmpulan data yang salng erhuungan yang drancang untuk memenuh keutuhan nformas ag suatu organsas. Untuk mengatur dan mengontrol akses ke dataase dgunakan Dataase Management System (DBMS) sehngga data-data yang terntegras yang dakses oleh departemen dan user tdak mengalam duplkas data. Menurut Connolly (996), DBMS adalah sstem prant lunak yang memperolehkan user untuk memuat dan mengatur dataase serta menyedakan akses ke dalam dataase. Dengan kata lan DBMS adalah prant lunak yang mengatur ntegras antara program aplkas dan dataase. Secara umum, DBMS mempunya fasltas: Data Defnton Language (DDL), memperolehkan user untuk menentukan tpe dan struktur data dan menyampakannya dalam dataase.

16 3 Data Manpulaton Language (DML), erfungs untuk nsert, update, delete, dan retreve data dar dataase. Dalam hal pencaran data maka terdapat suatu fasltas yang dseut query language. Menyedakan kontrol akses terhadap dataase. Msalnya: - securty system, untuk mencegah akses user yang tdak erhak terhadap dataase - ntregrty system, menjaga konsstens data - concurrency control system, mengemalkan dataase la terjad kerusakan hardware atau software. - User accessle catalog, mendeskrpskan data dalam dataase.3. Bass Data Relasonal Bass Data alah koleks terntegras dar data-data komputer yang dorgansaskan dan dsmpan sedemkan rupa sehngga memudahkan pengamlan data (McLeod, 00, p6). Bass Data Relasonal alah kumpulan tael-tael yang salng erhuungan. Seuah tael terdr dar feld dan record, dmana feld terdr dar eerapa record, sedang record merupakan data atau nformas. Tael-tael salng erhuungan dengan suatu feld yang dseut seaga feld kunc (key). Key ada 3 (tga) jens, yatu prmary key, foregn key, dan canddate key. Prmary Key alah feld utama yang unk dalam suatu tael, yang dgunakan untuk melakukan referens atas seluruh record dalam tael terseut. Prmary key dapat merupakan suatu feld atau komnas eerapa feld sekalgus. Foregn Key merupakan feld yang dgunakan seaga feld tujuan yang dhuungkan dengan Prmary key. Canddate key alah suatu feld yang memenuh syarat unqueness dan

17 4 mnmalty. Unqueness erart tdak ada record dalam tael yang memlk nla sama untuk feld terseut, sedang mnmalty erart tdak ada agan dar feld terseut yang dapat dhlangkan tanpa menghlangkan sfat unqueness..3. Normalsas Data Suatu desan ass data harus memenuh konds tdak mengandung anomal yatu suatu kejanggalan dar suatu penempatan atrut tertentu dar suatu ojek data. Berdasarkan pemkran d atas, maka oleh eerapa ahl drancang suatu rumus yang dseut normalsas data. Tael. Tael Un-normalzed Form NIM Nama Alamat KDMK Mata Kulah SKS Nla 0 Ael Jl. A IF34 Sstem Bass Data 4 A IF04 Analss Ssfo 4 B IF5 Pemrograman C B MN Marketng C 0 Eca Jl. B IF04 Sstem Bass Data 4 B IF34 Analss Ssfo 4 C 03 Led Jl. C IF5 Pemrograman C A Pada tael. tael dalam entuk un-normalzed karena ddalamnya mash mengandung kelompok erulang (repeatng group), sehngga sama sekal tdak dapat dterapkan d dalam sstem ass data. Tael. Tael st -NF: Grup erulang dhlangkan NIM Nama Alamat KDMK Mata Kulah SKS Nla 0 Ael Jl. A IF34 Sstem Bass Data 4 A 0 Ael Jl. A IF04 Analss Ssfo 4 B 0 Ael Jl. A IF5 Pemrograman C B 0 Ael Jl. A MN Marketng C

18 5 0 Eca Jl. B IF04 Sstem Bass Data 4 B 0 Eca Jl. B IF34 Analss Ssfo 4 C 03 Led Jl. C IF5 Pemrograman C A Sepert djelaskan d atas maka pada entuk normal pertama n maka perlu dtentukan prmary key-nya dengan ketentuan unk, jumlah komnas atrut yang mnmum dan tdak mengandung nla kosong (null). Dar ketentuan terseut maka prmary key untuk tael terseut adalah komnas feld NIM dan KDMK. Bentuk normal dperoleh la setap atrut ukan agan prmary key dar suatu tael sepenuhnya merupakan fungs (functonal dependence) dar prmary key terseut. Dalam katannya dengan hal n, maka kta harus menguj dulu apakah suatu tael memenuh konds normal kedua (nd NF). Hal n dapat dlhat apakah ada atrut ukan agan prmary key yang merupakan fungs dar seagan prmery key (partal dependence). Sepert msalnya NAMA adalah tergantung fungsonal terhadap NIM atau artnya nm hanya ada nama NIM NAMA Karena NIM adalah agan dar prmary key, sedang NAMA tergantung pada NIM, maka dkatakan ahwa NAMA tergantung parsal terhadap seagan dar prmary key. Dengan cara yang sama kta dapat menguj setap atrut yang tergantung parsal, ak terhadap NIM atau KDMK. Selanjutnya agar tael yang drancang terseut memenuh konds normal kedua, maka setap atrut yang ergantung parsal dpsahkan mementuk tael-tael terpsah dengan mengkutsertakan determnannya. Dengan demkan dperoleh tael-tael aru yang memenuh konds normal kedua dengan sekalgus menghlangkan setap duplkas record, yatu sepert dperlhatkan pada Tael.3 a, dan c seaga erkut:

19 6 Tael.3 Tael -nd NF NIM Nama Alamat 0 Ael Jl. A 0 Eca Jl. B 03 Led Jl. C (a) KDMK Mata KUlah SKS IF34 Sstem Bass Data 4 IF04 Analss Ssfo 4 IF5 Pemrograman C MN Marketng () NIM KDMK Nla 0 IF34 A 0 IF04 B 0 IF5 B 0 MN C 0 IF04 B 0 IF34 C 03 IF5 A (c) Pada tahap selanjutnya, kta juga harus menguj apakah setap tael pada entuk seelumnya memenuh normal ketga. Pengujan terhadap normal ketga dlakukan dengan cara melhat apakah terdapat atrut ukan key tergantung fungsonal terhadap atrut ukan key yang lan (dseut ketergantungan transtf). Dengan cara yang sama, maka setap ketergantungan transtf dpsahkan dar taelnya. Berhuung dalam tael d atas tdak terdapat ketergantungan transtf, sehngga normalsas danggap telah selesa sampa pada normal kedua.

20 7.4 Alat-alat Perancangan.4. Pseudocode Kowal (998, hal 97) mendefnskan ahwa pseudocode alah pernyataan logka mendetal yang mendefnskan agamana data nput dtransformaskan ke data output. Pseudocode dgunakan dalam pemuatan spesfkas seaga jematan untuk melangkah ke pemrograman yang sesungguhnya. Contohnya: pseudocode ahasa Indonesa terstruktur, pseudocode ahasa Inggrs terstruktur dan seaganya..4. State Transton Dagram (STD) Menurut Jeffrey A. et al (996, hal 364) ddefnskan ahwa state transton dagram adalah yang menggamarkan agamana suatu proses dhuungkan satu sama lan dalam waktu yang ersamaan. State transton dagram (STD) dgamarkan dengan seuah state yang erupa komponen sstem menunjukkan agamana kejadan-kejadan terseut dar satu state ke state yang lan. Menurut Pressman (997, hal 37), state transton dagram (STD) menggamarkan keasaan dar suatu sstem dengan menggamarkan konds dan kejadan yang menyeakan peruahan suatu konds. Selan tu dapat dkatakan STD menunjukkan aks apa yang daml seaga akat dar suatu kejadan. Ada macam smol yang menggamarkan proses dalam state transton dagram (STD), yatu:. Gamar perseg panjang menunjukkan konds (State) dar sstem.. Gamar panah menunjukkan transs antar state. Tap panah der lael dengan ekspres aturan. Lael yang d atas menunjukkan

21 8 kejadan yang menyeakan transs terjad. Lael yang d awah menunjukkan aks yang terjad akat dar kejadan tad..4.3 Lnear Sequental Model Serng juga dseut Classc lfe cycle atau waterfall karena searah dan tdak ada arus alk maupun sklus. Lnear sequental model merupaan model yang palng tua dan palng anyak dgunakan d dalam rekayasa prant lunak. Rekayasa dan pemodelan sstem / nformas, dmula dengan menetapkan keutuhan. Berkut adalah proses yang terjad dalam model n: Analyss Desgn Code Test Mantenance Gamar. Lnear sequental model Analss keutuhan prant lunak, erfokus pada prant lunak. Kta harus mengert alam dan hatat program yang mau dangun, perekayasa harus mengert doman nformas untuk prant lunak (yang dutuhkan fungs, ehavor, performance, dan nterfacng ). Ddokumentaskan dan menjad konfguras. Proses Perancangan, terdr dar tahapan erganda yang fokus pada 4 atrut ereda dar program: struktur data, arstektur, nterface representaton dan detl prosedural (algortma). Menterjemahkan keutuhan ke representas prant lunak seelum kodng dmula. Juga ddokumentaskan dan menjad konfguras. Penyusunan kodng, perancangan harus duah menjad entuk ahasa mesn dan tu terjad pada fase n.

22 9 Testng, fokus pada logka nternal prant lunak, memastkan semua pernyataan telah dtes, dan fungs eksternal. Terjad juga perakan error, dan memastkan nput akan menghaslkan yang enar. Mantenance, setelah dterma pelanggan dlakukan konsultas pada fase akhr dengan pergantan agan yang dmnra pelanggan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB LANDASAN TEORI Unverstas Sumatera Utara . Pengertan Regres Istlah regres pertama kal dperkenalkan oleh Francs Galtom. Menurut Galtom, analss regres erkenaan dengan stud ketergantungan dar satu varael

Lebih terperinci

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Ba n mengurakan proses pengolahan data dengan program yang akan dgunakan yatu SPSS yang memantu dalam menyelesakan permasalahan dalan penulsan. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan seaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (8 9). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, ang selanjutna dnamakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S

PENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S LPPM Polteknk Bengkals PENELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMERIK DENGAN MEODE HEIL S Darsono Staff pengaar Program Stud eknolog Informas Jl. Batn alam Sunga Alam Bengkals darsono@poleng.ac.d Astrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumer daya kelautan dan perkanan adalah salah satu sumer daya alamyang merupakan aset negara dan dapat memerkan sumangan yang erharga ag keseahteraan suatu angsa termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda Model Regres Berganda Huungan lnear (dlm parameter) antara peuah tak eas & atau leh peuah eas Intersep-Y Populas Slope Populas Random Error Y 0 p p Ŷ 0 p p e Peuah tak eas (Respons) utk sampel Peuah eas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Percobaan Faktor Tunggal (RAL, RAKL, RBSL)

Percobaan Faktor Tunggal (RAL, RAKL, RBSL) Percoaan Faktor Tunggal RAL, RAKL, RBSL Faktor Tunggal Dalam RAKL Rancangan Acak Kelompok Lengkap Karakterstk Rancangan Perlakuan yang dcoakan merupakan taraftaraf dar satu faktor tertentu Faktor-faktor

Lebih terperinci

HANDOUT STATISTIKA LANJUT MAA 315. Oleh : Kismiantini, M.Si. NIP

HANDOUT STATISTIKA LANJUT MAA 315. Oleh : Kismiantini, M.Si. NIP HANDOUT STATISTIKA LANJUT MAA 35 Oleh : Ksmantn, M.S. NIP. 979086 00 00 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI OGAKARTA 0 Unverstas Neger ogyakarta

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381 Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

b. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2

b. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2 Solus UTS Mekanka Kuantum Program Stud S Fska Tanggal ujan: 6 Oktoer 7 Dosen: Muhammad Azz Majd, Ph.D. Assten: Ahmad Syahron, S.S. Soal Hamltonan seuah sstem -keadaan two states system dnyatakan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendahuluan Model penurunan nla konds jembatan yang akan destmas mengatkan data penurunan konds jembatan dengan beberapa varabel kontnu yang mempengaruh penurunan kondsnya. Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural Jurnal Graden Vol. 11 No. 1 Januar 015 : 1035-1039 Metode Estmas Kemungknan Maksmum dan Kuadrat Terkecl Tergeneralsas pada Analss Pemodelan Persamaan Struktural Dan Agustna Jurusan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci