BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Pendahuluan Suatu antrian adalah suatu garis tunggu dari langganan ( seseorang ) yang memerlukan pelayanan. Studi matematikal mengenai kejadian atau gejala garis tunggu ini disebut teori antrian. Kejadian tersebut timbul oleh karena kebutuhan atas pelayanan yang melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan itu sendiri. Sehingga langganan tidak bisa segera terlayani yang disebabkan kesibukan pelayanan. Dalam kehidupan sehari-hari, kejadian ini sering kita temukan misalnya pada loket bioskop, loket kereta api, loket jalan tol, tempat praktek dokter, dan lainnya. Umumnya tiap orang pernah mengalami hal seperti ini, oleh karena itu bisa dikatakan bahwa antrian sudah menjadi bagian kehidupan kita. Dalam banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian yang panjang. Akan tetapi, biaya tambahan yang dikeluarkan akan menimbulkan pengurangan keuntungan, sebaliknya sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan kerugian. Jadi, masalah yang kita hadapi adalah bagaimana mengusahakan keseimbangan antara antrian terhadap biaya dalam mencegah antrian yang terlalu panjang. 6

2 Sistem Antrian Langganan dapat tiba dengan laju tetap atau tidak tetap untuk memperoleh pelayanan pada fasilitas yang tersedia. Bila langganan yang tiba dapat masuk ke dalam fasilitas maka akan segera terlayani, tetapi kalau harus menunggu, maka mereka akan membentuk suatu antrian hingga tiba waktunya untuk dilayani baik dengan laju yang tetap maupun tidak tetap. Sistem antrian dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu: 1. Antrian yang memuat langganan dan memerlukan pelayanan 2. Fasilitas pelayanan yang memuat pelayan dan saluran pelayanan Sumber Sumber adalah kumpulan orang atau sesuatu yang datang untuk menerima pelayanan. Dalam prakteknya sumber adalah berhingga, akan tetapi dalam suatu populasi yang besar sumber dianggap tidak berhingga, karena untuk keperluan analisis labih mudah menggunakan sumber tidak berhingga sebagai dasar perhitungan Proses Masukkan Proses masukkan adalah suatu proses pembentukkan antrian akibat pertibaan satu satuan langganan. Secara teori, waktu antar kedatangan (waktu tiba langganan yang satu dengan langganan berikutnya) dianggap acak atau bebas. Bentuk umum dari proses ini sering digunakan dalam model-model antrian yang dikenal dengan nama proses poisson Mekanisme Pelayanan Tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu:

3 8 a. Tersedianya pelayanan Mekanisme pelayanan tak selalu tersedia setiap saat. Misalnya dalam pertunjukkan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukkan dengan pertunjukkan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan istirahat. b. Kapasitas pelayanan Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat, bisa saja berubah-ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut sistem layanan tunggal, dan fasilitas yang mempunyai layanan lebih dari satu disebut sistem layanan ganda. c. Lama berlangsungnya pelayanan Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan. Waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terdistribusi bebas dan tidak tergantung pada waktu kedatangan Disiplin Pelayanan Kebiasaan atau kebijakan dalam melayani para langganan disebut disiplin pelayanan dan dikelompokkan dalam empat bentuk. 1. First-come, first-served (FCFS) atau first-in first-out (FIFO) contohnya, antrian loket tiket bioskop.

4 9 2. Last-come, first-served (LCFS) atau last-in first-out (LIFO) contohnya, antrian dalam elevator (lift). 3. Service in random order (SIRO) pemilihan pelayanan langganan secara acak, tidak perduli siapa yang datang pertama dalam antrian. 4. Priority service (PS) pemilihan pelayanan dengan melihat tingkat kepentingan langganan, mendahulukan prioritas tertinggi Analisis Pola Pertibaan Sebelum meneliti pola dari pertibaan, ada baiknya diketahui notasi berikut: n : jumlah langganan dalam antrian pada waktu t. Pn (t) λ λ t μ μ t : peluang adanya n- satuan langganan dalam antrian pada waktu t : kecepatan pertibaan rata rata dalam satu satuan waktu. : peluang adanya langganan baru yang tiba dalam selang waktu t. : kecepatan pelayanan rata rata dalam satu satuan waktu. : peluang adanya langganan yang selesai dilayani dalam selang waktu t. Selanjutnya diasumsikan bahwa kecepatan pelayanan ( μ ) tidak mempengaruhi jumlah satuan dalam antrian ( n ) dan disiplin yang dilakukan adalah FIFO maka peluang adanya n-satuan ( n>0 ) pada waktu ( t + t ) ditentukan oleh empat kemungkinan berikut: 1. a. Ada n-satuan dalam antrian pad waktu t = Pn (t) b. Tidak ada pertibaan selama waktu t = 1 - λ t c. Tidak ada satuan yang dilayani selama t = 1 - μ t

5 a. Ada n+1 satuan dalam antrian pada waktu t = Pn+1(t) b. Tidak ada pertibaan selama waktu t = 1 - λ t c. Ada satu satuan yang dilayani selama t = μ t 3. a. Ada n-1 satuan dalam antrian pada waktu t = Pn-1(t) b. Ada pertibaan selama selang waktu t = λ t c. Tidak ada satuan yang dilayani selama t = 1 - μ t 4. a. Ada n satuan dalam antrian pada waktu t = Pn (t) b. Ada pertibaan selama selang waktu t = λ t c. Ada satu satuan yang dilayani selama t = μ t Berdasarkan empat kemungkinan diatas, maka peluang adanya n-satuan dalam antrian pada waktu t+ t adalah Pn(t+ t), dengan asumsi bahwa peluang pertibaan dan peluang pelayanan untuk lebih dari satu satuan dalam waktu t dianggap sama dengan nol. Pn(t+ t) = Pn (t) ( 1 - λ t ) ( 1 - μ t ) + Pn+1(t) ( 1 - λ t ) ( μ t ) + Pn-1(t) ( λ t ) ( 1 - μ t ) + Pn (t) ( λ t ) ( μ t ) Pn(t+ t) = Pn (t) ( 1 (λ + μ) t + λ μ t 2 ) + Pn+1(t) ( μ t - μ λ t 2 ) + Pn-1(t) ( λ t - μ λ t 2 ) + Pn (t) ( λ μ t 2 ) Pn(t + Δt) - Pn(t) Δt = - (λ + μ) Pn (t) + λ μ t Pn (t) + μ Pn+1(t) - μ λ t Pn+1(t) + λ Pn-1(t) - μ λ t Pn-1(t) + λ μ t Pn (t) Untuk limit t 0 maka, Δt Lim 0 Pn(t + Δt) - Pn(t) Δt = - (λ + μ) Pn (t) + μ Pn+1(t) + λ Pn-1(t) dpn(t) = λ Pn-1 (t) - (λ + μ) Pn (t) + μ Pn+1(t), n > 0 (2-1)

6 11 Dalam keadaan n = 0 atau dengan kata lain peluang bahwa tak ada n-satuan dalam antrian pada waktu t+ t adalah Po(t+ t) dan dapat diambil 2 kemungkinan sebagai berikut:: 1. Tidak ada satu satuan dalam antrian dan tak ada yang masuk antrian dalam waktu t 2. Ada 1-satuan dalam antrian pada waktu t, ada yang dilayani dan tak ada yang tiba dalam waktu t Po(t+ t) = Po (t) ( 1 - λ t ) + P1(t) ( 1 - λ t ) ( μ t ) = Po (t) - λ t Po (t) + μ t P1(t) - μ λ t 2 P1(t) Po(t + Δt) - Po(t) Δt = μ P1(t) - λ Po (t) - μ λ t P1(t) dpo(t) = μ P1 (t) - λ Po (t) (2-2) Oleh karena kita berusaha menganalisis pola pertibaan, maka kita menganggap tak ada pelayanan yang terjadi (μ = 0), sehingga dari (2-1) dapat diperoleh: dpo(t) = λ Pn-1 (t) - λ Pn (t), n > 0 (2-3) Dan dari (2-2) diperoleh: dpo(t) = - λ Po(t) (2-4) dpo(t) Po(t) = - λ ln Po (t) = - λt + C Po (t) = e - λt + C = A. e λ t Karena Po(0) = 1, maka A = 1 sehingga Po (t) = e - λ t (2-5)

7 12 Dari (2-5) subtitusi ke (2-3) untuk n = 1, maka diperoleh: d P1(t) d P1(t) = e - λ t - λ P 1(t) + λ P 1(t) = e - λ t d [ e λ t P 1(t) ] = λ e λ t P 1(t) = λ = λt + C P 1(t) = λt e λ t + C e λ t Oleh karena P 1 (0) = 0 maka C = 0 sehingga membentuk P 1(t) = λt e 1! - λ t Dengan menggunakan induksi, akhirnya kita peroleh pola pertibaan dari satuan secara acak dalam antrian pada waktu t, yaitu: P n (t) = n ( λt ). e n! - λ t, n 0, t 0 (2-6) Suatu distribusi poisson, dan jumlah rata rata langganan dalam antrian pada waktu t : E [ n (t) ] = λt, t 0 Akibatnya ialah, apabila t berupa variabel acak yang menyatakan waktu antara pertibaan berurutan, maka t akan memenuhi suatu distribusi eksponensial dengan λ sebagai parameter : f (t) = λ. e - λ t, t 0 (2-7) Dimana f (t) disebut fungsi kepadatan dalam selang waktu t antara dua pertibaan berurutan. Oleh karena itu, peluang pertibaan pertama yang terjadi setelah waktu T dimana t T ialah : P [ T t ] = T T λt f ( t) = λ e = e λt (2-8)

8 13 Ini juga berarti bahwa peluang tidak ada pertibaan antara selang waktu t = 0 hingga t = T sama dengan peluang pertibaan pertama sesudah waktu T. Peluang bahwa tak ada pertibaan dalam selang waktu [ 0, T+h ] dengan diketahuinya bahwa tak terjadi pertibaan dalam selang waktu [ 0, T ] P [ T t T+h ] = T + h T λe λe λ t λ t e e λ ( T + h ) = λ T = e λ h (2-9) ( hanya tergantung pada nilai h ) Sesuai dengan (2-9) maka tidak jadi soal apakah ada atau tidak pertibaan dalam selang waktu [ 0, T ]. Dalam keadaan stasioner, Pn (t) = Pn untuk semua nilai t (tak terikat pada t) sehingga: dpn(t) = 0, untuk n > 0. maka dari (2-1) dan (2-2) : λ Pn-1(t) - (λ + μ) Pn (t) + μ Pn+1(t) = 0, n > 0 (2-10) dan μ P1(t) - λ Po (t) = 0, n = 0 (2-11) Karena : i = 0 Pi = 1, maka: Po = Po P 1 = P 2 = M M M M λ Po μ 2 λ Po μ...dari (2-11)...dari (2-10)

9 14 Pn = n λ Pn μ i = =0Pi n= n λ Po 0 μ Karena Pi = 1 dan n λ i=0 n= 0 μ = 1 1 λ μ ( jumlah deret ukur ) Maka: 1 1 λ μ Po = 1 Po = 1 ρ ( misalkan ρ = λ / μ) Karena Pn = ρ n Po maka: Pn = ρ n ( 1 ρ ), ρ < 1 (2-12) Dimana ρ disebut intensitas lalu lintas ( traffic intensity ) dan Pn sebagai peluang adanya n-satuan dalam antrian yang tidak dipengaruhi oleh waktu t. Nilai ρ < 1, artinya bahwa kecepatan pertibaan rata rata lebih kecil daripada kecepatan pelayanan rata rata dan ini adalah syarat utama agar pertumbuhan panjang antrian tidak menjadi tak terhingga Analisis Pola Pelayanan Dalam analisis ini, kita beranggapan bahwa selama pelayanan berlangsung tidak terjadi pertibaan ( λ = 0 ) sehingga rumus (2-2) menjadi dpo(t) = μ P1 (t), n = 0 (2-13) dan rumus (2-1) menjadi: dpn(t) = - μ Pn(t) + μ Pn+1(t), n > 0 (2-14) Apabila jumlah satuan dalam antrian pada waktu t sebanyak n = N, maka: Untuk n N+1 terdapat Pn (t) = 0

10 15 Untuk 1 n N-1 terdapat dpn(t) = - μ Pn(t) + μ Pn+1(t) Untuk n = 0 terdapat dpn(t) = - μ Pn(t) (2-15) dpn(t) = - μ Pn sehingga: Pn (t) = A. e μ t, t > 0 Karena P N (0) = 1, maka A = 1 dan didapat: Pn (t) = e μ t, t > 0 (2-16) Ini adalah peluang bahwa n-satuan berada di antrian pada waktu t, selanjutnya apabila n = N 1 maka terdapat: d P N -1 (t) = - μ PN-1(t) + μ P N(t)...dari (2-14) d P N -1 (t) = - μ PN-1(t) + μ e μ t... dari (2-16) d [ e μ t P N-1(t) ] = μ [ e μ t P N-1(t) ] = μ t + C P N-1(t) = μ t. e -μ t + C. e -μ t Untuk t = 0, P N-1(t) = 0 sehingga terdapat: C. e -μ t = 0 Karena itu : P N-1(t) = μ t - μ t e 1! Dengan menggunakan induksi, dapat diperoleh: P n (t) = N-n ( μt ). e ( N n )! - μ t, 1 n N-1, t 0 (2-17) Kalau (2-17) disubtitusikan kedalam (2-13), maka:

11 16 dpo(t) N-1 ( μt ). e = μ ( N 1 )! - μ t atau: Po (t) = t 0 N-1 - μ x ( μx ). e ( N 1 )! dx + C, karena untuk t = 0 terdapat Po(0) = 0 maka C = 0. t ( μx ). e Po (t) = ( N 1 )! 0 N-1 - μ x dx (2-18) Dengan cara yang lain, Po(t) dapat kita cari sebagai berikut Karena : = n 0 Pn ( t) = 1, maka: N ( μt ). e Po(t) = 1 - Pn( t) = 1 - ( N n )! n= 1 N n= 1 N-n - μ t N = 1 - n= 1 0 n ( μt ). n e! - μ t, n = 0, t 0 (2-19) Dengan jumlah rata rata satuan dalam antrian sebanyak: E n t = N n= 1 N-n ( μt ). e ( N n )! - μ t Apabila t adalah sebanyak variabel acak untuk memperlihatkan lamanya waktu melayani tiap satuan atau langganan, maka g(t) = fungsi kepadatan panjang waktu t untuk melayani tiap langganan dimana t 0. dan g(t) merupakan distribusi waktu pelayanan berbentuk eksponensial, yaitu: g (t) = μ. e -μ t, t 0

12 17 oleh karena itu, rata rata waktu pelayanan = t=0 t= 0 μ t t. g( t) = t. μ e = 1 μ Bila seorang langganan sedang dilayani pada waktu t kemudian sistem kita periksa pada waktu t+h, maka P(layanan tidak siap dalam selang waktu sepanjang h) = e -μ h = n= 0 ( μh) n! n, dan untuk h 0, terdapat: P (layanan tidak siap dalam selang waktu sepanjang h) = 1 μh dan P (layanan siap dalam selang waktu sepanjang h) = μh bersama sama dengan distribusi waktu pelayanan eksponensial: g(t) = μ. e -μ t, t 0 dan P n (t) = N-n ( μt ). e ( N n )! - μ t, 1 n N-1, t 0, semuanya merupakan karakter atau pola pelayanan dari poisson Model model Antrian Format umum (a/b/c) (d/e/f), dimana a : bentuk distribusi pertibaan (jumlah pertibaan pertambahan waktu) b : bentuk distribusi waktu pelayanan (selang waktu antara satuan yang dilayani) c : jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem d : disiplin pelayanan e : jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (yang antri + yang dilayani) f : besarnya populasi masukan Untuk huruf a dan b, kita gunakan kode kode berikut : M = Distribusi pertibaan poisson / eksponensial dan distribusi pelayanan poisson / eksponensial.

13 18 D = Antarpertibaan atau waktu pelayanan tetap. G = Distribusi umum pertibaan atau pelayanan. Untuk c, digunakan bilangan bulat positif Untuk d, digunakan kode FIFO, LIFO, SIRO, atau GD (General Service Discipline) Untuk e dan f, digunakan kode N bila jumlahnya terbatas dan bila tak terbatas jumlahnya Model (M/M/I) : (FIFO/ / ) Intensitas Lalu Lintas λ ρ = ( hasil bagi laju pertibaan dengan laju pelayanan ) μ Peluang adanya n-satuan dalam antrian Po = 1 ρ Karena : Pn = ρ n. Po, maka Pn = ρ n ( 1 ρ ) Jumlah rata rata dalam sistem Mencakup langganan yang menunggu dan yang sedang dilayani E [n t ] = n ( = λ μ λ = ρ 1 ρ Jumlah rata rata dalam antrian Panjang antrian = jumlah dalam sistem 1 untuk pelayanan tunggal dan n > 0 Oleh karena itu: E [n w ] = 0. Po + ( n 1) Pn n= 1 = n Pn n= 0 n= 1 Pn = E [n t ] - ( 1 - Po ) = λ λ μ λ μ

14 19 ρ E [n w ] = ρ 1 ρ = 2 ρ 1 ρ Jumlah rata rata yang menerima layanan E [n s ] = E [n t ] - E [n w ] = ρ Panjang rata rata masa sibuk Distribusi panjang masa menganggur sama dengan distribusi waktu antar pertibaan, yaitu proporsional dengan panjang rata rata ( 1 ). Kalau T merupakan panjang masa λ menganggur, maka pelayan akan menganggur selama TPo = T(1 - ρ) satuan waktu T (1 ρ) dan jumlah masa menganggur secara terpisah selama T adalah = λ. T (1 ρ). 1 λ Karena masa menganggur bergantian dengan masa sibuk maka jumlah masa sibuk secara terpisah selama T adalah λ T(1 - ρ) juga. Dan lamanya seluruh masa sibuk adalah ρt. Oleh karena itu, bila E [L b ] adalah panjang rata rata masa sibuk, maka E [L b ] = ρ. T λ. T (1 ρ) 1 =. μ λ Dan bila E [n b ] adalah jumlah rata rata langganan yang dilayani pada tiap masa sibuk, maka: E [n b ] = μ. E [L b ] = 1. 1 ρ Waktu rata rata dalam sistem Misalkan N merupakan jumlah langganan dalam satu tahap tertentu dari sistem antrian dan T merupakan waktu yang diperlukan seorang langganan untuk

15 20 menyelesaikan tahap tersebut maka: E [T] = λ 1. E [N] dimana E [Tt ] = λ 1. E [nt ] = 1 μ λ Waktu rata rata dalam antrian Misalkan E [T w ] merupakan panjang rata rata dari waktu yang dihabiskan oleh seorang langganan dalam antrian, maka : E [T w ] = λ 1. E [Nw ] = 1 ρ μ λ Waktu pelayanan rata rata Misalkan E [Ts] = λ 1. E [Ns] = 1 μ 2.2 Teori Jaringan Jaringan (Network) Jaringan sendiri mempunyai banyak pengertian tergantung dari ruang lingkup yang diinginkan. Kata jaringan yang dimaksud disini berada dalam lingkup studi teknologi informasi dimana memiliki pengertian sekumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing terhubung satu dengan lainnya melalui suatu perangkat dan hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas pada kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui kabel serat optik, gelombang microwave, infrared, bahkan melalui satelit. Manfaat dari jaringan dalam teknologi informasi sangatlah banyak, mulai dari aplikasi sederhana seperti pertukaran data (data sharing) hingga videoconference yang mampu menghadirkan gambar dan suara dari interaksi lebih dari dua pengguna pada waktu yang bersamaan. Menurut Tanenbaum (1996), jaringan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan proses transmisinya: broadcast dan point-to-point. Dalam

16 21 broadcast network, paket data diduplikasi dan dikirim ke semua terminal perantara hingga ke komputer tujuan (tiap komputer yang menerima akan memeriksa apakah paket data tersebut ditujukan pada dirinya dan bila tidak, akan diteruskan ke komputer yang lain). Bila ada paket yang selesai dikirim ke tujuan maka paket duplikasi yang lain akan ditolak. Keuntungannya adalah waktu transmisi yang cepat tetapi tidak efisien dalam penggunaan utilitas jaringan. Lain halnya dengan point-topoint network, paket hanya dikirim melalui satu rute jaringan untuk ke komputer tujuan. Keuntungannya adalah efektif dalam penggunaan jaringan namun kendala dalam menentukan rute tercepat ke tujuan. Berdasarkan skalanya (Tanenbaum, 1996) network dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu Personal Area Network (PAN), Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN), dan Internet. PAN merupakan jaringan yang ditujukan untuk satu orang saja, contohnya keyboard yang terhubung dengan komputer. LAN merupakan jaringan yang hanya mencakup beberapa meter saja seperti jaringan dalam perusahaan atau jaringan dalam rumah. MAN mencakup suatu area yang luas dalam satu kota seperti penyedia layanan telekomunikasi telkomsel, indosat, dan lainnya. WAN merupakan jaringan yang memiliki luas jangkauan yang sangat besar biasanya meliputi sebuah negara atau benua. Sedangkan Internet merupakan kumpulan dari berbagai macam WAN yang membentuk satu kesatuan integritas yang baik sehingga jangkauannya dapat dikatakan mencakup satu dunia.

17 Bandwih Menurut Computer Desktop Encyclopedia, bandwih adalah kapasitas transmisi dalam menyalurkan paket paket data dari suatu media komunikasi pada jaringan komputer yang menentukan berapa banyak informasi dapat ditransmisikan dalam satu satuan waktu. Pada sinyal digital, diukur dengan satuan bit per detik (bps) atau Byte perdetik (Bps) dimana 1 byte = 8 bit. Sedangkan dalam sinyal analog, bandwih diartikan sebagai rentang antara frekuensi tertinggi dan frekuensi terendah dan diukur dalam satuan Hertz (Hz). Menurut Tanenbaum ( 1996 ) bandwih adalah banyaknya data dalam satuan bits per second yang dapat ditransmisikan lewat sebuah medium jaringan dalam satu satuan waktu. Secara umum bandwih dapat diilustrasikan sebagai sebuah pipa air yang memiliki diameter tertentu, semakin besar bandwih semakin besar pula luas penampang pipa tersebut sehingga volume air yang dialirkan menjadi lebih banyak. Manajemen bandwih adalah sebuah proses penentuan besarnya bandwih kepada tiap pemakai dalam jaringan, termasuk didalamnya menentukan prioritas terhadap jenis data yang akan dialirkan berdasarkan seberapa penting atau seringnya permintaan akan data tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan bandwih secara efisien, dan apabila sewaktu-waktu lalu lintas jaringan menjadi padat (congested), aliran data yang memiliki prioritas yang rendah dapat dihentikan sementara, sehingga data yang penting dapat tetap berjalan dengan lancar. Hal tersebut dapat diilustrasikan dengan jalan raya protokol seperti Sudirman umumnya lebih diperhatikan daripada jalan raya biasa, atau pada saat seorang kepala negara hendak melalui suatu jalan raya

18 23 tertentu umumnya kendaraan biasa akan dihentikan untuk sementara guna kelancaran lalu lintas kendaraan kepala negara tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangani bandwih: 1. Bandwih berdampak langsung pada kinerja sebuah jaringan Besarnya saluran atau bandwih akan berdampak pada kecepatan transmisi. Data dalam jumlah besar akan menempuh saluran yang memiliki bandwih kecil lebih lama dibandingkan melewati saluran yang memiliki bandwih yang besar. Kecepatan transmisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk aplikasi yang bersifat real-time seperti instant messaging, videoconference, dan lainnya. 2. Bandwih memiliki keterbatasan Umumnya dipakai satuan Megabit perdetik (Mbps) atau Kilobit perdetik (Kbps) dalam pemakaian bandwih saat ini dan akan terus bertambah di tahun depan hingga Gigabit perdeik (Gbps) atau bahkan Terrabit perdetik (Tbps). Hal ini menunjukan bahwa adanya pemakaian maksimal suatu bandwih tergantung dari kombinasi teknologi LAN / WAN yang diterapkan dan medium yang digunakan. Untuk mediumnya tersedia twisted-pair, coaxial, dan fibreoptic. Perbedaan fisik inilah yang mengakibatkan perbedaan kecepatan dalam menghantarkan informasi. Namun perbedaan fisik inipun ditunjang dengan teknologi yang digunakan. ( Lihat tabel 2.1 ) 3. Bandwih tidak didapatkan dengan gratis Seperti dikatakan pada nomor dua bahwa bandwih maksimal yang diberikan tergantung dari teknologi dan medium yang digunakan, sayangnya semua itu

19 24 tidaklah gratis dimana semakin besar bandwih yang ditawarkan, semakin mahal pula biaya yang dikeluarkan. Penggunaan bandwih untuk LAN bergantung pada jenis medium yang digunakan, sedangkan pada WAN tergantung dari teknologi yang ditawarkan oleh ISP (internet service provider). ( lihat tabel 2.2 ) 3. Kebutuhan akan bandwih akan selalu meningkat. Setiap tahun orang terus menerus berusaha untuk meningkatkan kinerja dari teknologi jaringan yang sudah ada sehingga data dapat terkirim lebih cepat, lebih aman dan lebih efisien, dalam hal perkembangan teknologi ini secara langsung akan berdampak pada peningkatan konsumsi / pemakaian bandwih. Salah satu contoh teknologi yang terus dikembangkan di Indonesia adalah VoIP (Voice over IP) oleh karena tarifnya murah dan jangkauannya luas. Connection Type Bandwih Estimated Cost Per Month T1 line 1.5 Mbps $1000 to $1500 DSL or ADSL 250 kbps Mbps $100 to $300 Frame relay 250 Kbps Mbps $300 to $1000 Cable modem 1.5 Mbps - 10 Mbps $30 to $60 ISDN 64 Kbps 128 Kbps $200 to $300 Dial-up modem 28 Kbps - 56 Kbps $30 or less Tabel 2.2 Tabel perbandingan tarif dari komunikasi jaringan (

20 Tabel 2.1 Tabel perbandingan teknologi jaringan komputer (Computer Desktop The Computer Language.Co.Inc) 25

21 OSI layer (Open System Interconnection) Dahulu, komunikasi antar komputer dari vendor / merek yang berbeda sangat sulit dilakukan, karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbedabeda. Sehingga International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda. Tujuan dari OSI adalah menyediakan kerangka dasar untuk proses pembangunan standar sistem interkoneksi komputer dalam jaringan.. Model-OSI terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). Layer-layer tersebut disusun sedemikian sehingga perubahan pada satu layer tidak membutuhkan perubahan pada layer lain (tiap layer bersifat independen dan mempunyai fungsi masing masing). 7 layer.yang dimaksud adalah: 1. Layer Physical Ini adalah layer yang paling sederhana; koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk bit bit yang dapat ditransmisikan ke komputer lain melalui media fisik jaringan sesuai dengan bentuk hubungannya (point-to-point / broadcast), sebagai contoh kabel, receiver dan peralatan seperti repeater, hub dan network card berada pada layer ini. 2. Layer Data-link Mengatur hubungan antara pengirim dan penerima agar keduanya saling mengenal dan berhubungan

22 27 Menjamin agar data atau informasi sampai di tujuan dalam keadaan baik Menyediakan cara untuk menyambungkan media fisik (Link Handler atau Link Control Procedure). Menyediakan fungsi untuk pengontrolan aliran data (Flow Control) Menyediakan fungsi untuk melacak dan memperbaiki kesalahan (Error Control) Mengusahakan sinkronisasi data antar terminal 3. Layer Network Mencari rute/jalan yang harus ditempuh oleh data/informasi yang dikirim (routing). Mengirimkan data ke arah yang sesuai dengan hasil pencarian rute/jalan (switching) Menjamin agar data dikirimkan ke alamat yang benar. Menjamin agar data melalui rute yang paling baik 4. Layer Transport Mengatur data dan informasi dibawa ke tempat tujuan termasuk menjamin kualitas dan service pengiriman Memotong aplikasi dari lapisan diatasnya menjadi segmen-segmen Menjamin integritas data. 5. Layer Session Mengkoordinir permintaan dan respon jika aplikasi berkomunikasi antar komputer yang berlainan

23 28 Menyediakan layanan untuk memulai, mengatur, dan mengakhiri sesi antar aplikasi Memastikan agar hubungan antar aplikasi (pada dua host yang berbeda) berlangsung secara efisien Implementasi dari lapisan ini salah satunya SQL (Structured Query Language) 6. Layer Presentation Menerjemahkan berbagai tipe pada syntax sistem. Mendefinisikan format data yang paling efisien untuk digunakan antar aplikasi (compression Mendefinisikan format data yang paling aman untuk digunakan antar aplikasi (encryption) Memastikan bahwa data yang dikirim hanya bisa dipahami oleh pihak yang dituju Salah satu contoh: file JPEG yang terkirim dienkripsi dan didekripsi dengan format yang sama 7. Layer Application Menyediakan tempat bagi program-program aplikasi yang digunakan oleh user Menjadi interface antara user dengan jaringan.

24 29 Lapisan OSI ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini Source Destination User Application Presentation Session Transport Network Data Link Physical Application Presentation Session Transport Network Data Link Physical User Gambar 2.1 Aliran informasi dari sumber ke tujuan dengan protokol OSI TCP/IP. Pada tahun 1970, bagian militer US mengadakan suatu penelitian untuk membangun jaringan intranet yang berfungsi untuk penyampaian informasi penting negara tanpa diketahui pihak musuh dan dikenal dengan proyek DARPA (Development of Defense Advanced Research Project Agency) dan melahirkan suatu protokol yang mengatur bagaimana masing masing komputer yang berbeda jenisnya dapat berkomunikasi satu dengan yang lainya, TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Sejak saat itulah TCP/IP menjadi suatu model standar yang digunakan dalam berkomunikasi antar device dalam jaringan. TCP/IP terus berkembang hingga sekarang dikarenakan kemudahan kemudahannya seperti berikut Merupakan open protocol standard, tersedia secara bebas dan dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem operasi. Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan berbagai perangkat keras dan lunak komputer yang beraneka ragam

25 30 Independen dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis jaringan. TCP/IP dapat dipakai diatas Ethernet, koneksi DSL, dial-up line, dan semua jenis medium transmisi fisik lainnya Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap TCP/IP device dapat dikenali secara spesifik walaupun berada dalam jaringan yang sangat besar seperti internet Setiap network device memiliki alamat yang unik dikenal dengan IP address, panjangnya 32 bit dan terbagi dalam 4 bagian. Tiap bagian berisi 8 bit (oktet) dan antar bagian terpisah oleh tanda. dengan format x.x.x.x (nilai x berkisar 0 s/d 255) alamat IP yang unik ini digunakan sebagai identitas tiap device Fasilitator jaringan Dalam membangin suatu jaringan yang baik, dibutuhkan adanya peralatan device yang berfungsi memfasilitasi hubungan antar komputer dalam jaringan yang antara lain: 1. Repeater Berfungsi menguatkan sinyal untuk jarak yang jauh. Berupa penghubung 2 kabel LAN yang berbeda sehingga jangkauannya bisa lebih jauh. 2. Hub Mempunyai fungsi yang sama dengan repeater yaitu untuk menguatkan sinyal, hanya saja hub mempunyai port lebih dari satu sehingga dapat menghubungkan lebih dari 2 kabel dan umumnya dikenal dengan multiport repeater.

26 31 3. Bridge Alat yang berfungsi menghubungkan dua LAN yang berbeda. Dengan adanya fungsi filstrasi terhadap data yang dikirim, bridge mampu melihat alamat tujuan dari data dan bila tujuan masih berada dalam LAN yang sama maka tak perlu mengirim ke LAN yang lain. 4. Switch Berfungsi sebagai penghubung lebih dari dua LAN yang berbeda, hal ini dikarenakan switch memiliki lebih dari 1 port. Selain adanya filtrasi, Switch juga mampu melaksanakan komunikasi lebih dari satu pada waktu yang bersamaan, hal ini tak dapat dilakukan pada hub yang hanya mampu melakukan satu komunikasi antar dua komputer pada suatu waktu. 5. Router Router dapat menentukan jalur terbaik yang akan dilalui sebuah paket data dari sumber hingga ketujuan berdasarkan pada alamat IP nya Manajemen Jaringan Menurut standar ISO, ada lima fungsi dasar dari manajemen jaringan yakni: 1. Manajemen kegagalan (Fault Management) Manajemen kegagalan bertujuan untuk memulihkan layanan dari kerusakan, mengidentifikasi penyebab kegagalan, mengumpulkan dan menganalisa ukuran efektifitas manajemen kegagalan karena terputusnya layanan dan besarnya biaya perbaikan. 2. Manajemen Accounting (Accounting Management)

27 32 Manajemen accounting bertujuan untuk mengatur fasilitas dengan kemampuan untuk menarik biaya atas penggunaan sumber daya jaringan. 3. Manajemen konfigurasi (Configuration Management) Manajemen konfigurasi memiliki beberapa macam fungsi antara lain : mencatat konfigurasi saat ini, mencatat perubahan konfigurasi, mengidentifikasi komponen jaringan, inisialisasi sistem dan mengubah parameter jaringan. 4. Manajemen kinerja (Performance Management) Manajemen kinerja bertujuan untuk mengukur beberapa komponen dari jaringan. Komponen yang diukur tersebut adalah throughput, workload, delay, wait time, response time, dan Quality of Service. Pada level yang lebih luas, performance management diorganisasikan atas beberapa fungsi yakni: Monitoring throughput, digunakan untuk mengukur throughput (besar bandwih sebenarnya tanpa distorsi) pada sebuah jaringan Monitoring response time, digunakan untuk mengukur response time dari sebuah jaringan Statistical analysis, digunakan untuk memantau dan menentukan performance dari sebuah node di dalam jaringan 5. Manajemen keamanan (Security Management) Manajemen keamanan bertujuan untuk melakukan pendeteksian dan pencegahan terhadap usaha untuk mengacaukan keamanan jaringan

28 Teori trafik Definisi Trafik Trafik menurut D.Bear dalam bukunya Principles of telecommunication traffic engineering adalah perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan media jaringan telekomunikasi (jasa telekomunikasi). Ada pula definisi lain yang menyebutkan trafik sebagai sejumlah permintaan penyambungan (call) dalam suatu kelompok rangkaian (trunk) dengan memperhatikan lamanya pendudukan panggilan / lamanya paket data di dalam jaringan mulai dari sumber trafik hingga ke tujuan (holding time). Sumber trafik adalah pengguna layanan. Rekayasa trafik adalah penerapan suatu ilmu pengetahuan dalam mengelola manajemen trafik telekomunikasi guna meningkatkan jasa pelayanan. Besaran trafik adalah lamanya suatu pendudukan yang diproses oleh suatu sirkuit dengan satuan Erlang ( diambil dari nama ilmuwan Denmark, A.K.Erlang ). h 1 h 2 h 3 h n 0 T sibuk bebas Gambar 2.2 Pendudukan sirkuit pada selang T Gambar 2.2 menunjukan bagaimana pada suatu selang waktu T sebuah sirkuit diduduki oleh berbagai panggilan dengan lama waktu pendudukan ( h 1,h 2,.. ) yang berbeda beda.

29 Karakteristik Trafik 1. Intensitas Trafik ( traffic density ) Kepadatan arus trafik yang melalui sirkuit yang telah disediakan. Umumnya yang sering dihitung adalah intensitas trafik pada saat jam sibuk di tiap sirkuit (route) karena berguna untuk perencanaan penyediaan fasilitas. Intensitas ini dapat ditentukan dari jumlah server, kecepatan pelayanan server dan kecepatan panggilan yang datang lamanya rata rata trafik tersebut dilayani (average holding time). A = C. ρ = C. A = Intensitas Trafik ; C = Jumlah Server ; ρ = Intensitas Antrian λ μ Cara termudah untuk menghitungnya adalah dengan memantau alat pencatat trafik pada suatu interval tertentu (contohnya MRTG / Multi Router Traffic Grapher), kemudian bandingkan lamanya server sibuk dengan lamanya pengamatan. 2. Variansi Trafik : Jam Sibuk ( busy hour ) Biasanya pola dari trafik akan turun pada malam hari, naik pada jam kerja / bisnis dan fluktuasi dari trafik ini akan mencapai puncaknya pada suatu saat dalam satu hari. Periode selama 60 menit berurutan pada suatu selang waktu dimana terjadi intensitas trafik terpadat. Untuk mengamati jam sibuk ada 2 cara: a. Time Consistent Busy Hour Method ( TCBH ) Mengambil 1 jam pada waktu yang sama tiap kali pengamatan dilakukan dimana waktunya didasarkan pada 1 jam terpadat pada pengamatan sebelumnya. b. Post selected Busy Hour Method ( BBH ) Mengambil 1 jam terpadat pada tiap kali pengamatan, kemudian dirata ratakan.

30 35 3. Kongesti ( congestion ) Keadaan dimana semua sirkuit sedang dalam keadaan trafik yang padat dalam waktu yang bersamaan. Secara teoritis, penanganan masalah kongesti ini sangat mudah, cukup menyediakan jumlah bandwih yang sama dengan jumlah trafik yang datang, namun dalam kenyataannya pola kedatangan trafik mengikuti distribusi poisson (acak dan independen) sehingga sulit ditebak dan penambahan bandwih yang memadai mempunyai pertimbangan ekonomis tersendiri. Pelayanan terhadap panggilan baru yang datang saat kongesti terjadi ada bermacam macam, yaitu: a. Sistem hilang ( loss system ) Panggilan yang datang pada saat kongesti akan ditolak dan hilang dari sistem. Incoming Traffic SISTEM Outgoing Traffic Rejected Call Lost Gambar 2.3 Proses dalam loss system Incoming Traffic = total semua panggilan yang masuk kedalam sistem Rejected call = total panggilan yang hilang akibat sistem dalam keadaan padat. Outgoing Traffic = total panggilan yang berhasil dilayani dan kembali ke pemanggil. Ada 2 jenis kongesti dalam loss system ini: Call congestion = Probabilitas panggilan yang datang dan menemui kongesti ( perbandingan antara jumlah rejected call dan jumlah incoming traffic ).

31 36 Time congestion = Probabilitas lamanya kongesti terjadi dalam satu satuan waktu b. Sistem Tunda ( Delay system ) Panggilan yang datang pada saat terjadi kongesti akan masuk kedalam daftar antrian dan menunggu hingga terdapat bandwih yang mencukupi. Dimana waktu penundaan ( delay time ) = waktu tunggu ( waiting time ) + waktu servis ( service time ) Waktu penundaan adalah lama panggilan tersebut berada dalam sistem. Waktu tunggu adalah lamanya panggilan berada dalam antrian. Waktu servis adalah lamanya panggilan tersebut dilayani. Incoming Traffic SISTEM Outgoing Traffic Waiting Call Rejected Call Queuing line Gambar 2.4 Proses dalam Delay system. 4. Tingkat Pelayanan ( Grade of Service ) GoS adalah probabilitas dari panggilan yang hilang akibat menunggu terlalu lama karena melebihi batas interval ( batas toleransi ) tertentu, dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal. GoS ini juga menunjukan tingkat kongesti trafik dalam suatu grup sirkuit dalam jam sibuk yang juga memperlihatkan tingkat pelayanan dalam menangani panggilan koneksi yang datang, sehingga bisa dikatakan Tingkat

32 37 Pelayanan adalah perbandingan antara jumlah panggilan yang tidak dapat segera terlayani dengan jumlah semua panggilan yang masuk ke penyedia layanan (server). Untuk menghitung GoS dari suatu grup sirkuit tertentu, A.K.Erlang telah mengembangkan suatu formula yang dikenal dengan Erlang-B, namun dengan asumsi : Semua trafik yang melalui jaringan mengikuti pola yang acak dan independen (tak dipengaruhi faktor apapun). Contohnya pola kedatangan panggilan. Terdapat suatu titik kesetimbangan secara statistik. Contohnya jumlah panggilan yang datang rata rata secara statistik akan naik terus hingga mencapai suatu titik kesetimbangan dan bergerak dengan variansi tertentu. Semua panggilan yang menemui kongesti akan segera hilang. 5. Pengukuran Trafik (traffic measurement) Berbagai karakteristik trafik dapat dihitung secara manual namun saat ini telah dikembangkan alat penghitung secara otomatis, sehingga dapat diketahui panggilan yang terlayani (Outgoing Traffic) dalam bentuk grafik ERLANG Erlang adalah unit satuan dari intensitas trafik yang diambil dari Agner Krarup Erlang ( ), ilmuwan Denmark yang menemukan teori tentang trafik dan penemu dari teori antrian. 1E sama dengan satu panggilan (call) dalam suatu pendudukan selama 3600 detik. A.K.Erlang telah mengembangkan berbagai formula dan metode dalam masalah trafik. Diantaranya adalah:

33 38 1. Distribusi Erlang B Dikembangkan untuk menganalisa trafik untuk sumber tidak terbatas tanpa antrian (loss system). Grade of Service = C N = 0 ( C. ρ) C! C ( C. ρ) N! N ( juga disebut Erlang s lost call formula ) C = Jumlah Server, ρ = Intensitas Antrian Trafik 2. Distribusi Erlang C Umumnya digunakan untuk menganalisa trafik untuk pola kedatangan poisson dengan adanya sistem antrian (delay system). Grade of Service = C 1 N = 0 C C ( Cρ)! ( 1 ρ ) N ( ) C Cρ ( ) ( ) + Cρ N! C! 1 ρ biasa dikenal sebagai Erlang s delayed call formula. persamaan diatas juga dapat disamakan dengan P (x > 0), probabilitas kongesti dengan jumlah delayed call lebih dari Metode Peramalan Trafik (traffic prediction) Metode metode yang umumnya digunakan dalam peramalan trafik adalah: a. Intutive forecasting Penaksiran secara langsung terhadap survei yang disurvei. Misalnya: untuk mengetahui kebutuhan jasa tertentu dalam 5 tahun mendatang, dilakukan survei

34 39 terhadap sampel yang dipilih secara acak, untuk ditanyakan mengenai kebutuhannya dalam jasa tersebut untuk 5 tahun mendatang. b. Iterative forecasting Prediksi dengan cara menyeimbangkan matrik trafik dari suatu jaringan, dimana matrik trafik adalah besarnya intensitas trafik antar sentral. Matrik( a x b ) adalah nilai trafik dari sentral a ke b. Contoh dari ramalan ini adalah Kruithof. Bila dalam suatu wilayah.terdapat N-sentral, maka: Total outgoing trafik dari sentral a adalah O( a) = N b= 1 M ( a, b) Total incoming trafik ke sentral a adalah T ( a) = N b= 1 M ( b, a) c. Comparasion forecasting Menganggap bahwa pola trafik pada suatu daerah sama dengan daerah yang lain. Model ini sangat baik dalam memprediksi pola trafik suatu daerah dengan faktor faktor yang sama dengan daerah lain yang telah mempunyai pola trafik tertentu. d. Trend forecasting Menganggap pola trafik di masa depan sangat terkait / mempunyai hubungan yang dapat diprediksi dengan pola dimasa lalu. Prosedurnya adalah: Kumpulkan data data dimasa lalu. Tentukan fungsi waktu yang cocok dengan tipe data Gunakan analisis regresi untuk menentukan hubungan antar variabel data. Dapat digunakan metode kuadrat terkecil untuk memperkecil kesalahan.

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringam Definisi Jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER Soal No.1 a. Rancang sebuah MAN dengan criteria sebagai berikut : - Topologi jaringan yang digunakan - Protokol yang dipakai - Alamat IP tiap host dan server - Operating

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 03 Referensi Model OSI & TCP/IP Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Sub Pokok Bahasan Latar Belakang Kenapa Perlu Standard Lapisan Model OSI Model TCP/IP 2 Latar Belakang Masalah ketidak

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

Ringkasan Komunikasi Data - 15 tel 5

Ringkasan Komunikasi Data - 15 tel 5 Ringkasan Komunikasi Data - 15 tel 5 by webmaster - Monday, March 06, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/06/ringkasan-komunikasi-data-15-tel-5/ Ringkasan Komunikasi Data Data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT KOMUNIKASI DATA DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, Komunikasi umum antar manusia (baik dengan bantuan alat

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1.

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1. JARINGAN KOMPUTER Pengantar Komunikasi awalnya bergantung pada transportasi: jalan antar kota, antar provinsi/negara bagian kemudian antar negara/benua. Kemudian komunikasi dapat terjadi jarak jauh melalui

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Protokol Komunikasi OSI Aliran Data Encapsulation 7 Lapisan OSI D3 Manajemen

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS. REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Point Process Fungsi Distribusi Point Process Karakteristik Point Process Teorema Little Distribusi Point Process PREVIEW Proses

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira KOMUNIKASI DATA Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah 15101022 2. Muhammad Ismail 15101023 3. Nida Nurvira 15101024 HOME Sub Bahasan Komunikasi Data OSI Layer Circuit Switching Packet Switching KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) secara umum adalah jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau kampus.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP. 2103137045 PROGRAM STUDI D3 PJJ TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Diterjemahkan oleh Andi Susilo E-mail: andi.susilo@mail.com Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Peminatan Teknik Komunikasi Universitas Krisnadwipayana,

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP 1011101010101011101 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Model Referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1 BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 Pendahuluan Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana pertukaran informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi.

Lebih terperinci

Ahmad Royani, S.Kom. Ahmad Royani, S.Kom SMK NEGERI 3 DEPOK JUDUL MATERI EVALUASI PENUGASAN KELUAR

Ahmad Royani, S.Kom. Ahmad Royani, S.Kom SMK NEGERI 3 DEPOK JUDUL MATERI EVALUASI PENUGASAN KELUAR Email : ahmad.royan@gmail.com http://www.bangroyan.blogspot.com K D Menyajikan berbagai standar Komunikasi Data Email : ahmad.royan@gmail.com http://www.bangroyan.blogspot.com Dahulu, komunikasi antar

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer BAB II JARINGAN KOMPUTER A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui perantara

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

Information Systems KOMUNIKASI DATA. Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH:

Information Systems KOMUNIKASI DATA. Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH: Information Systems KOMUNIKASI DATA Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH: Nama : Muh. Zaki Riyanto Nim : 02/156792/PA/08944 Program Studi : Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi

Pengantar Teknologi Informasi Pengantar Teknologi Informasi Komunikasi Data & Jaringan Komputer Defri Kurniawan, M.Kom Fasilkom 12/20/2013 Konsep Komunikasi Data Pengertian Komunikasi data Pengiriman data menggunakan transmisi elektronik

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ke tempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

KONSEP JARINGAN KOMPUTER

KONSEP JARINGAN KOMPUTER KONSEP JARINGAN KOMPUTER Definisi Dasar : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain. Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom

Lebih terperinci

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua.

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. 7 OSI LAYER JENIS-JENIS JARINGAN LAN (Local Area Network) Jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, namun pada umumnya dibatasi oleh suatu area lingkungan seperti sebuah lab atau perkantoran

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users JARINGAN KOMPUTER APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users APA ITU JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim Pendahuluan Model Komunikasi Sumber-sumber Menentukan data untuk dikirim Alat Pengirim Mengubah data menjadi signal yang dapat dikirim Sistem Trasmisi Mengirim data Alat Penerima Mengubah signal menjadi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut Rangkuman Bab I Konsep Jaringan Nama : Akhmad Fariiqun Awwaluddin NRP : 2110165019 Kelas : 1 D4 LJ Teknik Informatika Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Lebih terperinci

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah Web :

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah   Web : PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER Oleh : Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Web : http://www.dahlan.id Daftar Pustaka Buku Pintar TCP/IP, Standart, Design dan implementasi, Ono W. Purbo, Elexmedia Komputindo,

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 02 Referensi Model OSI & TCP/IP Komunikasi dan Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Industri Komunikasi Data Pada industri komunikasi data memiliki banyak stakeholder dengan ketersalinghubungan

Lebih terperinci

Internetworking / WAN (Wide Area Network)

Internetworking / WAN (Wide Area Network) SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Internetworking / WAN (Wide Area Network) ISI Internetworking/WAN Modul 1 (Wide Area Network) Team Training SMK TI 1 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 1 INTERNETWORKING/WAN

Lebih terperinci

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6 Gambaran Umum Referensi OSI LAYERED MODEL Pertemuan 6 Sebuah badan multinasional yang didirikan tahun 1947 yang bernama International Standards Organization (ISO) sebagai badan yang melahirkan standar-standar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization

Lebih terperinci

Materi 11 Model Referensi OSI

Materi 11 Model Referensi OSI Materi 11 Model Referensi OSI Missa Lamsani Hal 1 Hal Penting Dalam Pertukaran Data Sistem sumber harus mengaktifkan path komunikasi data langsung atau memberitahukan jaringan komunikasi tentang identitas

Lebih terperinci

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP 1 Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP Modification by Melwin S Daulay, S.Kom., M.Eng 2 Protokol Arsitektur komunikasi data Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang

Lebih terperinci

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks BAB 3: PROTOCOL Introduction to Networks OVERVIEW Overview: OSI Layer TCP/IP Layer OSI (Open System Interconnection) Tentang OSI Layer digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika.

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA

BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Update: Jan-2010 Disajikan oleh: mushlihudin http://mdin.staff.uad.ac.id http://mdin.staff.uad.ac.id 1 / 9 1. Pengertian Komunikasi

Lebih terperinci

Pertemuan 2, Komunikasi Data, DGS REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA

Pertemuan 2, Komunikasi Data, DGS REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA MODEL KOMUNIKASI Sumber (Pemancar/Pengirim) Yaitu pengirim atau pemancar informasi data.. Komunikasi data dapat juga berlangsung dua arah sehingga pemancar

Lebih terperinci

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI Oleh : Ery Setiyawan Jullev A (07.04.111.00051) Danar Putra P (07.04.111.00035) M.M Ubaidillah (07.04.111.00090) Fakultas Teknik UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2009/2010 1 Protokol

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

The OSI Reference Model

The OSI Reference Model The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.

Lebih terperinci

-KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2010

Lebih terperinci

Gambar. 1: Physical Layer. Gambar. 2: Protocol Data Unit

Gambar. 1: Physical Layer. Gambar. 2: Protocol Data Unit Physical Layer 1. Pengertian Physical Layer Lapisan ini berhubungan dengan masalah listrik, prosedural, mengaktifkan, menjaga, dan menonaktifkan hubungan fisik. Lapisan ini juga berhubungan dengan tingkatan

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR * Model-OSI Dahulu, komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda sangat sulit dilakukan, karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbedabeda. Sehingga

Lebih terperinci

Hub dan Switch: Perbedaannya ditinjau secara konseptual

Hub dan Switch: Perbedaannya ditinjau secara konseptual Hub dan Switch: Perbedaannya ditinjau secara konseptual 1. Latar Belakang. Jaringan komputer berkembang dengan sangat cepat. Salah satu pemicunya adalah kebutuhan untuk berbagi pakai alat (device) maupun

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengantar Teori Trafik Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Trafik (Lalu Lintas) Trafik/Lalu lintas adalah pergerakan dari sebuah objek dari

Lebih terperinci

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS) B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS) OSI dan Integrated Services Digital Network (ISDN) merupakan bentuk komunikasi internasional. OSI diperkenalkan oleh International Standard Organization

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

JARINGAN. berhubungan untuk melakukan komunikasi data. Tahun 1940-an : di Amerika dibuatlah proses beruntun (Batch Processing)

JARINGAN. berhubungan untuk melakukan komunikasi data. Tahun 1940-an : di Amerika dibuatlah proses beruntun (Batch Processing) JARINGAN 11.1. Konsep Jaringan Komputer 11.1.1. Definisi Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan untuk melakukan komunikasi data. 11.1.2. Sejarah

Lebih terperinci

Dasar Dasar Jaringan

Dasar Dasar Jaringan Dasar Dasar Jaringan Ardian Ulvan (Applied Computer Research Group ACRG) ulvan@unila.ac.id 1 Pendahuluan Keuntungan Menggunakan Jaringan Resource Sharing (kebanyakan device berstatus idle) Biaya pembelian

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Yama Fresdian Dwi Saputro Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Yama Fresdian Dwi Saputro  Pendahuluan. Lisensi Dokumen: OSI LAYER Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com http://from-engineer.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

Ade Kosasih Audi Prasetya Febian Adnan Nanda Abiyoka Tomi Ferdiansyah Wildan Ramadhan

Ade Kosasih Audi Prasetya Febian Adnan Nanda Abiyoka Tomi Ferdiansyah Wildan Ramadhan Ade Kosasih Audi Prasetya Febian Adnan Nanda Abiyoka Tomi Ferdiansyah Wildan Ramadhan A.Prinsip komunikasi data Pernahkah Saudara melihat seorang turis dengan pemandunya? Jika Saudara perhatikan guide

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) JARINGAN KOMPUTER Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM :. NAMA :.. KELAS :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

Komunikasi Data...? Jaringan Komputer (Teori 1-2) 9/15/2013. Komponen Komunikasi Data (1) Komponen Komunikasi Data (2) Diagram Model Komunikasi Data

Komunikasi Data...? Jaringan Komputer (Teori 1-2) 9/15/2013. Komponen Komunikasi Data (1) Komponen Komunikasi Data (2) Diagram Model Komunikasi Data Komunikasi Data...? Jaringan Komputer (Teori 1-2) Dosen : M. Romzi, M.Kom. Komunikasi data merupakan proses pengiriman informasi diantara dua titik menggunakan kode biner melewati saluran transmisi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

OSI LAYER DAN TCP/IP

OSI LAYER DAN TCP/IP Tugas OSI LAYER DAN TCP/IP Nama : inyoman artha yasa Nim : 10310891 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUKASI (PTIK) FATEK UNIVERSITAS NEGERI MANADO (UNIMA) 2012 1 Tcp/ ip model Osi model APPLICATION TRANSPORT

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Muhamad Husni Lafif.  TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer. Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com TCP/IP Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Overview Konsep Jaringan Komputer Protokol Jaringan Physical Layer Data Link Layer Konsep Lan Network Layer Ip Address Subnetting Ip Version

Lebih terperinci

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

DASAR KOMUNIKASI DATA

DASAR KOMUNIKASI DATA DASAR KOMUNIKASI DATA Part 3 Disusun oleh : Rusmala Dewi Khusus di lingkungan Fakultas T.Informatika Univ.Cokro Palopo PROTOKOL Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada

Lebih terperinci

Data Link Layer -switching- Rijal Fadilah, S.Si

Data Link Layer -switching- Rijal Fadilah, S.Si Data Link Layer -switching- Rijal Fadilah, S.Si Review layer 1 (physical layer) Keterbatasan layer 1 Layer 1 hanya berhubungan media, sinyal dan bit stream yang travel melalui media Layer 1 tidak dapat

Lebih terperinci

Datarate (bandwidth) Layout jaringan (topologi) Single atau multiple kanal komunikasi.

Datarate (bandwidth) Layout jaringan (topologi) Single atau multiple kanal komunikasi. Lapisan phisik ini mendefinisikan karakteristik dari transmisi bit data melalui media tertentu. Protokol yang mengatur koneksi fisik dan transmisi dari bit antar dua perangkat. Secara spesifik lapisan

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

Model Protokol dan Referensi Jaringan. Pertemuan 4

Model Protokol dan Referensi Jaringan. Pertemuan 4 Model Protokol dan Referensi Jaringan Pertemuan 4 Objectives Definisi dan Konsep Protokol Macam-macam protokol Desain Layer Model-Model Referensi OSI dan TCP/IP Konsep dan contoh format TCP/IP Perbandingan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci