BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (B P K P)
|
|
- Inge Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (B P K P) PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Jalan Hayam Wuruk 7 Jakarta Telepon: (021) pusbinajfa@bpkp.go.id Faksimili: (021) Nomor : SE /JF/1/ Desember 2004 Lampiran : Satu berkas Perihal : Penegasan Hasil Forum Komunikasi JFA dan Kepegawaian 2004 Yang terhormat, 1. Sekretaris Utama 2. Para Deputi 3. Inspektur 4. Para Kepala Pusat 5. Para Kepala Perwakilan BPKP 6. Para Sekretaris Tim Penilai Angka Kredit JFA di - Lingkungan BPKP Menindaklanjuti hasil Forum Komunikasi JFA dan Kepegawaian Tahun 2004 (selanjutnya disebut Forum 2004), dengan ini disampaikan penegasan terhadap hasil-hasil kesepakatan Forum Penegasan ini khusus berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan JFA, sedangkan yang terkait dengan penyelenggaraan diklat dan pembinaan kepegawaian akan dikomunikasikan tersendiri oleh Pusdiklatwas serta Biro Kepegawaian dan Organisasi. Dapat kami sampaikan pula, bahwa penegasan ini sebelumnya telah kami mintakan tanggapan kepada para Peserta Forum sesuai dengan Surat Nomor. S 3121/JF.1/2004 tanggal 2 Juli Dengan mempertimbangkan tanggapan dan masukan yang telah kami terima, penegasan hasil Forum 2004 dapat kami sampaikan sebagai berikut: 1. Pembinaan dan Pengembangan JFA di Lingkungan Bawasda Sebagai Tindak Lanjut Pelaksanaan Inpassing a. Perlakuan terhadap PFA di Bawasda yang telah diinpassing namun naik pangkat di luar ketentuan JFA per 1 April Terdapat PFA di lingkungan Bawasda yang diinpassing per 1 Oktober 2003 namun beberapa diantaranya telah dinaikkan pangkat per 1 April 2004 dengan kenaikan pangkat di luar ketentuan Jabatan Fungsional Auditor. Hal ini dikarenakan saat pengusulan untuk Kenaikan Pangkat bersamaan dengan saat proses pengusulan persetujuan inpassing (masa peralihan). 1/10
2 Setelah dikonsultasikan dengan BKN dan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan, disepakati bahwa kenaikan pangkat yang bersangkutan tidak perlu dibatalkan, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pelaksanaan ketentuan JFA terhadap PFA yang bersangkutan, yaitu: Angka kredit awal yang digunakan adalah tetap angka kredit per 1 Oktober 2003 sebagaimana dalam surat persetujuan inpassing Kepala BPKP. Terhadap kegiatan Auditor yang dilakukan selama 1 Oktober 2003 s.d 31 Maret 2004 tidak dapat diberikan tambahan angka kredit walaupun yang bersangkutan telah dan masih melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Apabila kenaikan pangkat tersebut terjadi pada rentang jabatan yang berbeda, maka kenaikan jabatan dapat dilakukan setelah persyaratan sertifikasi peran pada pangkat dan jabatan yang sesuai telah terpenuhi. Sebagai contoh : seorang PFA diinpassing per 1 Oktober 2003 dengan pangkat Penata Tk. I (Gol. III/d) dalam jabatan Auditor Ahli Muda. Apabila yang bersangkutan per 1 April 2004 telah terlanjur dinaikkan pangkatnya melalui kenaikan pangkat reguler menjadi Pembina (Gol. IV/a), yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk dinaikkan jabatannya, sehingga walaupun yang bersangkutan telah memiliki pangkat Pembina (Gol. IV/a), jabatannya tetap Auditor Ahli Muda. Kenaikan jabatan menjadi Auditor Ahli Madya dapat dipertimbangkan setelah yang bersangkutan memperoleh sertifikat lulus Diklat Penjenjangan Pengendali Teknis. Apabila kenaikan pangkat tersebut telah diikuti dengan kenaikan jabatan PFA yang bersangkutan setingkat lebih tinggi dari jabatan yang tercantum dalam surat persetujuan inpassing, kenaikan jabatan dimaksud agar dibatalkan. Kenaikan jabatan dapat dilakukan setelah persyaratan sertifikasi peran pada pangkat dan jabatan yang lebih tinggi tersebut telah terpenuhi. Kenaikan pangkat berikutnya bagi yang bersangkutan disyaratkan dengan memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dalam JFA, antara lain: (1) Angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat lebih tinggi; (2) Komposisi angka kredit unsur utama dan unsur penunjang; (3) Perolehan delta angka kredit kegiatan pengembangan profesi selama dalam pangkat terakhir; dan (4) Sertifikasi Auditor yang dipersyaratkan pada pangkat dan jabatannya. Sebagai upaya untuk mencapai kesesuaian antara angka kredit kumulatif minimal dengan pangkat barunya, maka kepada PFA yang bersangkutan dapat menggunakan perhitungan angka kredit ketentuan magang dengan menggunakan jam pengawasan dan satuan angka kredit diklat. Ketentuan ini diberlakukan sampai dengan terpenuhinya angka kredit kumulatif minimal yang sesuai dengan pangkat barunya. Untuk memperlancar proses pembinaan kepangkatan dan jabatan PFA di lingkungan Bawasda yang telah melaksanakan inpassing, Perwakilan BPKP hendaknya memfasilitasi Bawasda untuk mempercepat proses pembentukan Tim Penilai Setempat, sehingga dapat segera dilakukan penilaian angka kredit bagi Auditor Pelaksana, Auditor Pelaksana Lanjutan, Auditor Penyelia, 2/10
3 Auditor Ahli Pertama, dan Auditor Ahli Muda, serta mensosialisasikan penyampaian usulan angka kredit bagi Auditor Ahli Madya dan Auditor Ahli Utama kepada Tim Penilai Pusat. b. Perlunya dilakukan pemetaan kebutuhan diklat inpassing di Bawasda sebagai upaya mengetahui kebutuhan diklat sertifikasi dan diklat teknis substansi. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Kepala BAKN; Sekjen BPK; dan Kepala BPKP No. 10 Tahun 1996; No. 49/SK/S/1996; No. KEP-386/K/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya, pada Pasal 21 ayat (3) dan (4), sebagaimana telah ditegaskan kembali dalam surat Kepala BPKP No. S- 772/K/JF/2003 tanggal 21 Juli 2003 perihal Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inpassing JFA di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah, PNS yang diinpassing ke dalam JFA diwajibkan untuk memperoleh sertifikat lulus diklat sertifikasi JFA sesuai dengan jenjang jabatan Auditor yang didudukinya dalam waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal inpassing. Apabila dalam masa 2 (dua) tahun Auditor tidak berhasil memperoleh sertifikat yang dipersyaratkan maka Auditor tersebut tidak dapat berperan sesuai dengan jabatannya. Mengantisipasi hal tersebut dan terkait dengan pembinaan karier yang bersangkutan, Bawasda diharapkan merencanakan diklat sertifikasi bagi PFA eks inpassing dengan memprioritaskan PFA yang akan segera naik pangkat, sehingga pengembangan karier yang bersangkutan tidak mengalami penundaan terlalu lama. Untuk mendukung upaya tersebut diharapkan peran aktif Perwakilan BPKP untuk memfasilitasi pemetaan (inventarisasi) kebutuhan diklat baik terkait dengan Diklat Sertifikasi JFA maupun Diklat Teknis Substansi guna pemenuhan dan peningkatan kompetensi Auditor di lingkungan Bawasda. Pemetaan dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala BPKP No. KEP-883/K/JF/2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi PNS yang di- Inpassing ke Dalam JFA di Lingkungan Unit Pengawasan Intern Pemda. 2. Pelaksanaan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit JFA di Lingkungan BPKP a. Angka kredit atas kegiatan Pendidikan Kesarjanaan Berdasarkan Keputusan MENPAN No. 19/1996, disebutkan bahwa unsur pendidikan (pendidikan formal) dapat diberikan angka kredit untuk kegiatan mengikuti pendidikan sekolah dan mencapai gelar / ijazah. Angka kredit untuk kegiatan pendidikan dapat dikategorikan dalam: Unsur Utama, apabila pendidikan tersebut sesuai dengan bidang tugas Auditor yang bersangkutan dan menunjang tugas dan fungsinya di bidang pengawasan; atau Unsur Penunjang, apabila pendidikan tersebut setara dengan kesarjanaan yang pernah diperolehnya, atau tidak sesuai dengan bidang tugas Auditor yang bersangkutan (di luar tugas dan fungsinya di bidang pengawasan). 3/10
4 Lebih lanjut dalam Keputusan Kepala BPKP No. KEP /K/1997, Romawi VI, huruf C, butir 1.a.1).b) disebutkan bahwa bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian angka kredit unsur pendidikan (pendidikan formal) adalah fotokopi Ijazah / STTB / Diploma / Akte yang dilegalisir pejabat yang berwenang. Ketentuan ini menunjukkan adanya prasyarat pengakuan ijazah oleh unit organisasi sebagai dasar penilaian / penetapan angka kredit. Sekretaris Utama BPKP melalui Surat Edaran No. SE-1627/SU/02/2002 tanggal 23 September 2002 tentang Penertiban Penggunaan Gelar Akademik dalam Kedinasan, menyebutkan bahwa ijazah dan gelar akademik yang dapat digunakan untuk pertimbangan dalam memberikan hak-hak kepegawaian (termasuk dalam hal ini untuk perolehan angka kredit) dan berbagai keperluan dinas adalah yang telah diakui secara kedinasan. Bentuk pengakuan secara kedinasan yaitu telah dicantumkan dalam Keputusan Kepangkatan dan atau telah memperoleh sertifikat Lulus Ujian Penyesuaian Ijazah (UPI), dan atau telah memperoleh Surat Keterangan Peningkatan Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Angka Kredit atas kegiatan pendidikan kesarjanaan bagi Auditor di lingkungan BPKP dapat diberikan setelah ijazah dan atau gelar kesarjanaan yang bersangkutan diakui secara kedinasan dan dikategorikan sebagai unsur utama. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa pengakuan secara kedinasan merupakan perwujudan pengakuan kualifikasi pendidikan sesuai dengan bidang tugas Auditor yang bersangkutan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Auditor yang memperoleh tambahan ijazah atau gelar kesarjanaan yang setara dengan kesarjanaan yang pernah diperolehnya atau Auditor yang memperoleh gelar kesarjanaan yang lebih tinggi tetapi di luar tugas da fungsinya di bidang pengawasan, angka kredit yang diperolehnya dikategorikan sebagai angka kredit dari unsur penunjang. b. Pengakuan angka kredit atas kegiatan Diklat Sertifikasi JFA tetap didasarkan pada Sertifikat Kelulusan / STTPP (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan) Menunjuk kesepakatan dalam Forum Komunikasi Tahun 2001, sebagaimana tertuang dalam Buku Himpunan Tanya Jawab Seputar JFA Tahun 2001, BAB IV.1.1., No. 16, hal.8, disebutkan bahwa: Apabila seorang PFA memiliki sertifikat telah mengikuti dan sertifikat kelulusan Diklat JFA, yang dapat diberikan angka kredit adalah sertifikat kelulusan, dengan pertimbangan bahwa tujuan utama keikutsertaan PFA dalam sertifikasi JFA adalah untuk memperoleh STTPP. Dalam Forum 2004 ditegaskan kembali bahwa pengakuan angka kredit atas kegiatan Diklat Sertifikasi JFA tetap didasarkan pada Sertifikat Kelulusan / STTPP, dengan memperhatikan: Kesepakatan Forum Komunikasi Tahun 2003 mengenai HP Maksimal, disebutkan bahwa kegiatan pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu 4/10
5 kegiatan yang menggunakan HP dan merupakan unsur dalam perhitungan HP Maksimal. Himpunan Tanya Jawab Seputar JFA Tahun 2003 hal. 52 pertanyaan no. 32, dinyatakan bahwa untuk kepentingan pengusulan angka kredit unsur pengembangan profesi dari kegiatan mengikuti diklat dapat dilakukan dengan surat keterangan lulus dari Kepala Pusdiklatwas, namun untuk dokumen usulan kenaikan pangkat/jabatan tetap harus melampirkan sertifikat STTPP karena pihak BKN menghendaki bukti fisik legal. HP Diklat Sertifikasi JFA diperhitungkan sebagai penggunaan HP pada tahun diterbitkannya surat keterangan lulus atau STTPP, sehingga apabila pada tahun keikutsertaan dalam diklat sertifikasi PFA belum memperoleh surat keterangan lulus atau STTPP maka HP Maksimal pada tahun yang bersangkutan tidak dikurangi dengan HP keikutsertaan dalam diklat. Sebagai contoh: Sdr. Agus, Ak, Auditor Ahli Pertama dengan pangkat Penata Muda Tk. I (Gol. III/b) mengikuti diklat sertifikasi penjenjangan Ketua Tim pada bulan April 2002, namun baru dinyatakan lulus untuk semua mata ajaran pada bulan November 2003, dan STTPP diterbitkan pada bulan Februari Angka kredit atas kegiatan diklat sertifikasi tersebut diakui pada periode penilaian Januari Juli 2004 dengan menggunakan HP tahun Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat untuk naik pangkat per 1 April 2004, angka kredit atas sertifikat Ketua Tim pada kondisi tersebut di atas dapat diberikan pada periode penilaian Juli Desember 2003 dengan menggunakan surat keterangan lulus dari Kepala Pusdiklatwas sambil menunggu sertifikat terbit. Fotocopy sertifikat tersebut dilampirkan dalam dokumen penilaian segera setelah sertifikat diterima dan sertifikat Ketua Tim tersebut tetap merupakan persyaratan bagi kenaikan jabatan/pangkat yang bersangkutan. c. Pengaturan sertifikat diklat teknis substansi yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Unit Teknis (Deputi/Pusat) Terdapat beberapa kegiatan diklat teknis substansi yang penyelenggaraannya dilakukan oleh unit teknis terkait (Deputi/Pusat) atau kerjasama dengan pihak ekstern. Sepanjang diklat yang diselenggarakan tersebut sesuai dengan bidang tugas Auditor dan ditugaskan oleh Kepala/Pimpinan Unit Organisasi dan memenuhi persyaratan diklat sebagaimana telah diatur oleh Pusdiklatwas, serta terpenuhi norma hasil (memperoleh STTPP/Sertifikat), maka atas kegiatan diklat dimaksud dapat dilakukan penilaian angka kreditnya. d. Kegiatan penelitian awal dalam audit investigasi Kegiatan penelitian awal dalam audit investigasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi dalam rangka menentukan dapat atau tidaknya suatu pengaduan masyarakat dilakukan pemeriksaan khusus/audit investigatif. Kegiatan ini dilakukan dengan penerbitan surat tugas ke institusi/auditan dimana indikasi penyimpangan tersebut terjadi. 5/10
6 Sesuai surat Deputi Bidang Investigasi BPKP Nomor: SE-142/D6/2004 tanggal 8 Maret 2004 perihal Pengelolaan Penugasan Investigasi, penelitian awal atas penugasan audit investigasi telah ditiadakan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi tenaga, waktu, dan biaya serta menghindari audit yang terkesan bertubitubi. Dalam surat tersebut dinyatakan pula bahwa dengan ditiadakannya kegiatan penelitian awal, maka kegiatan penelaahan informasi perlu ditingkatkan intensitas dan kualitasnya sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan untuk menerbitkan surat tugas audit investigatif. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan penelitian awal dalam audit investigasi tidak lagi merupakan bagian dari penugasan audit yang dapat diberikan angka kredit. Kegiatan yang dapat diberikan angka kredit dalam pra-pelaksanaan audit investigatif adalah kegiatan penelaahan informasi yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan mempersiapkan bahan untuk tujuan tertentu dalam rangka penelaahan informasi awal audit investigatif atas.... e. Pengaturan mengenai jumlah maksimal karya tulis/karya ilmiah yang diusulkan oleh PFA untuk diberikan angka kredit dalam 1 (satu) tahun Perolehan delta angka kredit pengembangan profesi dalam masa kepangkatan terakhir merupakan salah satu syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Angka kredit dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan, diantaranya melalui penyusunan karya tulis/karya ilmiah di bidang pengawasan yang merupakan kegiatan dengan angka kredit terbesar dalam unsur pengembangan profesi dengan besaran angka kredit terendah 2 dan tertinggi 12,5. Dengan memperhatikan unsur kegiatan yang dapat dilakukan oleh auditor terdiri atas Unsur Utama (Pendidikan, Pengawasan, dan Pengembangan Profesi) dan Unsur Penunjang serta mempertimbangkan bahwa tugas seorang auditor seharusnya lebih difokuskan pada kegiatan pengawasan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang melekat pada jabatannya, maka dalam Forum 2004 disepakati untuk melakukan pembatasan jumlah maksimal karya tulis/karya ilmiah yang dapat dinilai angka kreditnya dalam satu tahun. Pembatasan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu karya tulis yang dihasilkan oleh PFA dan menghindari kecenderungan PFA menyusun karya tulis semata-mata untuk memperoleh angka kredit tanpa mempertimbangkan apakah karya tulis tersebut bermanfaat atau tidak bagi organisasi serta bagi dunia pengawasan secara umum. Pembatasan jumlah maksimal karya tulis/karya ilmiah dilakukan dengan mempertimbangkan kewajaran proporsi komposisi kebutuhan delta angka kredit pengembangan profesi yang diperlukan untuk kenaikan pangkat yang lebih tinggi, dimana semakin tinggi pangkat seorang auditor maka semakin besar pula delta angka kredit pengembangan profesinya. Untuk itu disepakati pembatasan sebagai berikut: 6/10
7 No Jenjang Jabatan Jumlah maksimal karya tulis dalam 1 tahun 1 Auditor Pelaksana 1 2 Auditor Pelaksana Lanjutan dan Auditor Ahli Pertama 2 3 Auditor Penyelia dan Auditor Ahli Muda 3 4 Auditor Ahli Madya 4 5 Auditor Ahli Utama 5 f. Penegasan perlunya pembentukan Tim Penguji Karya Tulis. Salah satu kriteria yang digunakan dalam penilaian angka kredit penyusunan karya tulis/karya ilmiah di bidang pengawasan atau menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang pengawasan adalah adanya pengesahan oleh Kepala/Pimpinan Unit Organisasi pada hasil kegiatan tersebut. Untuk membantu Kepala/Pimpinan Unit Organisasi dalam melakukan pengesahan, pada Forum Komunikasi 2003 ditegaskan bahwa di masing-masing unit perlu dibentuk Tim Penguji Karya Tulis yang bertugas untuk memberikan rekomendasi mengesahkan atau tidak mengesahkan karya tulis/karya ilmiah yang dibuat oleh PFA. Pengujian dilakukan terhadap karya tulis/karya ilmiah yang disusun baik oleh Auditor Trampil maupun Auditor Ahli. Tim Penilai Angka Kredit, baik Tim Penilai Setempat maupun Tim Penilai Pusat melakukan penilaian atas angka kredit karya tulis/karya ilmiah yang telah memperoleh pengesahan dari Kepala/Pimpinan Unit Organisasi. Menunggu ditetapkannya pedoman penilaian karya tulis/karya ilmiah yang sekarang masih dalam proses finalisasi, masing-masing Kepala/Pimpinan Unit Organisasi diharapkan dapat menetapkan kebijakan intern mengenai kriteria pengujian dan mekanisme kerja Tim Penguji Karya Tulis. g. Penegasan kewenangan Pejabat Pengusul Angka Kredit untuk melakukan penelitian awal terhadap DUPAK Dalam pelaksanaan kegiatan penilaian angka kredit ditemui adanya beberapa permasalahan teknis administratif, seperti masalah kelengkapan dokumen pendukung SPMK maupun dokumen pendukung DUPAK lainnya. Hal ini berpotensi mengakibatkan tertundanya kegiatan penilaian yang pada akhirnya dapat merugikan PFA. Permasalahan tersebut pada dasarnya dapat diminimalkan apabila sebelum DUPAK disampaikan kepada Sekretariat Tim Penilai, khususnya Tim Penilai Pusat, terlebih dahulu dilakukan penelitian awal terhadap kelengkapan dan ketepatannya. Mengacu pada SOP PPAK (Standard Operating Procedures Penilaian dan Penetapan Angka Kredit), pada BAB 4, huruf B, sub-prosedur 1.2 (Sub-Prosedur Penerimaan dan Penelitian DUPAK oleh Pejabat Pengusul), butir c dan d, disebutkan bahwa Pejabat Pengusul Angka Kredit dapat melakukan, antara lain: 7/10
8 Melakukan penelitian kelengkapan berkas DUPAK yang disampaikan. Jika terdapat kekurangan, meminta PFA untuk melengkapi berkas. Dalam hal dijumpai keraguan atau kejanggalan atas hasil kegiatan pengawasan, Pejabat Pengusul dapat menanyakan hal tersebut kepada Atasan Langsung PFA yang bersangkutan dan bila perlu dapat memberikan catatan pada DUPAK. Berdasarkan hal tersebut di atas, Forum 2004 menyepakati dalam pengajuan DUPAK Pejabat Pengusul hendaknya secara optimal menggunakan kewenangannya untuk melakukan pengujian kelengkapan dokumen dan keabsahan berkas yang diusulkan. Dalam pelaksanaannya, secara teknis tugas tersebut dapat didelegasikan kepada staf di bawahnya atau Sekretariat Tim Penilai Setempat. Hal-hal yang menjadi perhatian pada saat melakukan pengujian DUPAK, antara lain: Kelengkapan dokumen pendukung DUPAK, seperti: (1) SPMK yang telah ditandatangani oleh Atasan Langsung PFA yang bersangkutan atas setiap kegiatan pengawasan yang diusulkan. (2) Surat Tugas untuk setiap kegiatan/tugas yang dilaksanakan (3) Dokumen bukti fisik terpenuhinya norma hasil (4) Foto copy SK Kenaikan Pangkat terakhir dan foto copy SK Kenaikan Jabatan terakhir, apabila DUPAK tersebut untuk penilaian angka kredit pertama kali atau usulan yang secara kumulatif angka kreditnya telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. Penelitian terhadap keabsahan berkas yang diusulkan, seperti: (1) Adanya kegiatan/penugasan yang batal atau yang tidak dilaksanakan namun diusulkan oleh PFA yang bersangkutan (2) Jumlah HP yang diusulkan dalam periode penilaian angka kredit, baik kewajaran maupun kesesuaian dengan ketentuan HP Maksimal (3) Jumlah hari cuti yang diambil dalam periode penilaian Susunan DUPAK dan berkas pendukungnya secara rapi dan urut dengan urutan sesuai kegiatan auditor, yaitu Unsur Utama dan Unsur Penunjang Penandatanganan DUPAK oleh Pejabat Pengusul. h. Penetapan angka kredit secara jabatan bagi PFA yang tidak menyampaikan DUPAK pada periode yang telah ditentukan. 1) Penetapan SK PAK jabatan untuk periode kegiatan yang telah melewati batas waktu pengajuan angka kredit. Berdasarkan kesepakatan Forum Komunikasi Tahun 2002 dan telah tertuang dalam SOP PPAK, bahwa angka kredit yang dapat diusulkan untuk dilakukan penilaian dan penetapan adalah angka kredit atas kegiatan yang telah selesai dalam batas waktu 1 (satu) tahun, sebagaimana contoh pada bagan terlampir. Dengan memperhatikan: (1) Tertib administrasi penyampaian DUPAK; (2) Kontinuitas periode SK PAK; dan 8/10
9 (3) Keperluan untuk administrasi kepegawaian, seperti kenaikan pangkat/ jabatan, pembebasan sementara, pengangkatan kembali, maupun pemberhentian dari jabatan. maka apabila PFA tidak menyampaikan DUPAK sampai pada periode yang melampaui batas waktu penilaian kegiatan, sebagaimana tersebut di atas, terhadap periode kegiatan pengawasan yang tidak lagi diperkenankan untuk diusulkan angka kreditnya, disepakati untuk dilakukan penetapan angka kredit secara jabatan oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit. Penetapan angka kredit secara jabatan merupakan keputusan penetapan angka kredit dengan penerbitan SK PAK oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit atas suatu periode penilaian yang dianggap telah melebihi batas waktu yang telah ditentukan (1 tahun setelah kegiatan tersebut selesai), dimana dalam periode tersebut PFA tidak menyampaikan DUPAK. Angka kredit yang ditetapkan untuk periode tersebut adalah NIHIL. Contoh bagan waktu kegiatan yang melebihi batas waktu kegiatan yang dapat dinilai dan contoh penetapan SK Jabatan berkenaan dengan hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran surat ini. 2) Penetapan SK PAK jabatan untuk pembebasan sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan Dalam Keputusan MENPAN No. 19/1996, Pasal 27 dinyatakan bahwa: (1) Auditor Pelaksana sampai dengan Auditor Penyelia (Gol. III/c) dan Auditor Ahli Pertama sampai dengan Auditor Ahli Madya (Gol. IV/d), dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 6 (enam) tahun terhitung mulai tanggal pengangkatan dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. (2) Auditor Penyelia (Gol. III/d) dan Auditor Ahli Utama (Gol. IV/e) dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) untuk Auditor Penyelia dan 50 (lima puluh) untuk Auditor Ahli Utama dari kegiatan unsur utama. Dalam prakteknya, terdapat PFA yang sulit untuk ditentukan apakah yang bersangkutan telah memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dalam jangka waktu tersebut di atas karena yang bersangkutan tidak menyampaikan DUPAK. Ketidaktertiban PFA tersebut mengakibatkan terhambatnya proses Pembebasan Sementara karena tidak terdapat SK PAK yang dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 9/10
10 Untuk itu, apabila sampai dengan periode waktu yang telah ditentukan, PFA yang diyakini tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang dipersyaratkan tidak menyampaikan DUPAK, maka akan dilakukan penetapan angka kredit secara jabatan oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit. Penetapan angka kredit secara jabatan tersebut dilakukan tentunya setelah melalui proses pemberian peringatan kepada PFA yang bersangkutan. Contoh pelaksanaan penetapan angka kredit secara jabatan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran. Demikian, agar penegasan ini dapat disosialisasikan kepada para PFA dan Pejabat yang menangani pembinaan dan pengembangan JFA serta dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Kepala, A. Animaharsi NIP Tembusan Yth.: 1. Kepala BPKP 2. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan 3. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi 10/10
11 Lampiran Surat Nomor : SE 4566 /JF/1/2004 Tanggal : 23 Desember 2004 CONTOH PELAKSANAAN PENETAPAN ANGKA KREDIT SECARA JABATAN BAGI PFA YANG TIDAK MENYAMPAIKAN DUPAK PADA PERIODE YANG TELAH DITENTUKAN. 1. Contoh bagan waktu penyelesaian kegiatan pengawasan dan waktu pengusulan angka kredit untuk kegiatan yang dilakukan selama Semester I (Januari Juni) Tahun Jan Jul Jan Jul Jan Penugasan Selesai Periode Jan-Jun 2003 Perpanjangan I Penyampaian DUPAK Kegiatan Jan-Jun 03 Tidak Diperkenankan Menyampaikan DUPAK Kegiatan Jan-Jun 03 Penyampaian DUPAK Seharusnya Perpanjangan Terakhir Penyampaian DUPAK Kegiatan Jan-Jun Contoh penetapan SK PAK jabatan untuk periode kegiatan yang telah melewati batas waktu pengajuan angka kredit. Sdr. Adi, SE adalah Auditor Ahli Pertama dengan pangkat/golongan Penata Muda Tk. I / III b. Pada 1 Januari 2003 telah diterbitkan SK PAK atas nama yang bersangkutan dengan besaran 163,50 untuk periode kegiatan sampai dengan 31 Desember Sejak 1 Januari 2003 s.d 30 Juni 2004, Sdr. Adi, SE tidak menyampaikan DUPAK. Terhadap hal ini dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Selambat-lambatnya pada Maret 2004, Pejabat Pengusul Angka Kredit menerbitkan Memo Pemberitahuan kepada Sdr. Adi, SE dengan ditembuskan kepada Sekretariat Tim Penilai, yang berisikan antara lain: (a) Yang bersangkutan masih diberikan kesempatan 1 (satu) periode penilaian lagi (sampai dengan periode kegiatan Januari Juni 2004) 1/3
12 untuk mengusulkan DUPAK atas kegiatan pengawasan yang selesai pada periode 1 Januari s.d 30 Juni (b) Apabila sampai periode di atas yang bersangkutan tidak menyampaikan DUPAK, maka Pejabat Pengusul akan membuat dan menyampaikan DUPAK nihil sebagai dasar penerbitan SK PAK secara jabatan oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit. (2) Apabila sampai dengan Agustus 2004, Sdr. Adi, SE tidak juga menyampaikan DUPAK untuk kegiatan yang selesai dalam periode 1 Januari s.d 30 Juni 2003, maka berdasarkan kewenangan yang dimiliki, Pejabat Pengusul diwajibkan untuk membuat DUPAK secara jabatan atas nama Sdr. Adi, SE untuk periode 1 Januari s.d 30 Juni DUPAK tersebut merupakan DUPAK nihil yang dibuat karena kelalaian PFA dalam melakukan self assesment pengumpulan angka kredit. (3) DUPAK secara jabatan tersebut disampaikan kepada Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Periode DUPAK (Masa Penilaian) adalah periode kegiatan yang telah melewati batas waktu yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah 1 Januari sd 30 Juni (b) Pada DUPAK di Kolom ke-5 bagian Unsur Yang Dinilai (Angka Kredit Baru) dikosongkan. (c) Pada Catatan Pejabat Pengusul dicantumkan nomor dan tanggal Memo Pemberitahuan dan keterangan bahwa sampai dengan waktu yang telah ditentukan PFA yang bersangkutan belum menyampaikan DUPAK periode dimaksud. (4) Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit menerbitkan SK PAK berdasarkan DUPAK tersebut dengan me- nihil -kan kolom angka kredit baru, sehingga besaran angka kredit untuk Sdr. Adi, SE. untuk periode penilaian 1 Januari sd 30 Juni 2003 adalah sama seperti 1 Desember 2002, yaitu 163,50. (5) Penerapan hal yang sama akan berulang untuk periode penilaian selanjutnya apabila yang bersangkutan tidak menyampaikan DUPAK. 3. Contoh penetapan SK PAK jabatan untuk pembebasan sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan Sdr. Budi, SH adalah Auditor Ahli Pertama yang diangkat per 2 Januari 2002 dengan pangkat/golongan Penata Muda / III a tmt 1 Oktober Pada 1 Agustus 2005 telah diterbitkan SK PAK atas nama yang bersangkutan dengan besaran 130,25 untuk periode kegiatan sampai dengan 31 Juni Sejak 1 Juli 2005 s.d 31 Desember 2007, Sdr. Budi, SH tidak menyampaikan DUPAK. Terhadap hal ini dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir (Juli 2007), Pejabat yang berwenang, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala BPKP No. Kep /K/1997, Romawi X, huruf A butir 1.c, memberikan Peringatan Tertulis kepada PFA yang diperkirakan tidak akan memperoleh jumlah angka kredit yang dipersyaratkan. 2/3
13 (2) Apabila sampai dengan Januari 2008, Sdr. Budi, SH tidak juga menyampaikan DUPAK untuk kegiatan sampai dengan 31 Desember 2007, maka berdasarkan kewenangan yang dimiliki Pejabat Pengusul diwajibkan untuk membuat DUPAK secara jabatan atas nama Sdr. Budi, SH untuk periode sampai dengan 31 Desember DUPAK tersebut merupakan DUPAK nihil yang dibuat karena kelalaian PFA dalam melakukan self assesment pengumpulan angka kredit. (3) DUPAK secara jabatan tersebut disampaikan kepada Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Periode DUPAK (Masa Penilaian) adalah periode kegiatan sampai dengan periode terakhir pengumpulan angka kredit yang ditentukan, dalam hal ini adalah sampai dengan 31 Desember 2007 (b) Pada DUPAK di Kolom ke-5 bagian Unsur Yang Dinilai (Angka Kredit Baru) dikosongkan. (c) Pada Catatan Pejabat Pengusul dicantumkan nomor dan tanggal Peringatan Tertulis dan keterangan bahwa sampai dengan waktu yang telah ditentukan PFA yang bersangkutan belum menyampaikan DUPAK periode dimaksud. (4) Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit menerbitkan SK PAK berdasarkan DUPAK tersebut dengan me- nihil -kan kolom angka kredit baru, sehingga besaran angka kredit untuk Sdr. Budi, SH. untuk periode penilaian sampai dengan 31 Desember 2007 adalah sama seperti penetapan angka kredit yang terakhir (1 Agustus 2005), yaitu 130,25. (5) Apabila dalam masa pembebasan sementara Sdr. Budi, SH menyampaikan DUPAK, maka angka kredit yang dapat diusulkannya adalah angka kredit atas kegiatan yang telah selesai dengan batas waktu pengajuan 1 (satu) tahun setelah kegiatan selesai. *** 3/3
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Jl. Hayam Wuruk No. 7 Jakarta 10120 Telepon (021) 3841273 Email : pusbinajfa@bpkp.go.id Faksimili : (021) 3855713 Nomor
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Jl. Hayam Wuruk No. 7 Jakarta 10120 Telepon (021) 3841273 Email : pusbinajfa@bpkp.go.id Faksimili : (021) 3855713 Nomor
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT UTAMA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 (Hunting), Faksimile (021) 85901328 SURAT EDARAN Nomo : SE- 34/K.SU /JF/2009 Tentang
Lebih terperinciXVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM
XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32
Lebih terperinciORGANISASI, MUTASI, TATA USAHA, DAN TATA KERJA PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP
ORGANISASI, MUTASI, TATA USAHA, DAN TATA KERJA PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP SURAT EDARAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : SE-060400-22/K/1999
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA,
Lebih terperinciXVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2.
Lebih terperinciXIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM
XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
Lebih terperinciIII. PENGAWAS BENIH IKAN
III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP-817/K/JF/2002 TENTANG PROSEDUR KEGIATAN BAKU PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN APARAT
Lebih terperinciIV. ANALIS KEPEGAWAIAN
IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciXII. PENGAWAS SEKOLAH
XII. PENGAWAS SEKOLAH A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang-Undang Nomor 20
Lebih terperinciXXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM
XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (B P K P) PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (B P K P) PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Gedung BPKP Lantai 11 Jalan Pramuka No. 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 E-mail: pusbinajfa@bpkp.go.id
Lebih terperinciJabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya Satuan Audit Internal UGM 11-12 Oktober 2012 9/13/2014 Pusbin JFA BPKP
Lebih terperinciA. PENDIDIKAN FORMAL, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
A. PENDIDIKAN FORMAL, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Permasalahan yang dibahas dalam kelompok ini berkenaan dengan kegiatan pada unsur Pendidikan, yang merupakan bagian dari Unsur Utama Kegiatan PFA
Lebih terperinciXIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM
XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciI. PENGAWAS PERIKANAN
I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor: SE-2209 /JF/2/2007 TENTANG PENYESUAIAN FORMAT PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK)
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (B P K P) PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Gedung BPKP Lantai 11 Jln. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Telepon (021) 85910031 Ekt. 1134 E-mail: pusbinajfa@bpkp.go.id
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 503 /K/JF/2010 TENTANG PROSEDUR KEGIATAN BAKU PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT AUDITOR
Lebih terperinciXIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM
XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2013 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Jabatan Fungsional. Auditor Kepegawaian. Ketentuan Pelaksana. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciXX. TEKNISI LITKAYASA
XX. TEKNISI LITKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Lebih terperinciXVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM
XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 706 /K/JF/2009 TENTANG PENGANGKATAN KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR MELALUI PERPINDAHAN JABATAN DENGAN PERLAKUAN KHUSUS DENGAN
Lebih terperinciX. GURU A. Dasar Hukum
X. GURU A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciV. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM
V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 26B /PER/M. KOMINFO/7/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN
Lebih terperinciB. PENGERTIAN-PENGERTIAN
VII. DOKTER A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciXV. PRANATA KOMPUTER
XV. PRANATA KOMPUTER K. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPusat Pembinaan JFA I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Dalam pembinaan Jabatan Fungsional Auditor, tahun 2003 2004 merupakan tahun pengembangan pembinaan yang cukup signifikan, terutama dengan telah disetujuinya inpassing sejumlah 3.881 PNS
Lebih terperinciIX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN
IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciVI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM
VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciXXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM
XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4
Lebih terperinciXXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM
XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
Lebih terperinci-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1
-2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinci2014, No
2014, No.889 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI
Lebih terperinciADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER
ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER Pengangkatan Pertama dan Diklat Penjenjangan Penilaian Angka Kredit Pembebasan Sementara dan Pemberhentian 2 Formulir Pengangkatan Pertama dan Diklat Penjenjangan
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciTENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 20 TAHUN 2005 NOMOR : 14A TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.875, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI.. Auditor Kepegawaian. Jafung. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Lebih terperinciPusat Pembinaan JFA BPKP I. PENDAHULUAN
Badan P eengawasan K eeuangan dan P eembangunan ((BPKP )) Hiimpunan Tanya Jawab Seputar Jabatan Fungsiional Audiitor Dii Liingkungan Bpkp Forrum Komuni iikkassi Kepegawai iian Dan JJFA 2002 Pusbin JFA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciMagister (S-2), Dokter, Apoteker
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Reksodiputro No. 24 Telp./Fax. (0296) 531284 Website http://bkd.blorakab.go.id B L O R A 58215 Blora, 10 November 2016 Mei 2016 Nomor : 823/1152
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Umum Jabatan Fungsional
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA
- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 707 /K/JF/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENILAIAN ANGKA KREDIT AUDITOR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 707 /K/JF/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENILAIAN ANGKA KREDIT AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AUDITOR APARAT PENGAWASAN INTERN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG
PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.
No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
Lebih terperinciNOMOR: 10 TAHUN 1996 NOMOR : 49/SK/S/1996 NOMOR : KEP-386/K/1996 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA, SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN, DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: 10 TAHUN 1996 NOMOR : 49/SK/S/1996
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) NOMOR: PER 1275 /K/JF/2006 TENTANG
REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P ) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) NOMOR: PER 1275 /K/JF/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1237, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemeriksa Bea dan Cukai. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2015 KEMENHUB. Jabatan Fungsional. Perencana. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P )
REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P ) Nomor Lampiran Perihal : : : SE-06.04.00-518/K/2001 1 (satu) set Himpunan Permasalahan dan Seputar JFA di lingkungan BPKP edisi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-707/K/JF/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENILAIAN ANGKA KREDIT AUDITOR
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-707/K/JF/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENILAIAN ANGKA KREDIT AUDITOR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi
No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege
No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciII. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN
II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/10/M.PAN/2007 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL
PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional
Lebih terperinci2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.47, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Fungsional. Pengendali. Dampak Lingkungan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Di Sampaikan Pada Acara Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian PUPR Yogyakarta, 9 Februari
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI
Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI 2006 Kajian pembentukan jabatan fungsional di Setjen DPR RI: Wiyakarsa/Analis Kebijakan Parlemen/Analis Anggaran
Lebih terperinciDalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, PUSBIN JFA menyelenggarakan fungsi:
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 271 Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: Kep-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA DAN TATA CARA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciPROSEDUR PENGUSULAN DAN MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH
PROSEDUR PENGUSULAN DAN MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH Disusun Oleh: Tim Biro Kepegawaian Kemdikbud 1. Dra. Garti Sri Utami, M. Ed 2. Yuniarti Kusnoningsih, SH 3.
Lebih terperinciSOSIALISASI PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT BIDANG KEPERAWATAN RSCM AGUSTUS 2016
SOSIALISASI PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL BIDANG KEAN RSCM AGUSTUS 2016 LATAR BELAKANG Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kemampuan dan kesempurnaan
Lebih terperinci- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ
PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 04/PRT/M/2014 NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 709 /K/JF/2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT,.PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALl, DAN PEMBERHENTIAN
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan pada Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Makassar,
Lebih terperinciHIMPUNAN TANYA JAWAB SEPUTAR JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP
HIMPUNAN TANYA JAWAB SEPUTAR JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1999 DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN...1 II. DASAR HUKUM...1 III. TUJUAN...2 T A N
Lebih terperinci2014, No
6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTK NOMOR 141 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI I. TUJUAN Petunjuk Teknis
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciTELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Widyaiswara madya golongan IV/c yang sudah melewati
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN
Lebih terperinciTELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Setiap organisasi profesi memiliki cara untuk menjaga
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, KETERANGAN PENDIDIKAN, KETERANGAN
Lebih terperinci