Konvensi Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat (1987)
|
|
- Hamdani Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konvensi Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat (1987) Negara-negara pilzak penandatangan Dewan Eropa dengan ini, Memperlzatikan ketentuan-ketentuan dalam Konvensi untuk Perlindungan Hak-hak Asasi Manusia dan Kebebasan-kebebasan Fundamental, Mengingat bahwa, menurut ketentuan Pasal 3 dalam Konvensi yang sama, "tidak seorang pun dapat dijadikan sasaran penyiksaan dan atau penghukuman yang tidak manusiawi dan merendahkan marta bat"; Mencatat bahwa mekanisme yang disediakan dalam Konvensi tersebut bekerja dalam hubungannya dengan orang yang menyatakan bahwa dia adalah korban pelanggaran pelanggaran terhadap Pasal 3; Meyakini balnva perlindungan pada orang-orang yang dirampas kebebasannya, dari penyiksaan dan atau penghukuman yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat dapat diperkuat dengan sarana-sarana non-pengadilan yang bersifat pencegahan atas dasar kunjungan- kunjungan. Menyetujui sebagai berikut: Bab I Pasall Harus dibentuk suatu Komite Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat (yang selanjutnya disebut sebagai "Komite"). Komite, dengan sarana kunjungan-kunjungan, akan memeriksa perlakuan terhadap orang-orang yang dirampas kebebasannya, dengan tujuan memperkuat, kalau perlu, perlindungan terhadap orangorang tersebut dari penyiksaan dan dari perlakuan yang tidak manusiawi atau hukuman yang menghinakan. Pasal2 Setiap Peserta harus memperkenankan kunjungan-kunjungan, bagi orang-orang yang dirampas kebebasannya oleh suatu penguasa pemerintah, sesuai dengan Konvensi ini, ke tcmpat manapun di dalam yurisdiksinya. Pasal3 Dalam penerapan Konvensi ini, "Komite" dan para penguasa nasional Negara Pihak yang bersangkutan yang berwenang harus sating bekerja sama. Bab II Pasal 4 I. "Komite" akan terdiri dari sejumlah anggota yang sama denganjumlah Negara Pihak.
2 ) Para anggota "Komite" akan dipilih dari di antara orang-orang yang berwatak moral tinggi, terkenal kecakapannya di bidang hak-hak asasi manusia atau memiliki profesi, bcrpengalaman di bidang-bidang yang dicakup oleh Konvensi ini. 3. Tidak diperbolehkan dua orang anggota "Komite" merupakan warga negara dari Negara yang sama...j.. Para anggota "Komite" akan mengabdi dalam kedudukan perseorangan mereka, harus mandiri dan adil, dan dapat mengabdi kepada "Komite" dengan efektif. Pasal 5 I. Para anggota "Komite" akan dipilih oleh Komite para Menteri Dewan Eropa dengan suara mayoritas absolut, dari suatu daftar nama-nama yang disusun oleh Biro Majelis Konsultatif Dewan Eropa; setiap delegasi nasional dari Negara Pihak dalam Majelis Konsultatif harus mengajukan tiga orang eaton, paling sedikit dua orang darinya merupakan warga negaranya. Prosedur yang sama harus diikuti dalam pengisian kekosongan yang secara kebetulan. 3. Para anggota "Komite" akan dipilih untuk masa jabatan empat tahun. Mereka dapat dipilih kembali hanya sekali. Namun demikian, di antara para anggota yang dipilih pacta pemilihan pertama, maka masa jabatan tiga orang anggota akan berakhir pada akhir masa dua tahun. Para anggota yang masa jabatannya berakhir pada akhir masa pertama dua tahun dapat dipilih dengan undian oleh Sekretaris Jenderal Dewan Eropa dengan segera setelah pemilihan pertama telah diselesaikan. Pasal 6 I. ''Komite" akan bersidang secara tertutup. Sebuah Kuorum adalah sama dengan mayoritas para anggotanya. Keputusan-keputusan "Komite" akan diambil dengan mayoritas para anggota yang hadir, dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan Pas a! 10 ayat "Komite" akan menyusun peraturan-peraturan prosedurnya sendiri. 3. Sekretaris "Komite" akan disediakan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Eropa. Bagian III Pasal 7 1. "Komite" akan mengorganisir kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat yang ditunjuk dalam Pasal2. Selain dari kunjungan-kunjungan periodik, "Komite" dapat mengorganisir kunjungankunjungan lain seperti yang tampak pada Pasal 2 diperlukan dalam keadaan keadaan itu. 2. Sehagai suatu peraturan umum, kunjungan-kunjungan dilaksanakan paling sedikit oleh dua orang anggota "Komite". Jika dipandang perlu, "Komite" dapat dibantu oleh para ahli dan para penerjemah. Pasal8 I. "Komite" akan memberitahukan kepada Pemerintah Negara Pihak yang bersangkutan mengenai keinginannya untuk melaksanakan suatu kunjungan. Sesudah pemberitahuan tersehut, "Komite" setiap waktu dapat mengunjungi tempat manapun yang ditunjuk dalam
3 Pasal Suatu Negara Pihak akan menyediakan berbagai fasilitas berikut kepada "Komite" untuk melaksanakan tugasnya: (a) akses ke wilayahnya dan hak untuk bepergian tanpa pembatasan; (b) informasi lengkap mengenai tempat-tempat kebebasannya sedang dilaksanakan; di mana orang-orang yang dirampas (c) akses tidak terbatas ke tempat manapun di mana orang-orang yang dirampas kebebasannya. termasuk hak untuk bergerak di dalam tempat-tempat tersebut tanpa pem batasan; (d) informasi-infonnasi lain yang tersedia pada Negara Pihak yang diperlukan "Komite" untuk melaksanakan tugasnya. Dalam mencari informasi tersebut, "Komite" akan memperhatikan peraturan-peraturan hukum nasional yang berlaku dan etika-etika profesional. 3. "Komite" dapat mewawancarai secara pribadi orang-orang yang dirampas kebebasannya. 4. "Komite" dapat berhubungan secara bebas dengan orang manapun yang diyakini dapat memberikan informasi yang relevan. 5. Kalau perlu, "Komite" dapat segera menyampaikan pengamatan-pengamatannya kepada para penguasa yang berwenang dari Negara Pihak yang bersangkutan. Pasal 9 1. Dalam keadaan-keadaan pengecualian, maka para penguasa yang berwenang dari Negara Pihak yang bersangkutan dapat mengajukan protes kepada "Komite" terhadap ktlfljungan tersebut pada waktu atau pad a tern pat tertentu yang diusulkan oleh "Komite". Protes tersebut hanya dapat diajukan atas alasan-alasan pertahanan nasional, keselamatan umum, kekacauan yang gawat di tempat-tempat di mana tinggal orang-orang yang dirampas kebebasannya, kondisi kesehatan seseorang atau bahwa suatu interogasi mendesak yang berkaitan dengan suatu kejahatan besar yang sedang berlangsung. 2. Mengikuti protes tersebut, maka "Komite" dan Negara Pihak yang bersangkutan segera mengadakan konsultasi agar dapat mernperjelas situasinya dan mcncari persetujuan mengenai pengaturan-pengaturan untuk mernungkinkan "Komite" rnelaksanakan fungsi fungsinya secara tepat-guna. Pengaturan-pengaturan tersebut dapat mencakup pemindahan setiap orang ke tempat lain sebagaimana yang diusulkan oleh Komite". Sampai kunjungan tersebut terjadi Negara Pihak harus memberikan informasi kepada "Komite" mengenai setiap orang yang bersangkutan. PasallO 1. Sesudah melakukan setiap kunjungan, "Komite" akan rnenyusun suatu laporan mengenai faktafakta yang diketemukan selarna kunjungan, dengan memperhatikan setiap pengamatan yang mungkin telah disampaikan oleh Negara Pihak yang bersangkutan. "Komite" akan menyampaikan kepada Negara Pihak yang bersangkutan laporannya yang berisi setiap rekomendasi yang dianggap perlu. "Komite" dapat berkonsultasi dengan Negara Pihak yang bersangkutan, dengan tujuan menyarankan, kalau pcrlu, perbaikan-perbaikan dalam perlindungan pada orang-orang yang dirampas kcbebasannya. 2. Apabila Negara Pihak yang bersangkutan gaga! bekerja sama atau menolak untuk memperbaiki situasi dengan mengingat rekomendasi-rekornendasi "Kornite", rnaka "Komite" dapat mernutuskan sesudah Negara Pihak yang bersangkutan rnempunyai kesempatan untuk
4 memberitahukan pendapatnya, dengan mayoritas dua pertiga anggotanya untuk rnembuar suatu pernyataan umum mengenai masalah itu. Pasalll 1. Informasi yang dikumpulkan oleh "Komite" dalam kaitannya dengan suatu kunjungan. laporannya dan konsultasi-konsultasinya dengan Negara Pihak yang bersangkutan adalah rahasia. 2. "Komite" akan rnengumumkan laporannya, bersama-sama dengan setiap tanggapan dari Negara Pihak yang bersangkutan, kapan pun diminta untuk mengerjakan demikian oleh Negara Pihak tersebut. 3. Ba\!aimanapunjuga, data pribadi tidak dapat diumumkan tanpa persetujuan tcgas dari orang yang bersangkutan. Pasal 12 Dengan tunduk pada peraturan-peraturan kerahasiaan dalam Pasa! 11, maka "Komite" setiap tahun akan menyampaikan kepada Komite para Menteri, suatu Iaporan umum mengenai aktivitasaktivitasnya yang akan dikirimkan kepada Majelis Konsultatif dan diumumkan. Pasall3 Para anggota "Komite", para ahli dan orang-orang lain yang membantu "Komite", selama dan sesudah masa jabatan mereka, diminta untuk menjaga kerahasiaan fakta- fakta atau informasi karcna telah mengetahui selama melaksanakan fungsi-fungsi mereka. Pasall4 I. Nama-nama orang yang membantu "Komite" akan dirinci dalam pcmbcritahuan menurut ketentuan Pasal 8 ayat Para ahli akan bertindak atas instruksi-instruksi dan di bawah kekuasaan "Komite". Mereka harus memiliki pengetahuan dan pengalaman khusus di bidang-bidang yang dicakup oleh Konvensi ini dan akan terikat oleh kewajiban-kewajiban yang sama mengenai kemandirian, keadilan dan kesediaannya sebagai anggota "Komite". 3. Suatu Negara Pihak dengan pengecualian, dapat menyatakan bahwa seorang ahli atau orang lain yang membantu "Komite" tidak dapat diperkenankan untuk ikut serta dalam kunjungan ke suatu tempat di dalam yurisdiksinya. Bagian IV Pasal15 Setiap Negara Pihak harus memberitahukan kepada "Komite" mengenai nama dan alamat penguasa yang berwenang untuk menerima pemberitahuan-pemberitahuan dari Pemerintahnya, dan pejabat penghubung manapun yang dia mungkin menunjuknya. Pasall6
5 "Komite", para anggota dan ahli yang ditunjuk dalam Pasal 7 ayat 2, akan memperoleh hak-hak istimewa dan kekebalan-kekebalan yang dinyatakan dalam Anneks pada Konvensi Ill!. Pasall7 I. Konvensi ini tidak akan memengaruhi ketentuan-ketentuan hukum domestik atau perjanjian internasional manapun yang memberikan perlindungan Jebih besar bagi orang orang yang dirampas kebebasannya. 2. Tidak satu pun ketentuan dalam Konvensi ini dapat ditafsirkan sebagai membatasi atau melanggar kewenangan organ-organ Konvensi Eropa mengenai Hak-hak Asasi Manusia, atau dari kewajiban-kewajiban yang dipikul oleh para Negara Pihak menurut Konvensi terse but. 3. "Komite" tidak dapat mengunjungi tempat-tempat perwakilan atau delegasi para Negara Pelindung atau Komite Internasional Palang Merah, secara efektif mengunjunginya atas suatu dasar yang tetap menurut Konvensi-konvensi Jenewa, 12 Agustus 1949 dan Protokol-protokol Tambahannya, 8 Juni 1977.
PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN (Convention Against Torture and Other Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment)
PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN (Convention Against Torture and Other Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment) Pembukaan Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Menegaskan
Lebih terperinciPasall. Pasal Para anggota Komisi akan mengabdi dalam kedudukan pribadi mereka. Pasal3
Protokol Pembentukan Komisi Konsiliasi dan Jasa Baik yang Bcrtanggungjawab atas Penyelesaian Perselisihan Di antara Negara Pihak bcrkaitan dengan Konvensi menentang Diskriminasi di bidang Pendidikan Disctujui
Lebih terperinciMengakui, bahwa hak-hak ini berasal dari harkat dan martabat yang melekat pada setiap manusia.
1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) Tertanggal 16 Desember 1966, Terbuka untuk penandatangan, Ratifikasi dan Aksesi MUKADIMAH Negara-negara
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) Tertanggal 16 Desember 1966, Terbuka untuk penandatangan, ratifikasi dan aksesi MUKADIMAH Negara-negara
Lebih terperinciKonvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia
Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia (Resolusi No. 39/46 disetujui oleh Majelis Umum pada 10 Desember 1984) Majelis
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1
KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH Negara-negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH
KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH Negara-negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Lebih terperinciDOKUMEN S INSTRUMEN REGIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA. Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi dan Kebebasan Fundamental Manusia (1950)
DOKUMEN S INSTRUMEN REGIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA S.1. Regional Eropa S.1.1. Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi dan Kebebasan Fundamental Manusia (1950) Konvensi bagi Perlindungan Hak-hak
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) Tertanggal 16 Desember 1966, Terbuka untuk penandatanganan Ratifikasi dan Aksesi MUKADIMAH Negara-negara
Lebih terperinciKonvensi bagi Perlindungan Hak-hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental (1958)
Regional Eropa Konvensi bagi Perlindungan Hak-hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental (1958) Ditandatangani di Roma, 14 November 1950 (ETS No. 005). Berlaku pada 3 September 1958. Para Pemerintah penandatangan,
Lebih terperinciKONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA
KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA Diterima dan terbuka untuk penandatanganan, ratifikasi dan aksesi olah Resolusi
Lebih terperinciKonvensi untuk Perlindungan Individu mengenai Pengolahan Otomatis Data Pribadi (1981) Mukadimah
Konvensi untuk Perlindungan Individu mengenai Pengolahan Otomatis Data Pribadi (1981) Diadopsi pada 28 Januari 1981. Berlaku pad a 1 Oktober 1985. Mukadimah Para Negara Penandatangan Dewan Eropa dengan
Lebih terperinciPokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan
1 Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan I.PENDAHULUAN Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA Diadopsi pada 20 Desember 2006 oleh Resolusi Majelis Umum PBB A/RES/61/177 Mukadimah Negara-negara
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA
E/CN.4/2005/WG.22/WP.1/REV.4 23 September 2005 (Diterjemahkan dari Bahasa Inggris. Naskah Asli dalam Bahasa Prancis) KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN
Lebih terperinciKonveKonvensi Anti Penyiksaan dan perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia
KonveKonvensi Anti Penyiksaan dan perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia Disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan persetujuan oleh Resolusi Majelis
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN STATUTE OF THE INTERNATIONAL INSTITUTE FOR THE UNIFICATION OF PRIVATE LAW (STATUTA LEMBAGA INTERNASIONAL UNTUK UNIFIKASI HUKUM
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL
1 KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL Diterima dan terbuka untuk pendatangangan dan pensahan Oleh Resolusi SMU Perserikatan Bangsa Bangsa no. 2106 (XX) 21 Desember 1965
Lebih terperinciKONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA
KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA Diterima dan terbuka untuk penandatanganan, ratifikasi dan aksesi olah Resolusi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN
Lebih terperinciK144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL
K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL 1 K-144 Konsultasi Tripartit untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar-Standar Ketenagakerjaan Internasional
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
2012, No.149 4 PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai
Lebih terperinciPiagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Hak Penduduk CAB/LEG/67/3 rev. 5, 21 I.L.M.58 (Nairobi, Kenya, 1982) Berlaku pada 21 Oktober 1986.
S.3. Region Afrika S.3.1. Piagam (Banjul) Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Penduduk (1982) Piagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Hak Penduduk CAB/LEG/67/3 rev. 5, 21 I.L.M.58 (Nairobi, Kenya,
Lebih terperinciOleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1998 (5/1998) Tanggal: 28 SEPTEMBER 1998 (JAKARTA)
UU 5/1998, PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI,
Lebih terperinciK 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciTelah menyepakati sebagai berikut: Bagian I Kewajiban-kewajiban dan Hak-hak Negara yang Dilindungi
1 Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia ditandatangani di San Jose pada 22 November 1969 mulai berlaku pada 18 Juli 1978. Konvensi Amerika tentang Hak Asasi
Lebih terperinciK182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK
K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA Mukadimah Negara-negara peserta Konvensi ini, Menimbang, kewajiban negara-negara dalam Piagam Perserikatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.
DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,
Copyright (C) 2000 BPHN UU 5/1998, PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN
Lebih terperinciK81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN 1 K-81 Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan
Lebih terperinciKonvensi menentang Diskriminasi dalam Pendidikan. Diadopsi oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Konvensi menentang Diskriminasi dalam Pendidikan Diadopsi oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, 14 Desember 1960 Konferensi Umum Organisasi
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979) PARA PIHAK DALAM KONVENSI MEMPERHATIKAN arti penting yang tercantum dalam beberapa konvensi mengenai pemberian
Lebih terperinciK98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA
K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA 1 K 98 - Berlakunya Dasar-dasar dari Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1
PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 Negara-negara Pihak pada Protokol ini, Menimbang bahwa untuk lebih jauh mencapai tujuan Kovenan Internasional tentang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG
Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS
KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS Disetujui dan dibuka bagi penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 2106 A (XX) 21 Desember 1965 Berlaku 4 Januari 1969
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI DALAM
Lebih terperinciTelah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:
LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1
KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 MUKADIMAH Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan dalam Piagam Perserikatan
Lebih terperinciKONVENSI TENTANG ORGANISASI SATELIT BERGERAK INTERNASIONAL YANG TELAH DIUBAH INMARSAT
KONVENSI TENTANG ORGANISASI SATELIT BERGERAK INTERNASIONAL YANG TELAH DIUBAH INMARSAT NEGARA-NEGARTA PIHAK PADA KONVENSI INI: MENIMBANG prinsip-prinsip yang terkandung dalam Resolusi Majelis Umum Perserikatan
Lebih terperinciK 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949
K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciK138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA
K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA 1 K 138 - Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciK120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR
K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR 1 K-120 Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciPERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah
Lebih terperinciMengakui di satu pihak, bahwa hak-hak dasar manusia berasal dari sifat-sifat umat manusia,
Piagam (Banjul) Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Penduduk (1982) Piagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Hak Penduduk CAB/LEG/67/3 rev. 5, 21 I.L.M.58 (Nairobi, Kenya, 1982).Berlaku pada 21 Oktober
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 81 CONCERNING LABOUR INSPECTION IN INDUSTRY AND COMMERCE (KONVENSI ILO NO. 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL
KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL Diterima dan terbuka untuk pendatangangan dan pensahan Oleh Resolusi SMU Perserikatan Bangsa Bangsa no. 2106 (XX) 21 Desember 1965 Mulai
Lebih terperinciATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM
ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM Diadopsi oleh Resolusi Sidang Umum PBB No. 34/169 Tanggal 17 Desember 1979 Pasal 1 Aparat penegak hukum di setiap saat memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciPERSETUJUAN LAYANAN PEMBAYARAN POS
PERSETUJUAN LAYANAN PEMBAYARAN POS Yang bertandatangan di bawah ini, para wakil berkuasa penuh Pemerintah negara-negara anggota Perhimpunan, dengan memperhatikan Konstitusi Perhimpunan Pos Sedunia pasal
Lebih terperinciKONVENSI HAK ANAK Mukadimah
KONVENSI HAK ANAK Mukadimah Negara-negara Pihak pada Konvensi ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengakuan atas martabat yang melekat
Lebih terperinciStatuta Roma HUKUM ACARA DAN PEMBUKTIAN
Statuta Roma HUKUM ACARA DAN PEMBUKTIAN BAB 1 KETENTUAN UMUM Aturan 1 Pemakaian Istilah Dalam dokumen ini: Kata Pasal mengacu pada pasal Statuta Roma [yang sejajar dengan kata Aturan dalam dokumen Hukum
Lebih terperinciK 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992
K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciKONFERENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI ARBITRASE KOMERSIAL INTERNASIONAL KONVENSI MENGENAI PENGAKUAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING
KONFERENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI ARBITRASE KOMERSIAL INTERNASIONAL KONVENSI MENGENAI PENGAKUAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA 1958 Konvensi mengenai Pengakuan
Lebih terperinciKonvensi Inter-Amerika untuk Mencegah dan Menghukum Penyiksaan Diadopsi pada 9 Desember Berlaku pada 28Januari 1987
Konvensi Inter-Amerika untuk Mencegah dan Menghukum Penyiksaan Diadopsi pada 9 Desember 1985. Berlaku pada 28Januari 1987 Mukadimah Negara-negara Amerika penandatangan Konvensi ini, /vfenmdari, kctcntuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI
Lebih terperinciKonvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid
Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 3068 (XXVIII) 30 November 1973 Negara-negara
Lebih terperinciStatuta Mahkamah Internasional (1945) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 1
Statuta Mahkamah Internasional (1945) Perserikatan Bangsa-Bangsa Pasal 1 Mahkamah Internasional dibentuk berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa sebagai badan kehakiman peradilan utama dari Perserikatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 1 TAHUN 2000 (1/2000) TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciR-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958
R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan
Lebih terperinciK19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA
K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA 1 K-19 Perlakukan Yang Sama Bagi Pekerja Nasional dan Asing dalam Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja 2 Pengantar
Lebih terperinciKonvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Disahkan Melalui Resolusi Majelis Umum PBB 45/158 pada tanggal 18 Desember 1990 Pembukaan Negara-Negara
Lebih terperinciK111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciK29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA
K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciKonvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Disahkan Melalui Resolusi Majelis Umum PBB 45/158 pada tanggal 18 Desember 1990 Pembukaan Negara-Negara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi);
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG TINDAK PIDANA TRANSNASIONAL
Lebih terperinciDAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan
Lebih terperinciK 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000
K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciUNOFFICIAL TRANSLATION
UNOFFICIAL TRANSLATION Prinsip-prinsip Siracusa mengenai Ketentuan Pembatasan dan Pengurangan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik Annex, UN Doc E / CN.4 /
Lebih terperinciK155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981
K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981 2 K-155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981 K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981 Konvensi mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO.182 CONCEMING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR THE ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI
Lebih terperinciKonvensi tentang Hak-hak Anak. Disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989
Konvensi tentang Hak-hak Anak Disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 Mukadimah Negara-negara Pihak pada konvensi ini, Mempertimbangkan bahwa menurut prinsip-prinsip
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENT ANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA
PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 138 CONCERNING MINIMUM AGE FOR ADMISSION TO EMPLOYMENT (KONVENSI ILO MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.149, 2012 PENGESAHAN. Protokol. Hak-Hak. Anak. Penjualan. Prostitusi. Pornografi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5330) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN
Lebih terperinciOrang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak
Melindungi Hak-Hak Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan K o n v e n s i 1 9 5 4 t e n t a n g S t a t u s O r a n g - O r a n g T a n p a k e w a r g a n e g a r a a n SERUAN PRIBADI DARI KOMISIONER TINGGI
Lebih terperinciSejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole
Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia I Made Agung Yudhawiranata Dermawan Mertha Putra Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan
Lebih terperinciR-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciKonvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida
Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida Disetujut dan diusulkan untuk penandatanganan dan ratiftkasi atau aksesi dengan resolusi Majelis Umum 260 A (HI), 9 December 1948 Negara-negara
Lebih terperinciKONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA
KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA Kongres Organisasi Ketenagakerjaan Internasional. Setelah diundang ke Jenewa oleh Badan Pengurus Kantor Ketenagakerjaan Internasional,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA LEO CLUBS INDONESIA BAB I U M U M
ANGGARAN RUMAH TANGGA LEO CLUBS INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 DASAR Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar Leo Clubs Indonesia pasal 58 ayat 1. Pasal 2 WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Lebih terperinciK150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi
K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciKonvensi tentang Hak-hak Anak Disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989
Konvensi tentang Hak-hak Anak Disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 Mukadimah Negara-negara Pihak pada konvensi ini, Mempertimbangkan bahwa menurut prinsip-prinsip
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 1999 KONVENSI. TENAGA KERJA. HAK ASASI MANUSIA. ILO. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinci