Instruksi untuk Formulir Formulir W-8BEN-E (Juni 2014)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Instruksi untuk Formulir Formulir W-8BEN-E (Juni 2014)"

Transkripsi

1 Instruksi untuk Formulir Formulir W-8BEN-E (Juni 2014) Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) Department of the Treasury Internal Revenue Service Acuan-acuan ke bagian undang-undang merujuk pada Undang-Undang Perpajakan (Internal Revenue Code), kecuali apabila disebutkan lain. Perkembangan Masa Datang Untuk informasi terbaru tentang perkembangan yang berhubungan dengan Formulir W-8BEN-E dan instruksinya, seperti undang-undang yang berlaku setelah ditetapkan, kunjungi Informasi Terbaru FATCA. Di tahun 2010, Kongres mengeluarkan Undang- Undang Insentif Mempekerjakan Pekerja Tunakarya Tahun 2010 H.P (UU HIRE), yang menambahkan bab 4 Subjudul A (bab 4) pada Undang-Undang, yang terdiri dari bagian 1471 sampai 1474 Undang-Undang dan secara umum disebut sebagai "FATCA" atau "bab 4". Berdasarkan bab 4, lembaga keuangan asing (FFI) yang adalah FFI partisipan dan FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan tertentu secara umum harus mengidentifikasikan para pemegang akun berkewarganegaraan A.S. mereka, tanpa mempertimbangkan apakah suatu pembayaran yang terkena pemotongan disetorkan ke rekening mereka. Pada bulan Januari 2013, peraturan final diterbitkan yang menetapkan aturan-aturan uji tuntas, pemotongan, dan pelaporan untuk pemotong pajak dan FFI A.S. pada bab 4. Sebagai tambahan, peraturan-peraturan temporer dan yang diusulkan diterbitkan pada bulan Februari 2014 yang memberikan aturan-aturan terbaru dalam bab 4 juga panduan yang menyelaraskan bab 3 dan 61 dengan persyaratan-persyaratan bab 4. Pemotong pajak dan FFI A.S. diwajibkan untuk memulai pemotongan pada pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan berdasarkan tujuan bab 4 yang dimulai pada 1 Juli Formulir ini, beserta Formulir W-8ECI, W-8EXP, dan W-8IMY, telah diperbarui supaya mencerminkan persyaratan dokumentasi bab 4. Secara khusus, Formulir W-8BEN-E ini sekarang digunakan secara eksklusif oleh entitas untuk mencatat status mereka baik sebagai penerima pembayaran dalam bab 4 dan pemilik asli dalam bab 3 (bab 3) Undang- Undang jika disyaratkan (termasuk entitas yang memenuhi syarat untuk mengeklaim manfaat perjanjian untuk pengurangan nilai pemotongan), dan dalam bagian lain Undang-Undang untuk menetapkan status mereka untuk tujuan pemotongan atau pelaporan. Individu yang mencatat status kewarganegaraan asing mereka (atau membuat klaim manfaat perjanjian untuk pengurangan nilai pemotongan) harus menggunakan Formulir W-8BEN bukan formulir ini. Pemegang akun berstatus entitas yang memiliki akun pada FFI tertentu yang tidak mencatatkan statusnya yang sesuai dalam bab 4 jika disyaratkan dapat dianggap sebagai pemegang akun bandel atau FFI nonpartisipan dan akan dikenakan pemotongan sebesar 30% pada pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan yang diterima dari FFI. Pemegang akun berstatus entitas asing dapat menghindari status sebagai pemegang akun bandel atau FFI nonpartisipan dengan menggunakan formulir ini untuk mencatatkan statusnya yang sesuai dalam bab 4. Bab 4 juga mewajibkan pemotong pajak untuk memotong pembayaran tertentu yang dilakukan ke entitas asing yang tidak mencatatkan statusnya dalam bab 4 dan, dalam beberapa kasus, mengungkapkan pemilik substansial kewargaan A.S. entitas asing tersebut. Secara umum, entitas asing yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan harus memberikan formulir ini ketika diminta untuk menghindari konsekuensi pemotongan. Transaksi kartu pembayaran yang dapat dilaporkan. Bagian 6050W ditambahkan dengan bagian 3091 dari UU Housing Assistance Tax Tahun 2008 dan mewajibkan pengembalian informasi harus dilakukan oleh pembayar tertentu yang terkait dengan pembayaran kepada penerima pembayaran partisipan (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan pada bagian W-1(a)(5)) dalam penyelesaian transaksi kartu pembayaran dan transaksi jaringan pembayaran pihak ketiga. Akan tetapi, pengembalian informasi tidak diwajibkan untuk pembayaran yang dilakukan kepada penerima pembayaran yang adalah orang asing. Seorang pembayar dari pembayaran yang dapat dilaporkan berdasarkan tujuan bab 61 (yaitu, tujuan pelaporan Formulir 1099) dapat memperlakukan seorang penerima pembayaran sebagai orang asing apabila pembayar menerima sebuah Formulir W-8 yang berlaku dari penerima pembayaran. Berikan Formulir W-8BEN-E ini kepada pemohon apabila Anda adalah entitas asing yang adalah penerima pembayaran partisipan yang menerima pembayaran sebagai penyelesaian kartu pembayaran atau transaksi jaringan pihak ketiga yang secara nyata tidak berhubungan dengan kegiatan perdagangan atau bisnis di dalam wilayah A.S. penerima pembayaran partisipan tersebut. Instruksi Umum Untuk definisi istilah yang digunakan dalam instruksi-instruksi ini, lihat Definisi, di bagian lain. Tujuan dari Formulir Formulir ini digunakan oleh entitas asing untuk mencatatkan status mereka untuk tujuan bab 3 dan bab 4, serta ketentuan undang-undang tertentu yang lain. Orang asing dikenakan pajak A.S. sebesar 30% (nilai pemotongan untuk orang asing) pada penghasilan yang mereka terima dari sumber asal A.S. yang terdiri dari: Bunga (termasuk diskonto emisi obligasi tertentu (OID)); Dividen; Pendapatan sewa; Royalti; Premi; Anuitas; Imbalan untuk, atau harapan dari, layanan yang diberikan; Pembayaran substitusi dalam transaksi peminjaman sekuritas; atau 20 Jun 2014 Cat. No Z

2 Pendapatan, keuntungan, atau penghasilan lain yang tetap atau dapat ditentukan per tahun atau periode. Pajak dikenakan pada jumlah kotor yang dibayarkan dan secara umum dipungut dengan pemotongan berdasarkan bagian 1441 atau 1442 pada jumlah tersebut. Sebuah pembayaran dianggap telah dilakukan baik dilakukan secara langsung ke pemilik asli atau kepada orang lain, seperti perantara, agen, atau kemitraan, untuk kepentingan pemilik asli. Selain itu, bagian 1446 mewajibkan sebuah kemitraan yang melakukan perdagangan atau bisnis di Amerika Serikat untuk memotong pajak pada bagian distributif dari penghasilan kena pajak yang secara nyata berhubungan dengan kemitraan. Secara umum, orang asing yang menjadi mitra dalam sebuah kemitraan yang menyerahkan Formulir W-8 untuk tujuan bagian 1441 atau 1442 harus memenuhi persyaratan dokumentasi dalam bagian 1446 juga. Akan tetapi, dalam beberapa kasus persyaratan dokumentasi dalam bagian 1441 dan 1442 tidak sesuai dengan persyaratan dokumentasi dalam bagian Lihat Peraturan pada bagian sampai Lebih lanjut, pemilik badan usaha perseorangan, selain dari badan usaha perseorangan itu sendiri, menyerahkan Formulir W-8 yang sesuai untuk tujuan bagian Pemotong pajak atau pembayar penghasilan dapat mengandalkan Formulir W-8BEN-E yang dilengkapi secara tepat untuk memperlakukan pembayaran yang terkait dengan Formulir W-8BEN-E sebagai pembayaran kepada orang asing yang sebenarnya adalah pemilik dari jumlah yang disetorkan. Apabila sesuai, pemotong pajak dapat mengandalkan Formulir W-8BEN-E untuk mengajukan permohonan pengurangan nilai, atau pembebasan dari, pemotongan. Apabila Anda menerima jenis penghasilan tertentu, Anda harus memberikan Formulir W-8BEN-E untuk: Menyatakan bahwa Anda adalah pemilik asli penghasilan yang untuk itu Formulir W-8BEN-E diberikan atau mitra dalam sebuah kemitraan yang diatur dalam bagian 1446; dan Apabila sesuai, mengeklaim pengurangan nilai, atau pembebasan dari, pemotongan sebagai penduduk suatu negara asing yang memiliki perjanjian pajak penghasilan dengan Amerika Serikat yang memenuhi syarat untuk manfaat perjanjian pajak. Anda juga dapat menggunakan Formulir W-8BEN-E untuk menyebutkan penghasilan dari kontrak utama nosional yang secara nyata tidak berhubungan dengan kegiatan perdagangan atau bisnis di dalam wilayah Amerika Serikat untuk menetapkan pengecualian pada pelaporan penghasilan tersebut pada Formulir 1042-S. Lihat Peraturan pada bagian (c)(2)(ii)(F). Anda mungkin juga diminta untuk menyerahkan Formulir W-8BEN-E untuk mengeklaim pengecualian dari pelaporan Formulir 1099 dan pemotongan cadangan (pada nilai pemotongan cadangan berdasarkan bagian 3406) untuk beberapa jenis penghasilan. Penghasilan tersebut termasuk: Pendapatan broker. Diskonto emisi obligasi (OID berjangka pendek) jangka pendek (183 hari atau kurang). Bunga deposito bank. Bunga, dividen, pendapatan sewa, atau royalti bersumber dari luar negeri. Berikan Formulir W-8BEN-E kepada pemotong pajak atau pembayar sebelum penghasilan dibayarkan atau disetorkan kepada Anda. Kegagalan dalam memberikan Formulir W-8BEN-E ketika diminta dapat menyebabkan pemotongan (nilai pemotongan untuk orang asing) sebesar 30% atau nilai pemotongan cadangan. -2- Selain persyaratan dalam bab 3, bab 4 mewajibkan pemotong pajak untuk menyebutkan status entitas dalam bab 4 yang adalah penerima pembayaran yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan (lihat instruksi untuk Bagian I, baris 5, formulir ini, di bagian lain). Pemotong pajak dapat meminta Formulir W-8BEN-E ini untuk menetapkan status Anda dalam bab 4 dan menghindari pemotongan sebesar 30% (nilai dalam bab 4) pada pembayaran tersebut. Bab 4 juga mewajibkan FFI partisipan dan beberapa FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan untuk mencatatkan pemegang akun berstatus entitas mereka untuk menentukan status mereka dalam bab 4 terlepas dari apakah pemotongan berlaku pada segala pembayaran yang dilakukan ke entitas tersebut. Apabila Anda adalah entitas yang mengelola akun dengan FFI, berikan Formulir W-8BEN-E ini jika diminta oleh FFI untuk mencatatkan status Anda dalam bab 4. Informasi tambahan. Untuk informasi dan instruksi-instruksi tambahan bagi pemotong pajak, lihat instruksi-instruksi untuk Pemohon Formulir W-8BEN, W-8BEN-E, W-8ECI, W-8EXP, dan W-8IMY. Siapa yang Harus Memberikan Formulir W-8BEN-E Anda harus memberikan Formulir W-8BEN-E kepada pemotong pajak atau pembayar apabila Anda adalah entitas asing yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan dari pemotong pajak, yang menerima pembayaran dengan tunduk pada pemotongan dalam bab 3, atau apabila Anda adalah entitas yang mengelola akun dengan FFI yang meminta formulir ini. Jangan menggunakan Formulir W-8BEN-E, apabila Anda dideskripsikan di bawah ini. Anda adalah (termasuk warga negara A.S., warga negara asing dengan status penduduk, dan entitas yang diperlakukan sebagai orang A.S., seperti korporasi yang dibentuk berdasarkan hukum negara bagian). Tetapi, gunakan Formulir W-9, Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Sertifikasi. Anda adalah perusahaan asuransi asing yang telah memilih dalam bagian 953(d) untuk diperlakukan sebagai orang A.S. Tetapi, berikan kepada pemotong pajak Formulir W-9 untuk mengesahkan status A.S. Anda bahkan apabila Anda dianggap sebagai FFI untuk tujuan bagian 4. Anda adalah individu berkewarganegaraan asing dengan status bukan penduduk. Tetapi, gunakan Formulir W-8BEN, Surat Keterangan Status Kewarganegaraan Asing Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Individu). Anda adalah badan usaha perseorangan dengan satu pemilik tunggal yang adalah orang A.S. dan Anda bukan entitas campuran yang mengeklaim manfaat perjanjian. Tetapi, pemilik tunggal harus menyerahkan Formulir W-9. Anda adalah badan usaha perseorangan dengan satu pemilik tunggal yang bukan orang A.S. atau kantor cabang FFI yang mengeklaim statusnya untuk tujuan bab 4 dan Anda bukan entitas campuran yang mengeklaim manfaat perjanjian. Tetapi, pemilik tunggal harus menyerahkan Formulir W-8BEN atau Formulir W-8BEN-E (mana yang sesuai). Akan tetapi, perlu dicatat bahwa pemilik entitas tunggal dapat diwajibkan untuk menyebutkan kantor cabang (termasuk badan usaha perseorangan) dalam Bagian II dari Formulir W-8BEN-E pemilik dan, dalam beberapa kasus, memberikan nama sah badan Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014)

3 usaha perseorangan dalam Bagian I, baris 3 (lihat instruksi spesifik untuk baris 3, di bagian lain). Anda bertindak sebagai perantara (yaitu, bertindak bukan untuk kepentingan Anda sendiri, tetapi untuk kepentingan orang lain sebagai agen, nominee, atau kustodian), perantara berkualifikasi, atau pemberi pinjaman surat berharga berkualifikasi (QSL) berkenaan dengan pembayaran dividen substitusi sumber A.S. Tetapi, serahkan Formulir W-8IMY, Surat Keterangan Perantara Asing, Entitas Asing Pengelola Penghasilan Investor, atau Kantor Cabang A.S. untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat. Anda menerima penghasilan yang secara nyata berhubungan dengan kegiatan perdagangan atau bisnis di Amerika Serikat, kecuali jika dapat dialokasikan kepada Anda melalui sebuah kemitraan. Tetapi, serahkan Formulir W-8ECI, Surat Keterangan Klaim Orang Asing Yang Menyatakan Bahwa Penghasilan Secara Nyata Berhubungan Dengan Kegiatan Perdagangan atau Bisnis di Amerika Serikat. Apabila penghasilan ini yang untuk itu Anda telah menyerahkan Formulir W-8BEN-E secara nyata berhubungan, maka ini adalah perubahan keadaan dan Formulir W-8BEN tidak lagi valid. Anda harus mengajukan Formulir W-8ECI. Lihat Perubahan keadaan, di bagian lain. Anda mengisi data untuk pemerintah asing, organisasi internasional, bank sentral asing, organisasi asing bebas pajak, yayasan swasta asing, atau pemerintah daerah insuler A.S. yang menyatakan keberlakuan bagian(-bagian) 115(2), 501(c), 892, 895, atau 1443(b). Tetapi, serahkan Formulir W-8EXP, Surat Keterangan Pemerintah Asing atau Organisasi Asing Lain untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat, untuk menyatakan pengecualian Anda dan menyebutkan status Anda yang sesuai dalam bab 4. Akan tetapi, serahkan Formulir W-8BEN-E apabila Anda mengeklaim manfaat perjanjian, menyerahkan formulir hanya untuk mengeklaim bahwa Anda adalah orang asing yang dikecualikan dari pemotongan cadangan, atau menyerahkan formulir ini hanya untuk mencatatkan status Anda dalam bab 4. Sebagai contoh, entitas asing bebas pajak yang menerima penghasilan royalti yang tidak dibebaskan sebab dikenakan pajak sebagai penghasilan bisnis yang tidak terkait namun memenuhi syarat untuk pengurangan nilai pemotongan dalam pasal tentang royalti dalam perjanjian pajak harus menyerahkan Formulir W-8BEN-E. Anda harus menggunakan Formulir W-8ECI apabila Anda menerima penghasilan yang secara nyata terkait (sebagai contoh, penghasilan dari kegiatan komersial yang tidak dikecualikan dalam bagian yang sesuai dalam Undang-Undang). Anda adalah entitas asing pengelola penghasilan investor yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau pembayaran yang tunduk pada pemotongan dalam bab 3, selain dari entitas campuran yang menyatakan manfaat perjanjian atas namanya sendiri. Tetapi, serahkan Formulir W-8IMY. Akan tetapi, apabila Anda adalah mitra, penerima, atau pemilik dari entitas pengelola penghasilan investor asing dan Anda sendiri bukan entitas pengelola penghasilan investor, Anda dapat diwajibkan untuk menyerahkan Formulir W-8BEN-E berkenaan dengan kepentingan Anda dalam entitas pengelola penghasilan investor tersebut. Akan tetapi, apabila Anda tidak menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau pembayaran yang dikenakan pemotongan berdasarkan bab 3, entitas asing pengelola penghasilan investor dapat masih menyerahkan Formulir W-8BEN-E ini kepada FFI yang meminta Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014) -3 - formulir ini semata untuk tujuan mencatatkan akun Anda sebagai bagian dari kewajiban uji tuntasnya dalam bab 4 atau IGA yang berlaku. Anda adalah entitas campuran terbalik yang mengirimkan dokumentasi pemilik asli yang diberikan oleh pemegang kepentingan Anda untuk mengeklaim manfaat perjanjian atas nama mereka. Tetapi, serahkan Formulir W-8IMY. Anda adalah kemitraan asing pemotong atau perwalian asing pemotong sesuai makna bagian 1441 dan 1442 dan peraturan yang menyertainya. Kemitraan asing pemotong atau perwalian asing pemotong adalah kemitraan atau perwalian asing yang telah mengadakan perjanjian pemotongan pajak dengan IRS yang sepakat untuk mengemban tanggung jawab utama untuk pemotongan pajak bagi setiap bagian penghasilan distributif milik setiap mitra, penerima, atau pemilik dengan tunduk pada pemotongan berdasarkan bab 3 dan 4 yang dibayarkan kepada kemitraan atau perwalian. Tetapi, serahkan Formulir W-8IMY. Anda adalah kemitraan asing atau perwalian penjamin asing yang menyerahkan dokumentasi untuk tujuan bagian Tetapi, gunakan Formulir W-8IMY dan dokumentasi yang menyertainya. Lihat Peraturan pada bagian sampai Anda adalah kantor cabang luar negeri lembaga keuangan A.S. yang adalah FFI (selain dari kantor cabang perantara berkualifikasi) berdasarkan Model 1 IGA yang berlaku. Untuk tujuan mengidentifikasikan diri Anda kepada pemotong pajak, Anda dapat mengajukan Formulir W-9 untuk menyatakan status A.S. Anda. Memberikan Formulir W-8BEN-E kepada pemotong pajak. Jangan kirimkan Formulir W-8BEN-E ke IRS. Tetapi, berikan formulir tersebut kepada orang yang meminta itu kepada Anda. Secara umum, ini adalah orang yang menyerahkan pembayaran kepada Anda, yang mengkreditkan akun Anda, atau kemitraan yang mengalokasikan penghasilan kepada Anda. FFI juga dapat meminta formulir ini dari Anda untuk mendokumentasikan status akun Anda. Kapan menyerahkan Formulir W-8BEN-E kepada pemotong pajak. Berikan Formulir W-8BEN-E kepada orang yang meminta sebelum pembayaran dilakukan kepada Anda, dikreditkan ke akun Anda atau dialokasikan. Apabila Anda tidak memberikan formulir ini, pemotong pajak mungkin harus memotong sebesar 30% (yang sesuai dengan berdasarkan bab 3 atau 4), nilai pemotongan cadangan, atau nilai yang berlaku dalam bagian Apabila Anda menerima lebih dari satu jenis penghasilan dari pemotong pajak yang untuk itu Anda mengeklaim manfaat yang berbeda, maka pemotong pajak, berdasarkan pertimbangannya, mengharuskan Anda untuk menyerahkan Formulir W-8BEN-E untuk setiap jenis pendapatan yang berbeda. Secara umum, Formulir W-8BEN-E yang terpisah harus diberikan kepada masing-masing pemotong pajak. Catatan. Apabila Anda memiliki penghasilan dengan satu atau lebih orang lain, maka penghasilan akan dianggap oleh pemotong pajak dimiliki oleh orang asing yang adalah pemilik asli pembayaran hanya apabila Formulir W-8BEN atau W-8BEN-E (atau dokumen lain yang sesuai) diserahkan oleh setiap pemilik. Akun akan diperlakukan sebagai akun A.S. untuk tujuan bab 4 oleh FFI yang meminta formulir ini apabila ada pemilik akun yang adalah warga A.S. secara umum atau entitas asing yang dimiliki A.S. (kecuali akun secara lain dikecualikan dari status akun A.S. untuk tujuan bab 4). Perubahan keadaan. Apabila perubahan keadaan menjadikan informasi yang diberikan oleh Anda pada Formulir W-8BEN-E tidak tepat untuk tujuan bab 3 atau bab 4, Anda

4 harus memberitahu pemotong pajak atau lembaga keuangan yang mengelola akun Anda dalam waktu 30 hari sejak perubahan keadaan dan Anda harus mengajukan Formulir W-8BEN-E yang baru (atau formulir lain yang tepat sesuai kebutuhan). Lihat Peraturan pada bagian (e)(4)(ii)(D) untuk definisi perubahan situasi untuk tujuan bab 3. Lihat Peraturan pada bagian (c)(6)(ii)(E) untuk definisi perubahan situasi untuk tujuan bab 4. Masa Akhir Formulir W-8BEN-E. Secara umum, Formulir W-8BEN-E akan tetap valid untuk tujuan bab 3 dan 4 untuk jangka waktu yang dimulai pada tanggal ketika formulir ditandatangani dan berakhir pada hari terakhir tahun kalender ketiga yang berikut, kecuali perubahan keadaan membuat informasi pada formulir menjadi tidak tepat. Misal, Formulir W-8BEN ditandatangani pada tanggal 30 September 2014 akan tetap berlaku sampai 31 Desember Akan tetapi, dalam kondisi tertentu Formulir W-8BEN-E akan tetap berlaku tanpa batas waktu sampai terjadi perubahan keadaan. Untuk menentukan masa berlaku Formulir W-8BEN-E untuk tujuan Pasal 4, lihat Peraturan pada bagian (c) (6)(ii). Untuk menentukan masa berlaku Formulir W-8BEN-E untuk tujuan Pasal 3, lihat Peraturan pada bagian (e) (4)(ii). Definisi Pemegang akun. Pemegang akun secara umum adalah orang terdaftar atau diidentifikasi sebagai pemegang atau pemilik akun keuangan. Misal, apabila kemitraan yang terdaftar sebagai pemegang atau pemilik akun keuangan, maka kemitraan adalah pemegang akun, daripada mitra dalam kemitraan. Akan tetapi, akun yang dipegang oleh badan usaha perseorangan (selain dari badan usaha perseorangan yang diperlakukan sebagai FFI untuk tujuan bab 4) diperlakukan sebagai dipegang oleh orang memiliki entitas. Jumlah yang terkena pemotongan dalam bab 3. Secara umum, jumlah yang terkena pemotongan dalam bab 3 adalah jumlah dari sumber berasal dari Amerika Serikat yang adalah penghasilan tetap atau dapat ditentukan per tahun atau per periode (FDAP). Penghasilan FDAP adalah semua penghasilan termasuk penghasilan kotor, termasuk bunga (juga OID), dividen, pendapatan sewa, royalti, dan imbalan. Penghasilan FDAP tidak mencakup sebagian besar pemasukan dari penjualan properti (termasuk diskon pasar dan premi opsi), juga bentuk spesifik lain dari penghasilan yang dideskripsikan dalam Peraturan pada bagian (seperti bunga pada deposito bank dan OID jangka waktu). Untuk tujuan bagian 1446, jumlah yang dikenakan pemotongan adalah bagian mitra asing dari penghasilan kena yang pajak yang secara nyata berhubungan milik mitra asing. Pemilik Asli. Untuk pembayaran selain dari yang untuk itu pengurangan nilai, atau pembebasan, pemotongan diklaim dalam perjanjian pajak penghasilan, pemilik asli dari penghasilan secara umum adalah orang yang diharuskan berdasarkan prinsip pajak A.S. untuk menyertakan pembayaran dalam penghasilan kotor pada pengembalian pajak. Akan tetapi, seseorang bukan pemilik asli apabila orang tersebut menerima penghasilan dalam kapasitas sebagai nominee, agen, atau kustodian, atau apabila orang tersebut adalah kanal yang keikutsertaannya dalam sebuah transaksi diabaikan. Dalam hal jumlah yang dibayarkan yang bukan merupakan penghasilan, kepemilikan asli ditentukan seolah-olah pembayaran adalah penghasilan. Kemitraan asing, perwalian biasa asing, dan perwalian penjamin asing bukan pemilik asli dari penghasilan yang dibayarkan kepada kemitraan atau perwalian. Pemilik asli -4- penghasilan yang dibayarkan ke sebuah kemitraan asing secara umum adalah mitra dalam kemitraan dalam kemitraan tersebut, dengan ketentuan mitra tersebut bukan berstatus sebagai kemitraan, perwalian biasa atau perwalian penjamin asing, nominee atau agen lain. Pemilik asli penghasilan yang dibayarkan ke perwalian biasa asing (yaitu, perwalian asing yang dideskripsikan dalam bagian 651(a)) secara umum adalah penerima perwalian, apabila penerima bukan sebuah kemitraan asing, perwalian biasa atau perwalian penjamin asing, nominee atau agen. Pemilik asli penghasilan yang dibayarkan kepada perwalian penjamin asing (yaitu, perwalian asing sejauh semua atau porsi penghasilan perwalian dianggap dimiliki oleh penjamin atau orang lain yang disebutkan dalam bagian 671 sampai 679) adalah orang yang dianggap sebagai pemilik perwalian. Pemilik asli dari penghasilan dibayarkan kepada perwalian kompleks asing (yaitu, perwalian asing yang bukan perwalian biasa asing atau perwalian penjamin asing) adalah perwalian itu sendiri. Untuk tujuan bagian 1446, aturan untuk pemilik asli yang sama berlaku, kecuali berdasarkan bagian 1446 adalah perwalian biasa asing bukan penerima yang menyerahkan formulir ke kemitraan. Pemilik asli penghasilan yang dibayarkan kepada pengelola harta kekayaan asing adala pengelola harta kekayaan itu sendiri. Catatan. Pembayaran untuk kemitraan A.S., perwalian A.S., atau pengelola harta kekayaan A.S. dianggap sebagai pembayaran kepada penerima pembayaran A.S. yang tidak dikenakan pemotongan 30% untuk tujuan bab 3 atau bab 4. Kemitraan, perwalian, atau pengelola harta kekayaan A.S. harus memberikan pemotong pajak Formulir W-9. Untuk tujuan bagian 1446, perwalian penjamin A.S. atau badan usaha perseorangan tidak boleh memberikan sendiri Formulir W-9 kepada pemotong pajak. Tetapi, penjamin atau pemilik lain harus memberikan pemotong pajak formulir yang sesuai. Bab 3. Bab 3 adalah Bab 3 dalam Internal Revenue Code (Pemotongan Pajak untuk Warga Negara Asing dengan Status Bukan Penduduk dan Korporasi Asing). Bab 3 memuat bagian 1441 sampai Bab 4. Bab 4. adalah Bab 4 dalam Internal Revenue Code (Pajak untuk Memberlakukan Pelaporan pada Akun Asing Tertentu). Bab 4 memuat bagian 1471 sampai Status dalam Bab 4. Istilah status dalam bab 4 berarti status orang sebagai orang A.S., warga A.S. secara umum, individu asing, FFI partisipan, FFI yang dinilai memenuhi persyaratan, distributor terbatas, pemilik asli berstatus khusus, FFI nonpartisipan, lembaga keuangan teritori, NFFE bebas pemotongan, atau NFFE pasif. Lihat Peraturan pada bagian (b) untuk definisi istilah-istilah ini. FFI yang Dinilai Memenuhi Persyaratan. Berdasarkan bagian 1471(b)(2), FFI tertentu dinilai sesuai dengan peraturan dalam bagian 4 tanpa perlu mengadakan perjanjian FFI dengan IRS. Akan tetapi, FFI tertentu yang dinilai memenuhi persyaratan diwajibkan untuk mendaftar pada IRS dan mendapatkan GIIN. FFI jenis ini disebut sebagai FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan. Lihat Peraturan pada bagian (f)(1). Badan usaha perseorangan. Sebuah badan usaha yang memiliki pemilik tunggal dan bukan sebuah korporasi berdasarkan Peraturan pada bagian (b) diabaikan sebagai sebuah entitas yang terpisah dari pemiliknya. Badan usaha perseorangan tidak mengajukan Formulir W-8BEN-E ini kepada pemotong pajak atau FFI. Tetapi, pemilik entitas tersebut menyerahkan dokumentasi yang sesuai (sebagai contoh, Formulir W-8BEN-E apabila pemilik adalah entitas asing). Lihat Peraturan pada bagian Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014)

5 dan bagian (a)(3)(v). Akan tetapi, apabila badan usaha perseorangan yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan adalah FFI yang berada di luar negara pendirian pemilik tunggal, maka pemilik akan diwajibkan untuk menyelesaikan Bagian II Formulir W-8BEN-E untuk mendokumentasikan status dalam bab 4 badan usaha perseorangan yang menerima pembayaran. Entitas tertentu yang diabaikan untuk tujuan pajak A.S. dapat dikenali untuk tujuan mengeklaim manfaat perjanjian pajak dalam perjanjian pajak yang berlaku (lihat definisi entitas campuran, di bagian lain) atau sebagai FFI dalam IGA yang berlaku. Sebuah entitas campuran yang mengeklaim manfaat perjanjian pajak atas namanya sendiri diwajibkan untuk melengkapi Formulir W-8BEN-E ini. Lihat Entitas Campuran dalam Instruksi Khusus, di bagian lain. Akun keuangan. Akun keuangan mencakup: Sebuah akun penyimpanan deposito yang dikelola oleh FFI; Sebuah akun kustodian yang dikelola oleh FFI; Bunga ekuitas atau utang (selain bunga yang secara rutin diperdagangkan pada pasar sekuritas mapan) dalam entitas investasi dan perusahaan induk tertentu, pusat keuangan, atau lembaga keuangan yang didefinisikan dalam Peraturan pada bagian (e); Kontrak asuransi bernilai tunai tertentu; dan Kontrak anuitas. Untuk tujuan bab 4, pengecualian diberikan untuk akun seperti rekening tabungan dengan manfaat pajak khusus, kontrak asuransi jiwa berjangka, akun yang dipegang oleh pengelola harta kekayaan, akun escrow, dan kontrak anuitas tertentu. Pengecualian-pengecualian ini memiliki syarat-syarat tertentu. Lihat Peraturan pada bagian (b)(2). Akun juga dapat dikecualikan dari definisi akun keuangan dalam IGA yang berlaku. Lembaga keuangan. Sebuah lembaga keuangan secara umum berarti entitas yang adalah lembaga penerima deposito, lembaga kustodian, entitas investasi, atau perusahaan asuransi (atau perusahaan induk dari sebuah perusahaan asuransi) yang menerbitkan kontrak asuransi bernilai tunai atau anuitas. Lihat Peraturan pada bagian (e). Lembaga keuangan asing (FFI). Sebuah lembaga keuangan asing (FFI) secara umum berarti entitas asing yang adalah sebuah lembaga keuangan. Entitas secara fiskal transparan. Sebuah entitas diperlakukan secara fiskal transparan sehubungan dengan item penghasilan yang untuk itu manfaat perjanjian diklaim sejauh bahwa pemegang kepentingan dalam entitas harus, berdasarkan pada saat ini, mempertimbangkan secara terpisah bagian mereka dari item penghasilan yang dibayarkan kepada entitas, apakah didistribusikan atau tidak, dan harus menentukan karakter item penghasilan seolah-olah mereka didapat langsung dari sumber yang didapatkan oleh entitas. Sebagai contoh, kemitraan, dana perwalian umum, dan perwalian biasa atau perwalian penjamin umumnya dianggap secara fiskal transparan sehubungan dengan item penghasilan yang diterima oleh mereka. Entitas pengelola penghasilan investor. Entitas pengelola penghasilan investor adalah kemitraan asing (selain dari kemitraan asing pemotong), perwalian biasa asing atau perwalian penjamin asing (selain dari perwalian asing pemotong), atau, pembayaran yang untuk itu pengurangan nilai, atau pembebasan dari, pemotongan diklaim berdasarkan perjanjian pajak penghasilan, entitas apa pun sejauh entitas tersebut dianggap secara fiskal transparan (lihat di atas) sehubungan dengan pembayaran oleh yurisdiksi pemegang kepentingan. Untuk tujuan bagian 1446, kemitraan asing atau perwalian penjamin asing harus menyerahkan Formulir W-8IMY untuk menetapkan kemitraan atau perwalian penjamin sebagai entitas look-through. Formulir W-8IMY dapat disertakan dengan formulir ini atau versi lain dari Formulir W-8 atau Formulir W-9 untuk menetapkan status asing atau domestik mitra atau penjamin atau pemilik lain. Lihat Peraturan pada bagian Orang asing. Orang asing termasuk korporasi asing, kemitraan asing, perwalian asing, pengelola harta kekayaan asing, dan orang lain yang bukan orang A.S. Itu juga mencakup kantor cabang luar negeri atau kantor lembaga keuangan A.S. atau lembaga kliring A.S. apabila kantor cabang luar negeri adalah perantara berkualifikasi (QI). Secara umum, pembayaran ke kantor cabang A.S. dari orang asing adalah pembayaran kepada orang asing. GIIN. Istilah GIIN berarti nomor identifikasi perantara global. GIIN adalah nomor identifikasi yang diberikan kepada sebuah entitas yang terdaftar pada IRS untuk tujuan Pasal 4. Entitas campuran. Sebuah entitas campuran adalah orang (selain dari individu) yang diperlakukan secara fiskal transparan (selain dari pemilik asli) untuk tujuan menyatakan status dalam Undang-Undang tetapi tidak diperlakukan secara fiskal transparan di negara yang memiliki perjanjian pajak penghasilan dengan Amerika Serikat. Status entitas campuran relevan untuk mengeklaim manfaat perjanjian. entitas campuran, akan tetapi, diwajibkan untuk memberikan status dalam bab 4 mereka apabila menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan. Perjanjian antarpemerintah (IGA). Perjanjian antarpemerintah (IGA) berarti Model 1 IGA atau Model 2 IGA. Untuk daftar yurisdiksi yang memiliki Model 1 atau 2 Model IGA yang berlaku, lihat Model 1 IGA berarti sebuah perjanjian antara A.S. atau Departemen Keuangan A.S. dan sebuah pemerintah asing atau satu atau lebih instansi untuk mengimplementasikan FATCA melalui pelaporan oleh FFI kepada pemerintah asing atau instansi pemerintah asing, yang diikuti dengan pertukaran otomatis informasi yang dilaporkan dengan IRS. FFI di yurisdiksi Model 1 IGA yang melakukan rekening melaporkan kepada yurisdiksi pemerintah disebut sebagai FFI yang melaporkan Model 1. Model 2 IGA adalah sebuah perjanjian atau kesepakatan antara A.S. atau Departemen Keuangan A.S. dan sebuah pemerintah asing atau satu atau lebih instansi untuk mengimplementasikan FATCA melalui pelaporan oleh FFI secara langsung ke IRS sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian FFI, ditambah dengan pertukaran informasi antara pemerintah asing atau instansi pemerintah tersebut dan IRS. FFI dalam yurisdiksi Model 2 IGA yang telah mengadakan perjanjian FFI disebut sebagai FFI partisipan, tetapi dapat disebut sebagai FFI yang melaporkan Model 2. Istilah FFI yang melaporkan IGA merujuk pada FFI yang melaporkan Model 1 dan FFI yang melaporkan Model 2 secara bersamasama. Kantor cabang terbatas. Kantor cabang terbatas berarti kantor cabang FFI partisipan yang dijelaskan dalam Peraturan pada bagian (e)(2). FFI nonpartisipan. FFI nonpartisipan berarti FFI yang bukan FFI partisipan, FFI yang dinilai memenuhi persyaratan atau pemilik asli berstatus khusus. Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014) -5 -

6 FFI partisipan. Sebuah FFI partisipan adalah FFI (termasuk FFI yang melaporkan Model 2 yang dicakup oleh perjanjian FFI) yang telah sepakat untuk mematuhi ketentuan perjanjian FFI. Istilah FFI partisipan juga mencakup kantor cabang QI dari sebuah lembaga keuangan A.S., kecuali kantor cabang tersebut adalah FFI yang melaporkan Model 1. Penerima pembayaran partisipan. Seorang penerima pembayaran partisipan adalah setiap orang yang menerima sebuah pembayaran kartu sebagai pembayaran atau menerima suatu pembayaran dari lembaga penyelesaian pihak ketiga dalam penyelesaian transaksi jaringan pihak ketiga. Penerima pembayaran. Penerima pembayaran secara umum adalah orang yang kepadanya pembayaran dilakukan, terlepas dari apakah orang tersebut adalah pemilik asli. Untuk pembayaran yang dilakukan ke akun keuangan, penerima pembayaran secara umum adalah pemegang akun keuangan. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu orang yang menerima pembayaran tidak akan dianggap penerima pembayaran. Untuk tujuan bab 3, lihat Peraturan pada bagian (b)(2). Untuk tujuan bab 4, lihat Peraturan pada bagian (a)(3). Entitas penyelesaian pembayaran (PSE). Sebuah entitas penyelesaian pembayaran adalah penjual memperoleh entitas atau lembaga penyelesaian pihak ketiga. Berdasarkan bagian 6050W, PSE secara umum diwajibkan untuk melaporkan pembayaran yang dibuat sebagai penyelesaian dari transaksi kartu pembayaran atau transaksi jaringan pihak ketiga. Akan tetapi, PSE tidak diwajibkan untuk melaporkan pembayaran ke pemilik asli yang didokumentasikan dengan status asing dengan W-8 yang berlaku. Perantara berkualifikasi (QI). Perantara berkualifikasi (QI) (seperti yang dijelaskan dalam Peraturan pada bagian (e)(5) (ii)) adalah orang yang menjadi pihak dalam perjanjian dengan IRS yang dijelaskan dalam Peraturan pada bagian (e) (5)(iii). Pemegang akun bandel. pemegang akun bandel untuk tujuan bab 4 meliputi entitas (selain entitas yang perlu diperlakukan sebagai FFI nonpartisipan oleh pemotong pajak) yang gagal untuk mematuhi permintaan oleh FFI yang mengelola akun untuk dokumentasi dan informasi untuk menentukan apakah akun adalah akun A.S. (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan pada bagian (a)). Lihat Peraturan pada bagian (g). Entitas campuran terbalik. Entitas campuran terbalik adalah setiap orang (selain individu) itu tidak secara fiskal transparan berdasarkan prinsip-prinsip hukum perpajakan A.S. secara fiskal transparan berdasarkan undang-undang yurisdiksi yang memiliki perjanjian pajak penghasilan dengan Amerika Serikat. Lihat Formulir W-8IMY dan petunjuk yang menyertainya untuk informasi tentang entitas campuran terbalik yang membuat klaim manfaat perjanjian atas nama pemiliknya. Warga A.S. secara umum. Warga A.S. secara umum adalah setiap orang A.S. selain orang yang diidentifikasikan dalam Peraturan pada bagian (c). Pemilik substansial kewargaan A.S. Pemilik substansial kewargaan A.S. (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan pada bagian (b)) berarti warga A.S. secara umum yang: Memiliki, langsung atau tidak langsung, lebih dari 10 persen (berdasarkan suara atau nilai) saham pada korporasi asing mana pun; Memiliki, langsung atau tidak langsung, lebih dari 10 persen dari laba atau kepentingan modal dalam kemitraan asing; Diperlakukan sebagai pemilik dari bagian perwalian asing dalam bagian 671 sampai 679; atau Memegang, langsung atau tidak langsung, lebih dari 10 persen kepentingan usufruct dalam perwalian. Badan investasi yang dibentuk dalam wilayah yang juga bukan lembaga penerima deposito, lembaga kustodian atau perusahaan asuransi tertentu tidak diperlakukan sebagai lembaga keuangan. Tetapi, itu adalah NFFE teritori. Jika entitas tersebut tidak memenuhi syarat sebagai NFFE teritori bebas pemotongan, itu harus mengungkapkan pemilik substansial kewargaan A.S. mereka dengan menggunakan definisi ini (menerapkan ambang batas 10 persen). Orang A.S. Orang A.S. didefinisikan dalam bagian 7701(a) (30) dan mencakup kemitraan, perusahaan, dan perwalian domestik.! PERHATIAN Beberapa perusahaan asuransi asing yang mengeluarkan anuitas atau kontrak asuransi bernilai tunai yang memilih untuk diperlakukan sebagai orang A.S. untuk keperluan pajak federal tetapi tidak berlisensi untuk menjalankan bisnis di Amerika Serikat diperlakukan sebagai FFI untuk tujuan bab 4. Untuk tujuan menyerahkan dokumentasi kepada pemotong pajak untuk tujuan bab 3 dan bab 4, namun, perusahaan asuransi tersebut diizinkan untuk menggunakan Formulir W-9 untuk mengesahkan statusnya sebagai orang A.S. Demikian juga, kantor cabang luar negeri lembaga keuangan A.S. (selain kantor cabang yang beroperasi sebagai perantara berkualifikasi) yang diperlakukan sebagai FFI berdasarkan IGA yang berlaku diizinkan untuk menggunakan Formulir W-9 untuk menyatakan statusnya sebagai orang A.S. untuk tujuan bab 3 dan bab 4. Pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan. Pemotongan berdasarkan bab 4 dapat berlaku untuk pembayaran penghasilan FDAP bersumber dari A.S. yang adalah pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan pada bagian (a) yang terhadapnya pengecualian tidak berlaku di bawah bab 4. Pengecualian dari pemotongan yang disebutkan dalam bab 3 tidak berlaku ketika menentukan apakah pemotongan berlaku dalam bab 4. Untuk pengecualian yang sesuai dengan definisi pembayaran dapat dipotong, lihat Peraturan pada bagian (a)(4) (yang membebaskan, sebagai contoh, beberapa pembayaran nonkeuangan). Pemotong pajak. Setiap orang, berkewarganegaraan A.S. atau asing, yang mengontrol, menerima, menyimpan, melepaskan, atau pembayaran penghasilan FDAP bersumber dari A.S. yang dikenakan pemotongan dalam bab 3 atau 4 disebut sebagai pemotong pajak. Pemotong pajak dapat berupa individu, korporasi, kemitraan, perwalian, asosiasi, atau entitas lain, termasuk (tetapi tidak terbatas pada) perantara asing, kemitraan asing, dan kantor cabang A.S. dari bank asing tertentu dan perusahaan asuransi. Untuk tujuan bagian 1446, pemotong pajak adalah kemitraan yang melakukan kegiatan perdagangan atau bisnis di Amerika Serikat. Untuk kemitraan publik, pemotong pajak dapat berupa kemitraan, nominee yang memegang kepentingan atas nama orang asing, atau keduanya. Lihat Peraturan pada bagian sampai Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014)

7 Instruksi Spesifik Entitas campuran harus memberikan Formulir TIP W-8BEN-E atas namanya sendiri ke pemotong pajak hanya untuk penghasilan yang untuk itu mengeklaim pengurangan nilai berdasarkan perjanjian pajak penghasilan atau mendokumentasikan statusnya dalam bab 4 untuk keperluan mengelola akun dengan FFI yang meminta formulir ini (ketika tidak menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau pembayaran yang tunduk pada pemotongan dalam bab 3). Jika tidak, entitas yang diperlakukan sebagai entitas pengelola penghasilan investor secara umum harus memberikan formulir W-8IMY untuk tujuan bab 3 atau bab 4. Entitas campuran harus memberikan Formulir W-8BEN-E atas namanya sendiri ke pemotong pajak hanya untuk penghasilan yang untuk itu mengeklaim pengurangan nilai berdasarkan manfaat perjanjian atau mendokumentasikan statusnya untuk tujuan bab 4 (jika disyaratkan). Lihat instruksi khusus untuk entitas campuran dan entitas campuran terbalik di bawah ini. Akan tetapi, entitas pengelola penghasilan investor dapat menyerahkan Formulir W-8BEN-E ini untuk mendokumentasikan status kewarganegaraan asing mereka sebagai penerima pembayaran partisipan yang menerima pembayaran untuk tujuan bagian 6050W. Bagian I - Identifikasi Pemilik Asli Baris 1. Masukkan nama Anda. Apabila Anda adalah badan usaha perseorangan atau kantor cabang, jangan masukkan nama badan usaha perseorangan atau kantor cabang di sini. Tetapi, masukkan nama sah entitas yang memiliki badan usaha perseorangan (melihat melalui beberapa badan usaha perseorangan jika sesuai) atau mengelola kantor cabang. Apabila Anda adalah badan usaha perseorangan yang adalah entitas campuran yang mengajukan klaim perjanjian, namun, lihat entitas campuran dalam instruksi spesifik, di bagian lain. Baris 2. Apabila Anda adalah sebuah korporasi, masukkan negara pendirian Anda. Apabila Anda adalah jenis lain dari entitas, masukkan negara yang berdasarkan undangundangnya Anda diciptakan, dibentuk, atau diatur. Baris 3. Apabila Anda adalah badan usaha perseorangan yang menerima pembayaran, masukkan nama Anda (jika diperlukan). Anda harus menyelesaikan baris 3 hanya apabila Anda adalah badan usaha perseorangan yang menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau mempunyai rekening di FFI yang meminta formulir ini dan Anda: 1) telah terdaftar pada IRS dan diberikan GIIN yang terkait dengan nama sah badan usaha perseorangan; 2) adalah FFI yang melaporkan Model 1 atau FFI yang melaporkan Model 2; dan 3) bukan entitas campuran yang menggunakan formulir ini untuk mengeklaim manfaat perjanjian. Akan tetapi, apabila Anda tidak diminta untuk memberikan nama sah badan usaha perseorangan, Anda dapat memberitahu pemotong pajak bahwa Anda adalah badan usaha perseorangan yang menerima pembayaran atau mengelola akun dengan menyebutkan nama badan usaha perseorangan pada baris 10. Akan tetapi, jangan masukkan nama badan usaha perseorangan pada baris 3 ini kecuali dalam situasi yang dijelaskan. Baris 4. Centang satu kotak yang sesuai. Dengan menyentang kotak, Anda menyatakan bahwa Anda memenuhi syarat untuk klasifikasi yang disebutkan. Anda harus menyentang kota yang mewakili klasifikasi Anda (sebagai contoh, korporasi, kemitraan, perwalian, pengelola harta kekayaan, dll.) berdasarkan prinsip perpajakan A.S. (bukan berdasarkan hukum negara pihak dalam perjanjian). Apabila Anda adalah kemitraan, badan usaha perseorangan, perwalian biasa, atau perwalian penjamin yang menerima pembayaran yang untuk itu manfaat perjanjian diklaim oleh entitas tersebut, Anda harus menyentang Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014) -7 - kotak "Kemitraan", "Badan usaha perseorangan", "Perwalian sederhana", atau "Perwalian penjamin. Untuk kasus tersebut, Anda harus juga menyentang kotak "ya" untuk mengindikasikan bahwa Anda adalah entitas campuran yang membuat manfaat perjanjian. Lihat Entitas Campuran dalam Instruksi Khusus, di bagian lain. Apabila Anda adalah entitas pengelola penghasilan investor yang bukan entitas campuran yang menyatakan manfaat perjanjian, Anda harus menyentang kotak untuk mengindikasikan bahwa Anda tidak mengeklaim manfaat perjanjian. Apabila Anda menyentang kotak "tidak", Anda hanya dapat menggunakan formulir ini untuk mendokumentasikan status Anda dalam bab 4 sebagai pemegang akun FFI. Anda juga dapat menggunakan Formulir W-8IMY untuk tujuan ini. Akan tetapi, apabila Anda menerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau jumlah yang dikenakan pemotongan dalam bab 3, Anda diwajibkan untuk memberikan Formulir W-8IMY dan pernyataan pemotongan (apabila ada) sehubungan dengan pembayaran tersebut.! PERHATIAN Hanya entitas yang bebas pajak dalam bagian 501 yang harus menyentang kotak "organisasi bebas pajak". Organisasi tersebut harus menggunakan Formulir W-8BEN-E hanya jika mereka mengeklaim pengurangan nilai pemotongan dalam perjanjian pajak penghasilan atau pengecualian dalam undang-undang selain bagian 501. Gunakan Formulir W-8EXP untuk mendokumentasikan pembebasan Anda dan status dalam bab 4 apabila Anda mengeklaim pembebasan dari pemotongan dalam bagian 501. Baris 5. Centang satu kotak yang sesuai dengan status Anda dalam bab 4. Anda tidak diwajibkan untuk memberikan status dalam bab 4 apabila Anda menyerahkan formulir ini sehubungan dengan akun entitas yang sudah ada (sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan pada bagian (b)(102)) sebelum 1 Juli 2016 (atau, apabila Anda adalah entitas yang diperlakukan sebagai FFI prima facies dalam Peraturan pada bagian (a)(4)(ii)(B), sebelum 1 Januari 2015). Selain itu, Anda hanya diwajibkan untuk menyediakan status dalam bab 4 apabila Anda adalah penerima pembayaran yang dapat dikenakan pemotongan atau mendokumentasikan status akun yang Anda miliki di FFI yang meminta formulir ini. Dengan menyentang kotak pada baris ini, Anda menyatakan bahwa Anda memenuhi persyaratan untuk klasifikasi ini di negara kediaman Anda. Untuk sebagian besar status dalam bab 4, Anda TIP diwajibkan untuk melengkapi bagian tambahan formulir ini yang menyatakan bahwa Anda memenuhi syarat status yang disebutkan pada baris 5 (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan pada bagian atau ). Pastikan bahwa Anda melengkapi bagian yang diwajibkan dalam formulir ini sebelum menandatangani dan menyerahkannya kepada pemotong pajak. Akan tetapi, lihat Entitas yang Memberikan Sertifikasi Berdasarkan IGA yang Berlaku dalam Instruksi Khusus, di bagian lain. FFI yang Dicakup okeh IGA dan Entitas Terkait FFI yang melaporkan IGA yang berada di, atau didirikan berdasarkan hukum, yurisdiksi yang dicakup oleh Model 1 IGA harus menyentang "FFI yang Melaporkan Model 1." FFI pelapor yang berada di, atau didirikan berdasarkan hukum, yurisdiksi yang dicakup oleh Model 2 IGA harus menyentang "FFI yang Melaporkan Model 2." Apabila Anda diperlakukan sebagai FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan berdasarkan IGA yang berlaku, Anda harus menyentang "FFI yang Tidak Melaporkan IGA" bukan "FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan" dan memberikan GIIN Anda pada Bagian XII, baris 26. Lihat instruksi spesifik untuk Bagian XII. FFI yang berkaitan dengan FFI yang melaporkan IGA dan yang diperlakukan sebagai FFI nonpartisipan negara kediaman mereka

8 harus menyentang FFI nonpartisipan pada baris 5. FFI yang terkait dengan FFI yang melaporkan IGA dan yang adalah FFI partisipan, FFI yang dinilai memenuhi persyaratan, atau pemilik asli berstatus khusus berdasarkan peraturan Departemen Keuangan A.S. atau IGA yang berlaku harus menyentang kotak yang sesuai dengan statusnya dalam bab 4. Lihat treaties/pages/fatca-archive.aspx untuk daftar yurisdiksi yang memiliki IGA yang berlaku. Organisasi Nirlaba yang Dicakup oleh IGA Entitas nirlaba yang didirikan dan dikelola dalam yurisdiksi yang memiliki Model 1 IGA atau Model 2 IGA yang berlaku, dan yang memenuhi definisi NFEE Aktif dalam Lampiran I IGA yang berlaku, jangan menyentang kotak untuk statusnya pada baris 5. Akan tetapi, lihat Entitas yang Memberikan Sertifikasi Berdasarkan IGA yang Berlaku dalam Instruksi khusus, di bagian lain. Baris 6. Masukkan alamat kediaman tetap dari entitas yang diidentifikasikan pada baris 1. Alamat kediaman tetap Anda adalah alamat di negara tempat Anda mengeklaim sebagai penduduk untuk tujuan pajak penghasilan negara tersebut. Apabila Anda memberikan Formulir W-8BEN-E untuk mengeklaim pengurangan nilai, atau pembebasan dari, pemotongan berdasarkan perjanjian pajak penghasilan, Anda harus menentukan kediaman dalam cara yang disyaratkan oleh perjanjian tersebut. Jangan memberikan alamat lembaga keuangan (kecuali Anda adalah lembaga keuangan yang memberikan alamat Anda sendiri), kotak pos, atau alamat yang digunakan semata untuk tujuan surat-menyurat kecuali itu adalah alamat satu-satunya yang digunakan oleh entitas dan alamat tersebut muncul dalam dokumen resmi entitas (yaitu, alamat terdaftar Anda). Apabila Anda tidak memiliki kediaman pajak di negara mana pun, alamat kediaman tetap adalah tempat kantor pusat Anda berada. Baris 7. Masukkan alamat surat-menyurat Anda hanya apabila alamat berbeda dari yang Anda sebutkan pada baris 6. Baris 8. Masukkan nomor identifikasi perusahaan A.S. Anda (EIN). EIN adalah NPWP U.S. untuk entitas. Apabila Anda tidak memiliki EIN A.S., ajukan pada Formulir SS-4, Permohonan untuk Nomor Identifikasi Perusahaan apabila Anda diwajibkan untuk memiliki NPWP A.S. Lihat Peraturan pada bagian (e)(4) (vii) mengenai kapan Anda diwajibkan untuk memberikan NPWP A.S. pada Formulir W-8 yang terkait dengan pembayaran yang tunduk pada pemotongan dalam bab 3. Mitra dalam sebuah kemitraan yang melakukan perdagangan atau bisnis di Amerika Serikat mungkin akan dialokasikan penghasilan kena pajak yang secara nyata berhubungan. Mitra diwajibkan untuk mengajikan pengembalian pajak penghasilan federal A.S. dan harus memiliki nomor pokok wajib pajak A.S. (NPWP). Anda harus memberikan NPWP A.S. apabila Anda: Mengeklaim pengecualian dari pemotongan berdasarkan bagian 871(f) anuitas tertentu yang diterima dengan rencana berkualifikasi, atau Mengeklaim manfaat dalam perjanjian pajak penghasilan dan tidak menyebutkan NPWP asing pada baris 9b. Akan tetapi, NPWP tidak wajib ditunjukkan untuk dapat mengeklaim manfaat perjanjian pada item penghasilan berikut: Dividen dan bunga dari saham dan kewajiban utang yang diperdagangkan secara aktif; -8- Dividen dari jaminan apa pun dapat ditukarkan yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan investasi yang terdaftar di bawah Investment Company Act (Undang-Undang Perusahaan Investasi) Tahun 1940 (dana bersama); Dividen, bunga atau royalti dari unit kepentingan manfaat dalam unit pewalian investasi unit yang (atau pada saat diterbitkan) secara publik ditawarkan dan terdaftar dengan SEC dalam Securities Act (Undang-Undang Sekuritas) Tahun 1933; dan Penghasilan berkaitan dengan pinjaman dari salah satu sekuritas di atas. Apabila Anda memerlukan EIN, Anda diharapkan TIP mengajukan permohonan online daripada mengajukan Formulir SS-4 kertas. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi. &-Self-Employed/Employer-ID-Numbers-EINs. Baris 9a. Apabila Anda adalah FFI partisipan, FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan, FFI yang melaporkan Model 1, FFI yang melaporkan Model 2, NFFE dengan pelaporan langsung, wali amanat atau perwalian berbentuk wali amanat, atau NFFE bersponsor dengan pelaporan langsung, Anda diwajibkan memasukkan GIIN Anda (berkenaan dengan negara kediaman Anda) pada baris 9a. Akan tetapi, apabila kantor cabang Anda menerima pembayaran dan wajib diidentifikasikan pada Bagian II, Anda tidak wajib memberikan GIIN pada baris 9a ini. Tetapi, berikan GIIN kantor cabang Anda (apabila ada) pada baris 13. Lihat instruksi untuk Bagian II. Akan tetapi, untuk pembayaran yang dilakukan sebelum 1 Januari 2015, Formulir W-8BEN-E yang diserahkan oleh FFI yang melaporkan Model 1 tidak perlu memuat GIIN. Untuk pembayaran yang dilakukan sebelum 1 Januari 2016, NFFE bersponsor dengan pelaporan langsung atau FFI bersponsor yang belum memperoleh GIIN harus memberikan GIIN entitas sponsor mereka. Apabila Anda dalam proses pendaftaran IRS sebagai TIP FFI partisipan, FFI terdaftar yang dinilai memenuhi persyaratan, FFI yang melaporkan Model 1, FFI yang melaporkan Model 2, NFFE dengan pelaporan langsung, atau NFFE bersponsor dengan pelaporan langsung, tetapi belum menerima GIIN, Anda dapat melengkapi baris ini dengan menuliskan "sudah mendaftarkan." Akan tetapi, orang yang meminta formulir ini dari Anda harus menerima dan memverifikasi GIIN Anda dalam waktu 90 hari. Baris 9b. Apabila negara kediaman Anda untuk tujuan pajak telah menerbitkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) Anda, masukkan di sini. Apabila Anda memberikan Formulir W-8BEN-E ini untuk mendokumentasikan diri Anda sehubungan dengan sebuah akun keuangan yang Anda miliki pada kantor A.S. sebuah lembaga keuangan, Anda harus memberikan nomor pokok wajib pajak (NPWP) yang diberikan kepada Anda oleh yurisdiksi kediaman pajak tempat kediaman pajak Anda, kecuali: Anda tidak diberikan NPWP, atau Yurisdiksi tidak menerbitkan NPWP. Baris 10. Baris ini dapat digunakan oleh pengisi Formulir W-8BEN-E atau oleh pemotong pajak yang kepadanya formulir tersebut diberikan untuk menyertakan informasi referensi yang berguna bagi pemotong pajak untuk mendokumentasikan pemilik asli. Misal, pemotong pajak yang diharuskan untuk mengasosiasikan Formulir W-8BEN-E dengan Formulir W-8IMY tertentu dapat menggunakan baris 10 sebagai nomor atau kode referensi yang akan memperjelas asosiasi. Pemilik asli juga dapat menggunakan baris 10 untuk menyertakan nomor akun yang untuk itu dia menyerahkan formulir. Pemilik asing tunggal dari sebuah badan usaha perseorangan dapat menggunakan baris 10 untuk menginformasikan pemotong pajak bahwa akun Instruksi untuk Formulir W-8BEN (6-2014)

Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. April 2016)

Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. April 2016) Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. April 2016) Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) Department of the Treasury Internal Revenue Service

Lebih terperinci

Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. Juli 2017)

Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. Juli 2017) Instruksi untuk Formulir W-8BEN-E (Rev. Juli 2017) Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) Department of the Treasury Internal Revenue Service

Lebih terperinci

Instruksi untuk Formulir W-8BEN

Instruksi untuk Formulir W-8BEN Instruksi untuk Formulir W-8BEN (Rev. Februari 2014) Surat Keterangan Status Kewarganegaraan Asing Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Individu) Department of the Treasury

Lebih terperinci

Catatan. Lengkapi sisa formulir termasuk menandatangani formulir di Bagian XXIX.

Catatan. Lengkapi sisa formulir termasuk menandatangani formulir di Bagian XXIX. Formulir W-8BEN-E (Februari 2014) Department of the Treasury Internal Revenue Service Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) XUntuk X digunakan

Lebih terperinci

Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas)

Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) Formulir W-8BEN-E (Rev. April 2016) Department of the Treasury Internal Revenue Service Surat Keterangan Status Pemilik Asli untuk Pemotongan dan Pelaporan Pajak Amerika Serikat (Entitas) XUntuk X digunakan

Lebih terperinci

FORMULIR SERTIFIKASI DIRI BADAN (FATCA DAN CRS)

FORMULIR SERTIFIKASI DIRI BADAN (FATCA DAN CRS) Manulife Indonesia Sampoerna Strategic Square, South Tower Jl. Jenderal Sudirman Kav. -6, Jakarta 90 T. +6 7777 F. +6 6 0-800--606060 (Bebas Pulsa & khusus wilayah di luar kode area Jakarta) ISI/LENGKAPI/CORET

Lebih terperinci

FORMULIR PERNYATAAN DIRI (SELF-CERTIFICATION FORM ) - FATCA & CRS PT ASURANSI BRI LIFE

FORMULIR PERNYATAAN DIRI (SELF-CERTIFICATION FORM ) - FATCA & CRS PT ASURANSI BRI LIFE Lampiran 2 (SE Nose: S.20/DIR/KEP/VII/2017) FORM FC-NASABAH ENTITAS FORMULIR PERNYATAAN DIRI (SELF-CERTIFICATION FORM ) - FATCA & CRS PT ASURANSI BRI LIFE Sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2017 dan Peraturan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /SEOJK.03/2017 Yth. 1. Direksi bank umum; 2. Direksi perusahaan efek; dan 3. Direksi perusahaan asuransi jiwa, yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. SALINAN SURAT

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti.

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti. BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Penelitian Berdasarkan karakterisitik masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

DEKLARASI DIRI (BADAN USAHA) TERKAIT PERPAJAKAN KEPADA NEGARA MITRA

DEKLARASI DIRI (BADAN USAHA) TERKAIT PERPAJAKAN KEPADA NEGARA MITRA DEKLARASI DIRI (BADAN USAHA) TERKAIT PERPAJAKAN KEPADA NEGARA MITRA - Mohon mengisi dengan menggunakan tinta hitam, huruf cetak/huruf BESAR, jelas dan memberi tanda pada kotak jawaban yang sesuai. - Jika

Lebih terperinci

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI (EXCHANGE OF INFORMATION)

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Definisi Istilah-istilah berawalan huruf kapital dalam ketentuan-ketentuan ini akan memiliki arti sebagai berikut, kecuali konteks kalimatnya

Lebih terperinci

PETUNJUK Formulir Pernyataan CRS Perseorangan Mohon untuk membaca instruksi ini terlebih dahulu sebelum mengisi formulir ini

PETUNJUK Formulir Pernyataan CRS Perseorangan Mohon untuk membaca instruksi ini terlebih dahulu sebelum mengisi formulir ini PETUNJUK Formulir Pernyataan CRS Perseorangan Mohon untuk membaca instruksi ini terlebih dahulu sebelum mengisi formulir ini Mengapa kami meminta Anda untuk mengisi formulir ini? Untuk membantu melindungi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.03/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS MENGENAI AKSES INFORMASI KEUANGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA FILIPINA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Pola

Lebih terperinci

Formulir Pembukaan Rekening Bisnis Ritel/UKM - Perorangan

Formulir Pembukaan Rekening Bisnis Ritel/UKM - Perorangan Formulir Pembukaan Rekening Bisnis Ritel/UKM - Perorangan Formulir Pembukaan Rekening Bisnis Ritel/UKM - Perorangan Harap lengkapi formulir ini menggunakan huruf cetak dan beri tanda di dalam kotak yang

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. KOMITMEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

Kecuali konteksnya menentukan lain, istilah-istilah dalam Syarat dan Ketentuan di bawah ini akan memiliki arti sebagai berikut:

Kecuali konteksnya menentukan lain, istilah-istilah dalam Syarat dan Ketentuan di bawah ini akan memiliki arti sebagai berikut: SYARAT DAN KETENTUAN PENDANA Selamat datang di KoinWorks. terima kasih telah mengunjungi www.koinworks.com. Sebelum menggunakan, mengakses atau memanfaatkan Platform ini, pastikan Anda sudah membaca dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA)

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) Dokumen ini terdiri dari lima bagian: (A) Definisi, (B) Perjanjian Distributor, (C) Perjanjian Pembelian Produk Di Negara Tempat Tinggal, (D) Perjanjian Arbitrase Yang

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

FORMULIR PERUBAHAN INFORMASI PRIBADI MANULIFE KARYAWAN SEJAHTERA / MANULIFE KARYAWAN SEJAHTERA PLUS

FORMULIR PERUBAHAN INFORMASI PRIBADI MANULIFE KARYAWAN SEJAHTERA / MANULIFE KARYAWAN SEJAHTERA PLUS Manulife Indonesia Sampoerna Strategic Square, South Tower Jl. Jenderal Sudirman Kav. 45-46. Jakarta 12930. T. (021) 2555 7777 F. (021) 2555 2226 Customer Contact Center (021) 2555 7777, Toll Free 0-800-1-606060

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA X PADA 1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2018 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN BAGI LEMBAGA KEUANGAN DAN PENYAMPAIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2018 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN BAGI LEMBAGA KEUANGAN DAN PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 04/PJ/2018 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN BAGI LEMBAGA KEUANGAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN YANG BERISI INFORMASI KEUANGAN SECARA OTOMATIS DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA INDONESIA JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS Sektor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d. 1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /POJK.03/2015 TENTANG PENYAMPAIAN INFORMASI NASABAH ASING TERKAIT PERPAJAKAN KEPADA NEGARA MITRA ATAU YURISDIKSI

Lebih terperinci

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN INVESTASI

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN 1771 PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN)

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Aturan Perbankan II.1.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah bidang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK : D. PPh KURANG/LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771/$ SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG No.283,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG PELAKSANAAN PENGHENTIAN SEMENTARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penghentian Sementara. Penundaan. Transaksi. Perbankan. Pasar Modal. Asuransi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN dan Penyampaian Laporan Yang Berisi Informasi Keuangan Secara Otomatis

LEMBAGA KEUANGAN dan Penyampaian Laporan Yang Berisi Informasi Keuangan Secara Otomatis Tata Cara Pendaftaran LEMBAGA KEUANGAN dan Penyampaian Laporan Yang Berisi Informasi Keuangan Secara Otomatis DIREKTUR JENDERAL PAJAK berwenang mendapatkan AKSES INFORMASI KEUANGAN secara otomatis untuk

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771 SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH

Lebih terperinci

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PERHATIAN HALAMAN - I LAMPIRAN - I PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN NPWP NAMA WAJIB

Lebih terperinci

PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH

PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH Pribadi dan Rahasia Hak cipta dipegang oleh PT Dana Syariah Indonesia PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH ANTARA ANDA sebagai Anggota dan PT. Dana Syariah Indonesia sebagai Dana Syariah Dana Syariah.id

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK A. NPWP : 0 7 4 5 6 1 2 3 0 0 1 3 0 0 0 B. C. JENIS USAHA : SPESIFIKASI USAHA : D. ALAMAT : Pegawai Swasta JL. BATU TULIS NO. 33 E. KELURAHAN / : KECAMATAN F. KOTA / KODE POS

Lebih terperinci

01 INFORMASI PRIBADI (Harap diisi dengan huruf cetak atau diketik)

01 INFORMASI PRIBADI (Harap diisi dengan huruf cetak atau diketik) Manulife Indonesia Sampoerna Strategic Square, South Tower Jl. Jend Sudirman Kav. 4546 Jakarta 12930 T. (021) 2555 7777 F. (021) 2555 2226 Email: cs_dplkgs_id@manulife.com www.manulifeindonesia.com MyLifeManulife

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL Republik Indonesia dan Republik Federal Jerman (selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA. ANDA sebagai Anggota. dan. PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA sebagai Akseleran

PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA. ANDA sebagai Anggota. dan. PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA sebagai Akseleran Pribadi dan Rahasia Hak cipta draft ini dipegang oleh PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA ANDA sebagai Anggota dan PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA

Lebih terperinci

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KONFEDERASI SWISS MENGENAI PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN BERHASRAT untuk

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI BIDANG PERASURANSIAN DAN PEMBLOKIRAN KEKAYAAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 1 Q Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? A Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Jaminan Terbatas Global dan Dukungan Teknis

Jaminan Terbatas Global dan Dukungan Teknis Jaminan Terbatas Global dan Dukungan Teknis Jaminan Terbatas bagi Perangkat Keras Ketentuan Umum Dengan pernyataan Jaminan Terbatas bagi Perangkat Keras HP ini, Anda sebagai pelanggan memperoleh hak-hak

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN SPESIFIK UNTUK SEKTOR KEUANGAN

Lebih terperinci

INSTITUSI. Nama : Kode Nasabah :

INSTITUSI. Nama : Kode Nasabah : INSTITUSI Nama : Kode Nasabah : NASABAH BADAN HUKUM/INSTITUSI Mohon pilih [ ]yang sesuai Nama Domisili : Lokal Indonesia Foreign- Country : No. Domisili : Berlaku Hingga : Jenis Usaha : Dana Pensiun Asuransi

Lebih terperinci

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

FAQ (Frequently Asked Question)

FAQ (Frequently Asked Question) FAQ (Frequently Asked Question) POJK Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, Dan Perusahaan Reasuransi Syariah

Lebih terperinci