BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu uji konsolidasi untuk mengetahui nilai Compression Index (), Recompression Index (), Preconsolidation Pressure () dari tanah yang distabilisasi dengan kapur dan dengan semen untuk dibandingkan dengan pengujian konsolidasi tanah asli. 4. Pengujian Tanah Asli Untuk pengujian tanah asli yang telah dilakukan oleh Nugrahani, T,P () terdiri atas beberapa pengujian, yaitu : pengujian berat jenis dan pengujian konsolidasi. 4.. Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Asli Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari hasil pengujian tanah asli yang diujikan didapat berat jenis sebesar,65 gr/cm³. 4.. Pengujian Konsolidasi Tanah Asli Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai Preconsolidation Pressure (), Compression Index () dan Recompression Index () yang dibutuhkan dalam mendesain pondasi subgrade jalan maupun pondasi lainnya. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Resume hasil pengujian konsolidasi tanah asli dapat dilihat pada tabel 4.. IV -

2 Tabel 4. Resume hasil uji konsolidasi tanah asli Tanah Asli Sampel I Sampel Sampel Rata-rata Dari resume hasil pengujian konsolidasi tanah asli diperoleh nilai rata-rata untuk masing-masing parameter konsolidasi yaitu nilai Preconsolidation Pressure () sebesar.48 kn/m, nilai Compression Index () sebesar.95 dan nilai Recompression Index () sebesar.5. Nilai Compression Index sebesar.95 termasuk kedalam jenis tanah lempung medium s/d lunak dimana batasnya.5-.. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel 4.. Tabel 4. Nilai untuk bermacam-macam IV -

3 4. Pengujian Tanah Yang Telah Distabilisasi Dengan Kapur dan Dengan Semen Untuk pengujian tanah yang telah distabilisasikan terdiri atas beberapa pengujian yaitu : pengujian berat jenis dan pengujian konsolidasi. Pada pengujian berat jenis dan konsolidasi, tanah yang diuji adalah tanah yang distabilisasi dengan cara pencampuran, yaitu: ) Dengan kapur %, 5%, dan 7% dari berat tanah. ) Dengan semen %, %, 5%, dan 7% dari berat tanah Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 4 hari dikarenakan adanya proses kimia yang terjadi antara tanah dengan kapur dan tanah dengan semen yang telah dicampur dengan air. Berikut adalah uraian hasil pengujian berat jenis dan konsolidasi pada tanah yang distabilisasikan. 4.. Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah yang Distabilisasikan Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari hasil pengujian tanah yang telah distabilisasi dengan kapur dapat dilihat pada tabel 4. dan dengan semen pada tabel 4.4. Tabel 4. Berat jenis tanah + kapur % Kapur 5 7 Pemeraman Specimen Berat Jenis IV -

4 Tabel 4.4 Berat jenis tanah + semen % Semen Pemeraman Specimen Berat Jenis Dari hasil pengujian berat jenis tanah + kapur dan tanah + semen yang dapat dilihat pada tabel 4. dan tabel 4.4, menunjukan bahwa terjadi penurunan berat jenis tanah yang lebih kecil di bandingkan dengan berat jenis tanah asli yaitu,65 gr/cm, meskipun penurunan yang terjadi tidak konstan. Pada pengujian tanah dengan kapur didapat berat jenis terkecil pada % sebesar, gr/cm dan pada tanah dengan semen didapat berat jenis terkecil pada 5% sebesar, gr/cm. Penurunan berat jenis tersebut disebabkan karena terjadi proses sementasi pada tanah + kapur dan tanah + semen sehingga menyebabkan terjadinya penggumpalan yang membuat partikel tanah + kapur dan tanah + semen merakat. Pori pori yang sebelumnya ada,sebagian akan dikelilingi bahan sementasi yang lebih keras dan lebih sulit ditembus air. Rongga pori yang terisolasi oleh lapisan sementasi kedap air akan terukur sebagai volume butiran dan selanjutnya akan menurunkan berat jenis tanahnya. Pengujian berat jenis ini sangat bergantung pada pengaruh suhu diruangan sehingga penurunan yang tidak konstan sangat mungkin akan terjadi pada saat pengujiaan ini. Selain itu juga dapat disebabkan oleh ketelitian alat timbangan yang kurang akurat karena jarang dikalibrasi. Untuk lebih jelas seberapa besar penurunan yang terjadi bisa kita lihat pada Gambar 4.. IV - 4

5 Kapur Semen.5 % % 4% 6% 8% Gambar 4. Kurva Berat Jenis Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur dan Semen Dalam Pemeraman 4 Hari 4.. Hasil Pengujian Konsolidasi Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai- nilai Compression Index (), Recompression Index (), Preconsolidation Pressure () yang berguna dalam perhitungan penurunan konsolidasi pondasi Hasil Pengujian Konsolidasi Tanah Dengan Kapur Pada pengujian konsolidasi, tanah yang diuji adalah tanah yang distabilisasi dengan cara pencampuran kapur %, 5%, dan 7% dari berat tanah. Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 4 hari dikarenakan adanya proses kimia yang terjadi antara tanah dengan kapur yang telah dicampur dengan air. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Resume hasil pengujian konsolidasi tanah dengan kapur dapat dilihat pada Tabel 4.5. IV - 5

6 Tabel 4.5 Resume hasil uji konsolidasi tanah + kapur Sample Sample Rata-rata Kapur % Kapur % Kapur % Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5% Kapur 7% Kapur 7% Kapur 7% Dari hasil pengujian tanah + kapur yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, menunjukan bahwa nilai rata-rata, dan untuk masing-masing persentase kapur. Semua persentase kadar kapur mengalami kenaikan nilai dari hasil nilai tanah asli sebesar.48, terjadi peningkatan nilai pada kadar kapur 5% sebesar.5 tetapi mengalami penurunan kembali menjadi.75. Pada kadar kapur 7% mengalami kenaikan nilai pada kadar kapur % sebesar.45 tetapi pada kadar kapur 5% dan 7% mengalami penurunan. Untuk nilai mengalami penurunan yang konstan pada setiap kadar kapur, penurunan paling optimum terdapat pada kadar kapur 7% sebesar.4. Agar lebih jelasnya dapat dilihat kurva resume hasil uji konsolidasi tanah + kapur pada Gambar 4.. IV - 6

7 Kadar Kapur (%) Gambar 4. Kurva Resume Hasil Uji Konsolidasi Tanah + Kapur Berdasarkan Prosentase Kapur dan Semen Dalam Pemeraman 4 Hari 4... Hasil Pengujian Konsolidasi Tanah Dengan Semen Pada pengujian konsolidasi, tanah yang diuji adalah tanah yang distabilisasi dengan cara pencampuran semen %, %, 5%, dan 7% dari berat tanah. Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 4 hari dikarenakan adanya proses kimia yang terjadi antara tanah dengan semen yang telah dicampur dengan air. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Resume hasil pengujian konsolidasi tanah dengan semen dapat dilihat pada Tabel 4.6. IV - 7

8 Tabel 4.6 Resume hasil uji konsolidasi tanah + semen Sample Sample Rata-rata Semen % Semen % Semen %.5.9. Semen % Semen 5% Semen 7% Semen % Semen 5% Semen 7% Semen % Semen 5% Semen 7% Dari hasil pengujian tanah + semen yang dapat dilihat pada Tabel 4.6, didapat nilai rata-rata untuk masing-masing kadar % semen. Kadar % diperoleh nilai sebesar.75, sebesar. dan sebesar,84. Kadar % diperoleh nilai sebesar.9, sebesar.7 dan sebesar,46. Kadar 5% diperoleh nilai sebesar.5, sebesar.6 dan sebesar,5. Kadar 7% diperoleh nilai sebesar.975, sebesar.459 dan sebesar.88. Agar lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 4. untuk melihat perbandingan kenaikan dan penurunan untuk masing-masing kadar % semen. IV - 8

9 Kadar Semen (%) Gambar 4. Kurva Resume Hasil Uji Konsolidasi Tanah + Semen Berdasarkan Prosentase Kapur dan Semen Dalam Pemeraman 4 Hari Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa untuk nilai terjadi peningkatan yang konstan pada setiap persentase, nilai tertinggi terdapat pada kadar semen 7% sebesar.975 dan sebesar.459 pada kadar semen 7% untuk nilai. Pada nilai terdapat kenaikan dan penurunan yang tidak stabil, kenaikan tertinggi pada kadar semen 5% sebesar.5 dan penurunan paling rendah terdapat pada kadar semen % sebesar Perbandingan Hasil Pengujian Konsolidasi Perbandingan ini dilakukan untuk melihat hasil nilai Preconsolidation Pressure (), Compression Index () dan Recompression Index () yang didapat dari pengujian tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen. IV - 9

10 4.. Perbandingan Nilai Preconsolidation Pressure () Dari hasil pengujian konsolidasi didapat parameter nilai untuk tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen. Nilai ini dipergunakan untuk perhitungan penurunan pondasi. Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai untuk tanah yang distabilisasikan untuk semua persentase mengalami peningkatan dari nilai tanah asli sebesar.48. Pada tanah + kapur didapat peningkatan optimum pada kadar 5% kapur sebesar.5 sedangkan pada tanah + semen didapat peningkatan optimum pada kadar 7% semen sebesar Kapur Semen Kadar Semen dan Kapur (%) Gambar 4.4 Kurva Perbandingan Nilai Preconsolidation Pressure () dari pengujian tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen Pada Gambar 4.4 dapat dilihat, bahwa nilai mengalami kenaikan untuk semua persentase kedua bahan campuran yaitu tanah dengan kapur dan tanah dengan semen. Kenaikan nilai paling optimum pada kapur terjadi pada kadar 5% yaitu sebesar.5 dan pada semen 7% yaitu sebesar.975. Hasil Pengujian IV -

11 Preconsolidation Pressure () untuk kedua bahan stabilitas ini kurang relevan karena seharusnya tanah yang di stabilisasi dengan bahan campuran (tanah dengan kapur dan tanah dengan semen) hasil pengujian nilai nya menurun dari tanah asli yaitu sebesar.48 tetapi pada hasil pengujian ini naik. Hal ini mungkin terjadi karena masalah teknis di laboratorium, Proses pemeraman 4 hari dilakukan setelah tanah dicampur dengan bahan stabilitas dan air kemudian di peram didalam plastik kantong kemudian diikat kedap udara selama 4 hari masa pemeraman. Seharusnya proses pemeraman 4 hari dilakukan setelah benda uji (tanah dengan kapur dan tanah dengan semen) dicetak didalam cincin alat konsolidasi kemudian baru diperam selama 4 hari. Kenaikan nilai pada tanah distabilisasi semen mengalami kenaikan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanah yang distabilisasi dengan kapur, hal ini mungkin terjadi karena pada pengujian alat oedometer benda uji ditambahkan dengan air, oleh karena itu semen lebih cepat mempunyai daya serap air dan cepat mengikat bila terkena air bila dibandingkan dengan kapur. Jadi, hasil pengujian nilai kedua bahan stabilitas ini tidak dipakai karena kurang relevan seharusnya tanah yang di stabilisasi dengan bahan campuran (tanah dengan kapur dan tanah dengan semen) hasil pengujian nilai nya menurun dari tanah asli yaitu sebesar.48 tetapi pada hasil pengujian ini naik. 4.. Perbandingan Nilai Compression Index () Dari hasil pengujian konsolidasi didapat parameter nilai untuk tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen. Nilai ini dipergunakan untuk perhitungan penurunan pondasi. Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa nilai untuk tanah IV -

12 yang distabilisasikan dengan kapur mengalami peningkatan yang tidak konstan, dimana optimum kenaikan nilai terdapat pada kadar kapur % sebesar.45 dan mengalami penurunan melebihi nilai tanah asli pada kadar kapur 5% sebesar.6. Untuk tanah yang distabilisasikan dengan semen mengalami peningkatan yang konstan dari tanah asli, dimana kenaikan paling optimum terdapat di kadar semen 7% yaitu sebesar.459. Hasil penelitian nilai pada tanah + semen seharusnya menurun dari nilai tanah asli tetapi pada hasil pengujian ini hasilnya naik secara konstan. Semakin kecil nilai maka penurunan konsolidasi akan semakin kecil. Nilai ini dipergunakan dalam perhitungan nilai Sc (nilai penurunan konsolidasi) pada tanah Normal Consolidation. Hal ini mungkin terjadi karena pemadatan yang tidak merata karena menggunakan tanah yang terganggu (disturb) Kapur.9..6 Semen Kadar Semen dan Kapur (%) Gambar 4.5 Kurva Perbandingan Nilai Compression Index () dari pengujian tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen IV -

13 Pada Gambar 4.5 dapat dilihat, sama halnya dengan hasil pengujian Preconsolidation Pressure () pada tanah dengan semen. Bahwa nilai mengalami kenaikan yang signifikan untuk semua persentase kadar semen, berbeda dengan kapur yang mengalami kenaikan tetapi turun kembali pada kadar persentase yang lebih banyak. Kenaikan nilai paling optimum pada semen terjadi pada kadar 7% yaitu sebesar.459 dan pada kapur mengalami penurunan optimum pada kadar 7% yaitu sebesar.6. Hasil Pengujian Compression Index () pada tanah dengan semen ini kurang relevan karena seharusnya tanah yang di stabilisasi dengan bahan campuran (tanah dengan kapur dan tanah dengan semen) hasil pengujian nilai nya menurun dari tanah asli yaitu sebesar.95 tetapi pada hasil pengujian ini naik. Hal ini mungkin terjadi karena masalah teknis di laboratorium, Proses pemeraman 4 hari dilakukan setelah tanah dicampur dengan bahan stabilitas dan air kemudian di peram didalam plastik kantong kemudian diikat kedap udara selama 4 hari masa pemeraman. Seharusnya proses pemeraman 4 hari dilakukan setelah benda uji (tanah dengan kapur dan tanah dengan semen) dicetak didalam cincin alat konsolidasi kemudian baru diperam selama 4 hari. Kenaikan nilai pada tanah distabilisasi semen mengalami kenaikan yang signifikan pada setiap kadar % nya bila dibandingkan dengan tanah yang distabilisasi dengan kapur, hal ini mungkin terjadi karena pada pengujian alat oedometer benda uji ditambahkan dengan air, oleh karena itu semen lebih cepat mempunyai daya serap air dan cepat mengikat bila terkena air bila dibandingkan dengan kapur. Oleh karena itu, hasil pengujian tanah dengan semen tidak relevan sehingga tidak dipakai Jadi, hasil pengujian yang dipakai hanya tanah yang IV -

14 distabilisasi dengan kapur karena mengalami penurunan nilai sebesar.6 pada kadar 7% dari tanah asli sebesar.95. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Kapur 7 Kadar Semen dan Kapur (%) Gambar 4.6 Kurva Perbandingan Nilai Compression Index () dari pengujian tanah asli dengan tanah + kapur 4.. Perbandingan Nilai Recompression Index () Dari hasil pengujian konsolidasi didapat parameter nilai untuk tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen. Nilai ini sangat dipergunakan untuk perhitungan penurunan pondasi. Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa nilai untuk tanah yang distabilisasikan dengan semen mengalami peningkatan yang tidak konstan, dimana optimum kenaikan nilai terdapat pada kadar semen 5% sebesar.5 dan mengalami penurunan melebihi nilai tanah asli pada kadar semen % sebesar.46. Untuk tanah yang distabilisasikan dengan kapur mengalami penurunan yang konstan dari tanah asli, dimana penurunan paling besar terdapat di kadar kapur 7% yaitu sebesar.4. Hasil penelitian nilai pada tanah + semen seharusnya menurun dari nilai tanah asli tetapi pada hasil IV - 4

15 pengujian ini, hasil kenaikan dan penurunan tidak konstan. Semakin kecil nilai maka penurunan konsolidasi akan semakin kecil. Nilai ini dipergunakan dalam perhitungan nilai Sc (nilai penurunan konsolidasi) pada tanah over consolidation. Hal ini mungkin terjadi karena pemadatan yang tidak merata karena menggunakan tanah yang terganggu (disturb) Kapur Semen Kadar Semen dan Kapur (%) Gambar 4.7 Kurva Perbandingan Nilai Recompression Index () dari pengujian tanah asli, tanah + kapur dan tanah + semen IV - 5