BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN ANALISIS Tabel 1 : Identitas diri subjek Nama R A M Usia Jenis kelamin w w w Anak ke dari saudara 3/3 2/2 4/4 Tanggal lahir 27 Juli Juni oktober 1990 Status Menikah Menikah Bercerai Alamat Jakarta Tangerang Bekasi Pekerjaan Karyawan swasta Ibu rumah tangga Karyawan swasta Pendidikan SMA SMA SMA Agama Islam Islam Islam 4.1. Gambaran Diri Subjek R Subjek R memiliki warna kulit putih langsat dengan memakai baju warna hijau dan celana panjang warna hitam. Bentuk badan subjek proporsional dengan tinggi tubuhnya. Saat itu subjek tengah mengendong anaknya dengan selembar kain yang diikatkan di pundaknya. Subjek juga menguncir rambutnya yang panjang agar anak yang sedang digendongnya tidak terkena kibasan rambutnya Latar Belakang Subjek R Subjek R adalah seorang ibu rumah tangga yang telah dikaruniai dengan satu orang anak perempuan. Suami Subjek adalah seorang karyawan swasta. Sebelum 38

2 mempunyai anak Subjek R bekerja pada suatu perusahaan di daerah Jakarta Barat. Subjek R pada saat diwawancarai masih berusia 21 tahun, dengan jumlah saudara kandung ada dua orang, Subjek adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Alasan Subjek R menikah muda adalah karena permintaan ibunya yang terlalu takut pada takhayul sebelum menikah dengan suaminya Subjek berpacaran dengan orang lain, masa pacar Subjek terbilang lama dengan mantannya itu, tetapi karena orangtua khususnya ibunya Subjek tidak menyukai mantannya Subjek maka akhirnya Subjek memutuskan mantannya tersebut, tetapi orangtua mantannya tidak menerima perlakuan Subjek pada anaknya, maka ibu dari mantannya tersebut, menyumpah Subjek agar tidak laku-laku. Mendengar sumpah tersebut maka ibu Subjek pun ketakutan, maka karena Subjek masih memiliki selingkuhan yang sekarang adalah suaminya, maka Ibu Subjek pun meminta suami subjek yang sekarang untuk cepat-cepat menikahi Subjek, agar sumpah ibu mantannya Subjek tidak berlaku pada diri Subjek. Pada saat menikah usia Subjek masih berusia 19 tahun, sedangkan suaminya berusia 22 tahun. Sekarang Subjek dan suaminya tinggal bersama orangtua Subjek. Saat ini kegiatan Subjek hanyalah mengurus anaknya yang baru berusia 1 tahun sedangkan suaminya bekerja pada suatu bank swasta di Jakarta Observasi Pada saat diwawancara subjek terlihat tenang dalam setiap menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Subjek menjawab dengan jelas dan ringkas setiap pertanyaan yang diajukan, sesekali Subjek terlihat berpikir dalam menjawab pertanyaan yang menyinggung masalah pribadinya. 39

3 Setting Tempat pukul siang. Wawancara dilaksanakan di rumah subjek di bilangan Jakarta Barat, pada Hasil Wawancara Subjek R a) Gejala Stres 1) Gejala Fisik Dalam mengurus anaknya yang masih berusia 1 tahun Subjek seringkali merasa sakit pada bagian kepalanya. kalau mengurus anak sih ga terlalu ribet ya, paling kalau anaknya lagi rewel, nangis melulu, saya sering pusing gitu, suka masuk angin, sayanya juga cape terus Masalah sakit kepala hanya satu masalah yang dialami oleh Subjek, sebenarnya ada beberapa gejala stres yang timbul dalam diri subjek. saya juga jadi jarang makan nih, kalau lagi ada masalah, yaa. Masalah sama suami, sama mertua, sama ortu dan yang lain-lain deh, apa lagi kalau sudah mikirn tentang ekonomi keluarga, duuhhh.saya makin tidak nafsu buat makan.ini tadinya saya gemuk, tapi karena banyak pikiran, banyak masalah, jadi kurus deh saya. 40

4 Masalah Subjek yang datang silih berganti dalam keluarganya membuat Subjek kehilangan nafsu makan akibat terlalu banyak memikirkan masalah-masalah yang dihadapinya. 2) Gejala Kognitif Dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapinya Subjek suka lupa akan hal-hal yang sifatnya sepele, seperti melakukan suruhan suami, atau subjek tidak jarang salah dalam melakukan tugasnya. saya suka lupa kalau disuruh sama suami atau orangtua, ya misalnya disuruh beli kopi malah beli teh, itu sih karena saya ribet ngurus anak, terus suami saya kan pulangnya sore melulu, terus saya disuruh bikin minum, disuruh sama ibu, katanya buat suami saya, tapi sayanya entar-entaran, gara-gara anak saya rewel melulu minta susu, minta digendong, ya sudah sambil megangin anak, saya ke warung beli teh, pas balik ke rumah, eh...gak taunya ibu saya malah ngomelin saya katanya salah beli. Ketika Subjek sedang asyik melakukan sesuatu seperti mencuci atau memasak subjek suka marah-marah jika disuruh sama kakaknya atau orangtuanya. say mah, suka ribet sendiri, kalau mau ngapa-ngapain, ya misalnya saya lagi masak lah, kakak kan suka nyuruh-nyuruh tuh, nyuruh jemurin baju lah, nyuruh bantuin ibu lah, saya suka marah-marah, tapi marahnya mah cuma buat bilangin aja kalau saya tuh lagi masak, nanti dulu gitu kalo mau nyuruh. 41

5 3) Gejala Emosional Atau Mental Subjek suka bertengkar dengan suaminya karena masalah ekonomi yang dihadapi oleh mereka berdua atau dalam mengurus seorang anak, dikarenakan suami Subjek tidak jarang pula mau dalam mengurus anak kalau berantem sama suami sih sering ya, seperti dia tidak mau ngurus anak karena baru pulang kerja. Biasanya sih ada yang mengalah, daripada berantem melulu, kan tidak enak sama tetangga. Subjek adalah seorang ibu yang mau mengalah demi kebaikkan keluarganya, Subjek tidak akan membiarkan masalah berlarut-larut agar tidak mengganggu kehidupan pribadi maupun sosialnya. 4) Gejala Behavioral dan Tingkah Laku Gejala behavioral tidak terlalu nampak pada Subjek yang satu ini, tetapi dalam beberapa kesempatan gejala ini muncul dalam diri Subjek. waktu itu kan saya kerja di emporium, jadi SPG, disitu sistem kerjanya shift, jadi saya jarang ngurus anak, biasanya anak nanti saya titipin sama ibu saya. Saya kerja gak ada liburnya, paling saya minta ijin kalau anak saya sakit. Minta ijin dalam kasus Subjek R tidak dinilai sebagai tindakan absenteeism karena subjek meminta ijin, karena subjek memikirkan keadaan anaknya maka tindakan ini perlu Ia lakukan supaya Ia menemani anaknya yang sakit. 42

6 b) Jenis Stres Jenis Stres yang dialami oleh Subjek R adalah stres yang positif atau eustress, ini dikarenakan setiap masalah yang Ia hadapi, dijadikan pelajaran olehnya agar jika kejadian ini terulang kembali Subjek dapat mengahadapinya dengan tegar dan penuh semangat. Disisi lain, yang membuat Subjek dapat survive dari masalah-masalah yang ia hadapi adalah, anak yang selalu Ia jaga dan Ia rawat, karena subjek berpikir, jika Ia sakit maka siapa yang akan mengurus anaknya kalau bukan dirinya sendiri. Jika Subjek sedang mengurus anaknya maka sifat keibuannya akan muncul dan menyingkirkan masalah atau pikiran-pikiran yang akan membuat dia stres. Peranan orangtua juga menjadikan alasan supaya Ia tidak berlarut-larut dalam masalah. Biasanya sih ada yang mengalah, daripada berantem melulu, kan tidak enak sama tetangga. c) Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Stres 1) Intensitas dan Lamanya Stres Ketika Subjek memiliki masalah, Subjek tidak suka dan tidak akan membiarkan masalah yang sedang dihadapinya menjadi berlarut-larut agar kehidupan rumah tangganya menjadi harmonis dan fungsi kehidupannya berjalan dengan normal. kalau berantem sama suami sih sering ya, seperti dia tidak mau ngurus anak karena baru pulang kerja. Biasanya sih ada yang mengalah, daripada berantem melulu, kan tidak enak sama tetangga. 43

7 d) Sumber-Sumber Stres 1) Sumber-Sumber Stres Dalam Diri Seseorang Subjek memiliki konflik dalam dirinya ketika subjek masih awal-awal menikah, seperti dalam hal dengan teman sebaya, suaminya sering tidak mengijinkan Subjek untuk bermain dengan teman-temannya, ditambah lagi ketika perutnya makin membesar, Ia makin tidak bisa bermain dengan teman-temannya. saya ma kepikiran buat main sama temen-temen, masih mau sama-sama mereka gitu, tapi bagaimana, suami tidak mengijinkan, sayanya juga lagi ngisi kan waktu itu. Konflik dalam diri ini membuat Subjek menjadi bingung, tapi pilihan terbaik bagi dirinya adalah keluarganya, karena Subjek berpikir bahwa Ia akan memiliki anak, dan akan membentuk keluarga. Jadi Ia lebih memikirkan masa depannya bersama suami dan anak yang dikandungnya daripada teman-teman dari masa lalunya. 2) Sumber-Sumber Stres di dalam Keluarga Di dalam keluarga Subjek suka ada konflik dalam tubuh keluarganya seperti dalam hal pengurusan anak berantem ma pernah sama suami, ya kaya ngrusin anak, kan sama-sama pulang kerja jadi cape, jadi maen suruh-suruhan gitu. Hal itu tidak menjadi masalah yang berlarut-larut, Subjek selalu mengalah agar tidak menjadi panjang. 44

8 Biasanya sih ada yang mengalah, daripada berantem melulu, kan tidak enak sama tetangga. 3) Pekerjaan Di pekerjaannya yang terdahulu Subjek seringkali tertekan dengan target yang harus dicapainya, karena profesi Subjek sebelumnya adalah seorang SPG dulu waktu masih kerja di emporium, saya sering ditargetkan penjualannya, kan waktu itu saya kerja jadi SPG gitu, jadi ditergetin gitu, ya..harus segitu penjualannya, kalo ga nyampe target ya gak dapet bonus e) Analisis Kasus dan Teori Dalam kasus R ini, sesuai dengan pernyataan dari Selye dalam Mahsun (2004) bahwa stres sebenarnya merupakan respon tubuh terhadap apa yang terjadi di sekeliling kamu dan di dalam diri kamu sendiri. Tubuh R merespon segala macam stimulus yang dapat membuat R merasakan gejala-gejala stres. Gejala stres yang muncul dari dalam tubuh R ini sebenarnya sangat wajar karena itu merupakan mekanisme pertahanan dirinya. Gejala-gejala ini tidak hanya muncul dari tubuhnya saja, tapi juga berdampak ke hal-hal lainnya seperti kognitif. Dalam kasus ini gangguan kognitif yang nampak pada diri R adalah kurangnya konsentrasi, sehingga membuat daya ingat menjadi berkurang, ini disebabkan karena perhatiannya hanya terfokus pada hal yang ia tuju (anaknya), yang harus ia selesaikan sehingga jika ada stimulus lain yang masuk menjadi hilang karena fokus awal tersebut. Gejala lainnya yang nampak pada diri R adalah gejala emosional, yaitu adanya rasa marah, meski tidak terus-menerus tapi ini merupakan gejala yang patut 45

9 dperhatikan, karena gejala ini merupakan perubahan emosionalnya, penyebab perubahan emosional dalam diri R ini disebabkan karena faktor hubungan suami istri yang masih muda, seperti R sebagai istri ingin suaminya juga mengurus anaknya sedangkan suaminya tidak ingin mengurus anak karena baru pulang kerja, keadaan emosi yang masih labil membuat kegiatan mengasuh anak menjadi tidak menyenangkan. Gejala yang terakhir adalah perubahan behavioral, gejala ini yang terlihat dalam diri Subjek R adalah tindakan absenteeism meski tidak terlalu sering, tetapi tindakan ini perlu diperhatikan. Penyebab tindakan absenteeism pada diri R ini disebabkan karena anaknya yang sakit, sehingga membuat pikiran R menjadi teralihkan ke anaknya sehingga mood untuk bekerja menjadi hilang dan R ingin menemani anaknya yang sakit. Hal ini perlu diperhatikan karena menurut Subjek R prioritas utama saat itu adalah merawat anaknya. Gejala stres bukanlah satu-satunya yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan apakah R stres atau tidak. Hal lain yang dapat dijadikan patokan adalah sumber-sumber stres yang dapat memicu munculnya stres, seperti dalam keluarga, dalam diri sendiri dan dalam pekerjaan R. Semua hal itu dapat memicu terjadinya stres, karena seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa stres merupakan respon tubuh. Sumber stres dalam diri disebabkan karena konflik dalam dirinya, apakah Ia harus mengurus keluarganya atau ingin menuruti hasratnya sebagai seorang remaja seperti bermain ini disebabkan karena emosi semasa lajangnya masih terbawa sehingga R masih ingin bermain, tapi oleh R konflik dalam dirinya ini diatasi dengan memikirkan masa depan dirinya dan anaknya yang sedang dikandungnya, sedangkan 46

10 dalam keluarga sumber stresnya berasal dari masalah finansial dan dalam mengurus anak, dalam hal pengurusan anak yang sering membuat konflik ini, R selalu mengalah agar masalahnya tidak menjadi berlarut-larut, dan pekerjaan yang menuntut R juga menjadi sumber stres itu sendiri, dikarenakan pekerjaannya terlalu menekan para pegawainya untuk mencapai target yang mesti dicapai oleh masingmasing pegawainya Subjek AW Subjek AW memiliki kulit sawo matang dengan memakai pakaian piyama dan juga mengendong anaknya yang masih berusia 6 bulan, Rambut Subjek dikuncir agar tidak meribetkan dia dalam mengurus anak. Bentuk badan subjek agak gendut akibat melahirkan anaknya Latar Belakang Subjek AW Subjek adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu orang anak. Sebelum menikah Subjek adalah seorang siswa SMA yang suka berganti-ganti pacar. Subjek juga seorang yang supel, sehingga banyak sekali orang yang suka dengannya. Sewaktu Subjek SMA, Subjek adalah seorang yang suka sekali dengan setiap laki-laki, bisa dibilang Subjek adalah playgirl, Subjek cukup sering bergantiganti pasangan, seperti ganti-ganti pasangan adalah hal yang biasa bagi dirinya. Sehingga subjek memiliki kehidupan yang bebas. Setiap pulang sekolah juga Subjek sering pulang telat sehingga menimbulkan masalah dengan orangtuanya. Alasan Subjek menikah adalah karena suatu hal yang tidak pernah diinginkan oleh setiap wanita. Subjek hamil diluar nikah. Ini merupakan akibat dari 47

11 kegiatan Subjek yang suka berganti-ganti pasangan, dan suka melakukan free sex. Pada akhirnya subjek hamil diluar nikah, dan untungnya pacar Subjek berusia 22 tahun. Dan sebelum Subjek memiliki anak, Subjek juga bekerja di salah satu perusahaan Observasi Pada waktu wawancara, subjek terlihat sangat tenang, tapi terlihat kegelisahan pada saat pewawancara menanyakan hal-hal pribadinya, dan cenderung berpikir lama ketika hendak menjawab setiap pertanyaan dari pewawancara Setting Tempat Wawancara dilaksanakan dirumah subjek pada pukul siang di daerah Binong, Tangerang. a) Gejala Stres 1) Gejala Fisik Gejala fisik yang terlihat dari Subjek ketika Subjek stres adalah penyakit bawaannya yang suka kambuh. kalau ngurus anak ma ribet, suami gak mau bantuin ngurus anak, kadang saya suka pusing-pusing gitu, kalau enggak maag saya suka kambuh Gejala fisik ini terjadi karena Subjek terlalu berada di dalam tekanan sehingga penyakit-penyakit bawaan Subjek suka kambuh dan menyerang dirinya. 48

12 2) Gejala Kognitif Gejala kognitif yang terlihat pada diri Subjek adalah ketika Subjek disuruh oleh ibunya, kecepatan merespon Subjek menjadi berkurang, karena perhatiannya terfokus oleh anaknya saja. ia kadang saya suka diomelin sama ibu saya, gara-gara saya suka lama disuruhnya, padahal kan saya lama juga karena ngurusin anak Dengan memiliki anak, perhatian Subjek lebih suka ke anaknya, sehingga stimulus-stimulus yang masuk ke dalam dirinya, lebih banyak Ia hiraukan, sehingga ini menimbulkan marah dari ibunya. Tidak hanya kecepatan merespon saja yang menurun, Subjek pun sering telat dalam memutuskan sesuatu. apa kalau saya disuruh belanja sama ibu, saya suka bingung sendiri, mau beli Kesulitan dalam memutuskan suatu hal dikarenakan Subjek terlalu lelah dalam mengurus anaknya karena Subjek harus mengurus anaknya sendirian, karena suami Subjek tidak mau mengurus anaknya. 3) Gejala Emosional dan Mental Gejala yang nampak pada Subjek adalah kegelisahan, yang selalu terlihat pada proses wawancara, tapi dalam sehari-hari subjek juga selalu gelisah saya selalu gak tenang gitu, kalau anak saya suka rewel, kaya ada yang harus diapain gitu supaya dianya (anaknya) tenang 49

13 Kegelisahan ini karena subjek terlalu tertekan ketika anaknya suka menangis, karena dia tidak tahu harus berbuat apa, karena suaminya tidak mau mengurus anak, Subjek merasa anaknya adalah tanggung jawab dia sendiri. 4) Gejala Behavioral dan Tingkah Laku Gejala yang nampak pada diri Subjek adalah mengabaikan informasiinformasi baru. saya ma sekarang sudah jarang nonton tv, berita apa yang baru saya juga gak tahu, ini, karena ngurus anak melulu, paling kalau anak saya lagi tidur, baru saya nonton tv Subjek jarang menonton tv disebabkan Subjek merasa kesulitan dalam mengurus anaknya, disisi lain Subjek ingin sekali menonton tv, tetapi karena Ia sudah memiliki anak, dan tidak ada yang mau membantu anaknya maka subjek lebih sering menghabiskan waktu dalam mengurusi anaknya. 50

14 b) Jenis Stres Jenis stres yang dialami oleh Subjek AW adalah jenis stres yang positif atau eustress. Kenapa termasuk stres jenis yang positif? Hal ini karena, Subjek adalah orang yang memiliki inisiatif yang bagus, menurut Ia, kalau bukan Ia yang mengerjakan siapa lagi. Subjek adalah orang yang suka menanggung bebannya sendirian, karena suami Subjek jarang sekali mendukung Subjek sebagai istri, bagi suami Subjek tugasnya hanyalah mencari uang, sedangkan Subjek dirumah saja mengurus anak. Hal ini membuat Subjek dapat berdiri sendiri menghadapi setiap masalah yang datang pada dirinya saya sadar sendiri, karena dia (suaminya) tidak bisa diandalkan c) Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Stres 1) Intensitas dan Lamanya Stres Dalam Subjek AW ini, mengurus anak dapat menjadi tidak menyenangkan jika anaknya rewel, dan hal ini pun dapat membuat Subjek merasa tertekan karena tidak ada yang mau membantunya dalam mengurus anak. ia ngurus anak sangat ribet banget, selain itu, suami tidak mau membantu, semuanya harus saya sendiri Tapi Subjek tidak mau terus menerus dalam keadaan yang dapat membuat stres ini, seperti yang telah disebutkan, Subjek memiliki inisiatif yang bagus. saya sadar sendiri, karena dia (suaminya) tidak bisa diandalkan 51

15 2) Keadaan Stressor Lain Selain masalah dengan anak dan keluarganya Subjek juga memiliki masalah lainnya, seperti penyakit bawaan. kambuh gitu saya juga punya maag dan asma, kalau sering cape (tertekan) suka Menurut Holmes dan Rahe (dalam Rahmayati, 2008) ada hubungan yang erat antara sakit yang serius dan jumlah kejadian stres yang dialami oleh individu dalam kehidupannya. d) Sumber-Sumber Stres 1) Sumber-Sumber Stres Dalam Diri Seseorang Tidak seperti Subjek pertama, Subjek yang kedua ini tidak memiliki keinginan untuk bermain dengan teman-teman sebayanya lagi, karena Subjek merasa dirinya sudah menjadi seorang istri, sudah menjadi seorang ibu. kalau bermain dengan teman-teman, saya biasa saja, tidak ada hasrat lagi mau main, kan sekarang saya sudah menjadi ibu 2) Sumber-Sumber Stres dalam keluarga Dalam tubuh keluarga Subjek sendiri, suka ada masalah yang dialami oleh Subjek maupun suaminya, seperti masalah mengurus anak, dan masalah ekonomi. ia ngurus anak sangat ribet banget, selain itu, suami tidak mau membantu, semuanya harus saya sendiri 52

16 Tapi masalah dengan suaminya tidak hanya itu, suami Subjek juga sering tidak memberi nafkah kepada Subjek sebagai istrinya. suami saya suka tidak memberi saya uang, dan tidak pernah mencukupi kebutuhan anak saya 3) Pekerjaan Dalam pekerjaan subjek seringkali merasa tertekan dengan pekerjaan sebagai SPG pada suatu perusahaan. Hal yang membuat subjek tertekan adalah target penjualan yang harus dicapai oleh target yang telah ditetapkan oleh bosnya. ia saya kerja suka ditargetin sama bos, kalau tidak terpenuhi saya suka diomelin sama dia Tuntutan kerja yang harus dipenuhi oleh Subjek membuat Subjek tidak tahan bekerja disana, sehingga Subjek keluar dari tempat kerjanya dan memilih untuk mengurus anaknya. e) Analisis Kasus dan Teori Holmes dan Rahe (dalam Rahmayati, 2008) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara sakit yang serius dan jumlah kejadian stres yang dialami oleh individu dalam kehidupannya. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dialami oleh AW jika ia mengalami stres yang menekan dirinya, yaitu kambuhnya penyakit bawaan yang dimilikinya seperti sakit maag, ini disebabkan karena respon dalam tubuhnya menjawab dengan kambuhnya penyakit bawaannya, sehingga jika penyakitnya kambuh, maka fungsi-fungsi hidupnya akan terhambat dan akan mengganggu kegiatan sehari-harinya. 53

17 Ternyata tidak hanya penyakit bawaannya saja yang kambuh begitu ia terserang stres. Ada gejala lain yang nampak yaitu gejala kognitifnya, yang nampak dalam gejala ini adalah menurunnya kecepatan merespon Subjek terhadap stimulus yang masuk dikarenakan ia sedang terfokus pada sesuatu yang harus ia kerjakan terlebih dahulu, karena menurut Subjek, kegiatan tersebut merupakan prioritas utama sedangkan yang pekerjaan yang lain itu dikerjakan kapan saja. Menurunnya kecepatan merespon terhadap stimuli yang lain juga berakibat pada kesulitan dalam memilih sesuatu. Ini disebabkan karena terlalu seringnya ia mengutamakan hal yang lebih penting dahulu seperti anaknya, sehingga jika ia harus memilih sesuatu ia menjadi bingung apa yang harus dipilih terlebih dahulu, apa yang menjadi prioritas utama dan mana yang harus dipilih belakangan. Tentunya ini mengganggu fungsi kehidupannya, jika keadaan ini dibiarkan terus-menerus maka ia akan menjadi orang yang plin-plan. Mempunyai seorang anak juga menjadi faktor munculnya gejala stres yang lain, yang nampak dalam diri Subjek AW adalah AW suka ketinggalan informasiinformasi yang baru seputar berita sehari-hari. Ini dikarenakan terlalu seringnya AW dalam mengurus anak, sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, jika Ia memiliki waktu dan ingin melakukan sesuatu, maka Ia harus bersama dengan anaknya, yang tentu saja perhatian terbesarnya ada pada anaknya. Menurut AW anak adalah tanggung jawabnya, karena, jika bukan Ia yang mengurus anaknya, maka siapa lagi, sebab kedua orangtua AW masih bekerja, sedangkan suami AW pulangnya sore dan kalau sudah dirumah, maunya istirahat tidak mau mengurus anaknya. 54

18 Seperti pada subjek R, pada subjek AW ini pun mempunyai sumber-sumber stres yang sama dengan R, tetapi bedanya AW memaksa dirinya untuk menjadi dewasa lebih awal dari usianya yang masih remaja. Memiliki badan dua membuat AW berpikir kalau akan ada seorang anak yang lahir di dunia ini, dan itu akan menjadi tanggung jawabnya, jadi keinginan untuk bermain dengan teman-temannya ia simpan dalam-dalam demi buah hati yang akan lahir. Tentunya hal ini membuat AW harus memiliki kesiapan lahir dan batin dalam melahirkan seorang anak dan lagi-lagi ini menjadi gejolak dalam diri AW apakah ia harus tetap menjadi AW yang lama atau menjadi AW yang baru dengan status sebagai ibu. Keadaan suami yang tidak mau mengurus anak juga menjadi pemicu munculnya stres dalam diri AW, karena AW sendiri butuh orang lain untuk membantunya, sedangkan orang terdekat AW seperti suami tidak mau membantu dalam mengurus anak, sehingga ini memunculkan suatu inisiatif dalam diri AW untuk survive dalam masalah ini, dan tidak membuat kejadian ini menjadi suatu hal yang dapat menenggelamkan dirinya. Dalam hal pekerjaan pun, AW merasa tertekan dengan target yang ditetapkan oleh bosnya, karena hal ini dapat berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh oleh perusahaan di tempat dimana AW bekerja. Hal ini menjadi suatu tekanan dalam diri AW, jika target tidak dipenuhi maka AW akan terkena sangsi oleh bosnya. Maka dari hal tersebut, AW memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, jika tidak, maka pekerjaannya pun yang seharusnya menjadi sumber penghasilan bagi keluarganya akan menjadi sumber stres baru dalam dirinya disamping sumber dari keluarga maupun dalam dirinya. 55

19 Subjek M Subjek M memiliki badan yang kurus, dengan tinggi badan kurang lebih 150 cm, warna kulit subjek M adalah sawo matang. Pada saat wawancara subjek M memakai kaos warna putih dan celana hitam selutut Latar Belakang Subjek M Subjek adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu orang anak. Pada saat ini Subjek telah bercerai dengan suaminya. Penyebab Subjek bercerai dengan suaminya adalah karena ada orang ketiga yang hadir dalam rumah tangga mereka. Akibat hadirnya orang ketiga ini, Subjek dan suaminya lebih sering bertengkar, karena masalah tersebut. Belum lagi ditambah dengan keadaan mertua Subjek yang tidak suka dengan Subjek. Sebelum menikah, Subjek adalah seorang buruh pada suatu pabrik dekat dengan rumahnya. Setelah lulus dari SMA, Subjek langsung bekerja guna mengisi kekosongan waktu setelah lulus dari SMA. Awal M menikah adalah karena perjodohan dari keluarga M dengan keluarga suaminya yang masih ada hubungan darah. Mereka dinikahkan dalam usia yang terbilang muda, dengan alasan, kalau mereka berdua sudah memiliki penghasilan sendiri-sendiri dan sudah siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Mereka berdua masih remaja, maka sang suami yang masih labil emosinya, lebih suka menghabiskan waktu diluar daripada dengan keluarganya sehingga suaminya pun memiliki orang ketiga yang akhirnya diketahui oleh M dan membuat M mengambil keputusan untuk menceraikan suaminya dengan alasan tidak percaya 56

20 lagi dengan suaminya. Alasan yang dibuat oleh M tidaklah dibuat-buat, melainkan berdasarkan dari pengalaman M, kalau suaminya seringkali berbohong minta rujuk, padahal itu hanyalah kedok dari suaminya untuk mau bertanggung jawab atas diri M sedangkan pada saat itu suaminya M sedang memiliki orang ketiga Observasi Pada saat observasi Subjek merasa sangat tenang dan lancar dalam menjawab setiap pertanyaan dari pewawancara. Subjek M juga tidak keberatan jika pewawancara menayakan seputar kehidupan pribadinya, subjek M juga menjawab dengan panjang lebar tapi dengan suara yang kecil sehingga menyulitkan pewawancara dalam menyimak setiap perkataan subjek M Setting Tempat bekasi utara. Wawancara dilakukan di rumah subjek M pada pukul sore di bilangan a) Gejala-Gejala Stres 1) Gejala Fisik makan. Gejala fisik yang terlihat pada diri Subjek adalah berkurangnya nafsu jika sedang banyak pikiran pasti tidak nafsu makan. Berat badan saya turun drastis dari 45 menjadi 30an dan jadi selalu susah tidur. Akibat perceraian yang terjadi dalam hidupnya, membuat subjek M menjadi kehilangan nafsu makannya, dan dia menjadi sulit tidur akibat pikiran-pikiran tentang perilaku suaminya yang berselingkuh dan menceraikan subjek M. 57

21 2) Gejala Kognitif terganggu. Gejala kognitif yang nampak pada diri Subjek ini adalah mudah merasa semenjak saya bertengkar dengan suami, saya lebih sering murung, dan saya juga lebih sering marah-marah sama orangtua Gejala kognitif yang dialami oleh subjek M ini diakibatkan karena gangguan pikiran yang dialaminya, penyebab gangguan pikiran ini, tidak lain karena ulah suaminya yang pergi begitu saja dengan orang ketiga, tanpa memikirkan keluarganya, sehingga subjek M merasa tidak dihargai sebagai seorang istri dan lebih memilih menjauh dari suaminya. 3) Gejala Emosional dan Mental tidak berdaya. Gejala yang terlihat jelas dalam diri subjek M adalah depresi dan perasaan ketika suami saya memulangkan saya, saya murung dirumah selama dua bulan tidak mau keluar rumah saya juga sering berpikir, kenapa dia (suaminya) jahat sama saya, padahal saya sudah nurut sama dia Keadaan depresi yang dialami oleh subjek M pun mengalami masa puncaknya, yaitu ketika subjek M mencoba untuk melakukan tindakan bunuh diri, namun gagal. dari motor ia saya sempat berpikir untuk bunuh diri. Waktu itu mau menjatuhkan diri 58

22 Akibat ulah suaminya yang selingkuh dengan wanita lain, membuat subjek M merasa bersalah pada dirinya sendiri. Hal ini membuat subjek M murung dan tidak mau keluar rumah karena memikirkan hal tersebut, karena tidak tahan dengan siksaan batin yang dialaminya, maka subjek M mengambil cara pintas, yaitu bunuh diri, namun usahanya gagal, lantaran subjek M ingat dengan anaknya. dia tapi saya ingat ada anak, nanti kasihan, bagaimana dengan masa depan Anak subjek M, adalah faktor utama subjek M tidak melakukan bunuh diri, karena sesakit apapun dia, dia masih memperdulikan tentang masa depan anaknya. 4) Gejala Behavioral dan Tingkah Laku Gejala yang terlihat pada diri subjek M adalah perubahan pola tidurnya. jika sedang banyak pikiran pasti tidak nafsu makan. Berat badan saya turun drastis dari 45 menjadi 30an dan jadi selalu susah tidur. Berubahnya pola tidur ini, disebabkan karena masalah yang dialaminya. Subjek M terlalu sering memikirkan masalahnya, saking seringnya memikirkan masalahnya tersebut, subjek M menjadi jarang tidur, karena subjek M memaksa dirinya untuk bangun dan memikirkan masalahnya. Tentu saja gangguan pola tidur ini juga mengganggu kehidupan sehari-harinya, seperti tidak nafsu makan, sering murung dan suka marah-marah dengan orang lain. b) Jenis Stres Jenis stres yang dimiliki oleh subjek M adalah jenis stres yang merusak, atau distress. Stres tersebut membuat fungsi-fungsi kehidupan subjek M menjadi 59

23 terganggu, seperti nafsu makan, susah tidur, sering murung, bahkan adanya keinginan untuk melakukan bunuh diri. Subjek M adalah orang yang membawa segala perasaannya dalam-dalam, dan ini membuat subjek M terlihat sering murung. Tentu saja. jika sedang banyak pikiran pasti tidak nafsu makan. Berat badan saya turun drastis dari 45 menjadi 30an dan jadi selalu susah tidur. ketika suami saya memulangkan saya, saya murung dirumah selama dua bulan tidak mau keluar rumah c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres 1) Intensitas dan Lamanya Stres Dalam kasus subjek M, tindakan suaminya yang pergi begitu saja tanpa memperdulikan anak dan istrinya membuat subjek M merasa tertekan, sehingga ini membuat subjek M mengunci dirinya di dalam rumahnya. Tindakan ini berlangsung selama dua bulan lamanya, sehingga membuat subjek M merasa depresi akibat terlalu seringnya memikirkan masalahnya, puncak dari depresinya ini yaitu adanya percobaan melakukan tindakan bunuh diri. d) Sumber-Sumber Stres 1) Sumber-Sumber Stres dalam diri seseorang Konflik yang timbul dalam diri subjek M adalah ketika subjek M memutuskan untk melakukan tindaka bunuh diri. dari motor ia saya sempat berpikir untuk bunuh diri. Waktu itu mau menjatuhkan diri 60

24 tapi saya ingat ada anak, nanti kasihan, bagaimana dengan masa depan dia Konflik disini, yang terjadi adalah, subjek M ingin masalahnya berakhir yaitu dengan jalan bunuh diri, tetapi ketika subjek M memikirkan tentang tindakannya itu, subjek M teringat dengan buah hatinya. Subjek M berpikir, jika ia melakukan bunuh diri, nanti siapa yang akan mengurus anaknya sepeninggal dia, karena sang ayah sudah tidak tidak mau bertanggung jawab. Tentu saja ini menjadi konflik dalam dirinya, apakah terus hidup menanggung sakit hati dan mengurus anaknya atau mengakhiri hidupnya, lepas dari segala macam masalahnya tapi anaknya menjadi yaitu piatu. 2) Sumber-Sumber Di Dalam Keluarga pada keluarganya. Dalam kasus subjek M ini, konflik tidak hanya terjadi pada dirinya, juga semenjak saya bertengkar dengan suami, saya lebih sering murung, dan saya juga lebih sering marah-marah sama orangtua pada anak berusia dua tahun, kami pisah, gara-garanya kami sering bertengkar, penyebabnya sih, karena orang ketiga, kan saya selidiki ternyata bener dia (suaminya) punya selingkuhan Konflik orang ketiga menjadi penyebab runtuhnya rumah tangga subjek M ini, dikarenakan sifat remaja suaminya yang belum hilang, membuat suaminya mudah membagi perasaannya dengan wanita lain, tanpa memikirkan statusnya 61

25 sebagai suami orang. Hal ini berdampak pada diri subjek M yang mengakibatkan Ia menjadi stres. 3) Pekerjaan Dalam pekerjaannya subjek M menemukan teman-teman yang dapat dijadikan curahan hatinya ketika diajak mengobrol, hal ini membuat subjek M merasa betah untuk bekerja disana karena dapat menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Hubungan yang baik antara karyawan dengan atasan juga menjadi faktor yang membuat subjek M merasa tidak tertekan bekerja di tempat Ia bekerja sekarang hubungan saya dengan karyawan yang lain sangat baik, kekeluargaannya sangat kuat, saya pun sering curhat masalah pribadi saya, saya juga tidak ada konflik dari bos, malah saya belajar banyak dengan dirinya tidak, tidak ada target, karena saya bekerja sebagai security jadi saya harus punya komitmen untuk mencegah terjadinya pencurian e) Analisis Kasus dan Teori. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Dimana harmoni atau keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu (Wangsa, 2010). Menurut Oates dalam Mahsun (2004) bahwa stres berarti apa yang kamu rasakan ketika didorong ke dalam batas-batas kekuatan dan energi kamu. Dua pernyataan dari para ahli tersebut, menggambarkan apa yang dialami oleh diri subjek M, situasi yang menekan dirinya, membuat M stres dan mengganggu 62

26 fungsi-fungsi kehidupan dalam dirinya, contohnya seperti ketika subjek M dipulangkan oleh suaminya ke rumah orangtuanya, subjek M menjadi murung dan mengunci dirinya di dalam rumah, tentu saja, tindakan ini membuat ia berhenti dari segala macam aktivitas. Kondisi semacam ini, membuat kerugian pada diri subjek M, yaitu menurunnya berat badan M yang begitu drastis akibat sering murungnya M, dan lagi emosional diri M menjadi terganggu, akibatnya M menjadi lebih sering marah-marah kepada orang lain atau orangtuanya sendiri. Ketidak adanya solusi pemecahan masalah dalam diri M, membuat M merasa frustasi dan menginginkan jalan pintas untuk keluar dari dalam masalahnya, yaitu bunuh diri. Keputusan untuk melakukan bunuh diri ini, ia ambil dalam kondisi psikologis yang tertekan, dan tidak memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan dari tindakan bunuh diri ini. Dalam pikiran yang kalut akibat ulah suaminya, M masih memiliki sedikit pikiran yang panjang dari akibat percobaan bunuh dirinya ini, yaitu M masih ingat dengan anaknya. Sosok seorang anak bagi diri M, membuat M memiliki alasan lagi untuk meneruskan hidupnya menjadi lebih baik, dan meninggalkan segala macam permasalahan yang ada dibelakangnya. Subjek M sadar, betapa pentingnya seorang ibu bagi masa depan anaknya, agar anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan normal seperti anak-anak yang lain, meski tanpa figur seorang ayah. Di dalam pekerjaannya, subjek M tidak mengalami stres yang berarti, karena situasi lingkungan kerjanya sangat kondusif sehingga mendukung M untuk bekerja lebih baik. Hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan dan sesama karyawan, dalam pekerjaannya juga subjek M tidak terlalu ditargetkan dengan tingkat penjualan tertentu, karena bagi atasannya kerja sama tim dalam mencapai 63

27 satu tujuan adalah hal yang penting, daripada mengejar target secara perorangan. Subjek M pun tambah betah bekerja dimana dia bekerja sekarang, karena M memiliki teman-teman yang dapat diajak untuk mengobrol dan bertukar pikiran, sehingga ini membuat M lupa akan masalah-masalah yang ada dirumahnya dan juga M dapat meminta solusi pada teman kerjanya itu, yang tentu saja itu dapat menjadi masukan bagi diri M untuk menjalani hidup yang lebih baik. 64

28 65

29 4.2. Analisis Intrakasus Pada Subjek Penelitian Tabel 2 : Intrakasus Pada Subjek Penelitian Gejala Stres R AW M Subjek menjadi cepat lelah dan terserang penyakit ringan seperti masuk angin atau sakit kepala Ketika Sedang stres karena permasalahan yang dihadapinya, penyakit bawaan subjek AW sering kambuh akibat stres yang Masalah yang sedang dihadapi oleh subjek M membuat subjek M menjadi murung, sehingga nafsu makannya menjadi hilang dan berat badannya Gejala Fisik akibat mengurus anaknya, dan terlalu menekan dirinya sehingga menjadi turun drastis. juga Subjek menjadi tidak nafsu menganggu jalannya aktifitas subjek AW makan jika sedang menghadapi masalahnya Gejala Kognitif Gejala Emosional Gejala Behavioral Konsentrasi yang dimiliki oleh Subjek cenderung berkurang dan juga Subjek mudah terganggu emosinya, sehingga Subjek menjadi cepat marah ke orang lain Subjek suka bertengkar dengan suaminya lantaran sang suami tidak mau mengurus anak atau hal lainnya adalah masalah finansial Ketika subjek R memiliki masalah, seperti anaknya yang sakit, nalurinya sebagai ibu keluar dan subjek R lebih memilih ijin bekerja, meski tidak sering tapi ini bisa masuk ke dalam absenteeism Karena subjek AW sering tertekan dalam permasalahannya, subjek AW pun menjadi orang yang telat dalam memutuskan sesuatu dan kurang merespon dari perintah-perintah yang diberikan kepadanya karena terlalu fokus terhadap satu hal tertentu saja Subjek AW cenderung mengalami kegelisahan yang disebabkan oleh anaknya yang suka rewel, subjek AW tidak tahu cara menangani kegelisahannya ini, yang tentu saja ini bisa memicu munculnya stres Subjek lebih sering bersama anaknya. Semua waktunya untuk anaknya seorang sehingga Subjek menjadi tidak punya waktu bagi dirinya sendiri, salah satunya adalah subjek AW selalu saja ketinggalan informasi-informasi yang baru. Subjek M menjadi murung akibat ulah suaminya yang pergi dengan orang ketiga, akibatnya subjek M menjadi lebih sering marah-marah dengan orang lain termasuk ke orangtuanya sendiri. Tentu saja hal ini mengganggu jalannya fungsi-fungsi kehidupan subjek M Akibat ulah suaminya yang pergi meninggalkan subjek M, membuat subjek M menjadi murung, karena murungnya yang terlalu lama, sehingga hal ini mengendap dalam dirinya dan membuatnya depresi. Dengan munculnya depresi ini membuat subjek M memiliki niatan untuk melakukan bunuh diri Karena terlalu memikirkan masalah yang dihadapinya, membuat subjek M terganggu aktifitasnya sehari-hari, sehingga pola tidurnya pun menjadi terganggu. Subjek menjadi jarang tidur karena depresi memikirkan suaminya yang begitu tega atas dirinya 65

30 Jenis Stres Jenis stres yang dialami oleh subjek R adalah jenis stres yang positif, karena setiap masalah yang dialaminya ia jadikan pelajaran agar bisa survive dalam hidup ini Subjek AW adalah wanita yang kuat, terbukti jenis stres yang dimiliki oleh AW adalah stres yang positif. Buktinya subjek AW selalu memiliki inisiatif bagi dirinya sendiri sehingga subjek AW bisa survive atas masalah-masalah yang dihadapinya. berubahnya pola tidur hingga turunnya berat badan adalah ciri dari stres yang merusak. Subjek M tidak memiliki solusi atas masalahnya sehingga subjek M terus-menerus murung dan akhirnya menyebabkan dirinya menjadi depresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Subjek adalah orang yang tidak mau berlarut-larut dalam masalahnya, sehingga subjek R lebih memilih mengalah daripada terus bertengkar dengan suaminya Keinisiatifan Subjek dapat membuatnya keluar dari tekanan yang dihadapinya sehingga subjek AW tidak memiliki stres dalam waktu yang lama, namun penyakit bawaannya yang suka kambuh membuat Subjek harus berhati-hati jika gejala stres mungkin timbul Karena tidak memiliki solusi atas masalahnya, maka masalah ini pun mengendap dalam dirinya dan membuat subjek M menjadi depresi, puncak dari depresinya adalah tindakan untuk bunuh diri agar subjek M bisa lepas dari masalahnya Sumber-Sumber Stres Sumber-Sumber Stres Dalam Diri Seseorang Diawal pernikahannya, Subjek masih ingin bermain dengan teman-temannya, tapi tubuhnya menandakan ia akan menjadi seorang ibu, jadi Subjek lebih memilih masa depannya sebagai ibu daripada bermain dengan teman-teman sebayanya Pada diri Subjek, menjadi seorang ibu bagi anak yang dikandungnya, membuat subjek AW kehilangan hasrat bermain dengan anak-anaknya. Subjek lebih memikirkan masa depannya dan bagaimana menjadi ibu yang baik, ketimbang harus bermain dengan teman-temannya yang tentu saja dapat mengganggu kondisi kesehatan fisiknya Tindakan untuk mengakhiri hidupnya seakan-akan menjadi solusi final bagi diri subjek M, tapi karena subjek M memiliki seorang anak, maka tindakannya ini menjadi konflik dalam dirinya, dan situasi ini sangat menekan subjek M sehingga subjek M harus memilih mana yang terbaik bagi dirinya dan anaknya Sumber-Sumber Stres di dalam keluarga Konflik yang terjadi di dalam tubuh keluarga subjek R adalah seperti pengurusan anak karena Subjek dan suaminya sama-sama baru pulang bekerja, namun subjek R lebih memilih mengalah, daripada membiarkan masalah ini berlarut-larut Subjek memiliki suami yang kurang perhatian dengan subjek AW. Karena sang suami tidak mau bergantian merawat anak mereka berdua, lebih sering subjek AW lah yang mengurus. Disamping itu, sang suami juga jarang memberi nafkah kepada sang istri Setelah subjek M mengetahui kalau suaminya memiliki orang ketiga dalam hidupnya, maka subjek M dan suaminya menjadi lebih sering bertengkar. Pertengkaran subjek M dengan suaminya ini berujung pada perceraian yang terjadi antara subjek M dan suaminya 66

31 Pekerjaan Pekerjaannya sebagai SPG, menuntutnya untuk mencapai target penjualan, hal ini sangat menekan diri Subjek, sehingga Subjek memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya Menjadi SPG pada suatu perusahaan, membuat subjek AW merasa tertekan. Karena dalam pekerjaannya subjek AW harus memenuhi target yang mesti dicapai, kalau tidak tercapai maka sang atasan akan memarahinya. Tentu saja keadaan ini sangat menekan subjek, oleh karena itu, subjek AW lebih memilih keluar dari pekerjaannya. Dalam pekerjaanya, subjek M memiliki temanteman yang dapat diajak mengobrol dan tempat curahan hatinya, sehingga subjek M merasa betah untuk bekerja disana. Atasannya pun lebih menekankan kerjasama tim daripada target yang harus dicapai oleh setiap karyawannya, sehingga ini membuat subjek tidak merasa tertekan dengan pekerjaannya 67

32 4.3. Antar Kasus Subjek R, AW dan M Subjek R adalah seorang ibu yang memiliki satu orang anak, Ia dan keluarganya tinggal serumah dengan orangtua dari pihak subjek R. Subjek R adalah seorang remaja yang menikah pada usia belasan tahun dikarenakan suruhan orangtuanya untuk cepat-cepat menikah. Subjek R masih remaja, maka hasrat untuk bermain dengan teman-temannya masih ada, tapi karena sudah memiliki seorang anak, maka tanggung jawab Subjek menjadi lebih besar. Dalam kehidupan berkeluarganya, tidak jarang pula subjek R bertengkar dengan suaminya, baik itu masalah mengurus anak atau masalah financial. Tentu saja, masalah-masalah yang datang membuat ia stres dan tertekan, sehingga memunculkan gejala-gejala stres. Bagi diri subjek R, setiap masalah yang ia hadapi dalam hidup berkeluarga haruslah dihadapi dengan lapang dada, jangan egois, karena jika subjek R egois, maka keluarga yang semula baik-baik saja akan menjadi hancur. Itu sebabnya, Subjek lebih sering mengalah dengan ketimbang harus marah-marahan dengan suaminya, karena bagi subjek menjadi seorang istri, berarti harus siap menjadi dewasa, meski umurnya masih remaja, tetapi mindset itu harus ia tanamkan dalam-dalam agar mampu survive dalam hidup berumah tangga. Subjek AW pun tidak jauh berbeda dengan subjek R, tetapi subjek AW adalah seorang istri yang mampu berjuang sendirian, ketika suaminya kurang perhatian dengan keluarganya. Sama dengan subjek R, subjek AW menikah pada usia remaja, tapi penyebab AW menikah muda adalah karena pergaulan bebas yang ia jalani, dengan bergaul tanpa memikirkan nilai-nilai dan norma-norma membuat subjek AW mengalami apa yang disebut hamil diluar nikah. Beruntung pacar Subjek 68

33 yang sekarang adalah suaminya mau bertanggung jawab dengan cara menikahinya. Menikah pada usia muda, membuat segala harapan AW pupus sudah, kini subjek AW harus memikirkan masa depannya. Mempunyai seorang anak, ternyata cukup membuat stres subjek, karena subjek AW belum siap untuk memiliki seorang anak, akibatnya, subjek AW pun menjadi tertekan lalu stres, ketika stresnya menghampirinya, penyakit bawaan Subjek menjadi kambuh, sehingga mengganggu fungsi-fungsi kehidupannya. Kurangnya perhatian suami subjek AW dalam mengurus keluarganya, cukup membuat AW kewalahan, tapi kelebihan dari subjek AW ini, adalah, subjek AW memiliki inisiatif yang bagus, sehingga subjek AW mampu bertahan dalam menghadapi segala macam permasalahan yang datang kepadanya. Subjek AW selalu berprinsip, kalau bukan dia yang melakukan maka siapa lagi. Jenis stres dari AW juga positif, karena itu dapat membuat subjek AW mampu berdiri sendiri, dan bertanggung jawab atas keluarga kecilnya sehingga segala macam tugas seorang ibu dapat ia jalani dengan baik. Subjek M, subjek M ini berbeda dengan kedua subjek R dan AW. Subjek M adalah seorang orangtua tunggal. Subjek M sudah bercerai dengan suaminya. Sebelum menikah, subjek M adalah seorang siswi SMA, Ia dijodohkan oleh orangtuanya, dengan alasan mereka berdua sudah matang. Perceraian dengan suaminya membuat subjek M mengunci dirinya dirumah selama dua bulan. Tidak adanya solusi bagi masalahnya, membuat subjek M menjadi murung dan depresi, segala macam fungsi kehidupannya menjadi terganggu, seperti menjadi jarang makan, berubahnya pola tidur sehingga hal ini mengakibatkan berat badan subjek menjadi turun secara drastis. Puncak dari kedepresian subjek M ini adalah usahanya 69

34 dalam melakukan percobaan bunuh diri. Percobaan bunuh diri ini ternyata menimbulkan masalah baru dalam dirinya. Konflik batin antara bunuh diri dan masa depan anaknya menjadi pertarungan yang sengit dalam dirinya, sehingga pada akhirnya subjek M lebih bertahan menghadapi masalahnya dan mengurus anaknya, daripada harus meninggalkan dunia ini sementara sang anak menjadi yatim piatu. Dalam menghilangkan kedepresiannya subjek M bekerja dan menemukan temanteman yang dapat dijadikan curahan hatinya, sehingga subjek M dapat menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya atau yang akan dihadapinya. 70

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN. wanita remaja yang telah menjadi ibu muda adalah suatu persoalan yang serius,

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN. wanita remaja yang telah menjadi ibu muda adalah suatu persoalan yang serius, BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Stres yang dialami Subjek R, AW dan M berbeda-beda. Stres dalam kalangan wanita remaja yang telah menjadi ibu muda adalah suatu persoalan yang serius, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi

BAB V PEMBAHASAN. A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi BAB V PEMBAHASAN A. Dinamika Psikologis Mahasiswa Aktif yang Menikah di Masa Studi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui dinamika psikologis mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH A. Assessment pada Remaja yang Hamil di Luar Nikah Assessment merupakan langkah awal yang dilakukan oleh seorang konselor

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 3 pasangan, adapun yang menjadi karakteristik utama dalam penelitian

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : WIDYA YULI SANTININGTYAS F100.050.270 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami peristiwa penting dalam hidupnya, salah satunya adalah momen perkawinan dimana setiap orang akan mengalaminya. Manusia diciptakan untuk

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT 7.1 Pendahuluan Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family conflict dirasakan oleh narasumber akibat bentroknya dua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 5 orang, terdiri dari 3

Lebih terperinci

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18

Lebih terperinci

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG A. Profil Responden Tenaga kerja wanita di Desa Tembong Kec. Carita sangatlah banyak, istri yang pergi ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk

Lebih terperinci

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai

Lebih terperinci

Bagaimana sih caranya supaya pembantu rumah

Bagaimana sih caranya supaya pembantu rumah KRISIS ASISTEN RUMAH TANGGA Bagaimana sih caranya supaya pembantu rumah tangga atau saya lebih suka menyebutnya asisten rumah tangga (ART) bisa betah bekerja? Dua tahun terakhir semenjak saya membuka usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum. USIA IDEAL PACARAN Kadang kita dengar anak seusia SMP aja sudah punya pacar..ya selain hanya ber cinta monyet mereka sering menggunakan fasilitas ortu. Pengendalian emosi usia remaja ini belum stabil juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika

Lebih terperinci

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH A. Faktor Penyebab Efikasi Diri Anak Rendah Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan pendidikan. Bagi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

SAAT TERJADI KONFLIK

SAAT TERJADI KONFLIK SAAT TERJADI KONFLIK Dalam berumah tangga, tak dapat dihindari yang namanya konflik atau permasalahan. Ibarat sendok dan garpu pasti ada gesekan walaupun kadang tidak disadari. Karena sekali lagi, perempuan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam siklus kehidupan keluarga. Fase-fase siklus kehidupan keluarga mencakup meninggalkan

Lebih terperinci

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis tidaklah sulit. Mudah saja, simple dan sangat sederhana. Sebagai seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat ini semua informasi tidak tertutup oleh ruang dan waktu, karena saat ini telah terjadi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural

Lebih terperinci

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS) 131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya. A.1. Perkawinan Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan, maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini berada di lereng Gunung Merbabu di ketinggian 1307 meter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini berada di lereng Gunung Merbabu di ketinggian 1307 meter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dusun Plalar Kulon, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dusun ini berada di lereng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan 5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ketika seorang anak menjadi remaja dan kemudian remaja berkembang menuju ke tingkat dewasa, banyak perubahan yang akan dialami (Susilowati, 2013: 103). Sebagai manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, tentu tidak mudah menjalanikehidupan seorang diri tanpa pendamping. Wanita yang kehilangan pasangan merasa sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak-anak muda dan remaja dalam masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa termasuk di dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Pada masa itu umumnya merupakan masa transisi. Mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan

Lebih terperinci

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai

Lebih terperinci

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif Penelitian dilakukan kepada 80 istri yang berada di wilayah Bekasi dan sekitarnya.

Lebih terperinci

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 DOAKAN PARA IBU Bagi para ibu yang tinggal di lokasi yang kurang aman, dalam kemiskinan atau tanpa pertolongan dari pasangan yang penuh kasih, tanggungjawab terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju masa dewasa, atau dianggap tumbuh mengarah pada arah kematangan (Sarwono, 2011: 11 & 48). Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kodrat individu sebagai mahluk sosial yang menyebabkan individu tidak dapat menghidar dari interaksi dengan lingkungan. Dalam diri individu terdapat suatu dorongan

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti

Lebih terperinci

Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang. laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut

Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang. laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut ceritanya : LELAKI PERTAMA Suatu saat saya pernah berjumpa dengan beberapa lelaki yang curhat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga bahagia merupakan dambaan bagi semua keluarga. Untuk menjadi keluarga bahagia salah satu syaratnya adalah keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa, perbedaan waktu dan tempat mengelompokan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker, 1998). Di Eropa, fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu berkembang biak. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa manusia berkembang biak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 134 135 LAMPIRAN A OBSERVASI DAN WAWANCARA 136 PEDOMAN OBSERVASI i. Kesan Umum : Kondisi Fisik dan Penampilan Subyek ii. Perilaku yang cenderung ditampilkan iii. Kegiatan Sehari-hari iv. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami fase perkembangan, dimulai dari fase bayi, fase anak, fase remaja, fase dewasa dan perubahan yang signifikan dalam tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian tentang Faktor dan Dampak Maraknya Fenomena Hamil di Luar Nikah pada Masyarakat Desa wonokromo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen ini menunjukan bahwa: 1.

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Agung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003). 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa dimana seorang manusia mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa peralihan ini setiap remaja meninggalkan identitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan BAB XVIII Kekerasan terhadap perempuan Kisah Laura dan Luis Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan Tanda-tanda yang harus diwaspadai Siklus kekerasan pada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan. BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, tepatnya di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, dengan jumlah

Lebih terperinci