DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM"

Transkripsi

1 DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM (Study Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Dakwah (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Konseling Islam Disusun Oleh Siti Malehah FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

2

3

4 MOTTO #ZŽô ç ÎŽô ãèø9$# yìtb bî) Artinya:.Sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan (QS. Al-Insyirah: 6).

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: v Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik dan mengasuh penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, semoga jerih payah kalian selama ini suatu saat akan membuahkan hasil. v Suami tercinta; Mas miko yang selalu memberikan semangat kepada penulis serta solusi setiap ada problem (dari itu penulis belajar kesabaran dan kedewasaan). v Pak lek dan bulek yang selama ini mendukung dan mendoakan penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. v Adik-adik tersayang atus, irul (kalian telah membuat warna tersendiri dalam hidupku). v Temen-temen BPI (istiyanah,fazat,alphie, gertee,ana, faizah),,,thanks atas kerjasamanya selama ini v Temen-temen kost terimakash atas dukungan dan doanya selama ini. v Teman-teman 2005 fakultas dakwah yang tidak bisa penulis sebut satu per-satu terimakasih atas dukunanya.

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka. Semarang, 10 Juli 2010 Siti Malehah NIM:

7 ABTRAKSI Siti Malehah NIM Dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya dalam perspektif Bimbingan Konseling Islam Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu (1) Bagaimanakah dampak psikologi pernikahan dini di Desa Depok Kecamatan Kalibawang (2). Bagaimanakah solusi pernikahan dini di Desa Depok Kecamatan Kalibawang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo. Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Kemudian data tersebut dianalisis secara sistematis sehingga memperoleh makna yang dalam tentang dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya Di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pernikahan dini di Desa Depok adalah berawal dari latar belakang yang merupakan kebiasaan atau budaya masyarakat yang tidak dapat dirubah sehingga turun temurun kegenerasi berikutnya. Pernikahan dini tersebut banyak berdampak pada pelaku, diantaranya cemas dan stress itulah dampak yang terjadi akibat pernikahan dini di di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo. Sebagai wujud kepedulian terhadap warga Desa Depok maka KUA setempat mengadakan Bimbingan penyuluhan yang ditujukan pada orang tua dan remaja, sebagai solusi untuk mencegh maraknya pernikahan dini. Karena orang tua dianggap sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap maraknya pernikahan dini.

8 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT. Tuhan yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Berkat rahmat, taufiq, hidayah dan inayah dari Allah SWT, skripsi yang ber judul DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM ( Study Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang) dapat penulis selesaikan dengan tanpa adanya halangan yang berarti. Selanjutnya shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad saw, yang telah membawa risalah Islamiyah penyejuk dan penerang hati umat untuk mencapai nafsu mutmainah. Untuk sampai pada tahapan ini, banyak sekali suka dan duka yang penulis rasakan. Demikian pula, telah banyak bantuan baik moril, materiil maupun sumbangan pemikiran berharga dari berbagai pihak yang penulis terima. Oleh karena itu, dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbul Izzati, Allah SWT. Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Rektor IAIN Walisongo Semarang, Prof. Dr H. Abdul Jamil, M.A. selaku penanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang. 2. Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, Drs. H. M. Zain Yusuf, M.M., selaku penanggung jawab di lingkungan Fakultas Dakwah. 3. Drs. H. Ghofir Romas, selaku pembimbing I dan Dr.H. Abu Rakhmad, M. Ag selaku pembimbing II, yang telah memotivasi, memberikan semangat, mengarahkan dan membimbing penulis sampai selesainya skripsi ini. 4. Para dosen, pegawai administrasi, karyawan dan seluruh Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang karena peranan dan keberadaan mereka studi ini dapat terselesaikan.

9 5. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendo`akan dan memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis. Berkat do`a merekalah penulis dapat menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi ini. 6. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan pada suami tercinta dan tersayang yang senantiasa mendo akan dan memotivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. 7. Adik-Adik tercinta; adik khoirul dan adik chalimatus yang selalu mendo akan dan memberi semangat pada penulis 8. Teman-teman angkatan 2005 Fakultas Dakwah yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. (proses selama ini suatu saat pasti akan membuahkan hasil sesuai dengan semangat kita), penulis akan selalu merindukan saat kebersamaan kita. Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan balasan apapun hanya untaian ucapan Jazakumullahu Khairul Jaza` terimakasih, dan permohonan maaf, semoga budi baik serta amal shaleh mereka diterima serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Pada akhirnya, tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan yang ada pada penulis, hasil skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang konstruktif demi untuk lebih sempurnanya penulisan skripsi ini sangat penulis hargai dan harapkan. Terlepas dari hal tersebut penulis berharap adanya skripsi ini dapat membawa manfaat dalam memperkaya wacana intelektual, khususnya dalam studi Islam. Akhirnya hanya kepada Allah lah penulis mengabdi, memohon pertolongan, memohon petunjuk dan berserah diri serta memohon ampunan dan perlindungan-nya. Amiin. Semarang, 10 Juli 2010 Penulis, (Siti Malehah)

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i NOTA PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERYATAAN... iv ABTRAKSI... v MOTO... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat penelitian Tinjauan Pustaka Metode Penelitian Teknik dan Analisis Data Sistematika Penulisan Skripsi BAB II PERNIKAHAN DINI DAN KONSELING ISLAM 2.1. Pernikahan Dini Tujuan Pernikahan Pandangan Secara Psikologis dan Biologis Tentang Masa Dewasa Usia Perkawinan Dalam Undang-Undang Pernikahan Dini Pernikahan Dini Menurut Psikologi Pernikahan Dini Menurut Undang-Undang Pernikahan Dini Menurut Islam Dampak Psikologis Pernikahan Dini Bimbingan Konseling Pengertian Bimbingan Konseling Islam Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Islam Tujuan Bimbingan Konseling Islam Fungsi-fungsi Bimbingan Konseling Islam Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam... 36

11 BAB III BAB IV BAB V GAMBARAN UMUM PERNIKAN DINI DI DESA DEPOK KECAMATAN KALIBAWANG 3.1. Gambaran Umum Letak Geografis Kondisi Sosial Ekonomi Pendidikan Dan Kehidupan Keagamaan Pelaksanaan Pernikahan Dini Faktor Penyebab Pernikahan Dini DAMPAK PSIKOLOGIS DAN SOLUSINYA DI DESA DEPOK DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM 4.1. Pernikahan Dini Faktor Penyebab Pernikahan Dini Dampak Psikologis Pernikahan Dini Solusi Pernukahan Dini... KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Saran-Saran Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB I

12 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang membutuhkan keturunan sesuai apa yang diinginkan. Perkawinan sebagian jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dimaksudkan, bahwa perkawinan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berahir begitu saja. Pembentukan keluarga yang kekal dan bahagia itu haruslah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Suatu kenyataan dalam keberadaan mahluk hidup di muka bumi adalah mereka terdiri dari dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua mahluk hidup itu, baik segi fisik maupun psikis mempunyai sifat yang berbeda, namun secara biologis kedua mahluk tersebut saling membutuhkan sehingga berpasang-pasangan dan berjodoh secara harfiah disebut perkawinan. Perkawinan merupakan sunnatullah yang berlaku pada mahluk Tuhan (Sabiq, 1990: 9). Perkawinan adalah suatu ikatan kehidupan bersama pria dan perempuan yang dihalalkan Allah SWT, untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan serta anak dan keturunan yang shaleh dan shalehah (Basri,1996:130). Pernikahan merupakan suatu yang sangat manusiawi, karena pernikahan sesungguhnya sesuai dengan fitrah manusia yang

13 4 ồ sejalan dengan Al-Qur an dan sunah Nabi saw. Pengertian fitrah disini adalah sesungguhnya Allah telah membekali setiap diri manusia dengan hawa nafsu yang cenderung menyukai serta mencintai lawan jenisnya (Abdullah,2004:4-4). Islam menilai dan menetapkan bahwa pernikahan adalah cara menyempurnakan pelaksanaan ajaran Agama (Mahalli, 2006 : 6). Dasar pembentukan sebuah keluarga adalah perkawinan yang mengikat seorang pria dan wanita dengan ikatan syarat yang kuat dan kokoh yang dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah dan keridhaan Nya. Al Qur an memandang perkawinan sebagai salah satu tanda dari tandatanda kekuasaan Allah SWT. Sama seperti pencipta langit dan bumi, dan penciptaan manusia sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ar- Ruum ayat 21: Zo Šuq B Nà6uZ t/ Ÿ@yèy_ur $ygøšs9î) (#þqãzä3ó tfïj9 %[`ºurø r& önä3å àÿrr& ồ ÏiB /ä3s9 t,n=y{ br& ÿ¾ïmïg»tƒ#uä ÏBur ÇËÊÈ tbrã 3xÿtGtƒ 5Qöqs)Ïj9 ;M»tƒUy y7ï9ºsœ Îû bî) ºpyJômu ur Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dengan perkawinan yang syah kehidupan rumah tangga dapat dibina dengan suasana aman, damai dan sejahtera. Hal ini sesuai dengan tujuan perkawinan itu sendiri, yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik, antara lain calon suami istri

14 untuk dapat melangsungkan perkawinan harus tetap masuk jiwa raganya. Oleh karena itu dalam peraturan perundangan dijelaskan bahwa batas umur untuk melangsungkan perkawinan. Ketentuan batas umur tersebut dalam pasal 7 ayat I UU No. I Tahun yang berbunyi bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun pihak wanita mencapai umur 16 tahun (Walgito). Dari batas umur tersebut dapat ditafsirkan bahwa UU No. I Tahun 1974 tidak menghendaki perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang berusia dibawah ketentuan tersebut atau melakukan perkawinan dibawah umur. Hal ini juga ditunjang dengan ketentuan yang terdapat dengan kompilasi hukum Islam pasal 15 yang isinya bahwa untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan pasal 7 UU No. I Tahun 1974 yakni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya 16 tahun. Penyebab pernikahan diusia muda ini dipengaruhi oleh berbagi macam faktor. Rendahnya pendidikan mereka sangat mempengaruhi pola pikir mereka dalam memahami dan mengerti tentang hakikat dan tujuan dalam perkawinan. Faktor ekonomi maupun lingkungan tempat mereka tinggal juga bisa menjadi penyebab perkawinan diusia muda ( Dalam kehidupan rumah tangga pasti tidak luput dari permasalahan-permasalahan. Salah satu penyebab utama permasalahan

15 dalam rumah tangga adalah pasangan pasangan yang belum dewasa. Faktor ketidak dewasaan ini lebih nyata terdapat dalam pernikahan usia remaja. Dilihat dari segi psikologi perkembangan, dengan makin bertambahnya umur seseorang, di harapkan akan lebih masak, akan lebih matang lagi psikologisnya (Walgito, 2000:28). Memang kedewasaan pribadi seseorang tidak tergantung pada umur, tetapi masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa remaja ini umumnya remaja belum memiliki kepribadian yang mantap dan kematangan berfikir. Perkawinan pada usia belia tidaklah menguntungkan bahkan jelas merepotkan kaum perempuan, dalam usia yang masih muda, remaja putri dituntut untuk mengurus rumah tangga, melayani suami, harus megandung dan melahirkan, kemudian merawat dan membesarkanya. Sedangkan mengandung dan melahirkan pada usia muda sangat beresiko tinggi bagi kesehatan, bagi ibu bisa menimbulkan kangker leher rahim. Perkawinan yang masih muda juga banyak mengundang masalah yang tidak diharapkan dikarenakan segi psikologisnya belum matang khususnya bagi perempuan (Walgito, 2000:20). Menurut Basri dalam bukunya yang berjudul merawat cinta kasih mengatakan secara fisik biologis yang normal seorang pemuda atau pemudi telah mampu mendapatkan keturunan, tetapi dari segi psikologis remaja masih sangat hijau dan kurang mampu mengendalikan batera rumah tangga disamudra kehidupan. Berapa banyak keluarga dan perkawian terpaksa mengalami

16 nasib yang kurang beruntung dan bahkan tidak berlangsung lama karena usia terlalu muda dari para pelakunya, baik salah satu atau keduanya (Basri, 1996:76). Dan pernikahan yang terlalu muda juga bisa menyebabkan neuritis depresi karena mengalami proses kekecewaan yang berlarut-larut dan karena ada perasaan-perasaan tertekan yang berlebihan. Kematangan sosial-ekonomi dalam perkawinan sangat diperlukan karena merupakan penyangga dalam memutarkan roda keluarga sebagai akibat perkawinan. Pada umumnya umur yang masih muda belum mepunyai pegangan dalam hal sosial ekonomi. Padahal individu itu dituntut untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Walgito, 2000: 32). Dengan wujud kepedulian terhadap Desa Depok maka dari itu Kantor Urusan Agama Bagian BP4 Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo mengadakan penyuluhan bertemakan tentang pernikahan dini yang ditujukan kepada orang tua dan remaja, yang diadakan antara tiga sampai lima Bulan sekali dilakukan di Kantor Kepala Desa Depok. Penyuluhan ini bertujuan agar orang tua maupun remaja sadar tentang peraturan hukum, dan mengerti dampak-dampak dari pernikahan dini (Wawancara, ). Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF

17 BIMBINGAN KONSELING ISLAM (Stusy Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah skipsi ini, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah dampak psikologis pernikahan dini di Desa Depok? 2. Bagaimanakah solusi pernikahan dini di Desa Depok? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan khasanah ilmu dakwah pada umumnya dan Ilmu Bimbingan dan Penyuluhan pada khususnya yang berhubungan dengan pembentukan keluarga sakinah. b. Secara Praktis

18 Memberikan sumbangan kepada warga Desa Depok Kecamatan Kalibawang dalam memahami pernikahan dan tidak melakukan praktek pernikahan dini Tinjauan Pustaka Berdasarkan tema penelitian skripsi yang akan penulis lakukan, dibawah ini, antara lain: Skripsi Miswan yang berjudul Pengaruh Pernikahan Dini, Pendidikan, Agama Anak Kecamatan Bulakambang Berbes pada tahun Skripsi ini membahas tentang pendidikan agama anak dalam keluarga dipengaruhi oleh pernikahan dini, bagaimana perilaku remaja yang memiliki kecenderungan nikah dini, dan bagaimana pendidikan agama anak dalam keluarga dan apakah terdapat faktor lain yang mempengaruhi pendidikan anak dalam keluarga. Skripsi Siti Fatiyah yang berjudul Pernikahan Di bawah Umur (Study kasus di Desa Tracap Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo) pada tahun 2003 Skripsi ini membahas tentang bagaimana mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan menyebabkan pernikahan di bawah umur dan mengetahui tanggapan dan implementasi masyarakat Desa Tracap Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo tentang UU no I tahun 1974 tentang perkawinan.

19 Skripsi Ahmad Hartanto yang berjudul Pernikahan Dini Dalam Perspektif Psikologi Islam analisis Terhadap Buku Indahnya Pernikahan Dini Karya Muhamad Fauzil Adhin pada tahun 2006 Skripsi ini adalah penelitian analisis kualitatif tentang pernikahan dini yang ditawarkan oleh Muhamad Fauzil Adhim dalm perspektif psikologi Islam dengan menganalisis buku Indahnya Pernikahan Dini Metodelogi Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field Research. Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan, individu kelompok atau masyarakat (Suryabrata, 1995: 22). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2000; 22) penelitian kualitatif sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan melainkan menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau kata-kata. Dengan kata lain penelitian yang tidak menggunakan perhitungan statistic (Hadi, 1997:7). Dalam penerapannya, peneliti ini tidak menggunakan angka-angka statistik melainkan hanya menggunakan uraian

20 dalam bentuk kalimat. Alasan memakai kualitatif adalah: pertama, karena analisis data tanpa berdasarkan perhitungan presentasi rata-rata dan lain-lainnya, karena ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang, sedangkanpenekananya pada proses kerja yang terdiri dalam kegiatan sehari-hari yaitu focus penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan manusi. Kedua, instrumentpenelitian adalah wawancara, observasi, dokumentasi (Nawawi, 1991:43). b. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini aalah pendekatan Bimbingan dan Konseling sebagai paradikma untuk memahami aktifitas dakwah dalam membantu masyarakat desa Depok yang melakukan praktek pernikahan dini. Jadi yang dikaji dalam peneliti ini adalah Dampak Psikologi Pernikahan Dini dan solusinya di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Devinisi operasional dan konseptual a. Devinisi konseptual Dampak adalah sesuatu yang mendatangkan akibat (Muharjinto, 1999: 73)

21 Psikologis adalah Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam, gejala, prosesnya baik latar belakangnya. Pernikahan adalah akad yang menghalalkan laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram, sehingga terjadi hak dan kewajiban antara keduanya. Dini adalah pagi-pagi sekali. Pernikahan dini adalah akad yang menghalalkan laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram sehinga terjadi hak dan kewajiban antara keduanya yang dilakukan pada usia muda (laki-laki kurang dari 19 tahun dan perempuan kurang 15 tahun) baik dari dorongan sendiri ataupun orang tua. Solusi adalah pemecahan masalah. b. Devinisi operasional Yang dimaksud dampak psikologis pernikahan dini dalam penelitian ini adalah keadaan tertekan yang dialami oleh pelaku pernikahan dini di Desa Depok Kecamatan Kalibawang.

22 Solusi pernikahan dini pemecahan masalah yang dilakukan petugas Kantor Urusan Agama bagian BP4 agar masyarakat setempat bisa sadar akan hukum yang berlaku yaitu tentang UU No.I Tahun 1974 tentang perkawinan Sumber dan Jenis Data Yang dimaksud dengan sumber jenis data adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Berkaitan dengan hal itu jenis datanya di bagi menjadi dua sumber data. Sumber data primer dan sumber data sekunder. 1) Data primer Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau pengambilan data langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari meliputi observasi, wawancara, dan lain-lain. Sumber data ini berupa sumber data dan informasi yang secara langsung. 2) Data sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data pendukung atau pelengkap dari data primer. Dalam penelitian ini kepustakaan merupakan sumber data sekunder. Data ini berupa tentang dampak Psikologias pernikahan dini keluarga kurang mampu dan solusi dakwahnya dalam perspektif bimbingan konseling Islam, baik yang berasal dari buku-buku,

23 catatan, internet (Surakhmad, 1989:134). Bahan-bahan dari kepustakaan tersebut dikelompokkan, lalu dipahami dan di tafsirkan serta mengambil kesimpulan Teknik Pengumpulan Data a) Metode Observasi Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan sistemaatis fenomina-fenomina yang diselidiki. (Hadi, 1986: 80). Observasi dilakukan dengan tehnik partisipan untuk memperoleh informai tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan. Dengan metode observasi ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam pengumpulan data. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang detil (Purnomo, 1996: 54). Observasi ini dapat dilakukan dengan terjun langsun dalam menjajaki mengenai objek penelitian dan segala hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut.dengan metode ini peneliti bisa mengamati kondisi masyarakat Desa Depok Kecamatan Kalibawang yang melakukan praktek pernikahan dini. Dalam observasi ini, peneliti mengambil momen-momen yang dianggap penting yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu Dampak Psikologis Pernikahan Dini dan solusinya di Desa Depok Kecamatan Kalibawang.

24 b) Metode wawancara Yaitu sebuah dialog dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moelong, 1991:193). Wawancara merupakan alat yang paling ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan dan dirasakan orang tentang beragai aspek kehidupan melalui tanya jawab peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain (obyek yang diteliti), sehingga peneliti memperoleh gambaran apa yang mereka maksudkan. Wawancara ini dilakukan dengan masyarakat Desa Depok. c) Metode dokumentasi Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang telah ada baik dari buku-buku induk, sejarah, catatan dan lain-lain. (Syam, 1991: 109). Dalam peneliti ini, metode dokumentasi menggunakan catatan, buku data-data, dari masyarakat yang melakukan praktek perniakan dini Teknik Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan itu, maka analisis data yang penulis lakukan adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, menyusun dalam suatu satuan mengadakan

25 pemeriksaan data (Moleong, 2001: 190). Setelah terkumpul kemudian dikelompokkan dalam suatu kategori dan dianalisis secara kualitatif. Adapun metode yang digunakan metode analisis kialitatif deskriptif. Metode ini bertujuan melukiskan secara sistemetis, fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara cermat dengan menggambarkan keadaan struktur dan fenomena (Arikunto, 1996:243) Sistematika Penulisan Skripsi Dalam menguraikan masalah diatas, agar dalam pembahasan nanti lebih terarah dan mudah dipahami, sehingga tujuan-tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Sebelum meniti pada bab pertama dan bab-bab berikutnya yang merupakan satu pokok pikiran yang utuh, maka penulisan skripsi ini diawali bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, moto, persembahan, abtraksi, kata pengantar dan daftar isi. BAB I pendahuluan yang berisi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, teknik analisis data, sistematika penulisan skripsi. BAB II Bab ini menerangkan tentang kerangka dasar teotitik yang membahas kajian pernikahan dini, mengawali pembahasan ini maka penulis akan menguraikan tentang dampak psikologis pernikahan dini yang meliputi, tujuan pernikahan, pandangan secara psikologis dan biologis tentang masa dewasa, usia pernikahan dalam undang-

26 undang, pengertian pernikahan dini, pernikahan dini menurut psikologi, pernikahan dini menurut undangundang, pernikahan dini menurut Isalm, dan danpak pernikahan dini. Yang kedua membahas tentang Bimbingan Konseling Islam yang meliputi, pengertian, dasar-dasar, fungsi dan asas-asas Bimbingan Konseling Islam. BAB III Bab ini membahas gambaran umum Desa Depok yaitu tentang, letak geografis, kondisi sosial ekonomi, pendidikan dan keagamaan masyarakat, dan pelaksanaan pernikahan dini di Desa Depok. BAB IV Bab ini membahas analisis dan hasil penelitian, tentang faktor pernikahan dini, dampak pernikahan dini, solusi pernikahan dini. BAB V adapun yang terkandung didalamnya adalah kesimpulan, saran dan penutup..

27 BAB II PERNIKAHAN DINI DAN KONSELING ISLAM 2.1 Pengertian Pernikahan Secara bahasa perkawinan sama artinya dengan kata an-nikah, dalam bahasa arab kata an-nikah pengandung dua pengertian. Pertama menikah berarti bersetubuh. Kedua, mengandung arti akad perkawinan. Menurut syara nikah adalah akad yang menghalalkan pergaulan laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram, sehingga terjadi hak dan kewajiban antara keduanya (Zaenal, 1999:29). Dalam pengertian fiqih, pernikahan adalah akad yang mengundang kebolehan melakukan hubungan suami istri dengan kata-kata nikah atau dengan kata-kata yang semakna dengan itu (Sulaiman,1997:1). Sedangkan perkawinan menurut agama adalah melakukan akad atau perjanjian untuk mengikat diri antara seorang laki-laki dan seorang wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih dan sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhoi Allah (Mukhtar, 1998:11). Perkawinan menurut ajaran Islam memiliki arti yang sangat penting, karena: 1. Perkawinan merupakan fitrah manusia, artinya setiap manusia yang sehat, baik jasmani maupun rohani memerlukan perkawinan sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya sebagai manusia.

28 2. Perkawinan mengundang makna ibadah, karena perkawinana dalam ajaran Islam merupakan salah satu sunah Rasul yang dapat mengikat kualitas keimanan dan ibadah kepada Allah. 3. Perkawinan merupakan awal kehidupan seseorang, baik laki-laki maupun perempuan yang membentuk keluarga sebagai proses regenerasi yang akan melanjutkan kehidupan yang akan merusak perjuangan dimuka bumi (Suryanah,1995:77). Sedangkan menurut Undang-Undang No.1/1974 bahwa pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isrti dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Walgito,2000:). Adapun syarat syah pernikahan itu apabila telah memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang maupun hukum Islam. Dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang perkawinan menyatakan bahwa pernikahan syah apabila dilakuka menurut hukum masing-masing. Sedangkan menurut hukum perkawinan Islam yang dijadiakan syah dan tidaknya pernikahan itu adalah dipenuhinya syarat-syarat dan rukun pernikahan berdasarkan hukum agama Islam. Dalam hal ini hukum Islam mengenal perbedaan antara syarat dan rukun pernikahan. Rukun merupakan sebagian hakikat pernikahan itu sendiri dan jika tidak dipenuhi maka pernikahan tidak akan terjadi (Ichsan, 1986:31). Rukun pernikahan tersebut antara lain: 1. Adanya kedua mempelai

29 2. Adanya wali dari pihak mempelai 3. Adanya dua orang saksi 4. Adanya ijab qabul 5. Adanya mahar (Zaenal, 1999:35). Adapun syarat pernikahan menurut UU Perkawinan No.11 Tahun 1997 antara lain: 1. Perkawinan dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaan, pasal 2 ayat (1). 2. Tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, pasal 2 ayat (2) 3. Perkawinan laki-laki yang sudah yang sudah mempunyai istri harus mendapat izin dari pengadilan, pasal 3 ayat (2) dan pasal 27 ayat (2). 4. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Pasal 6 ayat (2). Bila orang tua berhalangan, ijin diberikan oleh pihak lain yang ditentukan dalam undang-undang pasal 6 ayat (2-5). 5. Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun, dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Pasal 7 ayat (1), ketentuan ini tidak bertentanga dengan Islam, sebab setiap masyarakat dan setiap zaman berhak menentukan batas-batas umur bagi perkawinan selaras dengan system terbuka yang dipakai.

30 6. Harus ada persetujuan antara kedua calon mempelai kecuali apabila hukum menentukan lain. Pasal 6 ayat (1), hal ini untuk menghindarkan paksaan bagi calon mempelai dalam memilih istri atau suami Tujuan Pernikahan Menurut Susantom bahwa pernikahan bertujuan untuk menentramkan jiwa, memenuhi kebutuhan biologis, melatih tanggung jawab, dan melestarikan keturunan (Susanto,2002:8-9) Menentramkan jiwa Bila sudah terjadi akad nikah, si wanita berasa jiwanya tentram, karena merasa ada yang melindungi dan ada yang bertanggung jawab dalam rumah tangga. Si suamipun merasa tentram karena ada pendampingnya untuk mengurus rumah tangga, tempat menumpahkan perasaan suka dan duka, dan teman bermusyawarah dalam menghadapi berbagai persoalan Memenuhi kebutuhan biologis Pemenuhan kebutuhan biologis itu harus diataur melalui lembaga perkawinan, supaya tidak terjadi penyimpangan tidak lepas begitu saja sehingga norma-norma adat istiadat dan agama di langgar. Kecenderungan cinta lawan jenis dan hubungan seksual sudah ada tertanam dalam diri manusia atas kehendak Allah. Kalau tidak ada

31 kecenderungan dan keinginan untuk itu, tentu manusia tidak akan berkembang biak Latihan memikul tanggung jawab Apabila perkawinan dilakukan untuk mengatur fitrah manusia, dan mewujudkan bagi manusia itu kekekalan hidup yang di inginkan nalurinya (tabiatnya), maka faktor yang tidak kalah pentingnya dalam perkawinan itu adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab. Hal ini berarti, bahwa perkawinan adalah merupakan pelajaran dan latihan praktis bagi pemikulan tanggung jawab itu dan pelaksanaan segala kwajiban yang timbul dari pertanggung jawaban tersebut. Pada dasarnya, Allah menciptakan manusia didalam kehidupan ini tidak hanya untuk sekedar makan, minum, hidup kemudian mmati seperti yang di alami oleh makhluk lainnya. lebih jauh lagi, manusia dicptakan supaya berfikir, menemukan, mengatur, mengurus segala persoalan, mencari dan memberi manfaat untuk umat (Susanto, 2002:9) Melestarikan keturunan. Biasanya sepasang suami istri tidak ada yang tidak mendambakan anak turunan untuk meneruskan kelangsungan hidup. Anak turunan diharapkan dapat mengambil alih tugas, perjuangan dan ide-ide yang pernah tertanam didalam jiwa suami atau istri (Walgito, 2002:13).

32 2.1.2 Pandangan Secara Psikologis dan Biologis Tentang Masa Dewasa Pandangan Secara Biologis Adapun cirri-ciri kedewasaan seseorang secara biologis menurut para ulama adalah sebagai berikut: para ulama ahli fiqih sepakat dalam menentukan taklif (dewasa dari segi fisik, yaitu seseorang sudah dikatakan baliqh) ketika sudah keluar mani (bagi laki-laki), sudah haid bagi perempuan (Assayis,1983:212). Apabila tanda-tanda itu dijumpai pada seorang laki-laki ataupun seorang perempuan maka para fuqoha sepakat menjadikan umur sebagai suatu ukuran, akan tetapi mereka berselisih faham mengenai batasbatas seorang yang sudah dianggap dewasa. Akan tetapi berdasarkan ilmu pengetahuan kedewasaan seseorang tersebut akan dipengaruhi oleh keadaan zaman dan daerah dimana ia berada Pandangan Secara Psikologis Cirri-ciri secara psikologis yang paling pokok adalah mengenai pola-pola sikap, pola pikir dan pola prilaku Nampak diantaranya: 1. Stabilitas mulai timbul dan meningkat, pada masa ini terjadi banyak penyesuaian dalam aspek kehidupan. 2. Citra diri dan sikap pandangan lebih realitas, pada masa ini mulai dapat menilai dirinya.

33 3. Menghadapi masalah secara lebih matang, usaha pemecahan masalah secara lebih matang dan realities merupakan produk dari kemauan berfikir yang lebih sempurna dan ditunjang dan ditunjang oleh sikap pandangan realities sehingga diperoleh perasaan yang lebih tenang. 4. Perasaan yang lebih matang, ketenangan perasaan dalam menghadapi kekecewaan atau hal-hal lain yang mengakibatkan mengakibatkan kemarahan, ditunjang oleh adanya kempuan berfikir dan dapat menguasai atau mendominasi perasaan-perasaan serta keadaan yang realities dalam menentukan sikap,minat dan citacita mengakibatkan mereka tidak terlalu kecewa dengan adanya kegagalan-kegagalan yang dijumpai, kebahagiaan akan semakin kuat jika mereka mendapat proyek respek dari orang lain atau usaha-usaha mereka (Mapreare,1982:36-40) Usia Perkawinan dalam undang-undang Menurut Undang-Undang perkawinan No.1 tahun 1974 sebagai hukum positif yang berlaku di Indonesia, menetapkan batas usia perkawinan 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan, (pasal 7 ayat 1), namun batas usia tersebut bukan merupakan batas usia seorang telah dewasa yang cukup dewasa untuk bertindak, akan tetapi

34 batas usia tersebut hanya merupakan batas usia minimal seorang boleh melakukan pernikan tersebut. Di dalam pasal 6 ayat (2), disebutkan bahwa seorng sudah dikatakan dewasa kalau mencapai umur 21, sehingga dalam melakukan pernikahan tidak perlu mendapatkan izin kedua orang tuanya. Pasal 6 ayat (2) ini sejalan dengan pemikiran Yusuf Musa yang berpendapat bahwa orang dikatakan sempurna kedewasaanya mencapai umur 21 tahun. Mengingat situasai dan kondisi zaman sekaligus juga mengingat pentingnya pernikahan di zaman modern seperti ini, orang menikahkan demi kemaslahatan manusia. Namun jika dicermati sesama pasal-pasal yang ada dalam UU nomor 1 Tahun 1974 khususnya sehingga orang menikah tidak harus mencapai usia yang ditetapkan dalam pasal UU tersebut, Seorang sudah boleh menikah jika sudah siap lahir dan batin Pernikahan Pernikahan dibawah umur adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dan seorang wanita dimana umur keduanya masih dibawah batas minimal yang diatur oleh UU dan kedua calon tersebut belum siap secara lahir dan batin, serta kedua calon mempelai tersebut belum mempunyai mental yang matang dan juga ada kemugkinan belum siap dalam hal materi. Dan berdasarkan pendapat Sarlito Wirawan bahwa batas usia dewasa bagi laki-laki 25 tahun dan bagi perempuan 20 tahun, karena

35 kedewasaan seseorang tersebut ditentukan secara pasti baik oleh hukum posifif maupun hukum Islam. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa batas usia dikatakan dibawah umur ketika seorang kurang 25 tahun bagi laki-laki dan kurang dari 20 tahun bagi perempuan. Sedangkan kata dini atau dibawah umur mempunyai arti belum cukup untuk menikah (Sarlito,1949:65). Dari segi psikologi sosial maupun hukum Islam pernikahan dini dibagi menjadi dua kategori, pertama pernikahan dibawah umur asli yaitu pernikahan dini yang benar-benar murni dilaksanakan oleh kedua belah pihak untuk menghindarkan diri dari dosa tanpa adanya maksud semata-mata hanya untuk menutupi perbuatan zina yang telah dilakukan oleh kedua mempelai. Kedua, pernikahan dini palsu yaitu pernikahan dini yang pada hakikatnya dilakukan sebagai menutupi kesalahan-kesalahan mereka dalam hal ini orang tua juga ikut berpera serta (Gifari,2002:20). Pernikahan bukanlah sebagi alas an untuk memenuhi kebutuhan biologis saja yang bersifat seksual akan tetapi pernikahan merupakan sesuatu ibadah yang mulia yang diridhoi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka pernikahan tersebut akan terwujud diantara kedua belah pihak sudah memiliki tiga kemampuan seperti yang disebut diatas dengan kemampuan tersebut maka akan tercipta saling tolong menolong dalam memenuhi hak dan kewajibanyamasingmasing, saling nasehat-menasehati dan saling melengkapi kekurangan

36 masing-masingyang dicerminkan dalam bentuk sikap dan tindakan yang bersumber dari jiwa yang matang sehingga keluarga yang ditinggalkannya akan melahirkan keindahan keluarga dunia yang kekal dan abadi Pernikahan Dini Menurut Psikologi Undang-undang perkawinan dengan tegas dinyatakan dahwa dalam perkawinan pria sudah mencapai umur 19 tahun dan wanita sudah mencapai umur 15 tahun, umur tersebut bila dilihat dari segi fisiologis seseorang umumnya sudah masak, pada umur tersebut seseorang sudah bisa membuahkan keturunaan. Pada masa ini tanda bahwa alat untuk memproduksi keturunan telah berfungsi, tapi kalau dilihat dari segi psikologis sebenarnya pada anak wanita umur 15 tahun belum bisa dikatakan bahwa anak tersebut sudah dewasa secara psikologis. Demikian juga pada pria umur 19 tahun, belum bisa dikatakan masak secara psikologis pada umur tersebut biasanya masih digolongkan sebagai remaja (Walgito,2000:28). Bahwa umur bukanlah suatu patokan yang mutlak, tetapi sebagi ancer-ancer. Walaupun demikian dengan ancer-ancer tersebut tidaklah berarti adanya penyimpangan, menurut Hurlock bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila sudah mencapai 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki (Hurlock,1959:226). Menurut Walgito, dengan mengacu pada penjelasan dari Undang-Undang perkawinan bab II pasal 7 ayat (1) mengatakan bahwa

37 yang menonjol dalam meletakan batas umur dalam perkawinan lebih atas dari dasar pertimbangan kesehatan, artinya bahwa batasan umur tersebut, remaja sudah bisa dikatakan telah matang secara fisik, karena dari segi biologis, pada usia remaja proses pematangan organ reproduksi mulai berfungsi, walaupun demikian pasangan usia remaja berisiko tinggi untuk berproduksi, khususnya bagi remaja putri dan anak yang dikandungnya. Namun jika dilihat dari segi psikologis usia remaja belum bisa dikatakan matang secara psikologis, karena usia remaja belum mempunyai kepribadian yang mantap (masih labil), dan pada usia remaja pada umumnya belum mempunyai pegangan dalam hal sosial ekonomi. Remaja masih canggung dalam hidup berbaur dengan masyarakat luar, dan mereka belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan kadang masih bergantung pada orng lain Pernikahan Dini Menurut Undang-Undang Sebagai mana yang ada pada Undang-Undang perkawinan No. I Tahun 1974 pasal 7 yang menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 (Sembilan belas) Tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas). Apabila melihat UU yang membahas tentang perkawinan, menurut Undang- Undang formal yang berlaku di Indonesia, menentukan batas umur kawin tersebut dengan suatu petimbangan, bahwa kedewasaa dan kematangan jasmani dan tujuan luhur suci dapat dicapai, yaitu

38 memperoleh keturunan sehat saleh, dan ketentraman serta kebahagiaan hidup lahir batin. (Hakim, 2000: 134). Untuk mewujudkan perkawinan tersebut, maka diperlukan persiapan yang matang baik persiapan moral maupun materiil. Islam memberikan ancara-ancara dengan kemampuan, yakni kemampuan dalam segala hal baik kemampuan memberi nafkah lahir batin kepada istri dan anaknya maupun kemampuan mengendalikan gejolak emosi yang menguasai dirinya. Pernikahan diusia muda atau dini dimana setiap orang belum matang mental maupun fisik, sering menimbulkan masalah dibelakang hari bahkan tidak sedikit berantakan ditengah jalan (Muhdlor, 1995: 5). Salah satu prinsip yang dipegang oleh UU perkawinan Indonesia adalah kematangan calon mempelai Pernikahan Dini Menurut Islam Para ulama berbeda pendapat dalam hal pernikahan dini bila dikaitkan dengan anak dari sisi usia. Dalam bukunya Fiqih Perempuan, Husain mengutip pendapat Hanafiah dan Syafi I mengenai usia pernikahan dini menurut Imam Hanafi pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan pada usia dibawah 17 tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki. Sedangkan menurut Imam Syafi I pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan pada usia kurang lebih 15 tahun. Kedua Imam Melihat dari aspek kematangan seseorang ketika sudah baliqh. Akbar dalam bukunya Seksualitas Ditinjau Dari

39 Segi Hukum Islam mengemukaan diantara faktor yang mempengaruhi kerukunan rumah tangga yaitu faktor kematangan sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan karena emosi yang belum matang untuk berfungsi sebagai suami dan istri, rumah tangga menjadi berantakan (Akbar, 1982: 74) Dampak Psikologis Pernikahan Dini Dalam kehidupan berumah tangga pasti tidak luput dengan permasalahan-permasalahan. Salah satu penyebab utama adalah pasangan-pasangan yang belum dewasa. Faktor ketidak dewasaan ini lebih nyata terdapat pada pasangan pernikahan usia remaja. Menurut Walgito dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Konseling Islam bahwa perkawinan yang masih terlalu muda banyak mengundang masalah yang tidak diharapkan karena segi psikologisnya belum matang seperti cemas dan stress (walgito,2000:20). Sedangkan menurut Dariyo dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan Dewasa Muda pernikahan bisa berdampak cemas, stress dan depresi (Dariyo, 1999:105). Tetapi dalam kenyataan yang terjadi di masyarakat Desa Depok kecamatan Kalibawang kebanyakan hanya mengalami kecemasa dan stress Cemas

40 Kecemasan adalah penjelmaan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi manakala seorang sedang mengalami tekanan atau ketegangan dan pertentangan batin (Prasetiyono, 2007: 11). Gejala-gejala pada kecemasan ada yang bersifat fisik dan adapula yang bersifat psikologis. Gejala fisik yaitu, ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, nafas sesak, dan lain-lain. Gejala psikologis seperti sangat takut merasakan akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, hilang kepercayaan, tidak bisa memusatkan perhatian, ingin lari dari kenyataan, dan lain-lain. Adapun kecemasan yang terjadi dalam keluarga pernikahan dini disebabkan karena takut akan adanya bahanya yang mengancam dan persepsi itu akan menghasilkan perasaan tertekan bahkan panik. Keadaan tertekan dan panik akan menyebabkan kegelisahan yang berlebihan yang kadang kadang membawa perilaku yang menyimpang ( Jadi kecemasan yang dialami keluarga pernikahan dini dapat diartikan sebagai perasaan campur berisikan aketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam keluarganya Stres

41 1. Pengertian Kata stres bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu. Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon emosional. Para psikolog juga mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Stres bisa mengagumkan, tetapi bisa juga fatal. Semuanya tergantung kepada para penderita. Lazarus dan Folkman menyatakan, stres psikologis adalah sebuah hubungan antara individu dengan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan kesejahteraannya. (Kartono,2003:488). Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stress dapat saja positif (misalnya: merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressfull event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu (Julianti,2007:10). 2. Faktor penyebab

42 Penyebab stress (stressor) dapat dibagi 3 kelompok besar yaitu, biokologis, psikososial, dan kepribadian. a. Biokologis Stress yang muncul karena keadaan biologis seseorang yang dipengaruhi oleh tingkah laku orang tersebut. Menurut Girdono stress bioekologis terdiri dari bioritme, biasanya makan, minum, obat-abatan, dan perubahan cuaca ( b. Psikososial Stress yang muncul karena keadaan lingkungan. Stress psikososial adalahsetiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang (anak, remaja, dewasa). Sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi atau mengadakan penanggulangan terhadap stressor yang muncul. Namun tidak semua orang mampu mengadakan adaptasidan mampu menaggulanginya (Hawari, 1997: 45). Sedangkan pada umumnya stressor psikososial dapat digolongkan sebagi berikut: faktor dari perkawinan, problem orang tua, pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan (Hawari, 1997:48) c. Keptibadian

43 Stres yang muncul akibat kepribadian orang tersebut 3. Sumber Stres Stresor adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua respons fisiologik nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis. Stres reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari 2.2 Bimbingan Konseling Islam Pengertian Bimbingan Konseling Islam Bimbingan Islam Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjrmahan dari kata guidance berasal dari kata to guide yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntutan (Hallen, 2005:3). Crow & Crow mendefinisikan bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai

44 kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan arah pandangannya, dan membuat pilihan sendiri serta memikul bebannya sendiri (Hallen, 2005: 4). Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Fakih, 2001: 4) Konseling Islam Istilah konseling berasal dari bahasa inggris to counsel yang secara etimologi berarti to give advine yang artinya memberi saran dan nasihat (Hallen, 2005:4). Terkait dengan konseling islam, berikut di kemukakan beberapa pengertian: konseling islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu mengembangkan kesadaran dan komitmen beragama-nya (primordial kemakhlukan yang fitrah = tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan kebahagiaan hidup bersama secara fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah), baik di dunia dan di akhirat (Nurihsan, 2005: 70) Dasar-dasar Bimbingan Konseling Islam

45 Al-Qur an dan sunah Rasul adalah landasan ideal dan konseptual Bimbingan Konseling Islam. Dari kedua dasar tersebut gagasan, tuhuan, dan Konsep-konsep Bimbingan Konseling Islambersumber segala usaha atau perbuatan yang dilakukan manusia selalu membutuhkan adanya dasar sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan Bimbingan Konseling Islam didasarkan pada petunjuk al-qur;an dan al-hadits, baik yang mengenai ajaran memerintah atau memberikan isyarat agar member bimbingan dan petunjuk (Hallen,2002:13-15) Bimbingan Islam Dasar yang memberikan isyarat pada manusia untuk memberikan petunjuk atau bimbingan pada orang lain dapat dilihat dalam surat al-baqarah: ayat 2, yang berbunyi: ÇËÈ z`šé) FßJù=Ïj9 W èd Ïm Ïù = ƒu Ÿw Ü=»tGÅ6ø9$# y7ï9ºsœ artinya Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis. takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintahperintah-nya; dan menjauhi segala larangan-larangan- Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja Konseling Islam

46 Dasar yang memberikan isyarat kepada manusia untuk memberikan nasehat kepada orang lain Tujuan Bimbingan Konseling Islam Secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan sebagai membantu individu untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat (fakih, 2001:35). Tujuan dari pelayanan konseling Islam yakni untuk meningkatkan dan menumbuh suburkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai mahluk dan kholifahnya Allah SWT di muka bumi ini, sehingga setiap aktivitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya yaitu untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT (Hallen, 2002:15) Fungsi Bimbingan Konseling Islam Dan apabila Bimbingan Dan Konseling Islam dihubungkan dengan fungsinya dapat dilihat sebagai berikut: 4. Secara preventif membantu klien atau konseli untuk mencegah timbulnya masalah pada dirinya 5. Secara kuratif membantu untuk mencegah dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. 6. Secara persevaratif membantunya menjaga situasi dan kondisi dirinya yang telah baik agar jangan sampai kembali tidak baik.

DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN

DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN DAMPAK PSIKOLOGIS PERNIKAHAN DINI DAN Solusinya DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM (Study Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang membutuhkan keturunan. sesuai apa yang diinginkan. Perkawinan sebagian jalan untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang membutuhkan keturunan. sesuai apa yang diinginkan. Perkawinan sebagian jalan untuk bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang membutuhkan keturunan sesuai apa yang diinginkan. Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, menikah jelas kaitannya dengan rumah tangga. Adapun kuliah hubungannya dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkawinan Usia Dini 1. Pengertian Perkawinan Usia Dini Menurut Ali Akbar dalam Rouf (2002) untuk menentukan seseorang melaksanakan kawin usia dini dapat dilihat dari sudut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat

Lebih terperinci

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA 3 IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Oleh : Alip No. Mhs : 03410369 Program Studi : Ilmu Hukum UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Selain membutuhkan orang lain manusia juga membutuhkan pendamping hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan psikologis dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menempuh kehidupan rumah tangga.1 Untuk mempertahankan jenisnya, setiap makhluk hidup haruslah berpasangan

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan 1 BAB I PENDAHULUAN Pada hakekatnya manusia diciptakan untuk hidup berpasang-pasangan oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan melangsungkan perkawinan. Perkawinan

Lebih terperinci

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia

Lebih terperinci

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH I. Pendahuluan Allah SWT menurunkan Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin, Agama Islam merupakan tuntunan dan petunjuk bagi umat dalam memelihara hubungan dengan Allah, hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Dimana memiliki sifat yang saling membutuhkan, karena sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah PENYELENGGARAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) OLEH KUA DI KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di KUA Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

APLIKASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 APLIKASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos.

Lebih terperinci

PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A)

PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A) PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Program Studi Ahwal Syakhshiyyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Hidup bersama di dalam

Lebih terperinci

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PERAN BIMBINGAN PERKAWINAN BAGI CALON PENGANTIN DI BP4 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PERCERAIAN AKIBAT BANYAKNYA TKI/TKW KE LUAR NEGERI (Studi kasus KUA Kec. Kaliwungu Kab. Kendal) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Manusia dalam proses perkembangan untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

Diajukan oleh LESTARI NIM :

Diajukan oleh LESTARI NIM : METODE ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI GAMPONG JAMBO LABU KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan oleh LESTARI NIM : 111005490 Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mensyari atkan pernikahan bagi umatnya. Menikah dalam Islam adalah salah satu sarana untuk menggapai separuh kesempurnaan dalam beragama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling tergantung terhadap manusia lainnya, dengan sifat dan hakekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat perkawinan adalah penyatuan dua pribadi yang saling mengikatkan diri dalam interaksi atau hubungan suami istri, yaitu hubungan yang menjadikan seorang laki-laki

Lebih terperinci

Islami. Pernikahan Dalam Islam

Islami. Pernikahan Dalam Islam Islami Pernikahan Dalam Islam Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN KECELAKAAN KERJA (Studi Implementatif Pasal 9 UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Abadi Jaya Manunggal Kendal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pula menciptakan manusia lengkap dengan pasangan hidupnya yang dapat saling memberikan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dengan manusia lain.

Lebih terperinci

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 Samuji Sekolah Tinggi Agama Islam Ma arif Magetan E-mail: hajaromo@yahoo.co.id Abstrak Perkawinan di bawah tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus

Lebih terperinci

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH : ACHMAD WALIDUN NI AM NIM : 2822123002 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARI AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA CERAI GUGAT

PROBLEMATIKA CERAI GUGAT PROBLEMATIKA CERAI GUGAT (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas 1.A Kendari Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Jurusan Peradilan Agama Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam Islam merupakan salah satu cara untuk membentengi seseorang supaya tidak terjerumus ke lembah kehinaan, di samping untuk menjaga dan memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan manusia di dunia ini, yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan) secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan pintu gerbang kehidupan yang wajar atau biasa dilakukan oleh umumnya umat manusia. Terbentuknya keluarga yang kokoh merupakan syarat penting bagi

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Oleh *) Abstrak Perkawinan merupakan suatu kejadian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Ikatan perkawinan ini, menimbulkan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan atau pernikahan atau nikah artinya adalah penyatuan dua insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang harmonis dan sudah menjadi

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan-kebutuhan seperti makhluk hidup lainnya, baik kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia di dunia ini yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik antara satu dengan

Lebih terperinci

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP PENGHAYATAN RELIGIUSITAS IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI KECEMASAN PRA PERSALINAN (Di Rumah Bersalin Syarifah Kel. Bandungrejo, Demak) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata 1 Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata 1 Dalam Ilmu Syari ah TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PESANAN BARANG DI PERCETAKAN MEDIAFFA JL. SARWO EDI WIBOWO PLAMONGAN SARI RT.O3/ RW.O3 KEC. PEDURUNGAN KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana S1 dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki ketidakmampuan untuk bertahan hidup sendiri. Hal ini membuat manusia belajar untuk hidup berkelompok

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TANGGUNG JAWAB ANAK PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM KEWARISAN (Kajian Terhadap Adat Perpatih Masyarakat Rembau, Negeri Sembilan) SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI AMINAH BINTI MOHD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkanya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkanya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam proses perkembanganya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang bisa memperoleh keturunan sesuai dengan apa yang diinginkanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan membangun suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan salah satu fase kehidupan yang lazim dilakukan oleh setiap manusia dewasa (akil baligh), siap secara lahir dan batin, serta memiliki rasa tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengikatkan

Lebih terperinci

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiah NIM : 110807795 FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Menikah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Menikah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menikah 1. Pengertian Menikah Istilah penggunaan kata menikah digunakan pada manusia karena mengandung keabsahan secara hukum nasional, adat istiadat, dan terutama menurut agama.

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI Oleh : DODI HARTANTO No. Mhs : 04410456 Program studi : Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

Perkawinan dengan Wali Muhakkam FIQIH MUNAKAHAT Perkawinan dengan Wali Muhakkam Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos. 36135 Telp./Fax. 0741-570298 Cp. 082136949568 Email : sumarto.manajemeno@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 83 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini, memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian, diskusi serta saran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya. 1 Sebab pernikahan merupakan suatu prosesi yang dapat menghalalkan hubungan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendapatkan pasangan hidup yang terbaik, tentu menjadi harapan setiap manusia. Pasangan hidup saling membutuhkan kasih sayang, perhatian dan kecukupan pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG ISTRI PENCARI NAFKAH UTAMA DALAM KELUARGA TANPA MAHRAM SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG ISTRI PENCARI NAFKAH UTAMA DALAM KELUARGA TANPA MAHRAM SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG ISTRI PENCARI NAFKAH UTAMA DALAM KELUARGA TANPA MAHRAM (Studi Kasus Pada Keluarga TKW Di Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain tugasnya hanya ibadah kepadanya. Dalam ekosistemnya, Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa cinta dan kasih sayang, dan masing-masing suami-istri memainkan peran pentingnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkawinan merupakan salah satu asas pokok yang paling utama dalam kehidupan rumah tangga yang sempurna. Perkawinan bukan hanya merupakan satu jalan yang amat

Lebih terperinci

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat muslim semakin kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang dihadapi ataupun ditanggung

Lebih terperinci

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BLORA NO. 1125/Pdt.G/2013/PA.Bla TENTANG CERAI TALAK (Kedudukan Advokat Perempuan Sebagai Wakil Ikrar Talak) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci