Kemampuan Penggunaan Kalimat pada Karangan Siswa Kelas VI MIMA III Miftahul Ulum Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kemampuan Penggunaan Kalimat pada Karangan Siswa Kelas VI MIMA III Miftahul Ulum Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember"

Transkripsi

1 Kemampua Pegguaa pada Karaga Siswa Kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Desa Gumelar Kecamaa Balug Kabupae Jember (The use of he Auhorship Capabiliies Seece Sixh Grade Sudes MIMA III Mifahul Ulum Gumelar Village Disric of Balug Jember) Ifiahul Musa adah, Dr. Agus Sarioo, M.Hum., Dra. A. Era Rochiai S., M.Hum. Jurusa Sasra Idoesia, Fakulas Sasra, Uiversias Jember Jl. a 37, Jember Absrak Pegguaa kalima merupaka salah sau beuk usaha yag dapa dilakuka uuk megkaji pegguaa bahasa, ermasuk bahasa dalam karaga siswa. Peeliia ii berujua uuk megeahui sejauh maa peigkaa pegeahua da keerampila berbahasa Idoesia siswa besera fakor-fakor yag mempegaruhiya, dega megguaka meode kuaiaif da meode kualiaif. Hasil peeliia idak semua siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai memiliki kemampua pegguaa kalima yag redah da idak semua siswa yag orag uaya bekerja sebagai pegawai memiliki kemampua pegguaa kalima yag iggi. Kaa kuci: karaga, pegguaa kalima da siswa Absrac The use of he phrase is a form of busiess ha ca be doe o assess he use of laguage, icludig he laguage i sude essays. This sudy aims o deermie he exe o which he icrease of kowledge ad skills of Idoesia laguage sudes ad he facors ha ifluece i, by usig quaiaive ad qualiaive mehods. The resuls of he sudy o all sudes whose pares worked as farmers have he abiliy o use a low seece ad o all sudes whose pares work as employees have he abiliy o use a high seece. Keywords: essay, he use of seeces ad sudes Pedahulua Bahasa merupaka salah sau saraa komuikasi yag diguaka mausia dalam kehidupa sehari-hari. Pegguaa bahasa yag baik erliha dari pegguaa kalima-kalima yag efekif, yaiu kalima-kalima yag dapa meyampaika pesa aau iformasi secara epa (Sugoo, 1997:21). Kehidupa seorag siswa idak dapa dipisahka dari bahasa, karea bahasa merupaka ala aau saraa komuikasi. Siswa dalam megugkapka imajiasi da gagasa megguaka bahasa. Melalui bahasa, siswa belajar eag ligkuga. Seorag siswa memperoleh bahasa melalui pergaula sehari-hari dega keluarga da ligkugaya. Siswa yag sehari-hari di rumah da di ligkuga masyarakaya megguaka bahasa Idoesia, eu aka lebih mempuyai kemugkia uuk lebih berhasil dalam pelajara bahasa Idoesia. Siswa juga aka lebih berhasil dalam pelajara bahasa Idoesia apabila orag-orag yag erliba dalam ligkuga sekolah dalam percakapa sehari-hari megguaka bahasa Idoesia. Bahasa sebagai saraa komuikasi da saraa akivias kehidupa di dalam masyaraka dipegaruhi oleh fakor-fakor sosial, yaiu fakor yag berhubuga da dilaarbelakagi oleh aa susua masyaraka seempa aau saus sosial masyaraka (Suwio, 1983:120). Saus sosial masyaraka saga beragam beukya, di aaraya saus sosial masyaraka pegawai, pedagag, da peai. Adaya fakor sosial ersebu, bahasa yag diguaka oleh kelompok saus sosial masyaraka pegawai, pedagag, da peai diprediksi memiliki perbedaa. Dalam peeliia ii yag aka dielii adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar (SD). Siswa Kelas VI SD merupaka siswa dega igkaa eriggi dalam sekolah dasar, da diaggap lebih bayak medapaka pegeahua eag

2 pelajara bahasa Idoesia bila dibadigka dega siswa lai yag meduduki kelas di bawah Kelas VI. Peeliia ii dilakuka uuk meambah wawasa da pegeahua siswa Kelas VI eag bahasa Idoesia. MIMA III Mifahul Ulum, secara geografis berada di Desa Gumelar, Kecamaa Balug, Kabupae Jember. Keadaaa sosial siswa dega laar belakag keluarga raa-raa bermaa pecaharia buruh ai, pedagag da selebihya sebagai pegawai di isasi pemeriaha. Di Desa Gumelar, masyarakaya raa-raa megguaka bahasa Madura da bahasa Jawa. Di rumah siswa berkomuikasi dega orag ua, keraba da aggoa masyaraka yag lai juga megguaka bahasa Madura da bahasa Jawa. Siuasi di sekolah juga meujukka hal yag sama. Pada saa peelii megamai siswa di MIMA III Mifahul Ulum, Gumelar, Balug, bayak diemuka dalam berkomuikasi dega guru, siswa megguaka bahasa Jawa da bahasa Madura. Begiu juga dega guru, saa berkomuikasi dega siswa guru megguaka bahasa Madura da bahasa Jawa. Baha bacaa di sekolah kurag memadai sehigga kemampua membaca siswa kurag da di rumah siswa pada umumya idak memiliki baha bacaa, haya sediki yag mempuyai baha bacaa da iu pu diperoleh idak secara berlaggaa. Tujua peeliia ii memperoleh deskripsi objekif eag kemampua pegguaa kalima uggal da kalima majemuk pada karaga siswa Kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, Balug, Jember da medeskripsika fakor yag mempegaruhi kemampua pegguaa kalima uggal da kalima majemuk pada karaga siswa Kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, Balug, Jember. Meode Peeliia Meode adalah cara kerja yag bersisem uuk memudahka pelaksaaa suau kegiaa gua mecapai ujua yag diemuka Djajasudarma (1993:57). Dalam peeliia ii diguaka iga ahap peeliia, yaiu: 1) ahap peyediaa daa, 2) ahap aalisis daa, da 3) ahap peyajia hasil aalisis daa. Meuru Sudaryao (1993:131) meode peyediaa daa adalah peyediaa daa yag bear-bear daa, peyediaa daa yag erjami sepeuhya kesahihaya. Peyediaa daa harus dilaksaaka secara sisemais agar daa yag diperoleh releva dega permasalaha yag hedak dijawab. Meode yag diguaka dalam ahap peyediaa daa, yaiu meode simak da meode cakap. Meode simak diguaka uuk memperoleh daa berupa hasil pegguaa kalima pada karaga yag elah dibua oleh siswa. Meuru Sudaryao (1993: ), disebu meode simak aau peyimaka karea memag berupa peyimaka yag dilakuka dega meyimak pegguaa bahasa. Jadi, peelii idak erliba lagsug pada saa iforma meghasilka kalima-kalima uggal bahasa Idoesia yag aka diguaka sebagai daa dalam peeliia ii. Meode cakap diguaka uuk megeahui fakor-fakor yag mempegaruhi kemampua pegguaa kalima pada karaga siswa. Meuru Sudaryao (1993:137) meode cakap adalah meode yag berupa percakapa da erjadi koak aara peelii dega peuur selaku arasumber. Tahap yag kedua adalah ahap aalisis daa. Tahap aalisis daa dalam peeliia ii ada dua, yaiu aalisis kuaiaif da aalisis kualiaif. Aalisis daa kuaiaif di guaka uuk meghiug kalima salah da kalima bear dega megguaka rumus yag sudah dieuka, Koejaraigra (1997:253) meyaaka bahwa, jika ciri-ciri dari suau faka sosial dapa diilai dega agka, ciri-ciri esebu diamaka daa kuaiaif. Melalui aalisis daa kuaiaif, peeliia ii dilaksaaka dega beberapa lagkah sebagai beriku. a. Daa yag elah diperoleh dari iforma aau subjek peeliia berupa daa pegguaa kalima bahasa Idoesia. Seelah iu, daa ersebu diseleksi dikelompokka berdasarka jeis kalima, yaiu kalima uggal da kalima majemuk. b. Daa yag elah dikelompokka kemudia diilai. Peilaia dilakuka erhadap seiap klausa yag diilai dari segi kelegkapa srukur kalima da diksi. c. Meghiug jumlah ilai klausa aau kalima yag bear da salah, dega megguaka rumus: Meghiug kalima yag bear megguaka rumus: R= X Y X 100% Keeraga: R= persease pegguaa klausa aau kalima yag bear X= klausa aau kalima yag bear Y= jumlah seluruh klausa Meghiug kalima yag salah megguaka rumus: R= X Y X 100% Keeraga: R= persease pegguaa klausa aau kalima yag salah X= klausa aau kalima yag salah Y= jumlah seluruh klausa Aalisis kualiaif diguaka uuk meafsirka agka-agka ilai pegguaa kalima pada karaga siswa. Arikuo (2006:239) meyaaka bahwa daa kuaiaif adalah daa yag berupa kaa-kaa aau kalima yag dipisahpisahka meuru kaegori uuk memperoleh kesimpula da buka berupa agka-agka. Tahap erakhir dalam peeliia ii adalah ahap peyajia hasil aalisis daa. Meode peyajia hasil aalisis daa ada dua, yaiu meode formal da meode iformal. Meode formal diguaka uuk memaparka hasil aalisis daa dega cara meghiug kalima salah da kalima bear, sedagka meode iformal diguaka uuk memaparka hasil ilai pegguaa kalima dalam beuk abel. Daa merupaka baha yag diolah dalam suau peeliia. Sudaryao (1993:3) meyaaka bahwa daa merupaka baha jadi dari pemiliha da pemilaha aeka macam uura. Daa yag diguaka dalam peeliia ii ada dua yaiu daa primer da daa sekuder. Daa primer dalam peeliia ii berupa karaga bebas bahasa Idoesia siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, sedagka daa sekuder dalam peeliia ii berupa iformasi dari iforma peujag megeai laar belakag saus sosial orag ua siswa. Sumber daa meuru Arikuo (2006:129) adalah subjek darimaa daa diperoleh. sumber daa dalam peeliia ii adalah siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar. Populasi adalah keseluruha jumlah idividu yag diguaka sebagai objek peeliia. Arikuo (2006:130)

3 meyaaka bahwa populasi merupaka keseluruha objek peeliia. Populasi dalam peeliia ii adalah semua siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, Balug yag berjumlah 21 siswa. siswa ersebu sekaligus dijadika peelii sebagai sampel da subjek peeliia yag aka diaalisis uuk memperkua hasil yag aka diperoleh. Hasil da Pembahasa 1. Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Bahasa Idoesia Peeliia kemampua pegguaa kalima merupaka salah sau beuk usaha yag dapa dilakuka uuk megkaji pegguaa bahasa, ermasuk bahasa dalam karaga siswa. Karaga yag baik haruslah megadug kalima yag mudah dimegeri da idak meimbulka salah paham bagi pembaca. Agar karaga mudah dipahami secara cepa da epa, maka karaga ersebu harus megguaka srukur kalima yag epa, yaiu kalima yag memeuhi kelegkapa pada srukur kalima yag erdiri aas subjek (S), predika (P), boleh diambah Objek (O), da keeraga (K). Pada subbab ii diuraika hasil pegguaa kalima uggal, da kalima majemuk (seara, berigka, da campura) yag bear yag diilai dari segi srukur kalimaya. Hasil aalisis kalima dari Pegguaa Pada Karaga Siswa Kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, Balug, Jember sebagai beriku. yag bear harus memeuhi krieria-krieria sebagai beriku: a. piliha kaa yag epa, da b. memeuhi kelegkapa pada srukur kalima, yag erdiri aas subjek (S), predika (P), boleh diambah Objek (O), da keeraga (Ke.) Hasil peghiugaya seperi yag eruag pada Tabel 1.1 beriku. Tabel 1.1 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal Bear % Salah % Ifo Ifo Ifo ,7 2 14,3 Ifo ,8 2 22,2 Ifo Ifo ,7 1 8,3 Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo Ifo ,7 1 14,3 Ifo ,5 5 62,5 Ifo ,8 2 22,2 Ifo ,7 1 33, , ,2 Tabel 1.1 megemukaka peghiuga hasil rekapiulasi kemampua pegguaa kalima uggal bahasa Idoesia seluruh iforma. Kolom iforma berisi jumlah iforma mulai dari iforma Kolom jumlah kalima, berisi jumlah kalima uggal yag erdapa pada keseluruha hasil pegguaa kalima bahasa Idoesia yag diperoleh dari hasil karaga seiap iforma. Kolom hasil peilaia bear berisi jumlah kalima uggal yag bear dari seiap iforma, kolom hasil peilaia salah berisi jumlah kalima uggal yag salah yag dihasilka dari seiap iforma. Kolom persease (%) merupaka hasil perhiuga kalima salah da kalima bear yag kemudia diperseasika dega megguaka rumus yag sudah dieuka. Dari abel 1.1 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima uggal pada masig-masig iforma. Cooh iforma (1), meghasilka 9 kalima uggal. Dari 9 kalima uggal ersebu, 9 kalima (100%) merupaka kalima uggal yag bear da 0 kalima (0%) merupaka kalima uggal yag salah. Ariya idak ada kalima uggal yag salah. Tabel 1.2 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Majemuk Bear % Salah % Ifo ,1 5 11,9 Ifo Ifo ,7 4 9,3 Ifo ,2 1 2,8 Ifo ,6 6 21,4 Ifo ,7 3 14,3 Ifo ,1 4 12,9 Ifo ,9 2 11,1 Ifo ,3 6 17,7 Ifo ,9 5 15,1 Ifo ,5 7 19,5 Ifo ,4 7 20,6 Ifo ,9 5 16,1 Ifo ,1 7 26,9 Ifo ,3 3 10,7 Ifo ,6 4 11,4 Ifo Ifo ,5 5 18,5 Ifo ,7 2 8,3 Ifo ,2 7 31,8 Ifo ,9 5 15, , ,6 Tabel 1.2 megemukaka peghiuga hasil rekapiulasi kemampua pegguaa kalima majemuk (seara, berigka, campura) bahasa Idoesia seluruh iforma. Kolom iforma berisi jumlah iforma mulai dari iforma Kolom jumlah klausa berisi jumlah klausa yag erdapa pada keseluruha kalima majemuk (seara, berigka, campura) yag diperoleh dari karaga seiap

4 iforma. Kolom jumlah kalima, berisi jumlah kalima majemuk (seara, berigka, campura) yag erdapa pada keseluruha hasil pegguaa kalima majemuk (seara, berigka, campura) bahasa Idoesia yag diperoleh dari hasil karaga seiap iforma. Kolom hasil peilaia bear berisi jumlah klausa yag bear dari kalima majemuk (seara, berigka, campura) yag bear, kolom hasil peilaia salah berisi jumlah klausa yag salah dari kalima majemuk (seara, berigka, campura) yag salah, yag dihasilka dari karaga seiap iforma. Kolom persease (%) merupaka hasil perhiuga klausa salah da klausa bear yag kemudia diperseasika dega megguaka rumus yag sudah dieuka. Dari abel 1.2 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima majemuk (seara, berigka, campura) pada masigmasig iforma. Cooh iforma (1), meghasilka 23 kalima majemuk (seara, berigka, campura) da jumlah klausaya adalah 42 klausa. Dari 42 klausa ersebu, 37 klausa (88,1%) merupaka klausa yag bear da 5 klausa (11,9) merupaka klausa yag salah. Tabel 1.3 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal da Majemuk Bear % Salah % Ifo ,2 5 9,8 Ifo ,7 4 10,3 Ifo ,5 6 10,5 Ifo ,7 Ifo ,8 7 21,2 Ifo ,9 4 12,1 Ifo ,3 6 16,7 Ifo ,4 3 13,6 Ifo Ifo ,1 7 18,9 Ifo , ,9 Ifo ,5 8 20,5 Ifo , ,6 Ifo ,8 8 22,2 Ifo ,3 6 17,6 Ifo , ,5 Ifo ,3 6 20,7 Ifo ,8 6 32,2 Ifo ,1 7 21,9 Ifo , 9 29,9 Ifo ,3 6 16, Tabel 1.3 megemukaka peghiuga hasil rekapiulasi kemampua pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura) bahasa Idoesia seluruh iforma. Dari abel 1.3 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura) pada masig-masig iforma. Cooh iforma (1), meghasilka 32 kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 51 klausa. Dari 51 klausa ersebu, 46 klausa (90,2%) merupaka klausa yag bear da 5 (9,8%%) klausa merupaka klausa yag salah. Tabel 1.4 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal da Majemuk pada Kelompok yag Orag Tuaya Bekerja sebagai Peai. Bear % Salah % Ifo , ,9 Ifo ,5 8 20,5 Ifo , ,6 Ifo ,8 8 22,2 Ifo ,3 6 17,6 Ifo , ,5 Ifo ,3 6 20,7 Ifo ,8 6 32,2 Ifo ,1 7 21,9 Ifo , 9 29,9 Ifo ,3 6 16, , ,4 Tabel 1.4 megemukaka hasil perhiuga kemampua pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, da campura) pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai. Dari abel 1.4 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura) pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai. Cooh iforma (11), meghasilka 27 kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 46 klausa. Dari 46 klausa yag dihasilka oleh iforma (11), 35 klausa (76,1%) merupaka klausa yag bear, 11 klausa (23,9%) merupaka klausa yag salah. Tabel 1.5 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal da Majemuk pada Kelompok yag Orag Tuaya Bekerja sebagai Pedagag. Bear % Salah % Ifo ,9 4 12,1 Ifo ,3 6 16,7 Ifo ,4 3 13,6 Ifo Ifo ,1 7 18, , ,7 Tabel 1.5 megemukaka hasil perhiuga kemampua pegguaa kalima uggal da majemuk (seara, berigka, da campura) pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag. Dari abel 1.5 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura) pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag. Cooh iforma (6), meghasilka 21 kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 33 klausa. Dari 33 klausa pada iforma (6), 29 klausa (87,9%) merupaka klausa yag bear, 4 klausa (12,1%) merupaka klausa yag salah.

5 Tabel 1.6 Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal da Majemuk pada Kelompok yag Orag Tuaya Bekerja sebagai Pegawai. Bear % Salah % Ifo ,2 5 9,8 Ifo ,7 4 10,3 Ifo ,5 6 10,5 Ifo ,7 Ifo ,8 7 21, , ,1 Tabel 1.6 megemukaka hasil perhiuga kemampua pegguaa kalima uggal da majemuk (seara, berigka, da campura) pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai. Dari abel 1.6 di aas, dapa dikeahui hasil pegguaa kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura) pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai. Cooh iforma (1), meghasilka 32 kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 51 klausa. Dari 46 klausa pada iforma (1), 46 klausa (90,2%) merupaka klausa yag bear, 5 klausa (9,8%) merupaka klausa yag salah. Tabel 1.7 Perbadiga Peghiuga Hasil Rekapiulasi Kemampua Pegguaa Tuggal da Majemuk Aarkelompok. Bear % Salah % Ifo ,2 5 9,8 Ifo ,7 4 10,3 Ifo ,5 6 10, Tabel 1.7 berisi perbadiga hasil peghiuga kemampua pegguaa kalima aar iforma, yaki: peai, pedagag, da pegawai. kolom jumlah klausa, jumlah kalima, da hasil peilaia berisi agka dari jumlah hasil peghiuga pada abel 1.4 (uuk kelompok iforma peai), abel 1.5 (uuk kelompok iforma pedagag), da abel 1.6 (uuk kelompok iforma pegawai). abel 1.7 meujukka perbedaa iu adalah kelompok iforma peai memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag redah (bear 77,6%, salah 22,4%), dibadigka dega siswa yag orag uaya bersaus sosial pedagag da pegawai. Kelompok iforma pedagag memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag lebih iggi (bear 83,3%, salah 16,7%), dibadigka dega siswa yag orag uaya bersaus sosial sebagai peai. Kelompok iforma pegawai memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag palig iggi (bear 88,9%, salah 11,1%), dibadigka dega siswa yag orag uaya bersaus sosial sebagai peai da pedagag. 1. Kesalaha dalam Megguaka Tuggal da Majemuk Bahasa Idoesia Pada subbab ii diuraika hasil aalisis kesalaha siswa dalam pegguaa Tuggal da Majemuk Bahasa Idoesia yag diilai dari segi srukur kalima da piliha kaa yag epa. Kesalaha yag diilai dari segi srukur kalima yaiu kalima yag idak bersubjek, da kesalaha dalam beuk diksi yaiu: 1) pegguaa kaa yag berasal dari bahasa daerah, 2) kesalaha pegguaa kaa sama, 3) peghilaga prefiks men-, 4) peghilaga prefiks ber-, 5) pegguaa preposisi yag idak epa, da 6) pegguaa kaa yag berlebiha aau mubazir. Beriku dikemukaka hasil kesalaha dalam megguaka kalima uggal da kalima majemuk bahasa Idoesia pada siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar, Balug. A. Tidak Bersubjek iu palig sediki erdiri aas sau subjek da sau predika. yag idak mempuyai subjek aka meyebabka kalima ersebu mejadi kalima yag racu da idak dapa dipahami maksudya. idak bersubjek diemuka pada daa beriku ii. 1. pergi libura ke rumah eek 2. pergi ke paai Paseba Pada daa di ersebu diemuka kesalaha karea daa di ersebu idak mempuyai subjek. Subjek dapa diideifikasi dega cara meayaka dega kalima aya apa yag aau siapa yag. Jika kalima aya ersebu diajuka uuk daa pergi libura ke rumah eek, maksudya mejadi kalima aya siapa yag pergi libura ke rumah eek, jawaba dari kalima aya pada daa pergi ke rumah eek idak ada. Agar daa pergi libura ke rumah eek memiliki jawaba aas perayaa di aas, daa pergi libura ke rumah eek diubah mejadi saya pergi libura ke rumah eek. Jika kalima Taya ersebu diajuka pada daa saya pergi libura ke rumah eek, jawabaya aka mejadi jelas, yaiu saya. Pada daa saya pergi libura ke rumah eek, saya sebagai subjek, pergi sebagai predika, libura sebagai objek, da ke rumah eek sebagai keeraga empa. pada daadaa ersebu idak mempuyai subjek, sehigga pada kalima di aas aka meimbulka perayaa sera idak jelas makaya. Oleh kerea iu, perlu diambahka subjek aau pelaku pada kalima-kalima di aas agar idak ada lagi perayaa dalam kalima ersebu sera makaya mejadi jelas, misalya: Saya, da Vira. Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (1.a) Saya pergi libura ke rumah eek (2.a) Vira pergi ke paai Paseba A. Pegguaa Kaa yag Berasal dari Bahasa Daerah Pegguaa kaa yag berasal dari bahasa daerah diemuka pada daa beriku ii. 1. Besok aku umpak sepeda ke sekolah 2. Aku bermecar ke arah bara da Adikku ke arah imur Pada (3) pegguaa kaa yag berasal dari bahasa daerah, yaiu diadai dega pegguaa kaa umpak. Kaa umpak merupaka kaa yag berasal dari bahasa Jawa yag ariya megedarai. Dalam bahasa Idoesia, kaa umpak disebu dega megedarai. Dega demikia, pegguaa

6 kaa umpak pada daa (3) digai dega kaa megedarai kerea sesuai dega kalima bahasa Idoesia. Pada daa (4), diemuka peguaa kaa yag berasal dari bahasa daerah, yaiu dega pegguaa kaa bermecar. Kaa bermecar berasal dari kaa dasar mecar yag kemudia medapa prefiks ber- mejadi bermecar. Kaa mecar merupaka kaa bahasa Jawa yag ariya berpisah. Sehigga dapa disimpulka bahwa beuk dasar mecar dalam kaa bermecar pada daa (4) merupaka kaa yag berasal dari bahasa jawa. Agar kalima pada daa (4) sesuai dega kalima bahasa Idoesia, maka pegguaa kaa bermecar digai dega kaa berpecar. Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (3.a) Besok aku megedarai sepeda ke sekolah (4.a) Aku berpecar ke arah bara da Adikku ke arah imur A. Kesalaha Pegguaa Kaa sama Kesalaha pegguaa kaa sama diemuka pada daa beriku ii. 1. Aku sama Vivi mai ayua 2. Aku pergi sama ibu ke oko peralaa sekolah 3. Aku dibelika as da sepau sama ibuku 4. Aku duduk sama Icha Pegguaa kaa sama pada daa (5) di aas, idak epa. Kaa sama merupaka jeis kaa sifa yag bermaka serupa, idak berbeda, aau idak berlaia. Semeara pada daa di aas, kaa sama difugsika sebagai kaa peghubug yag meyaaka gabuga. Berdasarka kaidah bahasa Idoesia, kaa peghubug yag dapa diguaka uuk meyaaka gabuga adalah kaa peghubug da. Oleh karea iu, kaa sama digai dega kaa peghubug da. Pegguaa kaa sama pada daa (6) di aas, idak epa. Maksud kalima pada daa di aas adalah aku aau subjek pergi ke oko bersama dega ibu. Sedagka kaa sama ariya serupa, idak berbeda, aau idak berlaia. Bersama ariya bersamaa, sereak. Jadi, kaa yag epa adalah bersama. Dari pejelasa di aas, maka kaa sama digai dega kaa bersama. Pada daa (7) pegguaa kaa sama idak epa. Seharusya,peguaa kaa peghubug yag lebih epa adalah kaa peghubug oleh. Kaa sama merupaka jeis kaa sifa yag bermaka serupa, idak berbeda, aau idak berlaia, sedagka kaa oleh merupaka kaa peghubug uuk meadai pelaku. Dega demikia, pegguaa kaa oleh lebih epa dari pada pegguaa kaa sama. Pegguaa kaa sama pada daa (8) di aas, idak epa. Kaa sama merupaka jeis kaa sifa yag bermaka serupa, idak berbeda, aau idak berlaia. Semeara pada daa di aas, kaa sama difugsika sebagai kaa peghubug yag meyaaka gabuga. Berdasarka kaidah bahasa Idoesia, kaa peghubug yag dapa diguaka uuk meyaaka gabuga adalah kaa peghubug dega. Oleh karea iu, kaa sama digai dega kaa peghubug dega. Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (5.a) Aku da Vivi bermai ayua (6.a) Aku pergi bersama ibu ke oko peralaa sekolah (7.a) Aku dibelika as da sepau oleh ibuku (8.a) Aku duduk dega Icha A. Peghilaga Prefiks men- Dalam pembeuka kaa, Prefiks men- megalami perubaha beuk sesuai dega kodisi morfem yag megikuiya. Prefiks men- dapa berubah mejadi me-, mem-, mey-, meg-, da mege-. Peghilaga prefiks menyag diemuka dalam daa beriku ii, yaiu peghilaga prefiks mem-, da me-. Hal ersebu dapa diamai pada daa beriku ii. 1. Aku beli buku iga biji da pesil dua biji 2. Aku beli gula pasir uuk bua kue 3. Ayah da omku macig ika di sugai 4. Di rumah, eekku masak sayur-sayura 5. Aku degar pegumuma dari kepala sekolahku Pada daa (9), kaa beli seharusya diambahka prefiks mem-, mejadi membeli. Pegguaa kaa beli pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa beli pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa beli pada daa di aas, di ambah prefiks mem- mejadi membeli. Kaa membeli merupaka kaa kerja akif rasiif, yaiu kaa kerja akif yag memerluka objek. Kesalaha serupa juga erjadi pada daa (10). Pada daa (10), kaa bua seharusya diambahka prefiks mem-, mejadi membua. Pegguaa kaa bua pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa bua pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa bua pada daa di aas, di ambah prefiks mem- mejadi membua. Kaa membua merupaka kaa kerja akif rasiif, yaiu kaa kerja akif yag memerluka objek. Maksud dari kalima pada daa (10) di aas adalah membua aau megolah makaa. Jadi, pegguaa kaa membua lebih epa. Pada daa (11), kaa macig seharusya diambahka prefiks me-, mejadi memacig. Pegguaa kaa macig pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa macig pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa macig pada daa di aas, di ambah prefiks me- mejadi memacig. Kaa memacig merupaka kaa kerja akif rasiif, yaiu kaa kerja akif yag memerluka objek. Pada daa (12), kaa masak seharusya di ambah dega prefiks me- mejadi. Ari kaa masak adalah sudah ua da sampai wakuya uuk di peik, di maka da sebagaiya. Sedagka maksud dari kalima pada daa (12) di aas adalah membua aau megolah makaa. Jadi, pegguaa kaa masak lebih epa. Pada daa (13), kaa degar seharusya diambahka prefiks me-, mejadi medegar. Pegguaa kaa degar pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa degar pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa degar pada daa di aas, di ambah prefiks me- mejadi medegar. Kaa medegar merupaka kaa kerja akif rasiif, yaiu kaa kerja akif yag memerluka objek. Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (9.a) Aku membeli buku iga biji da pesil dua biji

7 (10.a) Aku membeli gula pasir uuk membua kue (11.a) Ayah da omku memacig ika di sugai (12.a) Di rumah, eekku memasak sayursayura (13.a) Aku medegar pegumuma dari kepala sekolahku A. Peghilaga Prefiks ber- Peghilaga prefiks ber- diemuka pada daa beriku ii. 1. Lalu aku mai pasir, api aku idak madi karea ombakya saga besar 2. Aku lari megejar moye iu 3. Aku lagsug reag sama adikku Pada daa (14), kaa mai seharusya diambahka prefiks ber-, mejadi bermai. Pegguaa kaa mai pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa mai pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa mai pada daa di aas, di ambah prefiks ber- mejadi bermai. Pada daa (15), kaa lari seharusya diambahka prefiks ber-, mejadi berlari. Pegguaa kaa lari pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa lari pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa lari pada daa di aas, di ambah prefiks ber- mejadi berlari. Pada daa (16), kaa reag seharusya diambahka prefiks ber-, mejadi bereag. Pegguaa kaa reag pada kalima di aas merupaka kaa yag idak baku. Kaa reag pada daa ersebu meyaaka kalima akif. akif harus mempuyai predika kaa kerja akif yag ciri predikaya berawala men- aau ber-. Jadi, kaa reag pada daa di aas, di ambah prefiks ber- mejadi bereag Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (14.a) Lalu aku bermai pasir, api aku idak madi karea ombakya saga besar (15.a) Aku berlari megejar moye iu (16.a) Aku lagsug bereag bersama adikku A. Pegguaa Preposisi yag Tidak Tepa Pegguaa preposisi di- da ke- serig diperukarka. Pegguaa preposisi yag idak epa erjadi pada frasa preposisioal yag meyaaka empa da ujua. Beriku ii adalah daa yag meujukka pegguaa preposisi yag idak epa. 1. Saa libura, Saya pergi di kolam reag 2. Aku da adikku pergi libura di kolam reag Pada daa (17) diemuka kesalaha frasa, yaiu pegguaa preposisi yag idak epa, yaiu pada frasa di kolam reag. Preposisi di- pada frasa di kolam reag meyaaka empa erjadiya perisiwa, idaka, da keadaa yag erjadi. Semeara iu, maksud kalima di aas adalah saya aau subjek pergi meuju kolam reag. Dega demikia, peguaa preposisi di- aka lebih epa apabila digai dega preposisi ke- yag bermaka empa yag diuju dari perbuaa aau idaka ya dilakuka. Kesalaha serupa juga erjadi pada daa (18). Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (17.a) Saa libura, Saya pergi ke kolam reag (18.a) Aku da adikku pergi libura ke kolam reag A. Pegguaa Usur yag Berlebiha aau Mubazir Peguaa usur yag berlebiha aau mubazir diemuka pada daa beriku ii. 1. Adikku saga seag sekali meliha karaval iu 2. Disaa saga ramai da saya saga puas sekali bereag Pada daa (19) di aas, pegguaa usur yag berlebiha diemuka pada frasa saga seag sekali. Frasa saga seag sekali erbeuk dari gabuga kaa saga da seag sekali. Pegguaa kaa saga da sekali memiliki persamaa maka yaiu meyaaka sesuau yag lebih. Apabila kaa saga da kaa sekali dilekaka pada kaa sifa, maka kaa sifa ersebu mempuyai maka lebih dari yag disifakaya iu. Jadi, pegguaa kaa saga da sekali cukup diulis saga seag aau seag sekali. Kesalaha serupa juga erjadi pada daa (20). Berdasarka uraia di aas, aleraif perbaika kesalaha pada daa di aas adalah sebagai beriku. (19.a) Adikku saga seag meliha karaval. Aau Adikku seag sekali meliha karaval. (20.a) Disaa saga ramai da saya saga puas bereag. Aau Disaa saga ramai da saya puas sekali bereag. 1. Fakor-fakor yag Mempegaruhi Kemampua Pegguaa pada Karaga Siswa Kemampua pegguaa kalima uggal da kalima majemuk siswa kelas VI MIMA III Miahul Ulum Gumelar, Balug disebabka oleh beberapa fakor, yaiu: 1) fasilias yag ersedia di rumah, 2) pegguaa bahasa di luar ligkuga sekolah, 3) pera orag ua erhadap proses belajar aak, da 4) pegaruh gemar membaca erhadap pegeahua siswa. A. Fakor Fasilias yag Tersedia di Rumah Fasilias pedukug pegguaa bahasa Idoesia yag ersedia dirumah siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai saga erbaas, hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa siswa yag memiliki TV sebayak 11 siswa, Radio 7 siswa, HP 10 siswa, Sura Kabar 0 siswa, Iere 0 siswa da 5 siswa yag kadag-kadag membeli baacaa lai. Keerbaasa fasilias pedukug pegguaa bahasa Idoesia yag dimiliki siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai ersebu dapa meyebabka kuragya pegguaa kalima bahasa Idoesia karea siswa haya berbahasa Idoesia waku proses belajar megajar saja selebihya keika berada diluar kelas, di ligkuga barmai da di rumah mereka idak dapa belajar bahasa Idoesia. Sehigga siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai mempuyai kemampua pegguaa kalima bahasa Idoesia yag erbaas. Fasilias pedukug pegguaa bahasa Idoesia yag ersedia di rumah siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag lebih bayak dari pada fasilias yag ersedia di rumah siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai. Hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa siswa yag memiliki TV sebayak 5 siswa, Radio 3 siswa, HP 5 siswa, Sura Kabar 0 siswa,

8 Iere 2 siswa da 5 siswa yag kadag-kadag membeli bacaa lai. Fasilias ersebu dapa membau siswa dalam proses belajar bahasa Idoesia dalam kelas, siswa juga dapa meambah perbedaharaa kaa dega memafaaka fasilias yag ada di rumah. Sehigga siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag mempuyai kemampua pegguaa kalima bahasa Idoesia lebih iggi dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai. Fasilias pedukug pegguaa bahasa Idoesia yag ersedia di rumah siswa yag orag uaya bekerja sebagai pegawai lebih bayak da lebih legkap daripada fasilias yag ersedia di rumah siswa yag orag uaya bekera sebagai peai da pedagag. Hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa siswa yag memiliki TV sebayak 5 siswa, Radio 5 siswa, HP 5 siswa, Sura Kabar 1 siswa, Iere 2 siswa, da 5 siswa yag kadag-kadag membeli baacaa lai. Bayakya fasilias pedukug pegguaa bahasa Idoesia di rumah siswa yag orag uaya bekerja sebagai pegawai dapa membua siswa ersebu mempuyai perbedaharaa kaa yag lebih bayak, karea mereka serig meoo TV, membaca sura kabar aau buku bacaa lai, medegarka radio da berelepo megguaka bahasa Idoesia. Hal ii berpegaruh erhadap proses pegguaa bahasa Idoesia, sehigga kemampua pegguaa bahasa Idoesia mereka lebih iggi dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai da pedagag. Sesuai dega hasil peeliia ala-ala komuikasi yag dimiliki lebih bayak kepada elevisi da Had Phoe, uuk sura kabar da bacaa lai siswa jarag megguakaya karea mereka merasa lebih cukup meliha ayaga elevisi. Pada siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag aau pegawai mereka idak haya megguaka ala-ala komuikasi seperi elevisi da Had- Phoe eapi mereka juga megguaka iere, sura kabar aau bacaa lai. Keadaa ii yag dapa mempegaruhi pegguaa bahasa Idoesia, khususya membua kalima dalam bahasa Idoesia siswa. Bayakya ala-ala komuikasi yag diguaka meyebabka aak lebih serig medegarka iformasi melalui bahasa Idoesia. Hal ii dapa mempegaruhi pegguaa bahasa Idoesia siswa dalam membua kalima bahasa Idoesia. Keadaa ii dapa dikeahui dari sedikiya kesalaha yag dilakuka oleh siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar Balug yag mempuyai laar belakag pekerjaa orag ua sebagai pedagag da pegawai dalam membua kalima uggal, kalima majemuk seara, kalima majemuk berigka, da kalima majemuk campura dalam bahasa Idoesia. Dari peryaaa ersebu dikeahui bahwa ala-ala komuikasi dapa mempegaruhi perbedaharaa bahasa Idoesia siswa dalam membua kalima. B. Fakor Pegguaa Bahasa Idoesia di Luar Ligkuga Sekolah Pemakaia bahasa Idoesia diluar ligkuga sekolah pada siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai saga redah, dalam komuikasi sehari-hari mereka idak perah megguaka bahasa Idoesia. Mereka lebih serig megguaka bahasa Jawa da bahasa Madura, baik dega ema sebayaya maupu dega orag yag lebih ua. Berkomuikasi megguaka bahasa Idoesia bercampur bahasa Jawa aau bahasa Madura dilakuka oleh siswa saa berada di dalam kelas aau saa kegiaa belajar. Hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa 8 siswa idak perah megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari, 3 siswa jarag megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari da 0 siswa aau idak ada siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai yag serig da selalu megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag jarag meguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari. Dega orag ua da orag yag lebih ua, mereka megguaka bahasa Jawa da pula megguaka bahasa Idoesia, dega ema sebaya mereka megguaka bahasa Jawa. Hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa 4 siswajarag megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari,1 siswa serig megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari, 0 siswa (idak ada siswa) yag selalu megguaka bahasa Idoesia dalam kehidupa sehari-hari da 0 siswa (idak ada siswa) yag idak perah megguaka bahasa Idoesia dalam kehidupa sehari-hari. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai pegawai dalam komuikasi sehari-hari serig megguaka bahasa Idoesia. Hal ersebu dapa dikeahui dari hasil peeliia yag meujukka bahwa 2 siswa jarag megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari, 3 siswa serig megguaka bahasa Idoesia dalam komuikasi sehari-hari, 0 siswa (idak ada siswa) yag selalu megguaka bahasa Idoesia dalam kehidupa sehari-hari da 0 siswa (idak ada siswa) yag idak perah megguaka bahasa Idoesia dalam kehidupa sehari-hari. Dega demikia, serigya pegguaa bahasa Idoesia di luar ligkuga sekolah aau dalam kehidupa sehari-hari dapa meyebabka siswa lebih meguasai bahasa Idoesia dalam membua kalima. Dari peryaaa ersebu dapa dikeahui bahwa fakor pegguaa bahasa Idoesia di luar sekolah berpegaruh pada pegguaa bahasa Idoesia dalam membua kalima siswa. Pegguaa bahasa perama pada siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar Balug yaiu bahasa Madura da bahasa Jawa mempuyai pegaruh erhadap pegguaa bahasa Idoesia dalam membua kalima pada siswa. C. Fakor Pera Orag Tua erhadap Proses Belajar Aak Keerlibaa orag ua dari iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai erhadap proses belajar aakya yag cederug memarahi da meyuruh belajar jika aakya idak belajar, yaiu sebayak 6 orag ua. Orag ua yag memarahi, meyuruh, kemudia meemai aakya sebayak 2 orag ua. Orag ua yag membiarka jika aakya idak belajar yaiu 3 orag ua. Dega demikia, dapa berari bahwa orag ua siswa yag bekerja sebagai peai kurag memperhaika erhadap pedidika aak-aakya, da aak diuu uuk membau pekerjaa orag uaya, hal iilah yag membua kesempaa mereka uuk belajar mejadi saga kurag. Orag ua pada iforma pedagag cederug memarahi da meyuruh belajar jika aakya idak belajar, yaiu sebayak 3 orag ua. Orag ua yag memarahi, meyuruh, kemudia meemai aakya sebayak 2 orag ua, da 0 orag ua (idak ada orag ua) yag membiarka aakya jika aakya idak belajar. Ariya orag ua siswa yag bekerja sebagai pedagag lebih memperhaika proses

9 belajar aakya daripada orag ua siswa yag bekerja sebagai peai. Orag ua pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai cederug memarahi da meyuruh belajar jika aakya idak belajar, yaiu sebayak 1 orag ua. Orag ua yag memarahi, meyuruh, kemudia meemai aakya sebayak 3 orag ua, da 1 orag ua membiarka aakya jika aakya idak belajar. Ariya orag ua siswa yag bekerja sebagai pegawai jarag memperhaika da iku berpera erhadap proses belajar aakya. D. Pegaruh Gemar Membaca erhadap Pegeahua Siswa Siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai, yag suka membaca sebayak 9 siswa da siswa yag idak suka membaca sebayak 1 siswa. Ariya hampir seluruh siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai gemar membaca. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag yag suka membaca sebayak 5 siswa da siswa yag idak suka membaca sebayak 0 siswa. Ariya, semua siswa pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag suka membaca. Siswa pada iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai yag suka da idak suka membaca. Siswa yag suka membaca sebayak 4 siswa da siswa yag idak suka membaca sebayak 1 siswa. Ariya, idak semua siswa pada iforma pegawai suka membaca. Siswa yag suka membaca, maka bayak sekali pegeahua yag aka mereka dapa. Tidak haya pegeahua yag mereka dapa dari sekolah, pegeahua dari luar sekolah pu aka mereka dapaka. Jika siswa suka membaca, siswa ersebu juga suka belajar, karea belajar adalah salah sau proses dari membaca. Siswa yag idak suka membaca pasi siswa ersebu aka malas belajar sehigga pegeahuaya aka lebih sediki daripada siswa yag suka membaca da belajar. Siswa yag suka membaca aka memiliki perbedaharaa kaa yag lebih bayak, hal ersebu eu dapa mempegaruhi kemampua siswa dalam membua kalima. Berdasarka hasil peeliia, iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai memiliki fakor peyebab pegguaa kalima yag palig redah, dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag da pegawai. yag orag uaya bekerja sebagai pedagag memiliki fakor peyebab pegguaa kalima yag lebih iggi, dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai. yag orag uaya bekerja sebagai pegawai memiliki fakor peyebab pegguaa kalima yag palig iggi, dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag da peai. Hal ersebu sesuai dega hasil perbadiga kemampua pegguaa kalima aariforma (liha abel 1.7) yag meujukka bahwa kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag palig redah (bear 77,6%, salah 22,4%), dibadigka dega aak yag orag uaya bersaus sosial pedagag. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag lebih iggi (bear 83,3%, salah 16,7%), dibadigka dega aak yag orag uaya bersaus sosial sebagai peai, da kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai memiliki igka kemampua pegguaa kalima yag palig iggi (bear 88,9%, salah 11,1%), dibadigka dega aak yag orag uaya bersaus sosial sebagai peai da pedagag. Kesimpula Berdasarka aalisis erhadap peguaa bahasa Idoesia siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar Balug, yag melipui: kalima uggal, kalima majemuk seara, kalima majemuk berigka, da kalima majemuk campura dapa diperoleh kesimpula sebagai beriku. Perbedaa pegguaa bahasa Idoesia aariforma yaiu kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai memiliki igka pegguaa kalima yag palig redah (bear 74,5 %, salah 25,%) dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag da pegawai. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai mampu meghasilka 230 kalima, yag erdiri aas kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 406 klausa. Dari 406 klausa pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai, 315 (77,6%) klausa merupaka klausa yag bear da 91 (22,4%) klausa merupaka klausa yag salah. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag memiliki igka pegguaa kalima yag lebih iggi (bear 83,3 %, salah 16,7%) dibadigka dega siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag mampu meghasilka 91 kalima, yag erdiri aas kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 168 klausa. Dari 168 klausa pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag, 140 (83,3%) klausa merupaka klausa yag bear da 28 (16,7%) klausa merupaka klausa yag salah. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai memiliki igka pegguaa kalima yag palig iggi (bear 88,9%, salah 11,1%), dibadigka siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag da peai. Kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai mampu meghasilka 128 kalima, yag erdiri aas kalima uggal da kalima majemuk (seara, berigka, campura), jumlah klausaya adalah 225 klausa. Dari 225 klausa pada kelompok iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai, 200 (88,9%) klausa merupaka klausa yag bear da 25 (11,1%) klausa merupaka klausa yag salah. Hasil pegguaa kalima dalam karaga siswa erdapa 7 jeis kesalaha, yaiu: 1) kalima yag idak bersubjek, 2) pegguaa kaa yag berasal dari bahasa daerah, 3) kesalaha pegguaa kaa sama, 4) peghilaga prefiks men-, 5) peghilaga prefiks ber-, 6) pegguaa preposisi yag idak epa, da 7) pegguaa kaa yag berlebiha aau mubazir. Fakor-fakor yag mempegaruhi kemampua pegguaa kalima bahasa Idoesia pada siswa kelas VI MIMA III Mifahul Ulum Gumelar Balug, melipui: 1) fasilias yag ersedia di rumah, 2) pegguaa bahasa di luar ligkuga sekolah, 3) pera orag ua erhadap proses belajar aak, da 4) pegaruh gemar membaca erhadap pegeahua siswa. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai peai sebayak 11 siswa. Meskipu iforma yag orag uaya bekerja sebagai peai memiliki fasilias yag idak legkap, iforma 15 da iforma 21 mampu medapaka ilai yag iggi dari pada iforma laiya. 15 medapa ilai 82,3 da iforma 21 medapa ilai 83,3. Hal ersebu disebabka karea orag ua mereka selalu melakuka

10 pegawasa erhadap aakya. Jika iforma ersebu idak belajar, orag ua mereka memarahi, meyuruh, da medampigi mereka belajar. ersebu juga suka membaca, siswa yag suka membaca eu juga suka belajar, karea belajar adalah salah sau proses dari membaca. Sehigga siswa yag suka membaca memiliki pegeahua bahasa Idoesia lebih bayak. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai pedagag sebayak 5 siswa. Meskipu iforma yag orag uaya bekerja sebagai pedagag memiliki fasilias yag kurag legkap, iforma 6 da iforma 8 mampu medapaka ilai yag iggi dari pada iforma laiya. 6 medapa ilai 87,9 da iforma 8 medapa ilai 86,4, karea orag ua mereka selalu melakuka pegawasa erhadap aakya. Jika iforma ersebu idak belajar, orag ua mereka memarahi, meyuruh, da medampigi mereka belajar. ersebu juga suka membaca, siswa yag suka membaca eu juga suka belajar, karea belajar adalah salah sau proses dari membaca. Sehigga siswa yag suka membaca memiliki pegeahua bahasa Idoesia lebih bayak. Selai iu, iforma ersebu selalu medegarka keika guruya medegarka suau pelajara da selalu beraya kepada guru da ema-emaya yag lebih megeri erhadap maeri yag idak dimegeri. Siswa yag orag uaya bekerja sebagai pegawai sebayak 5 siswa. Meskipu iforma yag orag uaya bekerja sebagai pegawai memiliki fasilias yag lebih legkap, 5 medapaka ilai yag redah dari pada iforma laiya. 5 medapa ilai 78,8, karea iforma ersebu idak memafaaka fasilias yag dimiliki dega baik. Tidak haya iu, iforma ersebu idak medapaka pegawasa dari orag uaya. Orag uaya membiarka jika iforma ersebu idak belajar. Selai iu, iforma ersebu idak suka membaca da iforma ersebu jarag medegarka keika guruya meeragka suau pelajara. Dafar Pusaka Arikuo, Suharsimi Prosedur Peeliia Suau Pedekaa Prakik. Jakara: Rieke Cipa. Djajasudarma, Faimah Meode Liguisik. Badug : PT.Eresco. Koejaigra Meode-meode Peeliia Masyaraka. Jakara: Gramedia. Sugoo, Dedy Berbahasa Idoesia dega Bear. Jakara: Puspaswara. Suwio Sosioliguisik, Teori da problema. Surakara: Hery Offse Solo. Sudaryao Meode da Aeka Tekik Aalisis Bahasa. Yogyakara: Dua Wacaa Uiversiy Press.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN EORI 2.1 Pegeria Peramala Peramala adalah kegiaa uuk memperkiraka apa yag aka erjadi di masa yag aka daag. Sedagka ramala adalah suau siuasi aau kodisi yag diperkiraka aka erjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Ramala pada dasarya merupaka dugaa aau perkiraa megeai erjadiya suau kejadia aau perisiwa di waku yag aka daag. Peramala merupaka sebuah ala bau yag peig dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala (orecasig) Peramala (orecasig) adalah suau kegiaa yag memperkiraka apa yag aka erjadi pada masa medaag. Peramala pejuala adalah peramala yag megkaika berbagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. . Pedahulua PENGUJIAN HIPOTESIS Hipoesis Saisik : peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih populasi. Pegujia hipoesis berhubuga dega peerimaa aau peolaka suau hipoesis. Kebeara (bear aau salahya) suau hipoesis

Lebih terperinci

Rumus-rumus yang Digunakan

Rumus-rumus yang Digunakan Saisika Uipa Surabaya 4. Sampel Tuggal = Rumus-rumus yag Diguaka s..... Sampel berkorelasi D D N N N...... 3. Sampel Bebas a. Uuk varias sama... 3 aau x x s g... 4 b. Sampel Heeroge Guaka Uji Corha - Cox

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 1. Lokasi da Waku Lokasi kajia berempa uuk kelompok dilaksaaka di kelompok peeraka sapi di Bagka Tegah, Provisi Bagka Beliug, da Kelompok Peeraka Sapi di Cisarua, Bogor, Provisi Jawa

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan 30 B A B III METODE PENELITIAN 3. Peeapa Lokai da Waku Peeliia Objek peeliia dalam peeliia ii adalah megaalii perbadiga harga jual produk melalui pedekaa arge pricig dega co-plu pricig pada oko kue yag

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3 Meode Pegumpula Daa 3 Jeis Daa Pada peeliia ii aka megguaka jeis daa yag bersifa kuaiaif Daa kuaiaif adalah daa yag berbeuk agka / omial Dalam peeliia ii aka megguaka daa pejuala

Lebih terperinci

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Sudi kelayaka bisis pada dasarya berujua uuk meeuka kelayaka bisis berdasarka krieria ivesasi Krieria ersebu diaaraya adalah ; 1. Nilai bersih kii (Ne

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak BB V NLIS HSIL 5.1 Ukura kurasi Hasil Peramala Uuk medapaka jeis peramala yag digika erdapa bayak parameer-parameer yag dapa diguaka. Seperi yag elah diuraika pada ladasa eori, parameer-parameer ersebu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di 8 METODE PENELITIAN Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka selama 3 bula, erhiug sejak bula Februari sampai dega April 2008, di DAS Waeruhu, yag secara admiisraif erleak di wilayah Kecamaa Sirimau,

Lebih terperinci

BAB V METODE PENELITIAN

BAB V METODE PENELITIAN 31 BAB V METODE PENELITIAN 5.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Sukaagara, Kabupae Ciajur. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive samplig) dega memperimbagka aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peeliia Jeis peeliia ii ergolog peeliia komparasioal, yaiu peeliia yag dilaksaaka uuk megeahui ada idakya perbedaa aar variabel yag sedag dielii. Jika perbedaa iu memag

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan objek pada anak kelompok B TK Damhil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan objek pada anak kelompok B TK Damhil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempa da Waku Peeliia 3.1.1 Tempa Peeliia Pada peeliia ii, peelii meeapka objek pada aak kelompok B TK Damhil Kecamaa Koa elaa Koa Goroalo. Peeapa lokasi ersebu berdasarka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Meode peramala merupaka bagia dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramala adalah dere waku. Meode ii disebu sebagai meode peramala dere waku karea memiliki kareserisik

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN Nomi Kelari *, Hasriai 2, Musraii 2 Mahasiswa Program S Maemaika 2 Dose Jurusa Maemaika Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua

Lebih terperinci

V. PENGUJIAN HIPOTESIS

V. PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN IPOTEI A. IPOTEI TATITIK Defiisi uau hipoesa saisik adalah suau peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih variabel populasi. ipoesis digologka mejadi. ipoesis ol adalah hipoesis yag dirumuska

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA Laar Belakag Masalah Semaki berambah pesaya pembagua dibidag kosruksi maka meyebabka meigka pula kebuuha aka meerial-maerial

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Uiversias Sumaera Uara BAB 2 LANDASAN TEORI Ladasa eori ii merupaka hasil dari ijaua lieraur-lieraur yag ada kaiaya dega meode-meode peramala maupu dega koeks laiya dalam peulisa Tugas Akhir ii. Adapu

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS DUA RATA-RATA

PENGUJIAN HIPOTESIS DUA RATA-RATA PENGUJIN HIPOTEI DU RT-RT Pegujia hipoesis dua raa-raa diguaka uuk membadigka dua keadaa aau epaya dua populasi. Misalya kia mempuyai dua populasi ormal masig-masig dega raa-raa µ da µ sedagka simpaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala ( Forecasig ) Peramala ( forecasig ) adalah kegiaa megisemasi apa yag aka erjadi pada masa yag aka daag. Peramala diperluka karea adaya perbedaa kesejaga waku

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Widya Tekika Vol.18 No.2; Okober 2010 ISSN 1411 0660: 1-6 Absrak STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Arie Resu Wardhai 1), Salvador Mauel Pereira 2) Perusahaa sepau da sadal House of Mr.

Lebih terperinci

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ INTEGRL TK TENTU pecaha rasioal gusia Pradjaigsih, M.Si. Jurusa Maemaika FMIP UNEJ agusia.fmipa@uej.ac.id DEFINISI Fugsi suku bayak derajad dega bula o egaif 0 dimaa, 0 a a a a a P Fugsi kosa dipadag sbg

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI DI KELAS X SMAN 1 UKUI

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI DI KELAS X SMAN 1 UKUI PENERAPAN METODE TUTOR EBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR KIMIA IWA PADA POKOK BAHAAN REAKI OKIDAI DAN REDUKI DI KELA X MAN UKUI Asrida Mulyai ), Asmadi M. Noer ), Erviyei 3) ) Mahasiswa Program udi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peeliia Jeis peeliia ii merupaka peeliia kuaiaif dega megguaka meode eksperime. Desai peeliia ii megguaka ru experime desig beuk desai poses oly corol desig yaki meempaka

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER STATISTIK CUKUP Oleh: Ramayai Rizka M (11810101003), Dey Ardiao (1181010101), Ikfi Ulyawai (1181010103), Falviaa Yulia Dewi (1181010106), Ricki Dio Rosada (11810101034), Nurma Yuia D (11810101035), Wula

Lebih terperinci

ANALISIS BEDA Fx F.. S u S g u i g y i an a t n o t da d n a Ag A u g s u Su S s u wor o o

ANALISIS BEDA Fx F.. S u S g u i g y i an a t n o t da d n a Ag A u g s u Su S s u wor o o ANALII BEDA Fx. ugiyao da Agus usworo Kosep Peeliia bermaksud meguji keadaa (sesuau) yag erdapa dalam suau kelompok dega kelompok lai Meguji apakah erdapa perbedaa yg Meguji apakah erdapa perbedaa yg sigifika

Lebih terperinci

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (4) 337-35 (3-98X Pri) D-34 Sepeda Moor Merek X Di Kabupae Da Koamadya Malag Dega Meode Peramala Hierarki Rika Susai, Desri Susilaigrum, da Suharoo Jurusa Saisika,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 50.7 4.3770 6.7547 6.7547 4.4 48.6965 R4.7 36.3 N8 TOL 0..70 35.9497 36.3.99 50.7 94.338 6.89 3.5 6.75 7.567 36.0 6.4837 57.396 8.783 66.0384 5.337 37.006 3.568 PISAU POTONG AISI D SEPUH No Qy NAME MATERIAL

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Defiisi Peramala Peramala adalah proses uuk memperkiraka berapa bayak kebuuha dimasa medaag yag melipui kebuuha dalam ukura kuaias, kualias, waku da lokasi yag dibuuhka dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Beuk da Meode Peeliia Peeliia Opimalisasi da Sraegi Pemafaaa Souher Bluefi Tua di Samudera Hidia Selaa Idoesia diarahka pada upaya uuk megugkapa suau masalah aau keadaa

Lebih terperinci

ANALISIS BEDA. Konsep. Uji t (t-test) Teknik Uji Beda. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS BEDA. Konsep. Uji t (t-test) Teknik Uji Beda. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALII BEA Agus usworo wi Marhaedro Kosep Peeliia bermaksud meguji keadaa (sesuau) yag erdapa dalam suau kelompok dega kelompok lai Meguji apakah erdapa perbedaa yg sigifika di aara kelompok-kelompok Tekik

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 5 Konversi Analog ke Digital

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 5 Konversi Analog ke Digital isim Komuikasi 1 Peremua 5 Koversi Aalog ke Digial Murik Alayrus Tekik Elekro Fakulas Tekik, UMB murikalayrus@yahoo.com 1 Base Ba Moulaio Paa bagia sebelum kia meapaka siyal koiyu erhaap waku, misalyasiyalm(),

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown Jural EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Mei 06 ISSN 085-789 Peramala Jumlah Peduduk Koa Samarida Dega Megguaka Meode Pemulusa Ekspoesial Gada da Tripel Dari Brow Forecasig he Populaio of he Ciy of Samarida

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel BAB III PENAKSIR DERET FOURIER 3. Peaksi Dalam saisika, peaksi adalah sebuah saisik (fugsi dai daa sampel obsevasi) yag diguaka uuk meaksi paamee populasi yag idak dikeahui (esimad) aau fugsi yag memeaka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 29 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Pamijaha, Kabupae Bogor, Provisi Jawa Bara. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive) dega perimbaga

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Bulei Ilmiah Ma.Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 06, No. (07), hal -0. MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Ermawai, Helmi, Frasiskus

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE KOMPUTASI TURBO PASCAL

ANALISA SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE KOMPUTASI TURBO PASCAL Aalisa Sisem Aria Dega Meode Kompuasi Turbo Pascal ANALISA SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE KOMPUTASI TURBO PASCAL RINA OKTAVIYANTHI Uiversias Serag Raya, riaoka@usera.ac.id Absrak. Sisem aria yag erjadi di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryao Sudirham Aalisis Ragkaia Lisrik Di Kawasa Waku 3- Sudaryao Sudirham, Aalisis Ragkaia Lisrik () BAB 3 Peryaaa Siyal da Spekrum Siyal Dega mempelajari lajua eag model siyal ii, kia aka memahami

Lebih terperinci

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) . Definisi L.2 (Kejadian lepas )

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) .   Definisi L.2 (Kejadian lepas ) 33 LAMPIRAN 34 35 Beberapa Defiisi Ruag Cooh Kejadia da Peluag Suau percobaa yag dapa diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya idak dapa diprediksi dega epa eapi kia bisa megeahui semua kemugkia hasil

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan METODOLOGI Waku da Tempa Peeliia merupaka desk sudy dega megguaka daa sekuder da pegolaha daa dilakuka di Laboraorium Klimaologi Depareme Geofisika da Meeorologi, Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua Alam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Black dan Scholes (1973) menyatakan bahwa nilai aset mengikuti Gerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Black dan Scholes (1973) menyatakan bahwa nilai aset mengikuti Gerak BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peeliia Terdahulu Black da Scholes (973) meyaaka bahwa ilai ase megikui Gerak Brow Geomeri, dega drif μ (ekpekasi dari reur) da volailias σ (deviasi sadar dari reur). Berawal dari

Lebih terperinci

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan :

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan : BAB METODOLOGI Bab Meodologi berisika :.. Pegambila Sampel.. Peramala Nilai Iflasi melalui Ideks Harga Kosume Megguaka Meode ARIMA.3. Akumulasi Prese Value melalui Buga Sederhaa dalam Perhiuga Harga Barag

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Bulei Ilmiah Ma. Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 05, No. 2 (206), hal 79-86 PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Sii Faimah, Neva Sayahadewi, Shaika Marha INTISARI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Ruag sampel da Kejadia Defiisi Himpua semua hasil yag mugki dari suau percobaa disebu ruag sampel da diyaaka dega S Mogomery, 2004: 7. Tiap hasil dari ruag sampel disebu usur aau

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN METODE BAYESIAN PADA DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA - KOTA DI PAPUA

MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN METODE BAYESIAN PADA DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA - KOTA DI PAPUA Prosidig Semiar Nasioal Sais da Pedidika Sais IX, Fakulas Sais da Maemaika, UKSW Salaiga, Jui 4, Vol 5, No, ISSN :87-9 MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN MEODE BAYESIAN PADA DAA RUNUN WAKU INDEKS HARGA KONSUMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam peulisa ugas akhir ii diperluka eori-eori yag medukug yag didapa dari maa kuliah yag perah dierima, da referesi-referesi sebagai baha pedukug. Uuk mecapai ujua dari peulisa

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA. Mahasiswa Program S1 Matematika 2

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA. Mahasiswa Program S1 Matematika 2 METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA Roki Nuari *, Aziskha, Edag Lily Mahasiswa Program S Maemaika Dose Jurusa Maemaika Fakulas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE Eli Trisiai Hasriai Rola Pae Mahasiswa Program S Maemaika Dose Jurusa Maemaika Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua Alam Uierias Riau Kampus Bia Widya

Lebih terperinci

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Lhok Geulumpang, Aceh Jaya

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Lhok Geulumpang, Aceh Jaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pri) C-6 Aalisa Fakor-fakor yag Mempegaruhi Pegembaga Kawasa Wisaa Bahari Lhok Geulumpag, Aceh Jaya Rizki Saryao, Adjie Pamugkas Jurusa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM) Jural Pelia Iformaika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017 IN 2301-9425 (Media Ceak) PENERAPAN METODE EXPONENTIAL MOOTHING DALAM MEMPREDIKI JUMLAH IWA BARU (TUDI KAU: MK PEMDA LUBUK PAKAM) Kuriagara Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Maa Kuliah : Kalkulus 1 Kode Maa Kuliah : MUG1A4 SKS : 4 (empa) Jeis : Maa kuliah wajib Jam pelaksaaa : Taap muka di kelas = 4 jam per peka Tuorial/ resposi Semeser / Tigka

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR. Oleh:

PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR. Oleh: PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR Diajuka sebagai Salah Sau Syara uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais pada Jurusa Maemaika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM PEMBELAJARA MEULIS SURAT DIAS DEGA MEGGUAKA TEKIK PEYELIDIKA (DISCOVERY METHOD) Dl KELAS VIII SMP EGERI I SIGAJAYA KABUPATE GARUT TAHU AJARA 0/0 M A K A L A H Disusu oleh : KARTOBI IM.0.043 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Cara uji butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong

Cara uji butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong Cara uji buira agrega kasar berbeuk iih, lojog, aau iih da lojog RSNI T-0-005 Ruag ligku Sadar ii meeaka kaidah da aa cara eeua ersease dari buira agrega kasar berbeuk iih, lojog, aau iih da lojog. Pegujia

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR Diajuka Sebagai Salah Sau Syara Uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais Pada Jurusa Maemaika Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Achmad Samudi, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 6. MENGUJI PROPORSI π : UJI DUA PIAK Mialka kia mempuyai populai biom dega propori periiwa A π Berdaarka ebuah ampel

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 06Fakulas EKONOMI DAN BISNIS EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI Program Sudi Akuasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Krieria Kepuusa Ivesasi aau Pegaggara Modal o Beberapa krieria yag aka diperguaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU 1 Desi Kuriati, 2 Dewi Rahimah, 3 Rusdi 1,2,3 Prodi Pedidika Matematika JPMIPA FKIP Uiversitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov BAB II TEORI DASAR. Proses Sokasik Raai Markov Proses sokasik merupaka suau cara uuk mempelajari hubuga yag diamis dari suau ruua perisiwa aau proses yag kejadiaya bersifa idak pasi. Dalam memodelka perubaha

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAGIAN 2 TOPIK 5. andhysetiawan

BAGIAN 2 TOPIK 5. andhysetiawan BAGIAN OIK 5 adhyseiawa Isi Maeri Modulasi Aliudo AM Modulasi Frekuesi FM adhyseiawa MODULASI AMLIUDO DAN MODULASI ANGULAR SUDU Modulasi roses erubaha karakerisik aau besara gelobag ebawa, euru ola gelobag

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ELZAKI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ELZAKI Bulei Ilmiah Ma. Sa. da erapaya (Bimaser) Volume 4, No. (5), hal 7 6. PNYLSAIAN PRSAMAAN DIFRNSIAL PARSIAL LINAR DNGAN MNGGUNAKAN MOD RANSFORMASI LZAKI Noa Miari, Mariaul Kifiah, Helmi INISARI Persamaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN PERENCNN JUMLH PRODUK MENGGUNKN METODE FUZZY MMDNI BERDSRKN PREDIKSI PERMINTN Nama Mahasiswa : Norma Edah Haryai NRP : 1207 100 031 Jurusa : Maemaika FMIP-ITS Dose Pembimbig : Drs. I G N Rai Usadha, M.Si

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci