BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yuliani Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Kulit Definisi Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m² dengan berat kira-kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan (Tortora dan Derrickson, 2009) Lapisan Kulit Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Tortora dan Derrickson, 2009). Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu (Djuanda, 2007) : 1. Epidermis Lapisan epidermis terdiri atas : 8
2 9 a. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari. b. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga prickle cell layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen. c. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang basofilik. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki. d. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. e. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat.
3 10 2. Dermis Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemenelemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni: a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. b. Pars retikulaare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. 3. Lapisan subkutis Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah dan limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi Penyakit Kulit Definisi Menurut Sudoyo (2006), penyakit kulit adalah peradangan kulit yang menimbulkan reaksi peradangan yang terasa gatal, panas dan berwarna merah.
4 11 Penyakit kulit terjadi pada orang-orang yang kulitnya terlalu peka, kadang-kadang menunjukkan sedikit gejala dan kadang-kadang dalam kondisi yang parah Jenis Penyakit Kulit Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikian juga oleh penyakit (Djuanda, 2011). Penyakit kulit dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari karena terkena virus, lingkungan yang terkontaminasi dan masih banyak faktor-faktor lainnya. Berikut adalah beberapa jenis penyakit kulit dan cara pencegahannya 1. Bisul (Furunkel) Furunkel ialah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih daripada sebuah disebut furunkulosis. Karbunkel ialah kumpulan furunkel. Keluhannya nyeri. Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah membentuk fistel. Tempat predileksi ialah yang banyak friksi, misalnya aksila dan bokong (Djuanda, 2011). 2. Cacar air Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang sering terjadi pada anak-anak. Pada penyakit ini biasanya ditandai dengan bintikbintik pada seluruh tubuh (termasuk wajah), berwarna kemerahan, dan isi dari benjolan (jika sudah membesar) tersebut adalah cairan. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan yang sangat kuat seumur hidup, jadi penyakit ini hanya terjadi satu kali seumur hidup pada setiap orang.
5 12 Cacar air sangat menular dan memiliki tiga tahap dalam pembentukannya. Gejala penyakit cacar air Ini dimulai dengan munculnya sedikit benjolan gatal di seluruh tubuh yang menyerupai seperti gigitan serangga. Kemudian bintik tadi berubah menjadi benjolan yang berisi cairan, diikuti oleh tahap akhir yaitu pada saat tahap penyembuhan, dimana benjolan tersebut pecah dan membuat bekas pada kulit (Djuanda, 2011). 3. Campak (Rubella) Merupakan penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus. Biasanya menyerang anak-anak. Gejala awal campak adalah demam, pilek, bersin, badan terasa lesu, sakit kepala, nafsu makan menurun drastis dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh (Djuanda, 2011). 4. Eksim (Dermatitis) Menurut Suria Djuanda dan Sri Adi S. (2002), dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Dermatitis merupakan epidermo-dermatis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis (Mansjoer, 2000).
6 13 Dermatitis menunjukkan inflamasi superfisial kulit yang disebabkan oleh pajanan iritan, sensitifitas alergik (delayed hypersensitivity) dan faktor-faktor idiopatik yang ditentukan secara genetik. Pruritus, eritema dan edema pada kulit dapat ditemukan dengan progresifitas kearah gejala vesikulasi, perembasan cairan, pembentukan krusta dan skuama. Jika proses tersebut tetap berlangsung, kulit akhirnya dapat menjadi tebal atau mengalami likenifikasi dengan guratan kulit yang menonjol (Abrahams dan Berkow, 1999). Bagian tubuh yang sering terkena eksim biasanya tangan, kaki, lipatan paha dan telinga. Eksim terbagi menjadi dua, yaitu eksim kering dan basah. Pada eksim basah, juga akan terasa panas dan dingin yang berlebihan pada kulit. Eksim disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obatobatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangangan iklim, bahkan gangguan emosi. Eksim lebih sering menyerang orang-orang yang mudah terkena alergi. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahanbahan yang dapat menimbulkan alergi (alergen). Tetapi, dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang seiring dengan pertambahan usia penderita (Djuanda, 2011).
7 14 5. Impetigo Impetigo adalah penyakit kulit menular yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Impetigo menyebabkan kulit menjadi gatal, melepuh berisi cairan dan kulit menjadi merah. Impetigo sangat mudah terjadi pada anak berusia dua sampai enam tahun. Bakteri biasanya masuk ke dalam kulit melalui gigitan serangga, luka, atau goresan. Kebersihan sangat penting bagi orang yang mengalami impetigo (Djuanda, 2011). 6. Jerawat (Acne) Berdasarkan penelitian, sekitar 80 persen dari seluruh manusia pernah memiliki jerawat. Jerawat sebagai salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri yang tumbuh di kulit dan menghubungkan pori-pori dengan kelenjar minyak di bawah kulit. Jerawat merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang menyebabkan parut. Jerawat dapat berkembang jika pengobatan tidak dilakukan di tahap awal kemunculannya. Jerawat tidak hanya tumbuh di wajah, namun juga bisa tumbuh di bagian tubuh lain terutama punggung (Djuanda, 2011).
8 15 7. Kudis (Skabies) Kudis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit tungau yang gatal yaitu sarcoptes scabiei var hominis. Kulit yang terjangkit kudis lebih banyak terjadi di daerah kumuh dan tidak menjaga kebersihan tubuh. Gejala kudis adalah adanya rasa gatal yang begitu hebat pada malam hari, terutama di sela-sela jari kaki, tangan, di bawah ketiak, alat kelamin, inggang dan lain-lain. Kudis sangat gampang menular pada orang lain, secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tentu saja melalui sentuhan kulit terkena kudis dengan kulit orang lain. Secara tidak langsung bisa menular melalui handuk atau pakaian yang dipakai secara bergantian dengan penderita kudis. Cara sangat mudah untuk menghindari kudis tentu saja dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh. Salah satu cara pencegahan penyakit kudis dapat dilakukan dengan mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen (Djuanda, 2011). 8. Kurap Kurap terjadi karena jamur, biasanya yang menjadi gejalanya adalah kulit menjadi tebal dan pada kulit timbul lingkaran-lingkaran yang semakin jelas, bersisik, lembab dan berair dan terasa gatal. Kemudian pada lingkaran-lingkaran akan timbul bercak-bercak putih. Kurap timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala. Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci tangan yang sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan mengindari kontak dengan penderita. Kurap dapat
9 16 diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar yang dapat menghilangkan infeksi (Djuanda, 2011). 9. Psoriasis Psoriasis termasuk penyakit kulit yang sulit didiagnosa. Bagian tubuh yang biasa terkena eksim sama dengan bagian tubuh yang biasa terkena psoriasis, ditambah kulit kepala, punggung bagian bawah, telapak tangan, dan telapak kaki. Stres, trauma, dan tingkat kalsium yang rendah dapat menyebabkan psoriasis. Psoriasis bukan penyakit menular, tetapi bersifat menurun (diwariskan). Gejala psoriasis adalah timbulnya bercak-bercak merah yang di atasnya terdapat sisik-sisik putih tebal dan menempel berlapis-lapis. Bila digaruk, sisik-sisik tersebut akan rontok. Mula-mula, luas permukaan kulit yang terkena hanya kecil, dan semakin lama semakin melebar (Djuanda, 2011). 10. Panu Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panu juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara pencegahan penyakit kulit Panu dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu (Djuanda,2011).
10 Penyakit Kulit Akibat Kerja Definisi penyakit kulit akibat kerja menurut American Medical Assosiation (1939) adalah penyakit kulit dimana paparan bahan-bahan pada tempat kerja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan kulit (Kenerva dan Diepgen, 2003). Di banyak jenis pekerjaan, kulit dapat terpapar oleh dengan bahan-bahan yang bersifat iritan atau alergen seperti : bahan-bahan kimia, bahan biologi, dan tekanan fisik serta mekanik. Sensitivitas kulit terhadap bahan-bahan tersebut dan kemampuan untuk sembuh kembali berbeda setiap individu. Penyakit kulit akibat kerja dapat bertambah parah jika keseimbangan antara pertahanan kulit dan bahan-bahan iritan atau alergen terganggu. Keparahan gangguan kulit diukur dari kualitas kulit, jenis bahan iritan atau alergen, usaha pencegahan, dan pengobatannya. Kerusakan yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat berupa : sensasi terbakar, gatal, serta eksema kronis, dengan gambaran yang memiliki pola polimorfik seperti makula atau papul, eritema, vesikel, dan skuama. Pada kasus yang kronis didapati fisura, hiperkeratosis, dan likenifikasi (Kenerva dan Diepgen, 2003). Karena bahan-bahan pada tempat bekerja dapat menyebabkan kelainan kulit, sangat bermanfaat untuk melakukan screening kulit pada semua pasien penyakit kulit akibat kerja. Jika penyakit kulit akibat kerja terdeteksi maka pertanyaan yang harus ditanyakan adalah kapan pertama kali tanda atau gejala muncul, kapan terjadi peningkatan gejala, dan bagaimana terjadi rekurensi gejala.
11 18 Termasuk bagaimana gejala jika pekerja berhenti bekerja dan atau kembali bekerja (Peate, 2002). 2.4 Lokasi Terjadinya Penyakit Kulit Menurut Suria Djuanda dan Sri Adi S (2002), ada berbagai lokasi terjadinya penyakit kulit antara lain: 1. Tangan Kejadian penyakit kulit akibat kerja kebanyakan ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya detergen, antiseptik, getah sayuran atau tanaman, semen, dan pestisida. 2. Lengan Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan pengharum. 3. Wajah Penyakit kulit pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang ada di udara, nikel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Penyakit kulit di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat mata. 4. Telinga Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab terjadinya penyakit kulit pada cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut, hearing-aids.
12 19 5. Leher Penyebabnya, kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian. 6. Badan Penyakit kulit di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen. 7. Genetalia Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang berada di tangan. 8. Paha dan tungkai bawah Penyakit kulit di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin, dan etilendiamin), semen, dan sepatu. 2.5 Pencegahan Penyakit Kulit Akibat Kerja Menurut Saut Sahat Pohan (2005), usaha pencegahan penyakit kulit akibat kerja dapat dilakukan dengan melakukan: 1. Usaha pencegahan jangka pendek Dalam melakukan usaha pencegahan penyakit kulit akibat kerja perlu dilakukan perbaikan sarana diagnostik. Deteksi dini kerusakan kulit memungkinkan dilakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. 2. Usaha pencegahan jangka panjang Menghadapi penyakit kulit akibat kerja, pencegahannya yang paling penting yaitu selalu menghindari kontak dengan sabun yang keras, deterjen,
13 20 bahan-bahan pelarut, pengelantang, dan lain-lain. Riwayat penyakit yang lengkap harus ditanyakan karena dapat mengungkapkan pajanan yang tidak diketahui terhadap zat-zat iritan atau alergen (Abraham dan Berkow, 1999). Kebersihan perorangan yaitu cuci tangan, mandi sebelum pulang kerja, pakaian bersih dan diganti setiap hari, memakai alat-alat pelindung diri yang masih bersih. Diagnosa dini siaga perlu dalam usaha pemberantasan dermatitis akibat kerja, sebab dengan diagnosa sedini mungkin, penderita dapat segera dipindahkan kerjanya ke tempat lain yang tidak membahayakan kesehatan (Suma mur, 1996). 2.6 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Penyakit Kulit pada Pekerja 1. Usia Seorang yang lebih tua memiliki kulit kering dan tipis yang tidak toleran terhadap sabun dan pelarut (Sucipta, 2008). Usia hanya sedikit berpengaruh pada kapasitas sensitisasi. Setiap kelompok usia memiliki pola karakteristik sensitivitas yang berbeda, seperti pada dewasa muda cenderung didapati alergi karena kosmetik dan pekerjaan, sedangkan pada usia yang lebih tua pada medikamentosa dan adanya riwayat sensitivitas terdahulu (Siregar, 2005). Usia tua menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap bahan iritan. Seringkali pada usia lanjut terjadi kegagalan dalam pengobatan penyakit kulit sehingga timbul penyakit kulit kronik. Dapat dikatakan bahwa penyakit kulit akan lebih mudah menyerang pada usia yang lebih tua (Trihapsoro, 2003).
14 21 Usia tahun merupakan usia produktif bagi pertumbuhan dan fungsi organ tubuh para pekerja sudah sempurna, sehingga mampu menghadapi zat-zat toksik dalam ambang batas yang ditetapkan (Mathias, 2001). 2. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu kurn waktu atau lamanya tenga kerja itu bekerja disuatu tempat. Pekerja dengan lama kerja 2 tahun dapat menjadi salah satu faktor yang mengindikasikan bahwa pekerja tersebut belum memiliki pengalaman yang cukup dalam melakukan pekerjaanya. Jika pekerja ini masih sering ditemui melakukan kesalahan, maka hal ini berpotensi meningkatkan angka kejadian penyakit kulit akibat kerja pada pekerja dengan lama bekerja 2 tahun. Pekerja dengan pengalaman akan lebih berhati-hati sehingga kemungkinan terpajan bahan iritan maupun alergen lebih sedikit (Lestari dan Utomo, 2007). Faktor lain yang memungkinkan pekerja dengan lama kerja 2 tahun lebih banyak yang terkena penyakit kulit akibat kerja adalah masalah kepekaan atau kerentanan kulit terhadap bahan kimia. Pekerja dengan lama bekerja 2 tahun masih rentan terhadap berbagai macam bahan iritan maupun alergen. Pada pekerja dengan lama bekerja > 2 tahun dapat mungkinkan telah memiliki resistensi terhadap bahan iritan maupun alergen. Untuk itulah mengapa pekerjaan dengan lama bekerja > 2 tahun lebih sedikit yang mengalami penyakit kulit akibat kerja (Lestari dan Utomo, 2007). 3. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
15 22 tubuhnya dari potensi bahaya kecelakaan kerja. Berdasarkan kenyataan di lapangan terlihat bahwa pekerja yang menggunakan APD dengan baik masih lebih sedikit dibandingkan dengan yang kurang baik dalam memakai APD. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku penggunaan APD oleh pekerja masih kurang baik. Masih banyak pekerja yang melepas APD ketika sedang bekerja. Jika hal ini dilakukan maka kulit menjadi tidak terlindungi dan kulit menjadi lebih mudah terpapar oleh bahan iritan maupun alergen (Lestari dan Utomo, 2007). Menurut A.M. Sugeng Budiono (2005), ada beberapa jenis APD yang paling banyak dan sering digunakan adalah: a. Alat pelindung kepala: helm, tutup kepala, hats/cap. b. Alat pelindung mata atau muka: spectacles, goggles, perisai muka. c. Alat pelindung telinga: ear plug, ear muff. d. Alat pelindung pernafasan: masker, respirator. e. Alat pelindung tangan: sarung tangan. f. Alat pelindung kaki: sepatu boot. g. Pakaian pelindung: celemek, pakaian terusan dengan celana panjang. h. Sabuk pengaman (safety belt) 4. Personal Hygiene Personal hygiene merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja. Salah satu hal yang menjadi penilaian adalah masalah mencuci tangan. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat menjadi salah satu penyebab misalnya kurang bersih dalam mencuci tangan, sehingga masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel pada permukaan kulit.
16 23 Pemilihan jenis sabun cuci tangan juga dapat berpengaruh terhadap kebersihan sekaligus kesehatan kulit. Jika jenis sabun ini sulit didapatkan dapat menggunakan pelembab tangan setelah mencuci tangan. Usaha mengeringkan tangan setelah dicuci juga dapat berperan dalam mencegah semakin parahnya kondisi kulit karena tangan yang lembab (Lestari dan Utomo,2007). Kebersihan kulit yang terjaga baik akan menghindari diri dari penyakit, dengan cuci tangan dan kaki, mandi dan ganti pakaian secara rutin dapat terhindar dari penyakit kulit. Dalam mencuci tangan bukan hanya bersih saja, yang lebih penting lagi jika disertai dengan menggunakan sabun serta membersihkan sela jari tangan dan kaki dengan air mengalir. Dengan mandi dan mengganti pakaian setelah bekerja akan mengurangi kontak dengan mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit yang berasal dari lingkungan sekitar kita (Siregar dan Saiman Nugroho, 1991). 5. Riwayat Penyakit Kulit Diagnosis mengenai riwayat dermatologi yang sering diajukan untuk membedakan suatu penyakit dari penyakit lainnya adalah menanyakan pada pasien apakah mempunyai riwayat masalah medis kronik (Beth G. Goldstein dan Adam O. Goldstein, 2001). Dermatitis kontak iritan bisa mengenai siapa saja, yang terpapar iritan dengan jumlah yang sufisien, tetapi individu dengan riwayat dermatitis atopi lebih mudah terserang (Lestari dan Utomo, 2007). Timbulnya dermatitis kontak alergi dipengaruhi oleh riwayat penyakit konis dan pemakaian topikal lama (Kabulrachman, 2003). Kelainan kulit yang
17 24 biasa juga sering secara diagnostik lebih sulit atau secara terapeutik lebih resisten pada pasien usia lanjut yang dirawat di panti, kurang gizi, mempunyai kesukaran mengikuti instruksi terinci,mendapat banyak obat, atau mempunyai banyak penyakit kronik. 6. Riwayat Pekerjaan Sebelumnya Pekerja yang biasa terpajan dengan sensitizer, seperti kromat pada industri bangunan atau pewarna, pada pabrik pengolahan kulit, mempunyai insiden yang lebih tinggi (Kabulrachman, 2003). Penyakit kulit akibat pekerjaan terlihat, misalnya perusahaan batik, percetakan, pompa bensin, bengkel, salon kecantikan, pabrik karet, dan pabrik plastik (Mansjoer, 2003). Di Amerika Serikat penyakit kulit akibat kerja perseribu pekerja paling banyak dijumpai berturut-turut pada pekerja pertanian 2,8%, pekerja pabrik 1,2%, tenaga kesehatan 0,8%, dan pekerja bagunan 0,7%. Menurut laporan Internasional Labour Organization terbanyak dijumpai pada tukang batu dan semen 33%, pekerja rumah tangga 17% dan pekerja industri logam dan mesin 11%. Di Indonesia golongan tertinggi pada tahun 1993 adalah petani diikuti oleh penjual di pasar, tukang becak, pembantu rumah tangga dan pengangguran (Iwan Trihapsoro, 2003). Bahan penyebab dermatitis terdapat pada tukang batu dan pekerja yang bekerja di tempat yang penuh zat kimia (Hidayat, 2009). 2.7 Asam Laurat Definsi Asam laurat juga dikenal dengan nama asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai sedang (medium chain fatty acid, MCFA) yang tersusun
18 25 dari 12 atom karbon (C), 24 atom hidrogen (H), 2 atom oksigen (O) dan berat molekul 22,32. Sebagai suatu padatan, asam laurat tidak berwarna atau berupa kristal putih seperti jarum, meleleh pada suhu sekitar 44 o C (Alvarado et al, 2000). Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung 50% asam laurat. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh yang memiliki sifat pembusaan yang baik dan sering digunakan dalam formulasi sabun. Penggunaan asam laurat dalam pembuatan sabun akan menghasilkan sabun dengan kelarutan yang tinggi dan karakteristik busa yang baik (Corredoire dan Pandolfi, 1996) Sifat- Sifat Asam Laurat : 1. Berwarna putih 2. Titik beku : o C 3. Titik didih : 225 o C pada tekanan 1000mmHg 4. Densitas : 0,883 pada suhu 50 o C 5. Tekanan uap : 1 mmhg pada suhu 121 o C 6. Tekanan kritis : 6,91 7. Berat molekul :200,23kg/mol 8. Bilangan asam : Stabil, dapat terbakar.
19 Bahaya Asam Laurat Terhadap Kesehatan Berdasarkan hasil identifiasi bahan kimia yang dilakukan oleh perusahaan Cayman Chemical Company yang tertuang dalam lembar data keselamatan bahan, asam laurat memiliki bahaya yang dapat menyebabkan gangguan mata berat, gangguan pada kulit, mengiritasi selaput lendir dan saluran pernapasan bagian atas. Pekerja yang kontak dengan asam laurat disarakan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti :sarung tangan pelindung, pakaian pelindung (celemek), pelindung mata dan sepatu boots. Selain itu pekerja juga disarankan agar pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali Penanganan dan Penyimpanan 1. Jika terkena mata: Tahan kelopak mata terpisah dan basuh mata dengan air mengalir selama minimal 15 menit. 2. Jika terkena kulit : Bilas daerah kulit yang terkena asam laurat dengan sabun dan air mengalir. 3. Jika tertelan : Memberikan korban minum air putih atau susu dan jangan memaksakan korban muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. 4. Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk, kering, berventilasi baik jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel.
20 Kerangka Konsep Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusunlah kerangka konsep mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan penyakit kulit pada pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk tahun 2016 sebagai berikutnya: Variabel Independen 1. Usia 2. Masa kerja Variabel Dependen 3. Pemakaian APD 4. Hygiene Personal Keluhan Penyakit Kulit 5. Riwayat Penyakit kulit 6. Riwayat pekerjaan sebelumnya
BAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jenis Penyakit Kulit (Djuanda, 2011) Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah mengetahui mengenai dermatitis. Beberapa penelitian tentang dermatitis telah dilakukan sehingga meningkatkan
Lebih terperinciMasalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.
Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai
Lebih terperinciANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit
ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
Lebih terperinciKESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU
KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan ada sekitar 2,34 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dermatitis berasal dari kata derm atau o- (kulit) dan itis (radang atau
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis berasal dari kata derm atau o- (kulit) dan itis (radang atau inflamasi), sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan dimana kulit mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432 tahun 2008, rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai bahaya potensial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi kulit dan fungsi kulit Kulit merupakan pembungkus elastis yang dapat melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
Lebih terperinciLuka dan Proses Penyembuhannya
Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Dermatitis a. Definisi Dermatitis Dermatitis adalah peradangan non-inflamasi pada kulit yang bersifat akut, sub-akut, atau kronis dan dipengaruhi banyak faktor.
Lebih terperinciStruktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis
KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh
Lebih terperinciStruktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.
Struktur Anatmi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatmi Kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis, di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit 2.1.1 Definisi Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 meter persegi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dermatitis 1. Pengertian Dermatitis Dermatitis adalah penyakit kulit yang pada umumnya dapat terjadi secara berulang-ulang pada seseorang dalam bentuk peradangan kulit yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kulit Akibat Kerja 2.1.1 Pengertian penyakit kulit akibat kerja Penyakit kulit akibat kerja merupakan penyakit kulit yang didapatkan dari pekerjaan akibat interaksi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN
Lebih terperinciObat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes
Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu. ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah observasi analitik dengan menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di rumah sakit.
Lebih terperinciSISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER Melizar a*, Zara Yunizar a a Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jl. Almuslim
Lebih terperinciCara Mengobati Gatal Jamur Eksim
Cara Mengobati Gatal Jamur Eksim Cara Mengobati Gatal Jamur Eksim - Infeksi jamur ditandai dengan kulit kemerahan atau cokelat kehitaman. Namun, gatal-gatal hanya akan terjadi di tepi bagian kulit kemerahan
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2
1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik atau gatal-gatal masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak-anak karena sifatnya yang kronik residif sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, USIA, DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS DI PUSKESMAS GLOBAL TIBAWA KABUPATEN GORONTALO
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, USIA, DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS DI PUSKESMAS GLOBAL TIBAWA KABUPATEN GORONTALO Farni Djamalu, Zuhriana K. Yusuf, Ahmad Aswad 1 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan antara
Lebih terperinciAPA ITU TB(TUBERCULOSIS)
APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis (2015). Buku Pendidikan Skabies dan Upaya Pencegahannya
A. Pendahuluan Penyakit skabies adalah penyakit gatal pada kulit, yang disebabkan oleh kepadatan, kelembapan, diabaikannya personal higiene. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang status
Lebih terperinciSELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE 1. N a m a Golongan Mineral Sinonim/Nama Dagang (1,2) Tidak tersedia. Selenium aspartat merupakan komposisi dari sodium selenite, l-aspartic acid, dan protein sayur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi
Lebih terperinciPerawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)
Modul Hybrid Learning PPG Tata Rias Dalam Jabatan Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne) DISUSUN OLEH : Nurul Hidayah, M.Pd 1 A. PENDAHULUAN Modul ini akan menjelaskan suatu pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciMINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL 1. N a m a Golongan Essential Oil Sinonim / Nama Dagang (3) Cannabis chinense; Cannabis indica; Hempseed oil Nomor Identifikasi Nomor CAS : 68956-68-3 (1,7) Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala sesuatu yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatoses) adalah suatu peradangan
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan kerja mempunyai maksud memberikan perlindungan terhadap pekerja sekaligus melindungi aset perusahaan. Hal ini tercantum dalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciPAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA
PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang banyak dialami oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,
Lebih terperinciKEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA
DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar
Lebih terperinciPERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR
Tinjauan Kepustakaan I 5 th August 2016 PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR Neidya Karla Pembimbing : dr. Tertianto Prabowo, SpKFR Penguji : dr. Marietta
Lebih terperinciAll about Tinea pedis
All about Tinea pedis Tinea pedis? Penyakit yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikata sangat menjengkelkan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak merupakan bentuk peradangan pada kulit dengan spongiosis atau edema interselular pada epidermis karena interaksi dari bahan iritan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi gangguan fungsi sawar kulit dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit di bidang Dermatologi. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya disfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masalah tersebut adalah dermatitis kontak akibat kerja. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan peningkatkan perkembangan industri dan perubahan di bidang pembangunan secara umum di dunia, terjadi perubahan dalam pembangunan baik dalam
Lebih terperinciMenjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri
Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Lebih terperinciRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)
PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan
Lebih terperinciBAB II. Kepustakaan. 2.1 Anatomi telinga luar
BAB II Kepustakaan 2.1 Anatomi telinga luar Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi
Lebih terperinci2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :
1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat
Lebih terperinciKULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.
KULIT KULIT Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh. Kulit terdiri dari tiga lapisan : 1. Lapisan Epidermis 2. Lapisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jerawat, atau dalam bahasa medisnya disebut akne, merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda (Yuindartanto,
Lebih terperinciMODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS
MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS Modul Ilmu Kesehatan Kulit &Kelamin Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran UNHAS Disusun oleh dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS,
Lebih terperinciMENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU
KEGIATAN BELAJAR I MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU A. LEMBAR INFORMASI 1. Anatomi Kuku (Onyx ) Keadaan kuku seperti halnya keadaan kulit, dapat menentukan kesehatan umum dari badan. Kuku yang sehat
Lebih terperinciAlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )
AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan (121411048) Widya Fiqra (121411061) Yulia Endah Permata (121411062) Pengertian Reaksi Terhadap Zat Lain AlCl₃ Kegunaan dan Manfaat MSDS Proses Pembuatan KARAKTERISTIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kulit akibat kerja merupakan peradangan kulit yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit akibat kerja merupakan peradangan kulit yang disebabkan oleh suatu pekerjaan seseorang. Penyakit akibat kerja biasanya terdapat di daerah industri, pertanian
Lebih terperinciPENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK
PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering
Lebih terperinciObat Minum Untuk Gatal Eksim
Obat Minum Untuk Gatal Eksim Obat Minum Untuk Gatal Eksim - Apakah anda sedang mencari obat gatal kulit? Dan malu untuk pergi ke dokter? tidak salah lagi disini obat terbaik untuk mengatasi penyakit gatal
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai
Lebih terperinciPerawatan Kebersihan. Sub pokok bahasan. Kesehatan diri dan penampilan perawat. Hygiene. Perawatan Kulit. Tujuan dari Hygiene. Efy Afifah, M.
Perawatan Kebersihan Efy Afifah, M.Kes Sub pokok bahasan Menjelaskan jenis perawatan kebersihan Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan Kulit, rambut, mata, mulut, hidung, telinga, kuku, perineum,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien
Lebih terperinciNo. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :
No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam. Mayoritas dari luka bakar
Lebih terperinciBAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang
BAB II Penuaan Dini pada Wanita Jepang 2.1 Penuan Dini Banyak orang berfikir bahwa penuaan merupakan hal yang sangat biasa, bahkan bagi sebagian orang penuaan dianggap tidak terlalu penting untuk kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jerawat (Akne Vulgaris) merupakan penyakit kulit peradangan kronik folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papul,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu
Lebih terperinciKesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu
Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan kulit pada balita sama pentingnya dengan menjaga kesehatan kulit pada orang dewasa. Untuk menjaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor penunjang, terutama wajah yang bersih tanpa akne merupakan modal penting dalam pergaulan dan karier.
Lebih terperinciYang paling sering : Itching (Pruritus) Ekimosis Dryness Lumps (Bengkak)
Pengkajian Sistem Integumen I. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Yang paling sering : Itching (Pruritus) Ekimosis Dryness Lumps (Bengkak) Lesions Massa b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Beberapa penyakit
Lebih terperinciPada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis.
Cheilitis adalah istilah yang luas yang menggambarkan peradangan permukaan yang mempunyai ciri-ciri bibir kering dan pecah-pecah. Sedangkan angular cheilitis merupakan cheilitis yang terjadi pada sudut
Lebih terperinciDEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit
KETOMBE DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit kepala, akibat peradangan di kulit karena adanya gangguan
Lebih terperinci14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh
14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu
Lebih terperinciPERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS
Lampiran 1 PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS 1. Pengertian Perawatan kulit adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3
1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan
Lebih terperinciBAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.
BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam percobaan ini mengunakan metoda spektrometri yang pengukuran secara kuantitatif. Namun percobaan ini tidak jauh berbeda dengan percobaan sebelumnya karena percobaan
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciMaterial Safety Data Sheet
0 1 0 Health 1 Fire 0 Reactivity 0 Nama: Calcium sulfate Rumus Kimia: BaSO4 Material Safety Data Sheet Calcium Sulfate MSDS Bagian 1: Identifikasi Produk Personal Protection E Bagian 2: Identifikasi Bahaya
Lebih terperinciParyono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN :
H. Paryono, S.Kep,Ns,M.Kes TUJUAN PEMBELAJARAN : Menyebutkan bagian-bagian kulit Menyebutkan jenis jaringan yang menyusun epidermis dan dermis Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit. Menguraikan
Lebih terperinciLAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies merupakan penyakit endemi yang menyerang masyarakat. Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. Hominis (kutu mite yang membuat
Lebih terperinciKanker Kulit. Skin Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Kulit Kanker kulit merupakan kanker yang umum terjadi. Tingkat insidensi kanker kulit di seluruh dunia telah meningkat pesat. Meskipun tingkat insidensi di Hong Kong jauh lebih rendah daripada negara-negara
Lebih terperinciARTIKEL RISET URL artikel of this article:
ARTIKEL RISET URL artikel of this article: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh1105 Determinan Di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar K Abd.Gafur 1, Nasruddin Syam 1 1 Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10051 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME MONITORING EFEK SAMPING KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering dianggap sebagai hal ringan, padahal bagi penderitanya dapat mengurangi penampilan atau daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciVariola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna)
Variola vera Group: Family: Genus: Species: Group I (dsdna) Poxviridae Orthopoxvirus Variola vera Penyakit cacar (smallpox) merupakan salah satu penyakit mematikan yang pernah ada di dunia. Diperkirakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisi Skabies (gudik) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya (Ronny, 2007). 2. Morfologi
Lebih terperinci1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu
1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Kacang Hijau 2.1.1 Tanaman kacang hijau Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh
Lebih terperinci