BAB II. DASAR TEORI. Digital Watermarking. Sejarah Watermarking. Penyisipan Tanda Air

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. DASAR TEORI. Digital Watermarking. Sejarah Watermarking. Penyisipan Tanda Air"

Transkripsi

1 BAB II. DASAR TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori dan sejarah watermarking, mulai dari digital watermarking sampai ke audio watermarking, konsep suara digital dan cara konversi suara analog ke digital dan sebaliknya, teknik phase vocoder yang dipakai dalam proses penyisipan tanda air, format audio WAV, dan sedikit tentang Short-time Fourier transform (STFT) dan Fast Fourier Transform (FFT). II.1 Digital Watermarking Teknik watermarking adalah proses penambahkan kode identifikasi secara permanen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau video. Selain tidak merusak data digital produk yang akan dilindungi, kode yang disisipkan seharusnya memiliki ketahanan (robustness) dari berbagai pemrosesan lanjutan seperti pengubahan, transformasi geometri, kompresi, enkripsi dan sebagainya. Sifat robustness berarti data tanda air tidak rusak akibat pemrosesan lebih lanjut [MUN04]. II.1.1 Sejarah Watermarking Sejarah watermarking dimulai sejak tujuh ratus tahun yang lalu. Pada akhir abad ke tiga belas, pabrik kertas di Fabriano, Italia, membuat kertas yang diberi tanda air dengan cara menekan bentuk cetakan gambar atau tulisan pada kertas yang baru setengah jadi. Ketika kertas dikeringkan akan terbentuk suatu kertas yang bertanda air. Kertas ini biasanya digunakan oleh seniman atau sastrawan untuk menulis karyanya. Kertas yang sudah dibubuhi tanda air tersebut sekaligus dijadikan identifikasi bahwa karya seni di atasnya adalah milik seniman atau sastrawan tersebut. Ide pemberian tanda air (watermarking) pada data digital dikembangkan di Jepang pada tahun 1990 dan di Swiss tahun Digital watermarking semakin berkembang seiring meluasnya penggunaan internet, karena dengan internet konten digital dapat dengan mudah dikonversi, disalin/digandakan dan disebarluaskan. II.1.2 Penyisipan Tanda Air Proses penyisipan tanda air ke dalam produk digital disebut juga proses encoding, skema dasar proses ini dapat dilihat pada Gambar II-1. II-1

2 II-2 Kunci Data digital Tanda air Encoding Data digital bertanda air Gambar II-1: Penyisipan tanda air pada data digital Proses encoding pada Gambar II-1 membutuhkan masukan data digital yang akan disisipi dan tanda air yang akan disisipkan, proses ini akan menghasilkan data digital bertanda air. Proses encoding dapat disertai dengan pemberian kunci. Kunci diperlukan jika tanda air yang disisipkan tidak diinginkan dapat diekstrak atau dihapus oleh sembarang pihak. II.1.3 Ekstraksi Tanda Air Proses ekstraksi tanda air disebut juga proses decoding. Pada dasarnya proses decoding adalah kebalikan dari proses encoding. Skema dasar proses ini dapat dilihat pada Gambar II-2. Proses ekstraksi pada Gambar II-2 membutuhkan masukan data digital asal dan data digital bertanda air untuk diperbandingkan sehingga menghasilkan tanda air yang disisipkan. Proses ekstraksi dapat diikuti oleh proses pembandingan tanda air hasil ekstraksi dengan tanda air asli. Gabungan proses ekstraksi dan proses pembandingan disebut juga proses verifikasi tanda air. Verifikasi biasanya dilakukan untuk membuktikan hak kepemilikan dari data digital yang bertanda air tersebut. II.1.4 Kunci Data digital bertanda air Data digital asal Gambar II-2: Ekstraksi tanda air dari data digital Tipe Digital Watermarking Decoding tanda air hasil ekstrasi Berdasarkan media atau tipe data digital yang akan diberi tanda air, digital watermarking dapat dibedakan menjadi:

3 II-3 1. Text watermarking Pemberian tanda air terhadap file bertipe teks. Tanda air biasanya diberikan pada dokumen-dokumen yang diterbitkan secara elektronik. 2. Image watermarking Pemberian tanda air pada citra digital saat ini telah umum digunakan. Biasanya tanda air sebelum disisipkan diubah menjadi sinyal pseudorandom dengan amplitudo lebih rendah dibanding amplitudo citra yang akan disisipi, dan distribusi atau penyebaran bit tanda air juga sangat kecil dibandingkan dengan pixel dari citra tersebut. 3. Audio watermarking Dibandingkan dengan media citra digital, maka informasi yang bisa disisipkan pada tipe media audio lebih kecil karena jumlah sampel per selang waktunya juga lebih kecil dibandingkan dengan citra digital. 4. Video watermarking Sistem pemberian tanda air pada media bertipe video memiliki kompleksitas yang cukup besar karena video mengandung gambar bergerak berukuran sama dan dalam urutan tertentu, sehingga pemberian tanda air pada gambar tidak boleh membuat perubahan yang signifikan agar peralihan gambar dari satu bingkai ke bingkai lain harus tetap baik dan modifikasi yang dilakukan tidak terlihat oleh pengguna. II.2 Audio Watermarking Seperti sudah dijelaskan secara singkat pada bab I, Audio watermarking adalah proses penyisipan tanda air ke dalam data digital bertipe audio. Penyisipan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga informasi yang disisipkan (tanda air) sangat sulit dihilangkan. Tujuan dari proses ini biasanya adalah untuk menyatakan hak kepemilikan dari data audio digital tersebut. Tetapi selain itu proses ini bisa juga untuk menyisipkan data tentang hak cipta, hak salin (copyright) dan informasiinformasi tambahan lain yang berkaitan dengan data audio tersebut. Perbedaannya dengan tag seperti ID TAG pada file berformat MP3 adalah, tanda air yang disisipkan tidak dimaksudkan untuk dapat diubah dan atau diperlihatkan ke sembarang pihak. Selain itu diharapkan pula bahwa perubahan data yang telah disisipi dengan data asli tidak signifikan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengguna.

4 II-4 II.2.1 Kebutuhan Sistem Audio Watermarking Sebuah sistem audio watermarking yang baik diharapkan memenuhi kriteria-kriteria berikut: 1. Komputasi yang dibutuhkan untuk proses penyisipan dan ekstraksi tanda air harus rendah. 2. Tanda air yang disisipkan tidak boleh menimbulkan artifak, derau atau distorsi lain yang mengganggu kualitas suara dari audio asli. 3. Tahan terhadap berbagai pemrosesan sinyal lebih lanjut seperti konversi D/A A/D, perubahan sample rate, mixing, kompresi dan sebagainya. 4. Tahan terhadap serangan penghilangan tanda air. II.2.2 Teknik Audio Watermarking Saat Ini Teknik audio watermarking yang ada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar berdasarkan metode yang dipakai untuk menyisipkan tanda air: 1. Domain frekuensi Metode ini bekerja dengan cara memodifikasi konten spektral dari suatu sinyal dan juga termasuk teknik frequency band modification, spread-spectrum, dan phase coding. 2. Domain data Metode pada domain ini bekerja langsung pada data audio dan juga termasuk perubahan pada LSB (least significant bit), dan echo hiding. Selain melihat dari metode yang dipakai untuk penyisipan teknik audio watermarking dapat juga dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara Ekstraksi tanda air: 1. Blind watermarking Teknik ini tidak membutuhkan data audio asli yang belum disisipi untuk mendapatkan kembali tanda air yang telah disisipi. 2. Non-blind watermarking Teknik ini membutuhkan data audio asli yang belum disisipi untuk dibandingkan dengan data audio yang telah disisipi agar tanda air dapat diekstrak. II.3 Time Base Modulation Teknik time base modulation adalah teknik watermarking yang diusulkan oleh Jonathan Foote, John Adcock dan Andreas Girgensohn pada tulisan mereka yang berjudul Time Base Modulation: A New Approach to Watermarking Audio and Images. Teknik ini bekerja dalam domain waktu.

5 Informasi tanda air disembunyikan dalam segmen-segmen waktu sinyal audio dengan perubahan skala waktu (pemanjangan atau pemendekan) dari segmen-segmen tersebut (Gambar II-3). II-5 Gambar II-3: Cara kerja penyisipan tanda air pada time base modulation Pada Gambar II-3, berkas Reference dibagi menjadi beberapa segmen berurut yang sama besar. Pada segmen-segmen tersebut kemudian dilakukan proses pemanjangan (pemuluran) atau pemendekkan. Setelah dilakukan pemendekan skala waktu maka segmen-segmen tersebut digabungkan kembali dengan urutan yang sama. Berkas Watermarked dibentuk dari segmensegmen yang telah digabungkan tersebut. II.3.1 Proses Penyisipan Tanda Air Misalkan sinyal x t diekspresikan sebagai gabungan dari K buah blok yang tidak bertindihan ( x 1...k ), dengan penggabungannya dilambangkan dengan C [FOO02]: x t = C K x k k=1 Sinyal yang telah diberi tanda air ( (2.1) x w t ) dihasilkan dari pemanjangan atau pemendekan skala waktu dari tiap blok ( x k ) sebesar E k, lalu blok-blok yang telah dimodifikasi digabungkan kembali [FOO02]: K x w t = C k=1 TSM x k,e k (2.2) dengan TSM x k, E k menyatakan modifikasi skala waktu terhadap blok x k sebesar E k. Urutan pemendekan dan pemanjangan skala waktu pada blok-blok merepresentasikan tanda air yang ingin disisipkan. II.3.2 Proses Ekstraksi Tanda Air Tanda air dapat diperolehkan kembali dengan cara sinyal yang telah disisipi tanda air dibandingkan dengan sinyal asli yang belum diubah.

6 II-6 II.4 Phase Vocoder Phase vocoder adalah pengembangan lebih lanjut terhadap "channel vocoder" (voice coder) yang diperkenalkan pertama kali oleh Homer Dudley pada tahun Prinsip kerja channel vocoder adalah dengan membeda-bedakan kode suara untuk menciptakan ulang suara yang sedang dianalisa. Channel vocoder ini bekerja dalam dua tahap, yaitu tahap analisis dan sintesis [HAM01]. Model ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Flanagan dan Golden dengan mempertimbangkan short-time magnitude dan phase spectra dari sinyal yang dianalisa. Sejak saat itu model ini lebih dikenal dengan nama "phase vocoder" dan telah dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai cara. Skema dasar cara kerja phase vocoder dapat dilihat di Gambar II-4. Input Sound STFT = Analysis Stage Parameters Modification Modified Parameters STFT = Synstesis Stage Output Sound Gambar II-4: Skema dasar cara kerja phase vocoder II.4.1 Analisis Pada tahap analisis (Gambar II-5), analysis time-instant t a u diset sepanjang sinyal asal untuk nilai integer u yang berurutan, t a u mungkin seragam: t a u =ur a, dengan R a disebut juga faktor lompat tahap analisis. Pada setiap analysis time-instant ini dilakukan perhitungan transformasi Forrier pada bagian-bagian kecil (window) dari sinyal asal, dengan terpusat di t a u. Hasilnya adalah representasi STFT dari sinyal asal, dilambangkan dengan X t a u, k [HAM01]: X t u a, k = h n x t u a n e j k n (2.3) n= Dengan x adalah sinyal asal, h n adalah analysis window, k = 2 k adalah frekuensi N pusat dari kanal vocoder ke- k dan N adalah besar dari Discrete Fourier Transform. Dalam prakteknya, h n mempunyai panjang waktu yang terbatas (biasanya N sampel) dan penjumlahan di atas mempunyai jumlah term yang terhingga. X t a u, k Adalah fungsi dari waktu (melalui variabel u ) dan juga fungsi dari frekuensi (melalui k ).

7 II-7 Input Sound Windowing FFT Magnitude & Phase spectra Gambar II-5: Skema tahap analisis II.4.2 Sintesis (atau Resintesis) Pada tahap sintesis (Gambar II-6) dilakukan pengesetan synthesis time-instants t s u, yang biasanya seragam sehingga t s u =R s u, dimana R adalah faktor loncat sintesis. Pada setiap synthesis time-instants ini didapatkan sebuah sinyal short-time y u n dengan cara melakukan transformasi invers terhadap STFT Y t s u, k. Setiap sinyal short-time ini kemudian dimultiplikasi dengan sebuah window sintesis opsional w n, kemudian hasil-hasilnya ditambahkan sehingga dihasilkan sinyal keluaran y n [HAM01]: y n = w n t u s y u n t u s (2.4) u= dengan N 1 y u n = 1 Y t u N s, k e j k n k =0 Jika tidak dilakukan perubahan ( identik dengan sinyal asal x. R a =R s dany t s u, k = X t s u, k ), maka sinyal keluaran Moodified Magnitude & Phase spectra IFFT Windowing Output Sound Gambar II-6: Skema tahap sintesis

8 II-8 II.5 Suara Digital Telinga manusia peka terhadap suara yang secara fisik merupakan variasi cepat daam tekanan udara. Suara dapat direpresentasikan sebagai fungsi Suara: Waktu Tekanan dengan Tekanan adalah nilai yang merepresentasikan tekanan udara, dan Waktu adalah kumpulan nilai yang merepresentasikan interval waktu antarsinyal. Secara umum sinyal suara dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sinyal analog, sinyal diskrit dan sinyal digital (Gambar II-7). (a) (b) (c) Gambar II-7: Sinyal Analog (a), Sinyal Diskrit (b), Sinyal Digital (c) Sinyal analog (Gambar II-7 (a)) adalah sinyal yang nilainya terdefinisi pada setiap titik interval waktu secara kontinyu. Karakteristik data sinyal masih utuh karena belum mengalami perubahan. Sinyal diskrit (Gambar II-7 (b)) merupakan hasil proses pencuplikan dari sinyal analog. Parameter yang berpengaruh dalam proses pencuplikan adalah sampling rate, yaitu jumlah sampel per unit waktu, disebut juga sampling period. Sinyal digital (Gambar II-7 (c)) adalah sinyal diskrit yang telah melalui proses kuantisasi.

9 II-9 II.5.1 Prinsip Pengubahan Sinyal Analog ke Digital Proses pengubahan sinyal analog ke sinyal digital terdiri atas prefiltering, sampling, quantizition dan encoding [TJO05] (Gambar II-8). Analog prefilter berfungsi membatasi bandwidth frekuensi sinyal analog (prefiltering). S/H (Sampling and Hold) berfungsi untuk mencuplik sinyal analog dan menyimpan harganya sampai ADC (Analog to Digital Converter) selesai mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sampling (pencuplikan sinyal) dilakukan pada laju tertentu yang disebut dengan sampling rate. Penentuan waktu sampling ( T s ) yang salah dapat menyebabkan sinyal yang dicuplik mengalami distorsi. Suatu sinyal analog mempunyai frekuensi tertnggi f h dan dicuplik dengan frekuensi pencuplikan f s =1/T s. Analog to Digital Convention Analog Prefilter Sample and Hold (S/H) Quantizition Encoding Sinyal Analog Sinyal Digital Gambar II-8: Proses Analog ke Digital Proses selanjutnya adalah quantizition (kuantisasi). Jumlah tingkat kuantisasi berkaitan dengan resolusi sistem pengukuran. Misal kita ingin mengukur sinyal dengan amplitudo 1, dengan sebuah ADC beresolusi 4 bit, maka terdapat 2 4 =16 tingkat kuantisasi, dengan besar tingkat kuantisasi masing-masing 1/16=0,0625. Artinya setiap perubahan 1 tingkat (dari 16 tingkat) maka terjadi perubahan 0, Encoding adalah proses pengubahan sinyal diskrit hasil kuantisasi menjadi sinyal digital. II.5.2 Prinsip Pengubahan Sinyal Digital ke Analog Sinyal digital dari komputer dapat diubah menjadi sinyal dengan DAC (Digital to Analog Converter). DAC mengubah sinyal-sinyal digital menjadi sinyal sinyal analog yang masih merupakan gabungan step. Sinyal tersebut kemudian dilewatkan pada analog postfilter sehingga terbentuk sinyal analog yang kontinyu [TJO05] (Gambar II-9).

10 II-10 Sinyal Digital Digital to Analog Converter Analog Postfilter Sinyal Analog Gambar II-9: Proses Digital ke Analog II.6 Format WAV Fomat berkas WAV (WAVE) adalah berkas format standar untuk penyimpan data audio digital dalam Windows. Format ini dikembangkan bersama oleh Microsoft dan IBM dan telah menjadi salah satu format berkas audio digital yang sangat luas dukungannya untuk PC, hal ini disebabkan oleh popularitas dari Windows dan sangat banyaknya program yang ditulis untuk bekerja di platform Windows. Hampir setiap program pemutar atau pengolah audio menyediakan dukungan untuk membuka dan/atau menyimpan ke dalam format ini. II.6.1 Format Data Karena format ini adalah format dasar penyimpanan audio pada Windows dan karenanya berhubungan erat dengan prosesor Intel, maka semua nilai data disimpan dalam format Little- Endian. Berkas WAVE dapat mengandung string karakter. String ini disimpan dalam format dimana byte pertama menyatakan jumlah karakter dari string dan kemudian diikuti oleh isi string dalam representasi ASCII. II.6.2 Struktur File Format WAVE menggunakan struktur standar RIFF (Resource Interchange File Format) atau dapat juga dikatakan varian atau subset dari format RIFF. RIFF dikembangkan sebagai penyimpan berbagai tipe multimedia (video, audio). Format ini mengelompokkan bagian-bagian dari file menjadi kelompok-kelompok terpisah yang kemudian disimpan dalam chunk yang terpisah. Chunk header menyatakan tipe dan ukuran (byte) dari data yang disimpan dalam chunk tersebut. Metode pengorganisasian ini memungkinkan program yang tidak membutuhkan atau mengenali sebuah tipe chunk tertentu untuk melompati chunk tersebut dan memproses chunk selanjutnya. Chunk tipe tertentu dimungkinkan untuk mengandung sub(-sub) chunk [SON06]. Sebagai contoh pada Gambar II-10 dapat dilihat bahwa chunk fmt dan data sebenarnya adalah sub chunk dari chunk RIFF. Gambar II-10 menampilkan struktur format WAV paling sederhana. Struktur WAV paling sederhana adalah chunk RIFF yang mengandung sebuah sub chunk fmt yang menyimpan data atau info tentang format sampel audio dan sebuah sub chunk data yang berisi sampel audio

11 II-11 sebenarnya. Penjelasan lebih lanjut tentang format data pada berkas WAV dapat dilihat pada Lampiran A. Chunk ID RIFF Chunk Data Size RIFF Type ID WAVE Chunk ID fmt Chunk Data Size Sample Format Info Chunk Header Chunk Data Bytes Chunk ID data Chunk Data Size Digital Audio Samples Gambar II-10: Skema dasar struktur format WAV II.7 Short-time Fourier Transform II.7.1 Definisi Short-time Fourier transform (STFT) atau disebut juga short-term Fourier transform adalah transformasi yang berhubungan dengan transformasi Fourier. Biasa digunakan untuk menentukan frekuensi sinusloidal dan phase content dari suatu seksi lokal dari sebuah sinyal seiring sinyal tersebut berubah berdasarkan waktu. Dalam kasus kontinyu, fungsi yang akan ditransformasikan dikalikan dengan fungsi window yang bernilai tidak nol untuk suatu jangka waktu yang pendek. Seiring dengan window bergerak dalam domain waktu maka dilakukan transformasi Fourier (fungsi satu dimensi) terhadap hasil perkalian sinyal asal dengan fungsi window. Hasilnya adalah representasi sinyal dalam dua dimensi. Secara matematis, dapat ditulis menjadi [WIK06]: STFT {x } X, = x t w t e jwt dt (2.5) dengan w t adalah fungsi window, umumnya digunakan Han window atau Gaussian, yang bukit nya terpusat di sekitar nol, dan x t adalah sinyal yang akan ditransformasikan. X, Sebenarnya adalah transformasi Fourier dari x t w t. Phase unwrapping sering diterapkan baik pada sumbu waktu dan sumbu frekuensi, hal ini dilakukan untuk mencegah atau meminimalisasi loncatan ketakterhubungan antar-phase pada phase hasil dari STFT. Indeks waktu biasanya dalam ukuran kecil dan tidak dalam resolusi tinggi seperti waktu t.

12 II-12 Dalam kasus waktu diskrit, data yang akan ditransformasikan dapat dipecah menjadi beberapa blok atau bingkai, yang biasanya saling bertindihan. Kemudian pada setiap blok dilakukan transformasi Fourier dan hasilnya disimpan dalam matriks. Matriks ini merekam magnitude dan phase dari setiap titik dalam waktu dan frekuensi. Dapat ditulis secara matematis sebagai [WIK06]: STFT {x } X m, = x[n]w [n m]e jwt (2.6) n= dengan s[n] adalah sinyal dan w [n] adalah window. m diskrit dan w kontinyu, tetapi dalam penerapan STFT dilakukan dengan Fast Fourier Transform sehingga kedua variabel adalah diskrit dan dikuantisasi. Indeks waktu m biasanya dalam ukuran kecil dan tidak dalam resolusi tinggi seperti waktu n. STFT dapat diinverskan. II.7.2 Fast Fourier Transform Fast Fourier transform (FFT) adalah algoritma yang efisien untuk menghitung STFT. FFT adalah salah satu operasi yang paling banyak digunakan dalam pemrosesan sinyal digital untuk menyediakan analisis spektrum frekuensi. Invers FFT (IFFT) bekerja berlawanan dengan FFT, yaitu mengubah sinyal domain frekuensi menjadi domain waktu. Algoritma dan penjelasan lebih lanjut mengenai FFT dapat dilihat pada lampiran B. II.8 Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) Istilah peak sinyal-to-noise ratio (PSNR) adalah sebuah istilah dalam bidang teknik yang menyatakan perbandingan antara kekuatan sinyal maksimum yang mungkin dari suatu sinyal diital dengan kekuatan derau yang mempengaruhi kebenaran sinyal tersebut. Oleh karena banyak sinyal memiliki rentang dinamis yang luas, maka PSNR biasanya diekspresikan dalam skala logarithmic decibel. PSNR didefinisikan melalui sinyal-to-noise ratio (SNR). SNR digunakan untuk mengukur tingkat kualitas sinyal. Nilai ini dihitung berdasarkan perbandingan antara sinyal dengan nilai kebisingan (derau). Kualitas sinyal berbanding lurus dengan nilai SNR. Semakin besar nilai SNR semakin baik kualitas sinyal yang dihasilkan. SNR dari kumpulan nilai cuplikan adalah jumlah dari kuadrat nilai kuantisasi dibagi dengan jumlah nilai kuantisasi derau. Pernyataan tesebut dapat dirumuskan melalui persamaan 2.7 [RUM06].

13 SNR= N i 1 N i 1 x 2 i e 2 i (2.7) II-13 Dengan N menyatakan banyaknya sinyal suara yang dicuplik, x i menyatakan nilai cuplikan ke-i, dan e i menyatakan kesalahan cuplikan ke-i. SNR dapat pula dinyatakan sebagai perbandingan kuadrat kekuatan sinyal rata-rata berkas WAV setelah disisipi tanda air dengan kuadrat selisih kekuatan sinyal sebelum dan setelah disisipi tanda air [RUM06]. Pernyataan ini secara matematis ditulis menjadi persamaan 2.8. SNR= N t=0 N x 2 w t t=0 x t x w t 2 (2.8) Berdasarkan persamaan 2.8, maka nilai PSNR dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.9. Nilai PSNR direpresentasikan dalam skala desibel (db) [RUM06]. PNSR=10 10 log SNR (2.9)

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Bab ini menjelaskan tentang analisis kebutuhan dan perancangan perangkat lunak sebagai implementasi digital watermarking pada berkas WAV dengan menggunakan

Lebih terperinci

* Kriptografi, Week 13

* Kriptografi, Week 13 * Kriptografi, Week 13 Sejarah Watermarking Watermarking sudah ada sejak 700 tahun yang lalu. Pada akhir abad 13, pabrik kertas di Fabriano, Italia, membuat kertas yang diberi watermark atau tanda-air

Lebih terperinci

BAB III. ANALISIS. Proses Penyisipan Tanda Air

BAB III. ANALISIS. Proses Penyisipan Tanda Air BAB III. ANALISIS Bab ini menjelaskan tentang analisis dari sistem yang akan dibangun, tentang bagaimana teknik Time Base Modulation digunakan dalam praktek serta metode yang dipakai untuk melakukan pemanjangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian. akan menggunakan bantuan aplikasi pemrosesan audio (Rochesso 2007). Penambahan Derau Derau merupakan suara-suara yang tidak diinginkan. Munculnya derau dapat menurunkan kualitas suatu berkas audio. Penambahan

Lebih terperinci

BAB VI. PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL UJI

BAB VI. PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL UJI BAB VI. PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL UJI Bagian ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap perangkat lunak yang telah dibangun. Hasil pengujian akan dianalisis berdasarkan kriteria pengujian

Lebih terperinci

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Roy Indra Haryanto - 13508026 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia digital, terutama dengan berkembangnya internet, menyebabkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audio Suara atau bunyi adalah suatu gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium, seperti zat cair, padat dan gas. Bunyi dapat terdengar oleh manusia apabila gelombang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori. studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin, Dian

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori. studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin, Dian BAB II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Citra Digital Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog [3]. Citra digital ditampilkan

Lebih terperinci

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Pudy Prima - 13508047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan Stenografi dan Watermarking Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Stenografi Teknik menyembunyikan data rahasia di dalam media digital. Memerlukan : Wadah penampung

Lebih terperinci

Proteksi Hak Cipta Pada Lagu Menggunakan Watermarking Berdasarkan Metoda Time Base Modulation ABSTRAK

Proteksi Hak Cipta Pada Lagu Menggunakan Watermarking Berdasarkan Metoda Time Base Modulation ABSTRAK Proteksi Hak Cipta Pada Lagu Menggunakan Watermarking Berdasarkan Metoda Time Base Modulation Michael J. E. Karindah / 0022164 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65,

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation. DAFTAR SINGKATAN HAS HVS SVD QIM BER MOS ODG SNR : Human Auditory System : Human Visual System : Singular Value Decomposition : Quantization Index Modulation : Bit Error Rate : Mean Opinion Score : Objective

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu dan semakin meluasnya jaringan multimedia, maka proses pengiriman dan pengaksesan dari media digital (seperti citra digital, video digital,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang meningkat pesat seperti mudahnya internet diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Watermarking Watermarking adalah proses penambahan kode identifikasi secara permanen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, suara, gambar, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi terutama pada dunia digital pada saat ini memungkinkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa batas ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia teknologi pemakaian data digital seperti teks, citra, audio dan video di dunia teknologi komputer juga semakin berkembang namun terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini, saat teknologi informasi berkembang sangat pesat, hampir semua data telah berbentuk digital. Mulai dari data sederhana seperti buku referensi kuliah, tugas-tugas

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Suara Bentuk gelombang yang berulang secara teratur = gelombang periodik Bentuk gelombang yang tidak menunjukkan keteraturan = kebisingan (noise) Bentuk gelombang yang

Lebih terperinci

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p = tulisan. Secara umum, steganografi dapat diartikan sebagai salah satu cara menyembunyikan suatu pesan rahasia (message hiding) dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa sehingga keberadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi adalah sebuah seni menyembunyikan pesan rahasia dengan tujuan agar keberadaan pesan rahasia tersebut tidak diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan perkembangan teknologi komunikasi terutama dalam bidang internet, penyebaran informasi pada media melalui internet sangat mudah didapat. Akses informasi melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

KATA PENGANTAR. memberikan segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabial alamin, berkat rahmat ALLAH SWT yang telah memberikan segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audio Audio atau suara merupakan gelombang yang mengandung sejumlah komponen penting (amplitudo, panjang gelombang dan frekuensi) yang dapat menyebabkan suara yang satu berbeda

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio Teknologi Multimedia Suara dan Audio SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha 6 antara 0-1 yang maksimum untuk setiap berkas audio di mana watermark yang disisipkan tidak sampai perceptible. Hasil tersebut akan didukung dengan penilaian dari responden dengan menggunakan metode survei.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pertama dari laporan Tugas Akhir yang berisi pendahuluan. Bab pendahuluan diuraikan menjadi sub bab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Audio

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Audio BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai seluruh dasar teori yang berkaitan dengan pengerjaan Tugas Akhir. Dasar-dasar teori yang dijelaskan adalah mengenai sinyal audio, kriptografi (enkripsi

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini mampu menghubungkan hampir semua komputer yang ada di dunia, sehingga kita bisa saling

Lebih terperinci

TUGAS SEKURITI KOMPUTER

TUGAS SEKURITI KOMPUTER TUGAS SEKURITI KOMPUTER DIGITAL WATERMARK Disusun Oleh : Nama : Fauzan Bekti Nugroho NIM : 3085113013 Dosen : IKRIMACH, S.Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO NAMA : Sarah Putri Ramadhani NRP : 5213100185 REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO Definisi Representasi Data Representasi data adalah metode data dan atau informasi ke dalam ukuran yang lebih kecil sehingga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA SIDIK JARI PADA AUDIO DIGITAL DENGAN FORMAT WAVE (WAV) DENGAN METODE ECHO DATA HIDING

IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA SIDIK JARI PADA AUDIO DIGITAL DENGAN FORMAT WAVE (WAV) DENGAN METODE ECHO DATA HIDING IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA SIDIK JARI PADA AUDIO DIGITAL DENGAN FORMAT WAVE (WAV) DENGAN METODE ECHO DATA HIDING I Gusti Pratama Putra 1, Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si 2, I Ketut Suhartana, S.Kom,.M.Kom

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM Ahmad Adil Faruqi 1, Imam Fahrur Rozi 2 1,2 Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang 1 ahmadadilf@gmail.com,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi multimedia, jaringan komputer, jaringan Internet menimbulkan peningkatan kemudahan pengiriman informasi yang berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Masalah keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari

BAB II LANDASAN TEORI. Masalah keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keamanan data Masalah keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Tapi yang sangat di sayangkan, masalah keamanan ini kurang mendapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI Hidayatulloh, Rosa Andrie Asmara Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Malang hidayatulloh.malang@gmail,

Lebih terperinci

Tabel 6 Skenario pengujian 4

Tabel 6 Skenario pengujian 4 7 Tabel 6 Skenario pengujian 4 Cover Rhinos.avi & Vipmen.avi bit 1-8 bit Berkas pesan karakter Test.txt 197 Daftar.txt 15.384 TestCase.txt 33.792 5 Pengujian kualitas stegovideo secara objektif menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet yang semakin canggih sangat membawa kemajuan yang semakin berarti dalam berbagai aspek terutama bagi negara yang berkembang. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Komunikasi dapat diartikan sebagai berbagi pikiran, informasi dan intelijen. Segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pendahuluan dalam penyusunan Laporan Penelitian. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan

Lebih terperinci

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS Esti Suryani ), Titin Sri Martini 2) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p.

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p. Lokalisasi Kerusakan Watermarked audio diserang dengan white noise sepanjang 0.00808 detik menggunakan Audacity. Kemudian watermarked audio yang rusak dibandingkan dengan watermarked audio yang belum diserang.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. perancangan dan pembuatan akan dibahas dalam bab 3 ini, sedangkan tahap

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. perancangan dan pembuatan akan dibahas dalam bab 3 ini, sedangkan tahap BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini menggunakan beberapa tahapan yaitu analisis, perancangan, pengkodean/pembuatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan dan teknik kompresi data audio mempermudah penyalinan dan penyebaran data audio secara ilegal (Alfatwa 2006). Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Beatrix Sitompul 1), Fadliana Raekania 2) ), Gelar Budiman 3) 1),2),3)

Lebih terperinci

BAB II. DASAR TEORI 2.1 CITRA DIGITAL

BAB II. DASAR TEORI 2.1 CITRA DIGITAL BAB II. DASAR TEORI Bab dasar teori ini menguraikan mengenai beberapa pengetahuan dan hal mendasar yang melatarbelakangi watermarking pada citra digital. Dasar teori ini dibagi menjadi empat bagian utama,

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN METODE LOW BIT CODING. Ardi Firmansyah Teknik Informatika

PERANCANGAN APLIKASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN METODE LOW BIT CODING. Ardi Firmansyah Teknik Informatika PERANCANGAN APLIKASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN METODE LOW BIT CODING Ardi Firmansyah 50408143 Teknik Informatika LATAR BELAKANG File Digital sangat rentan terhadap pengubahan dan penduplikasian

Lebih terperinci

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Otniel 13508108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet dalam beberapa tahun terakhir ini, telah membawa perubahan besar bagi distribusi media digital. Media digital yang dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit

Lebih terperinci

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Muhammad Riza Fahlevi Universitas Gunadarma m_riza_fahlevi@yahoo.com ABSTRAKSI Steganografi dalam zaman modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang perlunya penyisipan watermark di dalam citra digital, perumusan masalah secara sistematis, serta metodologi yang digunakan untuk memecahkan masalah yang

Lebih terperinci

Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar

Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar M.A. Ineke Pakereng, Yos Richard Beeh, Sonny Endrawan Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara Sistem Multimedia Materi : Audio/Suara Definisi i i Suara Suara (Sound) fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah b secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH Fahmi Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No.

Lebih terperinci

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering. Perbandingan Metode Low Bit Coding Dengan Phase Coding Pada Digital Audio Watermarking

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering. Perbandingan Metode Low Bit Coding Dengan Phase Coding Pada Digital Audio Watermarking JITE, Vol. 1(1) Juli (2017) p-issn : 2549-6247 e-issn : 2549-6255 Journal of Informatics and Telecommunication Engineering Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jite Perbandingan Metode Low Bit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keamanan Informasi Dalam era digital, komunikasi melalui jaringan komputer memegang peranan penting. Melalui komunikasi elektronis, seseorang dapat melakukan transaksi atau komunikasi

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

LAMPIRAN PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM LAMPIRAN PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM 1. Tekan tombol Run Project, untuk memulai menjalankan aplikasi watermarking, dan tunggu hingga beberapa saat hingga tampil jendela baru. 2. Tampilan awal / home pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Suara adalah suatu alat komunikasi paling utama yang dimiliki oleh manusia. Dengan suara, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui suara,

Lebih terperinci

KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB

KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB Haikal Nando Winata1, Raja Nasrul Fuad2 Institut Teknologi Medan - Fakultas Teknologi Industri, Prodi Teknik Informatika ekalnata@itm.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS STEGANOGRAFI BERBASIS DETEKSI PITA FREKUENSI PADA FRAME AUDIO

SIMULASI DAN ANALISIS STEGANOGRAFI BERBASIS DETEKSI PITA FREKUENSI PADA FRAME AUDIO ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 3203 SIMULASI DAN ANALISIS STEGANOGRAFI BERBASIS DETEKSI PITA FREKUENSI PADA FRAME AUDIO SIMULATION AND ANALYSIS OF STEGANOGRAPHY

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latarbelakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, serta tujuan penelitian skripsi ini. Manfaat dalam penelitian, metodelogi

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media internet ini. Bahkan terdapat layanan internet seperti SoundCloud,

BAB I PENDAHULUAN. melalui media internet ini. Bahkan terdapat layanan internet seperti SoundCloud, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer memudahkan manusia dalam membuat dan menggandakan karya-karya multimedia seperti musik, lagu, gambar dan video. Kehadiran teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA

PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA Burhanuddin Damanik Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia damanikus@yahoo.com ABSTRAK Steganografi adalah teknik penyembunyian data

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode DCT dan SVD pada Image Watermarking

Studi Perbandingan Metode DCT dan SVD pada Image Watermarking Studi Perbandingan Metode DCT dan SVD pada Image Watermarking Shofi Nur Fathiya - 13508084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL Jurnal Informatika Polinema ISSN: 407-070X PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL Reza Agustina, Rosa Andrie Asmara Teknik Informatika, Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 Disusun Oleh : Nama : Michael Darmawan Nrp : 0322130 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

MODULASI DELTA ADAPTIF

MODULASI DELTA ADAPTIF MODULASI DELTA ADAPTIF SIGIT KUSMARYANTO http://sigitkus@ub.ac.id I. PENDAHULUAN Kecenderungan dalam perancangan sistem komunikasi baru untuk masa mendatang telah meningkatkan penggunaan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara bagaimana merahasiakan informasi terhadap pihak yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM Agung Satrio Wibowo 1), Agung Suryahadiningrat Kusumanegara 2) Gelar Budiman 3)

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia, internet (interconnection network) sudah berkembang menjadi salah satu media komunikasi data yang sangat populer. Kemudahan dalam penggunaan dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang dengan berkembangnya teknologi munculah sebuah kata yang disebut dengan internet. Dengan adanya internet ini, penyebaran informasi sangat mudah dan cepat.

Lebih terperinci

Modul 2 Akuisisi Dan Visualisasi

Modul 2 Akuisisi Dan Visualisasi Modul Akuisisi Dan Visualisasi 1. User Interface User interface (UI) adalah cara bagaimana komputer dan pengguna dapat berkomunikasi. UI yang baik adalah yang ramah terhadap pengguna (user friendly), baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini berisi mengenai analisa dan perancangan program steganografi dengan menggunakan Matlab. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja proses steganografi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teori merupakan dasar yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang berkaitan erat dengan perangkat lunak yang dibangun.

Lebih terperinci

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 217 ISSN 285-4218 ITN Malang, 4 Pebruari 217 AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi tidak hanya mendorong kecenderungan orang untuk saling berkomunikasi semata. Tuntutan menjadi semakin kompleks sehingga masalah

Lebih terperinci