KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA. Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA. Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK"

Transkripsi

1 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK Produk investasi derivatif merupakan instrumen investasi yang nilainya ditentukan atau diturunkan dari produk lain yang menjadi acuan (underlying) instrumen tersebut. Secara tidak langsung produk investasi derivatif turut terkait dengan kondisi krisis di pasar modal dunia pada tahun 2008 lalu (yang dikenal dengan kasus subprime mortgage). Peluang akan mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi, menarik minat para investor di seluruh dunia untuk turut terlibat dalam perdagangan derivatif. Namun sebagaimana prinsip investasi, higher return, higher risk, maka investasi yang mengharapkan keuntungan yang tinggi pasti akan diimbangi oleh risiko mengalami kerugian yang tinggi pula. Investasi pada sekuritas derivatif terbilang belum cukup populer bagi masyarakat Indonesia, namun bursa derivatif Indonesia sebenarnya telah cukup lama mengakomodir transaksinya, bahkan pada saat BEI masih terpisah menjadi BEJ dan BES. Bursa telah menerbitkan beberapa jenis produk investasi derivatif yang antara lain berbentuk kontrak berjangka dan kontrak opsi. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap produk produk investasi tersebut, termasuk perkembangannya, serta bagaimana menghitung tingkat keuntungan dan risiko dari investasi tersebut. Hasil pembahasan yang disertai dengan simulasi kasus menunjukkan bahwa dengan melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif, keuntungan yang diperoleh memang akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya berinvestasi pada produk acuan (underlying)-nya, tetapi jika prediksi tidak tepat, maka kerugian yang dialami pun akan berlipat-lipat pula. Dengan demikian, selain harus jeli dalam memilih pialang atau broker, investor perlu memahami secara mendalam mengenai investasi derivatif ini, khususnya tentang keuntungan dan tingginya tingkat risiko yang menyertainya. Kata kunci : investasi derivatif, pasar derivatif, kontrak berjangka, kontrak opsi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjelang awal tahun 2008 yang lalu, pasar modal dunia termasuk Indonesia sempat terguncang oleh adanya krisis kredit perumahan (dikenal sebagai kasus subprime mortgage) di Amerika Serikat. Penyebab krisis ini tidak hanya karena orang gagal membayar cicilan rumah namun juga karena kredit berisiko tinggi ini menjadi tumpuan produk investasi lain yang melibatkan sejumlah uang yang sangat besar. 31

2 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 Pada saat masyarakat kalangan bawah tidak mampu membayar kredit perumahan karena tingginya tingkat bunga kredit, maka nilai saham perusahaan pemberi kredit perumahan langsung turun drastis. Masalah ini semakin rumit, karena sebagai salah satu sumber pembiayaan kreditnya, perusahaan pemberi kredit perumahan tersebut menjual sekuritas derivatif yang beragunan aset, yang dikenal sebagai collateralized debt obligation (CDO) ke perusahaan-perusahaan investasi dan bank di seluruh dunia. Mengingat aset ini telah tersebar ke seluruh dunia, maka sulit untuk mendeteksi bank atau institusi mana yang memiliki aset yang terkait dengan subprime mortgage, sehingga muncul perilaku menghindar dari risiko (risk aversion) yang berlebihan dari pelaku pasar di dunia. Hal ini ditambah lagi dengan sikap para investor lokal yang kemudian melakukan aksi jual di bursa karena terpengaruh oleh sentimen negatif di pasar regional. Kondisi ini segera menciptakan masalah likuiditas yang sangat parah di pasar keuangan global (Oetomo, 2008 ; Outlook Ekonomi Indonesia, 2009). Indonesia sendiri sebenarnya tidak terkena imbas dari krisis tersebut secara langsung, namun sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, investasi derivatif atas aset berbasis subprime mortgage tersebut telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, maka ketika krisis terjadi, Indonesia juga terkena imbas kerugian. Salah satu indikator dari kerugian tersebut adalah jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam volume perdagangan saham di bursa. Bahkan pada bulan Oktober 2008, Departemen Keuangan RI sempat menutup BEI karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 10,38%. (Kusnanto, 2010). Jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam volume perdagangan saham di bursa tersebut antara lain disebabkan selama ini proporsi investor asing dalam perdagangan saham cukup tinggi, sehingga pada saat pasar finansial global mengalami kerugian, sebagian besar investor asing tersebut, yang kemungkinan terkait dengan investasi derivatif berbasis subprime mortgage, mengalami kesulitan likuiditas sehingga terpaksa menarik dananya (deleveraging) dari Indonesia. Adapun kondisi kerugian di Indonesia tersebut tidak hanya terjadi di bursa saham, tetapi juga di bursa berjangka, yang memperdagangkan sekuritas derivatif berjangka seperti derivatif indeks saham dan derivatif komoditas yang memperdagangkan komoditas pertanian atau sumber daya alam. (Outlook Ekonomi Indonesia, 2009). Penulis mengangkat masalah krisis yang ditimbulkan oleh kasus subprime mortgage untuk mengawali tulisan ini, namun dalam pembahasan selanjutnya, penulis tidak akan mengkaji lebih dalam mengenai masalah tersebut, tetapi yang lebih menarik perhatian penulis adalah masalah investasi derivatif sendiri yang ternyata belum cukup populer di Indonesia meskipun bursa bursa derivatif telah mengakomodir transaksinya. Jonckheere (dalam Kontan, 2008), menyatakan bahwa berinvestasi di produk derivatif pada kenyataannya memang dapat memberikan keuntungan yang besar, bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di bursa saham. Namun sesuai dengan prinsip investasi higher return, higher risk, maka produk investasi yang bisa memberi imbal hasil yang tinggi tentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif, keuntungan yang diperoleh sangat tinggi, tetapi jika prediksi tidak tepat, maka kerugian yang dialami pun akan berlipat-lipat pula. 32

3 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia Dengan demikian, dalam kaitannya dengan investasi derivatif ini, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang produk produk investasi derivatif di Indonesia termasuk perkembangannya, serta bagaimana menghitung keuntungan yang diharapkan dan risiko kerugiannya, melalui simulasi kasus kasus Lingkup Pembahasan Adapun lingkup pembahasan dalam penulisan ini disusun sebagai berikut : 1. Produk investasi derivatif apa saja yang diperdagangkan di pasar derivatif Indonesia. 2. Bagaimana mekanisme perhitungan keuntungan yang diharapkan dan risiko kerugian atas produk investasi derivatif (melalui simulasi kasus). 3. Bagaimana perkembangan pasar derivatif di Indonesia. II. PEMBAHASAN 2.1 Produk Investasi Derivatif yang Diperdagangkan di Pasar Derivatif Indonesia Selain Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar (bursa) lain di Indonesia yang memperdagangkan produk investasi derivatif adalah Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Jika BEI memperdagangkan produk produk derivatif saham (termasuk Kontrak Opsi Saham KOS), maka BBJ memperdagangkan produk produk derivatif berupa kontrak indeks dan kontrak berjangka komoditas. Produk investasi derivatif sendiri merupakan aset finansial yang diturunkan dari aset acuan (disebut sebagai underlying) seperti saham atau obligasi, serta menyatakan klaim terhadap aset acuan tersebut, atau terhadap nilai aset riil seperti emas atau komoditas di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010 : 45). Para pelaku derivatif biasanya adalah pihak manajemen investasi, perusahaan asuransi, lembaga keuangan, atau investor perorangan. Mereka mengelola portofolio supaya terhindar dari risiko pergerakan harga saham dan komoditas, tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (Kontan, 2008). Adapun beberapa kegunaan dari transaksi derivatif ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai aksi lindung nilai (hedging), yaitu suatu bentuk perlindungan agar nilai produk portofolio tidak sensitif dengan pergerakan harga. Pelaku hedging memiliki hak untuk menjual (put) atau membeli (call) pada harga dan periode kontrak tertentu. 2. Spekulasi, yang merupakan cara investor berinvestasi dengan mencari keuntungan dari selisih harga. Jadi tujuan dari spekulasi adalah apresiasi harga. Kunci dari spekulasi adalah market timing, jual produk pada saat harga tinggi atau beli produk pada saat harga murah, atau bisa mengkombinasikan keduanya. Keuntungan spekulasi bisa lebih besar daripada hedging, namun tingkat risikonya juga jelas lebih besar. 3. Arbitrage, yaitu aktivitas membeli dan sekaligus menjual produk di dua pasar yang berbeda, atau bisa juga membeli dua produk yang berbeda kemudian dijual di pasar yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan tanpa risiko. Siapapun dapat melakukan arbitrase karena yang terpenting adalah bahwa investor tersebut dapat memahami masalah disparitas harga. Sebelum Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) digabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), masing-masing bursa tersebut sebenarnya telah 33

4 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 menerbitkan produk investasi derivatif. BES menyelenggarakan bursa Kontrak Berjangka Indeks LQ 45, sedangkan BEJ menyelenggarakan bursa Kontrak Opsi Saham (KOS). (Siahaan, 2007). Setelah BEJ dan BES digabung menjadi BEI, produk derivatif yang dikelola adalah derivatif saham dan KOS, sedangkan produk investasi derivatif seperti kontrak indeks saham dan kontrak berjangka komoditas dikelola oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang telah mendapat ijin dari Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing produk derivatif tersebut : 1. Derivatif Saham Derivatif saham memiliki beberapa bentuk produk investasi, yaitu : a. Waran, yaitu hak untuk membeli sebuah saham pada harga dan waktu yang telah ditetapkan. Perusahaan yang menerbitkan waran harus telah mencatatkan sahamnya di bursa karena nanti akan dikonversi oleh pemegang waran. Waran biasanya dijual bersamaan dengan sekuritas lain seperti saham atau obligasi, dengan periode perdagangan sekitar 3 5 tahun. BEI mengatur bahwa waran yang diperdagangkan di bursa adalah waran yang pada saat mulai diperdagangkan sekurang-kurangnya 3 tahun dan pelaksanaan haknya tidak dapat dilakukan lebih cepat dari 6 bulan terhitung sejak waran diterbitkan. b. Right, juga merupakan hak untuk membeli saham pada harga dan waktu yang telah ditetapkan, namun diperuntukkan bagi pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada saat secondary offering. Right diterbitkan melalui penawaran umum terbatas (right issues) dengan periode waktu perdagangan yang sangat singkat, dalam hitungan hari atau minggu. c. Reksadana saham, yang merupakan cara paling sederhana untuk melakukan diversifikasi (penyebaran) risiko. Reksadana merupakan kumpulan uang dari banyak investor yang diinvestasikan pada berbagai instrumen investasi di bawah pengelolaan fund manager dari suatu perusahaan sekuritas dimana reksadana tersebut diterbitkan. Setiap investor memiliki hak secara proporsional pada reksadana saham berdasarkan jumlah unit penyertaan yang dimilikinya. 2. Kontrak Opsi Saham (KOS) atau Single Stock Option Pada dasarnya kontrak opsi (option contract) adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu tertentu. Ada dua jenis kontrak opsi, yaitu opsi membeli (call option) dan opsi menjual (put option). Pengertian call dan put ini penting dalam opsi. Pemilik call option mempunyai hak untuk membeli aset induk atau aset acuan (underlying asset) pada harga tetap selama waktu tertentu, dimana bagi penjual, adalah wajib untuk menjual aset tersebut. Sedangkan pemilik put option mempunyai hak untuk menjual aset induk pada harga tetap selama waktu tertentu, dimana penjual kontrak wajib membeli saham tersebut. Harga tetap pada aset induk yang dapat dibeli atau dijual dengan sebuah kontrak opsi disebut harga pelaksanaan (strike price atau exercise price). Menggunakan opsi untuk membeli atau menjual suatu aset, disebut melaksanakan opsi. Hari terakhir opsi 34

5 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia dapat dilaksanakan adalah pada tanggal berakhir (expiration date) suatu kontrak opsi. Selama masa jatuh tempo kontrak opsi belum berakhir, pembeli bebas melaksanakan hak call option atau put option sesuai kontrak, atau menunggu sampai jatuh tempo. (Tandelilin, 2010 : 49 ; Elton and Gruber, 2003). Oleh karena underlying opsi adalah saham, maka investor harus memutuskan saham apa yang akan dipilih dengan cara melakukan analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental diperlukan untuk membaca trend saham di pasar saham suatu negara dengan cara mempelajari faktor ekonomi makro di negara yang bersangkutan, sehingga dapat dipilih sektor saham mana yang paling menguntungkan. Sedangkan analisis teknikal diperlukan untuk mengetahui kapan saatnya berinvestasi, berdasarkan pertimbangan dari analisis fundamental. Di Indonesia, perdagangan opsi pertama kali dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2004 (pada waktu itu dikelola oleh Bursa Efek Jakarta BEJ). Opsi yang paling dikenal di Indonesia adalah opsi saham. Opsi saham (stock option) adalah opsi untuk membeli atau menjual saham. Opsi saham yang diperdagangkan di BEI disebut Kontrak Opsi Saham (KOS) atau Single Stock Option. Besarnya harga KOS sudah ditentukan oleh otoritas bursa dan tergantung pada jumlah saham acuan serta jumlah saham yang beredar. Sebagaimana halnya sekuritas lain, KOS juga diperdagangkan dengan melibatkan pembeli kontrak opsi (taker) dan penjual kontrak opsi (writer). Jatuh tempo atau hari berakhirnya setiap seri KOS pada setiap bulan adalah hari bursa terakhir pada bulan bersangkutan. Tidak semua saham yang tercatat di BEI menjadi saham acuan (underlying asset) KOS, hanya saham yang memiliki tingkat frekuensi perdagangan dan volatilitas (fluktuasi) harga yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang cukup besar. Ada 5 (lima) saham yang menjadi acuan, yaitu : PT. Astra Internasional Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Saham saham acuan KOS ini ditinjau minimal 6 bulan sekali (Tandelilin, 2010 : 50). Adapun pada tahun tahun berikutnya, BEI telah berencana untuk menambah 16 saham baru dengan tujuan meningkatkan volume transaksi pada produk derivatif ini. 3. Kontrak Berjangka Komoditas (Commodity Futures) Kontrak berjangka komoditas (commodity futures) adalah kontrak yang menggunakan underlying asset (aset acuan) aset riil berupa barang-barang pertanian (misalnya kopi, gula, kentang) dan sumber daya alam (misalnya emas dan minyak). (Tandelilin, 2010 : 45). Adapun beberapa komoditas yang diperkirakan akan tetap menjadi unggulan sampai dengan beberapa tahun ke depan adalah komoditas jenis emas, minyak mentah, minyak sawit, dan jagung. Derivatif komoditas merupakan produk investasi turunan dari perdagangan komoditas tersebut. Adapun yang diperdagangkan dalam derivatif komoditas adalah kontrak berjangka komoditas, yaitu kontrak untuk membeli atau menjual suatu aset acuan (underlying asset) di waktu yang akan datang telah ditentukan, pada harga yang telah ditentukan pula. Transaksi kontrak ini dapat dilakukan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Selain sebagai sarana untuk meraih keuntungan tinggi, berinvestasi pada produk investasi ini dilakukan investor untuk melindungi nilai (hedging) asetnya dari kenaikan atau 35

6 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 penurunan harga aset tersebut. Contohnya, pengusaha kelapa sawit (CPO) melakukan lindung nilai dengan cara melakukan jual beli kontrak berjangka CPO di bursa berjangka. Dengan demikian, pengusaha tersebut dapat meminimalkan kerugian terhadap perubahan harga CPO yang terjadi. Di kontrak berjangka komoditas ini, investor dapat memilih posisi beli (long) atau jual (short). Jika investor merasa yakin harga komoditas yang diinginkan bakal naik, ia dapat memasang posisi long, sebaliknya, jika diramalkan harga komoditas tersebut di waktu yang akan datang bakal turun, ia dapat memasang posisi short. Dalam perdagangan kontrak berjangka komoditas, ada dua cara penyelesaian transaksi, yaitu : a. Penyerahan fisik (physical settlement) Dengan cara ini, investor akan menerima komoditas yang diperdagangkan dalam bentuk fisik. Misalnya, investor tersebut memasang posisi jual / beli untuk kontrak berjangka CPO, maka dia akan menyerahkan / menerima CPO sejumlah yang dijual / dibeli. b. Penyerahan tunai (cash settlement) Dengan cara ini, kontrak dibatalkan dengan membeli posisi untuk menutupi kewajiban yang timbul, yaitu dengan membeli kontrak untuk membatalkan kewajiban pada penjualan kontrak terdahulu (menutupi posisi short), atau sebaliknya, yaitu menjual kontrak untuk melikuidasi pembelian kontrak sebelumnya (menutupi posisi long). Bila akan berinvestasi pada derivatif ini, maka investor harus membuka rekening di kantor pialang yang telah dipilih, yaitu kantor pialang yang yang sudah mendapat ijin dari Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Adapun di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sendiri saat ini ada empat macam kontrak berjangka yang diperdagangkan, yaitu : a. Kontrak berjangka olein, dengan underlying asset (aset acuan) nya adalah olein yang memenuhi kualitas standar pasar. Olein merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit (CPO). Satu satuan kontak untuk kontrak berjangka olein ini senilai dengan 20 ton ( kg) olein. b. Kontrak berjangka emas (kode GOL), merupakan kontrak komoditas yang terbilang cukup laris di BBJ. Kontrak ini menggunakan pergerakan emas murni sebagai aset acuan. Satuan kontraknya adalah sebesar 1 kg (1.000 gram). c. Kontrak gulir emas (berkode KGE), merupakan kontrak yang menggunakan aset acuan harga emas pasar fisik Loco London. BBJ juga memperhitungkan perbedaan tingkat bunga gold forward rate (GOFO) dengan tingkat bunga deposito rupiah untuk 1 bulan. Satuan kontraknya adalah sebesar 1 kg (1.000 gram). d. Kontrak gulir indeks emas (KIE), merupakan indeks perbandingan antara harga penyelesaian kontrak gulir emas di BBJ dengan harga emas Loco London, sehingga angka indeks tersebut 100% sama dengan pergerakan nilai tukar mata uang dolar AS terhadap mata uang rupiah. Di kontrak ini ada istilah angka penyelesaian, yaitu angka yang ditentukan berdasarkan harga penyelesaian kontrak gulir emas di BBJ dengan harga rata-rata best bid dan best offer di pasar fisik Loco London. Satuan kontraknya adalah sebesar Rp per angka indeks. 36

7 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia Sebagaimana layaknya produk-produk investasi derivatif, berinvestasi di produk derivatif komoditas dapat memberikan keuntungan yang besar, bahkan diperkirakan bisa lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di bursa saham. Keuntungan dari bursa saham kemungkinan hanya sekitar 25% dari bursa komoditas. (Setyawan, dalam Kontan, 2008). Namun sebagaimana biasanya, produk investasi yang bisa memberi imbal hasil yang tinggi tentu juga memiliki risiko investasi yang lebih tinggi. Namun saran yang biasa diberikan oleh para pialang atau broker untuk meminimalkan kerugian dari berinvestasi pada derivatif komoditas ini adalah dengan mematok batas dana investasi yang tidak melebih 20% dari modal yang dimiliki investor, dan juga disiplin pada target yang sudah dibuat, walaupun pergerakan harga komoditas masih bergerak searah dengan prediksi investor. (Jonckheere, dalam Kontan, 2008). 4. Derivatif Indeks Saham Produk derivatif kontrak indeks adalah produk derivatif (turunan) kontrak berjangka atas sebuah indeks saham. Produk derivatif ini ada di bawah naungan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Acuannya adalah indeks bursa Asia serta bursa Indonesia. Di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) ada tiga jenis kontrak indeks yang cukup populer, yang mengacu pada indeks bursa Asia, yaitu : a. Nikkei 225 Indeks ini terbentuk dari pergerakan 225 saham pilihan di Osaka Stock Exchange (OSE). Menurut kalangan pialang, secara fundamental, pergerakan Nikkei banyak dipengaruhi oleh pergerakan saham-saham perbankan, otomotif, telekomunikasi, dan teknologi di Jepang. Tidak seperti BEI yang batas pergerakannya terbatas, Nikei punya batas pergerakan yang terbilang lebar, dimana rata-rata dalam sehari bisa bergerak antara 200 hingga 300 poin. b. Kospi Indeks Kospi dibentuk dari pergerakan harga 200 saham unggulan di Korea Selatan dan merupakan salah satu indeks terbesar di Asia. Indeks di bursa Korea Selatan ini bisa tumbuh berkat kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara tersebut. Saham-saham yang menjadi barometer Kospi adalah saham-saham telekomunikasi. Rata-rata dalam sehari indeks Kospi bisa bergerak antara poin. c. Hangseng Indeks Hangseng mencakup pergerakan harga 33 saham utama yang diperdagangkan di Hongkong Stock Exchange (HSE). Pergerakan indeks Hangseng sangat ditentukan oleh pergerakan saham HSBC dan saham-saham telekomunikasi seperti China Mobile dan China Unicom. Hangseng terkenal sebagai indeks yang sangat fluktuatif, dimana dalam sehari rata-rata bisa bergerak naik turun antara 500 hingga poin. Adapun untuk derivatif jenis kontrak indeks saham yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain adalah Indeks LQ 45 Futures yang memakai pergerakan Indeks LQ 45 sebagai underlying. Indeks LQ 45 adalah indeks saham dari 45 saham paling likuid di BEI. Investor yang berpikir indeks LQ 45 akan naik, dapat mengambil posisi beli (long), dan jika investor memperkirakan indeks akan turun, dapat mengambil posisi jual (short). Keuntungan jelas diperoleh jika perkiraan investor tersebut tetap. 37

8 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 Untuk dapat berinvestasi pada produk derivatif ini, investor harus menyetorkan sejumlah dana yang diisyaratkan kepada anggota bursa atau broker yang dipilih, dimana rata-rata untuk sekali order LQ 45 adalah Rp. 4 juta rupiah per kontrak. 2.2 Mekanisme Perhitungan Keuntungan yang Diharapkan dan Risiko Kerugian atas Investasi pada Produk Investasi Derivatif Setelah membahas beberapa produk investasi derivatif di Indonesia, selanjutnya akan dibahas mekanisme perhitungan keuntungan dan kerugian dari investasi tersebut melalui simulasi kasus. Adapun perhitungan hanya meliputi Kontrak Opsi Saham (KOS), kontrak berjangka komoditas, dan kontrak indeks saham (mewakili produk produk investasi derivatif), dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana besarnya keuntungan yang dapat diperoleh apabila mampu melakukan prediksi yang tepat, sekaligus untuk mengetahui bagaimana besarnya kerugian yang akan dialami, apabila salah melakukan prediksi. 1. Perhitungan Keuntungan dan Kerugian atas Kontrak Opsi Saham (KOS) Berikut adalah simulasi kasus yang berkaitan dengan KOS : Tuan A (investor) melihat bursa sedang mengalami trend bullish (naik), dan memperkirakan indeks akan terus naik. Berdasarkan keyakinan tersebut, Tuan A memilih saham PT. Astra Tbk. Pada tanggal 3 Maret, harga per lembar saham Astra adalah Rp Tuan A yakin saham Astra masih berpeluang naik hingga satu bulan ke depan, sehingga ia memilih call option yang berjangka waktu selama satu bulan untuk 10 kontrak. Oleh karena 1 kontrak sama dengan saham (1 lot), maka 10 kontrak sama dengan saham. Tuan A membeli call option ini pada harga premi Rp Berarti modal Tuan A adalah Rp. 10 juta (Rp. 100 x saham). Antara Tuan A dengan pihak penjual (writer) tercapai kata sepakat bahwa harga pelaksanaan atau harga tebus (strike price) saham Astra adalah Rp Tanggal 10 Maret, harga saham Astra naik menjadi Rp dan harga kontrak call option (premi) naik menjadi Rp Pilihan Tuan A pada hari tersebut adalah sebagai berikut : - Menahan posisi dengan harapan saham Astra bakal naik. - Menjual kontrak tersebut. Profit yang akan diperoleh adalah Rp. 10 juta (Rp. 200 Rp. 100) x saham. - Mengeksekusi kontrak tersebut. Profit yang akan diperoleh adalah Rp. 40 juta, yang diperoleh dengan cara : {Rp (Rp Rp. 100)} x saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan berspekulasi seperti ini, Tuan A bisa mendapatkan untung sebanyak Rp. 30 juta atau 300% hanya dalam tempo satu pekan, namun dengan asumsi bahwa Tuan A mampu secara tepat menebak pergerakan harga. Berikut adalah perhitungan jika Tuan A salah menebak pergerakan harga : Karena terimbas krisis, ternyata saham PT. Astra Tbk. mengalami penurunan. Misalnya sampai saat jatuh tempo, harga saham Astra tinggal mencapai Rp Dalam kondisi tersebut : - Bila melakukan eksekusi haknya, Tuan A jelas akan mengalami kerugian besar karena ia harus membeli saham Astra dari writer dengan harga sebesar Rp , sesuai 38

9 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia kontrak yang telah ia buat. Padahal harga pasar saham Astra hanya seharga Rp per saham, artinya, bahwa kerugian Tuan A bila mengeksekusi kontraknya adalah sebesar Rp. 150 juta, yang diperoleh dengan cara (Rp Rp ) x saham. - Bila tidak melakukan eksekusi haknya (kehilangan haknya untuk membeli), maka Tuan A kehilangan premi yang ia bayar dengan total kerugian sebesar Rp. 10 juta atau setara dengan 100% dari modalnya. Adapun kondisi yang sama juga bisa terjadi pada kontrak put option. Dengan demikian, dari illustrasi tersebut diatas, dapat dipahami bahwa memang transaksi opsi saham memang punya potensi untung yang sangat tinggi namun pada saat yang sama juga berpeluang risiko yang juga sangat tinggi, yang bisa menghilangkan seluruh modal dalam waktu sekejap. 2. Perhitungan Keuntungan dan Kerugian atas Kontrak Berjangka Komoditas Berikut akan diuraikan simulasi perhitungan kontrak berjangka komoditas, meliputi olein, emas, gulir emas, dan indeks emas. a. Kontrak berjangka olein : Tuan B (investor) memperkirakan harga olein akan naik, maka ia memasang posisi long (beli) 1 lot kontrak berjangka olein di harga Rp per kg. Sebulan kemudian, Tuan B menutup posisinya. Jika pada saat itu harga olein naik menjadi Rp per kg, maka : - Tuan B akan mendapatkan keuntungan sebesar : (Rp Rp ) x 1 lot x kg = Rp Keuntungan setelah dipotong komisi (ditetapkan sebesar Rp ) : Rp Rp = Rp Namun jika harga olein turun menjadi Rp per kg, maka : - Tuan B akan mengalami kerugian sebesar : Rp Rp ) x 1 lot x kg = Rp Tambahan kerugian Tuan B karena harus membayar komisi transaksi adalah : Rp Rp = Rp b. Kontrak berjangka emas : Tuan C (investor) memperkirakan harga emas akan naik, maka ia ia memasang posisi long (beli) 1 lot kontrak berjangka emas di harga Rp per gram. Sebulan kemudian, Tuan C menutup posisinya. Jika pada saat itu harga emas naik menjadi Rp per kg, maka : - Tuan C akan mendapatkan keuntungan sebesar : (Rp Rp ) x 1 lot x gram = Rp Keuntungan setelah dipotong komisi (ditetapkan sebesar Rp ) : Rp Rp = Rp Namun jika harga emas turun menjadi Rp per gram, maka : - Tuan C akan mengalami kerugian sebesar : Rp Rp ) x 1 lot x gram = Rp Tambahan kerugian Tuan C karena harus membayar komisi transaksi adalah : Rp Rp = Rp

10 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 c. Kontrak gulir emas : Tuan D (investor) memperkirakan harga emas akan naik, maka ia ia memasang posisi long (beli) 1 lot kontrak gulir emas di harga Rp Harga penyelesaian di hari Tuan D membeli kontak adalah Rp Perbedaan tingkat bunga antara GOFO dan deposito IDR adalah % per hari. Esok harinya, Tuan D menutup posisinya. Seandainya saat itu emas menguat menjadi Rp per gram, maka perhitungannya adalah : - Rekening Tuan D akan didebet sebesar : Rp x 1 lot x x 0,000966% = Rp Keuntungan dari kenaikan harga penyelesaian : (Rp Rp ) x 1 lot x = Rp Keuntungan dari perubahan harga : (Rp Rp ) x 1 lot x = Rp Keuntungan yang diperoleh : (Rp Rp ) Rp = Rp d. Kontrak gulir indeks emas : Tuan E (investor) memperkirakan dolar Amerika akan menguat terhadap rupiah. Maka dia memasang posisi beli untuk 1 lot kontrak gulir indeks emas di angka Angka penyelesaian di hari Tuan E membeli kontrak adalah Perbedaan tingkat bunga antara deposito USD dan deposito IDR adalah 0,009161% per hari. Sebulan kemudian, Tuan E menutup posisinya. Misalnya saat itu nilai tukar dolar menguat menjadi Rp , maka perhitungannya adalah : - Rekening Tuan E akan didebet sebesar : Rp x 1 lot x x 0,009161% = Rp Keuntungan dari kenaikan angka penyelesaian : (Rp Rp ) x 1 lot x = Rp Keuntungan dari selisih kurs : (Rp Rp ) x 1 lot x = Rp Keuntungan yang diperoleh : (Rp Rp ) Rp = Rp Perhitungan Keuntungan dan Kerugian atas Kontrak Indeks Saham Untuk memudahkan pemahaman terhadap kontrak indeks ini, maka berikut diberikan simulasi kasus (hanya untuk indeks Hangseng) : - Ketika indeks bearish, Tuan F (investor) menjual 1 lot kontrak indeks Hangseng di posisi Harga per lot Rp. 15 juta dan harga 1 poin indeks Rp Adapun pialang menetapkan biaya transaksi sebesar Rp Tuan F bisa mendapat keuntungan jika ternyata indeks Hangseng turun. Misalnya, indeks ada pada posisi Sebab, Tuan F telah membeli lagi dengan harga lebih murah, yaitu pada posisi indeks , atau ada selisih 100 poin. 40 Besarnya keuntungan = (selisih indeks) x poin transaksi 100 x Rp Rp = Rp

11 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia - Sebaliknya Tuan F akan mengalami kerugian bila saat jatuh tempo, ternyata indeks Hangseng naik 100 poin menjadi Sebab, Tuan F menjual dengan harga murah, dan membeli dengan harga lebih mahal. Selisihnya adalah sebesar minus 100. Besarnya kerugian yang dialami Tuan F adalah : (-100) x Rp Rp = - Rp Namun apakah Tuan F benar-benar mengalami kerugian? Ternyata sebenarnya ia masih memiliki sisa dana sebesar : Rp Rp = Rp Dari kondisi-kondisi tersebut, dapat dipahami bahwa konsekuensi berinvestasi pada kontrak indeks ini adalah bahwa para investor (dibantu oleh pialang atau broker) mau tidak mau harus selalu tetap mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan pergerakan sahamsaham yang menggerakkan bursa di masing-masing negara asal kontrak tersebut. Dari seluruh simulasi kasus yang ada, maka dapat diketahui bagaimana tingginya risiko kerugian yang dapat dialami oleh investor jika salah melakukan prediksi. Mengingat tingginya tingkat risiko pada produk- produk investasi derivatif tersebut, maka saran yang biasa diberikan kepada setiap investor adalah : (1) Memahami dulu produk derivatif yang diinginkan dan aturan mainnya, (2) Mencermati pergerakan underlying-nya, (3) Membatasi tingkat risiko dan tidak terlena dengan tingkat keuntungan, artinya, akan segera melikuidasi kontrak yang ada jika gain yang diperoleh telah cukup (Jonckheere, dalam Kontan, 2008). 2.3 Perkembangan Pasar Derivatif di Indonesia Sebagaimana telah disinggung pada bagian sebelumnya, bahwa pada saat Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) belum digabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), masing-masing bursa tersebut sebenarnya telah menerbitkan produk investasi derivatif berjenis kontrak opsi dan kontrak berjangka. Setelah kedua bursa tersebut digabung menjadi BEI, produk derivatif yang dikelola adalah derivatif saham dan kontrak opsi saham, sedangkan produk investasi derivatif berbentuk kontrak berjangka dikelola oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), yang berada di bawah pengawasan Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Secara makro, keberadaan pasar derivatif sebenarnya dapat membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor riil (dunia usaha) untuk mendapatkan modal usaha secara efisien. Namun di Indonesia perkembangan pasar derivatif belum semaju di negara lain, khususnya di Asia. (Siahaan, 2007 ; Kontan 2008). Sebagai pembanding, bursa derivatif Korea telah menjadi bursa unggulan di Asia, sedangkan bursa derivatif komoditas Malaysia menjadi bursa terbesar di dunia. Kemajuan pasar derivatif di kedua negara tersebut disebabkan adanya dukungan penuh dari otoritas setempat dan seluruh anggota bursa. Kegiatan kegiatan berbentuk pelatihan derivatif untuk masyarakat umum dan simulasi trading bagi investor pemula, sering diadakan di kedua negara tersebut sehingga semakin banyak investor yang paham tentang informasi derivatif, kondisi inilah yang mampu meningkatkan volume transaksi 41

12 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei 2011 derivatif di kedua negara tersebut. Sedangkan di Indonesia, distribusi informasi derivatif masih dikuasai oleh orang orang tertentu, sehingga investor pemula sulit untuk belajar (Satrio, dalam Kontan, 2008). Sedangkan untuk pasar derivatif yang menggunakan komoditas sebagai acuan (underlying) nya, perkembangannya juga masih kurang karena banyaknya informasi yang tidak transparan terkait dengan posisi harga yang tidak terbuka untuk umum. Akibatnya dalam melakukan transaksi, posisi produk acuan tidak begitu kuat. (Siahaan, 2007 ; Adikin, dalam Kontan, 2008). Adapun transaksi derivatif yang menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia adalah derivatif atas indek saham yang mengacu pada saham luar negeri, seperti indeks Nikkei, Hangseng, dan Kospi. Selain itu di pasar derivatif dikenal juga dikenal istilah transaksi over the counter (OTC), yaitu transaksi yang melibatkan dua pihak secara langsung tanpa menggunakan pialang, dimana bank bertindak sebagai kustodian untuk menyerahkan hasil transaksi tersebut. Namun transaksi ini dinilai cukup rawan, khususnya bila bank yang bersangkutan bukanlah bank yang bonafide, yang dapat memicu masalah likuiditas. III. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : a. Produk produk investasi derivatif yang ada di pasar derivatif Indonesia (BEI dan BBJ) antara lain adalah derivatif jenis kontrak berjangka dan kontrak opsi. Perbedaan dari kedua kontrak tersebut adalah : (a) Pembeli kontrak opsi diwajibkan untuk membeli aset induk pada harga yang telah ditetapkan, dan penjualnya juga diwajibkan untuk menjual pada harga yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan pemilik opsi tidak diharuskan untuk membeli tetapi dia mempunyai hak untuk membeli aset induknya, dan (b) Ketika orang membeli kontrak berjangka, dia tidak membayar uang dan penjualnya juga tidak menerima uang. Tetapi jika orang membeli kontrak opsi, dia membayar premi dan penjualnya menerima premi tersebut. b. Secara umum, kegunaan transaksi derivatif ini adalah untuk melakukan lindung nilai (hedging), spekulasi, dan arbitrage. Hasil pembahasan yang disertai dengan simulasi kasus menunjukkan bahwa dengan melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif ini, keuntungan yang diperoleh akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya berinvestasi pada produk acuan (underlying)-nya, tetapi di sisi lain, jika prediksi tidak tepat, maka kerugian yang dialami pun dapat berlipat-lipat. Dengan demikian, selain harus jeli dalam memilih pialang atau broker, investor perlu memahami secara mendalam mengenai investasi derivatif ini, khususnya tentang keuntungan dan tingginya tingkat risiko yang menyertainya. c. Pasar derivatif sudah cukup lama beroperasi di Indonesia namun perkembangannya belum semaju pasar derivatif di negara lain. Adapun transaksi derivatif yang menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia adalah derivatif atas indek saham yang mengacu pada saham luar negeri, yaitu indeks Nikkei (Jepang), indeks Hangseng (Hongkong), dan indeks Kospi (Korea Selatan). 42

13 Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia DAFTAR PUSTAKA Elton, Edwin J. and MJ. Gruber, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, Sixth Edition ; John Wiley & Son New York, 2003 Kontan, Edisi Khusus, 2008 Kusnanto, Amir, Global Financial Crisis ; Blognya Pak Amir, WordPress, 2010 Oetomo, Tjahjo, Krisis Finansial Global dan Dampaknya terhadap Perekonomian dan Perbankan Indonesia ; Makalah Seminar Nasional Menguak Krisis Finansial Global : Pendekatan Ekonomi dan Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Oktober 2008 Outlook Ekonomi Indonesia , Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia, Edisi Januari 2009 Siahaan, Hinsa, Perkembangan Peran Pasar Derivatif Membantu Peningkatan Efisiensi Pasar Keuangan Indonesia ; Jurnal Keuangan dan Moneter Volume 9 Nomor 3, 2007 Tandelilin, Eduardus, Teori Portofolio dan Analisis Investasi : Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama ; Penerbit Kanisius Jogjakarta, BIODATA: Ferikawita M. Sembiring, SE, MSi adalah dosen tetap pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) 43

14 Portofolio Vol. 8 No. 1 Mei

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015 1/16/215 OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi. Penilaian opsi. PENGERTIAN OPSI 2/65 Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Krisis global tahun 2008 disebabkan oleh permasalahan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS terjadi karena

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13 OPSI VERSUS FUTURES Kontrak berjangka (futures) merupakan salah satu bentuk sekuritas derivatif. Perbedaan mendasar karakteristik kontrak futures dari opsi,adalah

Lebih terperinci

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka DAFTAR ISI Deskripsi... 2 Manfaat Perdagangan Berjangka Komoditi.. 3 Mekanisme Transaksi Multilateral... 4 Produk Multilateral... 5 Perbedaan Multilateral dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan perdagangan internasional semakin ketat. Untuk itu Indonesia perlu meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0. Pertemuan 15 CORPORATE ACTION

Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0. Pertemuan 15 CORPORATE ACTION Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0 Pertemuan 15 CORPORATE ACTION 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar uang dan pasar modal bergejolak drastis pada tahun 2008-2009 pasca kasus subprime mortgage yang melanda Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh dampak krisis

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi

Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi BANDI Maksi, MM FE UNS Bandi, 2010 FE UNS 1 DERIVATIF (Idx.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Bandi, 2010 FE UNS 2 PENDAHULUAN Definisi Efek turunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan perekonomian suatu negara, perlu dibangun dan dikembangkan. Pembangunan suatu Negara membutuhkan

Lebih terperinci

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset).

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset). XXIV. Instrumen Kuangan Derivatif 1. Pendahuluan Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note:

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note: Pokok Bahasan Lecture Note: Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder Instrumen Pasar Modal Saham Obligasi Reksadana Sekuritas Derivatif: Right issue, waran, opsi 1 2 Definisi Pasar Modal Pasar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia di lima tahun terakhir ini dihadapkan pada satu babak baru yaitu runtuhnya stabilitas ekonomi global, krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Selanjutnya, bab ini menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini investasi adalah cara untuk menjaga kekayaan yang dimiliki dan menghasilkan keuntungan. Salah satu ciri dari era globalisasi saat ini yaitu dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan saham Asia pada tahun 2013 mengalami penurunan cukup tajam,

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan saham Asia pada tahun 2013 mengalami penurunan cukup tajam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan situs Jakarta Futures Exchange menyatakan bahwa pergerakan saham Asia pada tahun 2013 mengalami penurunan cukup tajam, khususnya untuk indeks Hang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia menyebabkan beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi, hingga derivatif menjadi sarana untuk melakukan investasi. Tidak hanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI HARGA SAHAM (Studi Pada Saham PT. Astra Internasional,Tbk.) Rizka Devi Agustin Siti Ragil Handayani Raden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara,

Lebih terperinci

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan PASAR MODAL PASAR MODAL Pasar Modal (Capital Market) adalah pasar yang mempertemukan penjual dana dan pembeli dana jangka panjang baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri PRODUK PASAR MODAL 1. SAHAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu yang sangat singkat dalam setahun terakhir ini yaitu pergerakan harga minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

Investasi Saham di Pasar Modal

Investasi Saham di Pasar Modal Investasi Saham di Pasar Modal Andre adalah salah satu individu yang ikut memeriahkan perdagangan saham di bursa efek Jakarta. Sudah kurang lebih 3 tahun Andre selalu mengikuti dan bertransaksi saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan global yang terjadi sejak awal tahun 2007, bermula dari krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan investasi sebagai penjamin masa depan yang tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling sederhana berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

Lebih terperinci

PASAR KOMODITI: Perdagangan Berjangka & Pasar Lelang Komoditi

PASAR KOMODITI: Perdagangan Berjangka & Pasar Lelang Komoditi RINGKASAN BUKU: PASAR KOMODITI: Perdagangan Berjangka & Pasar Lelang Komoditi Oleh: IR. R. SERFIANTO D. PURNOMO CITA YUSTISIA SERFIYANI, SH ISWI HARIYANI, SH, MH Penerbit: JOGJA BANGKIT PUBLISHER (GALANGPRESS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

BAB I PENDAHULUAN. komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu selalu dihadapkan dalam beberapa pilihan dalam hidupnya, misalnya saja pilihan dalam menentukan proporsi dana dan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh:

PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh: PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A Disusun Oleh: 1. Ayu Mutiarani (C1C012013) 2. Septiana Rahayu (C1C012023) 3. Widiantika Ade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kegiatan investasi saham menarik perhatian masyarakat dan diminati oleh usahawan dikarenakan adanya kebutuhan yang direncanakan untuk masa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang. Investasi dapat

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan FOREX I. Konsep Trading Forex Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan elektronik. Forex sendiri merupakan singkatan dari Foreign exchange yang merujuk

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak memasuki memasuki era globalisasi, satu persatu negara di dunia mulai ikut dalam proses globalisasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite merupakan salah satu indeks pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009.

Lebih terperinci

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. S I L A B U S Mata Kuliah : TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI SKS : 3 Kode Mata Kuliah : MMK1304 A. Deskripsi singkat : Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi semakin kabur (borderless world), aktivitas ekonomi tidak hanya terbatas pada lingkungan domestik,

Lebih terperinci

PENGERTIAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN INSTRUMEN PASAR MODAL PENGERTIAN INSTRUMEN PASAR MODAL Pasar Modal : Adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan skuritas. Skuritas yang diperdangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama bulan Januari hingga Agustus 2008, bursa saham dunia mengalami penurunan yang berdampak pada pelaku lantai bursa, dunia usaha, dan perekonomian di berbagai negara

Lebih terperinci

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2016-02-13 Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perekonomian yang telah memasuki era modern mendorong berbagai bentuk bisnis finansial untuk berkembang pesat. Dengan situasi perekonomian

Lebih terperinci

Fungsi Pasar Keuangan

Fungsi Pasar Keuangan Pasar Finansial 1 Pasar Finansial Pasar tempat diperdagangkan sekuritas Tempat pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak kekurangan/membutuhkan dana. Pasar Finansial Berdasarkan

Lebih terperinci

PT. PRUTON MEGA BERJANGKA

PT. PRUTON MEGA BERJANGKA PT. PRUTON MEGA BERJANGKA INDEX, FOREX & GOLD TRADING LEGALITAS PERUSAHAAN PT. PRUTON MEGA BERJANGKA PT. Pruton Mega Berjangka didirikan oleh para profesional pasar keuangan dengan visi inovatif untuk

Lebih terperinci