AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI"

Transkripsi

1 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004 IKHTISAR: Tulisan ini membahas tentang bagaimana pandangan majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Umum di Indonesia pada tahun 1999 dan Dalam PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999 dan 2004, sosok Megawati Soekarnoputri cukup menjadi sorotan publik, karena dia berani maju mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia. Terjadi pro dan kontra di semua kalangan masyarakat luas atas pencalonannya sebagai Presiden. Majalah TEMPO dan GATRA di Jakarta menanggapi pencalonan Megawati sebagai Presiden pada PEMILU 1999 dan 2004, dengan menampilkan berita dan pandangan selama proses PEMILU itu berlangsung, dari tahap kampanye hingga hasil PEMILU diumumkan. Pro dan kontra yang terjadi di kalangan elite politik dan masyarakat biasa juga ditampilkan oleh kedua majalah tersebut, dengan mengusung visi dan misi untuk memberikan berita yang aktual, bersifat netral, dan dapat dipertanggungjawabkan menurut kaedah pers yang profesional. KATA KUNCI: Pemilihan Umum, Megawati Soekarnoputri, media massa, berita dan pandangan, pro dan kontra, serta pers yang profesional. ABSTRACT: General Election, Mass Media, and Women: The Views of TEMPO and GATRA Magazines towards Megawati Soekarnoputri as a Presidential Candidate in Indonesia in 1999 and This paper discusses how the views of TEMPO and GATRA magazines towards Megawati Soekarnoputri as a candidate for Indonesian President in the General Election in 1999 and In General Election in 1999 and 2004, the figure of Megawati Soekarnoputri was enough into the public spotlight, because she advanced dare to run for President of the Republic of Indonesia. There are pros and cons in the wider community all over her nomination as President. The magazines of TEMPO and GATRA in Jakarta responded Megawati Soekarnoputri s candidacy as President in the General Election in 1999 and 2004, with showing the news and views during the General Election takes place, from the stage of the campaign until the General Election results were announced. Pros and cons that occurred among the political elite and ordinary people are also displayed by both the magazines, and brought the vision and mission to provide actual news, neutral, and can be accounted by rules of professional mass media. KEY WORD: General elections, Megawati Soekarnoputri, mass media, news and views, pros and cons, and professional mass media. PENDAHULUAN Keterlibatan perempuan dalam politik, secara umum, jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah laki-laki yang sangat dominan di kursi parlemen. Khususnya di Indonesia, yang kebanyakan masih menganut sistem patrilineal, About the Authors: Agustina, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), lulus tahun Andi Suwirta, M.Hum. dan Moch Eryk Kamsori, S.Pd. adalah Dosen di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: niwaweasley@gmail. com dan andisuwirta@yahoo.com How to cite this article? Agustina, Andi Suwirta & Moch Eryk Kamsori. (2015). Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004 in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(1), Maret, pp Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN Available online also at: Chronicle of the article: Accepted (October 25, 2014); Revised (December 19, 2014); and Published (March 24, 2015). 71

2 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita mengakibatkan adanya fenomena gap, atau jurang pemisah, antara perempuan dengan dunia politik (Hasibuan, 2013:6). Maka dari itu, ketika muncul sosok Megawati Soekarnoputri dalam bursa pencalonan Presiden RI (Republik Indonesia) pada Pemilihan Umum tahun 1999, terjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Adapun keterlibatan media massa pada PEMILU (Pemilihan Umum) dikarenakan media massa mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. Media massa merupakan sarana bagi peserta PEMILU, baik itu partai politik atau pun kandidat perorangan, dalam menyampaikan pesan, visi dan misi, beserta program-programnya kepada masyarakat pemilih. Dan bagi masyarakat luas (pemilih), media massa merupakan wahana untuk menentukan pilihan. Hal tersebut ditegaskan oleh Russert dan Kovach, dalam Masduki (2007:88), bahwa jurnalisme politik telah menempatkan kepentingan pihak yang berkuasa agar tetap berkorelasi dan bertanggungjawab kepada kepentingan publik, serta menjelaskan kepada pemilih bagaimana mengaitkan harapan ketika menunaikan hak sebagai warga negara dengan apa yang harus dikerjakan oleh pemerintahnya. Sementara itu, PEMILU 1999 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia pada masa Reformasi, tepatnya setelah jatuhnya rejim pemerintahan Presiden Soeharto (1998), sehingga menjadikan peristiwa PEMILU itu cukup ditunggutunggu oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, PEMILU 1999 juga disebutsebut dengan pemilihan umum format baru, alasannya adalah pada pesta demokrasi kali ini masyarakat diberi kebebasan untuk memilih, tidak seperti pada pesta demokrasi Orde Baru ( ), yang pada umumnya masyarakat memilih karena adanya indoktrinasi dan paksaan dari pemerintah. Selain itu, pada PEMILU 1999 di Indonesia, kompetisi diantara partaipartai politik terbuka lebar, mengingat adanya kemerdekaan berserikat bagi masyarakat; kemudian alasan selanjutnya adalah adanya pembatasan keterlibatan unsur-unsur pemerintah didalam organisasi pelaksanaan dan pengawasan PEMILU dalam rangka mengusung dan menjaga netralitas. Alasan terakhir adalah terbukanya peluang masyarakat dan organisasiorganisasi massa untuk ikut secara sukarela melakukan pengawasan selama proses PEMILU itu berlangsung (Haris, 2000:35). Sedangkan PEMILU 2004 dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, pemilihan umum untuk Legislatif, yang diselenggarakan pada bulan April Pada tahap ini rakyat dapat memilih langsung wakil mereka untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kedua, pemilihan umum Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Sistem PEMILU tahun 2004 mengalami perubahan dari PEMILU di tahun-tahun sebelumnya. Pemilihan umum untuk memilih anggota DPR dan DPRD, misalnya, dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional), dengan sistem daftar calon terbuka. Sedangkan untuk memilih anggota DPD, dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Dasar hukum dari pelaksanaan PEMILU 2004 adalah UU (Undang-Undang) No.31 Tahun 2003 tentang Partai Politik; UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD; serta UU No.23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ( 14/1/2014). Mengenai perolehan suara dalam PEMILU 2004, terdapat 7 partai politik yang mendapatkan suara cukup banyak dan mampu melewati ambang electoral. Ketujuh partai itu adalah: Partai 72

3 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 GOLKAR (Golongan Karya), PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), PKB (Partai Kebangsaan Bangsa), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PD (Partai Demokrat), PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan PAN (Partai Amanat Nasional). Dari segi persentase, Partai GOLKAR unggul dengan raihan suara sebesar 21.58%; diikuti di posisi kedua oleh PDI-P, dengan suara sebesar 18.53%; dan di posisi ketiga oleh PKB, dengan 10.57% raihan suara. PPP dan PD berada di posisi keempat dan kelima, dengan persentase suara sebesar 8.15% dan 7.45%. Di posisi keenam dan ketujuh diraih oleh PKS dengan 7.34% dan PAN dengan 6.44% suara. Sebanyak 17 Parpol (Partai Politik) sisanya, tidak mampu melewati ambang yang sudah ditetapkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), yakni sebesar 3% suara pemilih secara nasional, sehingga tidak bisa ikut dalam pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden RI (Republik Indonesia), yang akan diselenggarakan pada bulan Juli Artikel ini memfokuskan diri pada pandangan majalah TEMPO dan majalah GATRA di Jakarta terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada PEMILU tahun 1999 dan Alasan memilih majalah TEMPO, karena ianya merupakan salah satu majalah yang paling lama bertahan hingga kini dan juga pernah mengalami pembredelan selama masa pemerintahan Orde Baru ( ), yang kemudian bangkit kembali ketika memasuki era Reformasi (1998 sekarang). Sedangkan majalah GATRA merupakan majalah yang berdiri di saat majalah TEMPO terkena pembredelan pada tahun 1994, yang pada akhirnya beberapa wartawan TEMPO pada saat itu berinisiatif untuk menerbitkan majalah GATRA. Dan hingga saat 1 Lihat, misalnya, KPU [Komisi Pemilihan Umum]. (2004). Modul Hasil Pemilu di Indonesia. Tersedia [online] juga di: modul_1d.pdf [diakses di Garut, Indonesia: 14 Januari 2014]. ini, majalah GATRA pun merupakan majalah yang masih eksis dan dapat disejajarkan dengan majalah TEMPO. Dari kedua majalah tersebut diharapkan mendapat gambaran mengenai media massa dan juga keterlibatannya dalam PEMILU di Indonesia, melalui informasi yang tersaji dalam bentuk headline atau laporan utama, karikatur-karikatur, kolom pembaca, dan yang lain-lain yang terdapat didalamnya. Kedua majalah tersebut juga merupakan majalah yang bersegmen berita dan mengusung jurnalisme investigasi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang tepat dalam menggali dunia perpolitikan di Indonesia. PROFIL MAJALAH TEMPO DAN GATRA Majalah TEMPO, yang resmi terbit perdana pada tanggal 6 Maret 1971 di Jakarta, merupakan hasil dari rembukan tripartit antara Yayasan Jaya Raya yang dipimpin Ir. Ciputra, Goenawan Muhamad, dan orang-orang bekas majalah Djaja. Nama TEMPO disepakati dengan alasan: pertama, nama tersebut singkat, sederhana, dan mudah diucapkan oleh kebanyakan orang Indonesia; kedua, nama tesebut terdengar netral, tidak mengejutkan, atau merangsang; serta ketiga, nama tersebut bukan merupakan suatu simbol dari suatu golongan manapun (Asy ari, 2009:47). Majalah TEMPO meyakini bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan bacaan yang sehat dan mendambakan pula sarana informasi yang jujur, jelas, dan jernih. Maka dari itu, majalah TEMPO dibawah naungan PT (Perusahaan Terbatas) Tempo Inti Media Tbk mengusung visi menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat. Majalah 73

4 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita TEMPO juga mengusung misi untuk menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia, yang menampung dan menyalurkan secara adil mengenai suara-suara yang berbeda, menghasilkan produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan modal maupun politik, serta menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik. 2 Perjalanan karier majalah TEMPO dalam mewujudkan visi dan misinya tersebut sangat tidak mudah. Majalah TEMPO yang lahir pada masa Orde Baru (1971), mengalami masa-masa sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari kejadian pembredelan oleh pemerintah Orde Baru, yang terjadi pada tahun 1982 dan Pada tanggal 12 April 1982, SIT (Surat Izin Terbit) majalah TEMPO dicabut, setelah majalah tersebut memasang foto dan memuat berita mengenai huru-hara saat kampanye PEMILU tahun 1982 di Lapangan Banteng, Jakarta. Atas termuatnya berita tersebut, keluarlah SK Menpen RI (Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia) No.76/KEP/ MENPEN/1982, yang menyatakan bahwa majalah TEMPO dinilai dapat mengganggu stabilitas nasional. Pembredelan yang kedua terjadi pada tahun Pembredelan di tahun 1994 itu terjadi terkait dengan pemberitaan majalah TEMPO tentang pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur. Pembredelan majalah TEMPO pada tahun 1994, juga sempat menghentikan penerbitan majalah tersebut selama 4 tahun, dan akhirnya bangkit kembali pada tahun 1998, setelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru (Asy ari, 2009:51). Sedangkan majalah GATRA adalah sebuah majalah berita mingguan, yang diterbitkan di Indonesia sejak tahun 1994, tepatnya pada tanggal 19 2 Lihat, misalnya, com/files/pdf/annual-report-2010.pdf [diakses di Bandung, Indonesia: 1 April 2014]. November 1994, di Jakarta. Banyak anggota majalah TEMPO, yang baru saja dibredel saat itu, kemudian menjadi anggota dan pendiri majalah GATRA. Didirikan oleh pengusaha yang dekat dengan pemerintah Orde Baru, Bob Hasan, majalah GATRA pada mulanya dikenal pro-pemerintah saat pemerintah Orde Baru masih berkuasa. Seperti majalah TEMPO, format sampul majalah GATRA juga meniru sampul majalah TIME, dengan garis merah di sepanjang sisi. Arti dari GATRA dapat dikatakan kata, angle, atau sudut pandang. Maksudnya adalah bahwa majalah GATRA akan berusaha menyajikan berbagai informasi dengan sudut pandang yang berbeda dari majalah-majalah berita lainnya di Indonesia. Dan juga majalah GATRA akan tetap memberikan sinar untuk masyarakat agar tetap mendapatkan informasi yang utuh, benar, dan akurat. 3 Majalah GATRA merupakan majalah yang berada dibawah naungan PT (Perusahaan Terbatas) Era Media Informasi. Visi dari PT Era Media Informasi adalah: (1) Menyediakan dan menjadikan media sebagai bacaan yang cerdas, bermanfaat dan menghibur, serta menjadi sumber referensi yang jernih, dalam, luas, lengkap, dan tuntas; (2) Melakukan fungsi kontrol sosial dengan tajam tanpa menikam, hangat tanpa membakar, menggigit tanpa melukai, mengungkap tanpa dendam, serta mengkritik tanpa menghasut; (3) Membangun industri informasi menuju masyarakat yang cerdas, berakhlak, dan sadar akan hak dan kewajibannya; serta (4) Mendorong tegaknya hukum yang berkeadilan dan menjadi rujukan informasi bagi masyarakat global. Misi dari PT Era Media Informasi adalah aktual, jujur, berani, dan tajam. Keempat misi tersebut menunjukkan 3 Lihat, misalnya, Majalah Gatra. Tersedia [online] juga di: [diakses di Garut, Indonesia: 1 April 2014]. 74

5 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 bahwa PT Era Media Informasi berusaha untuk menjadi sumber bacaan yang up to date, terbuka, jujur, dan bertanggung jawab (ibidem catatan kaki 3). MEGAWATI SOEKARNOPUTRI, CALON PRESIDEN, DAN PEMILU DI INDONESIA Pertama, Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden Indonesia pada Pemilihan Umum PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999 merupakan agenda penting setelah tumbangnya pemerintahan Orde Baru ( ). PEMILU 1999 dapat terlaksana setelah Presiden B.J. (Bacharuddin Jusuf) Habibie menyatakan kesediaannya untuk mempercepat penyelenggaraan pemilihan umum, yang kemudian pada Sidang Istimewa MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) tahun 1998 diputuskan bahwa pemilihan umum akan dipercepat, yakni paling lambat bulan Juni Proses pelaksanaan PEMILU 1999 pun telah diatur dalam Undang-Undang (UU) No.2 Tahun 1999 tentang Partai Politik; Undang- Undang No.3 tentang Pemilihan Umum; dan Undang-Undang No.4 tentang Susunan dan Kedudukan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia (Haris, 2000). Banyak sekali partai-partai politik baru yang ikut-serta dalam PEMILU 1999, yaitu hingga 48 Parpol (Partai Politik). Salah satunya adalah PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia- Perjuangan), yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, yang kemudian keluar sebagai partai pemenang dalam PEMILU 1999, dengan persentase 33.76% suara; dan kemudian langsung mengusung nama Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden Indonesia, yang akan bersaing dalam Sidang Umum MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia), yang diselenggarakan pada bulan Oktober Respons majalah TEMPO, pada waktu itu, adalah dengan mengeluarkan Laporan Utama pada edisi 27 Juni 1999, dengan judul Mega Menang, Mega Dihadang. 4 Majalah TEMPO, dalam laporan utamanya tersebut, memberitahukan bahwa Megawati Soekarnoputri belum tentu pasti akan terpilih sebagai Presiden, meskipun partainya, yaitu PDI-P, menjadi pemenang dalam PEMILU Hal itu dikarenakan, menurut majalah TEMPO, kubu Megawati Soekarnoputri akan berhadapan dengan kubu partai-partai Islam, yang menentang pencalonan Presiden perempuan. Tidak hanya sampai disitu, majalah TEMPO pun mengungkapkan, dalam laporan utamanya, bahwa Megawati Soekarnoputri adalah orang yang tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan debat Calon Presiden, yang berbeda dengan tokoh Amien Rais atau Gus Dur (Abdurrahman Wahid). Selain laporan utama, majalah TEMPO juga menyajikan karikatur, lihat gambar 1, pada edisi 27 Juni Karikatur dalam gambar 1 merupakan tanggapan majalah TEMPO atas kemenangan PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan) dalam PEMILU (Pemilihan Umum) tahun Karikatur tersebut menampilkan seorang perempuan berbadan besar, yang sedang menunggang seekor banteng, namun dikerumuni oleh banyak orang, sehingga membuat perempuan yang menunggang banteng itu terjebak dan sulit untuk bergerak. Perempuan yang menunggang seekor banteng itu adalah gambaran tokoh Megawati Soekarnoputri, yang merupakan Calon Presiden Indonesia dari PDI-P. 4 Lihat, misalnya, berita dan laporan utama Mega Menang, Mega Dihadang dalam majalah TEMPO. Jakarta: 27 Juni 1999; dan juga Mega Menantang, Mega Dihadang dalam majalah TEMPO. Jakarta: 2 Agustus

6 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita Kerumunan orangorang di sekeliling Megawati Soekarnoputri dan bantengnya, menurut majalah TEMPO, merupakan simbol yang menyatakan bahwa meskipun Megawati Soekarnoputri dan partainya berada di peringkat 1 dalam PEMILU 1999, namun tidak menjamin dia akan melenggang dengan mudah untuk bisa mendapatkan kursi Presiden Indonesia. Dalam karikatur itu banyak orang yang berkata, masih banyak rintangan, mbak dan ada yang masih betah, menurut majalah TEMPO, untuk menunjukkan bahwa persaingan antar partai politik peserta PEMILU 1999 belum selesai. Kerumunan orang adalah simbol dari tokohtokoh partai lain, yang mencoba menghalangi Megawati Soekarnoputri dalam meraih kedudukan sebagai Presiden Indonesia. Untuk majalah GATRA, jauh hari sebelum pelaksanaan PEMILU 1999, majalah ini telah melakukan survey yang dilakukan oleh Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) GATRA, yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan jajak pendapat dengan judul Nomor 1 Tak Berarti RI-1. Menurut majalah GATRA, hasil dari jajak pendapat menunjukkan bahwa PDI-P untuk sementara, memang, memiliki jumlah massa pendukung yang banyak dibandingkan dengan jumlah massa pendukung partai politik lainnya. Dari hasil jajak pendapat tersebut pula didapat bahwa banyak responden yang memilih PDI-P sebagai partai Gambar 1: Karikatur Majalah TEMPO di Jakarta pada Edisi 27 Juni 1999 pilihan dalam PEMILU tanggal 7 Juni Namun untuk kandidat Calon Presiden, menurut majalah GATRA, pilihan responden justru jatuh kepada tokoh Amien Rais, sedangkan Megawati Soekarnoputri mendapat tempat kedua di bursa kandidat Calon Presiden pilihan responden. 5 Terkait dengan Megawati Soekarnoputri, majalah GATRA seolaholah menegaskan bahwa pemimpin PDI-P tersebut memiliki kapasitas intelektual dibawah Amien Rais. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan majalah GATRA, sebagai berikut: 5 Lihat, misalnya, Nomor 1 Tak Berarti RI-1 dalam majalah GATRA. Jakarta: 13 Maret

7 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 Megawati mendapat tantangan berat dari pesaingnya, Amien Rais. Ketua Umum PAN ini secara akumulatif dinobatkan sebagai Presiden keempat RI, meski PAN hanya bertengger di posisi kedua dibawah PDI-Perjuangan. Pilihan atas Amien Rais itu agaknya tak lepas dari perannya sebagai lokomotif gerakan Reformasi yang telah melengserkan Presiden Soeharto. Disamping, tentunya, kapasitas intelektual yang dimilikinya. Fenomena ini tentu berbeda dengan Megawati, juga Abdurrahman Wahid, yang cuma didukung massa fanatiknya (ibidem catatan kaki 5). Pada tanggal 8 Mei 1999, majalah GATRA menampilkan laporan utama dengan judul Menimbang Posisi Kandidat RI-1. Laporan ini menjelaskan tentang hasil polling tim Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) GATRA di lima kota di Indonesia tentang reaksi responden mengenai Calon-calon Presiden keempat Republik Indonesia, yaitu: Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, B.J. (Bacharuddin Jusuf) Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid, Sri Sultan HB X (Hamengku Buwono ke-10), dan Wiranto. Hasilnya adalah Amien Rais berada di posisi puncak, yang mendapatkan dukungan untuk menjadi Calon Presiden Republik Indonesia. 6 Menurut majalah GATRA, Amien Rais mulai naik daun ketika mengikuti debat Calon Presiden digelar di kampus ITB (Institut Teknologi Bandung) dan UI (Universitas Indonesia). Dari hasil polling yang dilakukan sebanyak tiga kali menunjukkan selalu bertambahnya jumlah pendukung kepada tokoh Amien Rais. Hal ini berbanding terbalik dengan suara dukungan kepada Megawati Soekarnoputri. Majalah GATRA mengatakan bahwa sikap Megawati Soekarnoputri yang tidak mau bicara dan tidak mau ikut dalam debat yang sengaja diselenggarakan itu memicu penurunan suara dukungan terhadap dirinya. Majalah GATRA juga melaporkan bahwa suara dukungan 6 Lihat Menimbang Posisi Kandidat RI-1 dalam majalah GATRA. Jakarta: 8 Mei terhadap B.J. Habibie pun ikut merosot. 7 Baik majalah TEMPO maupun majalah GATRA di Jakarta dalam menanggapi pencalonan Megawati Soekarnoputri, sebagai Presiden Indonesia pada PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999, kedua majalah sama-sama menyinggung soal tidak akan mudah bagi Megawati Soekarnoputri untuk meraih posisi kursi Presiden dalam Sidang Umum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), yang dilaksanakan pada bulan Oktober Meskipun partainya Megawati Soekarnoputri, yaitu PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan), menjadi pemenang pada PEMILU 1999, menurut majalah TEMPO dan majalah GATRA, tetap akan sulit baginya bersaing dengan tokoh Reformasi Indonesia, yaitu Amien Rais. 8 Kedua, Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden Indonesia pada Pemilihan Umum Pelaksanaan PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 2004 sangat berbeda dengan PEMILU tahun PEMILU 2004 dilaksanakan dalam dua tahap: pertama, PEMILU untuk memilih langsung anggota-anggota legislatif, seperti DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), yang diselenggarakan pada bulan April 2004; serta kedua, PEMILU 7 Ibidem catatan kaki 6. Majalah GATRA menambahkan bahwa namun meskipun begitu, B.J. Habibie masih tetap menjadi tokoh yang didambakan untuk tetap menjadi Presiden, terbukti dari masih adanya dukungan dari partai politik lain, seperti PDR (Partai Daulat Rakyat), yang menegaskan masih tetap menghendaki kepemimpinan B.J. Habibie. 8 Lihat, misalnya, Mega Menang, Mega Dihadang dalam majalah TEMPO. Jakarta: 27 Juni 1999; dan Menimbang Posisi Kandidat RI-1 dalam majalah GATRA. Jakarta: 8 Mei Kedua majalah tersebut, TEMPO dan GATRA, kembali menekankan tentang adanya sosok Amien Rais yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi jika dibandingkan dengan Megawati Soekarnoputri; ditambah dengan sikap Megawati Soekarnoputri yang tidak terbuka kepada media massa dengan tidak mau juga menghadiri acara debat terbuka Calon-calon Presiden yang diselenggarakan oleh beberapa universitas di Indonesia. 77

8 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita untuk memilih langsung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI (Republik Indonesia). 9 Megawati Soekarnoputri, setelah menjadi Presiden ( ), menggantikan posisi Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ( ) yang dilengserkan oleh MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia), dalam PEMILU 2004, dicalonkan kembali oleh para pendukungnya dalam bursa pencalonan Presiden Indonesia. Ada lima pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam PEMILU 2004, yaitu: (1) Hamzah Haz dan Agum Gumelar; (2) Amien Rais dan Siswono Yudohusodo; (3) Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi; (4) Wiranto dan Salahuddin Wahid; serta (5) Soesilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla. 10 Dalam PEMILU 2004 tersebut, dengan demikian, Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Hasyim Muzadi, yang merupakan Ketua Tanfiziah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) di Jakarta (Anshori & Muhlisin, 2007). Dalam proses PEMILU 2004 untuk memilih secara langsung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Indonesia itu, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi tidak berhasil memperoleh 9 Sistem PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 2004 ini juga mengalami perubahan dari PEMILU di tahuntahun sebelumnya. PEMILU untuk memilih anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), misalnya, dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan sistem daftar calon terbuka. Sedangkan untuk memilih anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Dasar hukum dari pelaksanaan PEMILU 2004 adalah UU (Undang-Undang) No.31 Tahun 2003 tentang Partai Politik; UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD; serta UU No.23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Selanjutnya, lihat [diakses di Bandung, Indonesia: 14 Januari 2014]. 10 Lihat Lima Pasangan Capres-Cawapres Jadi Peserta Pemilu Tersedia [online] juga di: Lima-Pasangan-Capres-Cawapres-Jadi-Peserta- Pemilu-2004 [diakses di Bandung, Indonesia: 9 Oktober 2014]. posisi pertama, tapi berhasil menduduki posisi kedua. Posisi pertama justru dimenangkan oleh pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla. Karena tidak ada pemenang yang dominan, maka PEMILU 2004 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia berlanjut ke putaran kedua. Namun sayang sekali, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dikalahlah juga, dalam putaran kedua PEMILU Presiden tahun 2004 tersebut, oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla. 11 Majalah TEMPO memberikan tanggapan atas pencalonan kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden pada PEMILU Presiden tahun 2004, dengan menampilkan laporan utama edisi Pemilihan Presiden 2004, tanggal 30 Juni 2004, dengan judul Cukup Satu Putaran. Pada laporan utama tersebut, majalah TEMPO menggambarkan sosok Megawati Soekarnoputri yang mengalami perubahan sikap, jika dibandingkan dengan Megawati Soekarnoputri pada masa PEMILU tahun Majalah TEMPO menggambarkan perubahan sosok Megawati Soekarnoputri tersebut, lewat paragraf sebagai berikut: Di musim kampanye ini, Mega memang banyak melakukan hal yang jarang ia lakukan. Ia dulu jarang menulis di koran, ia jarang mau diwawancarai media massa, ia jarang mengunjungi terminal bus dan pasar becek. Sekarang ini, semua dijalaninya dengan bersemangat dan antusias. 12 Majalah TEMPO menduga bahwa aksi Mega Soekarnoputri itu adalah untuk meraup kembali suara yang hilang pada PEMILU (Pemilihan Umum) 11 Lihat Kutukan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Presiden. Tersedia [online] juga di: kompasiana.com/2014/03/21/kutukan-pdiperjuangan-dalam-pemilihan-presiden html [diakses di Bandung, Indonesia: 9 Oktober 2014]. 12 Lihat Cukup Satu Putaran dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni

9 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 legislatif pada bulan April 2004, dimana PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia- Perjuangan) tersalip oleh Partai GOLKAR (Golongan Karya). Hilangnya suara kepada PDI-P itu diakibatkan oleh adanya kekecewaan banyak orang terhadap kinerja kepemimpinan Megawati Soekarnoputri selama tiga tahun, terhitung dari hari pengangkatan beliau menjadi Presiden Indonesia ( ). 13 Meskipun Megawati Soekarnoputri sudah berusaha mengubah sikap dan penampilannya, majalah TEMPO mengatakan bahwa Ketua Umum PDI-P tersebut masih perlu bekerja lebih keras lagi untuk bisa meraih kembali suara dukungan yang hilang. J.A. Deny, tokoh polling dan survey terkenal di Indonesia, mengungkapkan data survey yang menyatakan tentang bertambahnya suara penolakan terhadap Megawati Soekarnoputri pada bulan April 2004 menjadi 74.8% dari yang tadinya 69% di bulan Maret 2004 (Deny, 2006). Terpecahnya suara di kalangan NU (Nahdlatul Ulama), yang sebagian lebih memilih Wiranto dan Salahuddin Wahid untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia; serta adanya fatwa yang mengharamkan memilih pemimpin perempuan adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh Megawati Soekarnoputri dan tim suksesnya dalam bursa pencalonan Presiden di bulan Juli 2004 (cf Masduki, 2004; Mulkhan, 2005; dan Deny, 2006). Selain menampilkan laporan utama di atas, pada edisi yang sama juga, majalah TEMPO menyajikan artikel dengan judul Beban Berat Seorang Putri. Artikel ini menceritakan sosok Megawati Soekarnoputri, yang lahir dari rahim Ibu Fatmawati, istri dari 13 Majalah TEMPO, misalnya, menjelaskan kegagalan apa saja yang terjadi di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, yaitu naiknya harga SEMBAKO (Sembilan Bahan Kebutuhan Pokok), biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, serta pengangguran yang ada dimana-mana. Lihat, selanjutnya, Cukup Satu Putaran dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Menurut majalah TEMPO, Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai anak yang tertutup dan cenderung pendiam, serta sifat itu pun terbawa hingga dewasa. Namun, Megawati Soekarnoputri adalah sosok yang kuat, dan itu tercermin dari keputusannya untuk memilih keluar istana (karena tidak setuju dengan praktek poligami Presiden) mengikuti ibunya, Fatmawati, untuk tinggal di Jalan Sriwijaya, Jakarta. 14 Karier politik Megawati Soekarnoputri dimulai ketika dia bersama dengan adiknya, Guruh Soekarnoputra, bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun Bergabungnya dua anak tokoh Proklamator RI (Republik Indonesia) itu memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perolehan suara PDI pada PEMILU (Pemilihan Umum) tahun Karier politik Megawati Soekarnoputri tak selamanya mulus, karena pada tahun 1993, dia terpilih secara de facto sebagai Ketua Umum PDI pada KLB (Kongres Luar Biasa), yang digelar di Surabaya. Namun, terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI tersebut menimbulkan terpecah-belahnya PDI kedalam dua kubu, yaitu kubu Soerjadi dan kubu Megawati Soekarnoputri. Puncak dari perseteruan dan konflik dua kubu dalam tubuh PDI tersebut adalah menimbulkan peristiwa, apa yang dikenal KUDATULI (Kerusuhan 27 Juli) tahun 1996, yang membakar sebagian Kota Jakarta. 15 Penyerangan 14 Lihat Beban Berat Seorang Putri dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni Tentang peristiwa yang dikenal sebagai KUDATULI (Kerusuhan 27 Juli) tahun 1996, yang membakar sebagian Kota Jakarta, lihat pandangan dan analisis dari berbagai pihak. Benny S. Butarbutar (2003), misalnya, memaparkan Kasus 27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Ia membangun teori persaingan Srikandi Kembar antara Megawati Soekarnoputri dan Siti Hardijanti Rukmana (putri sulung Presiden Soeharto), sebagai latar terjadinya Kasus 27 Juli. Ia juga memaparkan, rivalitas di tubuh tentara yang membuat Soeyono tersingkir dari 79

10 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita yang dilakukan oleh pendukung kubu PDI Soerjadi ke kantor pusat PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta, menimbulkan kerusuhan yang menyebabkan kematian beberapa simpatisan PDI. Pada tahun 1999, Megawati Soekarnoputri membentuk PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan) dan berhasil meraih suara tertinggi pada PEMILU tahun Keberhasilan PDI-P di tahun 1999 tersebut berlanjut dengan mengantarkan Megawati Soekarnoputri menduduki kursi Wakil Presiden, dan satu tahun kemudian Megawati Soekarnoputri pun berhasil menduduki kursi Presiden Indonesia, menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun Pada PEMILU tahun 2004, Megawati Soekarnoputri mencalonkan kembali sebagai Presiden. Pada bagian akhir artikel itu, majalah TEMPO memberikan kesimpulan yang menggambarkan bahwa masa sulit Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden masih berlangsung, namun saat ini dia harus mendapat ujian untuk bisa meyakinkan dirinya dapat terpilih kembali sebagai Presiden RI. 16 Sementara itu, majalah GATRA, sama halnya dengan majalah TEMPO, juga menyajikan laporan utama dengan judul Lain Tempat, Tampil Lain pada edisi 19 Juni Pada laporan utama tersebut, majalah GATRA menjelaskan perubahan yang terjadi pada sikap Megawati Soekarnoputri, ketika memasuki masa kampanye PEMILU Presiden, tanggal 5 Juli Tak hanya sikap, namun penampilan seorang Megawati Soekarnoputri pun diubah secara signifikan. Pernyataan militer. Soeyono sendiri menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck Game, rekayasa untuk Membunuh Bebek Lumpuh. Sehari sebelum kejadian, Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Buku lain yang menganalisis peristiwa KUDATULI 1996 adalah Darmanto Jatman ed. (2001) dan Tim Peneliti LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] (2001). 16 Lihat Beban Berat Seorang Putri dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni dari tim sukses Mega Hasyim (Calon Presiden dan Wakil Presiden) pun membenarkan bahwa mereka memang merancang langkah Megawati Soekarnoputri dalam kampanye PEMILU itu secara detail. Majalah GATRA, kemudian, memperlihatkan perubahan sikap Megawati Soekarnoputri itu melalui pernyataan sebagai berikut: [...] sikapnya yang kurang bersahabat dengan pers sudah berubah pula. Mega sekarang mau diwawancarai, meski sikap galak -nya masih kentara. Dalam wawancara dengan SCTV [Surya Citra Television] pekan lalu, misalnya, Mega sering menunjukkan ketidaksukaan terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu, dengan balik bertanya kepada pewawancara, dengan mimik seperti merasa didikte. Tapi itu lebih mendingan. Sebelumnya, Mega sering ogah menemui wartawan. Ia bahkan menuduh pers kerap memelintir fakta. 17 Tidak hanya berubah sikap, namun dari segi penampilan pun Megawati Soekarnoputri nampak beda. Contohnya adalah ketika Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Terminal Pulo Gadung dan Pasar Koja di Jakarta, dia harus ganti pakaian dulu, bahkan kendaraan yang digunakannya menuju Terminal Pulo Gadung dan Pasar Koja pun adalah bis umum, bukan mobil dinasnya, yaitu sedan Mercedes. Majalah GATRA, kemudian, menyatakan bahwa perubahan Megawati Soekarnoputri tersebut adalah sebuah trik dari Tim Sukses Mega Hasyim untuk menjaring dukungan dalam PEMILU Presiden tanggal 5 Juli Pada bulan sebelumnya, majalah GATRA edisi 22 Mei 2004, menampilkan laporan utama yang berjudul Putar 17 Lihat, misalnya, Lain Tempat, Tampil Lain dalam majalah GATRA. Jakarta: 19 Juni Tim sukses Mega-Hasyim (Calon Presiden dan Wakil Presiden), nampaknya, membenarkan bahwa perubahan sikap Megawati Soekarnoputri tersebut merupakan hasil dari rancangan mereka. Tim Sukses Mega-Hasyim mengatakan bahwa mereka ingin memunculkan Megawati Soekarnoputri dan mengenalkannya sebagai negarawan. Lihat, lebih lanjut, Lain Tempat, Tampil Lain dalam majalah GATRA. Jakarta: 19 Juni

11 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 Otak Meramu Janji. Laporan ini menampilkan berita yang berisi tentang kegagalan Kabinet Gotong- Royong dalam mengatasi pengangguran di Indonesia. Laporan utama ini diawali dengan gambaran dua orang pengangguran, yaitu Riza dan Syuadi, yang merasa kecewa terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri, yang pada awal pemerintahannya berjanji akan memperluas lapangan pekerjaan. Namun yang terjadi, menurut BPS (Badan Pusat Statistik), adalah adanya peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai angka 100%. 19 Dari artikel-artikel yang ditampilkan oleh kedua majalah di Jakarta tersebut, TEMPO dan GATRA sama-sama menyinggung soal perubahan Megawati Soekarnoputri, baik dari segi sikap maupun penampilan ketika melakukan kampanye pada PEMILU Presiden tahun Majalah TEMPO dan GATRA menanggapi perubahan sikap dan penampilan Megawati Soekarnoputri tersebut hanya dikarenakan bertujuan untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat Indonesia dan berharap mendapatkan suara-suara yang hilang pada PEMILU legislatif sebelumnya, yakni tahun Kritikan-kritikan terhadap kinerja pemerintahan Megawati Soekarnoputri pun dilontarkan oleh kedua majalah tersebut, namun yang berbeda adalah dari cara menyampaikan kritikan. Majalah GATRA secara khusus membuat artikel mengenai kegagalan 19 Lihat, misalnya, Putar Otak Meramu Janji dalam majalah GATRA. Jakarta: 22 Mei Megawati Soekarnoputri sendiri menampik berita tersebut, dengan mengatakan bahwa angka pengangguran yang ditulis di media massa sangat tidak masuk akal dan menyalahkan perhitungan yang sudah dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Chatib Basri, anggota Tim Sukses Mega-Hasyim, menanggapi mengenai terjadinya peningkatan jumlah pengangguran itu dikarenakan memang Indonesia belum mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. Chatib Basri pun mengakui adanya penurunan tingkat inflasi dan penguatan mata uang Rupiah. Hanya saja hal tersebut tidak berpengaruh terhadap jumlah angka pengangguran yang terus meningkat. pemerintahan Megawati Soekarnoputri dengan judul Putar Otak Meramu Janji (22/5/2004); sedangkan majalah TEMPO hanya mengulas sedikit kritikannya dalam sebuah artikel yang berjudul Cukup Satu Putaran (30/6/2004). KESIMPULAN Keberhasilan dari kedua PEMILU (Pemilihan Umum) di masa awal Reformasi, yaitu PEMILU tahun 1999 dan 2004, tidak lepas dari peran media massa. Informasi-informasi yang disajikan oleh media massa mengenai visi, misi, dan program peserta PEMILU, opini dan kritik dari masyarakat pemilih yang aktif dan paham terhadap PEMILU, diharapkan bisa menjadi wahana pendidikan bagi masyarakat pemilih yang pasif dan tidak paham mengenai proses pesta demokrasi di Indonesia. Informasi-informasi mengenai pemilihan umum dalam media massa disajikan dalam bentuk news dan views. News and views, yang merupakan produk dari media massa (cf Suwirta, 2000 dan 2005), memberikan pengaruh yang cukup besar bagi para pemilih untuk menentukan pilihan mereka di saat pelaksanaan PEMILU. Salah satu contohnya adalah kemenangan Megawati Soekarnoputri bersama partainya, yaitu PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan) dalam PEMILU tahun Sosok Megawati Soekarnoputri, pada saat PEMILU 1999, bisa jadi merupakan sosok yang dielu-elukan oleh masyarakat dan menjadi topik pemberitaan di media massa, karena diyakini memiliki jiwa kepemimpinan seperti ayahnya, yaitu Presiden pertama RI (Republik Indonesia), Soekarno, dan juga diyakini sebagai simbol dari perlawanan terhadap pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun, bagaimanapun juga, media massa harus tetap mengusung 81

12 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita netralitas, sehingga tidak hanya memberitakan hal-hal yang positif saja mengenai Megawati Soekarnoputri; sisi negatifnya juga ditampilkan. Seperti yang dilakukan oleh majalah TEMPO dan GATRA di Jakarta. Kedua majalah tersebut dikenal dengan majalah yang fokus terhadap pemberitaan politik serta memberikan news and views yang seimbang, namun tetap menarik. Pada PEMILU 1999 dan PEMILU 2004, misalnya, kedua majalah tersebut menampilkan sisi positif dan sisi negatif dari sosok Megawati Soekarnoputri. Sisi positif Megawati Soekarnoputri dimuat dalam majalah TEMPO dan GATRA dalam bentuk profil atau riwayat hidup, contohnya artikel berjudul Beban Berat Seorang Putri yang dimuat dalam majalah TEMPO (30/6/2004). Sedangkan sisi negatif Megawati Soekarnoputri dimuat dalam bentuk kritikan atas sikap dan kinerja pemerintahannya, yang ditampilkan pada rubrik laporan utama pada majalah TEMPO yang berjudul Cukup Satu Putaran (30/6/2004); dan laporan utama pada majalah GATRA yang berjudul Putar Otak Meramu Janji (22/5/2004). 20 Bibliografi Anshori, Ibnu & Muhlisin. (2007). Dialektika Demokrasi NU. Tersedia [online] juga di: [diakses di Bandung, Indonesia: 9 Oktober 2014]. Asy ari, Hasyim. (2009). Pembreidelan Tempo 1994: Wajah Hukum Pers sebagai Alat Represi Politik Negara Orde Baru. Jakarta: Penerbit Pensil 324. Beban Berat Seorang Putri dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni Pernyataan: Dengan ini kami menyatakan bahwa artikel ini merupakan ringkasan dari Skripsi Sarjana penulis 1 (Agustina), yang dibimbing oleh penulis 2 dan 3 (Andi Suwirta dan Moch Eryk Kamsori). Artikel ini bukanlah hasil plagiat, karena sumber-sumber yang kami rujuk sangat jelas dinyatakan dalam Daftar Pustaka. Artikel ini juga belum direviu dan tidak dikirimkan kepada jurnal lain untuk diterbitkan. Kami bersedia menerima hukuman secara akademik apabila di kemudian hari ternyata pernyataan yang kami buat ini tidak sesuai dengan kenyataan. Butarbutar, Benny S. (2003). Soeyono: Bukan Puntung Rokok. Jakarta: Ridma Foundation. Cukup Satu Putaran dalam majalah TEMPO. Jakarta: 30 Juni Deny, J.A. (2006). Memperkuat Pilar Kelima: Pemilu 2004 dalam Temuan Survei LSI. Yogyakarta: Penerbit LkiS Yogyakarta, editor Fransiskus Surdiasis. Haris, Syamsuddin. (2000). Pemilu 1999 dan Format Baru Politik Indonesia dalam Memastikan Arah Baru Demokrasi. Bandung: LIP FISIP UI [Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia] bekerjasama dengan Penerbit Mizan. Hasibuan, L.T. (2013). Perempuan dan Politik: Studi Analisis Wacana Kekuatan Perempuan dalam Politik Film The Iron Lady. Tersedia [online] juga di: id/15072/1/ pdf [diakses di Bandung, Indonesia: 1 April 2014]. annual-report-2010.pdf [diakses di Bandung, Indonesia: 1 April 2014]. Jatman, Darmanto [ed]. (2001). Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli Semarang: Lubuk Raya. KPU [Komisi Pemilihan Umum]. (2004). Modul Hasil Pemilu di Indonesia. Tersedia [online] juga di: modul_1d.pdf [diakses di Garut, Indonesia: 14 Januari 2014]. Kutukan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Presiden. Tersedia [online] juga di: politik.kompasiana.com/2014/03/21/ kutukan-pdi-perjuangan-dalam-pemilihanpresiden html [diakses di Bandung, Indonesia: 9 Oktober 2014]. Lain Tempat, Tampil Lain dalam majalah GATRA. Jakarta: 19 Juni Lima Pasangan Capres-Cawapres Jadi Peserta Pemilu Tersedia [online] juga di: news/2004/05/22/ /lima- Pasangan-Capres-Cawapres-Jadi-Peserta- Pemilu-2004 [diakses di Bandung, Indonesia: 9 Oktober 2014]. Majalah Gatra. Tersedia [online] juga di: id.wikipedia.org/wiki/gatra [diakses di Garut, Indonesia: 1 April 2014]. Masduki. (2004). Jurnalisme Politik: Keberpihakan Media dalam Pemilu 2004 dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No.1, hlm Masduki. (2007). Regulasi Penyiaran: Dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: Penerbit LKiS Yogyakarta. Mega Menang, Mega Dihadang dalam majalah TEMPO. Jakarta: 27 Juni Mega Menantang, Mega Dihadang dalam majalah TEMPO. Jakarta: 2 Agustus Menimbang Posisi Kandidat RI-1 dalam 82

13 SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015 majalah GATRA. Jakarta: 8 Mei Mulkhan, Abdul Munir. (2005). Kiblat Politik dalam Pilpres org/article_detail.php?aid=4242&coid=3&ca id=57&gid=2 [diakses di Garut, Indonesia: 1 April 2014]. Nomor 1 Tak Berarti RI-1 dalam majalah GATRA. Jakarta: 13 Maret Putar Otak Meramu Janji dalam majalah GATRA. Jakarta: 22 Mei Suwirta, Andi. (2000). Suara dari Dua Kota: Revolusi Indonesia dalam Pandangan Suratkabar Merdeka di Jakarta dan Kedaulatan Rakjat di Yogyakarta, Jakarta: PN Balai Pustaka. Suwirta, Andi. (2005). Revolusi Indonesia dalam News & Views: Sebuah Antologi Sejarah. Bandung: Penerbit Suci Press. Tim Peneliti LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]. (2001). Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru: Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli? Bandung: Penerbit Mizan. [diakses di Bandung, Indonesia: 14 Januari 2014]. 83

14 AGUSTINA, ANDI SUWIRTA & MOCH ERYK KAMSORI, Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita Megawati Soekarnoputri: Sosok Pemimpin Wanita dalam Panggung Politik Indonesia (Sumber: 2/3/2015) Majalah TEMPO dan GATRA di Jakarta, dalam PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999 dan 2004, menampilkan sisi positif dan sisi negatif dari sosok Megawati Soekarnoputri. Sisi positif Megawati Soekarnoputri dimuat dalam majalah TEMPO dan GATRA dalam bentuk profil atau riwayat hidup, contohnya artikel berjudul Beban Berat Seorang Putri yang dimuat dalam majalah TEMPO (30/6/2004). Sedangkan sisi negatif Megawati Soekarnoputri dimuat dalam bentuk kritikan atas sikap dan kinerja pemerintahannya, yang ditampilkan pada rubrik laporan utama pada majalah TEMPO yang berjudul Cukup Satu Putaran (30/6/2004); dan laporan utama pada majalah GATRA yang berjudul Putar Otak Meramu Janji (22/5/2004). 84

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan sebuah wadah untuk menciptakan pemerintah yang demokratis. Indonesia pun hingga saat ini telah melaksanakan pemilihan umum terhitung

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partai politik sebagai kekuatan politik mempunyai hak dan bagian dalam setiap pemilihan umum. Pada setiap partai politik menganut ideologinya masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental

Lebih terperinci

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Dan Teknik Penelitian Metodologi yang digunakan dalam mengkaji topik yang menjadi pembahasan skripsi penulis yang berjudul Pemilihan Umum Dan Media Massa (Pandangan

Lebih terperinci

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20

Biografi Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh Otto Ismail Rabu, 05 Desember :20 Bernama Lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD 1. Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad atau GM lahir di Batang, pada tanggal 29 Juli 1941. Saat masih duduk di bangku SMA dalam usia 17 tahun GM menulis

Lebih terperinci

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA MATAKULIAH : (PENGANTAR ILMU POLITIK) DI SUSUN OLEH : REXY MARTINO A321 15 135 PRODI PPKN JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PEMILU SERENTAK TERHADAP PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PEMILU SERENTAK TERHADAP PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PEMILU SERENTAK TERHADAP PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 Ellydar Chaidir dan Suparto Fakultas Hukum Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Perhatikan pernyataan berikut i. Sistem ceck and balances dapat menghasilkan keseimbangan antarorgan yang

Lebih terperinci

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK Agustus 2014 Harapan & Ancaman Jokowi - JK Pemerintahan Jokowi JK secara resmi akan dilantik pada Oktober mendatang. Harapan publik pada pemerintahan ini berada di posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk menyatakan diri sebagai Negara yang berdaulat melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemberitaan media massa di Indonesia meningkat dengan intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak munculnya Undang

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan RZF / Kompas Images Selasa, 6 Januari 2009 03:00 WIB J KRISTIADI Pemilu 2009 sejak semula dirancang untuk mencapai beberapa tujuan sekaligus. Pertama, menciptakan

Lebih terperinci

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013 KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013 1 Kata Pengantar KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH

Lebih terperinci

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 7 06/07/2009 2:37 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 8, 2001 KEPUTUSAN PRESIDEN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

Asas Tunggal Partai Politik

Asas Tunggal Partai Politik Asas Tunggal Partai Politik Asas tunggal Pancasila bagi partai politik (parpol) kembali diperdebatkan. Ada fraksi yang ingin dicantumkan secara eksplisit. Tapi ada yang berpendapat cukup implisit dan bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 31 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang kecenderungan ketidakberpihakan (impartiality) media dalam pemberitaan konflik KPK dan POLRI dalam kasus pengadaan simulator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG BARU DIBENTUK Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : VI (Enam) / 1 (Satu) Hari / Tanggal :... Waktu : 90 menit A. Pilihlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan peristiwa politik yang sangat erat kaitannya dengan sistem demokrasi yang diterapkan suatu negara. Hasil dari pemilu ini menjadi

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi dari ketentuan ini adalah bahwa setiap sikap, pikiran, perilaku, dan kebijakan pemerintahan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang

Lebih terperinci

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya. Setelah Pesta Usai Pemilihan Umum Presiden 2009 secara resmi berakhir, ditandai dengan pengumuman dan penetapan hasil rekapitulasi suara pada Sabtu (25/7) lalu di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu pemilihan umum (pemilu) ataupun pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di daerah-daerah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum dan negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian mengenai reaksi pasar modal akibat adanya peristiwa politik setelah reformasi semakin banyak, dikarenakan penelitian tersebut dapat menjadi informasi

Lebih terperinci

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 USULAN UMUM: MEMPERKUAT SISTEM PRESIDENSIAL 1. Pilihan politik untuk kembali pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website: WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perubahan sistem pemilihan di tingkat nasional ternyata memiliki implikasi politis terhadap sistem pemilihan kepala pemerintahan di tingkat daerah. Pada masa

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century INSENTIF POLITIK PARTAI OPOSISI: Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng Jakarta Pusat 10310, Indonesia Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

SBY-Megawati bersalaman di Istana,

SBY-Megawati bersalaman di Istana, SBY-Megawati bersalaman di Istana, akhir dari persoalan 'dendam politik'? Heyder AffanWartawan BBC Indonesia 18 Agustus 2017 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40960383 Hak atas fotoanung ANINDHITO/BIRO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia politik tanah air kerap kali diidentikkan dengan politik ketokohan, dimana pemimpin atau calon wakil rakyat menjadi sorotan tersendiri dalam menarik apresiasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH, DAN PEGAWAI NEGERI YANG AKAN MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD

Lebih terperinci

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi kesinambungan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara Informan (Pembaca)

Hasil Wawancara Informan (Pembaca) Hasil Wawancara Informan (Pembaca) 1. Sebagai pembaca, menurut anda apakah reshuffle harus dilakukan? Jawab Di negara kita yaitu indonesia memiliki presiden, dan presiden tersebut mempunyai hak prerogatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER 145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi di dunia hampir berpengaruh disegala sektor, tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini mengalami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari

BAB V HASIL PEMILU A. PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari KOMISI UMU M PEM I LI HAN BAB V HASIL PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Hasil Pemilu secara nasional mulai dari 1955 2009 A. Pemilu 1955 (DPR dan Konstituante) B. Pemilu 1971-1999 (DPR) C. Pemilu 2004-2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di

Lebih terperinci

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013 INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013 1 Kata Pengantar Indeks Capres Pemilu 2014 : Capres RiIl versus Capres Wacana Telah banyak survei yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah atau biasa disebut pemilukada merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian kepala daerah baik itu gubernur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG PEDOMAN SIARAN KAMPANYE DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI LEMBAGA PENYIARAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

Lebih terperinci