Pengaruh Pemberian Juice Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Kadar Lipid Peroksida (MDA) Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia
|
|
- Johan Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Pemberian Juice Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Kadar Lipid Peroksida (MDA) Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia The Influence of Lidah Buaya (Aloe vera L.) Juice on the Lipid Peroxide (MDA) Level at the Hyperlipidemia White Male Rat Endang Sri Sunarsih 1 dan Prasetystuti 2 1 Bagian Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNDIP 2 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran UGM ABSTRAK Ketidak seimbangan antara oksidan dan antioksidan di dalam tubuh akan menyebabkan kerusakan oksidatif yang berdampak pada bermacam penyakit jantung, atherokhlerosis, diabetes mllitus, penyakit pernafasan sampai penyakit kanker. Akhir-akhir ini penyakit jantung koroner di Indonesia semakin meningkat, salah satu penyebabnya karena hiperlipidemia. Lidah buaya (Aloe vera. L) sebagai salah satu tanaman obat tradisional Indonesia, yang kaya akan anti oksidan alami, selain mempunyai manfaat sebagai penurun kadar kholesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan kadar peroksida lipid akibat pemberian jus A vera 20 ekor tikus putih jantan yang telah dibuat hiperlipidemia, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok masing-masing 5 ekor. Kelompok I diberikan akuades sebagai kontrol negatif, kelompok II diberikan teh hijau sebagai kontrol positif, kelompok III diberi jus A vera. dosis 5 ml/ kg BB/hari, kelompok IV diberi jus A vera dosis 15 ml/kg BB/hari. Kadar peroksida lipid (MDA) dianalisa dengan statistik metode Anova, dengan taraf kepercayaan 95%.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus A vera mampu menurunkan kadar peroksida lipid serum tikus hiperlipidemia, ada perbedaan yang bermakna antar kelompok (p<0,05) Kata kunci : Hiperlipidemia, Peroksida lipid (MDA), Jus, Aloe vera.l, Tikus putih jantan. ABSTRACT The unbalance of oxidant and anti-oxidant in the body will cause the damage of cell and various pathological process e.q. cardiovascular, atheroschlerosis, diabetes mellitus, respiratory desease, carsinogenesis, cell degenerative. Recently Cardiovascular deseases increased in Indonesia. Once be caused by hiperlipidemia. The tradisional medicine Aloe vera.l which as a natural antioxidant, and can decrease kholesterol level. This experiment intended to know the influence of Aloe vera.l juice to changed lipid peroxide level in white male rats hiperlipidemia, used 20 white male rats divided in 4 groups, each groups contain 5 rats. First group as negative control given by aquadestillata; Second group as positif control given by green tea infuse as the dose of 0,605 g/kg BW/day; Third group given by Aloe vera.l juice 5 ml/kg BW/day, Fourth group given by Aloe vera L juice dose 15 ml/kg BW/day. All groups gived for 14 day. This data was analyzed by Anova methode with degree of confidence set up at 95 %. The conclution showed that Aloe vera L juice decreased the lipide peroxide (MDA) level of the hiperlipidemia white rat on each group different significantly (p<0,05) Key words : Hiperlipidemic, Lipide peroxide (MDA), Juice, Aloe vera.l, Male white rats Alamat Korespondensi : Endang Sri Sunarsih Bagian Farmasi Kedokteran FK UNDIP Komplex Gunung Brintik Jl.Dr Sutomo Semarang endss2007@yahoo.co.id
2 PENDAHULUAN Radikal bebas atau sering disebut oksidan merupakan hal yang normal dan berlangsung secara terus menerus (Tjay dan Rahardja, 2002). Tubuh manusia mengkonsumsi sekitar 250 gram oksigen setiap hari dari jumlah tersebut 3-5 % diubah menjadi oksigen reaktif. Oksigen reaktif (reactive oxygen species atau ROS) dapat terjadi baik secara endogen maupun eksogen, sebagai bagian dari aktivitas metabolik reguler, aktivitas fisik, gaya hidup dan diet. Pada saat ini prevalensi paparan oksidan seperti radiasi, rokok, polusi udara, logam berat, pestisida, food adictive meningkat, hal ini merupakan faktor pemicu terbentuknya oksidan di dalam tubuh.(miharja, 2005). Secara alami tubuh telah membuat anti oksidan endogen untuk menangkal radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Namun ketidak seimbangan antara oksidan dan anti oksidan di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan oksidatif yang mengakibatkan terjadinya berbagai macam penyakit (Bagiada, et al, 2005). Bergesernya pola kehidupan di negara berkembang seperti Indonesia, akan berdampak terhadap pergeseran pola makan, serta kebiasaan seseorang, hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya penyakit hiperlipidemia, hiper kholesterolemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan lain-lain (Asj ari et al, 2000). Tingginya penderita penyakit jantung koroner salah satu pemicunya karena hiperlipidemia, dan salah satu parameter untuk menunjukkan hiperlipidemia adalah nilai kholesterol. Oksidasi asam lemak tak jenuh ganda menghasilkan senyawa malondialdehide (MDA), 4-hidroksi noneal (HNE), trans-4-hidroksi-2- heksenal (HHE), isoproston, etan, pentan dan lainlain. Asam lemak tak jenuh yang mengalami peroksidasi yang membentuk produk MDA (Malondialdehid) juga akan bereaksi dengan protein tubuh dan dan menyebabkan pembentukkan senyawa yang bersifat karsinogen (Halliwel dan Gutteridge, 2000). Salah satu tolok ukur yang menentukan seberapa banyak oksidan terbentuk didalam tubuh adalah dengan diketahuinya kadar MDA di dalam tubuh.. Tingginya kadar MDA di dalam tubuh, kemungkinan akan mempersempit pembuluh darah, menyebabkan timbulnya atheroskhlerosis, yang akan memicu menyebabkan penyakit jantung koroner (Braunwald, 2005), penyakit-penyakit tersebut sampai saat ini menurut data statistik masih menunjukkan angka kematian yang semakin meningkat dalam setiap tahunnya. A. vera atau lidah buaya, termasuk dalam familia liliaceae. A. vera dapat tumbuh di Indonesia dengan subur, namun tumbuhan ini dapat pula tumbuh didaerah dingin.. A vera dalam penelitian ini diambil dari bagian daun yang mengandung air, getah atau lendir yang disari dalam bentuk jus, lendir ini mengandung glukomanan merupakan serat larut air, asam amino, anthraquinone, enzim, hormon, lignin, mineral : calsium, kromium, tembaga, besi, magnesium, mangan, sodium, potasium, seng, asam salisilat, saponin, sterol, gula monosaccharida, vitamin A, vitamin B3, vitamin B12,, vitamin C, vitamin E, kolin, asam folat (Anonim, 2001). Tumbuhan A. vera telah dikenal masyarakat mampu mengobati berbagai macam penyakit antara lain, anti diabetes, anti bakteri, anti inflamasi, anti kanker, antivirus (HIV), juga mampu mengobati excem, luka bakar, memperlancar buang air besar, batuk, radang tenggorokan, cacingan (Anonim,2001). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperkaya kemanfaatan tumbuhan A. vera sebagai bagian bahan alam yang mampu berperan sebagai obat antara lain mampu menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL tikus putih hiperlipidemia (Sunarsih & Istiadi, 2007), mampu menurunkan kadar kholesterol tikus hiperkholesterol (Sunarsih & Pamuji, 2007), menurunkan kadar gula darah (Ken, 2004), immunomodulator, hepatoprotektor. A vera sekarang banyak dikemas dalam makanan maupun minuman, dan mudah didapatkan, mudah dibudidayakan, serta murah harganya. Diharapkan pemberian jus A. vera yang kaya akan antioksidan, vitamin, mineral, mengandung 20 macam asam amino sebagai penyusun protein, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel diharapkan dapat menurunkan stres oksidatif, sehingga mampu menurunkan kadar peroksida lipid (MDA) terbentuk pada tikus putih jantan hiperlipidemia. METODE PENELITIAN : Bahan Sebanyak 15 ekor tikus putih jantan, keturunan wistar, berat gram, umur 2-3 bulan. Lidah buaya (Aloe Vera L), Teh hijau, Reagent pengukur kadar Cholesterin FS* (Diasys). Reagent pengukur kadar peroksida lipid (MDA) meliputi 1,1,3,3-tetraetoksipropan
3 (Sigma), asam tiobarbiturat (Sigma), asam phosphat (Sigma) dan metanol p.a(sigma). Alat Spektrofotometer UV-Vis HACH DR/2000, polipropolin tube (Colom 18), sentrifuge (seri Biofuge 15, Heracus Sepatech), Vortex (Genie 2), penangas air, Alat sonde, juicer philips, gelas ukur, tube dan micro pipet, seperangkat kandang tikus. Jalannya Penelitian Pembuatan jus lidah buaya : Lidah buaya ditimbang sebanding dengan dosis 5ml/kg BB/hari dan 15 ml/kg BB/hari, untuk 20 ekor tikus selama 14 hari (dari hari ke 14 sampai hari ke 28), dibuat jus dengan alat juicer, ditampung cairan yang keluar yang telah dipisahkan dari ampasnya, jus lidah buaya selalu dibuat baru ( resentur paratus) setiap hari. Mengkondisikan tikus hiperlipidemia : Tolok ukur untuk mengetahui telah terjadi kondisi hiperlipidemia atau belum dengan diukur kadar kholesterol awal dan kadar kholesterol, setelah diperlakukan hiperlipidemia(>240mg/dl), dengan memberikan pakan tinggi lemak; selain juga dipantau perubahan berat badan awal, sampai berat hiperlipidemia. Tikus dikatakan hiperlipidemia hingga berat badan mencapai lebih dari 20% dari berat awal sebelum diperlakukan, hal ini dicapai umumnya pada hari ke 14. Perlakuan pada hewan uji : Sebanyak 20 ekor tikus putih jantan dibagi secara acak, menjadi 4 kelompok, masing-masing 5 ekor. Semua tikus diukur kadar kholesterol awal dan kadar peroksida lipid awal dan dipantau berat badannya. Setelah diperlakukan menjadi hiperlipidemia selama 14 hari, Pada hari ke 14 diukur ulang kadar kholesterol dan peroksida lipidnya serta dipantau berat badannya. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi perlakuan hanya dengan akua destillata. Kelompok II sebagai kontrol positif diberi perlakuan dengan infus teh hijau, kadar 0,605g/kg BB/hari. Kelompok III diberi perlakuan dengan jus A vera. 5 ml/kgbb/hari. Kelompok IV diberi perlakuan dengan jus A vera 15 ml/kgbb/hari. Semua tikus ditetapkan kadar peroksida lipidnya (MDA), dengan metode TBARSC18 (Thiobarbituric Acid Reactive Substance C18), sebelum dan sesudah pelakuan, baik dari kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Perlakuan dilakukan selama 14 hari, setelah dibuat hiperlipidemia. Analisis data Data kadar MDA (mg/dl) dianalisa dengan Anova 1 jalan, dengan menggunakan SPSS versi 15. HASIL DAN PEMBAHASAN : Pada penelitian ini pemberian diet sangat memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian, oleh karena itu perlu dikendalikan dan dipantau pemberiannya. Sebelum tikus diperlakukan perlu diadaptasi 1 minggu dan dipuasakan kurang lebih 8 jam sebelum diambil kadar kholesterol awal dan kadar MDA awal, serta dipantau berat badannya. Hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa pada kelompok I, II, III dan IV pada awal pemeriksaan kadar kholesterol menunjukkan hasil yang hampir sama antara satu tikus dengan lainnya kadar rata-rata 140,55 mg/dl, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan tikus yang digunakan dalam penelitian menggambarkan homogen antara satu tikus dengan lainnya. Selain diambil kadar kholesterol awal, ditentukan pula kadar peroksida lipid (MDA) awal pada semua probandus terlihat didalam tabel II kadar rata-rata sebesar 7,707 m mol/l, hal ini juga menunjukkan sebagai tolok ukur bahwa tikus yang digunakan masih bisa dikatakan cukup homogen. Langkah berikutnya dengan memantau berat badan dan memberi tikus dengan diet tinggi lemak untuk mencapai tikus dalam kondisi hiperlipidemia dengan pemberian pakan tinggi lemak 10% dan kondisi hiperlipidemia dicapai selama 14 hari hingga kadar kholesterol mencapai >240 mg/dl (setiap 2 hari sekali dipantau berat badan masing-masing tikus, dan pada hari ke 7 dan ke14 ditetapkan kadar kholesterolnya, untuk mendapatkan tikus pada kondisi hiperlipidemia, hal ini didukung penelitian Sarto, et al, (2000). Dari hasil penelitian ini tikus-tikus yang telah mengalami penggemukan diperoleh kadar kholesterol rata-rata sebesar 261,48 mg/dl. Keadaan hiperlipidemia atau hiperkholesterol ini menciptakan kondisi stres oksidatif pada hewan coba dan diasumsikan akan berpengaruh terhadap kadar peroksida lipid (MDA) hewan coba. Hasil kholesterol awal dan kadar kholesterol pada kondisi hiperlipidemia dari masing-masing kelompok dapat dilihat dari tabel1. Pada tikustikus yang telah mengalami hiperlipidemia diperoleh hasil kadar kholesterol total yang hampir berimbang satu dengan lainnya, rata-rata sebesar 261,48 mg/dl kondisi ini dicapai pada hari
4 ke 14; bila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya/awal terjadi kenaikkan kadar kholesterol sebesar 120,93 mg/dl Tabel 1. Kadar kholesterol rata-rata pada hari ke 0 (Kelompok Awal) dan hari ke 14 (Kel.ompok Penggemukan) (mg/dl) Kelompok Kadar kholesterol pada hari ke 0 (awal) (mg/dl) Kadar kholesterol pada hari ke 14 (Kel. Penggemukkan) (mg/dl) Kelompok I kontrol negatif Akuadest 5ml/kgBB/hari 138,89 260,61 Kelompok II kontrol positif Infus teh hijau 0,605g/kg BB/hari 142,72 261,38 Kelompok III perlakuan A. vera 5ml/kgBB/hari 139,84 261,35 Kelompok IV perlakuan A. vera 15ml/kgBB/hari 140,63 262,58 KADAR KOLESTEROL RATA-RATA HARI KE 0 DAN HARI KE 14 ( mg/dl ) 250 Kelompok I kontrol negatif Akua dest 5ml/kgBB/hari Kelompok II kontrol positif Infus teh hijau 0,605g/kg BB/hari 100 Kelompok III perlakuan Aloe vera L 5ml/kgBB/hari 50 Kelompok IV perlakuan Aloevera L 15ml/kgBB/hari 0 KADAR KHOLESTEROL AWAL HARI KE 0 (mg/dl) KADAR KHOLESTEROLHARI KE 14 (mg/dl) Gambar 1.Kadar kolesterol rata-rata hari ke 0 dan hari ke 14 (mg/dl)
5 Peningkatan produksi radikal bebas mengakibatkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif dianggap merupakan dasar utama disfungsi endotel, yang dapat mengakibatkan bermacam lipoprotein bersifat destruktif terhadap jantung dan menimbulkan disfungsi endotel serta menyebabkan proliferasi sel otot polos pembuluh darah. Keadaan ini akan mempercepat terjadinya atheroklerosis, sebagai salah satu dampak akibat kondisi hiperlipidemia, dan masih merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. (Vincent et al, 1999). Dalam tabel I, terlihat adanya kondisi tikus awal dan tikus hiperlipidemia, apabila ditampilkan dalam bentuk grafik 1 akan terlihat, bahwa kadar kholesterol awal tikus dalam keadaan yang sebanding dan homogen, sebagai salah satu upaya untuk meminimalkan variabel yang terjadi, demikian pula setelah 14 hari pemberian pakan tinggi lemak yang digunakan lemak babi 10%, masih terlihat sebanding dan homogen antara tikus kontrol dan perlakuan pada perolehan kadar kholesterol masing-masing kondisi. A. vera mengandung zat yang bersifat protektif seperti asam amino, vitamin A, vitaminb, vitamin C, vitamin E, asam folat, niasin; mineral selenium, besi, tembaga, kromium, mangan, magnesium, sodium dan seng dan juga mengandung senyawa golongan flavanoida antrakhinon yang berperan sebagai antioksidan yang poten (Anonim, 2001). Senyawa flavanoid telah diakui sangat berperan dalam kesehatan, dalam berbagai aktivitas biologi dan farmakologinya misalnya sebagai anti virus, anti bakteri, anti mutagenik, juga dapat menghambat beberapa enzim, misalnya menghambat enzim ksantin oksidase dan flavanoid juga diketahui mampu mengendalikan aktivitas superoksida (Burkitt and Duncan, 2000). Pemberian jus A. vera, sebagai anti oksidan pada penelitian ini ditujukan untuk membantu mengatasi stres oksidatif yang terjadi akibat kondisi hiperlipidemia, diharapkan akan menurunkan kadar peroksida lipid (MDA). secara bermakna. Hasil penelitian kadar peroksida lipid (MDA) awal, pada kondisi hiperlipidemia, setelah perlakuan dengan jus A. vera dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel II dapat dilihat bahwa pemberian diet lemak tinggi akan meningkatkan kadar peroksida lipid (MDA) dari semua tikus diperoleh hasil yang sebanding satu dengan lainnya, demikian juga dengan kadar peroksida lipid (MDA) awal. Hal ini menunjukkan bahwa antara kadar peroksida lipid (MDA) dan kadar kholesterol antar masing-masing tikus adalah berimbang (homogen), data dalam tabel 2 dapat pula dilsajikan sebagai grafik 2 Dari grafik 2, terlihat bahwa kadar peroksida lipid (MDA) pada pemberian jus Aloe vera L dosis 5ml/kg BB memberikan hasil kadar peroksida lipid (MDA) yang lebih rendah 3,38 m mol/l dibandingkan dengan kadar peroksida lipid (MDA) pada kondisi hiperlipidemia, penurunan yang dihasilkan belum memberikan hasil yang diharapkan karena dosis yang diberikan belum cukup memadai, namun dengan pemberian dosis jus A. vera 15 ml/kg BB dihasilkan kadar peroksida lipid (MDA) hampir 50% dari kadar peroksida lipid (MDA) pada kondisi hiperlipidemi,. Terjadi penurunan kadar peroksida lipid (MDA) sebesar 6,59 m mol/l. Ini sebanding dengan peningkatan dosis pemberian jus A. vera, dapat diartikan bahwa semakin besar dosis A. vera yang diberikan semakin kecil kadar peroksida lipid (MDA) yang terbentuk didalam tubuh, hal ini dapat menggambarkan bahwa kandungan senyawa yang bersifat anti oksidan di dalam A. vera hampir sebanding dengan kadar anti oksidan yang terkandung didalam senyawa kontrol positif (teh hijau), pada dosis yang tertera, dan semakin rendah nilai peroksida lipid (MDA) maka aktivitas anti oksidan semakin tinggi. Dari data yang diperoleh disebabkan oleh peran A. vera mengandung beberapa vitamin dan mineral yang mempunyai sifat protektif bagi tubuh untuk mencegah terbentuknya kerusakan membran sel. Niasin merupakan co-enzim yang berperan pada integritas jaringan. Vitamin A terutama berperan dalam memperbaiki integritas sel dan permiabilitas membran (Hardjasasmita, 2004). Vitamin C, memiliki kemampuan menekan radikal bebas yang akan menyerang lipid, sebagai scavenger radikal bebas, vitamin ini dapat secara langsung bereaksi dengan superoksida maupun anion hidroksil, juga berbagai hidroperoksida lipid. Vitamin C juga dapat berperan sebagai anti oksidan sekunder dengan mempertahankan gluthation terreduksi sebagai glutahtion endogen yang sangat penting bagi tubuh untuk menangkal radikal bebas (Chow, 2000). Vitamin E, merupakan salah satu vitamin yang berperan sebagai anti oksidan bagi tubuh, mencegah terjadinya kerusakan, dan meningkatan perbaikan membran sel ini lewat jalur non enzimatik. Vitamin E mempertahankan terhadap proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam membran selluler maupun subselluler. (Hardjasasmita, 2004). Mineral Selenium mencegah kerusakan sel dari pembentukan radikal bebas dan dapat
6 merangsang pembentukkan gluthation peroksidase, bersama vitamin C akan mengkatalisis penghancuran peroksida lipid sehingga dapat menghambat pembentukan malondialdehid /MDA yang bersifat toksik. Tingginya asam amino yang terkandung kurang lebih 20 asam amino, 7 diantaranya merupakan asam amino essensiel akan membantu meningkatkan kualitas protein yang terbentuk, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel, sehingga mampu mempercepat regenerasi sel-sel yang rusak akibat kondisi hiperlipidemia. A. vera yang mengandung senyawa antioksidan alami yang bersifat protektif bagi tubuh, sangat berperan dalam mencegah terjadinya kerukan sel, dengan memperbaiki sel-sel abnormal di dalam tubuh, sebagai salah satu tolok ukur perbaikan sel-sel abnormal dengan menurunnya kadar peroksida lipid (MDA), hal ini sesuai seperti hasil penelitian ini aktivitas anti oksidan ekstrak A. vera, dan Packer et al, 1999, menyatakan bahwa sistem anti oksidan dalam pertahanan terhadap radikal bebas saling berkaitan satu dengan lainnya dalam upaya mempertahankan keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi di dalam tubuh, sehingga kadar peroksida lipid (MDA) meningkat pada kondisi hiperlipidemia, dan setelah pemberian jus A. vera kadar peroksida lipid (MDA) menurun karena adanya peningkatan anti oksidan endogen yang dapat menghambat terjadinya oksidasi asam lemak tak jenuh ganda oleh radikal bebas. SIMPULAN : Pemberian Jus A. vera, pada dosis 5 ml/kg BB/hari memberikan hasil Kadar peroksida lipid (MDA) tertinggi 11,28 m mol/l dan dosis 15 ml/kg BB/hari dihasilkan kadar peroksida lipid (MDA) 7,95 m mol/l pada tikus hiperlipidemia. Jadi semakin tinggi kadar jus A. vera yang diberikan, maka semakin menurun kadar peroksida lipid (MDA) yang dihasilkan, dan kadar peroksida lipid (MDA) berbeda secara bermakna antar kelompok kecuali pada pemberian jus A. vera 15 ml/kg BB/hari tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol positif infus teh hijau dosis 0,605 g/kg BB/hari., pemberian jus A. vera mempunyai efektivitas yang sebanding dengan infus teh hijau dalam meningkatkan anti oksidan endogen. UCAPAN TERIMA KASIH : Kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan masukan dalam menyelesaikan penelitian hingga selesainya artikel ini, kami haturkan terima kasih; juga kepada sejawat P.Usman Haryono, terima kasih masukkannya. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2001, Plant remidies aloe vera research. Available from URL : /2001 Asj ari, Prasetyastuti, 2000., Ketidakseimbangan Oksidasi Antioksidan Pada Preeklamasi Persalinan Preterm dan Berat Badan Lahir Rendah. Laporan Penelitian Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 3. Bagiana, A., Arcana, Mahasucipta Peran Antioksidan Untuk Mencegah Beberapa Kelainan Jaringan Tubuh. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 55 (6), 456. Braunwald, E, 2005, Approach to the Patient With Cardiovascular Disease. In : Kasper D.L, Longo, S.L, Hauser (editors). Harrison's Principles Internal Medicine. Volume th Ed. New York, McGrawHill Medical Publishing Division, Hal. 208, Chow, C.K, 2000, Vitamin E. In : Stipanuk M.H, editor. Biochemical and Physiological Aspect of Human Nutrition. New York. Devision of Science Cornell University Ithaca, Halliwell, B and Gutteridge, J.M.C Free Radicals In Biology and Medicine. Third Ed. New York : Oxford University Press, 108, 136, 281, , 412. Hardjasasmita, P, 2004, Iktisar Biokimia Dasar, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Ken J, 2004, The antidiabetic activity of Aloe vera. Available from URL : m/links.htlm.2004 Miharja, L, Peran Glutation Sebagai Antioksidan Dalam Tubuh. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 55. (1) Packer L, Colman C.,1999. The antioxidant miracle : your complete plan for total health and healing. John Wiley & Sons, Inc. New York Sarto, M., Sunarti, retnoaji, B, Pengaruh Melantonin terhadap profil Lipoprotein Tikus putih (Ratus norveginus. L) Hipelipidemia, Laporan Penelitian Gama Sains. Volume V. (2)
7 Stahl, W and Sies, H. 1997, Antioksidant defense : vitamin C, E and Carotenoid. Diabetes, 46 (suppl.2) : S14-8 Sunarsih, E.S dan Istiadi, H, 2007, Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe vera L) terhadap Kadar HDL dan LDL Kholesterol Serum Tikus Hiperlipidemia, Jurnal Farmasi Sains & Komunitas, vol. III, no.1, Sunarsih, E.S dan Pamuji, S, 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Hiperlipidemia Setelah Perlakuan Jus Lidah Buaya (Aloe Vera L), Pharmacy, vol 05 No 02 Agustus Susanto, M., Susan, Jovita, 2004, Hubungan antara Dislipidemia Dengan Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Penyakit Jantung Periode oktober Meditek. Volume 12 (31). Tjay, T.H dan Rahardja, K, 2002, Obat-obat Penting Khasiat Kegunaan dan Efek Sampingnya. Edisi IV. Jakarta : Gramedia, 534, 536, 543, 796, 808, 835. Vincent HK, Stewart DJ, Shanely DJ, Demirel H, Obesity is assosieted with increased myocardial oxidatif stres Internasional. Int. J. Obes
Pengaruh bunga kubis (Brassica oleracea var. botrytis L.) terhadap perubahan kadar : kolesterol, MDA tikus hiperlipid
Majalah Farmasi Indonesia, 20(1), 35 41, 2009 Endang Sri Sunarsih Pengaruh bunga kubis (Brassica oleracea var. botrytis L.) terhadap perubahan kadar : kolesterol, MDA tikus hiperlipid The effect of cauli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi lemak. Lemak memang dibutuhkan bagi tubuh karena mempunyai berbagai fungsi, namun konsumsi lemak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah populasi,
Lebih terperinciBAB I A. LATAR BELAKANG
BAB I A. LATAR BELAKANG Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Ini terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh
BAB 1 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh adanya hiperglikemia akibat defisiensi sekresi hormon insulin, kurangnya respon tubuh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini
Lebih terperinciABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data epidemiologi, fenomena peningkatan kadar lipid terjadi di sebagian besar populasi masyarakat. Hal tersebut sering dikaitkan dengan peningkatan prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak ini mencakup kurang lebih 15% berat badan dan dibagi menjadi empat kelas yaitu trigliserida,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia yang terjadi karena adanya suatu kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak seluruhnya dapat
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR Jane Haryanto, 2012 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II : Penny Setyawati M.,
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID
EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Kadek Reanita Avilia, 2014 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan
Lebih terperinciSARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)
SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian ke-11. Pada 1986 kondisi naik menjadi peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN Jessica Angela Haryanto,
Lebih terperinciAktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)
Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian DM (Diabetes mellitus) merupakan kelainan metabolik terjadi ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi karbohidrat akibat
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) TIKUS JANTAN GALUR Wistar F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu akan tetapi beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Asam urat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.
ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) setelah diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah juwet (Syzygium cumini L.) telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar telah memasuki arus modernisasi. Hal ini menyebabkan pergeseran ataupun perubahan, terutama dalam gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi tidak saja membawa dampak positif di segala bidang seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup terutama pola aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HATI MENCIT STRAIN JEPANG AKIBAT PAPARAN MINYAK GORENG BERULANG
J. Ris. Kim. Vol. 4, 1, September 2010 EFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HATI MENCIT STRAIN JEPANG AKIBAT PAPARAN MINYAK GORENG BERULANG Elmatris Sy, Yustini Alioes,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang kurang menentu, secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya, serta mempengaruhi kesehatan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. WHO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kelainan sindrom metabolik dengan karakteristik dimana seseorang mengalami hiperglikemik kronis akibat kelainan sekresi insulin,
Lebih terperinciKADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE
KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama digunakan di dunia. Parasetamol merupakan obat yang efektif, sederhana dan dianggap paling aman sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses penuaan bukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan. Setiap manusia akan menjadi tua. Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciDi seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyebab kematian ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi
1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Infertilitas merupakan masalah yang memiliki angka kejadian yang cukup besar di Indonesia. Penyebab infertilitas pria dipengaruhi oleh banyak faktor,
Lebih terperinciDewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT
The Effectivity of Atorvastatin, Fenofibrate, and Gemfibrozil in Single and Combination Dose to Reduce Total Cholesterol Levels in White Male Rats of Wistar Strain Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. 1 Aktivitas fisik dapat memberi pengaruh positif pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit sembuh dikarenakan ketidakmampuan untuk mengoksidasi karbohidrat akibat gangguan pada mekanisme
Lebih terperinciABSTRAK UJI EFEK TEMPE TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL TIKUS WISTAR
ABSTRAK UJI EFEK TEMPE TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL TIKUS WISTAR Aditya Arifianto, 2006 Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., Msi., AFK Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes. Dislipidemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan gaya hidup masyarakat cenderung meniru negara barat karena dianggap sebagai cerminan pola hidup modern. Gaya hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada gaya hidup masyarakat terutama pada perubahan pola makan. Karena pengaruh budaya asing, kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan setelah mencapai usia dewasa. Secara alamiah seluruh komponen tubuh pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, perilaku merokok terus meningkat dan telah menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L)
EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar sel. 1 Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua
Lebih terperinciTERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Diaz Hazrina S, 2016; Pembimbing I : Endang Evacuasiany
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL DAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Ronauly V. N, 2011,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan, ketahanan dan koordinasi (de
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan.kebutuhan
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia (WHO, 2009). Hal tersebut tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dampak negatif perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami menjadi pola makan
Lebih terperinci