Volume 12 No 1 Mei 2015 ISSN : Pembina Prof. Dr. H. Djaali Rektor Universitas Negeri Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 12 No 1 Mei 2015 ISSN : Pembina Prof. Dr. H. Djaali Rektor Universitas Negeri Jakarta"

Transkripsi

1

2 Volume 12 No 1 Mei 2015 ISSN : Pembina Prof. Dr. H. Djaali Rektor Universitas Negeri Jakarta Penanggung Jawab Dr. Etin Solihatin, M.Pd Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Pemimpin Redaksi Dra. Desfrina Sekretaris Redaksi Drs. Sri Kuswantono, M.Si Dewan Redaksi Drs. Eko Tri Rahardjo, M.Pd, Dr. Corry Yohana, MM Dr. Agus Dudung, M.Pd, Sujarwo, M.Pd, Dr. Eko Siswono, M.Si Sekretariat Sugimin, S.Pd, Marni Lestari, S.Pd, Marhasan, S.Pd, Rita Aryani, S.Pd, Wiwik Endang S, S.Pd, Adi Wijanarko, S.Kom, Nurlaila, Ayi Sutisna Terbit (Mei dan Oktober) Alamat Redaksi Gedung LPM UNJ Komplek Kampus A UNJ Rawamangun Jakarta Timur Telp , Fax

3 Pengantar Redaksi Puji syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, menyambut penerbitan Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Sarwahita Volume 12 No.1 Mei Kehadiran Jurnal ini merupakan publikasi dari hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen di lingkungan Universitas Negeri Jakarta. Pengabdian pada masyarakat ini sebagai perwujudan kepedulian civitas akademik Universitas Negeri Jakarta terhadap pembangunan atau pemberdayaan masyarakat di wilayah Jabodetabek. Bentuk dari kegiatannya berupa penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam wujud alih ilmu pengetahuan tekhnologi dan seni. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh penulis artikel yang telah menyumbangkan artikelnya sehingga Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Sarwahita Volume 12 No.1 Mei 2015 ini dapat diterbitkan. Semoga apa yang telah dikerjakan dan dituangkan dalam jurnal ini dapat menjadi sumbangsih untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Redaksi

4

5 TRAINING OF TRAINER BAGI MAHASISWA KKN TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH KAIN DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Etin Solihatin 1), Desfrina 2), Adi Wijanarko 3) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK TOT pemanfaatan limbah kain menjadi aksesoris dalam rangka pemberdayaan masyarakat dilaksanakan di ruang perlengkapan yang berbatasan dengan LPM dilaksanakan pada tanggal 26 Juni Diikuti oleh 21 mahasiswa KKN yang akan melaksanakan KKN tanggal 27 Juli Agustus Hasil Pengabdian Masyarakat ini yaitu TOT merupakan sarana yang efektif untuk memberikan informasi, sekaligus mempraktekkan/melatih mereka memanfaatkan limbah kain menjadi asesoris yang baik dan bernilai ekonomis. Disamping itu tanggung jawab Perguruan Tinggi dalam Tri Dharma Perguruan tinggi dapat terealisasi dengan baik. Kata Kunci : Limbah kain, Pemberdayaan Masyarakat I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Dalam kegiatan KKN mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai keterampilan, di luar keahlian/ilmu yang sesuai program studinya. Hal ini diharapkan agar kemampuan yang dimiliki mahasiswa KKN relatif mumpuni, sehingga mereka adaptif dan mampu mencari solusi, jika ditemukan masalah di lapangan (lokasi KKN). Namun program pembekalan mahasiswa KKN tidak diberi dana lagi oleh BOPTN. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka beberapa program Pengabdian Masyarakat Dosen dihimbau agar ada yang difokuskan kepada mahasiswa, ada juga tetap langsung diberikan kepada masyarakat. Program Pengabdian Masyarakat Dosen difokuskan kepada mahasiswa, berupa melatih mahasiswa KKN, untuk selanjutnya mahasiswa wajib mengajar-kan kembali kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dalam hal ini ibu-ibu dan remaja putri memiliki keahlian, sehingga budaya wirausaha dapat terwujud. Berdasarkan hasil survey di lokasi KKN banyak ditemukan limbah kain dari para penjahit yang berakhir di pembakaran sampah. Padahal kalau punya sedikit keahlian dan kemampuan limbah kain itu dapat dijadikan asesoris yang menghasilkan uang, sebagai sumber pendapatan tambahan. Untuk itu tim Pengabdian Masyarakat Dosen, ingin mengubah sampah kain menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai jual. Dengan demikian perlu melatih mahasiswa melalui program TOT, diharapkan mahasiswa dapat mengajarkan kembali kepada masyarakat, di mana mahasiswa ditempatkan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas, maka masalah dalam kegiatan ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana memanfaatkan limbah kain melalui training of trainer mahasiswa KKN dalam rangka pemberdayaan masyarakat?. Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 3

6 C. Tujuan Kegiatan Kegiatan pengabdian Masyarakat ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa KKN mengenai pemanfaatan limbah kain untuk dijadikan asesoris yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. 2. Memberi solusi dalam mengatasi limbah kain dari para penjahit, sehingga menjadi bahan baku produksi asesoris. 3. Melatih calon trainer (mahasiswa KKN) pembuatan asesoris dari bahan limbah kain. D. Manfaat Kegiatan Adapun manfaat pengabdian masyarakat yaitu : 1. Adanya peningkatan keterampilan mahasiswa di luar bidang keahlian (sesuai prodi), saat pelaksanaan KKN 2. Dengan pelatihan ini mengatasi masalah limbah kain di lokasi KKN menjadi barang ekonomis. II. KAJIAN PUSTAKA A. Asesoris dari Limbah Kain Menurut Wasia Rusbani (1984:193) pelengkap busana berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua macam yaitu: pelengkap busana praktis dinamakan millineries dan pelengkap buana estetis yang dinamakan aksesoris. Millineries adalah pelengkap busana yang memiliki fungsi yaitu sebagai penambah keindahan dan fungsi lain yang berguna bagi si pemakai. Aksesoris adalah pelengkap busana yang berfungsi sebagai penambah keindahan si pemakai dalam berbusana. Aksesoris ada yang tergolong tradisional dan ada yang tergolong modern atau populer. Aksesoris yang tergolong modern yaitu yang dibuat dari bermacam-macam bahan, banyak terdapat di pasaran, dan pemakainya dalam mengenakan tidak terikat waktu serta kesempatan. Bahan yang dipergunakan untuk membuat aksesoris pelengkap busana beraneka ragam, seperti kain, plastik, gelas, kerang, kulit, kayu dan lain sebagainya. Aksesoris dapat menghasilkan begitu banyak gaya yang membuat penampilan berbeda-beda, dan mem-berikan gaya yang istimewa meskipun dengan busana sederhana. Aksesoris secara otomatis akan menarik perhatian, sekaligus menciptakan penampilan yang memberi kesan menarik. Sebaiknya pemakaian aksesoris disesuaikan dengan bentuk badan dan busana yang dikenakan. Menurut Khairuddin (2002 : 4) keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Suatu keluarga terdiri atas sekumpulan orang yang hidup bersama untuk jangka waktu selama mungkin, jika mungkin untuk selamanya. Adapun peranan ibu rumah tangga dan para remaja di dalam keluarganya mempunyai kedudukan yang sangat penting. Ferber dan Birbaun dalam Totok Mardianto (2005: 90) mengatakan bahwa ibu rumah tangga dan para remaja adalah orang yang dapat berperan dalam membantu mengurus segala sesuatu dalam keluarga. Banyak ibu rumah tangga dan para remaja di pedesaan yang menganggap bahwa tugas utama seorang ibu membantu suami, mem-bimbing dan mengasuh anak. Padahal tugas dan tanggung jawab mereka sebenarnya bisa lebih dari itu. Mereka dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus, dapat membantu meningkatkan pereko-nomian keluarga dengan berlatih dan berwirausaha tanpa meninggalkan peranannya sebagai ibu rumah tangga, dan para remaja yang baik. Para ibu rumah tangga dan para remaja putri inilah yang akan dijadikan sasaran atau peserta pelatihan oleh mahasiswa KKN yang sudah lulus pada Pelatihan calon pelatih aksesoris dan limbah kain di lokasi KKN. 4 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

7 III. METODE PELAKSANAAN A. Metode Pemecahan Masalah Agar pelatihan calon pelatih (TOT) tentang pemanfaatan limbah kain dalam rangka pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik, harus melalui tahapan: 1. Memberikan informasi penting berkaitan dengan pembuatan asesoris dari limbah kain 2. Praktek pembuatan asesoris secara bersama-sama dan tetap didampingi instruktur (dosen) 3. Selama proses praktek pembuatan asesoris mahasiswa KKN boleh bertanya yang berkaitan dengan materi yang sedang dipraktekkan. 4. teknik mengemas hasil produksi asesoris, agar bagus dan mutu terjamin 5. Memberikan informasi tentang teknik pemasaran (menjual produk). B. Kerangka Pemecahan Masalah Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan dalam rangka peme-cahan masalah limbah kain di lokasi KKN berdasarkan hasil survey awal, yaitu melalui pelatihan calon pelatih pembuat asesoris dari limbah kain, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait yaitu pihak LPM dan mahasiswa KKN 2. Menyusun jadwal kegiatan pelatihan calon pelatih pembuat asesoris dari limbah kain 3. Menggandakan materi power point untuk peserta pelatihan 4. Melaksanakan program pelatihan calon pelatih asesoris dari limbah kain, mulai dari persiapan, pengumpulan bahan-bahan, praktek membuat, praktek mengemas, dan praktek memasarkan. 5. Melakukan evaluasi program dan penyusunan laporan C. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang dianggap strategis yaitu mahasiswa KKN untuk dilibatkan dalam pelatihan calon pelatih pembuat asesoris dari limbah kain. D. Tempat dan Waktu Kegiatan Kegiatan pelatihan ini dilak-sanakan di Ruang Perlengkapan Universitas Negeri Jakarta yang berbatasan dengan LPM. Waktu kegiatan tanggal 26 Juni 2015, hari Jum at, pukul WIB sampai selesai. IV. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Realisasi Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah sebagaimana yang diuraikan di atas, maka langkah pemecahan masalah dilaksanakan sebagai berikut : 1. Mengadakan koordinasi dengan pihakpihak terkait: a. Mengurus perizinan tempat (di ruang perlengkapan UNJ, yang berbatasan dengan ruang LPM) b. Narasumber TOT tentang pemanfaatan limbah kain dalam rangka pemberdayaan masyarakat dari Tim Pengabdian Masyarakat 2. Menyusun agenda atau susunan acara, sehingga ditetapkan pada hari Jum at tanggal 26 Juni 2015, mulai pukul WIB sampai selesai. B. Sasaran Peserta yang mengikuti pelatihan TOT pemanfaatan limbah kain dalam rangka pemberdayaan masyarakat, sebanyak 21 mahasiswa yang akan mengikuti KKN tahap II yaitu tanggal 27 Juli Agustus C. Keterkaitan Program pelatihan ini bersifat terpadu, maka banyak pihak yang terkait dalam kegiatan ini yaitu: Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 5

8 Narasumber pelatihan dari Dosen Teknik, Prodi Tata Busana, dibantu oleh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Program Studi PPKN. Sedangkan mahasiswa KKN yang direkrut dari berbagai kelompok, dengan lokasi KKN yang berbeda-beda. 3 orang mahasiswa PAUD, yang akan KKN di lokasi Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. Lainnya dari kelompok KKN di Kecamatan Cinangka dengan 14 desa. D. Metode Untuk mensukseskan program TOT ini, metode yang digunakan adalah praktek dan partisipasi aktif dengan melalui tahapan: (1) pemberian informasi dengan power point dan print out yang dibagikan. Metode ini penting untuk menyampaikan informasi-informasi penting berkaitan dengan pemanfaatan limbah kain menjadi aksesoris, (2) tanya jawab yang dilaksanakan secara aktif oleh seluruh peserta, (3) praktek pembuatan asesoris dan limbah kain. V. HASIL KEGIATAN A. Hasil Kegiatan Hasil kegiatan dari TOT pemanfaatan limbah kain menjadi asesoris dalam rangka pemberdayaan masyarakat, diantaranya : 1. Mahasiswa peserta KKN dapat membuat asesoris dari pemanfaatan limbah kain, sehingga saat di lapangan nanti dapat mengajarkan kembali kepada ibu-ibu dan remaja putri. Untuk meningkatkan pen-dapatan mereka dengan memanfaat-kan limbah kain menjadi barang yang bernilai ekonomis. Saat KKN di lapangan mahasiswa TOT ini akan terus dipantau untuk ketuntasan program TOT ini. Dengan demikian keber-hasilannya dapat dievaluasi dengan baik. Saat TOT telah berhasil, maka dapat membuat asesoris dengan praktek langsung membuatnya. Lebih lengkapnya foto-foto kegiatan akan ditampilkan pada lampiran. 2. Terjadinya sikap positif terhadap limbah kain yang biasanya dibuang, ternyata dapat dijadikan asesoris yang bagus dan bernilai jual. 3. Meningkatkan kemampuan dan rasa senang terhadap hal yang dianggap baru, karena dipraktek-kan dan hasilnya boleh dibawa pulang. B. Hasil Evaluasi Hasil evaluasi dilakukan terhadap produk yang dibuat mahasiswa KKN. Disamping itu minat dan antusias peserta TOT, meskipun puasa mereka tetap semangat, dan meninginkan program dilanjutkan. VI. KESIMPULAN Setelah dilakukan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini, melalui TOT dapat disimpulkan bahwa: TOT merupakan sarana yang efektif untuk memberikan informasi, sekaligus mempraktekan/melatih mereka memanfaatkan limbah kain menjadi asesoris dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Disamping itu tanggung jawab Perguruan Tinggi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terealisasi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Budiman, Yoyok dan Kusumawardhani, Reni Anda dan Gaya Busana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hardiana, Iva Terampil Membuat Asesoris. Jakarta: Gramedia Pustaka. Khairudin Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberti Rusbani, Waria dan Soerjaatmadja, Rosmini Pengetahuan Pakaian. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 6 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

9 PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR Asep Supriyana 1), Gres Grasia Azmin 2), Reni Nureriyani 3), Aulia Rahmawati 4) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SD di Wilayah Jakarta Timur dalam menggunakan ejaan yang disempurnakan dan kalimat efektif pada penulisan surat resmi. Berdasarkan hasil tes awal, peserta yang memiliki kemampuan menulis surat resmi dengan kriteria kejelasan isi surat sebanyak 70%, kejelasan urutan surat sebesar 65%, kelengkapan bagian-bagian surat sebesar 80%, penggunaan ejaan dan tanda baca sebesar 70.%, dan penggunaan kalimat efektif sebesar 75%. Kata Kunci : Surat Resmi, Ejaan yang Disempurnakan, Kalimat Efektif I. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain itu bahasa juga merupakan sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi) ujaran yang bersifat arbiter. Dengan demikian, bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menggunakan simbol-simbol yang bersifat arbriter. Ejaan sendiri menurut KBBI (1998) merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan ini merupakan hal yang sering terabaikan oleh pengguna bahasa. Padahal pada prinsipnya, seorang manusia ketika berjalan, tidak akan terjatuh karena gunung yang tinggi; ia akan jatuh karena kerikil kecil. Dengan demikian, EyD merupakan aspek yang sangat penting khususnya dalam penulisan surat resmi. Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Surat menyurat sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kelembagaan. Oleh Karena itu, tata aturan yang benar diperlukan agar pesan yang ingin disampaikan melalui surat dapat sesuai dengan yang dipahami oleh penerima surat. Sekolah merupakan lembaga pendidik yang selalu berkomunikasi dengan berbagai pihak seperti orang tua, dinas, sekolah lain, dan lain-lain. Untuk itu, di sekolah tersebut dibutuhkan SDM yang mampu menyusun surat resmi menggunakan EyD yang tepat. EyD tersebut terkait dengan pemakaian huruf, penulisan kata, kata serapan, tanda baca, maupun pemenggalan. Selain itu juga terkait dengan kalimat efektif dan tata persuratan. Observasi pada surat yang resmi yang beredar yang dikeluarkan oleh pihak sekolah, kami melihat masih ada kesalahan penggunaan EyD. Padahal surat merupakan media yang kerap dipakai jika sekolah ingin berkomunikasi dengan pihak lain. Permasalahan pada pengabdian ini terkait dengan kekurangpahaman guru-guru mengenai EyD dan kalimat efektif khususnya dalam persuratan dinas pada guru Sekolah Dasar. Adapun tujuan kegiatan ini untuk melatih guru SD di kota Jakarta Timur agar mampu menerapkan EyD dan kalimat efektif dalam penulisan surat resmi. A. Hakikat Surat Resmi Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Contohnya : surat undangan, surat pemberi- Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 7

10 tahuan, dan surat edaran. Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut. 1) Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi 2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal 3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami 4) Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku 5) Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi 6) Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas) B. Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya. Berkaitan dengan ini, Tarigan (1984: 21) menyatakan, Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik, yang menggambar-kan suatu bahasa yang dipahami seseorang, hingga orang lain memahami lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu". Surat resmi sebagai salah satu bentuk karya berbentuk tulisan tampaknya patut dicermati lebih jauh khususnya dalam kaitan penggunaan EYD yang terdapat didalamnya. Berbagai macam bentuk surat resmi diantaranya seperti surat lamaran, surat permohonan, surat perjanjian dan sebagainya, untuk memenuhi fungsi dan tujuannya sebagai alat komunikasi juga tidak terlepas dari unsur penggunaan EYD. Bahkan dalam surat resmi, format penulisan surat pun juga menjadi salah satu tolok ukur yang penting. Surat resmi sebagai bentuk alat komunikasi pengganti dan menggunakan bahasa dalam bentuk tertulis harus tersajikan dengan jelas, disamping harus memperhatikan isinya dengan baik. Dan untuk memperoleh kejelasan dan kebaikan isi dari sebuah surat resmi, salah satunya perlu ditunjang oleh penguasaan terhadap penggunaan kaidah EYD yang baik pula. Dengan demikian, pihak pembaca atau penerima surat dapat dengan jelas pula memahami isi dan maksud dari surat tersebut. Di sisi lain, dalam kaitan penulisan surat resmi juga pada praktiknya seringkali didapati kesalahan, Kesalahan-kesalahan itu antara lain berupa susunan kalimat yang tidak lengkap dan berbelit, penggunaan tanda baca yang tidak perlu atau berlebihan, ejaan yang tidak sesuai dengan EYD, pemakaian istilah asing yang tidak perlu, tata bahasa yang tidak teratur, bahkan penggunaan bentuk atau model surat resmi yang tidak menentu. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengoptimalkan penulisan surat resmi yang memenuhi syarat dan kaidah bahasa, perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang penggunaan EYD dalam surat resmi yang dibuat oleh siswa di sekolah pada saat mempelajari penulisan surat menyurat. Hal ini bertujuan untuk memperkecil tingkat kesalahan yang mungkin terjadi dalam penulisan surat resmi. Kesalahan berbahasa dan kesalahan penulisan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) semestinya harus dihindari dalam penulisan surat resmi. Dalam penulisan surat resmi, kesalahan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) biasanya meliputi kesalahan pemilihan kata, kesalahan pemakaian huruf kapital, kesalahan pemakaian tanda baca dan kesalahan kata/istilah. Upaya untuk mengoptimalkan penulisan surat resmi yang memenuhi syarat dan kaidah bahasa, perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang penggunaan EYD dalam surat resmi. Hal ini bertujuan untuk 8 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

11 memperkecil tingkat kesalahan yang mungkin terjadi dalam penulisan surat resmi. Dalam Buku Seri Penyuluhan I tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dinyatakan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca) (Depdikbud, 1992 : 1). Pada praktiknya penggunaan kaidah ejaan dalam bahasa tulis sangatlah penting. Hal ini terkait dengan aspek kebakuan bahasa, termasuk untuk bahasa Indonesia. Karena jika tidak, maka pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pun akan mengalami ketidakbakuan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arifin (1993:10) menyatakan bahwa jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan seksama, dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku. Jika ditinjau dari ruang lingkupnya, ejaan mencakup lima aspek yang diatur, yaitu 1) pemakaian huruf, 2) penulisan huruf, 3) penulisan kata, 4) penulisan unsur serapan, dan 5) pemakaian tanda baca. Dalam hal pemakaian huruf, hal ini membicarakan tentang bagian-bagian dasar dari suatu bahasa yang mencakup abjad, vokal, konsonan, suku kata, dan nama diri. Sedangkan dalam hal penulisan kata/kalimat dibicarakan tentang perubahan dan penggunaan huruf dalam tata tulis, seperti huruf kapital dan huruf miring. Untuk penulisan kata, inti yang dibicarakan adalah mencakup bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya, seperti kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata sandang, partikel, singkatan dan akronim, dan angka serta lambang bilangan. Dalam penulisan unsur serapan membicarakan aspek-aspek yang berkaitan dengan kaidah cara penulisan unsur serapan terutama kosa kata atau perbendaharaan kata yang berasal dari bahasa asing. Sedangkan pemakaian tanda baca membahas tentang teknik penerapan tanda baca dalam penulisan yang masing-masing mempunyai kaidah tersendiri, seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (--), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)), tanda petik ("..") dan tanda garis miring (/). C. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Surat Resmi Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya seacara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadangkadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan ata yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. SebaliknYa, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu di munculkan. Beberapa ahli komposisi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kalimat efektih adalah: 1) Kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain. 2) Disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya 3) Pembaca memahami apa yang disampaikan 4) Kalimat yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar. 5) Kalimat yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. 6) Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi. 7) tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata. 8) menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang tepat Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 9

12 Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Kalimat efektif mempunyi beberapa ciri, yaitu kesatuan gagasan, kesejajaran (paralel), kehematan, penekanan, dan elogisan. II. METODE PELATIHAN A. Kerangka dan Realisasi Pemecahan Masalah Kegiatan P2M ini memecahkan masalah kekurangpahaman guru dan pegawai di sekolah dalam menyusun surat dinas berdasarkan tata cara penulisan surat dan penggunaan ejaan yang disempurnakan yang benar.masalah mengenai kekurangpahaman guru dan karyawan di sekolah terhadap EyD dalam penyusunan surat dinas dipecahkan melalui rangkaian pelatihan mengenai EyD dan surat dinas. Pelatihan diselenggarakan selama 8 jam di Jakarta Timur. Pelatihan diselenggarakan pada tanggal 19 September B. Sasaran Sasaran yang dituju pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ialah guruguru Sekolah Dasar serta karyawan di Sekolah Dasar khususnya yang bertugas di bidang administrasi sekolah. Jumlah peserta pelatihan yang ditargetkan adalah 20 orang. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Perencana pelatihan dilakukan dalam tiga tahap. Yaitu: Tahap pertama, tim berkoordinasi dengan beberapa kepala sekolah untuk menugaskan dua orang di sekolah yang dipimpinnya untuk mengikuti perltihan. Setelah berkoordinasi dengan beberapa kepala sekolah di dasar di wilayah Jakarta Timur, terkumpullah dua puluh orang peserta dari sembilan sekolah dasar yang ada di wilayah Jakarta Timur, khususnya Kecamatan Klender. Daftar peserta terlampir (lampiran 1). Selain itu, tim juga memohon izin salah satu kepala sekolah dasar untuk meminjam salah satu ruangan kelas di SD yang bersangkutan untuk digunakan sebagai tempat kegiatan pelatihan, yaitu SD Negeri Klender 22, Jalan Buaran2, RT 05/13 No. 39, Duren Sawit Jakarta Timur. Tahap kedua, tim pun menentukan indikator dengan mengacu pada tujuan pelatihan, yaitu meningkatkan kemapuan guru sekolah dasar dalam penggunaan ejaan yang disempurnakan dan kalimat efektif pada penulisan surat resmi. Secara garis besar, indikator pelatihan dikelompokkan ke dalam dua kriteria, yaitu: a. Kemampuan menulis surat resmi, yang terdiri dari: 1) kejelasan isi surat (mudah dipahami dan jelas gagasan surat) 2) kejelasan urutan surat (pembukaan, isi, penutup) 3) kelengkapan bagian-bagian surat (kepala surat, tubuh surat, penutup surat) b. Penggunaan bahasa Indonesia dalam surat resmi, yang terdiri dari: 1) Penggunaan ejaan dan tanda baca 2) Penggunaan kalimat efektif Tahap ketiga, merancang materi pelatihan dalam bentuk bahan tayang (power point). Selain itu, tim pun menyiapkan materi pendukung berupa contoh surat resmi dan surat tidak resmi. Bahan tayang dan dan materi pendukung terlampir. B. Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama satu hari, yaitu Sabtu, 19 September Pelaksanaan peltihana ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: Tahap pertama, pelaksanaan tes awal. Tes ini dilakukan dalam bentuk tes unjuk kerja, yaitu semua peserta diminta untuk menuliskan kembali surat resmi yang pernah dibuat selama peserta bekerja sebagai guru sekolah dasar, dengan tujuan untuk menge-tahui kemampuan awal peserta menggunakan ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif dalam menulis surat resmi. Berdasarkan hasil pretes, dapat digambarkan kemampuan awal peserta sebelum mengikuti kegiatan pelatihan ini sebagai berikut. Dari keseluruhan peserta, peserta yang memiliki 10 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

13 kemampuan menulis surat resmi dengan kriteria kejelasan isi surat sebanyak 15%, kejelasan urutan surat sebanyak 10%, kelengkapan bagian-bagian surat sebanyak 10 %, penggunaan ejaan dan tanda baca sebanyak 20%, dan penggunaan kalimat efektif sebanyak 25%. Tahap kedua, tim melaksanakan pelatihan. Secara umum, materi pelatihan dibagi ke dalam dua jenis, yaitu (2) surat resmi dan (2) penggunakan ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif dalam penulisan surat resmi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konvensional, yaitu paparan, diskusi, dan latihan menulis surat resmi. Materi diberikan pada pelatihan ini adalah konsep tentang surat resmi, dana penggunaan ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif dalam penyusunan surat resmi. (materi pelatihan terlampir). Pemapan materi pelatihan disampikan dengan menggunakan media infokus (bahan tayang terlampir) Tahap ketiga, tim melaksanakan tes akhir (postes) dalam bentuk unjuk kerja. Peserta diminta membuat surat resmi, dengan memberi pilihan jenis surat resmi kepada mereka. Jenis surat resmi yang dapat dipilih peserta adalah {1) surat undang rapat orang tua siswa, (2) surat tugas, dan (3) surat permohonan. Di antara pilihan tersebut, sebagian besar peserta memilih surat undangan 60%, sedangkan sisanya memilih surat tugas sebanyak 30% dan yang memilih surat permohonan hanya 10%. Tes akhir dilaksnakan dalam 30 menit. Berdasarkan hasil tes akhir, menunjukkan ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes awal. Setelah melalui latihan ini, kemampuan guru dalam menggunakan ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif meningkat, yaitu kemampuan guru menulis surat dengan kriteria kejelasan isi surat sebesar 70%, kejelasan urutan surat sebesar 65%, kelengkapan bagianbagian surat sebesar 80%, penggunaan ejaan dan tanda baca sebesar 70.%, dan penggunaan kalimat efektif sebesar 75%. C. Pembahasan Pelatihan ini menggunakan metode konvensional, yaitu paparan materi, diskusi, dan latihan. Walaupun menggunakan metode konvensional, perubahan kemampuan peserta pelatihan jika dibandingkan antara sebelum dan setelah mengikuti latihan cukup berbeda, bahkan peningkatannya pun cukup tinggi. Hal disebabkan oleh latar belakang profesi peserta yaitu sebagai guru. Bagi guru, menulis surat bukan hal yang baru. Kekurang yang mereka miliki dlebih disebakan oleh belum pahamnya aspek-aspek atau bagaian-bagian yang harus ada dalam surat resmi. Selain itu, pemahaman terhadap bahasa yang digunakan guru sebelum mengikuti pelatihan masih kurang. Oleh karena itu, walaupun pelatihan ini menggunakan metode konvensional, perubahan yang terjadi setelah mengiluti pelatihan cukup signifikan. Penentuan indikator pelatihan didasarkan pada teori dalam penyusunan syrat dinas. Berdasarkan teori, kemampuan menulis surat resmi dapat diukur minimal dari lima kriteria, yaitu kejelasan isi surat, kejelasan urutan surat, kelengkapan bagian-bagian surat, penggunaan ejaan dan tanda baca, dan penggunaan kalimat efektif. Sebetulnya masih ada beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai kriteria kemampuan hmenulis surat resmi, tetapi kelima indikator dapat dijadikan sebagai standar minimal, karena sudah dapat mengukur kemampuan seseorang dalam menulis surat. IV. KESIMPULAN Pelatihan penggunaan ejaan yang disempurnakan dan kalimat efektif pada penulisan surat resmi bagi guru sekolah dasar di wilayah jakarta timur ini cukup berhasil. Hal ini terlihat dari hasil tes kemampuan peserta dalam menulis surat resmi, sebelum (pretest) dan setelah pelatihan (posttest). Berdasarkan hasil tes awal, peserta yang memiliki kemampuan menulis surat resmi dengan kriteria kejelasan isi surat sebanyak 15%, kejelasan urutan surat sebanyak 10%, kelengkapan bagian-bagian surat sebanyak 10 %, penggunaan ejaan dan tanda baca sebanyak 20%, dan penggunaan kalimat efektif sebanyak 25%. Persentasi nilai dari masing-masing kriteria terebut meningkat setelah pelatihan dilaksanakan. Berdasarkan hasil tes akhir, kriteria kejelasan isi surat sebesar 70%, kejelasan urutan surat sebesar 65%, kelengkapan bagian-bagian surat sebesar 80%, penggunaan ejaan dan tanda baca sebesar 70.%, dan penggunaan kalimat efektif sebesar 75%. Perbandingan antara hasil tes awal dengan tes Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 11

14 akhir, dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini. DAFTAR PUSTAKA Amran, Tasai dan Parera, J.D Pintar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arifin, Syamsir Pedoman Penulisan Surat menyurat Indonesia. Padang: Angkasa Raya. Ermanto dan Emidar.2010.Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang:UNP Press.SS Nurdin, Ade Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Sudarsa, dkk Surat Menyurat dalam Bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 12 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

15 PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK KELURAHAN RAWAMANGUN DALAM PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS MENJADI AKSESORIS DENGAN BASIS INDUSTRI KREATIF E. Lutfia Zahra 1), Melly Prabawati 2), Vera Utami GP 3) Jurusan IKK Fakultas TeknikUniversitas Negeri Jakarta ABSTRAK Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh dosen. Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan kreatifitas ibu-ibu PKK RW 02 dikelurahan Rawamangun. Jenis kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah pembelajaran tentang keterampilan pembuatan aksesoris dalam limbah kertas berupa kalung, gelang, bros, dan anting anting. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk berwirausaha agar dapat menambah pemasukan ekonomi keluarga. Kata Kunci : Limbah kertas, Aksesoris, Ibu-ibu I. PENDAHULUAN Kemajuan suatu bangsa tidak dilihat dari seberapa banyak sumber daya alam yang dimiliki oleh negara tersebut, akan tetapi seberapa kreatif sumber daya manusia di negara tersebut dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Di Indonesia sudah tidak diragukan lagi tentang pemanfaatan sumber daya alamnya, bahkan negara tetanggapun terkagum-kagum dengan sumber daya alam yang dimiliki negara kita ini. Namun seiring dengan hal tersebut, penggalan kalimat pertama pada latar belakang ini memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Kekayaan alam tidak diimbangi dengan kekayaan intelektual masyarakatnya untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan berdayaguna tinggi. Salah satu contoh di Jakarta. Kota yang menjadi pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Indonesia dan juga disebut sebut sebagai miniature Indonesia karena hampir seluruh suku dan ras Indonesia tinggal di Jakarta. Dilihat dari padatnya penduduk di Jakarta, maka masalah berupa kemacetan tak dapat dipungkiri lagi. Kemudian penduduk Jakarta yang setiap harinya memproduksi sampah dan tidak mengolahnya dengan baik berakibat pada sering terjadinya banjir di kota ini. Bukan hanya banjir, ketidak mampuan masyarakat Jakarta untuk mengolah sampah juga berakibat pada banyak nya penyakit yang diderit oleh masyarakat Jakarta yang tinggal dekat dengan tempat pembuangan sampah. Di sisi lain, kurangnya lapangan pekerjaan juga menjadi masalah yang belum terselesaikan di ibu kota Indonesia ini. Banyak masyarakat Jakarta yang memenuhi lampu merah dan juga pusat keramaian untuk mengamen dan mengemis. Mereka beralasan, sumber daya alam di Jakarta sangat sedikit yang bisa diolah. Namun mereka tetap bertahan di Jakarta dikarenakan sirkulasi uang di sini sngat cepat dan berharap lebih pada warga yang berpenghasilan lebih untuk berkenan memberikan itu ke mereka yang mengemis dan mengamen. Jika kita lihat lagi dari jumlah kepadatan penduduk dan luas daerah, memang tidak bisa Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 13

16 dipungkiri bahwa Jakarta tidak memiliki banyak lahan maupun sumber daya alam yang lebih untuk akhirnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Sementara orang-orang di Jakarta menghasilkan 3 liter sampah setiap harinya (beritabumi.or.id) yang di kalikan dengan jumlah penduduk di kota ini. Bisa terlihat betapa banyaknya sampah yang dihasilkan, namun kurang maksimal dalam penanganannya dan hasilnya pencemaran lingkungan. Dari fenomena tersebutlah semua sampah itu sebagai sebuah peluang sebagai sebuah lapangan pekerjaan yang nantinya juga bisa menambah pendapatan setiap warga. Salah satu daerah percontohan dalam pengolahan sampah yaitu RW 02 yang terdiri dari beberapa RT dikelurahan rawamangun yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Pelatihan pembuatan aksesoris dari limbah kertas akan diadakan di Kelurahan Rawamangun Jakarta Timur. Daerah binaan ini juga pernah dilakukan pelatihan dengan tema yang berbeda yaitu pemanfaatan limbah tekstil hal ini juga sebagai wadah untuk pengaplikasian ilmu yang selama ini telah diterima dan dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu, daerah binaan ini bisa menjadi sebuah objek dalam mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebagai tenaga pengajar dituntut untuk menciptakan kemandirian di masyarakat agar tujuan negara indonesia memajukan kesejahteraan umum bisa tercapai. Daerah binaan kegiatan pengabdian masyarakt ini akan dilaksanakan di Kelurahan Rawamangun yang akan melibatkan ibu-ibu PKK warga RW 02. Lingkungan masyarakat disana mempunyai permasalahn kebersihan dan sampah serta kurang adanya kesadaran masyarakat menjadi permasalahan utama. RW 02 Kelurahan Rawamangun Jl.Pemuda merupakan daerah tepat tinggal padat penduduk yang juga menjadi komplek pasar tradisonal dan banyak usaha foto copy karena dekat dengan lingkungan kampus. Dimana setiap hari terjadi proses perdagangan dan pembuangan kertas sisa yang tidak terpakai di dalamnya. Sehingga tak bisa dipungkiri lagi, sangat banyak sampah yang dihasilkan perharinya dan itu semua hanya dibuang sia sia ke tempat penampungan akhir sampah. Daerah ini juga termasuk dalam tepian sungai. Kemudian kesadaran para warga setempat terkait pendidikan anak anak juga masih kurang. Sehingga banyak anak anak yang ikut berjualan dengan orang tuanya dan juga ada yang pergi mengamen untuk mencari nafkah. Adapun halnya dengan para ibu-ibu PKKnya, kebanyakan berprofesi sebagai pengangguran dan menghabiskan waktunya untuk hal hal yang kurang bermanfaat, oleh karena itu perlu adanya pelatihan keterampilan membuat aksesoris dari limbah kertas, dengan mengolah sampah agar bisa berkembang menjadi lapangan kerja bagi masyarakat setempat dimana aksesoris juga merupakan salah satu produk busana yang sedang berkembang pesat. Selain bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, kegiatan kami ini juga bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan Jakarta agar terlihat bersih, rapih dan indah agar benar benar pantas menjadi ibu kota Indonesia dan menjadi miniature serta percontohan Indonesia secara keseluruhan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aksesoris Dalam dunia busana, aksesori (atau aksesoris) adalah benda-benda yang dikenakan seseorang untuk mendukung atau menjadi pengganti pakaian. Bentuk aksesori bermacammacam dan banyak di antaranya terkait dengan peran gender pemakainya. Aksesori dalam bahasa Indonesia hampir selalu berarti fashion accessory dalam penggunaan dalam bahasa Inggris. Jenis aksesori bermacam - macam, seperti perhiasan (anting anting atau giwang, kalung, gelang, bros), selendang, sabuk, suspender, dasi,syal, sarung tangan, tas, topi, arloji, kacamata, dan pin. Busana tradisional memiliki aksesori khas yang biasanya dikenakan sebagai perlambang tertentu, seperti destar, sindur, tusuk konde, kembang goyang, dan keris. Adapun contoh aksesoris berikut fungsinya : 1. Cincin (rings) Cincin merupakan perhiasan yang dipakai pada jari tangan 2. Gelang (bracelets) 14 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

17 Gelang merupakan perhiasan yang dipakai pada bagian tangan atau kaki 3. Anting (earrings) Anting merupakan perhiasan yang dipasnag/dipakai pada bagian telinga. Anting dapat dibedakan ats giwang dan anting-anting. Giwang adalah hiasan telinga yang menempel langsung pada telinga, dan bila dipakai tidak bergerak, sedangkan anting-anting adalah hiasan telinga yang apabila dipakai dapat bergerak atau terayun-ayun. 4. Kalung (necklaces) Kalung merupakan perhiasan yang dipakai pada bagian leher. Ukurannya ada yang menempel pada leher (chocker), pendek (beads), sedang (chain), dan panjang (opera lenghth) 5. Jepit rambut/ikat rambut/hiasan kerudung Sebagai hiasan bagi kaum hawa baik yang memakai kerudung atau yang tidak memakai kerudung. Maka dari itu, aksesoris ini di buat semenarik mungkin dengan karakter dan teknik yang berbeda beda. 6. Jam tangan atau arloji (watch) Jam tangan merupakan penunjuk waktu yang dipergunakan di pergelangan tangan manusia 7. Kacamata (glasses) Kacamata merupakan lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak). Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus tiga dimensi. 8. Bando Bentuknya sederhana namun sangat berguna dan fashionist. Fungsi utama dari aksesoris ini sebenarnya adalah penyangga rambut. Namun karena keberagaman bentuk, motif dan warnanya, maka bando pun punya nilai fashion sendiri. Cara pemakaian bando sangat mudah. Kita cukup memposisikan kedua ujung bando masing-masing pada bagian belakang telinga kita dan menggeser bando hingga mengangkat dan menahan rambut kita. Bando memberikan kesan casual dan simple. B. Limbah Kertas Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu,cair atau padat. Berikut identifikasi limbah kertas : 1. Karakter Kertas bekas Beberapa jenis kertas bekas yang bisa didaur ulang. Namun pendauran ulang kertas hanya bisa dilakukan maksimal 4-6 kali, mengingat serat-serat kertas akan semakin pendek setelah diproses sehingga memengaruhi kekuatan dan ikatan serat dalam kertas. Kertas yang biasdidaur ulang sangat beragam, namun dikelompokkan dalam tiga kategori diantaranya: a. kertas buangan pabrik kertas, b. kertas limbah sebelum digunakan konsumen, c. kertas yang telah digunakan konsumen. 2. Jenis Kertas Bekas Jenis kertas sangat beragam, mulai dari kertas bergelombang ( dus), kertas bekas koran, kertas bekas majalah, kertas bekas buku telepon, dan kertas bekas kantor/rumah tangga.pengolahan kertas daur ulang bisa dengan cara sangat sederhana, yaitu kertas hanya diubah bentuknya tanpa perlakuan fisika dan kimia. Misalnya kertas digunakan untuk dekorasi. Kertas diremas lalu btuk lipatan Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 15

18 lipatannya dibentuk sesuai selera. Pengolahan kertas secara fisika dan kimia adalah mengolah kertas menjadi bubur kembali, lalu dicetak sesuai dengan keperluannya, baik tipis ataupun tebal. Kertas yang dibuat ubur ini yang hanya bisa didaur ulang hingga 4-6 kali, karena serat - serat kertas akan terpotong oleh perlakuan fisika (dihancurkan). 3. Pengolahan Kertas Bekas Di Indonesia, penggunaan kertas daur ulang untuk bahan baku industri kertas telah banyak dilakukan. bahan baku yang paling banyak di gunakan adalah diperoleh dari kertas bekas kosong, majalah, dan kertas tulis. Produk kertas daur ulang berupa jenis kertas seperti kertas kemasan atau kertas untuk industri, kertas cetak dan kertas tulis, tissue dan cetakan untuk media massa. Dalam jumlah terbatas, kertas daur ulang dapat juga digunakan untuk media tanaman isolasi, box, produk kertas cetak (wadah telur, karton, baki makanan, dan pot tanaman). Kertas daur ulang ini memiliki beberapa keterbatasan. Produk yang dibuat dari proses ini tidak dapat digunkan untuk kemasan bahan kanan, karena kualitas kertasnya menurun dan dapat mudah terkontaminasi.khusus untuk daur ulang kertas koran, diperlukan beberapa tambahan proses kimiawi untuk menghilangkan tinta yang ada pada kertas (de-ingking process). Proses ini menggunakan sabun untuk menghilangkan tinta. Tinta tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk kondisi tanah (soil conditioner). kemudian untuk membuat kertas daur ulang yang baik dan dapat digunakan kembali sebagai bahan pembuat koran, dierlukan modifikasi campuran kertas yang terdiri dari atas campuran kertas koran bekas, majalah dan bubur kertas yang asli (virgin pulp) dari bahan baku awal. C. Macam-Macam Contoh Aksesoris Dari Limbah Kertas 1. Kerajinan tangan dengan teknik gintir kertas Kerajinan tangan dari kertas gintir ini bedasarkan apa yang akan dibuat untuk variasi sesuai keinginan. Hal yang paling populer adalah membuat kupu-kupu, boneka kecil, miniatur orang bahkan ditangan professional kerajinan kertas gintir ini bisa menghasilkan banyak sekali jenis yang dibuat dengan tingkat kerumitan yang sangat tinggi. 2. Kerajinan tangan dari kertas dengan teknik gulung. Kerajinan tangan dari kertas dengan teknikgulung dapat bervariasi seperti membuat kupu-kupu, kalung kreasi dan sebagainya. 3. Kreasi membuat kalung dari kertas bekas. Kerajinan tangan dari kertas bekas kali ini membuat sebuah liontin atau kalung. Adapun Kerajinan dari kertas karton bekas atau kardus bekas. Bahan berjenis karton dan kardus ini akan mensharing tentang Kerajinan dari kertas karton bekas yang sering kita buang. Nah berikut salah contoh gambar kerajinan yang berasal dari bahan karton dan kardus bekas. Jenis Eksplorasi Kertas Koran Bekas 1. Pilin Teknik yang di gunakan adalah dengan memilin kertas koran bekas dan dirangkai menjadi sebuah benda fungsional, kemudian diberi warna yang sesuai. 2. Cetak 16 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

19 Cetakan dibuat terlebih dahulu, dan bibentuk dengan menggunakan kertas yang sudah dalam bentuk cairan. 3. Tempel Teknik yang digunakan disini adalah tempel menempel kertas, agar, tanpa adanya teknik khusus. Mix Material, Material yang digunakan adalah kertas koran bekas dengan menggunakan resin dan pewarnaan hitam. D. Produk 1. Definisi & Klasifikasi Produk Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Lima Tingkatan Produk Menurut Kotler yaitu : Core benefit, yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen; Basic product, yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra; Expected product, yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisikondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk; Augmented product, yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing; Potential product, yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: a. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama. Barang; barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya; Jasa, merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). b. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian; Barang tahan lama, merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). c. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Barang konsumsi, dan barang industri. Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. 2. Karakteristik Produk Menurut WH Mayall Dalam bukunya Principle In Design, WH Mayall menerangkan beberapa karak- Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1 17

20 teristik suatu produk. Karakteristik tersebut yaitu : a. Hasil yang maksimal b. Biaya yang rendah c. Harga yang terjangkau oleh pembeli d. Bentuk yang beragam e. Penampilan yang menarik f. Kenyamanan dalam menggunakan g. Mudah memelihara h. Aman III. MATERI DAN METODE A. Bahan dan Alat Pada dasarnya pembuatan aksesoris dari limbah kertas alat dan bahan yang di gunakan disesuaikan dengan desain aksesoris yang akan di buat. Adapun alat dan bahan pembuatan aksesoris dari limbah kertas: 1. Limbah kertas/ kardus/ karton/ kertas kado/ kertas daur ulang 2. Gunting 3. Alat tulis untuk membuat desain 4. Rantai kalung 5. Tang khusus aksesoris 6. Lem, Alat Lem Tembak dan Lilin B. Khalayak Sasaran Yang Strategis Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah sebanyak 20 orang Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Rawamangun yang berumur di antara tahun, dengan pertimbangan mereka adalah Ibu-Ibu yang masih produktif dan berminat untuk mengembangkan keterampilan. C. Metode Kegiatan Metode yang akan diterapkan dalam kegiatan ini adalah pre-test dan post-test untuk mengetahui pengetahuan tentang teknik pemanfaatn limbah kertas, ceramah tentang desain produk, teknik pemanfaatan limbah kertas dan wirausaha serta bagaimana penerapan unsur dan prinsip desain pada suatu produk yang memiliki nilai keindahan, kepada khalayak sasaran untuk memperkaya pengetahuan mereka. Setelah pengetahuan diberi khalayak sasaran mulai dipandu pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan untuk teknik pemanfaatan limbah kertas, penerapan desain motif pada produk yang akan dibuat dan proses serta metode teknik pemanfaatan limbah kertas dari berbagai macam pemanfaatan limbah kertas untuk menjadi motif pada aksesoris pelengkap wanita. Adapun teknik dan langkah kerja yang di gunakan saat proses pembuatan aksesoris : 1. Langkah Kerja Pembuatan Asesoris dengan Teknik Gulung a) Potong kertas bekas dalam bentuk memanjang dengan lebar 2 cm b) Lipat bagian lebar kertas tersebut sebanyak 2 kali c) Mulailah menggulung lipatan kertas tersebut dibantu dengan memberi lem pada setiap ujung gulungan serta tarik dan tekan agar gintiran menempel rapi. Buatlah dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan desain yang diinginkan. d) Rekatkan antara satu bagian dengan satu bagian lainnya dengan menggunakan lem uhu atau lem gun, buat sesuai desain yang diinginkan. e) Setelah semua bagian disatukan, pasang rantai kalung untuk dijadikan kalung atau lem rangkaian gulung dengan peniti bros untuk dijadikan bros maupun satukan dengan kawat anting untuk dijadikan anting. 2. Langkah Kerja Pembuatan Asesoris dengan Teknik Gintir Bahan dan Alat 1. Kertas bekas 6. Rantai kalung/kawat/pita 2. Lem Uhu 7. Peniti bros 3. Gunting 8. Peniti kecil 4. Penggaris 9. Tang 5. Alat tulis 10. Lem Gun 18 Jurnal Sarwahita Volume 12 No 1

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR Asep Supriyana 1), Gres Grasia Azmin 2), Reni Nureriyani 3), Aulia

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK KELURAHAN RAWAMANGUN DALAM PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS MENJADI AKSESORIS DENGAN BASIS INDUSTRI KREATIF ABSTRAK

PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK KELURAHAN RAWAMANGUN DALAM PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS MENJADI AKSESORIS DENGAN BASIS INDUSTRI KREATIF ABSTRAK PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK KELURAHAN RAWAMANGUN DALAM PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS MENJADI AKSESORIS DENGAN BASIS INDUSTRI KREATIF E. Lutfia Zahra 1), Melly Prabawati 2), Vera Utami GP 3) Jurusan

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Pabrik Kertas

Pengolahan Limbah Pabrik Kertas A. Latar Belakang Pengolahan Limbah Pabrik Kertas Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Abdimas Unwahas, Vol.1, No.1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Ersila Devy Rinjani 1*, Linda Indiyarti Putri 1 1 Fakultas

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT Mudjiati Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Garut merupakan merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM)

PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM) PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM) Oleh : Tim LPM UNJ LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 LEMBAR PENGESAHAN Tim

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk mencapai maksud dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk mencapai maksud dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk mencapai maksud dan tujuan dari penuturnya. Setiap bahasa memiliki ragam dan pola-pola tertentu. Sebagai negara

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : Nama Dosen : Tim Nama Mata Kuliah : Bahasa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK (PERCA BATIK) DI DESA PAWEDEN, KECAMATAN BUARAN, KABUPATEN PEKALONGAN Eky Risqiana Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Tekstil

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013 DIDAERAH LONGSOR KELURAHAN CIBADAK BOGOR

PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013 DIDAERAH LONGSOR KELURAHAN CIBADAK BOGOR PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013 DIDAERAH LONGSOR KELURAHAN CIBADAK BOGOR Etin Solihatin 1), Desfrina 2), Adi Wijanarko 3) Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial,

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 1. Tas Laptop Dari Kain Perca Anda punya baju/rok batik yang kekecilan/robek? Mau makai bikin nggak pede, padahal kain batiknya masih bagus. Apa boleh buat, daur ulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI BIDANG KEGIATAN PKM-Kewirausahaan Diusulkan oleh : Dwi Fera Wati 8111414176 2014 Diva Aureli S. 8111414182 2014 Setyo Puji W. 8111412161

Lebih terperinci

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE Disusun oleh : Hanif Zuniar Haq 08 XI IPS 2 SMA NEGERI 1 MADIUN KOTA MADIUN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami

Lebih terperinci

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Disusun oleh : NAMA : TRI RIYANI NIM : 10.01.2722 KELAS : D3 TI 2A PROGRAM STUDI D3TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 ABSTRAK Peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM PEMBUATAN BUSANA DENGAN METODE PRAKTIS BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI DESA WATULUNYU KULONPROGO YOGYAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PPM PEMBUATAN BUSANA DENGAN METODE PRAKTIS BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI DESA WATULUNYU KULONPROGO YOGYAKARTA LAPORAN KEGIATAN PPM PEMBUATAN BUSANA DENGAN METODE PRAKTIS BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI DESA WATULUNYU KULONPROGO YOGYAKARTA Oleh Zahida Ideawati, dkk. Dibiayai Oleh Dana PNBP Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Menurut Keraf (1998:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini etika berkaitan

Lebih terperinci

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

LAPORAN Pengabdian Masyarakat LAPORAN Pengabdian Masyarakat Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Usaha Kerajinan Ibu- Ibu PKK Dukuh Pranti Gadingharjo Oleh: Lela Hindasah, SE, M.Si EKONOMI/MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SURAT DINAS DI BALAI DESA BUTUH KRAJAN, KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SURAT DINAS DI BALAI DESA BUTUH KRAJAN, KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SURAT DINAS DI BALAI DESA BUTUH KRAJAN, KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS

USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diususlkan oleh: 1. Nasyiatul Iffah 8111415254

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M PETUNJUK PEMBUATAN JURNAL P2M: 1. Isi artikel merupakan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan, umumnya dalam bentuk penerapan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini sering terjadinya global warming dimana-mana yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini sering terjadinya global warming dimana-mana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini sering terjadinya global warming dimana-mana yang diakibatkan karena manusia yang tidak bisa memanfaatkan limbah sisa hasil produksi pabrik maupun limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman, persaingan bisnis semakin ketat dan kompetitif. Untuk bisa bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat dan kompetitif, salah

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model dan cara berpakaian mendukung perkembangan pasar produk pakaian dan asesoris menjadi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL PLASTIK MELALUI PELATIHAN WIRAUSAHA PRODUK AKSESORIS BAGI IBU RUMAH TANGGA

PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL PLASTIK MELALUI PELATIHAN WIRAUSAHA PRODUK AKSESORIS BAGI IBU RUMAH TANGGA PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL PLASTIK MELALUI PELATIHAN WIRAUSAHA PRODUK AKSESORIS BAGI IBU RUMAH TANGGA Shinta Doriza 1),Vera Utami Gede Putri 2) Jurusan IKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Kampus

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Alam. :

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sejak plastik dipublikasikan di London pada tahun 1862 oleh Alexander Parkes, plastik menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Plastik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, organisasi,

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL Oleh: Drs. Mardiyatmo, dkk Dilaksanakan Atas Anggaran PNBP FBS UNY Surat Kontrak Nomor : 844/J.35.12/PP/VI/2006

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) Praktek : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Nama : Kompetensi Instruktur : Membuat produk kerajinan bahan limbah organik menjadi barang-barang

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Bahasa Indonesia Modul ke: Ragam Bahasa Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Hakikat Bahasa Kedudukan Bahasa Kedudukannya Sebagai

Lebih terperinci

PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PAKAIAN UNTUK PELAJAR DARI KELUARGA KURANG MAMPU. Oleh. Syahrizal, Sri Meiyenti. Fisip Universitas Andalas.

PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PAKAIAN UNTUK PELAJAR DARI KELUARGA KURANG MAMPU. Oleh. Syahrizal, Sri Meiyenti. Fisip Universitas Andalas. PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PAKAIAN UNTUK PELAJAR DARI KELUARGA KURANG MAMPU Oleh Syahrizal, Sri Meiyenti Fisip Universitas Andalas Abstrak Di kelurahan Koto Panjang Ikur Koto kecamatan Koto Tangah

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006 1 LAPORAN KEGIATAN PPM SOSIALISASI MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI PARA IBU MUDA Oleh: Ririn Darini, M.Hum. Puji Lestari, M.Hum. Dyah Kumalasari, M.Pd. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Elfina Sari Harahap Drs. H. Sigalingging, M.Pd Abstrak

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================ PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================ PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN

Lebih terperinci

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca 4 Pengalaman Sahabatku Pepatah mengatakan, Pengalaman adalah guru kehidupan. Setiap pengalaman baik dan buruk akan tetap bernilai dan menjadi pemicu agar kita lebih hatihati melangkah atau lebih giat lagi

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBUATAN HANDICRAFT DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SUATU UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat perekonomian Indonesia yang mengalami pasang surut, menuntut masyakarat agar lebih berusaha keras untuk lebih keras mencari nafkah guna mencukupkan

Lebih terperinci

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. SMP/MTs BAHASA INDONESIA

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. SMP/MTs BAHASA INDONESIA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BAHASA INDONESIA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan penyelenggaraan Ujian

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU-IBU DI DESA PASAURAN KECAMATAN CINANGKA PROVINSI BANTEN DALAM MENGISI KEGIATAN PKK MEMBUAT PRODUK KERAJINAN YANG BERDAYA JUAL ABSTRAK

PEMBERDAYAAN IBU-IBU DI DESA PASAURAN KECAMATAN CINANGKA PROVINSI BANTEN DALAM MENGISI KEGIATAN PKK MEMBUAT PRODUK KERAJINAN YANG BERDAYA JUAL ABSTRAK PEMBERDAYAAN IBU-IBU DI DESA PASAURAN KECAMATAN CINANGKA PROVINSI BANTEN DALAM MENGISI KEGIATAN PKK MEMBUAT PRODUK KERAJINAN YANG BERDAYA JUAL Dewi Suliyanthini Jurusan IKK Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016 IBM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UNIT MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) KERAJINAN DARI KAIN LIMBAH DI DESA GATAK DAN MERINTIS USAHA BARU BAGI MASYARAKAT DESA GULI BOYOLALI Edy Susena, S.Kom, M.Kom,. Dewi

Lebih terperinci

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo Kelas / Semester : X / Genap Mata Pelajaran : Prakarya Materi Pokok : Mengenal Produk kerajinan Tekstil Sub-Materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti syarat dan kaidah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH S A L I N A N NOMOR 1/A, 2005 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN ( Karya tulis ini disusun dalam rangka Lomba Penulisan Kinerja IPA Tahun 2007 ) Oleh: 1. Nama : DAVID NIS : 5523 Kelas : VIII

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran penting, bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga digunakan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN A. Ketentuan Penyusunan Surat Jabatan Presiden dan Wakil Presiden 1. Setiap surat jabatan Presiden dan Wakil Presiden harus disusun dan ditata

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari limbah organik (kulit

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

A. Judul Program. B. Latar Belakang Masalah

A. Judul Program. B. Latar Belakang Masalah A. Judul Program Aneka Kreasi Kain Flanel dan Kain Perca Bagi Santriwati Yatim Di Panti Asuhan Aisyiah Cipayung Jakarta Timur Untuk Bekal Wirausaha Mandiri B. Latar Belakang Masalah Saat ini pekerjaan

Lebih terperinci

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Kalimat Efektif Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Pembaca dapat memahami dan menggunakan

Lebih terperinci