Analisa Routing Pada Jaringan Data Multi Jalur Menggunakan Metode Ant Colony Optimization (ACO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Routing Pada Jaringan Data Multi Jalur Menggunakan Metode Ant Colony Optimization (ACO)"

Transkripsi

1 Analisa Routing Pada Jaringan Data Multi Jalur Menggunakan Metode Ant Colony Optimization (ACO) Agus Kurniwanto 1), Eko Setijadi 1), Mauridhi Hery 1) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, yahoo.com, Abstrak Protokol routing berperan pada jaring data multi jalur untuk pemilihan jalur paling optimal sehingga membantu proses pengiriman data dari sumber ke tujuan menjadi lebih efektif. Jalur yang tidak optimal akan mempengaruhi proses pengiriman data baik dari sisi waktu maupun kualitas penyampaian data. Pada penelitian ini mengusulkan metoda routing berbasis metahueristik yang berdasarkan algoritma Ant Colony Optimization, yaitu AntNet. Algoritma AntNet disimulasikan pada jaring data multi jalur dengan menggunakan program simulasi NS-2. Parameterparameter yang mempengaruhi kinerja routing seperti beban packet, ukuran bandwidth serta kondisi jalur dibuat bervariasi untuk mendapat hasil kinerjanya kemudian dibandingkan dengan algoritma routing lain, yaitu algoritma berbasis LinkState. Hasil dari pengujian dengan simulasi untuk kedua algoritma memberikan hasil bahwa dari sisi throughput, LinkState lebih baik dari AntNet dengan selisih sebesar 2,6% pada scenario jalur normal. Sedangkan pada scenario jalur terputus, AntNet lebih baik dari linkstate dengan selisih 3,5%. Untuk parameter delay, hasil pengujian menunjukkan LinksState lebih baik dengan perbedaaan sebesar 26,3%. Pengujian lain berupa routing overhead menunjukkan perbedaan cukup significant yaitu sebesar 96% untuk LinkState yang lebih baik. Kata Kunci: Routing, AntNet, LinkState, Throughput, Delay 1. PENDAHULUAN Sebuah jaring data adalah suatu sistem komunikasi terpadu dari beberapa perangkat pendukung yang saling terhubung melalui media transmisi dan berfungsi membantu beberapa pengguna (users) untuk saling berkomunikasi atau bertukar informasi atau data. Komunikasi data antara para pengguna, yang kemungkinan besar berada di area lokasi berbeda, dibantu oleh suatu perangkat penghubung (Router) yang berfungsi untuk meneruskan paket data dari pengguna sumber ke pengguna tujuan. Tentunya Router ini juga akan saling berkomunikasi antar sesamanya untuk bertukar informasi agar bisa bersama-sama saling menunjang dalam tugasnya meneruskan paket-paket data secara cepat dan efisien. Komunikasi antar Router untuk bisa bersama-sama menjalankan pengiriman paket data di atur oleh protokol yang dinamakan protokol routing. Routing merupakan hal yang sangat penting dalam mengontrol komunikasi pada jaring data multi jalur. Proses routing awalnya akan membentuk sebuah tabel yang berisi informasi jalur-jalur yang bisa dilewati paket data. Dari informasi tersebut dipilih salah satu jalur terbaik yang kemudian akan digunakan sebagai jalur utama pengiriman data. Pemilihan jalur terbaik yang dilakukan protokol routing didasarkan pada jalur dengan tingkat performansi yang paling baik dibanding terhadap jalur yang tersedia lainnya. Tantangan yang ada pada jaring data multi jalur adalah membuat algoritma routing yang dapat mencari jalur terpendek dan efisien, terutama saat menghadapi perubahan topologi atau perubahan nilai (cost) pada jalur. Dalam hal ini perubahan topologi jaring bisa disebabkan antara lain karena adanya kenaikan atau penurunanan kapasitas bandwidth, perubahan kondisi beban data, dan kondisi saat terjadi kegagalan pada jalur utama. Untuk itu diperlukan kinerja protocol routing yang efisien dalam memberikan solusi jalur alternatif terbaik. Beberapa penelitian sebelumnya terkait optimasi routing tersebut dengan menggunakan metode Ant Colony telah dilakukan. Masalah-masalah pemilihan jalur terpendek dan terbaik seperti pada Travelling Salesman Problem dan Data Network Routing telah dicoba diselesaikan dengan metode Ant Colony. Referensi (Sosa, 2001) yang menggunakan metode Ant Colony, mencoba membandingkan metode routing metaheuristic dengan metode routing konvensional (RIP dan OSPF). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa metode Ant Colony lebih baik dalam kecepatan penyampaian data (Throughput) walaupun dalam hal delay masih kurang bagus disbanding yang lain. Referensi (Ducatelle, 2005) yang menerapkan metode Ant Colony pada jaring data bergerak ad hoc dengan membandingan metode AntHoc-net dengan AODV, yang hasilnya masih belum memuaskan dalam hal round trip time (RTT) dan tingkat adaptifitas yang kurang baik bila ada pengaruh perubahan seperti perubahan bandwidth. Referensi Liang (2005), melakukan perbandingan antara metode Ant Colony dengan Genetic Algorthm

2 yang diimplementasikan pada model jaring data NTTNET Jepang. Skenario test berupa perubahan konfigurasi node jaring NTTNET dengan mencoba menonaktifkan beberapa router dan kemudian diaktifkan kembali, lalu kemudian dilihat kinerja adaptifitas dari kedua metode tersebut. Referensi (Yakoh, 2009) yang juga mengimplementasikan Ant Colony pada jaring PlanetLab dengan menfokuskan pada tipe pengiriman data UDP, menghasilkan pengurangan packet loss sampai dengan 10% dibanding metode konvensional algoritma Dijkstra. Penelitian lebih lanjut menggunakan metode AntColony pada permasalahan Traveeling Salesman Problem (Effendi, 2010) dengan mencoba membandingkannya dengan algoritma Cheapest Insertion Heuristic dengan memberikan hasil bahwa metode Ant Colony lebih bagus pada topologi jaring dengan skala besar. Penelitian ini mencoba untuk mengusulkan algoritma routing berbasis Ant Colony yaitu AntNet untuk mendapatkan jalur terbaik untuk pengiriman paket data di sebuah topologi jaring multi jalur sebanyak 14 node, dengan disertai juga perbandingan dengan metode konvensional lain yaitu Linkstate. Bentuk implementasi dan hasil akan digambarkan dengan menggunakan aplikasi network simulator agar lebih mudah untuk melakukan perubahan-perubahan parameter-paramater yang berhubungan dengan kinerja algoritma routing. 2. ROUTING PADA JARING DATA Sebuah jaring data terpadu gambar 1 adalah suatu sistem komunikasi terpadu antara beberapa pengguna (users) untuk saling berkomunikasi atau bertukar informasi. Dalam jaring data besar yang para penggunanya berbeda area lokasi geografis, maka komunikasi antar pengguna tersebut dibantu oleh perangkat penghubung (router) yang menjalankan proses routing antar sesama perangkat. Gambar 1: Jaring data terpadu. Routing adalah proses pemilihan salah satu jalur terbaik dari kemungkinan beberapa jalur yang tersedia pada sebuah jaring data, kemudian jalur tersebut digunakan untuk pengiriman data traffik dari node sumber ke node tujuan. Secara keseluruhan routing sangat menentukan dalam performansi jaring yang berhubungan dengan kualitas layanan jaring yang ditawarkan. Secara umum mekanisme routing dapat dibedakan atas dua yaitu routing statik (static routing) dan routing dinamik (dynamic routing). Jaring dengan jumlah gateway terbatas biasanya menggunakan statik routing yang dibangun secara manual oleh administrator. Karena bersifat statik maka perubahan yang terjadi pada jaring harus diupdate secara manual ke dalam tabel routing yang ada. Apabila jaring memiliki lebih dari satu kemungkinan rute (multi jalur) dan memiliki beberapa router gateway seperti pada Gambar 2, maka perlu menggunakan routing dinamik. Sebuah routing dinamik dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing, seperti informasi bandwidth, beban trafik, kondisi jaring, jalur alternatif, dan lainnya. Gambar 2: Jaring data multi jalur Protokol routing didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaring. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompoleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute alternatif bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan Elemen penting dari routing terbagi sebagai berikut : 1. Algoritma, dalam hal ini ada beberapa algoritma routing yang tersedia dan telah banyak diterapkan pada protocol routing. Masing-masing algoritma memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penerapannya dapat kita sesuaikan dengan kondisi jaring data yang kita miliki. 2. Database (Tabel Routing), dalam hal ini adalah database dari table routing yang ada pada router sebagai pedoman untuk router tersebut sebelum meneruskna paket data yang akan dikirimkan. 3. Protokol, dalam hal ini adalah sebuah cara berkomunikasi antar router untuk saling mengumpulkan, mendistribusikan, dan memperbaharui informasi routing masing-masing. Sebuah jalur data yang optimal mempunyai perspektif yang luas bergantung pada penggunaan jalur data tersebut sebagai media pengiriman data pada sebuah topologi jaring data. Umumnya jalur data yang optimal adalah memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Memiliki kapasitas atau ukuran bandwidth besar sehingga dapat mengirimkan paket data dalam ukuran besr pula. 2. Memiliki tingkat ketersediaan (availability) layanan yang tinggi, sehingga tidak

3 menggangu proses pengiriman data. 3. Secara fisik memiliki tingkat kesalahan (error rate) yang sangat rendah, sehingga paket dapat sampai ke tujuan dengan utuh. Namun pada praktek kesehariannya, pemilihan dan penggunaan jalur optimal bergantung penuh pada seorang administrator jaring data. Pada saat melakukan rekayasa lalu-lintas data (Data Traffic Engineering), seorang administrator melakukan pengelompokan tipe-tipe data yang akan melewati suatu jaring data, dikelompokkan sesuai tingkat kepentingannya (Traffic Policy), kemudian disalurkan ke jalur data yang sesuai dengan kebutuhan model data tadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jalur data optimal merupakan jalur data yang paling efektif dari sisi penggunaannya untuk model data yang akan dilewatinya 3. ALGORITMA ANT COLONY UNTUK OPTIMASI ROUTING Ant Colony Optimization (ACO) merupakan suatu metodologi yang dikemukakan pada tahun 1991 oleh Marco Dorigo. Tahun 1997, Dorigo dan Gambardella memperkenalkan Ant Colony System (ACS) (Refianti, 2005). Ant system telah diterapkan di banyak permasalahan optimisasi kombinatorial, sebagai contoh traveling salesman problem, quadratic assignment problem, jobscheduling, vehicle routing, graph coloring,network routing (Dorigo, 1999). Secara alamiah koloni semut mampu menemukan rute terpendek dalam perjalanan dari sarang ke tempattempat sumber makanan. Semut dapat bekerja sama dengan koloninya dan bertukar informasi secara tidak langsung yang disebut dengan stigmergy. Pada saat melakukan suatu rute perjalanan, semut meletakkan sejumlah informasi pada daerah yang dilaluinya yaitu feromon yang merupakan zat yang dikeluarkan oleh semut untuk mendeteksi dan merespon keberadaan dari semut Dengan feromon ini, semut menandai daerah yang dilaluinya. Semut berikut yang melalui jalur tersebut akan mengidentifikasikan feromon yang diletakkan oleh semut sebelumnya dan memutuskan dengan probabilitas yang tinggi untuk mengikutinya dan menguatkan jalur yang dipilihnya dengan feromon miliknya. Proses dari stigmergy ini dapat diilustrasikan seperti pada gambar 2.4 Gambar 3: Proses stigmergy agen semut Keterangan: 1) Graf dengan jarak D H = H B = 1, dan D C = C B = 0.5. E adalah sarang dan A adalah sumber makanan. 2) Pada saat t=0 belum terdapat jejak, semut memilih untuk bergerak kearah kiri atau kekanan dengan probabilitas 3) Pada saat t=1, jejak feromon lebih kuat pada jarak yang lebih pendek, sehingga lebih banyak semut memilih jalur tersebut untuk dilewati. Pada ant system dikenal istilah random propotional rule yang merupakan probabilitas dari semut pada node r yang menuju node s, dan hal ini dapat dituliskan sebagai berikut: [ (, )]. [ (, )] P (r, s) = [ (, )].[ (, )] ( ) 0 sebaliknya Dengan: τ = feromone jika S J (r) (1) μ = = merupakan visibilitas (invers dari jarak δ(r,s) ) δ(r,s) = kumpulan node yang dikunjungi semut k δ(r, s) = [(x x ) + (y y ) ] (2) J k (r) = kumpulan node yang akan dikunjungi oleh semut k yang sedang berada pada node r β = parameter yang mengontrol bobot relatif dari feremon terhadaf jarak relatif (β >0). A. Algoritma AntNet Algoritma routing AntNet adalah system mobile agent yang merupakan pengembangan penelitian dari metode Ant Colony. AntNet tetap menggunakan metode komunikasi stigmergy yang merupakan ciri khas dari artificial ant colony dalam menyelesaikan permasalahan path routing yang adaptif pada jaring multi jalur. Pada AntNet, semut mengikuti proses yang iteratif, setiap semut membangun solusi dengan menggunakan dua tipe informasi lokal yaitu informasi kondisi jaring (seperti bandwith dan delay) dan informasi baru yang ditambah oleh semut selama iterasi algoritma sebelumnya. Ketika membangun solusi, setiap semut membangun informasi pada karakteristik permasalahan dan performansinya, yang kemudian menggunakan informasi ini untuk memodifikasi representasi masalah yang dilihat oleh semut lainnya. Representasi masalah yang dimodifikasi mengandung informasi solusi yang lebih baik pada masalah sebelumnya dan dapat dibangun solusi

4 baru yang lebih baik lagi. Gambar 5: Agen semut Forward dan Backward Gambar 4: Proses stigmergy agen semut Pada Gambar 4 menunjukan struktur node yang digunakan oleh mobile agent di AntNet untuk contoh dari node dengan L (neighbors) dan jaring dengan N node. Tabel routing terbentuk dalam algoritma vector-distance, tapi masukannya adalah nilai-nilai probabilistic. Struktur yang berisi statistic mengenai trafik menggunakan role dari model yang adaptif untuk trafik kearah tujuan masing-masing. AntNet terbagi menjadi dua agen mobile yang homogen yang disebut dengan forward ant dan backward ant (Gambar 5). Agen tesebut memiliki sifat yang sama hanya saja berbeda penempatan situasi dan lingkungannya, sehingga mereka dapat menerima input yang berbeda dan menghasilkan output yang berbeda pula. Agoritma AntNet dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Agen semut bergerak pada interval regular dan bersamaan dengan data trafik, dari tiap node node sumber (s) menuju node tujuan (d). Agen yang bergerak dari sumber ke tujuan ini dinamakan forward ant dengan diwakili notasi F dengan i adalah identitas dari agen ant. 2. Setiap forward ant tersebut bisa disebut sebagai agen eksperimen acak yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang jalur dan pola trafik data dari setiap hop yang dilaluinya sampai tiba di tujuan. Selama pergerakannya, agen ants merupakan agen bebas yang bergerak secara bersamaan dan tidak bergantung antara satu dengan yang lainnya. forward ant memilih rute berdasarkan probabilitas, P nd, sebanding dengan table probabilitas routing dan banyaknya hubungan yang bersesuaian, ln P nd =. ( ) (3) 3. Setiap agen ants bergerak melewati beberapa node sampai ke node tujuan. Pada pertengahan node tiap agen membuat suatu keputusan probabilitas yaitu memilih node selanjutnya untuk berpindah, dengan beberapa penilaian yaitu nilai variable pheromone, status dari jalur, dan informasi jalur yang telah dilewati (untuk menghindari loop). Selama perjalanan, agen ants mengumpulkan informasi waktu yang dijalani mulai dari awal bergerak dari node sumber, status kongesti atau loop dari jalur-jalur yang dilewati dan identifikasi node pada jalur yang telah dilewati. 4. Identitas tiap node yang telah dikunjungi k dan waktu yang digunakan dari node sumber ke node k tersebut, dimasukkan ke memory stack S (s d) (k) yang dibawa oleh forward ant. 5. Ketika agen ants telah sampai di node tujuan, maka forward ant berubah menjadi backward ants B, memindahkan semua memori dari forward ant ke backward ant, dan kembali ke node sumber dengan bergerak ke jalur yang sama tetapi berlawanan arah. 6. Selama perjalanan pulang, agen ants akan memperbaharui informasi routing pada setiap node, yaitu diantaranya informasi waktu perjalanan, table pheromone, dan table routing. Pembaharuan pheromone dan table routing berdasarkan pada kebaikan (goodness) dari jalur yang dilewati agent ants. Pada masing-masing node yang dikunjungi oleh backward ant, table probabilitas routing akan diupdate menngunakan aturan berikut P nd =. ( ) (4) 7. Setelah table routing sudah terbaharui, maka paket data berikutnya akan berjalan dari sumber ke tujuan dengan jalur mengikuti table routing tersebut. 4. SIMULASI DAN PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan perbandingan kinerja algoritma routing Antnet dan LinkState yang diimplementasikan pada jaring data multi jalur. Pengujian kedua algoritma tersebut dengan cara melakukan simulasi menggunakan aplikasi simulasi jaring Network Simulator 2 (NS-2) ver yang dijalankan pada komputer dengan sistem operasi Linux Ubuntu Model jarring data mulit jalur yang digunanakan adalah seperti pada Gambar 2. Proses komunikasi berlangsung antara Router A dan

5 Router B, dengan memberikan trafik paket yang bervariasi dan juga diuji dengan kapasitas bandwidth yang berbeda. 128Kbps dan 512Kbps.. A. Skenario 1 Pada pengujian pertama, diuji dengan menggunakan paket CBR (constant Bit Rate) pada kapasitas bandwidth 128Kbps. Hasil yang diberikan seperti pada Table 1 dan Gambar 6 dan 7. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keseksesan pengiriman packet data antara kedua algoritma adalah sama baiknya berkisar pada nilai 99%. Kemudian juga dihasilkan pengujian nilai Throughput, yaitu nilai aktual kecepatan pengiriman data dari sumber ke tujuan. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai throughput dari algoritma LinkState sedikit lebih baik dibandingkan dengan algoritma AntNet, dengan presentase selisih perbandingan sebesar 2.6%. B. Skenario 2 Pada pengujian kedua, juga diuji dengan menggunakan paket CBR (constant Bit Rate) pada kapasitas bandwidth 512Kbps. Hasil yang diberikan seperti pada Table 2 dan Gambar 8 dan 9. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tingkat keseksesan pengiriman packet masih tetap sama besar antara kedua algoritma, yaitu sama baiknya berkisar pada nilai 99%. Hasil perbandingan nilai throughput menunjukkan bahwa algoritma LinkState sedikit lebih baik dibandingkan dengan algoritma AntNet, dengan presentase selisih perbandingan sebesar 2.6%. Tabel 2: Hasil pengujian dengan bandwidth 512kbps Tabel 1: Hasil pengujian dengan bandwidth 128kbps Gambar 8: Hasil pengujian nilai Throughput Gambar 6: Hasil pengujian nilai Throughput Gambar 9: Hasil pengujian nilai Packet Delivery Ratio Gambar 7: Hasil pengujian nilai Packet Delivery Ratio

6 4. KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan dan analisa data hasil penelitian, maka sebagai hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari nilai throughput paket dan delay paket dan dibandingkan kinerjanya dengan algoritma konvensional LinkState, Algortima AntNet yang berbasis metaheuristic dapat digunakan sebagai protokol routing pada jaring data multi jalur. 2. Hasil dari pengujian dengan simulasi untuk kedua algoritma memberikan hasil bahwa dari sisi throughput, LinkState lebih baik dari AntNet dengan selisih sebesar 2,6% pada bandwidth 128Kbps dan selisih sebesar 1,3 pada bandwidth 512Kbps 3. Dari hasil pengujian pada Packet delivery Ratio, kedua algoritma menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan memberikan kemampuan pengiriman rata-rata sebesar 99%. [9] Teerawat Issariyakul, Ekram Hossain, Introduction to Network Simulator NS2, Department of Electrical Computer Engineering University of Manitoba 75A Chancellor s Circle Winnipeg MB R3T 5V6 Canada, 2009 DAFTAR REFERENSI [1] Baran, B., Sosa, r.(2001), AntNet: Routing algorithm for data networks based on mobile agents. Inteligencia Artificial, Revista Iberoamericana de Inteligencia Artificial, 3(12):75-84 [2] Distad Chirnanthavat (2009),Takahiro Yakoh, Hybrid Multipath Routing for Packet Distribution using Ant Colony Optimization, The 6th International Conference on Information Technology and Applications (ICITA) [3] Gianni Di Caro (2004), Ant Colony Optimization and its Application toadaptive Routing in Telecommunication Networks, Dissertation pr esent ee en vue de l'obtention du grade dedocteur en Sciences Appliqu ees, Bruxelles. [4] Kanyapat Watcharasitthiwat (2009), Paramote Wardkein, Reliability optimization of topology communication network designusing an improved ant colony optimization, Elsevier Journal [5] Marco DorigoThomas Stutzle, Ant Colony Optimization, A Bradford Book The MIT Press Cambridge, Massachusetts London, England. [6] Nader F Mir, 2006, Computer and Communication Networks, Prentice Hall, [7] S. Liang, A.N. Zincir-Heywood, M.I. Heywood (2005), Adding more intelligence to the uting problem: AntNet and Ga-agents, NIMS Group, Faculty of Computer Science, Dalhousie University, 6050 University Avenue, Halifax, NS, Canada B3H 1W5 [8] Vincent Verstraete, Matthias Strobbe, Erik Van Breusegem, Jan Coppens, Mario Pickavet, Piet Demeester (2005), AntNet: ACO routing algorithm in practice, Ghent University - IBBT - IMEC, Department of Information Technology,Gaston Crommenlaan 8 bus 201, 9050 Gent, Belgium

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing 2.1.1 Definisi Routing Routing adalah inti dari semua kontrol jaringan, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengirimkan paket serta mengarahkan dan menentukan jalur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan kontraktor perumahan, pemasangan kabel menjadi bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu dilakukan perencanaan urutan rumah yang

Lebih terperinci

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

Medi Taruk

Medi Taruk Simulasi Routing Protocol OSPF Dan EIGRP Medi Taruk meditaruk@mail.ugm.ac.id http://meditaruk.web.ugm.ac.id http://meditaruk.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

JURNAL IT STMIK HANDAYANI Nurilmiyanti Wardhani Teknik Informatika, STMIK Handayani Makassar ilmyangel@yahoo.com Abstrak Algoritma semut atau Ant Colony Optimization merupakan sebuah algoritma yang berasal dari alam. Algoritma

Lebih terperinci

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Juanda Hakim Lubis Prorgram Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad-hoc Network (VANET) merupakan perkembangan dari Mobile Adhoc Network (MANET). Perbedaan utama antara kedua sistem tersebut dimana VANET adalah jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Penjadwalan terkait pada aktivitas dalam hal untuk membuat sebuah jadwal. Sebuah jadwal adalah sebuah tabel dari

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBER DAYA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY

PERENCANAAN SUMBER DAYA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY PERENCANAAN SUMBER DAYA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY Niken A. Savitri, I Nyoman Pujawan, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling Salesperson Problem selanjutnya dalam tulisan ini disingkat menjadi TSP, digambarkan sebagai seorang penjual yang harus melewati sejumlah kota selama perjalanannya,

Lebih terperinci

ANT COLONY OPTIMIZATION

ANT COLONY OPTIMIZATION ANT COLONY OPTIMIZATION WIDHAPRASA EKAMATRA WALIPRANA - 13508080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: w3w_stay@yahoo.com ABSTRAK The Ant Colony Optimization

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Implementasi Simulasi Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain : 1. sizemobile

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Irfan Afif (13507099) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN ULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk melakukan komunikasi semakin besar dari waktu ke waktu. Saat ini, komunikasi bergerak menjadi kebutuhan komunikasi yang sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Conference merupakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam jarak jauh atau lokasi yang berbeda. Confrerence menggunakan telekomunikasi audio dan

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. TIKI (Abadi Express) adalah perusahaan jasa yang menerima pengiriman paket dan paket tersebut akan diantar kealamat tujuan. Para kurir yang bertugas mengantar

Lebih terperinci

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM Oris Krianto Sulaiman, Khairuddin Nasution Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik UISU oris.ks@ft.uisu.ac.id;

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mengakses informasi pun semakin mudah. Perangkat mobile

Lebih terperinci

SIMULASI DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN ANT ROUTING DI GEDUNG GIRI SANTIKA UPN VETERAN JATIM TUGAS AKHIR. Oleh : Hendri Tri Hermawan NPM.

SIMULASI DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN ANT ROUTING DI GEDUNG GIRI SANTIKA UPN VETERAN JATIM TUGAS AKHIR. Oleh : Hendri Tri Hermawan NPM. SIMULASI DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN ANT ROUTING DI GEDUNG GIRI SANTIKA UPN VETERAN JATIM TUGAS AKHIR Oleh : Hendri Tri Hermawan NPM. 0834010256 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

AKSES INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DI KANTOR POS JEMUR SARI UNTUK AREA SURABAYA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION BERBASIS WAP

AKSES INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DI KANTOR POS JEMUR SARI UNTUK AREA SURABAYA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION BERBASIS WAP AKSES INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DI KANTOR POS JEMUR SARI UNTUK AREA SURABAYA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION BERBASIS WAP Titik Sri Mulyani 1. Zen Samsono Hadi 2. Haryadi Amran Darwito

Lebih terperinci

Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 2, (2015) 1 Rancangan Sistem Penjadwalan Akademik Menggunakan Algoritma Max Min Ant System (Studi Kasus: STMIK Atma Luhur Pangkalpinang) Delpiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK Didik Purwanto 1, Dr.Rendy Munadi, Ir, MT. 2, Yudha Purwanto,S.T. 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV Sunario Megawan STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 75-81 ISSN: 0854-4743 ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Zainudin Zukhri, Shidiq Alhakim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Protokol Routing 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT Budi Prasetyo Wibowo, Purwanto, dansusy Kuspambudi Andaini Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Travelling Salesman Problem

Lebih terperinci

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING STATIK dan DINAMIK Definition ROUTING : Routing is process offorwarding packets from one network to another, this is sometimes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV Julianus Gesuri Daud 1,2 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya 2 Staf Pengajar

Lebih terperinci

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Agung Hadhiatma 1*, Alexander Purbo 2* 1,2 Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Lebih terperinci

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA IP Routing Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA Routing? Routing Routing adalah proses meneruskan suatu paket data dari suatu jaringan ke jaringan lain yang dituju. Router alat jaringan komputer yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa Pengembangan Algoritma Heuristik Ant Colony System Untuk Menyelesaikan Permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem Dengan Time Window (DVRPTW) Pada Penyedia Jasa Inter-City Courier Nurlita Gamayanti (2207

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Anugrah Adeputra - 13505093 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro & Informatika ITB Jl. Ganesha No.10 If15093@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah

Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah Muhtar Hartopo 13513068 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian.

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian. unicast, multicast, atau anycast yang oleh sumber diberi label sebagai traffic flow (RFC-3697 2004). Hop Count: banyaknya node yang harus dilewati oleh suatu paket dari node asal ke node tujuan (Altman

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIC ANT COLONY SYSTEM UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

ALGORITMA GENETIC ANT COLONY SYSTEM UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM ALGORITMA GENETIC ANT COLONY SYSTEM UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM Lutfiani Safitri 1) Sri Mardiyati 2) 1) Matematika, FMIPA Universitas Indonesia Jl. H. Boan lisan 9, Depok 16425 Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk dari jaringan-jaringan yang heterogen. Supaya antar jaringan tersebut dapat saling berkomunikasi

Lebih terperinci

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern. Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern. Introduction to Dynamic Routing Protocol Mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM Laksana Samudra dan Imam Mukhlash Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian pada bagian ini akan diuraikan tentang tinjauan pustaka dan landaran teori yang sesuai dengan ACO dan AG. 2.1 Algoritma Ant Colony Optimization Secara umum pencarian

Lebih terperinci

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang OSPF (Open Shortest Path First) 1. Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014 SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KINERJA ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK) MENGGUNAKAN CISCO PACKET

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang VANET (Vehicular Ad Hoc Network) adalah bagian dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana setiap node yang berada pada cakupan suatu jaringan bisa bergerak dengan bebas

Lebih terperinci

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2 Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2 Kukuh Aris Santoso 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Kukuhpwu@gmail.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP Jaringan Komputer Konfigurasi Dynamic Routing RIP Kelompok 3 : Taufik (2110165011) Galang Bafia Rachman (2110165008) Dyah Ayu Latifahsari (2110165005) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016 Statik Routing School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016 Introduction Static Routing Dynamic Routing ROUTING Routing adalah proses pengiriman informasi/data pada network

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan ABSTRAK Secara umum, penentuan rute terpendek dapat dibagi menjadi dua metode,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS Yisti Vita Via Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

SIMULASI KINERJA MEKANISME KEAMANAN WATCHDOG ROUTING PROTOCOL AODV TERHADAP SERANGAN BLACK HOLE PADA MANET SKRIPSI. Oleh :

SIMULASI KINERJA MEKANISME KEAMANAN WATCHDOG ROUTING PROTOCOL AODV TERHADAP SERANGAN BLACK HOLE PADA MANET SKRIPSI. Oleh : SIMULASI KINERJA MEKANISME KEAMANAN WATCHDOG ROUTING PROTOCOL AODV TERHADAP SERANGAN BLACK HOLE PADA MANET SKRIPSI Oleh : WINDY PUSPITASARI 1034010027 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 3, No. 1, Juni 2009, 30-36 ISSN Studi 1978-9629 Komparatif Algoritma Ant...(Bambang Siswoyo & Andrianto) STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING

Lebih terperinci