1 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016"

Transkripsi

1 1 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang wajib diikuti oleh setiap insan manusia. Manusia belajar dari waktu ke waktu untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan sangat berpengaruh dalam proses kehidupan manusia. Proses pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam setiap pembelajaran yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan aspek yang penting, karena dapat dikatakan pembelajaran berhasil apabila siswa sudah mencapai aspek tersebut. Jika dipandang dari pendidikan sekarang, yang terlihat dari siswa hanyalah pengetahuan saja tanpa diimbangi dengan sikap dan keterampilannya. Contohnya bisa dilihat dari media yang kurang memadai serta kesiapan seorang pengajar yang masih menggunakan metode dan model mengajar kurikulum terdahulu. Untuk meminimalisir keadaan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah kebiasaan seorang pendidik dalam cara mengajar dan membiasakan siswa untuk senantiasa menggali pengetahuannya sendiri. Guru hanya sebagai fasilitator dan siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik haruslah cerdik memahami karakter siswa agar bahan ajar yang akan diberikan tidak hanya berupa pengetahuan saja, melainkan semua aspek yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini bisa terwujud melalui salah satu pembelajaran yaitu dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar baik itu secara lisan maupun tertulis. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan berbicara, dengan menguasai keterampilan berbicara dapat dikatakan bahwa siswa sudah mampu berkomunikasi dengan baik. Keterampilan berbicara ini harus dikuasi oleh siswa agar keterampilan berbahasa yang lain seperti menyimak, membaca, dan menulis mampu berkembang sejalan dengan keterampilan berbicara. Seluruh proses kegiatan di sekolah pastinya melibatkan keterampilan berbicara, oleh karena itu keterampilan berbicara ini sangat perlu dikuasi oleh siswa di sekolah dasar. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sangat ditentukan dari penguasaan keterampilan berbicara. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV, ternyata kondisi prestasi belajar siswa menurun dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya berbicara. Hal ini terjadi karena ketidakseriusan siswa dalam menangkap pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam kemampuan berbicara yang dianggap jenuh dan membosankan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mempunyai rasa percaya diri dan adanya rasa malu dalam diri siswa untuk menyampaikan pendapat, ide, ataupun gagasannya kepada guru di hadapan teman-teman sekelasnya. Selanjutnya jika ditelaah melalui proses pembelajaran bahwa ketika siswa ditugaskan oleh guru untuk bercerita di depan kelas ada beberapa orang siswa yang masih gemetar bahkan ada juga siswa yang berkeringat dingin ketika berdiri di depan kelas. Hal ini berpengaruh pada pembentukan karakter siswa yang tidak kuat dalam menghadapi kondisi apapun, disini sudah jelas terlihat bahwa siswa

2 Destya Yuni Shara¹, Didin Syahruddin², Dede Margo³ Penerapan Model Role Playing Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Kelas IV Sekolah Dasar 2 kurang menyukai pembelajaran bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia yaitu dalam penyampaian materi pelajaran guru tidak menggunakan model yang bervariasi dan guru jarang sekali menggunakan media yang dapat memicu keaktifan siswa. Sehingga siswa sering merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran. Selain itu juga bahan ajar dan pengelolaan dalam kelas kurang dipersiapkan oleh guru dapat menghambat pada proses pembelajaran. Peneliti mengemukakan solusi yang paling tepat adalah menggunakan model pembelajaran role playing yang berbasis multimedia. Menurut peneliti, dengan melakukan variasi model pembelajaran yang digabung dengan multimedia dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Penggunaan model role playing yang berbasis multimedia ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi di lapangan karena model role playing bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Model ini dapat melatih siswa untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan. Model ini juga berfokus pada aspek multimedia yang disuguhkan berupa video yang tentunya siswa akan lebih termotivasi, dalam pembelajaran siswa berperan aktif. Salah satu keunggulan model role playing yang berbasis multimedia ini adalah siswa dapat ikut merasakan berbagai macam peristiwa secara langsung. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran berbicara melalui model role playing berbasis multimedia di kelas IV SDN Cileunyi 05? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan belajar siswa kelas IV SDN Cileunyi 05 dalam pembelajaran berbicara melalui penerapan model role playing berbasis multimedia? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk menggambarkan bagaimana proses pembelajaran berbicara melalui model role playing berbasis multimedia di kelas IV SDN Cileunyi untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas IV SDN Cileunyi 05 dalam pembelajaran berbicara melalui model role playing berbasis multimedia. Pada hakikatnya berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa dengan mengutarakan ide, gagasan atau pikiran yang dituangkan dalam berbahasa lisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sunarsih (2012) menyebutkan bahwa berbicara merupakan cara seseorang menuangkan buah pikiran secara lisan melalui kalimat yang disusun secara utuh, lengkap, jelas dan komunikatif. Selanjutnya lebih dipertegas oleh Sudarminah (2008) yang mengemukakan berbicara merupakan suatu jenis keterampilan yang sangat penting untuk berkomunikasi secara lisan. Dalam pembelajaran berbicara, guru hendaknya menentukan tujuan dari pembelajaran berbicara yang akan dilaksanakan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar mampu menyampaikan pokok pikiran secara efektif. Abidin (2012) mengemukakan tujuan berbicara merupakan salah satu hal yang berkaitan erat dengan faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara seseorang. Beberapa faktor bahasa akan menjadi tujuan berbicara sebagai pusat acuan. Tujuan berbicara yang dimaksud yaitu:

3 3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016 informatif, rekreatif, persuasif dan argumentatif. Ketercapaian tujuan pembicaraan merupakan salah satu indikator terpenting dalam kegiatan berbicara. Abidin (2012) menyebutkan ada beberapa indikator yang baik dalam ketercapaian tujuan berbicara yaitu: pemahaman pendengaran, perhatian pendengar, cara pandang pendengar, perilaku pendengar. Pelaksaan pembelajaran berbicara akan berjalan dengan baik apabila seorang guru memahami benar-benar prinsip pembelajaran berbicara. Abidin (2012, hlm. 135) menjelaskan ada beberapa prinsip pembelajaran berbicara diantaranya yaitu: pembelajaran berbicara harus bertujan untuk membentuk kematangan psikologis anak, pembelajaran berbicara harus melibatkan anak secara langsung, pembelajaran berbicara harus dilakukan melalui pembelajaran yang interaktif, pembelajaran berbicara harus dilakukan sekaligus dengan membekali srategi berbicara, pembelajaran berbicara harus dilakukan seiring dengan pengukuran kemampuan berbicara secara tepat melalui praktek langsung, kemampuan berbicara anak hendaknya diukur dan dipantau oleh guru secara berkesinambungan, pembelajaran berbicara harus diperioritaskan untuk membentuk kemahiran berbicara atau membentuk siswa menjadi pembicara yang mahir dan kreatif. Pembelajaran berbicara yang baik adalah pembelajaran berbicara yang mampu mengolah berbagai macam ide yang sesuai dan dituangkan ke dalam tahapan berbicara. Tahapan tersebut meliputi tahapan prabicara, tahapan bicara, dan tahapan pascabicara Abidin (2012). Model role playing pada dasarnya adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan siswa untuk bisa bermain peran atau mampu memainkan tokoh tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Wijaya dkk (2012) yang mengemukakan bahwa role playing merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan suatu permasalahan secara berkelompok. Maksudnya, melalui bermain peran yang berbeda tentunya peserta didik akan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Multimedia merupakan gabungan beberapa unsur berupa teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi atau petunjuk yang menakjubkan. Multimedia pun memiliki komunikasi interaktif atau saling keterkaitan yang tinggi. Sehingga dapat diaplikasikan bahwa unsur multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sheels & Richey (dalam Warsita, 2008, hlm. 36) yang mengatakan multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara atau langkah untuk menyampaikan bahan belajar memadukan beberapa jenis media yang diproses atau dikendalikan melalui komputer. Dengan kata lain, komputer multimedia merupakan sebuah komputer yang dilengkapi dengan perangkat keras dan lunak sehingga memungkinkan data berupa teks, gambar, animasi, suara, dan video dapat dikelola dengan baik. Dalam mencapai proses pembelajaran yang bermakna perlu adanya stimulus yang baik yang dapat menarik siswa agar dapat memberikan respon yang berupa proses dan kemampuan hasil belajar yang baik. Model role playing berbasis multimedia merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa bermain peran dalam kegiatan berbicara interaktif. Bertemali dengan pengertian di atas, bahwa pengertian model role playing berbasis multimedia merupakan cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

4 Destya Yuni Shara¹, Didin Syahruddin², Dede Margo³ Penerapan Model Role Playing Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Kelas IV Sekolah Dasar 4 melalui pengembangan imajinatif dan penghayatan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati dengan menggunakan bantuan rangkaian gambar elektronis yang disertai unsur-unsur suara yang berupa video, berita, film dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan menggunakan model role playing berbasis multimedia yaitu pada tahap prabicara guru menyiapkan media pembelajaran berupa video orang sedang bertelepon, LCD, laptop, dan speaker aktif, kemudian siswa mengamati video cara bertelepon dengan baik dan benar yang diputarkan guru dengan seksama, siswa menyimak dan memperhatikan video dengan seksama, selanjutnya siswa duduk berpasangan dan membuat skenario percakapan. Pada tahap berbicara, setiap kelompok bermain peran seperti yang ditayangkan dalam video di depan kelas secara bergantian. Pada tahap pascabicara, kelompok lain memberi komentar tentang peran dari anggota kelompok lain, kemudian guru merefleksikan hasil pembelajaran hari itu. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Puspita (2011) dengan menggunakan metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara di Kelas V Sekolah telah menunjukan bahwa metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan berbicara aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran berbicara. Hasil yang serupa pun terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh oleh Djariyo, Mudzanatun, Enny Budi Wijaya (2012) dengan judul Penerapan Model Role Playing pada Mata Pelajaran IPA untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonokerto 1 Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa model role playing untuk meningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. METODE Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cileunyi 05 dengan jumlah peserta didik 37 orang. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Sanjaya (2013, hlm. 26) mengemukakan bahwa PTK diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas dapat melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dikarenakan tujuan peneliti yaitu untuk memperbaiki masalah pembelajaran yang dalam hal ini masalah tersebut adalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam berbicara. Alasan lain yang mendasari peneliti menggunakan metode penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan kemampuan berbicara tidak dapat dilaksanakan hanya dalam satu kali pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yang mengharuskan adanya tindakan-tindakan yang cermat dan terencana. Desain penelitian yang digunakan adalah model Elliot. Dalam model ini, penelitian terdiri atas tiga tindakan dalam satu siklusnya. Pemilihan model Elliot sebagai desain penelitian dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti sangat kompleks dan tidak bisa dilaksanakan dalam satu tindakan. Oleh

5 5 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016 karena itu, diperlukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan pembelajaran dengan model role playing berbasis multimedia. Desain Elliot dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan tiga tindakan pada setiap siklusnya. Penelitian ini dimulai dari perencanaan umum, pelaksanaan pembelajaran, analisis data, dan refleksi. Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, catatan lapangan, lembar kerja proses, dokumentasi, instrumen penilaian dan lembar wawancara. Indikator yang ingin dicapai dalam hal aktivitas pembelajaran adalah peserta didik mampu menggerjakan LKP membuat skenario percakapan bertelepon. Sedangkan indikator penilaian kemampuan membaca pemahaman dinilai berdasarkan kriteria penilaian dari vokalisasi, ekspresi dan pemeranan. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan yaitu kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan melalui 3 siklus yang terdiri atas 3 tindakan untuk setiap siklusnya. Penelitian dimulai dari dengan kegiatan perencanaan berupa rencana pembelajaran, merancang teks yang akan digunakan, perencanaan media yang akan digunakan, dan segala sesuatu yang menunjang penelitian. Setelah menyusun perencanaan, peneliti melaksanakan penelitian dari siklus I yang dimulai dari tindakan 1 hingga tindakan ke 3. Peneliti melakukan analisis data dan refleksi untuk mengetahui hasil dari kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan dan untuk memonitoring kegiatan penelitian dalam beres pertindakan. Kegiatan refleksi juga dijadikan masukan untuk melaksanakan penelitian pada tindakannya selanjutnya sehingga menjadi lebih baik dari tindakan sebelumnya. Kegiatan penelitian ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan berbicara kelas IV sekolah dasar. Siklus I Pada siklus I media yang digunakan dalam pembelajaran berupa video dengan teman sebaya. Pada siklus I, kegiatan yang dilakukan peserta didik adalah membuat skenario percakapan bertelepon dengan teman sebaya selanjutnya peserta didik secara berpasangan bermain peran di depan kelas dengan menggunakan media telepon. Nilai rata-rata kemampuan berbicara yang diperoleh pada siklus I yaitu 54,95. Siklus II Pada siklus II media yang digunakan dalam pembelajaran berupa video orang yang lebih tua. Pada siklus II, kegiatan yang dilakukan peserta didik adalah membuat skenario percakapan bertelepon dengan orang yang lebih tua selanjutnya peserta didik secara berpasangan bermain peran di depan kelas dengan menggunakan media telepon. Nilai ratarata kemampuan berbicara yang diperoleh pada siklus II yaitu 72,52. Siklus III Pada siklus III media yang digunakan dalam pembelajaran berupa video menyampaikan pesan. Pada siklus III, kegiatan yang dilakukan peserta didik adalah membuat skenario percakapan bertelepon dengan menyampaikan teks pesan pada teman kelompoknya selanjutnya peserta didik secara berkelompok bermain peran di depan kelas dengan menggunakan media telepon. Nilai rata-rata kemampuan berbicara yang diperoleh pada siklus III yaitu 79,95. Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik pada siklus III maka dapat disimpulkan bahwa model role playing berbasis multimedia dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

6 Destya Yuni Shara¹, Didin Syahruddin², Dede Margo³ Penerapan Model Role Playing Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Kelas IV Sekolah Dasar 6 dalam berbicara. Dengan kata lain kemampuan berbicara peserta didik menjadi lebih meningkat. Pembahasan Pada umumnya kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model role playing berbasis multimedia sudah berjalan dengan baik. Pada siklus I terdapat temuan-temuan penting yaitu dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, saat memasuki proses kegiatan membuat teks percakapan bertelepon siswa masih kebingungan meskipun sama gurunya sudah dijelaskan cara-cara membuat teks percakapan bertelepon, hal ini dikarenakan saat diberikan penjelasan masih terdapat siswa yang gaduh dalam kelas sehingga materi yang dijelaskan guru tidak dipahami oleh siswa. Berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan guru dalam menggali pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran, guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk fokus dalam menyimak karena salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam kegiatan menyimak adalah fokus dalam menyimak. Unsur yang harus diperhatikan untuk dapat menyimak dengan baik adalah fokus dan konsentrasi penyimak. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhendar dan Supinah, (1994, hlm. 5) salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk dapat menyimak dengan baik adalah konsentrasi penyimak terhadap bahan simakan. Selain itu juga dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan benar-benar kondisi siswa, pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin, (2012, hlm. 135) bahwa dalam pembelajaran berbicara harus melibatkan berbagai teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi siswa. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi walaupun siswa kesulitan siswa tetap semangat dalam mengerjakan LKP dan mengikuti bimbingan guru sehingga dalam siklus I ini walaupun kemampuannya masih rendah, tetapi pada setiap tindakannya mengalami peningkatan. Selain proses belajar yang telah dipaparkan di atas kemampuan belajar siswa pun siklus I masih rendah, hal ini disebabkan oleh sebagian besar siswa belum mempunyai rasa percaya diri, dan siswa yang kurang tepat dalam melafalkan kata dan intonasi yang tidak terdengar. Sehingga siswa harus dibimbing atau dibantu dan guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi agar siswa terpacu untuk mampu berbicara di depan umum. Jangan sampai pembelajaran melatih kemampuan berbicara hanya terpaku pada teks dan di depan kelas, sehingga melupakan bahwa terpenting adalah berlatih agar siswa benar-benar mampu berbicara dengan performa yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin, (2012, hlm. 134) Seharusnya guru memberikan bimbingan, pemodelan, dan strategi berbicara yang dibutuhkan siswa agar terampil berbicara. Pada siklus II terdapat temuantemuan penting yaitu siswa mulai terbisa dengan pembelajaran yang dilakukan dan pada saat pengkondisian siswa sudah mengetahui apa yang harus mereka siapkan dan apa tugas yang harus mereka kerjakan, tetapi ada beberapa siswa yang belum bisa terkondisikan dengan baik dan masih ada siswa yang belum bisa bekerja sendiri. Selain itu juga sebagian kecil siswa belum bisa membuat teks percakan bertelepon dengan orang yang lebih tua, sehingga guru harus menjelaskan kembali cara membuat teks

7 7 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016 percakapan bertelepon dengan orang yang lebih tua dengan menggunakan bahasa yang santun. Berdasarkan proses belajar siswa yang dilakukan siswa perlu adanya perbaikan strategi dalam meningkatkan proses belajar siswa. Guru diharapkan senantiasa mendorong siswa untuk fokus dalam materi yang disampaikan oleh gurunya. Guru harus terampil untuk bisa memotivasi siswa, memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin, (2012, hlm. 136) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar mau dan siap berbicara di dalam kelas. Pada siklus II proses belajar siswa pun mulai mengalami peningkatan. Kemampuan belajar siswa pada siklus II masih rendah, hal ini disebabkan oleh sebagian kecil siswa kurang mempunyai rasa percaya diri, sehingga siswa harus dibimbing atau dibantu dan guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi agar siswa terpacu untuk mampu berbicara di depan umum. Jangan sampai pembelajaran melatih kemampuan berbicara hanya terpaku pada teks dan di depan kelas, sehingga merupakan bahwa terpenting adalah berlatih agar siswa benar-benar mampu berbicara dengan performa yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin, (2012, hlm. 134) Seharusnya guru memberikan bimbingan, pemodelan, dan strategi berbicara yang dibutuhkan siswa agar terampil berbicara. Pada siklus III terdapat pula temuantemuan penting yaitu siswa sudah terkondisi dengan baik, siswa pun semakin aktif dalam pembelajaran dan adanya karton refleksi hasil penampilan berbicara siswa masih sangat menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi senang, selain itu pada siklus 3 ini siswa sudah bisa membuat teks percakapan bertelepon dengan bahasa yang santun dan runtut. Pada siklus III proses belajar siswa pun mulai mengalami peningkatan dari yang sebelumnya hal ini disebabkan oleh siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan mereka pun mengerti tentang apa yang yang harus mereka kerjakan sehingga pada siklus III proses belajar siswa mengalami peningkatan. Kemampuan belajar siswa pada siklus III ini memuaskan, hal ini disebabkan oleh hampir seluruh siswa mempunyai rasa percaya diri, siswa sudah mampu melafalkan kata, intonasi dan vocal terdengar dengan jelas. Tetapi masih saja ada dua orang siswa yang masih kurang percaya diri, sehingga hal ini mempengaruhi penilaian performa siswa. Sudah pasti tugas guru memperbaiki dari kekurangan siswa yang belum bisa mencapai nilai yang optimal. Tetapi jika dilihat dari setiap tindakannya pada siklus III ini kemampuan belajar siswa mengalami peningkatan yang memuaskan dari yang sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari penilaian sebagai alat ukur untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam bertelepon, yang secara berkesinambungan dilakukan dari siklus I sampai dengan siklus III. Seperti pendapat Abidin, (2012, hlm. 135) Kemampuan berbicara siswa hendaknya diukur dan dipantau oleh guru secara berkesinambungan. Kemampuan pembelajaran berbicara berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Adapun grafik peningkatan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran berbicara adalah sebagai berikut.

8 Destya Yuni Shara¹, Didin Syahruddin², Dede Margo³ Penerapan Model Role Playing Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Kelas IV Sekolah Dasar Grafik 4.1 Peningkatan Rata-rata Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa kemampuan peserta didik dalam pembelajaran berbicara mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini karena peserta didik sudah terbiasa dengan tugas yang harus dikerjakan. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai model role playing berbasis multimedia dalam pembelajaran berbicara, maka peneliti mengemukakan kesimpulan dan beberapa saran atas penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri Cileunyi 05. Kesimpulan ini juga menjadi jawaban atas rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran berbicara melalui model role playing berbasis multimedia menuntut peserta didik untuk berbicara secara aktif di depan kelas. Adapun yang menjadi indikator dalam penilaian proses dalam penelitian ini adalah banyaknya siswa dapat berbicara bahasa Indonesia dengan baik. Terdapat tiga aspek yang menjadi penilaian yaitu vokalisasi, ekspresi, dan pemeranan. Setelah melihat proses pembelajaran terlihat kenaikan kemampuan berbicara pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik sudah mulai menikmati bermain peran di depan kelas, peserta didik juga mengalami peningkatan rasa percaya diri di depan kelas, selain itu peserta didik sudah mulai nampak berani dalam menyampaikan ide, gagasan yang dimilikinya. Oleh karena itu, proses pembelajaran berbicara melalui model role playing berbasis multimedia dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara melalui model role playing berbasis multimedia dalam penelitian ini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I jumlah rata-rata nilai siswa mencapai 54,95, kemudian pada siklus II jumlah rata-rata nilai siswa mencapai 72,52 dan pada siklus III jumlah rata-rata nilai siswa mencapai 79,95. Maka dari itu penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran berbicara dengan menerapkan model role playing berbasis multimedia ini berhasil dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi. Abidin, Y. (2012a). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Abidin, Y. (2012b). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Aziez, Furqanul. (2015). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Djariyo, Mudzanatun, & Enny, B. (2012). Penerapan Model Role Playing pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonokerto 1

9 9 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. Mei 2016 Jawa Tengah. (Skripsi). FIP IKIP PGRI, Semarang Halidah, I. (2013). Perancangan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Anak Usia Dini. Computer assisted instruction (CAI), multimedia, educational learning.1 (2), hlm. 1-7 Puspita, Dewi. (2011). Penggunaan Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukahaji 02 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Sanjaya, Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suhendar & Supinah, P. (1994) Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Bandung: PIONIR JAYA Sudarminah, S. (2008). Upaya Peningkatan Pembelajaran Berbicara Dengan Model Pembelajaran Gambar Seri Untuk Siswa Kelas VIII Smp Negeri 6 Semarang. Jurnal Lemlit,3(2), hlm Sunarsih, S. (2012). Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Dan Teknik Kancing Gemerincing Pada Siswa Introver Dan Ekstrover Di Smp. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 1 (1), hlm Warsita, Bambang. (2008). Teknolgi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Wijaya, B. E. & dkk. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing pada Mata Pelajaran Ipa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester I SDN Wonokerto 1 Karangtengah Demak Tahun Ajaran 2011/2012. Journal Indonesia, 2 (1), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan masih dipandang sulit dan kompleks oleh sebagian besar siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, salah satunya keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengungkapkan pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen. Empat komponen tersebut yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Bahkan keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD Oleh Cerianing Putri Pratiwi cerianingputrip@ikippgrimadiun.ac.id ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang selalu ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang selalu ada di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA. Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai Bahasa Nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan Negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II Faridatu Zuhriyyah 158620600143/ Semester 6/ Kelas A3/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga pendidikan dasar untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi, bahasa selalu

Lebih terperinci

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) sama halnya seperti mata pelajaran lainnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan dan inovasi seiring perkembangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran muatan lokal yang tercantum dalam Garis- Garis Besar Program Pengajaran ialah mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran wajib untuk Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui kurikulum tingkat satuan pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan tidak hanya menguasai materi saja tapi juga dapat meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN: PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA SUKA DAMAI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Oleh: Tuti Herawati Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan berbahasa dan bersastra. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yakni: keterampilan

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas. Saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2 dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam pembelajaran IPS terutama masalah hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V. Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V. Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (ww_3ni@gmail.com) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam proses belajar yaitu: keterampilan

Lebih terperinci

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick. Peningkatan Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Film Kartun dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas VII SMP Ulul Albab Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Muhammad Farhan Abdurrahman Program

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilaksanakan oleh guru untuk

Lebih terperinci

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MEDIA PENCOCOKAN KARTU INDEKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP N 2 PECANGAAN JEPARA 1) 1 Oleh : Nikmatul Isnaini 2) dan Siti Fatonah 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI Iko Yolanda 1, Ani Nur Aeni, 2, Dede

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Namasekolah Mata pelajaran Kelas Waktu Pertemuan : SDN 3 Cibodas : Bahasa Indonesia : V (lima)/ II (dua) : 4x35 menit : 1 (satu) / siklus I A. Standar Kompetensi Berbicara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa setelah menyimak, berbicara, dan membaca (Tarigan, 1982, hlm. 3). Menulis dikategorikan sebagai keterampilan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat memberikan informasi atau menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR Hanik Masrokah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menyimak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

Rustam Effendi dan Hendra

Rustam Effendi dan Hendra MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING KOMBINASI DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN ULU BENTENG 1 KABUPATEN BARITO KUALA Rustam Effendi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VB SD Negeri 03 Kota Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi bangsa. Dalam aktifitas berkomunikasi kita menggunakan kemampuan berbahasa yang telah kita miliki untuk mendapatkan informasi yang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan berbahasa meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Berbicara adalah salah satu dari keterampilan bahasa yang ditekankan pencapaiannya melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SD Andi Priyanto, Wahyudi 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui Pertemuan Ke- : 1 Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI DONGENG DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BAGI SISWA KELAS III SDN 2 MRANTI KABUPATEN PURWOREJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 Khoirum Radityawati 1, Suripto

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Keberhasilan dalam proses pembelajaran menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Maka dari itu untuk mewujudkan keberhasilan dalam pendidikan harus memperhatikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Erwin Putera Permana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci