Terjemahan Lepas Komisi Kependudukan dan Pembangunan (Commission on Population and Development) Sesi Ke-47
|
|
- Suhendra Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Terjemahan Lepas (Commission on Population and Development) Sesi Ke-47 Penilaian terhadap Status Implementasi Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan Komisi kependudukan dan Pembangunan, PP1. Mengingat kembali Program Aksi dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan 1, yang diselenggarakan di Kairo pada tahun 1994, dan mengingat bahwa tahun 2014 merupakan perayaannya yang ke-20 tahun, PP2. Juga mengingat kembali aksi utama untuk implementasi yang lebih lanjut terkait Program Aksi, 2 sebagaimana yang telah diadopsi oleh Majelis Umum (General Assembly) pada sesi khususnya yang ke-21, sebagaimana resolusi-resolusi sebelumnya yang diadopsi oleh,, PP3. Mengingat lebih jauh tentang Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 3 dan tanggung jawab bagi negara anggota Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik, 4 Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Kovenan Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi Hak-Hak Anak, Konvensi Hak-Hak Orang dengan Disabilitas, Konvensi Internasional Penghapusan segala bentuk Diskriminasi Ras, dan Konvensi Internasional Perlindungan terhadap Hak-Hak Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya, PP4. Mengingat kembali dokumen hasil dari pertemuan tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan, konferensi-konferensi dan pertemuan lainnya, termasuk United Nations Millennium Declaration, The 2005 World Summit Outcome, the Beijing Platform for Action and Five-year Review of the implementation of the Beijing Declaration, the World Programme of Action for Youth, and the outcome document of the 2011 High-level Meeting of the General Assembly on Youth: Dialogue and Mutual Understanding, the Madrid Plan of Action on Ageing, the Political Declaration on HIV and AIDS: Intensifying Our Efforts to Eliminate HIV and AIDS, and the Political Declaration of the High level Meeting of the General Assembly on the Prevention and Control of Non-communicable Diseases, sebagaimana dokumen hasil dari The 2010 Highlevel Plenary Meeting of the General Assembly on the Millennium Development Goals, dokumen hasil dari The United Nations Conference on Sustainable Development, The future we want, dokumen hasil dari The 2013 High-level meeting of the General Assembly on disability and development dan the Declaration of the 2013 High-level Dialogue on International Migration and Development, 1 Lihat: Report of the International Conference on Population and Development, Cairo, 5-13 September 1994 (United Nations publication, Sales No. E.95.XIII.18). 2 Lihat: General Assembly resolution S-21/2, annex; Official Records of the General Assembly, Twenty-first Special Session, Supplement No. 3 (A/S-21/5/Rev.1); and A/S-21/PV.9. 3 General Assembly resolution 217 A (III) 4 Refensi lainnya akan ditambahkan.
2 PP5. Menyadari kebutuhan untuk mengatasi kesenjangan dan diskriminasi atas dasar apapun, yang menghambat pencapaian tujuan dan sasaran ICPD serta aksi-aksi utama untuk pelaksanaan lebih lanjut, terutama kepada kelompok-kelompok yang paling dirugikan, PP6. Mengakui lebih lanjut bahwa hak atas pembangunan adalah hak universal dan tidak dapat dicabut dan merupakan bagian integral dari hak asasi manusia, dan manusia secara individu merupakan subyek utama dalam pembangunan, dan ketika pembangunan bertujuan untuk memfasilitasi penikmatan semua hak asasi manusia, minimnya pembangunan tidak dapat berlaku untuk membenarkan pembatasan terhadap hak asasi manusia yang diakui secara internasional dan bahwa hak atas pembangunan harus dipenuhi agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk secara merata serta kondisi lingkungan saat ini dan generasi mendatang, PP7 Mengingat kembali resolusi 65/234 yang diadopsi oleh Majelis Umum pada tanggal 22 Desember 2010 tentang tindak lanjut Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan melampaui 2014, dimana Majelis Umum memutuskan untuk memperpanjang Program Aksi dan tindakan-tindakan utama untuk implementasi lebih lanjut melampaui target 2014 dan memastikan tindak lanjutnya memenuhi sasaran dan tujuan, PP8. Mengingat kembali keputusan Majelis Umum untuk menyelenggarakan sesi khusus selama sidang Majelis Umum ke-69 untuk menilai status dari implementasi Program Aksi dan untuk memperbarui dukungan politik untuk aksi-aksi yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan dan sasaran secara penuh, atas dasar penghormatan yang penuh terhadap Program Aksi dan tanpa negosiasi ulang terhadap perjanjian yang terkandung didalamnya. PP9. Menegaskan kembali bahwa pembangunan berkelanjutan adalah tujuan utama dan bahwa dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan merupakan elemen kunci dari keseluruhan kerangka aktivitas PBB, PP10. Menekankan pentingnya menjaga pencapaian dari Konferensi Internasional tentang Pembangunan dan Kependudukan, menanggapi tantangantantangan baru yang relevan terhadap kependudukan dan pembangunan dan perubahan perkembangan lingkungan, dan memperkuat integrasi terhadap agenda kependudukan dan pembangunan dalam proses-proses global terkait kependudukan, termasuk proses yang terkait dengan agenda pembangunan paska-2015, PP11. Menegaskan kembali kebutuhan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan dalam semua aspek pembangunan pemuda, mengakui kerentanan remaja perempuan dan perempuan muda dan kebutuhan untuk dihapuskannya diskriminasi terhadap mereka, serta peran penting dari laki-laki dan laki-laki muda dalam memastikan pencapaian kesetaraan gender, PP12. Mengakui bahwa generasi remaja dan pemuda saat adalah salah satu generasi yang terbesar yang pernah ada dan mengakui bahwa remaja dan pemuda di semua negara merupakan sumber daya utama bagi pembangunan dan agen-agen utama
3 dari perubahan sosial, pembangunan ekonomi, dan inovasi teknologi, dan pembangunan lebih lanjut kepada mereka membutuhkan realisasi dari hak-hak mereka, kesetaraan gender, dan partisipasi penuh dari orang muda dan organisasi yang dipimpin oleh orang muda pada tingkatan internasional, regional, nasional, dan lokal, PP13. Mengakui juga keterhubungan yang penting antara migrasi dan pembangunan, dan menyadari bahwa migrasi membawa kesempatan dan tantangan baik bagi negara asal, negara transit dan tujuan, kepada sesama migran, dan kepada komunitas global, dan menyadari juga tanggung jawab negara untuk mempromosikan dan melindungi secara efektif Hak Asasi Manusia dan kebebasan fundamental bagi semua migran, terlepas dari status migrasinya, khususnya bagi perempuan dan anak, PP14. Menyadari bahwa migrasi telah meningkat baik secara jumlah, ruang lingkup, kompleksitas dan dampak sejak pengadopsian dari Program Aksi dari Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan, dan bahwa migrasi adalah bentuk intrinsik dari dunia global dimana faktor-faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, dan lingkungan memainkan peran yang penting, PP15. Mengakui pentingnya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan terintegrasi untuk merespons secara efektif pertumbuhan populasi perkotaan, serta menyadari akan jumlah yang signifikan dari populasi orang miskin di dunia yang tinggal di wilayah pedesaan dan bahwa komunitas pedesaan memainkan peran yang penting dalam pembangunan ekonomi di banyak negara, PP16. Menyadari bahwa kesehatan merupakan prakondisi dari pembangunan sosial dan ekonomi dan mengetahui bahwa kesehatan seksual dan reproduksi dan hak reproduksi merupakan hal sentral dari realisasi keadilan sosial dan pencapaian komitmen global, regional, dan nasional dari pembangunan berkelanjutan, PP17. Menyadari juga bahwa isu-isu kependudukan dan pembangunan saling terhubung dengan pembangunan berkelanjutan dalam tingkatan sub-nasional, nasional, dan internasional, dan membutuhkan pendekatan lintas pemangku kepentingan (multistakeholders) dan internasional dan mengakui butuhnya mengintegrasikan dinamika kependudukan dalam perencanaan pembangunan, termasuk implikasinya terhadap hak asasi manusia, penghargaan diri, kualitas hidup, dan pengentasan kemiskinan, dalam semua tingkatan, untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, PP18. Mencatat kontribusi yang dibuat oleh negara-negara anggota dan pemangku kepentingan yang relevan dalam melakukan tinjauan operasional dari implementasi Program Aksi dan tindakan-tindakan utama untuk implementasinya lebih lanjut, PP19. Mengingatkan kembali bahwa Program Aksi membutuhkan implementasi yang menyeluruh, mobilisasi dan ketersediaan sumber daya yang berkelanjutan dan mencukupi dalam tingkatan internasional dan nasional, sebagaimana sumber daya baru dan tambahan untuk negara-negara berkembang dari seluruh mekanisme pendanaan yang tersedia, termasuk didalamnya multilateral, bilateral, dan sumber-sumber privat, dan bahwa Pemerintah tidak diekspektasikan untuk memenuhi
4 tujuan dan sasaran dari Program Aksi secara secara sendirian, dan mengungkapkan perhatian bahwa tingkatan pendanaan tindak memenuhi kebutuhan saat ini, PP20. Mencatat laporan-laporan Sekretaris Jenderal tentang tren-tren demografi dunia 5 dan tentang tinjauan operasional, 6 PP21. Memperhatikan bahwa, terlepas dari progres yang telah dibuat dalam mencapai implementasi penuh terhadap Program Aksi dan pencapaian Millenium Development Gals, kesenjangan tetap terhadi dalam pengimplementasian Program Aksi, OP1. Menegaskan kembali Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan 1 dan tindakan-tindakan utama untuk implementasinya lebih lanjut; 2 OP2. Juga menegaskan kembali hak kedaulatan masing-masing negara untuk mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi Program Aksi atau pengajuan lainnya dalam resolusi yang ada saat ini, konsisten dengan Undang-Undang nasional dan prioritas-prioritas pembangunan, dengan penghormatan penuh terhadap nilai-nilai agama dan etik dan latar belakang budaya masyarakat, dan sesuai dengan pengakuan yang universal terhadap hak asasi manusia internasional; OP3. Menekankan implementasi penuh terhadap Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan tindakan-tindakan utama dari implementasinya lebih lanjut, yang juga akan berkontribusi pada implementasi dari Beijing Platform for Action, sebagaimana bahwa kependudukan dan pembangunan, pendidikan dan kesetaraan gender, secara terintegrasi dapat dihubungkan kepada upaya-upaya global terhadap pengentasan kemiskinan dan pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, dan bahwa dinamika kependudukan adalah hal yang penting bagi pembangunan; OP4. Memanggil Pemerintah untuk menyadari hubungan yang penting antara prioritas-prioritas dari Program Aksi ICPD dan pembangunan berkelanjutan dan untuk membangun kemajuan yang telah dibuat dan pengalaman yang telah diperoleh dari implementasinya dari sejak 20 tahun lalu dalam upaya mengelaborasi dengan agenda pembangunan paska-2015; OP5. Mendesak Pemerintah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi-strategi efektif yang ditujukan terhadap pengentasan kemiskinan, mempromosikan pertumbuhan yang inklusif, dan pembangunan berkelanjutan yang menyasar pada kebutuhan bagi anak, remaja, dan pemuda, orang yang lebih tua, orangorang yang tidak bekerja, dan orang dengan disabilitas, sebagaimana kepada kelompokkelompok yang dirugikan dan dimarginalisasi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan; OP6. Memanggil Pemerintah untuk mempromosikan dan melindungi secara efektif hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi seluruh migran, terlepas dari 5 E/CN.9/2014/3 6 E/CN.9/2014/4 and A/69/62
5 status migrannya, khususnya kepada perempuan dan anak, dan untuk mengangkat isu migrasi internasional pada kerjasama dan dialog internasional, regional atau bilateral dan melalui pendekatan yang komprehensif dan seimbang, menyadari peran dan tanggung jawab negara asal, transit, dan tujuan dalam mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia bagi seluruh migran, dan mencegah pendekatan-pendekatan yang mampu memperburuk kerentanan mereka; OP7. Memanggil lebih jauh kepada Pemerintah untuk mengintensifikasi upayaupaya dalam mencapai akses yang universal terhadap pencegahan, pengobatan, perhatian terhadap HIV tanpa stigma dan diskriminasi, khususnya kepada orang yang hidup dengan HIV, dan untuk mengeliminasi transmisi dari ibu ke anak dalam capaian untuk menghentikan epidemi HIV/AIDS; OP8. Menengaskan kembali bahwa peningkatan kemauan kemampuan politik dari semua pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangankesenjangan yang ada dalam implementasi Program Aksi ICPD dan untuk merespons tantangan-tantangan baru yang relevan terhadap Kependudukan dan Pembangunan; OP9. Mendesak Pemerintah untuk mengatasi kesenjangan-kesenjangan yang ada dalam implementasi Program Aksi ICPD termasuk dalam wilayah, antara lain, penghormatan, perlindungan, dan promosi serta pemenuhan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, kemajuan yang tidak setara dalam pencapaian akses layanan kesehatan yang universal dan memadai, termasuk untuk kesehatan seksual dan reproduksi, anak yang baru lahir, dan kesehatan anak, sebagaimana kemajuan yang tidak merata terkait kondisi kesehatan, harapan hidup, dan eliminasi terhadap kekerasan dan diskriminasi tanpa pembedaan apapun; OP10. Menyadari hak-hak, tugas, dan tanggung jawab dari orang tua dan orang lain yang secara legal bertanggung jawab kepada remaja dalam pemenuhan, dalam upaya yang konsisten dengan mengembangkan kapasitas remaja, arahan dan bimbingan yang sesuai terkait permasalahan seksual dan reproduksi, dan negaranegara harus memastikan bahwa program-program dan sikap-sikap terhadap penyedia layanan kesehatan yang tidak membatasi akses bagi remaja untuk mendapatkan informasi dan pelayanan yang sesuai dengan yang mereka inginkan, termasuk didalamnya terkait infeksi menular seksual, kekerasan seksual, dan menyadari bahwa dengan melakukan hal tersebut, bertujuan untuk, antara lain, mengatasi kekerasan seksual, layanan-layanan ini harus menjaga hak remaja atas privasi, kerahasiaan, penghormatan dan persetujuan yang terinformasi, menghormati nilai-nilai budaya dan kepercayaan-kepercayaan agama, dan dalam konteks ini, negara sebaiknya, jika memungkinkan, menghilangkan hambatan-hambatan legal, regulatif, dan sosial terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi kepada remaja; OP11. Juga mendesak Pemerintah, komunitas internasional, dan pemangku kepentingan yangr relevan untuk memberikan perhatian khusus pada area-area terkait minimnya implementasi dari Program Aksi ICPD, temasuk diantaranya eliminasi terhadap morbiditas dan mortalitas ibu melalui penguatan sistem-sistem kesehatan, akses universal dan memadai yang berkualitas, terintegrasi dan komprehensifnya layanan kesehatan seksual dan reproduksi, sebagaimana memastikan akses terhadap
6 remaja dan pemuda untuk mendapatkan pendidikan yang penuh dan akurat terkait kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk pendidikan tentang seksualitas manusia yang berbasis bukti, dan promosi, penghormatan, dan perlindungan, serta pemenuhan terhadap hak asasi manusia, terutama hak-hak reproduktif; dan mengatasi hukum diskriminatif dan pengimplementasian yang tidak adil dan diskriminatif dari undangundang yang ada; OP12. Lebih lanjut Mendesak Pemerintah dan mitra pembangunan, termasuk melalui kerjasama internasional, dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan maternal, mengurangu morbiditas and mortalitas ibu dan anak dan mencegah dan merespons terhadap HIV dan AIDS, untuk menguatkan sistem-sistem kesehatan dan memastikan bahwa mereka memrprioritaskan akses universal terhadap akses informasi seksual dan reproduksi dan pelayanan kesehatan, termasuk keluarga berencana, perawatan pranatal, perawatan paska-persalinan, terutama menyusui dan pelayanan kesehatan bayi dan perempuan, perawatan darurat kebidanan, pencegahan dan perawatan yang sesuai terhadap infertilitas, layanan yang berkualitas terhadap manajemen komplikasi yang muncul dari aborsi, akses terhadap informasi yang handal dan konseling yang tepat kepada perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, mengurangi alternatif lain terhadap aborsi melalui meningkatkan dan memperluas pelayanan keluarga berencana dan, dalam situasi dimana aborsi melawan hukum, pelatihan, dan menyediakan penyedia layanan kesehatan dan upaya lain untuk memastikan bahwa aborsi yang dilakukan adalah aborsi yang aman dan dapat diakses, menyadari bahwa tidak ada kasus apapun dimana aborsi dipromosikan sebagai metode dari keluarga berencana, pencegahan dan perawatan dari IMS, termasuk HIV, dan kondisi lain dan informasi dari kesehatan reproduksi, pendidikan dan konseling, jika sesuai, tentang seksualitas manusia, kesehatan reproduksi dan peran sebagai orang tua yang bertanggungjawab, dengan mempertimbangkan secara serius kebutuhankebutuhan khusus bagi mereka yang berada dalam situasi yang rentan, yang dapat berkontribusi pada implementasi dari Program Aksi Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD, The Beijing Platform for Action, dan Millenium Development Goals; OP13. Mengungkapkan perhatian yang mendalam mengenai hal-hal yang dapat menuju pada kekerasan berbasis gender, khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan mengulangi kebutuhan terhadap upaya-upaya lebih lanjut yang intensif terhadap pencegahan dan eliminasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan praktik-praktik berbahaya, termasuk penikahan anak, usia dini, dan pernikahan paksa, dan mutilasi kelamin perempuan, dan mengakui bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan adalah salah satu dari hambatan terhadap pencapaian pemberdayaan perempuan dan bahwa kemiskinan perempuan dan minimnya pemberdayaan politik, sosial dan ekonomi, serta marginalisasi, dapat berdampak dari eksklusi dari kebijakan-kebijakan sosial yang ditujukan untuk dan menguntungkan pembangunan berkelanjutan dan dapat menempatkan mereka pada peningkatan risiko terhadap kekerasan; OP14. Mendesak Pemerintah untuk mempromosikan pembangunan dari populasi berketurunan Afro dan masyarakat adat melalui implementasi terhadap kebijakan publik, membangun standar dan menciptakan institusi untuk memandu dan membawa lebih jauh kebijakan-kebijakan terkait tindakan afirmatif, perencanaan-
7 perencanaan dan program-program dalam tingkatan sektoral, dimana prinsip-prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi dapat digabungkan dalam semua tingkatan pemerintahan, melalui pelibatan masyarakat sipil yang terorganisasi melalui proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi dari instrumen-instrumen tersebut; OP15. Mencatat dengan keprihatinan bahwa perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar di zaman kita, dan bahwa populasi di seluruh negara, khususnya mereka yang berada di negara-negara berkembang, adalah populasi yang rentan terhadap dampak merugikan dari perubahan iklim yang dapat mengancam ketahanan pangan dan upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan, dan mendesak Pemerintah untuk menguatkan upayaupaya untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk mitigasi dan adaptasi; OP16. Menekankan bahwa, untuk menyadari dan menggunakan kesempatan dari terjadinya bonus demografi, merupakan hal yang penting untuk meningkatkan dan menjaga investasi pada perempuan dan pemuda, khususnya melalui pendidikan untuk anak perempuan, kesehatan maternal, anak dan anak baru lahir, dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi bagi perempuan terkait keluarga berencana, sebagaimana penciptaan lapangan pekerjaan dan tenaga kerja yang terlatih dan sehat bersamaan dengan reformasi ekonomi yang tepat dan kebijakan-kebijakan yang dapat berdampak pada tingginya hasil investasi balik terhadap populasi usia-kerja yang semakin bertumbuh; OP17. Mencatat hasil dokumen dari konferensi regional terbaru tentang Kependudukan dan Pembangunan dan bahwa setiap hasil dokumen menyediakan arahan terhadap regional secara spesifik tentang Kependudukan dan Pembangunan melampaui 2014 untuk setiap regional yang mengadopsi hasil dokumen tertentu; OP18. Memanggil kembali bahwa Program Aksi membutuhkan implementasi yang memadai terhadap mobilisasi sumber daya dalam tingkatan internasional dan nasional, sebagaimana adanya tambahan dan pembaruan sumber daya untuk negaranegara berkembang dari semua mekanisme pendanaan yang tersedia, termasuk dari sumber-sumber multilateral, bilateral, dan privat, dan bahwa Pemerintah tidak diekspektasikan untuk mencapai tujuan dan sasaran dari Program Aksi secara sendirian; OP19. Mendorong Pemerintah, organisasi-organisasi internasional, termasuk mereka yang berada dalam sistem PBB, institusi keuangan internasional, dan pemangku kepentingan lainnya yang relevan untuk membantu negara-negara berkembang untuk mengatasi kesenjangan-kesenjangan dan tantangan-tantangan yang relevan terhadap Kependudukan dan Pembangunan dan perubahan pembangunan lingkungan melalui asistensi teknis dan pembangunan kapasitas sebagai cara untuk mengakselerasi implementasi dari Program Aksi dan tindakan-tindakan utama dari implementasi lebih lanjut; OP20. Juga mendorong Pemerintah untuk memonitor kemajuan mereka menuju implementasi Program Aksi, dan tindakan-tindakan utama untuk implementasinya lebih lanjut dan tujuan-tujuan pembangunan lainnya yang telah disetujui secara internasional, dalam tingkatan nasional dan lokal, dan dalam hal ini,
8 membuat upaya khusus untuk menguatkan registrasi sipil mereka dan data statistik penting, dan sistem-sistem informasi kesehatan, dan untuk membangun kapasitas dari institusi dan mekanisme nasional yang relevan untuk menghasilkan data kependudukan, yang terpilah berdasarkan jenis kelamin, usia, disabilitas dan kategorikategori lain, sebagaimana dibutuhkan untuk memantau kemajuan dan memastikan akuntabilitasnya; OP21. Menekankan pentingnya membangun dan mempertahankan kemitraan antar badan Pemerintah dan pemangku kepentingan masyarakat sipil yang relevan untuk suksesnya implementasi Program Aksi dan tindakan-tindakan utama untuk implementasinya melampaui 2014 dan mengundang Pemerintah dan organisasiorganisasi yang relevan dari sistem PBB, sebagaimana sektor privat dan organisasi nonpemerintah, untuk lanjut mendukung aktivitas-aktivitas ini; OP22. Memanggil Pemerintah, badan PBB dan organisasi internasional lainnya, jika meungkinkan, untuk secara aktif mendukung dan berinvestasi pada peningkatan partisipasi dari orang muda dan dalam organisasi-organisasi yang fokus pada pemuda dan organisasi yang didirikan oleh pemuda, mempertimbangkan secara serius kesetaraan gender dan representasi dari pemuda dari latar belakang yang berdalam, dalam proses perumusan, pengambilan kebijakan, implementasi, monitoring dan evaluasi strategi-strategi pembangunan dan kebijakan-kebijakan internasional, regional, nasional, dan lokal terkait orang muda; OP23. Mendorong Pemerintah untuk memastikan bahwa integrasi sosial dari orang yang lebih tua (penduduk senior) dan promosi serta perlindungan terhadap hakhak mereka sebagai bagian dari bentuk yang terintegrasi dalam kebijakakan-kebijakan pembangunan dalam segala tingkatan; OP24. Memanggil United Nations Population Fund (UNFPA) untuk lanjut memainkan peran yang krusial, melalui mandatnya, membantu negara-negara, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan dengan konsultasi dengan mereka, untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terkandung dalam Program Aksi dan tindakantindakan utama mereka untuk implementasi yang lebih jauh melampaui 2014; OP25. Meminta Sekretaris Jendral untuk melanjutkan pekerjaan substantifnya tentang kependudukan dan pembangunan, termasuk didalamnya berinteraksi dengan dinamika kependudukan, kesenjangan, dan pencapaian dari tujuan-tujuan pembangunan yang telah disetujui secara internasional, dan dengan kolaborasi dengan sistem PBB dan organisasi-organisasi yang relevan, untuk lanjut menilai dan melaporkan kemajuan menuju implementasi yang penuh dari Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD dan tindakan-tindakan utama untuk implementasinya lebih lanjut; OP26. Menyambut sesi khusus yang akan dilaksanakan pada sesi ke enampuluhsembilan dari Majelis Umum untuk menilai status implementasi dari Program Aksi dan untuk memperbarui dukungan politik yang dibutuhkan untuk pencapaian penuh dari tujuan-tujuannya;
9 OP27. Merekomendasikan, dalam hal ini ECOSOC untuk mengirimkan laporan tentang Komisi dalam sesi ke empatpuluh-tujuh pada sesi khusus pada Majelis Umum.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciNaskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan
Lebih terperinciDeklarasi Dhaka tentang
Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi
Lebih terperinci9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA
9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di
Lebih terperinciPengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:
Lebih terperinciMENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER
MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER Dian Kartikasari, Seminar Nasional, Perempuan dan SDG, Koalisi Perempuan Indonesia, Jakarta, 20 Januari 2016 SDG SDG (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Dr. Wartanto (Sekretaris Ditjen PAUD dan Dikmas) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TUJUAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciK 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000
K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPerempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women
Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Stand Alone Goal Prinsip Stand Alone Goal: 1. Kesetaraan Gender 2. Hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. 3. Pemberdayaan
Lebih terperinciR-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958
R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan
Lebih terperinciK182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK
K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciKOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.
1 KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 at 45 (1994) KOMITE HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA, komentar umum no. 2.
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciK143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975
K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang
Lebih terperinciR-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981
R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan
Lebih terperinciK111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinci23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
23 Oktober 2017 Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Setelah mengikuti siklus ketiga Tinjauan Periodik Universal (Universal Periodic Review - UPR) Indonesia, saya menyambut
Lebih terperinciKebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012
Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi
Lebih terperinciSTRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN OLEH: DEPUTI BIDANG PUG BIDANG POLITIK SOSIAL DAN HUKUM Disampaikan
Lebih terperinciK144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL
K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL 1 K-144 Konsultasi Tripartit untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar-Standar Ketenagakerjaan Internasional
Lebih terperinciDEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA
DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden
Lebih terperinciDEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19
Lebih terperinciDistr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris
Perserikatan Bangsa-bangsa Majelis Umum Distr.: Terbatas 15 Oktober 2004 A/C.3/59/L.25 Asli: Bahasa Inggris Sidang kelimapuluhsembilan Komisi Ketiga Agenda urutan 98 Pemajuan wanita Australia, Austria,
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinciK187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010
Lebih terperinci4. Metoda penerapan Konvensi No.111
Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciR-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997
R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas
Lebih terperinciAnnex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Diambil dan terbuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan diaksesi oleh resolusi Mahkamah Umum 2200A (XXI) pada 16 Desember 1966, berlaku
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciK122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja
K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 1 K 122 - Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciINPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
LAMPIRAN INSTRUKSI NOMOR : 14 TAHUN 1999 TANGGAL : 7 OKTOBER 1999 PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA I. UMUM 1. Penduduk merupakan titik sentral dari pembangunan yang berkelanjutan,
Lebih terperinciKonvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952
Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952 Komperensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional, Setelah disidangkan di Jeneva oleh
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciOutline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs
Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran
Lebih terperinciR197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 R-197 Rekomendasi Mengenai Kerangka Promotional Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciR-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951
R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 2 R-90 Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciAnnex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Annex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya I. Signifikansi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya 1. Sejak Prinsip Limburg diadopsi pada tahun 1986, kondisi ekonomi
Lebih terperinciStatement INFID Menyambut UN High Level Event on MDGs, 25 September 2008
( NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations, Ref. No : D1035 ) Jl. Mampang Prapatan XI No. 23, Jakarta 12790- Indonesia * Phone (62-21) 79196721, 79196722,
Lebih terperinciPembela Hak Asasi Perempuan tentang DEKLARASI ASEAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA
Pembela Hak Asasi Perempuan tentang DEKLARASI ASEAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA PRINSIP Kaukus Perempuan Asia Tenggara tentang ASEAN1, yang juga dikenal sebagai Kaukus Perempuan, berkomitmen untuk menegakkan
Lebih terperinciPerdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919
Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 SEKILAS TENTANG ILO Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan
Lebih terperinciKesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting
Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar 1. Menguraikan tentang konsep dan
Lebih terperinciK100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA
K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar
Lebih terperinci1. Mengelola penyampaian bantuan
KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang
Lebih terperinciKEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA Penduduk Indonesia 231 Juta 49,9% Perempuan Aset dan Potensi,
Lebih terperinciK105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA
K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan
Lebih terperinciK150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi
K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciMAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M
INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Oleh: Antarini
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciAsesmen Gender Indonesia
Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2
Lebih terperinciDefinisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.
Definisi Global Profesi Pekerjaan Sosial Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berdasar pada praktik dan disiplin akademik yang memfasilitasi perubahan dan pembangunan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan
Lebih terperinciR198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA
R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan kependudukan adalah
Lebih terperinciPengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin
Bahan Bacaan: Modu 2 Pengertian Anak Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin A. Situasi-Situasi yang Mengancam Kehidupan Anak Sedikitnya
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals atau disingkat MDG s dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang merupakan paradigma pembangunan global
Lebih terperinciMengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting
Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Menetapkan konsep
Lebih terperinciK177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)
K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciIndonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016
Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016 Indonesia menuntut peranan negara-negara G-20 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Sejumlah isu dibahas dalam 'working
Lebih terperinciUNDANGAN PENGAJUAN MAKALAH
UNDANGAN PENGAJUAN MAKALAH Didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) UNICEF Indonesia dan Lembaga Penelitian SMERU mengundang Anda untuk mengajukan makalah untuk dipresentasikan dalam:
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinciK 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992
K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciDiadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002
Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1
KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 MUKADIMAH Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan dalam Piagam Perserikatan
Lebih terperinciSOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL
SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION The WHO Global Code of
Lebih terperinciR201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011
R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak
Lebih terperinciKatalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat
Katalog BPS: 4201005 KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat 4 GENDER 3 Kesehatan Seksual dan Reproduksi 2 Kependudukan dan Keluarga Berencana 1 PENGANTAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan
Lebih terperinciMenilai Pekerjaan Layak di Indonesia
Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Reproduksi 2.1.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas
Lebih terperinciLOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden
Lebih terperinciPeta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016
Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016 Illustratie Dick Bruna copyright Mercis bv, 1997 Dokumen Hasil Konferensi Global Pekerja Anak Den
Lebih terperinci(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan
Lebih terperinciDiadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH
Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis
Lebih terperinciNaskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional
Naskah Recommendation Rekomendasi tentang concerning HIV dan HIV AIDS and AIDS dan anddunia the World Kerja, of2010 Work, (No. 2010 200) (No. 200) Organisasi Perburuhan Internasional 1 Konferensi Perburuhan
Lebih terperinciK 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949
K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini
Ringkasan Eksekutif Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini Visi Save the Children untuk Kerangka Kerja Pasca 2015 Mengatasi kemiskinan bukanlah tugas sosial, melainkan tindakan keadilan. Sebagaimana
Lebih terperinciK 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciBerbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY
Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY Kesehatan-sehat Kondisi yang bebas dari segala macam penyakit Sehat secara fisik, psikis/mental, seksual, sosial dan ekonomi dalam satu kesatuan utuh. Reproduksi
Lebih terperinciOleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015
Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015 MDGs (dan dokumen luasnya Millennium Development Goals) diadopsi oleh UN GA September 2000 oleh 189 negara
Lebih terperinciTujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan
: Multi-stakeholder Consultation and Workshop, 26-27 April 2017, Jakarta, Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan Hak Asasi Perempuan Pelarangan diskriminasi
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMemutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin
Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin Saat ini, jaminan hak asasi manusia di Indonesia dalam tataran normatif pada satu sisi semakin maju yang ditandai dengan semakin lengkapnya
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciKerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia
Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS DI TEMPAT KERJA Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
Lebih terperinciDEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Majelis Umum, Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Desember 1993 [1] Mengikuti perlunya penerapan secara
Lebih terperinciK87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI
K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI 1 K 87 - Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi
Lebih terperinciThe translation of the document is a courtesy of the Government of Indonesia.
1 2 3 Translation accuracy is not guaranteed nor implied. If any questions arise related to the accuracy of the information contained in the translation, please refer to the New Urban Agenda document endorsed
Lebih terperinciMENTRANSFORMASI DUNIA KITA: AGENDA 2030 UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
Dokumen terjemahan atas Outcome Document Transforming OurWorld: The 2030 Agenda For Sustainable Development AGENDA 2030 UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN MENTRANSFORMASI DUNIA KITA: AGENDA 2030 UNTUK
Lebih terperinciKUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI
KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI Budaya PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Infrastruktur dan Lingkungan Hidup KESEHATAN PENDIDIKAN KETAHANAN PANGAN, IKLIM INVESTASI
Lebih terperinciPERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU
PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU encegahan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan pemenuhan kebutuhan melalui KB adalah langkah besar menuju perbaikan kesehatan ibu dan pengurangan
Lebih terperincikomisi penanggulangan aids nasional
1 komisi penanggulangan aids nasional Pendahuluan: Isi strategi dan rencana aksi nasional penanggulangan HIV dan AIDS ini telah mengacu ke arah kebijakan yang terdapat dalam RPJMN 2010-2014. Strategi dan
Lebih terperinci