DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Transkripsi

1 2008 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH Jalan RA. Kartini No. 11 Palu - Telp/Fax Website :

2 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 Penanggung Jawab Pelaksana Tim Penyusun : : : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi - dr. Muhammad Saleh Amin, MM - Neltje Podungge, SKM - Bertin Ayu Wandira, SKM., M.Kes - Devi Jhony Christiawan, SKM - Chandra, SE., MPH Redaksi : Jalan Raden Ajeng Kartini No. 11 Palu Palu Telp/Fax (0451) upt_surdatin@yahoo.co.id Website :

3 K A T A P E N G A N T A R Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2008 yang merupakan rangkaian penyajian data/informasi dapat diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah ini merupakan penyajian data/informasi kesehatan dalam bentuk buku yang disusun setiap tahun, yang diharapkan mampu menyajikan data yang lengkap dan akurat. Ketersediaan data yang lengkap dan akurat dewasa ini semakin terasa diperlukan peranannya terutama dalam upaya perencanaan dan evaluasi. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, di mana penduduknya ditandai kemampuan untuk hidup sehat, maka sistem informasi kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan dalam upaya menunjang dan memantau pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan. Oleh karena itu Buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dalam penyusunan rencana pelaksanaan dan pengendalian serta penilaian pelaksanaan program kesehatan di daerah ini. Profil Kesehatan Provinsi merupakan gambaran tentang hasil pelaksanaan program kesehatan baik pelaksanaan program pokok maupun program penunjang. Di samping itu juga disajikan pula berbagai data pencapaian hasil pelayanan kesehatan beberapa tahun terakhir dalam bentuk tabel dan grafik sehingga lebih memudahkan bagi pembaca dalam memanfaatkan data dan informasi yang tersajikan. Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini digunakan data yang bersumber dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta dari berbagai sumber lainnya di luar Dinas Kesehatan seperti : BPS, Bappeda, BKKBN, dan lain-lain. Untuk menjamin akurasi data, maka penyusunan profil diawali dengan pertemuan tehnis pemutakhiran data di Provinsi yang dilakukan pada Minggu III bulan Oktober Sebelum pelaksanaan pemutakhiran data tingkat Provinsi telah didahului dengan pemutakhiran data tingkat Kabupaten sebagai upaya pemenuhan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2008 ii

4 data program yang masih belum lengkap. Ini disebabkan sulitnya mendapatkan data yang mutakhir yang berasal dari Kabupaten/Kota dan pengelola program di Provinsi dan sektor terkait. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan guna peningkatan kualitas profil kesehatan ini di masa mendatang. Untuk Profil tahun 2008 ini penyusunannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Surveilans, Data dan Informasi (SURDATIN). Mengingat keterbatasan tenaga pengelola data di UPT SURDATIN maka Profil Tahun ini disusun dengan sederhana. Disamping itu terdapat pula keterbatasan pengelola data di tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota maupun Provinsi sehingga sangat berpengaruh terhadap percepatan penyusunan Profil Kesehatan ini serta dengan adanya pemekaran Kabupaten/Kota dari 10 Kabupaten/Kota menjadi 11 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah juga berpengaruh dalam pengiriman datanya secara optimal. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, daya dan tenaga dalam penyusunan buku profil kesehatan ini, Palu, Desember 2009 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. Anshayari Arsyad, M.Kes Pembina Tingkat I NIP Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2008 iii

5 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iv v vii x Bab I PENDAHULUAN... 1 Bab II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN... 4 A. Keadaan Penduduk... 5 B. Keadaan Ekonomi... 8 C. Keadaan Pendidikan D. Keadaan Lingkungan E. Keadaan Perilaku Masyarakat Bab III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas B. Morbiditas C. Status Gizi Bab IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang C. Pemberantasan Penyakit Menular D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Dasar E. Perbaikan Gizi Masyarakat F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan G. Pelayanan Kesehatan Dalam Situasi Bencana Bab V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan 77 B. Tenaga Kesehatan 86 C. Pembiayaan Kesehatan 91 Bab VI P E N U T U P LAMPIRAN (TABEL-TABEL). Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 iv

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Wilayah Administrasi Pemerintahan Pada Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Jumlah Presentase Penduduk Sulawesi Tengah Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun Presentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.4 Produk Domestik regional bruto Sulawesi Tengah tahun Tabel 2.5 Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Jenis Kelamin, Melek Huruf dan Buta Huruf di Sulawesi Tengah tahun Tabel 2.6 Jumlah Posyandu menurut starata tahun Tabel 3.1 Prakiraan Angka Kematian Bayi (per KH) tahun Tabel 3.2 Prakiraan Umur Harapan Hidup tahun Tabel 3.3 Tabel 3.4 Pola 10 penyakit terbanyak Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum pemerintah tahun Pola 10 penyakit terbanyak Rawat Inap di Rumah Sakit Umum pemerintah tahun Tabel 3.5 Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas tahun Tabel 3.6 Tabel 3.7 Pola 10 penyakit terbanyak penyebab kematian penderita rawat inap di RSU Pemerintah Tahun KLB Diare menurut jumlah kasus, Attack Rate, dan CFR tahun Tabel 3.8 Jumlah Kasus Rabies di Sulawesi Tengah Tahun Tabel 3.9 Frekuensi, Jumlah penderita dan CFR KLB Campak tahun Tabel 4.1 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru tahun Tabel 4.2 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi peserta KB Aktif tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 v

7 Tabel 4.3 Jumlah Pengidap Infeksi HIV Yang Ditemukan Tahun Tabel 4.4 Data Prevalensi HIV di Provinsi Sulawesi Tengah Untuk Tahun Tabel 4.5 Prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah tahun Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.8 Perkembangan jumlah sarana distribusi obat dan perbekalan kesehatan di Propinsi Sulawesi Tengah Tahun Jenis dan lokasi kejadian bencana di Propinsi Sulawesi Tengah s.d Juli Tahun Kejadian Bencana di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Jumlah Korban Meninggal, Luka, Hilang dan Pengungsi Akibat Bencana di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Tabel 5.1 Perkembangan jumlah Rumah Sakit (Umum dan khusus) dan kepemilikannya tahun Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Jumlah dan rasio tenaga kesehatan menurut 7 kategori per penduduk tahun 2005, 2006 dan Jumlah, Persentase dan rasio per penduduk tenaga kesehatan menurut jenisnya tahun Jumlah Institusi Diknakes menurut jenjang, status kepemilikan dan jumlah peserta didik tahun Tabel 5.5 Jumlah tenaga kesehatan yang tugas belajar tahun Tabel 5.6 Alokasi anggaran kesehatan provinsi Sulawesi Tengah tahun anggaran Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 vi

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1. Komposisi Penduduk Sulawesi Tengah Menurut Golongan Umur Tahun Gambar II.2 Gambar II.3 Gambar II.4 Gambar III.1 Gambar III.2 Gambar III.3 Gambar IV.1 Gambar IV.2 Gambar IV.3 Persentase penduduk yang melek huruf dan buta huruf menurut kabupaten/kota tahun Persentase rumah tangga menurut sumber air bersih tahun Persentase kepemilikan sarana sanitasi dasar tahun Jumlah kasus dan CFR Tetanus Neonatorum tahun Jumlah bayi lahir BBLR dan ditangani tahun Prevalensi balita status gizi buruk dan gizi kurang menurut Indeks Berat Badan, Umur Tahun Persentase cakupan pelayanan K1 & K4 ibu hamil tahun Persentase cakupan pelayanan K4 ibu hamil menurut kabupaten/kota tahun 2008 Persentase cakupan persalinan dan melalui pendampingan tenaga kesehatan tahun Gambar IV.4. Gambar IV.5 Persentase cakupan pertolongan persalinan 0leh tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota Tahun Persentase ibu hamil risiko tinggi komplikasi yang dirujuk menurut kabupaten/kota Tahun Gambar IV.6. Persentase cakupan kunjungan neonatus tahun Gambar IV.7. Gambar IV.8. Gambar IV.9. Persentase cakupan kunjungan neonatus menurut kabupaten/kota Persentase cakupan kunjungan bayi menurut kabupaten/kota tahun Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 vii

9 Gambar IV.10 Persentase Cakupan Imunisasi DPT-1 dan Campak Serta Angka Drop Out (DO) Tahun Gambar IV. 11 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Bumil Tahun Gambar IV.12 Gambar IV.13 Persentase Kelompok Pra-Usila dan Usila Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun Gambar IV. 14 Pencapaian Indikator BOR, GDR, NDR, LOS dan TOI Rumah Sakit Tahun Gambar IV. 15 Persentase Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi di Rujuk dan Mendapat Penanganan Tahun Gambar IV. 16 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Terkena KLB dan Mendapat Penanganan < 24 jam Tahun Gambar IV. 17 Persentase Penemuan dan Penanganan (Pengobatan) Kasus Pneumonia Pada Balita Tahun Gambar IV. 18 Jumlah Kasus DBD ditemukan dan ditangani Tahun Gambar IV. 19 Prevalensi Schistosomiasis di Lindu Tahun Gambar IV. 20 Prevalensi Schistosomiasis di Napu Tahun Gambar IV. 21 Prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah Tahun Gambar IV. 22 Jumlah Institusi Terdaftar dan Dibina Kesehatan Lingkungannya Tahun Gambar IV. 23 Jumlah Balita ditimbang, Berat Badan Naik, dan Balita BGM Tahun Gambar IV. 24 Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali Tahun Gambar IV. 25 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil Tahun Gambar IV. 26 Persentase Pemberian Kapsul Beryodium Pada Wanita Usia Subur di Desa/Kelurahan Endemis Tahun Gambar V. 1 Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 viii

10 Gambar V. 2 Jumlah Puskesmas Pembantu dan Rasionya Terhadap Penduduk Tahun Gambar V. 3 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Tahun Gambar V. 4 Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasionya Terhadap Puskesmas Tahun Gambar V. 5 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Tahun Gambar V. 6 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit dan Rasionya Terhadap Penduduk Tahun Gambar V. 7 Jumlah Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Tahun Gambar V. 8 Perkembangan Jumlah Posyandu Tahun Gambar V. 9 Persentase Tenaga Kesehatan Yang Sudah Mengikuti Jenjang Pendidikan Tahun Gambar V. 10 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Tersebar di 10 Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Gambar V. 11 Persentase Tenaga Kesehatan Menurut Tujuh Kategori di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 Tabel 2 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Tabel 4 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Tabel 5 Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 6 Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 7 Tabel 8 Jumlah kematian ibu maternal menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dan rasio korban luka dan meninggal terhadap jumlah penduduk dirinci menurut kabupaten/kota tahun Tabel 9 AFP Rate, % TB Paru sembuh dan pneumonia balita ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 10 HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual, DBD dan Diare pada balita ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 11 Persentase penderita malaria diobati Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 12 Persentase penderita kusta selesai berobat Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 13 Kasus penyakit filariasis ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 14 Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI) Provinsi Sulawesi Tengah tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 x

12 Tabel 15 Cakupan kuinjungan neonatus bayi dan bayi BBLR yang ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Status gizi balita dan jumlah kecamatan rawan gizi Provinsi Sulawesi Tengah tahun Cakupan kunjungan ibu hamil (K1,K4) dan persalinan ditolong tenaga kesehatan dan ibu nifas Provinsi Sulawesi Tengah tahun Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita, pemeriksaan kesehatan siswa SD/SMP/SMU Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah PUS, peserta KB, peserta KB baru, dan KB aktif menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi Provinsi Sulawesi Tengah tahun Pelayanan KB Baru menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase cakupan desa/kelurahan UCI menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 23 Persentase cakupan imunisasi bayi menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 24 Cakupan bayi, balita yang mendapat pelayanan kesehatan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1, Fe3 menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah wanita usia subur dengan status imunisasi TT menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase akses ketersediaan darah untuk BUMIL dan neonatus yang dirujuk Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatal risiko tinggi/komplikasi ditangani menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (gadar) Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah dan persentase desa/kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 xi

13 Tabel 31 Jumlah penderita dan kematian serta jumlah kabupaten/kota dan desa yang terserang KLB Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 32 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 33 Tabel 34 Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 35 Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2007 Tabel 36 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 37 Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin provinsi sulawesi tengah tahun Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Persentase pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal Provinsi Sulawesi Tengah tahun Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila Provinsi Sulawesi Tengah tahun Cakupan wanita usia subur mendapat kapsul yodium Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase donor darah diskrining terhadap HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kemampuan Labkes dan memiliki 4 spesialis dasar Provinsi Sulawesi Tengah tahun Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah dan persentase posyandu menurut strata dan kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Persentase rumah sehat menurut kabupaten/kota Propinsi Sulawesi Tengah tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 xii

14 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Persentase keluarga memilikia akses air bersih Provinsi Sulawesi Tengah tahun Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) sehat menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase institusi dibina kesehatan lingjungannya Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persentase rumah/bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga medis di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Jumlah tenaga teknisi medis di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 60 Anggaran kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 61 Jumlah sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun Tabel 62 Upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Tabel 63 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah 2008 xiii

15 BAB I PENDAHULUAN Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah adalah gambaran situasi kesehatan di Sulawesi Tengah yang diterbitkan secara berkala setiap tahun sekali sejak tahun Selanjutnya diikuti dengan penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten / Kota pada tahun Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah memuat data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga berencana. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, sesuai dengan petunjuk teknis dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sejak terbitan tahun 1990 sampai dengan terbitan tahun 2000, tahun profil dan isi data berbeda satu tahun. Yaitu misalnya, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2000 berisi data tahun Namun sejak terbitan data tahun 2001, dilakukan perubahan di mana tahun yang tercantum dalam judul Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tersebut disesuaikan dengan isi data dalam Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Contohnya, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2007 berisi data tahun Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan bagian integrasi dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, sejak terbitan tahun 2001, Profil Kesehatan diupayakan untuk lebih berkait dengan Sistem Kesehatan. Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2001 Sistem Kesehatan diarahkan untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2010, dimana Profil Kesehatan bertemakan Menuju Indonesia Sehat Artinya Profil Kesehatan diformat agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat Dengan demikian jelas bahwa tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

16 tahun 2008 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat Didalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 ini, kami menyajikan berbagai informasi, terutama kejadian kejadian dan masalah kesehatan seperti terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan lain-lain. Didalam buku Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kersehatan, (4) Subsistem Sediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan, (5) Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan, dan (6) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 ini berupaya untuk mengacu kepada SKN tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil Kersehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 ini akan terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu : Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 ini dan sistematika dari penyajiannya. Bab II - Gambaran Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Sulawesi Tengah. Selain uraian tentang letak Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

17 geografis, demografis, pendidikan, ekonomi, dan informasi umum lainnya bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan prilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2008 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi dan balita dan ibu hamil. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2008, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2008 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2008 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun Pada Bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per Kabupaten / Kota, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan obat generik, juga tentang distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotek dan Toko Obat. Bab VI - Penutup. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

18 BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN Sulawesi Tengah terdiri atas pulau-pulau dengan karateristik budaya penduduk yang beragam dan adat istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah kabupaten. Pada tahun 2004 secara administratif wilayah Sulawesi Tengah terbagi atas 10 kabupaten dan 1 kota. Wilayah tersebut meliputi 147 kecamatan, 1590 desa dan 143 kelurahan. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan perkabupaten/kota tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 WILAYAH ADAMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 No Kabupaten/Kota Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolitoli Buol Parigi Moutong Tojo Unauna Sigi Palu J U M L A H Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Desa+Kelurahan Total Sumber : BPS Prov. Sulawesi Tengah Tahun 2008 Adapun gambaran umum Sulawesi Tengah dan perilaku penduduk pada tahun 2008 yang diuraikan meliputi : keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

19 A. KEADAAN PENDUDUK Masalah kependudukan di Sulawesi Tengah pada dasarnya meliputi dua hal pokok, yaitu : komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran penduduk yang kurang merata. 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Sulawesi Tengah akan terus bertambah dengan laju pertumbuhan yang cenderung menurun. Pada tahun 1980 jumlah penduduk jiwa, pada tahun 1990 jumlah penduduk jiwa, pada tahun 2000 jumlah penduduk jiwa pada tahun 2005 menjadi jiwa serta tahun 2006 naik menjadi jiwa dan pada tahun 2007 menjadi jiwa dan pada tahun 2008 menjadi jiwa. Berdasarkan sensus penduduk tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa laju pertumbuhan penduduk selama periode sebesar 2.87 % pertahun dan pada periode mengalami penurunan menjadi 2.52 %, untuk periode mengalami penurunan menjadi 1.97% dan pada tahun 2006 naik menjadi menjadi 1.83 %. Sedangkan tahun 2008 turun menjadi 1.76%. 2. Komposisi penduduk a) Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur. Komposisi penduduk pada tahun 2008 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa 29,87 % penduduk Sulawesi Tengah berusia muda (umur 0-14 tahun), 66,69 % berusia produktif (umur tahun) dan hanya 3,43 % yang berusia 65 tahun keatas. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

20 b) Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Sesuai dengan data dari BPS (Sulawesi Tengah dalam Angka) jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2008 adalah sebanyak jiwa, 51% atau jiwa laki-laki dan 49 % atau jiwa perempuan. Berarti rasio jenis kelamin (Sex ratio) penduduk Sulawesi Tengah adalah sebesar 103,85 (sedikit diatas angka 100). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk lakilaki dan perempuan relatif sama (seimbang). Kabupaten dengan sex ratio tertinggi (penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan) adalah kabupaten Tojo Unauna (111,78), sedangkan yang terendah kota Palu (97,66). Komposisi penduduk menurut golongan umur secara rinci disajikan pada tabel 2.2 berikut. No. Golongan Umur(Thn) TABEL 2.2 JUMLAH PERSENTASE PENDUDUK SULAWESI TENGAH MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN Laki-Laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Jumlah ( L + P ) , , , , , , , , , , , ,09 5 > , , ,43 Jumlah Sumber : BPS Prov.Sulteng Tahun 2009 Berdasarkan komposisi penduduk diatas, menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Sulawesi Tengah masih tergolong penduduk muda, berarti jumlah penduduk yang berusia 15 tahun kebawah cukup tinggi yaitu 29,87 % sedangkan penduduk yang berusia tua masih rendah ( 3,43 % ). Adapun gambaran komposisi penduduk Sulawesi Tengah dapat dilihat pada grafik penduduk dibawah ini : % Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

21 GAMBAR. II.1 KOMPOSISI PENDUDUK SULAWESI TENGAH MENURUT GOL.UMUR TH Sumber Data : BPS (Sulawesi Tengah Dalam Angka 2009) 3. Persebaran Penduduk Luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah adalah , Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak jiwa, ini berarti kepadatan rata-rata penduduk di Sulawesi Tengah pada tahun 2008 mengalami kenaikan 0,78 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 35,22 pada tahun Kepadatan penduduk tertinggi adalah di kota Palu sebesar 782 sedangkan yang terendah kabupaten Morowali yang mempunyai luas wilayah terbesar (22,77 %), penduduknya (7,28%) dengan kepadatan penduduk terendah yaitu 11 jiwa per Km2. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

22 TABEL 2.3 PERSENTASE LUAS WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN Kabupaten/Kota 1. Banggai Kepulauan 2. Banggai 3. Morowali 4. Poso 5. Donggala 6. Tolitoli 7. Buol 6. Parigi Moutong 9. Tojo Unauna 10. Kota Palu Luas (Km2) 3.214, , , , , , , , ,00 395,06 Persentase 4,72 14, ,93 15,39 6,00 5,94 9,16 9,84 0,58 Kepadatan Penduduk per Km ,53 30,17 11,19 16,46 43,85 47,45 27,94 57,91 28,28 758, , ,45 44,49 48,10 28,47 58,89 29, Provinsi ,00 100,00 33,58 34,53 36 Sumber : BPS (Sulawesi Tengah dalam angka 2009) B. KEADAAN SOSIAL EKONOMI Masalah ekonomi dapat diketahui dari berbagai indikator antara lain produk domestik regional bruto, angka beban ketergantungan, dan tingkat pendidikan penduduk 1. Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan perekonomian Sulawesi Tengah yang diukur dengan angka produk domestik bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku dan harga konstan. PDRB berdasarkan harga yang berlaku cenderung meningkat dari pada tahun 2007 menjadi pada tahun Demikian halnya dengan PDRB berdasarkan harga konstan meningkat dari pada tahun 2007 menjadi pada tahun Dengan laju pertumbuhan ekonomi 7,76. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan laju pertumnuhan penduuk pada tahun 2007 sebesar 7,99, hal tersebut di sebabkan oleh turunnya PDRB berdasarkan harga konstan dibeberapa sektor seperti Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

23 sektor pertanian, Pertambangan, Industri pengolahan, Bangunan dan sektor Perdagangan hotel restoran. TABEL 2.4 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGAH TAHUN Uraian 2004 (JtRp.) 2005 (JtRp) 2006 (Jt Rp) 2007 (JtRp) 2008 (Jt Rp) - PDRB atas dasar harga yg berlaku - PDRB atas dasar harga konstan PDRB atas dasar harga konstan 2000 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tengah 2. Beban Tanggungan Ratio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya ratio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang tidak produktif. Di Provinsi Sulawesi Tengah angka beban tanggungan pada tahun 2008 mencapai 49,94 artinya bahwa sebanyak ± 50 penduduk usia non produktif ditanggung oleh 100 penduduk usia produktif dengan rasio jenis kelamin sebesar 103,85 (sebanyak 104 penduduk laki-laki terhadap 100 penduduk perempuan). 3. Pola Pengeluaran Rumah Tangga Tingkat kebutuhan/permintaan (demand) terhadap kelompok pengeluaran pada dasarnya berbeda dalam kondisi pendapatan terbatas kita akan mendahulukan kebutuhan makanan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk mengkonsumsi makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan maka lambat laun akan terjadi pergeseran, yaitu penurunan porsi Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

24 pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan atau peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan. Pergeseran komposisi atau pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah, sementara elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada umunya tinggi. Keadaan ini semakin jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan sebagian besar akan digunakan untuk barang bukan makanan (kalau bukan disimpan/ditabung atau di investasikan kembali). Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa pada pengeluaran dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan (ekonomi) penduduk, dan perubahan komposisinya sebagai indikasi perubahan tingkat kejahteraan dengan asumsi bahwa penurunan persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran merupakan gambaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk. Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan didaerah perkotaan di Sulawesi Tengah tahun 2008 telah mencapai Rp yang merupakan penjumlahan dari Sub golongan makanan sebesar Rp dan bukan makanan sebesar Rp , sedangkan didaerah pedesaan tercatat sebesar Rp , berasal dari sub golongan makanan sebesar Rp dan Rp untuk bukan makanan. Dan secara keseluruhan pengeluaran rata-rata perkapita sebulan penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2008 mencapai Rp yang terdiri dari pengeluaran untuk bahan makanan Rp dan pengeluaran untuk bukan bahan Rp C. KEADAAN PENDIDIKAN 1. Kemampuan Baca Tulis Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. di Provinsi Sulawesi Tengah penduduk yang melek huruf tahun 2008 sebesar Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

25 95,35 % dan persentase penduduk yang buta huruf (belum pernah sekolah) sebesar 4,37 %. Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf dan buta huruf tahun dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2.5 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KEATAS JENIS KELAMIN, MELEK HURUF DAN BUTA HURUF DI SULAWESI TENGAH TAHUN Penduduk, 10 tahun Melek Huruf 94,95 94,54 95,37 95,35 Buta Huruf 5,05 5,46 4,63 4,37 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 Persentase tertinggi yang buta huruf terdapat di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 6,97 persen. Hal ini disebabkan karena masih tingginya persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak/belum pernah sekolah di kabupaten tersebut dibanding kabupaten/kota lainnya yaitu mencapai 4,88 persen dan terendah adalah kabupaten Buol sebesar 0,81 persen. Secara umum kemampuan berbahasa indonesia, membaca dan menulis huruf latin pada penduduk 10 tahun keatas, mulai tahun relatif baik, karena persentasenya cukup tinggi diatas 90 persen. Gambaran angka buta huruf dan melek huruf menurut kabupaten tahun 2008 dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR II.2 PERSENTASE PENDUDUK YANG MELEK HURUF DAN BUTA HURUF MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : BPS (Sulawesi Tengah dalam angka 2009) Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

26 2. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal menurut data BPS persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum tamat SD pada tahun 2008 sebesar 8.10%, yang tamat SD sebesar 32.92%, yang tamat SLTP 17,23%, yang tamat SLTA 13,72%, yang tamat diploma 5.16% dan yang tamat Universitas sebesar 3.81%. Sementara yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 3.37%. D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikatorindikator Persentase Rumah Sehat dan Persentase Tempat Tempat Umum Sehat. Selain itu disajikan pula indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga (keluarga) menurut Sarana Tempat Pembuangan Air Besar. 1. Rumah Sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Menurut laporan dari 10 kabupaten/kota bahwa pengawasan perumahan dilakukan melalui kegiatan inspeksi kesehatan perumahan dimana pada tahun 2008 dari 344,957 rumah yang diperiksa didapatkan data bahwa persentase rumah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 232,318 atau sekitar 67,35%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan angka persentase pada tahun 2007 ( 68,38), hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada jumlah rumah tangga yang diperiksa. Dimana pada tahun 2007 jumlah rumah tangga sehat mencapai 242,351 lebih banyak dari jumlah rumah tangga sehat pada tahun Sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan cakupan rumah yang diperiksa di Kab/Kota. Angka tersebut juga masih dibawah target Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

27 Indonesia sehat 2010 yaitu sebesar 80%. Data persentase rumah sehat menurut kabupaten disajikan pada lampiran tabel 47. Rendahnya persentase rumah sehat di Sulawesi Tengah dapat disebabkan antara lain, karena kurangnya pemahaman sektor-sektor terkait terhadap konsep pembangunan berwawasan kesehatan serta rendahnya pembiayaan untuk upaya tersebut. 2. Tempat-tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Data yang diolah dari laporan kabupaten/kota tahun 2008, memperlihatkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 71,72 %, angka tersebut tidak mewakili data Kab/Kota karena masih terdapat 4 Kab/Kota yang datanya tidak lengkap. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan persentase cakupan pada tahun 2007 (63,77%) namun angka tersebut juga tidak mewakili data seluruh Kab/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah karena terdapat 5 Kab/Kota yang datanya tidak lengkap. Sehingga diperlukan upaya peningkatan pemeriksaan TTU sehingga data yang ada lebih lengkap dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pencapaian target indonesia sehat tahun Data persentase TTU sehat menurut kabupaten /.kota disajikan pada lampiran tabel 50. Rendahnya persentase TTU sehat dibeberapa kabupaten dapat disebabkab berbagai faktor antara lain, kurangnya pemahaman pemilik/ pengelola terhadap aspek kesehatan dalam pengelolaan TTU, mudahnya memperoleh perizinan pendirian TTU meskipun belum memenuhi persyaratan kesehatan, dan kurangnya pemeriksaan dan lemahnya pengawasan TTU oleh instansi terkait serta rendahnya porsi anggaran untuk kegiatan tersebut. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

28 3. Akses Terhadap Air Bersih Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan, air kemasan, dan lainnya. Hasil pemutahiran data tahun 2008 menunjukkan bahwa rumah tangga di sulawesi tengah yang menggunakan air bersih dari ledeng (33,76%), sumur gali (35,25%), sumur pompa tangan (19,91%), penampungan air hujan (3,5%), air kemasan (0,7%) dan lainnya (6,79%). Namun data tersebut tidak lengkap karena terdapat beberapa kab/kota yang tidak melapor. Gambaran persentase rumah tangga menurut sumber air bersih yang digunakan dapat dilihat pada gambar II.4 berikut. GAMBAR II.3 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR BERSIH TAHUN 2008 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun Rumah Tangga Menurut Sarana Sanitasi Dasar. Sistem pembuangan rumah tangga ( Sampah,Tinja, dan air limbah rumah tangga) sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan risiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Klasifikasi sarana pembuangan rumah tangga dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang ditimbulkan. Dalam hal ini sistem pembuangan rumah tangga dibedakan dalam 3 (tiga) jenis sarana yaitu jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Persentase Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

29 rumah tangga menurut sarana sanitasi dasar rumah tangga tahun 2008 dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR II.4 PERSENTASE KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR TAHUN 2008 Data tersebut menggambarkan rendahnya kepemilikan rumah tangga akan sarana jamban yaitu hanya 238,543 dari 325,597 atau hanya sekitar 73,26%. Jamban merupakan tempat pembuangan kotoran manusia yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan penyakit. Data tahun 2008 menunjukkan bahwa terdapat 77,27% rumah tangga yang diperiksa jambannya dan hanya 70,33 jamban sehat. Demikian halnya dengan kepemilikan tempat sampah masih rendah yaitu hanya 44,57% dari rumah tangga yang diperiksa. Untuk Pengelolaan limbah rumah tangga dari 260,162 rumah tangga yang diperiksa hanya 68,93% rumah tangga yang memiliki pengelolaan limbah. Rendahnya kepemilikan Sarana sanitasi dasar dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, pendidikan serta ketersediaan sarana. Oleh karena itu diperlukan upaya promosi kesehatan serta adanya dukungan dari sektor lain yang terkait sehingga terjadi peningkatan cakupan kepemilikan sarana sanitasi dasarpada rumah tangga di kab/kota. Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar dikab/kota dapat dilihat pada tabel 49. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

30 E. PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri serta Poskesdes. 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. PHBS pada tatanan Rumah Tangga dinilai berdasarkan 16 indikator yang meliputi 9 indikator perilaku dan 7 indikator lingkungan. Sembilan indikator perilaku ini adalah (1) Perilaku tidak merokok, (2) Persalinan oleh Nakes/ pemeriksaan kehamilan, (3) Imunisasi, (4) Penimbangan Balita, (5) Sarapan pagi, (6) Kepersertaan dana sehat, (7) Kebiasaan mencuci tangan, (8) Kebiasaan menggosok gigi, (9) Olahraga/aktivitas fisik. Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) Sarana air bersih, (2) Jamban, (3) Tempat sampah, (4) Sarana pembuangan air limbah, (5) Ventilasi rumah, (6) Kepadatan rumah, dan (7) Lantai rumah. Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Sehat 1 yaitu bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (2) Sehat 2 yaitu bila keluarga perperilaku positif 25% - 49% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (3) Sehat 3 yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari jumlah seluruh indikator PHBS, dan (4) Sehat 4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari jumlah seluruh indikator PHBS. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

31 Pada tahun 2008 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Sehat di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebanyak 56,51% dari 55,712 jumlah rumah tangga yang dipantau, ini berarti masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu 65%. Rumah ber PHBS menurut kabupaten dapat dilihat pada lampiran tabel Posyandu Purnama dan Mandiri Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu : 1) Posyandu Pratama, 2) Posyandu Madya, 3) Posyandu Purnama dan 4) Posyandu Mandiri. Berdasarkan Profil UKBM Propinsi Sulawesi Tengah, pada tahun 2008 jumlah Posyandu di Sulawesi Tengah adalah sebanyak unit. Tingkat perkembangan Posyandu dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2.6 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA TAHUN NO Strata Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Posyandu Pratama , , , Posyandu Madya , , , Posyandu Purnama , , , Posyandu Mandiri 38 1, , , Jumlah Sumber : Seksi PSM Dinkes Prop.Sulteng Tahun 2008 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Posyandu yang terbanyak sampai tahun 2008 adalah Posyandu Pratama, yaitu sebesar 42.97%, Posyandu Madya sebesar 36.46%. Sedangkan Posyandu Purnama sebesar 18.74% dan Mandiri Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

32 baru mencapai 1.83%. Bila dilihat perkembangan Posyandu menurut strata selama tiga tahun terakhir, maka dapat dikatakan bahwa kualitas Posyandu cenderung tidak mengalami perkembangan. Hal ini diperkirakan antara lain karena pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai tahun 2001, telah mengakibatkan perubahan struktur organisasi pemerintahan di daerah, yang berdampak antara lain pada berkurangnya pembinaan peran serta masyarakat, termasuk Posyandu. Untuk itu sangat dibutuhkan peran aktif dari Kabupaten / Kota untuk tetap meningkatkan Program-program kesehatan dasar. Jumlah dan persentase Posyandu menurut strata dan Kabupaten / Kota dapat dilihat pada lampiran tabel Pos Kesehatan Desa Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terutama (1) pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. (2) Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi), (3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, dan (4) Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya. Poskesdes adalah salah satu bentuk UKM yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Dari program dilaporkan bahwa tahun 2008 diperoleh data jumlah desa siaga di Sulawesi tengah adalah sebanyak buah, meningkat sebanyak 360 buah dari tahun Rincian jumlah desa siaga menurut kabupaten/kota disajikan secara rinci pada lampiran tabel 62. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

33 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per Kelahiran Hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) per Kelahiran Hidup, dan Angka Harapan Hidup waktu lahir (Eo). Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Malaria per Penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA+, Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko), Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 Tahun per anak, dan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per Penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan Status Gizi di Bawah Garis Merah pada KMS dan Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi. Selain indikator tersebut diatas, disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan yaitu Angka Harapan Hidup (Eo), dan Angka Kesakitan beberapa penyakit tertentu lainnya. A. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN). Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

34 dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut ini. a. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA-KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi Tengah telah menurun secara bermakna dari 150 per-1000 kelahiran hidup pada tahun 1971 menjadi 52 per kelahiran hidup pada tahun , lebih tinggi dari angka nasional yaitu 40 per kelahiran hidup (Kajian Kematian Ibu dan Anak Badan Litbang Depkes RI) dan Sulawesi Tengah menempati urutan ke 5 tertinggi di Indonesia. Rata-rata perubahan per tahun selama kurun waktu adalah -3,46% dan diperkirakan bahwa tahun 2010 AKB di Sulawesi Tengah akan menurun menjadi 41 per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir tersebut memberi gambaran adanya peningkatan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Penurunan AKB tersebut antara lain disebabkan oleh peningkatan cakupan imunisasi bayi, peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, penempatan bidan di desa. Menurut BPS angka kematian bayi diasumsikan menurun, yang diperkirakan pada periode mencapai 62,98 per-1000 kelahiran hidup (KH) dan pada periode mencapai 48,97 per-1000 KH. AKB cenderung menurun, sebagai dampak dari hasil pelaksanaan pembangunan di segala bidang termasuk pemerataan pelayanan kesehatan sampai ke daerah-daerah terpencil, pemukiman baru dan daerah perbatasan serta ditunjang dengan program penempatan bidan di desa yang dimulai sejak tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

35 Berdasarkan angka survei SDKI (Comunity Based) tahun 2007 diperoleh angka sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan dari Program (Subdin Binkesmas) di laporkan bahwa Angka Kematian Bayi tahun 2007 adalah sebesar 12,4 per-1000 KH (Facility Based) dan pada tahun 2008 turun menjadi 11,5 per 1000 KH. Data kematian bayi menurut kabupaten/kota dapat dilihat lebih rinci pada lampiran Tabel 6. Kabupaten/kota dengan angka kematian bayi tertinggi di Parigi Moutong (12,7% 0 KH), sedangkan yang terendah adalah di Banggai Kepulauan (8,2% 0 KH). b. Angka Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Perinatal (AKP) AKB dapat dirinci menurut kelompok umur yaitu kematian Neonatal (Kematian bayi umur < 1 bulan) dan kematian Post-Neonatal (Kematian Bayi umur 1-11 bulan). AKN di Sulawesi Tengah menurun dari 43,7 per 1000 KH pada tahun 1997 menjadi 24 per 1000 Kh pada tahun 2002, namun masih diatas Angka Nasional (20). Rata-rata penurunan AKN selama tahun adalah -12,0%. Secara nasional rasio kematian AKP terhadap AKN adalah 0,75% (1994). Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi kematian Neonatal terhadap AKB lebih besar dari kontribusi kematian Post-Neonatal. Menurut SKRT tahun 2001 diantara kematian bayi yang tertinggi adalah gangguan Perinatal (34%) dan sebab kematian Neonatal tertinggi adalah Premature, BBLR dan Asfiksia (27%). c. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1000 KH. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, dan penyakit infeksi. Angka Kematian Balita (AKABA) menurut Sensus Penduduk (SP) di Sulawesi Tengah pada tahun 1980 sebesar 193 per-1000 KH turun menjadi Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

36 132 per-1000 KH pada tahun 1990 dan 83 per-1000 KH pada tahun 2000 dan menjadi 71 per-1000 KH (SDKI ). Program melaporkan bahwa angka kematian Balita tahun 2007 sebesar 1,3 per 1000 KH ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka survei SDKI yaitu sebesar 69 per 1000 KH. Pada tahun 2008 angka kematian Balita yang dilaporkan sebesar 2,7 per 1000 KH, meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 diperkirakan AKABA di Sulawesi Tengah akan turun menjadi 51 per-1000 KH. Perkiraan angka kematian bayi dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : TABEL 3.1. PRAKIRAAN ANGKA KEMATIAN BALITA (PER-1000 KH) TAHUN Tahun Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup (KH) SP SP 1990 SP 2000 SDKI SDKI Sumber : BPS Sulawesi Tengah Tahun 2009 d. Angka Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu maternal adalah jumlah kematian hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas per kelahiran hidup. Menurut sensus penduduk (SP) tahun 2000 AKI di Sulawesi Tengah sebesar 517 per kelahiran hidup dan menempati urutan tertinggi ke 7 di Indonesia. AKI Nasional adalah 347 per kelahiran hidup dan merupakan angka tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Pada tahun 2007 AKI secara nasional menurun menjadi 228 per KH. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

37 Sedangkan dari program KIA dilaporkan pada tahun 2008, jumlah kematian ibu maternal adalah sebesar 111 dan dapat dilihat pada lampiran tabel 7. e. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Meningkatnya umur harapan hidup (Eo) waktu lahir, sekaligus memberikan gambaran kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Angka harapan hidup waktu lahir di Sulawesi Tengah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan adanya asumsi kecenderungan angka kematian bayi yang menurun serta perubahan komposisi penduduk (penurunan kelompok umur usia muda dan peningkatan kelompok umur usia tua) pada tahun 1990 umur harapan hidup rata-rata 57,47 dan meningkat pada tahun 2000 menjadi 61,0 dan meningkat menjadi 63,3 pada tahun 2003 dan pada tahun 2004 menjadi 64,6 dan 65,4 pada tahun 2005 dan meningkat lagi menjadi 66,3 pada tahun 2007 dan untuk tahun 2008 menjadi Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. TABEL 3.2 PRAKIRAAN UMUR HARAPAN HIDUP SULAWESI TENGAH TAHUN PENDUDUK SP 1980 SP 1990 SP SDKI Laki-laki 46,85 53,9 59, Perempuan 49,74 57,01 62, Rata-Rata 48,34 57,47 61,0 63,3 64,6-66,3 Sumber : BPS Sulawesi Tengah Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

38 f. Angka Kematian Kasar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk oleh BPS diperoleh data Angka Kematian Kasar (AKK) Sulawesi Tengah tahun 2000 (13,7 per 1000 KH), tahun 2005 ( 13,9 per 1000 KH) dan proyeksi tahun 2010 (14,7 per 1000 KH). Berdasarkan data tersebut terlihat adanya peningkatan jumlah kematian disetiap periode sensus yaitu 5 tahun sekali. B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN) Angka kesakitan penduduk Sulawesi Tengah di dapat dari data yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Dari data pasien rawat jalan di Rumah Sakit selama tahun 2008 diperoleh gambaran/pola sepuluh penyakit terbanyak dimana penyakit Infeksi saluran pernafasan bagian atas menempati ranking teratas (terbanyak) kemudian Dispepsia dan Hipertensi Esensial. Sedangkan yang terendah adalah penyakit Diabetes Mellitus YTT dan Malaria. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. TABEL 3.3 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT JALAN DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2008 NO. GOLONGAN SEBAB SAKIT JUMLAH KASUS PERSENTASE Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas Akut lainnya Dispepsia Hipertensi Esensial (primer) Bronchitis, dan Brokiolitis Cedera YDT,YTT dan daerah badan multipel Penyakit Telinga dan Proseus mastoid TB Paru BTA(+) dgn/tanpa kuman biakan kuman TB Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu Diabetes Mellitus YTT Malaria ,67 14,94 14,21 9,85 9,28 6,76 5,80 5,66 5,14 4,70 Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Jumlah Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

39 Dari data pasien rawat inap di rumah sakit selama tahun 2008 diperoleh gambaran/pola sepuluh besar penyakit terbanyak dimana ranking teratas (terbanyak) adalah penyakit Diare dan Gastroentritis oleh penyebab infeksi tertentu kemudian Malaria, sedangkan yang terendah adalah Diabetes YTT. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 diatas. TABEL 3.4 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2008 NO. GOLONGAN SEBAB SAKIT JUMLAH KASUS PERSENTASE Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi Tertentu (kolitis infeksi) Malaria Gastritis dan Duodenitis Demam Berdarah Dengue Demam Tipoid dan Paratipoid Infeksi saluran bagian atas akut lainnya Hipertensi Esensial (Primer) Skizofrenia, gangguan skizotipal, psikotik akut TB Paru BTA (+) dengan tanpa kuman Diabetes YTT ,78 12,40 10,59 9,22 7,69 6,49 6,38 6,28 5,80 4,31 Jumlah Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Selain dari data sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di RSU juga juga diperoleh data sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas selama tahun 2008 seperti tabel 3.5 berikut ini. TABEL 3.5 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS TAHUN 2008 NO. GOLONGAN SEBAB SAKIT JUMLAH KASUS PERSENTASE Infeksi Akut lain pada saluran pernafasan bagian atas Gastritis Penyakit Tekanan DarahTinggi Penyakit pada system otot dan jaringan penyekat Diare Malaria tanpa pemeriksaan laboaratorium Penyakit kulit alergi Penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas Kecelakaan dan ruda paksa Asma 288, , ,673 11,168 46,29 11, ,72 6,98 6,65 5,12 3,54 2,19 1,79 Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Jumlah Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

40 Dari laporan sepuluh besar penyakit terbanyak tersebut diatas baik rawat jalan maupun rawat inap di RS dan di Puskesmas ternyata penyakit ISPA dan Diare menempati urutan teratas (kasus terbanyak) oleh karena itu kesehatan lingkungan perlu di tingkatkan. TABEL 3.6 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PENYEBAB KEMATIAN PENDERITA RAWAT INAP DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2008 NO. GOLONGAN SEBAB SAKIT JUMLAH KASUS PERSENTASE Diare dan Gastroenteritis Tuberculosis (TB) Paru BTA (+) dgn/tanpa biakan kuman TB TB Paru lainnya Demam Berdarah Dengue Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya Pendarahan Infrakranial Strock tak menyebut perdarahan Pneumonia Penyakit Jantung Iskemik lainnya Malaria (Include All Malaria ,10 15,77 10,37 7,47 5,81 5,81 5,39 4,56 4,56 4,15 Jumlah Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Untuk melengkapi gambaran pola penyakit di Sulawesi Tengah, berikut ini disajikan gambaran Morbiditas yang didasarkan data dari kabupaten/kota dan dari masing-masing program di Provinsi. a. Penyakit Malaria Untuk menggambarkan angka kesakitan, disajikan beberapa angka prevalensi dan insiden dari beberapa penyakit antara lain penyakit Malaria, Demam Berdarah Dengue, Campak, penyakit Zoonotik, AIDS dan HIV, dan penyakit Diare. Pada tahun 2008 tercatat kasus malaria positif sejumlah kasus dengan angka kesakitan 4,5 kasus per penduduk, lebih tinggi bila dibandingkan data pada tahun 2007 yaitu 3,91 untuk jelasnya dapat dibaca pada lampiran tabel 11. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

41 b. Penyakit TB Paru. Sulawesi tengah merupakan daerah ujicoba P2 TB-Paru terpadu, sehingga pemberantasan Penyakit TB-Paru terpadu telah dilaksanakan di Semua Puskesmas. Prevalensi penyakit Tuberkulosis (TB) Paru belum diketahui secara pasti. Data terakhir yang diperoleh dari kabupaten/kota adalah jumlah kasus BTA+ yang diobati dan angka kesembuhannya. Pada tahun 2008 jumlah kasus baru BTA positif yang ditemukan sebesar orang dan angka kesembuhan tahun 2006 sebesar 86,46%. Dari Program dilaporkan bahwa jumlah kematian penyakit TB Paru adalah 38 kasus dan menempati peringkat kedua teratas penyebab kematian di Rumah Sakit. Gambaran penderita TB Paru BTA positif yang terdeteksi disarana pelayanan kesehatan menurut kabupaten/kota pada tahun 2008 (data penderita 2007) disajikan pada lampiran tabel 9. c. HIV/AIDS dan Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual (PMS). Kasus penyakit HIV di Sulawesi Tengah telah ditemukan pada tahun 2007 terdapat 63 kasus yang menyebar di 8 kabupaten/kota. Sedangkan pada tahun 2008 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 21 kasus, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan data pada tahun 2007, Kasus terbanyak adalah di kota Palu yaitu 10 kasus. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Sulawesi Tengah yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

42 d. Acute Flaccid Paralysis. Kasus Acute Paralysis (AFP) yang ada di masyarakat Sulawesi Tengah pada tahun 2008 oleh program dilaporkan bahwa terdapat kasus sebanyak 17 yang tersebar 7 kabupaten/kota, kasus terbanyak terjadi di kabupaten Kota Palu 7 kasus. Gambaran kasus AFP menurut kabupaten/kota pada tahun 2008 disajikan pada lampiran tabel-9. e. Demam Berdarah Dengue (DBD) DBD mulai ditemukan di Sulawesi Tengah sejak tahun 1992 dengan kasus suspect DBD sebanyak 8 orang, pada tahun 1993 meningkat menjadi 17 orang dan meningkat lagi menjadi 44 orang pada tahun Mulai tahun 1996, keadaan di Sulawesi Tengah cukup memprihatinkan karena dari 50 kasus suspect ditemukan 16 penderita yang positif DBD dan terjadi kematian pada 4 penderita (CFR = 25 %) Pada tahun 2007 jumlah kasus yang dilaporkan sejumlah rang dari 8 kabupaten/kota (Banggai, Morowali, Poso, Dongala, Tolitoli, Parigi Moutong, Buol dan Kota Palu) sedang pada kabupaten lainnya tidak ditemukan kasus. Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah 55,75per Data Tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah kasus yang dilaporkan sejumlah orang, kasus ini lebih tinggi dari kasus tahun sebelumnya. Pelunya Promosi Kesehatan di 10 Kabupaten/Kota agar masyarakat tahu pola hidup bersih yang akan berdampak pada penuruna kasus DBD ditahun berikutnya. f. Penyakit Pneumonia Penyakit Pneumonia merupakan penyakit yang harus diperhatikan secara serius mengingat tingginya kematian dan kesakitan penyakit ini terutama pada balita. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

43 Hasil pengumpulan data profil kesehatan kabupaten/kota selama tahun 2008, jumlah penderita balita adalah sebesar orang. Kabupaten dengan balita penderitaa pneumonia terbanyak adalah di Donggala (3.219), Palu (2.600) dan Banggai (2.525). sedangkan yang terendah adalah Banggai Kepulauan (47) dan Tojo Una una (328). Data Pneumonia Balita perkabupaten secara lengkap disajikan pada tabel 9. g. Penyakit Diare Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Sulawesi Tengah dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hasil pengumpulan data dari kabupaten/kota selama tahun 2007 jumlah kasus penyakit Diare pada Balita yang ditemukan di sarana kesehatan adalah sejumlah penderita dengan angka kesakitan penyakit Diare 20,38 per penduduk. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu 18, per penduduk. Pada tahun 2007 terjadi KLB Diare yang tersebar di 15 kecamatan dengan total penderita 715 orang dan kematian 35 orang (CFR 4,9%) Pada tahun 2008 terjadi peningkatan kasus Diare dari tahun sebelumnya yaitu sejumlah dengan angka kesakitan 25,74 per penduduk. Hal tersebut menyebabkan terjadinya KLB Diare yang tersebar di 19 Kecamatan dengan jumlah penderita orang dan kematian 18 orang. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan data KLB tahun Namun karena terbatasnya jenis data, maka pada profil ini tidak dapat disajikan kecamatan yang terkena KLB pada tahun 2007 dan Gambaran KLB, Attack Rate dan CFR Diare dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

44 TABEL 3. 7 KLB DIARE MENURUT JUMLAH KASUS, ATTACK RATE DAN CFR TAHUN Tahun 2004 Yang diserang Jmlh Jmlh Kecamatan Desa 8 11 Jumlah Penduduk Terancam Jumlah Penderita 379 Jumlah Kematian 18 Attack Rate 2,20 CFR % 4, ,63 5, ,74 2, ,66 4, ,60 1,20 Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 h. Penyakit Rabies Penyakit Zoonotik terutama Rabies sering terjadi, merupakan salah satu penyakit yang ditularkan binatang melalui gigitan anjing atau hewan lain seperti anjing dan kera (binatang piaraan). Pada umumnya penyakit ini memiliki risiko kematian yang sangat tinggi terhadap manusia bila tidak dilakukan pencegahan sedini mungkin terhadap kasus gigitan, karena bila terlambat penanganannya hingga timbul gejala penyakit, maka angka kefatalannya (CFR) bisa mencapai / 0. Kasus penyakit rabies di Sulawesi Tengah sejak tahun terus meningkat, menurut laporan program PPM & PL selama tahun 2008 terjadi 550 kasus yang tersebar di 10 kabupaten/kota dengan jumlah kematian 6 orang. Gambaran jumlah kasus rabis tahun 2003 s.d 2008 dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

45 Tahun Gigitan Specimen TABEL 3.8 JUMLAH KASUS RABIES DI SULAWESI TENGAH TAHUN Spesimen Positif Lyssa Kematian Jumlah Yang di Beri Vaksin Jumlah Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 i. Penyakit Filariasis Filariasis (penyakit kaki gajah) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah. Akibat dari serangan penyakit adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles, dan Culex. Pada tahun 1997 rata-rata Mikrofilaria Rate dari daerah-daerah yang disurvei sebesar 5,04% sedangkan pada tahun 1998 menurun menjadi 4,25%. Pada desa-desa yang MF Rate nya >2% dilaksanakan pengobatan masal dengan garam DEC. Dengan adanya strategi pengobatan dengan garam DEC, maka diharapkan suatu saat penyakit ini dapat tereleminir dari Sulawesi Tengah. Pada tahun 2006 di Sulawesi Tengah terdapat penderita Filariasis sebanyak 764 orang dan yang ditangani 269 orang (35%). Dan pada tahun 2008 penderita filariasis hanya terdapat di 6 Kab/Kota ( Banggai Kepulauan, Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

46 Morowali, Poso, Donggala, Parigi Moutong, Tojo Una-Una ) dengan jumlah penderita 152 orang dan jumlah penderita yang ditangani 111 (73%). j. Penyakit Schistosomiasis Penyakit Schistosomiasis merupakan penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah yaitu disekitar Danau Lindu dan Lembah Napu. Penyakit ini di tularkan melalui vektor keong Oncomelania Hupensis Linduensis yang merupakan hospes perantara Cacing Trematoda yang menyebabkan penyakit Schistosomiasis yaitu Schistosoma Japanicum. Kegiatan pemberantasannya secara intensif telah dimulai sejak tahun 1982, yang pada awalnya dititik beratkan pada kegiatan penanganan terhadap manusianya yakni pengobatan penduduk secara masal yang ditunjang dengan kegiatan penyuluhan, pengadaan sarana kesehatan lingkungan, pemeriksaan tinja penduduk, pemeriksaan keong penular dan tikus secara berkala dan rutin. Target pemberantasan penyakit ini adalah menurunkan prevalensi sampai < 1%. Keadaan pada tahun 1998/1999, di daerah Lindu prevalensi pada siklus I 0,68% dan siklus II 0,44%, sedangkan di Napu prevalensi pada siklus I 0,72% dan pada siklus II 0,81%. Pemberantasan penyakit ini dilaksanakan secara lintas program dan lintas sektor untuk pengembangan wilayah endemis Schistosomiasis. Pada tahun 2008 menurut laporan dari Subdin P2PL Prevalensi schistosomiasis di daerah Lindu cyclus I adalah 2,20 dan cyclus II tidak ada data sementara di daerah Napu cyclus I adalah 2,32 dan cyclus II 0,88. Gambaran prevalensi Schistosomiasis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada Bab IV : k. Penyakit Menular Lainnya. Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis dan Hepatitis. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

47 1). Tetanus Neonatorum. Pada tahun 2007 berdasarkan laporan KLB kasus Tetanus Neonatorum yang ditemukan sebanyak 4 kasus yang tersebar di 3 desa dan meninggal 3 orang (CFR 100%). Dari jumlah kasus tersebut diadakan pelacakan penderita namun hasilnya belum diketahui Dari hasil pelacakan kasus Tetanus Neonatorum tahun sebelumnya rata-rata tidak di imunisasi TT Ibu Hamil dan juga pertolongan persalinannya oleh dukun tidak terlatih dan masih tingginya kepercayaan melahirkan dengan pertolongan dukun, sehingga diperkirakan kasus pada tahun 2007 masih terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa perlu dilaksanakannya pembekalan pada tenaga bidan yang akan ditempatkan di desa. Gambaran jumlah kasus dan CFR Tetanus Neonatorum selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.1 berikut, sedangkan jumlah kasus Tetanus Neonatorum selama tahun 2008 disajikan pada lampiran Tabel 31. GAMBAR III.1 JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM TAHUN Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

48 Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa setiap kasus penderita Tetanus Neonatorum semuanya terjadi kematian (CFR : %), ini diduga karena masih tingginya kepercayaan masyarakat kepada dukun. 2). Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Selama tahun 2008 frekuensi KLB Campak menempati urutan kedua, setelah KLB Diare. KLB Campak selama tahun 2008 terjadi sebanyak 2 kali yang tersebar di 2 kecamatan dengan jumlah kasus sebanyak 46. TABEL 3. 9 FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN Tahun 2002 Frekuensi KLB 19 Jumlah Penderita 345 Jumlah Kematian 8 CFR (%) 2, , `9 2 10, , , Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 m. Penyakit Tidak Menular Arus globalisasi di segala bidang semakin meningkat dan telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan. Tanpa disadari perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal dan sebagainya. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

49 Dari program dilaporkan bahwa jumlah penderita rawat jalan di RS penyakit Diabetes dan Hipertensi, menempati urutan 1 dan 5 dari 10 besar penyakit terbanyak tetapi tidak termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap, sedangkan jantung, Tumor, dan gagal ginjal tidak masuk pada 10 besar penyakit baik rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit. C. STATUS GIZI Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator yaitu status gizi bayi yang diukur dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini. a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Secara umum, Propinsi Sulawesi Tengah belum mempunyai angka untuk BBLR yang diperoleh berdasarkan survei. Pada tahun 2008 proporsi BBLR diketahui berdasarkan laporan dari program yang melaporkan kasus BBLR dengan jumlah 596 kasus dan yang ditangani 503 (84%). Gambaran kasus BBLR dari kab/kota disajikan pada lampiran Tabel 15. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

50 GAMBAR III. 2 JUMLAH BAYI LAHIR BBLR DAN DITANGANI TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 b. Gizi Balita Dari hasil pemantauan status gizi (PSG) selama tahun 2008 dari Balita yang di ukur terlihat bahwa (2.10%) yang mengalami gizi buruk, (10.87%) gizi kurang, (85.47%) gizi baik dan (1.46%) balita yang mempunyai gizi lebih. Namun dari 10 kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Tengah hanya 7 Kabupaten /kota yang melapor, 3 diantaranya tidak melakukan Pemantauan Status Gizi (PSG) karena tidak adanya anggaran untuk kegiatan tersebut. Hasil Pemantauan status gizi yang dilakukan pada tahun 2008 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

51 GAMBAR III.3 PREVALENSI BALITA STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG MENURUT INDEKS BERAT BADAN-UMUR, TAHUN Sumber : Subdin Bina Kesmas Tahun 2008 c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Prevalensi GAKY di Provinsi Sulawesi Tengah selama kurun waktu 5 tahun terakhir telah mengalami penurunan sebesar 34 % dari keadaan sebelumnya yaitu 16,5% pada tahun 1998 menjadi 10,8% pada tahun 2003, sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional yaitu 11%. Namun sejak tahun tidak ada lagi pendistribusian garam beryodium ke kabupaten/kota hanya fortifikasi garam yodium sehinga hanya kabupaten /kota yang menganggarkan dana untuk kapsul yodium saja yang melapor. Dari 6 Kabupaten/Kota yang Endemis GAKY hanya 4 Kabupaten/Kota yang melapor. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

52 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan Promotif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

53 Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapat pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ke ibu hamil. Gambaran cakupan ibu hamil K1 dan K4 dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.1 berikut ini. GAMBAR IV.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 ibu hamil selama tahun 2008, dapat dilihat pada Gambar IV.2 dibawah ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

54 GAMBAR IV. 2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Gambaran diatas menunjukkan bahwa Kabupaten/kota dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah di Kota Palu (89,64%), sedangkan cakupan terendah adalah di Kabupaten Parigi Moutong (41,23%). b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan menurun dari 79,12% pada tahun 2007 menjadi 78,86 pada tahun Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun dapat dilihat pada gambar IV.3 berikut ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

55 GAMBAR IV.3 PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DAN MELALUI PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar IV.4 berikut. GAMBAR IV. 4 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

56 Pada gambar IV. 4 tersebut diatas terlihat bahwa cakupan tertinggi dikabupaten Parigi Moutong (91,66%) dan Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Tojo Una-Una (62,29%). c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang dirujuk Pelayanan yang diberikan oleh tenaga bidan di desa dan puskemas untuk kasus ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) yang tidak mampu ditangani dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Dalam hal ini persentase ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi yang dirujuk pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 19,65% bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 sebesar 21,24%. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar IV. 5 berikut ini. GAMBAR IV. 5 PERSENTASE BUMIL RISTI/KOMPLIKASI YANG DIRUJUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

57 Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang dengan cakupan tertinggi adalah di Kabupaten Toli-toli (36,05 %), sedangkan Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Banggai Kepulauan(6,8%). d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun dapat dilihat pada gambar IV.6 berikut ini. GAMBAR IV. 6 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

58 Hasil pemutahiran data Profil Kesehatan/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota tahun 2008 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan neonatus adalah sebesar 82,22%, turun 1,25% dari tahun sebelumnya yaitu 83,47% pada tahun GAMBAR IV. 7 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 e. Kunjungan Bayi Hasil pemutahiran data Profil Kesehatan/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota tahun 2008 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi secara provinsi sebesar 74,06 %. Kabupaten dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi adalah Banggai (87,36%), sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Morowali (57,37%) Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

59 GAMBAR IV. 8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peranserta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil. Menurut hasil pemutahiran data Profil Kesehatan/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota tahun 2008, cakupan pelayanan kesehatan anak balita (prasekolah) sebesar 11,07 % serta pelayanan kesehatan anak siswa SD/MI sebesar 7,64 % rendahnya cakupan pelayanan kesehatan anak sekolah disebabkan oleh banyaknya Kabupaten yang tidak melapor (50%). Data pelayanan kesehatan kelompok anak balita/pra sekolah, kelompok anak sekolah dasar/mi dan kelompok anak usia remaja (SMP/SMU) dapat dilihat pada lampiran tabel 18. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

60 3. Pelayanan Keluarga Berencana Keberhasilan program KB dapat diketahui dari beberapa indikator, pencapaian target KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap Pasangan Usia Subur (PUS), dan persentase peserta KB Aktif Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). 1). Pelayanan Peserta KB Baru Pencapaian target peserta KB baru dari tahun mengalami penurunan yaitu 22,55% pada tahun 2003 menjadi 12,61% pada tahun Persentase peserta KB Baru tertinggi di Kabupaten Morowali (18,34%) dan terendah di Kabupaten Banggai Kepulauan (6,52%). Untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Baru di Sulawesi Tengah tahun dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : TABEL 4. 1 PERSENTASE POLA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB BARU TAHUN Tahun Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Suntik PIL Kondom Implant MOP/MOW Tab. Vagina ,37% 51,48% 42,97% 0,26% 2,31% 0,70% 0,09 % ,32% 44,62% 43,33% 0,12% 4,74% 0,83% 0,04% ,15% 52,16% 40,10% 0,65% 4,40% 0,54% ,53% 49,00% 44,05% 0,65% 4,34% 0, ,68% 48,69% 40,90% 0,73% 7,57% 0,43% ,08% 46,65% 41,49% 0,87% 8,57% 0, ,97% 45,43% 40,20% 3,28% 8,25% 0,88% 0 Sumber : Kanwil BKKBN Prov. Sulteng Tahun 2008 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat persentase penggunaan alat kontrasepsi IUD, Suntik, PIL dan IMPLAN, sedangkan untuk Kondom dan MOP/MOW mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

61 2). Pelayanan Peserta KB Aktif Perkembangan Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS selama dapat dilihat pada gambar IV.9 sebagai berikut : GAMBAR IV.9. PERSENTASE CAKUPAN PESERTA KB AKTIF TERHADAP PASANGAN USIA SUBUR Sumber : Kanwil BKKBN Prov.Sulteng Tahun 2008 Dari gambar tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan cakupan peserta KB Aktif dari 63,74 pada tahun 2007 menjadi 67,88 pada tahun 2008, dengan cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Poso (79,28%) sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Donggala (60,17%). Pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Aktif tahun dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : TABEL 4.2 PERSENTASE POLA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF TAHUN Tahun Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Suntik PIL Kondom Implant MOP/MOW Tab. Vagina ,15% 38,37% 45,49% 0,08% 8,03% 2,31% 0,09 % ,76% 38,01% 43,06% 0,12% 7,31% 2,70% 0,04% ,84% 37,74% 43,79% 0,10% 7,91% 2,60% ,39% 39,20% 42,32% 0,12% 7,16% 1,71% ,27% 39,51% 43,03% 0,12% 7,32% 1,75% ,67% 39,26% 42,85% 0,25% 7,76% 2,21% ,16% 39,78% 42,59% 0,81% 8,44% 2,22% 0 Sumber : Kanwil BKKBN Prov. Sulteng Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

62 4. Pelayanan Imunisasi Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Departemen Kesehatan yang dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian Indonesia Sehat 2010 adalah Persentase Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI). Desa yang mencapai UCI adalah desa yang cakupan imunisasi Campaknya 80%. Dari sejumlah desa/kelurahan yang melapor pada tahun 2008, sebanyak 71% mencapai UCI. Cakupan UCI yang relatif masih rendah antara lain akibat tingginya angka drop out (DO). Hal ini tampak dari masih adanya beberapa Kabupaten dengan angka DO DPT1-Campak yang melebihi batas toleransi (>10%). Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun dapat dilihat pada Gambar IV. 11 berikut ini: GAMBAR IV. 10 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK SERTA ANGKA DROP OUT (DO) TAHUN Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

63 Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 Kali), Hepatitis-B (3 kali) dan imunisasi campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2008 diukur dari cakupan imunisasi Campak. Menurut Subdin P2PL bahwa Kabupaten yang mencapai cakupan tertinggi adalah Kabupaten Buol mencapai (125,66%), sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Morowali (81,94%). Rincian cakupan imunisasi bayi menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 23. Cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun dapat dilihat pada Gambar IV. 11 GAMBAR IV. 11 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2008 Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa pada kurun waktu cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil tidak mengalami perubahan yang bermakna tetapi terlihat stagnan dengan angka cakupan sekitar 70 % Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

64 5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut. Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 12 berikut ini. GAMBAR IV. 12 PERSENTASE KELOMPOK PRA USILA DAN USILA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas Tahun 2008 Gambar di atas menunjukkan presentase kelompok Pra Usila dan Usila yang mendapat pelayanan kesehatan selama tahun meningkat disetiap tahunnya. Data menunjukan bahwa pada tahun 2008 persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menjadi 29,07% lebih tinggi jika dibandingkan data tahun 2007 (19,98%). Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut Kabupaten/Kota disajikan pada lampiran tabel 38. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

65 B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan Rumah Sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan. Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap hasil pengumpulan data selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 13. GAMBAR IV. 13 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN Sumber : Seksi Rumah Sakit Tahun 2008 Berdasarkan gambar tersebut diatas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan selama tahun 2008 naik menjadi dibanding tahun Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

66 2007 sebanyak , demikian halnya pada rawat Inap terjadi peningkatan dari pada tahun 2007 menjadi pada tahun Jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap di sarana pelayanan kesehatan menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 disajikan pada lampiran tabel Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR), dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (NDR). a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR) Angka penggunaan tempat tidur (BOR) adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rata-rata BOR rumah sakit di Sulawesi Tengah pada tahun 2008 adalah 50,9% dengan kisaran terendah 7% (RS Kabelota Donggala) dan tertinggi RSU Undata dan RSU Anutapura masing-masing (78,%) dan 76,8%. b. Rata-Rata Lama Perawatan (LOS) Rata-rata lama perawatan di Rumah Sakit (LOS = Length Of Stay) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. Rata-Rata LOS pada RSU di Sulawesi Tengah pada tahun 2008 adalah sebesar 4,1 hari. LOS tertinggi terdapat di RSJ Madani yaitu 8,7 hari perawatan dan yang terendah di RS Islam Sis Aljufri yaitu 1,0 hari perawatan. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

67 c. Interval Penggunaan Tempat Tidur (TOI/Turn Over Interval) Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari TT tidak terpakai dari saat kosong sampai saat terisi berikutnya. Angka ini merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Standard TOI adalah 1 3 hari. Rata-rata TOI di RSU Sulawesi Tengah tahun 2008 adalah 4 hari, terendah di RSU Ampana (0,5) dan yang tertinggi adalah RS Prof.DR.SJ WOROUW (65,9) hari. Bila dibandingkan dengan standard TOI maka keadaan RSU di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa tingkat efisiensi RSU masih rendah. d. Angka Kematian Umum (GDR/Gross Death Rate) Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar RS per 100 penderita keluar hidup dan mati. Indikator ini menggambarkan kualitas pelayanan suatu RS secara umum, meskipun GDR dipengaruhi juga oleh angka kematian 48 jam yang umumnya merupakan kasus gawat darurat. Rata-rata GDR di RSU Sulawesi Tengah pada tahun 2008 adalah 27,6% 0 GDR tertinggi di RS Sinar Kasih Tentena (50% 0 ) dan yang terendah di RS Wirbuana (1,3% o ). e. Angka Kematian Netto (NDR/Nett Death Rate) Nett Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam pasien rawat inap per 100 penderita keluar (hidup + mati). Indikator ini berguna untuk mengetahui kualitas pelayanan rumah sakit. Rata-rata NDR di RSU Sulawesi Tengah tahun 2008 adalah 13,5 %o, dengan NDR tertinggi di RSU Luwuk (31,3%o) dan yang terendah di RS Banggai Kepulauan (1,1 %o) Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.14 berikut ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

68 GAMBAR IV.14 PENCAPAIAN INDIKATOR BOR, GDR, NDR, LOS DAN TOI RUMAH SAKIT TAHUN Sumber : Seksi Rumah Sakit Tahun 2008 Berdasarkan gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama tahun 2008 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 menjadi 52,7 menjadi 50,9 pada tahun Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, diantaranya semakin meningkatnya jumlah rumah sakit dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi perkembangannya atau perlu adanya pemisahan perhitungan BOR pada Rumah Sakit Khusus. Meningkatnya angka GDR dan NDR pada tahun 2008, perlu ditindaklanjuti dengan strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan. Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur (TOI) dan lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur tidak banyak mengalami perubahan. Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RS menurut Kabupaten/Kota tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran tabel 63. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

69 2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi Hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil kesehatan Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan penanganan kesehatan selama tahun 2008 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun Kabupaten yang cakupannya tertinggi adalah Kabupaten Toli-Toli (36,05%)sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Banggai Kepulauan (6,7%). Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan penanganan kesehatan selama tahun 2008 menunjukkan penurunan menjadi 14,24% dibandingkan cakupan tahun ,55%. Persentase ibu hamil risiko tinggi dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 15. GAMBAR IV. 15 PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI DIRUJUK DAN MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

70 Persentase cakupan pelayanan kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 disajikan tabel Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan. C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita.di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peranserta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperrti berikut ini. 1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulang Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun waktu < 24 jam selama tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

71 95% dibandingkan laporan pada tahun 2007 sebesar 81,17%. Gambaran desa terkena KLB dan penanganan < 24 jam menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 disajikan dalam lampiran tabel 30. Berdasarkan hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil dari Kabupaten/Kota selama tahun jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar IV. 16 berikut. GAMBAR IV. 16 JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM TAHUN Sumber : Profil Kes Kabupaten / Kota Tahun 2008 Sedangkan Subdin P2PL mencatat jumlah kasus KLB selama tahun 2008 sebanyak 10 jenis penyakit dengan jumlah penderita dan 40 kematian. Beberapa penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit Diare (1.505 penderita) dengan 18 kematian (CFR 1,20%), dan Gizi Buruk (20 penderita) dengan 4 kematian (CFR 20%). CFR tertinggi terjadi pada penyakit AFP (CFR 25%) dari 8 penderita (kasus) yang terjadi. Jumlah penderita dan kematian, CFR KLB menurut jenis KLB pada tahun 2008 disajikan pada lampiran tabel 31. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

72 2. Pemberantasan Penyakit Polio. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upayah ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang menyerang masyarakat. Sementara itu cakupan imunisasi Polio pada bayi selama tahun 2008 sebesar 99,80%. Kabupaten/kota dengan cakupan tertinggi adalah di Kota Palu (111,96%), Poso (110,76%), Toli-Toli (106,30%), sedangkan yang terendah adalah di Morowali (80,42%) dan Buol (91,19%). Rincian cakupan imunisasi Polio-3 menurut Kabupaten/Kota tahun 2008 disajikan pada Lampiran Tabel Pemberantasan TB - Paru Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2008 ditemukan TB Paru Klinis sebesar penderita dengan BTA+ sebanyak penderita dan tingkat kesembuhan penderita yang ditemukan tahun 2007 dan berhasil sembuh sebesar 85,62% dengan indikator angka kesembuhan > 85%. Penderita TB yang tidak berhasil sembuh disebabkan karena pengobatan lengkap (berobat tuntas tetapi tidak periksa dahak) (9,16%), meninggal (2,04%), Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

73 pindah (1,17%), default (1,68%) dengan indikator < 5 %, Gagal (0,30%). Persentase TB Paru sembuh dapat dilihat pada lampiran tabel Pemberantasan Penyakit ISPA Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2-ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan yang lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Dari hasil pertemuan pemutahiran data/pengumpulan data profil dari Kabupaten/Kota selama tahun terlihat bahwa persentase cakupan penemuan dan pengobatan Pneumonia pada balita seperti terlihat pada Gambar IV. 17 berikut. GAMBAR IV. 17 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN) KASUS PNEUMONIA PADA BALITA TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

74 5. Penanggulangan Penyakit HIV/AID dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDU), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Kasus penyakit HIV di Sulawesi Tengah telah ditemukan pada tahun 2002 yaitu sebanyak 3 kasus semuanya di kota Palu dan pada tahun 2005 sudah terdapat 22 kasus dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 38 kasus dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 64 kasus yang menyebar di 8 Kabupaten/Kota dengan kasus terbanyak di kota Palu (34 kasus) dan Kabupaten Toli-toli 15 kasus dan terendah di Kabupaten Poso 1 kasus. Pada tahun 2008 jumlah kasus HIV AIDS sebanyak 22 kasus. Lbih rendah dari kasus yang ditemukan pada tahun 2007 dengan kasus terbanyak di kota Palu yaitu 10 Kasus. Dari program dilaporkan bahwa berdasarkan golongan umur, pengidap infeksi HIV yang ditemukan terbanyak pada kelompok umur tahun (16 kasus) kemudian disusul pada kelompok umur tahun (14 kasus), Jumlah pengidap infeksi HIV secara rinci diuraikan pada tabel Iv.4.3 berikut. NO SUMBER PELAPORAN TABEL 4.3 JUMLAH PENGIDAP INFEKSI HIV YANG DITEMUKAN TAHUN 2008 AIDS HIV JUMLAH MENINGGAL 1 RSUD Undata VCT Tondo VCT Natoro VCT PMU Sero Survey Total Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

75 Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Sedangkan prevalensi HIV di Provinsi Sulawesi Tengah menurut laporan sejak tahun 2002 hingga 2008 terdapat kecendrungan peningkatan kasus, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. TABEL 4.4 DATA PREVALENSI HIV DI PROVINSI SULAWESI TENGAH UNTUK TAHUN No. Tahun Jumlah Sampel Darah Yang Diperiksa Jumlah Positif Prevalensi Positif , , , , , , ,42 Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Sulawesi Tengah yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. 6. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperanserta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau angka Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

76 bebas jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga, Menurut laporan dari Bidang Pengendalian Masalah Keehatan pada tahun 2008 terjadi KLB dengan jumlah penderita 130, jumlah penduduk terancam (attack rate 0,35%), CFR = 1,54%.Sedangkan menurut hasil pemutahiran data profil dari Kabupaten/Kota diperolah data jumlah kasus selama tahun 2008 sebesar kasus yang terjadi di 10 Kabupaten/Kota yaitu di Palu, Parigi Moutong, Toli-toli, Donggala, Poso, Morowali, Banggai, Buol, Tojo Una-Una dan Banggai Kepulauan (100% ditangani). Kasus terbanyak terjadi di Palu (834 kasus) dan Donggala (260 kasus), dan yang terendah di Morowali dan Tojo Una- Una masing-masing (1 kasus). Gambaran penemuan dan penanganan penderita DBD menurut hasil pemutahiran data/pengumpulan data dari pemegang program selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar IV.18 berikut ini. GAMBAR IV.18 JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun Pemberantasan Penyakit Malaria Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit malaria disamping pengendalian vektor potensial. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

77 Berdasarkan hasil pemutahiran data/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota data penderita klinis ditemukan tahun 2007 adalah sebesar kasus dan diobati (95,76%). Jumlah kasus malaria positif adalah dengan angka kesakitan 3,91 per penduduk, terjadi sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 3,99 per 1000 penduduk. Dari program dilaporkan bahwa selama tahun 2008 jumlah penderita Klinis sebesar dan diantaranya diperiksa dengan hasil 10,926 yang positif menderita penyakit Malaria. Rincian jumlah penderita malaria yang diobati oleh institusi pelayanan kesehatan pada tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran tabel Pemberantasan Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta Semua pendereita yang ditemukan langsung diberikkan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Klampren, dan DDS selam kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayuanan kesehatan memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Sedangkan berdasarkan hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil Kabupaten/Kota tahun 2008 diperoleh data bahwa jumlah penderita yang ditemukan selama tahun 2007 adalan 400 penderita dan Release From Treatment 380 (RFT 95%). 9. Pemberantasan Penyakit Filaria Filariasis (penyakit kaki gajah) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah. Akibat dari serangan penyakit adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

78 produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles, dan Culex. Pada tahun 1997 rata-rata Mikrofilaria Rate dari daerah-daerah yang disurvei sebesar 5,04% sedangkan pada tahun 1998 menurun menjadi 4,25%. Pada desa-desa yang MF Rate nya >2% dilaksanakan pengobatan masal dengan garam DEC. Dengan adanya strategi pengobatan dengan garam DEC, maka diharapkan suatu saat penyakit ini dapat tereleminir dari Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 di Sulawesi Tengah terdapat penderita Filariasis sebanyak 152 orang dan yang ditangani 111 orang (73,02%). Rincian jumlah kasus Filariasis yang ditangani pada tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran tabel Penyakit Schistosomiasis Penyakit Schistosomiasis merupakan penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah yaitu disekitar Danau Lindu dan Lembah Napu. Penyakit ini di tularkan melalui vektor keong Oncomelania Hupensis Linduensis yang merupakan hospes perantara Cacing Trematoda yang menyebabkan penyakit Schistosomiasis yaitu Schistosoma Japanicum. Kegiatan pemberantasannya secara intensif telah dimulai sejak tahun 1982, yang pada awalnya dititik beratkan pada kegiatan penanganan terhadap manusianya yakni pengobatan penduduk secara masal yang ditunjang dengan kegiatan penyuluhan, pengadaan sarana kesehatan lingkungan, pemeriksaan tinja penduduk, pemeriksaan keong penular dan tikus secara berkala dan rutin. Target pemberantasan penyakit ini adalah menurunkan prevalensi sampai < 1%. Keadaan pada tahun 1998/1999, di daerah Lindu prevalensi pada siklus I 0,68% dan siklus II 0,44%, sedangkan di Napu prevalensi pada siklus I 0,72% dan pada siklus II 0,81%. Pemberantasan penyakit ini dilaksanakan secara lintas program dan lintas sektor untuk pengembangan wilayah endemis Schistosomiasis. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

79 Pada tahun 2008 menurut laporan dari Subdin P2PL Prevalensi schistosomiasis di daerah Lindu cyclus I adalah 2,20 dan cyclus II tidak ada data sementara di daerah Napu cyclus I adalah 2,32 dan cyclus II 0,88 Gambaran prevalensi Schistosomiasis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini : TABEL 4.5 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH TAHUN No Lokasi Lindu Napu Sulteng Cycl. I 0,57 0,69 0, Cycl. Cycl Cycl. Cycl.I Cycl. I II.II I I 0,54 0,17 O,17 0,66 0,40 0,63 0,52 1,28 1,02 0,64 0,61 0,40 1,01 0,93 0,57 Cycl. Cycl.I Cycl Cycl Cyc I Cyc I I I II II 0,52 0,23 1,40-2,20 0 1,55 1,21 1,14 1,84 2,32 0,88 1,19 0,76 1,20-4,52 0,88 Sumber : Subdin P2PL Tahun 2008 Dari data tersebut diatas gambaran prevalensi Schistosomiasis di Lindu dan Napu dapat dilihat pada gambar IV.19 dan IV.20 sebagai berikut : GAMBAR IV.19 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI LINDU TAHUN GAMBAR IV.20 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI NAPU TAHUN Sumber : Subdin Bina P2 Dinkes Tahun 2008 Sumber : Subdin Bina P2 Dinkes Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

80 Sedangkan gambaran prevalensi penyakit Schistosomiasis di Sulawesi Tengah tahun dapat dilihat pada Gambar IV.21 berikut. GAMBAR IV. 21 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH TAHUN Sumber : Subdin Bina P2 Dinkes Tahun 2008 D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU). 1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

81 pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil kesehatan dari Kabupaten/Kota selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat dilihat pada Gambar IV. 22 berikut. GAMBAR IV. 22 JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA TAHUN 2008 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2008 Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama tahun 2007 sebanyak 4,210 dan 3.157, angka tersebut tidak dapat menggambarkan situasi Sulawesi Tengah karena beberapa Kabupaten tidak melaporkan datanya. Sedangkan pada tahun 2008 Jumlah Institusi yang yang dibina mengalami peningkatan dibanding cakupan Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya menurut Kabupaten/Kota tahun 2008 tidak dapat diuraikan disini karena banyak data yang tidak tersedia dapat dilihat pada lampiran tabel Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat Umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, restauran, bioskop, pasar terminal dan lain-lain. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

82 Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan. Pengawasan terhadap TTU dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat. Hasil pemutahiran data/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota selama tahun 2008 dari fasilitas TUPM yang dilaporkan sebanyak (90,31%) telah dilakukan pemeriksaan dan (71,72%) yang memenuhi syarat (sehat). Kabupaten/Kota dengan persentase tertinggi TUPM sehat adalah Banggai Kepulauan (96,84%), Tojo Una-Una (81,22%) sedangkan yang terendah adalah Kota Palu (37,01%). E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vit A, gangguan akibat kekurangan Yodium, dan anemi gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data profil kesehatan dari Kabupaten/Kota gambaran dari pemantauan balita tahun 2008 dapat dilihat dalam Gambar IV. 23 berikut ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

83 GAMBAR IV. 23 JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM TAHUN Sumber : Seksi Gizi Tahun 2008 Melihat gambar diatas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi dibanding tahun 2007 sebesar Dari jumlah balita ditimbang hanya 79,45% yang menunjukkan kenaikan berat badan. Untuk balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) selama tahun 2008 terjadi penurunan balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) dibandingkan tahun Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran tabel Pemberian Kapsul Vitamin A. Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak dua kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan satu kali Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.24 berikut, Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

84 GAMBAR IV.24 JUMLAH BALITA MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A DUA KALI TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa jumlah balita pada tahun 2008 turun dibandingkan dengan tahun 2007, Demikian pula dengan cakupan Vitamin A turun dibandingkan tahun 2007 hal tersebut terjadi karena adanya perubahan jumlah balita dari tahun sebelumnya yang mempengaruhi jumlah cakupan. Gambaran secara rinci hasil cakupan balita yang diberi vitamin A dua kali menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran tabel Pemberian Tablet Besi. Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun dapat dilihat pada Gambar IV.25 berikut ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

85 GAMBAR IV. 25 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe-3) dari tahun mengalami kenaikan, namun pada tahun 2008 turun, sesuai dengan grafik diatas. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut Kabupaten/Kota tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran Pemberian Kapsul Minyak Beryodium Pemberian kapsul minyak beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal. Hasil pemberian kapsul minyak beryodium pada kelompok wanita usia subur di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.26 dibawah ini. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

86 GAMBAR IV. 26 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS TAHUN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2008 Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa cakupan pemberian kapsul beryodium pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2008 yaitu 60,15% lebih rendah dibandingkan data tahun 2007 yaitu 92,68%. Menurut hasil pengumpulan data dari Kabupaten/Kota ternyata hanya 4 Kabupaten yang mempunyai data pemberian kapsul beryodium, Kabupaten/Kota tersebut adalah Morowali, Poso, Donggala dan Palu sedangkan Kabupaten lainnya tidak ada data. Gambaran secara rinci hasil pemberian kapsul beryodium menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 dapat dilihat pada pada Lampiran tabel 40. F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

87 pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2)mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan. Perkembangan jumlah sarana distribusi obat dan perbekalan kesehatan di provinsi sulawesi tengah tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel. 4.6 PERKEMBANGAN JUMLAH SARANA DISTRIBUSI OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 No Jenis Sarana Toko Obat Apotek Pedagang Besar Farmasi Pedagang Besar Alkes Sub penyalur Alkes GF/Instalasi Farmasi T a h u n Sumber : Seksi Farmasi Dinkes Prov Sulteng Tahun 2008 G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Setiap Kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan kesehatan dan kematian. Bencana alam yang terjadi di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah telah banyak menimbulkan korban meninggal, hilang dan pengungsi. Jenis dan lokasi kejadian bencana yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2008 dapat di lihat pada tabel 4.7 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

88 No. Jenis Bencana TABEL 4.7 JENIS DAN LOKASI KEJADIAN BENCANA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH JANUARI S.D JULI TAHUN 2008 Kabupaten Kejadian Bencana Lokasi Kejadian 1 Banjir Buol Kec. Lipunoto, Paleleh,Tiloan, Momunu, Bukal dan 2. Angin Putting Beliung Tojo Una-Una Donggala Tolitoli Morowali Parigi Moutong Poso Banggai Palu Toli-Toli Bokat Desa Gandalasari, Korondoda, Kec. Tojo Bahari. Desa Kabalo, Mawomba, Kec. Tojo Barat. Desa Longe, Balingara, Bulan Jaya,Giri Mulya, Wanasari, Kec. Ampana Tete Desa Tampanombo, Kec. Ulubongka Desa Batusuya Goo, Kec. Sindue Tombusabora Desa Sidondo I, Kec. Biromaru Desa Sidoarjo, Kec. Baolan Kelurahan Tuweley, Panasakan, Kelurahan Baru, Kec. Baolan Kelurahan Sidoarjo Baru, Desa Tambun, Kec. Baolan. Desa Lasampi, Pebatae, Kec. Bumi Raya Desa Kalombang, Woomparigi, Tokala Atas, Tanakuraya, Posangke, Taronggo, Uemasi, Sitili, Ueruru, Boba, Tirongan Bawah, Tirongan Atas, Opo,Lemo, Kec. Bungku Utara Desa Suli, Sausu Trans, Sausu Piore, Torono, Pakareme, Kec. Sausu Desa Tambarana, Kilo, Tri Mulya, Kec. Poso Pesisir Desa Tubelombang, Balingara Kec. Nuhon Desa Arga Kenjana, Karang Anyar, Mina Karya, Saluan Kec. Toili Desa Kayoa, Desa Sinorang, Bone Balantak, Sp A, Sp B, Sp C, Moleo Jaya Maing, Kec. Batui Kelurahan Baru, Ujuna, Lere, Nunu, Lolu Utara, Lolu Selatan,Besusu Barat Kelurahan. Panasakan,Kec. Baolan Desa Kalangkangan, Kec. Galang 3. Kecelakaan Laut Morowali Kecamatan Bahodopi Sumber : Seksi PDL dan Kesehatan Matra Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

89 TABEL 4.8 KEJADIAN BENCANA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 No Kabupaten B e n c a n a Banjir Kecelakaan Laut Kebakaran 1 Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolis Buol Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Jumlah Sumber : Seksi PDL dan Kesehatan Matra Tahun 2008 Gempa Bumi Angin Topan Jumlah korban meninggal, hilang dan pengungsi akibat bencana yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 4.9 JUMLAH KORBAN MENINGGAL, LUKA, HILANG DAN PENGUNGSI AKIBAT BENCANA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 No Kabupaten K o r b a n Meninggal Luka Hilang Pengungsi Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolis Buol Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Jumlah Sumber : Seksi PDL dan Kesehatan Matra Tahun 2008 Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

90 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Institusi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan-kegiatan antara lain ; Pembinaan kesiapsiagaan bencana dan PB pada 10 Kabupaten/Kota serta pada Puskesmas yang rawan bencana,gladi penanggulangan banjir (gladi lapangan) bersama lintas program dan lintas sektor yang dikoordinir oleh Satkorlak PB Sulawesi Tengah, menyiagakan seluruh rumah sakit di Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk penangnan korban rujukan, pelatihan rapid health assesment,mobilisasi petugas kesehatan ke daerah yang terkena bencana, mendistribusikan obat-obatan dan bahan habis pakai serta bahan lainnya ke Kabupaten/Kota yang mengalami bencana. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah

91 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut : A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Pada periode tahun , jumlah puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 132 unit pada tahun 2002 menjadi 149 unit pada tahun 2006, meningkat lagi menjadi 161 pada tahun 2007dan pada tahun 2008 bertambah lagi menjadi 162 (Puskesmas Perawatan sebanyak 69 Puskesmas dan Puskesmas Non Perawatan sebanyak 93 Puskesmas. Pada periode tahun itu, ratio Puskesmas terhadap penduduk cenderung meningkat dari 6,72 per penduduk pada tahun 2007 menjadi 6,73 per penduduk pada tahun Ini berarti pada periode tahun itu setiap penduduk rata-rata dilayani oleh 6-7 unit Puskesmas. Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata penduduk, maka jumlah Puskesmas per penduduk pada tahun 2008 rata-rata 2,03 unit, mengalami sedikit kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 2,02 unit per penduduk. Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung menurun dari 761 unit pada tahun 2002 menjadi 716 unit pada tahun 2006 dan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

92 turun sedikit menjadi 715 karena adanya peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas. Sementara itu rasio Puskesmas Pembantu terhadap penduduk juga cenderung naik dari 29,84 pada tahun 2007 menjadi 30,22 pada tahun Ini berarti setiap penduduk dilayani oleh 30 unit Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas dan rasionya terhadap penduduk selama tahun dapat dilihat pada gambar V. 1 berikut. GAMBAR V.1 JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK TAHUN Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap penduduk pada tahun dapat dilihat pada Gambar V.2 berikut ini. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

93 GAMBAR V.2 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK TAHUN Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Berdasarkan jumlah Puskesmas dan jumlah Puskesmas Pembantu pada tahun , maka rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas ratarata 5:1, artinya setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 4-5 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta di wilayah atau pulaupulau yang terpencil. Pada tahun perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 64 unit pada tahun 2007 meningkat menjadi 69 unit pada tahun 2008.Terjadinya peningkatan jumlah Puskesmas Perawatan ini karena adanya Puskesmas yang dialihkan statusnya menjadi puskesmas Perawatan. Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun dapat dilihat pada Gambar V.3 berikut. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

94 GAMBAR V.3 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN TAHUN Sumber : Subdin Yanmed Tahun 2008 Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling baik puskesmas keliling kendaraan roda empat (R4 mobil) maupun puskesmas keliling perahu bermotor (PB) pada tahun 2008 sebanyak 183 Unit terdiri dari 165 unit Pusling R-4 DAN 18 Unit Pusling PB. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya terhadap Puskesmas pada tahun tahun disajikan pada Gambar V.4 berikut ini. GAMBAR V.4 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN Sumber : Subdin Yadmed Tahun 2008 Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

95 2. Rumah Sakit sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) tahun dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM DAN KHUSUS) DAN KEPEMILIKANNYA TAHUN Pengelola/kepemilikan - Pemerintah - TNI/POLRI - Swasta - RS Khusus JUMLAH//T A H U N JUMLAH Sumber : Subdin Yanmed Tahun Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) cenderung meningkat. Selain Rumah Sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun ada kenaikan tempat tidur Rumah Sakit. Situasi perkembangan jumlah tempat tidur rumah sakit secara ringkas dapat dilihat pada gambar V. 5 sebagai berikut. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

96 GAMBAR V. 5 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT TAHUN Sumber : Subdin Yanmedik Tahun 2008 Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik tempat tidur rumah sakit umum maupun tempat tidur rumah sakit khusus. Pada tahun , rasio tempat tidur rumah sakit per penduduk cenderung meningkat dari 54,9 per penduduk pada tahun 2002 dan 52,6 per penduduk pada tahun 2003 menjadi 55,2 per penduduk pada tahun 2004 dan 59,9 per penduduk pada tahun 2005 kemudian naik lagi menjadi 66,2 per penduduk pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 74,96 pada tahun Demikian halnya pada tahun 2008 meningkat menjadi 80,91. Jumlah tempat tidur Rumah Sakit (RS) dan rasionya per penduduk pada tahun disajikan pada gambar V.6 dibawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

97 GAMBAR V. 6 JUMLAH TEMPAT TIDUR RS DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK TAHUN Sumber : Subdin Yanmedik Tahun Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan Farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan Alat Kesehatan (ALKES) tidak dapat diuraikan disini karena tidak tersedia datanya. Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun disajikan pada gambar V.7 dibawah ini GAMBAR V.7 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALKES TAHUN Sumber : Subdin Yanmed (Seksi Farmasi) Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

98 4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masysrakat. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5(lima) program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2008 jumlah Posyandu sebanyak buah. Jumlah posyandu ini meningkat dibandingkan jumlah Posyandu tahun 2007 yaitu buah. Perkembangan jumlah Posyandu selama tahun dapat dilihat pada Gambar V.8 berikut. GAMBAR V.8 PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU TAHUN Sumber : Subdin Binkesmas ( Profil UKBM ) Tahun 2008 Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 Penanggung Jawab Pelaksana Tim Penyusun : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi : - dr. Muhammad

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2006

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2006 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2006 SULTENG SEHAT 2010 Kab. Tolitoli Kab. Buol PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH TAHUN 2001-2006 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,01 0,95 0,93

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 yang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL. TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN WILAYAH DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 203.269 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.581 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.164.800 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN WILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 198.441 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.553 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.094.700 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes 100 % C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 64.56 % 87 Posyandu Aktif 53.07

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 50

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 50 Proporsi Anak Umur 1 Tahun diimunisasi Campak % 95 95 95 95 95 95 95 95 Acut Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun kasus 5 kasus Cakupan Desa atau Kelurahan Mengalami Kejadian

Lebih terperinci