BAB I PENDAHULUAN. Persoalan hukum mengenai tanda tangan elektronik yang menjadi isu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Persoalan hukum mengenai tanda tangan elektronik yang menjadi isu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul Persoalan hukum mengenai tanda tangan elektronik yang menjadi isu hukum (legal issue) dalam penelitian dan penulis karya tulis ilmiah ini Penulis peroleh dari Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). 1 Uraian atau gambaran lengkap Putusan 15 dikemukakan dalam Bab III skripsi ini tentang Hasil Penelitian. Dalam Putusan 15 itu ada anggapan bahwa hasil scan atas suatu tanda tangan yang tertera dalam suatu dokumen cetak, diartikan sama dengan suatu tanda tangan elektronik. Orang kemudian bertanya-tanya, apakah benar secara hukum, yang dimaksud dengan tanda tangan elektronik itu adalah hasil scan atas suatu tanda tangan yang tertera dalam suatu dokumen non-elektronik? Pertanyaan seperti itulah yang antara lain menjadi alasan Penulis menulis judul: Kedudukan Hukum Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature) dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. 1 PTUN Kupang No. 15/G/2010/PTUN-KPG, untuk selanjutnya Penulis singkat dengan Putusan 15. 1

2 Berdasarkan keterangan saksi atas nama Felix Leba (Leba) sebagai Ketua Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI )dalam Putusan 15 scan atas tanda tangan manual memenuhi syarat menjadi alat bukti dalam sengketa Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (Kabupaten TTU) dihubungkan dengan ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Sementara itu, dalam UU No. 11 tahun 2008 Pasal 1 Angka (12) disebutkan bahwa tanda tangan elektronik adalah: Tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi. Sedangkan menurut Pasal 1 Angka (13) Penandatangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan tanda tangan elektronik. Menjadi pertayaan yang juga menjadi alasan Penulis memilih judul seperti disebutkan di atas untuk Penulisan ini adalah, apakah scan terhadap dokumen cetak dimana suatu tanda tangan seseorang tercantum dapat disebut sebagai tanda tangan elektronik? Mengapa para Hakim yang mengadili Perkara No.15 menganggap bahwa tanda tangann elektronik adalah sama dengan scan terhadap dokumen? Apa dasar para Hakim tersebut mengatakan bahwa scan atas dokumen dimana tanda tangan manual disebut atau tidak dapat disebut tanda tangan elektronik? Apakah pertimbangan para Hakim tersebut sejalan 2

3 dengan pertimbangan Pembuat UU No. 11 tahun 2008? Pertayaan-pertayaan tersebut jugalah telah menjadi alasan Penulis memilih judul Penelitian dan Penulisan sebagaimana dikemukakan di atas. Pertanyaan pokok yang menjadi concern Penelitian dan Penulisan karya tulis ini adalah scan atas dokumen yang di atasnya tercantum tanda tangan manual bisakah disebut sebagai tanda tangan elektronik dan mempunyai kedudukan hukum dalam UU No. 11 tahun 2008 dan atas dasar itu, apakah scan terhadap tanda tangan manual yang menjadi objek sengketa dalam Perkara No. 15 dapat berkedudukan sebagai bukti di persidangan menurut Pasal 5 Ayat (1), Pasal 6 Ayat (1) UU No. 11 tahun Judul di atas belum diteliti, belum dibahas, belum ditulis sebagai karya tulis keserjanaan di Fakultas Hukum Universitas Satya Wacana Salatiga. Sehinga atas dasar itu Penulis tertarik menulis skripsi dengan judul: Kedudukan Hukum Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature) dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Latar BelakangPermasalahan Hadirnya masyarakat informasi (information society) yang diyakini sebagai satu yang penting di masyarakat dunia pada milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan kecangihan teknologi informasi yang 3

4 semakain meluas dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia, bukan saja di negara-negara maju tapi juga termasuk Indonesia. Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan informasi sebagai komoditas ekonomi yang sangat penting dan menguntungkan 2 dan oleh sebab itu hukum dibutuhkan mengatur informasi yang demikian tersebut. Pengunaan teknologi elektronik dalam perdagangan secara elektronik memberikan dampak yang sangat positif yakni dalam kecepatan dan kemudahan serta kecangihan melakukan interaksi global tanpa batasan tempat dan waktu yang kini menjadi hal yang biasa. Perjanjian face to face (bertemu secara langsung) pelaku bisnis kini tidak diperlukan lagi tetapi bertemu face to face melalui media elektronik sehingga dapat dikatakan, perdagangan secara elektronik ini menjadi penggerak ekonomi baru di bidang teknologi khususnya di Indonesia. 3 Perkembangan itu membawa pengaruh dalam setiap bidang kehidupan. Tak luput pula bidang perdagangan, serta industri. Dahulu kala perdagangan atau jual-beli terjadi bilamana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan pertukaran barang. Mula-mula berupa pertukaran barang dengan barang, kemudian dikenal sistem mata uang. Umum diketahui bahwa proses perdagangan pada masa itu membutuhkan pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik. 2 Haris, Aspek Hukum Transaksi Secara Elektronik di Pasar Modal, Jakarta, 2000, hal., Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Bandung,1999, hal., 96. 4

5 Dalam kaitan dengan hal itu, kebutuhan akan kerahasiaan informasi serta penjagaan atas keaslian suatu informasi dirasa semakin meningkat. Pembentukan framework untuk otentikasi dari informasi berbasis komputer memerlukan pengetahuan dan ketrampilan akan hukum yang mengatur keamanan penggunaan komputer. Akan tetapi, ada pandangan yang juga berlaku umum bahwa mengkombinasikan antara kedua hal ini bukan pekerjaan yang mudah. Menurut pandangan yang sudah berlaku umum tersebut, konsep yang ada di dunia hukum seringkali hanya berkorelasi sedikit dengan konsep yang ada pada dunia keamanan komputer. Konsep tanda tangan digital (digital signature) misalnya, yang dikenal pada dunia keamanan komputer adalah hasil dari penerapan teknik-teknik komputer pada suatu informasi. Sedangkan umumnya tanda tangan analog mempunyai arti yang lebih luas, yaitu tanda yang dibuat dengan maksud untuk melegalisasi dokumen yang ditanda tangani. 4 Hingga hari ini hukum positif Indonesia menentukan bahwa hanya satu cara untuk memberikan kekuatan hukum dan akibat hukum terhadap suatu akta, yaitu dengan tanda tangan manuskrip. Namun, dalam praktik perdagangan khususnya, tanda tangan manuskrip sudah kian tergeser dengan penggunaan tanda tangan elektronik yang melekat pada akta terdematerialisasi. 4 Broto Mandala, Tindak Pidana Teknologi Komunikasi, Yogyakarta, Ghalia Indonesia, 2001, hal., 4. 5

6 Dengan kata lain akta elektronik menimbulkan perdebatan tentang pengakuan, kekuatan hukum dan akibat hukum dari sebuah tanda tangan elektronik manakala terjadi sengketa hukum antara para penggunanya baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Keamanan teknologi informasi kemudian diberikan oleh hukum. Dalam artian, hukum bukan berperan sebagai penghambat perkembangan teknologi, melainkan sebagai penyeimbang dari perkembangan teknologi dengan memberikan jaminan keamanan kepada para penggunanya. 5 Seperti telah Penulis kemukakan di atas, sejalan dengan perkembangan teknologi dikenal istilah tanda tangan digital (digital signature). Tanda tangan elektronik bukan tanda tangan tertulis atau nyata. Tanda tangan digital di sini merupakan transformasi (perubahan bentuk) pesan dengan menggunakan sistem kripografi asimetris sistem yang membuat suatu pesan yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman dengan mengunakan kunci privat dan kunci publik sehingga, dengan demikian seorang penerima pesan yang memiliki kunci publik dari pengirim pesan tersebut dapat menguji apakah transformasi yang dilakukan menggunakan kunci privat yang 5 Atmojo, Internet untuk Bisnis, Yogyakarta, Ghalia Indonesia, 1982.hal., 41. 6

7 berpasangan dengan kunci publiknya, serta menguji apakah pesan tersebut telah diubah sejak transformasi dilakukan terhadap pesan tersebut. 6 Tanda tangan digital (digital signature) adalah suatu tanda tangan yang dibuat secara elektronik yang berfungsi sama dengan tanda tangan biasa pada dokumen kertas biasa.tanda tangan adalah data yang apabila tidak dipalsukan dapat berfungsi untuk membenarkan perbuatan orang yang namanya tertera pada suatu dokumen yang ditandatanginya itu. 7 Tanda tangan digital sebenarnya dapat memberikan jaminan terhadap keamanan dokumen dibandingkan dengan tanda tangan biasa. Penerima pesan elektronik yang dibubuhi tanda tangan digital dapat memeriksa apakah pesan tersebut benar-benar datang dari pengirim yang benar dan apakah pesan itu telah diubah setelah ditandatangani baik secara sengaja atau tidak sengaja dalam hal sistem pembayaran elektronik, alat bukti lain yang dapat digunakan selain data elektronik atau digital berupa digital signature untuk dapat diklasifikasikan. 8 Digital signature yang terdapat dalam pesan atau data messages dibuat dalam suatu jangka waktu. Digital signature tersebut dibuat mengunakan kunci 6 Ridwan, Pengakuan dan Keabsaan Digital Signature Dalam Perspektif Hukum Pembuktian, Jakarta, 2002, hal., Ahmad Suwandi, B.Setyo Ryanto, Menabur Sentuh, Menuai, Software Tangguh, PC, Media 2004, hal., Abdul Halim Barkatullah, Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce,Yogyakarta, Pustaka pelajar, 2005, hal.,

8 privat, yaitu pasangan kunci dari kunci publik yang terdapat dalam dokumen tersebut. Digital signature yang digunakan dengan kesadaran yang penuh dari penandatanganan tersebut harus bebas dari unsur tekanan dan paksaan. Sertifikasi elektronik digunakan untuk mendukung tanda tangan elektronik. Penandatanganan harus memastikan kebenaran dan keutuhan semua informasi yang terkait dengan sertifikat elektronik tersebut. Tanda tangan digital dibuat dengan menggunakan teknik kriptografi. Kriptografi itu suatu cabang dari matematika terapan yang menangani tentang pengubahan suatu informasi menjadi bentuk lain yang tidak dapat dimengerti dan dikembalikan seperti semula. Tanda tangan digital menggunakan public key cryptography (kriptografi kunci publik), dimana algoritmanya menggunakan dua buah kunci. Kunci yang pertama berfungsi untuk membentuk tanda tangan digital atau mengubah data kebentuk lain yang tidak dapat dimengerti. Kunci kedua digunakan untuk verifikasi tanda tangan digital ataupun mengembalikan pesan ke bentuk semula. Konsep ini juga dikenal sebagai assymmetric cryptosystem (sistem kriptografi non simetris). Sistem kriptografi ini menggunakan kunci privat yang hanya diketahui oleh penandatangan dan digunakan untuk membentuk tanda tangan digital. Kunci publik digunakan untuk verifikasi tanda tangan digital. Jika beberapa orang ingin meverifikasi suatu tanda tangan digital yang dikeluarkan oleh seseorang, maka kunci publik tersebut harus disebarkan ke orang-orang tersebut. Kunci 8

9 privat dan kunci publik ini sesungguhnya secara matematis berhubungan (memenuhi persamaan-persamaan dan kaidah-kaidah tertentu). Walaupun demikian, kunci privat tidak dapat ditemukan menggunakan informasi yang didapat dari kunci publik. 9 Proses lain yang tak kalah penting adalah fungsi hush. Fungsi dimaksud digunakan untuk membentuk sekaligus meverifikasi tanda tangan digital. Fungsi hash adalah sebuah algoritma yang membentuk representasi digital atau semacam sidik jari dalam bentuk nilai hash (hash value) dan biasanya jauh lebih kecil dari dokumen aslinya dan unik hanya berlaku untuk dokumen tersebut. Perubahan sekecil apapun pada suatu dokumen akan mengakibatkan perubahan pada nilai hash yang berkorelasi dengan dokumen tersebut. Fungsi hash yang demikian disebut juga fungsi hash satu arah. Dikatakan satu arah sebab suatu nilai hash tidak dapat digunakan untuk membentuk kembali dokumen aslinya. Oleh karenanya, fungsi hash dapat digunakan untuk membentuk tanda tangan digital, fungsi hash ini akan menghasilkan sidik jari dari suatu dokumen (sehingga unik hanya berlaku untuk dokumen tersebut) yang ukurannya jauh lebih kecil daripada dokumen aslinya serta dapat mendeteksi apabila dokumen tersebut telah diubah dari bentuk aslinya. Penggunaan tanda tangan digital memerlukan dua proses, yaitu tindakantindakan dari pihak penandatangan serta dari pihak penerima. Secara singkat 9 Ramond Erik, Jaringan Online, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, hal., 11. 9

10 kedua proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, pembentukan tanda tangan digital menggunakan nilai hash yang dihasilkan dari dokumen serta kunci privat yang telah didefinisikan sebelumnya. Untuk menjamin keamanan nilai hash maka seharusnya terdapat kemungkinan yang sangat kecil bahwa tanda tangan digital yang sama dapat dihasilkan dari dua dokumen serta kunci privat yang berbeda. Kedua, verifikasi tanda tangan digital adalah proses pengecekan tanda tangan digital dengan mereferensikan ke dokumen asli dan kunci publik yang telah diberikan, dengan cara demikian dapat ditentukan apakah tanda tangan digital dibuat untuk dokumen yang sama menggunakan kunci privat yang berkorespondensi dengan kunci publik. 10 Selain apa yang telah dikemukakan di atas, untuk menandatangani sebuah dokumen atau informasi, penandatangan pertama-tama membatasi secara tepat bagian-bagian mana yang akan ditanda tangani. Informasi yang dibatasi tersebut dinamakan message. Kemudian aplikasi tanda tangan digital akan membentuk nilai hash menjadi tanda tangan digital menggunakan kunci privat. Tanda tangan digital yang terbentuk adalah unik baik untuk message dan juga kunci privat. Umumnya, sebuah tanda tangan digital disertakan pada dokumennya dan juga disimpan dengan dokumen tersebut juga. Tanda tangan digital juga dapat dikirim maupun disimpan sebagai dokumen terpisah, sepanjang masih 10 Abu Bakar Munir, Cyber Law, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, hal.,

11 dapat diasosiasikan dengan dokumennya. Karena tanda tangan digital bersifat unik pada dokumennya, maka pemisahan tanda tangan digital seperti itu merupakan hal yang tidak perlu dilakukan. Menurut hukum, proses pembentukan dan verifikasi tanda tangan digital memenuhi unsur-unsur paling penting. Pertama, Otentikasi Penandatangan. Jika pasangan kunci publik dan kunci privat berasosiasi dengan pemilik sah yang telah didefinisikan, maka tanda tangan digital akan dapat menghubungkan/mengasosiasikan dokumen dengan penandatangan. Tanda tangan digital tidak dapat dipalsukan, kecuali penandatangan kehilangan kontrol dari kunciprivat miliknya. Kedua, otentikasi dokumen tanda tangan digital juga mengidentikkan dokumen yang ditanda tanganni dengan tingkat kepastian dan ketepatan yang jauh lebih tinggi daripada tanda tangan di atas kertas. Ketiga, penegasan membuat tanda tangan digital memerlukan penggunaan kunci privat dari penandatangan. Tindakan ini dapat menegaskan bahwa penandatangan setuju dan bertanggungjawab terhadap isi dokumen. Keempat, efisiensi proses pembentukan dan verifikasi tanda tangan digital menyediakan tingkat kepastian yang tinggi bahwa tanda tangan yang ada merupakan tanda tangan sah dan asli dari pemilik kunci privat. Dengan tanda tangan digital, tidak perlu ada verifikasi dengan melihat secara teliti (membandingkan) antara tanda tangan yang terdapat di dokumen dengan 11

12 contoh tanda tangan aslinya seperti yang biasa dilakukan dalam pengecekan tanda tangan secara manual. 11 Tanda tangan digital merupakan teknik yang sangat tepat digunakan untuk menjamin keaslian suatu dokumen serta menghindari adanya penyangkalan bahwa seseorang telah menandatangani suatu dokumen. Teknik ini jauh lebih canggih dan lebih efisien daripada tanda tangan yang dilakukan secara manual. Hanya saja, apakah pemahaman mengenai tanda tangan elektronik sebagaimana telah digambarakan di atas itu sama dengan yang ada pada para hakim, misalnya hakim yang mengadili Putusan 15 yang menjadi satuan matan Penelitian ini? Hal itulah yang menjadi latar belakang permasalahan bagi Penelitan dan Penulisan karya tulis ini Rumusan Masalah Bagaimanakah kedudukan hukum tanda tangan elektronik dalam Undang-Undang tentang informasi tanda tangann elektronik? Termaktup dalam konsep bagaimana dalam rumusan masalah tersebut, antara lain adalah apakah hakikat tanda tangann scan merupakan tanda tangann elektronik (digital signature)? 11 Abu Bakar Munir, Cyber Law Policies and Challenges Butterworths Asia, Jakarta, Reflika Aditama, 1999, hal.,

13 1. 4. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dari skripsi ini adalah: Mengetahui bagaimanakah kedudukan hukum tanda tangan elektronik dalam UU ITE. Tercakup dalam tujuan seperti itu antara lain: mengetahui apa dasar putusan hakim yang menyatakan bahwa scan atas andatangan seseorang yang ada pada dokumen cetak adalah tanda tangan elektronik dan mengetahui apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam putusan pengadilan dimana tanda tangan (digital signature) apakah sudah diputuskan Metodologi Penelitian Metodelogi penelitian ini metodelogi penelitian hukum. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana kedudukan hukum tanda tangan elektronik dalam UU ITE. Unit Amatan Penelitian ini adalah UU No. 11 tahun 2008 tentang Transaksi elekteronik dan Informasi. Putusan Pengadilan tentang tanda tangan elektronik (digital signature) putusan PTUN No. 15/G/2010/PTUN-KPG. Sedangkan unit analisis adalah bagaimana kedudukan hukum terhadap tanda tangan elektronik (digital signature) dalam UU ITE. 13

BAB IV. A. Akibat Hukum Dari Tindak Pidana Pemalsuan Faktur (Invoice) Bukti. Pengiriman Barang Pada Transaksi Jual Beli Di Internet

BAB IV. A. Akibat Hukum Dari Tindak Pidana Pemalsuan Faktur (Invoice) Bukti. Pengiriman Barang Pada Transaksi Jual Beli Di Internet BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PEMALSUAN FAKTUR (INOVICE) BUKTI PENGIRIMAN BARANG PADA TRANSAKSI JUAL BELI DI INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 263 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA JUNTCO UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

TUGAS DIGITAL SIGNATURE

TUGAS DIGITAL SIGNATURE TUGAS DIGITAL SIGNATURE OLEH : Herdina Eka Kartikawati 13050974091 S1. PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA I. 5 Soal dan Jawaban terkait

Lebih terperinci

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Akhirnya Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujui DPR menjadi Undang-Undang dua hari lalu. UU ini, dengan

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate, Medan 20221 mohamadihwani@unimed.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Tanda-Tangan Digital, Antara Ide dan Implementasi

Tanda-Tangan Digital, Antara Ide dan Implementasi Tanda-Tangan Digital, Antara Ide dan Implementasi 1 Donny Kurnia, Agus Hilman Majid, dan Satria Buana Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail : if10021@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature)

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Bahan Kuliah ke-18 IF5054 Kriptografi Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat, hal ini berdampak pada perubahan aktivitas dalam dunia bisnis. Perubahan tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keamanan terhadap data yang tersimpan dalam komputer sudah menjadi persyaratan mutlak. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya data tersebut

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA CESS (Journal Of Computer Engineering System And Science) p-issn :2502-7131 MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

Apa itu tanda tangan digital?

Apa itu tanda tangan digital? Apa itu tanda tangan digital? Devi Agustin devi@raharja.info Abstrak Tanda tangan digital itu adalah sebuah terobosan metode matematis untuk memvalidasi authentifikasi dari sebuah pesan atau dokumen digital

Lebih terperinci

Tandatangan Digital. Yus Jayusman STMIK BANDUNG

Tandatangan Digital. Yus Jayusman STMIK BANDUNG Tandatangan Digital Yus Jayusman STMIK BANDUNG 1 Review materi awal Aspek keamanan yang disediakan oleh kriptografi: 1. Kerahasiaan pesan (confidentiality/secrecy) 2. Otentikasi (authentication). 3. Keaslian

Lebih terperinci

Arsip Elektronik. Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo 5 Desember 2017

Arsip Elektronik. Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo 5 Desember 2017 Arsip Elektronik Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo 5 Desember 2017 flagtracker.com/ Transformasi Digital Perusahaan taxi terbesar di dunia tidak punya taxi (Uber) Perusahaan terbesar dan

Lebih terperinci

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Wulandari NIM : 13506001 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jl Ganesha 10, Bandung, email: if16001@students.if.itb.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA MEMAHAMI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) DAN PENERAPANNYA PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEPERTI E-TICKETING DI INDONESIA Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM 5540180013 Dosen DR.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

Cryptanalysis. adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext dan orang yang melakukannya disebut cryptanalyst.

Cryptanalysis. adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext dan orang yang melakukannya disebut cryptanalyst. By Yudi Adha KRIPTOGRAFI adalah ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman [Schn 96]. dilakukan oleh cryptographer Cryptanalysis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No. 2 (2015) PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Abstrak Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI PENGAMANAN TANDA TANGAN DENGAN MENGUNAKAN METODE SCHNORR AUTHENTICATION DAN DIGITAL SIGNATURE SCHEME

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI PENGAMANAN TANDA TANGAN DENGAN MENGUNAKAN METODE SCHNORR AUTHENTICATION DAN DIGITAL SIGNATURE SCHEME PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI PENGAMANAN TANDA TANGAN DENGAN MENGUNAKAN METODE SCHNORR AUTHENTICATION DAN DIGITAL SIGNATURE SCHEME 1 Amiluddin, 2 Berto Nadeak 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN Clara Lintang Parisca Mahasiswi Fakultas Hukum Atmajaya Yogyakarta Pendahuluan Pembuktian merupakan satu aspek yang memegang peranan sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sudah semakin berkembang lantaran aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan transaksional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang pesat saat ini sangat memudahkan manusia dalam berkomunikasi antara dua pihak atau lebih. Bahkan dengan jarak yang sangat

Lebih terperinci

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Nur Cahya Pribadi NIM : 13505062 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15062@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Aplikasi ini digunakan untuk memberikan digital signature terhadap file executable JAR. Permasalahan yang timbul diantaranya :

1. Pendahuluan. Aplikasi ini digunakan untuk memberikan digital signature terhadap file executable JAR. Permasalahan yang timbul diantaranya : 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring semakin populernya bahasa pemrograman java maka semakin banyak pula bermunculan file-file executable JAR di internet. File executable JAR adalah file executable

Lebih terperinci

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan No.189, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMUNIKASI. INFORMASI. Sistem. Transaksi. Elektronik. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348) PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berupa gambar, audio (bunyi, suara, musik), dan video. Keempat macam data atau informasi

Lebih terperinci

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA Oleh : Agung Trilaksono / 2110121017 Adi Nugroho H.Q / 2110121022 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA TEKNIK INFORMATIKA 2015-2016 UU ITE di Republik Indonesia BAB

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK 2 tahun ~ paling lama Peraturan Pemerintah harus sudah ditetapkan Peraturan Pemerintah harus sudah ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun setelah

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan surat-menyurat sangat populer di era modern ini. Bentuk surat dapat berupa surat elektronik atau non-elektronik. Pada umumnya surat nonelektronik

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA Oleh Putri Visky Saruji Nyoman A. Martana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

ASHWIN SASONGKO Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jakarta, 2 Mei 2011

ASHWIN SASONGKO Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jakarta, 2 Mei 2011 ASHWIN SASONGKO Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, 2 Mei 2011 1 Real Space Enter to Cyber Space Added Value to Real World Cyber Space 2 1 Internet Sehat

Lebih terperinci

PENGAMANAN ARSIP ELEKTRONIK MENGGUNAKAN PUBLIC KEY INFRASTRUCTURE

PENGAMANAN ARSIP ELEKTRONIK MENGGUNAKAN PUBLIC KEY INFRASTRUCTURE PENGAMANAN ARSIP ELEKTRONIK MENGGUNAKAN PUBLIC KEY INFRASTRUCTURE Supapri Situmorang 1, Ardya Suryadinata 2, Yopie Maulana S. 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Sandi Negara, Jalan Haji Usa, Ciseeng, Bogor 16330 Email

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Muhamad Fajrin Rasyid 1) 1) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if14055@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertukaran data berbasis komputer menghasilkan satu komputer saling terkait dengan komputer lainnya dalam sebuah jaringan komputer. Perkembangan teknologi jaringan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Pada Dokumen Elektronik

Tanda Tangan Digital Pada Dokumen Elektronik Tanda Tangan Digital Pada Dokumen Elektronik Bambang Heru Tjahjono Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Dokumen Elektronik PDF (hasil scan atau convert) Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang teknologi, dimana dalam teknologi dapat dilihat dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Tanah dari tahun ke tahun memiliki fungsi dan nilai ekonomis yang tinggi, dapat terlihat dari semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital pada E-Resep untuk Mencegah Pemalsuan Resep Dokter dan sebagai Media Anti Penyangkalan Dokter

Tanda Tangan Digital pada E-Resep untuk Mencegah Pemalsuan Resep Dokter dan sebagai Media Anti Penyangkalan Dokter Tanda Tangan Digital pada E- untuk Mencegah Pemalsuan Dokter dan sebagai Media Anti Penyangkalan Dokter Yulino Sentosa- NIM : 13507046 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

Berusaha melindungi data dan informasi dari orang yang tidak berada dalam ruang lingkupnya. b. Ketersediaan

Berusaha melindungi data dan informasi dari orang yang tidak berada dalam ruang lingkupnya. b. Ketersediaan I. Security System Computer Computer security atau dikenal juga dengan sebutan cybersecurity atau IT security adalah keamanan informasi yang diaplikasikan kepada computer dan jaringannya. Computer security

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas latar belakang penelitian, perumusan masalah dan batasan masalah dari penelitian. Dalam bab ini juga akan dibahas tujuan serta manfaat yang akan didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hukum perdata mengenal mengenal tentang adanya alat-alat bukti. Alat bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata)

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Manajemen Dokumen Elektronik

Manajemen Dokumen Elektronik Manajemen Dokumen Elektronik Oleh: Yanuar E. Restianto, SE, M.Acc, Ak Dasar Hukum UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Kepmenkominfo No. 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan

Lebih terperinci

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BW JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Perlindungan

Lebih terperinci

Keamanan Sistem Komputer. Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography

Keamanan Sistem Komputer. Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography Keamanan Sistem Komputer Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography Identification vs Authentication Identifikasi, menyatakan identitas suatu subjek Autentikasi, membuktikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Sesuai dengan judul, Bab ini berisi suatu tinjauan kepustakaan yang membicarakan mengenai aspek-aspek hukum berkaitan dengan kedudukan tanda tangan elektronik dalam hukum positif

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi secara tidak langsung dunia komunikasi juga ikut terpengaruh. Dengan adanya internet, komunikasi jarak jauh dapat dilakukan

Lebih terperinci

Protokol Kriptografi

Protokol Kriptografi Bahan Kuliah ke-22 IF5054 Kriptografi Protokol Kriptografi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 22. Protokol Kriptografi 22.1 Protokol Protokol:

Lebih terperinci

http://www.warungbaca.com/2016/12/download-undang-undang-nomor-19-tahun.html UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2016 KOMUNIKASI. INFORMASI. Transaksi. Elektronik. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan mengemukakan gambaran yang diperoleh dari hasil studi terhadap UU ITE dan UU Telekomunikasi. Diskripsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE

PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE Ari Wardana 135 06 065 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Pada sistem terdistribusi, security berfungsi untuk: pengambilan informasi oleh penerima yang tidak berhak

Pada sistem terdistribusi, security berfungsi untuk: pengambilan informasi oleh penerima yang tidak berhak 11. SECURITY Definisi Keamanan Keamanan (Security) : Serangkaian langkah untuk menjamin privasi, integritas dan ketersediaan sumber daya seperti obyek, database, server, proses, saluran, dll yang melibatkan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI DALAM KAITANNYA DENGAN TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN INTERNET

PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI DALAM KAITANNYA DENGAN TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN INTERNET PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI DALAM KAITANNYA DENGAN TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN INTERNET Oleh : I Made Duwi Putra Anak Agung Ngurah Yusa Darmadhi Bagian Hukum Peradilan Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file

BAB I PENDAHULUAN. keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi, tidak lepas dari permasalahan keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file yang digunakan sebelum

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN  YANG BERUPA AKTA ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN E-MAIL YANG BERUPA AKTA Oleh: I Gusti Ayu Mirah Kristina Dewi Pembimbing Akademik : Anak Agung Oka Parwata Bagian Hukum Acara ABSTRAK Kecangggihan teknologi internet mampu menembus

Lebih terperinci

KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER

KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER Definisi Cryptography adalah suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking)

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENGGUNAAN TinyCA SEBAGAI APLIKASI CERTIFICATE AUTHORIZATION (CA) YANG MUDAH DAN SEDERHANA PADA SISTEM OPERASI UBUNTU

STUDI KASUS PENGGUNAAN TinyCA SEBAGAI APLIKASI CERTIFICATE AUTHORIZATION (CA) YANG MUDAH DAN SEDERHANA PADA SISTEM OPERASI UBUNTU STUDI KASUS PENGGUNAAN TinyCA SEBAGAI APLIKASI CERTIFICATE AUTHORIZATION (CA) YANG MUDAH DAN SEDERHANA PADA SISTEM OPERASI UBUNTU Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM Yogyakarta nilafeby@amikom.ac.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERKAIT PENCEMARAN NAMA BAIK PADA PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERKAIT PENCEMARAN NAMA BAIK PADA PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERKAIT PENCEMARAN NAMA BAIK PADA PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing

Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing Imam Habibi, Keeghi Renandy, Yohanes Seandy Sunjoko Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

Bagian Kedua Penyidikan

Bagian Kedua Penyidikan Bagian Kedua Penyidikan Pasal 106 Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan

Lebih terperinci

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional Kuliah Keamanan Komputer Disusun oleh : M. Didik R. Wahyudi, MT& Melwin Syafrizal, S.Kom., M.Eng. 1. Pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hubungan hukum yang terjadi antara penyelenggara jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hubungan hukum yang terjadi antara penyelenggara jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Hubungan hukum yang terjadi antara penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jasa telekomunikasi menurut Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PENGAKUAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERDATA DI INDONESIA. Oleh : V. Letsoin ABSTRACT

PENGAKUAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERDATA DI INDONESIA. Oleh : V. Letsoin ABSTRACT 52 PENGAKUAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERDATA DI INDONESIA Oleh : V. Letsoin ABSTRACT The use of an electronic signature on an electronic document may guarantee

Lebih terperinci

KEABSAHAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK DALAM AKTA PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

KEABSAHAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK DALAM AKTA PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK KEABSAHAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK DALAM AKTA PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK Oleh Putu Angga Pratama Ida Bagus Rai Djaja Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

KEKUATAN PEMBUKTIAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SENGKETA PERDATA

KEKUATAN PEMBUKTIAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SENGKETA PERDATA SKRIPSI KEKUATAN PEMBUKTIAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SENGKETA PERDATA OLEH : Nama :I PUTU ROLAND WIJAYA PUTRA Nim : 1310121190 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR 2017 i KATA PENGANTAR Dengan

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Kunci Publik Multivariat

Sistem Kriptografi Kunci Publik Multivariat Sistem riptografi unci Publik Multivariat Oleh : Pendidikan Matematika, FIP, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta S Matematika (Aljabar, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta E-mail: zaki@mailugmacid

Lebih terperinci

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital Abdurrahman Dihya Ramadhan/13509060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Ditinjau dari segi terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu crypto yang berarti secret (rahasia) dan graphia yang berarti writing (tulisan).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital,  , Steganografi, SHA1, RSA Analisis dan Implementasi Tanda Tangan Digital dengan Memanfaatkan Steganografi pada E-Mail Filman Ferdian - 13507091 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi

Lebih terperinci

MAKALAH DIGITAL SIGNATURE. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sekuriti Komputer. Disusun oleh : NAMA : FAUZAN BEKTI NUGOHO NIM :

MAKALAH DIGITAL SIGNATURE. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sekuriti Komputer. Disusun oleh : NAMA : FAUZAN BEKTI NUGOHO NIM : MAKALAH DIGITAL SIGNATURE Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sekuriti Komputer Disusun oleh : NAMA : FAUZAN BEKTI NUGOHO NIM : 3085113013 Dosen Pengampu : IKRIMACH, S.Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION

PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION 1 Ari Muzakir

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN SOFTWARE SEBAGAI SARANA KEJAHATAN CYBERPORN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SKRIPSI Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang: a. bahwa setiap orang berhak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi, dan informasi telah berjalan sedemikian rupa sehingga pada saat ini sudah sangat jauh berbeda, pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2 N. Tri Suswanto Saptadi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 1 Bahan Kajian UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

PROTOKOL CEK BILYET DIGITAL

PROTOKOL CEK BILYET DIGITAL Nasabah : Melakukan inisiasi PROTOKOL CEK BILYET DIGITAL Arrianto Mukti Wibowo Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 99 Komputer Nasabah. Nasabah mengirimkan permohonan inisiasi dengan cek digital

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci