Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Transkripsi

1 ISSN Pages pp KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN BERDASARKAN ANALISA PRODUCER SURPLUS DALAM EKONOMI TRANSPORTASI (Studi Kasus Jalan Kebayakan Simpang Kraft, Aceh Tengah) Ruhdi Faisal 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 3 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala ruhdi.faisal@gmail.com Abstract: National road network in Aceh consists of east corridor, center corridor and west corridor. Generally, the condition of the road at center corridor of Aceh province passed through mountain range that obtained of many curves, uphill and downhill. One of that road was from Takengon City to Gayo Lues regency that passed through mountain range by road wide was 4.5 m. In rainy season, the landslide was often occurred that covered the road until cause congestion, traffic accidents and increasing travel time. In anticipating that problem, since 2013 the road at center corridor had been built that donated by Japan International Cooperation Agency (JICA). One of that road was the road construction of Kebayakan Simpang Kraft, that located at Kebayakan, Bintang and Linge sub-district of Central Aceh with long of the road was km and wide was 6.5 m included shoulder of the road, that the construction had been conducted since 2013 to This research aiming at finding out how much the benefit of road construction found from producer surplus aspect and evaluating of economic feasibility according to BCR, NPV, IRR and sensitivity analysis. The result that was found in this research by using some scenarios in plantation, agricultural and husbandry sector showed road of Kebayakan - Simpang Kraft fulfilled the economic feasibility standard. Based on economic evaluation of this road construction at 20 th years (2036) since the road was opened had fulfilled the economic feasibility standard by rate discount of 10% and 12%. At rate discount of 10% found the value of BCR was 1.27, NPV was Rp.67,462,750,650. At rate discount of 12% found the value of BCR was 1.01, NPV was Rp.1,934,046,476, and the value of IRR found at rate discount % or at the value of NPV = 0. Keywords : Kebayakan- Simpang Kraft, economic feasibility, producer surplus. Abstrak: Jaringan jalan nasional di Aceh terdiri dari lintas timur, lintas tengah dan lintas barat. Kondisi jalan di lintas tengah Provinsi Aceh pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan. Salah satu ruas tersebut adalah dari Kota Takengon menuju Kabupaten Gayo Lues yang melalui daerah pegunungan dengan lebar badan jalan 4,5 m. Apabila di musim hujan sering terjadi longsor yang dapat menutupi badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan bertambahnya waktu tempuh perjalanan. Untuk mengantisipasi permasalah tersebut sejak tahun 2013, jalan lintas tengah mulai dibangun yang dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Salah satu ruas jalan tersebut adalah pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft, yang berada di Kec. Kebayakan, Kec. Bintang dan Kec. Linge Kabupaten Aceh Tengah dengan panjang jalan 52,182 km dan lebar 6,5 m termasuk bahu jalan, yang pembangunannya dilaksanakan pada tahun 2013 hingga tahun Pada kawasan jalan yang dibangun memiliki komiditi unggulan seperti kopi arabika dibidang perkebunan, padi dibidang pertanian dan kawasan untuk pengembangan peternakan kerbau dan sapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar manfaat pembangunan jalan yang didapatkan dari segi producer surplus dan mengevaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan BCR, NPV, IRR dan Analisis Sensitivitas. Berdasarkan evaluasi ekonomi pembangunan jalan ini pada tahun ke 20 (tahun 2036) sejak jalan dibuka sudah memenuhi standar kelayakan ekonomis dengan discount rate 10% dan 12%. Pada discount rate 10% didapat nilai BCR 1,27, NPV Rp Pada discount rate 12% didapat nilai BCR 1,01, NPV Rp , dan nilai IRR didapat pada discount rate 12,072% atau pada nilai NPV = 0. Kata Kunci: Kebayakan Simpang Kraft, Kelayakan Ekonomi, Producer Surplus Volume 3, No. 3, Agustus 2014

2 PENDAHULUAN Penyebaran jaringan jalan nasional di Aceh terdiri dari lintas timur, lintas tengah dan lintas barat. Kondisi jalan di lintas tengah pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan. Salah satu ruas jalan tersebut adalah dari Kota Takengon menuju Kabupaten Gayo Lues. Selama ini perjalanan melalui jalan eksisting melewati Kecamatan Pegasing, dimulai dari Jalan Yossudarso di Kota Takengon Simpang Kraft sekitar 65,5 km. Jalan ini pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan dengan lebar jalan eksisting lebih kurang 4,5 m. Apabila di musim hujan sering terjadi longsor yang dapat menutupi badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan bertambahnya waktu tempuh perjalanan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut mulai tahun 2013 jalan lintas tengah dibangun yang dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) meliputi ruas Sp. Kraft Bts. Aceh Tengah (paket 1) dengan panjang 39,51 km, ruas Bts. Aceh Tengah Blangkejeren (paket 2) dengan panjang 47,64 km dan Kebayakan Sp. Kraft (paket 3) dengan panjang 52,18km yang diharapkan lebar jalan sesuai dengan spesifikasi jalan terbaru dan dapat membuka serta meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil/terisolir (Iwan 2014). Penelitian ini dilakukan pada pembangunan Jalan Kebayakan Sp. Kraft (paket 3) dengan panjang jalan 52,18 km dan lebar 6,5 m termasuk bahu jalan. Pada penelitian ini dilakukan 3 skenario pengembangan yaitu dibidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Skenario ini berpedoman pada rencana pola tata ruang Kabupaten Aceh Tengah Jalan Kebayakan Simpang Kraft berada pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kebayakan, Kecamatan Bintang dan Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapatkan dari segi producer surplus akibat pembangunan jalan ini dan mengevaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Analisis Sensitivitasnya terhadap perubahan manfaat dan biaya. Gambar 1. Peta lokasi penelitian Volume 3, No. 3, Agustus

3 KAJIAN KEPUSTAKAAN Biaya-biaya Proyek Biaya-biaya proyek meliputi biaya pengadaan tanah, administrasi dan sertifikasi, perancangan, konstruksi, dan supervisi (Departemen P.U, 2005 : 13). Estimasi biaya pengadaan tanah termasuk juga dalam biaya proyek yang nilainya disesuaikan dengan Keppres No. 55/1993, Peraturan Kepala BPN No. 1/1994 dan Pedoman Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Metode Producer Surplus Tamin (2008), menyatakan bahwa konsep pendekatan producer surplus menetapkan kriteria keuntungan (benefit) yang digunakan adalah berupa semua surplus yang dinikmati oleh produsen barang dan jasa yang dijual dan tercakup dalam daerah pengaruh proyek. Beberapa asumsi yang digunakan pada metode producer surplus adalah sebagai berikut: a. Dengan adanya proyek pembangunan jalan baru, mengakibatkan peningkatan kepada luas areal tanam atau peningkatan tingkat produksi; b. Biaya transportasi berkurang karena aksesibilitasnya yang lebih baik dari investasi-investasi lainnya; c. Produk dijual dengan harga seragam di lokasi yang berjarak tertentu yang sama (rata-rata) dari seluruh wilayah tinjauan; d. Tambahan produksi tidak akan mengakibatkan jatuhnya harga pasar, dengan kata lain, harga jual tetap, sehingga petani dapat menjual hasilnya sebanyak mungkin; e. Konsumsi rumah tangga tetap tidak dipengaruhi oleh produksi; f. Biaya transportasi dan produksi sama untuk petani. Menurut anonim (2008), persyaratan kondisi iklim untuk tanaman kopi arabika dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan kondisi iklim untuk tanaman kopi arabika Tanaman Kopi Arabika Iklim tinggi tempat m dpl suhu udara harian C curah hujan rata-rata mm/th jumlah bulan kering 1-3 bulan/tahun Sumber: Anonim (2008) Intensifikasi dan Ekstensifikasi dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan Intensifikasi adalah berbagai macam upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman/kondisi tanaman, misalnya dengan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, penjarangan penanaman dan sebagainya. Pada umumnya kegiatan ini dilakukan pada tanaman muda maupun tanaman yang produktivitasnya di bawah standar optimal, Sukamto (2005). Ektensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan perluasan areal budi daya, Anonim (2013). Menurut Anonim (2000), hasil penelitian yang dilakukan oleh Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh tahun Volume 3, No. 3, Agustus 2014

4 2000 di Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara dengan metode intensifikasi dapat meningkatkan produktivitas padi 7,15 7,83 ton/ha, memerlukan biaya produksi antara (Rp s/d Rp )/ha/musim, petani mendapat keuntungan (Rp s/d Rp )/ha permusim (harga gabah Rp.1000/kg). Memelihara Ternak Kerbau di Kandang Menurut Husin (2010), hijauan dipotong dan diberikan secara terus menerus di kandang untuk tujuan penggemukan. Umur ternak yang baik untuk dimakan adalah 2-3 tahun. 1 ha dapat menampung ekor kerbau dewasa. Beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa kerbau betina melahirkan anak pertama pada umur antara 37,4 bulan (3,12 tahun) sampai 39,4 bulan (3,28 tahun). Jarak beranak rata-rata 20 bulan (1,67 tahun). Evaluasi Kelayakan Ekonomi Menurut Tamin (1999), perhitungan kelayakan pembangunan atau peningkatan jalan dilakukan dengan menghitung beberapa parameter kelayakan ekonomi yaitu, BCR, NPV dan IRR. Tiga skenario tingkat suku bunga diuji masing-masing merefleksikan kondisi ekonomi makro. Tingkat suku bunga tersebut adalah sebesar 10%, 12% dan 15% per tahun. Estimasi perencana yang digunakan adalah 20 tahun, dengan harapan agar selama umur tersebut, keuntungan yang dihasilkan dapat menutup biaya yang dikeluarkan. a. Benefit Cost Ratio (BCR) Menurut Tamin (2008 : 901), benefit cost ratio adalah nisbah antara present value benefit dibagi dengan present value cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR lebih besar dari 1 (>1). Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut: P resentvalue Nett Benefits B/C =...( 1) Nett CapitalCost b. Net Present Value (NPV) Menurut Tamin (2008 : 901), net present value adalah selisih antara present value benefit dikurangi dengan present value cost. Hasil NPV dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif. Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut: n Bt Ct NPV= t 0 (1 r) t Dimana: (2) NPV = Nilai sekarang bersih; Bt Ct n r t = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t; = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t; = Umur ekonomi proyek yang dikaji; = Tingkat suku bunga (% / tahun); = Umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap perencanaan sampai akhir umur rencana jalan. Volume 3, No. 3, Agustus

5 c. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Tamin (2008 : 901), internal rate of return digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga pada saat nilai NPV = 0. Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut: NPV= 1 n ( B C )(1 IRR) (3) t 0 t t Dimana: NPV = Nilai sekarang bersih; Bt Ct n i = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t; = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t; = Umur ekonomi proyek yang dikaji; = Tingkat suku bunga (% / tahun); t = Umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap perencanaan sampai akhir umur rencana jalan. d. Analisis Sensitivitas Menurut Tamin (2008), analisis sensitivitas ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa peka parameter ekonomi yang didapatkan, dibandingkan dengan perubahan peubah yang digunakan, seperti tingkat suku bunga, biaya dan manfaat konstruksi. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini hanya data sekunder saja. Data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir Gambar Volume 3, No. 3, Agustus 2014 Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

6 Metode Producer Surplus Pada penelitian ini dilakukan beberapa skenario yang mencangkup bidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Skenario yang dilakukan berpedoman pada rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun a. Skenario bidang perkebunan 1. Komoditi perkebunan yang akan dikembangkan; 2. Luas wilayah perkebunan; 3. Perhitungan biaya untuk membuka 1 ha lahan perkebunan baru; 4. Penentuan produksi 1 ha per tahun; 5. Skenario mencetak lahan baru; 6. Resume seluruh biaya perkebunan. b. Skenario bidang pertanian 1. Komoditi pertanian yang akan dikembangkan; 2. Luas wilayah pertanian; 3. Penentuan produksi pertanian tanaman padi; 4. Biaya produksi pertanian tanaman padi; 5. Hasil produksi tanaman padi tanpa proyek; 6. Hasil produksi tanaman padi dengan proyek; 7. Resume seluruh biaya pertanian. c. Skenario bidang perternakan 1. Penentuan peternakan yang akan dikembangkan; 2. Luas wilayah peternakan; 3. Penentuan biaya awal pembuatan kandang dan pagar peternakan; 4. Biaya produksi peternakan; 5. Hasil produksi peternakan; 6. Resume seluruh biaya peternakan. Evaluasi Kelayakan Ekonomi Evaluasi kelayakan ekonomi pada pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft berdasarkan indikator ekonomi BCR, NPV, IRR serta analisis sensitivitas. Evaluasi ini membandingkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan tersebut dengan besarnya manfaat ekonomi yang didapat dalam masa analisa 20 tahun sejak jalan dibuka. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa peka parameter ekonomi yang dianalisis pada pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft jika dibandingkan dengan perubahan variabel yang digunakan. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan melakukan perubahan biaya dan manfaat sebesar 10%. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Biaya Proyek Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I (BBPJN Wil. I) Medan, rencana anggaran biaya untuk pembangunan Jalan Kebayakan-Simpang Kraft sebesar Rp ,- sudah termasuk PPN 10%. Biaya perencanaan sebesar Rp ,- dan biaya pengawasan selama 3 (tiga) tahun sebesar Rp ,-. Biaya pemeliharaan rutin sebesar Rp ,- per tahun dan biaya Volume 3, No. 3, Agustus

7 pemeliharaan berkala sebesar Rp ,- per 5 tahun. Manfaat Proyek Manfaat pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft hingga pada 20 tahun sejak jalan dibuka (tahun ) Rp (ditinjau dari asumsi surplus dari bidang perkebunan, pertanian dan peternakan). Manfaat pada bidang perkebunan Rp , pertanian Rp dan peternakan Rp , sedangkan biaya proyek dan biaya perawatan rutin dan berkala berjumlah Rp Berdasarkan hasil tersebut untuk pembangunan jalan ini memiliki manfaat yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Metode Producer Surplus Pembangunan jalan ini diasumsikan dapat meningkatkan hasil produksi masyarakat disekitar lokasi pembangunan jalan yang mengacu kepada rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun Rencana pola ruang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rencana pola ruang di 3 Kecamatan pada Kabupaten Aceh Tengah Tahun No RENCANA POLA RUANG KECAMATAN (Ha) Kebayakan Bintang Linge 1 Pertanian lahan basah 335,42 838,33 740,00 2 Kawasan peruntukan 1.382, , ,30 perkebunan 3 Kawasan peruntukan 0, ,12 peternakan Total Luas Wilayah 1.717, , ,42 Sumber: Bappeda Aceh Tengah (2012) a. Skenario Bidang Perkebunan Hasil skenario untuk pengembangan perkebunan hanya dapat dikembangkan pada Kecamatan Linge. Manurut data BPS (2013) Kecamatan linge terletak pada ketinggian m dari permukaan laut. Syarat untuk perkebunan kopi arabika adalah adalah cocok untuk ditanami pada ketinggian m dpl (Anonim, 2008). Untuk itu di Kecamatan Linge cocok untuk ditanami perkebunan kopi arabika. Luas wilayah perkecamatan rencana pola ruang yang terbaru berbeda dengan luas wilayah sebelumnya (eksisting). Perbedaan ini disebabkan Luas wilayah yang terbaru menggunakan bantuan peta GIS (Geographic Information System) berbeda dengan luas eksisting. Asumsi luas areal yang akan ditanami kopi adalah dengan mengurangkan luas areal rencana pola ruang dengan luas areal eksisting yang sudah ditanami perkebunan kopi arabika. b. Skenario Bidang Pertanian Menurut data dari BPS Aceh (2012) pada Kecamatan Kebayakan, Bintang dan Linge memiliki banyak komoditi unggulan seperti padi, tomat, cabe besar, cabe rawit dan bawang merah. Biasanya lahan tempat menanam komoditi unggulan ini tumpang tindih dengan tanaman padi. Tanaman padi di Kabupaten Aceh Tengah umumnya selama tahun sekali panen. Pada penelitian ini hanya membuat skenario pertanian pada tanaman padi dikarenakan luas areal tanaman padi dari tahun ketahunnya hampir sama Volume 3, No. 3, Agustus 2014

8 Biaya intensifikasi dari hasil rujukan penelitian yang dilakukan Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh Tahun 2000 di Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Hasil skenario setelah adanya jalan dan dengan asumsi petani mempermudah membawa pupuk ke lokasi pertanian dapat meningkatkan hasil surplus komoditi padi sebesar Rp per tahun. d. Skenario Bidang Peternakan Rencanan pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun kawasan untuk peternakan terbesar di Aceh Tengah akan dikembangkan di Kecamatan Linge dengan luas areal peternakan 2.886,12 ha. Husin (2010), 1 ha padang rumput mampu memberi pakan ekor ternak dewasa. Asumsi yang dilakukan pada penelitian ini perkiraan 1 ha mampu memberi 14 ekor pakan ternak kerbau/sapi. Perkiraan jumlah ternak dan luas areal adalah 64% kerbau dan 36% sapi. Perkiraan untuk membuat 1 kandang peternakan membutuhkan modal sebesar Rp dan untuk membuat pagar peternakan seluas 2 ha sekitar Rp Evaluasi Kelayakan Ekonomi Estimasi perencanaan yang digunakan adalah 20 tahun, dengan harapan agar selama umur tersebut, keuntungan yang dihasilkan dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Kriteria kelakayakan ekonomi dengan discount rate 10%, 12% dan 15%, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Kelayakan Ekonomi Hasil perhitungan kelayakan ekonomi Jalan Kebayakan Simpang Kraft dengan parameter BCR, NPV dan IRR Discount Rate 10% 12% 15% NPV (Rp) ) (BCR) 1,27 1,01 0,72 (IRR) 12,072% Nilai IRR yang diperoleh dengan metode coba-coba untuk beberapa suku bunga pada tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka atau tahun ke 24, NPV = 0 didapat pada discount rate 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft layak untuk dilakukan. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap biaya dan manfaat pada level tetap, turun 10% dan naik 10%, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Untuk kriteria ekonomi parameter NVP, BCR dan IRR nilai yang paling besar adalah pada skenario VII. Untuk kriteria ekonomi parameter NVP, BCR dan IRR nilai yang paling besar adalah pada skenario I. Tabel 4. Analisis sensitivitas terhadap parameter NPV dari pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft Kabupaten Aceh Tengah No. Jenis Skenario Biaya Proyek Net Present Value (Ribu Rp) Manfaat 10% 12% 15% I Tetap II + 10 % Tetap III -10% Tetap IV Tetap + 10 % V Tetap -10% VI + 10 % -10% VII -10% + 10 % Volume 3, No. 3, Agustus

9 Tabel 5. Analisis Sensitivitas Terhadap Parameter NPV dari pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft Kabupaten Aceh Tengah No. Biaya Proyek Jenis Skenario BCR Manfaat 10% 12% 15% IRR% I Tetap 0 0,00 0,00 0,00 0,000% II + 10 % Tetap 1,16 0,92 0,65 11,253% III -10% Tetap 1,42 1,12 0,80 12,986% IV Tetap + 10 % 1,40 1,11 0,79 12,898% V Tetap -10% 1,15 0,91 0,64 11,167% VI + 10 % -10% 1,04 0,83 0,59 10,354% VII -10% + 10 % 1,56 1,23 0,88 13,820% Pembahasan Manfaat atau keuntungan yang didapatkan dari pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft pada penelitian ini berupa keuntungan finansial. Skenario yang dilakukan dengan mengetahui produksi unggulan pada bidang perkebunan, pertanian dan peternakan Hasil skenario dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Dari gambar di atas dapat dilihat keuntungan terbesar ada pada bidang perkebunan yang keuntungan dihitung selama 20 tahun sejak jalan mulai dibuka (tahun ). Keuntungan pada bidang perkebunan tinggi dikarenakan lahan yang akan dikembangkan selama 20 tahun sekitar ha dan harga komoditi kopi arabika yang dianggap tetap yaitu pada harga produsen pada bulan maret 2014 Rp , yang pada saat penelitian harga komoditi kopi tinggi. Gambar 3. Hasil skenario manfaat pembangunan jalan menggunakan metode producer surplus Kriteria kelayakan ekonomi dalam penelitian ini dihitung dengan discount rate 10%, 12%, dan 15%, Nilai BCR>1 diperoleh pada discount rate 10% dan 12% yang menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft layak untuk dilakukan karena perbandingan dari nilai manfaat lebih besar dari pada biaya proyek. Nilai IRR yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada discount rate = 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila nilai IRR dengan discount rate di bawah 12,072% (<12,072%). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil skenario selama 20 tahun sejak jalan dibuka ( ) manfaat/ keuntungan finansial pada bidang perkebunan sebesar Rp , bidang pertanian sebesar Rp dan bidang peternakan Rp Volume 3, No. 3, Agustus 2014

10 2. Berdasarkan evaluasi ekonomi pembangunan jalan Kebayakan Simpang Kraft pada tahun ke 24 atau tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka sudah memenuhi standar kelayakan ekonomis pada discount rate 10% nilai BCR 1,27 nilai NPV Rp , discount rate 12% nilai BCR 1,01 nilai NPV Rp dan discount rate 15% nilai BCR 0,72 dengan NPV Rp Nilai IRR yang diperoleh pada penelitian ini pada discount rate 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila IRR dengan discount rate di bawah 12,072% (<12, 072%). Saran Untuk memperoleh manfaat dibangunnya Jalan Kebayakan Simpang Kraft sebaikanya menggunakan persepsi stakeholder dan melibatkan keterwakilan semua elemen yang terlibat langsung maupun tidak langsung baik pengguna jalan, masyarakat disekitarnya, organisasi masyarakat dan instansi terkait, agar hasil yang didapatkan lebih memuaskan. Anonim, Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Lampung: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung. Anonim, Kamus Pertanian Umum. Jakarta: Penebar Swadaya. Bappeda Aceh Tengah, Aceh. BPS Aceh, Aceh Dalam Angka. Aceh. BPS Aceh Tengah, Statistik Daerah Kecamatan Linge Aceh. Departemen Pekerjaan Umum, Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Aceh Tengah, 2012, Aceh Tengah. Husin, M.N, Helmi & Gani, F.A Pedoman Pemeliharaan Kerbau di Pedesaan. Bahan Kuliah Jurusan Peternakan. Aceh: Universitas Syiah Kuala. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan. Soemarno, MS, Model Pengembangan Kawasan Produk Unggulan Kopi Rakyat. Malang: Bahan Kuliah Universitas Brawijaya. Sukamto, H, Kamus Pertanian. Penerbit CV. Semarang: Aneka Ilmu. Tamin, O.Z, Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi. Bandung: Penerbit ITB. Tamin, O.Z, Rahmah & Frazila Kajian Kelayakan Jalur Lintas Selatan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Universitas Tarumanagara. pp DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, Teknologi Pemupukan padi sawah lahan Irigasi di Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh: Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh. Volume 3, No. 3, Agustus

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF MENDALE SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF MENDALE SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 1-10 KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF MENDALE SP. KRAFT KABUPATEN ACEH TENGAH Iwan Kurnia Jaya 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 2 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil

Lebih terperinci

EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF BERDASARKAN ANALISA CONSUMER SURPLUS PADA RUAS JALAN KUALA TUHA - LAMIE

EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF BERDASARKAN ANALISA CONSUMER SURPLUS PADA RUAS JALAN KUALA TUHA - LAMIE ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 499-510 EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF BERDASARKAN ANALISA CONSUMER SURPLUS PADA RUAS JALAN KUALA TUHA - LAMIE Zahroel Barady 1, M. Isya 2, Irin Caisarina

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN JALAN BENER MERIAH SP. KRUENG GEUKUEH DITINJAU DARI EKONOMI TRANSPORTASI

PENINGKATAN JALAN BENER MERIAH SP. KRUENG GEUKUEH DITINJAU DARI EKONOMI TRANSPORTASI ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 75-86 PENINGKATAN JALAN BENER MERIAH SP. KRUENG GEUKUEH DITINJAU DARI EKONOMI TRANSPORTASI Irwin 1, M. Isya 2, Sofyan M. Saleh 3 1) Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN PAYA TUMPI PAYA ILANG KOTA TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN PAYA TUMPI PAYA ILANG KOTA TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 40-49 EVALUASI MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN PAYA TUMPI PAYA ILANG KOTA TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH Ahlandi 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 2 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province By Muhammad Syafii 1), Darwis 2), Hazmi Arief 2) Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan batasan penelitian Penelitian ini berlokasi di proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai di Dusun Kalangbahu Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO Ukuran Kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah net present value (NPV) dan net benevit cost ratio (net

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

Lebih terperinci

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE (STUDI KASUS JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE)

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE (STUDI KASUS JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE) ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 461-474 KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE (STUDI KASUS JALAN LINGKAR KOTA LHOKSEUMAWE) Rijalul Qadri BS 1, M. Isya 2, dan Sofyan M Saleh 3 1)

Lebih terperinci

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA BAB III METODOLOGI 3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA Tahap kegiatan ini adalah sebelum kita memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBANGAN NILAI EKONOMIS AIR PADA KINCIR AIR IRIGASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DAN MASYARAKAT TANI. Oleh : ENDANG PURNAMA DEWI

ANALISIS SUMBANGAN NILAI EKONOMIS AIR PADA KINCIR AIR IRIGASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DAN MASYARAKAT TANI. Oleh : ENDANG PURNAMA DEWI ANALISIS SUMBANGAN NILAI EKONOMIS AIR PADA KINCIR AIR IRIGASI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DAN MASYARAKAT TANI Oleh : ENDANG PURNAMA DEWI 07 118 033 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia tercatat sebagai negara produsen kopi terbesar ketiga setelah Brazil dan Kolumbia. Kopi Indonesia sebagian besar dihasilkan dari daerah segitiga emas kopi, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS COST-BENEFIT

ANALISIS COST-BENEFIT ANALISIS COST-BENEFIT USAHA RAKYAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA (STUDI KASUS PADA PROGRAM SAPI BERGULIR DI DESA ARJANGKA, KECAMATAN PRINGGARATA, KABUPATEN LOMBOK TENGAH) Juwita

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil ISSN

Jurnal Teknik Sipil ISSN ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 521-532 TINJAUAN NILAI WAKTU PERJALANAN DAN MANFAAT JALAN ALTERNATIF SIMPANG WER LAH SIMPANG LANCANG DIBANDINGKAN DENGAN JALAN EKSISTING SIMPANG WER LAH TAJUK ENANG-ENANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN Oleh : CITTO PACAMA FAJRINIA 3109100071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan.

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 5.1 Kesesuaian Kawasan Budidaya Rumput Laut Keberhasilan suatu kegiatan budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh faktor lahan perairan, oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Analisis Finansial Budidaya Ayam Petelur di Kalimantan Timur (Mariyah) 15 ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Mariyah

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN Novia Endhianata, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada bulan Agustus 2013. B. Alat dan Objek Penelitian Alat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar 26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 1 Abstrak ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 Zainal Abidin 2 Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Jenis Bambang Lanang Analisis Ekonomi dan Finansial Pembangunan Hutan Tanaman penghasil kayu Jenis bawang Analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur Latar Belakang 1. Kebutuhan konsumsi daging cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil ISSN

Jurnal Teknik Sipil ISSN ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 543-552 TINJAUAN KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN KOMBINASI NILAI INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) DAN SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) PADA JALAN TAKENGON BLANGKEJEREN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 311 STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Muhammad Alhajj Dzulfikri Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, dan A.A. Gde Kartika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF CATTLE FATTENNING IN KOPERASI TERNAK ROJO KOYO POGALAN SUB-DITRICT OF TRENGGALEK REGENCY

FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF CATTLE FATTENNING IN KOPERASI TERNAK ROJO KOYO POGALAN SUB-DITRICT OF TRENGGALEK REGENCY FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF CATTLE FATTENNING IN KOPERASI TERNAK ROJO KOYO POGALAN SUB-DITRICT OF TRENGGALEK REGENCY Dymastri Rangga P, Budi Hartono, and Hari Dwi Utami Faculty of Animal Husbandry,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup keseluruhan langkah pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah kerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

Tabel 8. Luas wilayah Sulawesi Selatan di tiap kabupaten berdasarkan peta dasarnya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 8. Luas wilayah Sulawesi Selatan di tiap kabupaten berdasarkan peta dasarnya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan merupakan daerah bagian paling selatan dari pulau Sulawesi yang terhampar luas di sepanjang koordinat 0 o 12 8 o Lintang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF KOTA SEI RAMPAH KECAMATAN SEI RAMPAH DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF KOTA SEI RAMPAH KECAMATAN SEI RAMPAH DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF KOTA SEI RAMPAH KECAMATAN SEI RAMPAH DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Colloqium

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Achmad Nifan El Wafi 1), Moch. Sholichin 2), Ussy Andawayanti 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak seraiwangi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Sekitar 40% produksi

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci