KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN. Uncontrolled Copy. CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN. Uncontrolled Copy. CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk."

Transkripsi

1 KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

2 Halaman ini sengaja dikosongkan

3 Daftar Isi.. Daftar Isi..... i Terbitan iii Pengantar Umum... v LEMBAR PENGESAHAN... vii Daftar Distribusi... ix Catatan Mengenai Seluruh Halaman... xi Catatan Mengenai Revisi... xiii Distribusi dan Kerahasiaan... xv Daftar Istilah... xvii 1. PENDAHULUAN Keterangan Mengenai Perusahaan Prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) ORGAN PERUSAHAAN Rapat Umum Pemegang Saham Dewan Komisaris Direksi Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris Sekretaris Perusahaan Pengawasan Internal (Audit Internal) PEMEGANG SAHAM Hak dan Perlindungan Pemegang Saham Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Hak Pemegang Saham HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN AFILIASI Hubungan antara Perusahaan dengan Anak Perusahaan Hubungan Antara Perusahaan dengan Perusahaan Afiliasi RENCANA JANGKA PANJANG PERUSAHAAN DAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN PERUSAHAAN RJPP RKAP KEBIJAKAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI Kebijakan mengenai Laporan Keuangan Kebijakan Mengenai Laba Ditahan Kebijakan Pendanaan Kebijakan Pengelolaan Pinjaman Jangka Panjang Kebijakan Investasi KEPATUHAN Kepatuhan Aspek Peraturan Perseroan Terbatas Secara Umum Kepatuhan Aspek Peraturan Pasar Modal Kepatuhan Aspek Peraturan BUMN Kepatuhan Aspek Penerbangan Kepatuhan Aspek Teknologi Informasi Kepatuhan Aspek Peraturan Lingkungan Kepatuhan Terkait Pinjaman Luar Negeri Kepatuhan Aspek Persaingan Usaha KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASI PENERBANGAN, PENGELOLAAN ARMADA, PEMASARAN DAN PENJUALAN, LAYANAN Kebijakan Pengelolaan Operasi Penerbangan Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Penerbangan Kebijakan Pengelolaan Kelaikan Pesawat Udara Kebijakan Pemasaran & Penjualan Kebijakan Layanan Terbitan : 2 Revisi 0 i

4 9. KETERBUKAAN DAN KERAHASIAAN INFORMASI Keterbukaan dan Akses Informasi Keterbukaan Informasi Dalam Bidang Pasar Modal Dokumen Perusahaan Kerahasiaan Informasi Komunikasi Keluar ETIKA PERUSAHAAN Etika Perusahaan Pelanggaran Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistle Blowing System Anti Korupsi PENGELOLAAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI KETENAGAKERJAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Terbitan : 2 Revisi 0 ii

5 Terbitan 2.. (KTKP) PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KTKP ini mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Juli 2014 KTKP merupakan penyempurnaan dari Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP) yang telah diterbitkan sebelumnya. Sehubungan dengan dikeluarkannya KTKP ini, untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan, mohon PKP yang telah kami kirim sebelumnya dalam bentuk soft copy (compactdisk) agar dapat segera dikirimkan kepada kami untuk dimusnahkan. Pertanyaan mengenai KTKP ini, dapat diajukan ke unit Corporate Secretary (JKTDSGA) dengan alamat: Ground Floor, Garuda Indonesia Management Building Garuda City, Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng 19120, Indonesia P.O.BOX 1004 TNG BUSH Phone : , Lengkapi tanda terima dan kirim kembali pada JKTDSGA selambatnya 2 hari kerja setelah diterima Jakarta, 1 Juli 2014 Terbitan : 2 Revisi 0 iii

6 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 iv

7 Pengantar Umum Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance ( GCG ) dan sehubungan dengan perubahan status PT Garuda Indonesia ( Persero ) Tbk., ( Perusahaan ) yang sebelumnya merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara dengan status perusahaan tertutup menjadi suatu perusahaan Badan Usaha Milik Negara terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, serta dengan memperhatikan terdapatnya perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur mengenai kegiatan usaha Perusahaan, maka Perusahaan memandang perlu untuk melakukan pembaharuan dan penyempurnaan dari Pedoman Kebijakan Perusahaan ( PKP ) yang diterbitkan pada tanggal 28 Juli 2006 yang perubahan terakhirnya diterbitkan pada tanggal 5 Maret 2012, yang salah satunya dengan merubah namanya menjadi Kebijakan Tata Kelola Perusahaan ( KTKP ). Perubahan PKP ini juga bertujuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis dan kompetitif. KTKP merupakan kebijakan utama dan kebijakan induk yang berlaku di lingkungan Perusahaan, serta merupakan dokumen kebijakan Perusahaan yang senantiasa dikaji secara periodik guna disesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal maupun eksternal Perusahaan. KTKP berisi prinsip-prinsip umum dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Ketentuan lebih lanjut dan terkait terhadap KTKP ini diatur dan dituangkan dalam manual-manual tersendiri terkait dengan unit kerjanya masingmasing. Manual-manual tersebut tidak boleh bertentangan dengan KTKP ini. KTKP wajib menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan di Perusahaan, sekaligus menjadi pedoman GCG bagi Perusahaan. Setiap perubahan dari KTKP harus mendapatkan persetujuan dari Direktur Utama dan Direktur yang bertanggung jawab terhadap GCG. KTKP ini berlaku sejak ditandatangani. Dengan berlakunya KTKP ini maka PKP sebelumnya yang ditetapkan pada tanggal 28 Juli berikut perubahanperubahannya, dinyatakan tidak berlaku lagi. Jakarta, 1 Juli 2014 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Terbitan : 2 Revisi 0 v

8 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 vi

9 LEMBAR PENGESAHAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Selasa, tanggal 1 Juli 2014 telah ditetapkan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan PT_Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dengan diberlakukannya Kebijakan Tata Kelola Perusahaan ini, Pedoman Kebijakan Perusahaan sebelumnya yang disahkan pada tanggal 28 Juli 2006 yang perubahan terakhirnya diterbitkan pada tanggal 5 Maret 2012 dinyatakan tidak berlaku lagi. Jakarta, 1 Juli 2014 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Terbitan : 2 Revisi 0 vii

10 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 viii

11 Daftar Distribusi DAFTAR PEMEGANG (KTKP) No. Pemegang Code Nomor Unit Dokumen 1. Komisaris Utama DW ORG Komisaris DW ORG Komisaris DW ORG Komisaris DW ORG Komisaris DW ORG Komisaris DW ORG Komite Audit DW ORG Komite Pengembangan Usaha dan DW ORG Pemantauan Risiko 9. Direktur Utama DZ ORG Direktur Teknik & Pengelolaan Armada DE ORG Direktur Pemasaran & Penjualan DN ORG Direktur SDM & Umum DI ORG Direktur Keuangan DF ORG Direktur Operasi DO ORG Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis & DQ ORG Manajemen Risiko 16. Direktur Layanan DC ORG VP Internal Audit DA ORG VP Corporate Secretary DS ORG VP Corp.Quality Safety & Env.Mgmnt. DV ORG VP SBU Garuda Sentra Medika IH ORG VP SBU Garuda Cargo GF ORG VP Enterprise Risk Management QR ORG VP Hajj, VVIP & Charter CH ORG VP Human Capital Mngt. ID ORG VP Learning & Development VZ ORG VP Corporate Communication DP ORG VP Business Support & General Affairs IB ORG VP Financial Accounting WA ORG VP Financial Analysis WL ORG VP Treasury Management WF ORG VP Investor Relations WI ORG VP Customer Relationship Mgmnt. CR ORG VP Operation Support OS ORG VP Flight Operation OF ORG VP Operation Planning & Control OG ORG VP Network Management CN ORG VP Marketing CM ORG VP Revenue Management RZ ORG VP Inflight Services CI ORG VP Cabin Services CC ORG Terbitan : 2 Revisi 0 ix

12 No. Pemegang Code Nomor Unit Dokumen 41. VP Airworthinness Management MQ ORG VP Aircraft Maintenance Management ML ORG VP Strategic Management Office QP ORG VP IT Strategy QX ORG VP Account & Sales Mgmnt. CA ORG VP CEO Office DB ORG VP Ground Services CG ORG VP Corporate Security DK ORG VP Fleet Acquisition AP ORG VP Fleet Management AF ORG VP Digital Business EC ORG VP Domestic Region-1 MESAM ORG VP Domestic Region-2 JKTAM ORG VP Domestic Region-3 SUBAM ORG VP Domestic Region-4 UPGAM ORG VP International Region-1 SINAM ORG VP International Region-2 TYOAM ORG VP International Region-3 SHAAM ORG VP International Region-4 SYDAM ORG VP International Region-5 AMSAM ORG SM Financial Syst. & Procedures DFP ORG SM Maintenance Quality Audit & Control MQC ORG SM Corporate Quality Assurance DVA ORG SM Operation Quality Management DOQ ORG SM System Quality Assurance GFQ ORG SM Performance Control & Quality Assurance DCQ ORG SM Business Support Quality Assurance IBK ORG SM Operation Standards DOP ORG SM Commercial Quality Assurance DNQ ORG SM Human Capital Quality Assurance IDS ORG SM Operation Publication OSP ORG SM Corp. Secretarial & Corp.Governance DSA ORG SM Corporate Contract DSC ORG SM Litigation & Regulatory DSL ORG SM Corporate Document Management DSM ORG Mgr. Quality Assurance VZQ ORG Mgr.IOSA Compliance DVC ORG Terbitan : 2 Revisi 0 x

13 Catatan Mengenai Seluruh Halaman Bab Halaman Terbitan Bab Halaman Terbitan Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev Rev.0 Terbitan : 2 Revisi 0 xi

14 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 xii

15 Catatan Mengenai Revisi Berikut dibawah ini adalah mengenai Nomor Terbitan, Amandemen, Tanggal Amandemen, Tanggal Disisipkan dan Nama Unit/Personil yang menyisipkan halaman revisi tersebut sesuai amandemen kedalam KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Terbitan/ Amandemen Tanggal Tanggal Disisipkan Oleh Terbitan : 2 Revisi 0 xiii

16 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 xiv

17 Distribusi dan Kerahasiaan KTKP ini didistribusikan kepada seluruh Dewan Komisaris, Direksi, Vice President (VP), dan unit-unit Quality Assurance. Pendistribusiannya dibuktikan dengan surat pengiriman yang sah (menggunakan numerator) dan nama setiap penerima KTKP dimasukkan ke dalam daftar distribusi. Daftar distribusi dilampirkan pada masing-masing kebijakan ini dan dokumen asli disimpan pada unit Corporate Secretary. Seluruh informasi yang tercantum di dalam kebijakan ini termasuk dalam kategori yang bersifat terbatas. Terbitan : 2 Revisi 0 xv

18 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 xvi

19 Dalam KTKP ini yang dimaksud dengan : Terbitan : 2 Revisi 0 Daftar Istilah.. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yaitu kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Anak Perusahaan Perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Anggaran Dasar Akta No. 24 tanggal 16 Nopember 2010, yang dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., berkedudukan di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-5427.AH Tahun 2010 tanggal 22 Nopember 2010 dan AHU.2-AH.01.0I-9676 tanggal 20 Desember 2010, berikut perubahan-perubahannya yang akan dibuat di kemudian hari. AOC Sertifikat Operator Pesawat Udara (Air Operator Certificate) yang diberikan kepada badan hukum Indonesia yang mengoperasikan pesawat udara sipil untuk angkutan udara niaga. Badan Publik Lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Bapepam-LK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (sekarang digantikan dengan OJK). BAPPENAS Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. BEI Bursa Efek Indonesia Benturan Kepentingan Perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama Perusahaan atau pihak terafiliasi dari Direktur, Komisaris dan pemegang saham utama. BI Bank Indonesia BUMN Badan Usaha Milik Negara, yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. CASR Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulations). Emiten Pihak yang melakukan Penawaran Umum. GCG Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu prinsip-prinsip yang xvii

20 ICAO Informasi Material mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization). Informasi material berupa informasi penting dan relevan mengenai usaha atau efek dari Emiten atau Perusahaan Publik tersebut yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal dan atau harga efek yang diperdagangkan. Informasi Publik Insan Perusahaan KAP LHP Menteri Keuangan OJK Pemegang Saham Independen Pemohon Informasi Publik Penawaran Umum Peraturan BEI No. I-A Peraturan Bapepam- LK No. IX.C.1 Peraturan Bapepam- LK No. IX.E.1 Peraturan Bapepam- LK No. IX.H.1 Terbitan : 2 Revisi 0 Informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Direksi, Komisaris dan pegawai Perusahaan. Kantor Akuntan Publik Laporan Hasil Pemeriksaan Menteri Keuangan Republik Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK). Pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sehubungan dengan suatu transaksi tertentu dan atau bukan merupakan pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan atas transaksi. Seluruh warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam UU KIP. Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Peraturan BEI tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/ Tahun 2004, berikut perubahannya dari waktu ke waktu. Peraturan Bapepam-LK No. IX.C.1 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran. Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP- 412/BL/2009 Tahun 2009 Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-264/BL/2011 Tahun 2011 xviii

21 Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Terbitan : 2 Revisi 0 Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-63/PM/1996 Tahun Peraturan Bapepam No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP-643/BL/2012 tahun 2012 Peraturan Bapepam-LK No. X.K.1 tentang Keterbukaan Peraturan Bapepam- LK No. X.K.1 Informasi yang Harus Segara Diumumkan Kepada Publik. Peraturan Bapepam- Peraturan Bapepam-LK No. X.K.2 tentang Kewajiban LK No. X.K.2 Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Perkom No. 1/2010 Peraturan Komisi Informasi No. 1 tahun Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik. Permen BUMN No. Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang 1/2011 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Permen BUMN No. 2/2013 Perusahaan Perusahaan Publik Perusahaan Publik Tercatat PKPN PSAK RAPBN RKAP RJPP RUPS RUPS Benturan Kepentingan Sistem Informasi Teknologi Informasi Tim PKLN TO UKL-UPL Corporate Governance) pada BUMN. Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurangkurangnya oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp ,00 atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang pasar modal. Perusahaan Publik yang efeknya tercatat di bursa. Program Keamanan Penerbangan Nasional Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang khusus diselenggarakan dalam rangka melindungi kepentingan pemegang saham, khususnya Pemegang Saham Independen berkaitan dengan transaksi yang mengandung benturan kepentingan Penggunaan teknologi informasi untuk membantu proses bisnis dalam pengambilan keputusan Perusahaan. Suatu teknologi yang mencakup aplikasi, informasi, infrastruktur dan sumber daya manusia yang digunakan untuk layanan di dalam lingkup Perusahaan sendiri, maupun yang dipakai untuk berhubungan dengan pihak luar. Tim Koordinasi Pengelolaan Pinjaman Komersial Luar Negeri. Penawaran Tender / Tender Offer Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang xix

22 diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. UU BUMN Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara UU Dokumen Perusahaan Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. UU ITE Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. UU KIP Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. UU Lingkungan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU Penerbangan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. UU Persaingan Usaha Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat UUPM Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPT Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU Tipikor Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 VP Vice President Terbitan : 2 Revisi 0 xx

23 1. PENDAHULUAN 1.1 Keterangan Mengenai Perusahaan Perusahaan pertama kali didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 137 tanggal 31 Maret 1950, yang dibuat di hadapan Notaris Kadiman, S.H., berkedudukan di Jakarta dengan nama Garuda Indonesian Airways N.V., yang kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara (P.N.) Perhubungan Udara Garuda Indonesian Airways berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 1961 serta telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 126 Tahun Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1971, Lembaran Negara Tahun 1971 No. 87, Perusahaan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975, yang dibuat di hadapan Notaris Soeleman Ardjasasmita S.H., berkedudukan di Jakarta dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 26 Agustus Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada bulan Februari Anggaran dasar Perseroan terakhir diubah berdasarkan: (i) Akta No. 24 tanggal 16 Nopember 2010, yang dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., berkedudukan di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-5427.AH Tahun 2010 tanggal 22 Nopember 2010 dan AHU.2-AH.01.0I-9676 tanggal 20 Desember 2010, sehubungan dengan perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan didirikan untuk melakukan usaha di bidang jasa angkutan udara niaga serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Uraian lengkap mengenai kegiatan usaha utama Perusahaan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 1 1

24 Visi dan Misi Visi Perusahaan adalah Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia Misi Perusahaan adalah Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan yang profesional Tata Nilai Perusahaan Nilai-nilai dasar yang dianut jajaran organisasi Perusahaan adalah: Efficient & Effective Loyalty Customer Centricity Honesty & Openness Integrity dimana uraian selengkapnya dijabarkan dalam manual Etika Bisnis dan Etika Kerja. 1.2 Prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dalam menjalankan praktik bisnisnya, Perusahaan harus mengutamakan kelangsungan hidup Perusahaan dan kepentingan stakeholders. Perusahaan juga harus mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk tumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Penerapan GCG pada Perusahaan bertujuan untuk: a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan; b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perusahaan; c. Mendorong agar organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 1 2

25 d. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional; dan e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional. Perusahaan harus senantiasa memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan, yaitu: a. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perusahaan menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. b. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan berupaya untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar melalui pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. c. Tanggung Jawab (Responsibility) Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) mematuhi peraturan, perundang-undangan, Anggaran Dasar dan peraturan Perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. d. Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Perusahaan harus dikelola secara independen dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness) Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 1 3

26 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 1 4

27 2. ORGAN PERUSAHAAN Sejalan dengan amanat UUPT, Perusahaan memiliki 3 organ utama yang terdiri atas RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ Perusahaan tersebut mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG yang efektif. Selain itu, organ Perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perusahaan. 2.1 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan organ Perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS merupakan sarana bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan UUPT dan Anggaran Dasar Perusahaan. RUPS dan atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi tersebut sesuai dengan ketentuan UUPT dan Anggaran Dasar. Terdapat 2 jenis RUPS, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan wajib diadakan selambat-lambatnya pada bulan Mei setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan. RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan. Ketentuan mengenai pelaksanaan RUPS secara lebih rinci dibahas dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan Board Manual. 2.2 Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan organ Perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan atas kebijakan usaha Perusahaan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional, kecuali apabila ditentukan lain berdasarkan ketentuan UUPT dan Anggaran Dasar. Namun demikian, Dewan Komisaris dapat turut serta mengambil keputusan dalam hal terdapat suatu usulan Direksi mengenai rancana tindakan atau rencana strategis yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Dalam hal terdapat rencana atau tindakan atau rencana strategis yang dilakukan oleh Perusahaan maka Dewan Komisaris dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal tersebut. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi. Kewenangan yang ada pada Dewan Komisaris tetap dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas dan penasihat. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 2 1

28 Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris. Komposisi dan jumlah anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan. Perusahaan wajib memiliki Komisaris Independen dengan jumlah sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh Komisaris. Penjelasan lebih rinci terkait tugas, fungsi, wewenang, dan pengangkatan Dewan Komisaris secara rinci dijabarkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan Board Manual Perusahaan. 2.3 Direksi Direksi merupakan organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Perusahaan serta memastikan agar Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada dasarnya, Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Direksi senantiasa menjalankan konsep fiduciary duty berdasarkan UUPT yang mengatur hubungan antara Direksi dengan Perseroan Terbatas. Sebagai pengemban fiduciary duty, Direksi dengan itikad baik dan dapat dipercaya menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pengurusan sehari-hari Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan. RUPS atau keputusan Direksi menetapkan pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi. Masing-masing anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya serta mengikuti ketentuan di UUPT dan Anggaran Dasar Perusahaan. Pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Anggaran Dasar Perusahaan menentukan kondisi tertentu, yang mengharuskan tugas Direksi diambil alih oleh Dewan Komisaris. Komposisi dan jumlah anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan, di mana setidaknya 1 (satu) orang dari jajaran anggotanya bertindak sebagai Direktur Independen. 2.4 Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan dapat membentuk komitekomite lain untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris dalam rangka menerapkan praktek GCG. Komite-komite ini akan memberikan laporan dan pertanggungjawaban langsung kepada Dewan Komisaris. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 2 2

29 2.5 Sekretaris Perusahaan Dalam rangka perkembangan Pasar Modal di Indonesia serta untuk meningkatkan pelayanan emiten atau Perusahaan Publik kepada masyarakat pemodal, maka Perusahaan harus memiliki Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Sekretaris Perusahaan harus memiliki akses terhadap informasi material dan relevan yang berkaitan dengan Perusahaan dan menguasai peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan. Peran Sekretaris Perusahaan sangat penting bagi perusahaan terbuka, karena Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara Perusahaan, OJK, dan masyarakat. Ketentuan lebih rinci mengenai tugas, fungsi, dan wewenang Sekretaris Perusahaan diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan Board Manual Perusahaan. 2.6 Pengawasan Internal (Audit Internal) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang pasar modal, Perusahaan wajib memiliki Unit Audit Internal. Pengawasan internal yang dilakukan oleh Unit Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Ketentuan lebih rinci mengenai struktur, tugas, dan wewenang Audit Internal diatur lebih lanjut dalam Board Manual Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 2 3

30 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 2 4

31 3. PEMEGANG SAHAM Pemegang saham sebagai pemilik modal memiliki hak dan tanggung jawab atas perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan. Sesuai dengan ketentuan UUPT, pemegang saham, melalui RUPS, merupakan organ Perusahaan yang mempunyai kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UUPT dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan. Pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perusahaan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perusahaan melebihi saham yang dimilikinya. Setiap pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar Perusahaan dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundangundangan yang berlaku bagi Perusahaan. 3.1 Hak dan Perlindungan Pemegang Saham Direksi dan Dewan Komisaris wajib melindungi hak pemegang saham sesuai peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan. Hak pemegang saham tersebut pada dasarnya meliputi: a. Hak untuk menghadiri, menyampaikan pendapat, dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara; b. Hak untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu, benar dan teratur, kecuali hal-hal yang bersifat rahasia, sehingga memungkinkan pemegang saham membuat keputusan mengenai investasinya dalam perusahaan berdasarkan informasi yang akurat; c. Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi pemegang saham dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan lainnya, sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya; d. Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS agar pemegang saham dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan mengenai hal-hal yang mempengaruhi eksistensi perusahaan dan hak pemegang saham; dan Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis dan klasifikasi saham dalam perusahaan, maka: (i) setiap pemegang saham berhak mengeluarkan suara sesuai dengan jenis, klasifikasi dan jumlah saham yang dimiliki; dan (ii) setiap pemegang saham berhak untuk diperlakukan setara berdasarkan jenis dan klasifikasi saham yang dimilikinya. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 3 1

32 Pemegang saham Perusahaan diberikan hak-hak tertentu yang dapat dilaksanakan apabila merasa dirinya dirugikan atas tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan. Secara umum, UUPM melindungi setiap pemegang saham dari dilakukannya tindakan Perusahaan yang dianggap tidak sesuai atau merugikan dirinya melalui mekanisme keterbukaan, pelaporan, dan kewajaran yang diterapkan oleh OJK dan BEI bagi Perusahaan Publik. Lebih lanjut, peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh OJK mengatur bahwa pemegang saham minoritas juga mendapatkan perlindungan dalam transaksitransaksi yang dianggap dapat merugikan kepentingan pemegang saham, misalnya dalam keadaan dilaksanakannya transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, maka sebelum transaksi dilakukan, harus dilaksanakan RUPS Benturan Kepentingan untuk memperoleh persetujuan dari Pemegang Saham Independen untuk melaksanakan tindakan tersebut. Dalam RUPS Benturan Kepentingan, Pemegang Saham Independen dapat menolak atau menyetujui dilaksanakannya tindakan Perusahaan yang melibatkan Benturan Kepentingan tersebut. Selain itu dalam hal terjadinya perubahan pengendalian atas Perusahaan, maka hak pemegang saham publik juga dilindungi dengan adanya kewajiban bagi pengendali baru untuk melakukantender Offer terhadap seluruh sisa saham di perusahaan tersebut. 3.2 Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Hak Pemegang Saham Perusahaan harus melindungi hak pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 3 2

33 4. HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN AFILIASI Perusahaan dapat mendirikan Anak Perusahaan atau melakukan penyertaan modal dalam suatu perusahaan berdasarkan pertimbangan dan kebijakan Perusahaan. Anak Perusahaan yang terkonsolidasi tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang berlaku. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan oleh Anak Perusahaan juga tidak luput dari kemungkinan dapat menimbulkan kewajiban tertentu bagi Perusahaan, misalnya kewajiban keterbukaan informasi, pengumuman dalam rangka transaksi material, dan permohonan persetujuan kepada RUPS dalam hal transaksi material dengan nilai lebih dari 50% ekuitas Perusahaan. 4.1 Hubungan antara Perusahaan dengan Anak Perusahaan Perusahaan sebagai pemegang saham dalam Anak Perusahaan memiliki hak untuk menunjuk wakil Perusahaan sebagai direksi atau komisaris dalam Anak Perusahaan dengan mekanisme sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum, semua Anak Perusahaan diawasi oleh Direktur Perusahaan yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan Anak Perusahaan. 4.2 Hubungan Antara Perusahaan dengan Perusahaan Afiliasi Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, afiliasi adalah: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari Pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama; d. hubungan antara perusahaan dan Pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. Perusahaan afiliasi mencakup juga perusahaan lain yang dikendalikan oleh Pemerintah, dalam hal ini BUMN lain atau instansi pemerintah. Dalam hal Perusahaan melakukan transaksi atau kerjasama dengan perusahaan afiliasi dan apabila transaksi tersebut tidak dikecualikan dari transaksi afiliasi, maka transaksi antara Perusahaan dengan perusahaan terafiliasi wajib dinilai oleh pihak penilai Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 4 1

34 independen yang terdaftar di OJK dan diumumkan kepada masyarakat dua hari kerja setelah transaksi atau kerjasama tersebut dilakukan. Tujuan dari adanya penilaian dari penilai independen ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan dengan perusahaan afiliasi merupakan transaksi yang wajar. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 4 2

35 5. RENCANA JANGKA PANJANG PERUSAHAAN DAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN PERUSAHAAN 5.1 RJPP RJPP merupakan rencana strategis yang dipersiapkan oleh Direksi yang memuat sasaran dan tujuan Perusahaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun. RJPP disusun oleh Direksi dan harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi Direksi dalam melaksanakan RJPP yang telah disusun oleh Direksi. RJPP menjadi pedoman bagi Direksi untuk mengembangkan Perusahaan. Namun demikian, RJPP perlu ditinjau dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa RJPP yang dibuat oleh Perusahaan masih tetap sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia. Direksi, berdasarkan kebijakannya, dengan memperhatikan kondisi ekonomi dan sosial, dapat mengubah RJPP yang telah dibuat dengan persetujuan Dewan Komisaris. Rancangan RJPP sekurang-kurangnya memuat evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya, posisi Perusahaan saat ini, asumsi-asumsi yang dapat dipakai dalam penyusunan RJPP dan penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja RJPP Perusahaan. Proses persetujuan RJPP harus mengacu kepada ketentuan Anggaran Dasar dan Board Manual. Perusahaan harus membuat atau menetapkan buku petunjuk atau manual untuk menyusun RJPP. 5.2 RKAP RKAP merupakan penjabaran tahunan dari RJPP yang dipersiapkan oleh Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan. RKAP memuat antara lain, anggaran tahunan Perusahaan untuk tahun anggaran yang akan datang, yang dibuat sebelum tahun anggaran berikutnya tersebut dimulai. Dalam menyusun RKAP, Direksi dan unit kerja terkait wajib memperhatikan asumsi dasar Secara umum asumsi yang digunakan mengacu pada asumsi yang ditetapkan dalam RAPBN dan hasil evaluasi internal perusahaan. RKAP merupakan dasar atau pedoman bagi Perusahaan untuk mengeluarkan belanja modal (capital expenditure) atau modal kerja (working capital). Batasan-batasan Perusahaan untuk melakukan investasi harus berdasarkan RKAP yang telah disetujui. Perusahaan harus membuat atau menetapkan buku petunjuk atau manual untuk menyusun RKAP. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 5 1

36 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 5 2

37 6. KEBIJAKAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI 6.1 Kebijakan mengenai Laporan Keuangan Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK. Direksi harus memiliki sistem kontrol internal untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran atau penerimaan dicatat dalam neraca Perseroan. Dalam menyusun Laporan Keuangan, Direksi harus memperhatikan prinsip kehati-hatian untuk menghindari adanya kesalahan dalam pencatatan yang dapat merugikan pemegang saham. Sesuai dengan ketentuan UUPT, Direksi harus menyampaikan laporan keuangan kepada akuntan publik untuk diaudit. Dengan mempertimbangkan status Perusahaan saat ini sebagai perusahaan terbuka (Tbk.), maka Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perusahaan secara berkala (triwulan) kepada OJK dan BEI,dimana setiap akhir tahun tutup buku diwajibkan diaudit oleh KAP yang terdaftar di OJK. 6.2 Kebijakan Mengenai Laba Ditahan Cadangan Sesuai dengan ketentuan UUPT dan Anggaran Dasar, pengesahan laporan keuangan serta persetujuan atas penggunaan laba bersih setiap tahun ditetapkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan. Kewajiban penyisihan laba bersih untuk cadangan dan dividen hanya berlaku apabila Perusahaan memiliki saldo laba positif. Saldo laba positif adalah laba bersih Perusahaan dalam tahun buku berjalan yang telah menutup akumulasi kerugian Perusahaan dari tahun buku sebelumnya. UUPT mensyaratkan suatu perusahaan untuk mencadangkan laba bersih untuk cadangan sampai dengan paling sedikit 20% dari modal ditempatkan dan disetor. Perusahaan wajib membentuk cadangan wajib dan cadangan lainnya. Cadangan wajib digunakan oleh Perusahaan untuk menutup kemungkinan kerugian Perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan cadangan lainnya adalah cadangan di luar cadangan wajib yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan Perusahaan, misalnya untuk perluasan usaha. Direksi wajib mengelola dana cadangan dengan cara yang dianggap baik oleh Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris Dividen Setelah laba bersih dicadangkan untuk cadangan wajib dan dengan memperhatikan covenant perjanjian utang yang mengatur mengenai pembagian dividen, Perusahaan dapat mengusulkan adanya pembagian dividen. Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 6 1

38 Perusahaan berakhir apabila jumlah kekayaan bersih Perusahaan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris. 6.3 Kebijakan Pendanaan Perusahaan memperoleh pendanaan dari internal maupun eksternal. Dana eksternal dapat diperoleh Perusahaan baik melalui pasar modal maupun bank atau lembaga keuangan. Dengan mempertimbangkan bahwa penggalangan dana melalui pasar modal maupun bank atau lembaga keuangan sangat bergantung pada kondisi pasar, salah satunya adalah suku bunga, maka Perusahaan harus memperhatikan kesempatan yang tepat untuk mencari pendanaan dari pasar modal maupun bank atau lembaga keuangan. Sebelum Perusahaan mempertimbangkan untuk memperoleh pendanaan, Perusahaan perlu mempelajari kembali kewajiban-kewajiban (covenants) yang harus dipenuhi oleh Perusahaan berdasarkan perjanjian yang telah dibuat oleh Perusahaan, dalam hal ini Perusahaan perlu melihat, antara lain namun tidak terbatas pada apakah rasio-rasio keuangan yang disyaratkan berdasarkan perjanjian masih dalam batasan. Selain itu, Perusahaan juga perlu mempelajari ketentuan dan syarat dari perjanjian agar fasilitas pendanaan yang diambil oleh Perusahaan ebih efisien serta tidak memberatkan Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Setelah pendanaan diperoleh Perusahaan, Perusahaan perlu membuat suatu daftar yang memuat rincian covenant yang harus dipenuhi Perusahaan. Daftar covenant tersebut harus dibagikan kepada pihak-pihak yang terkait di organisasi Perusahaan, seperti bagian treasury, akuntansi, legal, serta corporate secretary. Masing-masing organisasi di Perusahaan harus memastikan bahwa Perusahaan senantiasi memperhatikan batasan-batasan yang ada di setiap perjanjian kredit. Sebelum memulai suatu aksi korporasi, Perusahaan harus melihat kembali ketentuan yang ada di masing-masing perjanjian kredit untuk memastikan bahwa tidak ada larangan atau pemberitahuan yang diperlukan untuk melakukan aksi korporasi tersebut 6.4 Kebijakan Pengelolaan Pinjaman Jangka Panjang Perusahaan melakukan pinjaman jangka panjang untuk membiayai kebutuhan investasi/barang modal/aset tidak lancar perusahaan. Besarnya pinjaman jangka panjang disesuaikan dengan besarnya pertumbuhan operasional perusahaan dan kemampuan perusahaan sesuai batasan rasio keuangan yang dipersyaratkan kreditur (financial covenant). Jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan kemampuan cash flow Perusahaan saat pinjaman dilakukan dan proyeksi keuangan minimal 2 tahun ke depan. Sumber pinjaman jangka panjang berasal dari bank/lembaga keuangan bank/lembaga keuangan bukan bank, baik di dalam maupun di luar negeri. Perusahaan melakukan analisa penawaran pembiayaan dan negosiasi atas penawaran pinjaman yang diberikan oleh sumber-sumber pinjaman tersebut dan memilih terms & condition yang terbaik bagi Perusahaan. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 6 2

39 Sebagian besar pinjaman jangka panjang Perusahaan digunakan untuk pembayaran Pre Delivery Payment (PDP), selain untuk refinancing pinjaman dengan ketentuan yang lebih baik serta untuk pembayaran sewa pesawat. Setelah persyaratan pencairan pinjaman terpenuhi, Perseroan dapat langsung mencairkan dana tesebut. Apabila dana tersebut belum digunakan, maka dana pinjaman tersebut ditempatkan di rekening Perusahaan yang terdapat di bank kreditur, atau dipindahkan ke rekening operasional Perusahaan pada hari yang sama dengan dana tersebut masuk ke rekening Perusahaan yang terdapat di bank kreditur. Penggunaan dana tersebut disesuaikan dengan jadwal jatuh tempo pembayaran PDP/sewa pesawat atau refinancing pinjaman jatuh tempo. Perusahaan akan menempatkan sisa dana yang belum digunakan dalam bentuk deposito jangka pendek, dimana periode penempatan disesuaikan dengan jadwal jatuh tempo pembayaran PDP/sewa pesawat atau pinjaman yang akan dilunasi. 6.5 Kebijakan Investasi Direksi dapat melakukan investasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang diambil secara hati-hati. Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, Direksi harus memperhatikan, RJPP dan RKAP Perusahaan. Selain itu, sebelum melakukan investasi juga harus didukung oleh analisa risiko yang mungkin timbul dalam investasi tersebut. Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 6 3

40 Halaman ini sengaja dikosongkan Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 6 4

41 7. KEPATUHAN Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan tunduk pada beragam ketentuan peraturan perundang-undangan, antara lain UUPT, peraturan pasar modal, peraturan BUMN, peraturan di bidang penerbangan, dan peraturan di bidang lingkungan hidup. Kelalaian dalam memenuhi peraturan-peraturan tersebut di atas dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang dapat merugikan Perusahaan, antara lain berupa denda yang harus dibayar oleh Perusahaan dan kemungkinan adanya pencabutan izin dari Pemerintah. Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, Perusahaan menerapkan asas hukum lex specialis derogate legi generalis yang mengandung makna bahwa ketentuan hukum yang khusus akan mengesampingkan ketentuan hukum yang umum. Penerapan asas hukum tersebut pada intinya adalah apabila terjadi ketidaksesuaian antara peraturan yang satu dengan peraturan lainnya, maka Perusahaan akan memberlakukan peraturan hukum yang lebih khusus. Berikut ini akan diuraikan kepatuhan-kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan di atas secara umum. 7.1 Kepatuhan Aspek Peraturan Perseroan Terbatas Secara Umum Kegiatan suatu perseroan terbatas secara umum diatur oleh UUPT.UUPT merupakan suatu peraturan yang tertinggi bagi suatu perseroan terbatas.uupt mengatur bagaimana suatu perseroan terbatas harus dijalankan, termasuk di dalamnya mengatur kewajiban-kewajiban Perusahaan secara umum dan tugastugas Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan.Anggaran Dasar Perusahaan harus mengacu pada ketentuan UUPT.Anggaran Dasar Perusahaan dapat mengatur halhal yang khusus, namun tidak boleh bertentangan dengan hal yang umum yang diatur dalam UUPT. Kelalaian Perusahaan dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan UUPT dapat menimbulkan beberapa konsekuensi hukum, antara lain gugatan dari pemegang saham atau pihak ketiga dengan dasar perbuatan melawan hukum. 7.2 Kepatuhan Aspek Peraturan Pasar Modal Sebagai Emiten dan Perusahaan Publik Tercatat, Perusahaan memiliki kewajiban untuk mematuhi dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur di dalam UUPM dan peraturan-peraturan pelaksananya, termasuk peraturan yang diterbitkan oleh OJK dan BEI. Prinsip umum dari peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal adalah perlindungan terhadap pemegang saham publik. Hal ini dapat dilihat dari adanya kewajiban Perusahaan untuk mengungkapkan suatu transaksi atau informasi kepada publik, baik yang dilakukan melalui surat kabar maupun website IDX, misalnya kewajiban Perusahaan untuk mengungkapkan adanya transaksi afiliasi kepada publik dan kewajiban untuk mengungkapkan adanya transaksi material di surat kabar. Selain itu juga terdapat kewajiban untuk mengungkapkan informasi material kepada publik dalam waktu 2 hari kerja setelah terdapatnya Terbitan : 2 Revisi 0 TKP 7 1

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN. http://www.garuda-indonesia.com. CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN. http://www.garuda-indonesia.com. CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Halaman ini sengaja dikosongkan Dalam KTKP ini yang dimaksud dengan : Terbitan : 2 Revisi 0 Daftar Istilah.. AMDAL

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 2 A. Maksud dan Tujuan penyusunan Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 B. Ruang lingkup Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 C. Landasan Hukum... 3 D. Definisi...

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.365 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola Perusahaan. Pembiyaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5639) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

CHARTER DEWAN KOMISARIS

CHARTER DEWAN KOMISARIS CHARTER DEWAN KOMISARIS Pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja DEWAN KOMISARIS PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. 1 DAFTAR ISI Daftar Isi 2 Bab I Bab II Pendahuluan A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Visi dan Misi 2 BAB II PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN MASA JABATAN 3 A. Dasar Hukum 3 B. Tujuan dan Kedudukan dalam Organisasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, Direksi dan Dewan Komisaris PT Nusantara Pelabuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. (Perusahaan) PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan") I. PENDAHULUAN Pedoman Kerja Dewan Direksi ("Pedoman Kerja Direksi") ini merupakan bagian dari Good Corporate Governance Perusahaan yang

Lebih terperinci

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO CIKARANG Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ dari Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) Daftar Isi 1. Landasan Hukum 2. Fungsi Dewan Komisaris 3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 4. Pelaporan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00 Pedoman Kerja Dewan Komisaris & Direksi PT Prodia Widyahusada Tbk Revisi: 00 November 2017 1 DAFTAR ISI Halaman BAB I Pendahuluan A. Latar belakang dan Tujuan Penyusunan Board Manual 3 B. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Batang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS Piagam Dewan Komisaris 1 I. Dasar Pembentukan 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Pedoman Direksi (Piagam Direksi) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Ketentuan Umum Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan pengurusan Perseroan, sesuai dengan visi,

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT Indosat Tbk. ( Indosat atau Perseroan ) adalah suatu penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan serta suatu penyedia

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK.

PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK. PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK. 1. PENDAHULUAN DAN DASAR HUKUM PIAGAM DIREKSI 1.1 PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI A. Landasan Hukum Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK EDISI 2015 Daftar Isi DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang 4 B. Tujuan 4 C. Acuan Panduan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

CHARTER DEWAN DIREKSI

CHARTER DEWAN DIREKSI CHARTER DEWAN DIREKSI Pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja D I R E K S I PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. 1 DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 A. Latar Belakang 2 B. Maksud

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Mandom Indonesia TBK 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci