Pusdiklat Spimnas 2011
|
|
|
- Yandi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DINAMIKA PERKEMBANGAN SISTEM KELEMBAGAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN SUNARNO
2 KELEMBAGAAN NEGARA DAN PEMERINTAH DINAMIKA KELEMBAGAAN NEGARA DAN PEMERINTAH TIDAK BISA DILEPASKAN DARI AMANDEMEN UUD 1945 AMANDEMEN TELAH MENGHAPUS, MEMBENTUK LEMBAGA BARU, DAN MENATA KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN POLA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
3 TUNTUTAN AMANDEMEN ADANYA TUNTUTAN KEHIDUPAN NEGARA DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG LEBIH DEMOKRATIS. KEINGINAN MENATA ULANG KEKDUDUKAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA AGAR TERCIPTA PRINSIP CHECKS AND BALANCES. PRINSIP/DASAR PERUBAHAN TIDAK MENGUBAH PEMBUKAAN UUD 1945 TETAP MEMPERTAHANKAN NKRI MEMPERTEGAS SISTEM PRESIDENSIIL PENJELASAN DITIADAKAN PERUBAHAN DILAKUKAN DENGAN CARA ADENDUM Pusdiklat Spimnas 2011
4 POKOK-POKOK PERUBAHAN UUD 1945 MEREDUKSI KEWENANGAN MPR. TIDAK MENGENAL LAGI LEMBAGA NEGARA TERTINGGI DAN TINGGI NEGARA. KEDUDUKAN LEMBAGA NEGARA DILIHAT DARI FUNGSI DAN KEWENANAGAN YANG DIBERIKAN UUD. ADANYA PRINSIP CHECKS AND BALANCES DALAM MENATA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA. PEMBATASAN KEKUASAAN PRESIDEN DAN SEKALIGUS PENGUATAN FUNGSI DPR. PENGUATAN SISTEM PRESIDENTIL. MEMBENTUK MAHKAMAH KONSTITUSI YANG DIBERI KEWENANGAN MENGUJI UNDANG-UNDANG. (PRINSIP KONSTITUSIONALISME) PEMBENTUKAN DPD
5 PRESIDEN PRESIDEN MEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN MENURUT UUD PRESIDEN DAN WK. PRESIDEN DIPILIH DALAM SATU PASANG SECARA LANGSUNG OLEH RAKYAT. PRESIDEN DAN WK. PRESIDEN MEMEGANG JABATAN SELAMA 5 TAHUN, DAN SESUDAHNYA DAPAT DIPILIH KEMBALI HANYA UNTUK SATU KALI MASA JABATAN. PRESIDEN DIBANTU OLEH MENTERI NEGARA MENTERI DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH PRESIDEN SETIAP MENTERI MEBIDANGI URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN PEMBENTUKAN, PENGUBAHAN, DAN PEMBUBARAN KEMENTERINAN NEGARA DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG
6 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MEMEGANG KEKUASAAN MEMBENTUK UNDANG. SETIAP RUU HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN BERSAMA ANTARA DPR DAN PRESIDEN DPR MEMILIKI FUNGSI LEGISLASI, FUNGSI ANGGARAN DAN FUNGSI PENGAWASAN DPR MEMPUNYAI HAK INTERPELASI, HAK ANGKET DAN HAK MENYATAKAN PENDAPAT
7 PENGATURAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH KEMENTERIAN NEGARA PERPRES NO. 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA RI DAN PERPRES 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET. (KABINET INDONESIA BERSATU JILID 1) PERPRES NOMER 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN (KABINET INDONESIA BERSATU JILID 2) LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN KEPRES 103 TAHUN 2001, DAN BERBAGAI PERUBAHANNYA JUMLAH 28 PIMPINAN LPND ADALAH JABATAN NEGERI. DALAM HAL TERTENTU DAPAT DIISI OLEH NON PNS KEDUDUKAN, BERADA DI BAWAH DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN DAN DI KOORDINASIKAN OLEH MENTERI TERKAIT MELAKSANAKAN TUGAS PEMERINTAHAN TERTENTU DARI PRESIDEN Pusdiklat Spimnas 2011
8 PENGATURAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH LANJUTAN LEMBAGA NON STRUKTURAL DASAR HUKUM BERBAGAI PERATURAN PERUNDANGAN JUMLAH 80 (DATA S/D MARET 2010) MELAKSANAKAN TUGAS TERTENTU SESUAI PERINTAH PERATURAN PERUNDANGAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA NEGARA SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG SEKRETARIAT JENDERAL MPR SEKRETARIAT JENDERAL DPR SEKRETARIAT JENDERAL DPD SEKRETARIAT JENDERAL BPK SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL LEMBAGA-LEMBAGA LAIN KEJAKSAAN AGUNG RI SEKRETARIAT KABINET DLL
9 JUMLAH KEMENTERIAN NAMA KABINET JUMLAH CATATAN KABNET PEMBANGUNAN VII (KEPPRES 62/M TAHUN 1988) KABINET REFORMASI (KEPPRES 122/M TAHUN 1988) KABINET PERSATUAN NASIONAL (KEPPRES 234/M TAHUN 2000) KABINET GOTONG ROYONG (KEPPRES 228/M TAHUN 2001) KABINET INDONESIA BERSATU (KEPPRES 187/M TAHUN 2004) MENKO DEPARTEMEN MENEG MENKO DEPARTEMEN MENEG MENKO DEPARTEMEN 3. 5 MENEG 4. 3 MENTERI MUDA 5. DEP. PENERANG DAN SOSIAL DIHAPUS 6. SEKNEG BUKAN JABATAN MENTERI MENKO 2. 18DEPARTEMEN MENEG 4. JAGUNG, PANGLIMA TNI DAN KA. BAKIN MENKO 2. MENTERI SEKRETARIS NEGARA DEPARTEMEN MENEG 5. JAGUNG, SEKRETARIS KABINET 6. DEPERINDAG DI PECAH MENJADI DUA 7. MENEG BUDPAR MENJADI DEPARTEMEN 8. MENEG KOMUNIKASI DAN INFORMASI MENJADI DEPARTEMEN
10 A. DARI ASPEK TUGAS DAN KEWENANGAN 1. LPND YANG MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN (FUNGSI REGULASI) SEPERTI BPOM, BPN DAN BAPETEN 2. LPND YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PEME- RINTAHAN SEPERTI : LIPI, BPPT, DLL. B. DARI KEDUDUKAN 1. LPND YANG BERTANGGUNG JAWAB LANGSUNG KEPADA PRESIDEN DAN TIDAK DIKOORDINASIKAN OLEH MENTERI TERTENTU SEPERTI : BIN,LEMHANAS, BPN, DAN BKPM 2. LPND YANG BERTANGGUNG JAWAB LANGSUNG KEPADA PRESIDEN DAN DALAM PELAKSANAAN SEHARI-HARI DI- KOORDINASIKAN OLEH MENTERI C. DASAR HUKUM PENGELOMPOKAN LPND UNDANG-UNDANG ; PERATURAN PEMERINTAH ; PERATURAN PRESIDEN
11 PERBANDINGAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DI AMERIKA SERIKAT 1. THE EXECUTIVE OFFICE OF THE PRESIDENT, CABINET-LEVEL OF DEPARTMENTS, INDEPENDENT AGENCIES, LEBIH GOVERNMENT CORPORATIONS 5. INTERGOVERNMENTAL AGENCIES
12 Number of Govern ment Employe es (1997) Number of Civilian Employe es (1995) Percent of Total NUMBER AND TYPE OF GOVERNMENT AND EMPLOYEES IN THE UNITED STATES L O C A L Federal State County Municipal Towns School Districts Special Districts Total
13 1. SECRETARY OF STATE CABINET MEMBERS (GEORGE W. BUSH DAN BARRACK OBAMA) 2. SECRETARY OF THE TREASURY 3. SECRETARY OF DEFENSE 4. ATTORNEY GENERAL, PIMPINAN DEPARTMENT OF JUSTICE 5. SECRETARY OF THE INTERIOR 6. SECRETARY OF AGRICULTURE 7. SECRETARY OF COMMERCE 8. SECRETARY OF LABOR 9. SECRETARY OF HEALTH AND HUMAN SERVICES 10. SECRETARY OF HOUSING AND URBAN DEVELOPMENT 11. SECRETARY OF TRANSPORTATION 12. SECRETARY OF ENERGY 13. SECRETARY OF EDUCATION 14. SECRETARY OF VETERANS AFFAIRS ( BARU DI BENTUK PADA ERA G.H.W BUSH) 15. SECRETARY OF HOMELAND SECURITY ( BARU DIBENTUK PADA ERA G.W. BUSH) Pusdiklat Spimnas 2011
14 PERTIMBANGAN DALAM PEMBENTUKAN KABINET DI AMERIKA MEMBALAS JASA PENDUKUNG UTAMA PRESIDEN MEMBANGUN DUKUNGAN KELOMPOK YANG SEBELUMNYA TIDAK MENDUKUNG ATAU BAHKAN MANTAN LAWAN POLITIKNYA MEMBANGUN DUKUNGAN KONGRES MEMPERKUAT JEJARING DUKUNGAN DARI KELOMPOK KUNCI ( KEY RACIAL GROUPS) MENGKONSOLIDASI LINGKARAN DALAM TIM KEPRESIDENAN Pusdiklat Spimnas 2011
15 INDEPENDENT AGENCIES INDEPENDENT EXECUTIVE AGENCIES PEMBENTUKAN : MELALUI PERSETUJUAN BERSAMA PRESIDEN DAN KONGRES. CONTOH, CIA, NATIONAL SCIENCE FOUNDATION DAN ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY. INDEPENDENT REGULATORY AGENCIES PEMBENTUKAN : KONGRES TUGAS : MENANGANI MASALAH YANG KOMPLEKS DAN YANG BERKAITAN DENGAN FUNGSI REGULASI TEHNIS FUNGSI : LEGISLATIF, EKSEKUTIF DAN YUDIKATIF KELEMBAGAAN : KOMISI, PIMPINAN KOLEGIAL, CONTOH, FEDERAL TRADE COMMISSION, FEDERAL COMMUNICATIONS COMMISSION DAN FEDERAL ELECTION COMMISSION.
16 JUMLAH KEMENTERIAN PALING BANYAK 34 Pusdiklat Spimnas 2011 KEMENTERIAN NEGARA (UNDANG-UNDANG 39/2008) KEMENTERIAN MEMPUNYAI TUGAS MENYELENGGARAKAN URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN JENIS KEMENTERIAN TIPE 1 : KEMENTERIAN WAJIB TIPE 2 ; RUANG LINGKUPNYA DISEBUTKAN DALAM UUD 1945 TIPE 3 : DALAM RANGKA PENAJAMAN, KOORDINASI DAN SINKRONISASI PRESIDEN DAPAT MEMBENTUK KEMENTERIAN KOORDINASI. PRESIDEN DAPAT MENGANGKAT WAKIL MENTERI YANG MERUPAKAN JABATAN KARIR
17 KEMENTERIAN NEGARA (UNDANG-UNDANG 39/2008) Lanjutan PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN KEMENTERIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS CAKUPAN TUGAS DAN PROPORSIONALITAS BEBAN TUGAS KESINAMBUNGAN, KESERASIAN, DAN KETERPADUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN/ATAU PERKEMBANGAN LINGKUNGAN GLOBAL PEMBENTUKAN KEMENTERIAN DI BENTUK PALING LAMA 14 HARI SEJAK PRESIDEN MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI HUBUNGAN FUNGSIONAL DENGAN LPNKEMENTERIAN (LPNK) LPNK BERKEDUDUKAN DIBAWAH PRESIDEN DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN MELALUI MENTERI YANG MENGKOORDINASIKAN Pusdiklat Spimnas 2011
18 KEMENTERIAN TIPE 1 Pasal 12 Presiden membentuk Kementerian luar negeri, dalam negeri dan pertahanan sebagaimana dimaksud dalam UUD RI Tahun 1945 Pasal 17 Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak dapat diubah oleh Presiden
19 1. AGAMA 2. HUKUM 3. KEUANGAN 4. KEAMANAN KEMENTERIAN TIPE 2 (Pasal 5 Ayat 2) 5. HAK ASASI MANUSIA 6. PENDIDIKAN 7. KEBUDAYAAN 8. KESEHATAN 9. SOSIAL 10. KETENAGAKERJAAN 11. INDUSTRI 12. PERDAGANGAN 13. PERTAMBANGAN 14. ENERGI 15. PEKERJAAN UMUM 16. TRANSMIGRASI 17. TRANSPORTASI 18. INFORMASI 19. KOMUNIKASI 20. PERTANIAN 21. PERKEBUNAN 22. KEHUTANAN 23. PETERNAKAN 24. KELAUTAN 25. PERIKANAN
20 KEMENTERIAN TIPE 3 (Pasal 5 Ayat 3) 1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2. APARATUR NEGARA 3. KESEKRETARIATAN NEGARA 4. BADAN USAHA MILIK NEGARA 5. PERTANAHAN 6. KEPENDUDUKAN 7. LINGKUNGAN HIDUP 8. ILMU PENGETAHUAN 9. TEHNOLOGI 10. INVESTASI 11. KOPERASI 12. USAHA KECIL DAN MENENGAH 13. PARIWISATA 14. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 15. PEMUDA 16. OLAHRAGA 17. PERUMAHAN 18. PEMBANGUNAN KAWASAN ATAU DAERAH TERTINGGAL
21 PASAL 6 TIDAK SETIAP URUSAN DIBENTUK DALAM SATU KEMENTERIAN TERSENDIRI
22 FUNGSI KEMENTERIAN TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3 PERUMUSAN, PENETAPAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BADANGNYA PELAKSAAN KEGIATAN TEHNIS DARI PUSAT SAMPAI DAERAH PERUMUSAN, PENETAPAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BADANGNYA PELAKSAAN BIMBINGAN TEHNIS DAN SUPERVISI ATAS PELAKSANAAN URUSAN KEMENTERIAN DI DAERAH PELAKSAAN KEGIATAN TEHNIS YANG BERSKALA NASIONAL PERUMUSAN, DAN PENETAPAN KEBIJAKAN KORDINASI DAN SINKRONISASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BIDANGNYA
23 SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN SUSUNAN ORGANISASI TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3 PIMPINAN MENTERI MENTERI MENTERI PEMBANTU PIMPINAN SKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT KEMENTERIAN PELAKSANA DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DEPUTI PENGAWAS INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT PENDUKUNG BADAN DAN/ATAU PUSAT BADAN DAN/ATAU PUSAT -- PELAKSANA TUGAS POKOK DI DAERAH ATAU PERWAKILAN LN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN KHUSUS UNTUK KEMENENTERIAN AGAMA, HUKUM,KEUANGAN DAN KEAMANAN Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi dan susunan organisasi Kementerian diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres 47 Tahun 2009) Pusdiklat Spimnas 2011 TIDAK MEMILIKI
24 BEBERAPA ISSUES PENTING DI BIDANG KELEMBAGAAN KEAMANAN PARIWISATA KEPENDUDUKAN INVESTASI PERTANAHAN STAF AHLI STAF KHUSUS
25 SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN (Keppres 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen) Pasal 4. Organisasi Departemen terdiri dari: a. Unsur Pimpinan : Menteri b. Unsur Pembantu Pimpinan: Sekretariat Jenderal c. Unsur Pelaksana : Direktorat Jenderal d. Unsur Pengawasan : Inspektorat Jenderal Pasal 22. (1) Presiden dapat membentuk suatu Badan atau Pusat dilingkungan Departemen Pasal 24 (1) Apabila dipandang perlu, Menteri dapat dibantu oleh Staf Ahli Pusdiklat Spimnas 2011
26 PENGUBAHAN DAN PEMBUBARAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN TIPE 1 ( LUAR NEGERI, DALAM NEGERI, DAN PERTAHANAN ) TIDAK DAPAT DIUBAH, DAN DIBUBARKAN OLEH PRESIDEN KEMENTERIAN TIPE 2 DAN TIPE 3 DAPAT DIUBAH, DAN DIBUBARKAN OLEH PRESIDEN DENGAN PERTIMBANGAN DPR PERTIMBANGAN DPR PALING LAMA 7 HARI SEJAK MENERIMA SURAT DARI PRESIDEN APABILA DALAM WAKTU 7 HARI DPR BELUM MENYAMPAIKAN PERTIMBANGAN, DPR DIANGGAP SUDAH MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KHUSUS KEMENTERIAN YANG MENANGANI URUSAN AGAMA, HUKUM, KEUANGAN DAN KEAMANAN PEMBUBARAN HARUS DENGAN PERSETUJUAN DPR Pusdiklat Spimnas 2011
27 KETERKAITAN ANTARA MANAJEMEN SDM, KELEMBAGAAN DAN KUALITAS SDM MANAJEMEN SDM KELEMBAGAAN KUALITAS SDM
28 KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAH KECENDERUNGAN MEMBENTUK ORGANISAI DALAM MENYELESAIKAN SETIAP MASALAH KECENDERUNGAN UNTUK MEMPERBESAR ORGANISASI TUMPANG TINDIH/BENTURAN KEWENANGAN MENGUTAMAKAN JABATAN STRUKTURAL DISHARMONI ANTARA PUSAT DAN DAERAH STANDARISASI POLA KELEMBAGAAN
29 PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN ADALAH PEJABAT POLITIK (MENTERI DAN KEPALA DAERAH) Pusdiklat Spimnas 2011 KONDISI MANAJEMEN SUMBER DAYA APARATUR KETIDAK JELASAN SISTEM REWARD AND PUNISHMENT CENDERUNG LEBIH MENGHARAGI JABATAN STRUKTURAL SISTEM REMUNERASI YANG TIDAK MEMADAI KETIDAK JELASAN PENGEMBANGAN KARIR SULIT MEMBERHENTIKAN PEGAWAI YANG KINERJANYA TIDAK OPTIMAL TIDAK MEMUNGKINKAN PEGAWAI YANG BERKINERJA TINGGI UNTUK MELAJU DENGAN CEPAT PENEMPATAN DALAM JABATAN LEBIH CENDERUNG BERDASARKAN SENIORITAS
30 KONDISI SDM APARATUR KURANG LEBIH 40 % PEGAWAI NEGERI KURANG BERKUALITAS (PERNYATAAN MENPAN DALAM BERBAGAI KESEMPATAN)
31 MANAJEMEN SDM KEDEPAN SISTEM REKRUITMEN HARUS MAMPU MENGHASILKAN TENAGA PROFESIONAL PENEMPATAN DALAM JABATAN MELALUI FIT AND PROPER TEST TIDAK ADA JABATAN RANGKAP PENILAIAN KINERJA SEBAGAI DASAR PROMOSI, DEMOSI DAN PEMBERHENTIAN REWARD AND PUNISHMENT YANG JELAS REMUNERASI YANG MEMADAI PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN BUKAN DITANGAN PEJABAT POLITIK
32 PENATAAN KELEMBAGAAN DAN NETRALITAS BIROKRASI NETRALITAS IMPLIKASI KELEMBAGAAN MENDESIGN KELEMBAGAAN MENJADI DUA LAPIS LAPISAN POLITIK : MENTERI, KEPALA DAERAH LAPISAN BIROKRASI: PEGAWAI NEGERI SIPIL LAPISAN BIROKRASI DI PIMPIN OLEH BIROKRAT PROFESIONAL KARIR BUKAN OLEH PEJABAT POLITIK IMPLIKASI KEPEGAWAIAN PERUBAHAN PENGATURAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN
33 SEKIAN DAN TERIMA KASIH Pusdiklat Spimnas 2011
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Presiden sebagai pemegang kekuasaan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN REHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN REHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
KETENTUAN PERTIMBANGAN ATAU PERSETUJUAN DALAM UNDANG-UNDANG KEMENTERIAN NEGARA
KETENTUAN PERTIMBANGAN ATAU PERSETUJUAN DALAM UNDANG-UNDANG KEMENTERIAN NEGARA Oleh: Zaqiu Rahman Naskah diterima : 07 November 2014; disetujui : 14 November 2014 Postur Kabinet Pemerintahan yang Baru
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA
TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA oleh Susi Zulvina email Susi_Sadeq @yahoo.com Widyaiswara STAN editor Ali Tafriji Biswan email al_tafz@stan.ac.id A b s t r a k Pemikiran/konsepsi
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
KOMPETENSI DASAR Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam Praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 dan Pasal
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA
1/9 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
BEBERAPA CATATAN TENTANG LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA 1. (Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.
BEBERAPA CATATAN TENTANG LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA 1 (Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.) 2 KEBERADAAN LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS Lembaga-lembaga khusus atau special
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINATOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
GUBERNUR SUMATERA BARAT
1 GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 50 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME KOORDINASI KERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI
KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI 1 01 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 01 01 SEKRETARIAT JENDERAL 01 02 M A J E L I S 02 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 02 01 SEKRETARIAT JENDERAL 02 02 D E W A N 04 BADAN PEMERIKSA
BAB. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
BAB 1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Selamat ya, atas keberhasilan kalian yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama/madrasah
KEPPRES 135/1999, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINASI
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 135/1999, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINASI *49157 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 135 TAHUN 1999
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung
PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II
PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melindungi segenap bangsa
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan adanya
RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217
MEMUTUSKAN : : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI
Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang berkedudukan di pusat yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara tegas dalam
TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 0 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 0 Kepresidenan 0 Mahkamah Agung 0 Mahkamah Konstitusi 0 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 0 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 0 0 Dewan
RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500
RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473
BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,
BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Bupati
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan adanya
DINAMIKA PERKEMBANGAN SISTEM KELEMBAGAAN NEGARA DAN PEMERINTAH
DINAMIKA PERKEMBANGAN SISTEM KELEMBAGAAN NEGARA DAN PEMERINTAH Oleh Dr. Miftah Thoha Guru Besar Magister Administrasi Publik UGM PENYELENGGARA KEKUASAAN PEMERINTAHAN Menurut UUD RI 45 Pemegang Kekuasaan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS STAF AHLI BUPATI TASIKMALAYA
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS STAF AHLI BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : bahwa menindaklanjuti
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINATOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bidang ekonomi kreatif merupakan
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Keputusan Presiden No. 101 Tahun 2001 Tentang : Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Menteri Negara
Keputusan Presiden No. 101 Tahun 2001 Tentang : Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Menteri Negara Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka mendukung
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA. BAB I KETENTUAN UMUM.
Menimbang WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG WAKIL MENTERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG WAKIL MENTERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Undang-
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 100 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINATOR PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA.
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI,SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II
MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II Drs. Salamoen Soeharyo, MPA Drs. Nasri Effendy, M.Sc Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : bahwa
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Jakarta, 26 November 2010
Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan
Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Oleh: Dr. (HC) AM. Fatwa Wakil Ketua MPR RI Kekuasaan Penyelenggaraan Negara Dalam rangka pembahasan tentang organisisasi
2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2015 KEUANGAN. BPK. Organisasi. Tugas. Wewenang. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS
: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I, LANTAII, JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4. JAKARTA 10710 TELEPON 021-3449230 FAKSIMILE
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH
BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH A. KONDISI UMUM Keberhasilan menempatkan proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi pada jalur dan arah yang benar selama tahun 2004 dan 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINATOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Bahwa dalam
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232