Pertemuan 13 dan 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pertemuan 13 dan 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN"

Transkripsi

1 Pertemuan 13 dan 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN A. Teori Pilihan Konsumen Manusia hidup penuh dengan pilihan, kebutuhan sandang dan pangan merupakan sumber utama guna keberlangsungan hidup manusia. Dalam memilih suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai keuangan yang dimilikinya, misalnya membeli mobil baru, atau menggunkan angkutan umum dan seterusnya yang pada akhirnya kita harus menentukan pilihan, mana yang dianggap paling menguntungkan. Pilihan-pilihan yang senantiasa bersaing untuk kita pilih tersebut dasarnya adalah pencarian keseimbangan antara permintaan dan keinginan, dan penentuan pilihan adalah penentuan jalan hidup. 1. Teori pilihan konsumen dibangun atas asumsi bahwa orang-orang berperilaku secara rasional dalam usaha untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat diperolehnya dengan membeli kombinasi tertentu dari barang dan jasa. 2. Pilihan konsumen mempunyai dua bagian yang saling berhubungan: studi tentang preferensi konsumen dan analisis dari garis anggaran, yang membatasi pilihan seseorang. 3. Jika suatu perusahaan kompetitif memperlihatkan penurunan penghindaran risiko absolut, hal tersebut mempunyai suatu kurva penawaran miring ke atas. 4. Jika suatu perusahaan adalah penghindar/penolak risiko, suatu ekulibrium akan terjadi, bahkan dalam biaya marjinal yang konstan atau menurun. 5. Jika suatu perusahaan adalah penghindar/penolak risiko, ekuilibrium memerlukan adanya profit yang positif. 6. Jika suatu perusahaan memperlihatkan penurunan penghindaran risiko absolut, output optimalnya bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat risiko yang dirasakannya; 7. Jika suatu perusahaan memperlihatkan penurunan penghindaran risiko absolut, output optimalnya bervariasi berbanding terbalik dengan biaya variabelnya. 8. Dalam ketidakpastian perusahaan yang kompetitif akan memproduksi output yang lebih tinggi daripada perusahaan non- kompetitif, yang dijual pada tingkat harga yang sama.

2 Definisi Keputusan sadar untuk menggunakan sumber daya yang langka dengan cara tertentu. Pilihan dapat dibuat dalam lingkup: Pribadi Masyarakat Untuk membuat pilihan, kita perlu menyeimbangkan manfaat yang kita peroleh jika kita memiliki sesuatu dan biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus mengorbankan sesuatu. Untuk mengatasi kelangkaan dalam menentukan kebutuhan, setiap orang harus menentukan pilihan yang tepat dan paling menguntungkan Prinsip yang mendasari pilihan konsumen 1. Konsumen membuat keputusan dengan mempertimbangkan alternatif. Jika biaya-biaya produk sama, konsumen akan memilih untuk membeli produk yang diharapkan memiliki manfaat yang lebih tinggi. Sebaliknya jika produk menghasilkan manfaat yang sama, konsumen akan memilih produk yang lebih murah. 2. Pendapat yang terbatas mengharuskan pemilihan. Karena kelangkaan, kita semua memiliki pendapat yang terbatas. Karena penghasilan kita terbatas, kita membuat pilihan tentang barang apa yang akan dan yang tidak akan kita beli. 3. Konsumen harus membuat keputusan tanpa informasi yang sempurna, tapi pengetahuan dan pengalaman yang membantu. Waktu dan usaha yang dihabiskan konsumen untuk mencari informasi akan berhubungan langsung dengan nilai yang dapat diambil darinya. Pengalaman juga akan membantu kita membuat pilihan yang lebih baik. Expektasi kita mungkin tak selalu terpenuhi setiap waktu. 4. Terjadinya hukum nilai guna marginal. Ketika jumlah konsumsi meningkat, nilai guna marginal yang didapat dari mengkonsumsi unit tambahan, akan menurun. 5. Sebuah barang dapat digantikan yang lain Konsumen dapat mencapai kepuasan dari banyak alternatif yang berbeda. Tidak ada satu barang yang sangat berharga sehingga tidak dapat tergantikan oleh barang lain dalam jumlah cukup besar bahkan barang yang tampaknya tidak berhubungan..

3 TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN (1). Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia. (2). Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh: (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha). (3). Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah: (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi tersebut harus memenuhi 2 syarat : 1. Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indeferens tertinggi bersinggungan dengan garis anggarannya. 2. Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indeferens tertinggi dengan garis anggaran. Syarat keseimbangan : MRS = Px/PY Titik C pada gambar 1 merupakan titik singgung antara kurva indiferens dengan garis anggaran. Oleh sebab itu, slope kedua kurva tsb harus sama pada titik tsb. Slope kurva indiferens : (-ΔY/ΔX) = -MRS Slope garis anggaran : -Px/PY

4 Gambar 1 Pilihan konsumen Q Y 50 F 40 B 30 C 20 U = 12 U = U = 8 B Qx Oleh karena itu pada titik C - MRS = - Px/PY MRS = Px/PY Titik C merupakan keseimbangan; konsumen tidak mempunyai rangsangan (insentif) untuk mengubah kombinasi barang-barang yang dipilihnya. Dengan kata lain, tidak ada kombinasi lain yang bisa dicapai yang memberikan tingkat kepuasan yang sama dengan kendala anggaran yang ada. Teori Preferensi Konsumen Preference mempunyai makna pilihan atau memilih. Istilah preferensi digunakan untuk mengganti kata preference dengan arti yang sama atau minat terhadap sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih. (Journal Planit: 2001). Menurut Doris Grober preferensi media umunya meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna terhadap suatu media (Vivian, 2010: 567). Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka berikan pada konsumen (Indarto, 2011). Yang perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen terhadap pendapatan dan harga. Kemampuan untuk membeli barang-barang tidak menentukan menyukai atau tidak disukai oleh konsumen. Terkadang seseorang dapat memiliki preferensi untuk produk A lebih dari produk B, tetapi ternyata sarana

5 keuangannya hanya cukup untuk membeli produk B (besanko dan Braeutigam, 2008). Faktor eksternal merupakan segala hal yang berasal dari luar diri konsumen yang mampu mempengaruhi konsumen dalam memberikan respon seperti menentukan pemilihan terhadap produk. Sandhusen (2000) membagi faktor eksternal menjadi dua, yaitu Marketing Stimuli dan Environmental Stimuli. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Solomon, bahwa faktor eksternal merupakan pembentuk dari persepsi, konsep diri dan gaya hidup konsumen. Hal yang membedakan adalah, Solomon menjabarkan faktor eksternal menjadi Culture, Sub culture, Demograpic, Social status, Feference group, Family dan Marketing activity. Skala atau Fungsi preferensi Fungsi Preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri-ciri sbb : 1 Untuk setiap 2 kelompok barang, konsumen bisa membuat peringkat, ex : A lebih disukai daripada B; B lebih disukai daripada A; maka A indiferens thd B. 2 Peringkat tsb bersifat transitif, yaitu jika A lebih disukai daripada B; B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C. 3 Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak, sebab konsumen tidak pernah "terpuaskan". Kurva preferensi Y A Y A Y B B 0 X A XB X

6 2. Garis Anggaran (Budget Line) B. Garis Anggaran Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Salah satu syarat yang dibutuhkan agar seorang konsumen dapat mengkonsumsi barang dan jasa adalah memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Daya beli seorang konsumen dalam melakukan permintaan terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh: a) pendapatan yang dimiliki b) harga barang yang diinginkan. Bila diandaikan bahwa hanya ada 2 barang yang dikonsumsi maka secara matematis persamaan garis anggaran dapat ditulis sebagai berikut : PxQx + Py Qy = I Dimana : Px = harga barang X Py = harga barang Y Qx = jumlah barang X Qy = jumlah barang Y I = pendapatan konsumen Ciri-ciri Garis Anggaran - Berslope negative - Berbentuk linier selama harga tidak berubah - Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar - Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga Konsumen di dalam mengkonsumsi barang-barang untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimum dibatasi oleh jumlah penghasilan konsumen yang bersangkutan. Dengan demikian persoalan yang dihadapi konsumen adalah menentukan berapa banyak masing-masing barang harus dikonsumsi atau dibeli dengan penghasilannya, sehingga diperoleh tingkat kepuasan yang maksimum. Untuk analisis ini tidak cukup hanya dengan kurve kepuasan sama. Namun, perlu diketahui garis anggaran pengeluaran konsumen. Garis anggaran pengeluaran adalah tempat kedudukan titik-titik kombinasi barang-barang yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan tertentu.seperti halnya ketika membuat kurve kepuasan sama, membuat garis anggaran juga dengan menganggap bahwa konsumen hanya mengkonsumsi dua jenis barang, Seorang konsumen akan selalu ingin memaksimumkan tingkat kepuasannya, akan tetapi dibatasi oleh tingkat pendapatan atau anggarannya yang memang terbatas. Tingkat pendapatan konsumen yang terbatas tersebut dicerminkan oleh suatu Garis Anggaran atau Budget Line.

7 Contoh : Barang Y dan X Y M PY Daerah anggaran 0 M PY Gb. Garis Anggaran Pengeluaran Konsumen Misalnya, total penghasilan konsumen sebesar M. Dengan uang sebesar M tersebut konsumen dapat membelanjakan semuanya untuk barang Y sehingga memperoleh barang sebanyak M/PY, atau membelanjakannya semua untuk barang X sehingga memperoleh barang sebanyak M/PX, atau bisa juga membelanjakannya untuk berbagai kemungkinan kombinasi Y dan X seperti yang ditunjukkan oleh garis lurus yang menghubungkan M/PY dan M/PX. Secara matematis, garis anggaran dapat ditulis sebagai berikut: M = PY Y + PX X ; P Y Y = M P X X; M PX Y = X garis anggaran. PY PY Garis anggaran tersebut akan berubah apabila terjadi perubahan penghasilan dan atau harga barang. Pengaruh perubahan penghasilan dan harga barang terhadap garis anggaran dapat. dijelaskan melalui Gb. Berikut. X

8 Y Y M/P Y M/P Y 0 M/P X X 0 M/P X X Gb..a. Harga X naik atau turun, M tetap Gb. b. M naik atau turun, Harga X dan Y tetap. Apabila terjadi perubahan harga salah satu barang, maka garis anggaran akan berayun ke atas atau ke bawah. Misal, harga barang X naik sedangkan harga barang Y dan penghasilan (M) tidak berubah maka garis anggaran akan berayun ke bawah. Jika harga barang X turun sedangkan harga Y dan penghasilan (M) tidak berubah maka garis anggaran berayun ke atas ( lihat Gb. a). Apabila harga barang Y dan X berubah secara proporsional maka garis anggaran akan bergeser sejajar. Apabila terjadi perubahan penghasilan sedangkan harga barang tidak berubah, maka perubahan garis anggaran akan digambarkan oleh pergeseran sejajar ke bawah atau ke atas. Bergeser ke atas jika terjadi kenaikan penghasilan dan sebaliknya akan bergeser ke bawah jika terjadi penurunan penghasilan ( lihat Gb. b). Beberapa contoh garis anggaran 1. Merupakan suatu keadaan dimana konsumen mencapai kepuasan maksimum dengan menghabiskan anggaran tertentu untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa. B = PX. X + PY. Y B : Anggaran konsumen Px : harga barang X PY : harga barang Y Daerah feasibel bagi konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang adalah sebagai berikut: Jika diketahui masing-masing variabel: Px = Rp per unit Py = Rp per unit B = Rp

9 Berapa jumlah X dan Y dapat dibeli? Titik A = B/Py = /2000= 5 unit Titik B = B/Px= /1000 = 10 unit Gambar. Garis Anggaran Y X 2. Jika anggaran (I) sebesar Rp 100 ribu & harga barang X & Y masing-masing Rp5 ribu & Rp 10 ribu, maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB. Daerah anggarannya (budget set) melukiskan semua kombinasi (X, Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang. Garis Anggaran Q y I/Py Garis anggaran 5 Daerah Anggaran I/Px B Qx jika konsumen tidak membeli pizza, dia dapat membeli 500 Pisang goreng (titik B). Jika dia tidak membeli Pisang goreng, dia dapat membeli 100 pizza (titik A).

10 Kuantitas Pisan g 500 goren g 250 Kendala Anggaran Konsumen Alternatif lain, konsumen dapat membeli 50 pizza dan 250 Pisang goreng. Kuantitas Pisang goreng 500 B 50 Kuantitas Pizza Kendala Anggaran Konsumen 0 A 100 Kuantitas Pizza Kurva Garis Anggaran : adalah kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang yang dapat diperoleh dengan pendapatan yang sama. Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli konsumen Ciri-ciri Anggaran, yaitu : 1 Berslope negatif 2 Berbentuk linier selama harga tidak berubah 3 Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar 4 Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga Slope Garis Anggaran Slope garis anggaran sama dengan nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X (P X ) dengan harga barang pada sumbu Y (P Y ), Slope Garis Anggaran sama dengan (-PX/PY). Kita dapat menghitung slope garis tsb dengan mencari titik-titik potongya

11 dengan sumbu X & Y, serta dengan menggunakan pengertian slope. Titik-titik potong tsb akan diperoleh dengan menganggap bahwa seluruh anggaran dibelanjakan untuk suatu barang tertentu. Oleh sebab itu, pada anggaran & harga tertentu, perpotongan pada sumbu Y akan terjadi I/P Y = 100/10 = 10. Sedangkan perpotongan pada sumbu X terjadi pada I/P X = 100/5 = 20. I/P Y -I P X -Px -5-1 Slope = x x = = = I/Px P Y I P Y 10 2 Selain itu ada juga cara lain untuk mendapatkan slope tsb. Persamaan garis anggaran diatas disebut rumus point-slope. Bagian pertama (I/PY) pada persamaan kedua tsb menunjukkan titik potong dengan sumbu Y. Koefisien hubungan kedua (-Px/PY) merupakan slopenya. Oleh sebab itu, kita tahu bahwa slope tsb adalah negatif (-1/2). Persamaan Garis Anggaran Persamaan garis anggaran (dimana I = pendapatan atau anggaran konsumen) bisa dituliskan dengan 2 cara, yaitu : Jika anggaran (I) sebesar Rp 100 ribu & harga barang X & Y masing-masing Rp5ribu & Rp 10 ribu, maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB. Daerah anggarannya (budget set) melukiskan semua kombinasi (X, Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang. Garis Anggaran Q y I/Py Garis anggaran 5 daerah anggaran I/Px B Qx 1) I = X.P X + Y.P Y I - X.P I P X 2) Y = = = X P Y P Y P Y

12 contoh : persamaan anggaran untuk gambar diatas adalah : 100 = 100X + 10Y X Y = - X atau Y = Pergeseran Garis Anggaran Garis anggaran akan bergeser jika anggaran & atau harga berubah. Kenaikan jumlah anggaran akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik origin). Sementara itu, kenaikan harga barang X akan menyebabkan garis anggaran berputar mendekati titik asal (origin), sepanjang sumbu X. QY (a) QY (b) kenaikan anggaran penurunan Px B B 10 B B B B Qx 10 B Qx jika anggaran naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp. 200 ribu, garis anggaran BB akan bergeser ke B'B', seperti gambar diatas. Jika harga barang X turun menjadi 4 ribu, garis anggaran tsb akan berputar ke arah luar sumbu X yakni ke B' (gambar kanan atas). Suatu metode sederhana untuk menentukan kedudukan titik-titik pada garis anggaran yang baru tsb (B'B') adalah mencari perpotongannya pada sumbu X & Y yang baru. Perpotongan dengan sumbu X adalah 200/5 = 40; perpotongan dengan sumbu Y adalah 200/10 = 20. Garis kendala anggaran (Budget Constraint) Garis kendala anggaran memperlihatkan semua kombinasi yang berlainan dari dua komoditi yang dapat dibeli seorang konsumen, dengan

13 batasan pendapatannya yang berbentuk uang dan harga-harga dari kedua komoditi. Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada Budget Constraint (kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal. Dengan demikian, Budget Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam memaksimalkan kepuasannya. Ciri Penting Budget Constraint: 1. Pendapatan dan harga barang dapat dilihat dari budget constraint 2. Letak budget constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas kita perlu mengetahui anggaran yang dimilki konsumen tersebut. sebut saja Rp perhari, dengan harga dengan harga makanan Rp dan pakaian Rp dengan uang tersebut ia dapat membelanjakan barang sesuai keinginannya, secara ekstrim ia dapat membeli 6 makanan tanpa beli pakaian atau 4 unit pakaian tanpa makanan. Untuk lebih menggambarkan kemungkinan kombinasi anggaran yang dimilki konsumen tersebut kita buat garis anggaran atau disebut juga kendala anggaran konsumen dan Budget Constraint. Sebagaimana tabel berikut: Tabel Garis Anggaran Konsumen Gabungan Barang Makanan Pakaian Gabungan Barang Makanan Pakaian A 0 4 B 1 ½ 3 C 3 2 D 4 ½ 1 E 6 0 Jika digambarkan maka:

14 Gambar Garis Anggaran Makanan Seorang konsumen akan selalu ingin memaksimumkan tingkat kepuasannya, akan tetapi dibatasi oleh tingkat pendapatan atau anggarannya yang memang terbatas. Tingkat pendapatan konsumen yang terbatas tersebut dicerminkan oleh suatu Garis Anggaran atau Budget Line atau Budget Constraint Garis anggaran tersebut dapat dijelaskan sbb: Jika pendapatan konsumen pada suatu waktu sebesar Y, dan ia ingin membelanjakan seluruh pendapatannya tersebut untuk mengkonsumsi barang Q1 dan barang Q2, maka persamaan garis anggaran konsumen tersebut adalah : Y = P1. Q1 + P2.Q2, dimana P1 adalah harga satuan barang Q1 P2 adalah harga satuan barang Q2. Q2 Y/P2 Budget line Y = P1. Q1 + P2.Q2 0 Y/P1 Q1 Gambar Garis anggaran (Budget line)

15 Perubahan Kurva Budget Line : Q2 Q2 Budget line Budget line 0 Q1 0 Q1 (a) Jika harga barang Q1 turun (b) Jika pendapatan meningkat dan harga barang Q2 tetap dan harga-harga barang tetap Gambar Perubahan Garis Anggaran 3.Preferensi C.Preferensi Preference mempunyai makna pilihan atau memilih. Istilah preferensi digunakan untuk mengganti kata preference dengan arti yang sama atau minat terhadap sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih. (Journal Planit: 2001). Menurut Doris Grober preferensi media umunya meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna terhadap suatu media (Vivian, 2010: 567). Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka berikan pada konsumen (Indarto, 2011). Yang perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen terhadap pendapatan dan harga. Kemampuan untuk membeli barang-barang tidak menentukan menyukai atau tidak disukai oleh konsumen. Terkadang seseorang dapat memiliki preferensi untuk produk A lebih dari produk B, tetapi ternyata sarana keuangannya hanya cukup untuk membeli produk B (besanko dan Braeutigam, 2008). Sampai kini kita menganggap bahwa kurva indiferen diperoleh dengan meminta konsumen untuk memilih di antara semua kombinasi komoditi yang mungkin. Namun, para konsumen sering kali tidak dapat atau tidak akan memberikan jawaban yang meyakinkan terhadap pertanyaan-pertanyaan langsung mengenai preferensi mereka. Menurut teori preferensi yang diungkapkan, preferensi konsumen dapat

16 disimpulkan dari sejumlah pengamatan yang cukup atas pilihan ataupun pembelian di pasar, tanpa keinginan apapun untuk menyelidiki preferensi individu secara langsung. Misalnya, jika seorang konsumen diamati pada waktu membeli kombinasi A dan bukan kombinasi B, dan A tidak lebih murah daripada B, maka untuk konsumen ini A lebih disukai daripada B. Teori preferensi yang diungkapkan bersandar pada asumsi-asumsi berikut: Cita rasa individu tidak berubah selama periode tertentu. Terdapat konsistensi; yaitu, jika konsumen yang diamati lebih menyukai kombinasi A daripada kombinasi B, maka konsumen ini tidak akan pernah lebih menyukai B daripada A. Terdapat transitivitas: yaitu, jika A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C. Konsumen dapat didorong untuk membeli kombinasi barang yang manapun jika harganya dibuat cukup menarik. GambarKurva Preferensi Konsumen Kuantitas Pepsi C B D I2 0 Kuantitas Pizza Skala atau Fungsi preferensi Fungsi Preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri-ciri sbb : 1 Untuk setiap 2 kelompok barang, konsumen bisa membuat peringkat, misalkan: A lebih disukai daripada B; B lebih disukai daripada A; maka A indiferens thd B. 2 Peringkat tsb bersifat transitif, yaitu jika A lebih disukai daripada B; B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C. 3 Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak, sebab konsumen tidak pernah "terpuaskan". A Indifference curve, I

17 4. Kurva Indiferen D. Kurva Indiferen Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Adalah kurva yang menggambarkan gabungan dan kombinasi 2 (dua) jenis barang pada saat konsumsi yang akan memberikan NILAI GUNA (UTILITY) kepuasan sama besarnya. Kurva Indiferensi: adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari 2 macam barang yang memberi kepuasan yang sama kepada seorang konsumen. Dengan asumsi: Konsumen mempunyai preferensi terhadap barang yang dinyatakan dalam peta indiferensi. Konsumen memiliki uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan. Sifat kurva Indiferensi: 1. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya. 2. Cembung ke titik origin. 3. Turun dari kiri atas ke kanan bawah dan Tidak saling memotong. Definisi Kurva Indiferensi: adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. memperlihatkan semua kombinasi dari pilihan konsumen yang memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi seseorang atau konsumen. KEGUNAAN KURVA INDIFERENS Kurva indiferens dapat digunakan setiap saat jika Anda mencoba untuk menganalisis pilihan antara dua barang. Dengan batasan bahwa suatu barang adalah segala sesuatu, maka cara ini dapat diterapkan di dalam permasalahan pilihan konsumenyang sangat luas. Kurva indiferens menunjukkan tingkat konsumsi (atau pembelian) barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Tingkat kepuasan yang tidak berbeda sepanjang suatu kurva indiferens. Kurva indiferens ini ber-slope nagatif, tidak berpotongan, & naik menjauhi titik asal (origin). MRS menunjukkan jumlah barang Y yang dapat digantikan oleh 1 unit barang X pd suatu kurva indiferens. MRS sama dengan nilai absolut slope kurva indiferens.

18 Ciri-ciri Kurva Indiferens: Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi). Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution). Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Asumsi-asumsi Pendekatan Kurva Indeferens - Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi. - Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu. - Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum. - Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi. Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan. Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva berikut ini : Y c B I2 A I1 0 X Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda. Kurva Indiferens mencerminkan Preferensi Konsumen Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama, artinya konsumen tidak akan lebih suka kepada suatu titik dibanding titik-titik lain yang terletak pada

19 kurva tsb. Kumpulan kurva indiferens disebut indiference maps dari setiap konsumen. Marginal Rate of Subtitution Kelompok barang Soto Mie (mangkok) Bakwan A B C D E Kurva Indiferens Bakwan 30 U = 9 20 U = 8 U = 7 10 U = Soto mie (mangkok) Sifat kurva Indiferensi: Y Peta Kurva Indeferensi X

20 A Pakaian B U4 2 C D U3 1 U2 U Makanan E. Optimasi 5. Optimasi Diketahuinya cita rasakonsumen sebagaimana ditunjukan oleh kurva indeferen dan garis anggaran konsumen, analisis berikutnya dalah menunjukan kepuasan yang paling optimal yang dapat dicapai oleh konsumen. Kepuasan optimal atau disebut juga dengan equlibrium konsumen. Equlibrium konsumen sendiri dicapai pada titik garis anggaran bersinggungan dengan kurva indeferen tertinggi. Pada titik ini rasio subtitusi konsumen sama dengan slope garis anggaran. Atau dengan kata lain seorang konsumen akan mencapai kepuasan optimal apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Misalkan: Garis Anggaran Konsumen Gabungan Barang Makanan Pakaian A 0 4 B 1 ½ 3 C 3 2 D 4 ½ 1 E 6 0 Kepuasan Maksimum Konsumen

21 Dari gambar di atas, maka kepuasan maksimum konsumen diperoleh pada titik C dimana konsumen mengkonsumsi 3 unit makanan dan 2 unit pakaian. Kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Sir John R. Hicks telah mengembangkan suatu pendekatan untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas. Analisis yang dikembangkan adalah analisis kurva kepuasan sama, yang menggambarkan dua macam kurva, kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Dalam mecontohkan adalah kombinasi barang yang mewujudkan kepuasan sama. Gabungan Makanan dan Pakaian yang Memberi Kepuasan Sama Gabungan Barang Makanan Pakaian Tingkat Penggantian Marginal antara akanan dan pakaian A /1=3,0 B 7 3 2/1=2,0 C 5 4 1/1=1,0 D 4 5 1/2=0,5 E 3 7 1/3=0,3 F 2 10 Berdasarkan kepada gabungan-gabungan A, B, C, D, E dan F, bila digambarkan pada titik-titik yang menunjukkan gabungan tersebut akan dperoleh kurva kepuasan sama. Jadi kurva kepuasan sama adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Kurva Kepuasan Sama Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakannya. Bagaimana konsumen harus membelanjakan pendapatannya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum? Analisis yang digunakan dengan menggambarkan garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

22 Gabungan Makanan dan Pakaian yang dapat Dibeli Konsumen Gabungan Barang Makanan Pakaian A 15 0 B 12 2 C 9 4 D 6 6 E 3 8 F A B C Y X D E F Garis Anggaran Pengeluaran Contoh Soal : Apabila seseorang konsumen tertentu membeli durian dan mangga, nilai guna total dari memakan masing-masing buah tersebut adalah seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Durian Mangga Jumlah UT Jumlah UT Pertanyaan : a. Tentukan nilai guna marginal dari memakan durian dan memakan mangga b. Misalkan harga mangga dan durian masing-masing adalah Rp 500,00. berapakah durian dan mangga yang akan dibeli apabila ia mempunyai uang Rp 2.500,00? Bagaimana pula kalau uang yang tersedia Rp 4.000,00 c. Apabila harga durian Rp 1.000,00 dan harga mangga Rp 500,00. berapakah durian dan berapa mangga yang akan dibeli sekiranya konsumen tersebut mempunyai uang Rp 5.000,00 Jawaban :

23 a. Nilai guna marginal dari memakan durian dan mangga adalah : Mangga Durian Jumlah UT UM Jumlah UT UM b. Bila uang yang tersedia Rp 2.500,00 dengan harga mangga dan harga durian sama yaitu Rp 500,00/butir, jumlah durian dan mangga yang dibeli : XHx + YHy = P 500X + 500Y = Y = X 500 Y = 5 X Jumlah Durian Jumlah Mangga Guna Total Tertinggi Dengan demikian konsumen akan memilih membeli durian 2 butir dan mangga 3 butir. (2 durian x Rp 500,00) + (3 mangga x Rp 500,00) = Rp 2.500,00 Apabila uang yang tersedia Rp 4.000,00 komposisi yang dibeli konsumen adalah : XHx + YHy = P 500X + 500Y = Y = X Y 500 = 8 X Jumlah Durian Jumlah Mangga Guna Total Tertinggi (6 durian x Rp 500,00) + (2 mangga x Rp 500,00) = Rp 4.000,00 c. Bila uang yang tersedia sebesar Rp 5.000,00 tetapi harga durian menjadi Rp 1.000,00/butir dan harga mangga tetap, jumlah durian dan mangga yang dibeli :

24 XHx + YHy = P X + 500Y = Y = X 500 Y = 10 2X Jumlah Jumlah Guna Total Durian Mangga Ada dua kemungkinan : (2 durian x Rp 1.000,00) + (6 mangga x Rp 500,00) = Rp 5.000,00 (3 durian x Rp 1.000,00) + (4 mangga x Rp 500,00) = Rp 5.000,00 Tingkat kepuasan konsumen maksimum dicapai pada konsumsi kombinasi barang Y dan X yang terletak pada titik singgung antara garis anggaran dan kurve kepuasan sama dari konsumen yang bersangkuta Y Y E 0 x x 6. Pilihan Optimal Konsumen F. Pilihan Optimal Konsumen Pada titik optimal, penilaian konsumen atas kedua barang tersebut (diukur dgn tingkat substitusi marjinal) sama dengan penilaian pasar (diukur dgn harga relatif). Pilihan Optimal Konsumen Kuantitas Pepsi B A Kuantitas Pizza

25 7. Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Pilihan Konsumen G. Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Pilihan Konsumen Ketika pendapatan bertambah, kendala anggaran akan bergeser ke atas: Konsumen dapat memilih kombinasi barang yang lebih baik dari kurva indiferen yang tertinggi. Barang Normal versus Barang Inferior Jenis barang yang permintaannya akan meningkat kalau pendapatan konsumen bertambah disebut barang normal. Jenis barang yang permintaannya akan turun kalau pendapatan konsumen bertambah disebut barang inferior. 0 Barang Inferior 0

26 8. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pilihan Konsumen H. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pilihan Konsumen Ketika harga turun, kendala anggaran konsumen akan bergeser ke atas dan besaran kemiringan mengalami perubahan. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya. Reaksi terhadap perubahan Pendapatan Nominal: Income Consumption Curve (ICC); Engel Curve; Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya. Reaksi terhadap perubahan harga barang Price-Consumption Curve (PCC); Demand Curve. Permintaan Individu dan permintaan pasar. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang. Contoh PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PENDAPATAN DAN HARGA Perubahan yang terjadi dalam analisis nilai guna konsumen terjadi dalam dua jenis analisis, yaitu perubahan pendapatan dan perubahan harga barang konsumsi. Secara umum perubahan-perubahan tersebut digambarkan dalam kurva sebagai berikut:

27 1. Perubahan Pendapatan Perubahan Pendapatan A ia n P a k a B U4 2 C D U3 1 U2 U Makanan Suatu perubahan pendapatan bergeser kurva anggaran secara paralel, dengan demikian secara umum tidak ada perubahan pada pola konsumsi dari konsumen tersebut yang berubah hanya pada pencapaian ekulibrium atau kepuasan optimal konsumen. Kondisi ini didapat didapat dengan asumsi dasar perubahan pendapatan berlipat dari sebelumnya. 2. Perubahan Harga Untuk analisis ini perubahan pada harga di bagi dalam dua macam yaitu perubahan harga tunggal dan perubahan pada kedua harga, untuk analsis sederhana kita gunakan dulu perubahan harga tunggal, artinya hanya satu harga yang mengalami perubahan. Dalam kasus ini perubahan terjadi pada harga makanan selipat, untuk lebih memahami perubahannya perhatikan gambar berikut:

28 A ia n P a k a B U4 2 C D U3 1 U2 U Makanan Dari gambar di atas, diketahui suatu peningkatan harga makanan membuat garis anggaran berputar pada titik 6, pada nilai makanan berubah dari 8 ke 6 (tidak terlihat). Keseimbangan baru terwujud dari semula 3 makanan menjadi 2 makanan untuk kepuasan optimalnya. Akibat dari perubahan harga makanan ini dinyatakan ada penurunan jumlah makanan yang dikonsumsikan tetapi jumlah pakaian tidak mengalami perubahan. Garis yang menghubungkan berabagai titik keseimbangan konsumen dusebut dengan kurva pendapatan konsumsi ( Income consumption curve), contoh : Diketeahui: TU = A 2 B 2 PA = 2 PB = 5 I = 100, 120 MUA = MUB Atau MUA = PA P A P A MU B P B 2AB 2 = 2 2A 2 B 5

29 Kurva konsumsi pendapatan (Income consumption curve/icc) Dan Kurve Engel

30 Barang Normal versus Barang Inferior Barang Inferior Kenaikan pendapatan seseorang dapat saja berakibat pada penurunan konsumsi salah satu barang. Contoh, hamburger dianggap sebagai barang normal pada titik A ke B, akan tetapi menjadi barang inferior ketika pendapatan semakin meningkat. Ditunjukkan dengan kurva konsumsi pendapatan yang berbelok ke dalam dari titik B ke C. 9.Efek pendapatan dan substitusi.

31

32 Efek Substitusi Efek substitusi Perubahan konsumsi suatu barang akibat perubahan harga, pada tingkat utilitas (kepuasan) yang sama. Efek Pendapatan Efek pendapatan Perubahan konsumsi suatu barang yang akibat peningkatan daya beli, ketika perbandingan relatif dengan harga barang yang lain tetap. Efek total dari perubahan harga secara teori adalah jumlah dari efek substitusi dan efek pendapatan. Efek Total (F1F2) = Efek Substitusi (F1E) + Efek Pendapatan (EF2) Efek Pendapatan dan substitusi: Barang Normal Awalnya konsumen memilih A pada garis anggaran RS. Ketika harga makananturun, konsumsi meningkat sebesar F1F2 karena konsumen beralih dari basket A ke B. Efek substitusi adalah F1E (yang bersesuaian dengan perpindahan dari basket A ke D) akibat perubahan harga makanan relatif terhadap harga baju pada tingkat kepuasan (utilitas) yang tetap. Efek pendapatan adalah EF2 (berhubungan dengan perpindahan dari basket D ke B), di mana harga relatif dua produk konstan tapi daya beli semakin tinggi. Makanan adalah barang normal karena efek pendapatan EF2 positif.

33 Efek Pendapatan dan Substitusi: barang inferior Konsumen awalnya mengkonsumsi A pada garis anggaran RS. Dengan penurunan harga makanan konsumen beralih ke basket B.Perubahan terdiri dari dua komponen, efek substitusi F1E (dari A ke D), dan efek pendapatan EF2 (dari D ke B). Pada kasus ini makanan adalah barang inferior karena efek pedapatan negatif.karena efek substitusi lebih besar daripada efek pendapatan, penurunan harga makanan masih meningkatkan jumlah permintaan. Giffen good :Barang dengan kurva demand yang bergradien positif karena efek pendapatan lebih besar daripada efek substitusi. Kurva demand bergradien positif: The Giffen Good Ketika barang bersifat inferior dan ketika efek pendapatan cukup besar untuk mendominasi efek substitusi, kurva demand akan bergradien positif. Konsumen awalnya mengkonsumsi basket A, tetapi ketika harga makanan turun berlaih ke B di mana jumlah makanan lebih sedikit. Karena efek pendapatan F2F1 lebih besar daripada efek substitusi EF2, penurunan harga makanan malah menurunkan jumlah demand.

34 10.Derivasi kurva permintaan. Dalam menurunkan kurva permintaan dari perubahan harga, terdapat dua jenis asumsi: Pendapatan Tetap Kurva permintaan ini dikenal sebagai Marshallian Demand Function/Uncompensated Demand Function Di sini permintaan fungsi dari harga dan pendapatan nominal. Utilitas Tetap Kurva permintaan ini dikenal sebagai Hicksian Demand Function/Compensated Demand Function. Di sini permintaan fungsi dari harga dan tingkat kepuasan. Ada dua hal penting di sini, fungsi ini menyatakan perubahan permintaan dengan mengisolasi efek pendapatan, sehingga perubahan yang terjadi adalah murni efek substitusi. MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN Hukum permintaan sebagaimana dipelajari pada bagian terdahulu, dinyatakan bahwa harga turun cateris paribus jumlah permintaan bertambah dan sebaliknya. Untuk lebih memahami hukum permintaan ini teori nilai guna dapat digunakan untuk menunjukan melalui analisis kurva anggaran dan nilai guna analisis kepuasan sama. Perhatikan gambar berikut : Membentuk Kurva Permintaan dengan Analisis Kepuasan Sama Dari gambar di atas dimisalkan harga pakaian mengalami penurunan, pada pendapatan dan harga makanan yang tetap, pada P1 diperoleh E1 pada Q1, setelah harga pakian turun jumlah pakaian yang dapat dibeli menjadi Q2, sehingga keseimbangan menjadi E2 dan seterusnya. Titik-titik keseimbangan akibat perubahan jumlah pakaian yang didasari oleh

35 penurunan harga menunjukan kurva permintaan konsumen terhadap pakaian (D)

36

37 11. Aplikasi Teori Pilihan Konsumen a. Apakah Kurva Permintaan Selalu Melengkung Kebawah? Permintaan dalam Pasar Produk/Keluaran (output) Kuantitas yang diminta pada sebuah produk individu oleh rumah tangga individu bergantung pada: 1. Harga 2. Pendaptan 3. Kekayaan 4. Harga Produk lain 5. Cita rasa dan Selera 6. Penghargaan mengenai masa depan Kuantitas yang diminta adalah jumlah dari suatu produk yang akan dibeli oleh rumah tangga pada suatu periode tertentu jika rumah tangga tersebut mampu membeli semua yang diinginkannya pada saat itu. Daftar permintaan menunjukkan kuantitas suatu produk yang akan dibeli oleh rumah tangga pada harga yang berbeda-beda. Hukum Permintaan menyatakan bahwa terdapat suatu hubungan negatif antara harga dan kuantias yang diminta: saat harga naik, kuantitas yang diminta akan menurun dan begitu sebaliknya. Kurva permintaan kemiringannya (slope) melengkung kebawah. Semua kurva permintaan pada akhirnya akan memotong sumbu harga karena akan selalu terdapat suatu tingkat harga dimana rumah tangga tidak mau tau dan tidak mampu membayarnya. Semua kurva permintaan pada akhirnya juga akan memtong sumbu kuantitas karena permintaan untuk hampir semua barang adalah terbatas, walau hanya oleh waktu, bahkan pada harga nol.

38 Bila terdapat peningkatan pendapat menyebabkan permintaan suatu barang meningkat, maka barang itu adalah harga normal. Bila peningkatan pendapat menyebabkan permintaan barang menurun, maka barang tersebut adalah inferior. Jika suatu peningkatan dalam harga barang X menyebabkan akan barang Y meningkat, maka barang tersebut adalah barang subtitusi. Jika peningkatan harga barang X menyebabkan permintaan barang Y turun, barang tersebut merupakan barang pelengkap. Pasar permintaan sesungguhnya merupakan jumlah seluruh kuantitas barang atau jasa yang diminta per-periode oleh seluruh rumah tangga yang membeli barang atau jasa tersebut di pasar. b. Bagaimana Pengaruh Upah Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk. Memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya. Layard dan Walters (1978), menyebutkan bahwa keputusan individu untuk menambah atau mengurangi waktu luang dipengaruhi oleh tingkat upah dan pendapatan non kerja. Adapun tingkat produktivitas selalu berubah-rubah sesuai dengan fase produksi dengan pola mula-mula naik mencapai puncak kemudian menurun. c. Bagaimana Pengaruh Suku Bunga Terhadap Tabungan Rumah tangga Samuelson (1997) mengatakan bahwa : Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi atau tabungan sama dengan jumlah pendapatan yang dikurangi dengan jumlah konsumsi. Orang kaya menabung lebih banyak daripada orang miskin, tidak hanya dalam jumlah yang absolut saja, tetapi juga dalam persentase seluruh pendapatannya. Orang yang tergolong miskin jelas tidak akan mampu menabung sama sekali, mereka bahkan membelanjakan lebih banyak daripada yang mereka peroleh dari pendapatan, dimana kekurangannya akan ditutupi dari hutang atau mengambil tabungan yang telah ada sebelumnya. Menurut kaum Klasik, tabungan merupakan fungsi dari suku bunga. Suku bunga merupakan pembayaran dari tidak dilakukannya konsumsi, imbalan dari kesediaan untuk menunggu dan tidak dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas penggunaan dana. Oleh karena itu, jika suku bunga naik, jumlah tabungan juga akan meningkat. Suku bunga meningkat dari titik keseimbangan antara tabungan dan investasi (Nasution, 1991). Teori ekonomi Klasik mengasumsikan bahwa tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga, jadi semakin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk menabung juga akan meningkat. Artinya dengan suku bunga yang lebih tinggi, maka masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan konsumsinya untuk tabungan (Nopirin, 1992). Dengan demikian, suku bunga dan tabungan memiliki hubungan positif, dimana semakin tinggi bunga, keinginan masyarakat untuk menabung juga akan meningkat (Jafar, 1993).

39 d. Manakah yang Lebih Disukai Orang Miskin BLT atau Bantuan Selain Uang? TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil riset The SMERU Research, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang saat ini dikenal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ternyata banyak diselimuti persepsi negatif dari masyarakat. "Persepsi negatif itu antara lain berbunyi BLT tidak mengatasi guncangan akibat kenaikan harga BBM," kata Hartati, Peneliti The SMERU Research Institute, Kamis (4/7/2013). Hartati menuturkan, selain itu ada juga yang mengatakan bahwa BLT tidak tepat sasaran. Dana yang seharusnya diterima masyarakat miskin, namun tidak semua warga miskin mendapatkannya. "Masyarakat bilang BLT tidak tepat sasaran," katanya. Hartati mengatakan, studi SMERU menemukan persepsi masyarakat yang menilai BLT adalah program yang menciptakan peluang korupsi. Korupsi tersebut bisa dari pemungutan dana oleh petugas atau berupa insentif aparat desa. BLT juga dianggap memberikan pengaruh negatif partisipasi tenaga kerja. Banyak warga yang menjadi tidak bekerja pada saat hari pengambilan BLT. "Masyarakat juga menilai BLT dapat menimbulkan kecemburuan sosial," pungkasnya. Dari hasil riset yang dilakukan The SMERU Research Institute terlihat bahwa sebenarnya masyarakat miskin kurang menyukai program BLT/BLSM dikarekan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas. Sebenarnya masyarakat miskin lebih menyukai bantuan selain uang atau berupa pembinaan, namun bukan pembinaan yang hanya sekedar teori. Bantuan selain uang atau pembinaan yang diharapkan masyarakat miskin adalah pembinaan yang benar-benar dapat berguna dalam menunjang kehidupan mereka.

PERTEMUAN 13 DAN 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN

PERTEMUAN 13 DAN 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN PERTEMUAN 13 DAN 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN Pertemuan 13 dan 14 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN PREFERENSI KONSUMEN A. Teori Pilihan Konsumen Manusia hidup penuh dengan pilihan, kebutuhan

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Modul ke: Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI UTILITAS ORDINAL Kurva Indiferens Garis Anggaran Keseimbangan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)

Lebih terperinci

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN / ORDINAL Pendekatan ini mempunyai asumsi : Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve) Teori Ekonomi Mikro Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Arti Kurva Kepuasan Sama Kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dari komoditi x dan y yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas 7FEB Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Pendekatan Ordinal Anggapan ynag diperlukan adalah : konsumen dapat

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana

Lebih terperinci

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori

Lebih terperinci

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen

Lebih terperinci

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA

TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat mengetahui pendekatan daya guna marginal, pendekatan indefferent, hukum guna batas yang

Lebih terperinci

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

Qx TUx MUx

Qx TUx MUx PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih

Lebih terperinci

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN 1 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen mempelajari : (1)mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya

Lebih terperinci

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen. Modul ke: Perilaku Konsumen Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perilaku Konsumen Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen PERILAKU KONSUMEN PERILAKU KONSUMEN Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction) atau Utilitas total

Lebih terperinci

BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN

BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN A. PENDEKATAN CARDINAL Pdkt. Marginal Utility (MU) 1. Anggapan yang dipakai dalam pendekatan ini adalah : Kepuasan konsumen dapat diukur, & diberi satuan ukur UTIL. Dalam

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. Alvin Kharisma Catra ( ) 2. Annisa Widiyanti ( ) 3. Merry Inriama ( )

TUGAS PENGANTAR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. Alvin Kharisma Catra ( ) 2. Annisa Widiyanti ( ) 3. Merry Inriama ( ) TUGS PENGNTR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. lvin Kharisma Catra (2212673) 2. nnisa Widiyanti (2212983) 3. Merry Inriama (24212553) 4. Putri Nur thovia (2521278) 5. ulliyanti UNIVERSITS GUNDRM 212 KT PENGNTR Penulis

Lebih terperinci

HOUSEHOLD EQUILIBRIUM

HOUSEHOLD EQUILIBRIUM Minggu ke 2 HUSEHLD EQUILIBRIUM leh Dr.Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. 22 Februari 2013 1 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan dan menggambarkan

Lebih terperinci

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Pokok Bahasan Teori nilai guna (utility) Pemaksimuman nilai guna Teori nilai guna dan teori permintaan Paradoks

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 06 Teori Fakultas FEB KONSUMEN kepuasan konsumen mencoba menjelaskan bagaimana konsumen dengan anggaran yang terbatas mencoba memaksimalkan kepuasannya. Ada dua pendekatan dalam

Lebih terperinci

TEORI PILIHAN KONSUMEN

TEORI PILIHAN KONSUMEN TEORI PILIHAN KONSUMEN Salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi yg dibahas pada Bab 11 adalah bahwa setiap orang menghadapi Tradeoff. Teori pilihan konsumen menelaah Tradeoff yang dihadapi oleh setiap orang

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi

Lebih terperinci

TEORI PREFERENSI KONSUMEN

TEORI PREFERENSI KONSUMEN TEORI PREFERENSI KONSUMEN 1 Baca: Jogiyanto Bab 6. Fungsi Utility Cardinal Vs Ordinal Cardinal Ordinal Aplikasi Matematis TEORI PREFERENSI KONUMEN Teori Modern Preferensi Konsumen Dalil 1 Dalil 2 Dalil

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN Fakultas FEB MANAJEMEN Irwan Mangara Harahap, SE, MSi. Program Studi Manajemen PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE Perilaku konsumen

Lebih terperinci

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Komsumen a. Pendekatan Kardinal Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilian. Jadi

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Analisis Utilitas Pengukuran Utilitas dgn Pendekatan Kardinal Preferensi, Utilitas Ordinal dan Indifference

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Lebih terperinci

Teori Konsumsi dan Utilitas. Copyright 2004 South-Western

Teori Konsumsi dan Utilitas. Copyright 2004 South-Western Teori Konsumsi dan Utilitas The Budget Constraint : Apa yang bisa didapatkan konsumen? Budget constraint menggambarkan batasan kombinasi konsumsi yang bisa dilakukan konsumen. Manusia mengonsumsi kurang

Lebih terperinci

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 Nilai guna atau utiliti, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang-barang. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens

a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens a t e r i 1 MATAKULIAH : Teori Ekonomi Mikro POKOK BAHASAN : TEORI PERILAKU KONSUMEN SUB BAHASAN : 1. Pendekatan Kurva Indeferens PENULIS/TUTOR : Ake Wihadanto, SE., MT (ake@ut.ac.id) : Sumber Bacaan:

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas 1 Menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumberdaya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan suatu produk/jasa. 2 Pokok Bahasan 1. Pentingnya konsep

Lebih terperinci

A. Pendekatan Utilitas

A. Pendekatan Utilitas ANALISIS PERMINTAAN Mengapa Penting? 1. Profitabilitas suatu perusahaan ditentukan oleh permintaan akan produk yang dihasilkan. 2. Untuk membuat keputusan bila terjadi : - Perubahan harga - Perubahan pendapatan

Lebih terperinci

Household Behavior and Customer Choice

Household Behavior and Customer Choice Household Behavior and Customer Choice Course: Pengantar Ekonomi The Market System Household Choice in Output Markets Three basic decisions: How much of each product, or output, to demand How much labor

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami

Lebih terperinci

Permintaan Individu dan Pasar

Permintaan Individu dan Pasar Permintaan Individu dan Pasar Abd. Jamal http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Efek Perubahan Harga Bagaimana efek terhadap pilihan konsumen bila harga berubah? Asumsikan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Karakteristik Prilaku Konsumen dan Konsep Implementasi Cardinal Utility Approach Abdul Gani, SE MM

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan DIE-FEUI February 19, 2013 Kuliah II-Teori Konsumen & 1 2 3 4 Kuliah II-Teori Konsumen & Bacaan Pindyck Ch.3 & Ch.4 Nicholson Ch.3 Kuliah II-Teori Konsumen

Lebih terperinci

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO Add your company slogan Permintaan Pasar LOGO Pokok Bahasan Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Elastisitas Individu dan Elastisitas Pasar Elastisitas dan penerimaan (revenue) Elastisitas konstan

Lebih terperinci

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta 1 Buku Acuan: 1. Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Economics, MgGraw-Hill International editions, 1992 2. Gemmill & Blodgett Economics: Principles

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 7 Perubahan Fakultas FEB Program Studi Manajemen S-1 KONSUMEN garis anggaran dengan asumsi harga barang dan tetap, akan mempengaruhi titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

TEORI PRILAKU KONSUMEN. Dr. Syafrizal Chan, SE, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi

TEORI PRILAKU KONSUMEN. Dr. Syafrizal Chan, SE, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi TEORI PRILAKU KONSUMEN Dr. Syafrizal Chan, SE, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Prilaku Konsumen Inti Pembahasan Konsep utility Fungsi Utility Analisis kardinal dan ordinal Penentuan konsumsi optimal Dampak

Lebih terperinci

Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan)

Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan) Teori Permintaan Konsumen: Pendekatan Utiliti (Nilai guna / Kepuasan) Teori permintaan konsumen dg pendekatan utiliti 1. Kandungan analisis 2. Macam pendekatan 3. Asumsi Pokok dan Asumsi Umum 4. Hipotesa

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kotler(2007) dapat didefinisikan bahwa seluruh individu dan rumah tangga yang dapat membeli atau dapat memperoleh

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN 1 Minggu ke 3 ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI 1 Maret 2013 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA - IPB LEARNING OUTCOME 2 Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1Permintaan Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Dasar Ekonomi Rumahtangga Becker (1976), menganalisis keadaan ekonomi rumahtangga yang dalam penelitiannya tersebut menggunakan analisis simultan untuk melihat rumahtangga

Lebih terperinci

Teori Prilaku konsumen

Teori Prilaku konsumen 1/18/213 Teori rilaku konsumen Hariyatno Meet -4 reat by HR 3 September 211 1 s u m s i arang (ommodity ) benda & jasa yg dikonsumsi utk memperoleh manfaat Utilitas (utility) manfaat yg diperoleh karena

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2

Lebih terperinci

V. Consumer Surplus and Consumer Welfare

V. Consumer Surplus and Consumer Welfare V. Consumer Surplus and Consumer Welfare o Definisi ukuran kesejahteraan konsumen merupakan salah satu masalah yg paling kontroversial dlm ilmu ekonomi. Tdk seperti kasus produsen dg ukuran (profit), tidak

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen Cardinal Utility

Teori Perilaku Konsumen Cardinal Utility Modul ke: Teori Perilaku Konsumen Cardinal Utility Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S- Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI UTILITAS KARDINAL TEORI GUNA (UTILITY) Intinya :. Seorang

Lebih terperinci

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN Pengantar (1) Pembahasan dasar-dasar mikroekonomi memberikan pemahaman dari konsep dasar yg dapat

Lebih terperinci

Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi

Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi Modul 6 Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi Drs. Wahyu Widayat, M.Ec F PENDAHULUAN ungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

KULIAH KE - 4 TEORI PERILAKU INDIVIDUAL

KULIAH KE - 4 TEORI PERILAKU INDIVIDUAL KULIAH KE - 4 TEORI ERILAKU INDIVIDUAL (The Theory of Individual Behavior) MENGAA KITA HARUS MEMELAJARI ERILAKU INDIVIDU KONSUMEN? Miki.iiir lagi? Capèè dèh..!! @ Ya iya, calon manajer MISI UNIKOM: QUALiTY

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Chapter 8 PowerPoint Slides by Navik Istikomah Education University of Indonesia 2006 Laboratorium Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN Ekonomi Manajerial ermintaan dan enawaran utu Semaradana, S.d BAB I ERMINTAAN AN ENAWARAN A. engertian, Hukum, Kurva dan Teori ermintaan a. ermintaan (emand) ermintan adalah banyaknya jumlah barang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang selama ini dilakukan telah membawa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada sikap peningkatan

Lebih terperinci

KERANGKA TEORI. Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh. rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur

KERANGKA TEORI. Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh. rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur 43 III. KERANGKA TEORI 3.1. Pola Konsumsi/Pengeluaran Rumahtangga Konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan komoditas-komoditas oleh rumahtangga. Pola konsumsi merupakan cara mengkombinasikan unsur konsumsi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi Matematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa matematika, penyajian suatu

Lebih terperinci

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Materi Kurva Permintaan Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan Elastisitas permintaan Kurva Penawaran Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran

Lebih terperinci

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)

Lebih terperinci

Keseimbangan Umum. Rus an Nasrudin. Mei Kuliah XII-2. Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei / 20

Keseimbangan Umum. Rus an Nasrudin. Mei Kuliah XII-2. Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei / 20 Keseimbangan Umum Rus an Nasrudin Kuliah XII-2 Mei 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah XII-2) Keseimbangan Umum Mei 2013 1 / 20 Outline 1 Pendahuluan 2 Konsep Keseimbangan Umum 3 Permintaan dan Penawaran dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah komoditas strategi karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan tidak saja berarti strategis

Lebih terperinci

6FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Perilaku Konsumen: Ordinal Utility Approach. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

6FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Perilaku Konsumen: Ordinal Utility Approach. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen: Ordinal Utility Approach Fakultas 6FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Ordinal utility approach

Lebih terperinci

Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah laku konsumen dalam pasar. Memahami konsep kurva

Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah laku konsumen dalam pasar. Memahami konsep kurva Teori Perilaku Konsumen: Teori Nilai Guna Kuliah 07 Universitas Komputer Indonesia Yang dipelajari pada bagian ini: Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah

Lebih terperinci

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai

Lebih terperinci

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian utilitas, menerangkan pengaruh utilitas dan permintaan serta menganalisisnya. TIK:

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS 37 III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Fungsi Permintaan Gula Keadaan konsumsi dan permintaan suatu komoditas sangat menentukan banyaknya komoditas yang dapat digerakkan oleh sistem tata niaga dan memberikan arahan

Lebih terperinci

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Falultas

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 Teori Prilaku Konsumen

PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 Teori Prilaku Konsumen 2015 PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 Teori Prilaku Konsumen Pertemuan 4 dan 5 Nur RACHMAD Universitas Gunadarma 4/21/2015 TEORI PERILAKU KONSUMEN Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI Agar fungsi permintaan dan fungsi penawaran dapat digambarkan grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang dianggap tidak berubah selama

Lebih terperinci

harga X ke dalam fungsi permintaan, maka akan diperoleh skedul permintaan individu sbb: Tabel 1 Px($) Qdx

harga X ke dalam fungsi permintaan, maka akan diperoleh skedul permintaan individu sbb: Tabel 1 Px($) Qdx BAB 3 - PERMINTAAN, PENAWARAN DAN ELASTISITAS 1. PERMINTAAN DAN JUMLAH YANG DIMINTA Jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli konsumen selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung

Lebih terperinci

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Modul 1 Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang Arief Ramayandi, S.E., MecDev., Ph.D. Ari Tjahjawandita, S.E., M.Si. M PENDAHULUAN odul ini akan menjelaskan

Lebih terperinci

MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN MATERI II: TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN Batas Kemungkinan Produksi (PPF) dengan Biaya Menaik PPF : Kurve kemungkinan produksi Menunjukkan kombinasi dua barang yang maksimum bisa diproduksi oleh

Lebih terperinci