BAB II KAJIAN PUSTAKA. menengah di Indonesia(Pusmenjar, Kemendikbud, 2020:03). Penilaian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. menengah di Indonesia(Pusmenjar, Kemendikbud, 2020:03). Penilaian"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Asesmen Nasional Asesmen Nasional salah satu program pemerintah untuk menilai mutu tiap sekolah, madrasah dan program kesetaraan pada jenjang dasar hingga menengah di Indonesia(Pusmenjar, Kemendikbud, 2020:03). Penilaian kualitas sekolah berdasarkan hasil belajar siswa keterampilan dasar (numerasi, literasi, dan karakter) serta mutu proses belajar mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Survei Karakter, AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), dan Survei Lingkungan Belajar (Pusmenjar, Kemendikbud, 2020:03). Menurut Pusmenjar (2021) Asesmen bertujuan untuk mengetahui yang tujuan utama sekolah itu sendiri, yaitu mengembangkan kompetensi dan karakter siswa juga memberikan gambaran terhadap ciri-ciri esensial satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini yang diharapkan agar dinas pendidikan maupun satuan pendidikan dapat fokus terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) dan proses memperbaiki mutu pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut AN bertujuan sebagai bahan pemerintah daerah dan pusat untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang sesungguhnya. 10

2 11 Menurut Pusat Asesmen dan Pembelajaran (2021), instrumen asesmen nasional terdiri dari 3 instrumen, yaitu: a. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (Numerasi) peserta didik. b. Survei karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter peserta didik. c. Survei lingkungan belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. (Pusat Asesmen dan Pembelajaran, 2021) Berdasarkan Peraturan Kepala BSKDA Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 013/H/PG.00/2022 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun Berikut pelaksanaan Asesmen Nasional : 1. Pelaksanaan Asesmen dilakukan selama 2 hari untuk setiap jenjangnya. 2. Berikut Alokasi waktu yang sudah tersedia untuk setiap jenis Asesmen Nasional masing-masing jenjang :

3 12 Jenjang Hari Ke-1 Hari Ke-2 Latihan Soal (15 menit) Latihan Soal (15 menit) Literasi Membaca (75 Numerasi (75 menit) SD, MI, Paket A, dan yang menit) Sederajat Survei Karakter (30 menit) Survei Lingkungan Belajar (40 menit) SMP, MTs, Paket B, dan Latihan Soal (10 menit) Latihan Soal (10 menit) yang Sederajat Literasi Membaca (90 Numerasi (90 menit) SMA, MA, SMK, Paket C, dan Sederajat SD, MI, Paket A, dan yang Sederajat menit) Survei Karakter (30 menit) Survei Lingkungan Belajar (30 menit) Sumber: POS AN Tahun 2022 Berikut jadwal Asesmen Nasional untuk setiap jenjang SD/MI/SDLB:(Buku Saku ANBK, 2022) Tanggal Paket Gelombang Oktober 2022 A Satu (1) dan dua 1(2) Oktober 2022 A Tiga (3) dan empat (4) November 2022 A Tiga (3) dan empat (4) Sumber: POS AN Tahun 2022 Berdasarkan uraian di atas Asesmen Nasional memiliki 3 instrumen yaitu Survei Karakter, AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), dan Survei Lingkungan Belajar. AN(Asesmen Nasional) penting bagi peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil dari Asesmen Nasional bagi pendidik untuk mengetahui proses belajar peserta didik. Sedangkan, bagi pemerintah agar Dinas Pendidikan maupun Pemerintah pusat dapat fokus untuk perbaikan mutu pembelajaran dan sumber daya manusia. 2. Asesmen Kompetensi Minimum Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu instrumen penilaian tingkat nasional dengan menilai kemampuan peserta didik yang mendasar supaya dapat mengembangkan kinerja diri dan dapat ikut serta dalam masyarakat terutama dalam hal positif

4 13 (Arsijayanty,2020:3). Tujuan AKM merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan terdapat tiga aspek-aspek keterampilan berpikir logis, sistematis, keterampilan bernalar, menggunakan konsep pengetahuan yang sudah pelajari, serta keterampilan mengelompokkan dan mengelolah informasi. (Arsijayanty,2020:3) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Asesmen Kompetensi Minimum adalah wadah atau alat bagi peserta didik untuk mengembangkan kognitif atau keterampilan yang nantinya dapat disalurkan dan dikembangkan di lingkungan masyarakat. Selain itu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) juga mempermudah pendidik untuk melihat dan mengatur strategi pembelajaran yang ada pada masing-masing peserta didik. a. Komponen AKM Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM memiliki tiga komponen diantaranya konten, proses kognitif, dan konteks (Deviana, T, dkk, 2022:2). Berikut rincian gambar bagan komponen literasi membaca dan literasi numerasi (Pusmenjar, Kemendikbudristek, 2021:12): Gambar 2.1 Bagan Komponen Literasi Membaca dan Numerasi

5 14 Konten dalam komponen literasi membaca dibedakan menjadi dua kelompok yakni teks informasi dan teks fiksi, sedangkan literasi numerasi dibedakan menjadi empat kelompok yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar (Arsijayanty,2020:5). Proses kognitif berguna untuk menunjukkan proses peserta didik dalam menyelesaikan soal dan masalah. Pada proses kognitif literasi membaca dan literasi numerasi dibagi menjadi tiga level, untuk level literasi membaca antara lain menemukan informasi, interpretasi dan intergritas serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan level literasi numerasi yaitu terdapat pemahaman, penerapan, dan penalaran (Arsijayanty.2020:5). Sedangkan konteks dalam komponen literasi membaca dan numerasi bertujuan untuk menentukan kondisi pada saat digunakan. Konteks diatas dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan sainstifik. b. Bentuk Soal AKM Bentuk soal AKM memiliki berbagai variasi, antara lain terdapat pilihan ganda (PG), pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian. Berikut penjelasan terkait bentuk soal AKM :

6 15 1) Pilihan Ganda Bentuk soal pilihan ganda berisi pokok soal dan beberapa pilihan jawaban. Untuk itu peserta diminta untuk menjawab pilihan jawaban yang benar dengan pilihan jawaban yang tersedia. Jumlah pilihan jawaban pada kelas 1-3, ada 3. Untuk kelas 4 sampai dengan kelas 9 tersedia 4 pilihan, dan untuk kelas 10 sampai dengan 12 memuat 5 pilihan, pilihan tersebut berupa abjad (A, B, C, D, E). 2) Pilihan Ganda Kompleks Pilihan Ganda Komplek berisikan pokok soal dan pertanyaan yang harus dipilih peserta didik dengan memberikan tanda centang pada kotak yang tersedia, pada setiap pertanyaan di depan permasalahan pokok soal di kolom ya atau tidak, selain itu pada kolom Benar atau Salah dan sebagainya. 3) Menjodohkan Bentuk soal memasangkan atau menjodohkan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa yang mengikuti tes, mencocokan, menempatkan dan menghubungkan antar dua pertanyaan yang tertera. Dengan format kolom sebelah kiri berisi pokok soal, dan kolom sebelah kanan berupa jawaban. 4) Isian atau Jawaban Singkat Soal isian atau jawaban singkat menuntut peserta didik yang mengikuti tes untuk menjawab jawaban singkat, berupa

7 16 frasa/kata, angka atau simbol. Perbedaan dari soal isian dan jawaban singkat terletak pada bentuk kalimatnya. Soal isian berupa kalimat berita sedangkan jawaban singkat berupa susunan kalimat dalam bentuk pertanyaan 5) Esai atau Uraian Jawaban dari esai dan uraian menuntut peserta didik untuk mengingat gagasan-gagasan dengan mengekspresikan gagasan tersebut dengan pola pikir yang dimiliki dalam bentuk uraian tertulis. Terdapat pedoman penskoran untuk digunakan sebagai acuan dalam pemberian skor. Pemberian skor dilihat dari kompleksitas jawaban. c. Persiapan AKM Sebelum pelaksanaan AKM satuan pendidikan memerlukan persiapan yang matang, dalam persiapan AKM terdapat beberapa ketentuan atau aspek-aspek yang harus dipenuhi. Yang pertama, memerlukan pihak yang terlibat agar pelaksanaan AKM dapat berjalan dengan baik, pihak yang terlibat yaitu Kepala Sekolah, seluruh pendidik atau guru, peserta didik kelas V. Selanjutnya, sarana dan prasarana turut andil dalam persiapan seperti laptop, komputer, jaringan listrik serta perangkat lainnya. Bagi peserta didik dalam persiapan sebelum pelaksanaan AKM yang harus disiapkan yaitu mental serta kesiapan kognitif dengan melakukan latihanlatihan soal AKM yang telah dibuat oleh pendidik atau guru. Terkait pemilihan peserta AKM yang menginjak di kelas V yaitu agar

8 17 mempermudah dan memberikan waktu satuan pendidikan untuk melakukan perbaikan sebelum peserta didik lulus pada jenjang tersebut (Pusmenjar, Kemendikbudristek, 2021:15-17). Dirjen Kemendikbud juga ikut serta turun lapangan dengan menyiapkan soal AKM, dan sosialisasi dari berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat provinsi hingga kota dengan secara bertahap yang pesertanya Kepala Sekolah dan pendidik. Setelah melakukan sosialisasi Dirjen Kemendikbud juga melakukan uji coba implementasi program AKM kepada pendidik maupun Kepala Sekolah hingga peserta didik di berbagai jenjang. Dalam penyampaian informasi serta sosialisasi yang dilaksanakan terkait manfaat, tujuan kebijakan tersebut diterima dengan baik oleh kelompok sasaran, stakeholder dalam keterlibatan kebijakan tersebut. d. Pelaksanaan AKM Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum menggunakan dua sistem yang pertama sistem moda daring, sistem ini membutuhkan jaringan internet yang bagus. Kedua, menggunakan sistem moda semidaring, cara kerja sistem moda semidaring menggunakan media seperti sinkronisasi (mengunggah soal) untuk menampilkan dan menjawab soal, biasanya sekolah yang menggunakan semi daring memiliki jaringan yang tidak stabil (Bintang, Ferawati Sri, 2022). Terdapat persyaratan untuk menjadi penyelenggara Asesmen Kompetensi Minimum, diantaranya adalah

9 18 sekolah yang memiliki pendidik, proktor dan teknisi yang berkompeten, kelengkapan sarana prasarana, kesiapan mental peserta didik serta memiliki daya listrik dan koneksi jaringan internet yang memadai (Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 013/H/PG.00/2022 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2022). Pada tahun lalu, di tahun 2021 sekolah telah melaksanakan program AKM, dan di tahun 2022 sekolah juga sudah cukup matang menyiapkan hal yang dibutuhkan. Terkait hal yang perlu dipersiapkan yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bernalar peserta didik dengan cara mengadakan pelatihan AKM. Dapat disimpulkan, AKM adalah salah satu instrumen dari Asesmen Nasional untuk menilai kemampuan peserta didik yang mendasar agar dapat mengembangkan potensi diri dan dapat berpartisipasi terjun ke masyarakat untuk mendapatkan hal-hal positif. Dari hasil AKM, pendidik dapat melihat dan mengatur strategi pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien serta peserta didik dapat menguasai konten untuk meningkatkan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan AKM dilaksanakan secara online dan semidaring, terdapat persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan AKM, terdapat pihak-pihak yang terlibat antara lain Kepala Sekolah, seluruh pendidik, peserta didik kelas V, proktor.

10 19 3. Alur Proses Persiapan dan Pelaksanaan ANBK Dalam pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) memerlukan proses persiapan. Pada proses persiapan hingga pelaksanaan ANBK (Buku Saku AN, 2022): a. Pertama yang dilakukan dalam persiapan ANBK adalah membentuk panitia pelaksana tingkat satuan pendidikan. b. Setelah itu mendata infrastruktur yang diperlukan saat ANBK, seperti mendata komputer proktor dan klien dan perangkat jaringan yang siap digunakan. c. Langkah selanjutnya melakukan verifikasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan atau Kemenag Pusat. d. Melakukan login ke web ANBK dengan menggunakan masingmasing user yang dimiliki tiap satuan pendidikan. e. Selanjutnya, satuan pendidikan memilih status pelaksanaan mandiri atau menumpang melalui web ANBK. f. Setelah melakukan pemilihan status pelaksanaan, berikutnya memilih pelaksanaan ANBK mandiri denngan memilih atau membentuk moda daring atau semi daring. g. Langkah berikutnya yaitu penetapan, penetapan satuan pendidikan sebagai pelaksana ANBK oleh tim teknis provinsi. h. Selanjutnya, satuan pendidikan memilih gelombang pelaksanaan. i. Satuan pendidikan melakukan simulasi atau gladi j. Langkah yang terakhir yaitu satuan pendidikan melaksanakan ANBK utama sesuai dengan moda dan gelombang yang dipilih.

11 20 4. Literasi Literasi adalah sekumpulan keterampilan nyata, khususnya keterampilan menulis dan membaca terlepas darimana keterampilan tersebut diperoleh dan diperoleh dari siapa. Literasi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Pada proses pendidikan sangat bergantung pada kesadaran dan kemampuan literasi. Kemampuan literasi ini meliputi keseluruhan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Menurut Elizabeth Sulzby (1986) (dalam Bintang, 2022) Literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi membaca, berbicara, menyimak dan menulis dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. UNESCO mengatakan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar belajar sepanjang hidup. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi adalah kemampuan berbahasa seperti membaca, menyimak, berbicara dan menulis terlepas darimana dan dari siapa kemampuan tersebut diperoleh sesuai dengan tujuannya. Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah : (Han, W., Susanto, D., & dkk, 2017) 1. Membangun budaya literasi di sekolah 2. Meningkatkan kapasitas siswa taat literat 3. Menumbuhkan kemandirian siswa 4. Meningkatkan kebiasaan dan kemampuan berpikir

12 21 Adapun manfaat literasi yaitu sebagai berikut: (Han, W., Susanto, D., & dkk, 2017) 1. Melatih membaca, menulis serta merangkai kata 2. Menambah kosa kata serta meningkatkan konsentrasi 3. Melatih kemampuan individu dalam berpikir dan menganalisa 4. Dapat menambah informasi serta wawasan Dalam penerapan (Han, W., Santoso, D., & dkk, 2017) literasi dibagi menjadi beberapa jenis, dalam gerakan literasi nasional, literasi dibagi menjadi 6 jenis diantaranya: 1. Literasi baca dan tulis, adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. 2. Literasi numerasi, adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan dsb.) untuk mengambil keputusan. 3. Literasi sains, adalah kemampuan individu untuk menggunakan kemampuannya pada proses identifikasi masalah, menjelaskan

13 22 fenomena ilmiah yang kemudian ditarik kesimpulannya berdasarkan bukti yang berkaitan dengan ilmiah. 4. Literasi digital, adalah pengetahuan serta kemampuan individu dalam memanfaatkan media digital untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. 5. Literasi finansial, adalah kemampuan untuk mengimplementasikan pemahaman dan keterampilan finansial dalam pengambilan keputusan finansial guna meningkatkan kesejahteraan finansial baik individu maupun masyarakat. 6. Literasi budaya, adalah kemampuan untuk memahami, menghargai dan bersikap terhadap kebudayaan sebagai identitas bangsa dan negara. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan literasi tidak hanya pemahaman tentang membaca saja, melainkan kemampuan/potensi seseorang dalam keterampilan berbahasa seperti menyimak,, berbicara, membaca dan menulis serta mengelola informasi di kehidupan seseorang. 5. Literasi Membaca Pada tahun 2015 World Economic Forum (dalam Bintang, 2022) menetapkan sebanyak enam literasi dasar diantaranya terdapat literasi baca, literasi baca tulis, literasi digital, literasi sains, literasi numerasi, literasi finansial, dan literasi budaya kewarganegaraan, dari keenam literasi sangat penting bagi semua masyarakat tanpa terkecuali sebagai prasyarat kecakapan hidup di abad 21. Dengan demikian salah satu upaya

14 23 pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang akhir-akhir menurun dilihat dari skor perolehan Programme for International Student Assessment (PISA) sebagai indikator mutu pendidikan di sebuah negara, maka pemerintah menggunakan literasi membaca dan literasi numerasi ke dalam program AKM (Supriyanto & Rustyawati, D., 2021). Menurut penjelasan National Institute For Literacy dalam buku Desain Pengembangan Soal Asesmen Kompetensi Minimum literasi merupakan keahlian atau kecakapan seseorang untuk membaca, menghitung, menulis, memecahkan masalah di tingkat keahlian yang diperlukan di lingkungan keluarga, pekerjaan serta masyarakat. Kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk mengasah, memecahkan masalah serta mengembangkan kapasitas individu sebagai warga dunia dan warga Indonesia untuk berkontribusi secara aktif dan produktif kepada masyarakat definisi dari literasi membaca (Pusmenjar, 2020). Sehingga dari uraian di atas literasi membaca bukan tentang hal seseorang bisa membaca, menulis akan tetapi seseorang dapat mengetahui makna yang ada di dalam teks tersebut dan bagaimana seseorang bisa memahami konsep bacaan tersebut. Untuk itu, soal-soal pengembangan pada AKM dirancang dengan konsep kontekstual, berbagai macam bentuk soal, mengukur kesulitan memecahkan masalah dalam kompetensi peserta didik, serta memacu supaya peserta didik dapat berpikir dengan kritis (Pusmenjar, 2020).

15 24 Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan dari literasi membaca merupakan kecakapan pada diri seseorang untuk mengembangkan kapasitas diri, memahami, menggunakan, mengevaluasi untuk memecahkan masalah di lingkungan kehidupan masyarakat, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pekerjaan sebagai warga Indonesia dan warga dunia. 6. Literasi Numerasi Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan dsb.) untuk mengambil keputusan (Han, W., Susanto, D., & dkk, 2017). Menurut Han, W., Susanto, D., & dkk (2017) Kemampuan numerasi merupakan kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari misalnya, di rumah, pekerjaan dalam kehidupan masyarakat, dan kemampuan untuk menjelaskan suatu informasi yang terdapat di sekitar kita. Sedangkan penerapan kemampuan literasi numerasi di sekolah merupakan kemampuan atau kecakapan peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan matematika dengan percaya diri di seluruh aspek kehidupan, yang meliputi aspek pengetahuan, dan perilaku positif.

16 25 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi numerasi merupakan kemampuan untuk memperoleh dan menerapkan konsep bilangan dan keterampilan hitung dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Han, W., Susanto, D., & dkk (2017), literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika di dalam Kurikulum 2013, seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1 Komponen Literasi Numerasi dalam Cakupan Matematika Kurikulum 2013 Komponen Literasi Numerasi Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat Menggunakan pecahan, geometri, persen, dan perbandingan Mengenali dan menggunakan pola dan relasi Menggunakan penalaran spasial Menggunakan penalaran spasial Menginterpretasi informasi statistic Cakupan Matematika Kurikulum 2013 Bilangan Bilangan Bilangan dan Aljabar Geometri dan Pengukuran Geometri dan Pengukuran Pengolahan Data Sumber : Han, W., Susanto, D., & dkk (2017) Dapat disimpulkan bahwa literasi numerasi merupakan keterampilan yang dimiliki manusia yang digunakan untuk menerapkan konsep bilangan, operasi hitung yang bersifat kontekstual untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. 7. Sarana Prasarana Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Sarana dan Prasarana adalah sebagai suatu yang dipergunakan guna mencapai tujuan, alat dan juga media. Sedangkan prasarana artinya sesuatu yang berperan sebagai penunjang utama terselenggaranya kegiatan ataupun proses.

17 26 Berdasarkan uraian di atas maka sarana dan prasarana bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran serta mempermudah penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan peralatan, perlengkapan dan benda-benda yang digunakan pendidik dan peserta didik. Dalam Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 013/H/PG.00/2022 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2022, terdapat : 1. Spesifikasi Sarana AKM (POS AN, 2022) a. Jumlah sarana komputer yang harus disediakan oleh satuan pendidikan adalah sejumlah komputer dengan minimal perbandingan 1:3 (1 komputer dapat digunakan secara bergiliran dalam 3 sesi asesmen) untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan yang sederajat dan perbandingan 1:2 (1 komputer dapat digunakan oleh maksimal 2 orang peserta secara bergiliran dalam 2 sesi asesmen) untuk jenjang SD/MI dan sederajat. b. Spesifikasi teknis sarana yang dibutuhkan satuan pendidikan untuk melaksanakan ANBK mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan ANBK 2022 yang telah ditetapkan oleh Pelaksana Tingkat Pusat.

18 27 2. Penyiapan sistem AKM di Satuan Pendidikan a. Komputer, jaringan internet dan instalasi aplikasi disiapkan paling lambat H-14. b. Melaksanakan simulasi dan gladi bersih sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh Tim Teknis ANBK pada Pelaksanaan Tingkat Pusat. c. Mencetak daftar hadir dan kartu login untuk pelaksanaan AN pada H-2 sampai dengan H-1. Dalam uraian di atas, dapat disimpulkan sarana prasarana yaitu benda atau sistem yang dipergunakan untuk capaian tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa spesifikasi sarana dalam pelaksanaan AKM, diantaranya jumlah komputer yang disediakan penyelenggara minimal memiliki perbandingan 1:2 yang diartikan penggunaan 1 komputer maksimal dua orang.

19 28 B. Kajian Penelitian Yang Relevan Supaya penelitian ini menghindari penelitian yang berulang, maka penelitian ini menggunakan kajian penelitian yang relevan. Berikut kajian penelitian yang relevan yang berhubungan dengan penelitian ini: NO Judul Penelitian & Nama Peneliti 1 Analisis Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di SMP Tarbiyatul Falah oleh Ferawati Bin Bintang (2022) 2 Analisis Pengelolaan Sarana Prasarana Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun 2022 Di SD Negeri Sukomulyo Sleman Oleh Darujatin Wenang Manguning (2022) 3 Implementasi Penggunaan Komputer sebagai Alternatif Media Pembelajaran terhadap Peningkatan Kesiapan Tes AKM bagi Kelas 5 Tingkat Sekolah Dasar atau Sederajat Oleh Risky Mardiana (2021) Persamaan Sama-sama mengetahui pelaksanaan AKM Sama-sama menggunakan jenis penelitian yang digunakan peneliti deskriptif kualitatif Sama-sama menggunksn jenjang sekolah yang diteliti yaitu kelas V Perbedaan Penelitian tersebut terfokus pada pelaksanaan AKM yang dilakukan dengan status menumpang di sekolah lain, sedangkan penelitian ini saat pelaksanaan AKM dilaksanakan secara mandiri moda semidaring. Penelitian tersebut berfokus pada jenjang satuan pendidikan menengah, sedangkan penelitian ini berfokus pada jenjang satuan pendidikan tingkat dasar. Penelitian tersebut terletak di Kota Blitar, sedangkan penelitian ini terletak di Kota Pasuruan Penelitian tersebut berfokus pada kesiapan pengelolaan sarana prasarana ANBK saja Sedangkan penelitihan ini berfokus pada pelaksanaan AKM mulai dari persiapan hingga pelaksanaan AKM. Penelitian tersebut terfokus pada penggunaan komputer untuk meningkatkan kesiapan tes AKM di berbagai desa maupun kota. Sumber : Peneliti Tabel 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

20 29 C. Kerangka Pikir Berikut kerangka pikir peneliti yang dilakukan peneliti supaya memudahkan dalam pelaksanaan : Kondisi Ideal Pada pelaksanaan AKM harus sesuai dengan POS AN Mulai dari ruang lingkup kepesertaan AKM, kepesertaan AKM meliputi peserta didik yang terpilih dalam sampel satuan pendidikan sebanyak 30 anak. Dengan ruangan yang aman dan layak digunakan, penetapan bagian sesi serta komputer yang akan digunakan oleh peserta didik. Setiap ruangan berisi 15 komputer dan ditangani oleh satu orang proktor, satu orang pengawas dan minimal satu orang teknisi. Setiap ruangan memiliki pencahayaan dan ventilasi yang cukup. Persiapan kartu login, perangkat komputer, dan ruang dilakukan sehari sebelum pelaksanaan. Kondisi Faktual SD Negeri Bugul Lor melaksanakann AKM di tahun 2021 dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat, karena pada tahun 2021 merupakan masa COVID-19. Tahun pertama pelaksanaan AKM menyebabkan peserta didik belum siap dan grogi saat melakukan. Terdapat kendala dimana peserta didik sebanyak dua anak yang mengikuti AKM tidak dating saat pelaksanaan, dan dapat merusak database sarver AKM. Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) berbasis komputer di SD Negeri Bugul Lor 2. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) berbasis komputer di SD Negeri Bugul Lor 3. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) berbasis komputer di SD Negeri Bugul Lor Metode Penelitian 1. Menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif danmelakukan pendekatan secara deskriptif. 2. Pelaksanaan dilakukan pada semester ganjil taun ajaran 2022/ Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi Judul Penelitian Analisis Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Berbasis Komputer Di SD Negeri Bugul Lor Kota Pasuruan Gambar 2.1 Kerangka Pikir