PENERAPAN METODE COLOR FILTERING DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN CAKE DASAR PUTIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE COLOR FILTERING DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN CAKE DASAR PUTIH"

Transkripsi

1 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 50 PENERAPAN METODE COLOR FILTERING DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION DALAM PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN CAKE DASAR PUTIH Danel Bys 1, Arfan Y. Mauk 2, Krnels Letelay 3 Jurusan Ilmu Kmputer, Fakultas Sans dan Teknk, Unverstas Nusa Cendana Emal : danel.bys23@yah.cm 1, arfanmauk@staf.undana.ac.d 2, kletelay@gmal.cm 3 ABSTRAK Cake merupakan panganan yang terbuat dar campuran bahan-bahan sepert tepung, gula, telur, garam, susu, arma dan lemak yang dkembangkan dengan atau tanpa bahan pengembang. Penentuan tngkat kematangan cake dasar puth dlakukan berdasarkan grade warna permukaan pada saat prses pemanggangan. Namun hal n serng menjad kendala karena faktr perseps kmpss warna setap rang berbeda-beda. Pengamblan data ctra menggunakan kamera 3.2 mp dan 13 mp, setelah tu ctra dsegmentas dengan clr flterng untuk membuang pxels yang mengandung efek lghtng. Tahap selanjutnya yatu ekstraks cr warna RGB kemudan dlakukan pelathan dengan metde Learnng Vectr Quantzatn (LVQ). Haslnya aplkas mampu menentukan tngkat kematangan kue cake dasar puth dengan rata-rata akuras 65,19% dan cake dasar ckelat sebaga kelas valdas 96,88% untuk kamera 3.2 mp sementara pada kamera 13 mp rata-rata akuras 64,93% dan cake dasar ckelat sebaga kelas valdas yatu 93,75%. Keberhaslan dentfkas dpengaruh leh faktr pencahayaan dalam ruangan, jarak pengamblan dan wadah penampung. Kata kunc : Tngkat kematangan cake, Clr flterng, RGB (red, green, blue), Learnng Vectr Quantzatn (LVQ). ABSTRACT Cake s desserts made frm a mxture f dugh cnsstng f flur, sugar, eggs, salt, mlk, scents and butter. It can be created wth r wthut cake emulsfer. Identfcatn f the well bake frm whte base cake s based n surface clr level durng the baked prcess, but ths ften a cnstrant because perceptn f the clr cmpstn f each persn s dfferent. Image data capturng wth camera 3.2 mp and 13 mp then segmented wth clr flterng t remve pxels cntanng lghtng effect. The next step s extractn f RGB clr then tranng wth Learnng Vectr Quantzatn (LVQ) methd. The result f ths research applcatn can dentfcatn bake cake level f whte cake base wth average accuracy 65.19% and chclate base cake as valdatn class s 96.88% fr camera 3.2 mp whle average accuracy fr camera 13 mp s 64.93% and chclate base cake as valdatn class 93.75%. The success f the dentfcatn s nfluenced by ndr lghtng factrs, dstance f harvest and pan r cntaner. Keywrds: Bake cake level, Clr flterng, RGB(red, green, blue), Learnng Vectr Quantzatn (LVQ). I. PENDAHULUAN Kue merupakan salah satu jens makanan rngan dengan berbaga jens, cta rasa dan aneka bentuk. Cake dasar merupakan cake yang mash dalam tahapan atau baru melalu tahapan prses pemanggangan dan belum masuk ke tahapan penambahan bahan pelengkap sepert cheese, chclate, ekstrak buah dan bahan pelengkap lannya. Cake dasar puth merupakan salah satu bentuk cake dasar yang dbuat tanpa campuran bahan-bahan pewarna kue msalnya warna ckelat, hjau dan merah. Tngkat kematangan cake dasar puth merupakan salah satu faktr penentu dalam penglahan berbaga kreas aneka bentuk cake. Ada beberapa hal yang terjad jka cake dasar puth hasl pemanggangan kurang bak antara lan: berkurangnya kualtas rasa kue cake karena ver matang ataupun kurang matang, berkurangnya permntaan knsumen akbat menurunnya kualtas rasa dan menngkatkan baya prduks. Kemampuan dasar yang wajb dmlk pada saat prses pemanggangan cake dasar adalah menentukan tngkat kematangan berdasarkan grade warna permukaan. Umumnya penentuan

2 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 51 tngkat kematangan bergantung pada perseps dan pengalaman masng-masng rang terhadap faktr kmpss warna yang dmlk leh kue cake. Faktr perseps dan pengalaman serng menjad kendala dalam penentuan keakuratan kematangan. Hal n karena perseps terhadap warna setap rang berbeda, khususya perseps grade warna kematangan cake dasar puth yang membutuhkan keahlan dan pengalaman yang cukup. Kemajuan sstem penglahan ctra, yang dalam pengaplkasannya dgabungkan dengan metde jarngan syaraf truan (JST), memungknkan dlakukannya penentuan tngkat kematangan kue cake dasar puth berdasarkan grade warna permukaan pada saat tahapan prses pemanggangan dengan lebh akurat. II. MATERI DAN METODE 2.1 Data Peneltan Data yang dgunakan dalam peneltan n berupa data ctra kue cake dasar puth dan kue cake dasar ckelat berfrmat *.jpg dengan jens ctra RGB. Data ctra terdr dar 15 pan kue cake, 9 pan kue cake dasar puth dan 6 pan cake dasar ckelat, data uj terdr dar 3 pan kue cake dasar puth dan 2 pan cake dasar ckelat sementara data lath terdr dar 6 pan kue cake dasar puth dan 4 pan kue cake dasar ckelat. Ttal ctra cake dasar puth 232 dan ctra kue cake dasar ckelat 24 dengan ttal ctra pada peneltan n 256 ctra. 2.2 Clr Flterng Clr flterng adalah suatu teknk penglahan ctra berdasarkan warna yang spesfk. Cara kerja clr flterng adalah dengan membandngkan kmpnen warna setap pxel ctra dengan warna spesfk. Kelebhan menggunakan metde clr flterng adalah sangat sederhana dalam melakukan penyarngan warna dalam ruang warna RGB (Red, Green, Blue) yang memberkan perfrma tercepat pada gambar RGB [1]. Persamaan untuk clr flterng warna RGB (red, green, blue) sebaga berkut : R R (x, y) = k mn < (x, y) < k max (2.1) G B G B (x, y) = k mn < (x, y) < k max (2.2) (x, y) = k mn < (x, y) < k max (2.3) dmana : R (x, y) R (x, y) G, (x, y) G, (x, y) B, (x, y) B, (x, y) = nla ntenstas warna red, green, blue setelah clr flterng = nla ntenstas warna red, green, blue yang djadkan nputan untuk prses clr flterng. k mn = nla ntenstas batas bawah untuk warna red, green, blue. k max = nla ntenstas batas atas untuk warna red, green, blue. 2.3 Learnng Vectr Quantzatn (LVQ) Learnng Vectr Quantzatn (LVQ) merupakan algrtma pembelajaran kmpettf vers terawas dar algrtma Khnen Self - Organzng Map (SOM). Lapsan kmpettf akan secara tmats belajar untuk mengklasfkaskan vektr-vektr nput [2]. Kelas-kelas yang ddapatkan sebaga hasl dar lapsan kmpettf hanya tergantung pada jarak antara vektr-vektr nput. Jka vektr nput mendekat sama, maka lapsan kmpettf akan meletakkan kedua vektr nput tersebut ke dalam kelas yang sama. Cnth arstektur dar LVQ dapat dlhat pada gambar 2.1.

3 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 52 Gambar 2.1 Arstektur LVQ (sumber : Fauset, 1994) Keterangan: x 1, x 2, x 3 = vektr-vektr nputan w w nm = nla vektr bbt y 1...y n = vektr vektr utput Algrtma pembelajaran dar metde LVQ : 1. Tetapkan: a. Bbt (w). b. Maksmum Eph (MaxEph). c. Errr mnmum yang dharapkan (Eps). d. Laju pembelajaran (α). 2. Masukkan: a. Inputx(n,m); m = jumlah nput, n = jumlah data. b. Target T(1,n). 3. Tetapkan knds awal: Eph = Kerjakan jka: (Eph<MaxEph) atau (α>eps) a. Eph = Eph+1; b. Kerjakan untuk = 1 sampa n. Tentukan j sedemkan hngga mnmum dengan menggunakan rumus sebaga berkut: C j = x - w j. Perbak w j dengan ketentuan: Jka T = C j maka: w j(baru) = w j(lama) + α (x - w j(lama) ) Jka T C j maka: w j(baru) = w j(lama) - α (x - w j(lama) ) c. Kurang nla laju pembelajaran dengan rumus sebaga berkut: α (baru) = α (lama) (0,1*α (lama) ) 2.4 Metde Statstka Metde statstka merupakan metde yang dgunakan dalam penggumpulan, penyajan, analss serta penympulan data. Dengan metde statstka, data yang dperleh dapat alah menja nfrmas yang lebh jelas. Dalam peneltan n menggunakan metde statstka yatu perhtungan rata-rata (mean). Perhtungan rata-rata [3] adalah sebaga berkut : Mean(μ) = x =x1+x2 xn μ = Rata-rata htung (mean) x = data n = Jumlah data n (2.4)

4 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~ Tahap Penentuan Identfkas Kematangan Cake Dasar puth Tahap dentfkas tngkat kematangan kue cake dasar puth terdr dar dua tahap yatu tahap pelathan dan tahap pengujan. Tahap pelathan terdr dar beberapa prses yatu akuss ctra, segmentas (clr flterng), perhtungan luas ctra, perhtungan nla rata-rata RGB, pelathan dengan JST LVQ. Sementara untuk tahap pengujan yatu akuss ctra, segmentas (clr flterng), perhtungan luas ctra, perhtungan nla rata-rata RGB dan dentfkas. Gambar 3.1 Flwchart tahap pelathan Gambar 3.2 Flwchart tahap pengujan 2.6 Arstektur Perhtungan JST Prses perhtungan menggunakan tga nputan nla cr yatu nla red, green, blue (RGB) dengan target 5 kelas utput yatu kelas belum matang, pndah rak, matang, ver matang dan ckelat sebaga kelas valdas sstem. Cnth arstektur JST untuk prses perhtungan sepert gambar 3.3. Keterangan: x 1, x 2, x 3 w 11, w 12...w 35 y 1, y 3, y 3, y 4, y 5 Gambar 3.3 Arstektur JST untuk perhtungan = nputan nla cr RGB = bbt = utput kelas kematangan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujan Sstem Pengamblan ctra menggunakan dua kamera yatu kamera handphne nka 6303 classc 3.2 MP dan kamera handphne andrd xm redme nte4 13 MP. Data kue cake yang dgunakan

5 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 54 dalam peneltan n terdr dar 9 pan cake puth dan 6 pan cake ckelat. Dataset cake puth dan cake ckelat dapat dlhat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Dataset cake puth dan cake ckelat Cake Puth Cake Ckelat P1-P2-P3-P4-P5-P6-P7-P8-P9 C1-C2-C3-C4-C5-C6 Keterangan: P1,P2,..P9 = cake puth C1,C2,..C6 = cake ckelat Pada peneltan n penelt menggunakan lma kelas krtera dalam dentfkas tngkat kematangan cake dasar puth yang terdr dar empat kelas untuk cake dasar puth yatu kelas belum matang, pndah rak, matang serta ver matang dan satu kelas valdas yatu cake dasar ckelat. Keterangan masng-masng kelas dapat dlhat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kelas kematangan kue cake 3.2 Skenar Pengujan Pengujan pada peneltan menggunakan metde crss valdatn. Dmana metde n dgunakan untuk mengetahu rata-rata keberhaslan dar suatu sstem. Crss valdatn dawal dengan membag data sejumlah fld yang dngnkan. Data yang dgunakan dalam pengujan crss valdatn pada tahap n sebanyak 9 data cake puth dan 6 data cake ckelat. Langkah awal dalam pengujan adalah membag data ke dalam 3 fld, masng-masng fld terdr dar 6 pan cake dasar puth dan 4 pan cake dasar ckelat untuk data lath serta 3 pan cake dasar puth dan 2 pan cake dasar ckelat untuk data uj. Prses pembagan k-fld untuk data cake dasar puth dan cake dasar ckelat dapat dlhat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Pembagan k-fld cake dasar puth dan cake dasar ckelat Pada k-fld ke satu, dua dan tga data uj yang dgunakan adalah 88 ctra, 80 ctra dan 88 ctra sementara data lath yang dgunakan adalah 168 ctra, 176 ctra dan 168 ctra dengan ttal masng-masng k-fld 256 ctra. Setap k-fld akan dlath data lathnya secara berulang-ulang menggunakan beberapa nla pada ketga parameternya yatu max epch (100, 200, 300), errr mnmum (0,1, 0,01 dan 0,001) dan learnng rate (0,05).

6 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 55 Pelathan dan Pengujan dengan Kamera Handphne Nka 6303 Classc 3.2 MP Tabel 3.4 Pelathan dan pengujan k=1 kamera 3.2 MP Tabel 3.5 Pelathan dan pengujan k=2 kamera 3.2 MP Tabel 3.6 Pelathan dan pengujan k=3 kamera 3.2 MP

7 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 56 Pelathan dan Pengujan Kamera Handphne Andrd Xm redme nte4 13 MP Tabel 3.7 Pelathan dan pengujan k=1 kamera 13 MP Tabel 3.8 Pelathan dan pengujan k=2 kamera 13 MP Tabel 3.9 Pelathan dan pengujan k=3 kamera 13 MP

8 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~ Pembahasan Penentuan tngkat kematangan kue cake dasar puth, data ctra dambl menggunakan 2 kamera yatu kamera handphne nka 6303 classc 3.2 MP (1536 x 2048 pxel) dan kamera handphne andrd xm redme nte4 13 MP (3120 x 4160 pxel). Data ctra terbag atas data lath dan data uj yang dlath dan duj menggunakan metde k-fld crss valdatn dengan jumlah k-fld=3. Setap k-fld melalu prses pelathan dan pengujan sebanyak tga kal dengan parameter yang berbeda-beda, hal untuk mendapatkan hasl akuras sstem yang bak. Akuras pengujan dar 2 kamera yang dgunakan dapat djelaskan sebaga berkut: a. Kamera Handphne Nka 6303 Classc 3.2 MP Pada tabel 5.11 rata-rata akuras kelas cake dasar puth untuk k-fld satu sampa k-fld tga, pada pembelajaran pertama yatu belum matang 72,32%, pndah rak 60,42%, matang 60,42%, ver matang 50,56% dengan rata-rata akuras sstem yatu 60,93% dan k-fld terbak adalah k=2. Sementara rata-rata akuras kelas cake dasar ckelat 97,91%. Pembelajaran kedua rata-rata akuras kelas cake dasar puth yatu: belum matang 72,20%, pndah rak 82,64%, matang 20,14%, ver matang 63,65% dengan rata-rata akuras sstem 59,66% dan k-fld terbak adalah k=3. Sementara rata-rata akuras kelas cake dasar ckelat 96,88%. Untuk pembelajaran ketga akuras rata-rata kelas cake dasar puth yatu belum matang 76,91%, pndah rak 66,67%, matang 26,39%, ver matang 65,56% dengan ratarata akuras sstem 58,88% dengan k-fld terbak adalah k=3. Sementara rata-rata akuras kelas cake dasar ckelat 95,84%. Berdasarkan pembelajaran pertama, kedua dan ketga maka akuras sstem terbak untuk cake dasar puth yatu 60,93% dengan nla k-fld terbak adalah k=3 yatu pada pembelajaran ketga dengan nla akuras sstem 65,19%. Sementara rata-rata akuras terbak cake dasar ckelat 97,91%. Tabel 3.10 Perbandngan akuras pengujan kamera 3.2 MP b. Kamera Handphne Andrd Xm redme nte4 13 MP Pada tabel 5.12 rata-rata akuras kelas cake dasar puth untuk k-fld satu sampa k-fld tga, pada pembelajaran pertama yatu belum matang 55,37%, pndah rak 76,39%, matang 52,78%, ver matang 55,83% dengan rata-rata akuras sstem yatu 60,09% dan k-fld terbak adalah k=2. Sementara rata-rata akuras kelas cake dasar ckelat 89,59%. Pembelajaran kedua rata-rata akuras kelas cake dasar puth yatu: belum matang 64,60%, pndah rak 70,84%, matang 29,17%, ver matang 52,26% dengan rata-rata akuras sstem 54,22% dan k-fld terbak adalah k=2. Sementara rata-rata akuras kelas cake dasar ckelat 86,46%. Untuk pembelajaran ketga akuras rata-rata kelas cake dasar puth yatu belum matang 73,40%, pndah rak 39,59%, matang 38,89%, ver matang 55,13% dengan ratarata akuras sstem 51,75% dan k-fld terbak adalah k=2. Sementara rata-rata akuras kelas

9 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 58 cake dasar ckelat 88,54%. Berdasarkan pembelajaran pertama, kedua dan ketga maka akuras sstem terbak untuk cake dasar puth yatu 60,09% dengan nla k-fld terbak adalah k=2 yatu pada pembelajaran pertama dengan nla akuras sstem 64,93%. Sementara rata-rata akuras terbak cake dasar ckelat 89,59%. Tabel 3.11 Perbandngan akuras pengujan kamera 13 MP Akuras terbak penentuan tngkat kematangan kue cake dasar puth pada peneltan n yatu untuk kamera handphne nka 6303 classc 3.2 MP sebaga berkut: kelas belum matang 75,53%, pndah rak 81,25%, matang 47,92%, ver matang 56,06% dengan rata-rata akuras 65,19% dan akuras cake dasar ckelat sebaga kelas valdas mencapa 96,88%. Sementara pada kamera handphne andrd xm redme nte4 13 MP dperleh akuras terbak untuk cake dasar puth yatu kelas belum matang 61,77%, pndah rak 83,34%, matang 52,09%, ver matang 62,50% dengan rata-rata akuras 64,93% dan akuras cake dasar ckelat sebaga kelas valdas mencapa 93,75% Semakn kecl nla errr mnmum yang dgunakan pada prses pelathan rata-rata akuras sstem yang dperleh semakn kecl, bak tu pelathan untuk data pada kamera 3.2 MP dan data pada kamera 13 MP, sehngga dapat dsmpulkan bahwa data peneltan setap kelas mash bervaras atau hetergen. Dapat dlhat pada tabel 5.11 dan tabel 5.12 Faktr-faktr yang mempengaruh akuras sstem pada peneltan n antara lan: a. Knds pencahayaan dalam ruangan. Knds cahaya ruangan melput penggunaan atau tanpa penggunaan cahaya msalnya cahaya lampu atau hanya menggandalkan cahaya ruangan yang bersumber dar cahaya matahar. Arah sumber cahaya juga sangat berpengaruh msalnya dar sampng atau dar atas yang akan berpengaruh pada nla ntenstas kecerahan gambar yang dhaslkan. b. Jarak pengamblan gambar dar target. Faktr jarak pengamblan gambar berpengaruh pada hasl dentfkas msalnya jarak pengamblan 10 cm dar byek memlk nla tngkat ntenstas kecerahan yang berbeda dengan jarak pengamblan 20 cm dan seterusnya. c. Pan atau wadah penampung kue cake. Pan atau wadah penampung harus dpsahkan dengan kue cake (crppng) sebab antara pan dan kue cake memlk gradas warna yang berbeda sehngga jka pan kut dprses maka akan mempengaruh nla cr RGB kue cake yang sebenarnya dan juga mempengaruh nla akuras sstem.

10 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 59 IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan pada sstem penentuan tngkat kematangan kue cake dasar puth menggunakan metde ekstraks warna red, green, blue dengan pembelajaran Learnng Vectr Quatzatn (LVQ), maka dapat dsmpulkan sebaga berkut: 1. Akuras sstem penentuan tngkat kematangan kue cake dasar puth menggunakan kamera handphne Nka 6303 Classc 3.2 MP yatu kelas belum matang 75,53%, pndah rak 81,25%, matang 47,92%, ver matang 56,06% dengan rata-rata akuras sstem 65,19% sementara rata-rata akuras cake dasar ckelat sebaga kelas valdas yatu 96,88%. Sedangkan akuras menggunakan kamera handphne Andrd Xm redme nte4 13 MP yatu kelas belum matang 61,77%, pndah rak 83,34%, matang 52,09%, ver matang 62,50% dengan rata-rata akuras 64,69% dan rata-rata akuras cake dasar ckelat sebaga kelas valdas yatu 93,75%. 2. Berdasarkan peneltan n ada beberapa faktr yang mempengaruh hasl akuras sstem yatu: a) Cahaya dalam ruangan. b) Jarak pengamblan gambar dar target bjek c) Pan atau wadah penampung kue cake. 4.2 Saran Akuras sstem dalam peneltan sangat dpengaruh leh faktr cahaya ruangan, jarak pengamblan ctra, waktu penggamblan dan pan atau wadah penampung. Dharapkan pada peneltan selanjutnya dapat dgunakan suatu metde yang mampu menyelesakan faktr-faktr penyebab datas, sehngga akuras sstem dapat lebh bak dar peneltan n. UCAPAN TERIMA KASIH Penuls mengucapkan terma kash kepada Ibu Adrana Fanggdae, ST, M.Cs selaku dsen penguj. DAFTAR PUSTAKA [1]Pradhtya, R., 2015, Pembangunan Aplkas Deteks dan Trackng Warna Vrtual Drawng Menggunakan Algrtma Clr Flterng, Jurnal Ilmah Kmputer dan Infrmatka (KOMPUTA),ISSN: [2]Prahara.H. W dan Sela. E. I., 2016, Tngkat Buah Pepaya dengan Jarngan Syaraf LVQ, Semnar Rset Teknlg Infrmas (SRITI) tahun [3]Sant.R.C.N dan Enyat.S., 2015, Implementas Statstk dengan Database Mysql, Jurnal Teknlg Infrmas DINAMIK Vlume 20, N.2, Jul 2015 : ISSN : [4] Agan.D.G.,dkk, 2015, Identfkas Kematangan Buah Marksa (Passflra eduls) Dengan Penglahan Cta Menggunakan Jarngan Syaraf Truan.J.Rekayasa Pangan dan Pert.,Vl.3 N.3 Th [5] Elyan dkk, 2013, Pengenalan Tngkat Kematangan Buah Pepaya Paya Rab menggunakan Penglahan Ctra Berdasarkan Warna RGB dengan K-Means Clusterng,Semnar Nasnal Teknlg Infrmas dan Kmunkas (SNATIKOM 2013),ISBN [6] Fausett,L., 1994, Fundamental f Neural Netwrks,Prentce Hall,New Jersey. [7] Jatmka dan Purnamasar, 2014, Rancang Bangun Alat Pendeteks Kematangan Buah Apel Dengan Menggunakan Metde Image Prcessng Berasaran Kmpss Warna, Jurnal Ilmah Teknlg dan Infrmas ASIA, Vl.8 N 1, Februar [8] Kusumadew S,2003, Artfcal Intellgence (teknk dan Aplkasnya), Graha Ilmu, Ygyakarta. [9]Nurraharj.E, 2012, Implementas Image Statstc Methd pada penglahan ctra dgtal,jurnal Teknlg Infrmas DINAMIKA Vlume 17,N.1,Januar 2012:01-05.

11 J-ICON, Vl. 7 N. 1, Maret 2019, pp. 50~60 60 [10]Oetm, Bud Sutedj Dharma, 2002, Perencanaan dan Pengembangan Sstem Infrmas, Eds I, ANDI Ygyakarta. [11]Ranadh D., 2006, Implementas Learnng Vectr Quantzatn (LVQ) untuk Pengenal Pla Sdk Jar Pada Sstem Infrmas Narapdana LP Wrgunan, Skrps, Jurusan Teknk Infrmatka, Fakultas Teknk Industr, Unverstas Islam Indnesa, Ygyakarta. [12]Rska.S.Y., 2015, Klasfkas Level Kematangan Tmat Berdasarkan Perbedaan Perbakan Ctra Menggunakan Rata-rata RGB dan Index Pxel, Jurnal Ilmah Teknlg dan Infrmas ASIA (JITIKA),Vl 9,N.2,Agustus 2015.ISSN: X. [13]Syakry dkk, 2013, Analsa Tngkat Kandungan Nla Warna untuk Penentuan Tngkat Kematangan pada Ctra Buah Papaya Callna, Jurnal Ilmah Elte Elektr, Vl.4 N 1, Maret 2013:31-37.

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

(Total Suspended Solid) dan Kekeruhan (Turbidity) dapat dilihat pada beberapa tabel

(Total Suspended Solid) dan Kekeruhan (Turbidity) dapat dilihat pada beberapa tabel 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasl Peneltan Hasl dar beberapa peneltan penglahan ar permukaan selkan Mataram dengan menggunakan Flter bermeda pasr, zelt, kerkl, dengan parameter TSS (Ttal Suspended

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Emprs Pada peneltan n, penelt menggunakan beberapa peneltan terkat yang pernah dlakukan oleh penelt lan sebaga tnjauan stud, yatu sebaga berkut : a. Pornography Detecton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) 1 Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Prncpal Component Analyss (PCA) Dan Jarngan Syaraf Truan (JST) Hann Prastka 1, Rahmat Suhatman 2, Warna Nengsh 3 Program Stud Teknk Informatka dan Multmeda, Polteknk

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci