TELAAH PUSTAKA. Kompleksitas Tugas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TELAAH PUSTAKA. Kompleksitas Tugas"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Penilian kompleksitas pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalankan tugasnya dan mempengaruhi kualitas pekerjaannya (Tan dan Kao 1999). Permasalahan yang kompleks terkadang akan menimbulkan banyak kesalahan bagi seorang auditor baik dalam mengumpulkan, mencatat, memproses informasi hingga pada memutuskan keputusan audit. Bonner (1994) mengemukakan tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Hasil penelitian Chung dan Monroe (2001), menyimpulkan bahwa kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh auditor. Pada penelitian Cahyaningrum dan Utami (2015) menyatakan bahwa kompleksitas tugas menyebabkan keputusan audit menjadi tidak akurat. Semakin rumit suatu penugasan audit yang diberikan kepada auditor yunior, akan menimbulkan keraguan oleh auditor yunior dalam menentukan potensi salah saji yang dilakukan oleh klien. Auditor yunior akan kesulitan dalam memperoleh bukti, memproses dan mengevaluasi informasi. Kesulitan yang dihadapi oleh auditor yunior memungkinkan kesalahan yang akan dilakukannya. Kesalahan tersebut mengakibatkan tidak tepatnya keputusan maupun keputusan audit. Keputusan audit dalam kondisi kompleksitas tugas yang tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding keputusan audit dalam kompleksitas tugas rendah. Dukungan penelitian lain adalah dari Abdolmahammadi dan Wright (1986), menyatakan bahwa terdapat perbedaan keputusan audit yang diambil oleh auditor dalam kondisi tugas dengan tingkat kompleksitas tinggi dan kompleksitas rendah. 1

2 Selain faktor kompleksitas tugas diduga bahwa pengaturan kerja fleksibel dapat memengaruhi pengambilan keputusan Dalam penelitian Sullivan dan Lussier (1995) pengaturan kerja fleksibel mulai populer pada awal tahun 1970 an. Pengaturan kerja fleksibel merupakan suatu bentuk praktik-praktik kerja yang fleksibel, seperti job share, telecommuting, flex time dan sebagiannya (Yustrianthe 2008). Praktik-praktik kerja yang fleksibel telah banyak diaplikasikan dalam perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan karyawan dan mengelola kerja. Kualitas perkerjaan seorang auditor dapat dilihat dari kualitas keputusan dan pertimbangan yang diambil. Pengaturan kerja fleksibel merupakan kebijakan dan praktik yang memungkinkan karyawan untuk bervariasi dengan batas waktu tertentu, kapan dan dimana karyawan bekerja atau sebaliknya dapat menyimpang dari jam kerja perusahaan. Dalam pengaturan kerja fleksibel diupayakan adanya fleksibelitas dalam jangka waktu kerja, paruh waktu, pembagian kerja, istirahat, kompensasi adanya pekan kerja. Pengaturan kerja fleksibel ini difokuskan pada karyawan akan tetapi juga dapat sesuai dengan kebijakan perusahaan. Menurut Carlson et al. (2010) schedule flexibility salah satu pengaturan kerja secara fleksibel yang berarti pemilihan tempat dan waktu untuk bekerja, baik formal atau informal yang memfasilitasi karyawan dalam kebijakan berapa lama, kapan dan dimana karyawan bekerja. Pengaturan kerja fleksibel dan kompleksitas diduga memliki pengaruh terhadap keputusan audit. Keputusan audit memiliki peran penting dalam pembetukan pendapat audit (Iskandar et al. 2010). Menurut Elisaberh (2012) menyatakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi keputusan seorang auditor. Kualitas keputusan audit ini menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor. Kinerja yang fleksibel yang tepat akan dapat mempengaruhi keputusan seorang auditor dengan memperkecil masalah yang timbul salah satunya dari kompleksitas tugas. Riset tentang keputusan audit yang berkaitan dengan tekanan ketaatan, kompleksitas tugas (DeZoort dan Lord, 1994: Lord dan DeZoort, 2001: Davis, DeZoort dan Kopp, 2006) menyebabkan keputusan audit menjadi tidak akurat. Selain kompleksitas tugas, Schmidt et 2

3 al. (1988) memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan pengalaman bekerja dengan kinerja yang dimoderasi dengan lama pengalaman dan kompleksitas tugas. Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Riset tentang kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan terhadap keputusan audit sudah dilakukan Cahyaningrum dan Utami (2015) menyatakan bahwa kompleksitas tugas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keputusan audit. Keputusan audit dalam kondisi kompleksitas tugas yang tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding keputusan audit dalam kompleksitas tugas rendah. Penelitian ini mengembangkan penelitian Almer dan Kaplan (2002) tentang pengaturan kerja fleksibel yang berpotensi berpengaruh terhadap keputusan audit. Almer dan Kaplan (2002) membandingkan respon dua kelompok auditor yang masing-masing berada dalam lingkungan kerja yang standar atau fleksibel. Mereka berada di burnout flexible pengalaman kerja yang lebih rendah, kepuasan kerja yang lebih tinggi dan niat omset lebih rendah, daripada mereka di lingkungan kerja standar. Tujuan penelitian adalah untuk menguji hubungan kausalitas antara kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel dengan pengaruhnya terhadap keputusan audit. Penelitian ini akan diuji dengan metoda eksperimen. Keunggulan metoda eksperimen sebagai kontribusi metodologi dalam hal ini adalah kemampuannya untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel dependen dengan variabel independen. Menurut Courdes dan Doughenrty (1993) menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan metode eksperimen untuk memberikan wawasan mengenai penyebab, konsekuensi dan cara mengurangi burnout untuk meningkatkan validitas penelitian, yang sebagian besar didasarkan pada data yang terbatas dari survei. Manfaat dari penelitian ini untuk menambahkan bukti empiris pada literatur akuntansi khususnya kompleksitas tugas, pengaturan kerja yang fleksibel dan keputusan audit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori, terutama dalam bidang akuntansi dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk riset-riset mendatang. 3

4 TELAAH PUSTAKA Kompleksitas Tugas Kompleksitas berasal dari kata complex yang berarti terdiri dari bagian-bagian yang banyak terkait satu sama lain dengan struktur yang tidak sederhana (Rapina 2007). Menurut Jamilah et al. (2007) kompleksitas adalah sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintergrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan. Dua aspek penyusunan kompleksitas tugas yaitu tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas. Tingkat kompleksitas tugas dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur terkait dengan kejelasan informasi (information clarity). Restuningdiah dan Indriantoro (2000), menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-alternatif yang ada tidak dapat diidentifikasi, sehingga data tidak dapat diperoleh dan hasilnya tidak dapat diprediksi. Dengan adanya persepsi individu menimbulkan kemungkinan bahwa tugas audit mudah bagi seseorang akan tetapi sulit bagi orang lain. Dalam melakukan tugas audit, seorang auditor banyak menghadapi persoalan yang kompleks, berbeda-beda dan saling terkait satu hal dengan hal yang lainnya. Pada dasarnya kompleksitas tugas mudah atau sulit tergantung pada persepsi seorang auditor. Peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas tersebut (Restuningdiah dan Indriantoro 2000). Terkait dengan pengauditan, tingginya kompleksitas tugas dalam audit ini dapat mempengaruhi auditor untuk berperilaku tuna fungsi dalam menentukan keputusan audit. Pengaturan Kerja Fleksibel Pengaturan kerja fleksibel akan mengurangi masalah kerja dengan meningkatkan pilihan karyawan dan fleksibilitas lebih dalam tuntutan pekerjaan. Russell, O'Connell dan McGinnity (2007) berpendapat bahwa pengaturan kerja adalah penting untuk 4

5 mempertimbangkan efek dari setiap praktek-praktek secara terpisah, sebagai efek dari praktek-praktek yang berbeda dapat bervariasi. Dengan meninjau beberapa bukti sebelumnya dengan tujuan untuk mengembangkan hipotesis individu untuk memenuhi syarat asumsi umum kita, bahwa langkah-langkah ini mengurangi tekanan kerja dan konflik kerja kehidupan. Pengaturan kerja yang fleksibel telah diidentifikasi sebagai salah satu sarana penting untuk menyeimbangkan pekerjaan dan komitmen lain (Evans 2001; Kaca dan Estes 1997; Dex dan Smith 2002). Efektivitas kinerja berkaitan dengan tugas yang dilakukan dalam kaitannya dengan kriteria. Kualitas pekerjaan seorang auditor dilihat dari akurat atau tidaknya jawaban yang diberikan oleh auditor untuk setiap tugas audit yang dikerjakan. Bonner dan Sprinkle (2002) menyatakan bahwa tiga variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu : variabel orang, variabel tugas, dan variabel lingkungan. Variabel orang termasuk atribut yang dimiliki seseorang sebelum melakukan tugas seperti konten pengetahuan, pengetahuan organisasi, kemampuan, kepercayaan diri, gaya kognitif, motivasi intrinsik, nilai-nilai budaya. Variabel tugas termasuk faktor-faktor yang bervariasi baik di dalam maupun di luar tugas, seperti kompleksitas, format presentasi, pengolahan dan respon modus siaga. Sementara itu, variabel lingkungan meliputi semua kondisi, keadaan, dan pengaruh di sekitar orang yang melakukan tugas tertentu, seperti tekanan waktu, akuntanbilitas, tujuan yang telah ditetapkan dan umpan balik. Keputusan Audit Keputusan audit adalah pertimbangan auditor dalam menanggapi informasi yang ada yang akan mempengaruhi opini akhir dalam suatu pelaporan audit. Pertimbangan pribadi auditor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor perilaku individu (Cahyaningrum dan Utami 2015). Butt (1988) mengungkapkan bahwa auditor yang memiliki pengalaman cukup akan membuat keputusan yang relatif lebih baik dalam penugasannya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman. Penelitian mengenai pengaruh orientasi tujuan dan kompleksitas tugas pada kinerja keputusan audit yang dilakukan oleh Sanusi et al. (2007) dengan melakukan survei 5

6 terhadap auditor yang bekerja pada KAP di Malaysia mengemukakan bahwa orientasi tujuan pembelajaran berhubungan positif dengan kinerja keputusan audit. Orientasi tujuan penghindaran kinerja dan kompleksitas tugas berhubungan negatif dengan kinerja keputusan audit. Orientasi tujuan pendekatan kinerja berinteraksi dengan kompleksitas tugas rendah berhubungan positif dengan kinerja audit yang tercermin dalam keputusan audit. Hubungan Kompleksitas Tugas dengan Keputusan Audit Kompleksitas dapat dimaknai sebagai kompleksitas informasi yang merujuk pada jumlah bukti audit atau panjangnya bukti yang disajikan (Hogarth dan Einhorn 1992). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kerja seseorang adalah tingkat kerumitan pekerjaan yang dihadapi (Mardisar dan Sari 2007). Djaddang dan Parmono (2002) menyebutkan bahwa kompleksitas tugas yang dihadapi oleh auditor akan menambah pengetahuan dan pengalamannya. Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai kerumitan atas tugas yang beragam, terdiri dari beberapa bagian, berbeda dan saling terkait satu dengan yang lain dan dapat pula dipengaruhi oleh kompleksitas tugas dari peran. Tingkat kerumitan yang dihadapi oleh auditor dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan oleh auditor dalam memproses informasi yang kemudian dipakai dalam pengambilan keputusan audit. Hasil penelitian Chung dan Monroe (2001) menyatakan bahwa kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh auditor. Auditor merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya merupakan tugas yang kompleks sehingga auditor mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan tidak dapat membuat keputusan profesional, akibatnya keputusan yang dibuat tidak sesuai dengan bukti yang diperoleh. Berdasarkan riset terdahulu dan argumentasi diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1. Keputusan audit dalam menghadapi kompleksitas tugas rendah lebih baik dibandingkan dengan keputusan audit dalam kompleksitas tugas tinggi. 6

7 Hubungan Pengaturan Kerja Fleksibel dengan Keputusan Audit Sebuah praktik kerja yang fleksibel dari kegunaan dirasakan mengacu pada kebebasan melakukan kerja yang fleksibel yang tersedia melalui kebijakan formal suatu organisasi (Eaton 2003). Dengan mengabaikan peraturan khusus, pengaturan kerja yang fleksibel berubah menjadi lingkungan kerja profesional. Lambert et al (2008) mengatakan bahwa pengaturan kerja fleksibel sebagai dermawan dari majikan kepada karyawan berdasarkan tingkat kontrol mereka terhadap waktu dan tempat diluar hari standar mereka bekerja. Menurut O Connell dan Russell (2005) bahwa ada sejumlah isu yang relevan yang fokus pada tekanan kerja dan keseimbangan kehidupan kerja antara menghalangi karyawan. Pertama, kita tidak mempertimbangkan apakah partisipasi dalam efek pengaturan kerja fleksibel kondisi seperti gaji, kesempatan, promosi atau kepuasan kerja dan komitmen karyawan bekerja. Pengaturan kerja fleksibel akan mengurangi konflik dalam bekerja dengan meningkatkan pilihan karyawan dan fleksibilitas lebih dalam tuntutan pekerjaan. Perusahaan yang melakukan pengaturan kerja fleksibel akan membuat kinerja karyawan menjadi lebih optimal dan mempermudah karyawan untuk dapat mengambil keputusan dalam berbagai situasi. Dengan pengaturan kerja fleksibel karyawan akan memiliki kepuasan terhadap perusahaan maupun pekerjaan yang sedang dikerjakan. Mattis (1990) dan Scandura dan Lankau (1997) menyatakan bahwa karyawan menggunakan pengaturan kerja yang fleksibel dapat meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen untuk perusahaan mereka. Dalam bidang akuntansi, Almer dan Kaplan (2002) menyatakan pengaturan kerja yang fleksibel dikatakan berhasil jika karyawannya mengambil manfaat dari itu merasa lebih nyaman dan bersedia untuk bekerja di bahwa kantor akuntan. Berdasarkan riset terdahulu dan argumentasi diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2. Keputusan audit dalam pengaturan kerja fleksibel lebih baik dibandingkan dengan keputusan audit dalam pengaturan kerja tidak fleksibel. 7

8 Interaksi Kompleksitas Tugas, Pengaturan Kerja Fleksibel dan Keputusan Audit Kerumitan suatu tugas yang dikerjakan oleh auditor berpotensi akan mempengaruhi keputusan audit yang akan dibuat. Kompleksnya tugas yang berbeda-beda dan saling terkait antara satu dengan yang lain akan mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam memberi keputusan. Spilker (1995) mengungkapkan bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan, akuntablitas dan kualitas kerja. Pada pekerjaan yang lebih sederhana faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang (bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang positif terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih rumit, akuntabilitas tidak lagi bersifat subsitusi dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Menurut Trianingsih (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil karya yang telah dihasilkan oleh seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan ketepatan waktu. Kinerja yang fleksibel mengacu pada seberapa baik dari hasil tugas yang dikerjakan. Untuk seorang auditor kualitas pekerjaan itu ditaksir dengan melihat akurat tidaknya jawaban yang diberikan oleh auditor untuk setiap tugas audit. Berdasarkan argumentasi dan telaah literatur maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3. Keputusan audit menunjukkan keakuratan paling tinggi jika dalam kondisi kompleksitas tugas rendah dan pengaturan kerja fleksibel. METODA PENELITIAN Desain penelitian Desain penelitian menggunakan studi eksperimental 2 x 2 antarsubjek. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan audit dalam bentuk sistem pengendalian internal. Sedangkan variabel independen adalah kompleksitas tugas dan pengaturan kerja 8

9 fleksibel. Definisi kompleksitas tugas menurut Jamilah et al (2007) yaitu sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan. Sedangkan pengaturan kerja fleksibel menurut Evan (2001) yaitu sebuah perusahaan yang telah diidentifikasi sebagai salah satu sarana penting untuk menyeimbangkan pekerjaan dan komitmen lain. Keputusan audit dalam penelitian ini diukur dalam skala 10 (tingkat potensi salah saji rendah) sampai 100 (tingkat potensi salah saji tinggi). Matriks desain penelitian eksperimental dijelaskan ke dalam tabel 1. Tabel 1 Matriks Eksperimental Pengaturan Kerja Kompleksitas Tugas Tinggi Rendah Fleksibel Grup 1 Grup 2 Tidak Fleksibel Grup 3 Grup 4 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang sudah mengambil mata kuliah Pengauditan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Subjek diminta untuk berperan sebagai auditor yunior dalam tatanan simulasi audit. Auditor yunior akan mendapatkan tugas yang kompleks hingga menurunkan konsentrasi dan menimbulkan rasa jenuh, auditor yunior juga akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap auditor senior dalam penilian dalam memberikan opini audit. Selain itu, alasan mahasiswa sebagai penyulih auditor yunior didasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa telah lulus dari mata kuliah pengantar pengauditan. Secara ilmiah, mahasiswa dipilih karena penelitian menekankan pada aspek kognitif manusia dalam memroses informasi dan mengambil keputusan secara umum. Penggunaan mahasiswa tidak dapat mendistorsi temuan riset (Nahartyo dan Utami 2016). Pemilihan mahasiswa juga dilakukan dalam riset Utami dan Supriyadi (2013) dalam penataan kerja fleksibel dan pelatihan manajemen stress dalam auditor mitigasi burnout. 9

10 Pemilihan mahasiswa yang berperan sebagai auditor juga tidak memerlukan pengalaman profesional. Subjek dipilih secara acak tanpa membedakan tingkat kemampuan atau kepandaian dan jenis kelamin. Tatanan Penelitian Alur eksperimen diawali dengan randomisasi. Tahap pertama, seluruh subjek dibagi secara random dalam empat grup 1 (kompleksitas tugas tinggi dan pengaturan kerja fleksibel), grup 2 (kompleksitas tugas tinggi dan pengaturan kerja tidak fleksibel), grup 3 (kompleksitas tugas rendah dan pengaturan kerja fleksibel) dan grup 4 (kompleksitas tugas rendah dan pengaturan kerja tidak fleksibel). Berikutnya penugasan untuk subjek diberikan dalam bentuk modul sesuai dengan pembagian yang sudah dilakukan sebelumnya. Subjek diminta untuk berperan sebagai auditor eksternal dari salah satu Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang akan melakukan audit ke PT Globalmart Indonesia. Tahap kedua, subjek diminta untuk mengisi data profil subjek (jenis kelamin, usia, indeks prestasi akademik). Pada bagian berikutnya, diberikan informasi simulasi yang terdiri dari peran yang akan dilakukan oleh subjek, tugas dan kewajiban subjek, dimana subjek bekerja serta informasi perusahaan klien. Subjek diminta untuk menjawab lima pertanyaan mendasar mengenai peran dan tugasnya. Simulasi dimulai dengan presentasi profil perusahaan manufaktur. Pertanyaan yang diajukan untuk meyakinkan bahwa subjek telah memahami peran dan tugasnya dengan baik. Selanjutnya, subjek diberikan delapan pertanyaan seputar pengetahuan tentang pengauditan. Tahap ketiga, subjek kemudian dimanipulasi sesuai dengan pembagian grup. Tahap manipulasi diberikan dalam modul simulasi yang berisi kasus untuk menilai sistem pengendalian internal perusahaan. Grup 1 dan 3 diberi modul berisikan kasus kompleksitas tugas yang tinggi yang berupa observasi dan pemeriksaan fisik persediaan barang di gudang, pengecekan kuantitas, kualitas dan harga dengan laporan pembelian barang, pengecekan faktur-faktur penjualan. Tugas yang diberikan memiliki tingkat kesulitan masing-masing, yaitu terdapat informasi yang tidak relevan, tidak mengarsipkan faktur secara terorganisir, tidak memiliki data stock atau dokumen atas persediaan dan dilakukan 10

11 seorang diri. Sedangkan grup 2 dan 4 diberi modul berisikan kompleksitas yang rendah yaitu observasi dan pemeriksaan fisik persediaan barang di gudang, pengecekan kuantitas, kualitas dan harga dengan laporan pembelian barang, pengecekan faktur-faktur penjualan dengan banyak kemudahan. Seperti faktur-faktur yang diarsipkan secara terorganisasi, memiliki data stok yang lengkap dan dapat dikerjakan bersama rekannya. Tahap keempat, grup 1 dan 2 diberikan manipulasi pengaturan kerja yang fleksibel untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Perusahaan didesain sevariatif mungkin, agar karyawan merasa nyaman dan karyawan diperkenankan untuk dapat melakukan penugasan diluar kawasan perusahaan dengan menggukan komputer lain. Sedangkan grup 3 dan 4 diberikan manipulasi pengaturan kerja yang tidak fleksibel yaitu perusahaan didesain seperti pada umumnya ruang kerja yang padat dan karyawan tidak diperkanankan untuk mengerjakan penugasan diluar kawasan perusahaan. Dalam modul ini diberikan penekanan untuk kompleksitas tugas tinggi dan rendah. Gunanya agar subjek merasakan kompleks atau tidaknya penugasan yang diberikan. Pada kompleksitas tugas tinggi subjek diharapkan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang ada didalam laporan auditor independen, sedangkan kompleksitas tugas rendah subjek diharapkan untuk mengidentifikasi termasuk jenis apakah laporan auditor indenpenden tersebut. Setelah semua tahap terlewati, sebagai penutup diadakan sesi taklimat (debriefing) untuk mengembalikan subjek yang menerima berbagai manipulasi ke kondisi yang semula. Subjek juga diberi penjelasan bahwa keterlibatan mereka dalam simulasi bersifat sukarela, sehingga apabila ada yang keberatan dengan perlakuan yang mereka terima, dapat menarik hasil simulasi. Teknik Analisis Pada tahap pertama dilakukan pengujian stastistik deskriptif. Pengujian berikutnya adalah pengujian keefektifan randomisasi dengan One Way Analysis of Variance (ANOVA). Pengujian randomisasi dimaksudkan untuk memberi keyakinan bahwa hanya manipulasi yang berpengaruh terhadap keputusan audit dan bukan karena perbedaan karakteristik demografi. Randomisasi efektif jika dalam pengujian manipulasi yang 11

12 mempengaruhi hasil keputusan bukan berdasarkan berbagai variabel demografi. Pengujian hipotesis-hipotesis penelitian ini dilakukan menggunakan Uji Independent T-test pada hipotesis satu dan hipotesis dua. Pada hipotesis tiga diuji menggunakan Two Way ANOVA untuk menguji interaksi antar dua variabel bebas. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Partisipan (Subjek Penelitian) Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan eksperimen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana kepada mahasiswa kelas pengauditan. Subjek yang telah lolos dari lima pertanyaan manipulasi sebanyak 60 dari total 62 mahasiswa, kemudian penelitian mengambil 60 data siap olah yang akan dihitung pada tahap ini dan tahap-tahap berikutnya. Adapun profil partisipan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukan dalam Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Profil Partisipan Keterangan Total Presentase Jenis Kelamin: Pria 31 48% Wanita 29 52% Umur: % % % Indeks Prestasi Kumulatif (IPK): % % % Sumber: Data Primer Diolah,

13 Pengecekan Manipulasi Pengecekan manipulasi untuk pemahaman atas tugas dan peran subjek di dalam simulasi digunakan 5 butir pertanyaan, apabila subjek menjawab 3 butir pertanyaan dengan benar maka subjek lolos. Sedangkan, untuk pengecekan manipulasi terhadap perlakuan kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel telah diberikan, diukur dengan menggunakan skala dengan rata-rata 55. Pada perlakuan kompleksitas tugas tinggi maka akan memberikan skor lebih dari 55, sebaliknya apabila dalam kondisi kompleksitas tugas rendah akan memberikan skor kurang dari 55. Sedangakan partisipan dalam kondisi pengaturan kerja fleksibel maka akan memberikan skor lebih dari 55, sebaliknya apabila dalam pengaturan kerja tidak fleksibel akan memberikan skor kurang dari 55. Variabel Kompeksitas Tugas Pengaturan Kerja Fleksibel Tabel 3 Pengecekan Manipulasi pada Setiap Perlakuan Teoritis Fakta Range Mean Range Mean Tinggi ,33 Rendah ,33 Fleksibel ,33 Tidak Fleksibel ,33 Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Tabel 3 menunjukkan subjek mengalami kompleksitas tugas tinggi dengan kisaran , rata-rata 69,33 yang melebihi rata-rata teoritis yaitu 55. Sedangkan partisipan yang mengalami kompleksitas tugas rendah dengan kisaran 30-80, skor rata-rata 62,33 menunjukan diatas skor rata-rata teoritis yaitu 55. Partisipan menyelesaikan penugasan dengan tingkat pengaturan kerja fleksibel dengan kisaran 10-80, rata-rata 61,33 diatas ratarata teoritis yaitu 55. Sedangkan partisipan yang menyelesaikan penugasan dengan pengaturan kerja tidak fleksibel dengan kisaran , rata-rata 66,33 menunjukan melebihi kisaran rata-rata teoritis yaitu

14 Berdasarkan hasil pengecekan manipulasi dapat disimpulkan bahwa seluruh partisipan telah menerima pengecekan manipulasi yang sesuai atas kompleksitas tugas maupun pengaturan kerja fleksibel. Sehingga dapat dilanjutkan untuk melakukan pengujian berikutnya. Pengecekan Randomisasi Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, dilakukan pengujian randomisasi demografi atas profil subjek menggunakan Uji One Way ANOVA. Pengujian menggunakan One Way ANOVA dilakukan untuk melihat dan memastikan bahwa hasil keputusan audit yang berikan oleh subjek tidak dipengaruhi oleh faktor demografi dan pemahaman subjek dalam audit. Hasil Pengujian One Way ANOVA disajikan pada tabel berikut: Jenis Kelamin: Tabel 4 Hasil Uji One Way Anova Mean Square Sig. Keterangan Between Groups 0,330 Within Groups 0,240 0,299 Tidak Berpengaruh Usia: Between Groups 1,102 Within Groups 0,628 0,101 Tidak Berpengaruh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK): Between Groups 0,200 Within Groups 0,552 0,948 Tidak Berpengaruh Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan ketiga indikator yang telah ditentukan, ketiga indikator memenuhi nilai significancy (Sig.) lebih besar dari alpha (0,05), sehingga ketiga indikator tidak mempengaruhi keputusan audit yang diberikan oleh auditor yunior. Randomisasi dengan demikian dikatakan efektif karena hanya perlakuan yang mempengaruhi keputusan audit subjek. 14

15 Uji Hipotesis 1 Hubungan Kompleksitas Tugas dengan Keputusan Audit Hipotesis 1 pada penelitian ini menyatakan bahwa keputusan audit dalam kondisi kompleksitas tugas tinggi akan menunjukkan keakuratan yang lebih rendah dibanding keputusan audit dalam kondisi kompleksitas tugas rendah. Pengujian dilakukan dengan Uji Sample T-Test dengan dua populasi yang independen yaitu grup 1 yang mengalami perlakuan kompleksitas tugas tinggi dan grup 2 yang mengalami perlakuan kompleksitas tugas rendah. Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis 1 Mean Std. Deviation T Sig. (2-tailed) Keterangan Kompleksitas Tugas Tinggi 48,33 18,399 Rendah 69,67 19,737-4,331 0,000 Terdukung Sumber: Data Primer Diolah, 20 Dari Tabel 5, dapat dilihat hasil pengujian statistik bahwa nilai Sig. (2-tailed) equal variances assumed dalam t-test for Equality of Means adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 5%. Hasil pengujian tersebut menerangkan bahwa subjek dalam situasi kompleksitas tugas tinggi akan menunjukan keakuratan yang lebih rendah dibandingkan dengan kompleksitas tugas yang rendah dalam memberikan keputusan audit. Ketika subjek diperhadapkan dengan penugasan yang kompleks, dalam penyelesaiannya subjek akan merasa kesulitan bahkan dalam mendapatkan, memproses dan mengevaluasi informasi juga tidak akurat. Ketidakakuratan inilah yang menyebabkan subjek memberikan keputusan audit yang kurang tepat. Hasil hipotesis Chung dan Monroe (2001) menyatakan bahwa kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh auditor. Auditor merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya merupakan tugas yang kompleks sehingga auditor mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan tidak dapat membuat keputusan profesional, akibatnya keputusan yang dibuat tidak sesuai dengan bukti yang diperoleh. 15

16 Dalam penelitian Mardisar dan Sari (2007) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kerja seseorang adalah tingkat kerumitan pekerjaan yang dihadapi. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan Cahyaningrum dan Utami (2015) juga mengemukakan bahwa dalam kondisi kompleksitas tugas yang rendah keputusan audit lebih akurat daripada kondisi kompleksitas tugas tinggi. Auditor yunior tidak dapat menghindar dari tugas-tugas yang diberikan dan harus menyelesaikan. Auditor yunior yang mendapatkan banyaknya tugas akan cenderung memilih mengerjakan tugas yang dirasa paling mudah terlebih dahulu. Ketika auditor yunior merasakan jenuh dengan tugas yang banyak, mereka mencari cara dengan melihat hasil kerja tahun lalu dapat dijadikan solusi sehingga keakuratan keputusan audit sangat buruk. Sedangkan auditor yunior yang mendapatkan tugas tidak begitu banyak akan mengerjakan dengan sungguhsungguh dan dapat diperhitungkan. Sehingga keputusan audit yang dihasilkan jauh lebih akurat. Uji Hipotesis 2 Hubungan Flexible Working Arrangements dengan Keputusan Audit Hipotesis 2 pada penelitian ini menyatakan bahwa keputusan audit dalam kondisi pengaturan kerja fleksibel akan menunjukkan keakuratan yang lebih tinggi dibandingan keputusan audit dalam kondisi pengaturan kerja tidak fleksibel. Pengujian dilakukan dengan Uji Sample T-test dengan dua populasi yang independen yaitu grup 1 yang mengalami perlakuan pengaturan kerja fleksibel dan grup 3 yang mengalami perlakuan pengaturan kerja tidak fleksibel. TABEL 6 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS 2 Mean Std. Deviation T Sig. (2-tailed) Keterangan Pengaturan Kerja Fleksibel 53,33 18,631 Tidak Fleksibel 64,67 23,450-2,073 0,043 Terdukung Sumber: Data Primer Diolah,

17 Dari Tabel 6, dapat dilihat hasil pengujian statistik bahwa nilai Sig. (2-tailed) equal variances assumed dalam t-test for Equality of Means adalah sebesar 0,043 lebih kecil dari alpha (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 5%. Hasil pengujian tersebut menerangkan bahwa subjek dalam pengaturan kerja fleksibel akan menunjukan keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengaturan kerja yang fleksibel dalam melakukan penugasan audit. Ketika subjek berada pada pengaturan kerja tidak fleksibel dalam menyelesaikan penugasan audit, subjek akan merasa jenuh dan tidak nyaman sehingga penyelesaian tugasnya tidak akurat. Ketidakakuratan inilah yang mengakibatkan subjek memberikan keputusan audit yang kurang tepat. Hasil hipotesis ini mendukung Eaton (2003) yang menyatakan bahwa dalam praktik kerja yang fleksibel dari kegunaan dirasakan mengacu pada kebebasan melakukan kerja yang fleksibel yang tersedia melalui kebijakan formal suatu organisasi. Hooks et al (1997) menyatakan bahwa niat omset kalangan profesional harus lebih rendah ketika mereka berada di bawah pengaturan kerja yang fleksibel. Dengan melalui ketersedian pengaturan kerja fleksibel, ketika individu mengalami kelelahan karena merasa adanya tekanan peran hal itu akan menyebabkan kepuasan yang lebih tinggi pekerjaan, niat omset lebih rendah dan prestasi kerja yang lebih tinggi. Hasil penelitian juga mendukung penelitian yang dilakukan Almer dan Kaplan (2002) menyatakan pengaturan kerja yang fleksibel dikatakan berhasil jika karyawannya mengambil manfaat dari itu merasa lebih nyaman dan bersedia untuk bekerja di bahwa kantor akuntan. Auditor yang yang berada pada pengaturan kerja tidak fleksibel akan merasa kurang nyaman dengan ruang lingkup yang dibatasi. Dalam ruang lingkup yang jenuh dan kelelahan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh auditor yunior. Melalui pengaturan kerja fleksibel karyawan menjadi lebih optimal dan mempermudah auditor untuk dapat mengambil keputusan, meskipun dalam kondisi kelelahan. 17

18 Uji Hipotesis 3 Interaksi Kompleksitas tugas, Pengaturan Kerja Fleksibel dengan Keputusan Audit Hipoteses 3 memprediksi adanya interaksi antara kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel terhadap keputusan audit. Dari hasil uji hipotesis 1 dan 2 yang menyatakan kedua variabel bebas yaitu kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel menunjukan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan audit. Pengujian dilakukan dengan Two Way Anova yaitu dengan membandingkan perbedaan mean (ratarata) antara kelompok yang telah dibagi pada dua variabel bebas. Tabel 7 Test of Between-Subjects Effects pada data Hipotesis 3 Source Mean Square Sig. Corrected Model 3353,333 0,000 Intercept ,000 0,000 Kompleksitas Tugas 6826,667 0,000 Flexibel Working Arrangements 1926,667 0,017 Kompleksitas Tugas * Flexibel Working Arrangements 1306,667 0,048 Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai Sig. Corrected Model sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05) yang berarti semua variabel independen yaitu kompleksitas tugas (KT), pengaturan kerja fleksibel (PKF) serta interaksi kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel (KT*PKF) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,sehingga model ini dinyatakan valid. Intercept Model menunjkan nilai Sig. 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05) yang berarti nilai perubahan variabel dependen tanpa perlu dipengaruhi oleh keberadaan variabel independen, sehingga tanpa ada pengaruh variabel independen, variabel dependen dapat berubah nilainya. Variabel kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel menunjukan pengaruh secara signifikan terhadap keputusan audit di dalam model. Dimana kompleksitas tugas 18

19 menunjukan Sig. 0,000 dan pengaturan kerja fleksibel menunjukan Sig. 0,017 dimana lebih kecil dari alpha (0,05), begitu juga dengan interaksi pengaturan kerja fleksibel dan kompleksitas tugas menunjukan nilai Sig. 0,048 lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan audit. Hasil hipotesis ini mendukung Spilker (1995) mengungkapan bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan, akuntablitas dan kualitas kerja. Pada pekerjaan yang lebih sederhana faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang (bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang positif terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih rumit, akuntabilitas tidak lagi bersifat subsitusi dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Menurut Trianingsih (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil karya yang telah dihasilkan oleh seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan ketepatan waktu. Kinerja yang fleksibel mengacu pada seberapa baik dari hasil tugas yang dikerjakan. Auditor yunior ketika menerima kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas yang dianggap tugas yang paling penting dan mudah terlebih dahulu, karena penugasan audit yang banyak akan membuat auditor yunior merasa jenuh, kesulitan dan membuat tidak konsisten. Pada saat yang bersamaan, auditor yunior berada pada pengaturan kerja tidak fleksibel, membuat auditor semakin jenuh, kurang fokus dan mengerjakan penugasan semampunya. Situasi ini yang menyebabkan menurunnya keakuratan dalam penugasan audit. Sebaliknya jika auditor dalam kondisi tugas yang sedikit dan pengaturan kerja fleksibel akan membuat keputusan audit lebih akurat. 19

20 PENUTUP Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel terhadap keputusan audit yang dilakukan oleh auditor yunior melalui eksperimental. Pertama, kompleksitas tugas secara signifikan memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan audit. Semakin banyak tugas yang diberikan oleh klien kepada auditor yunior, maka akan menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun pikiran terlebih dilakukan seorang diri. Kesulitan yang dihadapi auditor yunior akan menimbulkan kesalahankesalahan yang mengakibatkan ketidaktepatan keputusan audit yang diberikan. Keputusan audit dalam kondisi kompleksitas tugas yang tinggi akan menunjukan keakuratan yang lebih rendah dibanding keputusan audit kompleksitas tugas rendah. Kedua, pengaturan kerja fleksibel secara signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan audit. Pengaturan kerja fleksibel diberikan kepada auditor yuniot dalam penyelesaian setiap tugas yang harus diselesaikan. Melalui pengaturan kerja yang fleksibel, auditor yunior akan lebih fleksibel dalam menyelesaikan berbagai penugasan, meskipun dalam kondisi kelelahan, sehingga kesejahteraan psikologis akan meningkat dan berdampak positif terhadap keputusan audit. Kondisi ini akan mempengaruhi keputusan audit yang diberikan. Ketiga, interaksi kompleksitas tugas dan pengaturan kerja yang fleksibel berpengaruhi secara signifikan terdahap keputusan audit. Auditor yunior yang diperhadapkan dengan kodisi kompleksitas tugas tinggi dan pengaturan kerja fleksibel menunjukan keakuratan yang rendah dalam pengambilan keputusan audit atas klien. Sebaliknya, auditor yunior yang diperhadapkan dengan kondisi kompleksitas tugas rendah dan pengaturan kerja yang fleksibel akan menunjukan keakuratan yang tinggi dalam memberikan keputusan audit, sehingga memberikan keyakinan bahwa keputusan audit yang diberikan oleh auditor yunior tersebut terjamin keakuratannya. 20

21 Implikasi Penelitian Dalam suatu keputusan audit berbagai faktor yang dapat mempengaruhi, selain tekanan waktu ada pula kompleksitas tugas dan pengaturan kerja fleksibel. Penelitian ini memberikan implikasi teori bahwa kompleksitas tugas dan pengaturan kerja yang fleksibel rendah dapat meberikan keakuratan yang tinggi dalam keputusan audit. Penelitian ini juga memberikan implikasi praktis untuk KAP, yaitu dalam mengelola sumber daya manusia dapat mengatur kondisi pengaturan kerja yang lebih fleksibel. Dengan cara memberikan fasilitas pada auditor untuk mempermudah dalam berbagai penugasaa.n Keterbatasan Penelitian Pertama, riset ini tidak dapat mendesain kondisi ruangan yang berpotensi mempengaruhi subjek, ketika mferasakan kondisi fleksibelitas yang digambarkan dalam modul. Kedua, subjek mengalami keterbatasan waktu dalam pengerjaan, sehingga kompleksitas tugas berpotensi dipengaruhi oleh faktor waktu yang diberikan. Ketiga, penugasan yang diberikan kurang kompleks dan kurang tepat untuk auditor yunior. Saran Penelitian Pada penelitian ini dilakukan secara individu, penelitian mendatang dapat menambahkan subjek secara berkelompok dan dapat mengganti subjek menjadi auditor senior. Penelitian selanjutnya dapat mendesain ruangan agar sesuai dengan suasana yang ada dalam modul, agar subjek merasakan kondisi yang fleksibel. 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Partisipan dalam eksperimen penelitian iniadalah mahasiswa S1 Fakultas ekonomi jurusan akuntansi sebanyak 56 mahasiswa yang sudah mengikuti matakuliah Akuntansi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang auditor atau akuntan biasanya memberikan judgment dalam proses pengauditan berdasarkan data-data keuangan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Tingkat penyebaran dan pengembalian kuesioner. Desember 2009 Januari Masing-masing KAP diberi kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Tingkat penyebaran dan pengembalian kuesioner. Desember 2009 Januari Masing-masing KAP diberi kuesioner BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Demografi Responden 1. Tingkat penyebaran dan pengembalian kuesioner Kuesioner dititipkan kepada keryawan Kantor Akuntan Publik yang dituju untuk kemudian diisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi yang unik. Sebagai seorang akuntan publik harus bersifat independent serta profesional, sebagaimana menjadi tantangan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori A. Audit Judgment Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing Sebelum mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam, sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada beberapa pengertian auditing

Lebih terperinci

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara auditor laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses audit seorang auditor harus dapat memberikan opini dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut 2 Ketidak percayaan masyarakat kepada suatu perusahaan. Misalnya, kasus manipulasi akuntansi yang melibatkan sejumlah perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dan Bank Lippo yang dahulunya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah audit atas laporan keuangan sebuah entitas dengan memberikan opini atau pendapatnya atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut peraturan BAPEPAM-LK nomor PER-03/BL/2012 dan peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) nomor KEP-306/BEJ/07-2004 yang menyebutkan bahwa perusahaan yang go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam persaingan usaha di Indonesia semakin meningkat dewasa ini. Dalam menghadapi permasalan tersebut, informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan terutama perusahaan go public. Audit ini bertujuan untuk meyakinkan para pemilik perusahaan,

Lebih terperinci

Apakah Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Berpengaruh Terhadap Keputusan Audit?

Apakah Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Berpengaruh Terhadap Keputusan Audit? Apakah Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Berpengaruh Terhadap Keputusan Audit? CHRISTINA DWI CAHYANINGRUM INTIYAS UTAMI Univesitas Kristen Satya Wacana Salatiga Abstract: Pressure from other parties

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan elemen penting yang berfungsi sebagai media komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN Desain Eksperimen Metoda yang dipilih untuk menjawab pertanyaan penelitian ini adalah metoda eksperimen laboratorium. Metoda eksperimen laboratorium untuk menguji teori yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seorang auditor menjalankan tugasnya dengan melaksanakan pemeriksaan harus mempunyai kemampuan profesional. Sebagai seorang profesional, auditor akan dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Haryono (2010:11) auditing adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang auditor dalam menjalankan proses audit akan memberikan opini dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu perusahaan dimasa lalu,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah organisasi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP). Dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Pelaksanaan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 antarsubjek (between-subjek). Sampel yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi sebagai akuntan publik memainkan peranan sosial yang sangat penting berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh auditor. Tugas seorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai kinerja organisasi diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini, dilaksanakan di Jakarta. Penelitin ini mulai dilakukan pada bulan Juli 2016. Objek penelitian adalah manajer investasi yang berdomisili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk dapat melakukan penyesuaian dengan cepat. Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang simpulan penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian selanjutnya. Bagian pertama memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini profesi akuntan mengalami perkembangan karena adanya peraturanperaturan pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public) di pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Job Satisfaction (kepuasan kerja) adalah suatu hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pemilihan sample ini dikarenakan

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pemilihan sample ini dikarenakan BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 yang telah belajar audit di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pemilihan sample ini dikarenakan subjek tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa audit terhadap laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidak mampuan profesi akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N 02 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dan SD N 03 Karanganyar Kecamatan Geyer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja (Riggio, 1990)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan perusahaan di Indonesia semakin pesat tiap tahunnya, sehingga hal ini membuat perusahaan berpikir keras untuk mendapatkan dana yang relatif

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

Daftar Kuesioner. I. Pengantar Daftar Kuesioner PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan seiring dengan banyaknya usaha-usaha swasta yang semakin berkembang serta kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya

Lampiran 1. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya Lampiran 1. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya 1. KAP. ADI PRAMONO & REKAN 2. KAP. AGUS IWAN SUTANTO KUSUMA 3. KAP. DRS. BAMBANG SISWANTO. KAP. DRS. HANNY, WOLFREY & REKAN. KAP. DRS. J. TANZIL

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia mengarah pada globalisasi, dimana adanya kebebasan persaingan usaha antar negara-negara di dunia. Perusahaan go public

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment Judul : Pengaruh Obedience Pressure, Kompleksitas Tugas dan Senioritas Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama : Ruliff Tanoto NIM : 1315351001 ABSTRAK Laporan keuangan

Lebih terperinci

Nama :... Jenis Kelamin :...

Nama :... Jenis Kelamin :... Nama :... Jenis Kelamin :... 1. Bacalah dan pahamilah tiap pernyataan dan jawablah sesuai dengan keadaan diri Anda, dengan cara centang ( ) kotak-kotak sesuai huruf yang dipilih, yaitu : SS : Sangat Setuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2017 sampai dengan pertengahan bulan Juli 2017. Berikut ini adalah uraian gambaran umum subjek berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas audit sekarang ini dapat memberikan dampak perubahan yang besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uraian pada bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang menguraikan tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Uraian pada bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang menguraikan tentang hasil BAB I PENDAHULUAN Uraian pada bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang menguraikan tentang hasil penelitian kinerja judgment auditor dari perspektif keperilakuan dan kognitif. Selanjutnya, bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang telah disebar kepada Auditor di 103 Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh wilayah Jakarta Barat dan Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 122 KUESIONER PENELITIAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud) (Studi Empiris Pada Badan Pemeriksa Keuangan dan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: jab.fe.uns.ac.id

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: jab.fe.uns.ac.id Jurnal Akuntansi Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106-119 jab.fe.uns.ac.id intiyas@staff.uksw.edu) Fakultas Ekonomika Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. merupakan suatu pengungkapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan suatu metode dimana datadata yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut untuk membuat suatu Audit Judgement. Audit Judgement merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengukur persepsi akuntan pendidik dan auditor eksternal terhadap metode-metode pendeteksian untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk terpadat keempat di dunia, Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

: Kesediaan Menjadi Responden Penelitian

: Kesediaan Menjadi Responden Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran Perihal : 1 berkas : Kesediaan Menjadi Responden Penelitian Kepada Yth. Sdra/I selaku responden Di tempat, Dengan hormat, Sehubungan dengan survei dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dibagikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 130 kuesioner. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dibagikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 130 kuesioner. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam Bab IV disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang terkumpul tersebut merupakan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalan kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah beberapa KAP-KAP lokal yang berdomisili di Jakarta Barat. Jumlah KAP yang di jadikan sebagai tempat riset sebanyak empat KAP,

Lebih terperinci

Daftar Isi Pernyataan... i. Prakata... ii. Daftar Isi... viii. Daftar Tabel... xii. Daftar Gambar... xiv. Daftar Lampiran... xv. Intisari...

Daftar Isi Pernyataan... i. Prakata... ii. Daftar Isi... viii. Daftar Tabel... xii. Daftar Gambar... xiv. Daftar Lampiran... xv. Intisari... Daftar Isi Pernyataan... i Prakata... ii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiv Daftar Lampiran... xv Intisari... xvi Abstract... xvii Bab I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Responden yang terhormat, Saya, Rima Handayani, Mahasiswa Program Master Science Sekolah Pasca Sarjana IPB dengan Mayor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan Program Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat LAMPIRAN 1 Skala 93 94 PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Program Studi Magister Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian. Dalam persaingan global perusahaan yang ingin tetap bertahan hidup dan berkembang harus di kelola dengan efektif dan efisien. Salah satu langkah yang dilakukan

Lebih terperinci

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target akhir dalam suatu proses audit adalah pembuatan opini dengan judgement yang dasar dan pertimbangan yang mendalam yang menunjukkan tidak adanya keraguan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA YANG DIOLAH

LAMPIRAN 1 DATA YANG DIOLAH No. NAMA LAMA JENIS LAMPIRAN 1 DATA YANG DIOLAH TEKANAN ANGGARAN KEBERHASILAN MENDETEKSI KECURANGAN BEKERJA USIA KELAMIN JABATAN Kode Interprestasi Jawaban Skor Total Skor 1 3,2 26 Pria Yunior 1 Terbatas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di Yayasan Pendidikan Eben Haezer Salatiga, deskripsi responden penelitian yaitu guru-guru

Lebih terperinci

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Nama : Putu Krisna Gautama NIM :1215351105 ABSTRAK Kinerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Angket Penelitian

LAMPIRAN 1 Angket Penelitian LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1 Angket Penelitian 2 PENGANTAR Hal: Permohonan pengisian angket Dengan ini, saya: Nama : Salomina Patty NPM : 832012010 Status: Mahasiswa UKSW Program Pascasarjana Magister

Lebih terperinci