STUDI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELM SEPEDA MATERIAL POLIMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT SERABUT KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 16.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELM SEPEDA MATERIAL POLIMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT SERABUT KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 16."

Transkripsi

1 STUDI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELM SEPEDA MATERIAL POLIMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT SERABUT KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 16.0 SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik JULIASTER GIRSANG NIM: DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

2

3

4

5

6

7 ABSTRAK Helm sepeda adalah alat perlindungan tubuh yang dipakai pengendara sepeda untuk melindungi kepala ketika terjatuh dan meminimalkan cedera karena benturan. Dewasa ini material untuk pembuatan helm sepeda relatif mahal,hal ini menyebabkan biaya produksi mahal dan berdampak pada harga jual. Oleh sebab itu dilakukan penelitian baru tentang serbuk alam dari serat serabut kelapa. Bahan baku yang melimpah sering menjadi limbah diperkirakan cukup ekonomis untuk dikembangkan menjadi material alternatif yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensimulasi pembebanan impak pada helm sepeda dari bahan polymeric foam yang diperkuat serat serabut kelapa dengan menggunakan software Ansys Pada penelitian ini, spesimen yang akan diuji adalah helm sepeda dimana simulasi pengujian impak pada sisi atas, samping dan depan dari helm akan dilakukan untuk mengetahui distribusi tegangan pada helm. Helm dimodelkan dengan menggunakan solidworks 2012 dan disimulasi menggunakan software Ansys 16.0 untuk membandingkan distribusi tegangannya kemudian dibandingkan dengan helm yang diuji secara eksperimental. Pada penelitian ini, berhasil ditemukan bahwa dari hasil simulasi impak pada sisi atas helm pada ketinggian 1,5 m pada sisi atas diperoleh tegangan maksimum 1,83 MPa, pada sisi samping diperoleh tegangan maksimum 1,27 MPa dan posisi depan diperoleh tegangan maksimum 1,41 MPa. Dengan membandingkan tegangan maksimum dengan eksperimental uji impak jatuh bebas sisi atas tegangan maksimum 1,96 MPa, pada sisi samping diperoleh tegangan maksimum sebesar 1,30 MPa dan pada sisi depan diperoleh tegangan sebesar 1,60 MPa dan selisih antara tegangan pada sisi atas simulasi dan eksperimental adalan 0,13 MPa (6,63 %) dan selisih antara tegangan pada sisi samping simulasi dan eksperimental adalah 0,03 MPa(2,30%) dan selisih antara tegangan pada sisi samping simulasi dan eksperimental adalah 0,18 MPa(11,25%). Kata kunci : Helm Sepeda, Software ANSYS 16.0, Impak Jatuh Bebas. i

8 ABSTRACT Bicycle helmets are worn body protection tool cyclists to protect the head when it fell and minimize injuries due to collisions. Today the material for the manufacture of bicycle helmets are relatively expensive this causes production costs are expensive and have an impact on the selling price therefore conducted new research on pollen nature of fiber coir raw materials are abundant because often the waste is estimated to be quite economical and developed into material alternatives friendly environment. The purpose of this study is to simulate the impact loading on bicycle helmets made from fiber reinforced polymeric foam yaug coconut fibers by using software Ansys in this study specimens to be tested and simulated impack helmet models on the upper side, side and front to determine the stress distribution at the helm. Helmets are modeled using SolidWorks 2012 and simulated using ANSYS 16.0 to compare the voltage distribution is then compared with the helmet tested experimentally. In this study, found that the impact of the simulation results on the upper side of the helmet at a height of 1.5 m. on the upper side gained a maximum voltage of 1.83 MPa, on the side of a maximum voltage of 1.27 MPa was obtained and the front position obtained maximum voltage of 1.41 MPa. By comparing the maximum voltage with free-falling impact test experimental side on a maximum voltage of 1.96 MPa, on the side of the voltage obtained maximum of 1.30 MPa and at the front side of a voltage of 1.60 MPa was obtained. and the difference between the tension on the top side of the simulation and the experimental is 0.13 MPa about 6.63% and the difference between the tension on the side of the simul ation and the experimental is 0, 0 3 MPa about % and the difference between the tension on the side of the simulation and the experimental is 0.18 MPa about %. Keywords : Bicycle Helmets, Software ANSYS 16.0 Impact, Free Fall. ii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah yang diberikan selama pengerjaan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah STUDI SIMULASI PEMBEBANAN IMPACK PADA HELM SEPEDA DARI BAHAN POLIMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT SERABUT KELAPA MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 16.0 Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Mahadi,ST,MT. yang telah bersedia meluangkan waktu guna memberikan bimbingan dan sumbangan pikiran bagi penulisan skripsi ini. Saya menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang sangat bermanfaat,oleh karena itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua, Ayahanda R.Girsang dan L.Saragih yang menjadi inspirasi terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr.Ir. M. Sabri, M.T selaku Ketua Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik. 3. Bapak Mahadi,ST,MT.selaku dosen pembimbing saya yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya selama proses pengerjaan skripsi ini. 4. Bapak Terang UHSG, ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin USU. 5. Bapak pembanding skripsi dan penguji skripsi. 6. Bapak/Ibu staff pengajar dan pegawai di Departemen Teknik Mesin USU. 7. Terimakasih juga buat Tamara Sisislia Simarmata, SKM. Atas dukungan dan semangat dan cinta yang telah diberikan selama mengerjakn skripsi ini. 8. Abang saya Rikardo Girsang, kakak saya Ekasonata Ginting dan adik Evanto Girsang saya yang selalu memberikan semangat kepada saya. iii

10 9. Rekan skripsi yang telah menyediakan waktu untuk bekerja sama dengan saya Fabry yohannes Purba, Wasington Sianturi dan Richard Fernando Manalu. 10. Teman teman seperjuangan stambuk 2012 teknik mesin usu yang selalu menyemangati saya dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Asisten Lab.IFRC yang ikut membantu dalam proses pengambilan data. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Medan, Mei 2018 Penulis Juliaster Girsang NIM iv

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUS MASALAH TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Tujuan Khusus BATASAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN Pengembangan Akademis Pengembangan Industri SISTEMATIKA PENULISAN... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DESAIN HELM SEPEDA Standarisasi Helm Sepeda BAHAN KOMPOSIT Komposisi Material yang digunakan UJI IMPAK JATUH BEBAS Gerak Jatuh Bebas Gerak Lurus Momentum Dan Impuls Gaya Impack Tegangan METODE ELEMEN HINGGA Tipe Elemen dan Diskritisasi Matriks Kekakuan Elemen Simpleks Dua Dimensi Fungsi Displacement Tegangan Bidang (Plane Stress) SIMULASI NUMERIK BAB III METODE PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU Tempat Waktu v

12 3.2. BAHAN, PERALATAN DAN METODE Bahan Polyester resin tak jenuh ( BQTN 157-EX) Blowing agent Katalis Serabut Kelapa Peralatan Komputer/Laptop Software Solidwok Software Ansys DESAIN HELM SEPEDA Model helm sepeda dengan tulang lurus kedepan Model helm sepeda dengan tulang lurus kesamping Model helm sepeda dengan tulang lurus keatas METODE Simulasi impack jatuh bebas menggunakan Ansys Engineering data Geometri data Model / Ansys Mechanical DIAGRAM ALIR PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENDAHULUAN HASIL PEMBUATAN HELM SEPEDA METODE PENGUJIAN PENELITIAN SIMULASI IMPAK MENGGUNAKAN ANSYS SIMULASI PEMBEBANAN SISI ATAS HELM SIMULASI PEMBEBANAN SISI SAMPING HELM SIMULASI PEMBEBANAN SISI DEPAN HELM TABULASI DATA PERBANDINGAN HASIL SIMULASI PENGUJIAN TABULASI DATA HASIL PENGUJIAN JATUH BEBAS SECARA EKSPERIMENTAL Pengujian Pada Sisi Atas Helm Pengujian Pada Sisi Samping Helm Pengujian Pada Sisi Depan Helm PERBANDINGAN HASIL UJI SIMULASI DENGAN UJI EKSPERIMENTAL Perbandingan Pengujian Atas Perbandingan Pengujian Samping Perbandingan Pengujian Depan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA vi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bentuk struktur Helm Sepeda dipasaran...8 (a) Bentuk full face...8 (b) Bentul half face...8 Gambar 2.2. Komponen Helm Sepeda...9 Gambar.2.3. set up Alat Uji Impack Jatuh Bebas Gambar 2.4. Gambar 2.4 Grafik Kelajuan terhadap Waktu pada GLB Gambar 2.5. Elemen segitiga (2 dimensi) Gambar 2.6. Elemen segitiga (2 dimensi) Gambar 3.1. Resin Unsaturated Polyester BQTN-157 EX Gambar 3.2. Blowing agent Gambar 3.3. Katalis Gambar 3.4. Serat Serabut Kelapa Gambar 3.5. Laptop Gambar 3.6. Software Solidwork Gambar 3.7. Software Ansys Gambar 3.8. Model Helm sepeda dengan pandangan tulang lurus depan Gambar 3.9. Desain helm sepeda dengan tulang lurus ke samping Gambar Desain helm sepeda dengan tulang lurus atas Gambar Explicit dynamics Gambar project schemati Gambar Data material baru Gambar Data density Gambar Data isotropic elasticity Gambar Import geometry Gambar Details of anvile Gambar Detail of helm Gambar Connections Garnbar Mesh Gambar Details of velocity Gambar Analysis setting Gambar Fixed support Gambar Solution Gambar Diagram alir penelitian Gambar 4.1. Model helm sepeda Gambar 4.2. Posisi jatuh helm Bagian Atas Gambar 4.3. Hasil distribusi tegangan maksimum sisi atas helm Gambar 4.4. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi atas Gambar 4.5. Distribusi tegangan pada sisi samping hasil simulasi Gambar 4.6. impak sisi atas Distribusi tegangan pada sisi belakang hasil simulasi impak sisi atas Gambar 4.7. Posisi Jatuh Helm Bagian Samping Gambar 4.8. HasilDistribusi tegangan pada sisi Samping Helm Gambar 4.9. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi. impak sisi samping Gambar Distribusi tegangan pada sisi Samping kanan hasil simulasi impak sisi samping Gambar Distribusi tegangan pada sisi belakang hasil simulasi impak sisi samping Garnbar Posisi jatuh helm sepeda bagian Depan Gambar Hasil Distribusi tegangan sisi Depan Helm Gambar Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi Depan Gambar Distribusi tegangan pada sisi samping kanan hasil simulasi vii

14 impak sisi Depan Gambar Area Pembebanan Impack Sisi Atas Helm Sepeda Gambar (a) Pola kerusakan spesimen uji impak area samping helm, (b) Area retakan bagian dalam, dan (c) area tegangan maksimum munculnya keretakan Gambar Area pembebanan impak sisi samping helm sepeda Gambar (a) Pola kerusakan spesimen uji impak area samping helm, (b) Area tegangan maksimum munculnya keretakan Gambar Area pembebanan impak sisi Depan helm sepeda Gambar (a) Pola kerusakan spesimen uji impak titik Depan helm, (b) Area retakan Spesimen viii

15 DAFTAR TABEL Tabel 2.l. Perbedaan antara helmet full face dengan half face...8 Tabel 2.2. Keuntungan dan Kerugian dari Komposit...11 Tabel 2.3. Komposisi Material Penyusun...12 Tabel 3.1. Kegiatan penelitian...25 Tabel 3.2. Bahan-bahan peneltian...26 Tabel 3.3. Karakteristik mekanik polyester resin tak jenuh...27 Tabel 3.4. Komposisi Kimia Serat Serabut Kelapa...30 Tabel 3.5. Karakteristik Fisik Serat Serabut Kelapa...31 Tabel 4.1. Hasil simulasi impak jatuh bebas...57 Tabel 4.2. Hasil pengujian sisi atas helm sepeda impak jatuh bebas ketinggian 1,5 meter...58 Tabel 4.3. Hasil pengujian sisi samping helm sepeda impak jatuh bebas ketinggian 1,5meter...58 Tabel 4.4. Hasil pengujian sisi depan helm sepeda uji impak jatuh bebas ketinggian 1,5 meter...58 Tabel 4.5. Perbandingan pengujian atas...60 Tabel 4.6. Perbandingan pengujian Samping...62 Tabel 4.7. Perbandingan pengujian Depan...64 ix

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat alam banyak diaplikasikan pada alatalat material yang mempunyai dua perpaduan sifat dasar, yaitu kuat dan ringan. Serat yang berbeda akan menghasilkan kualitas bahan yang berbeda. Untuk proses pembuatan helm sepeda, desain serta kualitas harus di perhatikan. Karena, helm sepeda harus mampu melindungi kepala pengendara dari benturan (impak). Oleh karena itu, bahan pembuatan helm sepeda haruslah berasal dari bahan berkualitas tinggi. Biasanya helm sepeda yang berkualitas harganya mahal. Hal ini dikarenakan bahan baku dan teknologi yang digunakan untuk membuat helm sepeda juga mahal. Bahan baku yang biasa digunakan untuk pembuatan helm sepeda adalah plastic,rubber, fiberglass, polycarbonate,kevlar, maupun serat karbon. Teknologi pembuatannya menggunakan teknik cetak suntik (injection molding) dan thermoforming. Bahan dan cara pembuatan diatas membutuhkan biaya yang sangat mahal. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti ingin mendesain dan membuat helm sepeda berbahan komposit busa polimer dengan bahan penguat serat serabut kelapa dengan metode cetak tuang. Diantara serat alam tersebut adalah serat dari serabut kelapa. Serat serabut kelapa yang merupakan serat alam yang diolah dari tempurung kelapa diperkirakan cukup ekonomis dan dikembangkan menjadi material alternatif bagi industri helm. Pengembangan material ini sebagai material penguat komposit dengan matriks berasal dari material-material polimer baru masih jarang ditemukan. Penulis tertarik untuk meneliti respon material komposit yang berpenguat serat serabut kelapa apabila dibuat dalam bentuk helm sepeda. 1

17 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana teknologi pembentukan material polymeric foam diperkuat serat serabut kelapa secara tepat, sehingga sifat mekanik ketangguhan impak dan tegangan patah dapat diperoleh. Benturan yang terjadi pada kepala dapat menimbulkan cedera pada jaringan kulit, tulang maupun struktur dikepala dan otak. Resiko benturan akibat kecelakaan tersebut diatas dapat diminimalisir dengan penggunaan helm. Beberapa standard dan aturan hukum telah mewajibkan semua pengendara kendaraan menggunakan helm sebagai alat pelindung bagi pengendara. Pada umumnya beban impak yang dialami pada helm sepeda terjadi pada sisi atas,samping dan belakang. Untuk mengetahui besarnya tegangan dan regangan tersebut perlu dilakukan pengujian impak jatuh bebas. Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan simulasi yang dapat memberikan gambaran terhadap kenyataan di lapangan. Dalam penelitian ini bertujuan membandingkan model helm sepeda dengan menggunakan Software solidworks 2012 dan, ANSYS Workbench Untuk membuat modelnya digunakan Software solidworks 2012 dengan membuat dua permodelan, lalu dilakukan simulasi pada model helm dengan menggunakan Software ANSYS Workbench Untuk menganalisa tegangan dari struktur dan komponen mekanik mana yang lebih baik pada model helm. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini untuk dapat menganalisa struktur helm sepeda bahan polymeric foam composite diperkuat serat serabut kelapa dengan menggunakan software ansys

18 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini yaitu : 1. Mendapatkan hasil distribusi tegangan maksimum dari simulasi software ansys Membandingkan hasil distribusi tegangan pada helm sepeda antara simulasi numerik menggunakan software ansys 16.0 dengan eksperimental teman saya. 3. Medapatkan nilai galat dari perbandingan hasil simulasi numerik dengan eksperimental Batasan Masalah Diperlukan batasan masalah yang meliputi antara lain : 1. Simulasi helm sepeda menggunakan software Ansy Helm sepeda yang disimulasikan hanya I jenis material komposit busa polimer. 3. Helm sepeda disimulasikan jatuh dari ketinggian 1.5 meter. 4. Titik pembebanan impak yang disimulasikan pada sisi atas, samping dan belakang Manfaat Penelitian Pengembangan Akademis 1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang material komposit polymeric foam yang diperkuat serat serabut kelapa. 2. Bagi akademik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian tentang komposit serat serabut kelapa. \ 3

19 Pengembangan Industri Sebagai pertimbangan bagi pihak industri untuk menjadikan material polymeric foam yang diperkuat dengan serat serabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan helm yang ramah lingkungan, murah dan tahan terhadap beban impak Sistematika Penulisan Pada penelitian ini akan berisikan: BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas literatur dan referensi yang diperlukan berkenaan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian mengenai uji komposisi, uji bending, uji tarik, dan software Ansys. BAB 3.METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi urutan dan cara yang dilakukan. dimulai dari alat, bahan, dan proses yang dilaksanakan. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menampilkan data yang diperoleh dari penelitian dan hasil pengujian simulasi impak jatuh bebas ANSYS workbench

20 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini yaitu penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran dari semua hasil analisa pengamatan serta perhitungan. BAB 6. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan laporan ini. BAB 7. LAMPIRAN 5

21 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Helm Sepeda Helm sepeda dirancang untuk melindungi dan mengurangi dampak pada tulang kepala (tengkorak) seorang pengendara sepeda ketika jatuh dan meminimalkan efek samping seperti gangguan penglihatan tepi karena benturan tersebut, helm yang digunakan oleh pengguna sepeda, didesain berbeda dari helm sepeda motor karena kecepatan sepeda hanya sekitar 15 km/jam. Walaupun di Indonesia belum diwajibkan untuk menggunakan helm sepeda tetapi sudah banyak digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan bersepeda santai di hari libur, tetapi pada olah raga balapan sepeda atau kejuaraan sepeda gunung helm sudah diwajibkan. Desain adalah proses perubahan informasi terhadap syarat-syarat kebutuhan sebuah produk menjadi pengetahuan produk dan proses. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mengevaluasi produk sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Desain teknik dapat didefinisikan sebagai proses menerapkan berbagai teknik dan prinsip-prinsip ilmiah untuk tujuan mendefinisikan proses tersebut dengan cukup terperinci untuk kemungkinan proses realisasi lebih lanjut. Suatu desain produk yang baik dapat menghasilkan pengembangan produk yang baik pula.desain didasarkan pada kelebihan produk, praktis dalam pembuatan, ongkos fabrikasi yang relatif murah, pemasaran dan faktor kombinasi yaitu apakah desain produk tersebut memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pelanggan. Prinsip dasar proses desain adalah untuk memperkecil pernakaian bahan, untuk mendaur ulang, karena ketidaksesuaian dengan kebutuhan, untuk menghindari kerja ulang (rework) terhadap produksi, efisiensi dan kesesuaian terhadap standard[3]. Langkah- langkah proses desain sebagai berikut: 1. Identifikasi kebutuhan adalah sebagai gambaran dan pernyataan masalah yang samasama dikembangkan dalam sebuah informasi. 6

22 2. Sepenuhnya mendefinisikan dan memahami masalah, setelah itu adalah mungkin untuk memulai tujuan. 3. Defenisikan kebutuhan yang lebih masuk akal dan realistis dari pada pernyataan masalah asli. 4. Ciptakan sebuah spesifikasi tugas yang terinci dan membuat batasan masalah 5. Buat sebanyak mungkin alternatif pendekatan desain, biasanya pada tahap ini menentukan nilai atau kualitas. Pada langkah ini merupakan penemuan ide terbesar. 6. Penyelesaian langkah sebelumnya, yakni menganalisa dengan menentukan diterima, ditolak atau dimodifikasi produk desain. Solusi yang paling menjanjikan dipilih. 7. Penentuan desain yang dapat diterima dan dipilih. 8. Ini merupakan langkah yang detail dimana dilakukan pembuatan gambar teknik lengkap, identifikasi pemasok (vendor), serta membuat spesifikasi manufaktur dan lain-lain. 9. Merealisasikan desain dengan membuat prototype. 10. Dan akhimya menentukan kuantitas produksi. Dalam mendesain helm sepeda juga diperlukan mempertimbangkan konstruksi material yang digunakan sehingga helmyang di desain tidak berat. Aktifitas bersepeda adalah aktivitas olahraga yang secara signifikan meningkatkan suhu tubuh dan kepala. Oleh sebab itulah helm sepeda haruslah mempunyai 2 sifat, yaitu ringan dan mempunyai ventilasi. Selain itu pengguna helm sepeda memilih helm yang nyaman dan trend. Bentuk dan struktur helm sepeda di pasaran, seperti diperlihatkan pada gambar

23 (a) (b) Gambar 2.1 Bentuk struktur Helm Sepeda dipasaran (a) Bentuk full face, (b) Bentukhalf face[10]. Perbedaan antara kedua jenis full face dan half tabel 2.l. face ini diperlihatkan pada Tabel 2.l. Perbedaan antara helm full face dengan half face[10]: Aspek Pertimbangan Full Face Half Face Keamanan Lebih Aman Aman Ventilasi Sedikit Banyak Visibilitas Memandang satu arah ke depan Dapat melihat bagian samping Masa Ringan Lebih ringan Kenyamanan Nyaman Lebih nyaman Adapun konstruksi helmsecara garis besar terdiri atas: 1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell) 8

24 Didesain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan plastik, fiberglass, polycarbonate dan lain-lain. 2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell our liner) Di sebelah dalam dari lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polystyrene (styrofoarl). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. 3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding) Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat pada rongga helm. 4. Tali pengikat bagian penting lainnya dalam helm ada tali pengikat helm. Helm tidak akan berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau tidak mengikatkan tali pengikatnya. Komponen helm sepedadapat dilihat pada gambar Standarisasi Helm Sepeda Gambar 2.2. Komponen Helm Sepeda [3] 9

25 Helm yang digunakan oleh masyarakat di negara maju pada umumnya sudah mempunyai standard tertentu sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahnya.diantara standar-standar helm sepeda yang dikenal luas dan banyak menjadi referensi antara lainaustralia Standard (EN 397. AS/NZS 1801.SS98), European EN helm standard (EN ) dan lain-lain. Untuk masing-masing standar memiiiki klasifikasi yang berbeda berdasarkan kegunaan dan material yang digunakan. ANSI mengelompokkan dalam dua tipe: 1. Helm yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu umumnya digunakan oleh pekerja konstruksi. 2. Helm yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh bebas juga dari benda yang datang dari arah lateral baik dari arah depan, samping dan atas umumnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran. 2.2 Bahan Komposit Komposit didefinisikan sebagai kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuknya, komposisi kimianya, dan tidak saling melarutkan antara materialnya dimana material yang satu berfungsi sebagai penguat dan material yang lainnya berfungsi sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya. Secara umum terdapat dua kategori material penyusun komposit yaitu matrik dan reinforcement [7]. Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro yang didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang tidak dapat dipisahkan. Salah satu keuntungan material komposit adalah kemampuan material tersebut untuk diarahkan sehingga kekuatannya dapat diatur hanya pada arah tertentu yang kita kehendaki, hal ini dinamakan tailoring properties. Salah satu sifat istimewa komposit, yaitu ringan, kuat, tidak terpengaruh korosi, dan mampu bersaing 10

26 dengan logam, tidak kehilangan karakteristik dan kekuatan mekanisnya. Beberapa definisi komposit menurut [8] adalah sebagai berikut: a. Tingkat dasar, pada molekul tunggal dan kisi kristal, bila material yang disusun dari dua atom atau lebih disebut komposit, contohnya senyawa, paduan, polimer dan keramik. b. Mikrostruktur pada kristal fase dan senyawa bila material disusun dari dua phase atau senyawa atau lebih disebut komposit, contohnya paduan besi dan karbon Fiber Resin Composite Material c. Makrostruktur material yang disusun dari campuran dua atau lebih penyusun makro yang berbeda dalam bentuk dan atau komposisi dan tidak larut satu dengan yang lain disebut material komposit. Bentuk (dimensi) dan struktur penyusun komposit akan mempengaruhi material komposit terdiri lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya. dibanding dengan material konvensional, bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya memiliki kekuatan yang dapat diatur, berat yang lebih ringan, kekuatan dan ketahanan yang lebih tinggi, tahan korosi, dan tahan keausan. Karakteristik dan sifat komposit dipengaruhi oleh material-material yang menyusunnya. Dalam hal ini, susunan struktur dan interaksi antar unsur-unsur penyusunnya. Interaksi antar unsur-unsur penyusun komposit, yaitu serat dan matriks sangat berpengaruh terhadap kekuatan ikatan antarmuka. Kekuatan ikatan antarmuka yang optimal antara matriks dan serat merupakan aspek yang penting dalam penunjukan sifat-sifat mekanik komposit [1]. Keuntungan Tabel 2.2 keuntungan dan Kerugian dari Komposit [6] Kerugian Berat berkurang Rasio antar kekuatan atau rasio kekakuan tinggi kekuatan atau kekakuan dapat beradaptasi terhadap pengaturan beban Biaya bertambah untuk bahan baku dan fabrikasi Sifat-sifat bidang melintang Lemah Kekerasan rendah 11

27 Lebih tahan terhadap korosi Matrik dapat menimbulkan degradasi lingkungan Kehilangan sebagian sifat dasar material Sulit dalam mengikat Ongkos manufaktur rendah Konduktivitas termal atau konduktivitas listrik meningkat atau menurun Analisis sifat-sifat fisik dan mekanik untuk efisiensi damping tidak mencapai konsensus Dari Tabel 2.2. Tujuan dari dibentuknya komposit [6], yaitu: a. Memperbaiki sifat mekanik dan atau sifat spesifik tertentu a. Mempermudah desain yang sulit pada manufaktur b. Keleluasaan dalam bentuk desain yang dapat menghemat biaya c. Menjadikan bahan lebih ringan Bahan komposit polymeric foam terdiri dari polyester resin tak jenuh dan blowing agent. Blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah; polyol dan isocyanate.sementara untuk mempercepat proses polimerisasi digunakan katalis jenis Merhyl Ethil Keton Perokside (MEKPO). 2.3 Komposisi Material Yang Digunakan Material penyusun dari helm sepeda yang diproduksi terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik material yang sesuai dengan struktur geometri helmsepeda yang akan diproduksi. Pengujian material penyusun helm sepeda dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik material helm, material test dibuat dengan standar pengujian. Adapunkomposisidari material penyusun helm sepedatersebutadalahsebagaiberikut: Tabel.2.3. Komposisi Material Penyusun SPESIMEN SERAT (wt%) RESIN (wt%) BLOWING AGENT (wt%) KATALIS (wt%) A B

28 C Uji kekuatan tarik disesuaikan dengan standar American Standard Testing and Material ASTM 638D [13] dengan tujuan mendapatkan harga rata-rata kekuatan tarik maksimum (σ max ) dan modulus elastisitas (E) material. Uji kekuatan bending dilakukan berdasarkan standar ASTM D [14]. 2.4 Uji Impak Jatuh Bebas Selama ini helm industri diuji menggunakan standar teknik jatuh bebas. Menggunakan alat uji impak jatuh bebas, helm yang akah diuji ditempatkan di atas sebuah head form dan dihantam dengan striker dari ketinggian tertentu dengan cara jatuh bebas. Pengujian standard ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan helm dalam menyerap energi impak (impact energi test), selain itu uji standar juga bertujuan meneliti kepatahan rusak helm (penetration test) yang memungkinkan merusak lapisan cangkang helm seperti yang terlihat pada gambar2.3. Gambar set up Alat Uji Impak Jatuh Bebas Keterangan gambar: 1. Komputer 2. Daq Labjack 3. Load Cell 13

29 4. Tes Rig 5. Helm 6. Sensor Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas atau disingkat GJB merupakan salah satu bentuk gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam arah vertikal. Konsep gerak jatuh bebas (GJB) ini hampir sama dengan konsep gerak vertikal ke bawah (GVB) yang membedakan adalah, jika pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal tidak sama dengan nol (v 0 0) sedangkan pada gerak jatuh bebas kecepatan awalnya sama dengan nol (v 0 = 0).Karena GJB tidak memiliki kecepatan awal maka gerak benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerak jatuh bebas adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal nol serta mengalami percepatan sebesar percepatan gravitsasi bumi (a=g). Karena gerak jatuh bebas merupakan GLBB yang dipengaruhi gravitasi maka perubahan kecepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas terjadi karena pengaruh gravitasi bumi. Benda yang jatuh akan bergerak semakin cepat dari kecepatan nol hingga kecepatan maksimum sesaat sebelum menyentuh bumi. Perubahan kecepatan pada benda yang jatuh bebas tersebut merupakan bentuk penambahan kecepatan. Pertambahan kecepatan ini terjadi karena gerak benda searah dengan gaya gravitasi bumi. Sehingga percepatan benda pada gerak jatuh bebas selalu bernilai positif (+a) yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g = 9,8 m/s 2 ) oleh karena itu gerak jatuh bebas merupakan jenis gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat. Contoh penerapan gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari adalah buah yang jatuh dari pohonnya, seorang penerjun payung yang jatuh bebas di udara menggunakan parasut atau sebuah benda yang dijatuhkan secara vertikal dari suatu gedung dengan ketinggian tertentu tanpa diberi kecepatan awal. Gerak jatuh bebas bisa ditunjukkan sebuah benda jatuh tanpa kecepatan awal dari ketinggian h dan dipengaruhi oleh percepatan gravitasi (g). 14

30 Secara matematis, gerak jatuh bebas ditulis: = + a.t...(2.1) Karena = 0 dan a = g, maka rumus di atas berubah menjadi: = kecepatan (m/s) g = percepatan gravitasi ( ) t = waktu (s). = g.t...(2.2) Adapun rumus untuk mencari suatu ketinggian benda (h) bisa mengganti persamaan gerak lurus berubah beraturan, sehingga di dapatkan persamaan ketinggian benda untuk gerak jatuh bebas yakni: h = ½ g....(2.3) Untuk menentukan kecepatan benda yang jatuh bebas dari ketinggian h, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: = kecepatan (m/s) g = percepatan gravitasi ( ) h = Ketinggian benda (m) = 2gh...(2.4) Gerak Lurus Gerak lurus (GL) adalah merupakan gerak dengan lintasan lurus. Ciri khas materi gerak lurus adalah nilai dari besaran vektor pada contoh gerak lurus sama dengan besaran skalarnya. Besar perpindahan sama dengan jarak tempuhnya, kecepatan sama dengan kelajuannya dan percepatan sama dengan perlajuannya. Gerak dengan lintasan lurus adalah salah satu jenis gerak yang mudah untuk dianalisis dibandingkan jenis gerak yang lainnya. Ada dua jenis gerak arah lurus, yaitu Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan. Gerak lurus beraturan (GLB) merupakan gerak dengan lintasan lurus dan kecepatan konstan. Tidak ada perubahan kecepatan pada gerak ini. Hal inilah yang membuat contoh gerak lurus beraturan lebih mudah dianalisis daripada jenis gerak yang lain. Kecepatan konstan berarti bahwa jarak yang ditempuh tiap satuan waktu adalah konstan. Jika kecepatan suatu benda yang bergerak lurus beraturan adalah 1 m/s, maka tiap detik jarak yang ditempuh adalah sebesar 1 m. 15

31 Grafik hubungan antara kelajuan terhadap waktu pada GLB dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.4 Grafik Kelajuan terhadap Waktu pada GLB[2]. Pada grafik terlihat bahwa kelajuan selalu tetap terhadap waktu. Luas daerah di bawah grafik menyatakan jarak yang ditempuh (s) atau besar perpindahannya (x) sesuai persamaan: s = vt...(2.5) Jika jarak benda mula-mula dari titik acuannya adalah, setelah waktu t, jaraknya dari titik acuan menjadi: s = +...(2.6) Momentum Dan Impuls Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut: p = mv...(2.7) p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persaman (2.7), arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya. Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis: I = F t...(2.8) Gaya impak Gaya impak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan impuls: F = F = F = 16

32 Dimana: F : Gaya (N) I : Impuls (N.s) P: Perubahan momentum (kg.m/s) m : Massa benda yang bergerak (kg) v : Kelajuan benda ( ) Tegangan Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Salah satu cohtohnya adalah tegangan tarik. Besarnya tegangan adalah perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda. Tegangan dinotasikan dengan σ, satuannya (N/ ).. Maka, rumus tegangan seperti terlihat pada persamaan (2.9) σ =...(2.9) Dimana: σ = Tegangan (N/ ) F = Gaya (Newton) = Luas penampang awal ( ) 2.5 Metode Elemen Hingga Metode elemen hingga adalah metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan teknik dan problem matematis dari suatu gejala phisis. Tipe masalah teknis dan matematis phisis yang dapat diselesaikan dengan metode elemen hingga terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok analisa struktur dan kelompok masalah-masalah non struktur. Tipe-tipe permasalahan struktur meliputi: a. Analisa tegangan/stress b. Buckling c. Analisa getaran Problem non struktur yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode ini meliputi: 17

33 a. Perpindahan panas dan massa b. Mekanika fluida c. Distribusi dari potensial listrik dan potensial magnet. Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, sepertipejalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada umumnya sulit dipecahkan melalui matematika analisis.hal ini disebabkan karena matematika analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik pada struktur yang dikaji. Penyelesaian analisis dari suatu persamaan diferensial suatu geometri yang kompleks, pembebanan yang rumit, tidak mudah diperoleh. Formulasi dari metode elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini. Metode ini akan melakukan pendekatan terhadap harga-harga yang tidak diketahui pada setiap titik secara diskrit. Dimulai dengan pemodelan dari suatu benda dengan membagi-bagi dalam bagian yang kecil secara keseluruhan masih mempunyai sifat yang sama dengan benda utuh sebelum terbagi dalam bagian yang kecil (diskritasi) Tipe Elemen dan Diskritisasi Dalam metode elemen hingga, suatu struktur benda atau daerah yang akan dianalisis dilakukan dengan cara membagi struktur menjadi sejumlah besar bentuk yang dinyatakan sebagai elemen. Elemen dapat berupa garis lurus, segi tiga, segiempat, tetrahederal dan quadrilateral.diskritisasi menghasilkan sejumlah elemen dan simpul. simpul diberi nomor demikian pula elemen sehingga diperoleh informasi elemen. Pengolahan elemen dan simpul akan mengarah pada pembentukan matriks kekakuan. Banyaknya potongan yang dibentuk bergantung pada geometri dari benda yang akan dianalisa, sedangkan bentuk elemen yang diambil bergantung pada dimensinya. Dalam penelitian ini elemen yang digunakan adalah elemen segitiga seperti gambar 2.7 berikut: 18

34 Gambar 2.5. Elemen segitiga dua dimensi[9] Matriks Kekakuan Memodelkan suatu elemen dan memberikan beban, diperlukan persamaan yang menghubungkan antara beban berupa gaya yang diberikan pada nodal elemen 16 dengan perpindahan berupa translasi pada nodal tersebut. Hubungan tersebut dapat diberikan dengan persamaan: {F} = [K]{d}...(2.10) Dimana : - {F} = Matriks kolom gaya dan momen pada nodal elemen - [K] = Matriks kekakuan elemen - {d} = Matriks kolom berisi perpindahan translasi nodal elemen. Persamaan kesetimbangan gaya yang bekerja dapat dirumuskan sebagai berikut: = k( ) = k( ) Dalam bentuk matriks persamaan di atas ditulis sebagai: = Elemen Simpleks Dua Dimensi Elemen simpleks adalah salah satu macam fungsi interpolasi dalam bentuk polinomial yang dipakai dalam metode elemen hingga. Elemen simpleks merupakan pendekatan yang dilakukan dengan polinomial yang terdiri dari term (suku) konstan dan term linier. Banyaknya koefisien dalam polinomial sama 19

35 dengan dimensi dari koordinat ruang yang ada ditambah satu. Elemen simpleks dua dimensi berupa sebuah segitiga seperti nampak pada gambar berikut ini. Gambar 2.6. Elemen simpleks dua dimensi[9]. Persamaan interpolasi polinomial elemen simpleks dua dimensi dapat dituliskan sebagai berikut: φ = + x + y...(2.11) Jika memperhatikan persamaan 2.11 dapat dituliskan syarat batas berikut ini: Pada x =, y =, harga φ = Pada x =, y =, harga φ = Pada x =, y =, harga φ = Apabila harga-harga batas di atas disubstitusikan ke persamaan interpolasi polinomial, akan diperoleh sistem persamaan: = + + = + + = + + Dalam bentuk matriks sistem persamaan di atas ditulis menjadi: =...(2.12) yang dalam bentuk simbol ditulis sebagai: {φ} = [x] {a} Fungsi Displacement Koordinat lokal dari tiap node dinyatakan dalam: - u = untuk arah horizontal - v = untuk arah vertikal 20

36 Koordinat lokal dalam kaitan dengan koordinat global dihubungkan lewat persamaan: u(x, y) = + + v(x, y) = + + Kenakan syarat batas bahwa: Pada x =, u = x =, u = x =, u = pada persamaan diatas diperoleh sistem persamaan linier berikut: = + + = + + = + + ketiga persamaan ini, dalam bentuk matriks ditulis sebagai: =...(2.13) atau { } = [ ] {α} dimana: { } = Matrik displacement horizontal lokal [ ] = Matrik absis global {α} = Matrik koefisien Demikian pula, syarat batas pada: y =, v = y =, v = y =, v = yang dikenakan pada persamaan v diperoleh: = atau {q2} = [A] {β} untuk selanjutnya yang akan diturunkan hanya untuk u saja, sedangkan untuk v diambil analogi dengan hasil yang diperoleh dari u. 21

37 2.5.5 Tegangan Bidang (Plane Stress) Dalam penelitian ini, komponen-komponen dari tegangan normal dan tegangan geser bekerja dalam dua arah saja (tidak pada arah sumbu z) sehingga: σz = τzx = τzy = 0 Hubungan antara tegangan dan regangan adalah Persamaan konstitusi dalam bentuk matriks yang dibentuk dari persamaan di atas adalah:...(2.14) diringkas: dimana: {σ} = [c]σ{ε} {σ} = vektor tegangan {ε} = vektor regangan [c]σ = matriks konstitusi untuk tegangan bidang 2.6 Simulasi Numerik Untuk menyelesaikan permasalahan numerik digunakan alat bantu software Ansys, ansys adalah aplikasi desain yang di gunakan secara internasional untuk mensimulasikan Finite Element Model dan analisis guna memudahkan project owner, engineer & designer untuk secara cepat membangun model penuh berdasarkan kebutuhan. Program Ansys ini dikembangkan di Amerika Serikat oleh National Aeronautics and Space Administrasion (NASA). Perangkat Schwendler Corporation adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan (stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanika. Dengan Ansys, kita dapat mengimport geometri CAD (Computer Aided Design) atau dengan membuat geometri sendiri dengan Ansys. 22

38 Metode elemen hingga merupakan metode yang digunakan oleh para engineer untuk menyelesaikan permasalahan teknik dan problem matematis yang dihadapinya. Adapun permasalahan teknik dan problem matematis yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode elemen hingga dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu masalah analisa struktur dan non struktur.permasalahan dalam bidang stuktur meliputi analisa tegangan, buckling, dan analisa getaran.sedangkan dalam bidang non strukfur meliputi masalah perpindahan panas, mekanika fluida, dan distribusi potensial listrik dan magnet. Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, seperti persoalan pembebanan terhadap struklur yang komplek, pada umumnya sulit dipecahkan melalui analisa matematika. Hal ini disebabkan karena analisa matematika memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik pada struktur yang dikaji. Penyelesaian analisis dari suatu persamaan differensial suatu geometri yang komplek, pembebanan yang rumit, tidaklah mudah diperoleh. formulasi dari metode elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini. Metode ini akan mengadakan pendekatan terhadap harga-harga yang tidak diketahui setiap titik secara diskrit. Mulai dengan pemodelan dari suatu benda dengan membagi-bagi dalam bagian yang kecil yang secara keseluruhan masih mempunyai sifat yang sama dengan benda yang utuh sebelum terbagi dalam bagianyang kecil (diskritisasi). Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam metode elemen hingga dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemilihantipe elemen dan diskritisasi 23

39 2. Tipe elemen yang digunakan dalam metode elemen hingga ini adalah elemen segitiga dan segi empat untuk kasus dua dimensi, sedangkan kasus-kasus tiga dimensi digunakan elemen tetrahedral, heksagonal, dan balok. Selanjutnya bagilah benda tersebut dalam elemenelemen, langkah ini disebut langkah diskritisasi. 3. Pemilihan fungsi pemindahan fungsi interpolasijenis-jenis fungsi yang sering digunakan adalah fungsi linear, fungsi kuadratik, kubik, atau polinomial derajat tinggi. 4. Mencari hubungan strain-dispiacement dan stress- strain. 24

40 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Tempat Pada umumnya kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Riset Impak dan Keretakan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik. Aktifitas kegiatan penelitian yang dilakukan diperlihatkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kegiatan penelitian No Kegiatan Lokasi Penelitian Keterangan 1 Desain helm sepeda Studio Gambar Teknik Desain Departemen Teknik Software Mesin FT USU Pengolahan serat Laboratorium foundry menggunakan Solidworks 3 Pembuatan helm Laboratorium foundry sepeda 4 Uji sifat mekanis Laboratorium Impak dan material Keretakan Unit I 5 Uji dinamis Impak Laboratorium Impak dan Jatuh Bebas Keretakan unit II Waktu Waktu penelitian ini direncanakan selama lima bulan yang dimulai dari bulan September Bahan, Peralatan dan Metode Bahan 25

41 Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini seperti yang terlihat pada tabel 3.2. No Nama Bahan Tabel 3.2. Bahan-bahan peneltian Keterangan 1 Polyester resin Jenis resin yang akan digunakan dalam penelitian ini tak jenuh adalah resin Unsaturated Polyester dengan kode produksi BQTN-157 EX. 2 Blowing Agent Jenis blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah polyurethane yang merupakan reaksi antara polyol dan isocyanate 3 Katalis Jenis katalis yang digunakan adalah jenis Methyl Ethyl Keton Peroksida (MEKPO) 4 Pelumas mold Pembongkaran spesimen yang telah dicetak agar lebih release wax. mudah dilakukan release wax maka digunakan pelumas mold 5 Serat Serabut Serat Serabut Kelapa berfungsi sebagai penguat matriks Kelapa komposit polymeric foam Polyester resin tak jenuh ( BQTN 157-EX) Polyester resin BQTN 157-EX merupakan polimer kondensat yang terbentuk berdasarkan reaksi artara polyol yang merupakan organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi, dan polycarboxylic, yang mengandung ikatan ganda. Tipikal jents polyol yang digunakan adalah glycol, seperti ethylene glycol. Sementara asarn polycarboxylic yang digunakan adalah asam phthalic dan asam maleic. Adapun jenis polyester resin yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1 berikut: 26

42 Gambar 3.1 Resin Unsaturated Poliester BQTN-157 EX Poliester resin tak jenuh adalah jenis polimer thermosef yang memiliki struktur rantai karbon yang panjang. matrik yang berjenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis. Polyester tergolong jenis polimer thermoset, yang memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya.struktur bahan yang dihasilkan berbentuk crosslink dengan keunggulan daya tahan yang lebih baik terhadap jenis pembebanan statik dan impak. Hal tersebut disebabkan oleh molekul yang dimiliki bahan dalam bentuk rantai molekul raksasa, atom-atom karbon yang saling mengikat satu dengan lainnya mengakibatkan struktur molekulnya menghasilkan efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan data karakteristik mekanik bahan polyester resin tak jenuh seperti terlihat sebagai berikut: Tabel 3.3. Karakteristik mekanik polyester resin tak jenuh[12]: Sifat Mekanik Satuan Besaran Berat Jenis (ρ ) kg/m 3 1,2 s/d 1,5 Modulus Young ( E ) Gpa 2 s/d 4,5 Kekuatan Tarik ( σ t ) Mpa 40 s/d Blowing agent Blowing agent adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan struktur berongga pada komposit yang dibentuk. Jenis blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah palyurethane. Bentuk polyol dan isocyanate yang dipergunakan dalam penelitian ini diperlihatkan pada gambar

43 Gambar 3.2 Blowing agent Polyurethane adalah suatu jenis polimer yang mengandung jaringan urethane yaitu -NH-CO 2 -O-. Polyurethane dibentuk oleh reaksi senyawa isosianat yang bereaksi dengan senyawa yang memiliki hydrogen aktif seperti diol (polyol) yang mengandung group hydroksil dengan mempercepat reaksi yaitu katalis. Unsur nitrogen yang bermuatan pada kelompok alkohol (polyol) akan membentuk ikatan urethane antara dua unit monomer dan menghasilkan dimer urethane. Reaksi isosianat ini akan membentuk amina dan gas karbon dioksida (CO 2 ). Gas ini yang kemudian akan membentuk busa pada bahan polirner yang terbentuk. Bahan yang terbentuk dari campuran blowing agent dan polimer disebut dengan bahan polymeric foam. Bahan polymeric foam banyak ditemukan sebagai busa kaku dan fleksibel yang digunakan sebagai pelapis atau perekat bahan. Berdasarkan sifat mekaniknya bahan ini memiliki 4 (empat) sifat penting di antaranya: 1.Sifat Elastik sifat ini berhubungan dengan sifat kekakuan bahan yang terdiri dari geometri, bentuk dan mikrostrukturnya. 2.Sifat Viskoelastik sifat peredaman solid bahan, sifat ini merupakan efek dari bentuk geometri bahan tersebut. 3.Sifat Akustik sifat ini berhubungan dengan sifat media yang dilewati oleh perambatan suara akibat bentuk struktur yang berongga akan memudahkan gelombang udara masuk kedalam bahan dan terserap atau terperangkap sebagian besar ke dalam struktur tersebut. Dengan demikian suara yang keluar dan atau dipantulkan oleh bahan polymeric foam akan mengalami pelemahan. 28

44 4.Sifat Viskoakustik. sifat ini berhubungan dengan peredaman fluida yang dihubungkan dengan geometri, bentuk mikrostruktumya yang sama dengan sifat elastiknya Katalis Katalis merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi polimerisasi struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan atmosfir. jenis katalis yang digunakan adalah jenis Methyl Ethyl Keton Peroksida (MEKPO), seperti diperlihatkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3. Katalis MEKPO Pemberian katalis dapat berfungsi untuk mengatur waktu pembentukan gelembung blowing agen sehingga tidak mengembang secara berlebihan, atau terlalu cepat mengeras yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan gelembung Serabut Kelapa Serat serabut kelapa yang tebal, kasar tetapi tahan lama adalah produk sampingan yang didapatkan dari hasil ekstraksi tempurung kelapa. Serat serabut kelapa merupakan sebuah serat yang secara alami didapat dari kulit kelapa. Ada dua jenis serabut kelapa, serat berwarna cokelat yang berasal dari kelapa tua dan serat berwarna putih dari kelapa yang muda. Serat yang berwarna cokelat merupakan serat yang tebal, kuat, dan memiliki ketahanan terhadap pengkisan yang tinggi. Serat berwarna putih lebih halus juga tipis, dan lebih rapuh. Kedua jenis serat kelapa tersebut memiliki kisaran panjang antara cm. Serat yang memiliki panjang 20 cm disebut serat busa, sedangkan yang lebih pendek juga tekturnya halus disebut serat matras. 29

45 Dalam sebuah tempurung kelapa seberat 300 gram terdapat serat seberat 80 gram yang sepertiganya adalah serat busa. Industri berbasis serat serabut kelapa sudah mulai berkembang di beberapa negara penghasil kelapa seperti India, Tanzania, Kenya, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Sri Lanka, Nigeria, Ghana. Tabel 3.4. Komposisi Kimia Serat Serabut Kelapa[11] Komponen Kimia Komposisi ( % ) Lignin Selulosa Holoselulosa Pectin Air terlarut Abu Tabel 3.5. Karakteristik Fisik Serat Serabut Kelapa[11] Parameter Ukuran Panjang (in) Densitas (g/cc) 1,40 Diameter (mm) 0,1-1,5 Keuletan (g/tex) 10 Modulus Elastisitas (dyne/cm 2 ) 1,

46 Gambar 3.4. Serat Serabut Kelapa Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian saya ini adalah sebagai berikut: 1. Komputer/Laptop 2. Software Solidworks Software Ansys Komputer/Laptop Komputer/Laptop adalah komputer bergerak (bisa dipindahkan dengan mudah) yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung ukuran, bahan, dari spesifikasi laptop tersebut, laptop dapat digunakan dalam lingkungan yang berbeda dari komputer. Mereka termasuk layar, keyboard, dan trackpad atau trackball, yang berfungsi sebagai mouse. Karena laptop dimaksudkan untuk digunakan di mana saja, laptop memiliki baterai yang memungkinkan untuk beroperasi tanpa terhubung ke stopkontak (sumber listrik). Laptop juga termasuk adaptor daya yang memungkinkan untuk menggunakan daya dari stopkontak dan mengisi kembali baterai. Pada pembahasan ini Laptop digunakan untuk mendesain helm sepeda dengan mengunakan Software Solidworks 2012 dan juga untuk menjalankan software Ansys Spesifikasi Laptop yang digunakan pada pengujian ini : 31

47 - Intel Core i3 4005U-1.7Ghz, - RAM 4GB, HDD 500GB, - VGA nvidia Geforce GT930-2GB, - Layar 14 inci, - Windows 10 Gambar 3.5. Laptop Software Solidworks 2012 Solidworks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh DASSAULT SYSTEMES digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk merepresentasikan part sebelum real part nya dibuat atau tampilan 2D (drawing ) untuk gambar proses permesinan. Pada pembahasan ini software solidworks 2012 digunakan untuk mendesain model helm sepeda. 32

48 Gambar 3.6. Software Solidworks Software Ansys 16.0 Ansys adalah sebuah software analisis elemen hingga (finite element), bisa dipakai untuk melakukan analisis mekanika benda tegar, analisis fluida, dan analisis perpindahan panas. Gambar 3.7. Software Ansys Desain Helm Sepeda 33

49 Penelitian ini dilakukan dengan membuat dua permodelan helm sepeda dengan menggunakan software solidworks Desain helm sepeda dibuat sederhana, struktur helm sepeda yang dijadikan objek penelitian memiliki dimensi panjang 250mm, lebar 160mm, dan tinggi 170mm dengan ketebalan 30mm Model helm sepeda dengan tulang lurus depan Desain helm sepeda dengan pandangan arah bagian depan dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut: Gambar 3.8. Model Helm sepeda dengan pandangan tulang lurus depan Keterangan: Pada gambar 3.8 ini model helm sepeda dengan pandangan tulang lurus ke depan di desain untuk mengambil data hasil simulasi jatuh bebas impak bagian depan untuk membuat perbandingan dengan helm jatuh bebas impak bagian depan eksperimental Model helm sepeda dengan tulang lurus ke samping Desain helm sepeda dengan pandangan arah bagian samping dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut: 34

50 Gamabar 3.9 Desain helm sepeda dengan tulang lurus ke samping keterangan: Pada gambar 3.9 ini model helm sepeda dengan pandangan tulang lurus ke samping di desain untuk mengambil data hasil simulasi jatuh bebas impak bagian samping untuk membuat perbandingan dengan helm jatuh bebas impak bagian samping eksperimental Model helm sepeda dengan tulang lurus ke atas Desain helm sepeda dengan pandangan arah bagian atas dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut : Gambar 3.10 Desain helm sepeda dengan tulang lurus atas. keterangan: 35

51 Pada gambar 3.10 ini model helm sepeda dengan pandangan tulang lurus ke atas di desain untuk mengambil data hasil simulasi jatuh bebas impak bagian atas untuk membuat perbandingan dengan helm jatuh bebas impak bagian atas eksperimental. 3.4 METODE Simulasi Impak Jatuh Bebas Menggunakan Ansys 16.0 Simulasi impak jatuh bebas pada metode penelitian ini menggunakan software Ansys Ansys workbench adalah salah satu perangkat lunak berbasis metode elemen hingga yang dipakai untuk menganalisa masalah-masalah rekayasa (engineering). Langkah simulasi ansys workbench dilakukan dalam 3 golongan proses pengerjaan yaitu Preprocessing, Solution, Post Processing. Untuk penjelasan langkah- langkah untuk simulasi ansys akan di terangkan sebagai berikut: 1. Ansys workbench 16.0 Untuk memulai ansys bisa melalui dua langkah yaitu dari ikon shortcut di desktop atau melalui Start all Program Ansys 16.0 workbench Setelah workbench 16.0 tertampil pada samping kiri muncul toolbox lalu pilih explicit dynamic pada analysis system dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut: Gambar Explicit dynamics 36

52 3. Lalu pada project schematic akan muncul project expiicit dynamics, seperti gambar 3.12 berikut: Gambar 3.12 project schematic 4. Pada project explicit dynamics terdapat langkah-langkah yang harus di selesaikan secara pertahap dan berurut, tahap pertama yang harus diselesaikan pada engineering data Engineering data. Pada penelitian ini digunakan material baru yaitu polymeric foam dengan serabut kelapa yang belum terdaftar pada ansys workbench sehingga kita perlu memasukan data materialnya ke engineering data. Double klik pada enggineering data, kemudian menu engineering data akan tertampil, pada"outline of schematic B2 ; engineering data terdapat kotak bertuliskan "'click here to add a new material, klik pada kotak lalu masukkan nama data material baru yang ingin kita simulasikan, disini penulis memasukan nama material baru " polymeric foam dengan serat serabut kelapa" dapat dilihat pada gambar 3.13 berikut: 37

53 Gambar Data material baru Lalu pada toolbox klik physical Properties Density lalu masukan nilai density pada"tabel of properties row 2: Density" yang muncul di sebelah kanan tentukan satuanya dibawah kolom B dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut: Gambar Data density Kemudian pada toolbox klik linier elastic isotropi elasticity lalu masukan nilai modulus young dan poisson's ratio" pada "tabel of properties row 3: Isotropic elasticity" untuk modulus young tentukan satuanya dibawah kolom B seperti pada gambar 3.15 berikut: Gambar Data isotropic elasticity 38

54 Setelah semua step dilakukan maka step pada engineering data selesai, kemudian klik return to project maka akan kembali ke menu project schematic dan akan muncul tanda checklist pada engineering data Geometri Data Pada menu geometri berfungsi sebagai tempat pembuataan model yang akan disimulasikan pada ansys bisa langsung membuat model yang akan disimulasikan langsung pada software ansys dan bisa juga mengimport model 3D yang akan disimulasikan langsung yang telah di buat dengan software Iain seperti autocad, solidworks, catia dll. Disini model 3D helm dan anvile telah dibuat menggunakan saftware solidworks jadi model di import langsung ke ansys dengan cara klik kanan pada geometry import geometry brows, maka akan tampil menu pencarian file model helm yang akan di import, pilih file open seperti pada gambar 3.16 berikut: Gambar lmport geometry Kemudian double klik pada geometry, pada menu geometry klik generate close. Setelah semua step dilakukan maka step pada geometri selesai dan akan muncul tanda checklist pada geometri Model / Ansys Mechanical 39

55 Pada menu model dilakukan simulasi helm yang akan diteliti dengan cara double klik pada model maka menu explicit dinamics akan tampil, pada outline di samping terdapat keterangan step yang harus di selesaikan secara berurutan. Pertama pada outline pilih project model (A4) geometry terdapat dua body yaitu solid 1 dan salid 2, klik kanan pada solid yg menunjukan anvile di keterangan gambar rename, ganti nama menjadi anvile pada menu "details of anvile" di kiri bawah pilih definition stiffness behavior, untuk material assigment pilih structural steel seperti pada gambar 3.17 berikut: Gambar 3.17 Details of anvile Kedua pada solid yang menujukkan keterangan helm pada gambar rename, ganti nama menjadi Helm pada menu "details of Helm" di kiri bawah pilih definitions stiffness behavior tetap flexible, pada material assigment klik kanan pilih polymeryc foarm dengan sabut kelapa yang dimasukkan ke engineering data sebelumnya seperti pada gambar 3.18 berikut: 40

56 Gambar Detail of helm Setelah step diatas dilakukan maka pada step pada geometri selesai dan akan muncul tanda cheeklist pada samping geometri. Ketiga, pada connections contacts contact region, pada menu "details" di kiri bawah pada scope contac klik pada gambar keterangan di sebelah kanan bagian helm yang terkena anvile ktik apply, pada target, klik pada gambar keterangan di sebelah kanan bagian anvile yang terkena helmet apply, kemudian pada Definition type pilih no separation seperti pada gambar 3.19 berikut: Gambar 3.19 Connections Setelah semua step diatas dilakukan step pada connections selesai dan akan muncul tanda checklist pada connetions. Keempat pada mesh klik kanan Generate mesh,pada mesh tidak ada pengaturan details di defoult sesuai standar ansys, setelah semua step diatas selesai maka seluruh pengaturan di Model (21) seperti pada gambar 3.20 berikut: 41

57 Garnbar Mesh Kelima menentukan velocity helm yang akan disimulasikan impak jatuh bebas dengan cara pada project explicit dynamics (A5) pilih kanan initial conditions insert velocity, maka akan muncul menu "details of velocily, pada scape Geometry pilih seluruh body helmet kemudian definition define by pilih component maka akan mrurcul di kolom bawah coordinate system masukan nilai velocity sesuai arah sumbu jatuhnya helm seperti pada gambar 3.21 berikut: Gambar 3.21 Details of velocity Keenam menetukan analysis settings, pada menu analysis settings masukan data end time yang didapat dari hasil eksperimental impak jatuh bebas, klik pada analysis settings maka akan muncul menu "details of analysis settings" padastep control end time seperti pada gambar 3.22 berikut: 42

58 Gambar Analysis settings Ketujuh menetukan fixed support, kegunaan fixed support bertujuan untuk mengunci bagian body sehingga menjadi tidak bergerak pada simulasi anvile dikondisikan pada keadaan diam dengan klik kanan explicit dynamics insert fixed support maka akan muncul menu details of fixed support pada scope geometry pilih semua body dari anvile seperti pada gambar 3.23 berikut: Gambar Fixed support Setelah semua step diatas dilakukan maka step pada explicit dynamics (A5) telah di selesaikan selanjutnya Solution (A6) pada step ini untuk memilih hasil apa saja yang akan dicari pada simulasi yang dilakukan, klik kanan pada solution insert pilih eqivalent stress untuk mencari tegangan pada helm sepeda seperti pada gambar 3.24 berikut: 43

59 Gambar Solution Kedelapan mengklik ikon solver pada toolbar dan proses simulasi mulai dijalankan aleh ansys, proses simulasi ini berjalan sekitar 6 jam hingga selesai. setelah simulasi selesai maka hasil dari simulasi bisa dilihat pada equivalent stress dan bisa dilihat tegangan maksimal yang terjadi akibat impak jatuh bebas pada hasil simulasi. Pada penelitian terdapat variabel-variabel penting yang meliputi sebagai berikut : 1. Variable terikat Variable terikat adalah variable tetap dan akan berubah bila variabel bebas berubah, antara lain : a. Tegangan (σ) 2. Variable Bebas Variable bebas adalah variabel yang jika berubah maka akan mempengaruhi variable terikat, antara lain : a.kecepatan (v) b.massa jenis (ρ ) c.modulus elastisilas (E) d. Poisson ratio (μ) 44

60 3.5 Diagram Alir Penelitian Diagram alir proses pada penelitian simulasi helm sepeda dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Mulai Penulisan laporan dan studi literatur Membuat Model CAD Identifikasi Parameter dan fisik model Simulasi Numerik ANSYS (Dinamik) Hasil Analisis Kesimpulan Selesai Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian 45

61 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Tegangan yang terjadi pada setiap pengujian bergantung kepada luas permukaan daerah pembebanan. Selain itu juga mendapatkan besarnya energi potensial yang diterima oleh helm tersebut. Energi yang diserap helm tersebut bergantung kepada posisi ketinggian jatuh helm ke anvil yang diaplikasikan. Ketinggian dalam pengujian adalah 1,5 m. Tegangan dan energi potensial yang terjadi akibat beban impak dapat diukur dengan menggunakan alat uji jatuh bebas multiguna yang ada pada Pusat Riset Impak dan keretakan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Medan. Selanjutnya dilakukan simulasi komputer menggunakan program Ansys Workbench Dari simulasi secara dinamik pada sisi atas, sisi depan, dan sisi samping helm sepeda diperoleh hasil tegangan maksimum (von Mises) dan regangan maksimum (von Mises). 4.2 Hasil pembuatan helm sepeda Dimulai dengan pembuatan model helm sepeda dengan menggunakan software solidworks 2012 yang dijadikan objek penelitian mempunyai dimensi panjang 250 mm,lebar 160mm, dan tinggi 170 mm sedangkan massa helm berkisar diantara270 s.d 350 gr pada gambar 4.l berikut: 46

62 Gambar 4.1. Model helm sepeda 4.3 Metode Pengujian Penelitian Metode Simulasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pembebanan pada pengujian impak jatuh bebas yang diberikan pada tiga titik yaitu atas, samping dan depan dari struktur helm sepeda ini dikarenakan bagian tersebut merupakan bagian yang memiliki kemugkinan besar mengalami benturan saat terjadinya kecelakaan. Data hasil simulasi akan dibandingkan dengan hasil pengujian impak jatuh bebas, pengujian impak jatuh bebas ini digolongkan pada pengujian impak kecepatan rendah, alat uji impak jatuh bebas menggunakan sensor cahaya yang diletakaan pada ketinggian 1,5 m. Dengan asumsi bahwa kecepatan maksimum bersepeda 15 km/jam dan ketinggian rata-rata orang indonesia 1,6 m maka tinggi maksimum uji impak jatuh bebas adalah 1.5 m. Alat yang digunakan unfuk mengukur beban impak jatuh bebas menggunakan load cell. Data yang diperoleh load cell berupa data analog kemudian diubah oleh DAQ menjadi data digital. 4.4 Simulasi Impak Menggunakan ANSYS 16.0 Workbench Pada penelitian ini menggunakan software ansys 16.0 untuk menganalisa struktur helmsepeda bahan polymeric foam diperkuat serat serabut kelapa akibat beban impak jatuh bebas. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tegangan yang diterima oleh helm sepeda. Selanjutnya hasil pengujian 47

63 dibandingkan hasil simulasi mana lebih baik diantara dua model helm sepeda. Simulasi ini memerlukan data-data yang telah diambil dari pengujian eksperimental adapun datanya yang dibutuhkan meliputi : 1. Modulus young : 4300 MPa 2. Poisson ratio : 0,3 3. Anvil material : Structural Steel 4. Kekakuan material helm : Flexibel 5. Kekauan material Anvil : Rigid 4.5 Simulasi Pembebanan Sisi Atas Helm Sepeda Penelitian yang dilakukan pada simulasi pada sisi atas dengan ketinggian 1.5 meter dilakukan pada model helm posisi jatuh helm dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut. Gambar 4.2. Posisi jatuh helm Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data data yang diperoleh dari eksperimental maka diperoleh tegangan seperti pada gambar 4.3 berikut: 48

64 Gambar 4.3. Hasil distribusi tegangan maksimum sisi atas helm Pada gambar 4.3 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi atas dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,83 MPa. Selain distribusi tegangan pada sisi atas yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan, samping dan belakang helm secara berturut-turut pada gambar 4.4,4.5, dan 4.6 berikut. Gambar 4.4. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi atas Gambar 4.5. Distribusi tegangan pada sisi samping hasil simulasi impak sisi atas 49

65 Gambar 4.6. Distribusi tegangan pada sisi belakang hasil simulasi impak sisi atas 4.6. Simulasi Pembebanan pada sisi samping helm sepeda Penelitian yang dilakukan Simulasi pada sisi samping helm sepeda dengan ketinggian 1,5 meter dilakukan pada model helm sepeda dengan posisi jatuh helm dapat dilihat pada garnbar 4.7 berikut: Garnbar 4.7. posisi jatuh helm sepeda bagian samping Pada gambar 4.7 dapat dilihat posisi jatuh helm sepeda terjadi pada bagian samping mengenai anvile yang berada pada bawah helm sepeda. 50

66 Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data-data yang diperoleh dari eksperimental maka diperoleh tegangan seperti pada gambar 4.8 berikut: Gambar 4.8 Hasil distribusi tegangan maksimum sisi samping helm Pada gambar 4.8 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi samping dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,27 MPa. Selain distribusi tegangan pada sisi samping yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan, samping dan belakang helm secara berturut-turut pada gambar 4.9,4.10, dan 4.11 berikut. Gambar 4.9. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi samping 51

67 Gambar Distribusi tegangan pada sisi samping kanan hasil simulasi impak sisi samping Gambar Distribusi teganganpada sisi belakang hasil simulasi impak sisi samping 4.7. Simulasi Pembebanan Pada Sisi Depan Helm Sepeda Penelitian yang dilakukan simulasi pada sisi depan helm sepeda dengan ketinggian 1,5 meter dilakukan pada model helm sepeda dengan posisi jatuh helm dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut: 52

68 Gambar posisi jatuh helm sepeda bagian depan Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data yang diperoleh eksperimental maka diperoleh tegangan maksimum seperti pada gambar 4.13 berikut: Gambar Hasil distribusi tegangan sisi depan helm Pada gambar 4.13 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi depan dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,43 MPa. Selain distribusi tegangan pada sisi depan yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan dan samping helm secara berturut-turut pada gambar 4.14, dan 4.15 berikut. 53

69 Gambar 4.14.Disrtibusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi depan Gambar Distribusi tegangan pada sisi samping kanan hasil simulasi impak sisi depan 4.8 Tabulasi dan Perbandingan Data Hasil Simulasi pengujian Dari hasil simulasi Ansys workbench16.0 akibat impak jatuh bebas diatas bisa dilihat perbandingan mana yang lebih baik diantara kedua model helm sepeda dapat dirangkum seperti pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1. Hasil simulasi impak jatuh bebas 4.9. Pengujian Atas Samping Depan Max (MPa) 1,83 MPa 1,27 MPa 1,43 MPa Tabulasi data Hasil Pengujian Jatuh Bebas Secara Eksperimental Pengujian Pada Sisi Atas Helm Sepeda 54

70 Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi atas helm sepeda ketinggian 1,5 m diperoleh datarata-rata sebagai berikut. a. Besar Gaya rata-rata = 293,84 N b. Luas area impak rata rata= 150 mm 2 c. Tegangan Rata-rata = 1,96 MPa Tabel 4.2. Hasil pengujian sisi atas helm sepeda impak jatuh bebas ketinggian 1,5 m Area Impak Luas Area Impak A (mm 2 ) Gaya Pengujian F (N) Tegangan (MPa) Keterangan Atas ,65 1,77 Retak Atas ,14 2,12 Retak Atas ,73 1,98 Retak Pengujian Pada Sisi Samping Helm Sepeda Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi samping helm sepeda ketinggian 1,5 m diperoleh data rata-rata sebagai berikut a. Besar Gaya rata-rata = 194,86 N b. Luas area impak rata rata= 150 mm 2 c. Tegangan Rata-rata = 1,30 MPa Tabel 4.3. Hasil pengujian sisi samping helm sepeda impak iatuh bebas ketinggian 1,5 m Area Impak Luas Area Impak A (mm 2 ) Gaya Pengujian F (N) Tegangan (MPa) Keterangan Samping ,54 1,43 Retak Samping ,80 1,27 Retak Samping ,23 1,19 Retak Pengujian Pada Sisi Depan Helm Sepeda 55

71 Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi atas helmet sepeda ketinggian 1,5 meter diperoleh data rata-rata sebagai berikut. a. Besar Gaya rata-rata = 239,59 N b. Luas area impak rata rata= 150 mm 2 c. Tegangan Rata-rata = 1,60 MPa Tabel 4.4. Hasil pengujian sisi belakang helm sepeda impak jatuh bebas ketinggian 1,5 m Area Impak Luas Area Impak A (mm 2 ) Gaya Pengujian F (N) Tegangan (MPa) Keterangan Depan ,06 1,53 Retak Depan ,77 1,70 Retak Depan ,95 1,57 Retak 4.10 Perbandingan Hasil Simulasi Dengan Uji Eksperimental Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil data gambaran yang diperoleh pada simulasi impak jatuh bebas dengan eksperimental impak jatuh bebas bertujuan untuk rnengetahui seberapa besar perbedaan hasil data dari simulasi dengan data yang diperoleh pada eksperimental sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat. Perbandingan hasil simulasi dengan eksperimental bisa dilihat sebagai berikut Perbandingan Pengujian Atas Dari hasil simulasi Ansys workhench 16.0akibat impak jatuh bebas sisi atas helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut : 56

72 Gambar area pembebanan impak sisi atas helm sepeda Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,83 MPa. Sementara tegangan hasil eksperimental sisi atas adalah 1,96 MPa. Perbandingan antara simulasi dengan hasil experimental dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Perbandingan pengujiaan atas Tegangan (MPa) Ansys Eksperimental 1,83 Mpa 1,96 MPa Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut : = = = 6,63 % Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,13 MPa atau 6,63 % Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.17 hasil pengujian experimental sebagai berikut. 57

73 (a) (b) (c) Gambar 4.17 a) Pola kerusakan spesimen uji impak area atas helm, (b) Area retakan specimen (c) area tegangan maksimum munculnya keretakan Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar 4.17 spesimen mengalami retak pada sisi samping sekitar tulang atas helm dan terjadi penurunan Tulang bagian atas helm 5 mm disekitar area impak pada gambar pola di b. Hal ini disebabkan titik impak terjadi pada bagian tulang helm, gaya impak jatuh bebas di permukaan sisi atas helm menimbulkan tegangan tekan pada permukaan helm dan tegangan tarik pada permukaan dalam helm, hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang tejadi pada helm, yang merupakan suatu informasi untuk menganalisa penjalaran retak yang akan terjadi, dari gambar c tegangan vs waktu arah sumbu y lebih besar terjadi dibandingkan arah sumbu x, ini menunjukan bahwa keretakan yang terjadi pada lokasi retak jelas disebabkan oleh tegangan tekan pada permukanan dan tarik pada bagian dalam arah sumbu y sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y Perbandingan Pengujian Samping Dari hasil simulasi Ansys workbench 16.0 akibat impak jatuh bebas sisi samping helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.18 sebagai berikut. 58

74 Gambar area pembebanan impak sisi samping helm sepeda Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,27 MPa. Sementara tegangan hasil eksperimental sisi samping adalah 1,30 MPa. Perbandingan antara simulasi dengan hasil experimental dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Perbandingan pengujian samping Tegangan ( MPa) Ansys Experimental 1,27 MPa 1,30 MPa Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut : = = = 2,30 % Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,03 MPa atau 2,30 % Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.19 hasil pengujian experimental sebagai berikut: 59

75 (a) (b) Gambar 4.19 (a) Pola kerusakan spesimen uji impak area samping helm (b) area tegangan maksimum munculnya keretakan Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar spesimen mengalami retak pada daerah tepi tulang akibat impak jatuh bebas dan pecah pada bagian tepi luar dan dalam helm. Hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang terjadi pada helm, yang merupakan suatu informasi untuk menganalisa penjalaran retak yang akan terjadi, dari gambar b tegangan vs waktu arah sumbu z lebih besar terjadi dibandingkan arah sumbu x, ini menunjukan bahwa keretakan yang terladi pada lokasi retak jelas disebabkan oleh tegangan tekan pada permukanan dan tarik pada bagian dalam arah sumbu z sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y Perbandingan Pengujian Depan Dari hasil simulasi Ansys workbench 16.0 akibat impak jatuh bebas sisi depan helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.20 sebagai berikut. 60

76 Gambar area pembebanan impak sisi depan helm sepeda Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,42 MPa. Sementara tegangan hasil eksperimental sisi depan adalah 1,60 MPa. Perbandingan simulasi dan hasil experimental dapat ditunjukkan padatabel 4.7. Tabel 4.7 Perbandingan pengujian depan Tegangan (MPa) Ansys Experimental 1,42 Mpa 1,60 MPa Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut : = = =11,25 % 61

77 Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,18 MPa atau 11,25 %. Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.21 hasil pengujian experimental sebagai berikut. (a) (b) Gambar 4.21 (a) Pola kerusakan spesimen uji impak titik depan helm, (b) Area retakan spesimen Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar 4.21 spesimen mengalami pola retak pada bagian luar helm pada gambar b hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang terjadi pada helm pada sekitar titik impak. Dari hasil perbandingan antara simulasi dan eksperirnental diatas yang diketahui adanya perbedaan selisih antara simulasi dan eksperimental disebabkan oleh beberapa parameter pengujian seperti temperatur, cacat material, kerapatan yang tidak homogen, pengkalibrasian alat uji dan sebagainya merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil simulasi menggunakan software ANSYS 16.0 dengan hasil eksperimental uji impak jatuh bebas. 62

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang studi literatur yang berkaitan denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat TKKS yang diuji menggunakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISA STRUKTUR PARKING BUMPER MATERIAL KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK MENGGUNAKAN ANSYS REL. 5.4 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Tekni

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bebas. Metode pengujian ini mengacu pada standar ASTM E23, ISO 148 dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bebas. Metode pengujian ini mengacu pada standar ASTM E23, ISO 148 dan BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pendahuluan Metode pengujian impak yang dilakukan yaitu metode yang menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam penelitian ini akan digunakan alat uji impak jatuh bebas. Metode

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI 5 SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ZULFRIEND IRWANTO MANRU 070401033 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Tinjauan Umum Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu perlu diketahui tentang dasar-dasar desain suatu produk. Desain produk merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

KEKUATAN KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PEMBEBANAN DINAMIK

KEKUATAN KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PEMBEBANAN DINAMIK Jurnal Ilmiah MEKANIK Teknik Mesin ITM, Vol. 4 No., November 016 : 67-76 KEKUATAN KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PEMBEBANAN DINAMIK M yani Dosen Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Kata komposit berasal dari kata to compose yang berarti menyusun atau menggabung. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM ANALISA PERILAKU KERETAKAN SAMBUNGAN PADA PENUTUP DRAINASE SEKALIGUS SEBAGAI PARKING BUMPER PADUAN BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM ANSYS SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunanya dari ancaman senjata-senjata musuh maka helmet terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunanya dari ancaman senjata-senjata musuh maka helmet terus berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemunculan helmet telah lahir sejak zaman Yunani kuno. Pada zaman ini helmet merupakan bagian dari teknologi perang yaitu sebagai pelengkap dari baju zirah/baju besi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOLDANI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOLDANI STUDI EKSPERIMENTAL STRUKTUR HELMET PENGENDARA SEPEDA AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS PADA BAHAN POLIMER BUSA KOMPOSIT DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12. ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.1 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

ANALISA RESPON PARKING BUMPER REDISAIN DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK

ANALISA RESPON PARKING BUMPER REDISAIN DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK ANALISA RESPON PARKING BUMPER REDISAIN DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK Fernando Binsar Siagian 1, Bustami Syam 2 1,2 Departemen Teknik

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS

ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik AHMAD FAIZ RAMADHAN HASIBUAN 070401003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda - beda pada penggunaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Composite. Fiber - Reinforced. Continous. Disontinous Streng. (Aligned) (Short) thened. Aligned. Matriks Penguat Komposit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Composite. Fiber - Reinforced. Continous. Disontinous Streng. (Aligned) (Short) thened. Aligned. Matriks Penguat Komposit BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda - beda pada penggunaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM STUDI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI ANSYS 12 PEMBUATAN ASPAL POLIMER DENGAN PERBANDINGAN CAMPURAN POLISTIRENA PADA ASPAL 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 DENGAN AGREGAT 300 gr PASIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 ANALISIS SIMULASI STRUKTUR CHASSIS MOBIL MESIN USU BERBAHAN BESI STRUKTUR TERHADAP BEBAN STATIK DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT DENGAN VARIASI POLYURETHANE YANG AKAN DIGUNAKAN PADA PESAWAT UAV

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT DENGAN VARIASI POLYURETHANE YANG AKAN DIGUNAKAN PADA PESAWAT UAV ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIMER BERONGGA (POLYMERIC COMPOSITE FOAM) DENGAN VARIASI POLYURETHANE YANG AKAN DIGUNAKAN PADA PESAWAT UAV ANDRI SETIAWAN NIM : 090401054 TUGAS AKHIR YANG DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data statistik Kehutanan (2009) bahwa hingga tahun 2009 sesuai dengan ijin usaha yang diberikan, produksi hutan tanaman mencapai 18,95 juta m 3 (HTI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) Citra Mardatillah Taufik, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1 PEMBUATAN SAMPEL 4.1.1 Perhitungan berat komposit secara teori pada setiap cetakan Pada Bagian ini akan diberikan perhitungan berat secara teori dari sampel komposit pada

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik sangat banyak. Selain itu juga dibutuhkan material dengan massa jenis yang kecil serta

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI PENGARUH BEBAN DAN TEKANAN UDARA PADA DISTRIBUSI TEGANGAN VELG JENIS LENSO AGUS EFENDI Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Velg merupakan komponen utama dalam sebuah kendaraan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen, data yang diperoleh dari pengujian impak jatuh bebas.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen, data yang diperoleh dari pengujian impak jatuh bebas. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen, data yang diperoleh dari pengujian impak jatuh bebas. 3.1. Tempat dan Waktu 3.1.1. Tempat Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit Tandan kosong kelapa sawit merupakan bagian dari pohon kelapa sawit yang berfungsi sebagai tempat untuk buah kelapa sawit. Setiap tandan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *)   ABSTRAK PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif

Lebih terperinci

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa M. Rafiq Yanhar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UISU Abstrak Penelitian ini mengetengahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat alam khususnya pisang yang berlimpah di Indonesia sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Kata komposit berasal dari kata to compose yang berarti menyusun atau menggabung. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SUKRIL AMIN NASUTION NIM.

SKRIPSI. Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SUKRIL AMIN NASUTION NIM. EKSPERIMEN DAN SIMULASI CATIA V5R21 KEKUATAN IMPAK JATUH BEBAS PADA STRUKTUR ATAP MOBIL DARI BAHAN KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material dan Laboratorium Getaran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2 Diagram Alir Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar untuk komoditas hortikultura berupa nanas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ke 21 ini, kebutuhan akan trasportasi dalam suatu masyarakat meningkat. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan pergerakan alat-alat angkut tersebut secara

Lebih terperinci

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%) TUGAS AKHIR UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%) Disusun Oleh: TARNO D 200 060 033 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR ANALISIS KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SERAT NANAS 40% DAN SERBUK KAYU SENGON 60% PADA FRAKSI VOLUME 40%,50%,60% BERMATRIK RESIN POLYESTER UNTUK PANEL AKUISTIK Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat sebagai elemen penguat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang diteruskan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GUNAWAN NIM.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Komposit Komposit didefenisikan sebagai kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuknya, komposisi kimianya, dan tidak saling melarutkan antara materialnya

Lebih terperinci

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik yang sulit didapat seperti logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer, BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer, Sofware ANSYS dan perangkat lunak lainnya. Bahan yang digunakan adalah data Concrete

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI Oleh : AMAR BRAMANTIYO 040304005Y DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia yang modern ini penggunaan material komposit mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya sebagai limbah yang tidak dimanfaatkan, padahal serat batang pisang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material komposit dalam bidang teknik semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan karakteristik material ini. Material komposit mempunyai banyak keunggulan

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH Alwiyah Nurhayati Abstrak Serabut kelapa (cocofiber) adalah satu serat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai jenis bambu diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9] BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN METODE ELEMEN HINGGA 2.1 Mesin press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Timbangan digital Digunakan untuk menimbang serat dan polyester.

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS SKRIPSI Skripsi yang diajukan untuk melengkapi Syarat untuk

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK)

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) Oleh Muftil Badri M 1, Bustami Syam 2, Samsul Rizal 3, Krishna Surya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposit Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal. Komposit berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 DESAIN STRUKTUR DAN PEMBUATAN PARKING BUMPER DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP BEBAN IMPAK DAN TEKAN TESIS SYURKARNI ALI 097015012/MTM FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Dikeringkan, Dipotong sesuai cetakan Mixing Persentase dengan Rami 15,20,25,30,35 %V f Sampel Uji Tekan Sampel Uji Flexural Sampel Uji Impak Uji

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan

PENDAHULUAN. Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET La Maaliku 1, Yuspian Gunawan 2, Aminur 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,

Lebih terperinci

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah berumur

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN BAHAN STEEL 304 TERHADAP KEKUATAN IMPAK BENDA JATUH BEBAS ABSTRAK

ANALISA KEKUATAN BAHAN STEEL 304 TERHADAP KEKUATAN IMPAK BENDA JATUH BEBAS ABSTRAK ANALISA KEKUATAN BAHAN STEEL 304 TERHADAP KEKUATAN IMPAK BENDA JATUH BEBAS M Bima Syah Alam 1, Din Aswan Amran Ritonga, ST, MT 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan 2016 E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahan sudah berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun sejak abad ke-20. Banyak industri yang sudah tidak bergantung pada penggunaan logam sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk sekarang ini semakin berkurang. Hal ini diakibatkan oleh beratnya komponen yang terbuat dari logam, proses pembentukannya

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM SKRIPSI YANG DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR HERY SANUKRI MUNTE 06 0404 008 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan karet sekarang ini semakin berkembang. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT TUGAS AKHIR ERWIN ANGGORO L2E 005 447 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan produk karet selama ini hanya cenderung pada penggunaan karet sintetis untuk produk otomotif dikarenakan lebih tahan terhadap bahan kimia dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan produk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mengalami pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat sintetis menjadi bahan komposit berpenguat serat alam. Teknologi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Winding pattern [5]

Gambar 2.1 Winding pattern [5] BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Composite Overwrapped Pressure Vessel (COPV) Composite overwrapped pressure vessel (COPV) merupakan sebuah bejana tekan yang dibalut atau dilapisi oleh serat komposit. COPV biasa

Lebih terperinci