BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA PADA HOME INDUSTRI BATU BATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA PADA HOME INDUSTRI BATU BATA"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA PADA HOME INDUSTRI BATU BATA A. Sistem Pengupahan Home Industri Batu Bata Desa Majasar Sistem pengupahan home industri batu bata di desa majasari adalah sebagai berikut: 1. Sistem Berdasarkan Hasil Produksi Sistem pengupahan berdasarkan jumlah produksi, yaitu besarnya gaji atau upah yang diberikan tergantung dari jumlah atau banyak produk yang dihasilkan. Pemberian gaji atau upah yang diberikan tergantung dari jumlah atau banyak produk yang dihasilkan. Sistem ini dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat untuk memproduksi berang atau jasa tertentu. Hal ini karena semakin banyak produk dan jasa yang dihasilkan karyawan, semakin besar gaji atau upah yang diberikan perusahaan. Untuk upah yang diberikan adalah tergantung pada jumlah batu bata yang para pekerja hasilkan setiap bulannya, maka hasil itulah yang dibayarkan kepada mereka. Berikut rincian upah perhari, permingguan, perbulan, dengan bayaran Rp. 350 /buah batu bata. 149 Perhari para pekerja biasanya menghasilkan 142 buah bata dengan bayaran Rp /orang, artinya suami dan istri menghasilkan 284 buah batu bata dalam sehari dengan bayaran Rp Perminggu para pekerja biasanya menghasilkan buah batu bata dengan dengan bayaran Rp /orang, artinya suami istri menghasilkan buah batu bata dalam seminggu dengan bayaran Rp Perbulan para pekerja biasanya menghasilkan buah batu bata dengan bayaran Rp , artinya suami istri menghasilkan 8500 buah batu bata dalam seminggu dengan bayaran Rp Wawancara langsung dengan Bapak Hadi pada 3/1/2018, Pukul: 12:30 WIB. 68

2 69 2. Sistem Berdasarkan Borongan Sistem pengupahan ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan atas dasar suatu paket pekerjaan tertentu. Kebaikan dan kelemahan sistem upah ini sama sengan sistem upah menurut hasil. Pekerjaan bisa cepat sekali tetapi perlu pengawasan yang ketat. Sedangkan bayaran borongan dilakukan jika pesanan sedang banyak otomatis produksi meningkat dengan bayaran pekerja Rp /hari. Tidak ada fasilitas tambahan yang diberikan oleh pemilik usaha selain uang berobat bila pekerjanya sedang sakit. 3. Analisis Sistem Pengupahan a. Sistem upah menurut UU Ketenagakerjaan Pasal 1 No. 13 Tahun Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan. 150 Pasal ini sesuai dengan sistem upah yang ada pada home industry batu bata di majasari karena perjanjian kerja nya dilakukan atas kesepakatan yang punya usaha dan si pekerja. b. Sistem upah menurut UU ketenagakerjaan Pasal 10 tahun Pasal ini sesuai dengan sistem upah yang ada pada home industry batu bata di Desa Majasari karena sistem pembayaran upah nya itu sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian kerja. c. Pengupahan nya adil Upah yang diterima si pekerja itu sesuai dengan bagian nya dan mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-harinya. 150 Editus Adisu, Hak Karyawan atas Gaji dan Pedoman Menghitungnya (Jakarta: Forum Saabat, 2008), Libertus jehani, Hak-hak Karyawan kontrak (Jakarta: Praninta Offset, 2008), 80.

3 70 d. Kepastian upah Setiap pekerja akan mendapatkan upah dari apa yang telah dikerjakan dan masing-masing tidak akan dirugikan dan menjamin terhadap upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan dalam proses produksi. e. Upah nya sesuai dengan teori keadilan, yaitu: Keadilan Eksternal Keadilan tersebut mengacu pada bagaimana rata-rata upah suatu pekerjaan dalan satu perusahaan dibandingkan dengan rata-rata upah diperusahaan lain. 152 Keadilan internal Keadilan Internal adalah seberapa adil tingkat pembayaran upah, bila dibandingkan dengan pekerjaan lain dalam perusahaan yang sama. 153 Keadilan perorangan Keadilan Perorangan adalah keadilan pembayaran perorangan dibandingkan dengan penghasilan rekan kerjanya dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan, berdasarkan kinerja perorangan. 154 Keadilan procedural Keadilan Procedural adalah keadilan dalam proses dan prosedur yang digunakan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan alokasi upah. 155 Adil bermakna Transparan Artinya, sebelum pekerja dipekerjakan harus dijelaskan dulu bagaimana upah yang akan diterimanya, hal tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayarannya Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia (Indonesia: PT. Indeks, 2011), 153 Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, 54.

4 71 4. Analisis Home industri Batu Bata a. Home industri ini kecil Home industri kecil yaitu home industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 9 orang pekerja, ciri home industri adalah memiliki modal yeng relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar. Home industri batu bata merupakan home industri yang memanfaatkan tanah sebagai bahan baku utama dalam penelitian ini yang bermaksud dengan home industri batu bata yaitu suatu proses produksi yang didalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang berupa tanah liat menjadi bentuk lain (batu bata), sehingga lebih berdaya guna. Home industri batu bata sebagai industry yang mempunyai ciri-ciri yaitu: modal kecil, usaha dimiliki pribadi, menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana, jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Sedangkan sifat home industri batu bata adalah bersifat tidak berbadan hukum. b. Orientasi bahan baku Home industri yang berorientasi pada bahan baku: bahan baku yang digunakan mudah rusak. Home industri yang berorientasi pada pasar: produk yang dihasilkan lebih berat dari bahan baku, bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak, wilayah pasar luar, produk yang dihasilkan lebih mudah diangkut setelah pengolahan. Home industri berorientasi pada tenaga kerja: upah, ketersediaan dan usia produktif. B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Upah Home Industri Batu Bata Sebagaimana hasil temuan menunjukkan bahwa kebanyakan pengusaha batu bata tidak mengetahui secara jelas tentang perundanganundangan tentang ketentuan upah minimum, maka tidaklah mengejutkan jika

5 72 mereka menggunakan rujukan pengupahan dari harga jual hasil produksi saat ini/buah di pasaran serta wilayah tempat penjualan. Pekerja tidak memiliki kontrak kerja tertulis, karena rendahnya pendidikan para pekerja dan tradisi masyarakat yang masih mengenal rasa saling percaya. Deskripsi mengenai pekerjaan mereka kondisi kerja dan pengaturan lainnya, pada umumnya diberikan secara verbal. Latar belakang pendidikan rendah dan menjadi pengusaha sektor informal tampaknya menjadikan alasan bagi mereka tidak perlu membuat kontrak kerja secara tertulis bagi pekerja. Di Desa Majasari para pekerja dibayar dengan sistem kontrak atau jumlah. Terlepas dari mekanisme pembayaran, akan tetapi skala upah bagi para pekerja di sektor informal sangat bervariasi menurut jenis pekerjaan, keterampilan dan jenis kegiatan usahanya. Pekerja yang belum memperoleh target standar pembayaran biasanya diberikan lagi pinjaman dana oleh pemilik usaha batu bata sebagai motivasi kerja supaya mereka bekerja lebih baik dan berproduksi lebih banyak, pekerja dengan sistem kontrak bisanya memiliki jam kerja yang fleksibel sehingga tidak ada patokan kerja lembur dan sebagainya karena upah hanya ditentukan dari jumlah produksi yang dihasilkan bukan dari jam kerja perharinya. Maka para pekerja dengan sistem kontrak harus berinisiatif sendiri agar hasil yang didapatkan bisa lekas selesai sesuai dengan yang diharapkan tanpa perlu menunggu satu bulan, karena upah sudah dibayarkan diawal. Upah minimum tingkat provinsi di Jawa Barat kususnya Majalengka adalah sebesar Rp ,- kebanyakan usaha sektor informal menerapkan (7) hari kerja perminggu, menyebabkan tak ada hari beristirahat bagi para pekerja. Beberapa perusahaan mengharuskan tenaga kerjanya bekerja 6 hari dalam seminggu. Pemberian bantuan kesehatan tidak merupakan tanggung jawab yang resmi dari pengusaha karena bagi pengusahan Industri kecil biaya berobat akan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha dan kebanyakan pengusaha menyediakan dana tunjangan kesehatan jika pekerjanya jatuh sakit. Tunjangan kesehatan ini dapat beragam bentuk dan jumlahnya.

6 73 Contoh, Bapak Dudung memberikan tunjangan kesehatan bila pekerjanya mengalami sakit baik itu sakit bisa ataupun rawat inap. Beberapa pengusaha membantu pekerjanya dengan sejumlah dana untuk membayar biaya kesehatan. Melihat hal ini tampaknya bantuan kemanusiaan sebagai tunjangan kesehatan lebih didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan. 156 Bekerja disektor informal dianggap tidak memiliki jaminan kepastian kerja yang berakhir pada tak ada jaminan memperoleh penghasilan tetap. Disamping itu, pekerja disektor ekonomi informal biasanya mewakili keluarga yang tidak mampu. Dalam rangka pemberantasan kemiskinan, penyediaan bantuan kesehatan sedikitnya untuk pekerja disektor informal sangatlah penting. Kenyataan bahwa peran ekonomi disektor informal sangatlah penting untuk penciptaan lapangan kerja, maka pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dua hal ini: perlindungan soial dan tunjangan kesehatan. Selain dari gambaran umum yang telah dijabarkan sebelumnya, Faktor Internal dan Eksternal akan menjawab pertanyaan penelitian yang menjadi hipotesis Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat upah yang diterima tenaga kerja di Home industri batu bata di Desa Majasari Kec. Ligung Kab. Majalengka? 1. Faktor Internal yaitu faktor yang mempengaruhi sistem upah dari dalam: a. Kualitas bata yang dihasilkan akan mempengaruhi upah yang di dapatkan oleh para buruh pengolah batu bata, karena yang akan pemilik hitung adalah kualitas bata yang baik dan laku dipasaran, adapun dari batu bata yang kualitasnya kurang baik maka akan mendapatkan harga yang jauh lebih kecil dari batu bata yang baik. b. Jumlah batu bata yang dihasilkan adalah faktor utama penetapan upah, karena semakin banyak batu bata dihasilkan semakin banyak pula upah yang dibayar kepada para buruh. 156 Wawancara dengan Bapak Dudung, Pada Tanggal 12/04/2017 Pukul: 13:30 WIB.

7 74 2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi sistem upah dari luar: a. Di Desa Majasari khususnya di beberapa usaha pembuatan batu bata pengolahannya masih menggunakan sistem tradisional yang mengandalkan tenaga masusia, belum menggunakan tenaga mesin, hal ini bisa dilihat dari pengolahan awal hingga tahap akhir, dari pengambilan tanah di sawah hingga proses pemasakan menggunakan sekam padi (hu ut) masih serba tradisional. Oleh karena itu faktor penggunaan alat-alat tradisional bisa mempengaruhi upah tenaga kerja. b. Cuaca / musim, bisanya bila musim penghujan mulai datang, maka kuantitas produksi menjadi lebih sedikit ketimbang musim kemarau karena untuk tahapan awal pembuatan memerlukan bantuan cahaya matahari untuk pengeringan dan dilanjutkan dengan pembakaran batu bata dengan sekam padi. Kualitas pun turut menjadi patokan saat musim penghujan karena batu bata yang dihasilkan akan kurang baik kualitasnya. Dan ini juga adalah sebab dari penghasilan para buruh juga ikut berkurang karena produk yang dihasilkan menjadi lebih sedikit. c. Bahan baku yang digunakan, pada umumnya pengusaha menggunakan tanah sawah di desa sekitar untuk pembuatan batu bata, sehingga sering kali pemilik usaha kesulitan untuk mendapatkan bahan baku yang bagus karena, sangat sulit sekali beli tanah pada saat penghujan karena tanahnya masih digunakan untuk bercocok tanam. bahan baku merupakan faktor kunci dari penglahan batu bata, karena semakin sulit memperoleh bahan baku maka akan semakin sulit pula proses berjalan. d. Untuk persaingan pasar, Usaha batu bata di Desa Majasari tidak pernah terjadi, karena sampai saat ini batu bata masih menjadi primadona di bidang usaha dan banyak peminatnya, bahkan untuk memenuhi permintaan pasar akan batu bata para pemilik usaha hampir kewalahan karena terbatasnya batu bata yang diproduksi.

8 75 C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Pengupahan Home Industri Batu Bata Dalam sistem pengupahan home industry batu bata di Desa Majasari menggunakan akad borongan dimana dalam sistem pengupahan ini di dasarkan pada kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan atas dasar suatu paket pekerjaan tertentu. Dalam sistem ekonomi syariah sistem borongan ini termasuk kedalam akad ujrah yang dalam pengertiannya yaitu menurut bahasa, Ujrah berasal dari kata al ajru yang artinya adalah aliwadh dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ganti dan upah. 157 Dalam arti luas, ujrah adalah suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Dalam Fikih Islam, ujrah yaitu memberikan sesuatu untuk disewakan. Menurut fatwa Dewan Syari ah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ujrah, ujrah didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dasar hukum ujrah yaitu tercantum dalam QS. Al-Zukhruf ayat 32 : Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan di dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan Di Unduh pada 21/09/ Di Unduh pada 21/09/2018.

9 76 Tafsir Qs. Al-Zukruf ayat 32 di dalam kitab tafsir at-tafsir almuyassar yang di kaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh di jelaskan bahwa Allah telah membagikan rezeki kepada hambanya dan Allah juga meninggikan sebagian derajat atas sebagian yang lainnnya sehinggga ada yang kaya da nada pula yang miskin ada yang kuat ada pula yang lemah agar sebagian melangkapi sebagian yang lain dalam kehidupan. 159 Dan dalam Qs. Al-Qashash ayat : Artinya: Salah seorang dari dua orang wanita itu berkata; Ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkata ia (Nabi Syuaib); Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari dua orang anakku ini atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka hal itu adalah kebajikan darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan kamu, dan insya Allah kamu akan mendapatkan aku termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang baik. 160 Tafsir Qs. Al-Qashash ayat dalam kitab at-tafsir al-muyassar yang di kaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh berisi tentang seruan untuk memberikan upah (sewa) kepada seorang pekerja dan carilah seorang pekerja yang baik, jujur, dan dapat 159 Dikaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh dan di terjemahkan oleh Muhammad Ashim dan Izzudin karimi, at-tafsir al-muyassar (Madinah: Mushafar al-qur an, 2016 M), Di Unduh pada 21/09/2018, Pukul: 15:30.

10 77 dipercaya karena orang yang dapat dipercaya tidak mungkin berkhianat terhadap urusan yang dipercayakan kepadanya. Dan diayat 27 di jelakan pula bahwa seorang majikan juga harus memberikan upah (imbalan) yang setimpal sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan kepada si pekerja, dan tidak boleh ingkar janji Rukun dan Syarat Ujrah: a. Sighat Ujrah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain. b. Pihak-pihak yang berakad terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. c. Obyek akad ujrah adalah: 1) Barang yang dihasilkan 2) Upah 2. Ketentuan Obyek Ujrah: a. Obyek ujrah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa. b. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak. c. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan). d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari ah. e. Manfaat harus dikenal secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (tidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa. f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik. g. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak. h. Ketentuan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak. 161 Dikaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh dan di terjemahkan oleh Muhammad Ashim dan Izzudin karimi, at-tafsir al-muyassar (Madinah: Mushafar al-qur an, 2016 M), 257.

11 78 Sistem akad ujrah pada home indusri batu bata di Desa Majasari termasuk dalam jenis akad ujrah ala al- a mal ujrah karena objek dari akad itu sendiri adalah jasa atau pekerjaan. Dalam Islam sistem pengupahan disebut juga dengan Ujroh, yaitu akad dalam muamalat dengan dengan objeknya berupa sewa dalam hal ini berupa sewa tenaga dan diberikan upah sebagai balasan dari pekerjaan. Dalam islam pengupahan haruslah memiliki sifat yang adil dalam artian upah yang diberikan harus sesuai dengan akad diawal dan tidak boleh menzalimi pekerja yang melakukan akad, Dasar Hukum Upah dalam Al-Quran dan Hadis : Artinya: Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka. (Q.S At-Thalaq:6) 162 Artinya: Salah seorang dari wanita itu berkata: wahai bapaku, ambillah dia sebagai pekerja kita karena orang yang paling baik untuk dijadikan pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya. (Q.S Al-Qoshash:26) 163 Dasar Hukum Ujrah dari Al-Hadis: أ ع ط وا األ ج ي ر أ ج ر ه ق ب ل ا ن ي ف ع ر ق ه Artinya: berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum keringatnya kering. ( HR ibnu Majah) 164 Dalam islam proses muamalat dikatakan syah apabila syarat dan rukunnya dapat terpenuhi, dalam hal ini akad nya ujrah dengan 8 tahapan 162 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit Diponegoro), Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit Diponegoro), Fatwa Dewan Syarian Nasional No: 9/DSN-MUI/IV/2000, Tentang Pembiayaan Ijarah. 2.

12 79 yang harus di penuhi. Haruslah ada mu jir dan musta jir yaitu orang yang akan melaksanakan akad, shighat yaitu ucapan baik itu berupa pelafalan secara langsung ataupun melaui surat perjanjian yang ditulis dengan jelas apa jenis pekerjaannya waktu bekerja dan jumlah upah yang diberikan bila pekerjaan telah selesai dikerjakan, sebagai syarat wajib bagi kedua belah pihak yang berakad adalah haruslah kedua belah pihak berakal, sukarela serta baligh/sudah dewasa. 165 Rukun yang paling utamanya adalah Ujrah atau Upah yang wajib diberikan kepada pekerja atau musta jir tanpa adanya kezaliman dalam pemberiannya, dalam artian upah yang diterima adalah sesuai dengan apa yang telah dikerjakan dan sesuai pula dengan akad diawal. 166 Islam adalah agama yang sangat memperhatikan pekerjanya selain dari kewajiban tentu hak menjadi yang paling utama didapatkan karena dalam islam segala sesuatunya haruslah seimbang, dalam beberapa literasi didapatkan kesimpulam bahwa ada dua hak yang harus dipenuhi ketika kita mengadakan akad atau perjanjian khususnya dalam pengupahan yaitu : 1. Kemerdekaan manusia. Ajaran Islam yang direpresentasikan dengan aktivitas kesalehan sosial Rasulullah SAW yang dengan tegas mendeklarasikan sikap antiperbudakan untuk membangun tata kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Islam tidak mentolerir sistem perbudakan dengan alasan apa pun. Terlebih lagi adanya praktik jual-beli pekerja dan pengabaian hak-haknya yang sangat tidak menghargai nilai kemanusiaan Prinsip kemuliaan derajat manusia. Islam menjadikan seluruh manusia dalam posisi yang sangat terhormat dan sangat utama apapun jenis pekerjaannya. Karena Islam sangat mencintai pemeluknya yang gigih bekerja untuk kehidupannya. 165 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Idwal, Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Bengkulu. ejournal.iainbengkulu.ac.id /index.php/mizani/article/download/51/51.di Unduh pada 12/12/2017, 4.

13 80 Allah menegaskan dalam QS. Al-Jumu ah: 10, yang artinya, Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung. 168 Ayat ini diperkuat hadis yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi: Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari hasil keringatnya sendiri. 169 Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti memiliki pandangan yang sangat kuat mengenai sistem upah yang dijalankan dalam usaha produksi batu bata di desa Majasari. Pertama, Pengupahan yang dilakukan secara garis besar sudah memenuhi syarat dan rukun pengupahan dalam Islam sudah adanya pekerja dan yang memberi upah, adanya Sighat atau perjanjian kerja, dan adanya upah bilamana pekerjaan telah selesai dikerjakan. karena upah diberikan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Kedua, Sistem upah yang diterapkan oleh pengusaha adalah sistem borongan atau mereka sebut sistem Jodo karena memang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah per 2 orang biasanya suami istri, dengan pembayaran upah diawal perjanjian. Konsep tersebut tentulah tidak bertentangan dengan konsep upah dalam Islam dimana upah dibayarkan sebelum keringatnya kering. Ketiga, usaha yang dilakukan telah memiliki izin dari pemerintah desa setempat sehingga secara legalitas tidak melanggar undang-undang yang berlaku mengenai eksploitasi tanah, karena tanah adalah bahan baku pokok dalam produksi bata, para pengusaha sepakat secara tidak tertulis untuk tetap menjaga efisiensi tanah yang digunakan degan tidak menambangnya lebih dari kedalaman 1,5 meter, sehingga masih bisa 168 Entang Suherman.Pendidikan Agama Islam SMK XII (Bandung: Grafindo Media Pratama,2006), Muhammad Ismail Yusanto. Menggagas Bisnis Islam (Jakarta: Gema Insani Pers, 2008), 9.

14 81 dikelola di kemudian hari untuk bercocok tanam saat musim penghujan tiba. Untuk kelemahan dari sistem pengupahan yang dilakukan adalah masih belum bisa menyejahterakan buruh, karena pekerja hanya digaji sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan semisal hanya mengerjakan 3000 bata maka upah yang didapatkan adalah dari 3000 x 300 = Rp ,-. secara logika memang sangatlah tidak sebanding jumlah yang begitu besar 3000 buah bata hanya dibayarkan dengan uang sejumlah satu juta lima puluh ribu rupiah. Untuk biaya operasional dalam produksi hanya di sediakan modal pokoknya saja sehingga dalam menjalankan pekerjaan para pekerja hanaya memanfaatkan uang pokok yang telah mereka peroleh sebelum pekerjaan dimulai dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk risiko kecelakaan kerja biasanya pemilik usaha telah menyiapkan biaya supaya produktifitas dalam pembuatan batu bata bisa berjalan lancar. Secara garis besar sistem pengupahan seperti ini disebut dengan sistem borongan dan menurut peneliti masih dalam bentuk wajar dan diperbolehkan dalam islam.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA 61 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA A. Rukun dan syarat yang berakad Catonan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA 51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Analisis terhadap Mekanisme Upah Borongan Buruh Hukum Islam terus hidup dan harus terus

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Mekanisme Pembayaran Upah Karyawan Mingguan di Bengkel Las Sumber Jaya

BAB IV. A. Analisis Mekanisme Pembayaran Upah Karyawan Mingguan di Bengkel Las Sumber Jaya BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU. NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri Semarang 1. Analisis akad qardh wal ijarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ijarah 1) Pengertian Ijarah Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya adalah al- iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya ialah ganti dan upah. 1 Secara

Lebih terperinci

Perbankan Syariah. Akuntansi Ijarah

Perbankan Syariah. Akuntansi Ijarah MODUL PERKULIAHAN Perbankan Syariah Akuntansi Ijarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Dan Bisnis Akuntansi 13 Reskino, SE.,MSi., AK., CA Afrizon, SE.,MSi., AK., CA Abstract

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Upah Sistem Tandon Di Toko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN 64 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN A. Analisis Tentang Perjanjian Praktik Paron Hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang memperhatikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.untuk itu, disamping memerintahkan ummatnya untuk melaksanakan kewajiban ritual

Lebih terperinci

Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam

Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam BAB IV Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam A. Analisis Manajemen Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN A. Analisis Praktik Sistem Pengupahan Berdasarkan Kelebihan Timbangan Di Desa Mingkung Jaya Kecamatan Sungai Gelam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG A. Analisis Implementasi Penetapan Tarif oleh Kondektur Bis Surabaya- Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Pembayaran Hutang dengan Batu Bata yang Terjadi di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan pemaparan terkait Pembayaran Hutang dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. 1 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik mulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA 54 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA A. Analisis Pelaksanaan Komersialisasi Doa di Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Komersialisasi doa dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group Tujuan Pembangunan Nasional dan pelaksanaan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Ijarah Upah dibahas pada bab ijarah, yaitu sewa menyewa. Kata ijarah diderivasi dari bentuk fi il ajara-ya juru-ajran. Ajran semakna dengan kata al-iwad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH A. Persamaan Perlindungan Kerja Outsourcing menurut UU No. 13 Tahun 2003 dan Fiqh Muamalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS 21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinjam meminjam, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan. berpegang pada Al-Qur an dan hadis sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. pinjam meminjam, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan. berpegang pada Al-Qur an dan hadis sebagai dasarnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, juga senantiasa terlibat dalam akad atau hubungan muamalah. Praktek muamalah

Lebih terperinci

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010 MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010 Rumah adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Terungkapnya krisis kredit subprime

Lebih terperinci

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul. RINGKASAN Manusia sebagai hamba Allah yang statusnya makhluk sosial, dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya diperlukan adanya suatu tatanan hukum yang mampu mengatur dan mengayomi hubungan

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI 22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam satu-satunya agama yang paling banyak memiliki julukan. Pasalnya, apabila dikaitkan dengan pembicaraan dibidang apa pun yang berhubungan dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA A. Analisis Transaksi Derivatif Syariah Perdagangan Berjangka dan Komoditi

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES PEMBERIAN UANG PESANGON PADA KORBAN PHK DI P.T MITRA SARUTA INDONESIA WRINGIN ANOM GRESIK A. Pemberian

Lebih terperinci

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA WEBSITE UNTUK PENGHIMPUNAN DONASI ONLINE DI KITABISA A. Analisis Status Hukum Sewa Website Kitabisa Dalam praktek kekinian akan banyak dijumpai muamalah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON A. Analisis Sewa Jasa Hair Extension di Be Young Salon Semua wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik, karena wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur semua aspek kehidupan. Salah satunya adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP A. Deskripsi akad jasa pengetikan skripsi dengan sistem paket di Rental Biecomp Jemurwonosari Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU A. Analisis Terhadap Praktik Penukaran Uang Dengan Jumlah Yang Tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk dapat mewujudkan segala keinginan dan kebutuhan hidupnya, terlepas dari apapun jenis kebutuhannya,

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Syari'ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli merupakan salah satu aktivitas bisnis yang sudah berlangsung cukup lama dalam masyarakat. Namun demikian, tidak ada catatan yang pasti kapan awal mulanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal) BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

Lebih terperinci

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis terhadap Praktik Penggarapan Tanah Sawah dengan Sistem Setoran di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang universal mencakup aspek ibadah dan muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan, hal tersebut sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani, BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang

Lebih terperinci

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak dan kewajiban. Setiap manusia mempunyai hak

Lebih terperinci

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tugas pemerintah pada dasarnya adalah menciptakan kesejahteraan bagi Rakyatnya. Itulah sebabnya maka pemerintah harus tampil ke depan untuk berperan aktif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Analisis Terhadap Praktek Hutang-Piutang Transaksi Multijasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya

Lebih terperinci

Dealin Mahaputri Leonika

Dealin Mahaputri Leonika Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah Dealin Mahaputri Leonika-21210718 Analisis Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia Dalam praktek kekinian akan banyak dijumpai muamalah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 52 BAB IV IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Penerapan Akad Ijārah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Secara umum

Lebih terperinci

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI 60 BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD IJA>RAH MULTIJASA UNTUK SEGALA MACAM BENTUK PEMBIAYAAN DI BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO A. Analisis Terhadap Praktek Akad Ija>rah Multijasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGUNAAN AKAD KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT SIDOGIRI CAPEM SUKOREJO KOTA BLITAR Pembiayaan take over merupakan pembiayaan yang digunakan

Lebih terperinci

UPAH DAN TENAGA KERJA DALAM ISLAM. Idwal. B Dosen Fakultas Syari ah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu

UPAH DAN TENAGA KERJA DALAM ISLAM. Idwal. B Dosen Fakultas Syari ah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu UPAH DAN TENAGA KERJA DALAM ISLAM Idwal. B Dosen Fakultas Syari ah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu Abstrak : Tenaga kerja sebagai sumber daya aktif merupakan salah satu faktor bagi kelancaran suatu proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I

Lebih terperinci

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur segala gerak dan langkah setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Islam tentang sistem nilai, tata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Jual Beli Air Irigasi Di Desa Rejosari Kecamatan Deket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa faktor ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PENGUPAHAN BURUH SAPU IJUK DI UD SUKRIDANA ABADI SEKUWUNG BABADAN PONOROGO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PENGUPAHAN BURUH SAPU IJUK DI UD SUKRIDANA ABADI SEKUWUNG BABADAN PONOROGO BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PENGUPAHAN BURUH SAPU IJUK DI UD SUKRIDANA ABADI SEKUWUNG BABADAN PONOROGO A. Analisis Terhadap Akad Kerja Buruh Sapu Ijuk di UD Sukridana Abadi Akad kerja yang berlaku

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang mengatur semua aspek kehidupan manusia yang telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan

Lebih terperinci

Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah (Study Kasus Akad MMQ di BPRS Mandiri Mitra Sukses Gresik) Rizza Rahayu Universitas Muhammadiyah Surabaya e-mail: rizzarahayu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1992 lembaga keuangan syariah mulai muncul di Indonesia. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN

Lebih terperinci

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021) Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang SALE AND LEASE BACK ( )

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan prinsip efisiensi.

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI PROPOSAL SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH A. Analisis Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah. Klaim adalah aplikasinya oleh peserta untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil `alamin, pada dasarnya membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, lebih lagi menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang 60 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH A. Aspek Hukum Tentang Ijarah Ijarah dalam istilah terminologi merupakan akad atas manfaat yang di perbolehkan penggunaanya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

Lebih terperinci

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TANAH SEWA OLEH PEMILIKNYA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERTANAHAN PADA BIMBINGAN BELAJAR SMART SOLUTION SURABAYA A. Analisis Pemanfaatan Tanah Sewa Oleh Pemiliknya di Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian

Lebih terperinci

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-ijarah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah merupakan muamalah yang telah disyari atkan dalam Islam. 1 Firman Allah QS. Al- Jumu ah:

Lebih terperinci