BAB III HOME INDUSTRY SANDAL DESA KEBAREPAN KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN CIREBON. A. Sejarah Singkat Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon
|
|
- Utami Susman
- 1 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III HOME INDUSTRY SANDAL DESA KEBAREPAN KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN CIREBON A. Sejarah Singkat Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada hari senin tanggal 14 Desember 2015 pada pukul kepada Bapak Udi Hartoyo selaku Kepala Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon tentang sejarah desa kebarepan yaitu 1 : Pada Abad ke- 14 yang sekarang nama Desa Kebarepan adalah salah satu bagian dari wilayah yang bernama Blok Sikalong yang merupakan daerah yang sangat subur diantara blok-blok yang lain. Selain dialiri oleh sungai Pulosari yang dapat mengairi beberapa perkebunan, pertanian dan perikanan, juga letaknya strategis, tanahnya datar dibawah jalan raya Deanles yang memotong wilayah ini, airnya tetap mengalir walaupun kemarau. Karena suburnya blok ini tentunya bukan sembarangan orang yang memimpin kampung ini. Pada saat itu pimpinan kampung yang sangat ditakuti dan disegani ialah seorang bernama Ki Banas Patih yang terkenal selain gagah berani dia juga sangat sakti mandraguna dan berasal dari tanah galuh Pasundan serta memiliki pasukan yang sangat kuat khususnya pasukan dedemit dan peri. Waktu itu agama yang dianut oleh Ki Banas Patih ialah agama Hindu, sehingga pada masa itu perkembangan agama Islam diwilayah Cirebon khususnya agak terlambat karena Ki Banas Patih beserta pasukannya tidak mau tunduk masuk agama Islam. Jelas beliau Pada suatu saat Sunan Gunung Jati, Ratu Auliya/wali dari Cirebon mencoba memecahkan masalah ini agar perkembangan agama Islam di Tanah Jawa khususnya di wilayah Cirebon dapat cepat berkembang dengan lancar. Musyawarah diadakan dan keputusan pun diambil dengan menyebarkan sebuah 1 Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14 Desember 2015 pukul WIB 52
2 maklumat yang isinya sebuah sayembara bagi umum. Barang siapa dapat menaklukkan Ki Banas Patih, akan diberi hadiah yaitu diangkat menjadi Ki Gede atau penguasa di Kampung ini. Dahulu disebuah wilayah lain nun dis ah barat ada blok yang bernama Bagusan. Pemimpin blok tersebut adalah seorang yang beragama Islam dan bernama Ki Gede Bagusan. Beliau memiliki beberapa Putera dan Puteri. Salah satu di antaranya Ki Agus Mungkad. Ki Gede Bagusan mendengar sayembara yang menarik tersebut, selain sayembara tersebut untuk pengembangan agama Islam juga sangat tertarik untuk mencoba ilmu yang diturunkan kepada anaknya Ki Agus Mungkad. Maka dengan tekad yang mulia Ki Gede Bagusan mengutus anaknya Ki Agus Mungkad bersama pengawalnya untuk mengikuti sayembara di Blok Sikalong tersebut. 2 Pada suatu saat yang telah ditentukan yaitu pada malam Jum at Kliwon, masyarakat sudal berjejal untuk menyaksikan bagaimana sayembara yang akan menentukan suatu pimpinan yang bakal mengganti Ki Banas Patih dilaksanakan. Sayembara ini menurut pengamatan sesepuh sudah cukup dianggap adil, sebab yang bertanding hanya selain pimpinannya saja, juga yang kalah harus tunduk dan menurut sesuai aturan yang telah ditentukan. 3 Dengan hadirnya rombongan Sunan Gunung Jati/Ratu para aulia wali dari Cirebon, lengkaplah sudah. Acara siap untuk dimulai, ribuan orang sudah berkumpul dan melingkar disuatu tempat terbuka yang disediakan untuk sayembara adu kesaktian tersebut. Sebelum sayembara dimulai, ratu para aulia memberikan sambutan dan acara pertandingan yang disetujui oleh kedua belah pihak yang disaksikan oleh ribuan orang dengan berdebar-debar. Acara yang dinanti-nantikan tiba, pertandingan dimulai. Ki Agus Mungkad kelihatan tenang sekali, lain dengan Ki Banas Patih yang kelihatannya garang dan ganas. Pukulan demi pukulan telah dilancarkan, kesaktianpun dikeluarkan. Banyak penonton merasa ngeri, suasana goncang, angin berdatangan, suara bersuitan, sauatu tanda adu kesaktian saling bertemu silih berganti. Ratu Aulia menafsirkan bahwa malam Jum at Kliwon yang diminta Ki Bansa Patih, justru malam yang menguntungkan baik dari segu perhitungannya maupun penggunaan ilmu 2 Sumber Dokumen Desa Kebarepan Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14 Desember 2015 pukul WIB 53
3 kesaktian bagi Ki Agus Mungkad. Kedua belah pihak saling menguras tenaga, keringat bercucuran, kesaktian sudah banyak dikeluarkan tetapi tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Disana sini para penonton sudah mulai banyak yang cemas akan keberhasilan pemuda tersebut, sebab kelihatannya Ki Banas Patih masih kelihatan segar dan tertawa penuh kesombongan. Pertandingan adu ilmu kanuragan berjalan alot, memakan waktu semalam suntuk. 4 Pada saat yang genting, melengkinglah Ki Banas Patih dengan loncatan yang garang menerkam Ki Agus Mungkad. Dengan mengumpulkan seluruh kekuatannya Ki Agus mungkad menahan serangan lawan tersebut. Akan tetapi tetap saja Ki Agus Mungkad terpelanting jauh dalam keadaan duduk, tetapi Ki Banas Patih hanya tergoyang sedikit sambil tertawa-tawa. Ratu Auliya dan penonton sangat kaget dan khawatir akan keselamatan pemuda tersebut, tetapi lain hal kenyataannya bahkan orang orang pada melongo keheranan. Ki Bnaas Patih tertawanya diam bahkan badanya sempoyongan ke belakang dan mulutnya mengeluarkan darah, akhirnya Ki Banas Patih roboh tidak berkutik lagi. Luapan kegembiraan penonton dan teriakan teriakan histeris di sana-sini terdengar mengelu-elukan Ki Agus Mungkad atas kemenangannya. Ki Banas patih telah dirobohkan bersama pasukannya oleh ratu auliya diberi kebebasan untuk masuk Islam, berhubung Ki Banas Patih bersama rombongannya pergi ke daerah Cirebon Selatan yaitu Cirebon Girang. Dengan demikian Ki Agus Mungkad berhak untuk menjadi pemimpin di Blok Sikalong dengan julukan Ki Bagus Pangaten atau Ki Tuan Barep, karena baru kali inilah seseorang pimpinan dilaksanakan melalui pilihan sayembara dan karena desa ini adalah paling depan (Pembarep) didirikan, maka desanya pun dinamai Desa Kebarepan. 5 Penghidupan rakyatnya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan, bercocok tanam dan perkebunan pun sudah mulai digarap, sehingga Blok Sikalong yang tadinya terdiri dari hutan menjelma menjadi sebuah pedesaan yang asri. Ketika Ki Bagus Pengaten memegang pimpinan di Desa Kebarepan, beliau memerlukan seorang wakil untuk membantu pekerjaannya. Diangkatlah seorang 4 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
4 muslim yang bernama Ki Abdullah yang kemudian berjuluk Ki Buyut Buluh yang kelak beristrikan Nyi Mas Mentok. Setelah Ki Bagus Penganten meninggal dunia, maka pimpinan dipegang langsung oleh Ki Buyut Buluh, saat itu masyarakatnya dalam keadaan aman, tenteram dan makmur sentosa. Pada saat pimpinan Desa Kebarepan di pegang Ki Buyut Buluh diadakanlah musyawarah untuk mengadakan pemilihan Kepala Desa. Waktu itu pemimpin yang terpilih ialah Ki Marsijan yang berasal dari Blok Cibiuk dengan julukan Kim Kuwu Marsijan. Dengan adanya julukan Ki Kuwu yang tentunya sebagai penyandang jabatan yang mempunyai organisasi Pekuwon, maka organisasi Pekuwon sedikit demi sedikit mulai mengalami perubahan walaupun waktu itu masih sangat sederhana, khususnya mengikuti jejak pemerintahan Ki Kuwu Cirebon. B. Letak Geografis Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon Desa kebarepan termasuk salah satu desa yang berada di kecamatan Plumbon kabupaten Cirebon dengan luas wilayah + 103,93 Ha dan jumlah penduduknya sebanyak jiwa yang terdiri dari laki- laki jiwa dan perempuan jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak jiwa. 6 a. Sebelah Utara : Desa Pesanggrahan Kecamatan Jamblang b. Sebelah Selatan : Desa Purbawinangun Kecamatan Sumber c. Sebelah Timur : Desa Plumbon Kecamatan Weru d. Sebelah Barat : Desa Kasugengan Lor Kecamatan Depok 1) Keadaan Penduduk Jumlah penduduk Desa Kebarepan tahun 2015 tercatat sebanyak jiwa, terdiri dari laki- laki jiwa dan perempuan jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak jiwa. 6 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
5 Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki Perempuan Jumlah (Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) Dengan demikian jumlah penduduk RW 03 Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon jumlah penduduk laki- laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Mata pencaharian penduduk masyarakat Desa Kebarepan di sini mayoritas adalah pengrajin sandal, adapun mata pencaharian penduduk menurut data tahun 2015 adalah 7 : Tabel 2.2 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Jenis Pekerjaan Laki- laki Perempuan 1. Petani 5 orang - 2. Buruh Tani 22 orang 30 orang 3. Buruh Migran - 20 orang 4. Pegawai Negeri Sipil 65 orang 59 orang 5. Pengrajin Sandal 56 orang 4 orang 6. Peternak 30 orang - 7. Montir 2 orang - 8. Dokter swasta 2 orang 1 orang 9. Perawat swasta 1 orang 2 orang 10. TNI 16 orang - 7 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
6 11. POLRI 5 orang Pengusaha Kecil, Menengah dan Besar 11 orang 1 orang 13. Guru swasta 3 orang 4 orang 14. Karyawan Perusahaan Swasta 21 orang 20 orang ( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) 2) Kesehatan Prasarana kesehatan yang terdapat di desa kebarepan balai pengobatan, posyandu dan rumah bersalin. Untuk mengetahui lebih jelasnya prasarana kesehatan di Desa Kebarepan dapat dilihat pada tabel berikut 8 : Tabel 2.3 Prasarana Kesehatan No Nama Jumlah 1. Balai Pengobatan 1 unit 2. Posyandu 2 unit 3. Rumah Bersalin 1 unit ( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) 3) Kondisi Pendidikan Tinggi rendahnya tingkat pendidikan suatu masyarakat merupakan salah satu indikasi dari maju atau mundurnya kehidupan masyarakat yang bersangkutan karena tingkat pendidikan mencerminkan kesadaran bagi peningkatan pengetahuan untuk meraih segala bidang. 9 Adapun lembaga pendidikan formal dan non formal yang ada di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebagai berikut: 8 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
7 Tabel 2.4 Pendidikan Formal dan Non Formal No Nama Jumlah Status Kepemilikan 1. PAUD 3 Terdaftar Swasta 2. Taman Kanak- 2 Terdaftar Swasta Kanak 3. SD 1 Terdaftar Pemerintah 4. SMP 1 Terdaftar Swasta 5. SMK 1 Terdaftar Swasta ( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) Berdasarkan keadaan lembaga pendidikan yang terdapat di RW 003 Desa Kebarepan dapat diketahui lembaga pendidikan cukup memadai untuk kelancaran dalam bidang pendidikan agama islam. 4) Kondisi Keagamaan Disamping dari lembaga- lembaga diatas yang bersifat non formal, ada juga tempat ibadah dan oganisasi dalam bidang keagamaan yang mengolah acara pendidikan non formal adalah DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) dan IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) di bidang keagamaan masih melakukan program terdahulu yaitu melaksanakan pengajian rutin dan marhabanan, pelaksanaan ini masih berjalan. Adapun kegiatan rutin keagamaan di RW 003 di Masjid Al- Iman sebagai berikut 10 : Tabel 2.5 Kegiatan DKM di Masjid Al-Iman No Hari Waktu Kegiatan Pelaksanaan Rutin 1. Kamis Marhabanan Remaja Masjid 10 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
8 2. Jumat Pengajian Ibu- ibu ( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) Kehidupan beragama masyarakat pada umumnya dapat dilihat dengan tersedianya sarana peribadatan, yaitu masjid dan mushola yang merupakan tempat suci untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya untuk menunjang kehidupan beragama di RW 003 Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Tabel 2.6 Sarana Peribadatan No Nama Jumlah 1. Masjid 1 buah 2. Mushola 1 buah Jumlah ( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015) 2 buah Sarana keagamaan yang ada di RW 003 Desa Kebarepan hanya Masjid 1 buah dan Mushola 1 buah. Dengan melihat keadaan sarana peribadatan yang terdapat di Desa Kebarepan RW 003, dapat diketahui sarana peribadatan cukup memadai untuk memenuhi kenyamanan peribadatan masyarakat. 11 C. Sejarah Home Industry Sandal Kebarepan Sandal Barepan merupakan kerajinan tangan yang sudah hampir setengah abad dijalankan oleh tangan-tangan trampil pada zaman dulu. Dahulu sandal Barepan terbuat dari bahan karet mentah yang biasa kita lihat pada sebuah ban mobil ataupun motor, dengan tangan-tangan trampil tersebut jadilah sandal yang berkualitas dan tahan lama, dengan sedikit bahan-bahan lainnya seperti paku dan lem khusus, sandal itu pun diberi nama trumpah. Seiring waktu berjalan, dari 11 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun
9 generasi ke generasi, dari keturunan berpindah ke keturunan, dan beragam jenis dan model sandal, zaman kian modern, akhirnya Sandal yang terbuat dari karet mentah tersebut luntur dan menghilang ditelan zaman, Desa Kebarepan bisa dibilang Desa dengan maskotnya Sandal, karena walaupun sandal trumpah lenyap ditelan waktu, tapi Desa Barepan mampu menciptakan karya-karya tangan trampil dengan sebuah model Sandal yang tak kalah pesatnya dengan sandal trumpah, dari hasil tangan-tangan trampil penduduk pribumi Desa Kebarepan terciptalah sandal yang enteng, nyaman dan kuat, dengan julukan Sandal Obregan, adapun bahan untuk Sandal Obregan ini hanyalah karet bekas pabrik yang di impor langsung dari kota Tanggerang, adapun bahan untuk penguat kaki atau yang disebut Tali Sandal, di impor langsung dari kota Jakarta dan Surabaya, tidak banyak bahan yang digunakan untuk model Sandal ini. 12 Salah seorang Perangkat Desa Kebarepan, Ridwan sebagai sekertaris Desa Kebarepan, belum lama ini menjelaskan, keberadaan kerajinan ini konon bermula dari sebuah keisengan segelintir orang di sekitar tahun 1950-an yang memanfaatkan limbah karet ban yang diubah menjadi sepasang sandal jepit. Dahulu, lebih dikenal dengan sebutan sandal Bandol alias Ban Bodol. Dari keisengan itu, sandal yang dibuat ternyata mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke bawah. Selain harganya murah, bahan bakunya mudah didapat, praktis dan dijamin kuat karena karet ban punya daya tahan yang mumpuni. Akibatnya, satu persatu, masyarakat belajar membuat kerajinan sandal berbahan baku karet dari bekas ban. Desa yang berada di pinggiran Sungai Pulosari ini kemudian tumbuh menjadi sentra kerajinan sandal jepit sampai dengan sekarang. Saat itu pemasarannya masih seputar Cirebon dan sekitarnya, imbunya. 13 Selanjutnya, sekitar tahun 1980-an, kerajinan sandal jepit Kebarepan mulai menampakkan tajinya. Para perajin tidak hanya mengolah ban bekas menjadi sandal, tapi sudah dipasok bahan baku karet dari 12 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 13 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 60
10 Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Peralihan bahan baku ke karet mentah membuat para perajin bisa leluasa berkreasi. Variasi desain tidak monoton karena bahan bakunya tak memiliki pola lingkaran seperti ban mobil. Variasi desain ini membuat dunia luar melirik. Alhasil, sandal jepit ini diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Sampai dengan era 1990-an, industri kerajinan ini terus menggeliat. Dari jumlah pengrajin yang hanya puluhan, pada saat itu bengkak menjadi ratusan. Meski perajin ratusan, namun persaingan usaha tidak terlalu tampak. Para perajin memiliki pelanggan sendiri, bahkan mereka kesulitan memenuni order yang dating. Kemudian, saat itu mayoritas penduduk Desa Kebarepan berprofesi sebagai perajin sandal. Lain lagi dengan para pemilik modal, mereka ramai-ramai membeli peralatan dan membuka usaha sendiri. Namun, bencana datang ketika krisis moneter menerpa Indonesia di tahun 1997 dan Hampir 60 persen perajin kolaps karena tidak kuat terdampak krisis moneter. Lambat laun, industri ini ditinggalkan dan banyak pemilik modal yang bangkrut. Ribuan tenaga ahli dan pekerja kerajinan sandal jepit melakukan eksodus besar-besaran ke wilayah Tangerang. Di sana, mereka ditawari bekerja di industri yang sama dengan gaji yang jauh lebih besar. Tidak hanya tenaga ahli, mesin-mesin pencetak alas kaki pun diboyong. Dari ratusan pengrajin, kini hanya tinggal beberapa orang saja, terangnya. 14 D. Keadaan Keluarga Pengrajin Sandal Kondisi keluarga di desa kebarepan secara keseluruhan adalah pengrajin sandal. Penduduk Kebarepan yang lebih dari orang itu pun menggantungkan nafkah hidupnya dari industri ini. Dari rumah-rumah penduduk setempat pun, lahir sandal-sandal karya penghuninya, mengikuti produk pabrik di kawasan itu. Berkembangnya Desa Kebarepan menjadi sentra produksi sandal, sebenarnya tidak diduga penduduk desa itu sendiri, sebab cikal bakal yang 14 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 61
11 mengarah ke lahirnya industri itu hanyalah dari keahlian segelintir penduduk setempat yang mengubah ban-ban bekas mobil menjadi sandal jepit murah yang layak di pasarkan. Penduduk setempat menyebut industri sandal Kebarepan sekarang adalah karya beberapa penduduk berupa sandal bandol. Ini merupakan akronim dari ban bodol, yang artinya ban bekas dan butut yang sudah tidak terpakai lagi. 15 Konon sekitar tahun 1950-an sejumlah penduduk setempat membuat sandal jepit dari ban bekas itu. Ketika sandal jenis ini dijual ternyata laku, hingga akhirnya tidak hanya segelintir orang yang berkarya membuat sandal bandol. Penduduk lainnya pun mengikuti, sehingga Kebarepan pun tumbuh menjadi produsen sandal jepit murahanitu. Pemasarannya masih di daerah Cirebon dan sekitarnya. Kreativitas perajin pedesaan ini ternyata malah merupakan awal dari tumbuhnya industri sandal Kebarepan. Sandal baru yang tidak lagi menggunakan bahan ban-ban bekas atau sandal bandil ini laku di pasaran. Permintaan khalayak semakin berkembang. Tidak hanya penduduk sekitar yang menyukai sandal Kebarepan. Ketika sandal mereka dipasarkan ke daerah lain, masyarakat pun menyukainya.perkembangan ini semakin menarik minat penduduk setempat, mencari nafkah dari memproduksi sandal. Sebagian besar penduduk Kebarepan membuatnya di rumah mereka masing-masing. Sejumlah penduduk lainnya bahkan mampu membuat pabrik cukup besar. Sedangkan sebagian lainnya mencoba peruntungannya dengan menjadi penjual produk itu ke daerah lain. Sampai sekarang ini sandal Kebarepan telah menyerbu pasar sampai ke luar Pulau Jawa, seperti propinsi-propinsi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Di Jawa sebagian besar sandal Kebarepan tersedot di pasar Jawa Tengah dan Jawa Timur Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 62
12 E. Perkembangan Home Industry Sandal Kebarepan Industri Sandal Barepan merupakan industri yang diusahakan oleh sebagian masyarakat Desa Kebarepan. Sepanjang perkembangannya, industri tersebut telah mengalami dinamika yang pasang surut. Dimulai pada sekitar tahun 1970 dengan produknya yang lebih dikenal sebagai Sandal Bandol (ban bodol). Hal yang paling menarik dari perkembangan industri Sandal Barepan adalah potensi yang tersimpan di industri tersebut. Potensi tersebut jelas terlihat ketika Sandal Barepan mampu menuju puncak kejayaan pada tahun sekitar tahun 1996 sampai Pada masa puncak kejayaannya, industri Sandal Barepan menjadi andalan utama sebagian besar masyarakat Desa Kebarepan untuk mendapatkan penghidupan. Namun sangat disayangkan potensi tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak-pihak yang berkepentingan (pengusaha dan pemerintah), sehingga puncak kejayaan industri Sandal Barepan berlangsung sangat singkat (sekitar 4 tahun). Pada perkembangan selanjutnya, tahun 2000 hingga 2008 industri Sandal Barepan mengalami keterpurukan. Keberadan industri Sandal Barepan di Desa Kebarepan ternyata mampu memberikan kontribusi bagi perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Perubahan sosial masyarakat sekitar dapat dari beberapa hal, seperti; perubahan pekerjaan dari petani menjadi pengrajin Sandal Barepan. Perubahan tersebut kemudian berimbas kepada perubahan-perubahan lain, seperti pada etos kerja dan gaya hidup masyarakat Desa Kebarepan. Etos kerja petani yang cenderung monoton kini berubah menjadi etos kerja pengrajin yang lebih mengedepankan kreativitas, inovasi dan persaingan. Perubahan gaya hidup terlihat dari semakin bersifat konsumtifnya masyarakat Desa Kebarepan. 17 Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berada di jalur utama Cirebon-Jakarta dan Cirebon-Bandung. Sekitar 12 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Desa Kebarepan termasuk salah satu desa di 17 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 63
13 Kecamatan Plumbon yang masyarakatnya memiliki keahlian khusus, membuat sandal atau membuat kursi dari ban bekas. Sekitar tahun 1998, nama Desa Kebarepan terkenal di kalangan pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Bagaimana tidak? Keahlian masyarakatnya membuat sandal dengan beragam warna dan bahan dasarnya dari plastik/karet bekas, membuahkan hasil yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Setidaknya pada tahun itulah pengusaha sandal yang tertarik dengan ajakan pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya untuk membuat sandal sebanyak-banyaknya dan menjual dengan harga murah kepada mereka, benar-benar dilimpahi keuntungan. Tidak sedikit masyarakat yang tertarik ke dalam bisnis ini. Dari pengusaha besar sampai mereka yang hanya mampu bermain di home industry. Semuanya hampir rata mendapat penghasilan yang berlimpah karena pesanan pengusaha Afrika, tutur Ridwan 18 Akibat tingginya pesanan dari para pengusaha Afrika, para pengusaha sandal kebarepan nyaris tak menyentuh pasar lokal. Mereka mengabaikan pesanan dari pasar lokal. Semua perhatian dan konsentrasi hanya jatuh untuk memenuhi pesanan dari para pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Tutur Ridwan, salah seorang pengusaha Didi (almarhum) sempat mengenyam manisnya pesanan dari Afrika, bahkan keberhasilan itu meningkat tajam pada kondisi ekonominya yang sangat mapan. Sayangnya, anak-anaknya tidak tertarik untuk meneruskan usahanya. Kejayaan sandal kebarepan mencapai puncaknya pada tahun Bahkan saat permintaan para pengusaha Afrika semakin tinggi dan unsur kualitas tidak lagi jadi bahan pertimbangan, para pengusaha sandal kebarepan terus saja memenuhinya. Dari sinilah titik kejatuhan dimulai, setelah para pengusaha dari Timur Tengah tidak lagi menjatuhkan pesanan pada sandal kebarepan. Berbarengan dengan itu, jatuh pula para pengusaha sandal kebarepan termasuk home industry yang awalnya hanya memenuhi pesanan untuk ekspor, kata Ridwan Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 19 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 64
14 Seiring dengan semakin langkanya pesanan dari Timur Tengah dan tidak tergarapnya pasar lokal, satu persatu pengusaha dan home industry sandal di Desa Kebarepan hancur. Kehancuran itu berlanjut dengan mulai maraknya pengusaha sejenis di Bogor dan Bandung serta kota-kota lainnya. Perajinnya, tentu saja warga Desa Kebarepan yang telah memiliki keahlian terhantam kehancuran karena tidak lagi memiliki pasar dan pembeli. Kondisi ini hampir merata dialami para pengusaha dan home industry sandal yang semula hanya mengandalkan pasar ekspor. Kalaupun sekarang ini produksi sandal kebarepan masih bertahan itu pun jumlahnya sudah sangat sedikit. Bahkan, hanya ada beberapa home industry yang membuat satu jenis sandal saja, untuk kepentingan hotel, tutur Ridwan 20 F. Home Industry Sandal Tabel 2.7 Home Industry Sandal di Desa Kebarepan No Nama Berdi ri Skala Pemilik Kemampuan Produksi (Bulan) Alamat 1. GE GT 2004 Kecil Tati 12 Kodi RT 02 RW 02 Collection 2. MD Sandal 2008 Kecil Maysaroh 40 Kodi RT 01 RW Cekerman 1950 Kecil Kastari 30 Kodi RT 01 RW 04 Sandal 4. Sandal Hello Kitty 1996 Kecil Yuyun 30 Kodi RT 03 RW Clarissa Sandal 2009 Sedang Jamali 60 Kodi RT 02 RW Yeni Sandal 1996 Sedang Askinah 120 Kodi RT 01 RW SaBa (Sandal Barepan) 1991 Sedang Junaedi 450 Kodi RT 02 RW Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14 Desember 2015 pukul WIB 65
15 8. The Princess 1990 Sedang Iin 150 Kodi RT 01 RW 06 Sandal 9. Smile Sandal 2012 Sedang Ari dan Murni 60 Kodi RT 02 RW BX Sandal 2007 Sedang Mang 60 Kodi RT 01 RW 02 Borax 11. Hasna Sandal 2009 Sedang Amir 60 Kodi RT 01 RW Lk Sandal 2011 Sedang Dodo 90 Kodi RT 03 RW Diman Sandal 2003 Sedang Diman 70 Kodi RT 02 RW Nadi Sandal 1997 Sedang Nadi 65 Kodi RT 02 RW Basuni Sandal 2000 Sedang Basuni 60 Kodi RT 03 RW Sifa Cirebon 1998 Besar Toni 4500 Kodi RT 02 RW El - Tiga 2001 Besar Hendra 5.600Kodi RT 02 RW 01 Berikut ini adalah beberapa home industry sandal yang peneliti teliti di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. 1. GE GT Collection Pemilik home industry sandal GE GT collectin ini adalah Tati Winarti (53th) tamatan SMP bertempat di blok desa Rt 02 Rw 02 Desa Kebarepan. Tati memiliki 4 orang anak. Usaha GE GT Collection ini sudah berjalan selama 12 tahun. 21 Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari, disamping itu Ia mengatakan usaha ini sedikit demi sedikit untuk membantu biaya anak-anaknya sekolah, Alhamdulillah anak saya ada yang sampai kuliah ujarnya. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu yang dikenal dengan sandal karakter seperti keropi, hello kitty, spiderman dan banyak sandal karakter-karakter lainnya yang Ia produksi. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang merupakan amggota 21 Wawancara dengan Ibu Tati pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul WIB 66
16 keluarganya dengan upah sesuai dengan pendapatan atau laba yang dihasilkan. Setiap pekerja mendapatkan upah Rp 25rb sampai Rp 3rb setiap harinya. Modal awal yang digunakan Tati adalah sebesar Rp 350rb (bahan baku) Rp 10jt (alat-alat produksi) dengan omset penjualan Rp 4jt/bulan dengan rincian 250 pasang sandal karakter dikali dengan Rp 16rb/pasang dengan laba bersih sekitar Rp 3jt/bulan. Didalam proses produksinya Ia menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang dibuatnya tahan lama dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali sandalnya dan cetakan yang diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang yang berfungsi mencetak huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu karet 5ml dengan harga Rp 40rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 52rb/kg. bahan baku tersebut dulunya Ia dapatkan dari Tangerang tetapi sekarang Ia cukup membelinya didaerah Plered Cirebon atau di Blok Kavling Desa Kebarepan yang merupakan central karet untuk sandal khusus Desa Kebarepan. Proses produksi yang pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal karakter selanjutnya mengukir sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri karet yang tebalnya 6ml dengan menggunakan lem lalu sandal yang setengah jadi itu di cetak sesuai dengan karakter dan di presskan menggunkan mesin press lalu diberi tali pada sandal dan dirapihkan dengan menggunakan cutter sesuai dengan bentukan pola yang telah diukir ujar Tati Proses produksi ini berlangsung pukul s/d WIB. Selain itu sandal ini tidak dipasarkan oleh Tati melainkan ada konsumen yang sudah berlangganan yaitu dari daerah Subang, Jambi, Riau, Karawang, Kuningan sedangkan konsumen eceran biasanya berasal dari daerah Cirebon. Home industry sandal ini belum memiliki legalitas usaha, karena menurut tati hal tersebut tidak terlalu penting dalam usahanya karena usahanya berskla kecil sehingga ia tidak memerlukan legalitas usaha. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry sandal ini menurutnya tidaklah sulit untuk dirinya karena kesulitannya hanya jika bahan baku tidak ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam menghadapi pesaing Ia memiliki startegi sendiri yaitu Ia selalu mementingkan kualitas sandalnya 67
17 meski bahan baku naik itu tidak serta merta Ia menaikan juga harga sandal per pasangnya itu bertujuan agar konsumennya bisa merasa puas dan agar usahanya lancer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta karakter atau gambar yang Ia buat selalu mengikuti trend yang sedang naik daun. 2. MD Sandal Tidak jauh berbeda dengan home industry Maysaroh, Pemilik home industry sandal MD Sandal ini adalah Maysaroh (40th) bertempat di blok desa Rt 01 Rw 01 Desa Kebarepan. Maysaroh memiliki 2 orang anak. 22 Usaha MD Sandal ini sudah berjalan selama 8 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari, disamping itu Ia mengatakan usaha ini untuk menyekolahkan anak saya yang masih duduk dibangku kelas 6 SD ujarnya. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu sandal karakter yang tidak jauh berbeda dengan yang di produksi MD Sandal seperti tom and jerry dan banyak sandal karakter-karakter lainnya yang Ia produksi. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya hanya dikerjakan oleh 2 orang yaitu Ia dan suaminya. Ia tidak menggunakan tenaga kerja orang lain karena merasa Ia dan suaminya saja sudah cukup itu juga bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan rumah tangga. Modal awal yang digunakan Maysaroh adalah sebesar Rp 4jt (bahan baku) Rp 25jt (alat-alat produksi) dengan omset penjualan Rp 14,4jt/bulan dengan rincian 800 pasang sandal karakter dikali dengan Rp 18rb/pasang dengan laba bersih sekitar Rp 2,4jt/bulan. Didalam proses produksinya sama halnya dengan GE GT Collection yaitu menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang dibuatnya tahan lama dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali sandalnya dan cetakan yang diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang yang berfungsi mencetak huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu karet 5ml dengan harga Rp 42rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 55rb/kg. Bahan baku 22 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul WIB 68
18 tersebut Ia cukup membelinya didaerah Plered Cirebon atau di Blok Kavling Desa Kebarepan yang merupakan central karet untuk sandal khusus Desa Kebarepan. 23 Dalam proses produksinya sama dengan GE GT Collection yaitu pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal karakter selanjutnya mengukir sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri karet yang tebalnya 6ml dengan menggunakan lem lalu sandal yang setengah jadi itu di cetak sesuai dengan karakter dan di presskan menggunkan mesin press lalu diberi tali pada sandal dan dirapihkan dengan menggunakan cutter sesuai dengan bentukan pola yang telah diukir. Proses produksi ini berlangsung tidak terpaku pada waktu karena Ia dan suaminya bisa kapan saja mengerjakannya. Selain itu sandal ini tidak dipasarkan oleh Maysaroh melainkan ada konsumen yang sudah berlangganan yaitu dari daerah Kuningan, Indramayu, Cilegon, Serang, bahkan ada yang memesan untuk dipasarkan di Papua. Home industry sandal ini belum memiliki legalitas usaha, karena menurut Maysaroh, Ia maupun suaminya tidak mengerti masalah izin tersebut karena pendidikannya hanya sampai SMP. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry sandal ini sama saja dengan yang dialami oleh GE GT Collection yaitu jika bahan baku tidak ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam menghadapi pesaing Ia tidak ragu dengan produksi sandal miliknya. 24 Alhamdulillah konsumen selalu datang sendiri karena rezeki Allah yang mengatur tegas maysaroh 3. Cekerman Sandal Pemilik home industry sandal Cekerman Sandal ini adalah Kastari (75th) bertempat di blok Kadiwangsan Rt 04 Rw 01 Desa Kebarepan. Usaha Cekerman Sandal ini sudah berjalan selama 66 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu meneruskan almarhum ayahnya sbelum menjadi pengrajin Ia terlebih dahulu mencoba menjadi seorang petani lalu Ia belajar dari 23 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul WIB 24 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul WIB 69
19 pamannya sehingga Ia menjadi pengrajin sandal yang diberi nama Cekerman Sandal. 25 Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu sandal jepit, sebelumnya Ia pernah memproduksi sandal bandol yaitu sandal bodol yang terbuat dari karet ban. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya hanya Ia kerjakan sendiri setiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan. Dulu home industry cekerman ini di kerjakan lebih dari 20 pekerja tetapi karena krisis ekonomi moneter jadi banyak pekerja yang pindah ke luar kota ujarnya. Modal awal yang digunakan Kastari Ia tidak mengetahui pasti karena menurutnya itu sudah lama sekali jadi saya lupa, saya lahir ketika jepang juga dating sekitar taun 1941 tegas Kastari. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk meminjam modal dari perbankan karena menurutnya Ia pernah ingin meminjam permodalan dengan syarat-syarat yang menurut Kastari sulit dan harus melewati beberapa tahap yang rumit. Pendidik yang sempat Ia rasakan hanya Sekolah Rakyat (SR). Omset penjualan yang Ia peroleh yaitu sebesar Rp 1,8jt/bulan dengan rincian 20 pasang sandal jepit per hari dikali dengan Rp 3rb/pasang dengan satu pasang sandal Ia hanya mendapat keuntungan Rp 500/pasang itu berarti dalam satu bulan Ia hanya mendapatkan Rp 300rb/bulan. Menurut Kastari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dirasanya cukup karena dalam satu hari ia hanya menghabiskan uang Rp 10rb untuk membeli makan. Didalam proses produksinya semuanya Ia yang mengerjakan dari mulai membuat pola sandal, member lem pada sandal sampai mengukir dan mengepress sandal sampai jadi itu semua ia lakukan sendiri. Bahan baku yang ia gunakan yaitu karet atay spon 5ml dengan harga Rp 10,5rb/kg Ia memperolehnya di Plered Cirebon sedangkan tali sandal jepit dengan harga Rp 20rb/kodi. Untuk cara pemasarannya pun Ia berikan kepada Ibu Weni untuk memasarkan sandalnya ke pasar karena menurut Kastari usha ini hanya untuk menyambung hidupnya saja Ia tidak memiliki tujuan lain. Ibu weni setiap harinya bisa mendpatakan sekitar Rp 30rb. Saat Ia menjadi pengrajin yang sukses pada 25 Wawancara dengan Bapa Kastari pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul WIB 70
20 tahun 1997 Ia berhasail membangun musholah yang diberi nama musholah as salam disebelah Ia tinggal. Kesulitan yang Ia alami tentunya hambatan modal yang sangat berpengaruh pada home industry. Dalam bersaing dengan pasar pun Ia tidak memiliki trik khusus menurutnya bapa yakin rezeki, hidup dan mati Allah yang mengatur. Jadi tidak usah takut tidak usah ragu semua-nya sudah diatur oleh-nya ujar Kastari 4. Clarissa Sandal Pemilik home industry sandal Clarisaa ini adalah Jamali (40th) tamatan SD bertempat di Rt 02 Rw 04 Desa Kebarepan. Usaha ini sudah berjalan selama 7 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari. Sebelum mendirikan home industry sandal Clarissa, Ia sebelumnya bekerja pada home industry sandal milik oranglain setelah Ia cukup memiliki modal lalu Ia mendirikan home industry sandal sendiri. 26 kerja dengan orang lain mah di atur-atur terus, jadi pilih kerja sendiri aja waktu kerjanya juga bebas ujar Jamali. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam sandal yaitu sandal bandol dan sandal batik. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 1 orang pekerja dengan upah Rp 45rb per hari. Modal awal yang digunakan Jamali adalah sebesar Rp 100rb (bahan baku). Dengan omset penjualan untuk sandal batik Rp 6jt/bulan dengan rincian 20 pasang sandal batik dikali dengan Rp 10rb/pasang dengan setiap pasang sandal mengambil keuntungan Rp 3rb/pasang. Sedangkan untuk sandal bandol Rp 3,9jt/bulan dengan rincian 20 pasang dikali dengan Rp 6,5rb dengan setiap pasang sandal mengambil keuntungan Rp 2rb/pasang. Bahan baku untuk sandal batik yang ia gunakan yaitu 1kg bahan spon isi 6 dengan harga Rp 15rb dan kait batik Rp 23rb/meter. Sedangkan bahan baku sandal badol yaitu ban mobil yang reject dari pabriknya harus memesan 3 bulan terlebih dahulu dengan harga Rp 1,8rb s/d rp 2rb per kg.sedangkan tali untuk keduanya dibeli di Desa Kebarepan dengan harga Rp 20rb/kodi. Keuntungan dari hasil penjualan tersebut Jamali gunakan sedikit demi sedikit membeli peralatan untuk keperluan 26 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul WIB 71
21 produksi home industry miliknya sehingga sekarang Jamali dalam Produksinya sudah menggunakan Mesin seperti mesin press, mesin molen, mesin bor dan mesin ungkit. Proses produksi untuk sandal batik yaitu mencetak bahan spon dengan menggunakan cetakan yang sudah ada lalu memberika lem serta menempelkan kain batik yang sudah d gunting dan di ukur sesuai nomor sandal dan diberi tali sampai tahap finishing. Sedangkan untuk sandal bandol yaitu pertama harus memotong-motong karet ban lalu membentuk pola sandal sesuai ukuran dan memotong sandal yang sudah dipola menggunakan pisau berukuran besar atau biasa disebut oleh Jamali bedog dan menempelkan tali pada sandal. Sandal batik maupun sandal bandol sebelum dikemas menggunakan plastik dirapihkan terlebih dahulu menggunakan mesin gerindra agar bentuk tidak kasar. Dalam hal pemasaran Jamali mengirim produknya ke Subang dan Karawang serta Cirebon. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry ini Ia anggap tidak ada, karena menurut Jamali sepi dan ramainya konsumen itu yang menentukan keuntungan. Sedangkan dalam menghadapi pesaing Ia tidak memikirkan hal itu. 27 menurutnya bahwa produk sandal Clarissa akan terus terjual apabila selalu mementingkan kepuasan konsumen dan mengedepankan kualitas. tegas Jamali 5. Yeni Sandal Askinah (62th) adalah pemilik home industry Yeni sandal tamatan SMP bertempat di Rt 01 Rw 05 Desa Kebarepan. Askinah memiliki 7 orang anak. Home industry ini sudah berjalan selama 20 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini mulanya meneruskan warisan dari kakeknya Askinah lalu kemudian tujuan home industry sandal ini semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari dan menyambung hidupnya. 28 Didalam usahanya ini Ia menjual satu macam sandal yaitu yang dikenal dengan sandal jepit yeni. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang Ia beri upah Rp 35rb samapi Rp 40rb setiap harinya. 27 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul WIB 28 Wawancara dengan Ibu Askinah pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul WIB 72
22 Sebelum mengalami kebangkrutan yeni sempat memperkerjakan 30 orang pekerja untuk bekerja di home industry sandalnya. Kebangkrutan yang di alami Askinah terjadi karena Ia mengalami giro kosong dimana ia harus menjual semua assetnya hingga yang tertinggal hanya gudang bekas penyimpanan sandal yang sekarang Ia tempati untuk tempat tinggal bersama keluarganya. Modal awal yang digunakan Askinah adalah sebesar Rp 15jt (bahan baku) Rp 12jt (alat-alat produksi) dengan omset penjualan sekarang Rp 15,6jt/bulan dengan perhari Ia memproduksi 4 kodi sandal yang di jual seharga Rp 130rb dan setiap kodinya Ia mendapat keuntungan Rp10rb. Bahan baku Ia dapatkan di Plered Cirebon dengan harga Rp 12rb/kg. Pemasarannya produk sandalnya ini dilakukan oleh suami Askinah ke pasar-pasar yang ada di daerah Cirebon. Kesulitan yang Ia alami adalah dalam kendala modal dan lat-alat yang belum komplit. Usaha Ibu tidak punya modal, butuh alat-alat yang komplit juga biar usaha lancar. tegas Askinah 6. Sandal Hello Kitty Pemilik home industry sandal Hello Kitty ini adalah Yuyun (42th) tamatan SMA Sederajat. bertempat di blok desa Rt 03 Rw 06 Desa Kebarepan. Usaha sandal Hello Kitty ini sudah berjalan selama 20 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, utamanya adalah meneruskan usaha orang tuanya. Dari hasil sandal hello kitty selama 20 tahun ini Ia bisa membangun sebuah rumah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya. 29 Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu sandal Hello Kitty. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang diberikan upah sekitar Rp 30rb sampai Rp 45rb per hari, dimulai pukul s/d WIB. Modal awal yang digunakan Yuyun adalah sebesar Rp 1jt(bahan baku) dengan omset penjualan mencapai Rp 16jt/bulan dengan rincian 20 kodi per 3 hari dikali dengan Rp 80rb/kodi dan setiap 1 kodi Ia mendapat keuntungan Rp 10rb/kodi. Bahan baku yang Ia gunakan adalah karet 29 Wawancara dengan BaIbu Yuyun pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul WIB 73
23 yang Ia beli di Plered seharga Rp 15rb/lembar. Biaya yang Ia harus keluarkan lagi yaitu untuk membayar Orang yang menyablon sandalnya sebesar Rp 1500/kodi sedangkan untuk menjahit slopan sandalnya Ia harus membayar Rp 20rb/kodi. Hasil sandal miliknya Ia berikan kepada distributor yang ada di blok dukuh dalem Desa Kebarepan untuk selanjutnya dikirim ke Bandung dan Jakarta. Kesulitankesulitan yang dihadapi Yuyun adalah mengenai modal dan pekerja yang ahli dalam membuat kerajinan sandal. 7. SaBa (Sandal Barepan) SaBa merupakan home industry milik Junaedi (48th) pendidikan akhirnya hanya sampai Sekolah Dasar (SD), Ia adalah ketua RW 05 Desa Kebarepan. Home industry miliknya sudah berjalan 25 tahun. Home industry ini merupakan usaha turun temurun dari orangtuanya. Motif Ia menjadi seorang pengrajin karena Ia ingin mengembangkan kreatifitas yang ada pada dirinya, memberikan lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar dan melestarikann usaha sandal ini dari nenek moyang. 30 Didalam usahanya ini Ia hanya menjual duamacam sandal yaitu model lokal dan model hotel. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para pekerjanya sebesar Rp 35rb untuk wanita dan Rp 45rb untuk laki-laki. Produksinya dimulai pukul s/d WIB dengan jam istirahat 1 jam. Dalam proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra, mesin oven sandal dan cetakan sandal. Modal awal yang Ia gunakan adalah kepercayaan. saya tidak menggunakan modal. Dulu dimulai dengan kepercayaan jadi kalau ada konsumen yang pesen konsumen tersebut memberikan uang muka untuk pembuatan sandal selanjutnya begitu sampai sekarang ujar Junaedi Omset penjualannya mencapai Rp 19jt per 2 minggu. Untuk sandal model hotel Ia memberikan harga untuk ketebalan 6ml Rp 3000/pasang, 8ml Rp 3250/pasang dan 10ml Rp 3.500/pasang sedangkan untuk sandal model lokal untuk laki-laki Rp 4500/pasang dan wanita Rp 7500/pasang. Sandal-sandal yang 30 Wawancara dengan Bapa Junaedi pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul WIB 74
24 ia produksi sudah ada disributornya yaitu untuk sandal model lokal akan dikirim ke JABODETABEK sedangkan sandal model hotel dikirim hingga keluar Jawa. Usahanya ini tidak memiliki legalita atau izin usaha karena menurut Junaedi kapasitas produksinya belum banyak. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry sandal ini terletak pada modal dan tenaga kerja yang belum terampil. Yang membuat home industry SaBa bertahan karena pemasarannya sudah ada, bahan baku selalu terpenuhi, serta kualitas produk SaBa selalu dijaga dan yangh paling penting menurut Junaedi adalah bahwa home industry sandal di Desa Kebarepan ini jangan sampai punah. 8. The Princess Sandal Pemilik home industry sandal The Princess adalah Iin Winarti (43th) Home industry sandal ini sudah berjalan 26 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini karena mayoritas di Desa Kebarepan dan untuk kesejahteraan ekonomi kehidupannya. Didalam usahanya ini Ia menjual satu macam sandal. 31 Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja dengan upah Rp 30rb/hari untuk wanita dan Rp 40rb/hari untuk laki-laki. Modal awal yang Ia gunakan adalah kepercayaan, jadi kalau ada konsumen yang pesen konsumen tersebut memberikan uang muka untuk pembuatan sandal selanjutnya Ia memproduksinya. Dalam satu hari Ia dan pekerjanya mampu memproduksi 5 kodi dengan harga Rp 140rb/kodi, sedangkan keuntungannya Ia ambil 10% sari setiap kodinya. Untuk bahan baku nya Iin memeblinya di Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg dan Rp 8500/lembarnya. Pemasarannya di kirim ke Pamanukan, Palembang, Jakarta, Tangerang, Cilegon. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry sandal ini menurutnya adalah modal, Ia bahkan pernah meminjam ke perbankan tetapi hanya beberapa saat saja. Iin mengatakan alasannya mengapa Ia tetap bertahan pada home industry sandal. saya bertahan 31 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul WIB 75
25 karena untuk kebutuhan ekonomi, kalau tidak begini nanti tidak bisa makan. Ujar Iin 9. Smile Sandal Ari (30th) dan Murni (26th) adlah pemilik home industry Smile sandal. Mereka memiliki 1 orang anak yang masih berumur 4 tahun. Home industry miliknya sudah berjalan lancar selama 4 tahun. Meskipun terbilang baru tetapi mereka yakin bahwa usahanya bisa bersaing dengan pasar. Motif Ia menjadi seorang pengrajin karena itu merupakan mata pencaharian utama keluarganya. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam sandal yaitu sandal jepit dan sandal slop. 32 Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para pekerjanya sebesar Rp 30rb untuk wanita dan Rp 40rb untuk laki-laki. Produksinya dimulai pukul s/d WIB dengan jam istirahat 1 jam. Dalam proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra. Modal awal yang Ia gunakan sebesar Rp 4jt. Produk sandal jepit diberi harga Rp 120rb/kodi dan sandal slop Rp 75rb/kodi. Dengan setiap kodinya Ia mengambil keuntungan Rp20rb/kodi. Untuk bahan baku Ia membelinya di Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg. Omset penjualannya 60 kodi untuk sandal jepti dan sandal slop perbulannya. Sandal-sandal yang ia produksi Ia pasarkan sendiri ke pasar Jamblang, pasar Plered dan Serang Depok Cirebon. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home industry sandal ini terletak apabila bahan baku langka, untuk modal sendiri Ia yakin mampu mengtasinya. Yang membuat Ari dan Murni bertahan dari home industry sandal ini karena skill yang mereka miliki hanya dalam kerjainnan sandal. Hal lain yang mereka perhitungkan dalam bersaing dengan pasar adalah selalu memperhatikan kepuasan konsumennya Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul WIB 33 Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul WIB 76
26 10. El Tiga Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Hendra (40th). Home industry ini sudah mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah berdiri selama 15 tahun dengan omset penjualan Rp 250jt/bulan. Bahkan pemasarannya pun menurut Hendra sudah seluruh Indonesia. 34 Dalam satu harinya Sifa Cirebon bisa memproduksi 200 kodi. Hendra mempekerjakan 80 orang, dengan upah Rp 35rb samapi rp 50rb per orang. Pekerja juga bisa mendapat uanng tambahan jika lembur yaitu ½ dari upah yang didapatkan. sandal ukuran anak kecil, remaja, dan dewasa di hargai Rp 60rb sampai Rp 100rb per kodi ujar Hendra. Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari Jakarta Rp 8500/lembar dan Rp 8000/kg. Modal awal yang ia gunakan adalah komitmen dan kepercayaan. Home industry ini awalnya memang usaha kecil-kecilan dengan 3 pekerja saja namun pada tahun 2010 usaha ini menjadi besar dan mencapai puncak kejayaannya hingga sekarang. Sifa Cirebon sering mengikuti workshop kewirausahaan. Ia mengungkapkan bahwa kesulitannya dalam menjalankan usaha ini adalah faktor modal, meskipun begitu Ia tetap optimis usahanya akan terus berkembang dengan tetap meningkatkan kualitasnya. 11. Sifa Cirebon Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Toni (52th). Home industry ini sudah mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah sejak 1988 dengan omset penjualan Rp 195jt/bulan. Toni memproduksi khusus sandal hotel saja. Konsumen yang di utamakan adalah hotel-hotel yang ada di Daerah Cirebon, konsumen lainnya seperti Yogyakarta dan sidoarjo. 35 Dalam satu harinya Sifa Cirebon bisa 34 Wawancara dengan Bapa Hendra pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul WIB 35 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Januari 2015 Pukul WIB 77
27 memproduksi 150 kodi. Toni mempekerjakan 20 orang, dengan upah Rp 40rb samapi Rp 45rb per hari. Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari Jakarta Rp 15rb/lembar dan Rp 12rb/kg. Modal awal yang Ia gunakan sebesar Rp 700rb. Home industry ini awalnya memang usaha kecil-kecilan dengan 2 pekerja saja namun home industry ini semakin meningkat karena prinsip yang Ia pegang yaitu jujur, sabar, dan ulet. Dan setiap apa yang Ia hasilkan 2,5% wajib Ia keluarkan untuk zakat, bukan hanya itu setiap 1pasang sandal Rp 100 Ia niatkan untuk shadaqoh yang Ia bagikan setiap 1 tahun sekali. Ia mengungkapkan bahwa kesulitannya dalam menjalankan usaha ini adalah konsumen yang menggunakan pembayaran dengan tempo sehingga Ia menemukan ide untuk mengatur keuangannya dari 100% modal yang kembali 35% digunkan saat itu, 35% untuk bulan depan dan 30% untuk investasi atau saving sehingga Ia tidak selalu dipusingkan oleh faktor modal. Agar ushanya berjalan Ia memili trik dalam mempertahankan produknya yaitu harus jeli mengolah bahan baku, produksi yang harus dibatasi, dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua konsumennya. 36 Dari beberapa home industry diatas dpat disimpulkan bahwa home industry sandal merupakan mata pencaharian utama di Desa Kebarepan. Semua home industry sandal pada umumnya memproduksi sandal yang berbahan baku karet tetapi masih ada yang memproduksi sandal berbahan ban bekasa yaitu Jamali. Jamali beralsan bahwa sandal dari bahan ban bekas yang dulunya diberi nama bandol itu karena tidak ingin melupakan warisan nenek moyang dan tidak ingin melupakan sejarah sandal pertama di Desa Kebarepan. Untuk cara memproduksinya hampir sama karena kebanyakan menggunakan karet. Dalam menjaklankan usahanya banyak pengrajin yang mengalami kendala dalam modal. Mereka mengharapkan adanya peran pemerintah untuk membantu agar usahanya terus berjalan untuk kesejahteraan hidupnya. Karena rata-rata masyarakatnya menggantungkan kehidupannya pada kerajinan sandal. Pemerintahan desa adalah 36 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Januari 2015 Pukul WIB 78
BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas
BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,
Lebih terperinciBAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO
BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG
24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG
BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK
25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pembangunan industri di era globalisasi ini bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo
BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian tersebut, meliputi beberapa bagian,
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun mojosantren bila dilihat dari sudut geografis termasuk pada klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis
Lebih terperinci2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO
75 BAB III PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Sedati Agung Keadaan umum wilayah disuatu daerah sangat menentukan sifat, karakter, dan tradisi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN A. Sejarah Kp. Bitung Jaya, Cikupa, Tangerang Banten. Asal muasal desa menurut orang tua dulu di Cikupa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sentra industri rajutan Binong Jati merupakan sentra rajut terbesar di Kota Bandung yang terletak di Jl.Binong
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan
BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG A. Letak dan Sejarah Desa. Letak Desa Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatea Selatan. Luas areal
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling
BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1. Deskripsi Kabupaten Bima IV.1.1. Letak Dan Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan
BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciDAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan
DAFTAR HASIL WAWANCARA Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan utama. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda
31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang 1. Geografis Desa Rimbo Panjang adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambang yang sekarang berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciBAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten
BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam
Lebih terperinciBAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN
BAB II PROFIL WILAYAH A. Kondisi Wilayah Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN sebagai acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN belangsung, sehingga
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK
BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Desa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki
65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciPROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k
13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)
GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI
33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa. Tengah. Kelurahan Lodoyong ini terdiri dari 6 RW dan 39 RT.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Data Geografis Kelurahan Lodoyong merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Kelurahan Lodoyong
Lebih terperinciKWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN
BAB III PELAKSANAAN AKAD UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Tanjung merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN
BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa
Lebih terperinciTugas Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Kerajinan Batik
Tugas Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Kerajinan Batik Disusun oleh : Nama : Ratna Delima Kirana Suci Nim : 11.12.5955 JURUSAN SISTEM INFORMASI STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. LATAR BELAKANG Batik
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO
BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat berpengaruh
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA
BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA A. Gmbaran Umum Obyek Penelitian 1. Keadaan Geografis Kelurahan Bibis Karah Kecamatan Jambangan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru
BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran umum Desa Weru 1. Letak Geografis Desa Weru merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran Kabupaten
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai
Lebih terperinciBAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK
BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek
Lebih terperinciBAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra
BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG
VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBYEKTIF DESA MARGAGIRI
BAB II KONDISI OBYEKTIF DESA MARGAGIRI A. Letak Geografis Margagiri Desa Margagiri merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang Provinsi Banten. Desa Margagiri terletak di
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH KELURAHAN PAYARAMAN BARAT. Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Kota Palembang.
BAB II DESKRIPSI WILAYAH KELURAHAN PAYARAMAN BARAT A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kelurahan Payaraman Barat Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Kota Palembang. B.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciBAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Geografis Secara geografis Kelurahan Kepel adalah merupakan dataran rendah. Berdasar data BPS Kota Pasuruan pada tahun 2013 curah hujan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA
53 BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA A. Gambaran Umum Masyarakat Pegirian Kecamatan Semampir 1.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ha. Terbagi menjadi 14 RW dan 28 RT. Desa Banguncipto yang dibatasi oleh : 1) Sebelah Utara Desa Wijimulyo
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Deskripsi Wilayah Desa a. Luas Wilayah Luas wilayah Desa Banguncipto kurang lebih sekitar 435.841 Ha. Terbagi menjadi 14 RW dan 28 RT. b. Batas Wilayah Desa Banguncipto
Lebih terperinciBAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi
BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kelurahan Terbanggi Besar Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi Besar termasuk dalam Kabupaten Lampung Tengah, Desa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya seiring dengan bergesernya gaya
Lebih terperinciBAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO
46 BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO A. Keadaan Masyarakat Desa Gemekan Mojokerto 1. Letak Geografis Desa Gemekan Dilihat secara umum letak geografis Desa Gemekan Kecamatan
Lebih terperinciP R O F I L DESA DANUREJO
P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN
BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah
Lebih terperinciBAB III MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK
BAB III MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Bengkel Las Sumber Jaya 1. Sejarah Berdirinya Bengkel
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat
28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada
Lebih terperinciBAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 1. Letak Lokasi Desa Sepacar
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciBAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI
BAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI 6.1 Usaha di Bidang Garment Dalam memutuskan untuk membuat suatu usaha, seseorang harus mampu menentukan atau memilih usaha apa yang akan dia jalani. Seseorang itu harus
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan geografis dan demografis. Keadaan geografis Kelurahan Sidomulyo Barat adalah kelurahan yang terletak di kecamatan tampan kota madya pekanbaru. Kelurahan
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU
V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Wilayah 1. Deskripsi Wilayah Dusun Jipangan termasuk dalam wilayah Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kecamatan Kasihan mempunyai luas wilayah
Lebih terperinciBAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA
BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Wiyung Umumnya kondisi wilayah suatu daerah menggambarkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Deskripsi Penelitian 1. Sejarah berdirinya UD. Sumi Abadi Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36/M- DAG/PER/9/2007 pasal 1 tentang Penerbitan Surat Izin
Lebih terperinciBaru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.
Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAKUNCEN KECAMATAN BOJONEGARA
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAKUNCEN KECAMATAN BOJONEGARA A. Letak Geografis Desa Pakuncen Desa Pakuncen adalah salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang Provinsi Banten,
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini
Lebih terperinciBAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR
BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR 7.1 Pendahuluan Sebuah organisasi di dalam prosesnya berkembang pasti mengalami pasang surut yang mungkin dapat menghambat kinerja organisasi tersebut. Kendala-kendala
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini
BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG A. Sejarah Singkat Desa Desa Pulau Panjang merupakan salah satu desa dari sekian banyak desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini berdataran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan
Lebih terperinci