SKRIPSI OLEH : Feby Anastasya G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI OLEH : Feby Anastasya G"

Transkripsi

1 Peran Anggota Ormas (Organisasi Masyarakat) atau OKP (Organisasi Kepemudaan) dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana OLEH : Feby Anastasya G DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVESITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

2 Peran Anggota Ormas (Organisasi Masyarakat) atau OKP (Organisasi Kepemudaan) dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih Oleh: Feby Anastasya G ABSTRACT This study based of their actions Sutomo Market relocating to Pasar Induk Laucih conducted Medan City government to improve the face and the layout of the city of Medan, where during this Sutomo market is considered to be unable to accommodate and often become a source of congestion around the road Sutomo. Although the purpose is to improve, but still Medan City government programs still got many problems in the process of relocation. In this case the authors focus on research in the role of community organizations or Youth Organizations in relocation activities of the Government of the city of Medan. The purpose of this study was to determine how the government's relocation process of Medan and how the role that members led Organizations or community organizations in the process of relocation of the Pasar Induk Lau Cih In this study, the authors used a qualitative research method with descriptive approach. In this study the authors found that the relocation process by the government does not go smoothly, it is marked by many conflicts in the Pasar Induk Laucih, as we all know that the Pasar Induk Laucih been running for almost three years, but the relocation process is still unfinished. In Pasar Induk Laucih led Organizations or Civil Society Organizations have a role in the sales process stalls, parking, bathrooms, securing and saving the market in night. Keywords: Relocation, Community Organization or Youth Organization or OKP ABSTRAK Tindakan relokasi Pasar Sutomo ke Pasar Induk Lau Cih yang dilakukan Pemerintah Kota Medan guna memperbaiki wajah dan tata letak Kota Medan, dimana selama ini Pasar Sutomo dinilai sudah tidak dapat menampung dan kerap menjadi biang kemacetan disekitar Jalan Sutomo. Meskipun tujuannya ingin memperbaiki, tetapi program Pemerintah Kota Medan masih mendapat masalah dalam proses relokasi. Dalam hal ini penulis memfokuskan penelitian dalam peran Organisasi Masyarakat atau Organisasi Kepemudaan dalam kegiatan relokasi yang dilakukan Pemerintah Kota Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Proses relokasi yang dilakukan pemerintah Kota Medan serta bagaimana peran yang dijalankan anggota Organisasi Kepemudaan atau Organisasi Masyarakat dalam proses relokasi Pasar Induk Lau Cih. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif. Dalam penelitian ini penulis menemukan proses relokasi yang dilakukan pemerintah tidak berjalan dengan mulus, hal ini ditandai dengan banyaknya konflik yang terjadi dalam Pasar Induk Lau. Selain itu penulis menemukan bahwa Organisasi Masyarakat ataupun Organisasi kepemudaan yang berada di Pasar Induk Lau Cih masuk melalui kerjasama yang dilakukan PD Pasar Kota Medan dengan pihak ketiga. Dalam Pasar Induk Lau Cih Organisasi Kepemudaan atau Organisasi Masyarakat mempunyai peran dalam proses penjualan kios, parkir, kamar mandi, pengamanan dan bongkar muat Pasar Induk Lau Cih. Kata Kunci: Relokasi, Organisasi Masyarakat atau Organisasi Kepemudaan,Peran Ormas atau OKP

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dankarunia-nya penulis dapat skripsi yang berjudul Peran Anggota Ormas (Organisasi Masyarakat) atau OKP (Organisasi Kepemudaan) dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih. Penulis skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Satu (S1) pada Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Skripsi ini berisi kajian berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada anggota organisasi Masyarakat, Pedagang Pasar Induk Lauchi dan Staf PD Pasar Induk Lauchi dalam proses Relokasi Pasar Induk Lauchi. Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari teknik penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan karena kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberi kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan. Medan, Desember 2017 Penulis

4 DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... vii Daftar Tabel... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Konsep Peran Organisasi Masyarakat (ORMAS) Organisasi Kepemudaan Relokasi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan Pasar Induk Pasar Induk Lau Cih Pedagang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Pihak Pengelola Keamanan Pasar Induk Lau Cih (Pihak Ketiga) Peran ORMAS dalam Pengelolaan Pasar Induk Lau Cih Kota Medan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konflik Ralf Dahrendorf Teori Peran Teori Fenomeno...31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Unit Analisis dan Informan Unit Analisis... 36

5 3.3.2 Informan Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Interprestasi Data Jadwal Kegiatan BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRESTASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Keadaan Geografis Kelurahan Lau Cih Keadaan Penduduk Keluarahan Lau Cih Gambaran PAsar Induk, Lau cih, Medan Tuntungan Unit Usaha PAsar Induk, Lau Cih Pedagang Dalam Pasar Induk Lau Cih Profil Informan Gambaran Pengelola Pasar Induk Lau Cih Pemerintah Kota (Pemkot) Medan (Pihak Pertama) PD Pasar Kota Medan (Pihak Kedua) Pengelola PAsar Induk Lau Cih (Pihak Ketiga) Proses-proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih Peran Organisasi Masyarakat (ORMAS) atau Organisasi Kepemudaan (OKP) dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih Konflik Kepentingan Pasar Induk Lau Cih...90 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran 101 Daftar Pustaka..102 LAMPIRAN..104

6 DAFTAR TABEL dan GRAFIK Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Tabel 4.1 Wilayah Kelurahan Lau Cih Berdasarkan Kawasan Geografis Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Lau Cih Menurut Jenis Kelamin dan Rumah Tangga Tahun 2014 dan Tahun Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Lau Cih Menurut Usia Tahun 2014 dan Tahun Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Lau Cih Menurut Agama Tahun 2014 dan Tahun Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Lau Cih Tahun 2014 dan Tahun Tabel 4.6 Data Tempat Pendidikan di Kelurahan Lau Cih, Kec. Medan Tuntungan Skema 4.7 Gambaran Keterlibatan Ormas atau OKP dalam Proses Relokasi Pasar induk Skema 4.8 Analisis Pembagian Kelas Berdasarkan Konflik Kepentinga Skema 4,9 Pembagian Dan Peran Oknum Di Pasar Induk Lau Cih..101

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar sebagai tempat terjadinya transaksi ekonomi antara penjual dan pembeli. Sebagai salah satu negara berkembang, keberadaan pasar terkhususnya pasar tradisional memiliki peranan penting terhadap masyarakat, mengingat bahwa sebagian penduduk di Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang. Menurut Kementerian Perdagangan jumlah pasar modern yang ada di Indonesia kini mencapai pasar. (Yoga Sukmana. Jumlah Pasar Modern di Indonesia. Kompas.com. /read/2014/08/08/ /jumlah.pasar.modern.di.indonesia.capai Unit.(Diakses 29 Agustus 2016 Pukul WIB)).Sedangkan menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), jumlah pasar tradisional pasar dalam waktu 4 tahun terakhir.(redaksi Geotimes. Jokowi: Pasar Tradisional Jangan Kalah dengan Pasar Modern. Geotimes.com. mes.co.id/jokowi-pasar-tradisional-jangan-kalah-dengan-pasar-modern/. (Diakses 29 Agustus 2016 Pukul WIB)) Di kota Medan terdapat 52 pasar tradisional, dengan jumlah pedagang di seluruh kota Medan sekitar Keberadaan pasar pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat agar bisamemenuhi berbagai keinginan yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Tetapi pada perkembangan saat ini, pasar tidak hanya berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari (keperluan akan

8 makanan dan pakaian), namun juga menawarkan benda-benda lain disamping kebutuhan pokok tersebut. Menyadari pentingnya peranan pasar, maka kini hampir setiap kelompok masyarakat bahkan di desa terpencil sekalipun memiliki pasar.sebagai pusat (sentral), pasar dengan segala perangkat yang ada di dalamnya secara tidak langsung menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya peranan ekonomi tetapi juga peranan relasi terhadap masyarakat di sekitarnya cukup besar. Pada umumnya pasar di bangun di tempat-tempat strategis, dengan tujuan untuk memudahkan banyak orang dapat mengakses keberadaan pasar tersebut. Biasanya pasarmenempati persimpangan jalan, di dekat pelabuhan atau stasiun dan sebagainya. Seperti di Medan, pasar juga di bangun di tempat-tempat strategis. Seperti halnya Pasar Sutomo atau Pasar Sambu yang berada di daerah pusat kota Medan. Seiring berkembangnya kota Medan, berbanding lurus dengan perkembangan pasar-pasar tradisioanal terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah pasar yang secara bersamaan juga meningkatnya jumlah pedagang. Peningkatan jumlah pasar-pasar tradisonal tidak hnaya memberikan dampak positif tetapi juga berdampak buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari terganggunya sebagian besar badan jalan, sehingga menimbulkan kemacetan yang telah mengganggu banyak pihak. Selain itu keberadaan pasar yang hingga merambah ke badan jalan besar juga mengganggu tata letak kota. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab pemerintah melakukan relokasi pasar.

9 Salah satu pasar di Medan yang direlokasi ialah Pasar Sutomo Jalan Rakyat Kecamatan Medan Perjuangan. Bersama dinas terkait Pemerintah Kota(Pemko) Medan semakin gencar melakukan penertiban atau relokasi terhadap sejumlah pasar yang dianggap menyalahi aturan. Pemerintah Kota (Pemko) Medan beranggapan bahwa keberadaan ratusan pedagang di Pasar Sutomo menjadi penyebab utama kemacetan arus lalu lintas pada kawasan tersebut. Itu sebabnya, Pemko Medan melakukan relokasi bagi para pedagang Pasar Sutomo ke Pasar Induk Lau Cih Tuntungan.Pasar Induk yang berlokasi di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan adalah daerah relokasi pasar tradisonal yang berasal dari Pajak Sentral, yang berlokasi di Jl. Sutomo. Pasar yang memiliki lahan seluas sekitar 12 hektar ini mulai dibangun sejak tahun 2009, dan mulai beroperasi sejak tanggal 28 Maret 2015, namun diresmikan pada hari jumat, 19 Juni 2015 oleh Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S, Msi. Pasar Induk ini memiliki 720 unit grosir, 320 unit sub grosir, serta 56 unit wisata buah. (sumber : Waspada.co.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2016, pukul WIB). Sudah setahun Pasar Induk Lau Cih di resmikan, namun selama proses relokasi terdapat berbagai kendala. Ternyata relokasi pasar ini tidak semudah yang dibayangkan, hal ini terlihat dari banyaknya masalah-masalah yang cukup kompleks dihadapi Pemerintah Kota Medan. Awalnya para pedagang menolak di relokasi karena mereka merasa akan kehilangan pelanggan yang dapat mengakibatkan pendapatan mereka menurun. Selain itu mereka merasa sulit beradaptasi karena mereka harus kembali berusaha dari

10 awal. Kendala lain yang kerap dihadapi adalah terjadinya unjuk rasa dan konflik antar pedagang yang telah di relokasi dengan pedagang yang masih tetap bertahan di Pasar Sutomo. Pedagang yang telah direlokasi merasa diperlakukan tidak adil karena masih terdapatnya pedagang lain yang tetap bertahan dan tetap berdagang seperti biasanya tanpa adanya larangan. Tak jarang, aksi unjuk rasa yang digelar ratusan pedagang ini berujung pada bentrok antar sesama pedagang. Ironisnya kasus unjuk rasa yang kerap berujung bentrok ini terjadi di Kantor Wali Kota Medan, dengan alasan agar pihak pemerintah melihat dan mendengar langsung apa yang menjadi keluhan para pedagang tersebut. Beberapa kali upaya mediasi sudah dibangun antara pihak pedagang dengan Pemko Medan. Namun berulang kali pula upaya tersebut tidak memunculkan titik temu. Belum jelas apa persoalan pasti sehingga keluhan pedagang tidak mampu diakomodir dengan maksimal oleh pemerintahan Kota Medan yang baru ini.namun sebagai catatan, ketika sebagian pedagang berunjuk rasa hingga memunculkan tindak anarkisme, sebagian pedagang yang lain justru 'bergerilya' untuk menggelar lapak dagangannya di banyak titik, termasuk Jalan Perjuangan, Medan.Ternyata ketika turun langsung ke lapangan, perlahanditemui apa persoalan yang sebenarnya terjadi antara Pemko Medan, pedagang yang berunjuk rasa dan pedagang yang bergerilya mencari lapak baru untuk menjajakan barang dagangan mereka. Menurut salah seorang pedagang yang ambil bagian dalam gerilya mencari lapak baru di Jalan Perjuangan, Medan, mereka sudah puluhan tahun mencari nafkah di kawasan Pasar Sentral hingga ke Jalan Seram,

11 dengan perjanjian Jalan Sutomo tidak ditempati sebagai lapak berjualan.namun seiring berjalannya waktu, muncul oknum-oknum nakal yang justrumemperjual-belikan lapak dagang di Jalan Sutomo sehingga belakangan kawasan tersebut dipadati oleh pedagang. Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemko Medan membangun lokasi dagang baru tempat relokasi untuk dijadikan lahan berjualan para pedagang yang selama ini memadati Jalan Sutomo yaitu Pasar Induk. Ratusan pedagang ini pun direlokasi ke Pasar Induk untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Jalan Sutomo.Setelah direlokasi, ternyata persoalan belum juga usai. Pedagang yang berada di Pasar Induk merasa ada kejanggalan akibat tidak turut direlokasinya ratusan pedagang lain yang berada di Jalan Seram. Itu sebabnya mereka kerap menggelar unjuk rasa untuk menuntut Pemko Medan agar segera merelokasi pedagang yang ada di Jalan Seram.Pemko pun bergerak cepat menampung aspirasi pedagang Pasar Induk dengan memerintahkan ratusan pedagang yang berada di Jalan Seram dan sekitarnya agar tidak lagi berjualan di tempat itu. Karena telah mendapat larangan tegas serta setiap malam para pedagang dari Jalan Seram mencari lokasi dagangan baru untuk dijadikan lahan mencari makan. Penumpukan ratusan pedagang dari Jalan Seram hingga Jalan Perjuangan, sempat menimbulkan bentrok dengan petugas keamanan yang bersiaga menjaga mereka agar tidak membuka lapak di luar lokasi yang telah ditentukan pemerintah.hingga kini, petugas gabungan dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, Polisi, TNI hingga Kepala-kepala Lingkungan dikerahkan untuk bersiaga di sejumlah lokasi yang berpotensi menjadi lapak baru pedagang dari Jalan Seram, seperti Jalan Perjuangan, Jalan Letda

12 Sujono hingga kawasan di Kecamatan Percut Sei Tuan.(Eka Azwin Lubis. Ada Apa Dengan Pedagang?. Analisadaily.com. isadaily.com/opini/news/adaapadengan pedagang/229444/2016/04/13). (Diak ses 1 Juni 2016 pukul 16:05 WIB)) Dari uraian sebelumnya kita dapat menyimpulkan bahwa masalah relokasi bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini diketahui banyak yang terlibat seperti halnya disebut diatas bahwa ada oknum-oknum yang membuat masalah relokasi ini semakin sulit. Begitu juga seperti yang terjadi di Pasar Induk Lau Cih ini. Dalam kegiatan praobservasi yang dilakukan di Pasar Induk Lau Cih, peneliti menemukan beberapa hal yang menurut peneliti merupakan penyebab penambah sulitnya relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Medan. Diantaranya adalah menurut salah satu pedagang yang di gusur dari Pasar Sutomo ada banyak pedagang yang digusur, tetapi tidak mendapatkan lapak berjualan di Pasar Induk Lau Cih dan ada banyak pedagang bukan korban gusuran yang ternyata mendapat lapak di Pasar Induk Lau Cih. Selain itu ternyata di Pasar Induk Lau Cih ini bukan hanya Perusahaan Daerah Pasar saja yang mengatur kegiatan yang ada di pasar tersebut, tetapi adanya oknum-oknum yang di ketahui merupakan organisasi kepemudaan yang ada di kota Medan. Badarruddin mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pasar Tradisional Pedesaan (2001 : 20) untuk dapat memahami interaksi dan aktivitas pasar tradisional, perlu diketahui siapa-siapa saja atau kelompokkelompok mana saja yang turut terlibat dalam aktivitas pasar tradisional. Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas kegiatan pasar disebut sebagai aktor-aktor pasar. Secara umum dalam pasartradisional terdapat beberapa

13 aktor pasar yaitu distributor, pedagang perantara, pedagang, organisasi kepemudaan (pengelola pasar dan pengumpul pajak) dan konsumen. Dalam kehidupan dinamika pasar tradisional selalu memiliki aktor ketiga, seperti halnya organisasi pemuda yang terlibat dalam sirkulasi barang dan jasa dalam pasar tradisional. Untuk mendapatkan sejumlah uang maka para pemuda tersebut melakukan hubungan kerja secara terikat terhadap para pedagang seperti; uang bongkar barang, uang parkir, uang sampah, uang lampu dan uang jaga malam. Dalam praobservasi, peneliti mendapatkan informasi seperti halnya yang telah di cantumkan sebelumnya bahwa dalam suatu pasar terdapat actoraktor yang diantaranya adalah organisasi masyarakat. Dalam kegiatan praobservasi peneliti menemukan bahwa ada berbagai organisasi masyarakat yang memiliki kekuasaan di daerah Pasar Induk Lau Cih ini tetapi telah dijadikan satu dengan sebutan pihak ketiga.. Organisasi masyarakat atau OKP tersebut memiliki pembagian wilayah dalam mengatur kegiatan yang ada di Pasar Induk Lau Cih ini. Dalam hal ini peneliti hanya akan melihat peran anggota ormas atau OKP yang ada pasar. Anggota ormas yang berada di bagian dalam pasar ternyata ikut mengambil bagian juga dalam kegiatan organisasi yang dibentuk oleh para pedagang. Seperti yang diketahui anggota ormas tersebut merupakan Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pemuda Karya daerah Pokok Mangga Medan Tuntungan. Beliau menjadi ketua kelompok pedagang sayur mayur yang berada di Pasar Induk Lau Cih. Selain itu, beberapa anggota ormas juga di ketahui sebagai pengelola parkir di dalam pasar.

14 Dalam tugas pokok PD. Pasar Medan dikatakan bahwa PD. Pasar mempunyai fungsi: Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar, penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area pasar. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan areapasar.pengelolaan dan pengembangan area pasar. Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar. Bantuan terhadap stabilitas harga barang,bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa,pelaksanaan dan pengembangan kerjasama, dan pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar Pembinaan pedagang pasar antara lain memfasilitasi kerjasama atau wadah bagi para para pedagang dalam kemitraan dengan pihak lain,memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh pedagang,memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang,memberikan hak prioritas kepada pedagang untuk memperoleh tempat usaha yang baru hasil pembangunan, memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama dengan lembaga keuangan. (Tugas Pokok PD.Pasar Medan, oleh: Deteksi Nusantara. Diakses 15 juli 2016 pukul Wib). Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa adanya beberapa hal yang sudah tidak sesuai dengan ketetapan pemerintah tentang suatu pasar. Dalam fungsi pokok Perusahaan Daerah Pasar dikatakan bahwa Perusahaan Daerah Pasarlah yang seharusnya mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan pedagang dan pasar tersebut meliputi sarana dan prasarana, dan Perusahaan Daerah Pasar juga yang seharusnya ambil alih dalam kegiatan pengembangan

15 daerah pasar termasuk jika terjadinya relokasi sebuah pasar tetapi dalam fakta yang terlihat ada campur tangan dari pihak ketiga dalam melakukan kegiatan pengelolaan pasar. Uraian diataslah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran Anggota Organisasi Kepemudaan dalam proses Relokasi di Pasar Induk Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan. 1.2 Rumusan Masalah Untuk sebuah penelitian harus memiliki batasan-batasan permasalahan yang harus diamati maupun diteliti sehingga penelitian dapat terfokus dalam tergambarkannya suatu masalah dan peneliti tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam peneitian ini adalah bagaimana peran Anggota OrganisasiKepemudaandalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Anggota Organisasi Kepemudaan yang ada di kawasan Pasar Induk Lau Cih Medan Tuntungan dalam tindakan relokasi pasar yang dilakukan Pemerintah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ialah sesuatu yang sangat diharapkan ketika sebuah penelitian telah selesai dilakukan. Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian adalah:untuk mengetahui peran anggota

16 organisasi kepemudaan yang ada di kawasan Pasar Induk Lau Cih Medan Tuntungan dalam tindakan relokasi pasar yang dilakukan pemerintah Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa, khususnya dalam jurusan Sosiologi dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap setiap orang atau instansi yang terkait pada pengetahuan social. Sehingga dapat memahami bagaimana peran anggota Ormaskepemudaan dalam proses relokasi Pasar Induk Lau Cih Manfaat Praktis Segala bentuk rangkaian peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan berfikir peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta hasil penelitian inidapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai bahan bagi peneliti berikutnya yang ingin membahas tentang peran anggota Ormas Kepemudaanpada proses relokasi Pasar Induk Lau Cih, serta dapat meberikan kontribusi bagi pemerintah Kota Medan dalam menetapkan suatu kebijakan. 1.5 Defenisi Konsep Peran Peran adalah sebuah sudut pandang dalam Sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian di perankan oleh kategori-kategori yang di tetapkan secara sosial. Setiap peran social adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan

17 perilaku seseorang yang harus di hadapi dan di penuhi. Sedangkan menurut Soekanto (1990:286) Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran Organisasi Masyarakat (Ormas) Organisasi Masyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat (warga Negara republic Indonesia) secara sukarela atau atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembagunan, dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila. Ormas merupakan sarana untuk menyalurkan pendapat dan pikiran bagi anggota masyarakat guna meningkatkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar (Budiyanto, 2013: 175) Organisasi Kepemudaan Organisasi kepemudaan adalah lembaga yang menghimpun segenap potensi anak muda baik mahasiswa maupun anak sekolah yang masuk kategori pemuda bahkan mereka yang tidak menjadi anak terdidik. Organisasi kepemudaan ini berdiri bersama dengan visi dan stgruktur kepemimpinan, budaya dan model aktualisasi ide dan gagasanya. Pemuda yang terhimpun di dalamnya menjalani proses kaderisasi, interaksi dan uji kemampuan meminpin dengan adanya struktur kepemimpinan yang di tata melalui forum-forum kongres dan

18 pengambilan kebijakan strategis lainnya.pendidikan dalam sistem perkaderan dan rekrutmen tercipta melalui proses ideologisasi, prosesnya dengan mengikuti tahapan perkaderan 1, perkaderan 2 dan tahapan selanjutnya perkaderan sosial dan keterampilan lainnya. Dari proses tersebut terjadi konsolidasi pemikiran, pembentukan watak, mental, tradisi dan kemampuan yang lebih dari pemuda yang tidak berorganisasi. Disinilah peran penting organisasi kepemudaan sebagai pembentuk karekater dan kualitas anak muda di Indonesia Relokasi Relokasi dalah suatu kegiatan pemindahan suatu tempat ketempat yang lebih baik dan lebihn nyaman dari tempat sebelumnya Pasar Induk Pasar Induk adalah pasar utama yang menjadi pasar penyalur/ pemasok barang kebutuhan untuk pasar lain. Biasanya para pedagang di pasar lain akan berbelanja di Pasar Induk untuk dijual kembali. Pasar ini juga dijadikan tempat pendistribusian langsung dari para petani Pasar Induk Lau Cih Pasar induk merupakan pasar utama di kota besar yang merupakan pusat penyalur barang kebutuhan untuk pasar lain. Pasar Induk Lau Cih diresmikan pada 19 Juni 2015, yang dijadikan tempat Relokasi para pedagang yang digusur dari pasar Sutomo medan. Pasar induk Lau Cih adalah pasar induk terbesar di Sumatera Utara, yang diresmikan oleh Drs HT Dzulmi Eldin S MSi. Pengoperasian Pasar Induk Sayur dan Buah di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih,

19 Kecamatan Medan Tuntungan. Diharapkan pasar yang memiliki lahan seluas sekitar 12 hektar ini, menjadi salah satu model percontohan pasar induk tradisional modern terbaik di Kota Medan dan mampu menampung semua kebutuhan masyarakat akan sayur dan buah. Pasca direlokasi dari kawasan Jalan Sutomo Medan, pasar induk lau chi memiliki 720 unit grosir, 320 unit sub grosir serta 56 unit wisata buah Pedagang Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjual belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan Pihak pengelola keamanan Pasar Induk Lau Cih (pihak ketiga) Dirut PD Pasar telah memberikan pengelola kamar mandi dan parkiran kepada pihak ketiga dimana dikatakan pihak ketiga adalah swasta. Pengelolaan Pasar Induk Lau Cih tidak seutuhnya dikelola oleh PD Pasar sistem seperti ini sudah berlangsung sejak tahun Pihak ketiga dengan PD Pasar telah membuat perjanjian dalam mengelola lahan parkiran dan kamar mandi, dalam perjanjian tersebut bersifat kerja sama dengan perjanjian tersebut pihak ketiga harus menyetor kan uang sebesar Rp /hari kepada PD Pasar dari hasil lahan parkiran dan kamar mandi. Para pedagang diwajibkan membayar kontribusi jaga malam dengan tarif Rp2000/hari. Untuk lahan parkiran kendaraan roda dua 2 dikenakan dengan tarif Rp2000, dan roda empat Rp3000, kamar mandi Rp2000 dan untuk angkutan yg melakukan bongkar muat Rp

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori Konflik Ralf Dahrendorf Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme struktural dan akibat berbagai kritik, yang berasal dari sumber lain seperti teori Marxian dan pemikiran konflik sosial dari Simmel. Salah satu kontribusi utama teori konflik adalah meletakan landasan untuk teori-teori yang lebih memanfaatkan pemikiran Marx.Masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori itu tidak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar struktural-fungsionalnya.teori konflik Ralf Dahrendorf menarik perhatian para ahli sosiologi Amerika Serikat sejak diterbitkannya buku Class and Class Conflict in Industrial Society, pada tahun Asumsi Ralf tentang masyarakat ialah bahwa setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian serta konflik ada dalam sistem sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, sehingga ia menekankan tentang peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat. Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan konsesus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Dengan demikian diusulkan agar teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan teori konsesus.teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat

21 sedangkan teori konsesus harus menguji nilai integrasi dalam masyarakat. Bagi Ralf, masyarakat tidak akan ada tanpa konsesus dan konflik. Masyarakat disatukan oleh ketidakbebasan yang dipaksakan. Dengan demikian, posisi tertentu di dalam masyarakat mendelegasikan kekuasaan dan otoritas terhadap posisi yang lain. Fakta kehidupan sosial ini yang mengarahkan Dahrendorf kepada tesis sentralnya bahwa perbedaan distribusi otoritas selalu menjadi faktor yang menentukan konflik sosial sistematis.hubungan Otoritas dan Konflik Sosial Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa posisi yang ada dalam masyarakat memiliki otoritas atau kekuasaan dengan intensitas yang berbeda-beda.otoritas tidak terletak dalam diri individu, tetapi dalam posisi, sehingga tidak bersifat statis.jadi, seseorang bisa saja berkuasa atau memiliki otoritas dalam lingkungan tertentu dan tidak mempunyai kuasa atau otoritas tertentu pada lingkungan lainnya. Sehingga seseorang yang berada dalam posisi subordinat dalam kelompok tertentu, mungkin saja menempati posisi superordinat pada kelompok yang lain. Kekuasaan atau otoritas mengandung dua unsur yaitu penguasa (orang yang berkuasa) dan orang yang dikuasai atau dengan kata lain atasan dan bawahan. Kelompok dibedakan atas tiga tipe antara lain : 1. Kelompok Semu (quasi group) 2. Kelompok Kepentingan (manifes) 3. Kelompok Konflik Kelompok semu adalah sejumlah pemegang posisi dengan kepentingan yang sama tetapi belum menyadari keberadaannya, dan kelompok ini juga termasuk dalam tipe kelompok kedua, yakni kelompok kepentingan dan karena kepentingan inilah melahirkan kelompok ketiga yakni kelompok konflik sosial. Sehingga dalam

22 kelompok akan terdapat dalam dua perkumpulan yakni kelompok yang berkuasa (atasan) dan kelompok yang dibawahi (bawahan). Kedua kelompok ini mempunyai kepentingan berbeda. Bahkan, menurut Ralf, mereka dipersatukan oleh kepentingan yang sama. Mereka yang berada pada kelompok atas (penguasa) ingin tetap mempertahankan status quo sedangkan mereka berada di bawah (yang dikuasai atau bawahan ingin supaya ada perubahan.dahrendorf mengakui pentingnya konflik mengacu dari pemikiran Lewis Coser dimana hubungan konflik dan perubahan ialah konflik berfungsi untuk menciptakan perubahan dan perkembangan. Jika konflik itu intensif, maka perubahan akan bersifat radikal, sebaliknya jika konflik berupa kekerasan, maka akan terjadi perubahan struktural secara tiba-tiba. Menurut Dahrendorf, Adanya status sosial didalam masyarakat (sumber konflik yaitu: Adanya benturan kaya-miskin, pejabat-pegawai rendah, majikanburuh) kepentingan (buruh dan majikan, antar kelompok,antar partai dan antar Adanya dominasi Adanya ketidakadilan atau diskriminasi. agama). kekuasaan (penguasa dan dikuasai). Dahrendorf menawarkan suatu variabel penting yang mempengaruhi derajat kekerasan dalam konflik kelas/kelompok ialah tingkat dimana konflik itu diterima secara eksplisit dan diatur. Salah satu fungsi konflik atau konsekuensi konflik utama adalah menimbulkan perubahan struktural sosial khususnya yang berkaitan dengan struktur otoritas, maka Dahrendorf membedakan tiga tipe perubahan Perubahan keseluruhan personel didalam posisi struktural yakni: Perubahan sebagian personel dalam posisi dominasi.

23 Penggabungan kepentingan-kepentingan kelas subordinat dalam kebijaksanaan kelas yang berkuasa. Perubahan sistem sosial ini menyebabkan juga perubahan-perubahan lain didalam masyarakat antara lain Munculnya kelas, Dekomposisi tenaga kerja, Dekomposisi modal: menengah baru Analisis Dahrendorf berbeda dengan teori Marx, yang membagi masyarakat dalam kelas borjuis dan proletar sedangkan bagi Dahrendorf, terdiri atas kaum pemilik modal, kaum eksklusif dan tenaga kerja. Hal ini membuat perbedaan terhadap bentuk-bentuk konflik, dimana Dahrendorf menganggap bahwa bentuk konflik terjadi karena adanya kelompok yang berkuasa atau dominasi (domination) dan yang dikuasai (submission), maka jelas ada dua sistem kelas sosial yaitu mereka yang berperan serta dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang tidak berpartisipasi melalui penundukan. Sedangkan Marx berasumsi bahwa satu-satunya konflik adalah konflik kelas yang terjadi karena adanya pertentangan antara kaum pemilik sarana produksi dengan kaum buruh.dahrendorf memandang manusia sebagai makhluk abstrak dan artifisial yang dikenal dengan sebutan homo sociologious dengan itu memiliki dua gambaran tentang manusia yakni citra moral dan citra ilmiah.citra moral adalah gambaran manusia sebagai makhluk yang unik, integral, dan bebas.citra ilmiah ialah gambaran manusia sebagai makhluk dengan sekumpulan peranan yang beragam yang sudah ditentukan sebelumnya. Asumsi Dahrendorf, manusia adalah gambaran citra ilmiah sebab sosiologi tidak menjelaskan citra moral, maka manusia berperilaku sesuai peranannya maka peranan yang ditentukan oleh posisi sosial seseorang di dalam masyarakat, hal inilah

24 masyarakat yang menolong membentuk manusia, tetapi pada tingkat tertentu manusia membentuk masyarakat. Sebagai homo sosiologis, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan perilaku yang sesuai dengan peran dan posisi sosialnya tetapi di sisi lain dibatasi juga oleh peran dan posisi sosialnya di dalam kehidupan bermasyarakat. Teori konflik dipahami melalui suatu pemahaman bahwa masyarakat memiliki dua wajah karena setiap masyarakat kapan saja tunduk pada perubahan, sehingga asumsinya bahwa perubahan sosial ada dimana-mana, selanjutnya masyarakat juga bisa memperlihatkan perpecahan dan konflik pada saat tertentu dan juga memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan, karena masyarakat didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain. 2.2 Teori Peran Peran adalah sebuah sudut pandang dalam Sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian di perankan oleh kategori-kategori yang di tetapkan secara sosial. Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus di hadapi dan di penuhi. Sedangkan menurut Soekanto (1990:286) Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Menurut Kozier Barbaraperan adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari

25 dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi dan pengaruh. Menurut Biddle dan Thomas dalam Arisandi, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain. Menurut Horton dan Hunt [1993], peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton [1968] dinamakan perangkat peran (role set). Dalam kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur sosial, ditentukan oleh hakekat (nature) dari peran-peran ini, hubungan antara peran-peran tersebut, serta distribusi sumberdaya yang langka di antara orang-orang yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan, mengorganisasikan, dan memberi imbalan (reward) terhadap aktivitasaktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat memiliki struktur sosial yang berbeda pula. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang diharapkan karena beberapa alasan. Sedangkan, Abu

26 Ahmadi [1982] mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Dalam kaitannya dengan peran yang harus dilakukan, tidak semuanya mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Maka sering sekali terjadi ketidakberhasilan dalam menjalankan perannya. Dalam ilmu sosial, ketidakberhasilan ini muncul disebabkan oleh sebagai berikut : Role Conflict Setiap orang memainkan sejumlah peran yang berbeda, dan kadang-kadang peran-peran tersebut membawa harapan-harapan yang bertentangan. Menurut Hendropuspito [1989], konflik peran (role conflict) sering terjadi pada orang yang memegang sejumlah peran yang berbeda macamnya, kalau peran-peran itu mempunyai pola kelakuan yang saling berlawanan meski subjek atau sasaran yang dituju sama. Dengan kata lain, bentrokan peranan terjadi kalau untuk menaati suatu pola, seseorang harus melanggar pola lain. Setidaknya ada dua macam konflik peran. Yakni, konflik antara berbagai peran yang berbeda, dan konflik dalam satu peran tunggal. Pertama, satu atau lebih peran (apakah itu peran independen atau bagian-bagian dari seperangkat peran) mungkin menimbulkan kewajibankewajiban yang bertentangan bagi seseorang. Kedua, dalam peran tunggal mungkin ada konflik inheren. Role Strain Adanya harapan-harapan yang bertentangan dalam satu peran yang sama ini dinamakan role strain. Satu hal yang menyebabkan terjadinya

27 role strain adalah karena peran apapun sering menuntut adanya interaksi dengan berbagai status lain yang berbeda. Sampai tingkatan tertentu, masing-masing interaksi ini merumuskan peran yang berbeda, karena membawa harapan-harapan yang berbeda pula. Maka, apa yang tampak sebagai satu peran tunggal mungkin dalam sejumlah aspek sebenarnya adalah beberapa peran. Misalnya, status sebagai karyawan bagian pemasaran (sales) eceran di sebuah perusahaan, dalam arti tertentu sebenarnya membawa beberapa peran: sebagai bawahan (terhadap atasan di perusahaan itu), sebagai sesama pekerja (terhadap karyawan-karyawan lain di perusahaan itu), dan sebagai penjual (terhadap konsumen dan masyarakat yang ditawari produk perusahaan tersebut). Stres Peran Posisi dimasyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari : 1. Konflik peran, dialami jika peran yang diminta konflik dengan sistem individu atau dua peran yang konflik satu sama yang lain. 2. Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu yang diberi peran yang tidak jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang diharapkan. 3. Peran yang tidak sesuai, terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap. Misalnya, seseorang yang masuk dalam satu profesi, dimana terdapat konflik antara nilai individu dan profesi.

28 4. Peran berlebih, terjadi jika individu menerima banyak peran misalnya, sebagai istri, mahasiswa, perawat, ibu. Individu dituntut melakukan banyak hal tetapi tidak tersedia waktu untuk menyelesaikannya (Keliat, 1992). Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan, yaitu : Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran Pemisahan perilaku yang akan menciptakan ketidak sesuaian perilaku peran Proses Yang Umum Untuk Memperkecil Ketegangan Peran Dan Melindungi Diri Dari Rasa Bersalah. Menurut Horton dan Hunt [1993], seseorang mungkin tidak memandang suatu peran dengan cara yang sama sebagaimana orang lain memandangnya. Sifat kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang itu merasakan peran tersebut. Tidak semua orang yang mengisi

29 suatu peran merasa sama terikatnya kepada peran tersebut, karena hal ini dapat bertentangan dengan peran lainnya. Semua faktor ini terpadu sedemikian rupa, sehingga tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar-benar sama. Ada beberapa proses yang umum untuk memperkecil ketegangan peran dan melindungi diri dari rasa bersalah, yaitu antara lain: 1. Rasionalisasi Rasionalisasi yakni suatu proses defensif untuk mendefinisikan kembali suatu situasi yang menyakitkan dengan istilah-istilah yang secara sosial dan pribadi dapat diterima. Rasionalisasi menutupi kenyataan konflik peran, yang mencegah kesadaran bahwa ada konflik. Misalnya, orang yang percaya bahwa semua manusia sederajat tapi tetap merasa tidak berdosa memiliki budak, dengan dalih bahwa budak bukanlah manusia tetapi benda milik. 2. Pengkotakan (Compartmentalization) Pengkotakan (Compartmentalization) yakni memperkecil ketegangan peran dengan memagari peran seseorang dalam kotak-kotak kehidupan yang terpisah, sehingga seseorang hanya menanggapi seperangkat tuntutan peran pada satu waktu tertentu. Misalnya, seorang politisi yang di acara seminar bicara berapi-api tentang pembelaan kepentingan rakyat, tapi di kantornya sendiri ia terus melakukan korupsi dan merugikan kepentingan rakyat. 3. Ajudikasi (Adjudication)

30 Ajusikasi yakni prosedur yang resmi untuk mengalihkan penyelesaian konflik peran yang sulit kepada pihak ketiga, sehingga seseorang merasa bebas dari tanggung jawab dan dosa. 4. Kedirian (Self) Kadang-kadang orang membuat pemisahan secara sadar antara peranan dan kedirian (self), sehingga konflik antara peran dan kedirian dapat muncul sebagai satu bentuk dari konflik peran. Bila orang menampilkan peran yang tidak disukai, mereka kadang-kadang mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan apa yang harus mereka perbuat. Sehingga secara tak langsung mereka mengatakan, karakter mereka yang sesungguhnya tidak dapat disamakan dengan tindakantindakan mereka itu.konflik-konflik nyata antara peran dan kedirian itu dapat dianalisis dengan konsep jarak peran (role distance) yang dikembangkan Erving Goffman. Jarak peran diartikan sebagai suatu kesan yang ditonjolkan oleh individu bahwa ia tidak terlibat sepenuhnya atau tidak menerima definisi situasi yang tercermin dalam penampilan perannya. Ia melakukan komunikasi-komunikasi yang tidak sesuai dengan sifat dari peranannya untuk menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar peran yang dimainkannya. Seperti, pelayan toko yang mengusulkan pembeli untuk pergi ke toko lain karena mungkin bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Ini merupakan tindakan mengambil jarak dari peran yang mereka lakukan dalam suatu situasi. Penampilan jarak peran menunjukkan adanya perasaan kurang terikat terhadap peranan. Pada sisi lain, penyatuan diri dengan peranan secara total merupakan kebalikan dari jarak peran.

31 Penyatuan diri terhadap peran tidak dilihat dari sikap seseorang terhadap perannya, tetapi dari tindakan nyata yang dilakukannya. Seorang individu menyatu dengan perannya bila ia menunjukkan semua kemampuan yang diperlukan dan secara penuh melibatkan diri dalam penampilan peran tersebut (SyakiraGana,2009). 2.3 Teori Fenomenologi Aliran Fenomenologi lahir sebagai reaksi metodologi positivistik yang diperkenalkan oleh Comte (Waters, 1994:30). Pendekatan positivisme selalu mengandalkan seperangkat fakta sosial yang bersifat objektif, atas gejala yang tampak secara kasat mata. Dengan demikian, metodologi ini cenderung melihat fenomena hanya dari kulitnya dan kurang mampu memahami makna dibalik gejala yang tampak tersebut. Sedangkan fenomenologi berangkat dari pola pikir subjektivisme yang tidak hanya memandang dari suatu gejala yang tampak, akan tetapi berusaha menggali makna dibalik gejala itu (Campbell, 1994 :233). Dalam konsep ini, Collins (1997:103) menyebutnya sebagai proses penelitian yang menekankan meaningfulness. Begitu juga dalam memahami perlawanan warga desa terhadap kekuasaan kepala desa, tidak hanya hendak melihat apa yang tampak dipermukaan, akan tetapi lebih pada pemahaman mengapa warga desa itu melakukan perlawanan. Secara umum fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, Phainoai, yang berarti menampak dan phainomenon merujuk pada yang menampak. Istilahfenomenologi diperkenalkan oleh Johann Heirinckh. Meskipun demikianpelopor aliran fenomenologi adalah Edmund Husserl.Jika dikaji lagi Fenomenologi itu berasal dari phenomenon yang berarti realitas yang tampak dan logos yang berarti ilmu. Jadifenomenologi adalah ilmu yang berorientasi

32 untuk mendapatkanpenjelasan dari realitas yang tampak. Fenomenologi berusaha mencaripemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konseppenting dalam kerangka intersubyektivitas (pemahaman kita mengenaidunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain). Persoalan pokok yang hendak diterangkan oleh teori ini justru menyangkut persoalan pokok ilmu sosial sendiri, yakni bagaimananfenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasipengelaman-pengelamannya dan mencoba memahami dunia denganpengelaman pribadinya. Fenomena yang tampak adalah refleksi dari realitasyang tidak dapat berdiri sendiri, karena ia memiliki makna yangmemerlukan penafsiran yang lebih lanjut. Tokoh-tokoh fenomenologi inidiantaranya Edmund Husserl, Alfred Schutz dan Peter. L Berger danlainnya. Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui maknahakikat terdalam dari fenomena tersebut untuk mendapatkan hakikatnya. Alfred Schutz lahir di Wina pada tahun 1899 dan meninggal dinew York pada tahun 1959.Selama kuliah ia menjadi sangat tertarik pada karyakaryamax Weber dan Edmund Husserl. Setelah lulus ilmu hukum, dia malahbekerja di bidang perbankan untuk jangka waktu yang sangat lama.meskipun penghasilannya sangat besar tetapi dia merasa perbankanbukanlah tempat yang cocok baginya untuk mengaktualisasikan diri.schutz akhirnya banting setir yang mulai mempelajari sosiologi khususnyafenomenologi yang dianggap memberi makna dalam pekerjaan dan hidup.dalam teori Schutz sangat kental pengaruh Weberian-nya

33 khususnya karya-karya mengenai tindakan (action) dan tipe ideal (ideal type). Meskipun Schutz terkagum-kagum pada Weber tetapi ia beusaha mengatasi kelemahan yang ada di dalam karya Weber dengan menyatukan ide filsuf besar Edmund Husserl dan Henri Bergson (dalam John Wild dkk, The Phenomenology of the Social World. Illinois 1967:67). Dalam pandangan Schutz memang ada berbagai ragam realitas termasuk di dalamnya dunia mimpi dan ketidakwarasan. Tetapi realitas yang tertinggi itu adalah dunia keseharian yang memiliki sifat intersubyektif yang disebutnya sebagai the life world. Menurut Schutz ada enam karakteristik yang sangat mendasar dari the life world ini, yaitu pertamawide-awakeness (ada unsur dari kesadaran yang berarti sadar sepenuhnya). Keduareality (orang yakin akan eksistensi dunia). Ketiga, dalam dunia keseharian orang-orang berinteraksi. Keempatpengelaman dari seseorang merupakan totalitas dari pengelaman dia sendiri. Kelimadunia intersubyektif dicirikan terjadinya komunikasi dan tindakan sosial. Keenamadanya perspektif waktu dalam masyarakat. Dalam the life wolrd ini terjadi dialektika yang memperjelas konsep dunia budaya dan kebudayaan. Selain itu pada konsep ini Schutz juga menekankan adanya stock of knowledge yang memfokuskan pada pengetahuan yang kita miliki atau dimiliki seseorang. stock of knowledge terdiri dari knowledge of skills dan useful knowledge. stock of knowledge sebenarnya merujuk pada content (isi), meaning (makna), intensity (intensitas), dan duration (waktu). Schutz juga sangat menaruh perhatian pada

34 dunia keseharian dan fokusnya hubungan antara dunia keseharian itu dengan ilmu (science), khususnya ilmu sosial. Schutz mengakui fenomenologi sosialnya mengkaji tentang intersubyektivitas dan pada dasarnya studi mengenai intersubyektivitas adalah upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: o Bagaimana kita mengetahui motif, keinginan, dan makna tindakan orang lain? o Bagaimana kita mengetahui makna atas keberadaan orang lain? o Bagaimana kita dapat mengerti dan memahami atas segala sesuatu secara mendalam? o Bagaimana hubungan timbal balik itu dapat terjadi? yaitu: Realitas intersubyektif yang bersifat sosial memiliki tiga pengertian, Adanya hubungan timbal balik atas dasar asumsi bahwa ada orang lain dan benda-benda yang diketahui oleh semua orang. Ilmu pengetahuan yang intersubyektif itu sebenarnya merupakan bagian ilmu pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan yang bersifat intersubyektif memiliki sifat distribusi secara sosial. Ada beberapa tipifikasi yang dianggap penting dalam kaitan dengan intersubyektivitas, antara lain : Tipifikasi pengelaman (semua bentuk yang dapat dikenali dan diidentifikasi, bahkan berbagai obyek yang ada di luar dunia nyata, keberadaannya didasarkan pada pengetahuan yang bersifat umum).

35 Tipifikasi benda-benda (merupakan sesuatu yang kita tangkap sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu. Tipifikasi dalam kehidupan sosial (yang dimaksudkan sosiolog sebagai System, role status, role expectation, dan institutionalization itu dialami atau melekat pada diri individu dalam kehidupan sosial). Schutz mengidentifikasikan empat realitas sosial, dimana masingmasing merupakan abstraksi dari dunia sosial dan dapat dikenali melalui tingkat imediasi dan tingkat determinabilitas. Keempat elemen itu diantaranya umwelt, mitwelt, folgewelt, dan vorwelt. Umwelt, merujuk pada pengelaman yang dapat dirasakan langsung di dalam dunia kehidupan sehari-hari. Mitwelt, merujuk pada pengelaman yang tidak dirasakan dalam dunia keseharian. Folgewelt, merupakan dunia tempat tinggal para penerus atau generasi yang akan datang. Vorwelt, dunia tempat tinggal para leluhur, para pendahulu kita. Schutz juga mengatakan untuk meneliti fenomena sosial, sebaiknya peneliti merujuk pada empat tipe ideal yang terkait dengan interaksi sosial. Karena interaksi sosial sebenarnya berasal dari hasil pemikiran diri pribadi yang berhubungan dengan orang lain atau lingkungan. Sehingga untuk mempelajari interaksi sosial antara pribadi dalam fenomenologi digunakan empat tipe ideal berikut ini: 1. The eyewitness (saksi mata) Yaitu seseorang yang melaporkan kepada peneliti sesuatu yang telah diamati di dunia dalam jangkauan orang tersebut.

36 2. The insider (orang dalam) Seseorang yang karena hubunganya dengan kelompok yang lebih langsung dari peneliti sendiri, lebih mampu melaporkan suatu peristiwa, atau pendapat orang lain, dengan otoritas berbagi sistem yang sama relevansinya sebagai anggota lain dari kelompok. peneliti menerima informasi orang dalam sebagai benar atau sah, setidaknya sebagian, karena pengetahuannya dalam konteks situasi lebih dalam dari saya. 3. The analyst (analis) Seseorang yang berbagi informasi relevan dengan peneliti, orang itu telah mengumpulkan informasi dan mengorganisasikannya sesuai dengan sistem relevansi. 4. The commentator (komentator) Schutz juga menyampaikan empat unsur pokok fenomenologi sosial yaitu Pertama, perhatian terhadap aktor. Kedua, perhatian kepada kenyataan yang penting atau yang pokok dan kepada sikap yang wajar atau alamiah (natural attitude). Ketiga, memusatkan perhatian kepada masalah mikro. Keempat, memperhatikan pertumbuhan, perubahan, dan proses tindakan. Berusaha memahami bagaimana keteraturan dalam masyarakat diciptakan dan dipelihara dalam pergaulan sehari-hari. Adapun teori fenomenologi ini digunakan untuk menganalisis fenomena yang terjadi di dalam lingkungan Pasar Induk Lau Cih Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui peran dari Ormas dan hal-hal yang terjadi sehubungan dengan proses relokasi di Pasar Induk Lau Cih.

37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode adalah cara yang digunakan agar mencapai suatu tujuan atau dengan istilah lain suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih mendalam lagi Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu hingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Penelitian deskriptif menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapan lebih mudah di pahami dan disimpulkan. Penelitian secara deskriptif juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai siruasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat sebagai objek penelitian (Bungin, 2007:47.) Dalam penelitian ini mengguanakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sebagai kajian yang rinci atas suatu latar atau peristiwa tertentu. Studi kasus merupakan penelitian yang penelaahnya kepada suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam dan mendetail. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati. Dengan demikian penulis akan

38 memperoleh data atau informasi lebih mendalam mengenai peran OKP dalam proses relokasi di Pasar Induk Laucih. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara, tepatnya di Pasar Induk Laucih. Pemilihan lokasi ini di latarbelakangi karean pasar ini merupakan pasar menjadi tempat tujuan relokasi pasar-pasar sebelumnya seperti pasar sambu. Selain itu alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Pasar Induk Lau Cih terdapat peran peran OKP di dalamnya serta dengan keberadaan pasar yang tergolong masih baru ini diharapkan dapat dengan cepat untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana peran Organisasi Masyarakat dalam proses relokasi yang dilakukan Pemerintah Kota Medan 3.3 Unit Analisis Data Unit Analisis Unit analisis data adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subyek penelitian yang berfokus pada masalah yang telah ditentukan. Adapun informan yang di perlukan adalah mereka yang memahami objek penelitian seperti Staf yang berada di Perusahaan Dagang Pasar, anggota organisasi masyarakat yang tergabung dalam mekanisme pasar, dan para pedagang yang berada di Pasar Induk Lau cih tersebut Informan

39 Informan adalah subjek yang memahami masalah penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian ( Bungin, 2007:78). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah: 1. Staf Perusahaan Daerah Pasar sebagai pihak yang berwenang atas pengelolaan pasar dan juga sebagai pihak yang cukup mengetahui seluk-beluk pasar. 2. Anggota Organisasi Masyarakat sebagai pihak yang berdasarkan pra-observasi diduga turut mengambil bagian dalam pengelolaan pasar. 3. Pedagang pasar Induk Laucih yang merupakan pedagang yang direlokasi dari Pasar Sutomo 4. Pedagang pasar Induk Lau Cih yang bukan merupakan pedagang yang bukan direlokasi namun mendapat bagian (lapak berjualan) di Pasar Induk Lau Cih Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang secara langsung diperoleh dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengumpul data. Pengumpulan data primer dapat di lakukan dengan cara:

40 Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2007:115). Metode observasi langsung dilakukan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian pada saat peristiwa sedang berlangsung dilapangan. Observasi di lakukan dengan cara mengamati aktivitas para staf pasar, anggota organisasi masyarakat dan para pedagang pasar Induk Lau Cih Wawancara Mendalam Wawancara mendalam (Deep Interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai permasalahan penelitian lebih mendalam, lebih lengkap dan rinci dari informan. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyyan kepada informan secara spesifik dengan panduan interview guide(bungin,2007) Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua atau pihak lain terkait dengan permasalahan penelitian. Data ini diperoleh melalui sumber-sumber bacaan seperti biku, majalah, surat kabar, dokumen-dokemen serta

41 laporan penelitian yang berkaitan dengan topic penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang diteliti. 3.5 Interpretasi Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat mengumpulkan banyak data melalui berbagai instrument penelitian, seperti wawancara, observasi maupun data dari dokumentasi. Data tersebut masih dalam catatan lapangan sehingga perlu diseleksi dan dibuat kategori-kategorinya. Sebelum menginterpretasi data tersebut terlebih dahulu dievaluasi relevansinya terhadap focus permasalahan dalam penelitian ini. Kemudian analisis data dapat di mulai dengan mengacu pada tinjauan pustaka. Sedangkan hasil observasi dinarasikan sebagainpelengkap data penelitian. Akhir dari semua proses ini adalah penggambaran atau penuturan dalam bentuk kalimat-kalimat tentang apa yang telah diteliti sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulankesimpulan (Faisal, 2007).

42 3.6 Jadwal Kegiatan NO Kegiatan Bulan ke Pra Proposal 2 ACC Judul 3 Penyusunan Proposal Penelitian 4 Seminar Proposal Penelitian 5 Revisi Proposal Penelitian 6 Penelitian Ke Lapangan 7 Pengumpulan Data dan Analisis Data 8 Bimbingan Skripsi 9 Penulisan Laporan Akhir 10 Sidang Meja Hijau

43 BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Keadaan Geografis Kelurahan Lau Cih Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya dengan luas sekitar 265,1 Km 2 merupakan salah satu kota metropolotan di Indonesia. Kota Medan pernah meraih tiga kali piala Adipura berturut-turut sejak2012 sebagai kota yang berhasil menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Kota Medan memiliki 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang dihuni oleh berbagai macam etnis dan agama. Salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Tuntungan yang memiliki 9 kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Namo Gajah 2. Kelurahan Simpang Selayang 3. Kelurahan Pokok Mangga 4. Kelurahan Sido Mulyo 5. Kelurahan Lau Cih 6. Kelurahan Tanjung Selamat 7. Kelurahan Baru Ladang Bambu 8. Kelurahan Kemenangan Tani 9. Kelurahan Simalingkar B

44 Gambar 4.1 Peta Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan Sumber : Data Kelurahan Lau Cih Peta diatas menggambarkan kondisi geografis Kelurahan Lau Cih, dimana Kelurahan Lau Cih terdiri atas tiga bagian lingkungan. Kelurahan Lau Cih secara geografis terletak dibagian selatan Kota Medan yaitu terletak di Kecamatan Tuntungan dengan luas wilayah ± 105 Ha yang terdiri dari 3 lingkungan, dengan batas-batas wilayah seluruhnya sebagai berikut - Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kemenangan Tani - Sebelah timur berbatasan dengan Deli Serdang - Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sido Mulyo - Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Namo Gajah

45 Tabel 4.1 Wilayah Kelurahan Lau Cih berdasarkan kawasan geografis No. Jenis Kawasan Luas wilayah (Ha) 1 Kawasan Pemukiman 75 2 Kawasan Pemakaman 1 3 Kawasan Persawahan 20 4 Kawasan Peternakan 0,2 5 Kawasan Industri Kecil/ Rumah Tangga 0,8 6 Kawasan Industri Pabrik 1 7 Kawasan Perkantoran 1,5 8 Kawasan Pendidikan 4 9 Kawasan Pasar Induk 12 Sumber : Monografi Kelurahan Lau Cih Tahun Keadaan Penduduk Kelurahan Lau Cih Penduduk merupakan suatu dasar pertimbangan dalam perencanaan pembangunn, maka data tentang penduduk hrus disajikan secara tepat, sehingga perencanaan yang disusun dapat memberikan manfaat yang berarti. Jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih mengalami peningkatan sebanyak 8,08 % pada tahun Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan sebanyak 1897 jiwa yang terdiri dari 517 KK. Menurut Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan, jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih adalah sebanyak jiwa, yang terdiri dari 586 kepala keluarga.

46 Tabel 4.2 Jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih menurut jenis kelamin dan Tahun 2014 Tahun 2015 No. Lingkungan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Rumah Tangga LK PR LK PR Rumah tangga 1 Lingkungan I Lingkungan II Lingkungan III Jumlah rumah tangga tahun 2014 dan tahun 2015 Keterangan : Jumlah penduduk mengalami peningkatan sebesar 8,08 % dri tahun 2014 sampai tahun Sumber : Monografi Kelurahan Lau Cih Tahun 2015 Tabel 4.3 Jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih menurut usia tahun 2014 dan tahun 2015 No Usia Tahun Tahun 34 2 >1 Tahun - <5 Tahun >5 Tahun - <7 Tahun >7 Tahun - <15 Tahun >15 Tahun - <56 Tahun >56 Tahun 268 Jumlah 2126 Sumber: Monografi Kelurahan Laucih Tahun 2015

47 Tabel 4.4 Jumlah penduduk Kelurahan Lau Cih menurut agamatahun 2014 dan tahun 2015 No Agama Jumlah Penduduk Tahun 2014 Jumlah Penduduk Tahun 2015 L P L P 1 Islam Kristen Protestan Kristen Katholik Jumlah Sumber : Monografi Kelurahan Lau Cih 2015 Tabel 4.5 Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Lau Cih tahun 2014 sampai 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase (orang) (%) (orang) (%) 1. Lulusan SD/sederajat , ,3 2. Lulusan SLTP/sederajat , ,3 3. Lulusan SLTA/sederajat , ,7 4. Lulusan Akademi (D1-D3) 74 2, Lulusan Sarjana (S1-S3) , , ,1 Jumlah Sumber : Monografi Kelurahan Lau Cih 2015 Wilayah Kelurahan Lau Cih merupakan wilayah pendidikan karena di wilayah Kelurahan Lau Cih terdapat beberapa sekolah maupun universitas

48 yang berdiri. Adapun pendidikan formal dan non formal di wilayah Kelurahan Lau Cih dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Data tempat pendidikan di Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan No. Nama Sekolah Alamat Jumlah Siswa 1 PAUD ABDI PRAJA Jl. Bunga Malem VII 12 2 SD Negeri Jl. Bunga Malem VII SMP Negeri 31 Medan Jl. Bunga Malem V SMA Negeri 17 Medan Jl. Bunga Malem III Sekolah Tinggi Theologia Indonesia Jl. Bunga Malem VI Poltekes Medan Jl. Djamin Ginting km Sumber : Monografi Kelurahan Lau Cih Tahun Gambaran Pasar Induk, Lau Cih, Medan Tuntungan Jauh sebelum adanya Pasar Induk, Lau Cih, sudah ada pasar tradisioanal yang menjadi kebanggaan warga kota Medan, yaitu Pasar Sentral. Pasar Sentral menyediakan hampir semua kebutuhan dengan harga yang relatif murah. Semakin jayanya Pasar Sentral, jumlah penjual di pasar ini juga semakin bertambah. Hal tersebut memicu datangnya pedagang-pedagang yang berasal dari luar Kota Medan. Seperti Berastagi, Kabanjahe, Pakam, Binjai, bahkan pedagang dari daerah Aceh. Semakin padatnya jumlah pedagang kaki lima (PKL) dan barang dagangannya yang diletakkan di jalan raya dengan meja seadanya dan terpal sebagai alas dagangannya kerap hingga ke jalan raya. Pedagang terlihat memaksakan kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan masyarakat Medan secara luas yang terganggu dengan

49 keberadaan Pasar Sentral yang tidak teratur dan mengganggu pengguna jalan raya disekitaran jalan Sutomo dan sekitarnya. Apabila jam berjualan selesai, sisa-sisa jualan pedagang dibiarkan berserakan disepanjang jalan dan parit (drainase). Hal ini memicu bau yang tidak sedap dan jika hujan turun terjadi genangan air dan banjir, setelah hujan reda jalanan menjadi becek. Hal tersebut tidak menyurutkan niat penjual dan pembeli untuk melakukan proses jual beli, dikarenakan pedagng yang mencari nafkah di tempat itu dan pembeli dapat membeli barang kebutuhan dengan harga yang murah. Namun, dengan kondisi pasar yang demikian merusak pemandangan dan kebersihan Kota Medan sebagai kota metropolitan ke tiga di Indonesia. Berawal dari kondisi Pasar Sentral yang kotor, padat, dan menyebabkan kemacetan di lingkungan sekitarnya, Pemerintah Kota(Pemko) Medan ingin menghadirkan pasar modern terlengkap di Kota medan yang bersih, nyaman, dan aman bagi penjual dan pembeli serta tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas. Selain alasan tersebut, kondisi Kota Medan yang cukup padat dan ditambah lagi dengan Pasar Sentral yang sempit untuk ukuran sebuah pasar yang menyediakn hampir segala kebutuhan menimbulkan masalah perkotaan. Keadaan pasar yang cukup padat dan tidak teratur merusak tata ruang Kota Medan, mengingat Kota Medan pernah mendapatkan prestasi sebagai kota Adipura. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk membangun pasar yang layak. Itulah salah satu alasan dibangunnya Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan. Pasar yang dibangun diatas lahan seluas M 2 diharapkan dapat menjadi tempat berdagang yang aman, nyaman

50 dan representatif di Kota Medan.Alasan pemilihan lokasi Pasar Induk di Jl Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan karena lokasi ini merupakan daerah pinggiran Kota Medan yang masih belum terlalu padat jumlah penduduknya, dan masih terdapat lokasi lahan kosong yang cukup luas. Sehingga aktivitas perekonomian tidak mengganggu aktivitas perkotaan di pusat kota. Pasar Induk, Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan mulai dibangun mulai tahun 2009, mulai beroperasi sebagai pusat pasar tradisional pada tanggal 28 Maret 2015, dan diresmikan oleh Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S, Msi pada tanggal 19 Juni Pasar Induk, Lau Cih dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Induk yang berada di lingkungan Pasar Induk. PD Pasar Induk berperan sebagai pengawas yang mengontrol kegiatan pasar, menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pedagang saat proses perdagangan berlangsung, seperti penyediaan listrik, sarana dan prasarana pasar,pelaksanaan penertiban jika terjadi keributan di pasar, pengutipan retribusi pasar, dan tempat untuk registrasi pedagang baru. PD Pasar buka dua kali dalam sehari, pada pagi hari mulai pukul WIB sampai pukul WIB, dan padsa malam hari mulai pukul WIB sampai pukul WIB. Untuk petugas yang bertugas di lapangan (dalam lokasi perdagangan), terdapat tiga pembagian kordinator, yaitu : 1. Kordinator juru parkir, bertugas mengatur letak kendaraan yang masuk ke Pasar Induk, memisahkan kendaraan pedagang, kendaraan barang, dan kendaraan pembeli. Juru parkir mengutip retribusi parkir sebesar

51 Rp 2.000,- untuk kendaraan roda dua, Rp 3.000,- untuk kendaraan roda empat, dan Rp 5.000,- untuk kendaraan yang membawa barang. 2. Kordinator bongkar muat, bertugas dalam proses bongkar muat barang yang masuk ke Pasar Induk. Setiap mobil yang membawa barang masuk ke pasar menjadi tanggung jawab kordinator bongkar muat untuk membongkar dan memuatkan barang, dengan biaya retribusi sebesar Rp ,- sampai Rp ,- tergantung banyak muatan barang dalam mobil. 3. Kordinator jaga malam, bertugas menjaga keamanan pada saat berlangsungnya kegiatan perdagangan pada malam sampai dini hari, juga bertugas menjaga keamanan barang dagangan pedagang yang di tinggalkan di lapak-lapak pedagang, dengan biaya jaga malam sebesar Rp 3000,- Adapun yang menjadi petugas atau pekerja pada ketiga kordinator lapangan tersebut adalah orang-orang dari OKP (Organisasi Kepemudaan) dan PS (Pemuda Setempat) Unit Usaha Pasar Induk, Lau Cih Pasar Induk yang beralamat di Jalan Bunga Turi Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan dibangun diatas lahan seluas M 2 yang diresmikan pada tahun Pasar inimemiliki 720 unit grosir dan 432 unit subgrosir sayur, dan 56 unit wisata buah yang menghabiskan dana sekitar 59 milyar rupiah dalam masa pembangunan. Selain itu, Pasar Induk juga dilengkapi dengan bangunan untuk perkantoran bagi pengusaha ekspor, kantin, tempat berjual buah, masjid, tempat beristirahat supir, dan dilengkapi dengan saranan perbengkelan. Faslitas air bersih juga disediakan di pasar

52 tersebutyang mampu menghasilkan 10 liter per detik, ditambah dengan mesin listrik dengan daya 125 kwh. Pasar Induk memiliki 2 pintu masuk, dimana pintu masuk ini dibagi berdasarkan jenis kendaraan. Pintu yang pertama khusus bagi jalur masuk kendaraan mobil, dan pintu yang kedua khusus bagi jalur masuk kendaraan motor dan becak, sedangkan pintu keluarnya hanya ada satu. Mengenai lokasi berdagang di pasar ini, bagian paling depan atau bagian selatan adalah bagian wisata buah. Wisata buah ini berada didekat pintu masuk Pasar Induk, disebelah barat kita menemukan pedagang eceran, di bagian tengah adalah bagian grosir, dan pada bagian utara adalah sektor atau bagian pedagang ditributor dan subgrosir yang berada bersebelahan Pedagang Dalam Pasar Induk, Lau Cih Pasar Induk, Lau Cih ini memiliki empat bagian katagori lokasi dan jenis pedagang berdasarkan jalur distribusi yang dilakukan, yaitu : Distibutor, pegadang distributor adalah pedagang yang mengambil barang langsung dari sumbernya dengan jumlah yng besar, lalu menjualnya dengan jumlah yang besar pula. Biasanya satuan ukuran yang dijual dalam bentuk satuan karung, keranjang, bal, maupun kotak. Biasanya dalam satuan karung, keranjang, bal, kotak ini memiliki ukuran timbangan berat pulungan kilogram. Misalnya untuk sayur kol, satuan berat per karung mencapai 45 kg, ubi mencapai 65 kg per karung, dan wortel dijual per bal mencapai 20 kg. Proses jula beli yang dilakukan adalah dengan jumlah yang besar, biasanya orang membeli kepenjual distributor adalah para pedagang yang berjulan di

53 pasar tradisional diberbagai daerah Sumatera Utara, untuk dijual lagi dalam satuan eceran. Grosir, pedagang grosir adalah pedagang yang menjual barang dalam jumlah satuan yang cukup besar atau dapat disebut menengah, karena satuan berat yang diperjualbelikan di grosir ini tidak sebesar di lokasi distibutor. Barang yang diperoleh oleh pedagang grosir ini cukup beragam, ada yang memperoleh barang dagangan dengan membeli kepada pedagang distributor, ada pula yang memang memperoleh barang dengan membeli langsung ke sumber barang tersebut. Besaran berat barang yang dijual dilokasi ini cukup beragam, ada yang menjual dalam satuan karung maupun bal, adapula yang menjual dalam satuan keranjang Mengenai besaran berat barang yang dijual dilokasi ini hampir sama dengan distributor, hanya saja yang menjadi pembeda antara distributor dengan grosir adalah luas lokasi berjualannya, dimana lokasi distributor lebih luas dibanding lokasi grosir. Orang yang membeli barang atau sayuran dilokasi ini juga adalah para pedagang yang akan menjualnya kembali dalam satuan yang lebih kecil. Subgrosir, saat ini lokasi subgrosir belum dipergunakan, namun rencana yang akan dilaksakan adalah mengubah fungsi subgrosir yang berbeda dengan rencan semula, dimana awal dibangunnya lokasi subgrosir ini dipergunakan sebagai lokasi berjualan barang-barang kebutuhan sembako, namun pedagang memberi usul agar lokasi subgrosir ini diubah menjadi lokasi distributor juga. Mereka mengusulkan agar lokasi subgrosir ini dirombak lagi, yaitu dengan merobohkan tembok yang menjadi pembatas kios, agar lokasinya menjadi semakin luas, karena lokasi berdagang yang dibutuhkan

54 para pedagang distributor relatif cukup luas, karena jumlah barang dagangan mereka yang besar. Eceran, pedagang eceran adalah pedagang yang menjual barang dengan jumlah terkecil dibandingkan dengan pedagang yang lainnya. Biasanya pedagang eceran ini memperoleh barang dagangannya dari para pedagang distributor maupun pedagang grosir. Jumlah satuannya yang diperjual belikan lokasi ini memang yang terkecil di Pasar Induk, namun satuan kecil minimal yang diterima adalah 1 kg. Misalnya untuk pembelian cabai dan bawang, satuan berat yang boleh dibeli disini minimal 1 kg.orang yang menjadi pembeli dilokasi eceran ini adalah para pedagang kecil, seperti pedagang warung-warung kecil, maupun orang yang memiliki usaha rumah makan atau chatering. 4.2 Profil Informan 1. Nama : Eddy Sembiring Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama : 40 Tahun : Laki-laki :Karo/ Islam Alamat : Jalan Tali Air Gang Rambutan 31 Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : S1 : Kepala Pasar Induk Lau Cih Bapak Eddy Sembiring merupakan Kepala Pasar Induk Lau Cih, beliau sudah menjabat selama hampir dua tahun. Beliau sudah menikah dan mempunyai seorang anak perempuan yang masih berusia lima tahun. Beliau mengaku selama Ia menjabat sebagai Kepala Pasar Induk Lau Cih belum ada masalah yang bearti yang beliau hadapai

55 dalam hal pengelolaan Pasar Induk Lau Cih, menurut beliau semua berjalan dengan tertib dan aman. Walaupun demikian, beliau tidak memungkiri bahwa dalam Pasar Induk ini segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan pasar belum bekerja secara maksimal. Termasuk para pegawai Pasar Induk yang belum jelas bagian-bagian pekerjaannya. Beliau mengutarakan bahwa saat ini pegawai yang berada di Pasar Induk masih bekerja bila ada perintah datang atasan, termasuk dalam hal kebersihan Pasar Induk. Meskipun dalam hal kebersihan sudah ada yang menangani tetapi terkadang pegawai harus turun langsung membersihkan area pasar. Sebelum beliau menjabat sudah ada dua kepala pasar terdahulu yang mengurus segala kegiatan yang terjadi di Pasar Induk. Kepala Pasar pertama adalah Bapak Makmur Al-Rasyid Dalimunte, dan yang kedua adalah Bapak Budi Frisyah Putra, SE. Karena beliau bukanlah Kepala Pasar pertama di Pasar Induk, maka beliau mengakui bahwa beliau kurang mengetahui bagaimana awal pembagian kios kepada pedagang, tetapi beliau tidak memungkiri bahwa sekarang ini banyak terjadi jual beli kios antara pemilik kios kepada pedagang. 2. Nama : Janverius Sitohang, S.H Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama : 25 Tahun : Laki-Laki :Batak/ Katholik Alamat : Jalan Petunia Komplek Prima Garden 25 Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : S1 : Penertiban PD Pasar

56 Bapak Janverius Sitohang adalah salah satu pegawai PD Pasar yang sudah bekerja di Pasar Induk selama dua tahun. Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Hukum di salah satu Perguruan tinggi Swasta di Medan. Menurut beliau Pasar Sutomo direlokasi karena sudah tidak sesuai dengan peraturan tata letak kota dan sudah menggangu ketertiban umum. Seperti membuat kemacetan di sekitar jalan Sutomo. fisilitas yang diberikan kepada pedagang antara lain adalah kios yang sesuai dengan barang apa yang akan diperdagangkannya. Didalam pasar induk terdapat pembagian tempat untuk berjualan seperti Grosir, Distributor, Subgrosir, Wisata Buah, lapak penjual ikan dan daging serta eceran. Selain hal tersebut di pasar induk terdapat dua wilayah parkiran, dimana satu parkiran ditujukan untuk para pembeli dan satu parkiran lagi ditujukan untuk para pedagang. Di pasar induk ini juga terdapat fasilitas bagi para pedaganag yang tidak memiliki kios tetapi tetap ingin berjualan, yaitu dapat menyewa kios dengan hanya membayar uang lampu dan kebersihan sebesar Rp.7000/malam tetapi dengan catatan jika suatu saat pemilik kios datang, pedaganag yang menyewa kios tersebut harus rela berpindah tempat kapanpun. Adapaun kewajiban yang harus di lakukan pedagang yang berada di pasar induk adalah membayar uang kebersihan, uang listrik, uang jaga malam serta perpanjangan surat izin usaha. Pembayaran yang dilakukan juga tidak merata, jika pedagang grosir dan sub grosir membayar uang kebersihan dan lampu Rp.9000/malam, sedangkan pedagang eceran Rp.5000/ malam.

57 Sedangkan hak yang diterima para pedagang di pasar induk diantaranya hak untuk berjualan atau menyewakan kios. Perlu diketahui bahwa setiap kios yang berada di pasar induk tidak ada Hak Milik, hanya memiliki Hak Izin Usaha. Selain itu para pedagang juga berhak mendapatkan pengamanan jaga malam, dimana jika ada barang yang hilang pihak kaemanan pasar akan mengganti secara penuh kerugian yang dialami oleh pedagang. Menurut beliau proses relokasi yang terjadi pada pasar Sutomo sudah salah dari awal, karena saat akan di relokasi tidak ada pendataan pedagang yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Medan, hal ini menyebabkan kebingungan tersendiri bagi pedagang karena pedagang merasa tidak ada kepastian medapat kios jika mereka mengikuti arahan pemeritah kota medan. Selain itu para pedagang juga mengeluhkan sedikitnya akses jalan jika ingin pergi ke pasar induk. 3. Nama : Navayo Leonard Saragih, S.Sos Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat : 31 Tahun : Laki-Laki :Simalungun/ Kristen Protestan : Jalan Permata Kesuma 12 Komplek Vila Malina Indah Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : SMA : Admininstrasi PD Pasar Lau Cih Bapak Navayo Leonard Saragih adalah salah satu pegawai PD Pasar yang sudah mulai bekerja sebelum Pasar Induk diresmikan. Beliau bekerja di bagian administrasi, dimana beliau mempunyai tugas

58 untuk mendata para pedagang yang datang untuk membeli kios sesuai dengan apa yang akan diperdagangkan oleh pedagang yang ingin berjualan di Pasar Induk. Beliau sudah hampir tiga tahun bekerja di Pasar Induk. Beliau mengungkapkan bahwa bekerja dipasar Induk Laucih ini sepertinya tidak ada harapan untuk maju. Beliau mengutarakan bahwa sebenarnya pasar induk ini belum beroperasi secara maksimal. Seperti yang dikatakan beliau, harusnya sebuah Pasar Induk itu buka selama 24 jam tetapi Pasar Induk Lau Cih ini hanya beropersi dari jam 10 malam hingga jam 8 pagi. Hal ini membuat pembagian sift kerja tidak efektif, di Pasar Induk Sendiri para pekerja dibagi menjadi dua sift, sift malam dan sift pagi. Sift pagi di mulai pada jam 8 pagi sampai jam 8 malam, dan sift malam dimulai pada jam 8 malam hingga jam 8 pagi. Karena pasar induk hanya buka pada malam hari, secara otomatis maka pegawai PD Pasar yang sedang mendapat sift kerja pagi tidak mempunyai pekerjaan yang jelas. Beliau mengutarakan tidak jarang jika mereka mendapat sift pagi mereka hanya membantu petugas kebersihan untuk membersihkan area pasar. 4. Nama : Riwando Simanjorang, S.Kom Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : 27 Tahun : Laki-Laki : Batak Toba/ Kristen Protestan : Jalan Luku Kelurahan Beringin : S1 : Penertiban PD Pasar Kota Medan

59 Bapak Riwando juga merupakan pegawai PD Pasar angkatan pertama, dimana beliau sudah bekerja selama hampir tiga tahun di Pasar Induk Lau Cih Tuntungan ini. Beliau sudah menikah tetapi belum mempunyai anak. Selain bekerja di Pasar Induk Lau Cih beliau juga mengajar atau sebagai asisten dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Medan. Ketika ditanya mengapa merangkap sebagai asisten dosen, beliau mengatakan bahwa jika mengharapkan dari gaji tidak akan cukup mencukupi kebutuhan beliau dan istri. Sedikit keuntungan bekerja di Pasar Ini karena belum berjalan maksimal para pegawai yang sedang mendapat bagian sift malam dapat bekerja lagi dimana saja pada pagi hari, karena pekerja sift malam tidak penuh bekerja 12 jam, mereka dapat tidur setelah selesai melakukan tugas masing-masing. Di Pasar Induk ini juga disediakan mes untuk para pegawai yang masuk malam. Beliau menuturkan bahwa bekerja di pasar induk ini seperti tidak ada kepastian, sudah berjalan selama hampir tiga tahun tetapi masih banyak bangunan yang tidak terpakai selain itu lambatnya proses relokasi yang sampai sekarang masih belum dapat diselesaikan. Hal itu membuat keraguan dalam diri beliau tentang nasib pasar induk dikemudian hari, tentu saja jika pasar induk masih beroperasi seperti ini akan menimbulkan kerugian dalam biaya operasional pasar itu sendiri. Beliau juga menuturkan bahwa selama tiga tahun ini biaya operasioanal pasar induk masih di bantu oleh Pemerintah Kota Medan. 5. Nama : Rajendra Sitepu

60 Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : 52 Tahun : Laki-Laki : Karo/Islam : Jalan Tali Air II medan Tuntungan : SD : Kepala Pengelola Pasar Induk Lau Cih Bapak Rajendra Sitepu merupakan ketua pengelola keamanan di pasar induk. Dari awal bahkan sebelum pasar induk dibangun beliau sudah menjadi penanggung jawab atas keamanan daerah lokasi pasar induk tersebut. Menurut keterangan beliau sebelum pasar induk dibangun beliau dipercaya untuk menjaga lahan kosong, amanat ini dia terima langsung dari walikota kota medan. Setelah pasar induk ini di bangunpun beliau tetap mempunyai peran sebagai penjaga keamanan. Setelah pasar induk diresmikan beliau dipercaya sebagai pengatur keamanan seperti mengamankan parkiran dan barang barang yang ditinggalkan pedagang di pasar induk, selain itu beliau juga mengambil alih kebersihan kamar mandi dan kutipan pemakaian kamar mandi. Menurut beliau soal mengapa banyak pedagang yang merupakan korban relokasi tidak mendapat kios dipasar induk karena awalnya pedagang menolak direlokasi dan memilih bertahan dipasar sutomo, sehingga mengaibat kan pemerintah membuat kebijakan membagi-bagi kios yang tersedia kepada mereka yang bukan merupakan korban relokasi pasar induk. Hal inilah yang akhirnya menjadi masalah dimana para korban relokasi kembali menuntut atas kios baru tetapi tidak lagi bisa didapat. Seandainya bisa didapat harga

61 yang ditawarkanpun cukup sangat tinggi. Seperti yang diketeahui harga kios pada awal pembukaan pasar induk adalah Rp per kios, sedangkan saat ini harga perkios bisa mencapai Rp Bapak Rajendra merupakan ketua DPC Medan Tuntungan, meskipun begitu beliau menekankan bahwa masuknya beliau kedalam pasar induk bukan karena beliau adalah bagian dari OKP. Hal itu merupakan seusatu yang kebetulan. Walaupun begitu beliau tidak memungkiri bahwa semua pekerja pengelolaan pasar yang di pimpinnya berasal dari anggota-anggota OKP setempat. 6. Nama : Herudin Ginting Usia : 28 Jenis Kelamin Suku/ Agama : Laki-Laki : Karo/Islam Alamat : Jalan Palas 5 Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : SMA : Pengelola Keamanan Pasar Induk Bapak Herudin Ginting merupakan salah satu pekerja parkir dan jaga malam yang tergolong pihak ketiga di Pasar Induk Lau cih. Beliau sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, anak pertama akan memasuki Sekolah Dasar tahun ini, sedangkan anak kedua masih berumur 2 tahun. Bapak Herudin sebelumnya bekerja sebagai tukang bangunan di daerah Tuntungan, ketika menjadi kuli bangunan beliau tidak mendapatkan pendapatan tetap hal ini sempat membuat beliau frustasi dan pernah beliau pergi meninggalkan istri dan anaknya karena tidak tahan akan tekanan ekonomi. Sekitar satu bulan beliau

62 meninggalkan rumah dan pergi ke tempat temannya didaerah pancur batu, saat pelariannya itu beliau memutuskan untuk masuk kesalah satu Organisasi Kepemudaan yaitu OKP Ikatan Pemuda Karya, dari sinilah beliau akhirnya bisa dapat dipekerjakan menjadi pekerja parkir dan jaga malam Pasar Induk Lau Cih. Walaupun Pasar Induk ini belum beroperasi 100% dan masih dalam tahap mereloksi para pedagang, tetapi pendapatan yang beliau dapatkan bisa dibilang cukup besar. System gaji yang dilakukan pihak ketiga di Pasar Induk adalah harian dan mingguan, menurut Bapak Herudin dalam sehari beliau mendapatkan gaji seratus ribu dan gaji yang diberikan perminggu dua ratus ribu rupiah, jadi jika di total beliau bisa mendapatkam gaji tiga sampai empat juta perbulannya, menurut beliau ini merupakan jumlah yang sudah cukup untuk menafkahi keluarganya, walaupun disisi lain beliau harus begadang setiap malamnya. 7. Nama : Suranta Br Sembiring Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama : 35 Tahun : Perempuan : Karo/ Kristen Alamat : Jalan Parang II No 4 Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : SMA : Pedagang Korban Relokasi Ibu suranta mulai berjualan sejak beliau berumur 25 tahun. Beliau menjadi pedagang setelah melangsungkan pernikahan. Ibu suranta awalnya berjualan dipasar Sutomo, dan beliau merupakan

63 salah satu pedagang korban relokasi yang dilakukan pemkot medan. Sejak tahun 2016 beliau sudah berjualan di Pasar Induk Lau cih. Beliau mempunyai kios sendiri di bagian Grosir yang dibeli dari pedagang yang juga berjualan di Pasar Induk Lau cih dengan harga Rp juta rupiah. Dalam proses wawancara beliau juga mengeluhkan bagaimana pendapatan beliau sangat menurun dibandingkan saat berjualan di pasar Sutomo. Hal ini disebabkan karena pembeli tidak sebanyak pada saat Ia berjualan di pasar Sutomo, beliau juga sebenarnya sangat keberatan tentang adanya agenda penggusuran yang dilakukan Pemkot Medan, tapi beliau hanya bisa pasrah karena tidak ingin dikatakan melawan pemerintah. Beliau juga mengutarakan bahwa saat berjualan di pasar Sutomo mereka tidak perlu membeli kios, hanya membayar uang sewa dan keuntungan yang mereka dapatkan jauh lebih banyak saat berjualan dipasar Sutomo. Meskipun beliau sedikit kecewa karena pendapatan yang berkurang, tapi beliau merasa bahwa dari segi keamanan berjualan dipasar induk ini sangat lebih memadai dari pasar Sutomo. Beliau juga berharap kiranya pemerintah lebih cepat dalam merelokasi pedagang yang masih berada dipasar Sutomo agar para pembeli tidak lagi harus bingung berbelanja kemana. 8. Nama : N Bangun Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat : 47 Tahun : Laki-Laki : Karo/ Kristen : Jalan Jamin Gintig KM 9 Gang Milala

64 Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : S1 : Pedagang Bukan Korban Relokasi Pak Bangun mulai berjualan di pasar Induk sejak tahun 2016, sebelum menjadi pedagang beliau merupakan seorang karyawan yang berkerja di perusahaan asuransi. Di pasar Induk ini beliau berjualan buah nanas yang berada di bagian wisata buah, dan sudah mempunyai kios sendiri. Beliau mendapatkan kiosnya dari seoarang saudara yang bekerja di salah satu instasi pemerintahan, beliau enggan memberitahu tepatnya pada instasi apa. Beliau membeli kiosnya seharga Rp Beliau sangat merasa diuntungkan dengan adanya reloksi yang diadakan pemerintah kota Medan ini, beliau mengatakan bahwa semenjak berjualan dia bisa mendapatkan rata-rata Rp permalam, artinya dalam sebulan beliau bisa mengumpulkan keuntungan Rp , sangat jauh dibandingkan saat beliau masih bekerja di perusahaan asuransi yang hanya mendapat gaji sekitar Rp perbulan dan sudah termasuk bonus. Dalam percakapan yang terjadi beliau mengatakan bahwa keberadaan ormas di pasar induk ini sangat membantu dalam hal keamanan, dengan hanya membayar Rp beliau sudah merasa aman dalam melakukan aktivitas berdagangnnya. Beliau juga mengatakan para pembeli juga merasa aman dari pencopet dan sebagainya. Tetapi dalam Proses wawancara beliau juga mnegutarakan kekecewaanya terhadap kinerja pemkot medan yang masih belum bisa menuntaskan upaya relokasi yang mengakibatkan masih banyaknya pedagang yang berjualan di pasar Sutomo, secara tidak langsung hal

65 ini juga mempengaruhi pendapatan mereka karena masih banyak pembeli lebih memilih berbelanja ke pasar sutomo yang lebih lengkap. Selain itu belum adanya terminal dan akses jalan yang tidak banyak juga mempengaruhi tidak banyaknya pembeli yang datang ke pasar Induk Lau cih. 9. Nama : Eka Br Surbakti Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : 47 Tahun : Perempuan : Karo/ Kristen : Jalan Jamin Gintig KM 9 Gang Milala : SMA : Pedagang Korban Relokasi Ibu Eka baru berjualan selama satu tahun di pasar Induk ini, sebelum menjadi pedagang di pasar Induk beliau berjualan di Pasar Sutomo dan terkadang menggelar lapak ke Jalan Perjuangan. Tetapi karena merasa sudah capek, dan melihat banyak teman-temanya bertahan dipasar Induk, akhirnya beliau memutuskan untuk meminjam modal dan membeli kios dipasar induk seharga Rp Di pasar induk beliau menjual sayur mayor seperti kol, kentang dan wortel. Beliau mengatakan bahwa adanya penjaga malam untuk manjaga keamanan dalam pasar induk ini sangat membantu proses jual beli yang terjadi di pasar induk ini, tidak hanya dalam kemanan parkir dan jaga malam. Sebagai contoh dalam memuat barang atau bongkar barang beliau tidak perlu mengawasi lagi, dengan membayar Rp.3000 beliau sudah bisa tenang ketika barangnya di muat atau di bongkar.

66 Dalam pembelian kios beliau menggunakan jasa OKP untuk mencarikan pemilik kios yang ingin kiosnya dijual. Dalam hal ini OKP berperan seperti mempertemukan pedagang yang akan membeli kios dengan pemilik kios yang sesuai dengan barang yang akan dijual oleh pembelidan untuk membuat kesepakatan antara pembeli dengan yang mempunyai kios. Menurut Ibu Eka, jika kita tidak mampu membeli kios, para anggota OKP ini juga bisa mencarikan kios untuk disewa dengan biaya sewa Rp perbulan. 10. Nama : Benny Joseph Gowasa Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : 23 Tahun : Laki-Laki : Nias/ Kristen : Jalan Tali air gang Kubah : SMP : Pekerja Bongkar Muat Bapak Benny adalah salah satu pekerja bongkar muat yang berada di Pasar Induk Laucih. Beliau sudah menjadi pekerja bongkar muat kira-kira satu tahun lima bulan. Untuk bertahan hidup, Pak Benny mengaku bahwa beliau hanya mengandalkan pendapatan yang Ia dapat dari hasil membongkar muat barang para distributor sayur mayur di Pasar Induk Lau Cih. Beliau nekat merantau dari kampung halamnya di Nias berharap dapat membantu orang tua yang masih berada di Nias. Beliau merantau ke Kota Medan bersama saudara laki-lakinya yang juga bekerja sebagai pekerja bongkar muat.

67 Kegiatan Bapak Benny setiap harinya di mulai pada jam 9 malam, beliau berangkat dari rumah menuju Pasar Induk menggunakan becak barang yang akan digunakan abangnya mengangkat sayur mayur yang telah Ia bongkar dan mengantarkannya ke lapak-lapak pedagang dengan tarif Rp Rp sekali bongkar muat tergantung banyaknya barang. Dalam satu malam beliau bisa mendapatkan Upah Rp Rp , yang menurutnya sudah cukup untuk membiayayai kehidupannya sehari-hari. Beliau melakukan kegiatan ini sampai pukul Wib setiap harinya, beliau sangat menyadari bahwa kegiatan beliau setiap harinya sangat berpengaruh bagi kesehatannya. Oleh karena itu, setiap hari minngu beliau lebih memilih istirahat penuh dirumah, karena menurut beliu pada hari minggu pedagang juga tidak seramai biasanya. 11. Nama : Juliana Br Munthe Usia Jenis Kelamin Suku/ Agama Alamat Pendidikan Pekerjaan/ Jabatan : 53 Tahun : Perempuan : Karo/ Kristen : Jalan Pintu Air IV gang Kubah Smalingkar B : SMP : Pedagang Korban Relokasi Ibu Juliana adalah seorang nenek yang sudah mempunyai 3 cucu, sejak tiga tahun lalu beliau sudah ditinggal pergi suaminya, beliau sudah berprofesi sebagai pedagang sejak 15 tahun yang lalu. Beliau merupakan salah satu pedagang yang bersedia mengikiuti

68 aturan dari pemerintah dan dengan pasrah meninggalkan tempat berdagang sebelumnya dipasar Sutomo yang menurut beliau lebih menguntungkan daripada berjualan di Pasar Induk ini. Beliau membeli kios distributor seluas 2x2 meter dengan harga Rp pada awal Pasar Induk beroperasi. Beliau menuturkan bahwa selama 2 tahun berjualan dipasar Induk ini pendapatan beliau sangat turun derastis dan tidak jarang harus membawa kembali barang dagangannya kerumah karena tidak habis terjual. Sewaktu di Pasar Sutomo beliau mengungkapkan bisa meraih untung Rp permalam, tetapi di pasar Induk mendapatkan keuntungan Rp permalam adalah rekor untung terbanyak yang di dapatkan oleh Ibu Juliani. Walaupun begitu beliau tetap merasa senang, Karena menurut beliau berdagang bukan hanya untuk mencari untung, tetapi juga sebagai kegiatan bersosialisasi kepada pedagang lain yang tentu saja membuat hari-hari beliau semakin bersemangat setelah ditinggalkan sang suami tercinta. 4.3 Gambaran Pengelola Pasar Induk Lau Cih Pemerintah Kota(Pemkot) Medan (Pihak Pertama) Dengan alasan untuk memperindah Kota Medan, Pemerintah Kota Medan merelokasi para pedagang yang berada di Pasar Sutomo. Relokasi pedagang yang dilakukan Pemkot Medan ini bertujuan untuk membuat kota Medan menjadi lebih rapi dan terhindar dari kemacetan. Seperti yang kita ketahui bahwa Pasar Sutomo berada di tengah kota yang menyebabkan terjadinya kemacetan yang luar biasa di jam-jam sibuk, selain menyebabkan kemacetan kondisi Pasar Sutomo yang

69 tidak lagi mampu menampung pedagang yang berdatangan membuat pasar ini menjadi terlihat kumuh dan kotor, dengan alasan ingin memperbaiki tata ruang inilah Pemerintah Kota Medan membangun Pasar Induk Lau Cih yang berada di Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan. Pasar Induk Lau Cih ini dibangun di atas lahan seluas 12 hektar, memiliki 720 unit grosir, 320 unit sub grosir, serts 56 unit wisata buah. Pasar Induk Lau Cih ini diresmikan pada hari jumat tanggal 19 Juni Sebelum diresmikan, Pemerintah Kota Medan sudah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan Pasar Induk Lau Cih ini kepada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan dengan membuat Surat Perjanjian. Surat Perjanjian ini sudah ditanda tangani pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Direktur PD Pasar Kota Medan, Bapak Benny Sihotang. Perjanjian bersifat kerja sama ini berisi tentang kerja sama antara Pemkot Medan dengan PD Pasar selama 5 tahun dimana PD Pasar Kota Medan berkewjiban melaporkan perkembangan pasar induk secara berkala setiap tiga bulan sekali kepada walikota Medan melalui pengawas BUMD. Selain itu, PD Pasar juga harus membayar deviden setiap tahunnya kepada Pemko Medan sebesar 50% dari keuntungan dan membayar kontribusi tetap sebesar 10% dari kontribusi tetap yang diterima PD Pasar Kota Medan PD Pasar Kota Medan(Pihak Kedua)

70 Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas Pasar Kotamadya Tk.II Medan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah No.15 Tahun 1992 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Medan No.08 tahun 2001 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Kota Medan. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Daerah tersebut, diterbitkan keputusan walikota Nomor 28 Tahun 2001 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Sementara sebagai landasan manajemen didasari kepada Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 1997 tentang Status Badan Pengawas, Direksi, dan Kepegawaian Perusahaan Daerah dan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor /SK/1998 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 05 tahun 1997 jo, Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 14 tahun 2004tentangSusunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Sedangkanlandasan operasional didasari kepada Peraturan DaerahNo. 31 tahun 1993 tentang Pemakaian Tempat Berjualan dan Surat Walikota Medan Nomor /834/SK/1994 tentang Pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993 dan Surat keputusandireksi PD. Pasar Kota Medan No. 974/1332/PDPKM/20043 tanggal 05 Maret 2003 tentang Klasifikasi dan Besarnyatarif kontribusi pada pasar-pasar di wilayah tingkat II Medan yang di sahkanbadan Pengawas PD. Pasar Kota Medan dengan Surat keputusan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan No. 36/04/BP/PD/20003 tanggal 13 Maret 2003.

71 Adapun Visi, Misi dan Jaringan Kegiatan Perusahaan Daerah Pasar Kota medan adalah sebagai berikut: 1. Visi Adapun Visi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah :Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman dan berwawasan lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap,segar, murah dan bersaing. 2. Misi Adapun Misi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah : Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah provinsi Sumatera Utara. 3. Jaringan Kegiatan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan merupakan Badan Usaha MilikDaerah yang melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan areapasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancarandistribusi barang dan jasa. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PD PasarKota Medan mempunyai fungsi : 1. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan sebagai badan usaha milik daerah yang memegang kendali atas kegiatankegiatan pasar di kota Medan berperan untuk

72 merencanakan bagaimana agar pasar tetap berjalan dengan lancar serta menuju ke arah yang lebih baik. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan juga memiliki hak dan kewajiban melakukan pembangunan terhadap pasar-pasar demi mencapai kenyamanan bagi pedagang maupun para pembeli. Selain itu, pemeliharaan dan perawatan area pasar juga menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang telah menerima pendapatan oleh uang kontribusi bulanan para pedagang. Uang kontribusi bulanan yang telah diterima Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan salah satunya harus direalisasikan untuk pemeliharaan dan perawatan area pasar agar berjalannya kegiatan pasar menjadi nyaman. 2. Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area pasar. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan dituntut untuk selalu menyediakan fasilitas-fasilitas sarana dan prasarana bagi pedagang serta kelengkapan yang diperlukan dan juga harus melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap fasilitas-fasilitas tersebut. 3. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar. Setelah menyediakan fasilitas-fasilitas dan kelengkapan bagi pasar, Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan juga memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan

73 pengendalian terhadap pemanfaatan area pasar yang telah disediakan pemerintah. 4. Pengelolaan dan pengembangan area pasar. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan juga memiliki wewenang dalam hal pengelolaan dan pengembangan area pasar. Dengan mengelola area pasar, Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan menghasilkan pendapatan dari kontribusi bulanan pasar yang dibayar oleh para pedagang sehingga pendapatan tersebut dapat dijadikan modal oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan dalam melakukan pengembangan area pasar. 5. Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar untuk dapat memanfaatkan area pasar dengan sebaik-baiknya karena area pasar ini merupakan milik bersama dan harus dijaga bersama agar kelangsungan pasar dapat terjaga selamanya. 6. Bantuan terhadap stabilitas harga barang. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan juga menjaga terjadinya stabilitas harga. Dimana Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan memiliki kegiatan rutin yaitu melakukan survey harga ke pasar-pasar yang ada di kota Medan. Kegiatan ini dilakukan agar menghindari terjadinya pembohongan publik terhadap harga-harga sembako yang

74 tidak sewajarnya. Maupun menghindari kejahatan para tengkulak yang menghancurkan stabilitas harga barangbarang yang ada di pasar. 7. Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan juga memberikan solusi-solusi kepada para pedagang yang memiliki kendala dalam kelancaran distribusi barang dan jasa ke dalam pasar. 8. Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan melaksanakan kegiatan kerja sama dengan berbagai pihak dalam hal pengembangan kegiatan dan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan yang menyangkut tentang pasar. Kerjasama ini dilakukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan untuk membangun kegiatan pasar yang memajukan serta meningkatkan pasar di seluruh kota Medan. 9. Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar Setiap kegiatan pasti memerlukan keamanan dan ketertiban demi berlangsungnya kelancaran kegiatankegiatan pokok perusahaan. Seperti Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang menyediakan jasa keamanan dan penertiban untuk area pasar dengan menyediakan security atau pos keamanan setiap pasar di kota Medan. Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :

75 1. Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan dengan pihak lain. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan memberikan fasilitas kepadapara pedagang yang memiliki niat untuk bekerjasama dengan pihak luardalam meningkatkan kegiatannya. Seperti: pedagang yang ingin melakukanpeminjaman modal kepada bank untuk meningkatkan produksi jualanpedagang tersebut, Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan dapatmemfasilitasi pedagang tersebut untuk terhubung kepada bank agar dapatdipinjamkan modal demi meningkatkan produktivitas pedagang. 2. Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh pedagang. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan memfasilitasi para pedagang di pasar dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen seperti : gedung tempat berjualan yang lebih bagus, kebersihan pasar yang memadai, keamanan pasar yang terjaga dari premanisme dan jambret, sehingga membuat konsumen nyaman berbelanja ke pasar tersebut. 3. Memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang. Para pedagang dikumpulkan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan untuk diberikan bimbingan dan arahan agar meningkatkan kualitas para pedagang untuk melayani konsumen. Selain melayani konsumen, sumberdaya pedagang yang berkualitas juga dibutuhkan dalam hal kesadaran diri untuk menjaga dan merawat area pasar bersama-sama. Karena setiap tahunnya pasar mengikuti lomba yang

76 diselenggarakan pemerintah pusat yaitu piala bergilir dengan kategori pasar terbersih dan ternyaman serta penilaian panitia lainnya. Untuk itu perlunya Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan untuk memfasilitasi pedagang agar menjadi pedagang yang berkualitas tinggi. 4. Memberikan hak prioritas kepada pedagang untuk memperoleh tempat usaha yang baru hasil pembangunan. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan telah melaksanakan kegiatan ini. Dengan membangun pasar baru Pasar Induk Tuntungan khusus sayur dan buah yang berlokasi di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lauchi, Kecamatan Medan Tuntungan yang diresmikan pada bulan Februari Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama denganlembaga keuangan. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti koperasi pasar yang dapat memberikan pinjaman kepada para pedagang untuk para pedagang yang membutuhkan sedikit bantuan uang. Untuk itu Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan memberikan bantuan untuk para pedagang yang membutuhkan kredit tersebut Pengelola Pasar Induk Lau Cih (Pihak Ketiga) Pasar sebagai salah satu pusat perekonomian, seperti aktivitas jual beli baik dalam transaksi jumlah kecil maupun besar, sehingga dalam setiap prosesnya dibutuhkan tingkat keamanan yang ekstra. Dalam hal ini Pasar

77 Induk Lau Cih, membentuk sebuah kelompok sebagai pengelola pihak ketiga untuk meningkatkan keamanan dan memajukan setiap kegiatan yang ada disebuah pasar. Badarruddin mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pasar Tradisional Pedesaan (2001 : 20) untuk dapat memahami interaksi dan aktivitas pasar tradisional, perlu diketahui siapa-siapa saja atau kelompokkelompok mana saja yang turut terlibat dalam aktivitas pasar tradisional. Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas kegiatan pasar disebut sebagai aktor-aktor pasar. Secara umum dalam pasartradisional terdapat beberapa aktor pasar yaitu distributor, pedagang perantara, pedagang, organisasi kepemudaan (pengelola pasar dan pengumpul pajak) dan konsumen. Dalam kehidupan dinamika pasar tradisional selalu memiliki aktor ketiga, seperti halnya organisasi pemuda yang terlibat dalam sirkulasi barang dan jasa dalam pasar tradisional. Untuk mendapatkan sejumlah uang maka para actor ketiga tersebut melakukan hubungan kerja secara terikat terhadap para pedagang seperti; uang bongkar barang, uang parkir, uang sampah, uang lampu dan uang jaga malam. Demikian pula halnya dengan pengelolaan Keamanan di Pasar Induk Kota Medan, dalam melakukan setiap kegiatan yang terjadi di Pasar Induk Laucih Tuntungan ini Masuknya pihak ketiga dalam Pasar Induk Lau Cih ini menjadi cikal bakal masuknya juga Organisasi masyarakat atau Organisasi Kepemudaan, dimana setiap pengelolaan Pasar yang dilakukan oleh pihak ketiga dilaksanakan oleh anggota Organisasi masyarakat ataupun Organisasi Kepemudaan. Adapun Organisasi Kepemudaan yang mengambil alih menjadi kordinator keamanan, jaga malam, keamanan area parkir, dan kamar mandi

78 adalah Organisasi Kepemudaan Ikatan Pemuda Karya(IPK), Pemuda Pancasila(PP), dan Pemuda Marga Silima(PMS) dalam satu kepemimpinan Bapak Rajendra Sitepu yang merupakan ketua PAC IPK Medan Tuntungan. yaitu: Seperti dalam kutipan wawancara dari Bapak Rajendra Sitepu(52),.dari sebelum pasar ini dibangun bere udah mama yang jaga lahan ini dapat mandat langsung dari walikota, jadi setelah dibangun pun pasar ini mama masi dipercaya untuk jaga keamanan pasar ini bere. Selain jaga malam, mama juga dikasi tanggung jawab untuk jaga kamar mandi dan parkiran, kalo uang parkir kereta duaribu sekali masuk, kalau mobil tigaribu, terus kalau kamar mandi sekali masuk duaribu bere. Kami juga nyetor ke pd pasar setiap harinya sebanyak tujuh ratus ribu, dan kami disini masuknya legal kok. Ada kantor kami juga disana walaupun belum jadi, hahhahhah Dalam observasi yang dilakukan penulis, penulis mendapatkan fakta bahwa memang benar adanya jika dalam pengelolaan sebuah pasar seringkali dibutuhkan pihak ketiga yang bertugas menjaga area parkir maupun kamar mandi. Biasanya pihak ketiga yang mendapat mandat ini akan menyetor uang hasil pengelolaan kamar mandi setiap bulannya ke PD Pasar sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Begitu juga halnya dengan Pasar Induk Lau Cih, seperti yang sudah tertulis diatas dalam perjanjian yang telah disepkati oleh pihak ketiga dan PD Pasar bahwa pihak ketiga hanya bertugas sebagai pengelola parkir dan kamar mandi, tetapi dalam kenyataan yang penulis dapatkan ternyata masih banyak tugas-tugas yang dilakukan pihak ketiga tampa sepengetahuan dari pihak PD Pasar. 4.4 Proses-Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih

79 Upaya pemerintah dalam memperbaiki tata ruang Kota Medan tidak ada henti-hentinya demi mewujudkan Kota Metropolitan yang diakui di Indonesia. salah satu usaha pemerintah adalah dengan merelokasi pasar Sutomo yang dinilai sangat kumuh yang dapat memperburuk citra kota Medan sebagai Kota Metropolitan, selain kumuh pasar yang terletak dijalan Sutomo ini sudah banyak menggangu ketertiban dalam berlalulintas. Sebagai contoh, terlihat para pedagang yang sudah memakai badan jalan untuk menggelar lapak berjualan mereka selalu berhasil membuat macet Jalan Sutomo walaupun tidak di waktu jam sibuk. Selain membuat kemacetan, sampahsampah yang ditinggalkan para pedagang sering kali membuat got-got yang berada dijalan Sutomo tersumbat dan membuat jalanan banjir. Ulah pedagang yang juga berjualan didepan ruko-ruko yang berada di Jalan Sutomo juga semakin memperburuk keadaan jalan tersebut dan membuat ruko-ruko tersebut tidak maksimal pemanfaatannya. Keinginan pemerintah untuk membantu para pedagang dan keinginan untuk memperindah Kota Medan inilah yang akhirnya membuat pemerintah membuat Pasar Induk Kota Medan yang terletak di Jalan Bunga Turi Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan. Pasar Induk Kota Medan pun akhirnya dibangun dan diresmikan pada tahun 2015 silam. Setelah dibangun tempat yang baru bagi pedagang yang berada disekitaran Jalan Sutomo, pemerintah pun melakukan kegiatan relokasi bagi para pedagang yang berjualan di Jalan Sutomo dan sekitarnya. Awalnya pemerintah mendata seluruh pedagang yang berjualan di Pasar Sutomo dan sekitarnya untuk dapat menyiapkan jumlah kios di Pasar Induk Lau Cih, tetapi dalam proses pendataan pun terjadi banyak kendalanya. Salah satunya adalah pedagang-

80 pedagang nakal yang tidak mau pindah lalu menghindar dari petugas yang bertugas mendata para pedagang. Kegiatan relokasi tidak semudah yang dibayangkan, padahal kegiatan relokasi adalah kegiatan untuk memperbaiki lokasi dari lokasi sebelumnya. Banyak para pedagang yang tidak bersedia untuk direlokasi dengan berbagai alasan, tetapi alasan yang paling sering terdengar adalah bahwa para pedagang enggan kehilangan para pembeli yang sudah menjadi langganan, hal ini tentu saja sangat berpengaruh bagi pedagang dalam memenuhi kebutuhan hidup, alih-alih mendapatkan tempat berjualan yang lebih baik pedagang malah menganggap kegiatan relokasi ini akan mempersulit mereka dalam hal bertahan hidup dan pedagang merasa bahwa lokasi Pasar Induk Lau cih ini tidak mungkin bisa menjadi Pasar Induk dikarenakan berlokasi dipinggiran Kota Medan yang tentunya sangat sulit diakses oleh seluruh pembeli sekitaran Kota Medan. Selain takut kehilangan pelanggan, menurut pedagang harga kios yang ditawarkan oleh pemerintah yang berada di Pasar Induk Lau Cih tergolong sangat mahal, harga kios yang ditawarkan saat itu adalah Rp /unit. Mereka merasa tidak mampu membelinya dan akhirnya memilih bertahan di Jalan Sutomo. Hal ini sama dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibu Juliani(53): aku dulu gak yakin kalau pasar induk itu memang jadi dibangun dek, karna kurasa gak mungkin ada pasar di sudut-sudut kota, kek mana pembeli mau datang pun, akses jalan pun payah kali. Trus harga kios pun mahal kali waktu itu kurasa, kami ditawarkan 7juta per kios. Tapi karna memang harus direlokasi kami, akhirnya kubelik

81 juga lah kios disana, dari pada gak bisa lagi aku julaan yakan? Ibu Juliani adalah pedagang yang akhirnya mengalah untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah, tetapi tidak bisa dipungkiri masih banyak para pedagang yang tidak mau direlokasi ke Pasar Induk Lau Cih ini. Dari proses wawancara peneliti menemukan rumitnya proses relokasi yang dilakukan Pemkot Medan. Banyak pedagang yang menolak dan ada juga pedagang yang legowo saat direlokasi oleh Pemerintah Kota Medan. Para pedagang menolak karena merasa bahwa pembangunan Pasar Induk Kota Medan tidak mungkin dibangun ditempat yang aksesnya sangat sulit, serta jauh dari pusat keramaian. Walaupun pada akhirnya banyak pedagang yang terpaksa pindah ke Pasar Induk karena merasa lelah dan ketakutan kalau-kalau mereka akan digusur lagi yang tentu saja akan menyebabkan kerusuhan. Pernyataan tentang kurang memadainya akses jalan ke Pasar Induk Lau cih ini juga dibenarkan oleh pernyataan Bapak Riwando Simanjorang(27) selaku pegawai PD Pasar Induk; kalau boleh jujur dek, memang serba kurang dipasar induk ini. Kalau namanya pasar induk itu seenggaknya kan harus ada jalan tembusannya minimal tigalah. Ini kayak yang kau tengoklah Cuma satu jalan masuknya. Harusnya juga ada terminal. Ini jagankan terminal angkot pun jarang ada sampe kesini, adapun sampe karna udah ada pedagang langganannya di pasar induk ini Penolakan pedagang saat awal relokasi inilah yang membuat tak kunjung selesainya proses relokasi yang dilakukan Pemerintah Kota Medan sampai saat ini. Selain itu Penolakan yang terjadi saat awal proses relokasi

82 membuat Pemerintah Kota Medan membagi-bagikan kios kepada oknumoknum tertentu yang memiliki modal besar. Pemerintah tidak memilah-milah siapa saja yang dapat membeli kios, dan juga tidak membatasi berapa jumlah kios yang akan di beli oleh oknum-oknum tersebut. Sitepu(52): Hal ini diperjelas dengan hasil wawancara oleh Bapak Rajendra waktu itu kan bere, banyak kali pedagang gak mau pindah ke pasar induk ini karena katanya gak aman, jauh dari pelanggan dan lain-lain. Jadi waktu itu di bagi-bagi pemkot lah kios-kios yang pedagangnya gak mau pindah sama orang-orang yang punya modal. Yang anggota dprlah, sodarasodara kitalah. Kan lumayan untuk investasi bere Selain dari pernyataan bapak Rajendra, penulis juga mendapatkan informasi yang sama seperti yang diutarakan oleh Bapak N Bangun(47) berikut: mama dapat kios dari saudara kita nakku, dia anggota dprd. Ada tiga kalau gak salah kiosnya disini. Enaklah jualan dipasar induk ini, dulu waktu masih jadi pegawai asuransi berat kali mau ngeluarkan uang seribu aja pun. Sekarang udah mulai bisa lah mama nabung nak Kios yang terjual kepada bukan pedagang tentunya memunculkan berbagai masalah baru, masalah yang terlihat saat ini adalah bahwa para pedagang yang sudah mau direlokasi ke Pasar Induk tidak lagi mendapatkan kios atas nama mereka karena sudah diperjual belikan sebelumnya. Mau tidak mau mereka harus membeli kios lagi kepada pembeli kios terdahulu atau bahkan menyewanya dengan harga mencapai tujuh kali lipat dari harga awal

83 yang ditawarkan Pemerintah Kota Medan pada awal kegiatan relokasi dilaksanakan. Sepertihalnya yang diutarakan oleh Bapak Eddy Sembiring(40) selaku Kepala Pasar Induk Lau Cih; sepengetahuan ku waktu aku menjabat disini semua kios udah ada yang punya, gak taulah ntah itu pedagang atau bukan, aku juga gak tau awalnya kayak mana proses pembelian kiso di pasar induk ini dek soalnya aku kan belum menjabat, tapi memang kalau jual beli kios antar pedagang disini ada... Mahalnya kios yang diperjual belikan membuat pedagang yang sudah mau direlokasi kembali merasa kebingungan, mereka tidak tahu lagi akan berjualan dimana. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa seorang pedagang akan mendapat untung atau pendapatan jika dia berjualan, dan jika tidak berjualan tentu saja tidak akan mendapatkan apa-apa. Selain harga kios yang mahal, masih banyaknya para pedagang yang belum direlokasi membuat pedagang yang sudah mau direlokasi merasa was-was. Mereka khawatir kalau pendapatan mereka ketika berjualan di Pasar Induk tidak dapat menutupi pengeluaran dalam pembelian kios sebelumnya dan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Meskipun demikian beberapa pedagang akhirnya memilih untuk membeli kios di Pasar Induk dengan harga yang lebih mahal melalui Pihak ketiga yang lebih sering mereka sebut dengan OKP. Dalam hal ini, pihak ketiga memang mengambil peran sebagai agen jual beli kios dipasar Induk.

84 Adanya transaksi pembelian kios antara pihak pedagang dan pihak ketiga dibenarkan dengan hasil wawancara penulis denga Bapak Navayo Saragih(35) yang merupakan bagian administrasi PD Pasar; memang iya banyak pedagang minta carikan kios sama OKP sini dek, makanya kami biasanya berurusan sama orang itu gak langsung sama pedagang yang mau beli kios disini, rata-rata yang kami urus disini yang Cuma pengurusan balik nama aja Meskipun demikan, Pasar Induk sudah hampir tiga tahun berjalan dan masih saja dalam proses relokasi karena masih banyak kekurangankekurangan yang harus dilengkapi oleh pemerintah agar Pasar Induk Laucih ini menjadi Pasar yang modern. Salah satu yang ingin dilakukan pemerintah adalah menambah penjual daging dan ikan. Seperti yang kita ketahui dalam Pasar Induk Lau Cih saat ini hanya menyediakan penjualan sayur mayur dan wisata buah. 4.5 Peran Organisasi Masayarakat (Ormas) atau Organisasi Kepemudaan(OKP) dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih Pasar merupakan jantung bagi perekonomian masyarakat yang sudah menyatu dalam kehidupan, baik itu pasar modern dan pasar tradisional. Dari sebuah pasar inilah segala kegiatan ekonomi masyarakat suatu daerah bermula. Begitu juga halnya dengan Pasar Sutomo yang berada di Kota Medan. Sangat berpengaruhnya pasar terhadap perekonomian masyarakat membuat pasar jarang sekali terlihat tampa aktivitas, apalagi sebuah pasar

85 induk yang notabennya buka 24 jam dalam sehari. Aktivitas yang terus menerus ini kerap kali membuat pasar tidak lagi nyaman, seperti yang kita lihat pada umumnya penampakan sebuah pasar, selalu ramai, sampah berserakan, membuat macet di lokasi tertentu yang diakibatkan oleh para pedagang yang tidak berjualan pada tempatnya hingga memakan badan jalan, malah terkadang menyebabkan banjir saat hujan datang kerena parit saluran air tersumbat oleh sampah-sampah yang kerap kali berserakan disekitar pasar. Pentingnya sebuah pasar yang merupakan jantung perekonomian rakyat membuat Pemerintah Kota Medan berinisiatif membangun fasilitas pasar yang lebih baik. Pemerintah berinisiatif membangun Pasar Induk Lau Cih yang mempunyai 720 unit grosir, 432 unit subgrosir sayur, dan 56 unit wisata buah, diharapkan dapat menampung pedagang yang akan direlokasi. Keingininan pemerintah untuk menjadikan sebuah Pasar Induk yang nyaman bagi pedagang dan pembeli tentu harus melalui kegiatan relokasi, dan sudah dapat dipstikan bahwa setiap proses relokasi ini tidaklah mudah, pemerintah mengalami reaksi pro dan kontra dari pedagang. Sejak 1985 setiap pasar di kota medan menyewa pihak swasta dalam menjaga keamanan disetiap pasar, sama halnya dengan apa yang terjadi di dalam Pasar Induk Laucih ini. Pihak PD Pasar menyerahkan tugas jaga malam, keamanan, parkir dan kamar mandi kepada pihak swasta. Menurut Bapak Rajendra Sitepu yang merupakan pimpinan cabang sebuah organisasi kepemudaan bahwa penyerahan tugas sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Beliau sudah mendapatkan mandate langsung dari Bapak Wali Kota kota Medan pada saat peresmian Pasar Induk. Dalam surat perjanjian yang penulis dapatkan, tertulis bahwasanya pihak ketiga atau swasta hanya

86 mempunyai tugas sebagai jaga parkir dan kamar mandi dan mempunyai kewajiban menyetor sejumlah uang kepada PD Pasar setiap bulannya. Untuk setoran jaga parkir dalam surat perjanjian tersebut pihak ketiga harus membayar sebanyak Rp setiap bulannya dan Rp untuk setoran kamar mandi setiap bulannya. Alotnya proses relokasi yang dilakukan pemerintah terhadap para pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Sutomo membuat pihak pengelola pasar atau pihak ketiga ikut campur tangan dalam proses relokasi yang dilakukan pemerintah, seperti hal yang telah dilakukan Bapak Rajendra Sitepu bersama anggotanya. Sebagai pihak ketiga atau pihak pengelola pasar, pihak ketiga berusaha membuat setiap pedagang yang berdagang di Pasar Induk merasa nyaman, dan membantu setiap masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang berada di dalam pasar. Hal ini terlihat dari berbagai tugas atau peran yang dilakukan pihak ketiga dalam membantu menyukseskan kebijakan Pemerintah Kota Medan. Adapun tugas dan peran yang telah penulis dapatkan dalam proses observasi adalah sebagai berikut; 1. Sebagai Pihak Penjaga Malam Dalam kegiatan jaga malam yang dilakukan pihak ketiga, para pedagang diharuskan membayar Rp.3000 per malam, biaya yang lumayan terjangkau ini ternyata mempunyai andil besar dalam proses jaga malam di Pasar Induk. Mengapa tidak, dengan uang Rp.3000 para pedagang sudah mendapatkan keamanan dan asuransi jika ada barang yang hilang. Jika ada barang pedagang yang hilang selama masih

87 berada dilingkungan Pasar Induk, pengelola jaga malam akan mengganti penuh nilai barang pedagang yang hilang tersebut. Hal diatas sama dengan kutipan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Bapak Herudin Ginting(28); kalau disininya tur, amannya semua. Sebenarnya kurang enak apa pedagang itu kita buat? Cuma bayar 3000 permalam udah bebas dia ninggalkan barangnya disni, jangankan barang mobil pun kami jaga kalau ditinggalkan disini. Yang buat enaknya lagi kalau ada pedgang yang kehilangan barang, kami ganti 100 persen kerugiannya tur. Kalau masi sekitaran pasar induk ini amanlah. Kan bisa kam liat banyak anggota kita disetiap simpang. Tapi kalau udah keluar dari pasar induk ini, gak tanggung jawab kita lagi lah 2. Sebagai Pihak Pengelola Parkir Parkir kendaraan di suatu pasar merupakan hal yang penting demi memberikan kenyamanan kepada para pedagang maupun pembeli. Selain kenyamanan, keamanan juga sangat diutamakan dalam pengelolaan sebuah parkir. Oleh karena itu, PD Pasar juga menyerahkan pengelolaan parkir Pasar Induk Lau cih kepada pihak ketiga. Dalam pengelolan parkir ini, pihak ketiga menetapkan tarif Rp.2000 untuk kendaraan roda dua, Rp.3000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp.5000 untuk kendaraan yang membawa barang ke Pasar Induk. Dalam surat perjanjian yang penulis dapatkan dari Kepala Pengelolaaan Pasar atau pihak ketiga, bahwa pihak ketiga diharuskan menyetor uang sebesar Rp perbulanya kepada PD Pasar Kota Medan. Pasar Induk memiliki 2 pintu masuk, dimana pintu masuk ini dibagi berdasarkan jenis kendaraan. Pintu yang pertama khusus bagi

88 jalur masuk kendaraan mobil, dan pintu yang kedua khusus bagi jalur masuk kendaraan motor dan becak, sedangkan pintu keluarnya hanya ada satu. Di setiap pintu masuk dan keluar inilah ada pos penjagaan yang bertugas memberikan karcis parkir. Dan di pintu keluar untuk pengecekan dan pemulangan karsis yang sudah tertulis nomor plat kendaraan. 3. Pihak Pengelola Kamar Mandi Selain jaga malam, dan pengelolan parkir pihak ketiga juga mengambil alih pengelolaan kamar mandi, ada tujuh titik lokasi kamar mandi yang berada dipasar induk ini. Setiap titik kamar mandi dijaga oleh satu orang penjaga. Setiap lokasi kamar mandi memiliki delapan ruangan dimana empat ruangan untuk laki-laki dan empat ruangan untuk perempuan. Menurut observasi dilapangan kebersihan kamar mandi di Pasar Induk untuk ukuran suatu pasar yang seperti kita ketahui selalu ramai di kunjungi sudah lumayan bersih, walaupun dinding masih penuh coretan. Bahkan jika dibandingkan dengan kamar mandi di kampus FISIP USU terkhusus kamar mandi laki-lakinya, kamar mandi yang berada di Pasar Induk sudah termasuk sangat bersih. Untuk tarif penggunaan kamar mandi pengelola pasar atau pihak ketiga menetapkan tarif sebesar Rp.2000 untuk sekali pemakaian. Untuk setoran kepada PD Pasar pihak ketiga aatau pengelola pasar menyetorkan uang sebanyak Rp setiap bulannya dari keseluruhan kamar mandi yang berada di Pasar Induk Lau Cih.

89 4. Pihak Ketiga Sebagai Agen Penjualan Kios dan Penyewaan Kios Dalam surat perjanjian yang peneliti terima, tertulis bahwa pihak ketiga hanya berperan sebagai pihak pengelola parkir dan kamar mandi, tapi dari proses observasi penulis mendapatkan beberapa peran pihak ketiga atau yang biasa disebut OKP oleh para pedagang di Pasar Induk, yang paling jelas terlihat adalah kegiatan jaga malam dan aktivitas bongkar muat yang sama sekali tidak ada tercantum dalam perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian yang telah dibuat oleh PD Pasar dengan pihak ke tiga yang bersifat kerja sama dalam bagi hasil. Untuk melaksanakan atau menjalankan semua tugas yang diberikan kepada pihak ketiga, pihak ketiga mengunakan atau mempekerjakan anggota ormas atau anggota OKP sebagai bagian pelaksana dari tugas-tugas yang diberikan PD Pasar kepada pihak ketiga.adapun Ormas atau OKP yang terlibat dalam tugas-tugas yang telah diemban pihak ketiga adalah Organisasi Kepemudaan Ikatan Pemuda Karya(IPK), Pemuda Pancasila(PP), dan Pemuda Marga Silima(PMS) yang diketahui dalam satu kepemimpinan Bapak Rajendra Sitepu yang merupakan ketua PAC IPK Medan Tuntungan.Hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh pemberian mandat dari Pemerintah Kota Medankepada Bapak Rajendra Sitepu yang merupakan Penguasa sekitaran Kelurahan Lau Cih. Diketahui dalam perjanjian memang tidak ada kerja sama antara OKP dan Pemerintah Kota Medan, tetapi didalam pasar kadang terjadi penyimpangan tugas kerja sama yang disepakati oleh PD Pasar dengan pihak

90 ketiga yang tentu saja penyimpangan itu diluar sepengetahuan dari pihak PD Pasar. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan terungkap bahwa, para anggota pengelola pasar yang dibawah pimpinan Bapak Rajendra Sitepu merupakan anggota Organisasi Kepemudaan yang juga berada dibawah kepemimpinan beliau. Seperti yang diungkapkan Bapak Benny Joseph Gowasa(23) seorang buruh bongkar muat di Pasar Induk Lau Cih; yang jadi kordinator kami ya orang-orang okp itulah ka, orang itulah yang ngawasi kami disini supaya gak macam-macam. Kami mana berani macam-macam, gak makan pula nanti kami kalau betingkah. Aku dulu pas mau masuk kmari pun di kasitau dulu sama kordinator itu Hal ini juga sama seperti yang di ungkapkan Bapak Janverius Sitohang(25) yang merupakan pegawai PD Pasar bagian penertiban;.semua anggota pengelola pihak ketiga disini memang gak satu benderalah sama ketua itu dek,ada dari bendera lain tapi kan orang itu masuknya wajib dari ketua itu. Kami aja pegawai banyak kok yang masuk dalam organisasi itu. Kan gak ada yang salah masuk organisasi? Penyimpangan tugas yang telah dilakukan pihak ketiga ini menimbulkan anggapan di proses pembelian ataupun penyewaan kios dapat dengan mudah dilakukan dengan pihak ketiga atau paling sering dianggap OKP oleh para pedagang maupun calon pembeli kios. Menurut para pedagang, berinteraksi dengan OKP setempat tergolong mempermudah masalah, tetapi tentu saja dengan tidak gratis. Penyebab utama masyarakat umum beranggapan bahwa Ormas atau OKP paling berkuasa dalam Pasar Induk Laucih adalah dikarenakan adanya kegiatan penjualan kios yang sudah berpindah tangan dari pihak pertama ke pihak kedua, dengan kata lain dalam

91 hal pembelian dan penyewaan kios OKP atau Ormas menjadi jembatan atau agen pembelian atau penyewaan kios di Pasar Induk Lau Cih. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Eka Br Surbakti (47) seorang pedagang yang membeli kios di Pasar Induk melalui OKP atau Pihak Ketiga; kenapa aku dulu minta dicarikan ke okp ini kan de, pertama orang ini yang paling gampang dijumpai dan cepat lagi. Udah orang ini lah semua yang urus, proses balik nama pun udah orang ini yang urus, aku tinggal kasi KTP ntah sama apa lagi pun waktu itu lupa aku. Kalau ke kantor keseringan gak ada orang ku liat, jadi malas berurusan sama orang kantor ini dek. Memang harga kios makin mahal, tapi kan kita gak repotrepot lagi. Sementara kita perlu cepat-cepat Disinilah terkadang ormas menyalahi perjanjian yang telah disepakati oleh pihak ke tiga dengan PD Pasar. Harga kios grosir di PD Pasar Induk Laucih yang dikeluarkan oleh Pemko Medan berkisar Rp Para oknum-oknum ataupun pedagang yang telah membeli kios dari PD Pasar sangat banyak menjual kiosnya kembali dengan harga yang lebih tinggi, kadang disini lah celah para Ormas untuk mencari keuntungan dengan cara mencari pedagang yang mau bembeli kios, atau yang biasa disebut agen. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suranta(35), beliau juga merupakan korban relokasi Pasar Sutomo; aku sempat gak mau jualan lagi dek, tapi ada saudaraku yang kerja di pasar induk ini, katanya pasar induk ini pasti majunya nanti karena pemkot kota medan udah berjanji yakan, di bujukbujuklah aku beli kios disini, katanya nanti kalau gak cepat-cepat dibeli jadi diambil orang kiosnya. Kubeli kemarin kiosnya seharga 65 juta, padahal waktu sama kami awalnya di jual 8juta. Nyesal kali memang aku, tapi mau cemana lagi, makin lama nanti takut makin mahal yakan Keberadaan Ormas atau OKP di PD Pasar Induk Lau Cih disebabkan oleh pengelola pihak ketiga. Peranan utama atau fungsi ormas atau

92 okp tersebut adalah untuk menjalankan tugas yang telah dilimpahkan oleh PD Pasar kepada pihak ketiga, tetapi dalam prakteknya sering kali terjadi banyak penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi ini sering kali merugikan para pedagang yang merupakan korban sebenarnya dalam proses relokasi ini, meskipun Ormas terkesan membantu tetapi dibalik itu semua terdapat kepentingan-kepentingan tertentu. Berikut penulis membuat skema guna menggambarkan keterlibatan Organisasi Masyarakat dalam proses jual beli kios saat proses relokasi sedang berlangsung. Skema Gambaran Keterlibatan Ormas atau OKP dalam Proses Relokasi Pasar Induk Lau Cih Pemerintah Kota(PEMKOT) Medan Pedagang Korban Relokasi Pasar Sutomo Medan PD PASAR (Pasar Induk Lau Cih) Oknum Pembeli Kios di Pasar Induk Lau Cih Pihak Ketiga (Ormas Atau OKP) Pasar Induk Lau Cih 4.6 Konflik Kepentingan Pasar Induk Lau Cih

93 Dahrendorf memusatkan perhatian pada struktur social yang lebih luas. Inti tesisnya adalah gagasan bahwa berbagai posisi di dalam masyrakat mempunyai otoritas yang berbeda. Otoritas tidak terletak dalam diri individu, tetapi juga dalam posisi. Dahrendorf tak hanya tertarik pada struktur posisi, tetapi juga pada konflik antara berbagai struktur posisi itu: sumber struktur konflik harus dicari dalam tatanan peran social yang berpotensi untuk mendominasi atau ditundukan (1959:165). Menurut Dahrendorf, tugas pertama analisis konflik adalah mengidentifikasi berbagai peran otoritas dalam masyarakat. Karena memusatkan perhatian kepada struktur yang berskala luas sperti peran otoritas itu, Dahrendorf ditrntang para peneliti yang memusatkan perhtian pada tingkat individual. Misalnya, ia dikritik oleh orang yang memusatkan perhatian pada cirri-ciri psikologi individu yang menempati posisi itu. Tetapi, menurut dahrendorf, orang yang melakukan pendekatan demikian bukanlah sosiolog. Otoritas yang melekat pada posisi adalah unsur kunci dalam analisis Dahrendorf. Otoritas secara tersirat menyatakan superordinasi dan subordinasi. Mereka yang menduduki posisi otoritas diharapkan mengendalikan bawahan. Artinya mereka berkuasa karena harapan dari orang lain yang berada disekitar mereka, bukan karena cirri-ciri psikologis mereka sendiri. Seperti Otoritas, harapan ini pun melekat pada posisi, bikan pada orangnya. Otoritas bukanlah fenomena social yang umum; mereka yang tunduk pada control dan mereka yang dibebaskan dari kontrol ditentukan dalam masyarakat. Terakhir, karena otoritas adlaah abasah, sanksi dapat djatuhkan pada pihak yang menentang.

94 Menurut Dahrendorf. Otoritas tidak konstan kerena ia terletak dalam posisi, bukan dalam diri orangnya. Karena itu seseorang yang berwenang dalam satu lingkungan tertentu tak harus memegang posisi otoritas didalam lingkungan yang lain. Begitu pula seseorang yang berada dalam posisi subordinat dalam satu kelompok, mungkin menempati posisi yang subordinat dalam satu kelompok,mungkin menempati posisi yang superordinat dalam kelompok lain. Ini berasal dari argument Dahrendrof yang menyatakan bahwa masyarakat tersusunn dari sejumlah unit yang ia sebut asosiasi dikooerdinasikan secara imperative. Masyarakat terlihat sebagai asosiaosi individu yang dikontrol oleh hirearki posisi otoritas. Karena masyarakat terdidi dari berbagai posisi, seorang individu dapat menempati posisi otoritas disatu unit dan menempati posisi yang subordinat di unit lain. Otoritas dalam setiap asosiasi bersifat dikotomi; karena itu ada dua, hanya ada dua, kelompok komflik yang dapat terbentuk didalam setiap asosiasi. Kelompok yang memegang posisi otoritas dan kelompok subordinat yang mempunyai kepentingan tertentu yang arah dan substasinya saling bertentangan. Disini kita berhadapan dengan konsep kunci lain dalam teori konflik Dahrendorf, yakni kepentingan. Kelompok yang berada diatas dan yang berda dibawah didefenisikan berdasarkan kepentingan bersama. Dahrendorf tetap menyatakan bahwa kepentingan itu, yang sepertinya tampak sebagai fenomena psikologi, pada dasarnya adalah fenomena berskala luas. Menurut Dharendorf, konsep kepentingan tersembunyi, kepentingan nyata, kelompok semu, kelompok kepentingan, dan kelompok-kelompok konflik adalah konsep dasar untuk menerangkan konflik social. Dibawah kondisi yang ideal tak ada lagi variabel lain yang diperlukan. Tetapi, karena

95 kondisi tak pernah ideal, maka banyak factor lain ikut berpengaruh dalam proses konflik social. Dahrendorf menyebut kondisi-kondisi teknis seperti personil yang cukup, kondisi politik seperti situasi politik secara keseluruhan, dan kondisi social seperti keberadaan hubungan komunikasi. Cara orang direkrut kedalam kelompok semu adalah kondisi social yang penting bagi Dahrendorf. Dia menganggap bahwa jika rekrutmen berlangsung secara acak dan ditentukan oleh peluang, maka keompok kepentingan, dan akhirnya kelompok konflik, tak mungkin muncul. Bertentangan dengan Marx, Dahrendorf tak yakin bahwa lumpen-ploretariat pada akhirnya akan membentuk kelompok konflik karena orang direkrut kedalamnya melalui acak atau kebetulan. Tetapi, bila perekrutan kedalam kelompok semu ditentukan secara strukybila perekrutan kedalam kelompok semu ditentukan secara strukttural, maka kelompok ini menyediakan basis perekrutan yang subur untuk kelompok kepentingan dan, dalam kasusmaka kelompok ini menyediakan basis perekrutan yang subur untuk kelompok kepentingan dan, dalam kasus tertentu, kelompok konflik. Aspek terakhir teori konflik Dahrehdorf adalah hubungan konflik dengan perubahan. Dalal hal ini Dahrendorf mengakui pemikiran Lewis Coser( lihat sesi berikut), yang memusatkan perhatian pada fungsi konflik dalam mempertahankan status quo. Tetapi, Dharendorf mengan mengakui pemikiran Lewis Coser (lihat sesi berikut), yang memusatkan perhatian pada fungsi konflik dalam mempertahankan status quo. Tetapi, Dharendorf menganggap fungsi konservatif dari konflik hanyalah satuggap fungsi konservatif dari konflik hanyalah satu bagian realita social: konflik juga menyebabkan perubahan dan perkembangan.

96 Singakatnya Dahrendorf menyatakan bahwa segera setelah kelompok konflik muncul, kelompok itu melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam struktur social. Bila konflik itu hebat, perubahan yang terjadi adalah radikal. Bila konflik disertai kekerasan, akan terjadi perubahan struktur secara tiba-tiba. Apapun cirri konflik, sosiologi harus membiasakan diri dengan hubungan antara konflik dan perubahan maupun dengan hubunla konflik disertai kekerasan, akan terjadi perubahan struktur secara tiba-tiba. Apapun cirri konflik, sosiologi harus membiasakan diri dengan hubungan antara konflik dan perubahan maupun dengan hubungan antara konflik dan status quo. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, peneliti menemukan bahwa terdapat pembagian kelas-kelas masyarakat berdasarkan kepentingan oknum yang terlibat di Pasar Induk Lau Cih. Oknum-oknum yang terlibat tersebut antara lain : a. Pemilik Modal yaitu oknum yang memiliki uang atau kita sebut sebagai orang kaya. b. Kaum Ekslusif yaitu mereka yang mempunyaii kekuasaan di pasar Induk baik yang tertinggi maupun terendah seperti Pemerintah Kota, PD Pasar, dan Ormas, dalam hal ini ormas sebagai pihak ketika yang menenengahi pemilik modal dan pedagang. c. Tenaga kerja yaitu pedagang yang direlokasi dari Pasar Sutomo.

97 Skema Analisis Pembagian Kelas berdasarkan Konflik Kepentingan. Pemilik Modal Kaum Ekslusif Tenaga Kerja Oknum yang memiliki materi dan uang yang banyak sehingga mampu membeli kios. Cth : Orang Kaya Oknum yang memiliki kekuasaan dalam Pasar Induk Laucih. Cth : Pemerintah Kota, PD.PASAR, dan Ormas Oknum yang menjadi korban relokasi dari pasar Sutomo. Cth : Pedagang. Dalam menjelaskan peran masing-masing oknum, peneliti membagi kaum eksekutif menjadi 3 yaitu Kaum Ekslusif 1 (Pemerintah Kota), kaum ekslusif 2 ( PD Pasar) dan kaum ekslusif 3 yang merupakan ormas itu sendiri. Masing-masing oknum memiliki keterlibatan, alasan dan masalah tersendiri dalam mewujudkan kepentingan mereka yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemerintah Kota Medan Dan Pedagang Seperti yang kita ketahui bahwa pasar di bangun di tempat-tempat strategis, dengan tujuan untuk memudahkan banyak orang dapat mengakses keberadaan pasar tersebut. Biasanya pasar menempati persimpangan jalan, di

98 dekat pelabuhan atau stasiun dan sebagainya. Seperti di Medan, pasar juga di bangun di tempat-tempat strategis. Seperti halnya Pasar Sutomo atau Pasar Sambu yang berada di daerah pusat kota Medan. Semakin berkembangnya suatu pasar berbanding lururs dengan kepadatan yang disebabkan oleh semakin banyaknya para pedagang yang mendiami pasar tersebut. Membludaknya jumlah para pedagang yang berada di Pasar Sutumo membuat Pasar Sutomo tidak dapat menampung para pedagang yang akhirnya membuat para pedagang menggunakan fasilitas pemerintah seperti jalan raya untuk menggelar lapak dagangan. Hal ini tentu saja mengakibatkan kemacetan parah di daerah Pasar Sutomo tesebut. Dengan alasan untuk memperbaiki tata kota, akhirnya Pemerintah Kota Medan mengambil kebijakan untuk merelokasi Pasar Sutomo ke Pasar Induk Lau Cih. Proses relokasi tidak semudah yang di bayangkan, pedagang tidak serta merta menerima usulan pemerintah dalam hal memindahkan mereka ke Pasar Induk Lau Cih. Adapun alasan pedagang tidak mau direlokasi kerena para pedagang takut kehilangan pelanggan dan merasakan bahwa tidak mungkin Pasar induk berada di Lau Cih, karena menurut mereka akses jalan ke Pasar Induk yang kurang memadai.selain itu harga kios yang menurut pedagang mahal juga mempengaruhi niat para pedagang untuk enggan berpindah ke Pasar Induk Lau Cih, sedangkan pedagang yang mau direlokasi merasakan kebingungan karena masih banyaknya pedagang yang belum dorelokasi dari Pasar Sutomo membuat mereka merasa para pelanggan tidak mau berbelanja ke Pasar Induk Lau Cih. Hal ini juga terlihat dari hasil Wawancarayang peneliti lakukan kepada Ibu Juliani(53):

99 aku dulu gak yakin kalau pasar induk itu memang jadi dibangun dek, karna kurasa gak mungkin ada pasar di sudut-sudut kota, kek mana pembeli mau datang pun, akses jalan pun payah kali. Trus harga kios pun mahal kali waktu itu kurasa, kami ditawarkan 7juta per kios. Tapi karna memang harus direlokasi kami, akhirnya kubelik juga lah kios disana, dari pada gak bisa lagi aku julaan yakan? 2. Pemerintah Kota Medan Dan Pemilik Modal Akibat proses relokasi yang sulit, Pemerintah Kota Medan mengambil inisiatif untuk menjual kios-kios yang telah dibangun di Pasar Induk Lau Cih kepada masyarakat umum yang memiliki modal guna mengembalikan biaya pembangunan yang telah dikeluarkan Pemerintah Kota Medan dalam kegiatan membangun Pasar Induk Lau Cih. Kebijakan Pemerintah Kota Medan ini pun disambut baik oleh para pemilik modal dengan alasan investasi. Penjualana kios kepada para pemilik modal semakin membuat para pedagang yang awalnya enggan direlokasi merasa kesulitan. Hal ini disebabkan desakkan dari Pemerintah Kota Medan yang mewajibkan para pedagang harus pindah ke Pasar Induk Lau Cih, mau tidak mau para pedagang harus pindah ke Pasar Induk Lau Cih tetapi kios yang berada di Pasar Induk Lau Cih sudah habis terjual, jika para pedagang ingin membeli kios para pedagang harus membelinya dari para pemeilik modal yang tentunya dengan harga yang jauh lebih mahal. Hal ini terlihat dari wawancara terhadap Bapak Rajendra Sitepu(52): waktu itu kan bere, banyak kali pedagang gak mau pindah ke pasar induk ini karena katanya gak aman, jauh dari pelanggan dan lain-lain. Jadi waktu itu di bagi-bagi pemkot lah kios-kios yang pedagangnya gak mau pindah sama orang-orang yang punya modal. Yang anggota dprlah, sodarasodara kitalah. Kan lumayan untuk investasi bere

100 Selain dari pernyataan bapak Rajendra, penulis juga mendapatkan informasi yang sama seperti yang diutarakan oleh Bapak N Bangun(47) berikut: mama dapat kios dari saudara kita nakku, dia anggota dprd. Ada tiga kalau gak salah kiosnya disini. Enaklah jualan dipasar induk ini, dulu waktu masih jadi pegawai asuransi berat kali mau ngeluarkan uang seribu aja pun. Sekarang udah mulai bisa lah mama nabung nak Kios yang terjual kepada bukan pedagang tentunya memunculkan berbagai masalah baru, masalah yang terlihat saat ini adalah bahwa para pedagang yang sudah mau direlokasi ke Pasar Induk tidak lagi mendapatkan kios atas nama mereka karena sudah diperjual belikan sebelumnya. Mau tidak mau mereka harus membeli kios lagi kepada pembeli kios terdahulu atau bahkan menyewanya dengan harga mencapai tujuh kali lipat dari harga awal yang ditawarkan Pemerintah Kota Medan pada awal kegiatan relokasi dilaksanakan. 3. Pemerintah Kota Medan Dan Pihak Ketiga (Ormas) Dalam pengelolaan sebuah Pasar terdapat mekanismenya sendiri, seperti yang terjadi antara Pemkot dan PD Pasar Kota Medan. Pemerintah Kota Medan sudah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan Pasar Induk Lau Cih ini kepada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan dengan membuat Surat Perjanjian. Surat Perjanjian ini sudah ditanda tangani pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Direktur PD Pasar Kota Medan, Bapak Benny Sihotang. Perjanjian bersifat kerja sama ini berisi tentang kerja sama antara Pemkot Medan dengan PD Pasar selama 5 tahun dimana PD Pasar Kota Medan berkewjiban melaporkan perkembangan pasar induk secara berkala

101 setiap tiga bulan sekali kepada walikota Medan melalui pengawas BUMD. Selain itu, PD Pasar juga harus membayar deviden setiap tahunnya kepada Pemko Medan sebesar 50% dari keuntungan dan membayar kontribusi tetap sebesar 10% dari kontribusi tetap yang diterima PD Pasar Kota Medan. Setelah menyerahkan pengelolaan kepada PD Pasar Kota Medan, PD Pasar Kota Medan Memberkan mandat kepada Pihak Ketiga. PD Pasar Kota Medan Pasar Induk Lau Cih membutuhkan bantuan terhadap pengelolaan keamanan parkir dan kamar mandi, hal tersebutlah yang membut PD Pasar Kota Medan Pasar Induk Lau Cih memberikan mandat tugas pengelolaan keamanan (jaga malam), parkir dan kamar mandi kepada pihak ketiga yang diketuai oleh Bapak Rajendra Sitepu. Dalam pengelolaan parkir beliau memasang tarif Rp untuk sepeda motor Rp untuk mobil, Rp.5000 untuk kendaraan yang membawa barang, serta Rp untuk sekali pemakaian kamar mandi. Selain bertanggung jawab untuk keamanan jaga malam, parkir dan kamar mandi pihak ketiga juga bertanggung jawab jika ada kejadian barang pedagang yang ditinggalkan hilang, pihak ketiga akan mengganti secara penuh harga barang yang hilang kepada korban yang barangnya hilang di Pasar Induk termasuk kendaraan para pedagang maupun pembeli yang sedang berada dipasar induk. Pihak ketiga setiap bulannya menyetor uang sebanyak Rp untuk parkir, dan Rp untuk pengelolaan kamar mandi kepada PD Pasar Pasar Induk Laucih, dan mematuhi segala peraturan yang telah diberlakukan oleh PD Pasar Kota Medan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan Pasar Induk Laucih sudah diatur dalam perjanjian yang disetujui oleh Direktur Utama PD Pasar Kota Medan

102 Bapak Drs. Rusdi Sinuraya, yang akan diperbaharui setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara penulis terhadap Bapak Rajendra Sitepu(52), yaitu:.dari sebelum pasar ini dibangun bere udah mama yang jaga lahan ini dapat mandat langsung dari walikota, jadi setelah dibangun pun pasar ini mama masi dipercaya untuk jaga keamanan pasar ini bere. Selain jaga malam, mama juga dikasi tanggung jawab untuk jaga kamar mandi dan parkiran, kalo uang parkir kereta duaribu sekali masuk, kalau mobil tigaribu, terus kalau kamar mandi sekali masuk duaribu bere. Kami juga nyetor ke pd pasar setiap harinya sebanyak tujuh ratus ribu, dan kami disini masuknya legal kok. Ada kantor kami juga disana walaupun belum jadi, hahhahhah 4. Pemilik Modal dan Anggota Ormas Adapun hubungan Pemilik Modal dengan anggota Ormas adalah sebagai perantara pembelian kios antara pedagang dan pemilik kios. Dimana anggota Ormas akan mempertemukan pembeli kios dengan penjual kios, bahkan anggota ormas yang menjadi perantara bersedia mengurus surat-surat yang berhubungan dengan kios yang telah diperjual belikan, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Janverius Sitohang(25), yaitu:..disini banyak kmarin yang beli kios lebih dari satu, jadi sebagian dipake buat usaha, yang lainnya ya dijula lagi. Apalagi pas udah mahal kayak gini, berlomba-lomba toke besar itu menjuali kios. Tapi jarang kami yang disururh mencari pembeli kios,

103 pasti anggota okp itunya yang deluan dicari toketoke ini dek 5. Pedagang Korban Relokasi Dan Anggota Ormas Hubungan antara pedagang dan anggota Ormas ini bisa dibilang sangat erat, dimana para pedagang sering sekali meminta bantuan anggota ormas dalam mengurus segala sesuatu keperluan yang diperlukan oleh pedagang saat berada di Pasar Induk Lau cih, termasuk dalam hal ingin mendapatkan kios, dimana para pedagang mrasa sangat terbantu karena biasanya dalam pembelian kios para pedagang selalu dibantu hingga selesai oleh anggota ormas yang menjadi perantara, yang pada akhirnya membuat harga kios akan semakin mahal karena sudah melalui perantara. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Navayo Saragih(35) yang merupakan bagian administrasi PD Pasar; memang iya banyak pedagang minta carikan kios sama OKP sini dek, makanya kami biasanya berurusan sama orang itu gak langsung sama pedagang yang mau beli kios disini, rata-rata yang kami urus disini yang Cuma pengurusan balik nama aja Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Eka Br Surbakti (47) seorang pedagang yang membeli kios di Pasar Induk melalui OKP atau Pihak Ketiga; kenapa aku dulu minta dicarikan ke okp ini kan de, pertama orang ini yang paling gampang dijumpai dan cepat lagi. Udah orang ini lah semua yang urus, proses balik nama pun udah orang ini yang urus, aku tinggal kasi KTP ntah sama apa lagi pun waktu itu lupa aku. Kalau ke kantor

104 keseringan gak ada orang ku liat, jadi malas berurusan sama orang kantor ini dek. Memang harga kios makin mahal, tapi kan kita gak repotrepot lagi. Sementara kita perlu cepat-cepat Skema Pembagian dan Peran Oknum di Pasar Induk Lau Cih. Pemerintah Kota Pemilik Modal PD PASAR Pedagang ORMAS

105 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Relokasi seharusnya adalah suatu hal yang baik jika dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan, tetapi kadang kala dalam proses pelaksanaannya sering kali terjadi banyak hambatan serta pro dan kontra antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses relokasi. Seperti halnya dalam proses relokasi yang terjadi di Pasar Sutomo Medan menuju Pasar Induk Lau Cih, banyak pedagang yang enggan direlokasi karena merasa terancam dalam hal pendapatan, serta dalam hal beradaptasi dengan lokasi baru. Hal ini membuat pihak Pemerintah Kota Medan, PD Pasar dan Pihak pengelola Pasar Induk Lau Cih atau pihak ketiga memutar otak untuk dapat segera membuat para pedagang mau direlokasi. Dalam masalah relokasi Pasar Induk Lau Cih ini, penulis lebih membahas bagaimana pihak ketiga berperan dalam proses relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan. Pihak ketiga mempunyai banyak peran dalam proses relokasi ini, diantaranya adalah pihak ketiga deberikan mandat oleh PD Pasar Kota Medan untuk mengelola lahan parkir dan kamar mandi yang berada di wilayah Pasar Induk Lau Cih ini. Hal ini tertulis dalam sebuah surat perjanjian antara pihak ketiga dan pihak PD Pasar, dimana pihak ketiga dibeikan mandat untuk mengelola parkir dan kamar mandi dengan perjanjian pihak ketiga menyetorkan uang dengan jumlah tertentu kepada pihak PD Pasar setiap bulannya. Selain menjaga kamar mandi dan lahan parkir, pihak ketiga juga terlibat dalam kegiatan jaga malam dan bongkar

106 muat di Pasar Induk Lau Cih ini. Dalam setiap peran yang dijalankan, pihak ketiga mengaku melakukan setiap tugas dengan baik agar para pedagang yang sebelumnya tidak tertarik pindah ke Pasar Induk mulai tertarik dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pihak ketiga dalam hal keamanan dan kenyamanan. Perlu diketahui, dalam hal ini pihak ketiga merupakan pihak swasta yang diketuai oleh Bapak Rajendra Sitepu dimana setiap anggotanya adalah para anggota Ormas yang berada disekitar Pasar Induk Lau Cih. Oleh karena hal ini lah para pedagang menganggap bahwa pihak ketiga yang berada dalam Pasar Induk ini adalah para preman yang dilatarbelakangi oleh Organisasi Masyarakat. Dalam observasi serta wawancara yang telah penulis lakukan, penulis mendapat peran lain dari padaormas dalam proses relokasi yang dilakukan pemerintah ini. Penulis menemukan adanya keterlibatan Ormas dalam proses jual beli kios pedagang, dimana Ormas berperan sebagai perantara atau agen jual beli kios di Pasar Induk Lau Cih ini. Adanya Ormas memang membantu pedagang dalam mendapatkan kios, tetapi disatu sisi pedagang mengeluhkan harga yang mahal. Tentu saja ini terjadi akibat adanya perantara yang notabanenya harus mendapat komisi dari setiap transaksi jual beli. Jual beli kios ini biasanya dilakukan antara pedagang dan pedagang maupun antara pedagang dan bukan pedagang, hal ini terjadi karena pada saat proses relokasi pertama kalinya yang mendapatkan kios di Pasar Induk bukanlah pedagang yang direlokasi, melainkan adanya Oknum-Oknum tertentu yang membeli kios sebagai investasi. Hal ini membuat para Oknum-Oknum tersebut menjual kios dengan harga mencapai 7 kali lipat dari harga yang ditawarkan oleh Pemkot Medan sebelumnya.

107 Kepentingan pihak-pihak pengelola Pasar Induk Lau Cih ini membuat para pedagang semakin sengsara, dalam proses wawancara penulis mendapatkan informasi bahwa para pedagang kebingungan dengan kebijakan pemerintah yang tidak selesai-selesai merelokasi para pedagang yang masih bertahan di Pasar Sutomo, padahal sudah lebih dua tahun Pasar Induk Lau Cih diresmikan. 5.2 Saran Saran penulis kepada Pemerintah, hedaknya dalam Proses Relokasi yang akan dilakukan pemerintah harusnya mendata para pedagang yang akan direlokasi dengan sebenar-benarnya dan memberikan kios sesuai dengan identitas yang sudah didata sebelumnya, agar tidak terjadi penjualan kios kepada Oknum-oknum tertentu. Penjualan kios kepada oknum-oknum tertentu ini membuat para pedagang semakin sulit untuk berdagang, dimana mereka ingin bertahan di tempat sebelumnya tetapi harus memendam perasaan takut akan direlokasi lagi, tetapi jika ingin pindah ke Pasar Induk Lau Cih mereka tidak mempunyai kios dan jika ingin membeli harganya sudah sangat mahal. Selain itu pengawasan kepada pihak ketiga dalam pengelolaan sebuah pasar hendaknya juga ditingkatkan agar tidak terjadi hal-hal berbau premanisme di dalam sebuah pasar.

108 DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Poloma, Margareth M Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali. Ritzer, George dan Goodman Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Wirawan, I.B Teori- Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Budiyanto Dasar- Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga Syarbaini, Syahrial, M.A. dkk Sosiologi Dan Politik. Jakarta. Ghalia Indonesia. Damsar Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Sugiyono Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta J. Winardi Manajemen perilaku organisasi. Jakarta. Kencana Undang RI Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan. Sumber Website: Harian Analisa Ada Apa Dengan Pedagang?.Eka Azwin Lubis. Diakses 1 Juni 2016 pukul 16:05 wib Tugas Pokok PD. Pasar Medan, oleh: Deteksi Nusantara. Diakses 15 juli 2016 pukul Wib. Waspada.co.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2016, pukul WIB).

109 Bahtiar Ali Rambangeng, Organisasi Kepemudaan Menata Kecerdasan Sosial Tapi Mematikan Kecerdasan Matematik. ( natakecerdasansosialtapimematikankecerdasanmatematis_552e621d6ea b8b45a9) Diakses 5 Oktober 2016 pukul WIB Jumlah Pasar Modern di Indonesia Capai Unit. Oleh Yoga Sukmana. lah.pasar.modern.di.indonesia.capai unit) Jurnal: Badaruddin Pasar Tradisional Pedesaan. Bandung. : Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Januarti, Nur Endah Integerasi Organisasi Masyarakat Sipil (Civil Organization) Di Lingkungan Sekolah. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Hesa Nova Pratama, Chikita RelasiTiga Pilar Pendukung Demokrasi ( Civil Society, Market, State ) Laksono, Rudi Analisis Relokasi Pedagang Pasar Ngarsopuro di Kota Surakarta. Fakultas Ilmu Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Endarwati, Susilo. Dampak Relokasi Pasar Studi Kasus di Pasar Sampangan Kota Semarang. Jurnal UNTAG Semarang. Skripsi: Sinaga, Bornok Dinamika Sosial Pasar Tradisional Malam Hari ( Studi Deskriptif: PasarSambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota Sumatera Utara. Skripsi. Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik..

110 LAMPIRAN Penulis sedang mewawancarai perwakilan dari pihak ketiga pengelola Pasar Induk Lau Cih Wawancara penulis dengan nara sumber staf PD Pasar

111 Suasana Pasar Induk Malam Hari

112 Suasana Pasar Induk Siang Hari

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu 37 BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ A. Teori Fenomenologi Alfred Schutz lahir di Wina pada tahun 1899 dan meninggal di New York pada tahun 1959. Ia menyukai musik, pernah bekerja di bank mulai berkenalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu institusi ekonomi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari tetap eksisnya pasar tradisional baik di perkotaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian kota sangat ditentukan oleh lajunya arus sistem perdagangan di kota itu sendiri. Salah satu sarana perdagangan yang sampai saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar yang merupakan tempat dimana pedagang (penjual) dan pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana masyarakat bisa menjual barang, jasa, dan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS 17 BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Ralf Dahendrof. Karena, teori Dahendrof berhubungan dengan fenomena sosial masyarakat salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ide. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam yaitu: dan berpengaruh terhadap kehidupan individu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ide. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam yaitu: dan berpengaruh terhadap kehidupan individu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Fakta Sosial Fakta sosial dinyatakan sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam yaitu: 1. Dalam bentuk material,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencari keuntungan, yang termasuk dalam golongan pedagang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik Sofyan Sjaf Turner dalam bukunya yang berjudul The Structure of Sociological Theory pada bab 11 13 dengan apik menjelaskan akar dan ragam teori konflik yang hingga

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah. Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disebut PKL adalah istilah untuk

I. PENDAHULUAN. dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah. Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disebut PKL adalah istilah untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan dinamika kegiatan masyarakat seirama dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah, maka kondisi ketenteraman

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar; PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AREA PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2 KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN Pertemuan 2 BERBAGAI KESATUAN HIDUP 1. Individu 2. Keluarga 3. Golongan/ kelompok 4. Masyarakat INDIVIDU Sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, satuan terkecil dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tebing Tinggi adalah adalah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing Tinggi terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dinamaika yang terjadi dalam pemerintahan menjadi tolak ukur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan dinamaika yang terjadi dalam pemerintahan menjadi tolak ukur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi pusat industri dan perputaran ekonomi di jawa timur, hal tersebut memberikan konsekwensi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang modern ini masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan sintesa dari hasil kajian indikator ekonomi dalam transportasi berkelanjutan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2 KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN Pertemuan 2 BERBAGAI KESATUAN HIDUP 1. Keluarga 2. Golongan/ kelompok 3. Masyarakat INDIVIDU Sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, satuan terkecil dan terbatas Individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (penukar tipe lain) saling bertemu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR + BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya) PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL (Studi Sosiologi Pedesaan Terhadap Keberadaan dan Penggunaan Delman atau keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

Lebih terperinci

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi NAMA : Bram Alamsyah NIM : 11.12.6286 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : S1-SI : J : Junaidi Idrus,

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik KONFLIK SOSIAL 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perpindahan tempat yang dilakukan manusia ke tempat lainnya dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBINAAN PASAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan hak dan kewajiban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1 Hubungan Terpaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kementerian Perhubungan di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Tertib Berlalu Lintas Pelajar dan Mahasiswa Semarang Skripsi Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep negara yang dianut oleh bangsa Indonesia sebagaimana pernyataan Jimly Ashiddiqie (dalam

Lebih terperinci

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI Oleh : Firasidah Hasnah 0941010036 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan di berbagai bidang dengan titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang sedang melakukan pembangunan dalam segala bidang. Pembangunan ini dilaksanakan baik diperkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah satunya bertujuan melembagakan penyelesaian konflik agar konflik itu tidak melebar menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik

BAB V PENUTUP. Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan : 1. Para pengguna jasa parkir hingga saat ini masih belum merasa dilindungi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membawa pengaruh besar terhadap penyebaran jumlah penduduk, fenomena ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah

Lebih terperinci

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga kini belum ada upaya kongkrit untuk mengatasi tawuran pelajar di Kota Yogya, akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Modernisasi telah membawa arus perubahan besar terhadap cara pandang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Modernisasi telah membawa arus perubahan besar terhadap cara pandang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Modernisasi telah membawa arus perubahan besar terhadap cara pandang manusia ke arah yang lebih rasional. Perubahan arus yang begitu kencang yang ditandai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Disusun oleh: NAMA : HARI ANGGARA NIM : 11.12.5805 KELOMPOK STUDI JURUSAN DOSEN : H (HAK ASASI) : PANCASILA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ini mengkaji dan menganalisis kegiatan usaha pedagang kaki lima dengan metode SWOT. Adapun fokus lokasi penelitian pada pedagang kaki lima jalan Kapten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ini makin marak dipublikasikan di media massa maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA Dr. H. Kadri, M.Si Outline Peran dan Fungsi Partai Politik Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia Realitas Partai Politik saat ini Partai Politik sebagai Penjaga Nilai

Lebih terperinci

Terbuka atau relatif terbuka

Terbuka atau relatif terbuka SISTEM SOSIAL Sistem Sosial : sebagai suatu sistem yg hidup dan sistem kehidupan. Dapat juga ditinjau sebagai sistem buatan manusia dl aktivitas berabtraksi yg menggambarkan sesuai yg sifatnya organik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WARALABA, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), kemacetan lalu lintas, papan reklame yang

I. PENDAHULUAN. menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), kemacetan lalu lintas, papan reklame yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota-kota di Indonesia pada umumnya memiliki persoalan dengan ruang publik, seperti persoalan parkir yang memakan tempat berlebihan ataupun memakan bahu jalan, masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup bersama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut Walgito (2001)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan

Lebih terperinci