Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru.

Transkripsi

1 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru Leyla Nouril Qolbi 1, Hendri Marhadi 2, Zulkifli 3 Abstract The problem in this study is the low learning result of IPS students of class IV B SD Negeri 59 Pekanbaru. For that we need to be improved in order to improve learning outcomes. Efforts repairs done by implementing cooperative learning model application types make a match. This research is a form of Classroom Action Research. This research held in January 2013 until June The subjects were students of Class IV B SD Negeri 59 Pekanbaru of 30 people consisting of 15 men and 15 women. Data collection tool consisted of teacher and student observation sheet as well as a daily test test questions. The results showed an increase in learning outcomes from the first cycle to the second cycle up to the third cycle. Student learning result in the first cycle was 73.7 (20.42%) in the second cycle to 77.7 (26.96%) and the third cycle increased to 84.5 (38.07%). Activities of teachers in the first cycle the first meeting of 54.16% (enough) the second meeting increased to 58.33% (enough) the first meeting of the second cycle of 70.83% (good), the second meeting increased to 75% (good). The first meeting of the third cycle of 87.5% (very good), the second meeting increased to 95.83% (very good). Activities of students in the first cycle the first meeting of 54.16% (enough) the second meeting increased to 58.33% (enough). The first meeting of the second cycle of 70.83% (good), the second meeting increased to 79.16% (good). The first meeting of the third cycle of 91.66% (very good), the second meeting increased to 95.83% (very good). From this study it can be concluded that by implementing cooperative learning model application types make a match can improve learning result of IPS students of Class IV B SD Negeri 59 Pekanbaru. Keyword : Make A Match, IPS Learning Result PENDAHULUAN Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar. Materi IPS untuk sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik. Menurut Nursid Sumaataja (KTSP 2008:335) tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim , leyla_montana@yahoo.com 2 Dosen pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, hendri_m29@yahoo.co.id 3 Dosen pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, sanizulkifli@ymail.com

2 2 dan terampil mengatasi setiap masalah sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program IPS disekolah diorganisasikan dengan baik. Bila dilihat dari hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 59 Pekanbaru belumlah menampakkan hasil yang memadai atau dapat disimpulkan masih rendah. Jika dilihat dari hasil ulangan harian dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah 70. Dengan siswa yang berjumlah 30 orang, maka sebagian besar masih di bawah KKM yaitu sebanyak 17 orang (56,7 %) dan hanya 13 orang (43,3%) yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal dengan rata-rata kelas berjumlah 61,2. Berdasarkan keadaan hal diatas, Pembelajaran masih didominasi guru, kurangnya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa dan guru masih menggunakan model konvensional sehingga memungkinkan siswa tidak aktif dan kreatif. Hal ini berakibat siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran dan masih menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, Dengan adanya masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan hasil belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Menurut Lorna Curran (Huda 2010:135) pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah model pembelajaran mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran serta untuk semua tingkat usia anak didik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Dengan Menerapkan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Make a Match Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Negeri Pekanbaru? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi siwa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok dan meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi Guru, dapat menjadi alternatif pengajaran sehingga dapat memperbaiki proses belajar mengajar didalam kelas serta meningkatkan mutu pelajaran yang diberikan kepada siswa Bagi Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran siswa didalam kelas. Bagi Peneliti, dapat mengembangkan kemapuan melakukan penelitian ilmiah oleh peneliti dan mengembangkan ilmu yang diperoleh semasa kuliah.

3 3 METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan (action re-search) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa 2010:10). Suharsimi, Suhardjono dan Supardi menjelaskan PTK sebagai suatu upaya untuk mencernati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa 2010:10). Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1 Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran ,bulan Januari sampai Juni Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak 3 siklus dan dalam empat tahap yaitu (1) Rencana, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Untuk mengetahui peningkatan hasil siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match diadakan analisis deskruptif, komponen yang dianalisis adalah : Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dihitung dengan rumus : (KTSP dalam Syahrilfudin, 2011:114) Keterangan : NR : Presentase rata-rata aktivitas guru/siswa JS : Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM : Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa

4 4 Untuk melihat kategori dari aktifitas siswa dan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini : Tabel 1 Tabel Kategori Aktifitas Guru dan Siswa % Interval Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang dari 50 Kurang Sumber : (Purwanto dalam Syahrifuddin 2011:115) Hasil Belajar Ketuntasan hasil belajar secara individu dapat dihitung dengan rumus : (Purwanto 2009:112 ) Keterangan : S : nilai yang diharapkan R : jumlah soal yang dijawab benar N : jumlah soal seluruhnya Rata-rata Untuk mencari rata-rata hasil belajar individu siswa dihitung dengan rumus : (Purwanto 2009:89) Keterangan : M : Rata-rata (mean) X : Jumlah skor yang diperoleh siswa N : Jumlah siswa seluruhnya Analisis hasil peningkatan belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus : Keterangan : P Post rate Base rate : Persentase peningkatan : Nilai rata-rata sesudah tindakan : Nilai rata-rata sebelum tindakan Ketuntasan klasikal Ketuntasan hasil belajar secara klasikal dapat dihitung dengan rumus : (Purwanto dalam Syahrilfuddin, 2011:82) Keterangan :

5 5 PK : Ketuntasan klasikal N : Jumlah siswa seluruhnya ST : Jumlah siswa yang tuntas Tolak ukur keberhasilan tindakan kelas secara klasikal dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan kelas mencapai 75 % (Mulyasa 2010:183) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru semester II tahun pelajaran Jumlah siswa yang hadir 30 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Materi yang diajarkan adalah Perkembangan Teknologi Produksi pada siklus I selanjutnya Perkembangan Teknologi Komunikasi pada siklus II dan Perkembangan Teknologi Transpotasi pada siklus III. Pada tahap perencanaan telah dipersiapkan perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk enam kali pertemuan, Lembar Kerja Siswa serta kartu soal dan kartu jawaban. Instrument pengumupulan data terdiri dari lembar observasi guru, rubrik lembar obervasi guru lembar observasi siswa, rubrik lembar observasi siswa. Selanjutnya adalah seperangkat tes hasil belajar IPS terdiri dari Kisi-kisi Ulangan Harian Siklus I, Soal Ulangan Harian Siklus I, Jawaban Ulangan Harian Siklus I. Kisi-kisi Ulangan Harian Siklus II, Soal Ulangan Harian Siklus II, Jawaban Ulangan Harian Siklus II. Kisi-kisi Ulangan Harian Siklus III, Soal Ulangan Harian Siklus III, Jawaban Ulangan Harian Siklus III. Tahap pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam satu minggu yang terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) dalam setiap pertemuan. Siklus I dilakukan dengan melaksanakan dua Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan materi Perkembangan Teknologi Produksi, satu pertemuan lainnya digunakan untuk Ulangan Harian. Siklus II dilakukan dengan melaksanakan dua Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan materi Perkembangan Teknologi Komunikasi, satu pertemuan lainnya digunakan untuk Ulangan Harian. Siklus III dilakukan dengan melaksanakan dua Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan materi Perkembangan Teknologi Transportasi, satu pertemuan lainnya digunakan untuk Ulangan Harian. Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dan dilakukan refleksi guna mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dan merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan tindakan pada siklus II dan III.

6 6 Siklus Pertama Kedua dan Ketiga Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran Aktivitas Guru Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas guru selama proses pembelajaran, maka pada proses pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan kedua, siklus II pertemuan pertama dan kedua, siklus III pertemuan pertama dan ketiga diperoleh data seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Analisis Persentase Aktivitas Guru Aspek Yang Siklus I Siklus II Siklus III Diamati Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2 Jumlah skor Rata-rata 2,16 2,33 2,83 3 3,5 3,83 Persentase 54,16 58,33 70, ,5 95,83 Kategori Cukup Cukup Baik Baik Amat Baik Amat Baik Aktivitas Siswa Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, maka pada proses pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan kedua, siklus II pertemuan pertama dan kedua, siklus III pertemuan pertama dan ketiga diperoleh data seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 3 Analisis Persentase Aktivitas Siswa Aspek yang Diamati Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2 Jumlah skor Rata-rata 2,16 2,33 2,83 3,16 3,66 3,83 Persentase 54,16 58,33 70,83 79,16 91,66 95,83 Kategori Cukup Cukup Baik Baik Amat Baik Amat Baik

7 7 Berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung selama tiga kali pertemuan, kemudian dianalisis dan didiskusikan dengan peneliti dengan kesimpulan : Pada pertemuan pertama proses pembelajaran berjalan cukup baik hanya saja masih terdapat kelemahan-kelemahan baik dari guru maupun siswa. Aktivitas guru belum sempurna dan kurang sistematis. Guru belum cukup terampil dalam menguasai kelas dan pembagian waktu yang kurang tepat. Dari aktivitas siswa dalam pelaksanaannya masih merasa bingung dan bermain-main dengan kartu sehingga guru harus memperhatikan dan memberitahukan fungsi dari kartu tersebut. Pada pertemuan kedua proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Aktvitas guru sudah sesuai dengan yang direncanakan hanya saja guru masih kurang sabar dalam membimbing siswa dalam kegiatan kelompok siswa. Dari aktivitas siswa sudah mulai paham dengan tugas yang diberikan,hanya ada beberapa siswa yang masih ribut dan bermain-main. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan ulangan harian siklus I. Ulangan harian berjalan dengan cukup tertib dan baik Refleksi siklus I dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami saat proses pembelajaran pada siklus I supaya dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pengamatan selama melakukan tindakan sebanyak 2 kali pertemuan rencana yang akan guru lakukan pada siklus II adalah melakukan perbaikan pada kekurangan-kekurangan pada siklus I yaitu agar pada saat menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa serta menyajikan informasi guru berusaha untuk menguasai kelas dan membagi waktu dengan tepat. Dan pada saat siswa duduk dalam kelompok masing-masing diharapkan agar siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya dan tidak bermain-main saat mengerjakan tugas kelompok. Berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung selama tiga kali pertemuan, kemudian dianalisis dan didiskusikan dengan peneliti dengan kesimpulan : Pada pertemuan pertama dan kedua proses pembelajaran berjalan cukup baik. Aktivitas guru dan siswa meningkat dengan berada dikategori baik. Adapun pada catatan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama dan kedua mencapai nilai rerata pada kategori baik. Dalam aktivitas guru sudah terampil dalam menguasai kelas. Guru hanya perlu meningkatkan kegiatan memotivasi siswa. Dari aktivitas siswa dalam pelaksanaannya sudah cukup baik. Hanya sebagian kecil saja yang masih susah diatur dalam kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan ulangan harian siklus II. Ulangan harian berjalan dengan cukup tertib dan baik. Beberapa siswa bertanya tentang soal yang tidak dipahami. Hampir sebagian siswa mengerjakan soal dengan tenang. Refleksi siklus II dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami saat proses pembelajaran pada siklus II supaya dilakukan perbaikan pada siklus III. Rencana yang akan guru lakukan pada siklus III adalah melakukan perbaikan pada kekurangan-kekurangan pada siklus II yaitu pada saat menyampaiakan tujuan dan memotivasi siswa agar guru lebih meningkatkan kegiatan dalam memotivasi siswa dan pada kegiatan guru membimbing siswa guru lebih

8 8 memperhatikan kegiatan siswa didalam kelompok agar serius dalam mengerjakan tugasnya Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan siklus III, bahwa pelaksanaan tindakan siklus III lebih baik daripada tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat terlihat dari siswa yang sudah mulai mengerti dan memahami tugas yang diberikan oleh guru. Terlihat dari kesanggupan siswa dalam mengerjakan tugas baik di dalam kelompok maupun tugas individu berupa ulangan harian sehingga hasil evaluasi dan ulangan harian siswa mengalami peningkatan. Proses pembelajaran siklus III Sudah menunjukkan hasil kearah yang lebih baik dibandingkan siklus II. Pada proses pembelajaran siklus III dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan rencana pembelajaran dan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Hal ini terlihat dari lembar observasi guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. pada siklus III pertemuan pertama dan kedua aktivitas guru maupun siswa mencapai nilai rerata yang berada dalam kategori amat baik. Begitu juga dengan hasil ulangan harian siklus III lebih baik dari sebelumnya. Kesimpulannya pada kegiatan pembelajaran pada siklus III sudah sesuai dengan yang diharapkan,guru telah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan baik. Siswa memperlihatkan keaktifan dan keseriusan dalam melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I,II dan III melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru tahun ajaran maka dilakukanlah analisis hasil IPS siswa yaitu peningkatan hasl belajar IPS siswa. Hasil belajar siswa berasal dari ulangan harian yang telah diberikan. Analisis dapat dilihat pada tabel berikut :

9 9 Tabel 4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus Jumlah siswa Rata- Rata Skor 61,2 Dasar Siklus I 30 73,7 Siklus II 77,7 Siklus III 84,5 Peningkatan SD-UH I SD-UH II SD-UH III Keterangan 20,42 % 26,96 % 38,07 % Meningkat Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil Ulangan Harian I, II dan III. Perbandingan ketuntasan individu dan klasikal, skor dasar,siklus I,II dan III dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Ketuntasan Secara Individu dan Klasikal Ketuntasan Belajar Siklus Jumlah siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal Keterangan Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Skor ,3 % 56,7 % T T dasar Siklus I ,7 % 23,3 % T Siklus II ,3 % 16,7 % T Siklus III ,3 % 6,7 % T Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan hasil belajar siswa antara skor dasar,ulangan harian I,II dan III. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match secara individual 17 orang siswa (56,7 %) yang tuntas dan 13 orang siswa (43,3 %) siswa yang tidak tuntas. Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus I secara individual meningkat 23 orang siswa (76,7 %) yang tuntas dan 7 orang siswa (23,3 %) yang tidak tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang tuntas berjumlah 25 orang siswa (76,7 %) dan 5 orang siswa (16,7 %) yang tidak tuntas. Sedangkan pada siklus III terdapat 28 orang siswa (93,3 %) yang tuntas dan yang tidak tuntas hanya 2 orang siswa (6,7 %) saja. Siswa dikatakan tuntas secara individu apabila siswa mendapat

10 10 nilai minimum 70 sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Peningkatan ketuntasan individu siswa dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 1 Peningkatan Ketuntasan Individu SISWA TUNTAS SISWA TIDAK TUNTAS 0 SKOR DASAR SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III Secara klasikal persentase kelas pada skor dasar adalah 43,3 %. pada Ulangan Harian I meningkat menjadi 76, 7 %, Ulangan Harian II meningkat sebesar 83,3 % dan pada Ulangan Harian III meningkat lagi menjadi 93,3 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari skor dasar ke siklus I,siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. Secara klasikal siswa dikatakan tuntas apabila 75 % siswa mendapat nilai minimum 70 dari jumlah seluruh siswa. Pada siklus I,II dan II dapat dikatakan tuntas. Peningkatan ketuntasan klasikal siswa dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 2 Peningkatan Ketuntasan Klasikal SKOR DASAR SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III PERSENTASE YANG TUNTAS PERSENTASE YANG TIDAK TUNTAS

11 11 Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan,hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada materi Perkembangan Teknologi Produksi Komunikasi dan Transportasi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini tercapai dan hipotesis penelitian dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru tahun ajaran hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : Penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV B dari nilai rata-rata skor dasar yaitu 61,2 meningkat menjadi 73,7 pada ulangan akhir siklus I dengan peningkatan sebesar 20,42 %. Selanjutnya nilai rata-rata skor dasar yaitu 61,2 meningkat menjadi 77,7 pada ulangan akhir siklus II dengan peningkatan sebesar 26,96 %. Dan nilai rata-rata skor dasar yaitu 61,2 meningkat menjadi 84,5 pada ulangan akhir siklus III dengan peningkatan sebesar 38,07 %. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Persentase aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama sebesar 54,16 % berada dikategori cukup meningkat pada pertemuan kedua menjadi 58,33 masih pada kategori cukup. Pada siklus II pertemuan pertama persentase aktivitas guru sebesar 70,83 berada dikategori baik meningkat pada pertemuan kedua menjadi 75 % berada dikategori baik. Dan pada siklus III pertemuan pertama persentase aktivitas guru sebesar 87,5 % berada pada kategori amat baik meningkat pada pertemuan kedua menjadi 95,83 % dengan kategori amat baik. Dan persentase aktivitas siswa pada siklus siklus I pertemuan pertama sebesar 54,16 % berada dikategori cukup meningkat pada pertemuan kedua menjadi 58,33 masih pada kategori cukup. Pada siklus II pertemuan pertama persentase aktivitas siswa sebesar 70,88 berada dikategori baik meningkat pada pertemuan kedua menjadi 79,16 % berada dikategori baik. Dan pada siklus III pertemuan pertama persentase aktivitas siswa sebesar 91,66 % berada pada kategori amat baik meningkat pada pertemuan kedua menjadi 95,83 % dengan kategori amat baik. Dari hasil diatas dapat mendukung hipotesis yang diajukan yaitu jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match maka dapat meningkatkan hasil

12 12 belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 59 Pekanbaru. Jadi,dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat dibuktikan. Saran Melalui penelitian skripsi ini peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPS sebagai berikut : Untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match karena model ini dapat menarik minat belajar siswa,melatih anak untuk aktif, berani dan bertanggung jawab didalam kelas sehingga siswa mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan. Model pembelajaran ini juga sesuai dengan kriteria pembelajaran IPS yang banyak membutuhkan daya ingat sehingga siswa lebih mudah menghapal dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match karena dengan model ini aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Guru aktif membimbing siswa dalam memberikan materi maupun memotivasi siswa dan siswa juga aktif dalam proses menerima materi yang diberikan guru karena susasana yang menyenangkan tercipta saat model pembelajaran ini diterapkan sehingga menarik siswa untuk serius dalam belajar. Dalam pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif ini guru disarankan agar lebih memperhatikan ketersediaan waktu agar pelaksanaan model pembelajaran ini berjalan sesuai dengan rencana UCAPAN TERIMA KASIH Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 2. Drs. Zairul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 3. Drs.H.Lazim. N, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 4. Hendri Marhadi, SE., M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini 5. Drs. H. Zulkifli S.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran untuk perbaikan skripsi ini

13 13 6. Bapak dan ibu dosen PGSD FKIP Universitas Riau yang telah memberikan ilmunya mulai dari awal pendidikan hingga skripsi ini selesai 7. Kepala Sekolah SD negeri 59 Pekanbaru Isnawati, S.Pd dan Guru Wali Kelas IV B Murliani, S.Pd sebagai pengamat yang telah membantu penulis mengamati proses pembelajaran dalam penelitian 8. Teristimewa untuk Ayahanda Mufti dan Ibunda Jarwati, S.Pd atas do a dan motivasi yang senantiasa diberikan selama ini. Serta buat adikku tersayang Tegar Pamungkas yang selalu memotivasi dan memberi semangat serta memberi dukungan dan do a dalam penyelesaian skripsi 9. Sahabatku yang terbaik dan tersayang Pia,Maya,Rini,Jijah,Oka,Weni,Didam yang selalu memberikan dukungan serta semangat dan sabar dalam penyelesaian skripsi ini 10. Semua pihak yang membantu dan memberi masukan, bimbingan serta do a dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA Afriani Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seruway pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. [Online]. Tersedia : http//jurnalagfi.org/ [3 Maret 2013] Asma, Nur Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Aqib, Zainal. et al Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP,SMA,SMK. Bandung : CV. Yrama Widya Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dwie Widiyaka Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Make A Match. [Online]. Tersedia : http//jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/448/3 [3 Maret 2013] Febriana, Ayu Jurnal Kependidikan Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.[Online].Tersedia:http//journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/ article/download/1678/1884 [3 Maret 2013] Huda, Mifathul Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Jarwati Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sains dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri 003 Minas Barat Kecamatan Minas Kabupaten Siak. Pekanbaru: tidak diterbitkan

14 14 Julia Lingga, Leny Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru. [Online]. Tersedia: http//repository.unri.ac.id/bitstream/ /647/1 [3 Maret 2013] Karina, Iin Peningkatan Pembelajaran di Sekolah Dasar Dengan Pembelajaran Kooperatif Model Make A Match. [Online]. Tersedia : http//jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php.pgsdkebumen/article/download /160 [3 Maret 2013] Mulyasa Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalimin Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya Riadi, Muchlisin Pembelajaran Kooperatif. [Online] Tersedia: 2Uf21cncC. [29 Mei 2013] Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Slavin, Robert E Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Suprijono, Agus Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar. Syahrilfuddin. et al Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Riau Syahrilfuddin. et al Psikologi Pendidikan. Pekanbaru: Cendikia Insani Tim Pustaka Yustisia Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.