SKRIPSI. Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG MANFAAT EKSTRAK KAYU MANIS DALAM MENGATASI HIPERLIPIDEMIA SKRIPSI Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

2 TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG MANFAAT EKSTRAK KAYU MANIS DALAM MENGATASI HIPERLIPIDEMIA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

3

4 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kurnia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang telah dilaksanakan.penelitian yang telah dilaksanakan ini berjudul Tingkat Pengetahuan,Sikap Dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tentang Manfaat Ekstrak Kayu Manis Dalam Mengatasi Hiperlipidemia. Dalam penulisan skripsi ini,penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,untuk itu penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Kedokteran,Dr.dr. Aldy Safruddin Rambe,Sp.S(K) atas izin penelitian yang telah diberikan. 2. Dr.dr.Yunita Sari Pane,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu untuk bimbingan dan masukan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyiapan skripsi ini. 3. dr. Dedi Ardinata, M.Kes,AIFM, selaku Dosen Penguji I dan Dr.dr.Cut Aria Arina,SpS, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritik kepada peneliti untuk perbaikan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 5. Seluruh responden dalam penelitian ini,yaitu mahasiswa/i angkatan 2017 Fakultas Kedokteran yang telah meluangkan waktunya untuk turut bekerjasama dalam melakukan eksperimen dan menjawab seluruh pertanyaannya. 6. Kedua orang tua penulis,manoharan A/L N.Sanjeevirayan dan Saradha A/P Perumal serta abang Prakash A/L Manoharan yang selalu mendukung,membimbing,mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini. 7. Terima kasih juga seluruh teman-teman setambuk 2017, atas dukungan dan bimbingan yang telah membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung,namun tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini namun penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.semoga Tuhan Maha Esa senantias melimpahkan kurnia-nya kepada kita semua.

5 iv ii DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Singkatan... i ii vi vii viii Abstrak... ix BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Bagi Peneliti Manfaat Bagi Masyarakat Manfaat Bagi Institusi... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Hiperlipidemia Definisi Kadar Lipid Serum Normal Profil Lipid Jenis-Jenis Lipid Metabolisme Lipid Hubungan Lipid dan Kolesterol 9

6 iii v Dampak dari hyperlipidemia Faktor Resiko Terapi Makanan Tinggi Lemak Kayu Manis Anatomi Tanaman Kayu Manis Klasifikasi Tanaman Deskripsi Tanaman Kandungan Kimia Kayu Manis Mekanisme Kerja Kayu Manis dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Pengetahuan Sikap Perilaku Cara Pengukuran Kerangka Teori Kerangka Konsep 25 BAB 3 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Target Sampel Penelitian Cara Pemilihan Sampel Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data... 30

7 vi iv 3.7 Definisi Operasional Alur Penelitian. 34 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Data Responden Tabulasi Silang Pembahasan BAB 5 KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Saran 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. 59

8 vii v DAFTAR TABEL No Judul Halaman 2.1 Ambang batas LDL,HDL, dan Kolesterol total Distribusi Berdasarkan Usia Responden Distribusi Berdasarkan Jenis kelamin Distribusi Berdasarkan Indeks Prestasi responden Distribusi Berdasarkan Riwayat Keluarga Distribusi Berdasarkan Pengetahuan responden Distribusi Berdasarkan Sikap responden Distribusi Berdasarkan Perilaki responden Tabulasi silang... 38

9 viii DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman 2.1 Jalur Eksogen dan Endogen Kayu Manis Cinnamomum burmannii.. 23

10 vii ix DAFTAR SINGKATAN A-1 : Apolipoprotein A-1 BMI CK HD IMT LDL VLDL VLDL-IDL : Body mass index : Creatinine Kinase : High Density Lipoprotein : Index Massa Tubuh : Low Density Lipoprotein : Very Low Density Lipoprotein : Very Low Density Lipoprotein Intermediate Density Lipoprotein LDL-C LCAT : Low Density Lipoprotein Cholestrol : Lecithin Cholesterol Acyl Taransferase (MHCP ) NASH NAFL PJK ROS TG WHO : Methylhidroxy Calcone Polymer : alcoholic steatohepatitis : non-alcoholic fatty liver disease : Penyakit Jantung Koronor : reactive oxygen species : Trigliserida : World Health Organization

11 viii x ABSTRAK Latar belakang. Hiperkolesterolemia merupakan kelainan metabolisme lipid/lemak (dislipidemia). Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan/atau penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, terus dikembangkan penelitian berbagai tanaman obat, salah satunya kayu manis (Cinnamomum burmannii). Banyak komponen nutrisi yang terkandung dalam kayu manis, seperti cinnamaldehyde.meskipun kayu manis telah sering digunakan dalam konsumsi di masyarakat seperti penambahan kayu manis dalam makanan dan minuman sehari-hari,namun sebagian populasi kelompok remaja dan dewasa muda masih belum memahami tentang manfaat kayu manis sebagai bahan alami yang dapat mencegah berbagai penyakit khususnya sebagai anti hiperlipidemia. Tujuan. Untuk mengetahui pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Metode. Menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study.sampel dipilih menggunakan teknik non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan besar sample sebanyak 72 orang. Hasil. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik dengan jumlah 50 orang (69.4%),sikap paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 46 orang (63.8%) dan perilaku paling banyak berada pada kategori sedang,dengan jumlah 46 orang (63.8%). Kesimpulan. Dari penelitian ini disimpulkan tingkat pengetahuan, dan sikap mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia termasuk dalam kategori baik dan perilaku mahasiswa dalam kategori sedang. Kata kunci : Hiperlipidemia, cinnamomum burmannii, pengetahuan, sikap, perilaku

12 xi ix ABSTRACT Background. Hypercholesterolemia is a lipid / fat metabolism disorder (dyslipidemia). Dyslipidemia is characterized by incremented levels of total cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL), triglycerides (TG), and / or decremented levels of High Density Lipoprotein (HDL) in the blood. Incremented levels of cholesterol in the blood will increment the jeopardy of cardiovascular disease. In Indonesia, research perpetuates to develop various medicinal plants, importantly Cinnamomum burmannii. Many alimental components contained in cinnamon, such as cinnamaldehyde. Albeit cinnamon has often been utilized in consumption in the community such as the integration of cinnamon in daily aliment and drinks, some has less understand about the benefits of cinnamon as a natural ingredient that can obviate sundry diseases, especially as an anti-hyperlipidemic. Aim. Find out the knowledge,attitudes and behaviour of USU FK students about the goodness of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia. Method. A study approach, the sample was selected using a non-probability sampling with a sample size of 71 people. Result. The level of knowledge of USU Medical Faculty students regarding the benefits of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia was mostly in the good category, with 50 people (69.4%), the most attitudes were in the good category, with 46 people (63.8%). and behavior was mostly in the medium category, with a total of 46 people (63.8%). Conclusion. It was concluded that the level of knowledge, attitudes of FK USU students about the benefits of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia Keywords: Hyperlipidemia, cinnamomum burmannii, knowledge, attitude, behavior

13 1 BAB-I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi normal. Hiperkolesterolemia merupakan tanda dari kelainan metabolisme lipid/lemak (dislipidemia). Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan/atau penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah (Csonka et al., 2016). Kadar kolesterol dikatakan meningkat jika kadar kolesterol total dalam darah lebih dari 240 mg/dl; kadar LDL lebih dari 160 mg/dl; kadar TG lebih dari 150 mg/dl, dan kadar HDL kurang dari 40 mg/dl (Inada et al., 2005; Tsioufis et al., 2018; Jafar et al., 2019). Peningkatan kadar kolesterol dalam darah akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (Tsioufis et al., 2018). World Health Organization (WHO, 2015) menyatakan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian dari seluruh jumlah kematian. Diperkirakan 17,7 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2015, mewaliki 31% dari seluruh kematian global. Perbandingan dengan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia pada tahun 2014 mencapai jiwa yang disebabkan terutama karena penyakit jantung koroner dan stroke, diperkirakan akan terus bertambah mencapai 23,3 juta kematian pada tahun Gaya hidup yang tidak sehat termasuk peningkatan konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak dan faktor gaya hidup lainnya seperti kelebihan berat badan, merokok, penggunaan alkohol berlebihan, dan kurang olahraga berkontribusi secara signifikan terhadap kejadian hiperkolesterolemia dan penyakit kardiovaskular yang sering menjadi masalah yang sukar diatasi bagi semua kalangan (Freedman, 2003; Panjaitan, 2018). Kadar kolesterol berlebihan dapat terakumulasi di endotel pembuluh darah (Khedkar et al., 2014). Kadar kolesterol yang berlebihan tersebut akan menjadi sangat aterogenik dan toksik bagi sel vaskular dan dapat menyebabkan penyakit aterosklerosis, hipertensi, obesitas, diabetes dan penurunan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung dan ginjal ( Lieberman, 2005; Kurian & Bredenkamp, 2013). Apabila hiperkolesterolemia dibiarkan tanpa menerapkan diet atau pengobatan yang tepat dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah (Freedman, 2003; Panjaitan, 2018). Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat diturunkan dengan terapi

14 2 farmakologi dan terapi non-farmakologi. Salah satu terapi farmakologi yang digunakan sebagai terapi hiperkolesterolemia yaitu statin, suatu inhibitor enzim HMG Ko-A Reduktase (3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA) (Ma et al., 2010). Mekanisme kerja obat statin sebagai antihiperkolesterolemia secara kompetitif memblokir kerja enzim HMG Ko A Reduktase dan efektif menurunkan kolesterol LDL serum (Ma et al., 2010; Bonfim et al., 2015). Penggunaan obat statin terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 20-50%. Berdasarkan penelitian ( Palvai & Asna, 2014) diketahui bahwa atorvastatin sangat berhasil dalam mengontrol profil lipid darah dalam 12 minggu. Obat ini paling umum digunakan oleh klinisi akan tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan yang lama dari obat golongan statin dapat menimbulkan efek samping pada 5% pasien, seperti: miopati, peningkatan kadar enzim hepar dan menambahkan risiko gangguan atau hilangnya memori, bahkan memiliki efek yang lebih buruk lagi seperti rhabdomyolisis (Ezad et al., 2018). Oleh karena itu, perlu dikembangkan penelitian mengenai tingkat pengetahuan sumber alami (herbal seperti kayu manis) dalam menurunkan kadar kolesterol total dengan efek samping minimal. Sebagaimana pada penelitian Pulungan & Pane (2020) terbukti dengan pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) selama 14 hari berturut-turut dengan dosis 2mg/20gBB dapat menurunkan kadar kolesterol pada mencit yang diberi makanan tinggi lemak (kuning telur puyuh). Selain terapi farmakologi, terapi non-farmakologi sangat disarankan seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan berat badan, diet rendah lemak dan tinggi serat, menambahkan konsumsi sayur dan buah dapat mencegah tingginya kadar kolesterol (Bhatnagar et al., 2008; Rahman et al., 2013). Indonesia merupakan Negara sebagai sumber dan produsen berbagai macam rempahrempah (Panjaitan, 2018). Kayu manis adalah salah satu rempah yang banyak digunakan dalam penggunaan sehari-hari dengan menambahkannya pada bahan makanan atau minuman. Kayu manis juga bermanfaat dalam pengobatan. Beberapa penelitian pre klinis telah membuktikan bahwa kayu manis dapat mengurangi kadar trigliserida, total kolesterol, glukosa darah, serta disisi lain dapat meningkatkan kadar HDL (Panjaitan, 2018; Pulungan & Pane, 2020). Kayu manis mempunyai unsur bioaktif golongan polifenol. Polifenol merupakan antioksidan kuat yang melawan radikal bebas. Komponen bioaktif-nya adalah doubly linked procyanidin Type-A polymers yang merupakan bagian dari catechin/epicatechin, selanjutnya disebut sebagai Methylhidroxy Calcone Polymer (MHCP). Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit koroner, diabetes melitus, penyakit Alzheimer

15 3 dan kanker (Panjaitan, 2018). Disamping itu, kayu manis juga mempunyai komponen lainnya berupa cinnamaldehyde, cinnamic acid, cinnamate dan essential oil (Panjaitan, 2018; Pulungan & Pane, 2020). Kayu manis diyakini berkhasiat sebagai antioksidan, analgesik, antipiretik, antialergenik, antikanker, antimikroba, antiulserogenik, antikonvulsan, antiinflamasi, sedatif, immunomodulator, hipoglikemik, dan sebagai obat pada penyakit kardiovaskular (Bandara et al., 2012). Cinnamaldehyde yang merupakan salah satu komponen dalam kayu manis yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan mekanisme kerjanya memblokir enzim HMG Ko-A Reduktase dan menekan peroksidasi lipid melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan (Lee et al., 2003). Berkembangannya obat yang berasal dari tanaman (herbal medicine) dikarenakan adanya trend pengobatan back to Nature, diharapkan mahasiswa Kedokteran sebagai penerus dibidang pengobatan/kesehatan dapat mengetahui, mempunyai sikap dan perilaku yang baik agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu tentang khasiat tanaman yang dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai efek samping minimal dibanding obat sintesis. Sikap merupakan gambaran mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik dan menekankan implikasi perilakunya. Perilaku adalah perujudan perasaan seseorang dengan penilaian terhadap keyakinan dan pemahaman maupun gagasan terhadap suatu objek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman dan keyakinan maupun gagasan terhadap suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu objek (Mayanti et al., 2018).Sikap dan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antaranya pendidikan,norma/adat istiadat yang berkembang,lingkungan sekitar,budaya dan lain-lain (Khairuzzaman, 2016). Menurut Budi Setyawati1 dan Noviati Fuadal (2014), perilaku seseorang adalah dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya. Semakin baik pengetahuan seseorang maka diharapkan semakin baiklah perilakunya. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Pengetahuan masyarakat tentang kayu manis beserta manfaat dan kegunaannya baik untuk upaya peningkatan kesehatan, mencegah dari penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan sudah ada sejak jaman dahulu dan sudah digunakan oleh masyarakat luas. Meskipun kayu manis telah sering digunakan dalam konsumsi di masyarakat seperti penambahan kayu manis dalam makanan dan minuman sehari-hari,namun sebagaian populasi kelompok remaja dan dewasa muda masih belum memahami tentang manfaat kayu manis sebagai bahan alami yang dapat mencegah berbagai penyakit khususnya sebagai anti hiperlipidemia. Oleh itu,peneliti tetarik untuk melanjutkan penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi

16 4 hiperlipidemia.hal ini untuk mengetahui bagaimana aplikasi mahasiswa terhadap manfaat ekstrak kayu manis bagi kesehatan baik untuk meningkatkan kesehatan,pencegahan penyakit,penyembuhan dan pemulihan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran. 2. Untuk mengetahui karasteristik (usia,indeks prestasi,jenis kelamin dan riwayat keluarga hiperlipidemia) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universits Sumatera Utara. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat Bagi Peneliti Menambah pengetahuan tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia Manfaat Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia dengan harapan meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat/mahasiswa FK USU untuk mengonsumsi salah satu rempahrempah di Indonesia yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

17 Manfaat Bagi Institusi Sebagai sumber referensi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa FK USU terkait manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia, dan menjadi tolakukur pendalaman materi kuliah mengenai obat-obat herbal dalam mengatasi berbagai penyakit, seperti manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.

18 6 BAB-II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hiperlipidemia Definisi Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah, dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemia dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005; Verma, 2016;Nelson, 2013). Lemak/lipid merupakan zat yang kaya energi dan memiliki manfaat sebagai sumber energi utama dalam proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dapat disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi untuk digunakan saat dibutuhkan. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel saraf serta empedu (Harikumar et al., 2014) Kadar Lipid Serum Normal Berikut ini klasifikasi Kadar Lipid Serum (National Cholesterol Education Program): Tabel 1. Ambang batas LDL, HDL, dan Kolesterol Total (mg/dl) Profil Lipid Kategori Kolesterol Total < 200 Optimal Batas Tinggi 240 Tinggi Kolesterol HDL < 40 Rendah 60 Tinggi Kolesterol LDL <100 Optimal Mendekati Optimal Batas tinggi Tinggi 190 Sangat tinggi

19 7 Trigliserida <150 Optimal Batas Tinggi Tinggi 500 Sangat Tinggi Profil lipid Lipid merupakan suatu kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk asam lemak, lemak netral, lilin, dan steroid yang bersifat larut dalam pelarut nonpolar dan dalam air. Lipid mudah disimpan dalam tubuh, berperan sebagai sumber bahan bakar, merupakan bahan yang terpenting dalam struktur sel dan mempunyai manfaat biologik yang lain (Dorland, 2012). Fatty acid/asam lemak bebas mempunyai empat kelompok utama lipoprotein yang telah diidentifikasi. Ke-empat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Pertama adalah kilomikron yang berasal daripenyerapan triasilgliserol di usus. Ke-dua adalah lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density lipoprotein (VLDL atau pre-β-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol. Ke-tiga adalah lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang menjadi tahap akhir di dalam katabolisme VLDL. Ke-empat adalah lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) terlibat dalam metabolisme VLDL dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol. Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing dominan pada LDL dan HDL (Murray et al., 2014) Perubahan patologis kadar ke-empat lipoprotein tersebut dapat menyebabkan dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total ( 240mg/dl), kolesterol LDL ( 160mg/dl), kenaikan kadar trigliserida ( 150mg/dl) serta penurunan kadar HDL (<40mg/dl) (Inada et al., 2005; Jacobson et al., 2014; Tsioufis et al., 2018) Jenis-Jenis Lipid Kolesterol total Total kolesterol adalah jumlah total kolesterol dalam darah,termasuk kolesterol lowdensity lipoprotein ( LDL) dan kolesterol high-density lipoprotein ( HDL) (Fogorous, 2019).Kadar kolesterol total dalam darah kurang dari 200 mg/dl adalah tingkat yang diinginkan

20 8 (normal), 200 hingga 239 mg/dl adalah batas tertinggi, dan 240 mg/dl ke atas adalah kolesterol darah tinggi (Piste & Patil, 2006). Kolesterol total merupakan alkohol steroid yang strukturnya memiliki inti siklopentano-perhidro-fenantrena. Dalam tubuh manusia, sterol ini merupakan kunci yang memperantarai berbagai biosintesis sterol antara lain seperti asam empedu, hormon adrenokortikal. Dalam tubuh manusia kolesterol terdapat dalam bentuk tidak teresterifikasi dan dalam bentuk kolesterol ester. Pada keadaan normal dua pertiga kolesterol total plasma terdapat dalam bentuk ester. Sekitar 60-75% kolesterol di angkut oleh LDL dan dalam jumlah lebih sedikit tetapi sangat bermakna (15-25%) diangkut oleh HDL (Hall, 2012) High Density Liproprotein (HDL) High Density Liproprotein terbentuk dari protein dan lipid. Apolipoprotein A-1 (Apo A-1) adalah komponen utama yang menentukan bentuk HDL. HDL disekresi oleh hepatosit sebagai lipoprotein small cholesterol yang mengandung apoprotein A, C, dan E. Komponen permukaan remnant kilomikron dan VLDL dalam plasma dipindahkan ke HDL selama proses lipolisis. HDL membawa kelebihan kolesterol dari sel perifer ke hati, yang berfungsi untuk melindungi LDL oksidasi, menghambat ekspresi molekul adhesi dalam sel endotel, dan mencegah pergerakan monosit ke arah dinding pembuluh darah (Hall, 2012) Low Density Lipoprotein (LDL) Partikel LDL adalah produk akhir dari cascade VLDL-IDL (Very Low Density Lipoprotein-Intermediate Density Lipoprotein). LDL merupakan kolesterol utama berhubungan dengan lipoprotein plasma dan setiap partikel LDL ini mengandung molekul Apo-B. Partikel LDL berperan utama dalam proses terjadinya aterosklerosis. Reseptor LDL yang terdapat di dalam hati akan mengikat LDL yang berasal dari sirkulasi. Terikatnya LDL oleh reseptor LDL, menjadi hal penting dalam pengkontrolan kolesterol darah, di samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak LDL. Melalui jalur ini (scavenger pathway), molekul LDL dioksidasi sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah (Hall, 2012) Trigliserida Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Trigliserida adalah substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Di dalam tubuh trigliserida digunakan untuk menyediakan energi untuk berbagai proses metabolisme. Manfaat lipid ini mempunyai peranan yang hampir sama dengan karbohidrat. Trigliserida merupakan lemak yang terdiri dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda (Panjaitan, 2018).

21 9 Sebagian besar sintesis trigliserida terjadi di dalam hati tetapi ada juga yang disintesis dalam jaringan adiposa. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adiposa, dimana trigliserida disimpan untuk energi (Panjaitan, 2018). Lemak makanan banyak dalam bentuk triasilgliserol. Pencernaan terjadi di usus kecil dan isi lemak direaksikan dengan lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid diubah menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam empedu. Lipid yang tercerna terutama dalam bentuk larut dalam air, membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestinum kemudian trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein. Selanjutnya asam lemak akan masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Sherwood, 2014) Metabolisme Lipid Metabolisme lipid terdiri dari dua jalur yaitu jalur metabolisme eksogen dan jalur metabolisme endogen. Jalur metabolisme eksogen dan endogen melibatkan metabolisme kolesterol, LDL dan trigliserida (Panjaitan, 2018) Metabolisme Eksogen Jalur Eksogen melibatkan trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus berbentuk kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe melalui duktus thorasikus menuju ke darah. Trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase pada permukaan sel endotel membentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG Ko-A reduktase yang menjadiaktif jika terdapat kekurangan kolestrol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati (Murray et al.,2014) Metabolisme Endogen Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Low Density Lipoprotein mengalami katabolisme melalui reseptor LDL yang terdapat pada permukaaan sel hati dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Kenaikan kadar kolesterol kira-kira 25 mg/dl juga tergantung umur. Di Amerika, ratarata kenaikan 18 kg berat badan pada lingkungan usia tahun, dan kenaikan berat badan ini diikuti dengan kadar kolesterol yang meningkat (Gultom et al., 2015)

22 10 Gambar 1. Jalur Eksogen dan Endogen Keterangan Gambar 1. : Pada jalur eksogen, kolesterol diambil dari makanan yang masuk ke saluran cerna untuk selanjutnya diubah ke dalam bentuk kilomikron dan diangkut ke hepar. Sedangkan jalur endogen, kolesterol yang sudah disintesis di hepar akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi IDL dan LDL (Gultom et al., 2015) Hubungan Lipid dan Kolesterol Lipid atau lemak merupakan suatu zat yang kaya dengan energi, dan berperan sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Sumber lemak dalam tubuh dari makanan dan hasil produksi dari organ hati, yang dapat disimpan dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Lichtensein & Jones, 2001; Murray et al., 2014). Lemak secara umum mempunyai manfaat sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh (Nugraha, 2011). Secara klinis lemak yang penting, yaitu: fosfolipid, trigliserida, kolesterol dan asam lemak. Fospolipid merupakan senyawa lemak yang mengandung gugus fosfat, antara lain:

23 11 lecithin, cephalin, sphingosin, dan sphingomyelin. Fosfolipid termasuk dalam lipid polar yang merupakan komponen utama dari semua membran biologis. Kadar fosfolipid plasma mengalami peningkatan bersamaan dengan peningkatan kadar kolesterol plasma (Lichtensein & Jones, 2001). Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, yang masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah mengkonsumsi lemak, dan sebagai very low density lipoprotein (VLDL) yang dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin. Trigliserida di dalam jaringan di luar hati (pembuluh darah, otot, jaringan lemak) akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi gliserol dan asam lemak sebagai sumber energi. Trigliserida sisa hidrolisis, dimetabolisme menjadi LDL oleh hati (Lichtensein & Jones, 2001). Kolesterol memiliki struktur kimia dasar berupa steroid yang merupakan hasil dari metabolisme makanan yang bersumber dari hewan seperti kuning telur, otak, daging dan hati dan lain-lain. Kolesterol merupakan suatu lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak, serta merupakan komponen utama selaput sel otak dan saraf. Kolesterol sangat penting dalam berbagai proses metabolisme tubuh contohnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu, membuat vitamin D, dan sebagai bahan pembuat hormon (Murray et al., 2014). Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Terdapat dua macam asam lemak yaitu asam lemak jenuh (saturated fatty acid) merupakan asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) merupakan asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap (Murray et al., 2014) Dampak dari hiperlipidemia Hiperlipidemia memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan tubuh. Hiperlipidemia terbukti menjadi salah satu faktor risiko penting penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, angina, infark miokard, penyakit jantung koroner dan beberapa penyakit lainnya (Nelson, 2013). Diet tinggi lemak, mengonsumsi junk food, kurangnya aktifitas fisik dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan gaya hidup masih menjadi efek utama kejadian hiperlipidemia (Jacob, 2017). Hiperlipidemia juga memberikan dampak buruk terhadap organ tubuh, salah satu diantaranya adalah organ hepar. Hepar merupakan organ terpenting terhadap pengaturan sintesis lemak di dalam tubuh. Hiperlipidemia menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi

24 12 lemak di dalam hepar. Akumulasi lemak tersebut menyebabkan peningkatan kadar reactive oxygen species (ROS) yang berasal dari mitokondria sel hepatosit. Peningkatan kadar ROS meningkatkan peroksidase lemak di dalam tubuh. Peningkatan zat tersebut berefek pada kerusakan sel-sel hepatosit dan peradangan jaringan yang dapat berujung terhadap penyakit hepar seperti non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), chronic cholestatic liver disease, alcoholic steatohepatitis (NASH), sirosis hepar dan beberapa penyakit hepar lainnya (Köroğlu et al., 2016; Kweon et al., 2014; Irfan et al., 2014). Penyakit NAFLD sampai saat ini masih menjadi penyebab utama penyakit hati kronis di dunia barat dengan prevalensi sekitar 20%-30% dari populasi umum masyarakat yang ada di dunia bagian barat (Ahmed, 2015).Sedangkan di Benua Asia, menurut data observasi kesehatan global dari World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa obesitas dan peningkatan profil lipid berhubungan sangat kuat dengan prevalensi NAFLD. Terdapat sekitar 27,4% penduduk asia menderita NAFLD. Sedangkan pasien NAFLD yang terbukti menderita NASH menunjukkan angka yang cukup tinggi pada penduduk asia, yakni sekitar 63,5% dari keseluruhan pasien NAFLD (Fan et al., 2017) Faktor Resiko Ernawati (2006) menyatakan beberapa faktor yang memicu terjadinya hiperlipidemia, antara lain usia, berat badan, pola makan, aktivitas fisik, merokok, stress dan faktor keturunan. Usia merupakan salah satu faktor terjadinya hiperlipidemia, karena kimiawi tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Pada usia yang semakin lanjut, plak kolesterol yang menumpuk pada pembuluh darah akan semakin menebal sehingga memperbesarkan risiko terjadi penyakit jantung dan masalah saluran peredaran darah (Arsana et al., 2015). Obesitas adalah kelebihan berat badan (BMI = body mass index 30) yang dihasilkan akibat makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor genetik, perilaku dan lingkungan, menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. Orang dengan obesitas maka di dalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbunan lemak yang ada di dalam tubuh akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah (Pignatelli et al., 2010). Faktor lain penyebab hiperlipidemia adalah perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena lingkungan dan sosial. Gaya hidup seperti pola konsumsi dan gaya hidup tak teratur menyebabkan gangguan metabolik. Pola makan yang berlebih, tidak teratur dan kebiasaan makan makanan

25 13 cepat saji yang kurang serat, tinggi karbohidrat dan lemak menyebabkan hiperlipidemia. Konsumsi lemak yang berlebihan meningkatkan resiko penyakit-penyakit degeneratif (Arsana et al., 2015). Kurang olahraga merupakan faktor terjadinya hiperlipidemia. Kurang berolahraga atau bergerak akan mengakibatkan makanan yang masuk tidak termanfaatkan dengan baik, akhirnya membuat timbunan lemak pada tubuh semakin tebal, dan kadar kolesterol akan semakin meningkat (Menafoglio et al., 2015). Pada zaman modern seperti sekarang ini, stress merupakan salah satu faktor terjadinya hiperlipidemia. Penelitian Cohen (2015) menunjukkan orang yang stress 1,5x lebih besar mendapatkan resiko PJK daripada orang yang tidak stress, karena dengan adanya stress terjadi peningkatan kadar kolesterol darah dan tekanan darah dalam tubuh. Kebiasaan merokok merupakan faktor hiperlipidemia karena ketika merokok, mereka akan menghisap nikotin yang terkandung dalam rokok. Nikotin dalam rokok merupakan salah satu zat yang dapat mengganggu kerja tubuh dan mempengaruhi metabolisme kolesterol dalam tubuh. Merokok dapat merusakkan dinding dari saluran darah sehingga dinding-dinding yang rusak itu ditempel oleh lemak (Najafipour et al., 2012). Adanya riwayat keluarga yang memiliki kolesterol tinggi dan juga penyakit jantung koroner ternyata dapat pula memicu anggota keluarga lain memiliki risiko tersebut. Faktor genetik merupakan faktor yang dapat menurun itu biasanya berpengaruh terhadap konsentrasi kolesterol HDL dan LDL di dalam darah. Bila mempunyai riwayat keluarga yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi, kemungkinan besar ahli waris keluarga tersebut memiliki LDL tinggi. Tingginya kadar LDL yang terkandung dalam darah,akan memicu kolesterol LDL menumpuk di saluran darah. Oleh sebab itu, ahli keluarga harus berwaspada, kemungkinan penyakit ini dapat menurun dan berisiko tinggi memiliki penyakit yang sama (Barbara et al., 2015) Terapi Terapi farmakologi dan non farmakologi digunakan sebagai terapi untuk menurunkan kadar lipid. Terapi non farmakologi antaranya ialah perubahan gaya hidup, termasuk aktivitas fisik, terapi nutrisi medis, dan penghentian merokok (Arsana et al., 2015). Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Secara umum aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktifitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup

26 14 setidaknya 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit) 4-6 x seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari (minimal 10 menit) (Arsana et al., 2015). Pola makanan merupakan salah satu faktor yang selalu dianggap sebagai penyebab utama hiperlipidemia. Konsumsi berlebihan daging, apalagi jeroan, maka kemungkinan menderita hiperkolesterolemia akan lebih besar dibandingkan mereka yang lebih banyak mengonsumsi sayuran dan ikan. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran ( 5 porsi/hari), biji-bijian ( 6 porsi/hari), ikan, dan daging tanpa lemak. Asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan makronutrien yang menurunkan kadar LDL-C harus mencakup tanaman stanol/sterol (2 g/hari) dan serat larut air (10-25g /hari) (Arsana et al., 2015) Merokok merupakan faktor risiko kuat, terutama untuk penyakit jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan stroke. Merokok mempercepat pembentukan plak pada koroner dan dapat menyebabkan ruptur plak sehingga sangat berbahaya bagi orang dengan aterosklerosis koroner yang luas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Framingham Heart Study di Amerika ditemukan bahwa kebiasaan merokok menyebabkan kadar HDL menurun. Penelitian ini dilakukan pada pria dan wanita berusia tahun. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa faktor penyebabnya adalah jumlah batang rokok yang dihisap per hari, bukan durasi seseorang memulai kebiasaan merokok dan berhenti merokok minimal dalam 30 hari dapat meningkatkan kolesterol HDL secara signifikan (Arsana et al., 2015). Merokok memicu banyak masalah yang berkontribusi terhadap penyakit jantung. Ini mempromosikan aterosklerosis, meningkatkan kadar LDL, dan mendorong peradangan dan pembentukan gumpalan darah. Berhenti merokok akan menghasilkan tingkat HDL yang lebih tinggi. Ini mungkin salah satu alasan mengapa risiko penyakit kardiovaskular berkurang setelah seseorang berhenti merokok (Arsana et al., 2015). Salah satu obat yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia sebagai obat penurun kadar lipid yaitu statin, suatu inhibitor enzim HMG Ko-A Reduktase (3-hidroksi-3- metilglutaril-koa) (Ma et al., 2010;Karrowni et al., 2011). Mekanisme kerja obat statin adalah dengan mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-KoA reduktase. Pengurangan konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan ekspresi reseptor LDL pada permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya pengeluaran LDL-C dari darah dan penurunan konsentrasi dari kolesterol LDL dan lipoprotein

27 15 apo-b lainnya termasuk trigliserida (Bonfim et al., 2015; Ma et al., 2010; Karrowni et al., 2011). Adapun efek samping akibat obat statin yang sering dijumpai pada 5% pasien adalah miopati, muncul sebagai gejala nyeri pada otot dan persendian tanpa adanya perubahan kadar Creatinine Kinase (CK). Miopati yang parah (rhabdomyolysis fatal) dialami oleh 0,2% pasien, disertai dengan peningkatan CK (10 x batas atas kadar normal, CK normal adalah IU/L), dan dalam hal ini penggunaan statin harus segera dihentikan. Jika CK berkisar antara 3 10 x batas atas normal, statin tetap dilanjutkan tetapi CK harus terus dipantau sampai diketahui apakah keadaan membaik atau memburuk (sehingga memerlukan penghentian statin) (Lee, 2013). Selain kelompok statin, kelompok asam fibrat, asam nikotinik dan ezetimibe juga digunakan sebagai obat hipolipidemik. Terdapat empat jenis asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan kadar trigliserida plasma, dan menurunkan sintesis trigliserida di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida. Selain menurunkan kadar trigliserida, obat ini juga meningkatkan kadar kolesterol- HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A- II. Banyak dipasarkan di Indonesia ialah gemfibrozil dan fenofibrat (Arsana et al., 2015). Asam nikotinik bekerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adipose. Obat ini dapat mengurangi jumlah asam lemak bebas. Diketahui bahwa asam lemak bebas yang terdapat dalam darah sebagian akan ditangkap oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukkan VLDL. Dengan menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar trigliserid, dan juga kolesterol LDL di plasma. Ternyata dengan pemberian asam nikotinik dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Efek samping dari asam nikotik yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan panas pada muka bahkan di badan (Arsana et al., 2015). Obat golongan ezetimibe bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol di usus halus. Kemampuannya tingkat moderate dalam menurunkan kolesterol LDL yaitu sebanyak 15-25%. Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah untuk menurunkan kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap pemberian statin. Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih rendah (Arsana et al., 2015). 2.2 Makanan Tinggi Lemak Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

28 16 pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi paling tinggi yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Harsa, 2014). Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang dibutuhkan untuk membentuk membrane sel pada semua organ. Berlebihan konsumsi lemak akan menimbulkan kegemukan, meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lain (Koswara, 2006) Gaya hidup yang tidak sehat termasuk berlebihan konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan salah satu faktor hiperlipedemia. Masyarakat yang tinggal di kota besar dewasa ini cenderung memiliki tingkat gangguan mental dan stres yang tinggi akibat kesibukan dan kegiatan yang sangat padat. Keterbatasan waktu membuat masyarakat berpikir mudah dan praktis dalam memenuhi kebutuhan terhadap makanan (Supardi, 2018). Sebagian besar masyarakat cenderung mengabaikan dampak buruk mengkonsumsi berbagai macam makanan yang mengandung lemak tinggi. Mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan peningkatan kolesterol intrasel, dan akan disimpan sebagai ester kolesterol yang menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor HDL dan menurunkan sintesis LDL. Hal ini menyebabkan kadar kolesterol LDL di dalam sirkulasi akan semakin meningkat (Harsa, 2014). 2.3 Kayu Manis Anatomi Tanaman Kayu Manis Kayu manis merupakan tanaman tahunan,termasuk salah satu komoditas ekspor penting di Indonesia dan memiliki pohon yang tinggi. Tinggi tanaman ini boleh mencapai 15 meter. Pohon kayu manis (Cinnamomum burmanii) mempunyai daun tunggal yang berbentuk lanset, daun mudanya berwarna merah pucat dan setelah tua berwarna hijau. Produk utama yang diperoleh dari tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii) adalah potongan kulit batang yang dikeringkan. Hasil yang diharapkan dari kulit batang kayu manis adalah memiliki aroma yang kuat, dimana kandungan utamanya adalah sinnamaldehid (Ramadhani, 2017).Kulit dipanen mulai dari sebelah bawah batang yang panjangnya sekitar 1 meter dan lebarnya 4-10cm. Kemudian pohon kayu manis ditebang pada ketinggian 20-30cm dari permukaan tanah. Setelah itu,batang dikuliti dimulai dari bagian atas dari batang dan pada cabang-cabang yang besar. Kulit yang telah dipanen diletakkan di atas tikar atau diatas kawat kasa dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari. Kulit kayu manis sudah kering akan menggulung yang menyerupai pipa atau biasa disebut quill yang siap untuk diperdagangkan.

29 17 Quill ini berwarna coklat kemerahan. Hasil kulit batang untuk pohon berukuran sedang sekitar 2,9 kg perpohon (Paimin & Rismunandar, 2001) Klasifikasi Tanaman Kayumanis (Cinnamom sp) termasuk famili Lauraceae, ada 3 yaitu genus Cinnamomum burmanii, C. zeylanikum dan C. casia. Pada saat ini yang sudah dikenal/berkembang di Indonesia dalam perdagangan yaitu Cinnamomum burmanii (Abdullah, 1990). Penyebaran Cinnamomum burmannii di Indonesia banyak terdapat di daerah Jawa dan Sumatra, khususnya daerah Sumatra Barat dan Kerinci.Manakala Cinnamomum Cassia merupakan spesies kayu manis khas Sri Lanka yang tumbuh di daerah Asia Tenggara dan Cinnamomum Zeylanikum berasal dari China (Ravindran et al, 2004;Plumeriastuti et al., 2019) Cinnamon Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Farmili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliidae : Laurales : Lauraceae : Cinnamomum : Cinnamomum burmannii,cinnamomun zeylanicum, Cinnamomum cassia (Ranasinghe et al., 2012)

30 18 Gambar 3. Kayu Manis Cinnamomum burmannii Deskripsi Tanaman Berdasarkan penelitian Ravindran et al. (2004) komposisi kayu manis terdiri dari abu (2,4%), protein (3,5%), lemak (4%), serat (33,0%), karbohidrat (52,0%) dan menghasilkan energi 285 Kcal/100g. Sedangkan komposisi mineralnya terdiri dari zat besi (7,0mg/g), zinc (2,6mg/g), kalsium (83,8mg/g), chromium (0,4mg/g), mangan (20,1mg/g), magnesium (85,5mg/g), kalium (134,7mg/g) dan fosfor (42,2mg/g). Komponen bioaktif tanaman yang memiliki efek hipoglikemik adalah flavonoid, alkaloid, glikosida, polisakarida, peptidoglikan, steroid dan terpenoid. Flavonoid adalah substansi yang paling banyak dan terpenting pada kelompok polifenol di dalam tanaman (Lukačínová1 et al., 2008). Efek lain yang dimiliki oleh kayu manis adalah penghambatan aktifitas enzim HMG- CoA reduktase di hepar dan menurunkan kadar lipid darah pada hewan percobaan juga manusia (Lukačínová1 et al., 2008). Kandungan polifenol yang terdapat dalam kayu manis adalah quercetin, kaempferol, isorhamnetin dan catechin. Kayu manis juga memiliki komponen bioaktif seperti cinnamaldehyde, cinnamic acid, cinnamate dan essensial oil (Baker et.al, 2008; Pulungan & Pane, 2020) Kandungan Kimia Kayu Manis Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, kayu manis dilaporkan telah terbukti mempunyai efek hipoglikemik dan efek hipolipidemik pada tikus diabetes (Sujono et al., 2015).Hasil analisa fitokimia dari beberapa studi menunjukkan adanya beberapa senyawa

31 19 penting dalam ekstrak kayu manis diantaranya ialah alkaloid, protein, tannin, glikosida, flavonoid, saponin, asam cinnamat, poliferol dan cinnamaldehid (Noer et al., 2018). Dari sekian banyak senyawa tersebut, bahan aktif yang paling berperan adalah asam cinnamat, cinnamaldehid, polifenol dan flavonoid (Panjaitan, 2018). Beberapa penelitian melaporkan bahwa cinnamaldehyde dapat menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase hepar dan menurunkan peroksidasi lipid di hepar (Anderson et al., 2004; Lukačínová1 et al., 2008) Mekanisme Kerja Kayu Manis dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Cinnamaldehyde yang merupakan komponen dalam kayu manis diduga dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan mekanisme kerjanya memblokir enzim HMG Ko-A Reduktase dan menekan peroksidasi lipid melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan (Lee et al., 2003). Methylhydroxychalcone polymer (MCHP) merupakan suatu polyphenol (flavonoid) yang terdapat dalam kayu manis. Flavonoid ini berfungsi sebagai senyawa yang dapat meningkatkan HDL dan juga dikatakan mampu menaikkan densitas dari reseptor LDL di liver dan mengikat apolipoprotein B (Gabriela, 2013; Parfene et al., 2013) Studi yang dilakukan Sekhon (2012), menyatakan bahwa flavonoid bekerja menurunkan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida (TG) dari dalam darah dengan menghambat kerja enzim 3 metilglutaril koenzim-a reduktase (HMG Co-A reduktase). Flavonoid juga dapat menurunkan penyerapan kolesterol dan asam empedu serta dapat meningkatkan aktivitas reseptor kolesterol LDL. Flavonoid sebagai inhibitor kompetitif berikatan dengan HMG-CoA reductase yang membuat asam melanovat (senyawa biosintesis kolesterol) tidak akan terbentuk sehingga pembentukan kolesterol dalam hati menjadi terhambat (Sekhon, 2012) Flavonoid dalam bentuk quersetin memiliki mekanisme yang serupa dengan simvastatin dalam menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah pada tikus putih (Sekhon, 2012). Mekanisme kerja senyawa antioksidan tersebut dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas Lecithin Cholesterol Acyl Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat mengkonversi kolesterol bebas menjadi ester kolesterol yang lebih hidrofobik, sehingga ester kolesterol dapat berikatan dengan partikel inti lipoprotein untuk membentuk HDL baru. Hal ini akan meningkatkan kadar HDL serum (Sekhon, 2012).

32 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (notoatmodjo, 2010). Menurut Bloom, 1968 (dalam buku notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang tercakup dalam area kognitif ini mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1. Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengingat suatu bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang bersifat khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (comprehension) Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benartentang objek yang diketahui dan dapat menjelaskan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus mampu dan dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (application) Aplikasi dapat diartikan sebagai suatau kemampuan untuk melakukan apa yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi pengunaan hukum-hukum,rumus, metode, prinsip, dan sebagiannya dalam konteks dan situasi yang lainnya. 4. Analisis (analysis) Analisis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatuobjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu lingkup organisasi, dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun fomulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi dapat diartikan sebagai suatau kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu dilandaskan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

33 Sikap Menurut (Azwar, 2007) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu. Menurut (Notoatmodjo, 2007) dalam hal sikap, dapat di bagi dalam berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving) Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberika (objek). b. Merespon (responding) Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuating) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko. 2. Komponen Sikap Menurut (Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap ojek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (jend to behave). Artinya sikap adalah merupakan komponen mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).

34 22 3. Tingkatan Sikap Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitanya, yaitu. a. Menerima (Recerving) Menerima di artikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang di berikan (objek). b. Menanggapi (Responding) Menengapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek, yang di hadapi(notoatmodjo, 2010). 2.6 Perilaku Menurut Notoatmojo (2007) perilaku sebagai kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang berkaitan. Manusia yang merupakan salah satu makhluk hidup memiliki aktivitas yang dibagikan menjadi dua kelompok yakni aktivitas yang mampu dilihat oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Skinner dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon yang dibedakan dalam dua bentuk yaitu : Perilaku tertutup (Covert Behaviour). Perilaku ini merupakan respon yang masih belum dapat dilihat oleh orang lain. Respon seseorang yang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap perangsang yang bersangkutan. Bentuk "unobservable behavior" atau "covert behavior" yang dapat diukur yaitu pengetahuan dan sikap misalnya seorang ibu hamil tahu pentingnya inisiasi menyusui dini, seorang remaja tahu jika HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seks dan sebagainya. Perilaku terbuka (Overt Behaviour). Perilaku terbuka dapat terjadi apabila respon terhadap perangsang tersebut sudah berupa tindakan, dengan kata lain praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau "observable behavior". Contohnya dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Misalnya, seorang ibu yang memeriksa kehamilannya tiap bulan atau membawa anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi. Determinan perilaku. Faktor determinan perilaku manusia sukar untuk dibatasi.hal ini dikarenakan perilaku merupakan hasil dari beragam faktor, baik faktor internal maupu faktor eksternal (lingkungan). Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya adalah

35 23 refleksi dari beragam gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, hobi, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Determinan perilaku merupakan faktorfaktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang tidak sama. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni: Faktor internal, merupakan karakteristik orang yang bersangkutan dan bersifat bawaan. Misalnya: derajat kepintaran, derajat sentimental, jenis kelamin, dan lain-lain. Faktor eksternal, merupakan lingkungan: baik lingkungan fisik, budaya, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini tidak jarang merupakan faktor yang dominan memengaruhi perilaku seseorang. Domain perilaku. Perilaku manusia merupakan hasil dari interaksi manusia dengan lingkungannya dan segala macam pengalaman yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat tidak aktif (tanpa tindakan : berpikir,beranggapan, bersikap) maupun aktif (melaksanakan tindakan).benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007), mendapati terdapat tiga domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selanjutnya ahli pendidikan di Indonesia menerjemahkan ketiga domain ini ke dalam cipta (kognitif), rasa(afektif), dan karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak. Bagi kepentingan pendidikan praktis, tiga derajat ranah perilaku telah dikembangkan sebagai berikut:

36 2.7 Kerangka Teori 24 Pengetahuan Ekstrak Kayu Manis Hiperlipidemia Inhibisi HMG- KoA reductase Menurun kadar kolesterol dalam darah Menurun oksidasi kolesterol LDL&VLDL dan meningkat HDL Faktor Risiko: -usia -berat badan -pola makan -aktivitas fisik -merokok -stres -faktor keturunan Pencegahan: -aktivitas fisik -terapi nutrisi -penghentian merokok Keterangan gambar: Sikap Perilaku 1. Kesadaran penggunaan ekstrak kayu manis 2. Pencegahan terhadap hiperlipidemia. Keterangan: menghambat proses terjadi hiperlipidemia

37 Kerangka Konsep Variable Independen Karakteristik mahasiswa FK USU berdasarkan: -usia -jenis kelamin -indeks prestasi -riwayat keluarga Variable Dependen Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia

38 26 BAB-III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Selain itu, penelitian ini menggunakan desain cross- sectional study dengan melakukan penelitian dalam satu tahapan atau satu periode waktu 3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran, Medan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2020 sampai bulan Desember Pengambilan data akan dilaksanakan sehingga jumlah sampel yang ditetapkan terpenuhi POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi Penelitian Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Sampel Penelitian Besar sampel untuk penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menghitung besar sampel dari populasi yang sudah diketahui pasti jumlahnya. Populasi pada penelitian ini terdapat sebanyak 257 mahasiswa angkatan Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: n = N 1 + Ne2 Keterangan: n = Besar sampel N = Jumlah populasi e = Batas toleransi kesalahan (Margin of error) Berdasarkan rumus slovin, maka besar sampel pada penelitian ini adalah:

39 27 n = (0.1)2 = 257 3,57 n= = 72 orang Maka berdasarkan perhitungan rumus di atas, pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan ada sebanyak 72 orang CARA PEMILIHAN SAMPEL Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan semua populasi yang bersedia sampai jumlah subjek yang diinginkan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Besar sampelnya adalah mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Sumatera Utara TEKNIK PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer yang bermaksud data ini diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket berupa kuesioner yang telah divalidasi (Lampiran C). Hasil kuesioner yang telah di isi akan dikumpulkan DATA SEKUNDER Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak universitas mengenai jumlah mahasiswa yang aktif kuliah di Fakultas Kedokteran METODE PENGUMPULAN DATA Metode penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah suatu cara penggumpulan data atau sesuatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Dalam penelitian ini digunakan angket terbuka. Metode angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.kuesioner dibagikan dalam bentuk google form kepada mahasiwa untuk diisikan INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam pembuatan instrumen diperlukan langkah-langkah yang diteliti dan benar agar dapat

40 28 memperoleh data yang memenuhi syarat dan dapat mewakili objek. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang akan di validasi dan berisikan 21 daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa FK USU terhadap manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia, dimana responden tinggal memilih salah satu jawaban pada tempat yang telah tersedia.kuesioner ini akan di analisa menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).Pertanyaan dapat dikatakan valid apabila pada saat uji validitas dilakukan mempunyai nilai r >0,5 dan nilai s <0,005. Dikatakan reliable jika nilai r> UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Menurut Notoatmodjo (2012), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. Reliabilitas pula ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan menggunakan alat yang sama. Kuesioner sebagai alat ukur harus diuji coba kemudian diuji lagi dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

41 VARIABEL 1. Variabel Indenpenden Variabel independen penelitian ini adalah karakteristik mahasiswa FK USU berdasarkan usia,jenis kelamin, indeks prestasi dan riwayat keluarga. 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia METODE ANALISIS DATA Pada penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan program perangkat lunak statistik pada komputer. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut: 1. Editing Editing bertujuan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding Data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa ketepatan dan kelengkapannya telah diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. 3. Entry Setelah data dibersihkan dan diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. 4. Cleaning Semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer harus diperiksa kembali agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data. 5. Saving Data disimpan dan siap dilakukan analisis data.

42 DEFINISI OPERASIONAL No Variabel Definisi Cara dan alat Hasil ukur Skala operasional ukur ukur 1. Tingkat Kategori segala Kuesioner Ordinal pengetahuan hiperlipidemia dan ekstrak kayu manis sesuatu yang diketahui responden tentang hiperlipidemiad an ekstrak kayu dengan menggunakan alat ukur Angket Kategori pengetahuan mengikut skor : Baik = >13-20 Sedang = 7-13 Kurang = 0 - <7 manis meliputi definisi, penyebab, dampak, faktor risiko, tanda dan gejala, pencegahan..

43 2. Sikap Reaksi atau respons dari seseorang terhadap ekstrak kayu manis dan Kuesioner dengan menggunakan alat ukur Angket Kategori pengetahuan mengikut skor : Baik >18-27 Sedang >9-18 Kurang 0-9 Ordinal hiperlipidemia 3 Perilaku Tindakan seseorang setelah ia Kuesioner dengan menggunakan alat ukur Angket Kategori pengetahuan mengikut skor : Baik = >13-19 Ordinal mempunyai Sedang = >7-13 pengetahuan Kurang baik = 0-7 dan sikap terhadap ekstrak kayu dan hiperlipidemia 4 Usia Lama hidup Kuesioner Jawaban diberi seperti Nominal responden saat berisi berikut: dilakukan pertanyaan tahun penelitian yang harus diisi tahun berdasarkan sesuai keadaan tahun kelahiran. responden. 5 IPK Prestasi Kuesioner Jawaban diberi seperti Ordinal akademik berisi berikut : mahasiswa pertanyaan IPK = 2,0-3,0 yang dimaksud yang harus diisi IPK = 3,1-3,5 adalah nilai IPK sesuai keadaan IPK = >=3,6 dari semester responden 1-6 mahasiswa angkatan 2017

44 34 6 Riwayat Riwayat Kuesioner 1. Ada Nominal keluarga keluarga berisi 2. Tidak ada hiperlipidemia sedarah yang pertanyaan menghidapi yang harus diisi osteoporosis. sesuai keadaan responden. 7 Jenis kelamin Jenis kelamin adalah karakter seksual responden Kuesioner berisi pertanyaan yang harus diisi sesuai keadaan responden. 1. Laki-laki 2. Perempuan Nominal

45 ALUR PENELITIAN Mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Pengisian, Pengumpulan dan Penilaian Data Kuisioner Data Tingkat Pengetahuan,Sikap,Perilaku Mahasiswa FK USU Terhadap Manfaat Ekstrak Kayu Manis dalam Mengatasi Hiperlipidemia Hasil dan Pembahasan Penelitian

46 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian telah dilakukan dari bulan Juli sehingga bulan Desember 2020, sedangkan pengambilan data dilakukan dari tanggal 15 November hingga 27 Nopember Kuesioner disebarkan dalam bentuk Google Form kepada mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran secara online. Fakultas Kedokteran terletak di Jalan dr.mansyur No.5 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Karakteristik Data Responden Penelitian ini membahas karakteristik data dari responden yang meliputi usia, jenis kelamin,indeks prestasi dan riwayat keluarga yang berperan dalam penelitian tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Tabel Distribusi Berdasarkan Usia Responden Kategori Usia n % Total

47 37 Berdasarkan tabel didapatkan distribusi usia responden paling banyak adalah pada usia tahun, dengan jumlah 55 orang (76.3%) dan paling sedikit pada usia tahun dengan jumlah 17 orang (23.6%). Tabel Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Kategori Kelamin n % Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan tabel didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, dengan jumlah 43 orang (59.7%), dan diikuti dengan jumlah laki-laki 29 orang (40.2%). Tabel Distribusi Berdasarkan Indeks Prestasi Responden Kategori Indeks Prestasi n % 2,0-3, ,1-3,5 >3, Total Berdasarkan tabel didapatkan distribusi responden berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5, dengan jumlah 46 orang (63.9%), dan paling sedikit pada 2,0-3,0 dengan jumlah 7 orang (9.7%).

48 38 Tabel Distribusi Berdasarkan Riwayat Keluarga Responden Riwayat Keluarga n % Ada Tidak ada Total Berdasarkan tabel didapatkan distribusi responden berdasarkan riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia terbanyak adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah 43 orang (59.7%) dan diikuti dengan ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah 29 orang (40.2%). Tabel Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Pengetahuan n % Baik Sedang Kurang Total Berdasarkan tabel didapatkan pengetahuan responden diukur menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Kemudian pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : baik, sedang dan kurang. Dari tabel didapati bahwa resoponden yang memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 50 orang (69.4%), tingkat pengetahuan sedang 22 (30.6%) dan tingkat pengetahuan kurang 0 orang (0.0%).

49 39 Tabel Distribusi Berdasarkan Sikap Responden Sikap n % Baik Sedang Kurang Total Berdasarkan tabel didapatkan sikap responden mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia diukur menggunakan kuesioner yang berisi 9 pertanyaan. Sikap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu: baik,cukup dan kurang. Dari tabel didapati bahwa responden yang memiliki tingkat sikap yang baik yaitu sebanyak 46 orang (63.8%), sikap yang sedang yaitu sebanyak 26 orang (36.1) dan tingkat sikap yang kurang 0 (0.0%). Tabel Distribusi Berdasarkan Perilaku Responden Perilaku n % Baik Sedang Kurang Total Berdasarkan tabel didapatkan perilaku responden mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia diukur menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Sikap dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: baik,sedang dan kurang. Dari tabel didapati bahwa responden yang memiliki tingkat sikap yang baik yaitu sebanyak 26 orang (36.1%), tingkat sikap yang sedang sebanyak 46 orang (63.8%) dan tingkat sikap yang kurang adalah 0 orang (0.0%).

50 Tabulasi Silang Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia Responden Tingkat Pengetahuan Usia Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 37 orang (51.3%) dan terendah pada usia tahun dengan jumlah adalah 10 orang (13.8%). Tingkat pengetahuan yang sedang berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 19 orang (26.3%) dan terendah pada usia tahun dengan jumlah adalah 6 orang (8.3%). Menurut Notoatmojo, bahwa umur merupakan variabel yang telah diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi, karena merupakan salah satu hal yang penting dan mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Dimana usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Tabel Tabulasi Silang Sikap Berdasarkan Umur Responden Sikap Usia Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Total

51 41 Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat sikap yang baik berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 36 orang (50.0%) dan terendah pada usia tahun dengan jumlah adalah 9 orang (12.5%). Tingkat sikap yang sedang berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 18 orang (25.7%) dan terendah pada usia tahundengan jumlah adalah 9 orang (12.5%). Tabel Tabulasi Silang Perilaku Berdasarkan Umur Responden Perilaku Usia Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat perilaku yang baik berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 18 orang (25.0%) dan terendah pada usia tahun dengan jumlah adalah 8 orang (11.1%). Perilaku yang sedang berdasarkan usia terbanyak adalah tahun dengan total 30 orang (41.6%) dan terendah pada usia tahun dengan jumlah adalah 16 orang (22.2%).

52 42 Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Laki- laki Perempuan Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan total 37 orang (51.3%) dan terendah pada perempuan dengan jumlah adalah 22 orang (30.5%). Tingkat pengetahuan yang sedang berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan total 9 orang (12.5%) dan terendah pada perempuan dengan jumlah adalah 4 orang (5.5%). Tabel Tabulasi Silang Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Sikap Jenis kelamin Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Laki-laki Perempuan 3 2 Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat sikap yang baik berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan total 32 orang (40.2%) dan terendah pada lakilaki dengan jumlah adalah 20 orang (27.7%). Tingkat sikap yang sedang berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan total 11 orang (15.2%) dan terendah pada laki-laki dengan jumlah adalah 9 orang (12.5%).

53 43 Tabel Tabulasi Silang Perilaku Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perilaku Jenis kelamin Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat perilaku yang baik berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan total 5 orang (6.9%) dan terendah pada perempuan dengan jumlah adalah 3 orang (4.1%). Tingkat perilaku yang sedang berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan total 39 orang (54.1%) dan terendah pada laki-laki dengan jumlah adalah 25 orang (34.7%).

54 44 Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indeks Prestasi Responden Indeks Tingkat Pengetahuan Prestasi Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % 2,0-3, ,1-3, >3, Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5 dengan total 39 orang (54.1%) dan terendah pada 2,0-3,0 dengan jumlah adalah 5 orang (6.9%). Tingkat pengetahuan yang sedang berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah >3,6 dengan total 9 orang (12.5%) dan terendah pada 2,0-3,0 dengan jumlah adalah 2 orang (2.7%). Tabel Tabulasi Silang Sikap Berdasarkan Indeks Prestasi Responden Sikap Indeks Prestasi Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % 2,0-3, ,1-3, >3, Total

55 45 Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat sikap yang baik berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5 dengan total 30 orang (41.6%) dan terendah pada 2,0-3,0 dengan jumlah adalah 3 orang (4.1%). Tingkat pengetahuan yang sedang berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5 dengan total 14 orang (19.4%) dan terendah pada 2,0-3,0 dengan jumlah adalah 4 orang (5.5%). Tabel Tabulasi Silang Perilaku Berdasarkan Indeks Prestasi Responden Perilaku Indeks Prestasi Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % 2,0-3, ,1-3, >3, Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat perilaku yang baik berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5 dengan total 7 orang (9.7%) dan terendah pada >3,6 dengan jumlah adalah 0 orang (0.0%). Tingkat perilaku yang sedang berdasarkan indeks prestasi terbanyak adalah 3,1-3,5 dengan total 39 orang (54.1%) dan terendah pada 2,0-3,0 dengan jumlah adalah 6 orang (8.3%).

56 46 Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Riwayat keluarga Responden Riwayat Tingkat Pengetahuan Keluarga Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Ada Tidak ada Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 35 orang (48.6%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 19 orang (26.3%). Tingkat pengetahuan yang sedang berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 10 orang (13.8%) dan terendah adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 8 orang (11.1%). Tabel Tabulasi Silang Sikap Berdasarkan Riwayat keluarga Responden Sikap Riwayat keluarga Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Ada Tidak ada Total

57 47 Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat sikap yang baik berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah t idak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 20 orang (27.7%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 10 orang (13.8%). Sikap yang sedang berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 23 orang (31.9%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 19 orang (26.3%). Riwayat Tabel Tabulasi Silang Perilaku Berdasarkan Riwayat keluarga Responden Perilaku keluarga Baik Sedang Kurang Total n % n % n % n % Ada Tidak ada Total Berdasarkan tabel didapatkan hasil tingkat perilaku yang baik berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 5 orang (6.2%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 3 orang (3.7%). Perilaku yang sedang berdasarkan riwayat keluarga terbanyak adalah tidak ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan total 38 orang (51.9%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga menderita Hiperlipidemia dengan jumlah adalah 26 orang (27.2%).

58 Pembahasan Pada penelitian ini dijumpai tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 50 orang (69.4%). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti pendidikan, media massa atau informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia penting diketahui oleh remaja karena bahan alami yang terdapat dalam kayu manis dapat mencegah berbagai penyakit khususnya sebagai anti hiperlipidemia.selain itu,sikap mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 46 orang (63.8%).Manakala perilaku mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori sedang,dengan jumlah 46 orang (63.8%). Secara umum, pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran USU bisa disimpulkan berada pada kategori baik dan perilaku mahasiswa berada pada kategori sedang. Di India, sebagian besar pasien dislipidemia tidak mengikuti langkah-langkah praktis yang tepat untuk mengelola penyakit mereka sebagaimana tercermin dalam kondisi klinis dan laporan laboratorium mereka.hal ini karena,kurang peka terhadap kesehatan diri sendiri.hasil penelitian Alahmari (2016) yang didapati bahwa pengetahuan pesakit yang kunjung ke pusat perawatan kesehatan primer memiliki penegtahuan yang buruk tentang dislipidemia dan memiliki sikap negatif. Tingkat pengetahuan mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan umur paling banyak adalah tahun berada pada kategori baik,dengan jumlah 37 orang (51.3%). Menurut Notoatmodjo (2007), usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, Pada usia seseorang akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan sosial serta lebih banyak mempersiapkan diri untuk menuju usia tua. Pada penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan pernyataan literatur Notoatmodjo sebagaimana yang telah dikemukakan di atas ternyata pada responden tahun yang berperan aktif dari umur tahun. Hasil penelitian Supardi (2018) disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan kejadian hiperlipidemia. Sikap mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan umur paling banyak adalah tahun berada pada kategori sedang,dengan jumlah 36 orang (50.0%).Semakin meningkat usia,lebih tinggi prevelansi terjadi hiperlipidemia.oleh itu,dari usia remaja harus mengetahui bagaimana

59 49 mencegah penyakit seperti hiperlipidemia dengan memanfaat bahan alami seperti kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Perilaku mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan umur paling banyak adalah tahun berada pada kategori sedang,dengan jumlah 30 orang (41.6%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman et al (2012), yang menyatakan bahwa mahasiswa mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah terhadap manfaat dari obat herbal (Zimmerman et al, 2012). Perbedaan ini adalah karena adanya perbedaan pandangan. Ini adalah karena ada yang berpendapat bahwa pengunaan obat tradisional relative lebih aman dibandingkan obat konvensional karena memiliki efek samping yang relative rendah (Ningsih, 2016).Mahasiswa yang tidak bersetuju dengan penggunaan obat tradisional sebagai complementary medicine adalah karena efek farmakologis dari tanaman herbal masih lemah dan belum dilakukan serangkaian pengujian untuk memastikan efektivitas dan keamanan dari pengobatan tradisional ini (Harris et al, 2016). Tingkat pengetahuan mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan berada pada kategori baik,dengan jumlah 37 orang (45.7%).Hasil penelitian Alahmari (2016) disimpulkan bahwa perempuan memiliki pengetahuan baik daripada laki- laki. Pada wanita usia diatas 50 tahun atau setelah menopause memiliki resiko hiperlipidemia yang sama dengan laki-laki. Masa premenopause dilindungi oleh hormone estrogen sehingga dipercaya mencegah terbentuknya arteroklerosis. Pengetahuan perempuan lebih baik daripada laki-laki karena perempuan peka terhadap kesehatan. Berdasarkan penelitian ini, sikap mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan berada pada kategori baik,dengan jumlah 32 orang (40.2%). Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan berada pada kategori sedang,dengan jumlah 32 orang (44.4%).Perilaku kesehatan antara laki-laki dan perempuan berbeda (Kusumawati, 2015). Sifat perempuan yang lebih patuh terhadap aturan dan lebih sering menjaga pemakanan mereka untuk tetap lihat sehat dan cantik.

60 50 Tingkat pengetahuan mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan indeks prestasi kumulatif paling banyak adalah 3,1-3,5 berada pada kategori baik,dengan jumlah 39 orang (54.1%).Pada penelitian Alahmari (2016) disimpulkan bahwa pasien yang berpendidikan lebih tinggi lebih cenderung memiliki pengetahuan yang baik dan sikap positif terhadap dislipidemia dibandingkan dengan pasien yang kurang berpendidikan. Sikap mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan indeks prestasi kumulatif paling banyak adalah 3,1-3,5 berada pada kategori baik,dengan jumlah 30 orang (41.6%). Perilaku mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan indeks prestasi kumulatif paling banyak adalah 3,1-3,5 berada pada kategori sedang,dengan jumlah 39 orang (54.1%). Tingkat pengetahuan mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan riwayat keluarga paling banyak adalah tidak ada riwayat keluarga berada pada kategori baik,dengan jumlah 35 orang (48.6%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Almubayedh et al (2018) yang menyatakan bahwa penggunaan kayu manis secara turun temurun berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden (Almubayedh et al, 2018). Ini adalah karena kayu manis merupakan salah satu rempah asli di Indonesia dan banyak digunakan sebagai penyedap rasa dalam masakan. Salah satu dari faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman diri sendiri. Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung makna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Ristanti, 2013). Sikap mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan riwayat keluarga paling banyak adalah tidak ada riwayat keluarga berada pada kategori baik,dengan jumlah 20 orang (27.7%). Perilaku mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia berdasarkan riwayat keluarga paling banyak adalah tidak ada riwayat keluarga berada pada kategori sedang,dengan jumlah 38 orang (51.9%).

61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 50 orang (69.4%). 2. Sikap mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 46 orang (36.1%). 3. Perilaku mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori sedang,dengan jumlah 46 orang (63.8%). 5.2 Saran 1. Diharapkan mahasiswa untuk lebih memperhatikan upaya pencegahan Hiperlipidemia dan lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahan alami seperti ekstrak kayu manis terhadap kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi penurunan angka kejadian penderita Hiperlipidemia. 2. Peneliti berharap agar para mahasiswa kedokteran memaksimalkan fasilitas informasi bagi meningkatkan pengetahuan mereka dan menyiapkan mereka untuk menghadapi alam pekerjaan pada masa akan datang. 3. Keterbatasan bagi penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit sehingga mungkin tidak mewakili keseluruhan mahasiswa, penggunaan metode pemilihan sampel berupa consecutive sampling dan penggunaan survei online yang mungkin menyebabkan bias seleksi. Jadi pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil jumlah sampel yang lebih banyak. 4 Keterbatsan bagi penelitian ini adalah literatur referensi yang sedikit sehingga sukar untuk dibandingkan dengan penelitian ini.

62 52 DAFTAR PUSTAKA Ahmed, M. (2015). Non-alcoholic fatty liver disease in In World Journal of Hepatology (Vol. 7, Issue 11, pp ). Baishideng Publishing Group Co. Alahmari, A., Alrashed, F., Awad, A., Khozam, S., Alshahrani, M., Mahdi, B., Alsanamah, S., Alshahrani, M., & AlKhaldi, Y. (2016). Knowledge, Attitude and Practice Towards Dyslipidemia Among Patients Attending Primary Health Care Centers, Abha City, Saudi Arabia. International Journal of Advanced Research, 4(11), Almubayedh H, Ahmad R, Naqvi AA, Ahmad N. Ethnopharmacological Uses and Public Knowledge Regarding Cinnamomum zeylanicum in Khobar, Saudi Arabia. J Pharm Bioallied Sci Jul- Sep;10(3): doi: /jpbs.JPBS_71_18. PMID: ; PMCID: PMC Arsana, P. M., Rosandi, R., Manaf, A., Budhiarta, A., Permana, H., Sucipta, K. W., Lindarto, D., Adi, S., Pramono, B., Harbuwono, D. S., Shahab, A., Sugiarto, Karimi, J., (Alm), L. B. P., Yuwono, A., & Tony Suhartono, (2015). Panduan Pengelolaan Dislipidemia Panduan Pengelolaan Dislipidemia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Panduan Pengelolaan Dislipidemia Di Indonesia. Indonesia: PB. PERKENI; Baker et.al. (2008). ScienceDirect_articles_08Nov2016_ (1), Bandara, T., Uluwaduge, I., & Jansz, E. R. (2012). Bioactivity of cinnamon with special emphasis on diabetes mellitus: A review. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 63(3), Bhatnagar, D., Soran, H., & Durrington, P. N. (2008). Hypercholesterolaemia and its management. 337(August). Bonfim, M. R., Souza, A., Oliveira, B., Lia, S., & Monteiro, H. L. (2015). Review Article Treatment of Dyslipidemia with Statins and Physical Exercises : Recent Findings of Skeletal Muscle Responses Csonka, C., Sárközy, M., Pipicz, M., Dux, L., & Csont, T. (2016). Modulation of hypercholesterolemiainduced oxidative/nitrative stress in the heart. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, Dorland, W. A. N. (2012). Kamus Saku Kedokteran Dorland (Edisi 28). Buku Kedokteran EGC. Ezad, S., Cheema, H., & Collins, N. (2018). Statin-induced rhabdomyolysis: a complication of a commonly overlooked drug interaction. Oxford Medical Case Reports, 2018(3). Fogorous, (2019). Fogoros Electrophysiologic Testing, 6th Edition Wiley. Freedman, J. E. (2003). High-fat diets and cardiovascular disease: Are nutritional supplements useful? Journal of the American College of Cardiology, 41(10), Gabriela, (2013). UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK FLAVONOID DAN STEROID DARI GEDI (ABELMOSCHUS MANIHOT) SEBAGAI ANTI OBESITAS DAN HIPOLIPIDEMIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR. In PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT.

63 53 Gultom, L. C., Sjarif, D. R., Sudoyo, H. A., Mansyur, M., Hadinegoro, S. R. S., Immanuel, S., & Setiawati, M. (2015). The role of apolipoprotein e polymorphism in improving dyslipidemia in obese adolescents following physical exercise and National Cholesterol Education Program Step II intervention. Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism, 28(5 6), Hall, 2012). (2012). Dyslipidemias Advances in Research and Treatment: 2012 Edition: ScholarlyPaper - Google Books. https: //books.google.com.my/books?id=saii8k2anpqc&pg=pa15&lpg=pa15&dq=hall,+2012+j ournal+cholesterol&source=bl&ots=2o2ctkg7qg&sig=acfu3u3vy58y9l7qpeqaw75zhtx7 W2cpg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiky5j7r6jpAhXoyzgGHV1uAPIQ6AEwCHoECAkQAQ#v=one page&q=hall%2c 2012 jo Harikumar, K., Althaf, S. A., Kishore Kumar, B., Ramunaik, M., & Suvarna, C. (2014). A Review on Hyperlipidemic. Nternational Journal of Novel Trends in Pharmaceutical Sciences, 3(4), Harsa, I. M. S. (2014). Efek Pemberian Diet Tinggi Lemak Terhadap Profil lemak Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus). Jurnal Ilmiah Kedokteran, 3(1), Harris IM, Kingston RL, Rodriguez R, Choudary V. Attitudes towards complementary and alternative medicine among pharmacy faculty and students. Am J Pharm Educ Dec 15;70(6):129. doi: /aj PMID: ; PMCID: PMC Inada, A., Weir, G. C., & Bonner-Weir, S. (2005). Induced ICER Iγ down-regulates cyclin a expression and cell proliferation in insulin-producing β cells. Biochemical and Biophysical Research Communications, 329(3), Jacobson, T. A., Ito, M. K., Maki, K. C., Orringer, C. E., Bays, H. E., Jones, P. H., Mckenney, J. M., Grundy, S. M., Gill, E. A., Wild, R. A., Wilson, D. P., & Brown, W. V. (2014). Original Articles National Lipid Association recommendations for patient-centered management of dyslipidemia: Part 1-executive summary *. Journal of Clinical Lipidology, 8, Jafar, N., Kurniati, Y., Indriasari, R., Syam, A., Arviani, A., & Patintinga, M. (2019). Analysis of Triglyceride and High-Density Lipoprotein Levels in Overweight Adolescents. Pakistan Journal of Nutrition, 18(8), Karrowni, W., Dughman, S., Hajj, G. P., & Miller, F. J. (2011). Statin therapy reduces growth of abdominal aortic aneurysms. Journal of Investigative Medicine, 59(8), Khedkar, V. M., Arya, N., Coutinho, E. C., Shishoo, C. J., & Jain, K. S. (2014). Docking study of novel antihyperlipidemic thieno[2,3-d]pyrimidine; LM-1554, with some molecular targets related to hyperlipidemia - an investigation into its mechanism of action. SpringerPlus, 3(1). Köroğlu, A., Sahin, O., Dede, D. Ö., & Yilmaz, B. (2016). Effect of different surface treatment methods on the surface roughness and color stability of interim prosthodontic materials. Journal of Prosthetic Dentistry, 115(4), Koswara, S. (2006). Isoflavon, Senyawa Multi- Manfaat dalam Kedelai. Kurian, N., & Bredenkamp, C. (2013). Reduction of Cholesterol and Triglycerides in Volunteers using Lemon and Apple. International Journal of Humanities and Social Science, 3(18),

64 54 Kusumawati I, 2015, Kepatuhan Menjalani Diet Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. [Skripsi] Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kweon, S., Kim, Y., Jang, M. J., Kim, Y., Kim, K., Choi, S., Chun, C., Khang, Y. H., & Oh, K. (2014). Data resource profile: The korea national health and nutrition examination survey (KNHANES). International Journal of Epidemiology, 43(1), Lee, J. S., Jeon, S. M., Park, E. M., Huh, T. L., Kwon, O. S., Lee, M. K., & Choi, M. S. (2003). Cinnamate Supplementation Enhances Hepatic Lipid Metabolism and Antioxidant Defense Systems in High Cholesterol-Fed Rats. Journal of Medicinal Food, 6(3), Lichtensein dan Jones, (2001). Micronutrients and Supplements Info: Omega-3 and Omega-6 Fatty Acids and-Omega-- 6-Fatty-Acids.html Lieberman, M. A. (2005). Marks Basic Medical Biochemistry : A Clinical Approach, 2nd Edition Marks Basic Medical Biochemistry : A Clinical Approach, 2nd Edition. Lukačínová1, A., Mojžiš2, J., Beňačka3, R., Rácz3, O., And, & Ništiar, F. (2008). Structure-activity relationships of preventive effects of fl avonoids in alloxan-induced diabetes mellitus Ma, Y., Chen, E. G., Hansen, M., Herbert, M., Jiang, W., Liang, C., Lindley, M., Ma, M., Ma, M., Negi, J. S., Ouyang, D., Ren, X., Sahoo, K., Shi, S., Qiao, T. X., Sah, P., Warren, G., Xia, Q., Xie, Y., Young, Y. (2010). The Journal of American. Word Journal Of The International Linguistic Association, 6(3). Mayanti, Y. S., Anwar, S., & Prarikeslan, W. (2018). Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Hutan di Kawasan TNKS Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Jurnal Buana, 2(1), Menafoglio, A., Di Valentino, M., Porretta, A. P., Foglia, P., Segatto, J. M., Siragusa, P., Pezzoli, R., Maggi, M., Romano, G. A., Moschovitis, G., & Gallino, A. (2015). Cardiovascular evaluation of middle-aged individuals engaged in high-intensity sport activities: Implications for workload, yield and economic costs. British Journal of Sports Medicine, 49(11), Murray, R. K., Granner, D. K., Rodwell, V. W., Bahasa, A., Pendit, B. U., & Author, N. (2014). Biokimia Harper (harper s illustrated biochemistry). Najafipour, H., Mirzazadeh, A., Haghdoost, A., Shadkam, M., Afshari, M., Moazenzadeh, M., Nasri, H., Masoomi, M., Mirzaiepour, F., Azimzadeh, B. S., Forood, A., Bahreini, F., Mahmoudi, M., Sanjari, M., Mohamadi, T. M., Banivaheb, G., Naderi, M., Kashanian, G. M., Afshar, R. M., Esmaeili, A. S. (2012). Coronary Artery Disease Risk Factors in an Urban and Peri-urban Setting, Kerman, Southeastern Iran (KERCADR Study): Methodology and Preliminary Report. Iranian Journal of Public Health, 41(9), 86. /pmc/articles/pmc /?report=abstract Nelson, R. H. (2013). Hyperlipidemia as a Risk Factor for Cardiovascular Disease. In Primary Care - Clinics in Office Practice (Vol. 40, Issue 1, pp ). NIH Public Access. (Ningsih, 2016).. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP POLA PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MAHASISWA KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. 87(1,2), Noer, S., Pratiwi, R. D., & Gresinta, E. (2018). Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia (Tanin, Saponin dan Flavonoid) sebagai Kuersetin Pada Ekstrak Daun Inggu (Ruta Universitas angustifolia Sumatera L.). Utara

65 Jurnal Eksakta, 18(1), Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Revisi Ked). PT RINEKA CIPTA. Nugraha, A. (2011). Rekayasa Perangkat Lunak menggunakan UML dan Java. In Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. i+nugroho rekayasa+perangkat+lunak+menggunakan+uml+dan+java.+andi,+yogy ak arta&ots=31ntgw3u0r&sig=agcx0qdt_cwsfaedw9sbihnaypw#v=onepage&q=adi Nugroho Rekayasa Pe Paimin & Rismunandar, (2001). Kayu manis : budi daya & pengolahan / Rismunandar, Farry B. Paimin OPAC Perpustakaan Nasional RI. Panjaitan, F. (2018). PENGARUH KONSUMSIEKSTRAKKAYU MANIS TERHADAP KADARTRIGLISERIDA PADA MAHASISWA/I OBESITASDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN TAHUN Parfene, G., Horincar, V., Kumar, A., Malik, A., & Bahrim, G. (2013). Production of medium chain saturated fatty acids with enhanced antimicrobial activity from crude coconut fat by solid state cultivation of Yarrowia lipolytica. Food Chemistry, 136(3 4), Pignatelli, P., Carnevale, R., Cangemi, R., Loffredo, L., Sanguigni, V., Stefanutti, C., Basili, S., & Violi, F. (2010). Atorvastatin inhibits gp91phox circulating levels in patients with hypercholesterolemia. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 30(2), Piste, P., & Patil, V. (2006). Cholesterol and health. Resonance, 11(2), Plumeriastuti, H., Budiastuti, B., Effendi, M., & Budiarto, B. (2019). Identification of bioactive compound of the essential oils of Cinnamomum burmannii from several areas in Indonesia by gas chromatography-mass spectrometry method for antidiabetic potential. National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology, 9(0), 1. Pulungan, A., & Pane, Y. S. (2020). Benefit of cinnamon (Cinnamomum burmannii) in lowering total cholesterol level after consumption of high-fat containing foods in white mice (Mus musculus) models. F1000Research, 9, Rahman, S., Begum, H., Rahman, Z., & Ara, F. (2013). Effect of Cinnamon ( Cinnamomum cassia ) as a Lipid Lowering Agent on Hypercholesterolemic Rats. 3(2). Ramadhani, A. (2017). Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) serta Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri. Skripsi. Ranasinghe, P., Perera, S., Gunatilake, M., Abeywardene, E., Gunapala, N., Premakumara, S., Perera, K., Lokuhetty, D., & Katulanda, P. (2012). Effects of Cinnamomum zeylanicum (Ceylon cinnamon) on blood glucose and lipids in a diabetic and healthy rat model. Pharmacognosy Research, 4(2), Ravindran et al, (2004). Cinnamon and Cassia. The Genus Cinnamomum Edited by P. N. Ravindran, K. N. Babu, and M. Shylaja (Centre for Medicinal Plants Research, Indian Institute of Spices Research, Providence Women s College, Kerala, India). CRC Press, Boca Raton xv p. Journal of Natural Products, 67(12),

66 56 Reddy Palvai, V., & Urooj, A. (2014). Inhibition of 3-Hydroxy-3-methylglutaryl Coenzyme A Reductase ( Ex Vivo ) by Morus indica (Mulberry). Chinese Journal of Biology, 2014, Sekhon, (2012). Antioxidant, Anti-inflammatory and Hypolipidemic Properties of Apple Flavonols. Sherwood, L. (2014). Organisation and Cells of the Nervous System. In Human Physiology: From cells to systems (pp ). Cengage Learning. Sujono, T. A., Wahyuni, A. S., Da i, M., Trisharyanti, I., Kusumowati, D., Suhendi, A., Munawaroh, R., Pratiwi, N., Fauziyyah, S., Rahadini, R., & Lestari, S. (2015). PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllanthus niruri L) SELAMA 90 HARI TERHADAP FUNGSI HATI TIKUS. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Supardi, (2018). MODEL PREDIKSI FAKTOR KEJADIAN HIPERLIPIDEMIA PESERTA ASKES DI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO PREDICTION MODEL FACTORS OF HYPERLIPIDEMIA EVENTS IN PARTICIPANTS ASKES IN EAST METRO DISTRICT Supardi Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro Supardi Kemajuan. 3(1). Tsioufis, C., Mantzouranis, E., Kalos, T., Konstantinidis, D., & Tousoulis, D. (2018). Risk Factors of Atherosclerosis. Coronary Artery Disease, Verma, N. (2016). INTRODUCTION TO HYPERLIPIDEMIA AND ITS TREATMENT: A REVIEW. International Journal of Current Pharmaceutical Research, 9(1), 6. WHO, (n.d.). Cardiovascular Diseases WHO Regional Office for Africa. Retrieved July 7, 2020, from Zimmerman, C., & Kandiah, J. (2012). A pilot study to assess students perceptions, familiarity, and knowledge in the use of complementary and alternative herbal supplements in health promotion. Alternative Therapies in Health and Medicine, 18(5),

67 57 LAMPIRAN A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Uthaya Rubyni Manoharan NIM Tempat/Tanggal Lahir : Johor Bahru,Malaysia/ 15 Ogos 1998 Agama Nama Ayah Nama Ibu Alamat : Hindu : Manoharan A/L N. Sanjeeviran : Saradha A/P Perumal :Jalan Suka Baru No.18, Padang Bulan Selayang,Kecamata Medan

68 58 Selayang,Kota Medan,Sumatera Utara 20131,Indonesia. uthayarubyni210@gmail.com Riwayat Pendidikan : 1.SK English College ( ) 2. SMK Senai ( ) 3. Windfield International College ( ) 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2017- sekarang) Riwayat Pelatihan : 1. Tim Medis Sekolah ( ) Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Bulan Sabit Merah 2. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan

69 59 LAMPIRAN B. LEMBAR PENJELASAN LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya, Uthaya Rubyni A/P Manoharan, NIM , mahasiswa Fakultas Kedokteran, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan,Sikap dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Manfaat Ekstrak Kayu Manis Dalam Mengatasi Hiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Agar terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan meluangkan waktu mengisi pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur. Pemberian dan pengisian jawaban kuesioner akan dilakukan sekitar menit. Informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiannya dan akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian sahaja. Partisipasi saudara adalah bersifat suka rela dan tanpa paksaan, sekiranya saudara tidak bersedia saya tetap menghargainya. Untuk penelitian ini,saudara tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya: Nama : Uthaya Rubyni A/P Manoharan No. HP: Terima kasih saya ucapkan kepada saudara yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan. Hormat saya, (Uthaya Rubyni A/P Manoharan)

70 60 Lampiran C LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : No. HP : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian Tingkat Pengetahuan,Sikap dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tentang Manfaat Ekstrak Kayu Manis Dalam Mengatasi Hiperlipidemia, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan sepenuhnya. Medan, Responden ( )

71 61 LAMPIRAN D LEMBAR KUESIONER RESPONDEN No. Responden : Petunjuk pengisian : 1. Jawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda centang ( ) pada tempat yang disediakan. 2. Semua pertanyaan harus dijawab. 3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban. 4. Bila ada yang kurang mengerti silahkan bertanya kepada peneliti. A. DATA DEMOGRAFI Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan Usia : ( ) tahun ( ) tahun IPK semester 1-6 : ( ) 2,0-3,0 ( ) 3,1-3,5 ( ) > 3,6 Riwayat keluarga hiperlipidemia : ( ) Ada ( ) Tidak ada 1) A. KuesionerTingkat Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Hiperlipidemia Baca masing-masing pernyataan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. (B = Benar; S = Salah; TT = Tidak Tahu) NO. PERTANYAAN B S TT 1. Hiperlipidemia adalah kondisi kadar lipid dalam darah melebihi kadar normal. 2. Kadar kolesterol normal serum tertinggi adalah 200 mg / dl 3. Di antara bahan makanan kaya kolesterol (tinggi lemak) diantaranya adalah : kuning telur, udang, dan lemak hewani.

72 4. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hiperlipidemia meliputi aktivitas fisik rendah, makanan tinggi lemak.obesitas, dan predisposisi genetik. 5. Hiperlipidemia dapat menyebabakan penyakit / gangguan berikut,yaitu : penurunan fungsi hati,jantung dan ginjal, aterosklerosis,diabetes mellitus dan hipertensi. 62 B. KuesionerTingkat Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Ekstrak Kayu Manis dan Peranan Dalam Mengatasi Hiperlipidemia Baca masing-masing pernyataan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. (B = Benar; S = Salah; TT = Tidak Tahu) NO. PERTANYAAN B S TT 1. Kayu manis terbagi dalam 3 genus yaitu : Cinnamomum burmanii,c.zeylanikum, C.casia. 2. Kayu manis adalah salah satu rempah yang banyak digunakan pada bahan makanan dan minuman. 3. Kayu manis memberi manfaat dalam pengobatan hiperlipidemia. 4. Kayu manis dapat mengurangkan kadar trigliserida, total kolesterol,glukosa darah dan meningkatkan kadar HDL. 5. Kayu manis mengandung zat cinnamaldehyde yang dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan mekanisme kerja memblokir enzim HMG Ko-A reduktase dalam menghasilkan kolesterol.

73 63 2) A.Kuesioner Sikap Mahasiswa Terhadap Kondisi Hiperlipidemia Baca masing-masing pernyataan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. (S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ;TP = Tidak Pasti) NO. PERTANYAAN S TS TP 1. Apabila kadar kolesterol dalam darah saya tinggi (hiperlipidemia) maka saya merasa perlu menjaga pola makan saya. 2. Pada kondisi hiperlipidemia, saya lebih suka memilih mengkonsumsi makanan kurang berlemak dibanding makanan yang berlemak. 3. Saya lebih cenderung memilih hobi seperti bermain gadget didalam rumah dibandingkan berolahraga diluar rumah meski mengetahui mengalami hiperlipidemia. 4. Saya hampir setiap hari mengkonsumsi berbagai jenis makanan siap saji. 5. Saya merasa tidak penting untuk berolaharga secara rutin. B.Kuesioner Sikap Mahasiswa Terhadap Efek Ekstrak Kayu Manis dalam Mengatasi Hiperlipidemia Baca masing-masing pernyataan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. (S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ;TP = Tidak Pasti) NO. PERTANYAAN S TS TP 1. Saya tahu konsumsi ekstrak kayu manis secara berlebihan meningkatkan risiko kanker. 2. Saya lebih suka mengkonsumsi ekstrak kayu manis seperti menambahkannya dalam minuman untuk menurunkan kadar kolesterol. 3. Saya suka mengkonsumsi ekstrak kayu manis secara berlebihan agar penurunan kadar kolesterol dapat cepat tercapai.

74 4. Saya akan menghentikan konsumsi ekstrak kayu manis apabila saya mengalami alergi seperti sesak napas,bercak kemerahan pada kulit dan sebagainya. 64 3) A.Kuesioner Perilaku Mahasiswa Terhadap Pencegahan dan Pengobatan Hiperlipidemia Baca masing-masing pertanyaan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. 1. Apakah anda melakukan olahraga dan mencegah terjadinya peningkatan kadar kolesterol? A.Ya B. Tidak 2. Apakah anda sering mengkonsumsi sayur dan buah untuk menjaga kesehatan (dalam mencegah hiperlipidemia)? A.Sering B.Jarang C.Tidak pernah 3. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan profil lipid? A.Ya B.Tidak 4. Seberapa sering anda melakukan pemeriksaan profil lipid? A.Dalam satu tahun B.Lebih dari satu tahun C.Tidak pernah 5. Apakah anda patuh dengan diet yang seimbang? A.Ya B.Tidak 6. Obat manakah dibawah ini yang menjadi pilihan utama dalam mencegah hiperlipidemia? A Statin B.Ezetimibe C.Resin

75 65 B.Kuesioner Perilaku Mahasiswa Penggunaan Ekstrak Kayu Manis dalam Mengatasi Hiperlipidemia Baca masing-masing pertanyaan yang tersedia, kemudian beri tanda centang ( ) pada kolom yang menurut anda paling tepat. 1. Apakah anda pernah konsumsi kayu manis? A.Ya B. Tidak 2. Apakah anda sering konsumsi ekstrak kayu manis? A Sering B.Jarang C. Tidak pernah 3. Bagaimana cara anda dalam menggunakan ekstrak kayu manis untuk mengatasi hiperlipidemia? A.Sebagai rempah B.Sebagai minuman C.Sebagai pil suplemen 4. Apakah anda konsumsi ekstrak kayu manis untuk menurunkan kolesterol? A.Ya B Tidak 5. Jika Ya,berapa lama anda konsumsi ekstrak kayu manis? A. Satu bulan B. Lebih dari satu bulan C. Kurang dari satu bulan

76 Lampiran E. Tabel Skoring Kuesioner 66 Nomor pertanyaan A1.1 ; A1.3 ; A1.4 ; A1.5 ; B1.1 ; B1.2 ; B1.3 ; B1.4 ; B1.5 A1. 2 A2.1 & A2.2 A2.3; A2.4 ; A2.5 B2.1 ; B2.2 ; B2.4 B2.3 A3.1 ; A3.3 ; A3.5 ; Pilihan jawaban Jika jawaban benar 2 Jika jawaban salah 0 Jika jawaban tidak tahu 1 Jika jawaban benar 0 Jika jawaban salah 2 Jika jawaban tidak tahu 1 Jika jawaban setuju 3 Jika jawaban tidak setuju 1 Jika jawaban tidak pasti 2 Jika jawaban setuju 1 Jika jawaban tidak setuju 3 Jika jawaban tidak pasti 2 Jika jawaban setuju 3 Jika jawaban tidak setuju 1 Jika jawaban tidak pasti 2 Jika jawaban setuju 1 Jika jawaban tidak setuju 3 Jika jawaban tidak pasti 2 Jika jawaban ya 1 skor B3.1 Jika jawaban tidak 0 A3.2 & B3.2 Sering 2 Jarang 1 Tidak pernah 0 A kali dalam satu tahun 2 Sekali dalam setahun 1 Tidak pernah 0 A3.6 Statin 3 Ezetimibe 2 Resin 1 B3.3 Sebagai rempah 1 Sebagai minuman 2 Sebagai supleman 3 B3.4 Satu bulan 2 Lebih dari satu bulan 3 Kurang dari satu bulan 1

77 67 Lampiran F Hasil Penelitian 1) Usia Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Missing System Total ) Jenis kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki Perempuan Total Missing System Total ) Indeks prestasi kumulatif IPK Semester Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 2,0-3, ,1-3, >3, Total Missing System Total

78 68 4) Riwayat keluarga Riwayat keluarga hiperlipidemia Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya Tidak Total Missing System Total ) Sikap Sikap Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid kurang sedang baik Total ) Pengetahuan Pengetahuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid KURANG SEDANG BAIK Total Missing System Total ) Perilaku perilaku Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid KURANG SEDANG BAIK Total Missing System Total

79 69 8) Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan usia Usia * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total kurang sedang baik Usia Count % of Total 0.0% 26.3% 51.3% 77.7% Count % of Total 0.0% 8.3% 13.8% 22.2% Total Count % of Total 0.0% 34.6% 65.1% 100.0% 9) Tabulasi silang sikap dengan usia Usia * SIKAP Crosstabulation SIKAP Total KURANG SEDANG BAIK Usia Count % of Total 0.0% 25.7% 50.0% 75.0% Count % of Total 0.0% 12.5% 12.5% 25.0% Total Count % of Total 0.0% 38.2% 62.5% 100.0% 10) Tabulasi silang perilaku dengan usia Usia * perilaku Crosstabulation perilaku Total KURANG SEDANG BAIK Usia Count % of Total 0.0% 41.6% 25.0% 76.5% Count % of Total 0.0% 22.2% 11.1% 23.5% Total Count % of Total 0.0% 63.8% 36.1% 100.0%

80 70 11) Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin Jenis Kelamin * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan kurang sedang baik Total Jenis Kelamin Laki-laki Count % of Total 0.0% 12.5% 51.3% 63.8% Perempuan Count % of Total 0.0% 5.5% 30.5% 36.1% Total Count % of Total 0.0% 18.0% 11.1% 100.0% 12) Tabulasi silang sikap dengan jenis kelamin Jenis Kelamin * SIKAP Crosstabulation SIKAP KURANG SEDANG BAIK Total Jenis Kelamin Laki-laki Count % of Total 0.0% 15.2% 27.7% 43.1% Perempuan Count % of Total 0.0% 44.4% 12.5% 56.0% Total Count % of Total 0.0% 59.6% 40.2% 100.0% 13) Tabulasi silang perilaku dengan jenis kelamin Jenis Kelamin * perilaku Crosstabulation perilaku KURANG SEDANG BAIK Total Jenis Kelamin Laki-laki Count % of Total 0.0% 30.9% 6.2% 42.0% Perempuan Count % of Total 0.0% 48.1% 3.7% 58.0% Total Count % of Total 0.0% 79.0% 9.9% 100.0%

81 71 14) Tabulasi silang pengetahuan dengan indeks prestasi kumulatif Indeks prestasi kumulatif * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan kurang sedang baik Total Indeks prestasi kumulatif 2,0-3,0 Count % of Total 0.0% 3.7% 1.2% 8.6% 3,1-3,5 Count % of Total 0.0% 48.1% 6.2% 64.2% >=3,6 Count % of Total 0.0% 21.0% 3.7% 27.2% Total Count % of Total.0% 72.8% 11.1% 100.0% 15) Tabulasi silang sikap dengan indeks prestasi kumulatif Indeks prestasi kumulatif * SIKAP Crosstabulation SIKAP KURANG SEDANG BAIK Total Indeks prestasi kumulatif 2,0-3,0 Count % of Total 0.0% 5.5% 4.1% 8.6% 3,1-3,5 Count % of Total 0.0% 19.4% 41.6% 64.2% >=3,6 Count % of Total 0.0% 11.1% 13.8% 27.2% Total Count % of Total 0.0% 36.0% 59.5% 100.0% 16) Tabulasi silang perilaku dengan indeks prestasi kumulatif Indeks prestasi kumulatif * perilaku Crosstabulation perilaku KURANG SEDANG BAIK Total Indeks prestasi kumulatif 2,0-3,0 Count % of Total 0.0% 8.3% 1.2% 8.6% 3,1-3,5 Count % of Total 0.0% 54.1% 8.6% 64.2% >=3,6 Count % of Total 0.0% 26.3% 0.0% 27.2% Total Count % of Total 0.0% 88.7% 9.9% 100.0%

82 72 17) Tabulasi silang pengetahuan dengan riwayat keluarga Riwayat keluarga * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Total kurang sedang baik Riwayat keluarga ada Count % of Total 0.0% 13.8% 26.3% 39.5% Tidak ada Count % of Total 0.0% 11.1% 48.6% 60.5% Total Count % of Total 0.0% 24% 74.9% 100.0% 18) Tabulasi silang sikap dengan riwayat keluarga Riwayat keluarga * SIKAP Crosstabulation SIKAP Total KURANG SEDANG BAIK Riwayat keluarga ada Count % of Total 0.0% 26.3% 13.8% 39.5% Tidak ada Count % of Total 0.0% 31.9% 27.7% 60.5% Total Count % of Total 0.0% 58.2% 41.% 100.0% 19) Tabulasi silang perilaku dengan riwayat perilaku Riwayat keluarga * perilaku Crosstabulation perilaku Total KURANG SEDANG BAIK Riwayat keluarga ada Count % of Total 0.0% 27.2% 3.7% 39.5% Tidak ada Count % of Total 0.0% 51.9% 6.2% 60.5% Total Count % of Total 0.0% 79.0% 9.9% 100.0%

83 73 Lampiran G. Hasil Uji Statistik Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted A A A A A B B B B B A A A A A B B B B A A A A A A B B

84 B B

85 75 Lampiran G.Data Induk Penelitian

86 76

87 77 Lampiran H. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari

Lebih terperinci

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat 1.1 Pengertian Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat herbal telah lama dipraktikkan di seluruh dunia. Diperkirakan sebanyak 75 80 % masyarakat di negara berkembang dan 25 % di negara maju menggunakan obat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lansia Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Manusia lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan penyebab utama aterosklerosis dan penyakit yang berkaitan dengan aterosklerosis, penyakit serebrovaskular iskemia, dan penyakit pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari fraksi lemak di dalam darah, seperti kolesterol, kolesterol ester,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi epidemik dalam dunia kesehatan. Cara hidup modern memicu faktor risiko PJK. PJK merupakan

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas normal. Low density lipoprotein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit penyebab kematian dan kesakitan pada masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran yaitu dari penyakit infeksi (penyakit menular) menjadi penyakit metabolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010 diketahui

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia (WHO, 2009). Hal tersebut tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut,

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarang Semut (Mymercodia pendens) a. Klasifikasi tanaman Divisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Lamiidae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Mymercodia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan peningkatan kadar kolesterol plasma, trigliserida, dan Low Density Lipoprotein, atau ketiganya, atau kadar High Density Lipoprotein yang rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan setelah mencapai usia dewasa. Secara alamiah seluruh komponen tubuh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal dasar dalam kehidupan manusia. Dengan kondisi yang sehat dan tubuh yang prima, manusia dapat melaksanakan proses kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern ini terutama di daerah perkotaan di Indonesia umumnya mempunyai gaya hidup kurang baik, terutama pada pola makan. Masyarakat perkotaan umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kolesterol tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Kolesterol merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia yang terjadi karena adanya suatu kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

Dislipidemia. Ema Rachmawati

Dislipidemia. Ema Rachmawati Dislipidemia Ema Rachmawati Kolesterol dan metabolisme lipoprotein Kolesterol Merupakan prekursor garam empedu dan hormon Dapat diperoleh dari makanan (eksogen) maupun sintesis de novo di hati (endogen)

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kelebihan kolesterol menjadi yang ditakuti sebagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis yaitu proses pengapuran dan pengerasan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang-orang bijaksana sering mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Sehat dan bugar adalah dua kunci yang sebaiknya dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyebab utama kematian, menurut estimasi para ahli badan kesehatan dunia (WHO), setiap tahun sekitar 50% penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada tahun 2012. Angka mortalitas ini mengalami peningkatan apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging dalam waktu singkat serta dapat mengkonversi ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram bobot

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aerobik Aerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyakbanyaknya. Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan modernisasi yang terus terjadi saat ini menyebabkan perubahan pola dan gaya hidup masyarakat indonesia terutama di daerah perkotaan. Perubahan

Lebih terperinci

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskular tumbuh menjadi masalah kesehatan yang dihadapi dunia sekarang ini. Ada beberapa faktor yang dapat dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular seperti makan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Perubahan tersebut terjadi karena derasnya arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai (Adeghate, et al., 2006). Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu

Lebih terperinci

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TI JAUA PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya didefinisikan dengan berat badan saja karena

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu

Lebih terperinci

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT Pendahuluan Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid merupakan lipid utama di tubuh Trigliserida didistribusikan ke dalam otot sebagai sumber energi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI Diproduksi Oleh: PJ. Sinar Sehat, Tasikmalaya Dibawah pengawasan Puslit Bioteknologi-LIPI Dipasarkan oleh: PT. Trubus Mitra Swadaya MONASTEROL Monascus

Lebih terperinci