PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT SKRIPSI"

Transkripsi

1 PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT SKRIPSI DINNA KHAIRUNISYAH NASUTION PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN

2 2 PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains DINNA KHAIRUNISYAH NASUTION PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN 2020

3 PERNYATAAN ORISINALITAS PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT SKRIPSI Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Desember 2020 Dinna Khairunisyah Nasution i

4 ii

5 PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY DAN PROJECTED UNIT CREDIT ABSTRAK Dana pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun. Adanya program dana pensiun ini mengakibatkan meningkatnya PNS setiap tahun. Meningkatnya PNS pensiun disebabkan karena faktor kematian, pensiun dipercepat (keluar), pensiun karena tidak bisa bekerja (cacat), dan pensiun normal. Dana pensiun ini dikeluarkan dari PT. TASPEN dengan menggunakan sistem Pay As You Go yang yang menyebabkan akumulasi pembiayaan dana sangat tergantung pada budget APBN. Dalam pendanaan pensiun perlu dilakukan perhitungan aktuaria yang meliputi normal cost dan actuarial liability. Perhitungan aktuaria dapat dilakukan dengan metode Projected Unit Credit (PUC) dan Metode Frozen Initial Liability (FIL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai iuran normal yang harus dibayarkan oleh setiap anggota program pensiun dengan suku bunga 8% adalah sebesar untuk metode FIL dan untuk metode PUC. Nilai kewajiban aktuaria sebesar untuk metode FIL dan untuk metode PUC. Sehingga pada metode Projected Unit Credit lebih baik karena perhitungan iuran dana pensiun bergantung pada masa kerja pegawai sedangkan Frozen Initial Liability bergantung pada kasus khusus atau keadaan pada situasi tertentu. Kata kunci : Frozen Initial Liability, Iuran Normal, Kewajiban Aktuaria, Pensiun, Projected Unit Credit iii

6 PENSION FUND FINANCING USING FROZEN I NITIAL LIABILITY METHOD AND PROJECTED UNIT CREDIT ABSTRACT Pension funds are legal entities that manage and operate pension programs that promise retirement benefits. The existence of this pension fund program resulted in an increase in civil servants every year. The increase in civil servant pensions is due to factors of death, accelerated retirement (leaving), pension due to inability to work (disability), and normal pensions. This pension fund is issued from PT. TASPEN by using the Pay As You Go system which causes the accumulation of fund financing is very dependent on the APBN budget. In pension funding, it is necessary to carry out actuarial calculations which include normal cost and actuarial liability. Actuarial calculations can be done using the Projected Unit Credit (PUC) method and the Frozen Initial Liability (FIL) method. This study aims to analyze the value of the normal contribution that must be paid by each member of the pension program with an interest rate of 8% in the amount of IDR 1,520,453, for the FIL method and IDR 754,429, for the PUC method. The value of actuarial liabilities is IDR 3,576, for the FIL method and IDR 2,209, for the PUC method. So that the Projected Unit Credit method is better because the calculation of pension fund contributions depends on the employee's tenure while Frozen Initial Liability depends on special cases or circumstances in certain situations. Keywords: Frozen Initial Liability, Normal Contribution, Actuarial Liabilities, Pension, Projected Unit Credit. iv

7 PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir berikut dengan judul Pembiayaan Dana Pensiun dengan Metode Frozen Initial Liability dan Projected Unit Credit. Begitu banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu rasa hormat dan terima kasih penulis ingin sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Syahriol Sitorus, M.IT selaku dosen pembimbing penulis yang senantiasa membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 2. Bapak Prof. Dr. Tulus, Vor.Dipl.Math.,M.Si.,Ph.D dan Bapak Dr.Suyanto, M.Kom selaku dosen pembanding penulis yang memberikan kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr.Suyanto, M.Kom selaku Ketua Departemen Matematika dan Bapak Drs. Rosman Siregar Sekretaris Departemen Matematika dan seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama menjalani pendidikan di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 4. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta seluruh staf pegawai dan juga staf administrasi yang ada di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 5. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis. Ayahanda Khairuddin Nasution, Ibunda Ramiaty Rahayu, serta saudara-saudara penulis Nurfitrah Khairiah Nasution, Siti Masitah Khairani Nasution, Dinda Fauziah Zahra dan Fatih Zidan AL-Kalifi yang selalu mendukung keputusanku serta keluarga yang lain yang selalu memberi dukungan doa dan materil serta motivasi kepada penulis. 6. Terimakasih untuk keluarga saya di Organisasi IMKUBIK yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Serta v

8 7. untuk adinda Rani Mardayanti, Regia Septi, dan Tika Afryantika yang turut membantu dan memberi semangat selama proses penulisan. 8. Terimakasih untuk rekan belajar serta sahabat saya Sintya Surya Ningsih, Siti Ramadhani, Syafinatun Nazariah Lubis, Fransisca Nadeak, Dea Sulfa, Fini Ardiani, Maharani, Firza Yunara, Hafiza Balqis, Mutia Rachma Dan Nisa Rangkuti yang sangat membantu dalam mengerjakan skripsi, memberikan warna keceriaan saat saya sedang mengerjakan tugas akhir, dan selalu memberikan motivasi kepada penulisan tugas akhir ini. 9. Terimakasih untuk kakanda Mussandingmi dan kakanda Rahmadani yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi dan memberikan motivasi kepada penulisan tugas akkhir ini. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dalam kesempatan berikutnya. Medan, Desember 2020 Dinna Khairunisyah Nasution vi

9 DAFTAR ISI Halaman PENGESAHAN TUGAS AKHIR i ABSTRAK ii ABSTRACT iii PENGHARGAAN iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pensiun Dana Pensiun Fungsi Program Pensiun Jenis-Jenis Program Pensiun Tujuan Dana Pensiun Jenis-Jenis Manfaat Pensiun Pembayaran Manfaat Pensiun Tabel Mortalita Anuitas Anuitas Seumur Hidup Endowment Murni Anuitas Berjangka Anuitas Ditunda 16 vii

10 2.4 Fungsi Dasar Aktuaria Fungsi Tingkat Bunga Fungsi Gaji Fungsi Manfaat Metode Perhitungan Aktuaria Metode Accrued Benefit Cost Metode Projected Benefit Cost Iuran Normal Metode Frozen Initial Liability Metode Projected Unit Credit Kewajiban Aktuaria Present Value of Future Benefit (PVFB) Present Value of Normal Cost (PVNC) Metode Frozen Initial Liability Metode Projected Uunit Credit 28 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Data Analisi Data 30 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Asumsi Aktuaria Tabel Perhitungan Perhitungan dan Analisis Metode Frozen Initial Liability Metode Projected Uunit Credit Analisis Hasil Perhitungan 61 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran 68 DAFTAR PUSTAKA 70 LAMPIRAN 72 viii

11 DAFTAR TABEL Nomor Tabel Judul Halaman 2.2 Manfaat Pensiun Perhitungan nilai dan Perhitungan Nilai dan Perhitungan Nilai dan Perhitungan Nilai dan Perhitungan Nilai dan Iuran normal FIL Iuran normal PUC Kewajiban Aktuaria PUC Kelebihan dan kekurang FIL dan PUC Hasil Kondisi masing-masing kasus FIL dan PUC 66 ix

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Diagram waktu untuk PVFB dengan ( Diagram watu PVFB untuk Iuran Normal Frozen Initial Liability Kewajiban Aktuaria Frozen Initial Liability Iuran Normal Projected Unit Credit Kewajiban Aktuaria Projected Unit Credit Iuran Normal kasus 1 FIL dan PUC Iuran Normal kasus 2 FIL dan PUC Iuran Normal FIL dan PUC Kewajiban Aktuaria FIL dan PUC 64 x

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Judul Halaman 1 Daftar Peserta Program Pensiun PT. Taspen Persero KCU Semarang 72 2 Tabel Mortalita tahun Total Gaji ( dan 77 4 Perhitungan Tabel Mortalita tahun Perhitungan dan dengan menggunaan metode FIL 85 6 Perhitungan dan dengan metode FIL 87 xi

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan pada hari tua merupakan suatu hal yang sangat didambakan bagi seorang pekerja. Perencanan program hari tua merupakan bagian dari program dana pensiun. Program dana pensiun merupakan salah satu bentuk perencanaan untuk menjamin kelangsungan hidup pada masa pensiun. Program pensiun dapat memberikan rasa aman akan kelangsungan hidup pegawai setelah tidak aktif lagi serta menciptakan kesejahteraan dan ketenangan bagi pegawai di hari tua yang akan datang. Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun (Wahab, 2001). Sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam rangka menciptakan kesejahteraan pekerja pada hari tua maka ditetapkan Undang-undang no 11 tahun 1992 tentang dana pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai. Permasalahan pensiun di Indonesia terutama bagi PNS menjadi beban bagi pemerintah dapat kita lihat dari data peningkatan PNS tahun 2010 hingga prediksi tahun 2020 menurrut Badan Kepegawaian (2019) yaitu pada tahun 2010 total pensiunan PNS hanya orang, naik menjadi orang di tahun 2011, lalu sedikit mengalami penurunan sekitar 4.56% sampai di tahun 2015 total pensiun mencapai , dan data terakhir di tahun 2016 sebanyak orang. Jika dibandingkan jumlah pensiunan PNS di tahun 2010 dengan jumlah pensiunan di tahun 2016, terjadi kenaikan sebesar orang atau %. Data dari Direktorat Pengolahan Data BKN dilihat dari tanggal lahir PNS menunjukkan prediksi pensiun PNS akan terus meningkat, meskipun di tahun 2017 mengalami sedikit penurunan sebanyak orang. Kemudian mengalami peningkatan kembali di tahun 2018 menjadi orang, sebanyak orang di tahun 2019 dan sebanyak orang ditahun Pengelolaan dana pensiun tidak diarahkan secara berkelanjutan, dimana sistem dana pensiun dikelola dengan sistem Pay As You Go yang menyebabkan akumulasi pembiayaan dana sangat tergantung pada budget APBN, dapat kita lihat dari surat BUMN No.S-547/MBU/08/2018 dimana jumlah APBN yang digunakan 1

15 2 untuk dana pensiun yaitu sebesar Rp bertambah menjadi Rp dan penambahannya dilakukan dengan akta notaris pada tanggal 13 september 2018 hal ini menyebabkan pembayaran pensiun PNS 100% tergantung pada APBN dari tahun 2009 hingga sekarang, yang tentunya akan membebani keuangan negara. Futami (1993) penyebab terjadinya peningkatan jumlah pegawai PNS pensiun yaitu karena faktor kematian, pensiun dipercepat (keluar), pensiun karena tidak bisa bekerja (cacat), dan pensiun saat usia pensiun, serta kematian yang terjadi pada saat masih aktif bekerja sehingga dibayarkan uang pensiun janda/dudanya. Pensiun yang dibayarkan bagi peserta yang telah mencapai usia pensiun disebut dengan manfaat pensiun normal (winklevoss 1993). Zul Alfikri et al. (2020) meneliti bahwa manfaat pensiun ditetapkan dengan kesepakatan pegawai, sedangkan iuran normal dan kewajiban aktuaria belum diketahui dan manfaat pensiun yang diterima masing-masing pegawai berbeda maka iuran normalnya juga berbeda. Permasalahannya yaitu bagaimana besarnya iuran yang akan dibayarkan kepada setiap pegawai apabila manfaat yang diperoleh setiap pegawai berbeda-beda pada masa pensiun berdasarkan faktor kematian, pensiun dipercepat (keluar), pensiun karena tidak bisa bekerja (cacat) dan pensiun saat sudah masuk usia pensiun, serta kematian yang terjadi pada saat masih aktif bekerja sehingga dibayarkan uang pensiun janda/dudanya. Oleh karena itu diperlukan metode perhitungan aktuaria untuk menganalisis permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan metode Frozen Initial Liability dan Projected Unit Credit. Metode Projected Unit Credit adalah membagi total manfaat pensiun pada usia pensiun dengan total masa kerja menjadi satuan unit manfaat pensiun yang kemudian dialokasikan ke setiap tahun selama masa kerja, sedangkan Metode Frozen Initial Liability merupakan metode pendanaan yang berdasarkan peserta atau kelompok tertentu dengan mengasumsikan bahwa besarnya iuran yang akan dibayarkan oleh peserta kelompok adalah sama. Program pensiun diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Program Iuran Pasti dan Program Manfaat Pasti. Pada Program Iuran Pasti, iuran ditetapkan di awal sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan pada Program Manfaat Pasti, besar iuran dihitung dengan rumus tertentu dan tidak pasti (wahab, 2001).

16 3 Mussandingmi et al. (2016) meneliti besar biaya dana pensiun menggunakan metode Attained Age Normal dan Projected Unit Credit menunjukkan besar iuran normal menggunakan metode Projected Unit Credit terus meningkat seiring dengan pertambahan gaji yang diterima. Sedangkan untuk Attained Age Normal besarnya sama untuk tiap tahunnya pada seorang pegawai. Penelitian ini membahas program pensiun yang manfaat pensiunnya ditentukan berdasarkan pada faktor kematian, pensiun dipercepat (keluar), pensiun karena tidak bisa bekerja (cacat) dan pensiun saat sudah masuk usia pensiun, serta kematian yang terjadi pada saat masih aktif bekerja sehingga dibayarkan uang pensiun janda/dudanya. Setelah diketahui besar manfaat pensiun yang akan diberikan kepada peserta harus dihitung iuran normal dan kewajiban aktuaria karena keduanya merupakan inti dari perhitungan pembiayaan pensiun. Iuran normal adalah iuran tiap tahunan yang dibayarkan pada setiap masa tahun kerja peserta sedangkan kewajiban aktuaria besarnya dana program pensiun yang seharusnya telah terkumpul untuk pembayaran manfaat pensiun yang akan datang. Berdasarkan uraian sebelumnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembiayaan Dana Pensiun Dengan Metode Frozen Initial Liability dan Projected Unit Credit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menentukan besarnya iuran yang akan dibayarkan kepada setiap pegawai dan menganalisis hasil iuran normal dan kewajiban aktuaria apabila manfaat yang diperoleh setiap peserta pensiun berbeda pada masa pensiun yang disebabkan karena kematian, pensiun dipercepat (keluar), pensiun karena tidak bisa bekerja (cacat), dan pensiun pada usia normal dengan menggunakan metode Frozen Initial Liability, dan Projected Unit Credit.

17 4 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulisan tugas akhir ini dibatasi oleh : 1. Data yang digunakan adalah data Pegawai Negeri Sipil peserta pensiun PT.TASPEN (Persero) KCU Medan tahun Batas usia pensiun normal yang digunakan 60 tahun 3. Proporsi dari gaji yang disiapkan untuk manfaat pensiun sebesar 2.5% dari gaji selama bekerja 4. Tabel Mortalita yang digunakan tabel mortalita indonesia tahun 2011 dari dewan asuransi indonesia dengan tingkat suku bunga sebesar 8%. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Menentukan dan menganalisis besarnya iuran normal dan kewajiban aktuaria yang harus dibayarkan kepada peserta dana pensiun dengan metode Frozen Initial Liability dan Projected Unit Credit 1.5 Manfaat Penlitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memudahkan peserta dana pensiun dalam menghitung seberapa besar dana pensiun yang harus dibayarkan untuk memenuhi manfaat pensiun normal 2. Memberikan sumbangan pemikiran berupa informasi kepada perusahaan dana pensiun dengan menganalisis metode Frozen Initial Liability dan projected unit credit yang akan menguntungkan bagi peserta program pensiun dan perusahaan dana pensiun.

18 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pensiun Terdapat beragam pengertian mengenai pensiun. Menurut Undang-Undang No 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Janda/Duda Pegawai dinyatakan bahwa pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya yang telah bertahun-tahun mengabadikan dirinya kepada Negara. Sedangkan menurut Sutarto (2008), Pensiun kurang lebih bermakna sebagai purnabakti, tugas selesai dan berhenti. Secara singkat pensiun dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak lagi bekerjanya seseorang dikarenakan selesainya masa tugas Dana pensiun Dana Pensiun merupakan wadah untuk menyimpan tabungan dan asuransi pensiun yang merupakan tabungan jangka panjang.menurut Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Bab 1 Pasal 1, terdapat dua jenis dana pensiun, yakni Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan pogram pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dana pensiun pemberi kerja umumnya digunakan oleh perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang cenderung besar. Dana pensiun ini dapat menambah nilai tambah bagi perusahaan. 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri

19 6 yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Dana pensiun lembaga keuangan umumnya digunakan oleh perusahaan yang memiliki karyawan yang sedikit. Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bak atau perusahaan untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (PPIP). Penyelenggaraan dana pensiun dilakukan dalam bentuk program yaitu program pensiun. Program pensiun menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.11 tahun 1992 tentang Dana pensiun Bab I pasal 1 adalah program pensiun yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya. Program pensiun dibagi menjadi dua yaitu program pensiun iuran pasti (PPIP) dan program pensiun manfaat pasti (PPMP). Menurut Undang-Undang No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengamanatkan empat BUMN antara lain: PT Taspen (Persero), PT Jamsostek (Persero), PT Askes (Persero) dan PT Asabri untuk menerapkan prinsip-prinsip SJSN. Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS yang mengubah PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan Fungsi Program Pensiun Program pensiun merupakan program yang memberikan penghasilan kepada pnerima pensiun setiap bulan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasajasanya mengabdi pada negara.menurut Undang-undang dana pensiun No.11 tahun 1992, Program pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya. Program pensiun memiliki tiga fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Asuransi Penyelenggaraan program pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya program asuransi. Hal ini dikaenakan program pensiun memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Sebagai contoh, apabila peserta program pensiun mengalami musibah ataupun meninggal dunia yang mengakibatkan terputusnya pendapatan maka peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjikan atas beban dana pensiun.

20 7 2. Fungsi Tabungan Program pensiun bertugas untuk mengumpulkan dana yang merupakan dana terakumulasi dari iuran peserta. Sehingga iuran tersebut diperlakukan sebagai tabungan. Selanjutnya, iuran tersebut akan dikelola dan dikembangkan oleh dana pensiun. Pada saat peserta memasuki usia pensiun (umumnya 60 tahun keatas) atau di awal pensiun, dana yang terkumpul tadi akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta. 3. Fungsi Pensiun Program pensiun dikatakan memiliki fungsi pensiun karena peserta akan diberikan kesinambungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa pensiun. Tujuan program pensiun (Imam Sudjono, 1999): a. Mendapatkan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk membiayai pembangunan, salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan sumbersumber dana pembangunan. b. Meningkatkan pendapatan dari pendapatan dasar (fee based income) bank, akumulasi dana yang tersimpan pada pendiri akan menghasilkan bunga dana merupakan pendapatan di samping itu pendiri juga memperoleh pendapatan provinsi apabila mengelola Dana Pensiun Lembaga Keuangan. c. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung peningkatan taraf hidup Jenis-Jenis Program Pensiun Menurut Wahab (2001), terdapat dua jenis program pensiun, yaitu Program Iuran Pasti (Defined Contribution Pension Plan) dan Program Manfaat Pasti (Defined Benefit Pension Plan) : 1. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Pension Plan) Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang besar iurannya telah ditetapkan dalan Peraturan Dana Pensiun. Sedangkan besar manfaat pensiun bergantung dari besar akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sampai

21 8 seorang peserta berhenti bekerja yang kemudian harus dibelikan anuitas dari Perusahaan Asuransi Jiwa. 2. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Pension Plan) Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun yang manfaat pensiunnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Sedangkan besar iuran pemberi kerja dari waktu ke waktu tidak pasti jumlahnya, bergantung dari cakupan dana untuk memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun Tujuan Dana Pensiun Menurut Wahab (2001), tujuan dibentuk Dana Pensiun dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu : 1. Bagi Pemberi Kerja Jika dipandang dari sisi pemberi kerja, tujuan penyelenggara Dana Pensiun adalah sebagai berikut: a. Kewajiban moral Perusahaaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak dapat dipandang sebelah mata sebagai faktor produksi. Karyawan yang sudah memasuki masa pensiun tidak dapat dilepas begitu saja. Perusahaan masih memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk mengikuti atau membentuk sendiri Dana Pensiun untuk para karyawannya. b. Loyalitas Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan keamanan yang diterima oleh karyawan. c. Kompetisi pasar tenaga kerja Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Dengan tawaran manfaat

22 9 yang kompetitif bagi para karyawan, perusahaan akan dapat mempertahankan karyawan yang berkualitas. 2. Bagi Karyawan Jika dipandang dari sisi karyawan, tujuan penyelenggaraan Dana Pensiun adalah sebagai berikut: a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang Karyawan mengharapkan mendapatkan jaminan ekonomis karena terdapat penghasilan yang ia terima memasuki masa pensiun. Harapan ini akan mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produktif. b. Kompensasi yang lebih baik Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa ia nikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja. Dengan adanya Dana Pensiun bagi karyawan akan mengurangi kerawanan sosial. Kondisi tersebut merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan kestabilan negera. 3. Bagi Masyarakat Adanya Dana Pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpul dana yang bersumber dari iuran dan hasil pembangunan. Terbentuknya akumulasi dana yang bersumber dari dalam negeri tersebut dapat membiayai pembangunan nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat Jenis-Jenis manfaat pensiun Manfaat pensiun berdasarkan penyebab pensiunnya dibagi menjadi empat yakni: 1. Manfaat Pensiunan (Retirement Benefit) Terdapat dua kategori dari manfaat pensiunan yakni manfaat pensiun normal dan manfaat pensiun dipercepat. Manfaat normal adalah manfaat pensiun yang diperoleh akibat pensiun sesuai dengan usia pensiun yang telah ditetapkan dana pensiun. Sedangkan manfaat pensiun dipercepat adalah manfaat pensiun yang diperoleh lebih cepat dari usia pensiun normal atau yang biasa disebut pensiun dini, usia yang diperbolehkan untuk pensiun dini juga diatur oleh dana pensiun. Biasanya seorang pekerja dapat pensiun lebih awal jika memenuhi persyaratan khusus.

23 10 2. Manfaat Pensiun Mengundurkan Diri (Vested Benefit) Manfaat pensiun mengundurkan diri adalah manfaat pensiun yang diperoleh akibat berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal atau pensiun dini. Sesuai UU No. 11 Tahun 1992, manfaat pensiun pengunduran diri akan ditunda hingga memasuki usia pensiun. 3. Manfaat Pensiun Cacat (Disability Benefit) Dalam pensiun akibat kecacatan tidak ada syarat usia dan masa kerja minimum karena pekerja yang mengalami cacat dianggap tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dan berhak menperoleh manfaat pensiun. Perhitungan manfaat pensiun cacat dihitung dengan manfaat pensiun normal, atau dengan kata lain masa kerja pensiun akibat cacat dianggap sama dengan masa kerja pensiun normal. Namun perhitungan dana pensiun ditentukan pada saat pekerja mengalami kecacatan. 4. Manfaat Pensiun Kematian (Death Benefit) Manfaat pensiun kematian diberikan kepada janda/duda dari pekerja yang meninggal pada saat aktif bekerja. Jenis manfaat pensiun Syarat Tabel 2.1 Manfaat Pensiun Manfaat pensiun Manfaat pensiunan (retirement benefit) Manfaat pensiun mengundurkan diri (vested benefit) Manfaat pensiun cacat (disability Pensiun normal: Usia 65 Pensiun dini : Usia 55 dan 10 tahun masa kerja Diberikan penuh setelah 5 tahun masa kerja Usia 40 tahun dan 10 tahun masa kerja 1.5% dan rata-rata gaji 5 tahun terakhir per tahun masa kerja. Dibayarkan setelah pensiun. Pengurangan secara aktuaria berlaku untuk penisun dini Akumulasi penghasilan berdasarkan rata-rata gaji selama bekerjaa dan masa kerja saat pengunduran diri. Dibayar saat usia 65 tahun (usia pensiun normal) Akumulasi penghasilan tidak dikurangi dan pembayaran dilaukan sesegera mungkin

24 11 benefit) Manfaat pensiun kematian (death benefit) 5 tahun masa kerja 50% dari aumulasi penghasilan, dibayarkan seumur hidup kepada janda/duda saat usia pensiun dini Pembayaran Manfaat Pensiun Cara pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Pembayaran sekaligus (lump sum) 2. Pembayaran secara berkala (annuity) Sulit untuk menentukan cara pembayaran mana yang lebih baik, karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat tersebut. Dalam keadaan inflasi, orang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat dengan cara sekaligus, karena nilai uang yang diterima sekarang tentu lebih tinggi daripada waktu yang akan datang. Selain itu, manfaat yang diterima secara lump sum dapat dipakai untuk melakukan usaha yang memberikan hasil secara kontinu. Diperhatikan dari persepsi ekonomi makro, pemberian manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi karena sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan segera sehingga tidak ada sisa untuk investasi. Indonesia memperlakukan sistem pembayaran secara berkala (annuity) baik perusahaan swasta maupun milik negara. Kebijakan ini sesuai dengan UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Metode pembiayaan program pensiun terdapat dua cara yaitu: 1. Pay As You Go Metode pay as you disebut current cost method, pemberi kerja hanya membiayai manfaat pensiun seseorang peserta begitu diperlukan diluar gaji terakhir. Metode ini kurang konservatif karena tidak ada dana yang terhimpun dari awal yang berasal dari iuran. Kelebihan metode ini adalah pemberi kerja tidak diharuskan menginvestasikan dana dalam suatu dana pensiun atau perusahaan asuransi jiwa. Beberapa program pensiun pemerintah atau lembaga semi pemerintahan yang menggunakan metode pay as you go tetap memelihara cadangan atau pendanaan yang jumlahnya tidak ditetapkan secara aktuaria. Ciri-ciri metode ini adalah:

25 12 tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun, manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan, serta pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha. 2. Funding System Funding system adalah metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta dan pemberi kerja. Penghimpunan dana dilakukan agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang. Sumber pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program pensiun maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan menjadi peserta, pada umumnya pada saat karyawan menjadi karyawan tetap pada suatu perusahaan. Metode pendanaan dibedakan dalam dua bentuk yaitu: a. Single Premium Funding Pendanaan berdasarkan metode single premium atau disebut juga unit benefit method adalah biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu ditentukan dengan menggunakan faktor anuitas untuk menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta, setelah memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk suatu tahun merupakan satu unit manfaat yang besarnya, misalnya 2% dari gaji tahun tersebut (career average) atau 2% dari gaji rata-rata terakhir yang (final average) atau sebesar Rp per bulan (flat benefit). b. Level Premium Funding Metode level premium adalah metode pendanaan yang dirancang untuk menghindari kenaikan biaya pensiun, yang terjadi pada saat usia peserta semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penetapan tingkat premi tahunan (yang dinyatakan dalam rupiah per pegawai atau sebagai persentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. 2.2 Tabel Mortalita

26 13 Mortalita merupakan suatu pemikiran dasar yang digunakan untuk memprediksikan pola kematian yang akan ditunjukkan oleh sekelompok individu (Promislow 2015: 39). Perhitungan peluang hidup seseorang pada penelitian ini berdasarkan Tabel Mortalita Indonesia tahun Seseorang dinyatakan berhenti bekerja karena empat hal yaitu mengundurkan diri, tidak bisa bekerja (cacat), kematian, dan pensiun. Peluang seseorang akan tetap bekerja selama satu tahun dikarenakan banyak penyebab (multiple decrement) dalam hal ini empat penyebab sama dengan perkalian komplemen untuk setiap penyebabnya. Peluang seorang peserta program pensiun aktif yang berusia x akan tetap bekerja adalah (Winklevoss, 1993): ( )( )( )( ) (2.1) Atau dapat ditulis: (2.2) Total banyaknya pekerja berusia x yang meninggalkan masa kerja aktif sepanjang tahun yang dinotasikan oleh dan didefinisikan sebagai perkalian antara banyaknya orang yang tetap bekerja pada usia x dengan peluang orang yang tidak bekerja selama satu tahun (Anita,2016): (2.3) Persaman (2.3) dapat juga dilihat sebagai total penyebab dari populasi aktif, yang nilainya sama dengan jumlah dari masing-masing penyebab yaitu: ( ) (2.4) Dengan bertambahnya usia, jumlah pekerja yang masih aktif akan mengalami pengurangan, dalam penghitungan dana pensiun diasumsikan jumlah pekerja tidak mengalami perubahan hingga semua berhenti bekerja, sehingga dapat ditulis: ( )

27 14 (2.5) Persamaan 2.3 disubstitusikan ke persamaan 2.5 maka diperoleh: ( ) (2.6) Untuk mempermudah dalam perhitungan tabel mortalitas, dipergunakan simbolsimbol perhitungan sebagai berikut : (2.7) (2.8) 2.3 Anuitas Anuitas adalah representasi dari sebuah fungsi yang menggambarkan kombinasi antara fungsi bertahan hidup dengan fungsi bunga (Winkleoss, 1993). Anuitas dapat juga didefinisikan sebagai serangkaian pembayaran yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu selama masih hidup (Bowers, 1997). Sedangkan menurut (Kellison,1991) anuitas didefinisikan sebagai serangkaian pembayaran yang dilakukan pada waktu interval yang sama. Anuitas memiliki banyak jenis tergantung dasar yang digunakan. Anuitas dibedakan menjadi dua, yaitu anuitas tentu (certainannuity) dan anuitas hidup (life annuity). Pada anuitas tentu pembayaran dilakukan secara berkala

28 15 selama jangka waktu tertentu dan tanpa syarat. Sedangkan, anuitas hidup adalah pembayaran berkala yang dikaitan dengan hidup matinya seseorang. Pembayaran pensiun, premi asuransi merupakan contoh dari anuitas hidup. Sebagai contoh pembayaran pensiun diberhentikan jika orang yang memiliki anuitas telah meninggal. Berdasarkan jangka waktu pembayarannya, anuitas hidup dibagi menjadi anuitas seumur hidup, endowment, anuitas berjangka, dan anuitas ditunda Anuitas Seumur Hidup Menurut Futami (1993), anuitas seumur hidup adalah serangkaian pembayaran yang dilakukan selama tertanggung masih hidup. Berdasarkan cara pembayarannya, anuitas seumur hidup dibagi menjadi dua yaitu, anuitas awal seumur hidup dan anuitas akhir seumur hidup. Pembayaran bisa dilakukan tiap awal tahun yang disebut anuitas awal seumur hidup maupun dilakukan tiap akhir tahun yang disebut anuitas akhir seumur hidup. Anuitas awal seumur hidup digunakan karena pembayaran dilakukan setiap awal periode kepada peserta program pensiun setiap awal periode hingga peserta meninggal. Pembayaran pertama dilakukan saat pertama masuk kerja hingga usia sehingga nyata bahwa peserta program pensiun masih hidup sehingga peluangnya adalah 1. Nilai anuitas awal seumur hidup sebagai berikut: (2.9) Untuk memperoleh nilai anuitas awal subtitusikan Persamaan (2.9) ke dalam persamaan berikut ini: maka diperoleh

29 16 (2.10) Endowment Murni Endowment murni adalah suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir suatu jangka waktu tertentu bagi seseorang tertentu bila dia hidup mencapai akhir jangka waktu tersebut. Bila orang tersebut meninggal sebelum akhir jangka waktu tersebut maka tidak ada pembayaran sama sekali (Sembiring,1986). Nilai tunai suatu endowment murni yang dikeluarkan bagi seseorang yang berusia x selama jangka waktu n tahun dinyatakan dengan simbol ini meninggal sebelum berusia pembayaran, tetapi jika ia mencapai usia pembayaran. n E. Jika orang x n tahun maka ia tidak akan menerima x n tahun maka akan menerima x (2.11) Anuitas Berjangka Anuitas berjangka adalah anuitas hidup dimana pembayarannya dilakukan pada suatu jangka waktu tertentu. Anuitas hidup berjangka akhir dengan jangka waktu tahun dinotasikan dengan, sedangkan anuitas hidup berjangka awal dinotasikan dengan (Futami,1993). ( ) ( )

30 17 ( ) ( ) ( ) (2.12) Anuitas Ditunda Anuitas ditunda adalah anuitas yang ditunda pembayarannya selama beberapa tahun misalnya m tahun, sedangkan pembayarannya dapat berlangsung selama seumur hidup atau hanya dalam jangka waktu tertentu. Anuitas dibedakan menjadi dua macam yaitu anuitas seumur hidup ditunda dan anuitas berjangka ditunda. 1. Anuitas Seumur Hidup Ditunda Nilai tunai anuitas awal seumur hidup bagi seseorang berusia pembayaran ditunda selama tahun adalah. Sedangkan nilai tunai anuitas akhir seumur hidup bagi seseorang berusia pembayaran ditunda selama tahun adalah. Maka adalah :. (2.13) Sedangkan adalah :.

31 18 (2.14) 2. Anuitas Berjangka Ditunda Nilai tunai anuitas awal berjangka tahun bagi seseorang berusia pembayaran ditunda tahun adalah. Sedangkan nilai tunai anuitas akhir berjangka tahun bagi seseorang berusia pembayaran ditunda tahun adalah. Maka adalah :. Sedangkan adalah : (2.15). (2.16) 2.4 Fungsi Dasar Aktuaria Fungsi dasar aktuaria merupakan seluruh fungsi yang mendasar untuk mendukung proses perhitungan aktuaria. Fungsi-fungsi dasar aktuaria yang digunakan dalam perumusan penentuan pensiun antara lain fungsi kelangsungan hidup, fungsi tingkat suku bunga, fungsi gaji, fungsi manfaat dan fungsi anuitas Fungsi Tingkat Suku Bunga (Interest Function) Fungsi tingkat suku bunga digunakan untuk mengurangi pembayaran yang akan datang. Jika i adalah tingkat bunga pada tahun ke t, untuk t = 1,2,,. Nilai sekarang dari satuan uang dalam n tahun sebagai berikut (Winklevoss,1993): i i i

32 19 i i (2.17) Keterangan: = nilai sekarang dari satu satuan uang dalam waktu n tahun = tahun i = besar tingkat suku bunga Fungsi Gaji (Salary Function) Gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik yang dilakukan pemberi kerja terhadap pekerjanya yang dinyatakan dalam kontrak kerja. Gaji dapat dihitung dengan suatu formula tertentu dengan mempertimbangkan kenaikan gaji dan masa kerja. Formula ini disebut dengan fungsi kenaikan gaji. Bila adalah gaji per bulan seorang pekerja yang berusia dan adalah akumulasi gaji mulai usia bekerja hingga usia 1, dengan, total gaji mulai dari bekerja hingga tahun perhitungan adalah sebagai berikut (Winklevoss, 1993: 38): (2.18) Untuk menghitung besar gaji peserta program dana pensiun pada usia dengan besar gaji pertama ( ) dan kenaikan gaji i adalah (Winklevoss, 1993: 38): (2.19) masing-masing menunjukkan nilai skala gaji pada usia dan. Menurut Aitken (1994), jika peserta memperoleh peningkatan gaji sebesar per tahun, maka besar gaji peserta saat berusia t, berdasarkan gaji pada usia adalah: (2.20) Sehingga gaji terakhir peserta sebelum pensiun adalah:

33 20 (2.21) Keterangan: = gaji peserta pada saat berusia = gaji peserta pada saat berusia = tingkat kenaikan gaji (%) Fungsi Manfaat (Benefit Function) Fungsi manfaat dipakai untuk menentukan jumlah manfaat yang dibayarkan pada saat peserta pensiun, pemutusan pribadi, cacat, dan kematian. Menurut Futami (1993), terdapat tiga jenis rumus manfaat yang sering digunakan dalam program pensiun manfaat pasti, yaitu berdasarkan gaji terakhir, rata-rata gaji selama bekerja dan rata-rata gaji selama tahun terakhir setelah diperoleh manfaat pensiun, dapat dicari pula nilai sekarang manfaat pensiun atau Present Value of Future Benefits. 1. Gaji terakhir Metode penghitungan Manfaat Pensiun dilihat dari gaji terakhir adalah menentukan manfaat pensiun berdasarkan gaji terakhir yang didapat peserta sebelum pensiun. Peserta yang berusia, mulai menjadi peserta pada usia, dan pensiun pada usia, besar Manfaat Pensiun pada usia adalah: (2.22) Keterangan: = Manfaat Pensiun yang terhimpun mulai dari usia masuk sampai usia pensiun = Proporsi dari gaji yang dipersiapkan untuk Manfaat Pensiun = Gaji terakhir satu tahun sebelum pensiun Menurut Futami (1993), jika diketahui gaji pada usia sekarang sebesar dan tingkat kenaikan gaji tiap tahun sebesar, maka besar Manfaat Pensiunnya dapat dihitung dengan mensubstitusikan Persamaan (2.24) ke dalam (2.25), sehingga diperoleh: (2.23) 2. Rata-rata gaji selama bekerja

34 21 Menurut Futami (1993), metode penghitungan Manfaat Pensiun menurut rata-rata gaji selama bekerja, gaji yang digunakan adalah total gaji dari usia masuk sampai gaji terakhir sebelum pensiun. Maka besar manfaat pensiunnya adalah: (2.24) 3. Rata-rata gaji selama tahun terakhir Menurut Futami (1993), penghitungan manfaat pensiun menurut rata-rata gaji selama tahun terakhir (Final Average Salary atau FAS) adalah cara menentukan manfaat pensiun berdasarkan penghasilan dari peserta selama jangka waktu yang ditentukan. Misalkan melambangkan banyaknya tahun yang akan dihitung rata-rata gajinya, dan adalah proporsi dari gaji yang dipersiapkan untuk Manfaat Pensiun. Maka besar manfaat pensiunnya adalah : (2.25) 4. Nilai Sekarang Manfaat Pensiun Menurut Winklevoss (1993), nilai sekarang manfaat pensiun atau Present Value of Future Benefit adalah nilai saat sekarang pada tanggal perhitungan aktuaria dari manfaat pensiun yang dibayarkan di masa yang akan datang, yang dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria. Misalkan seorang peserta berusia yang mulai bekerja pada usia, dan pensiun di usia, dimana, maka nilai sekarang manfaat pensiun adalah : (2.26) Keterangan: = nilai sekarang (usia ) manfaat pensiun (usia ) = Manfaat pensiun yang terhimpun mulai dari usia masuk sampai usia pensiun

35 22 = nilai tunai anuitas awal seumur hidup bagi seseorang berusia = faktor diskonto selama tahun = peluang seseorang berusia akan hidup paling sedikit ( ) tahun 2.5 Metode Perhitungan Aktuaria Tujuan pokok dari pendanaan suatu program pensiun adalah menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban Dana Pensiun. Besar dan cara pendanaan suatu program pensiun dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai metode perhitungan aktuaria (Actuarial Cost Method). Aktuaris harus memilih metode perhitungan yang sesuai pula dengan keadaan Dana Pensiun yang bersangkutan, khususnya yang berkaitan dengan likuiditas, keamanan dan stabilitas pendanaan jangka panjang. Aktuaris harus menggunakan Metode Perhitungan Aktuaria yang sama dalam menentukan Kewajiban dan besar Iuran Normal (SPA-DP No. 1.02). Dari berbagai metode perhitungan aktuaria yang ada dapat dikelompokkan dalam menjadi dua metode besar. Kelompok tersebut adalah Accrued Benefit Cost Method dan Projeted Benefit Cost Method (SPA-DP No. 302). Salah satu metode yang ada pada Accrued Benefit Cost Method adalah Projected Unit Credit dan salah satu metode Projeted Benefit Cost Method adalah Frozen Initial Liability yng merupakan pengembangan dari metode Entry Age Normal Metode Accrued Benefit Cost Metode Perhitungan Aktuaria yang tergolong dalam kelompok ini ditandai dengan pembagian total manfaat pensiun yang dapat menjadi hak seorang peserta bila bekerja sampai usia pensiun normal dengan jumlah masa kerja yang telah dan akan dijalaninya sejak mulai bekerja sampai usia pensiun normal tersebut. Dengan kata lain, total manfaat pensiun yang diharapkan menjadi haknya pada usia pensiun normal dibagi menjadi unit-unit manfaat pensiun yang dialokasikan ke setiap tahun masa kerja. Dengan mengacu pada proses pembagian total manfaat pensiun menjadi unitunit dan mengkreditkan unit-unit tersebut ke setiap tahun masa kerja, metode-metode yang tergolong dalam Accrued Benefit Cost Method lazim pula disebut sebagai Unit

36 23 Credit Actuarial Cost Method. Accrued Benefit Cost Method terdiri dari dua metode, yaitu : Metode Projected Unit Credit Dalam penerapannya metode Accrued Benefit Cost dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan asumsi tingkat kenaikan gaji. Metode Projected Unit Credit merupakan metode Accrued Benefit Cost yang menggunakan asumsi tingkat kenaikan gaji. Pada dasarnya metode Projected Unit Credit sama dengan metode Traditional Unit Credit, kecuali dalam metode ini digunakan asumsi tingkat kenaikan gaji Metode Projected Benefit Cost Metode perhitungan aktuaria yang digolongkan sebagai Projected Benefit Cost Method diterapkan dengan terlebih dahulu menetapkan nilai sekarang, pada tanggal tertentu, dari total manfaat pensiun yang dapat menjadi hak seorang peserta bila bekerja sampai usia pensiun normal. Nilai sekarang total manfaat pensiun tersebut kemudian dialokasikan ke tiap-tiap masa kerja mulai dari tanggal tersebut di atas sampai dengan tanggal tercapainya usia pensiun normal. Bagian dari nilai sekarang total manfaat pensiun yang dialokasikan untuk satu tahun masa kerja, khususnya setelah tanggal perhitungan aktuaria, menjadi iuran normal menurut metode ini. Kewajiban masa kerja lalu, apabila ada, adalah bagian dari nilai sekarang total manfaat pensiun yang dialokasikan pada masa kerja sebelum tanggal perhitungan aktuaria. Metode perhitungan aktuaria yang digolongkan kelompok Projected Benefit Cost Method menggunakan tanggal perhitungan aktuaria sebagai penetapan nilai sekarang total manfaat pensiun dan mengalokasikan seluruh nilai sekarang tersebut pada masa kerja setelah tanggal perhitungan aktuaria. Metode ini diterapkan menggunakan asumsi tingkat kenaikan gaji/ penghasilan dasar pensiun. metode perhitungan aktuaria yang termsuk dalam kelompok Projected Benefit Cost Method adalah : Metode Frozen Initial Liability Metode Frozen Initial Liability (FIL) ialah salah satu metode pendanaan program pensiun yang merupakan adaptasi dari metode Entry Age Normal. Metode ini digunakan untuk menghitung besarnya pendanaan pensiun pada suatu grup atau

37 24 kelompok tertentu dengan mengasumsikan bahwa besarnya iuran yang akan dibayarkan oleh setiap anggota kelompok adalah sama meskipun setiap anggota kelompok mendapatkan nilai manfaat yang berbeda-beda pada masa pensiunnya. Pada metode ini dimungkinkan untuk adanya kasus khusus yaitu adanya anggota kelompok yang keluar dari sistem pendanaan pensiun sebelum program pensiun berakhir, sehingga pada praktiknya akan dimungkinkan terjadinya perubahan pendanaan pensiun pada suatu waktu tertentu. 2.6 Iuran Normal Iuran normal atau normal cost adalah iuran yang diperlukan dalam satu tahun untuk mendanai bagian dari nilai sekarang manfaat pensiun yang dialokasikan pada tahun berjalan sesuai dengan metode perhitungan aktuaria yang digunakan. Menurut Winklevoss (1993), persamaan iuran normal manfaat pensiun seorang peserta berusia x secara umum dirumuskan sebagai berikut : (2.27) Keterangan: = Iuran normal pada usiax dengan usia pensiun r = Manfaat pensiun saat peserta berusia x = Nilai tunai anuitas awal seseorang hidup pada saat usia pensiun normal = Faktor diskonto dari usia x sampai usia r = Peluang seseorang berusia x akan tetap bekerja hingga usia Pensiun normal (r) Pada umumnya Iuran normal digunakan untuk melunasi sepanjang masa kerja, dimana bentuk dari pelunasan tersebut tergantung dari metode perhitungan aktuaria yang digunakan. Iuran normal yang dibayarkan peserta pada usia masuk peserta e tahun sampai usia pensiun r tahun nilainya akan sama dengan manfaat yang diterima peserta pada usia masuk peserta e tahun,sehingga diperoleh persamaan: (2.28)

38 Metode Frozen Initial Liability Iuran normal atau sering juga disebut Normal Cost (NC) ialah nilai pembayaran yang diterima dari peserta yang dimulai sejak usia masuk kerja. Iuran normal pada metode ini merupakan sejumlah uang yang dibayarkan sama setiap tahunnya, yaitu sebesar ( )t = untuk setiap t dan harus dapat mencukupi pembayaran manfaat pensiun di masa yang akan datang. Namun apabila terjadi suatu kasus tertentu yaitu terdapat peserta yang keluar dari sistem pendanaan sebelum waktu pensiun, maka akan terjadi perubahan iuran normal di mana nilainya akan disesuaikan dengan pembayaran manfaat pensiun yang tersisa. Besarnya iuran normal untuk setiap anggota dalam suatu kelompok menggunakan metode FIL dirumuskan sebagai berikut: (2.29) Keterangan: = iuran normal yang dibayarkan individu j pada waktu t dengan j adalah individu yang merupakan anggota peserta pensiun dari himpunan anggota = himpunan anggota peserta pensiun pada waktu t = manfaat pensiun untuk individu j yang pensiun pada usia y tahun = nilai pada umur y dari anuitas hidup yang dibayarkan setiap bulan sebesar satuan = jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun pada waaktu t Bukti:

39 26 (2.30) Karena metode ini terdiri atas n orang di dalam satu kelompok asumsi dapat dirumuskan kembali sebagai berikut:, maka dengan (2.31) Metode Projected Unit Credit Menurut Winklevoss (1993), iuran normal dengan metode Projected Unit Credit adalah nilai manfaat pensiun pensiun berdasarkan masa kerja tahun tersebut. Pada perhitungan iuran normal metode ini terlebih dahulu ditentukan nilai b x nya. b x merupakan besarnya manfaat pensiun pada saat peserta berusia x, maka : b x = k (1 + s) r-1-x s x b x = k (1 + s) r-1-x s x b x = (2.32) Sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung iuran normalnya sebagai berikut: = = (2.33) 2.7 Kewajiban Aktuaria Kewajiban aktuaria (Actuarial Liability) digunakan untuk mendiskripsikan pengadaan cadangan secara matematika dalam asuransi jiwa. Dalam Pernyataan Standar Akutansi Keungan (PSAK) No. 18 dijelaskan bahwa kewajiban aktuaria adalah nilai sekarang pembayaran manfaat pensiun yang akan dilakukan dana pensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

40 Present Value of Future Benefit (PVFB) Nilai sekarang manfaat pensiun atau Present value of future benefit (PVFB) adalah nilai sekarang dari manfaat pensiun yang secara berkala akan diterima peserta program pensiun saat peserta memasuki usia pensiun. Nilai sekarang manfaat pensiun pada usia hitung tahun dan usia pensiun tahun dinotasikan dengan ( ), dirumuskan sebagai berikut (Winklevoss, 1993): (2.34) Dan dapat diilustrasikan dengan diagram berikut: Gambar 2.1 Diagram waktu untuk PVFB dengan ( ) Persamaan diatas dapat dibuktikan, Misalkan W adalah peubah acak diskrit yang menyatakan nilai sekarang dari anuitas awal sebesar yang dibayarkan ketika seorang peserta program pensiun memasuki masa pensiun dan masih hidup. Dan w adalah banyaknya tahun sebelum meninggal yang akan dijalani oleh peserta berusia, maka W dapat diilustrasikan dengan diagram berikut: Gambar 2.2 Diagram watu PVFB untuk Secara matematis W dapat dirumuskan sebagai berikut: (2.35) Keterangan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabungan dan Asuransi Pensiun Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT (STUDI KASUS : PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA SEMARANG) SKRIPSI Disusun Oleh : MUSSANDINGMI ELOK

Lebih terperinci

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Application of Projected Unit Credit Method And The Entry Age

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE ACCRUED BENEFIT COST PADA PENDANAAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH 24010211130052 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Dana Pensiun Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Di sisi lain,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh :

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh : PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : ADITYAWAN WIDI NUGROHO NIM : J2E 008 001 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM PENGHITUNGAN MANFAAT DAN IURAN PESERTA PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 505-514 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 47-54 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penghitungan Manfaat dan Iuran Peserta Program Dana Pensiun dengan Metode Projected Unit Credit dan Individual Level Premium pada PT Taspen

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN Chrisna Sandy 1, Sudarwanto 2, Ibnu Hadi 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137 A. PENDAHULUAN Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternative untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminan kesejahteraan tersebut memungkinkan karyawan untuk memperkecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan serta menjaga kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus dapat menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang Abstrak Program dana pensiun merupakan salah satu faktor pendorong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang akan membantu pembaca dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang akan dibahas pada bab ini adalah probabilitas,

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN DANA PENSIUN A Dictionary of Banking (1983): Pension Fund atau Dana Pensiun berarti suatu bentuk investasiyang dikelola perusahaan/pemberi kerja dengan membayar

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pembebanan aktuaria merupakan kewajiban bagi aktuaris untuk menghitung dana pensiun bagi peserta program pensiun. Aktuaris perlu menghitung iuran pensiun, kewajiban aktuaria,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Matematika Aktuaria yang dibimbing oleh Dr. Isnani Darti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pada era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembang sedemikian rupa. Sejalan dengan meningkatnya masyarakat yang memiliki pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pensiun Pensiun sejauh ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih. Para pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara mereka sepanjang

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 14-21 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN Lia Jenita 1, I Nyoman Widana 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa pensiun merupakan masa dimana seorang pegawai sudah tidak aktif lagi di pekerjaanya. Masa pensiun tidak hanya terjadi karena seorang pegawai telah mencapai batas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki pendapatan karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan) adalah suatu upaya

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN

Lebih terperinci

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT Puteri Ressiana Dewi Achmad, Rini Marwati, Fitriani Agustina Departemen Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 2(A) 12202 Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Yuli Andriani, Des Alwine Z., dan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2014), hal 77-82 PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 24 30 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan di masa tua. Semua orang selalu berusaha untuk meningkatkan penghasilan pribadi. Penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Setiap pegawai memiliki batasan waktu usia untuk bekerja sesuai

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun disetujui dalam Rapat Komite

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA

PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA 1108405009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT

Lebih terperinci

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Agustina Siregar 1, Johannes Kho 2, Aziskhan 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai penghidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai penghidupan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pensiun dan Program Pensiun 1. Pengertian Pensiun Pensiun adalah suatu penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Perhitungan Program Pendanaan Pensiun Manfaat Pasti Menggunakan Metode Benefit Prorate Calculation Of Pension Benefits Program Funding Will Benefit Using Prorate 1

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya YTKI, 10 Juli 2008 infocenter@dayamandiri.co.id http://www.dayamandiri.co.id Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Diskusi Interaktif: Strategi Mengendalikan Risiko Keuangan DAYAMANDIRI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian BAB II KAJIAN TEORI A. Probabilitas Teorema 2.1 (Walpole, 1992) Probabilitas menunjukan suatu percobaan mempunyai hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi,

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Oleh : Tubagus Syafrial, FSAI, FLMI, MBA PT. Binaputera Jaga Hikmah Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta 31 Agustus 2005 1 PSAK NO. 24 (REVISI 2004) TENTANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB Retirement Planning Irni Rahmayani Johan, SP, MM Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB 1 Perencanaan Pensiun dalam perencanaan keuangan pribadi Dana Tujuan Keuangan Mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Joint Life Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan gabungan dari dua faktor atau lebih, misalnya suami-istri, orang tua-anak dan lain

Lebih terperinci

Sekilas tentang Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun Jakarta, 20 Agustus 2009 Yang terhormat, Para Peserta Dana Pensiun Seluruh Karyawan ABFI Institute Perbanas Di Jakarta Dalam rangka melaksanakan amanat dari Pemberi Kerja/Yayasan Pendidikan Perbanas untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini asuransi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh pemerintah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01, No. 1 (2012), hal 41 46. PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Nurmailis, Neva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asuransi Asuransi menurut Undang Undang Indonesia nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa Asuransi atau pertanggungan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA NORMAL PROGRAM PENSIUN USIA NORMAL DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL (PERCENT DOLLAR)

PERHITUNGAN BIAYA NORMAL PROGRAM PENSIUN USIA NORMAL DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL (PERCENT DOLLAR) PERHITUNGAN BIAYA NORMAL PROGRAM PENSIUN USIA NORMAL DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL (PERCENT DOLLAR) 1 1 Tenaga Pengajar Program Studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria Program Vokasi UI Abstrak - Setiap

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI

PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting dalam pembangunan nasional. Dalam pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja memiliki peranan yang penting. Tenaga kerja

Lebih terperinci

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun mengatur berbagai

Lebih terperinci

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan. ASURANSI JAMINAN SOSIAL Pihak-pihak yang sepakat utk mengumpulkan uang - money (menbentuk dana - fund) yang akan digunakan untuk member santunan atas suatu kejadian yang membawa dampak buruk. Bersama-sama,

Lebih terperinci

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Pengertian pengaruh menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;849) yaitu Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia kini tidak stabil dengan naik turunnya nilai dolar Amerika, harga bahan pangan, bahan bakar, angkutan, dsb. Tentu perusahaan harus

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS

PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN MANFAAT PENSIUN BULANAN DI DANA PENSIUN TELKOM (DAPENTEL)

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN MANFAAT PENSIUN BULANAN DI DANA PENSIUN TELKOM (DAPENTEL) SISTEM INFORMASI PENGAJUAN MANFAAT PENSIUN BULANAN DI DANA PENSIUN TELKOM (DAPENTEL) Irman Hariman, S.T., M.T 1, Metta Nurul Melinda 2 Konsentrasi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teori Dana Pensiun 1. Pengertian Dana Pensiun Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola

Lebih terperinci

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN Oleh : PT. BINAPUTERA JAGA HIKMAH Jakarta, 24 November 2006 1 MATERI PRESENTASI I. PENDAHULUAN II.

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Hotel Harris Resort, Kuta, 10 Agustus 2007 Steven Tanner Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Dana Pensiun Sebagai Lembaga Penyelenggara Program Pensiun Untuk Kesejahteraan Hari Tua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Landasan Teori Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN

MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : Alwin Rianto Kurniawan NIM : 20804001

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar sesuatu yang dilakukakan dapat terlaksana dengan baik. Prosedur adalah rangkaian kegiatan yang telah

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id 0. Konsep Dasar Kematian merupakan kejadian random yang mengandung dampak finansial. Prinsip fundamental yang mendasari dapat diilustrasikan dengan contoh berikut. Misalkan seorang laki laki ingin mengambil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Pensiun Definisi Program Pensiun

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Pensiun Definisi Program Pensiun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Pensiun 2.1.1 Definisi Program Pensiun Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun didefinisikan bahwa program pensiun adalah

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA ISSN 0000-0000 AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA Sutjipto Ngumar *) ABSTRAK Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja, tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN SISTEM PENGOLAHAN DANA PENSIUNAN PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh ERIKO SINAGA NIM 1205092235 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan perubahan budaya tampak begitu terasa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini. Begitu banyaknya perubahan interaksi sosial dalam masyarakat. Kalau pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana 5 BAB 2 LANDASAN TEOR 2.1 Dana Pensiun Pemberi Kerja Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku

Lebih terperinci

ANUITAS LAST SURVIVOR

ANUITAS LAST SURVIVOR Jurnal MIPA 39 (1) (2016): 70-77 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm ANUITAS LAST SURVIVOR UNTUK KASUS TIGA ORANG TERTANGGUNG D P Sari, Jazwinarti Jurusan Matematika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION PERANCANGAN DAN ANALISIS PERHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM BERBASIS MOBILE APPLICATION Rino Fitriyanto, Ro fah Nur Rachmawati, Derwin Suhartono Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Dana Pensiun (Pension Fund)

Dana Pensiun (Pension Fund) Dana Pensiun (Pension Fund) Dana pensuin adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (UU No.11 tahun 1992). Dana pensiun adalah dana yang secara khusus dihimpun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas

Lebih terperinci

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis PENSION & EXIT SYSTEM Prodi Administrasi Bisnis Pemberhentian Pemberhentian Undang Undang Keinginan Perusahaan Keinginan Karyawan Kontrak kerja berakhir Kesehatan karyawan Meninggal dunia Perusahaan dilikuidasi/bangkrut

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross BAB III PEMBAHASAN A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross Dalam perkembangan ekonomi, suku bunga konstan dianggap kurang efektif, maka diperlukannya model yang bisa memprediksi

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE

PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE E-Jurnal Matematika Vol. 5 3), Agustus 2016, pp. 98-102 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN CADANGAN PREMI DENGAN METODE PREMIUM SUFFICIENCY PADA ASURANSI JIWA SEUMUR HIDUP JOINT LIFE Ni Putu Mirah Permatasari 1,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

SKRIPSI APLIKASI METODE ACCRUED BENEFIT UNTUK BERBAGAI PROGRAM PENSIUN: NORMAL, DIPERCEPAT, DITUNDA, DAN CACAT

SKRIPSI APLIKASI METODE ACCRUED BENEFIT UNTUK BERBAGAI PROGRAM PENSIUN: NORMAL, DIPERCEPAT, DITUNDA, DAN CACAT SKRIPSI APLIKASI METODE ACCRUED BENEFIT UNTUK BERBAGAI PROGRAM PENSIUN: NORMAL, DIPERCEPAT, DITUNDA, DAN CACAT Yemima Claudia Devianti NPM: 2014710005 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

Mengenal. Dana Pensiun

Mengenal. Dana Pensiun Mengenal Dana Pensiun Definisi dan Istilah Pensiun Program Pensiun: Program yang menjanjikan pembayaran sejumlah uang secara berkala setelah peserta berhenti bekerja karena mencapai usia pensiun Dana Pensiun:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun Prinsip dari Dana

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun Prinsip dari Dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dasar hukum Dana Pensiun diatur dalam Undang-undang Republik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA OLEH: DIREKTUR PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN Jakarta, 4 Desember 2014 DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275

PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275 PERBANDINGAN NILAI TEBUS DAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA KONTINU Asri Nurul Fajriani 1, Djuwandi 2, Yuciana Wilandari 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275 ABSTRAK

Lebih terperinci

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Joko (bukan nama sebenarnya) baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 55 dan pensiun dari perusahaan tempat dia mengabdikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 SI SDM Subsistem Benefit Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution). Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit). Manfaat Fleksibel

Lebih terperinci

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia Disampaikan Oleh : Drs. Wahyu Widodo, MM Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang pesat pada abad ke-20 berdampak positif pada pembangunan di bidang ekonomi yang ditandai oleh munculnya

Lebih terperinci

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

S y S x. Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio S y dapat diskala kembali.

S y S x. Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio S y dapat diskala kembali. Bab 2 Landasan Teori 2. Fungsi Salary Jika suatu program pensiun mengkaitkan salary dalam menentukan besarnyabene t pensiun ataupun kontribusinya, maka sangat diperlukan suatu asumsi untuk dapat mengestimasi

Lebih terperinci

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN U M U M Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN Dana Pensiun berperan sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang di dunia ini siapapun dia ingin mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera. Banyak orang kemudian berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang

Lebih terperinci