BAB II KERANGKA TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai rujukan untuk penelitian ini, penelitian terdahulu pertama adalah penelitian yang berjudul Media Baru, Visi Khalayak Aktif, dan Urgensi Literasi Media, penelitian ini dilakukan oleh Puji Rianto pada Peneliti melihat kehadiran media baru sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan, hal ini karena dalam media baru, pengguna membutuhkan literasi pada teknologi karena untuk mengakses media baru diperlukan ponsel pintar, dan pengguna media baru juga harus paham tentang dasar literasi pada media cetak (Rianto, 2016, p. 90). Dalam penelitian ini, teori yang digunakan oleh peneliti adalah uses and gratification, teori ini digunakan oleh penulis untuk menjawab rasa ingin tahu penulis tentang penggunaan media baru oleh audience sesuai dengan visi khalayak aktif pada teori uses and gratification. Peneliti berasumsi bahwa menurut teori uses and gratification pengguna akan menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya saja dan bagi peneliti hal tersebut dapat membawa pengguna terjebak dalam kekeliruan karena pada umumnya, kebutuhan sesuai dengan nilai dan ideologi yang dimiliki oleh pengguna, dalam penelitian ini, peneliti juga mendiskusikan peran literasi media. 10

2 Peneliti menggunakan teknik studi observasi partisipasi dalam grup WhatsApp untuk melihat gambaran penggunaan media baru dalam interaksi sosial yang dilakukan di dunia sosial mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuatnya ideologi seseorang pada suatu hal membuat ia fokus mencari dan membagikan informasi dalam bentuk artikel berita sesuai dengan yang ia yakini saja dan tidak menyikapi informasi tersebut dengan kritis, sehingga mereka tidak bisa mendeteksi informasi yang sumbernya tidak valid dan hal ini ditemukan dalam grup tersebut. Relevansi penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah pentingnya literasi media. Perbedaan penelitian selanjutnya jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya terletak pada teori atau konsep yang digunakan, pada penelitian sebelumnya, yang menjadi acuan utama adalah teori uses and gratification, dan tidak mendalami pembahasan tentang peran literasi media dalam penggunaan media baru. Padahal dalam judulnya tertulis urgensi literasi media, sedangkan peneliti selanjutnya akan menjadikan literasi media dan informasi sebagai konsep utama untuk membahas literasi media dan informasi. Dengan menggunakan konsep literasi media dan informasi sebagai konsep utama, peneliti bisa mengetahui tingkat literasi media dan informasi Generasi Z, hal ini karena terdapat dimensi untuk mengukur literasi media dan informasi dan apabila tingkat literasi sudah diketahui oleh peneliti, maka peneliti bisa melihat apakah ada pengaruh tingkat literasi media dan informasi masyarakat usia tersebut dengan kemampuan memproses informasi di media. Penelitian 11

3 kedua berjudul Pendidikan Literasi Digital di Kalangan Usia Muda di Kota Bandung, penelitian ini dilakukan oleh Cecep dan Hana Silvana pada tahun Penelitian ini membahas tentang bagaimana program pendidikan dan pelatihan literasi digital pada usia muda dapat memberikan kemampuan literasi digital dalam penggunaan media sosial di kalangan muda (Silvana & Cecep, 2018, p. 148). Berdasarkan data milik Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) 85% pengguna media sosial di Indonesia terhubung dengan facebook dan 65 juta orang menggunakan media sosial setiap harinya dan pendidikan media bertujuan mengembangkan pemahaman kritis dan partisipasi aktif bagi anak muda. Sehingga pengguna media, dalam hal ini anak muda dapat menafsirkan dan menilai informasi yang ada di media, sehingga anak muda mampu untuk menjadi produser media. Pelatihan literasi media akan membantu masyarakat menjadi seseorang yang kritis dalam menyikapi informasi yang mereka terima. Di era kemudahan memproleh informasi ini, anak muda rentan terkena dampak dari penggunaan media sosial. Masyarakat perlu diberikan edukasi terkait aturan penggunaan media sosial, dan hal ini berkaitan dengan literasi media karena apabila masyarakat memiliki pemahaman yang buruk tentang literasi media, bisa menimbulkan dampak yang negatif. Dampak tersebut bisa memengaruhi psikologis anak dan remaja yang rentan menghina orang lain, mudah terpengaruh oleh komentar buruk yang ada di media sosial, bahkan sampai menimbulkan depresi. 12

4 Konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah literasi digital. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari informan yang diwawancara belum memiliki cukup media literate dan peneliti juga mengatakan bahwa pendidikan literasi digital untuk literasi merupakan hal penting untuk dilakukan, mengingat usia muda rentan dalam mengonsumsi media. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, karena kami memiliki kriteria responden yang sama, yaitu anak muda sehingga penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, namun peneliti selanjutnya akan membahas literasi media dan informasi kalangan anak muda. Kelebihan penelitian selanjutnya jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode yang digunakan, peneliti selanjutnya menggunakan metode kuantitatif dengan survei sebagai teknik pengambilan data, apabila peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan mengambil data menggunakan survei, maka hasil tentang tingkat literasi media dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya lebih terwakilkan. Hal ini, karena usia yang menjadi sampel peneliti berdasarkan data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), yang menyebutkan bahwa Generasi Z merupakan pengguna internet terbanyak (Maharrani, 2019) dan sampel peneliti yang berjumlah 400, berdasarkan penghitungan menggunakan rumus slovin. Penelitian ketiga berjudul Media Literasi Bagi Digital Natives: Perspektif Generasi Z di Jakarta. Penelitian ini ditulis oleh Ranny Rastati dan 13

5 dipublikasikan pada Penelitian ini ditujukan oleh generasi z, karena generasi z sudah lahir saat internet sudah hadir, jadi peneliti menganggap bahwa generasi z adalah generasi internet (Rastati, 2018, p. 60). Pada tahun 1990 internet sudah mulai masuk ke Indonesia, dan terus berkembang sampai hari ini, kehadiran internet memberi manfaat bagi penggunanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 143,26 juta jiwa atau sebesar 54,68% dan pengguna internet paling banyak didominasi oleh kelompok usia tahun, melihat data yang dipaparkan pengguna internet terbanyak di Indonesia adalah digital natives. Digital natives adalah orang-orang yang lahir sebelum teknologi ditemukan, penulis mengibaratkan digital natives sebagai orang yang paham dengan kehadiran internet tanpa harus mencari tahu tentang bagaimana menggunakannya terlebih dahulu, berbeda dengan digital immigrants. Penelitian yang dilakukan oleh Ranny akan fokus pada model edukasi publik bagi para digital natives. Generasi Z didefinisikan sebagai generasi yang erat dengan teknologi serta mereka menggunakan teknologi untuk terhubung dengan masyarakat lain, Generasi Z merupakan generasi yang hidup berdampingan dengan media sosial, mereka menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan. Peneliti mengatakan bahwa belum banyak yang melakukan penelitian terhadap generasi z terkait dengan literasi media, penelitian ini dilakukan karena 14

6 penggunaan media sosial yang dilakukan oleh Generasi Z harus dibarengi dengan literasi media. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif, peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara, informan berjumlah 12 dengan komposisi enam perempuan dan enam laki-laki yang berusia tahun, profesi mereka adalah mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, saat ditanya terkait mengecek ulang informasi yang diperoleh sebelum dibagikan, dua dari 12 informan menjawab bahwa mereka akan mengecek informasi yang diterima sebelum dibagikan, karena mereka tahu konsekuensi yang akan diperoleh apabila tidak melakukan hal tersebut. Selebihnya, responden menggunakan media sosial untuk berbagi aktivitas sehari-hari dan menggunkan media sosial berdasarkan motif hiburan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi tentang literasi media dibutuhkan oleh digital natives untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam menggunakan media sosial dan sosialisasi terkait literasi media akan efektif apabila disampaikan dengan materi yang mudah dipahami, menarik, dan mudah diakses oleh Generasi Z seperti di media sosial. Relevansi penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah kami samasama membahas pentingnya peran literasi media bagi Generasi Z, kelebihan penelitian selanjutnya adalah pembahasan tentang literasi media tidak berhenti di sosialisasinya saja, namun bagaimana literasi media akan diaplikasikan dalam memproses informasi yang ada di media. Penelitian keempat berjudul 15

7 New Media Literacy and Media Use Among University Student in Malaysia. Perkembangan teknologi menciptakan perubahan masyarakat dalam mengonsumsi informasi, banyak dari mereka yang mengonsumsi informasi melalui media sosial, kemudahan yang ditawarkan oleh media kepada masyarakat yang mengonsumsi media dapat memengaruhi dan mengubah persepsi masyarakat tentang pandangan mereka terhadap dunia, oleh karena itu literasi media dibutuhkan di era serba digital ini, selain itu, literasi media dibutuhkan mengingat masalah yang hadir di era digital ini adalah banyaknya peredaran informasi palsu, kemudian media sosial juga memungkinkan masyarakat untuk mengonsumsi, menciptakan, dan membagikan konten media yang bisa menyebarkan informasi yang menyesatkan demi keuntungan pribadi (Shin & Zanuddin, 2019, p. 469). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk menguji level atau tingkat literasi media pada mahasiswa di sebuah universitas di Malaysia, kemudian mengukur perbedaan literasi media baru lintas faktor demografis, dan juga menguji hubungan antara penggunaan media dan literasi media baru. Konsep yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah literasi media baru, dan konsep tersebut digunakan untuk mengukur level literasi media pada mahasiswa universitas di Malaysia. Metode yang digunakan oleh kedua peneliti tersebut adalah survei dengan responden sejumlah 130 orang di sebuah universitas di Malaysia, yang berusia tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi media pada mahasiswa dengan rentang usia tahun berada di level menengah, 16

8 dan jika melihat berdasarkan hasil survei dari penelitian ini, tidak ada perbedaan signifikan dalam literasi media baru berdasarkan faktor demografis. Namun tujuan penggunaan media sosial antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, kemudian semakin sering masyarakat menggunakan media baru, maka semakin tinggi kemampuan untuk membuat dan berbagi konten media. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya adalah, kami memiliki pembahasan yang sama, yaitu literasi media, selain itu metode yang kami gunakan juga memiliki kesamaan sehingga penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya. Kemudian, peneliti sebelumnya menyarankan untuk memperbanyak jumlah sampel, karena dengan jumlah dan karakteristik sampel yang dimiliki peneliti sebelumnya tidak general dan peneliti juga menyarankan untuk memperluas sampel dari mahasiswa ke masyarakat umum. Perbedaan yang dimiliki oleh penelitian sebelumnya dengan penelitian selanjutnya terletak pada jumlah responden, jumlah responden peneliti sebelumnya adalah 130 mahasiswa di salah satu universitas di Malaysia, dan jumlah responden peneliti selanjutnya adalah 400 berdasarkan perhitungan dengan rumus slovin, dan peneliti memiliki keragaman responden, jika melihat Generasi Z yang menjadi fokus peneliti. Penelitian terdahulu terakhir berjudul Hubungan Tingkat Literasi Media dan Informasi dengan Kompetensi Sebagai Warga Negara Aktif pada Siswa SMA di Tangerang. Penelitian yang disusun oleh Levana Florentia pada 2019 ini 17

9 membahas tentang pentingnya peran literasi media dan informasi dalam partisipasi aktif warga negara, tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui tingkat literasi media dan informasi siswa SMA di Tangerang, kedua untuk mengetahui tingkat kompetensi kewarganegaraan siswa SMA di Tangerang, dan terakhir untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat literasi media dan informasi dengan kompetensi kewarganegaraan pada siswa SMA di Tangerang (Florentia, 2019, p. 7). Semakin berkembangnya zaman, masyarakat semakin sering masyarakat menghabiskan waktunya untuk menonton televisi, menggunakan internet, mendengarkan radio, membaca koran, dan juga majalah. Berdasarkan data milik Nielsen, penggunaan internet mengalami peningkatkan tertinggi. Peningkatan penggunaan internet ini juga dipengaruhi oleh kemudahan masyarakat dalam mengakses internet saat ini. Kenaikan penggunaan internet juga dibarengi oleh akses terhadap media yang tinggi. Akses media yang tingi perlu dibarengi dengan kemampuan literasi media, dan untuk memperoleh hal tersebut diperlukan pendidikan literasi media dan informasi. Literasi Media dan Informasi (LMI) digagas oleh UNESCO dengan menggabungkan ketiga literasi seperti, literasi media, literasi digital, dan juga literasi informasi. Di Indonesia sendiri, pendidikan literasi media dan informasi belum banyak diterapkan, Indonesia lebih umum dengan pendidikan literasi yang terbagi ke dalam tiga bagian yang sudah disebutkan di atas. Dengan adanya LMI, masyarakat diharpakan bisa mendukung pemerintahan yang baik dan juga bertanggung jawab. Kompetensi 18

10 kewarganegaraan ini diperlukan untuk demokrasi suatu negara, karena demokrasi juga harus diimbangi dengan partisipasi masyarakat. Dalam penelitian ini, objek yang menjadi penelitian peneliti adalah siswa SMA di Tangerang, tujuan pemilihan siswa SMA ini adalah untuk mencari tahu apakah guru yang menerima pelatihan LMI sudah bisa memberi kurikulum yang tepat kepada siswanya? Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat eksplanatif dan metode yang digunakan adalah survei. Survei dilakukan kepada 465 siswa di berbagai sekolah di Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi media dan informasi adalah 7.27 dan memiliki klasifikasi tinggi, kemudian tingkat kompetensi kewarganegaraan juga masuk ke dalam klasifikasi yang tinggi dengan angka 7.10, dan terdapat hubungan antara tingkat literasi media dan informasi dengan kompetensi kewarganegaraan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian selanjutnya terletak di kesamaan konsep yang digunakan yaitu literasi media dan informasi, kesamaan konsep ini akan membantu peneliti dalam melihat indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat literasi media dan informasi responden. Selain itu, kemampuan literasi media dan informasi saat ini diperlukan karena masyarakat saat ini mengakses berbagai macam media untuk memperoleh informasi, dan literasi media dan informasi ini membawa masyarakat untuk bersikap kritis. Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu 19

11 Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevansi Penelitian Media Baru, Visi Khalayak Aktif, dan Urgensi Literasi Media Pendidikan Literasi Digital di Kalangan Usia Muda di Kota Bandung Media Literasi Bagi Digital Natives : Perspektif Generasi Z di Jakarta New Media Literacy and Media Use Among University Student in Malaysia Kuatnya ideologi seseorang pada suatu hal membuat ia fokus mencari dan membagikan informasi dalam bentuk artikel berita sesuai dengan yang ia yakini saja dan tidak menyikapi informasi tersebut dengan kritis, sehingga mereka tidak bisa mendeteksi informasi yang sumbernya tidak valid dan hal ini ditemukan dalam grup tersebut. Informan yang diwawancara belum memiliki cukup media literate dan peneliti juga mengatakan bahwa Pendidikan literasi merupakan hal penting untuk dilakukan, mengingat usia muda rentan dalam mengonsumsi media Sosialisasi tentang media literasi dibutuhkan oleh digital natives untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam menggunakan media sosial dan sosialisasi terkait literasi media akan efektif apabila disampaikan dengan materi yang mudah dipahami, menarik, dan mudah diakses oleh generasi z seperti di media sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi media pada mahasiswa dengan rentang usia tahun berada di level menengah, dan jika melihat berdasarkan hasil survei dari penelitian ini, tidak ada perbedaan signifikan dalam literasi media baru berdasarkan faktor demografis, namun tujuan penggunaan media sosial antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, kemudian semakin sering masyarakat menggunakan media baru, maka semakin tinggi kemampuan untuk membuat dan berbagi konten media Pentingnya literasi media pada masa ini, saat informasi dapat diperoleh dengan mudah Memiliki kriteria responden yang sama, yaitu anak muda sehingga penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Sama-sama membahas pentingnya peran literasi media bagi generasi z. Kesamaan pembahasan, yaitu literasi media, metode yang digunakan juga sama, sehingga penelitian ini bisa menjadi rujukan. Hubungan Tingkat Literasi Media dan Informasi dengan Kompetensi sebagai Warga Negara Aktif pada Siswa SMA di Tangerang Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi media dan informasi siswa SMA di tangerang tinggi, begitu pula dengan tingkat kompetensi kewarganegaraannya, dan terdapat hubungan antara tingkat literasi media dan informasi memiliki dengan kompetensi kewarganegaraan Sumber: Olahan Penulis Kesamaan konsep yang digunakan yaitu LMI, dan saat ini, kemampuan literasi media dan informasi diperlukan karena masyarakat mengakses berbagai macam media untuk memperoleh informasi 20

12 2.2 Teori dan Konsep Literasi Media dan Informasi Literasi media dan informasi merupakan gabungan antara literasi informasi, literasi media, dan literasi digital (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 27). Konsep literasi berevolusi menyesuaikan dengan perubahan dalam dunia sosial politik, ekonomi, dan pola teknologi, serta tuntutan zaman terutama di tempat kerja dan di masyarakat pada umumnya (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 25). Semakin pentingnya dunia virtual tidak hanya memberikan peluang, tetapi juga menyiratkan potensi risiko dan ancaman. Dalam hal ini, peran literasi yang muncul, khususnya yang terkait dengan informasi, media dan teknologi informasi, menjadi lebih penting, karena membantu meminimalkan risiko yang terkait dengan privasi, keamanan dan masalah etika, dan potensi penyalahgunaan oleh entitas individu, publik atau pribadi (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 26). Sama pentingnya bagi masyarakat untuk memahami bagaimana informasi dan konten media dapat diakses, bagaimana konten ini berasal, bagaimana mereka dibuat, didanai, dilindungi, dievaluasi, dan dibagikan, saat ini, masyarakat perlu mengetahui fungsi, peran, hak dan kewajiban lembaga informasi dan media (Global Media and Information Literacy 21

13 Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 26). Semua jenis informasi dan media, di semua platform, telah diintegrasikan ke dalam kehidupan modern, tetapi kehadiran dan pengaruhnya tidak selalu diamati, diakui, dan dipantau (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 27). United Nations Edcational,, Scienctific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi media dan informasi sebagai serangkaian kompetensi yang memberdayakan warga negara untuk mengakses, mengambil, memahami, mengevaluasi dan menggunakan, untuk membuat serta berbagi informasi dan konten media dalam semua format, menggunakan berbagai alat, dengan cara yang kritis, etis dan efektif, untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan pribadi, profesional dan sosial (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 29). Literasi media dan informasi memiliki beberapa manfaat (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 36): 1. Memelihara rasa hormat dan melindungi hak asasi manusia dan mendorong masyarakat untuk mengambil keputusan yang tepat 2. Menyediakan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada abad ke 21 untuk menanggapi tantangan, resiko, ancaman, dan kesempatan, 22

14 memberikan pengaruh signifikan dalam informasi, media, dan teknologi informasi dalam ruang lingkup yang personal, sosial, dan profesional 3. Membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan terkait fungsi media dan penyedia informasi dalam kehidupan masyarakat demokrasi 4. Membantu masyarakat memperoleh kompetensi dasar terkait mengakses informasi, dan konten media untuk mengevaluasi kinerja media dan penyedia informasi serta menciptakan dan membagikan pengetahuan dengan cara yang efektif dan beretika 5. Membantu meningkatkan kompetensi literasi media dan informasi di tingkat institusi dan individu 6. Literasi media dan informasi memperbaiki proses pengajaran dan pembelajaran oleh para guru untuk masyarakat dengan membantu mereka menjadi mandiri, kritis, dan menjadi pemikir yang reflektif Dalam literasi media dan informasi, UNESCO mengembangkan kerangka pengukuran literasi media dan informasi yang terdiri dari dua tingkatan, pertama pengukuran kesiapan negara dan kedua pengukuran kompetensi literasi media informasi (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 47). Pengukuran kesiapan negara menyangkut kesiapan sebuah negara untuk pengembangan literasi media dan informasi di tingkat nasional yang akan digunakan untuk membangun sebuah negara (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, 23

15 p. 47) dan penelitian ini memiliki fokus di literasi media dan informasi masyarakat, sehingga pengukuran yang relevan adalah pengukuran kedua, yaitu kompetensi. Kompetensi dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk memobilisasi dan menggunakan sumber daya internal seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta sumber daya eksternal seperti basis data, kolega, rekan kerja, perpustakaan, alat, dan instrumen, antara lain, untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 55). Terdapat tiga dimensi yang digunakan untuk mengukur kompetensi (Global Media and Information Literacy Assessment Framework: Country Readiness and Competencies, 2013, p. 57): 1. Akses, akses adalah mengenali permintaan untuk dapat mencari, dapat mengakses dan mengambil informasi dan konten media 2. Evaluasi, evaluasi adalah kemampuan memahami, menganalisa secara kritis, dan mengevaluasi informasi dan konten media, tugas dan fungsi media dan institusi informasi dalam konteks hak asasi manusia dan kebebasan yang mendasar 3. Kreasi, kreasi adalah kemampuan memahami teknik produksi informasi, konten media, dan pengetahuan baru serta berkomunikasi dengan efektif Konsep literasi media dan informasi ini berguna bagi peneliti untuk mengukur kemampuan literasi media dan informasi pada Generasi Z, serta 24

16 memperkuat pernyataan-pernyataan peneliti terkait dengan literasi media dan informasi pada penelitian ini. Konsep ini juga berguna bagi peneliti dalam penyusunan kuisioner untuk disebarkan kepada responden yang sesuai dengan kriteria peneliti, penyusunan kuisioner akan berdasarkan pada tiga dimensi yang dimiliki oleh konsep literasi media dan informasi, yaitu akses, evaluasi, dan kreasi Teori Pengolahan Informasi Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis (2010) mengatakan teori pengolahan informasi menggunakan perumpamaan yang mekanis untuk menggambarkan bagaimana individu mengambil dan memaknai derasnya arus informasi yang diterima oleh indera setiap individu, asumsi yang dimiliki oleh teori ini adalah, manusia bekerja seperti biokomputer yang rumit, yang memiliki kapasitas dan strategi pengelolaan informasi yang tertentu (p. 311). Setiap hari, setiap individu memperoleh informasi dan menyaring informasi, namun yang sampai pada pikiran setiap individu secara sadar, hanya sebagian kecil informasi yang menarik perhatian mereka saja, kemudian informasi tersebut kembali diproses sehingga tersimpan dalam memori jangka panjang (Baran & Davis, 2010, p. 311). Umumnya apa yang terjadi di dalam otak kita tidak pernah kita sadari, sekalipun aktivitas tersebut memengaruhi pikiran kita secara sadar, namun 25

17 hal tersebut tidak secara langsung memengaruhi proses kognitif lainnya, kesadaran setiap individu berperan sebagai pengawas tertinggi, namun individu hanya mampu mengontrolnya secara terbatas dan tidak langsung (Baran & Davis, 2010, p. 311). Teori ini menawarkan pemahaman baru ke dalam pengendalian informasi yang dilakukan oleh individu dalam kegiatan sehari-hari, teori ini juga menantang beberapa asumsi dasar tentang bagaimana individu mengambil dan menggunakan data sensoris, seperti contoh kita berasumsi bahwa akan lebih baik apabila kita memperoleh informasi dalam jumlah yang banyak dan mengingatnya dengan baik, tapi, kenyataannya lebih banyak justru bukan berarti lebih baik, karena hal ini akan berpengaruh pada individu saat ingin memanfaatkan infromasi tersebut (Baran & Davis, 2010, p. 313) Tabel 2.2 Kekuatan dan Kelemahan Teori Pengolahan Informasi Kekuatan Kelemahan Memberikan kekhususan atas apa yang biasanya dianggap sebagai Terlalu berorientasi pada level mikro perilaku yang rutin atau kurang penting Memberikan perspektif yang objektif dalam belajar; kesalahan Terlalu menekankan pada konsumsi media yang rutin adalah hal yang biasa 26

18 Memungkinkan eksplorasi atas beragam bentuk konten media Terlalu berfokus pada kognisi dan mengabaikan faktor seperti, emosi Memberikan hasil yang konsisten di dalam berbagai jenis situasi dan latar belakang komunikasi (Baran & Davis, 2010, p. 314) Potter dalam bukunya yang berjudul Media Literacy juga menjelaskan tentang pemrosesan informasi, menurut Potter (2019) apabila individu memiliki struktur pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan tentang efek media, pengetahuan tentang isi media, pengetahuan tentang industri media, pemahaman tentang dunia nyata, dan pemahaman tentang diri sendiri, maka individu mampu membuat keputusan mulai dari saat mencari sebuah informasi sampai mengonstruksi atau membangun makna (p. 60). Dalam memproses atau mengolah informasi terdapat berbagai tahapan yang harus dilalui oleh setiap individu yaitu, filtering message, meaning matching, dan meaning constuction (Potter, 2019, p. 85). Filtering message atau menyaring pesan adalah keputusan seseorang untuk mengabaikan pesan dan menerima pesan media, tujuan dari menyaring sebuah pesan adalah untuk menerima pesan yang menarik dan memiliki manfaat bagi individu (Potter, 2019, p. 85). Meaning matching adalah proses mengenali elemen dalam pesan dan mengakses memori untuk mengingat tentang arti dari sebuah elemen, dalam tahapan ini diperlukan usaha yang besar untuk belajar mengenali simbol 27

19 dalam pesan media dan mengingat arti dari pesan media (Potter, 2019, p. 89). Menurut potter (2019) proses ini berjalan secara otomatis, sehingga seseorang yang sudah memahami proses ini akan terbiasa dan bisa mempraktikannya dengan cepat dan lebih mudah (p.89). Menurut Potter (2019) meaning construction adalah proses yang kompleks, karena proses ini tidak berjalan secara otomatis seperti meaning matching dan dalam proses ini, seseorang harus membuat keputusan secara sadar untuk dirinya sendiri (p. 91). Ketiga peneliti melakukan penelitian tentang bagaimana seseorang mengonstruksi makna pada sebuah berita, mereka ingin melihat apakah cara media menyajikan cerita mempengaruhi cara penonton menafsirkan peristiwa dan orang-orang dalam cerita tersebut (Potter, 2019, p. 91). Hasilnya menunjukkan bahwa bagaimana media menyampaikan sebuah cerita memang benar mempengaruhi interpretasi responden tentang makna, namun, makna juga dipengaruhi oleh kerangka pribadi masingmasing dari responden (Potter, 2019, p. 91). Proses meaning matching dan meaning construction terhubung satu sama lain, untuk mengonstruksi sebuah makna seseorang harus mengenali referensi dan memahami arti di mana rujukan tersebut digunakan dalam sebuah pesan, dengan demikian proses meaning matching lebih fundamental karena hasil dari proses meaning matching kemudian dilanjutkan dalam proses meaning constructing (Potter, 2019, p. 92). 28

20 Dalam pengaplikasiannya, tiga tahap dalam memproses informasi akan digunakan oleh peneliti untuk memahami bagaimana seseorang mengambil dan memroses informasi dari media, yang dijelaskan oleh Potter sebagai filtering, meaning matching, dan meaning construction. 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. a. Hipotesis Nol (H0) Tidak ada pengaruh tingkat literasi media dan informasi terhadap kemampuan memproses informasi di media oleh Generasi Z di DKI Jakarta. b. Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat pengaruh tingkat literasi media dan informasi terhadap kemampuan memproses informasi di media oleh Generasi Z di DKI Jakarta. 2.4 Alur Penelitian Jumlah informasi yang tidak terhingga membuat masyarakat kesulitan dalam memproses informasi, dan hal tersebut berdampak pada pengambilan keputusan termasuk keputusan dalam mengonsumsi informasi. Mengambil contoh tentang pandemi Covid-19, peneliti melihat tanggapan masyarakat di media sosial terkait pandemi Covid-19, dan peneliti menemukan ada masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, percaya Covid-19 adalah konspirasi dan lain sebagainya. 29

21 Masyarakat membutuhkan kemampuan memproses informasi. Memproses informasi terdiri dari tiga dimensi, yaitu filtering atau menyaring, meaning matching atau menyocokkan makna, dan meaning constructing atau mengonstruksi makna dan untuk memiliki kemampuan memproses informasi di media dibutuhkan kemampuan literasi media dan informasi (LMI). Definisi LMI adalah kemampuan literasi dan media dapat mengakses, mengambil, memahami, mengevaluasi dan menggunakan, untuk membuat serta berbagi informasi dan konten media dalam semua format, menggunakan berbagai alat, dengan cara yang kritis, etis dan efektif. Apabila seseorang memiliki tingkat literasi yang tinggi, maka ia dapat mengambil informasi secara kritis, hal tersebut berpengaruh terhadap pemrosesan informasi, karena semakin tinggi tingkat literasi seseorang, maka semakin individu tersebut juga mampu menggunakan media dan informasi yang mereka peroleh dari media. Grafik 2.1 Alur Penelitian Jumlah informasi yang tidak terhingga Masyarakat kesulitan dalam memproses informasi Berdampak pada pengambilan keputusan yang buruk, termasuk dalam memilih informasi Literasi Media dan Informasi 30

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR. : Herlina Kurniawati : D2C006040 PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN PELAJAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PELAJAR Nama NIM : Herlina Kurniawati : D2C006040 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak terhindarkan lagi dalam hidup sehari-hari. Namun sayangnya, dampak fenomena ini tidak selamanya

Lebih terperinci

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Penelitian PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif Anak-anak dan remaja yang jumlahnya mencapai hampir sepertiga penduduk yang berjumlah

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sains dalam kehidupan manusia membuat kemampuan melek (literate) sains menjadi sesuatu yang sangat penting. Literasi sains merupakan tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk - produk seperti media cetak dan media elektronik. Produkproduk ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Media Lama. TV Radio Suratkabar. Film

Media Lama. TV Radio Suratkabar. Film Mendidik Anak di Era Digital 8-9 Oktober 2016 Yayasan Lentera Zaman Dewan Pendidikan Kota Depok Media Lama TV Radio Suratkabar Majalah Film Media Baru Terjadi Inter-Media Communication (antara media lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini sebagian besar aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat pengguna smartphone lebih banyak dibandingkan handphone biasa. Survei yang dilakukan perusahaan komunikasi CloudTalk menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI

MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI D I S U S U N OLEH: ASMALINDA 110709007 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya saja, tetapi juga aspek mental. Perkembangan

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281 MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA (Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Membaca Majalah Bahana Bagi Pelanggan di Yogyakarta) Nita Au Batuwael / Bonaventura Satya Bharata Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan sebuah kampanye global bertajuk "Education for All" atau "Pendidikan untuk Semua". Kampanye "Education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin canggih sangat mempengaruhi keberadaan dan persaingan media informasi. Menurut Ishadi (2010)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. K ESIM PULAN

BAB V PENUTUP A. K ESIM PULAN BAB V PENUTUP Bab kelima yang merupakan bab terakhir dalam skripsi ini berisi kesimpulan d ari hasil penelitian. Disamping itu, bab ini juga akan membahas saran yang diharapkan dapat membantu penelitian

Lebih terperinci

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media Buku inspiratif yang mengulas peran perempuan untuk gerakan literasi media. Kaya akan pengalaman baru. Sayang, kurang jeli dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Smartphone adalah sebuah device yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi yang juga di dalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di zaman serba modern seperti saat ini, manusia tidak bisa lepas dari pengaruh informasi yang dibangun oleh data-data matematis baik di kehidupan nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hayat dan Yusuf (2010) setiap warga negara perlu literate terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hayat dan Yusuf (2010) setiap warga negara perlu literate terhadap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hayat dan Yusuf (2010) setiap warga negara perlu literate terhadap sains. Literate terhadap sains ini penting dikuasai oleh siswa dalam kaitannya dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Utamy Mauludiyah 1200979713 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi massa semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dewasa ini, sehingga informasi dapat berpindah dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah. organisasi harus menciptakan sebuah iklim komunikasi yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah. organisasi harus menciptakan sebuah iklim komunikasi yang baik, agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklim komunikasi adalah sebuah konteks yang berkembang dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah organisasi harus menciptakan sebuah iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG

2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya itu sendiri. Media yang dimaksud mencakup

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

Untuk menjadi penulis harus: 1. Menguasai topik yang akan ditulis, yaitu memahami topik secara komprehensif. Prinsip yang selalu dipegang oleh penulis

Untuk menjadi penulis harus: 1. Menguasai topik yang akan ditulis, yaitu memahami topik secara komprehensif. Prinsip yang selalu dipegang oleh penulis Pengantar Semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang bisa menulis dengan baik. Menulis yang dimaksud, bukan hanya membuat catatan untuk diri sendiri, tapi menulis informasi untuk disampaikan kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, informasi berkembang dengan sangat cepat. Fenomena tersebut membuat setiap orang ingin mengikuti perkembangan informasi yang terjadi agar dianggap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus informasi yang tidak mungkin untuk dapat dibendung, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik

Lebih terperinci

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT RICKY YUNIAR WILDAN D2C605137 RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT Di era informasi ini, kebutuhan untuk

Lebih terperinci

CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU

CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi didunia pendidikan dampaknya sangatlah terasa saat ini dan kedepan. Sehingga orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau berita bisa disebarkan melalui berbagai perangkat, yakni desktop (personal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau berita bisa disebarkan melalui berbagai perangkat, yakni desktop (personal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, internet semakin menjadi primadona teknologi informasi. Keberadaan internet mengubah pola penyajian berita menjadi lebih cepat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta pertumbuhan ilmu-ilmu pengetahuan menggambarkan perkembangan manusia dalam berkomunikasi dan kesadaran dalam bermasyarakat. Komunikasi masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Informasi telah menemui zaman keemasan pada saat ini. Informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi semua kalangan. Tidak hanya sekedar butuh tetapi tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu media. Proses komunikasi bertujuan agar pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Media massa menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi, edukasi, hiburan, dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari aspek pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa SMA dalam Kurikulum 2013. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan ragam kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perubahan media habit seseorang dalam mengkonsumsi koran dan media online di era teknologi informasi, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa telah begitu erat dengan masyarakat. Keduanya merupakan elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai pembawa berita, media

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA SAMA PENDAMPINGAN MEDIA

PROPOSAL KERJA SAMA PENDAMPINGAN MEDIA PROPOSAL KERJA SAMA PENDAMPINGAN MEDIA Penerbitan Majalah, Tabloid, Koran, dll Homebase: Jl. Ikan Dorang V/2 Gresik Jawa Timur Workshop: Jl. Salak (Belakang Giant) GKB www.caremedia.web.id www.sekolah-inspirasi.net

Lebih terperinci

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

GERAKAN LITERASI SEKOLAH GERAKAN LITERASI SEKOLAH SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Tujuan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna TRANS7 Episode Seputar Fashion dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang Penguasaan bahasa Jepang merupakan persyaratan penting bagikeberhasilan individu, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Jepang dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional kita telah beberapa kali mengalami pembaharuan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994 sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Pada saat ini HP (handphone) sudah menjadi gaya hidup masyarakat termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone sudah menjadi barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi sekarang ini seorang public relations dibutuhkan oleh sebuah. sampai perusahaan terkenal di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi sekarang ini seorang public relations dibutuhkan oleh sebuah. sampai perusahaan terkenal di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal dari ilmu komunikasi. Dimana hubungan antara satu individu suatu kelompok atau kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik di Indonesia berkaitan erat dengan keterampilan membaca yang berkelanjutan pada kemampuan memahami informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media sosial merupakan salah satu elemen di era globalisasi yang paling berkembang berdasarkan segi fitur dan populasi pemakai. Berdasarkan data dari US Census Bureau

Lebih terperinci

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model. EPIC MODEL Epic model merupakan model analisis efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi

Lebih terperinci