SIMULASI PERBAIKAN KUALITAS DAYA PADA KONVERTER DC-DC BUCK BOOST DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI PERBAIKAN KUALITAS DAYA PADA KONVERTER DC-DC BUCK BOOST DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY"

Transkripsi

1 SIMULASI PERBAIKAN KUALITAS DAYA PADA KONVERTER DC-DC BUCK BOOST DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY TESIS OLEH : BAYU IQBAL SIREGAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

2 SIMULASI PERBAIKAN KUALITAS DAYA PADA KONVERTER DC-DC BUCK BOOST DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Magister Teknil Elektro Pada Fakultas Teknik OLEH : BAYU IQBAL SIREGAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

3

4 Telah diuji pada Tanggal : 10 April 2018 PANITIA PENGUJI TESIS : Ketua : Dr. Maksum Pinem, ST., MT. Anggota : 1. Ir. Syafruddin HS, MSc., Ph.D. 2. Dr. Ir. Fahmi, MSc., IPM. 3. Dr. Ali Hanafiah Rambe, ST., MT.

5 ABSTRAK Untuk mengurangi energi yang terbuang pada sumber tegangan arus searah (DC) multi-level, DC ke DC digunakan. Namun demikian, karena konversi dapat mengeluarkan daya yang dibuang, konversi buck-boost dengan teknik kecerdasan buatan diterapkan.tesis ini membahas DC-DC buck-boost konversi untuk beban motor arus searah dengan menggunakan logika fuzzy dan kontrol diferensial integral proporsional (PID) untuk mengatur siklus tugas yang optimal untuk mengurangi energi yang terbuang. Dengan menggunakan simulasi, terbukti konverter kendali logika fuzzy mengungguli konverter terkontrol PID. Logika fuzzy dikendalikan DC- DC buck-boost converter menghasilkan rise time 0,53 ms lebih rendah, hingga 151 V tegangan yang lebih tinggi, hampir tiga kali arus output dan rata-rata kesalahan yang lebih rendah. Kata kunci : konverter DC-DC, konverter buck boost, proportional integral differential, fuzzy logic i

6 ABSTRACT In order to reduce energy wasted on multi-level direct current (DC) voltage supplier, DC to DC is employed. However, as conversion may exert wasted dropped power, buck-boost conversion with artificial intelligent technique is applied. This paper discusses DC-DC buck-boost conversion for direct current motor load by using fuzzy logic and proportional integral differential (PID) controls to set optimal duty cycle to reduce wasted energy. By using simulations, it is proven fuzzy logic controlled converter outperforms PID controlled converter. Fuzzy logic controlled DC-DC buck-boost converter produces 0.53 ms lower rise time, up to 151 V higher voltages, almost three times output current and lower average error. Keywords: DC-DC converter, buck-boost converter, fuzzy logic, proportional integral differential (PID) ii

7 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan-nya serta segala pertolongan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul SIMULASI PERBAIKAN KUALITAS DAYA PADA KONVERTER DC-DC BUCK BOOST DENGAN KONTROL LOGIKA FUZZY. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar master S2, Program Studi Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini tak lepas dari bimbingan, arahan, saran, motivasi, maupun fasilitas banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Maksum Pinem, ST., MT. dan bapak Ir. Syafruddin HS, MSc., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang sudah membimbing dan memberi dorongan hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. 2. Bapak Suherman, ST., M.Comp., Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan tesis ini. iii

8 3. Bapak Dr. Ali Hanafiah S.T, M.T. dan bapak Ir. Fahmi M.Sc.IPM., Ph.D. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis. 4. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan doa dan restunya. 5. Seluruh karyawan, dosen dan civitas academica Program Studi Magister Teknik Elektro USU. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini. Dalam penulisan tesis ini, penulis menyadari bahwa tulisan ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangannya. Saran dan kritik yang bersifat membangun akan selalu penulis terima dengan harapan semoga tulisan ini dapat berguna bagi pembaca, dan dapat dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih bermanfaat di kemudian hari. Medan, 10 April 2018 Penulis iv

9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Bayu Iqbal Siregar Tempat/Tanggal Lahir : Medan/15 Agustus 1990 Jenis Kelamin Agama Status Alamat : Laki-laki : Islam : Belum Menikah : Jl. Kenanga Raya Gg. Sosial No. 19 Medan PENDIDIKAN FORMAL : 1. Tamatan SD Swasta Harapan 2 Medan Tahun Tamatan SMP Swasta Harapan 2 Medan Tahun Tamatan SMA Swasta Harapan 1 Medan Tahun Tamatan Teknik Elektro Tahun 2014 Medan, 10 April 2018 Penulis, Bayu Iqbal Siregar v

10 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Daya Fuzzy Logic Proses Fuzifikasi... 9 vi

11 Pembentukan Aturan Proses Defuzifikasi Konverter DC- DC Prinsip Kerja Step Down Prinsip Kerja Step Up Regulator Buck Boost Rangkaian Rancangan Konverter DC-DC Buck Boost Prinsip Kerja Rangkaian Motor Arus Searah (DC) Prinsip Kerja Motor DC GGL Lawan Rumus-Rumus Dalam Perhitungan Matlab/Simulink Perbedaan Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Diagram Penelitian Langkah Simulasi Fungsi Keanggotaan Logika Fuzzy Rules Fuzzy BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Umum Hasil Simulasi Dengan Kontrol PID Hasil Simulasi Dengan Kontrol Logika Fuzzy Perbandingan Simulasi Menggunakan Kontrol PID dan Kontrol vii

12 Logika Fuzzy Logic BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA viii

13 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1. Data Penelitian yang pernah dilakukan Rules Untuk Kontrol Logika Fuzzy Nilai tegangan output, arus output dan Torsi simulasi dengan kontrol PID Nilai overshoot, rise time, dan peak time tegangan output, arus output, dan torsi simulasi dengan kontrol PID Nilai tegangan output, arus output dan Torsi simulasi dengan kontrol fuzzy logic Nilai overshoot, rise time, dan peak time tegangan output, arus output, dan torsi simulasi dengan kontrol fuzzy logic Data perbandingan nilai overshoot, rise time, dan peak time tegangan output, arus output, dan torsi simulasi dengan kontrol PID dan kontrol fuzzy logic V referensi, V out, dan V rata-rata dengan kontrol PID ix

14 4.7. V referensi, V out, dan V rata-rata dengan kontrol fuzzy logic Perbandingan persentase error V out antara kontrol PID dan fuzzy logic x

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1. Diagram fuzzy logic untuk pemodelan controller pada buck boost converter Pulse Width Modulation Pulse Frequency Modulation Chopper step-down dengan beban resistif Susunan kerja untuk operasi step-up Susunan untuk transfer energi Regulator buck-boost dengan arus yang kontinyu Rangkaian rancangan konverter DC DC buck boost Diagram fuzzy untuk pemodelan controller pada konverter buck boost DC-DC Rangkaian Simulasi konverter DC-DC dengan kontrol PID Rangkaian sub system kontrol PID Rangkaian Simulasi Konverter DC-DC dengan menggunakan logika fuzzy xi

16 3.5. Rangkaian sub sytem Logika Fuzzy Diagram alir pelaksanaan penelitian perbandingan konverter buck boost DC-DC tanpa kontrol logika fuzzy dengan kontrol logika fuzzy FIS editor Fungsi keanggotaan masukan error Fungsi keanggotaan masukan derror Fungsi keanggotaan variabel keluaran Dasar rules untuk kontrol logika fuzzy Gelombang (a) tegangan output, (b) arus output, (c) torsi Vreferensi 180 V dengan kontrol PID Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, (c) torsi Vreferensi 200 V dengan kontrol PID Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, dan (torsi) V referensi 240 V dengan kontrol PID Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, dan (c) torsi V referensi 180 V dengan kontrol fuzzy logic xii

17 4.5. Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, dan (c) torsi V referensi 200 V dengan kontrol fuzzy logic Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, dan (c) torsi Vreferensi 240 V dengan kontrol fuzzy logic xiii

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya penggunaan power elektronik telah mengakibatkan permasalahan kualitas daya. Power elektronik sering kali dugunakan untuk keperluan perkantoran, industri maupun rumah tangga. Beberapa power elektronik yang sering digunakan adalah UPS (Uninterubtable Power Supply), charger laptop, las listrik dan starter mobil. Power elektronik biasanya memiliki beberapa rangkain komponen elektronik seperti rectifier, inverter dan konverter. Didalam mengontrol suatu tenaga listrik digunakan sebuah konverter. Konverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkonversikan suatu daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya. Secara garis besar konverter memiliki empat klasifikasi yaitu konverter AC - DC (rectifier), konverter AC - AC (cylocconverter), konverter DC - DC (DC chopper) dan konverter DC - AC (inverter). Konverter DC-DC biasanya terdiri dari sebuah regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan output. Ada beberapa regulator yang sering digunakan didalam konverter DC-DC diantaranya, seperti regulator buck dimana tegangan output lebih kecil dari tegangan input, regulator boost dimana tegangan output lebih besar dari tegangan input dan regulator buck boost dimana tegangan output bisa lebih kecil atau lebih besar dari tegangan input. Dalam tesis ini konverter yang dipakai adalah 1

19 2 konverter DC-DC, sedangkan regulator yang dipakai adalah regulator buck boost dan beban yang dipakai adalah motor DC. Konverter DC-DC buck boost dalam mengatur tegangan output biasanya memiliki sebuah power MOSFET sebagai switching komponen. Tegangan output diatur berdasarkan duty cycle (D) PWM (Pulse Width Modulation) pada swtich MOSFET. Dalam mengatur duty cycle pada PWM untuk tegangan output biasanya digunakan sebuah teknik kontrol. Ada banyak teknik kontrol beberapa diantaranya adalah PID (Proportional Integral Derivative), fuzzy logic, HCC (hysteresis current controller), Neural Network dan masih banyak lagi yang sering digunakan. [6] Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas daya pada motor DC menngunakan konverter DC-DC buck boost dengan kontrol fuzzy logic. Untuk menganalisa seberapa efektif fuzzy logic dalam memperbaiki kualitas daya yang dilakukan pada konverter DC-DC buck boost sebelumnya digunakan kontrol PID sebagai pengendali duty cycle pada PWM. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat diangkat rumusan masalah pada tesis ini yaitu :

20 3 1. Untuk menganalisa kualitas arus (I), tegangan (V) dan torsi (T) pada motor DC menggunakan konverter DC-DC buck boost dengan kontrol fuzzy logic sebagai pengendali tegangan keluaran. 2. Untuk menganalisa seberapa efektif kontrol fuzzy logic dalam mengontrol tegangan keluaran pada konverter DC-DC buck boost dibanding kontrol lain. 1.3 Batasan Masalah Untuk penyelesaian rumusan masalah pada tesis ini maka batasan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan hanya pada satu fasa, beban dalam kondisi Steady state (kondisi tetap). 2. Beban yang digunakan adalah motor DC. 3. Untuk melihat perbaikan kualitas daya dengan fuzzy logic dealam mengotrol konverter DC-DC buck boost maka sebelumnya digunakan kontrol PID (Proportional Integral Derivative) dealam mengotrol tegangan keluaran konverter DC-DC buck boost. 4. Dalam merancang sistem kontrol PID dan fuzzy logic pada buck boost konverter DC-DC menggunakan beban motor DC berupa simulasi menggunakan bantuan tools pada MATLAB/Simulink.

21 4 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk menganalisa seberapa efektif fuzzy logic dalam mengontrol Switching pada konverter DC-DC buck boost dalam memperbaiki kualitas daya, sehingga umur perangkat dapat bertahan lebih lama. 1.5 Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari tesis ini, antara lain : 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kualitas daya pada konverter DC-DC buck boost. 2. Menjadi pemodelan sistem konverter DC-DC buck boost yang dapat diimplementasikan. 3. Untuk bahan referensi pada penelitian selanjutnya.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Perhatian terhadap kualitas daya listrik dewasa ini semakin meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan energi listrik dan utilitas kelistrikan. Istilah kualitas daya listrik telah menjadi isu penting pada industri tenaga listrik sejak akhir 1980-an. Istilah kualitas daya listrik merupakan suatu konsep yang memberikan gambaran tentang baik atau buruknya mutu daya listrik akibat adanya beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan. Terdapat empat alasan utama, mengapa para ahli dan praktisi di bidang tenaga listrik memberikan perhatian lebih pada isu kualitas daya listrik, yaitu : [7] 1. Pertumbuhan beban-beban listrik dewasa ini bersifat lebih peka terhadap kualitas daya listrik seperti sistem kendali dengan berbasis pada mikroprosesor dan perangkat elektronika daya. 2. Meningkatnya perhatian yang ditekankan pada efisiensi sistem daya listrik secara menyeluruh, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan peralatan yang mempunyai efisiensi tinggi, seperti pengaturan kecepatan motor listrik dan penggunaan kapasitor untuk perbaikan faktor daya. Penggunaan peralatan-peralatan tersebut dapat mengakibatkan peningkatkan terhadap tingkat harmonik pada sistem daya listrik, di mana 5

23 6 para ahli merasa khawatir terhadap dampak harmonisa tersebut di masa mendatang yang dapat menurunkan kemampuan dari sistem daya listrik itu sendiri. 3. Meningkatnya kesadaran bagi para pengguna energi listrik terhadap masalah kualitas daya listrik. Para pengguna utilitas kelistrikan menjadi lebih pandai dan bijaksana mengenai persoalan seperti interupsi, sags, dan peralihan transien dan merasa berkepentingan untuk meningkatkan kualitas distribusi daya listriknya. 4. Sistem tenaga listrik yang saling berhubungan dalam suatu jaringan interkoneksi, di mana sistem tersebut memberikan suatu konsekuensi bahwa kegagalan dari setiap komponen dapat mengakibatkan kegagalan pada komponen lainnya. Terdapat beberapa definisi yang berbeda terhadap pengertian tentang kualitas daya listrik, tergantung kerangka acuan yang digunakan dalam mengartikan istilah tersebut. Sebagai contoh suatu pengguna utilitas kelistrikan dapat mengartikan kualitas daya listrik sebagai keandalan, di mana dengan menggunakan angka statistik 99,98%, sistem tenaga listriknya mempunyai kualitas yang dapat diandalkan. Suatu industri manufaktur dapat mengartikan kualitas daya listrik adalah karakteristik dari suatu catu daya listrik yang memungkinkan peralatan-peralatan yang dimiliki industri tersebut dapat bekerja dengan baik. Karakteristik yang dimaksud tersebut dapat menjadi sangat berbeda untuk berbagai kriteria.

24 7 Kualitas daya listrik adalah setiap masalah daya listrik yang berbentuk penyimpangan tegangan, arus atau frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan operasi pada peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik. Daya adalah suatu nilai dari energi listrik yang dikirimkan dan didistribusikan, di mana besarnya daya listrik tersebut sebanding dengan perkalian besarnya tegangan dan arus listriknya. Sistem suplai daya listrik dapat dikendalikan oleh kualitas dari tegangan, dan tidak dapat dikendalikan oleh arus listrik karena arus listrik berada pada sisi beban yang bersifat individual, sehingga pada dasarnya kualitas daya adalah kualitas dari tegangan itu sendiri. 2.2 Fuzzy Logic Fuzzy secara bahasa dapat diartikan samar, dengan kata lain logika fuzzy adalah logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai true dan false secara bersamaan. Tingkat true atau false nilai dalam logika fuzzy tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan rentang antara 0 hingga 1, berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua keanggotaan 0 atau 1 saja pada satu waktu. [8] Logika fuzzy sering digunakan untuk mengekspresikan suatu nilai yang diterjemahkan dalam bahasa Linguistic sederhana dalam menentukan aksi kontrol. Untuk mengembangkan aturan fuzzy, diperlukan pemahaman yang baik pada

25 8 pengendalian proses dan keluaran. Logika fuzzy tidak memerlukan pemodelan matematis yang rumit, yang diperlukan hanya pemetaan masukan dan keluaran. Gambar 2.1 merupakan fuzzy logic controller (FLC) sebagai alternatif sistem kendali modern yang mudah karena tidak perlu dicari model matematis dari suatu sistem, tetapi tetap efektif karena memiliki respon sistem yang stabil. Logika fuzzy berfungsi untuk mewakili sesuatu yang tidak pasti dan tidak tepat dari sitem, sedangkan kontrol fuzzy memungkinkan untuk mengambil keputusan walaupun input atau output dari sistem tidak pasti dan tidak dapat diperkirakan. Vref derror/change error FUZZY LOGIC CONTROLLER Decission Output Vout Gambar 2.1 Diagram fuzzy logic untuk pemodelan controller pada buck boost converter Ada beberapa alasan penggunaan logika fuzzy antara lain [8] : a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. b. Logika fuzzy sangat fleksibel. c. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi tidak linier yang kompleks.

26 9 e. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. f. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan Perlu diketahui beberapa konsep untuk mempermudah memahami sistem fuzzy. Dalam inferensinya, fuzzy logic bekerja dengan beberapa tahapa yaitu : Proses Fuzifikasi Didalam proses fuzifikasi, perlu diketahui bebrapa prosedur sebelum dilakukan proses fuzifikasi. [8] a. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titiktitik input data kedalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. b. Tinggi Himpunan Fuzzy dan Normalisasi Tinggi himpunan fuzzy adalah derajat keanggotaan maksimumnya dan terkait pada konsep normalisasi. Dengan adanya konsep normalisasi ini didapatkan nilai maksimal untuk derajat keanggotaannya bernilai 1, dan derajat paling kecil bernilai 0. c. Domain Himpunan Fuzzy

27 10 Merupakan keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam satu himpunan fuzzy. Domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri kekanan. nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. d. Himpunan Penyokong Terkadang bagian tidak nol dari suatu himpunan fuzzy tidak ditampilkan dalam domain, himpunan ini sering disebut himpunan penyokong. Setelah diketahui himpunan dari fuzzy, maka perlu diketahui bagaimana himpunan fuzzy tersebut mempresentasikan pengetahuan Pembentukan Aturan Setiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Ada 2 jenis proposisi fuzzy, yaitu : a. Conditional Fuzzy Proposition Jenis ini ditandai dengan penggunaan pernyataan IF. Secara umum dapat diekspresikan : IF x IS A THEN y is B Dengan x dan y adalah scalar, sedankan A dan B adalah variabel linguistic. Proposisi yang mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikiti THEN disebut konsekuen.

28 11 b. Unconditional Fuzzy Proposition Jenis ini dengan ditandai dengan tidak digunakannya pernyataan IF. Secara umum dapat diekspresikan : X is A Dengan x adalah saklar, dan A adalah variabel linguistik. Proposisi yang tidak terkondisi selalu diaplikasikan dengan model AND. Tergantung pada bagaimana proposisi tersebut diaplikasikan, bisa membatasi daerah output, bisa juga mendefinisikan defaul daerah solusi jika tidak ada aturan terkondisi yang dieksekusi. Apabila sistem tediri dari beberapa aturan, maka inferensi diporoleh dari kumpulan dan korelasi antara aturan. Ada tiga metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu : 1. Metode Max maximum) 2. Metode additive (sum) 3. Metode Probabilistik-OR Proses Defuzzifikasi Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu

29 12 bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Apabila diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai keluaran. Ada beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi aturan fuzzy MAMDANI, antara lain : [8] a. Metode Centroid (Composite Moment) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pasat daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan pada Persamaan (2.1) dan (2.2) : (2.1) atau :..... (2.2) Ada 2 keuntungan menggunakan metode centroid, yaitu : 1. Nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus. 2. Perhitungan yang sederhana dan mudah. b. Metode Bisektor Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total keanggotaan pada daerah fuzzy. Secara umum dapat dituliskan z p seperti pada Persamaan (2.3) :

30 (2.3) c. Metode Mean of Maximum Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimal. d. Metode Largest of Maximum Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimal. e. Metode Smallest of Maximum Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai kenggotaan maksimal. 2.3 Konverter DC-DC Pengubah daya DC to DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang

31 14 sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan. [6] Dalam sistem pengubahan daya DC atau DC to DC konverter, terdapat dua tipe yaitu tipe linier dan tipe peralihan atau tipe switching (DC chopper). Tipe linier merupakan cara termudah untuk mencapai tegangan keluaran yang bervariasi, namun kurang diminati karena tingginya daya yang hilang (power loss) pada transistor (VCE*IL) sehingga berakibat rendahnya efisiensi. Sedangkan pada tipe switching, tidak ada daya yang diserap pada transistor sebagai switch. Ini dimungkinkan karena pada waktu switch ditutup tidak ada tegangan yang jatuh pada transistor, sedangkan pada waktu switch dibuka, tidak ada arus listrik mengalir. Ini berarti semua daya terserap pada beban, sehingga efisiensi daya menjadi 100%. Namun pada prakteknya, tidak ada switch yang ideal. Pada tipe switching, fungsi transistor sebagai electronic switch yang dapat dibuka (off) dan ditutup (on). Jika switch ditutup maka tegangan keluaran akan sama dengan tegangan masukan, sedangkan jika switch dibuka maka tegangan keluaran akan menjadi nol. Dengan demikian tegangan keluaran yang dihasilkan akan berbentuk pulsa.

32 15 Perbaikan efisiensi dicapai dengan cara pengaturan medan magnet. Pengaturan yang dimaksud berhubungan dengan proses penyimpanan dan pembuangan energi magnet yang mana pada waktu komponen penyimpan energi magnet sampai pada titik energi tertentu, maka switch yang dipakai untuk mengirim daya ke sisi beban dimatikan (off state), dan komponen penyimpan energi magnet tadi kemudian mengambil alih tugas switch untuk mengirim daya yang tersimpan menuju ke sisi beban. Apabila energi magnet tadi hampir habis, maka switch kembali dihidupkan (on state) untuk mengambil alih kembali tugas pengiriman daya ke beban dan secara bersamaan mulai menyimpan kembali energi magnet untuk mengulang proses yang sama. Secara umum ada tiga fungsi pengoperasian dari DC to DC konverter yaitu penaikan tegangan (boost) dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, penurunan tegangan (buck) dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan dan penaikan atau penurunan tegangan (buck-boost) dimana tegangan keluaran lebih rendah atau lebih tinggi dari tegangan masukan. DC to DC konverter merupakan rangkaian elektronika daya (power elctronic) untuk mengubah suatu tegangan DC masukan menjadi tegangan DC keluaran yang lebih besar atau lebih kecil. Dasar teori switcing power supply terdiri dari tiga topologi yaitu buck (stepdown), boost (step-up) dan buck boost (step-up/down). Ketiga rangkaian dasar switching power supply ini merupakan non isolated DC to DC konverter dimana

33 16 masukan dan keluaran dengan titik grounding yang sama. Pada dasarnya ada dua cara untuk meregulasi tegangan pada switching power supply, yaitu dengan Pulse Width Modulation (PWM) dan Pulse Frequency Modulation (PFM). 1. Pulse Width Modulation (PWM) Merupakan suatu metoda pengaturan tegangan dengan mengubah atau mengatur perioda on (Ton) pada tegangan berfrekuensi dengan perioda yang tetap seperti gambar 2.2 Siklus kerja ini didapatkan dari perbandingan antara lamanya tegangan pada nilai maksimum (Ton) dengan lamanya tegangan pada nilai minimum (Toff) dan biasa disebut duty cycle (D). Untuk menentukan besarnya duty cycle digunakan persamaan 2.4 [6] : =...(2.4) D =...(2.5) D = duty cycle Vo = tegangan keluaran Vs = tegangan masukan

34 17 Switch posision 1 0 time 1 0 time Gambar 2.2 Pulse Width Modulation 2. Pulse Frequency Modulation (PFM) Merupakan suatu metoda pengaturan tegangan dengan menjaga Ton tetap konstan dan perioda switching (T) dibuat variabel seperti gambar 2.3 kelemahan menggunakan metoda ini salah satunya adalah sulitnya mendesain LC filter yang tepat karena nilai frequensinya yang variabel. [6] Switch posision 1 0 time 1 0 time Gambar 2.3 Pulse Frequency Modulation

35 Prinsip Kerja Step Down Prinsip kerja step-down dapat dijelaskan melalui gambar dibawah. Ketika saklar SW ditutup selama waktu, tegangan masukan muncul melalui beban. Bila saklar tetap off selama waktu, tegangan melalui beban adalah nol. Bentuk gelombang untuk tegangan keluaran dan arus beban juga ditunjukkan pada gambar dibawah. Saklar chopper dapat diimplementasikan dengan menggunakan sebuah (1) BJT daya (2) MOSFET daya, (3) GTO, dan (4) thyristor komutasi paksa. Devais yang praktis memiliki tegangan jatuh yang terbatas berkisar dari 0,5 sampai 2V, dan agar mudah kita mengabaikan tegangan jatuh untuk devais-devais semikonduktor ini. [6] VH Chopper SW io vs I1 v0 t1 t2 Vs Vo R 0 Vs R I t1 T t2 t 0 kt T t (a) Rangkaian (b) bentuk gelombang Gambar 2.4 Chopper step-down dengan beban resistif

36 19 Tegangan keluaran rata-rata diberikan oleh... (2.6) Dan arus beban rata-rata,, dengan T adalah periode chopping, adalah duty cycle chopper, dan f adalah frekuensi chopping. Nilai rms tegangan keluaran ditentukan dari... (2.7) Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka data masukan pada chopper sama dengan daya keluaran yang diberikan dengan... (2.8) Resistansi masukan efektif yang dilihat dari sumber adalah... (2.9) Duty cycle D dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi menurut, T atau f. Maka tegangan keluaran dapat divariasikan dari 0 sampai dengan mengatur D, dan aliran daya dapat diatur. 1. Operasi pada frekuensi konstan. Frekuensi chopping f (atau periode chopping T) dijaga tetap dan waktu on divariasikan. Lebar pulsa bervariasi dan kontrol jenis ini dikenal dengan nama kontrol pulse-width-modulation (PWM).

37 20 2. Operasi pada frekuensi yang variabel. Frekuensi chopping f bervariasi. Pada waktu on atau pada waktu off dijaga tetap. Ini disebut modulasi frekuensi. Frekuensi divariasikan untuk abtasan yang lebar untuk mendapatkan batasan tegangan keluaran yang penuh. Kontrol jenis ini membangkitkan harmonis pada frekuensi yang tidak bisa ditentukan sehingga akan sangat sulit untuk merancang filter Prinsip kerja Step-Up Chopper dapat digunakan untuk menaikkan tegangan dc. Susunan kerja untuk operasi step-up ditunjukkan pada gambar dibawah. Bila saklar SW ditutup selama waktu, arus induktor menjadi naik dan energi akan disimpan pada induktor, L. Bila saklar dibuka selama waktu, energi yang tersimpan pada induktor akan dipindahkan ke beban melalui diode dan arus induktor menjadi jatuh. Dengan asumsi bahwa arus yang mengalir adalah tetap, bentuk gelombang untuk induktor ditunjukkan pada gambar dibawah. [6] Bila chopper di-on-kan, tegangan yang melalui induktor adalah... (2.10)

38 BEAN 21 L il i D1 Vs VL Chopper CL Vo (a) Susunan step-up I2 I1 0 I I1 t1 I I2 t2 (b) Bentuk gelombang arus t ,2 0,4 0,6 0,8 1,0 (c) Tegangan keluaran Gambar 2.5 Susunan kerja untuk operasi step-up Dan ini memberikan arus ripple puncak ke puncak pada induktor... (2.11) Tegangan keluaran instantaneous adalah... (2.12) Bila sebuah kapasitor dihubungkan dengan beban seperti terlihat garis putus-putus pada gambar diatas tegangan keluaran akan tetap dan akan menjadi nilai rata-rata. Bila kita perhatikan dari persamaan diatas bahwa tegangan yang melalui beban dapat dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, D, dan tegangan keluaran minimum adalah bila D = 0. Namun demikian, chopper tidak dapat on terus menerus sehingga D = 1. Untuk nilai D yang cenderung menuju satu. Tegangan

39 22 keluaran menjadi sangat besar dan sangat sensitif untuk mengubah nilai D, seperti terlihat pada gambar diatas. Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energi dari satu sumber ke tegangan lainnya seperti terlihat pada gambar dibawah. Rangkaian ekivalen untuk mode-mode operas ditunjukkan pada gambar dibawah dan bentuk gelombang arus ditunjukkan pada gambar dibawah. Arus induktor untuk mode 1 diberikan sebagai berikut... (2.13) L i il D1 Vs VL E a) Diagram rangkaian L L I1 I2 D1 Vs Vs E MODE 1 MODE 2 (b) Rangkaian ekivalen

40 23 I2 I I2 I1 I1 0 t1 kt t2 T t (c) Bentuk gelombang arus Gambar 2.6 Susunan untuk transfer energi Dan dinyatakan sebagai... (2.14) Dengan adalah arus mula untuk mode 1. Selama mode 1, arus harus meningkat dan kondisi yang penting adalah, untuk Arus untuk mode 2 diberikan sebagai berikut... (2.15)... (2.16) Dengan adalah arus mula untuk mode 2. Untuk sistem yang stabil, arus harus turun dan kondisi yang memenuhi adalah untuk

41 24 Bila kondisi ini tidak memenuhi, arus induktor akan tetap naik dan akan terjadi tidak stabil. Maka, kondisi untuk pemindahan daya yang terkontrol adalah Persamaan diatas menyatakan bahwa sumber tegangan, harus lebih kecil dari tegangan E agar transfer daya dari sumber yang tetap (atau variabel) ke tegangan dc tetap bisa dilakukan. Pada pengereman elektris motor-motor dc, dengan motor-motor bekerja sebagai generator dc, tegangan terminalnya akan jatuh bila kecepatan mesin berkurang. Chopper dapat memindahkan daya ke sumber dc tetap atau rheostat. Bila chopper di-on-kan, energi akan dipindahkan dari sumber ke induktor L. Dan bila chopper di-off-kan, sejumlah energi yang tersimpan pada induktor akan dipindahkan ke baterai E. Catatan, tanpa aksi chopping harus lebih besar dibandingkan dengan E untuk memindahkan daya dari ke E Regulator Buck-Boost Regulator buck-boost menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih besar dibanding tegangan masukannya sehingga disebut buck-boost ; polaritas tegangan keluaran berlawanan dengan tegangan masukan. Regulator jenis ini juga

42 25 disebut regulator pembalik. Susuran rangkaian regulator buck-boost ditunjukkan pada gambar 2.7. [6] Kerja rangkaian dapat dibagi menjadi dua mode. Selama mode 1, transistor di-on dan diode mengalami bias mundur. Arus masukan, yang meningkat, mengalir melalui induktor L, akan mengalir melalui L,C,, dan beban. Energi yang tersimpan pada induktor L akan dipindahkan ke beban dan arus induktor akan turun sampai transistor di-on-kan kembali pada siklus berikutnya. Rankaian ekivalen untuk mode-mode ditunjukkan pada gambar dibawah. Bentuk gelombang untuk tegangan dan arus keadaan tunak regulator buck-boost ditunjukkan pada gambar dibawah untuk arus beban yang kontinyu. [6] Dengan mengasumsikan arus induktor meningkat secara linear dari ke pada waktu,... (2.17)... (2.18) Dan arus induktor turun secara linear dari ke pada waktu,... (2.19)

43 BEBAN BEBAN BEBAN 26 Atau... (2.20) Dengan adalah arus ripple puncak ke puncak induktor L. Dari persamaan 2.21 dan (2.21) is Q1 VD Dm B I1 Vc=-Vo Vs L C V01Va il1il ic i01ia (a) Diagram rangkaian is il Vs L C ic i0=ia MODE 1 Dm il i1 L C ic i0=ia MODE 2 (b) Rangkaian ekivalen

44 27 VD Vs 0 t1 t2 kt T t -Vs I2 I1 0 kt T I t I2 I1 0 kt T t I2-Ia 0 -Ia ic kt T t -Va Vc Vc 0 I0 t Ia 0 t (c) Bentuk gelombang Gambar 2.7 Regulator buck-boost dengan arus yang kontinyu Substitusi dan, tegangan keluaran rata-rata adalah... (2.22) Dengan mengasumsikan rangkaian yang tidak mengandung rugi-rugi, dan arus masukan rata-rata memiliki hubunganm dengan arus keluaran rata-rata sebagai berikut... (2.23)

45 28 Periode pensaklaran T dapat ditentukan dari... (2.24) Dan ini memberikan arus ripple puncak ke puncak... (2.25) Atau... (2.26) Pada saat transistor on, filter kapasitor mencatu arus beban selama t =. Arus rata-rata kapasitor yang terisi dan tegangan ripple puncak ke puncak kapasitor adalah... (2.27) Persamaan diatas memberikan dan persamaan 2.39 menjadi... (2.28) Atau... (2.29) Regulator buck-boost menghasilkan tegangan keluaran yang terbalik tanpa memerlukan trafo. Regulator ini memiliki efisiensi yang tinggi. Bila kondisi transistor

46 29 rusak, arus dibatasi oleh induktor L dan akan menjadi /L. Perlindungan keluaran terhadap hubung singkat mudah diimplementasikan. Namun, arus masukannya tidak kontinyu dan arus puncak yang melalui transistor juga tinggi. 2.4 Rangkaian Rancangan Konverter DC-DC Buck Boost Rancangan rangkain Konverter DC-DC buck boost dapat dilihat pada Gambar 2.8. MOSFET D DC Source L C Gambar 2.8 Rangkaian rancangan konverter DC DC buck boost Prinsip Kerja Rangkaian Konverter DC-DC yang digunakan adalah buck boost konverter dengan kontrol fuzzy logic. Ada lima komponen utama yaitu MOSFET sebagai saklar, dioda, induktor, kapasitor, dan resistor sebagai beban. MOSFET digunakan sebagai power komponen dan kontrol switching menggunakan fuzzy logic, dimana switch diaplikasikan dengan perbandingan waktu saat tertutup dan waktu switch terbuka ditambah waktu switch saat tertutup atau biasa disebut duty cycle (D).

47 30 Perbedaan nilai duty cycle ini akan menyebabkan perubahan juga pada duty ratio pada komponen lain sehingga menyebabkan perubahan tegangan rata-rata output. Bila D>0.5 maka nilai tegangan output akan lebih besar dari tegangan input dan bila D<0.5, maka nilai tegangan output akan lebih kecil dari tegangan input. Tetapi pada rancangan ini, nilai duty cycle dipengaruhi oleh besar nilai input bukan nilai output. Saat switch on, induktor mendapat tegangan dari input dan mengakibatkan adanya arus yang melewati induktor berdasarkan lamanya waktu switch ditutup, pada keadaan ini beban disuplai oleh kapasitor (discharge). Saat switch off, tegangan input terputus menyebabkan penurunan arus dan menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor mensuplai kapasitor (charge) dan beban. 2.5 Motor Arus Searah (DC) Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran rotornya. Dalam kehidupan sehari-hari motor DC dapat digunakan pada starter mobil, tape recorder, mainan anak-anak, dll. Dengan membalik generator DC, dimana sekarang tegangan Vt menjadi sumber dan tegangan jangkar menjadi GGL lawan sehingga mesin arus searah ini akan berlaku sebagai motor. Oleh karena itu hubungan antara tegangan Vt dan Ea dapat dituliskan sebagai berikut [7] Ea = Vt Ia.Ra... (2.30)

48 Prinsip kerja motor DC Prinsip kerja motor DC ini adalah berdasarkan hukum Lenz, dimana bila suatu batang konduktor yang panjangnya L dialiri arus sebesar i, diletakkan ke dalam suatu medan magnet dimana rapat fluksnya adalah B, maka konduktor tadi akan mengalami gaya yang arahnya tegak lurus terhadap arus medan seperti kaedah tangan kiri oleh Fleming. Bila kita tinjau dasar pembangkitan gaya elektromagnetik yang bekerja atas suatu elemen rangkaian adalah dl dan arus yang mengalir adalah I ditempatkan dalam medan magnetik B serta bergerak dengan jarak dc, maka pertambahan fluks ( ) dinyatakan dengan :...(2.31) Besarnya gaya elektromagnetik yang bekerja sepanjang elemen adalah :... (2.32) Maka jumlah gaya yang bekerja untuk seluruhnya adalah :... (2.33) Jika medan magent uniform dan konduktor merupakan garis lurus maka... (2.34)

49 32 Dimana Jika tegak lurus maka... (2.35) GGL Lawan Proses terjadinya GGL lawan : 1. Kumparan jangkar terletak di antara kutub-kutub magnet dimana dia akan diberi sumber DC. 2. Pada kumparan jangkar timbul torsi, sehingga jangkar berputar (arahnya sesuai kaidah tangan kiri). 3. Arah EMF induksi tersebut berlawanan dengan EMF sumber, sehingga disebut GGL lawan. Jadi GGL lawan pada motor DC adalah GGL yang terjadi pada jangkar motor DC (pada waktu berputar), yang disebabkan karena jangkar tersebut berputar dalam medan magnet. Arah GGL lawan merentang arah GGL sumber sehingga pada waktu motor beroperasi, arus jangkarnya menjadi :... (2.36)

50 33 Dimana : Vt = tegangan jepit (v) Ra = tegangan jangkar E = GGL lawan Besarnya GGl lawan adalah :... (2.37) Rotor atau jangkar yang berputar dan menghasilkan GGL lawan seperti batterai dengan tegangan Eb yang diletakkan apda terminal yang mempunyai tegangan V. V harus mengalirkan arus Ia melalui Eb. Daya yang diperlukan untuk mengatasinya adalah Eb.Ia Dan... (2.38) GGL lawan juga tergantung pada kecepatan putaran jangkar. Jika kecepatan tinggi, maka berfungsi untuk mengendalikan pemakaian arus sesuai dengan kebutuhan.

51 Rumus rumus dalam perhitungan Keselarasan harga antara daya mekanik ke daya listrik atau sebaliknya, tidak dipandang apakah masukan atau keluaran, sebab hal ini tergantung pada mesinnya. Telah diketahui bahwa :... (2.39) Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran :... (2.40) Kerja yang dilakukan dalam satu detik :... (2.41) Maka daya yang ada : Daya mekanis : Jika ini adalah gaya yang diberikan pada poros jangkar dengan kecepatan N rps, maka pada poros jangkar akan terdapat suatu harga yang setara (sama) antara daya listrik dan mekanis yaitu : Untuk generator : Untuk motor :

52 MATLAB/Simulink Matlab merupakan salah satu paket program (software) komputer yang berhubungan erat dengan matrik, numerik, visualization, grafhics, dan lain-lain. Di samping itu di dalam Matlab ini juga terdapat beberapa fasilitas yang lainnya seperti: toolboxes dengan commuication, wavalet, fuzzy logic, statistik, signal processing, control system, simulink, blocksets dengan power system blockset, DSP blockset, nonlinear control design dan stateflow. 2.7 Perbedaan Penelitian Banyak penelitian sebelumnya seperti Tabel 2.1 yang berkaitan dengan buck boost konverter DC-DC dengan beban motor DC. Perbedaan penelitian yang sudah pernah dilakukan dan yang akan dilakukan adalah Tabel 2.1 Data penelitian yang pernah dilakukan Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil yang dicapai K. Periyasamy Power Factor Correction Based On Fuzzy Logic Controller With Average Current-Mode For DC-DC Boost Converter, International Journal of Engineering Research and Applications (IJERA) ISSN: Vol. 2, Issue 5, September- October 2012, Kontrol fuzzy logic pada starter motor dc Kualitas daya yang lebih baik R.Rajeswari, S.Ravi, Vitaliy Mezhuyev, V.Kumarakrishnan MATLAB/Simulink Based Design and Development of a Buck Boost Converter as a Smooth Starter for DC Motor Control, /15, 2015 IEEE Kontrol fuzzy logic untuk smooth starter Kualitas daya yang lebih baik

53 36 S. Ben John Stephen & T. Ruban Devaprakash Improved Control Strategy on Buck-Boost Converter Fed DC Motor, 2011 International Conference on Recent Advancements in Electrical, Electronics and Control Engineering Kontrol fuzzy logic pada starter motor dc Kualitas daya yang lebih baik Subhajit Samanta, Tanya Tanesha, Vijayakumar Design and simulation of speed controller using acdc buck boost converter for dc motor drive with soft starter, /13, 2013 IEEE Kontrol speed pada soft starter Kualitas daya yang lebih baik Nabil T. Tweig SPEED CONTROL OF A: DC SERIES MOTOR USING BUCK BOOST CONVERTER, THE ELEVENTH INTERNATIONAL MIDDLE EAST POWER SYSTEMS CONFERENCE (MEPCON 2006) Kontrol pada starter speed Kualitas daya yang lebih baik Perbedaan penelitian yang sudah dilakukan dengan yang akan dilakukan adalah pada penelitian ini menggunakan metode fuzzy logic untuk mengatur MOSFET yang berfungsi sebagai switching pada Buck Boost DC-DC Converter yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas daya pada sistem. Pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan kontrol fuzzy logic pada starter atau smooth starter dan yang diatur adalah speed nya.

54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Pemodelan Metode penelitian dalam merancang model menggunakan software MATLAB/Simulink untuk simulasi penggunaan logika fuzzy sebagai kontrol MOSFET di konverter buck boost DC-DC. Dalam hal ini ada dua rangkaian kerja yang diperlukan, yaitu rangkaian konverter buck boost DC-DC sebelum penggunaan logika fuzzy dengan beban motor DC dan rangkaian konverter buck boost DC-DC setelah penggunaan logika fuzzy dengan beban motor DC. Rangkaian konverter buck boost DC-DC dengan beban motor DC sebelum penggunaan logika fuzzy seperti Gambar 3.1. Vin Decision Output FUZZY CONTROLLER Error/dError Vref Gambar 3.1 Diagram fuzzy untuk pemodelan controller pada konverter buck boost DC-DC 37

55 Langkah Simulasi Rangkaian konverter buck boost DC-DC dengan beban motor DC sebelum penggunaan logika fuzzy (dengan menggunakan kontrol PID) seperti Gambar 3.2. Gambar 3.2 Rangkaian Simulasi konverter DC-DC dengan kontrol PID Gambar 3.3 Rangkaian sub system kontrol PID

56 39 Rangkaian konverter buck boost DC-DC dengan beban motor DC dengan penggunaan logika fuzzy seperti Gambar 3.4. Gambar 3.4 Rangkaian Simulasi Konverter DC-DC dengan menggunakan logika fuzzy Gambar 3.5 Rangkaian sub sytem Logika Fuzzy

57 40 Dengan demikian langkah-langkah simulasi dapat diurut sebagai berikut: a. Gambar rangkaian rangkaian konverter buck boost DC-DC tanpa kontrol logika fuzzy. b. Tentukan besar R, L, dan C yang terpasang. c. Tentukan tegangan dan arus untuk beban motor DC. d. Matlab/simulink untuk melihat bentuk gelombang arus dan tegangan pada sisi input maupun output, torsi motor dan kecepatan motor. e. Masukkan rangkaian logika fuzzy untuk kontrol MOSFET. f. Kemudian ajlankan dengan Matlab/Simulink untuk melihat bentuk gelombang arus dan tegangan pada sisi input maupun output, torsi motor dan kecepatan motor setelah penggunaan logika fuzzy untuk kontrol MOSFET. g. Dari hasil (d) dan (f) akan dianalisa hasil yang diperoleh. Dari uraian di atas maka dapatlah dibuat diagram alir simulasi penggunaan logika fuzzy untuk kontrol MOSFET pada konverter buck boost DC-DC seperti Gambar 3.4.

58 41 MULAI Mengumpulkan literatur tentang konverter buck boost DC-DC dan logika fuzzy sebagai kontrol Menetapkan Permasalahan Membuat model konverter buck boost DC-DC dengan MATLAB/Simulink: i. Konverter buck boost DC-DC tanpa kontrol logika fuzzy ii. Konverter buck boost DC-DC dengan kontrol logika fuzzy Tentukan data konverter buck boost DC-DC dan data beban motor DC Simulasi rangkaian konverter buck boost DC-DC dengan MATLAB/simulink Pengubahan parameter: i. Membership fuction logika fuzzy ii. Fuzzy interface Hasil dan Pembahasan Tidak Ya STOP Gambar 3.4 Diagram alir pelaksanaan penelitian perbandingan konverter buck boost DC-DC tanpa kontrol logika fuzzy dengan kontrol logika fuzzy

59 Fungsi Keanggotaan Logika Fuzzy Masukan error tegangan dan delta error tegangan memiliki tujuh fungsi keanggotaan. Pengendali fuzzy membandingkan dua fungsi keanggotaan tegangan dan menghasilkan satu keluaran ditunjukkan pada FIS editor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.5, Gambar 3.6 menunjukkan masukan error tegangan (e) di dalam sistem fuzzy memiliki tujuh fungsi keanggotaan. Gambar 3.7 menunjukkan masukan variabel (de) di dalam sistem fuzzy memiliki tujuh fungsi keanggotaan. Variabel keluaran memiliki tujuh fungsi keanggotaan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8. Gambar 3.7 FIS editor Dari FIS editor seperti Gambar 3.7 kemudian dimasukkan fungsi keanggotaan ke Error seperti Gambar 3.8

60 43 Gambar 3.8 Fungsi keanggotaan masukan error Kemudian dimasukkan fungsi keanggotaan ke derror seperti Gambar 3.9 Gambar 3.9 Fungsi keanggotaan masukan derror

61 44 Kemudian dimasukkan fungsi keanggotaan ke Output seperti Gambar 3.10 Gambar 3.10 Fungsi keanggotaan variabel keluaran 3.4 Rules Fuzzy Rules fuzzy ditentukan berdasarkan prinsip kerja sistem. Dasar rules menyesuaikan duty cycle untuk MOSFET di konverter buck boost DC-DC berdasarkan perubahan di masukan pengendali logika fuzzy. Jumlah rules disesuaikan berdasarkan keinginan. Rules terdiri dari 49 rules berdasarkan tujuh fungsi keanggotaan di variabel masukan. Ruels fuzzy ditulis seperti di Tabel 3.1

62 45 Tabel 3.1 rules untuk kontrol logika fuzzy E/dE NL NM NS ZO PS PM PL NL NL NL NL NM NS ZO PS NM NL NL NL NM NS ZO PS NS NL NL NM NS ZO PS PM ZO NL NM NS ZO PS PM PL PS NM NS ZO PS PM PL PL PM NS ZO PS PM PL PL PL PL ZO PS PM PL PL PL PL Keterangan PL : Positive Large PM : Positive medium PS : Positive Small ZO : Zero Order NL : Negative Large NM : Negative Medium NS : Negative Small

63 46 Gambar 3.11 menunjukkan rules fuzzy yang dimasukkan ke dalam FIS editor di MATLAB Gambar 3.11 Dasar rules untuk kontrol logika fuzzy

64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Pada Bab ini dilakukan pembahasan hasil dari simulasi konverter DC-DC buck boost dengan kontrol PID (Proportional Integral Derivative) dan hasil simulasi buck boost konverter DC-DC dengan kontrol fuzzy logic. Parameter kualitas daya yang diperhatikan adalah V out berdasarkan V referensi, I out dan Torsi pada motord DC. Ada tiga karakteristik parameter kualitas daya yang perlu diperhatikan yaitu overshoot, rise time (waktu naik) dan peak time (waktu puncak). 4.2 Hasil Simulasi Dengan Kontrol PID Hasil simulasi sistem dengan menggunakan kontrol PID (Proportional Integral Derivative) pada buck boost konverter DC-DC dengan V referensi 180 V gelombang tegangan output, arus output, dan torsi motor DC diperlihatkan pada Gambar 4.1. Sedangkan dengan V referensi 200 V gelombang tegangan output, arus output, dan torsi motor DC diperlihatkan pada Gambar 4.2 Dan dengan V referensi 240 V gelombang tegangan output, arus output, dan torsi motor DC diperlihatkan pada Gambar 4.3. Kemudian diperoleh data nilai tegangan output, arus output, dan torsi motor DC pada konverter DC-DC buck boost seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 dan untuk nilai overshoot, rise time (waktu naik) dan peak time (waktu puncak) dapat dilihat pada Tabel

65 48 Teg ang an (V) (a) Gelombang tegangan Aru s (A) (b) Gelombang arus

66 49 Tor si (N. m) (c) Gelombang torsi Gambar 4.1 Gelombang (a) tegangan output, (b) arus output, (c) torsi V referensi 180 V dengan kontrol PID Terlihat pada Gambar 4.1 dan lampiran 1 diperoleh nilai tegangan output (V out ) sebesar 176,8 176,9 V, nilai arus output (I out ) sebesar 11,51 11,61 A, dan nilai torsi (Te) sebesar 20,61 20,81 N.m, nilai rise time 1,61 ms, nilai peak time 5,6 ms, sedangkan nilai maksimum overshoot tegangan output (V out ) adalah 154,4 V. Untuk nilai maksimum overshoot arus output (I out ) diperoleh 33,98 A dan minimum overshoot arus output (I out ) diperoleh 11,18 A. Untuk nilai maksimum overshoot torsi (Te) diperoleh 61,19 N.m dan nilai minimum overshoot torsi (Te) diperoleh 20,25 N.m.

67 50 Teg ang an (V) (a) Gelombang tegangan Aru s (A) (b) Gelombang arus

68 51 Tor si (N. m) (c) Gelombang torsi Gambar 4.2 Gelombang (a) tegangan output (b) arus output, (c) torsi V referensi 200 V dengan kontrol PID Terlihat pada Gambar 4.2 dan lampiran 2 diperoleh nilai tegangan output (V out ) sebesar ,2 V, nilai arus output (I out ) sebesar 11,45 11,56 A, dan nilai torsi (Te) sebesar 20,61 20,81 N.m, nilai rise time 1,6 ms, nilai peak time 5,6 ms, sedangkan nilai maksimum overshoot tegangan output (V out ) adalah 154,4 V. Untuk nilai maksimum overshoot arus output (I out ) diperoleh 33,91 A dan minimum overshoot arus output (I out ) diperoleh 11,18 A. Untuk nilai maksimum overshoot torsi (Te) diperoleh 61,18 N.m dan nilai minimum overshoot torsi (Te) diperoleh 20,12 N.m.

69 52 Teg ang an (V) (a) Gelombang tegangan Aru s (A) (b) Gelombang arus

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER) BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER) Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai dasar prinsip kerja chopper penaik tegangan (step-up),

Lebih terperinci

MAKALAH DC CHOPPER. Disusun oleh : Brian Ivan Baskara Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya II

MAKALAH DC CHOPPER. Disusun oleh : Brian Ivan Baskara Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya II MAKALAH DC CHOPPER Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya II Disusun oleh : Brian Ivan Baskara 3.31.13.1.06 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy Ainur Rofiq N ¹, Irianto ², Cahyo Fahma S 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi

Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 115 Pengendalian Kecepatan Motor Arus Searah Dengan Logika Fuzi Abdul Haris 1, Syaiful Alam 1 dan Meisi Diana Sari 2 1. Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya penggunaan power electronic pada sitem tenaga listrik telah menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power electronic tersebut seperti dioda, thyristor,

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK ISSN: 1693-6930 41 SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK Ikhsan Hidayat Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Definisi : Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Diagram blok yang umum : Aplikasi : - Mode saklar penyuplai daya,

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino Melzi Ambar Mazta 1, Ahmad Saudi Samosir 2, Abdul Haris 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari 1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan

Lebih terperinci

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan

Lebih terperinci

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA Pengantar Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai definisi/konsep dan keterkaitan elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

DISAIN SWITCHING POWER SUPPLIES

DISAIN SWITCHING POWER SUPPLIES Politeknik Negeri Bandung, 1 Oktober 2003 IAIN WITHING POWER UPPIE Rustamaji Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Jl. P.H. Mustofa 23 Bandung Tlp : (022)7272215 e-mail : rustamaji@itenas.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA TUGAS AKHIR RE 1599 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA FELDY MARTINUS CHANDRA NRP 2202100040 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai pensakelaran, pengubah,

Lebih terperinci

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM 79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps, 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir seluruh komponen elektronik memerlukan catu daya DC. Kebutuhan catu daya DC ini mulai dari skala tegangan rendah seperti yang digunakan pada mikroprosesor

Lebih terperinci

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Elektronika daya. Dasar elektronika daya Elektronika daya Dasar elektronika daya Pengertian Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis Elektronika

Lebih terperinci

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya 1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi

Lebih terperinci

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya! TUGAS DAN EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya? Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan elektronika solid-state untuk pengendalian dan konversi tenaga listrik. Elektronika

Lebih terperinci

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT 1 PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT Adisolech Noor Akbar, Mochamad Ashari, dan Dedet Candra Riawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 54 BAB III 1 METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.

Lebih terperinci

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF Tugas Akhir RE 1549 PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF Himawan Sutamto 2203.109.615 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1 Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1 PERANCANGAN SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN SUMBER SATU FASE MENGGUNAKAN BOOST BUCK CONERTER REGULATOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

Sistem Manual MPPT Inverter Sebagai Interface. Antara PV dan Beban

Sistem Manual MPPT Inverter Sebagai Interface. Antara PV dan Beban Sistem Manual MPPT Inverter Sebagai Interface Antara PV dan Beban LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Timotius Ari H. S. 04.50.0016 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper Wijaya Kusuma, Pengaturan Motor Induksi, Halaman 33-40 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper Wijaya Kusuma 1 pengendalian slip digunakan pada motor induksi rotor belitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.* Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa Sudirman S.* ABSTRACT This paper aim to analysed.c.motor performance by using Pulse Width Modulation ( PWM). Output

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK

ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK Mohammad Taufik 1), Bernard Y Tumbelaka 2), Taufik 3) 1),2 ) Departemen Teknik Elektro, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

MODUL 1: DIODA DAYA PERCOBAAN 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG SATU FASA. Dioda dilambangkan seperti pada gambar di bawah ini :

MODUL 1: DIODA DAYA PERCOBAAN 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG SATU FASA. Dioda dilambangkan seperti pada gambar di bawah ini : MODUL 1: DIODA DAYA PERCOBAAN 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG SATU FASA I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Melihat bentuk gelombang keluaran dari penyearah setengah gelombang tanpa beban pada sumber satu fasa. 2. Melihat

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS. Oleh: SALAHUDDIN /TE

ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS. Oleh: SALAHUDDIN /TE 1 ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS Oleh: SALAHUDDIN 087034020/TE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 2 ANALISA SINGLE TUNE FILTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1950-an, banyak dijumpai motor arus searah konvensional (MASK) sebagai penggerak mekanik. Hal demikian didasarkan atas anggapan bahwa MASK memiliki kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Siti Aisyah 2209100179 Dosen Pembimbing Dedet Candra Riawan ST,M.Eng, PhD Ir. Arif Musthofa MT. Latar Belakang Proses ON/OF

Lebih terperinci

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T.

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T. Oleh : Kikin Khoirur Roziqin 2206 100 129 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T. Latar Belakang Beban Non Linier Harmonisa Filter Usaha Penyelesaian Permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) Indar Chaerah Gunadin Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Perubahan daya reaktif yang disuplai ke beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Ahsin Hariri, Mochamad Ashari, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM

Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM 1 Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM Maickel Tuegeh,ST,. MT. * *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH Zya Jamaluddin Al-Rasyid Arief Rahman *), Jaka Windarta, dan Hermawan Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Benediktus Ryan Gumelar 07.50.0020 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi 1 Analisis Perbandingan Faktor Daya Masukan Penyearah Satu Fasa dengan Pengendalian Modulasi Lebar Pulsa dan Sudut Penyalaan Syaifur Ridzal¹, Ir.Soeprapto,M.T.², Ir.Soemarwanto,M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Simulasi Double Buck Boost Converter DC-DC Bidirectional Menggunakan PID Controller

Simulasi Double Buck Boost Converter DC-DC Bidirectional Menggunakan PID Controller Simulasi Double Buck Boost Converter DC-DC Bidirectional Menggunakan PID Controller Hermansyah 1), Soedibyo 2), Mochamad Ashari 3) Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: anchaogi.hp@gmail.com

Lebih terperinci

Desain Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC)

Desain Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC) Desain Kontrol Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC) Nanda Redha Arsya (1), Heri Suryoatmojo (2), dan Sjamsjul Anam (3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter. DC-DC konverter merupakan komponen penting

Lebih terperinci

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik

Lebih terperinci