Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S2 Program Studi Magister Akuntansi. Oleh: Sylvia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S2 Program Studi Magister Akuntansi. Oleh: Sylvia"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S2 Program Studi Magister Akuntansi Oleh: Sylvia FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020

2 ii

3 TIM PENGUJI TESIS Telah Diuji dan Ditetapkan LULUS di Depan Tim Penguji Pada Hari Rabu, 01 Juli 2020 Judul Tesis : Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Nama Mahasiswa : Sylvia NIM : Program Studi : Magister (S2) Akuntansi Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA : Ketua Penguji/Pembimbing Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA Dr. Idhar Yahya, M.BA, Ak, CA Dr. Rujiman, MA : Anggota Penguji/Pembimbing : Anggota Penguji : Anggota Penguji : Anggota Penguji iii

4 iv

5 v

6 RIWAYAT HIDUP Pendidikan : Nama : Sylvia Tempat/ Tgl Lahir : Medan, 30 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Buddha Nama Ayah : Hendy Rusli Saleh, Ang Nama Ibu : Liu Min Lin Alamat : Jl. Harimau No. 14/36 Pekerjaan : Mahasiswi 1. SD Swasta Sutomo 1 Medan, Lulus Tahun SMP Swasta Sutomo 1 Medan, Lulus Tahun SMA Swasta Sutomo 1 Medan, Lulus Tahun S1 Akuntansi di, Lulus Tahun S2 Akuntansi di, Lulus Tahun 2020 Pengalaman Bekerja : 1. Staff Keuangan, Umum dan HRD di PT. Sompo Insurance Indonesia Tahun Staff Police and Administration di PT. Sompo Insurance Indonesia Tahun vi

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Tesis ini merupakan karya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, guna meraih gelar Magister (S2). Dalam menyelesaikan Proses Studi Magister Akuntansi di universitas Sumatera Utara, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus atas dukungan, motivasi, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatra Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA, selaku Ketua Program Studi Magister/Doktor Ilmu Akuntansi sekaligus selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan Tesis ini. vii

8 4. Bapak. Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Magister/Doktor Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini. 6. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi masukan, saran-saran arahan dan bimbingan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan Tesis ini. 7. Bapak Dr. Idhar Yahya, M.BA, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan Tesis ini. 8. Bapak Dr. Rujiman, MA selaku dosen pembimbing, dengan kesabaran telah banyak memberi masukan, saran-saran arahan dan bimbingan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan Tesis ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi. 10. Kedua orang tua dan kedua adik terkasih yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan moril maupun dukungan materil yang diberikan dengan tulus dari awal hingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. 11. Seluruh teman-teman di Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang memberikan semangat serta doanya kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. viii

9 12. Kak Yusna, Bang Ari dan seluruh staf bagian administrasi lainnya yang telah banyak memabantu dalam pengurusan administrasi bagi penulis. Penulis menyadari bahwa Tesis ini tidak sempurna, namun kiranya dalam ketidaksempurnaannya tersebut tetap dapat memberikan manfaat baik bagi pengembangan ilmu akuntansi. Penulis juga berharap karya ilmiah ini dihasilkan menjadi tahapan baru untuk menghasilkan karya tulis yang semakin baik. Medan, 1 Juli 2020 Penulis, Sylvia ix

10 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... Halaman Pengesahan. Halaman Tim Penguji... Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah... Halaman Pernyataan Originalitas Daftar Riwayat Hidup Kata Pengantar... Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran Abstrak Abstract BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. 1.2.Rumusan Masalah 1.3.Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian. 1.5.Kontribusi Penelitian Kontribusi Teoritis Kontribusi Praktis 1.6. Originalitas Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori Stakeholder Theory Legitimacy Theory Signaling Theory Nilai Perusahaan Profitabilitas Leverage Likuiditas Sustainability dan pengungkapannya 2.2. Review Penelitian Terdahulu... BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian. BAB IV METODE PENELITIAN Jenis Penelitian... i ii iii iv v vi vii x xiii xiv xv xvi xvii x

11 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 4.4. Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Moderating. 4.6.Metode Analisis Data Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikoliniaritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis Pengujian Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Pengujian Pengungkapan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating Uji Koefisien Determinasi Uji Statistik F (Uji F ) Uji Statistik t (Uji t). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian 5.2. Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikoliniaritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Pengujian Hipotesis Hasil Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji Statistik F) Hasil Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak Sebagai Variabel Moderating Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh ROE Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak Hasil Uji Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh DER Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak xi

12 Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh CR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak 5.4. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan Likuiditas (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Profitabilitas (X1) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Leverage (X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Likuiditas (X3) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Profitabilitas (X1) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Leverage (X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Likuiditas (X3) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL No. Judul Hal 1.1. Nilai Rata Rata Tobin s Q Perusahaan Jasa Originalitas Penelitian Manfaat Internal dan Eksternal Sustainability Report Prinsip Prinsip Pelaporan Sustainability Report Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Definisi dan Pengukuran Variabel Statistik Deskriptif Penelitian Hasil Uji Kolmogorv Smirnov Hasil Uji Multikoliniaritas Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Statistik F Hasil Uji Statistik t Hasil Selisih Nilai Mutlak Hipotesis Hasil Selisih Nilai Mutlak Hipotesis Hasil Selisih Nilai Mutlak Hipotesis Nilai Rata Rata DER Perusahaan Jasa Nilai Rata Rata Current Ratio, dan Tobin s Q Perusahaan Jasa Tahun Nilai Rata Rata Sustainability Reporting Disclosure Index (SRDI) Perusahaan Jasa Tahun Nilai Rata Rata Current Ratio (CR), Tobin s Q dan Sustainability Reporting Disclosure Index (SRDI) Perusahaan Jasa Tahun xiii

14 DAFTAR GAMBAR No. Judul Hal 1.1. Pergerakan IHSG dari tahun Kerangka Konseptual Grafik Histogram Grafik Normal P Plot 71 xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Hal 1 Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran xv

16 ABSTRAK Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Sylvia 1, Azhar Maksum 2, Badaruddin 3 Program Studi S2 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh yang diberikan oleh profitabilitas, leverage dan likuiditas terhadap nilai perusahaan serta pengaruh pengungkapan sustainability report sebagai variabel moderating pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Populasi penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Jasa yang terdaftar di BEI selama dengan sampel penelitian sebanyak 9 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4 dan menggunakan metode uji selisih nilai mutlak untuk menguji variabel moderating yang terdapat dalam hipotesis 5 sampai dengan hipotesis 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (4) Profitabilitas, leverage, dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (5)Pengungkapan sustainability report dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan, (6) Pengungkapan sustainability report tidak dapat memoderasi hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan, (7) Pengungkapan sustainability report dapat memoderasi hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Pengungkapan Sustainability Report, Nilai Perusahaan. xvi

17 xvii

18 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang saat ini melanda seluruh dunia membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, terutama di bidang ekonomi. Perubahan tersebut menjadi penyebab berkembang pesatnya persaingan antar bisnis, sehingga meraih keuntungan sebesar - besarnya sudah bukan merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap perusahaan karena keuntungan hanya merepresentasikan kinerja historis suatu perusahaan dan tidak bisa dianggap sebagai suatu cerminan atas keuntungan yang bisa diambil oleh investor suatu perusahaan (Dolenc et al., 2012). Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya secara berkesinambungan karena perusahaan memerlukan dana tambahan untuk tetap going concern terhadap persaingan antar bisnis tersebut (Azari dan Fachrizal, 2017). Peningkatan kinerja keuangan yang berkesinambungan pada suatu perusahaan akan mendorong para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan nilai suatu perusahaan. Nilai perusahaan menurut Harmono (2009 : 233) adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kelebihan permintaan akan saham suatu perusahaan akan menyebabkan kenaikan

19 2 harga saham perusahaan tersebut dan sebaliknya, apabila terjadi kenaikan penawaran, maka harga saham perusahaan tersebut akan turun. Fluktuasi tersebut umumnya terjadi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut ini: Pergerakkan IHSG Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 Okt-16 Jan-17 Apr-17 Jul-17 Okt-17 Gambar 1.1. Pergerakan IHSG dari tahun Sumber : Yahoo! Finance Dari Gambar 1.1, dapat terlihat jelas bahwa pergerakan yang cukup fluktuatif dari rentang tahun dimana harga saham anjlok dan mencapai titik terendah pada bulan Juli 2013 dengan kisaran harga penutupan saham sebesar Rp Penurunan IHSG pada tahun 2013 disebabkan oleh perlambatan ekonomi global yang berdampak pada pasar modal di Indonesia. Walaupun harga saham tetap berfluktuasi, namun secara perlahan mengalami peningkatan yang cukup signifikan sampai pada tahun Penggunaan harga saham IHSG saja sebagai proksi untuk mengukur nilai suatu perusahaan tidaklah cukup karena hanya secara

20 3 harga saham tersebut hanya mencerminkan nilai perusahaan dari luar saja. Ada beberapa proksi dalam mengukur nilai perusahaan, akan tetapi penelitian ini menggunakan Tobin s Q sebagai proksi, karena proksi Tobin s Q merupakan proksi yang mengukur nilai perusahaan bukan hanya dari sisi eksternalnya saja, melainkan juga dari sisi internalnya, karena sebuah perusahaan dalam menjalankan operasinya bukan dari ekuitas saja melainkan juga dari aset dan dana pinjaman yang diperoleh. Tabel 1.1. menunjukkan rata rata nilai perusahaan jasa yang memakai proksi Tobin s Q yang berbeda dari setiap perusahaan dari tahun Nilai Tobin s Q dari tahun menunjukkan fluktuasi naik turun dengan kecenderungan turun di setiap tahun yang berbeda dan menunjukkan gejala yang sama di semua perusahaan. Padahal, perusahaan jasa dinilai akan meningkatkan nilai perusahaan karena peningkatan permintaan investor terhadap saham yang mana pada saat ini, perusahaan sektor jasa merupakan salah satu sektor perusahaan yang kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia berkembang secara pesat dari tahun 2000 sampai tahun 2017 yakni dari 45% pada tahun 2000 menjadi 54 % pada tahun Kontribusi yang tinggi ini terjadi karena Indonesia menjadi negara pemasok permintaan jasa yang melebihi pasokannya di sebagian sektor (Okefinance, 2017), sehingga nilai perusahaan jasa diharapkan dapat selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun kenyataan yang terjadi menunjukkan hal yang berbeda dengan apa yang diharapkan yang contoh perhitungan rata rata nilai perusahaan berdasarkan Tobin s Q mulai dari tahun dapat dilihat dari Tabel 1.1.

21 4 Tabel 1.1. Nilai Rata Rata Tobin s Q Perusahaan Jasa Rata - No KODE rata 1 ADHI 1,0781 1,3411 1,1467 1,0977 1,0297 1, AKRA 1,7933 1,6868 2,3845 2,0029 1,9755 1, EXCL 1,7220 1,6510 1,2903 1,0634 1,1777 1, INDY 0,7226 0,7176 0,6400 0,7949 1,1318 0, JSMR 1,7496 2,1462 1,6307 1,2807 1,3466 1, PGAS 2,4147 2,4044 1,2773 1,2489 0,9912 1, TOTL 1,3980 2,2159 1,4325 1,6687 1,4119 1, UNTR 1,6140 1,4335 1,3884 1,5726 2,0273 1, WIKA 1,5140 2,1090 1,5508 1,2788 0,9841 1,4873 Rata - rata 1,5563 1,7451 1,4157 1,3343 1,3417 Nilai perusahaan yang disajikan dalam Tabel 1.1. menunjukkan nilai perusahaan yang berfluktuasi dari tahun dimana cenderung turun. Fluktuasi nilai perusahaan dengan rentang naik atau turun yang terlalu jauh dapat menimbulkan masalah, seperti perusahaan akan kehilangan daya tariknya di pasar modal. Hal ini akan membuat para investor kurang percaya terhadap kinerja perusahaan sehingga mereka akan memilih untuk menghindari berinvestasi pada perusahaan tersebut. Peningkatan maupun penurunan nilai perusahaan yang cukup signifikan dapat disebabkan oleh kinerja perusahaan yang semakin meningkat ataupun semakin menurun. Hal ini dikarenakan peningkatan permintaan investor terhadap saham hanya akan terjadi apabila kinerja sebuah perusahaan sudah baik, dengan harapan memperoleh kemakmuran jangka panjang dalam bentuk pembagian dividen dan sebaliknya jika kinerja perusahaan semakin menurun, maka minat investor akan semakin berkurang, karena harapannya untuk mendapatkan dividen akan semakin berkurang. Suatu kinerja perusahaan yang baik maupun buruk dapat

22 5 diketahui melalui informasi finansial yang disediakan oleh perusahaan. Menurut PSAK No. 1 (2014), penyediaan sumber informasi finansial merupakan hal yang wajib karena sumber informasi finansial yang berupa laporan keuangan tersebut berpengaruh secara krusial dalam pengambilan keputusan, baik oleh pemangku kepentingan internal seperti para pemegang saham maupun pihak eksternal seperti calon investor. Informasi finansial yang disediakan oleh perusahaan dapat berupa laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut PSAK No. 1(2014), Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari penyajian laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Selain itu, laporan keuangan digunakan untuk membantu investor untuk menganalisis dan memprediksi serta menilai profitabilitas dan risiko di masa depan (Wahlen et al., 2011:iv). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mencerminkan hasil akhir dari kebijakan keuangan dan keputusan operasional suatu perusahaan secara keseluruhan (Brigham dan Houston, 2017: 113). Oleh karena itu, rasio profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting bagi suatu perusahaan, karena rasio profitabilitas yang baik mencerminkan kinerja keuangan yang baik, yang tentu akan menarik perhatian investor dalam menanamkan sahamnya di suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas tersebut, semakin baik, karena hal

23 6 itu menandakan bahwa perusahaan sudah telah memanfaatkan secara maksimal kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang ada. Ada beberapa rasio profitabilitas yang ada, satu diantaranya adalah pengukuran dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Rasio Return On Equity menurut Fahmi (2012:98) menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Semakin tinggi return on equity ratio suatu perusahaan menandakan bahwa laba yang terjadi merupakan hasil efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mengelola dana yang diinvestasikan oleh investor. ROE juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk menilai efektifitas manajemen dalam menggunakan pembiayaan ekuitas untuk mendanai operasi dan menumbuhkan perusahaannya. Selain rasio profitabilitas, rasio leverage juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penilaian calon investor terhadap nilai suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage yang tinggi menandakan bahwa hutang yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh profit juga tinggi, sehingga risiko yang ditanggung juga semakin tinggi, dan return yang harus dibayarkan juga tinggi sehingga investor cenderung enggan untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut dan menyebabkan nilai suatu perusahaan di mata calon investor menjadi menurun. Ada beberapa rasio leverage, diantaranya adalah rasio dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Debt to Equity Ratio menjelaskan seberapa banyak jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Rasio ini juga menjelaskan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

24 7 jaminan hutang. Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio, semakin sulit suatu perusahaan memperoleh pinjaman dari para kreditor. Hal ini dikarenakan para stakeholder terkait, baik kreditor maupun investor ingin melindungi kepentingannya sendiri dari risiko bahwa keuntungan yang dicapai oleh perusahaan akan habis karena membayar kewajiban. Dapat disimpulkan juga, semakin tinggi nilai rasio debt to equity, semakin rendah nilai suatu perusahaan di mata stakeholders, baik oleh calon investor maupun pemberi pinjaman. Selain leverage, terdapat rasio lain yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko yaitu rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan aset lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek suatu perusahaan (Cahyani dan Makhful, 2014). Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah current ratio. Semakin tinggi rasio likuiditas sebuah perusahaan, semakin lancar suatu perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya sehingga akan meningkatkan nilai suatu perusahaan di mata para investor. Pengukuran profitabilitas maupun risiko keuangan suatu perusahaan sangatlah penting bagi nilai perusahaan, karena semakin tinggi suatu profitabilitas dan likuiditas sebuah perusahaan dan semakin rendah tingkat leverage suatu perusahaan, maka harga saham diperkirakan tentunya akan naik, karena persepsi investor akan perusahaan tersebut sangatlah baik. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sucuahi dan Cambarihan (2016) dan Ali (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas yang tinggi mampu meningkatkan

25 8 nilai perusahaan dan penelitian yang dilakukan oleh Aivazian et al., (2005) dan Fosu et al., (2016) menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Selain kinerja keuangan, tanggung jawab sosial juga sudah merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan di mata para pemangku kepentingan. Hal ini dikarenakan adanya ketidakstabilan ekosistem yang diakibatkan oleh perusahaan yang semakin berkembang sehingga kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap sosial dan lingkungan akan meningkat dan akan cenderung memilih perusahaan dengan produk yang ramah lingkungan. Tanggung jawab sosial menurut Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 3 merupakan komitmen yang dilakukan oleh perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Saat ini, menurut Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 66 ayat 2c, kegiatan melaporkan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan sudah menjadi hal yang wajib bagi setiap perusahaan untuk kepentingan semua pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Selain laporan CSR dalam laporan tahunan perusahaan, perusahaan dapat melaporkan kegiatan tanggung jawab sosial melalui laporan keberlanjutan atau yang sering disebut dengan sustainability report. Sustainability Report menurut GRI (2016) adalah praktik pelaporan organisasi secara transparan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan/atau sosialnya, dan karena itu juga termasuk kontribusinya baik positif maupun negatif terhadap tujuan

26 9 pembangunan berkelanjutan. Walaupun laporan CSR dan pengungkapan sustainability report pada dasarnya berisi kegiatan non keuangan suatu perusahaan, namun laporan CSR hanya mencakup pelaporan dampak dan kegiatan perusahaan terhadap lingkungan dan sosial dan sifatnya wajib atau mandatory sedangkan atau sustainability report mencakup dampak dan kegiatan perusahaan secara keseluruhan terhadap ekonomi, sosial maupun lingkungan dan bersifat sukarela atau voluntary. Sifat sustainability report yang bersifat sukarela didukung oleh PSAK No. 1 Pasal 14 yang menyatakan bahwa laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah yang disajikan di luar laporan keuangan berada diluar dari ruang lingkup SAK. Praktik sustainability report sudah mulai dilakukan dan berkembang di Indonesia, akan tetapi masih tidak terlalu banyak perusahaan yang melakukan pelaporan berkelanjutan, hal itu mungkin dikarenakan tidak adanya peraturan yang mewajibkan suatu perusahaan untuk melakukan pelaporan sustainability report. Padahal, pengungkapan sustainability report bermanfaat untuk memberikan pengetahuan yang lebih untuk pihak eksternal terkait nilai sebenarnya suatu perusahaan dan berpotensi untuk meningkatkan nilai suatu perusahaan di mata para pemangku kepentingan perusahaan yang sudah baik karena pengaruh profitabilitas dan likuiditas yang tinggi serta leverage yang rendah. Sehingga penelitian ini menggunakan pengungkapan sustainability report sebagai variabel moderating karena diasumsikan bahwa pengungkapan sustainability report mampu mempengaruhi hubungan antara profitabilitas, leverage dan likuiditas yang dapat meyakinkan ataupun mendorong para investor untuk melakukan investasi terhadap perusahaan yang mengungkapkan sustainability

27 10 report. Penelitian mengenai pengaruh sustainability report sebagai variabel moderating masih sangat jarang dilakukan sehingga peneliti memakai penelitian yang menggunakan laporan CSR sebagai variabel moderating dan menganalisis hubungan antara pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan secara langsung. Penelitian yang dilakukan oleh Rajab (2017) dan Siahaan (2017) menyatakan bahwa CSR merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan. Sedangkan untuk pengaruh langsung pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Loh et al (2017) yang menyatakan bahwa sustainability report mempunyai pengaruh terhadap nilai pasar perusahaan dan semakin baik kualitas dari sustainability report semakin kuat hubungan sustainability report terhadap nilai pasar perusahaan. Walaupun pemamparan diatas didukung oleh penelitian penelitian terdahulu, akan tetapi terdapat kesenjangan pada beberapa hasil penelitian (research gap) yang mana pada penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al., (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, serta penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Vu (2017) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti (2018) dan Monika dan Khafid (2016) menyatakan bahwa pengungkapan CSR tidak mampu mempengaruhi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan pengungkapan sustainability report sebagai variabel yang memoderasi hubungan

28 11 antara kinerja keuangan yang mencakup profitabilitas, leverage, dan likuiditas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan fenomena diatas serta adanya kesenjangan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan dengan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat fluktuasi nilai perusahaan yang cenderung mengalami penurunan yang signifikan dari tahun yang mungkin disebabkan oleh tingkat profitabilitas, leverage dan likuiditas. 2. Peningkatan maupun penurunan nilai perusahaan yang disebabkan oleh profitabilitas, leverage dan likuiditas juga dapat dipengaruhi hubungannya oleh laporan non keuangan yang sifatnya sukarela atau voluntary seperti pengungkapan sustainability report Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian serta rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian dapat dilihat sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ?

29 12 2. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 3. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 4. Apakah profitabilitas, leverage dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 5. Apakah pengungkapan sustainability report dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 6. Apakah pengungkapan sustainability report dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 7. Apakah pengungkapan sustainability report dapat memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Menganalisis pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

30 13 3. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Menganalisis pengaruh profitabilitas, leverage dan likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Menganalisis apakah sustainability report mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Menganalisis apakah sustainability report mampu memoderasi hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Menganalisis apakah sustainability report mampu memoderasi hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Kontribusi Penelitian Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau referensi pada pengembangan teori mengenai nilai perusahaan, dapat mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan profitabilitas, leverage dan likuiditas perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan sustainability report sebagai variabel moderating, serta diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik pada masa yang akan datang mengenai masalah masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini

31 14 dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi maupun acuan bagi peneliti selanjutnya maupun pembaca dalam melakukan penelitian penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan pada masa yang akan datang Kontribusi Praktis 1. Bagi Perusahaan Mengetahui pentingnya profitabilitas, leverage, likuiditas dan sustainability report bagi kelangsungan hidup perusahaan. 2. Bagi Investor Mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas dan pengungkapan sukarela seperti sustainability report terhadap nilai perusahaan Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al., (2014) yang berjudul Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode tahun ). berikut: Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai Tabel 1.2. Originalitas Penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang Variabel Dependen : Nilai Perusahaan Variabel Dependen : Nilai Perusahaan Variabel Independen: Variabel Independen: - Profitabilitas - Profitabilitas - Leverage - Leverage - Saham - Likuiditas Variabel Moderating: Variabel Moderating: - Tidak ada - Sustainability Report Periode Penelitian : Periode Penelitian :

32 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Stakeholder Theory Menurut Freeman et al., (2010:28), teori stakeholder menjelaskan tentang penciptaan nilai perusahaan semaksimal mungkin di mata para stakeholder, tanpa melakukan trade off. Dengan kata lain, teori ini pada dasarnya merupakan teori yang menjelaskan bagaimana sebuah bisnis dijalankan secara efektif untuk menghasilkan sebuah nilai dengan memperhatikan hubungan antar pemangku kepentingan serta kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan tersebut dalam rangka pengambilan keputusan bisnis. Menurut Seay (2015), teori stakeholder menjelaskan bahwa semakin kuat hubungan perusahaan dengan pihak eksternal, semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar hubungan perusahaan dan stakeholder semakin kuat, maka perusahaan harus menyediakan informasi mengenai perusahaan kepada para stakeholder, baik informasi tersebut dari segi aktivitas keuangan perusahaan, maupun aktivitas yang berbasis sosial dan lingkungan guna pengambilan keputusan yang diambil oleh para stakeholder. Menurut Guthrie et al., (2006), laporan tahunan merupakan cara yang paling efisien bagi suatu organisasi untuk berkomunikasi dengan kelompok stakeholder yang tertarik untuk mengendalikan aspek strategis tertentu yang ada pada suatu perusahaan. PSAK No. 1 (2009)

33 16 menjelaskan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas, dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Selain laporan yang sifatnya menginformasikan aspek keuangan suatu perusahaan, perusahaan juga diharapkan untuk melakukan pengungkapan secara sukarela atas laporan yang sifatnya menginformasikan hal hal yang berkaitan dengan dampak aktivitas perusahaan terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan tersebut. Menurut Guthrie et al., (2006), perusahaan akan memilih untuk mengungkapkan informasi mengenai aktivitas intelektual, sosial dan lingkungannya secara sukarela, dengan tujuan untuk mencapai ekspektasi stakeholder yang sesungguhnya. Semakin banyak laporan pertanggungjawaban yang diinformasikan perusahaan terkait dengan dampak aktivitas perusahaan terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan yang diikuti dengan komunikasi yang terbuka dan jujur, akan semakin meningkatkan citra perusahaan dan hubungan perusahaan dengan stakeholdernya dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai suatu perusahaan di mata stakeholdersnya (Siahaan, 2017) Legitimacy Theory Suatu perusahaan sudah mendapatkan legitimasi apabila tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sudah diterima dan mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar berdasarkan norma yang berlaku di lingkungan sekitar. Teori legitimasi beranggapan bahwa perusahaan memiliki kontrak sosial dengan masyarakat dimana perusahaan tersebut beroperasi (Guthrie et al., 2006). Kontrak sosial adalah cara yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah harapan

34 17 masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya. Kontrak sosial tersebut menurut Shocker dan Sethi (1973) dapat dipenuhi dengan cara: 1. Menyampaikan informasi informasi sosial yang diinginkan oleh masyarakat secara umum. 2. Menyalurkan manfaat ekonomi, sosial ataupun politis kepada pihak pihak yang berkepentingan, yang mana perusahaan mendapatkan kekayaannya dari pihak tersebut. Burlea-Schiopoiu dan Popa (2013) menyatakan bahwa untuk memenuhi kontrak sosial perusahaan tersebut maka suatu perusahaan diharapkan untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan sukarela. Pengungkapan sustainability report dan pengungkapan sosial lainnya juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi tekanan yang muncul sebagai akibat dari adanya legitimacy gap, karena adanya tekanan stakeholder akan berdampak pada eksistensi dan stabilitas operasional perusahaan (Lindawati dan Puspita, 2015). Legitimacy Gap terjadi ketika kinerja perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan oleh publik ataupun stakeholder (Van der Laan, 2009). Oleh karena itu, selain pelaporan laporan keuangan tradisional yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemegang saham, perusahaan juga dihimbau untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan seperti sustainability report karena sustainability report menawarkan informasi yang berharga kepada pihak yang lebih luas ruang lingkupnya dan membantu untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan dengan memberikan penjelasan

35 18 bagaimana suatu perusahaan menjawab keinginan masyarakat untuk tindakan bisnis yang berkelanjutan. Sehingga berdasarkan teori legitimasi diatas, maka nilai suatu perusahaan tentunya akan meningkat dengan adanya laporan sukarela seperti sustainability report disamping laporan yang bersifat keuangan Signaling Theory Teori signaling merupakan teori yang tepat untuk menggambarkan keadaan dimana dua pihak yang berkepentingan (baik secara individual maupun organisasional) memiliki akses untuk berbagai informasi yang berbeda atau sering disebut dengan asimetri informasi (Connelly et al., 2011). Menurut Spence (2002) pihak pihak yang berkepentingan tersebut masing masing disebut sebagai signaler dan receiver. Signaler merupakan pihak yang terlebih dahulu memiliki informasi baik positif maupun negatif mengenai individu, produk, maupun organisasi yang tidak tersedia untuk pihak eksternal dan juga merupakan pihak yang memutuskan untuk memberikan informasi atau sinyal kepada pihak eksternal. Receiver merupakan pihak eksternal yang kekurangan informasi mengenai pihak internal tetapi berharap untuk mendapatkan informasi atau sinyal dari pihak internal. Sinyal menjadi hal yang sangat penting bagi kedua belah pihak, baik oleh pihak signaler maupun receiver, karena receiver melakukan feedback atas sinyal yang diberikan oleh signaler. Pemegang saham (receiver) contohnya, akan mendapatkan laba dari membeli saham yang perusahaan (signaler) yang memberikan sinyal atau informasi yang lebih banyak. Laporan keuangan menjadi informasi yang sangat penting bagi stakeholder karena laporan keuangan berisi tentang kinerja keuangan suatu perusahaan dan menjadi sinyal dalam proses pengambilan keputusan. Kinerja

36 19 keuangan suatu perusahaan yang baik tentunya akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan sehingga perusahaan tentunya akan memberikan informasi keuangan perusahaan secara sukarela. Selain laporan keuangan, teori sinyal juga menganjurkan agar perusahaan mengungkap informasi yang lebih banyak terkait informasi non keuangan seperti informasi sosial dan lingkungan seperti laporan CSR ataupun sustainability report (Siahaan, 2017). Hal ini didukung oleh World Business Council for Sustainable Development yang menyatakan bahwa salah satu manfaat dari pelaporan berkelanjutan adalah merefleksikan kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dari aset tak berwujud. Adanya sustainability report maupun pengungkapan sukarela lainnya, calon investor akan merasa lebih aman atas investasinya (Hossain dan Hamami, 2009) Nilai Perusahaan Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan (Sejati dan Prastiwi, 2015). Nilai perusahaan adalah nilai yang di butuhkan investor untuk mengambil keputusan investasi yang tercermin dari harga pasar perusahaan (Husnan, 2006). Nilai pasar yang tinggi akan membuat pasar percaya bukan hanya kinerja perusahaan saat ini, namun juga prospek perusahaan di masa depan. Tingginya nilai pasar suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh pelaporan keuangan dan pengungkapan kinerja perusahaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan teori signaling, pelaporan kinerja perusahaan kinerja keuangan maupun non keuangan merupakan salah satu

37 20 bentuk sinyal yang dilakukan oleh perusahaan agar stakeholder tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham perusahaan. Pengukuran nilai perusahaan menurut Weston dan Copelan (2008:244) dapat dilakukan dengan rasio rasio berikut: 1. Price to Earning Ratio (PER) Price to Earning Ratio menurut Gitman dan Zutter (2012:82), biasanya digunakan untuk menaksir penilaian pemilik atas nilai saham. Rasio ini mengukur seberapa besar jumlah yang bersedia untuk dibayarkan oleh investor untuk setiap dollar yang menjadi laba perusahaan. Semakin tinggi nilai Price to Earning Ratio, semakin besar tingkat kepercayaan investor akan suatu perusahaan. Formula Price to Earning Ratio adalah sebagai berikut: PPPPPPPPPP tttt EEEEEEEEEEEEEE RRRRRRRRRR = MMEEPPMMMMMM PPPPPPPPPP pppppp SShEEPPPP EEEEEEEEEEEEEE pppppp SShEEPPPP 2. Market to Book Ratio Market to Book Ratio menurut Gitman dan Zutter (2012:83), menjelaskan tentang pandangan investor terhadap kinerja perusahaan. Market to Book Ratio berkaitan dengan nilai pasar saham suatu perusahaan terhadap nilai buku perusahaan tersebut. Semakin tinggi market to book ratio suatu perusahaan, biasanya merupakan perusahaan yang diperkirakan merupakan perusahaan dengan kinerja yang baik. Formula Market to Book Ratio adalah sebagai berikut: MMEEPPMMMMMM tttt BBBBBBBB RRRRRRRRRR = MMEEPPMMMMMM PPPPPPPPPP pppppp SShEEPPPP BBBBBBBB VVVVVVVVVV pppppp SShEEPPPP

38 21 3. Tobin s Q Tobin s Q merupakan pengukuran yang dikembangkan oleh James Tobin untuk menilai sebuah perusahaan dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya penggantian aktiva perusahaan tersebut (Siahaan, 2017). Tobin s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010). Tobin s Q dapat diukur dengan menggunakan formula yang disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) dimana: Dimana: qq = MMMMMM + DD TTTT Q = Tobin s Q MVS= Market Value Share dimana harga saham penutupan x jumlah saham yang beredar. D = Total hutang TA = Total Asset Tobin s Q dinilai mampu menjadi indikator yang paling baik karena Tobin s Q tidak hanya menilai sebuah perusahaan dari harga pasarnya saja, akan tetapi juga memasukkan unsur hutang serta asset sehingga perusahaan bukan hanya berfokus pada investasi dalam bentuk saham saja, melainkan juga investasi dalam bentuk aset karena sebuah perusahaan menjalankan operasinya bukan hanya dari ekuitas saja, melainkan juga berasal dari asset perusahaan yang pendanaannya bisa melalui dana pinjaman. Jika nilai pasar

39 22 merefleksikan aset yang tercatat suatu perusahaan, maka Q sama dengan 1. Jika nilai Tobin s Q lebih besar dari satu, maka artinya saham overvalued dan jika Tobin s Q lebih kecil dari 1 maka artinya saham undervalued Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan mengoperasikan sumber dayanya secara efisien guna memperoleh laba. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan (Siahaan, 2017). Profitabilitas yang meningkat bisa menjadi sinyal yang positif bagi para investor, karena profitabilitas yang meningkat dapat mendapatkan respon yang positif. Ada beberapa jenis proksi profitabilitas menurut Brigham dan Daves (2007:259), diantaranya: 1. Profit Margin on Sales Profit Margin on Sales atau Net Profit Margin merupakan suatu proksi yang paling umum digunakan untuk mengukur kesuksesan perusahaan dengan memperhatikan penghasilan yang berasal dari penjualan (Gitman, 2002:64). Formula suatu Profit Margin on Sales adalah sebagai berikut: PPPPPPPPPPPP MMMMMMMMiiii oonn SSEEVVPPSS = NNNNNN IIEEPPttIIII SSEEVVPPSS 2. Basic Earning Power (BEP) Basic Earning Power (BEP) merupakan rasio yang menunjukkan penghasilan kotor yang dihasilkan oleh aset perusahaan, sebelum dipengaruhi oleh pajak (Brigham dan Daves, 2007:261). Formula BEP dapat dihitung sebagai berikut:

40 23 BBEESSPPPP EEEEEEEEEEEEEE PPPPPPPPPP = EEEEEEEEEEEEEE BBBBBBBBBBBB IIEEttPPPPPPSStt aaaaaa TTTTTTTTTT TTttttEEVV AAAAAAAAAAAA 3. Return on Assets (ROA) Return on Assets sering disebut juga dengan Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang tersedia (Gitman, 2007:65). Formula ROA dapat dihitung dengan: RRPPttVVPPEE OOOO AAAAAAAAAA = NNNNNN IIEEPPttIIII AAffffffff TTTTTT TTttttEEVV AAAAAAAAAAAA 4. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Tingginya nilai ROE suatu perusahaan, menandakan bahwa perusahaan sudah memanfaatkan secara baik ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham. Formula ROE dapat dihitung dengan: RRPPttVVPPEE oooo EEqqVVPPttEE = NNNNNN IIEEPPttIIII AAAAtteeee TTTTTT TTttttEEll EEqqVVPPttEE Penelitian ini menggunakan rasio Return on Equity sebagai proksi dalam mengukur profitabilitas. Hal ini dikarenakan ROE lebih mencerminkan kemampuan perusahaan menggunakan modal dari setoran pemilik dan laba ditahan sehingga lebih mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan asumsi tanpa hutang sekalipun. Nilai ROE sangat menarik bagi pemegang maupun calon pemegang saham, dan juga bagi manajemen, karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholders value creation. Sejalan

41 24 dengan teori signaling, dimana kenaikan ROE merupakan sinyal positif, maka semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut Leverage Istilah leverage atau sering juga disebut dengan rasio solvency merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu (Subramanyam, 2009:418). Leverage menurut Welch (2011) didefinisikan sebagai sensitivitas nilai kepemilikan saham sehubungan dengan perubahan nilai yang mendasari perusahaan. Financial leverage merupakan penggunaan hutang untuk meningkatkan pendapatan dan mencerminkan keberhasilan (keuntungan) dan kegagalan manajerial (Subramanyam, 2009 : 564). Menurut Brigham dan Ehrhardt (2011:95),ada 3 implikasi penting dari istilah leverage yakni: 1. Pemegang saham mampu mengontrol sebuah perusahaan tanpa meningkatkan investasinya melalui hutang. 2. Jika perusahaan memperoleh keuntungan lebih yang berasal dari dana investasi pinjaman daripada bunga perusahaan yang dibayarkan, maka para return pemegang sahamnya akan meningkat, tetapi risiko juga akan bertambah. 3. Semakin tinggi proporsi pendanaan yang dilakukan oleh stockholder, semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.

42 25 Rasio leverage menurut Fabozzi dan Peterson (2003:742) are used to assess how much financial risk the firm has taken on. Ada 2 jenis rasio leverage yang dapat dipakai diantaranya: 1. Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak aset suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Formula Debt to Asset Ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: DDDDbbbb tttt AAAAAAAAAA RRRRRRRRRR = TTttttEEVV DDDDDDDD TTttttEEVV AAAAAAAAAAAA 2. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total saham yang dimiliki pemegang saham perusahaan. Debt to Equity Ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Formula debt to equity ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: DDDDDDDD tttt EEqqVVPPttEE RRRRRRRRRR = TTttttEEVV DDDDDDDD TTttttEEVV EEqqVVPPttEE Penelitian ini memakai pengukuran rasio debt to equity ratio karena debt to equity ratio mencerminkan proporsi besarnya total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tingkat leverage yang tinggi akan menimbulkan sinyal yang negatif, karena hutang yang semakin besar menyebabkan beban perusahaan menjadi besar karena beban biaya hutang yang harus ditanggung. Semakin besar

43 26 hutang akan menyebabkan prioritas perusahaan untuk membayar dividen akan semakin kecil karena keuntungan perusahaan berkurang dengan adanya biaya hutang perusahaan sehingga nilai perusahaan dimata para investor pun akan menurun(sukoco, 2013) Likuiditas Likuiditas (Subramanyam, 2009:9) merupakan a company s ability to raise cash in the short term to meet its obligations. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengkonversikan aset menjadi kas atau memperoleh kas untuk membayar hutang jangka pendek. Semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu membayar hutangnya secara lancar tanpa mengganggu operasional perusahaan. Kurangnya likuiditas menghambat suatu perusahaan untuk memperoleh diskon yang diinginkan ataupun kesempatan yang menguntungkan. Masalah likuiditas suatu perusahaan yang ekstrim mencerminkan ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya, yang dapat menyebabkan penjualan investasi dan aset perusahaan lainnya dengan harga murah bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan (Subramanyam, 2009:544). Rasio likuiditas dapat diukur dengan berbagai indikator berikut ini: 1. Current Ratio Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dari aktiva lancar dibandingkan dengan total hutang lancar (hutang jangka pendek). Formula current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut:

44 27 cccccccccccccc rrrrrrrrrr = PPVVPPPPPPEEtt aaaaaaaaaaaa cccccccccccccc dddddddddd 2. Quick or Acid Test Ratio Quick atau Acid Test Ratio merupakan perbandingan antara selisih aset lancar dengan persediaan dibandingkan dengan hutang lancar. Quick Ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: QQVVPPPPMM oooo TTPPPPaa TTPPSStt RRRRRRRRRR = PPVVPPPPPPEEtt aaaasseeeeee PPEEiiiiiiiiiiiiiiiiii cccccccccccccc dddddddd Penelitian ini menggunakan current ratio karena menurut Subramanyam (2009 : ), current ratio mampu mengukur cakupan hutang lancar, penahananan kerugian dan simpanan keuangan yang lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar suatu perusahaan, sinyal yang diberikan kepada pemegang saham semakin bagus, karena rasio lancar yang tinggi menandakan jaminan bahwa hutang lancar akan dibayar dan risiko yang lebih rendah sehingga tentunya penilaian para pemangku kepentingan akan perusahaan tersebut tentunya akan tinggi Sustainability dan Pengungkapannya Konsep Sustainability atau Triple Bottom Line (TBL) merupakan sebuah konsep yang memastikan bahwa tindakan masa kini tidak membatasi pilihan ekonomi, sosial dan lingkungan untuk masa mendatang (Elkington, 1997:20). Sesuai teori legitimasi, tanpa kepercayaan dari masyarakat sekitar, maka suatu perusahaan tidak bisa beroperasi dengan lancar. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang berkelanjutan, baik secara

45 28 ekonomi, sosial dan lingkungan melalui sustainability report. Sustainability report atau disclosure merupakan sarana yang digunakan sebagai sarana yang berpengaruh untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan yang berbeda (Bae et al., 2018) dan menjelaskan visi dan strategi jangka pendek dan jangka panjang suatu perusahaan kepada para pemangku kepentingan. AICPA (2012) menyatakan bahwa walaupun sampai saat ini tidak ada peraturan yang menetapkan sebuah standar laporan sustainability report, namun ada alternatif lain dalam standar penerbitan sustainability report yaitu dengan menggunakan standar GRI. Global Reporting Initiative (GRI) adalah organisasi nirlaba berbasis jaringan yang berpusat di Amsterdam, yang mendorong penerapan pelaporan berkelanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi agar menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi terhadap ekonomi global yang berkelanjutan. Tujuan sebuah perusahaan menerbitkan CSR Reports ataupun sustainability reports (AICPA, 2012) adalah untuk: Menunjukkan komitmen perusahaan kepada karyawan dan masyarakat sekitar atas masalah lingkungan atau sosial. Mendorong transparansi dan mengumpulkan umpan balik tentang kinerja perusahaan sebagai respon atas permintaan informasi yang diinginkan oleh stakeholders. Menunjukkan upaya perusahaan dalam membangun dan mempertahankan hubungan dengan pihak eksternal. Mengendalikan dan mengkomunikasikan risiko dengan lebih baik. Meningkatkan dan melindungi reputasi perusahaan.

46 29 Meningkatkan nilai merek dan pemegang saham. Manfaat sustainability report berdasarkan GRI ( terbagi menjadi manfaat internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut: Tabel 2.1. Manfaat Internal dan Eksternal Sustainability Report Internal Eksternal Meningkatkan pemahaman terkait Mengurangi atau membalikkan - risiko dan kesempatan. Menekankan hubungan antara kinerja dampak negatif terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola keuangan dan non-keuangan. Meningkatkan reputasi dan loyalitas Mempengaruhi strategi dan kebijakan merek manajemen jangka panjang, dan rencana Memungkinkan pemangku bisnis. Memperlancar proses, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. kepentingan eksternal untuk memahami nilai sebenarnya organisasi, dan aset berwujud dan tidak berwujud Benchmarking dan penilaian kinerja Menunjukkan bagaimana organisasi keberlanjutan sehubungan dengan memengaruhi, dan dipengaruhi oleh, hukum, norma, kode, standar kinerja, harapan tentang pembangunan dan inisiatif sukarela. berkelanjutan Menghindari keterlibatan dalam kegagalan lingkungan, sosial dan tata kelola yang dipublikasikan. Membandingkan kinerja secara internal, dan antara organisasi dan sektor. Sumber: Global Reporting Initiatives ( Berdasarkan tujuan dan manfaat pengungkapan sustainability report diatas, perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata para investor dan para pemangku kepentingan lainnya dengan cara menerbitkan pengungkapan sustainability report. Bae et al.,(2018) menyatakan bahwa sesuai dengan teori signaling, pengungkapan sustainability report memberikan sinyal positif kepada para pemangku kepentingan, yang mana dalam konteks proses komunikasi, pengungkapan sustainability report mengurangi asimetri informasi dan membantu

47 30 perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan reputasi yang mengarah pada maksimalisasi nilai perusahaan. Pengukuran pengungkapan sustainability report dalam penelitian ini menggunakan content analysis atau analisis konten terhadap pengungkapan sustainability report. Content analysis merupakan metode yang paling sering dipakai dipakai dalam bidang pelaporan sosial dan lingkungan dan merupakan metode yang mana berbagai pelaporan dan penjelasan dianalisis secara objektif dan sistematis. Panduan yang digunakan dalam content analysis penelitian ini adalah dengan menggunakan GRI Standards 2016 yang diterbitkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI). Adapun prinsip penyusunan standar GRI yang ada pada pedoman GRI Standards 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut: Tabel 2.2. Prinsip Prinsip Pelaporan Sustainability Report Isi Laporan Kualitas Laporan Inklusivitas Pemangku Kepentingan Akurasi Konteks Keberlanjutan Keseimbangan Materialitas Kejelasan Kelengkapan Keterbandingan Keandalan Ketepatan waktu Sumber: GRI Standards Indikator menurut GRI standards 2016 guidelines disajikan pada lampiran Review Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian ini: Sucuahi dan Cambarihan (2016) melakukan penelitian yang berjudul Influence of Profitability to the Firm Value of Diversified Companies in the Philippines. Variabel independennya adalah industri, usia perusahaan, dan

48 31 profitabilitas dan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data perusahaan terdiversifikasi yang terdaftar di Filipina pada tahun 2014 sebanyak 86 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis linier berganda untuk menguji pengaruh signifikan antara variabel independen dan dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas mampu mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan industri dan usia perusahaan tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Aivazian et al (2005) melakukan penelitian yang berjudul The impact of leverage on firm investment: Canadian evidence. Variabel independen berupa leverage, variabel moderating berupa growth opportunities dan variabel dependen berupa nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data perusahaan sebanyak 863 perusahaan yang terdaftar di Compustat Canadian 1999 Annual File dan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitiannya adalah leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan growth opportunities yang rendah memperkuat hubungan negatif antara leverage terhadap nilai perusahaan. Fosu et al (2016) melakukan penelitian yang berjudul Information Asymmetry, Leverage and Firm Value: Do crisis and growth matter?. Variabel independennya adalah information asymmetry, dan leverage dan nilai perusahaan adalah variabel dependennya. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari perusahaan dan data analis yang terdaftar di Worldscope and Institutional Brokers Estimate System (IBES) dari tahun Penelitian ini menggunakan panel data. Hasilnya adalah leverage memiliki efek negatif terhadap nilai perusahaan,

49 32 asimetri informasi berhubungan terhadap nilai perusahaan dan asimetri informasi mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al (2014) yang berjudul Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode tahun ). Variabel independennya adalah leverage, profitabilitas, dan saham dengan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun dan menggunakan regresi linier berganda sebagai metode penelitian. Hasilnya adalah saham berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan profitabilitas dan leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, akan tetapi secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ali (2014) melakukan penelitian yang berjudul The Effect of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Iraqi Stock Exchange. Variabel independennya adalah likuiditas dan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Variabel kontrol penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, dan usia perusahaan. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di Iraqi Stock Exchange dan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah likuiditas memiliki efek positif terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, usia perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

50 33 Nguyen dan Vu (2017) melakukan penelitian yang berjudul The Impact of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Vietnam. Variabel independen penelitian ini adalah likuiditas dan variabel dependen penelitian ini adalah nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan 30 sampel data perusahaan yang terdaftar di VN 30 dari tahun Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Fixed Effect and Random Effect Regression dan uji Hausman. Hasil penelitian ini adalah likuiditas tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Loh et al.,(2012) berjudul Sustainability Reporting and Firm Value: Evidence from Singapore-Listed Companies. Variabel independen yang dipakai adalah book value, pendapatan, dan sustainability report dengan variabel dependen yang dipakai adalah market value sebuah perusahaan. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 502 data perusahaan yang terdaftar di Singapore Stock Exchange (SGX) dan metode penelitian yang dipakai adalah metode regresi dan Ohlson. Hasilnya adalah sustainability report berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar perusahaan dan semakin baik kualitas sebuah sustainability report semakin kuat hubungan tersebut. Reintjes (2017) melakukan penelitian yang berjudul Do investors care about the Quality of Sustainability reports? - The Relationship between Sustainability Reporting Quality and Firm Value and the Role of Analysts. Variabel independen yang ada dalam penelitian ini adalah sustainability report dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, sektor dan analyst coverage sebagai variabel moderating. Sedangkan variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah firm value. Penelitian ini menggunakan data

51 34 sebanyak 60 perusahaan yang terdaftar di Belanda dan GRI selama 5 tahun. Metode penelitian yang dipakai penelitian ini adalah regresi liner berganda. Hasil penelitian ini adalah sustainability report mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, analyst coverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan analyst coverage mampu memperkuat hubungan antara sustainability report dengan nilai perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan informasi sustainability dapat mengakibatkan penurunan nilai perusahaan yang dilaporkan oleh perusahaan terkait masalah keberlanjutan yang ada dalam pengungkapan sustainability report. Ratanacharoenchai et al (2017) melakukan penelitian yang berjudul Sustainability Reports and Its Effect on Firm Value in Thailand memiliki variabel independen berupa sustainability report dan variabel dependen berupa nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel data yang berasal dari database SETSMART yang berasal dari Stock Exchange of Thailand sebanyak 425 perusahaan dari tahun Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Squares dan memakai teknik Fixed Effects and Random Effects. Hasilnya adalah pengungkapan sustainability report secara menyeluruh berhubungan negatif terhadap nilai perusahaan. Utami (2015) melakukan penelitian yang berjudul Financial Performance and the Quality of Sustainability Disclosure Based on Global Reporting Initiative: Value Relevances Study in Indonesia Stock Exchange Variabel independen penelitian ini adalah Leverage, profitability dan sustainability report. Revenue growth merupakan variabel moderating dan nilai perusahaan

52 35 merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data sampel yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan total sampel sebanyak 152 perusahaan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda. Hasilnya adalah leverage dan profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan sustainability report tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan pendapatan tidak mampu memoderasi hubungan antara kinerja perusahaan dengan nilai perusahaan, akan tetapi mampu memoderasi hubungan antara kualitas sustainability report terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2015) melakukan penelitian yang berjudul Dampak Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan dan Pasar. Variabel independennya adalah Sustainability Report dan variabel dependennya adalah kinerja keuangan dan kinerja pasar. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali dari sektor keuangan dan dengan jumlah 9 perusahaan dari tahun Penelitian ini menggunakan 2 metode yang ada dalam multivariate analysis of variance (MANOVA), yaitu uji Between-Subjects Effect dan Uji Post hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa Pengungkapan sustainability report berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan berpengaruh negatif terhadap likuiditas dan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Lo dan Sheu (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Is Corporate Sustainability a Value Increasing Strategy for

53 36 Business? menggunakan variabel independen Corporate Sustainability dengan variabel dependen berupa Nilai Pasar Perusahaan dengan variabel kontrol berupa Ukuran Perusahaan, Akses pasar keuangan, Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan investasi, Diversifikasi industri, Kualitas kredit, Efek industri. Penelitian ini menggunakan data sampel yang berasal dari perusahaan non finansial yang ada di Amerika dan DJSGI dari tahun Metode penelitian yang dipakai adalah metode regresi linier berganda. Hasilnya adalah Corporate sustainability berpengaruh secara kuat terhadap nilai pasar dan hanya hanya pertumbuhan penjualan saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammadi et al., (2018) berjudul Corporate sustainability disclosure and market valuation in a Middle Eastern Nation: evidence from listed firms on the Tehran Stock Exchange: sensitive industries versus non-sensitive industries. Variabel independennya adalah pengungkapan sustainability report dan variabel dependennya adalah nilai perusahaan sedangkan variabel kontrolnya adalah profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange (TSE) dari tahun dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tidak sensitif dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif dan

54 37 signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Rajab (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun ). Variabel independen penelitian ini adalah profitabilitas, variabel dependennya adalah nilai perusahaan sedangkan variabel moderatingnya adalah Corporate Social Responsibility. Penelitian ini menggunakan data 7 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada tahun dengan menggunakan uji regresi moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan CSR memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Siahaan (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ). Variabel independennya adalah profitabilitas dan ukuran perusahaan, variabel dependennya adalah nilai perusahaan dan variabel moderatingnya adalah CSR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR

55 38 memperkuat hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, dan CSR memperlemah namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Fitrianti (2018) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Variabel independen penelitian ini adalah profitabilitas, variabel dependennya adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel moderatingnya adalah CSR. Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari data data perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun dan menggunakan metode regresi linier sederhana dan MRA. Hasilnya adalah profitabilitas dan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun CSR tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Monika dan Khafid (2016) melakukan penelitian yang berjudul The Effect of Financial Performance on Corporate Value with CSRDisclosure and GCGMechanism as Moderating Variables. Variabel Independen penelitian ini adalah Profitabilitas, Variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan serta variabel moderating berupa CSR Disclosure dan Managerial Ownership. Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun dan menggunakan analisis regresi sederhana dan MRA. Hasilnya adalah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR disclosure tidak mampu memoderasi hubungan antara

56 39 profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan Managerial Ownership memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Tiffani, Basri dan Anggraini (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode ). Variabel independen penelitian ini adalah profitabilitas dan leverage, variabel dependennya adalah nilai perusahaan serta variabel moderating berupa CSR. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dan menggunakan metode regresi linier berganda dan MRA. Hasilnya adalah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, dan CSR tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Wulandari dan Wiksuana (2017) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Corporate Social Responsibility dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Variabel independen penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan likuiditas, variabel dependennya adalah nilai perusahaan serta variabel moderating berupa CSR. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dan menggunakan metode regresi linier berganda dan MRA. Hasilnya adalah profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak

57 40 signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Adapun ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat dari Lampiran 2.

58 41 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Profitabilitas (X1) Leverage (X2) Nilai Perusahaan (Y) Likuiditas (X3) Pengungkapan Sustainability Report (Z) Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Dari kerangka konseptual yang digambarkan pada gambar 3.1, dapat dijelaskan pengaruh antar variabel adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Profitabilitas (X1) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Sesuai dengan teori signaling, laporan keuangan menjadi informasi yang sangat penting bagi stakeholder karena laporan keuangan berisi tentang kinerja keuangan suatu perusahaan dan menjadi sinyal dalam proses pengambilan keputusan. Profitabilitas yang merupakan salah satu indikator kinerja keuangan

59 42 menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi investor dimana kemampuan tersebut akan menentukan seberapa baik perusahaan di mata investor dari segi keuangannya (Ayu dan Suarjaya, 2017). Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan menjadi sinyal yang positif bagi para calon investor karena dengan adanya profitabilitas, maka calon investor tentu mengharapkan pembagian dividen yang berlebih sehingga nilai suatu perusahaan di mata investor tentu akan meningkat. Selain teori signaling, hipotesis bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sucuahi dan Cambarihan (2016), yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Sucuahi dan Cambarihan (2016) juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2015) yang berhasil membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al.,(2014) bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sucuahi dan Cambarihan (2016) serta Utami (2015), yang mana hasil penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh Leverage (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) Sesuai dengan teori signaling, leverage yang tinggi akan menimbulkan sinyal yang negatif, karena perusahaan juga harus membayar hutang walaupun memiliki net income yang besar. Akibatnya, walaupun net income tinggi akan tetapi habis untuk membayar hutang, para investor tidak akan mendapatkan

60 43 dividen dari keuntungan yang diperoleh dari perusahaan sehingga nilai perusahaan di mata para investor akan menurun, walaupun tingkat profitabilitas perusahaan tinggi. Selain teori signaling, asumsi tingginya nilai leverage akan menurunkan nilai perusahaan juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aivazian et al., (2005) yang mana hasil penelitiannya membuktikan bahwa leverage secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Selain Aivazian et al., (2005), penelitian yang dilakukan oleh Fosu et al., (2016) juga menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil kedua penelitian diatas bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al., (2014) yang mana menyatakan bahwa leverage tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh Likuiditas (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengkonversikan aset menjadi kas dalam kurun waktu yang cepat atau kurang dari setahun. Likuiditas yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu secara cepat mengkonversikan asetnya menjadi kas dan membayar hutang jangka pendek. Hal ini dapat menciptakan sinyal yang positif untuk para calon investor karena rasio lancar yang tinggi menandakan jaminan bahwa hutang lancar akan dibayar, risiko yang lebih rendah dan merupakan margin of safety untuk ketidakstabilan cash flow sebuah perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ali (2016) yang menyatakan bahwa perusahaan yang likuid cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih baik. Akan tetapi, hasil penelitian ini

61 44 bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Batten dan Vo (2014) maupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Vu (2017) yang mana berdasarkan hasil penelitian Batten dan Vo (2014), likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Vu (2017), likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Corporate sustainability dapat dinilai sebagai sebuah paradigma manajemen yang baru dan berkembang (Wilson, 2003). Pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan memang diakui penting, akan tetapi tujuan sosial, spesifiknya yang berhubungan dan perkembangan berkelanjutan seperti proteksi lingkungan, kedamaian dan persamaan sosial, dan perkembangan perekonomian perusahaan juga perlu untuk diraih. Sejalan dengan teori stakeholder, legitimasi dan signaling, agar mencapai tujuan sosial perusahaan, maka perusahaan diharapkan untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang berkelanjutan, baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan yang mengungkapkan bahwa perusahaan sudah menuju ke arah perkembangan berkelanjutan yang dikenal dengan sustainability reporting sebagai bentuk signaling agar para pemangku kepentingan mengerti komitmen dan kinerja CSR perusahaan. Adanya pengungkapan sustainability report mengatasi kekhawatiran investor yang terkait dengan kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan sehingga investor akan cenderung untuk tertarik pada perusahaan yang

62 45 mengungkapkan Sustainability Report jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melaksanakan dan mengungkapkannya sama sekali yang akan memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Loh et al.,(2012) yang mengungkapkan bahwa semakin banyak hal yang diungkapkan dalam laporan sustainability report, semakin kuat pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Rajab (2017) juga menyatakan bahwa pengungkapan CSR memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 5. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Mengendalikan dan mengkomunikasikan risiko dengan lebih baik merupakan salah satu tujuan adanya pengungkapan sustanability report. Penelitian yang dilakukan oleh Meek, et al. (1995) dalam Siahaan (2017) menyimpulkan bahwa pengungkapan informasi sosial diperlukan untuk menghilangkan keraguan debtor terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Dengan kata lain, pengungkapan sustainability report diungkapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi dengan kreditur. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pengungkapan sustainability report mampu memperlemah pengaruh negatif yang dihasilkan oleh leverage terhadap nilai perusahaan.

63 46 6. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report dalam Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Tingkat likuiditas yang sudah tinggi memang akan menarik perhatian para stakeholder, akan tetapi perusahaan juga harus menciptakan serta menjaga image perusahaan untuk mempertahankan posisi perusahaan tersebut di mata para pemangku kepentingan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Fachrurrozie (2013) yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dipicu oleh peningkatan dukungan stakeholder yang dapat disebabkan oleh adanya Pengungkapan Sustainability Report. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pengungkapan sustainability report mampu memperkuat pengaruh yang dihasilkan oleh likuiditas terhadap nilai perusahaan Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2011:42). Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini ialah sebagai berikut : Hipotesis 1 : Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 2 : Leverage secara parsial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

64 47 Hipotesis 3 : Likuiditas secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 4 : Profitabilitas, leverage, dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 5 : Pengungkapan sustainability report memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 6 : Pengungkapan sustainability report memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 7 : Pengungkapan sustainability report memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

65 48 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal menurut Sugiyono (2016 : 37) adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2016 : 36), penelitian asosiatif dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan penelitan kuantitatif dengan menggunakan skala rasio. Penelitian ini dilakukan dengan membangun hipotesis terlebih dahulu, kemudian mengukur berbagai variabel dengan statistik, menjelaskan fenomena secara lebih terukur dan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dalam periode waktu penelitian tahun dan difokuskan pada seluruh perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian dimulai dari November Populasi dan Sampel Populasi menurut Sanusi (2011 : 87), adalah sekumpulan elemen yang menunjukan jumlah suatu kumpulan, yang memiliki ciri ciri tertentu yang mana karakteristik kumpulan tersebut yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan.

66 49 Menurut Sugiyono (2016 : 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan jasa yang berjumlah 340 perusahaan pada tahun 2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan gambaran terkini tentang kinerja dan harga saham perusahaan. Menurut Sugiyono (2016 : 81), sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut yang digunakan sebagai representasi dalam melakukan penelitian. Adapun sampling merupakan cara atau teknik yang dipakai untuk melakukan penarikan sampel. Pada penelitian ini, teknik sampling yang dipakai adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak di delisting selama tahun Perusahaan tersebut menerbitkan sustainability report yang terbit secara terpisah dari laporan tahunan perusahaan dari tahun Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di sektor non perbankan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan memiliki kinerja yang berbeda dari perusahaan pada umumnya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilihlah 9 perusahaan sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 (proses seleksi sampel dapat dilihat pada lampiran 2):

67 50 Tabel 4.1 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 2 AKRA AKR Corporindo Tbk 3 EXCL XL Axiata Tbk 4 INDY Indika Energy Tbk 5 JSMR Jasa Marga Tbk 6 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 7 TOTL Total Bangun Persada Tbk 8 UNTR United Tractors Tbk 9 WIKA Wijaya Karya Tbk Sumber: Oleh karena periode penelitian adalah 5 tahun maka jumlah unit analisis penelitian ini berjumlah 45 unit analisis Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder, yaitu laporan tahunan beserta laporan berkelanjutan (sustainability report) perusahaan pada seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Sumber data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia ( dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel. Data penelitian disajikan dalam time series (antar waktu) dan cross section (antar perusahaan) Definisi Operasional dan Metode Penguk uran Variabel Definisi operasional adalah instrumen pengukuran yang didefinisikan oleh suatu variabel. Definisi operasional diperoleh dari pengumpulan, pengukuran, dan perhitungan informasi yang melalui logika empiris (Erlina dan Sri Mulyani 2007: 52). Pengujian dan rujukan empiris merupakan hal hal yang harus ada dalam istilah istilah yang ada dalam suatu definisi operasional. Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

68 51 untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating. Adapun definisi dan pengukuran masing masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2016:39). Penelitian ini menggunakan profitabilitas, leverage dan likuiditas sebagai variabel independen yang dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Profitabilitas (X1) Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan mengoperasikan sumber dayanya secara efisien guna memperoleh laba. Penelitian ini menggunakan proksi Return on Equity karena rasio ini mengindikasikan kekuatan laba dari investasi nilai buku pemegang saham dan digunakan ketika membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri secara kontinu (Van Horne, 2002:361). Rasio Return on Equity dapat diproksikan dengan formula berikut: RRPPttVVPPEE oooo EEqqVVPPttEE = NNNNNN IIEEPPttIIII TTttttEEVV EEEEuuPPttEE Skala perhitungan ROE yang mendekati 1 menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, sebaliknya jika ROE mendekati 0

69 52 menunjukkan perusahaan tidak mampu mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ROE merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholders value creation, artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. 2. Leverage Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu (Subramanyam, 2009:418). Penelitian ini menggunakan proksi debt to equity ratio karena debt to equity ratio mencerminkan proporsi besarnya total hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang dapat diproksikan sebagai berikut: DDDDDDDD tttt EEqqVVPPttEE RRRRRRRRRR = TTttttEEVV DDDDDDDD TTttttEEVV EEqqVVPPttEE Rasio Debt to Equity yang sehat pada suatu perusahaan pada umumnya berada pada kisaran angka 1 ataupun dibawah angka 1. Semakin rendah Debt to Equity Ratio suatu perusahaan, maka semakin baik karena rasio menunjukan bahwa hutang/kewajiban perusahaan lebih kecil daripada seluruh aset yang dimilikinya, sehingga dalam kondisi yang tidak diinginkan, perusahaan masih dapat melunasi seluruh hutang/kewajibannya dan sebaliknya, semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan komposisi jumlah hutang/kewajiban lebih besar dibandingkan dengan jumlah seluruh modal bersih yang dimilikinya,

70 53 sehingga mengakibatkan beban perusahaan terhadap pihak luar besar juga. Meningkatnya beban kewajiban terhadap pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak luar. Apabila perusahaan tidak dapat mengelola hutangnya dengan baik dan optimal, akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan keuangan perusahaan sehingga nilai suatu perusahaan akan menurun di mata calon investor. 3. Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengkonversikan aset menjadi kas atau memperoleh kas untuk membayar hutang jangka pendek. Penelitian ini menggunakan current ratio sebagai proksi dan dapat diproksikan sebagai berikut: cccccccccccccc rrrrrriioo = PPVVPPPPPPEEtt aaaaaaaaaaaa cccccccccccccc dddddddddd Proksi current ratio digunakan karena current ratio mampu mengukur cakupan hutang lancar, penahananan kerugian dan simpanan keuangan yang lancar. Perusahaan dikatakan sehat apabila Current Ratio berada di atas angka 1 karena artinya aset lancar bisa menutup semua hutang lancar. Current Ratio yang rendah atau berada dibawah angka 1, menunjukan bahwa perusahaan mungkin sedang mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi kewajiban lancarnya sehingga akan menurunkan nilai suatu perusahaan di mata calon investor.

71 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut dengan variabel output atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena variabel bebas (Sugiyono, 2016:39). Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga semakin tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemegang saham, sebab dengan nilai yang tinggi, menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Penelitian ini menggunakan Tobin s Q sebagai proksi dalam menilai suatu perusahaan. hal ini disebabkan karena Tobin s q adalah gambaran statistik yang berfungsi sebagai proksi dari nilai perusahaan dari perspektif investor yang mana Tobin s Q merupakan nilai pasar dari aset perusahaan (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010:14). Proksi nilai perusahaan berdasarkan Tobin s Q berdasarkan versi Chung dan Pruitt (1994): Dimana: qq = MMMMMM + DD TTTT q = Tobin s Q MVS= Market Value Share dimana harga saham penutupan x jumlah saham yang beredar. D = Total hutang TA = Total Asset

72 55 Suatu perusahaan dikatakan sudah berhasil apabila saham perusahaan dalam kondisi overvalued yang mana nilai Tobin s Q berada diatas angka 1 karena perusahaan telah berhasil dalam mengelola aset perusahaan dan memiliki potensi pertumbuhan investasi yang tinggi. Sebaliknya, apabila nilai Tobin s Q berada dibawah angka 1 mengindikasikan bahwa saham perusahaan dalam kondisi undervalued yang memiliki potensi pertumbuhan investasi yang rendah karena telah gagal dalam mengelola aset perusahaan (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010:15) Variabel Moderating Variabel moderating merupakan variabel yang dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan dependen (Liana, 2009). Penelitian ini menggunakan pengungkapan sustainability report sebagai variabel moderating. Hal ini dikarenakan menurut Siahaan (2017), TBL disclosure adalah sarana komunikasi perusahaan kepada stakeholdernya yang menjelaskan pendekatan perusahaan untuk mengelola dimensi kegiatan-kegiatan ekonomi, lingkungan dan sosial melalui penyajian informasi atas dimensidimensinya. Standar pengukuran pengungkapan sustainability report memang beragam, akan tetapi penelitian ini melakukan content analysis yang didasarkan pada indikator yang ditetapkan dalam standar Global Reporting Initiatives (GRI). Hal ini disebabkan karena standar GRI merupakan pedoman yang terbaik dan sudah diakui secara internasional

73 56 serta banyak digunakan berbagai negara serta menyajikan suatu cara yang konsisten untuk mengukur dan melaporkan perkembangan dalam kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan bisnis perusahaan. GRI merupakan suatu faktor penjelas penting nilai pasar perusahaan serta alat komunikasi perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara stakeholders dengan perusahaan. Penelitian ini menggunakan standar GRI yang terbaru yaitu GRI Standards 2016 yang diterbitkan tahun 2016 sebagai standar pengukuran pengungkapan sustainability report yang terdiri atas 77 pengungkapan Sustainability Report diukur dengan menggunakan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) yaitu indeks yang pengukurannya dilakukan dengan membandingkan jumlah skor pengungkapan yang ada dalam sustainability report dengan jumlah skor pengungkapan yang telah ditetapkan harus ada dalam sustainability report. Sustainability Reporting Disclosure Index yang dapat diformulasikan sebagai berikut: SSSSSSSS = jjjjmmllllh SSMMttPP ppppeeeevveeeemmeepppppp EEEEEEEE aaaaaa jjvviivveeh SSMMttPP ppppeeeevveeeemmeeppeeee EEEEEEEE aappttpptteeppmmeeee Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam Tabel 4.2. berikut.

74 57 Tabel 4.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala Variabel Independen (X 1) Profitabilitas Variabel Independen (X 2) Leverage Kemampuan suatu perusahaan mengoperasikan sumber dayanya secara efisien guna memperoleh laba Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu Diproksikan melalui Return on Equity (ROE) LLEEbbEE SSPPttPPVVEEh PPEEjjEEMM RROOEE = TTTTTTTTTT EEEEEEEEEEEEEE Diproksikan melalui Debt to Equity Ratio (DER) TTttttEEVV DDPPbbtt DDEERR = TTTTttaaaa EEqqVVPPttEE Rasio Rasio Variabel Independen (X 3) Likuiditas Variabel Dependen (Y) Nilai Perusahaan Kemampuan perusahaan untuk mengkonversikan aset menjadi kas atau memperoleh kas untuk membayar hutang jangka pendek Nilai pasar suatu perusahaan yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan Diproksikan melalui Current Ratio (CR) PPVVPPPPPPEEtt EESSSSPPttSS CCCC = ccuurrrrrrrrrr aappbbttss Diproksikan Tobin s Q MMMMMM + DD qq = TTTT melalui Rasio Rasio Variabel Moderating (Z) Pengungkapan sustainability report Praktik untuk mengukur, mengungkapkan, dan menjadi akuntabel kepada pemangku kepentingan internal maupun eksternal untuk kinerja organisasional menuju ke arah sustainable development Diproksikan melalui Sustainability Reporting Disclosure Index SSRRDDII = jjvviivveeh SSMMttPP EEEEEEEE aaaaaa jjvviivveeh SSMMttPP EEEEEEEE aappttpptteeppmmeeee Rasio 4.6. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan pengolahan data dilakukan melalui aplikasi SPSS versi Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2006 : 142), Statistik deskriptif berfungsi sebagai cara pendeskripsian atau penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Statisitik desriptif hanya

75 58 melakukan perhitungan nilai mean, standar deviasi, varian, maksimum maupun minimum suatu variabel tanpa melakukan uji signifikansi maupun taraf kesalahan karena peneliti tidak membuat kesimpulan yang berlaku secara umum dan hanya ingin mendeskripsikan data sampel Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang ada pada suatu penelitian sudah layak digunakan atau belum. Uji asumsi klasik hanya dilakukan pada penelitian yang menggunakan metode analisis linier berganda dan tidak berlaku untuk model regresi lainnya seperti regresi logistik maupun ordinal. Ada 4 tahap uji asumsi klasik yang biasanya dilakukan dalam suatu penelitian, yakni : uji normalitas, multikoliniaritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas Uji Normalitas Suatu model regresi dikatakan baik apabila sudah berdistribusi normal yang diuji melalui uji normalitas. Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi secara normal (Ghozali, 2016:154). Dalam uji normalitas, ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual suatu regresi sudah berdistribusi normal atau tidak yakni dengan analisis grafik maupun statistik. Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) karena uji normalitas melalui analisis grafik dinilai dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2016:154). Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 (α > 0,05) maka data terdistribusi secara

76 59 normal. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (α < 0,05) maka data tidak terdistribusi secara normal. Uji normalitas melalui analisis grafik yang lebih handal dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normal atau tidaknya suatu model regresi dapat dideteksi apabila: 1. Data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, berarti pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, berarti tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Uji Multikolinearitas Uji multikoloniaritas merupakan uji yang dilakukan pada suatu model regresi untuk mengetahui apakah model regresi tersebut memiliki korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016:103). Suatu model regresi dapat dikatakan layak apabila sudah tidak ada korelasi antar variabel independen. Penelitian ini melakukan pengujian multikoliniaritas dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Nilai VIF = 1/ Tolerance. Semakin tinggi VIF, maka semakin rendah tolerance. Adapun ketentuan mengenai uji multikoliniaritas yang dilihat sebagai berikut: 1. Model dapat dikatakan bebas multikoliniaritas apabila Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.

77 60 2. Model dapat dikatakan ada multikoliniaritas apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) melebihi 10 dan nilai tolerance kurang dari 0, Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian ada tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada periode saat ini dengan periode sebelumnya (Ghozali, 2016:107). Penelitian ini menggunakan metode Durbin Watson yang mana jika nilai Durbin Watson (DW) berada diantara du dan 4 - du maka tidak terjadi autokorelasi, dan sebaliknya. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : tidak terdapat autokorelasi (r = 0) Ha : terdapat autokorelasi (r 0) Kriteria pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi: Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 du d 4 dl Tidak ada autokorelasi, positif Tidak ditolak du< d < 4 du atau negative Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan variance dari variabel pengganggu satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas, yaitu variance yang tetap dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

78 61 Cara memprediksi adalah dengan menggambar pola gambar scatter plot dengan ketentuan: 1. Titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka Titik titik data tidak hanya berkumpul diatas maupun dibawah. 3. Penyebaran titik tidak boleh berupa gelombang yang melebar lalu menyempit lalu melebar kembali. 4. Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola Uji Hipotesis Adapun jenis pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji uji berikut: Pengujian Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage dan likuiditas terhadap nilai perusahaan, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial dan simultan. Adapun persamaan untuk pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: NNNN = αα + ββ 11 RRRRRR + ββ 22 DDDDDD + ββ 33 CCCC + ee... (1) Keterangan: NP : Nilai Perusahaan ROE : DER : Profitabilitas Leverage CR : Likuiditas

79 62 α β e : Konstanta : Koefisien regresi : Error Pengujian Pengungkapan Sustainability Report Sebagai Variabel Moderating Pengujian pengaruh variabel moderating terhadap hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji selisih nilai mutlak karena interaksi seperti ini lebih disukai menurut Furcot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2013:224). Jika score tinggi pengungkapan sustainability report berasosiasi dengan score rendah maupun tinggi profitabilitas, leverage dan likuiditas, maka akan terjadi perbedaan absolut yang besar. Dan begitu juga sebaliknya jika score rendah pengungkapan sustainability report berasosiasi dengan score rendah maupun tinggi profitabilitas, leverage dan likuiditas. Kombinasi kombinasi seperti ini diharapkan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berikut ini adalah model model yang digunakan dalam menguji moderasi ini: YY = αα 11 + bb 11 RRRRRR + bb 22 SSSSSSSS + bb 33 RRRRRR SSSSSSSS + ee (2) YY = αα 22 + bb 44 DDDDDD + bb 55 SSSSSSSS + bb 66 SSRRRR SSSSSSII + ee (3) YY = αα 33 + bb 77 CCCC + bb 88 SSSSSSSS + bb 99 CCCC SSSSSSSS + ee (4) Keterangan: NP : Nilai Perusahaan ROE : DER : Profitabilitas Leverage

80 63 CR : Likuiditas SRDI : Pengungkapan sustainability report α : Konstanta β : Koefisien regresi e : Error Untuk mengetahui kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan, maka dilakukan pencarian nilai koefisien determinasi. Sedangkan pengujian untuk mendukung hipotesis adalah dengan uji statistik F dan uji t Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendeteksi satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2, nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model Uji Statistik F (Uji F) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan model regresi

81 64 dapat digunakan. Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terdahap variabel dependen. Adapun langkah- langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah: 1. Jika F hitung > F tabel dan nilai Sig.< α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika F hitung < F tabel dan nilai Sig.> α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Uji Statistik t (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Adapun langkah- langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah: 1. Jika t hitung > t tabel dan nilai S ig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika t hitung < t tabel dan nilai S ig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

82 65 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2013 hingga Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 9 perusahaan dengan time series 5 tahun sehingga sampel penelitian ini berjumlah 45 perusahaan. Variabel Independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas sedangkan variabel dependennya (Y) adalah Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report sebagai variabel moderating (Z). Data dalam penelitian ini diambil melalui laporan keuangan perusahaan yang diakses melalui situs kemudian dianalisis melalui metode analisis statistik dengan menggunakan analisis persamaan regresi linier berganda dan analisis Absolut Residual. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Office Excel 2013 sehingga diperoleh data variabel yang dibutuhkan. Selanjutnya, pengujian data dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20.0 dengan memasukkan data yang akan diuji ke dalam program SPSS tersebut dan kemudian menghasilkan output-output sesuai metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya.

83 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Penelitian Statisitik desriptif memberikan gambaran umum atau deksripsi suatu data yang dijadikan sampel penelitian dengan melakukan perhitungan nilai mean, standar deviasi, varian, maksimum maupun minimum suatu variabel tanpa melakukan uji signifikansi maupun taraf kesalahan. Adapun hasil dari pengujian statistik deskriptif dari variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 45 -,1406,3278,115379, DER 45,5014 5,2778 1, , CR 45,4702 3,8744 1,474949, SRDI 45,0649,7403,287157, TOBIN'S Q 45,6400 2,4147 1,478603, Valid N (listwise) 45 Sumber: diolah melalui SPSS Tabel 5.1 merupakan output statistik deskriptif dari seluruh variabel penelitian tahun 2013 hingga 2017 dengan jumlah sampel keseluruhan adalah 45 sampel. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan analisis statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut. a. Nilai minimum variabel Return on Equity Ratio (ROE) yang digunakan sebagai proksi pengukuran profitabilitas adalah sebesar -0,1406 yang terdapat pada Indika Energy Tbk dan nilai maksimum 0,3278 yang terdapat pada Perusahaan Gas Negara. Nilai minimum ROE tersebut menandakan bahwa sampel perusahaan jasa yang memanfaatkan modal paling tidak efisien dalam

84 67 menghasilkan laba adalah Indika Energy Tbk (INDY) dengan nilai -0,1406 dan nilai maksimum ROE tersebut menandakan bahwa sampel perusahaan jasa yang memanfaatkan modal paling efisien dalam menghasilkan laba adalah Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan nilai 0,3278. Kemampuan rata rata perusahaan jasa yang menjadi sampel dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham adalah senilai 0, atau sekitar 11% dan dapat diartikan bahwa kemampuan perusahaan jasa yang menjadi sampel rata rata masih belum mampu untuk mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan laba. Standar deviasi sebesar 0, menunjukkan bahwa data kurang bervariasi karena nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata rata. b. Nilai minimum variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang digunakan sebagai proksi pengukuran leverage adalah sebesar 0,5014 yang terdapat pada United Tactors Tbk (UNTR) dan nilai maksimum adalah sebesar 5,2778 yang terdapat pada Adhi Karya Persero Tbk (ADHI). Nilai minimum dan maksimum tersebut menandakan bahwa United Tractors Tbk (UNTR) merupakan perusahaan yang komposisi hutangnya paling kecil jika dibandingkan dengan modal perusahaan dan Adhi Karya Tbk (ADHI) merupakan perusahaan dengan komposisi hutang paling tinggi jika dibandingkan dengan modal perusahaan. Kemampuan rata rata perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian dalam melunasi hutangnya adalah sebesar 1, yang artinya perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian masih bisa dikatakan sehat karena nilai DER tersebut masih berada pada kisaran angka 1 dan standar deviasi sebesar 1, menunjukkan

85 68 bahwa data kurang bervariasi karena nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata rata. c. Nilai minimum variabel Current Ratio (CR) yang digunakan sebagai proksi pengukuran likuiditas adalah sebesar 0,4702 yang terdapat pada XL Axiata Tbk (EXCL) dan nilai maksimum sebesar 3,8744 yang terdapat pada Perusahaan Gas Negara (PGAS). Nilai minimum dan maksimum tersebut menandakan bahwa XL Axiata Tbk (EXCL) merupakan perusahaan yang kemampuannya untuk melunasi hutang jangka pendeknya paling lambat dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) merupakan perusahaan yang kemampuannya untuk melunasi hutang jangka pendeknya adalah yang paling cepat. Nilai rata rata CR perusahaan jasa yang menjadi sampel adalah sebesar 1, yang menandakan bahwa perusahaan jasa yang menjadi sampel sudah dapat dikatakan sehat karena nilai rata rata CR berada diatas angka 1 dan standar deviasi sebesar 0, menunjukkan bahwa data kurang bervariasi karena nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata rata. d. Nilai minimum variabel Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) yang digunakan sebagai proksi dalam pengungkapan sustainability report adalah sebesar 0,0649 yang terdapat pada Adhi Karya Tbk (ADHI) dan nilai maksimum 0,7403 yang terdapat pada XL Axiata Tbk (EXCL). Nilai minimum dan maksimum tersebut menandakan bahwa Adhi Karya Tbk (ADHI) merupakan perusahaan jasa yang menjadi sampel yang paling minim mengungkapkan sustainability report dan XL Axiata Tbk (EXCL) menjadi perusahaan jasa yang menjadi sampel yang paling banyak mengungkapkan sustainability report. Nilai

86 69 rata rata SRDI sebesar 0, menggambarkan bahwa rata rata perusahaan jasa yang menjadi sampel telah mengungkapkan sustainability report sebesar 28%. Hal ini menandakan bahwa masih belum terlalu banyak perusahaan jasa yang mengungkapkan sustainability report secara lengkap dan standar deviasi sebesar 0, menunjukkan bahwa data kurang bervariasi karena nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata rata. e. Nilai minimum variabel TOBIN S Q yang digunakan sebagai proksi nilai perusahaan adalah sebesar 0,6400 yang terdapat pada Indika Energy (INDY) dan nilai maksimum sebesar 2,4147 yang terdapat pada Perusahaan Gas Negara (PGAS). Nilai minimum tersebut menandakan bahwa Indika Energy (INDY) memiliki nilai perusahaan yang paling rendah dan nilai maksimum tersebut menandakan bahwa Perusahaan Gas Negara (PGAS) memiliki nilai perusahaan yang paling tinggi. Nilai rata rata TOBIN S Q sebesar 1, menunjukkan bahwa perusahaan jasa yang menjadi sampel dapat dikatakan merupakan perusahaan yang sehat karena nilai rata rata yang berada diatas angka 1 dan standar deviasi sebesar 0, menunjukkan bahwa data kurang bervariasi karena nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata rata Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi secara normal (Ghozali, 2016:154). Terdapat 2 cara untuk mendeteksi apakah residual suatu regresi sudah berdistribusi normal atau tidak yakni dengan analisis grafik maupun

87 70 statistik. Uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan analisis statistik dilakukan dengan uji non-parametrik One Sample Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot dapat ditunjukkan pada Gambar 5.1. Gambar 5.1 Grafik Histogram Sumber: hasil olah data SPSS

88 71 Gambar 5.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: hasil olah data SPSS Berdasarkan Gambar 5.1. dan Gambar 5.2, terlihat bahwa grafik histogram maupun titik-titik grafik normal p-plot menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data model regresi berdistribusi secara normal. Pengujian kemudian juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 5.2.

89 72 Tabel 5.2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation, Most Extreme Differences Absolute,104 Positive,104 Negative -,061 Kolmogorov-Smirnov Z,695 Asymp. Sig. (2-tailed),720 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: hasil olah data SPSS Tabel 5.2 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,720 atau lebih besar dari 0,05 (α > 0,05) sehingga data secara positif dapat dikategorikan telah berdistribusi secara normal Uji Multikoliniaritas Uji multikoliniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi tersebut memiliki korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016:103). Uji multikoloniaritas pada penelitian ini menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.3.

90 73 Model Tabel 5.3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 1,834,187 9,806,000 ROE 2,763,518,604 5,335,000,976 1,024 DER -,174,051 -,412-3,404,001,856 1,168 CR -,242,082 -,353-2,952,005,875 1,143 a. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Berdasarkan data olahan pada Tabel 5.3., maka dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoliniaritas di antara variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian ini Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian ada tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada periode saat ini dengan periode sebelumnya (Ghozali, 2016:107). Penelitian ini menggunakan metode Durbin Watson yang mana jika nilai Durbin Watson (DW) berada diantara du dan 4 - du maka tidak terjadi autokorelasi, dan sebaliknya. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat melalui Tabel 5.4.

91 74 Tabel 5.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,697 a,486,449, ,292 a. Predictors: (Constant), CR, ROE, DER b. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Berdasarkan data olahan pada Tabel 5.4., maka terlihat bahwa model regresi telah terhindar dari autokorelasi dengan nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,292. Adapun du dalam penelitian ini adalah senilai 1,6662 dan nilai 4 du adalah senilai 2,3338 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini telah terhindar dari autokorelasi karena nilai Durbin Watson model regresi ini berada diantara du dan 4 du yakni 1,6662<2,292< Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan variance dari variabel pengganggu satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Penelitian ini menggunakan pola gambar scatter plot untuk memprediksi heteroskedastisitas yang hasilnya dapat dilihat dari Gambar 5.3. berikut ini.

92 75 Gambar 5.3. Grafik Scatterplot Sumber: hasil olah data SPSS 5.3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis untuk mendapatkan gambaran hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen akan dapat dilanjutkan apabila data telah memenuhi persyaratan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis untuk hipotesis pertama, kedua, ketiga dan keempat pada penelitian ini dilakukan dengan uji koefisien determinasi (R 2 ), uji signifikansi secara simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi secara parsial (uji t) sedangkan pengujian hipotesis untuk hipotesis kelima, keenam dan ketujuh menggunakan uji selisih nilai mutlak. Berdasarkan hasil pengujian analisis dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil regresi sebagai berikut Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Adapun uji koefisien determinasi persamaan I menghasilkan output sebagaimana dalam Tabel 5.5.

93 76 Tabel 5.5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,697 a,486,449, a. Predictors: (Constant), CR, ROE, DER b. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Tabel 5.5. menunjukkan bahwa besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,449. Angka ini mengindikasikan bahwa besarnya peran atau kontribusi variabel independen (ROE, DER dan CR) yang mampu menjelaskan variabel dependen (Tobin s Q) ialah sebesar 44,9%. Sedangkan sisanya sebesar 55,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikan (sig.) pada uji ANOVA (Analysis of variance). Hasil uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.6. Model Sum of Squares Tabel 5.6. Hasil Uji Statistik F ANOVA a df Mean Square F Sig. 1 Regression 4, ,497 12,943,000 b Residual 4,742 41,116 Total 9, a. Dependent Variable: TOBIN'S Q b. Predictors: (Constant), CR, ROE, DER Sumber: hasil olah data SPSS

94 77 Berdasarkan Tabel 5.6., terlihat nilai Fhitung sebesar 12,943 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 2,83 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Ini membuktikan bahwa nilai Fhitung sebesar 12,943 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,83 (Fhitung > Ftabel) dan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ROE, DER, dan CR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Hasil Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) Adapun uji signifikansi parsial (uji t) persamaan pertama untuk hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menghasilkan output sebagaimana dalam Tabel 5.7. Tabel 5.7. Hasil Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,834,187 9,806,000 ROE 2,763,518,604 5,335,000 DER -,174,051 -,412-3,404,001 CR -,242,082 -,353-2,952,005 a. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Adapun persamaan regresi linear pertama yang terbentuk dari hasil uji t berdasarkan Tabel 5.7. adalah : NP = 1, ,763ROE 0,174DER 0,242CR + ε (11) Berdasarkan persamaan regresi linear yang pertama, nilai konstanta (αα 1 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 1,834, artinya jika variabel ROE, DER dan CR dianggap nol, maka terdapat peningkatan nilai perusahaan sebesar 1,834 satuan

95 78 pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun Adapun penjelasan secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan Tabel 5.7. dapat diuraikan sebagai berikut: a. Variabel Return on Equity Ratio (ROE) Variabel ROE mempunyai koefisien regresi sebesar 2,763, artinya setiap kenaikan variabel ROE sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan nilai perusahaan sebesar 2,763 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung variabel ROE terhadap nilai perusahaan ialah sebesar 5,335 dengan tingkat signifikan 0,000; sedangkan nilai ttabel ialah sebesar 1,68288 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Ini membuktikan bahwa nilai thitung sebesar 5,335 lebih besar dari ttabel sebesar 1,68288 (thitung > ttabel) dan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Maka, dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. b. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Variabel DER mempunyai koefisien regresi sebesar 0,174, artinya setiap kenaikan variabel DER sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,174 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung variabel DER terhadap nilai perusahaan ialah sebesar 3,404 dengan tingkat signifikan 0,001; sedangkan nilai ttabel ialah sebesar 1,68288 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Ini membuktikan bahwa nilai thitung sebesar 3,404 lebih besar dari ttabel sebesar 1,68288 (thitung > ttabel) dan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Akan tetapi, terdapat lambang minus atau negatif pada nilai koefisien di thitung

96 79 tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. c. Variabel Current Ratio (CR) Variabel CR mempunyai koefisien regresi sebesar 0,242, artinya setiap kenaikan variabel CR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,242 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung variabel CR terhadap nilai perusahaan ialah sebesar 2,952 dengan tingkat signifikan 0,005; sedangkan nilai ttabel ialah sebesar 1,68288 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Ini membuktikan bahwa nilai thitung sebesar 2,952 lebih besar dari ttabel sebesar 1,68288 (thitung > ttabel) dan signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Akan tetapi, terdapat lambang minus atau negatif pada nilai koefisien thitung tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa CR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak Sebagai Variabel Moderating Penelitian ini menggunakan uji selisih nilai mutlak karena interaksi seperti ini lebih disukai menurut Furcot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2013:224). Adapun hasil uji selisih nilai mutlak sebagai variabel moderating untuk hipotesis kelima, keenam, dan ketujuh dapat terlihat sebagai berikut Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh ROE Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak Adapun hasil uji signifikansi SRDI dalam memoderasi pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan uji selisih nilai mutlak dapat dilihat dari Tabel 5.8.

97 80 Tabel 5.8. Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak Hipotesis 5 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,605,066 24,253,000 Zscore(ROE),190,046,415 4,146,000 Zscore(SRDI),242,046,529 5,293,000 Abs_ROE_SRDI -,141,055 -,245-2,546,015 a. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Berdasarkan Tabel 5.8., maka diperoleh persamaan regresi linear kedua sebagai berikut: NP = 1, ,190ZROE + 0,242ZSRDI 0,141Abs_ROE_SRDI + ε...(2) Berdasarkan persamaan linier yang kedua, maka dapat dijelaskan bahwa Konstanta (αα 1 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 1,605. Artinya, jika variabel Abs_ROE_SRDI dianggap nol, maka terdapat kenaikan nilai perusahaan sebesar 1,605 pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun Variabel Abs_ROE_SRDI mempunyai koefisien regresi sebesar - 0,141, yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel Abs_ROE_SRDI sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 0,141 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Sedangkan berdasarkan Tabel 5.8. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari Abs_ROE_SRDI adalah senilai 0,015. Hal ini berarti SRDI dapat memoderasi hubungan antara ROE terhadap TOBIN S Q karena nilai signifikansinya lebih kecil daripada 0,05 (sig. <0,05). Akan tetapi, terdapat lambang minus atau negatif pada

98 81 nilai koefisien ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa SRDI bukan memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan melainkan memperlemah hubungan keduanya Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh DER Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak Adapun hasil uji signifikansi SRDI dalam memoderasi pengaruh DER terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan uji selisih nilai mutlak dapat dilihat dari Tabel 5.9. Tabel 5.9. Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak Hipotesis 6 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,472,095 15,472,000 Zscore(DER),039,074,084,524,603 Zscore(SRDI),310,064,677 4,880,000 ABS_DER_SRDI,005,061,012,081,936 a. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS Berdasarkan Tabel 5.9., maka diperoleh persamaan regresi linear ketiga sebagai berikut: NP = 1, ,039ZDER + 0,310ZSRDI + 0,005Abs_DER_SRDI + ε...(3) Berdasarkan persamaan regresi linear yang ketiga, maka dapat dijelaskan bahwa Konstanta (αα 2 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 1,472. Artinya, jika variabel Abs_DER_SRDI dianggap nol, maka terdapat kenaikan nilai perusahaan sebesar 1,472 pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

99 82 tahun Variabel Abs_DER_SRDI mempunyai koefisien regresi sebesar 0,005, yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel Abs_DER_SRDI sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan nilai perusahaan sebesar 0,005 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Sedangkan berdasarkan Tabel 5.9. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari Abs_DER_SRDI adalah senilai 0,936. Hal ini berarti SRDI tidak dapat memoderasi hubungan antara DER terhadap TOBIN S Q karena nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05 (sig. >0,05). Tidak adanya lambang minus atau negatif pada koefisien pada ttabel menandakan bahwa sebenarnya SRDI memperkuat hubungan antara DER terhadap TOBIN S Q, akan tetapi tidak signifikan Hasil Uji Signifikansi SRDI dalam Memoderasi Pengaruh CR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Uji Selisih Nilai Mutlak Adapun hasil uji signifikansi SRDI dalam memoderasi pengaruh CR terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan uji selisih nilai mutlak dapat dilihat dari Tabel berikut. Tabel Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak Hipotesis 7 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,738,085 20,350,000 Zscore(CR) -,055,047 -,120-1,162,252 Zscore(SRDI),334,048,729 6,987,000 ABS_CR_SRDI -,220,061 -,382-3,599,001 a. Dependent Variable: TOBIN'S Q Sumber: hasil olah data SPSS

100 83 Berdasarkan Tabel 5.10., maka diperoleh persamaan regresi linear ketiga sebagai berikut: NP = 1,738 0,055ZCR + 0,334ZSRDI 0,220Abs_CR_SRDI + ε...(4) Pada persamaan regresi linear yang keempat, maka dapat dijelaskan bahwa Konstanta (αα 3 ) mempunyai koefisien regresi sebesar 1,738. Artinya, jika variabel Abs_CR_SRDI dianggap nol, maka terdapat kenaikan nilai perusahaan sebesar 1,738 pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun Variabel Abs_CR_SRDI mempunyai koefisien regresi sebesar - 0,220, yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel Abs_CR_SRDI sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 0,220 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Sedangkan berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari Abs_CR_SRDI adalah senilai 0,001. Hal ini berarti SRDI dapat memoderasi hubungan antara CR terhadap TOBIN S Q karena nilai signifikansinya lebih kecil daripada 0,05 (sig. <0,05). Akan tetapi, terdapat lambang minus atau negatif pada nilai koefisien ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa SRDI bukan memperkuat hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan melainkan memperlemah hubungan keduanya Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bentuk statistik maka perlu dilakukan penelaahan yang lebih mendalam guna memperoleh gambaran yang lebih komprehensif terhadap penelitian. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas selengkapnya mengenai hasil uji hipotesis tersebut.

101 Pengaruh Profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan Likuiditas (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pengaruh Profitabilitas (X1) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Hasil pengujian SPSS pada Tabel 5.7. menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y) yang berarti bahwa nilai profitabilitas yang tinggi pada perusahaan secara langsung mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian, H1 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai profitabilitas yang tinggi pada perusahaan secara langsung mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memperoleh keuntungan, sehingga perusahaan tentunya juga mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam membagikan dividen kepada pemegang saham. Kemampuan perusahaan yang baik dalam membagikan dividen kepada pemegang saham tentunya akan menarik minat para pemegang saham untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan juga meningkat. Profitabilitas pada penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Return on Equity (ROE) yang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan dan merupakan indikator penting dari shareholders value creation. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori signaling menjelaskan bahwa kenaikan ROE merupakan sinyal positif karena semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai ROE yang tinggi menandakan bahwa perusahaan

102 85 sudah memanfaatkan secara baik ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham dan juga sudah menciptakan serta meningkatkan shareholders value sehingga hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2015) serta Sucuahi dan Cambarihan (2016), yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al.,(2014) yang membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan Pengaruh Leverage (X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Hasil pengujian SPSS pada Tabel 5.7. menunjukkan bahwa variabel Leverage (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Dengan demikian, H2 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, diterima. Hal ini berarti semakin tinggi nilai leverage suatu perusahaan, maka semakin rendah nilai perusahaan di mata para pemegang saham dan sebaliknya apabila nilai leverage semakin rendah, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Leverage pada penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yang mana DER merupakan rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Adapun rata rata dari DER terlihat dari nilai rata rata DER yang tersaji pada Tabel berikut. Tabel Nilai Rata Rata DER Perusahaan Jasa Keterangan Average DER 1, , , , , ,819403

103 86 Berdasarkan Tabel 5.11., nilai rata rata DER perusahaan jasa dari tahun adalah senilai 1, Walaupun masih bisa dikatakan normal karena berada pada kisaran angka 1, namun rata rata nilai DER tersebut menunjukkan bahwa komposisi kewajiban yang harus dibayarkan masih lebih tinggi daripada modal bersih yang dimiliki perusahaan, sehingga akan menurunkan nilai perusahaan dimata para pemangku kepentingan, karena sejalan dengan teori signaling yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage maka pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham akan semakin menurun karena apabila DER menunjukkan komposisi jumlah hutang/kewajiban lebih besar dibandingkan dengan jumlah seluruh modal bersih yang dimilikinya, maka beban kewajiban perusahaan terhadap pihak luar akan semakin besar. Beban kewajiban terhadap pihak luar yang semakin meningkat akan menyebabkan prioritas perusahaan untuk membayar dividen akan semakin kecil karena keuntungan perusahaan akan dipakai untuk membayar kewajiban perusahaan sehingga nilai suatu perusahaan akan menurun di mata calon investor. Selain itu, Korotkikh (2012) menjelaskan bahwa walaupun perusahaan dapat menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan yang dapat mengurangi beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan, akan tetapi, kemungkinan perusahaan mengalami financial distress juga akan tinggi, karena perusahaan juga harus membayar kewajiban beserta tingkat bunganya yang tinggi. Sehingga, semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin menurun di mata calon investor.

104 87 Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Aivazian et al., (2005) dan Fosu et al., (2016) yang berhasil membuktikan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sambora et al., (2014) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan serta Utami (2015) yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Pengaruh Likuiditas (X3) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Tabel 5.7. menunjukkan adanya perbedaan antara hipotesis dengan hasil pengujian yang mana pada H3, diasumsikan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan hasil pengujian SPSS berbeda dengan H3 yang mana berdasarkan Tabel 5.7. menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga asumsi yang ada pada H3, ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi nilai likuiditas suatu perusahaan, semakin rendah nilai perusahaan di mata para pemegang saham. Penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR) yang mana CR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dari aktiva lancar dibandingkan dengan total hutang lancar (hutang jangka pendek). Current Ratio (CR) yang tinggi menandakan bahwa terdapat kelebihan kas dan aset lancar lainnya yang dimiliki oleh perusahaan, melebihi kewajiban jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Menurut Sawir (2005 : 9), walaupun nilai current ratio yang rendah dapat menyebabkan penurunan harga saham, akan tetapi nilai current ratio yang terlalu tinggi menandakan banyaknya dana yang menganggur

105 88 serta tingginya tingkat piutang tak tertagih sehingga akan menyebabkan penurunan laba perusahaan. Febriyanto (2018) menjelaskan bahwa perusahaan memiliki nilai current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan buruknya perusahaan dalam memanfaatkan kelebihan dana yang seharusnya digunakan membayar dividen, hutang jangka panjang, ataupun dimanfaatkan untuk biaya operasional yang dapat menghasilkan lebih banyak laba. Akibatnya, nilai perusahaan pun menurun. Hal ini ditunjukkan melalui nilai rata rata Current Ratio dan Tobin s Q yang disajikan pada Tabel berikut. Tabel Nilai Rata Rata Current Ratio, dan Tobin s Q Perusahaan Jasa Tahun Keterangan CR 1, , , , , Tobin s Q 1, , , , , Berdasarkan Tabel 5.12., dapat diketahui bahwa jika terjadi peningkatan nilai Current Ratio, maka nilai Tobin s Q akan mengalami penurunan dan sebaliknya, jika terjadi penurunan nilai Current Ratio, maka nilai Tobin s Q akan meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan karena perusahaan kurang memanfaatkan kelebihan dana ataupun aset lancar lainnya dalam mengoperasikan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk meningkatkan laba perusahaan, sehingga menyebabkan penurunan nilai perusahaan di mata para pemangku kepentingan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Batten dan Vo (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori signaling yang menyatakan bahwa rasio lancar yang tinggi menandakan jaminan bahwa

106 89 hutang lancar akan dibayar dan risiko yang lebih rendah sehingga tentunya penilaian para pemangku kepentingan akan perusahaan tersebut tentunya akan tinggi. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan yang likuid cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih baik serta penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Vu (2017) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014) dapat dikarenakan sampel penelitian Ali (2014) menggunakan sampel perusahaan perbankan sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan jasa non keuangan. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Vu (2017) juga dikarenakan penelitian Nguyen dan Vu (2017) hanya menggunakan sampel perusahaan dengan kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tertinggi di Ho Chi Minh Stock Exchange (HOSE) sehingga likuiditas tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Profitabilitas (X1) Terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil pengujian SPSS pada Tabel 5.8. menunjukkan bahwa variabel Pengungkapan Sustainability Report (Z) dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan namun memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 serta terdapat perubahan koefisien yang dari yang sebelum dipengaruhi oleh variabel moderating koefisiennya positif

107 90 menjadi negatif setelah dipengaruhi oleh variabel moderating. Hal ini berarti dengan adanya pengungkapan sustainability report, maka investor yang semula ingin menginvestasikan dananya pada saham perusahaan tersebut menjadi urung dalam menginvestasikan dananya pada saham perusahaan Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori stakeholder, teori legitimasi maupun teori signaling, yang mana berdasarkan teori teori tersebut, dengan adanya laporan berkelanjutan ataupun laporan CSR, maka pandangan para pemangku kepentingan terhadap perusahaan akan semakin baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, disamping adanya tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini terjadi karena menurut Hassel et al. (2005) dan Reintjes (2017), investor mempunyai persepsi bahwa pelaporan sustainability report hanya digunakan sebagai kedok untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan menggunakan kelebihan profitabilitas perusahaan tanpa mengurangi risiko yang ada, sehingga investor akan bereaksi secara negatif dan minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut akan berkurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Siahaan (2017) yang membuktikan bahwa laporan CSR memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan, walaupun pengaruhnya tidak signifikan. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan CSR diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rajab (2017) yang menyatakan bahwa laporan CSR memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti

108 91 (2018) yang menyatakan bahwa laporan CSR tidak mampu mempengaruhi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Leverage (X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil pengujian SPSS pada Tabel 5.9. menunjukkan bahwa variabel Pengungkapan Sustainability Report (Z) tidak dapat memoderasi walaupun mampu mengurangi pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh leverage terhadap nilai perusahaan. Hal ini terlihat dari adanya perubahan dari lambang negatif pada koefisien sebelum adanya variabel moderating menjadi lambang positif pada koefisien setelah adanya variabel moderating. Akan tetapi, nilai signifikansi yang lebih besar daripada 0,05 memiliki arti bahwa walaupun pengungkapan sustainability report memperlemah hubungan negatif yang ada antara leverage terhadap nilai perusahaan, akan tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan salah satu tujuan penerbitan sebuah sustainability report yang mana adalah untuk meningkatkan dan melindungi reputasi perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Meek, et al. (1995) dalam Siahaan (2017), menjelaskan bahwa pengungkapan informasi sosial seperti sustainability report digunakan sebagai sinyal untuk menghilangkan keraguan debtor terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Dengan kata lain, berdasarkan hasil penelitian ini, penerbitan sustainability report sebenarnya sudah mengurangi pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh leverage terhadap nilai perusahaan, akan tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Penelitian ini

109 92 menandakan bahwa para stakeholder akan tetap lebih memperhatikan tingkat leverage perusahaan tersebut walaupun dengan melakukan pengungkapan sustainability report, perusahaan mampu mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan mampu meraih kepercayaan para stakeholder dan akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Hal ini terlihat dari rata rata nilai Sustainability Reporting Disclosure Index (SRDI) yang disajikan pada Tabel Tabel Nilai Rata Rata Sustainability Reporting Disclosure Index (SRDI) Perusahaan Jasa Tahun Keterangan Average SRDI 0, , , , ,1875 0,28716 Berdasarkan Tabel 5.13., dapat diketahui bahwa rata rata nilai SRDI setiap tahunnya hanya mencapai 0,287 atau 28,7%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini masih rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun sustainability report mampu meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para calon investor, namun pengaruh yang ditimbulkan oleh sustainability report masih kurang disadari oleh para pemangku kepentingan, baik oleh pihak perusahaan maupun para investor, sehingga tidak mampu mempengaruhi hubungan antara leverage dan nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini didukung oleh Tiffani, et al., (2017), yang mana berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa CSR, walaupun mampu mengurangi pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan yang disebabkan oleh tingkat leverage yang tinggi, akan tetapi masih belum mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Tiffani,

110 93 Tiffani, et al., (2017) memaparkan bahwa dampak penerapan CSR masih belum dirasakan, karena Investor di Indonesia cenderung tertarik dengan keuntungan investasi jangka pendek daripada investasi jangka panjang. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan teori stakeholder, legitimasi maupun signaling, yang mana berdasarkan ketiga teori tersebut, pengungkapan sustainability report mampu memperlemah pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan yang ditimbulkan oleh leverage secara signifikan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Wiksuana (2017), yang menyatakan bahwa CSR mampu memoderasi hubungan antara leverage terhadap nilai perusahaan Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report (Z) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Likuiditas (X3) Terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil pengujian SPSS pada Tabel menunjukkan bahwa variabel Pengungkapan Sustainability Report (Z) dapat memoderasi namun memperlemah hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 serta koefisien yang bernilai negatif setelah adanya sustainability report sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan sustainability report, maka hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan akan semakin menurun. Padahal, berdasarkan manfaat sustainability report serta teori signaling, seharusnya dengan adanya pengungkapan sustainability report, maka perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi

111 94 akan dapat meningkatkan reputasi baiknya. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pengungkapan sustainability report. Rendahnya tingkat pengungkapan dan current ratio dapat terlihat melalui Tabel berikut: Tabel Nilai Rata Rata Current Ratio (CR), Tobin s Q dan Sustainability Reporting Disclosure Index (SRDI) Perusahaan Jasa Tahun Keterangan CR 1, , , , , SRDI 0, , , ,2886 0,21645 Tobin s Q 1, , , , , Berdasarkan Tabel 5.14., dapat terlihat bahwa terjadi penurunan pengungkapan sustainability report, padahal likuiditas meningkat setiap tahunnya. Sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan belum memanfaatkan kas dan aset lancar lainnya secara maksimal untuk melakukan pengungkapan sustainability report, padahal pengungkapan sustainability report bermanfaat untuk meningkatkan reputasi perusahaan serta meningkatkan pemahaman pihak eksternal tentang nilai sebenarnya suatu perusahaan. Selain itu, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2018), perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi cenderung sedikit untuk mengungkapkan informasi sukarela tersebut karena perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi mencerminkan perusahaan tersebut juga memiliki modal kerja tersedia yang cukup sehingga perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi seperlunya saja. Akibatnya, nilai perusahaan pun akan semakin menurun dengan adanya pengungkapan sustainability report, karena pengungkapan sustainability report dianggap hanya untuk meningkatkan image dan citra perusahaan semata tanpa mempergunakan kelebihan kas dan aset lancar perusahaan secara maksimal. Hasil SPSS ini bertentangan dengan teori stakeholder,

112 95 legitimasi dan signaling yang menyatakan bahwa dengan adanya laporan sustainability report, maka diharapkan akan meperkuat hubungan antara likuiditas dengan nilai perusahaan.

113 96 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Leverage secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Pengungkapan Sustainability Report dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

114 97 6. Pengungkapan Sustainability Report tidak dapat memoderasi pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Pengungkapan Sustainability Report dapat memoderasi pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Keterbatasan Penelitian Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Sampel penelitian hanya terbatas pada 9 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga belum dapat mewakili keseluruhan perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Rentang waktu penelitian yang masih relatif singkat yaitu 5 tahun sehingga menyebabkan jumlah sampel yang terbatas. 3. Masih tidak banyak perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report secara terpisah dan sukarela, yang mengakibatkan pengungkapan tersebut memperlemah dan tidak berpengaruh sebagai variabel moderating Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang telah dikemukakan, peneliti memberikan beberapa saran, antara lain: 1. Peneliti selanjutnya disarankan bukan hanya menggunakan sektor tertentu saja, melainkan juga menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di

115 98 Bursa Efek Indonesia, karena pengungkapan sustainability report masih bersifat sukarela di Indonesia. 2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah rentang waktu lebih dari 5 tahun. 3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perbandingan dengan negara lain yang telah melakukan pengungkapan sustainability report secara mandatory atau wajib dan terpisah untuk mengetahui apakah pada negara yang sudah mewajibkan pengungkapan sustainability report mampu berpengaruh sebagai variabel moderating.

116 99 DAFTAR PUSTAKA Aivazian, V. A., Ge, Y., & Qiu, J. (2005). The impact of leverage on firm investment: Canadian evidence. Journal of corporate finance, 11(1-2), American Institute of Certified Public Accountant (AICPA). (2012). Sustainability Accounting and Reporting. New York. Ali, A. J. A. (2014). The Effect of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Iraqi Stock Exchange. Muthanna Journal of Administrative and Economic Sciences, 4(10), Ayu, D. P., & Suarjaya, A. A. G. (2017). Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Mediasi pada Perusahaan Pertambangan. None, 6(2). Azari, TM & Fachrizal (2017). Pengaruh Asimetri Informasi, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Unsyiah,2(1), Bae, S., Masud, M., & Kim, J. (2018). A cross-country investigation of corporate governance and corporate sustainability disclosure: A signaling theory perspective. Sustainability, 10(8), Batten, J. A. & Vo, X. V. (2014). Liquidity and Return Relationships in an Emerging Market. Emerging Markets Finance and Trade, 50(1),5-21. Brigham, E. F., & Daves, P. R. (2007). Intermediate Financial Management (9th ed.). Mason: Thomson/South-Western.

117 100 Brigham, E. F., & Ehrhardt, M. C. (2011). Financial Management: Theory and Practice (13 th ed.). Cengage Learning. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2017). Fundamentals of financial management (9th ed.). Boston: Cengage Learning. BURLEA ŞCHIOPOIU A. & POPA I. (2013). Legitimacy Theory, in Encyclopedia of Corporate Social Responsibility, Editors Samuel O. Idowu, Nicholas Capaldi, Liangrong Zu, Ananda das Gupta, SpringerVerlag Berlin Heidelberg, pp , Cahyani, P.D., & Makhful, M. (2014). Analisis Kinerja Keuangan pada Beberapa Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Islamadina, 13(2), Chung, K. H., & Pruitt, S. W. (1994). A simple approximation of Tobin's q. Financial management, Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., & Reutzel, C. R. (2011). Signaling theory: A review and assessment. Journal of management, 37(1), DOLENC, P., STUBELJ, I., & LAPORŠEK, S. (2012). What is the objective of a firm? Overview of theoretical perspectives. Overcoming the Crisis: Economic and Financial Developments in Asia and Europe, Elkington, J. (1997). Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Oxford: Capstone Publishing Limited. Erlina, S. M. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan Pertama USU Press, Medan. Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan (ed 2.). Bandung: Alfabeta. Fabozzi, F. J. & Peterson, P. P. (2003). Financial Management and Analysis. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

118 101 Febriyanto, F. C. (2018). The effect of leverage, sales growth and liquidity to the firm value of real estate and property sector in Indonesia stock exchange. EAJ (Economics and Accounting Journal), 1(3), Fitrianti, R. D. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tesis. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Fosu, S., Danso, A., Ahmad, W., & Coffie, W. (2016). Information asymmetry, leverage and firm value: Do crisis and growth matter?. International Review of Financial Analysis, 46, Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Parmar, B. L., & De Colle, S. (2010). Stakeholder theory: The state of the art. New York: Cambridge University Press. Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, Edisi Delapan. Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang. Gitman, L. J. (2002). Principles of Managerial Finance (10 th ed.). Boston: Addison Wesley. Gitman, L. J. & Zutter, C. J. (2012). Principles of Managerial Finance (13 th ed.). USA: Prentice Hall. Global Reporting Initiatives (GRI). (2016). Sustainability Reporting Guidelines. Amsterdam. Guthrie, J., Petty, R. & Ricceri, F. (2006). The voluntary reporting of intellectual capital: Comparing evidence from Hong Kong and Australia. Journal of Intellectual Capital, 7(2), Harmono Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), Bumi Aksara, Jakarta.

119 102 Hassel, L., Nilsson, F. and Nyquist, S. (2005) The Value Relevance of Environmental Performance. European Accounting Review, 14, Husnan, S. & Pudjiastuti, E. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Ed 5). UPP STIM YKPN : Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 revisi Penyajian Laporan Keuangan. Korotkikh, K. (2012). The effect of financial leverage on firm value: evidence from the Netherlands. Unpublished. Lindawati, A. S. L. & Puspita, M. E. (2015). Corporate Social Responsibilty: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1), Lo, S. F., & Sheu, H. J. (2007). Is corporate sustainability a value increasing strategy for business?. Corporate Governance: An International Review, 15(2), Loh, L., Thomas, T., & Wang, Y. (2017). Sustainability reporting and firm value: Evidence from Singapore-Listed companies. Sustainability, 9(11), Mohammadi, M. A. D., Mardani, A., Khan, A., Azli, M. N., & Streimikiene, D. (2018). Corporate sustainability disclosure and market valuation in a Middle Eastern Nation: evidence from listed firms on the Tehran Stock Exchange: sensitive industries versus non-sensitive industries. Economic research- Ekonomska istraživanja, 31(1), Monika, L. T. & Khafid, M. (2016). The Effect of Financial Performance on Corporate Value with CSR Disclosure and GCG Mechanism as Moderating Variables. Accounting Analaysis Journal, 5(3), Nguyen, M. H. T & Vu, N. H. D. (2017). The Impact of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Vietnam. 30th Australasian Finance and Banking

120 103 Conference. or 6 Permana, A.A. Ngurah Bagus Aditya; Rahyuda, Henny (2019). Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,Likuiditas, dan Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen, [S.l.], v. 8, n. 3, p Rajab, MHD. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun ). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan. Ramadhani, A. D. (2018). Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Luas Voluntary Disclosure pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 6(1), Ratanacharoenchai, C., Rachapradit, P., & Nettayanun, S. (2017). Sustainability Reports and Its Effect on Firm Value in Thailand. Proceedings of 41st International Business Research Conference April 2017, Imperial College, London, UK. Reintjes, G. (2017). Do investors care about the Quality of Sustainable Reports? - The Relationship between Sustainability Reporting Quality and Firm Value and the Role of Analysts. June 30, Radboud University, Master Thesis of Economics: Accounting & Control.

121 104 Republik Indonesia Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sekretariat Negara. Jakarta. Safitri, D. A. (2015). Dampak Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Dan Pasar. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(4), Sambora, M. N. (2014). Pengaruh Leverage Dan profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode tahun ). Jurnal Administrasi Bisnis, 8(2), Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Saputro, D., Fachrurrozie, F., & Agustina, L. (1). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapam Sustainability Report Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Accounting Analysis Journal, 2(4). Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Seay, S. S. (2015). Sustainability Is Applied. Journal of Legal, Ethical & Regulatory Issues, 18(2). Sejati, B. P. & Prastiwi, A. (2015). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 4(1), Diakses dari Shocker, A. D. (1973). An Approach to Incorporating Societal Preferences in Developing Corporate Social Action. California Management Review, 15(4), Retrieved from Siahaan, R. T. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan

122 105 Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode ). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jogjakarta. Siahaan, Y. (2017). Pengaruh Determinan TBL Reporting terhadap Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar dibursa Efek Indonesia., Disertasi. Spence, M. (2002). Signaling in Retrospect and the Informational Structure of Markets. The American Economic Review, 92(3), Retrieved from Subramanyam, K. R. (2009). Financial statement analysis (11 th ed.). New York: McGraw-Hill Education. Sucuahi, W., & Cambarihan, J. M. (2016). Influence of profitability to the firm value of diversified companies in the Philippines. Accounting and Finance Research, 5(2), Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin's q dan altman z-score sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan. Kajian Akuntansi, 2(1). Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukoco, H. (2013). Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio, Profitabilitas, Firm Size, dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Melalui Mediasi Dividend Payaout Ratio (Studi Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun ). Jurnal Bisnis Strategi, 22(2), Tiffani, T., Basri, Y. M. & Anggraini, L. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan

123 106 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode ). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 4(2), Utami, W. (2015). Financial Performance and the Quality of Sustainability Disclosure Based on Global Reporting Initiative: Value Relevances Study in Indonesia Stock Exchange. Mediterranean Journal of Social Sciences, 6(5 S5), 243. Van der Laan, S. (2009). The Role of Theory in Explaining Motivation for Corporate Social Disclosures: Voluntary Disclosures vs Solicited Disclosures. Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 3(4), Van Horne, J. C. (2002). Financial Management and Policy (12 th Ed). New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Wahlen, J.M., Baginski, S.P., & Bradshaw, M.T. (2011). Financial Reporting, Financial Statement Analysis, and Valuation: A Strategic Perspective (7 th ed.). Mason: South-Western Cengage Learning. Welch, I. (2011). Two common problems in capital structure research: The financial debt to asset ratio and issuing activity versus leverage changes. International Review of Finance, 11(1), Weston, J.F dan Copeland Dasar Dasar Manajemen Keuangan. Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga. Wilson, M. (2003). Corporate sustainability: What is it and where does it come from. Ivey business journal, 67(6), 1-5. Wulandari, N. M. I. & Wiksuana, I.G.B. (2017). Peranan Corporate Social Responsibility dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E Journal Manajemen Unud, 6(3)

124

125 108 LAMPIRAN 1 GRI Standards 2016 No. Keterangan KODE 1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan Implikasi finansial serta risiko dan peluang lain akibat dari perubahan iklim 3 Kewajiban program pensiun manfaat pasti dan program pensiun lainnya 4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah Rasio standar upah karyawan entry-level berdasarkan jenis kelamin terhadap upah minimum regional 6 Proporsi manajemen senior yang berasal dari masyarakat lokal Investasi infrastruktur dan dukungan layanan Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal Operasi-operasi yang dinilai memiliki risiko terkait korupsi Komunikasi dan pelatihan tentang kebijakan dan prosedur anti-korupsi 12 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil Langkah-langkah hukum untuk perilaku anti-persaingan, praktik anti-trust dan monopoli 14 Material yang digunakan berdasarkan berat atau volume Material input dari daur ulang yang digunakan Produk reclaimed dan material kemasannya Konsumsi energi dalam organisasi Konsumsi energi di luar organisasi Intensitas energi Pengurangan konsumsi energi Pengurangan pada energi yang dibutuhkan untuk produk dan jasa Pengambilan air berdasarkan sumber Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air Daur ulang dan penggunaan air kembali Lokasi operasi yang dimiliki, disewa, dikelola, atau berdekatan dengan, kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung Dampak signifikan dari kegiatan, produk, dan jasa pada keanekaragaman hayati 27 Habitat yang dilindungi atau direstorasi Spesies Daftar Merah IUCN dan spesies daftar konservasi nasional dengan habitat dalam wilayah yang terkena efek operasi 29 Emisi GRK (Cakupan 1) langsung Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak langsung Emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung lainnya Intensitas emisi GRK Pengurangan emisi GRK Emisi zat perusak ozon (ODS) 305-6

126 Nitrogen oksida (NOX), sulfur oksida (SOX), dan emisi udara signifikan lainnya 36 Pelepasan air berdasarkan mutu dan tujuan Limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan Tumpahan yang signifikan Pengangkutan limbah berbahaya Badan air yang dipengaruhi oleh pelepasan dan/atau limpahan air Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan tentang lingkungan hidup 42 Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria lingkungan Dampak lingkungan negatif dalam rantai pasokan dan tindakan yang telah diambil 44 Perekrutan karyawan baru dan pergantian karyawan Tunjangan yang diberikan kepada karyawan purnawaktu yang tidak diberikan kepada karyawan sementara atau paruh waktu 46 Cuti melahirkan Periode pemberitahuan minimum terkait perubahan operasional Perwakilan pekerja dalam komite resmi gabungan manajemen-pekerja untuk kesehatan dan keselamatan 49 Jenis kecelakaan kerja dan tingkat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, hari kerja yang hilang, dan ketidakhadiran, serta jumlah kematian terkait pekerjaan 50 Para pekerja dengan risiko kecelakaan atau penyakit berbahaya tinggi terkait dengan pekerjaan mereka 51 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat buruh 52 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan Program untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan program bantuan peralihan 54 Persentase karyawan yang menerima tinjauan rutin terhadap kinerja dan pengembangan karier 55 Keanekaragaman badan tata kelola dan karyawan Rasio gaji pokok dan remunerasi perempuan dibandingkan laki-laki Insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang dilakukan Operasi dan pemasok di mana hak atas kebebasan berserikat dan perundingan kolektif mungkin berisiko 59 Operasi dan pemasok yang berisiko signifikan terhadap insiden pekerja anak 60 Operasi dan pemasok yang berisiko signifikan terhadap insiden kerja paksa atau wajib kerja 61 Petugas keamanan yang dilatih mengenai kebijakan atau prosedur hak asasi manusia 62 Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia atau penilaian dampak 64 Pelatihan karyawan mengenai kebijakan atau prosedur hak asasi manusia 412-2

127 Perjanjian dan kontrak investasi signifikan yang memasukkan klausulklausul hak asasi manusia atau yang telah melalui penyaringan hak asasi manusia 66 Operasi dengan keterlibatan masyarakat lokal, penilaian dampak, dan program pengembangan 67 Operasi yang secara aktual dan yang berpotensi memiliki dampak negatif signifikan terhadap masyarakat lokal 68 Seleksi pemasok baru dengan menggunakan kriteria sosial Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan dan tindakan yang telah diambil 70 Kontribusi politik Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai kategori produk dan jasa 72 Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa 73 Persyaratan untuk pelabelan dan informasi produk dan jasa Insiden ketidakpatuhan terkait informasi dan pelabelan produk dan jasa Insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi pemasaran Pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran terhadap privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan 77 Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan di bidang sosial dan ekonomi 419-1

128 111 LAMPIRAN 2 No Peneliti Judul Variabel Hasil 1 Sucuahi dan Influence of variabel Hasilnya adalah Cambarihan Profitability to independen: hanya profitabilitas (2016) the Firm Value of industri, usia yang berpengaruh Diversified perusahaan, dan terhadap nilai Companies in the profitabilitas. perusahaan. Philippines variabel dependen: nilai perusahaan. 2 Sambora et al., (2014) 3 Aivazian et al., (2005) Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode tahun ) The impact of leverage on firm investment: Canadian evidence 4 Fosu et al., (2016) Information Asymmetry, Leverage and Firm Value: Do crisis and growth matter? 5 Ali (2014) The Effect of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Iraqi Stock Exchange variabel independen: leverage, profitabilitas, dan saham variabel dependen : nilai perusahaan. variabel independen : growth opportunities dan leverage. variabel dependen: nilai perusahaan variabel independen: information asymmetry, dan leverage variabel dependen : nilai perusahaan sebagai Variabel independen: Likuiditas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan profitabilitas dan leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, saham berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, akan tetapi secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. leverage memiliki efek negatif terhadap nilai perusahaan, asimetri informasi berhubungan terhadap nilai perusahaan. perusahaan yang likuid cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih baik.

129 112 6 Batten (2014) dan Vo Liquidity and Firm Value in An Emerging Market Variabel independen: Likuiditas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan 7 Nguyen dan Vu (2017) The Impact of Stock Liquidity on Firm Value: Evidence from Vietnam Variabel independen: Likuiditas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Tidak ada hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan. 8 Safitri (2015) Dampak Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan dan Pasar 9 Utami (2015) Financial Performance and the Quality of Sustainability Disclosure Based on Global Reporting Initiative: Value Relevances Study in Indonesia Stock Exchange Variabel Independen: Sustainability Report. Variabel Dependen: Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar Variabel independen: Leverage, profitability dan sustainability report Variabel moderating: revenue growth Variabel dependen: nilai perusahaan Pengungkapan sustainability report berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan berpengaruh negatif terhadap likuiditas dan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan. Leverage dan profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sustainability report tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan pendapatan tidak mampu memoderasi hubungan antara kinerja perusahaan dengan nilai perusahaan, akan tetapi mampu memoderasi hubungan antara kualitas sustainability report terhadap nilai perusahaan.

130 Loh et al.,(2012) Sustainability Reporting and Firm Value: Evidence from Singapore-Listed Companies 11 Ratanacharoench ai et al (2017) Sustainability Reports and Its Effect on Firm Value in Thailand Variabel independen: book value, pendapatan, dan sustainability report Variabel dependen : market value Variabel independen: sustainability report Variabel dependen: nilai perusahaan. Sustainability report berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar perusahaan dan semakin baik kualitas sebuah sustainability report semakin kuat hubungan tersebut. pengungkapan sustainability report secara menyeluruh berhubungan negatif terhadap nilai perusahaan. 12 Reintjes (2017) Do investors care about the Quality of Sustainability reports? - The Relationship between Sustainability Reporting Quality and Firm Value and the Role of Analysts 13 Lo dan Sheu Is Corporate (2007) Sustainability a Value Increasing Strategy for Business? Variabel independen : sustainability report Variabel kontrol: ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, sektor dan analyst coverage. Variabel dependen: firm value. Variabel Independen: Corporate Sustainability Variabel Dependen: Nilai Pasar Perusahaan Variabel Kontrol: Ukuran Perusahaan, Akses pasar keuangan, Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan investasi, Diversifikasi industri, Kualitas kredit, Efek industri Sustainability report mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Corporate sustainability berpengaruh secara kuat terhadap nilai pasar dan hanya pertumbuhan penjualan saja yang signifikan.

131 Mohammadi et al., (2018) Corporate sustainability disclosure and market valuation in a Middle Eastern Nation: evidence from listed firms on the Tehran Stock Exchange: sensitive industries versus non-sensitive industries 15 Rajab (2017) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun ) 16 Fitrianti (2018) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Variabel independen: Pengungkapan sustainability report Variabel dependen: nilai perusahaan Variabel kontrol: profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan Variabel independen: Profitabilitas Variabel dependen: Nilai perusahaan Variabel moderating: Corporate Social Responsibility Variabel independen: Profitabilitas Variabel dependen: Nilai perusahaan Variabel moderating: CSR Pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tidak sensitif dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan CSR memperkuat hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan Profitabilitas dan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun CSR tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan.

132 Siahaan (2017) Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ) Variabel independen: Profitabilitas dan ukuran perusahaan Variabel dependen: Nilai perusahaan Variabel moderating: CSR. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR memperkuat hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, dan CSR memperlemah namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 18 Monika dan Khafid (2016) The Effect of Financial Performance on Corporate Value with CSRDisclosure and GCGMechanism as Moderating Variables Variabel Independen: Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Moderating: CSR disclosure dan Managerial Ownership Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR tidak dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan, dan Managerial Ownership memperkuat hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan 19 Tiffani, Basri dan Anggraini (2017) Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Variabel Independen: Profitabilitas dan leverage Variabel Dependen: Nilai perusahaan Variabel Moderating: CSR Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai

133 116 Bursa Efek Indonesia Periode ) perusahaan, dan CSR tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. 20 Wulandari dan Wiksuana (2017) Peranan Corporate Social Responsibility dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independen: Profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Variabel Dependen: Nilai Perusahaan. Variabel Moderating: CSR Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

134 117 LAMPIRAN 3 No Kode Nama 1 ABBA 2 ABDA 3 ABMM 4 ACES 5 ACST 6 ADHI 7 ADMF 8 AGRO 9 AGRS 10 AHAP 11 AIMS 12 AKKU 13 AKRA 14 AKSI 15 AMAG 16 AMRT 17 APIC Mahaka Tbk. Media Asuransi Bina Dana Arta Tbk. ABM Tbk. Investama Ace Hardware Indonesia Tbk. Acset Tbk. Indonusa Adhi Karya (Persero) Tbk. Adira Dinamika Multi Finance T Bank Rakyat Indonesia AgroniagA Bank IBK Indonesia Tbk. Asuransi Harta Aman Pratama Tb Akbar Makmur Tbk Indo Stimec Anugerah Kagum Karya Utama Tbk AKR Corporindo Tbk. Majapahit Inti Corpora Tbk. Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Pacific Strategic Financial Tb KRITERIA KETERANGAN X X SAMPEL 1 X X X X X X X X X SAMPEL 2 X X X X

135 APII 19 APLN 20 APOL 21 ARMY Arita Prima Indonesia Tbk. Agung Podomoro Land Tbk. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. Armidian Karyatama Tbk. X X 22 ARTA Arthavest Tbk 23 ARTO 24 ASBI 25 ASDM Bank Artos Indonesia Tbk. Asuransi Tbk. Asuransi Mitra Tbk. Bintang Dayin X X X X X X X 26 ASGR Astra Graphia Tbk. 27 ASJT 28 ASMI 29 ASRI 30 ASRM 31 ASSA 32 ATIC 33 BABP 34 BACA 35 BALI 36 BAPA Asuransi Jasa Tania Tbk. Asuransi Mitra Tbk. Kresna Alam Sutera Realty Tbk. Asuransi Ramayana Tbk. Adi Sarana Armada Tbk. Anabatic Technologies Tbk. Bank MNC Internasional Tbk. Bank Capital Indonesia Tbk. Bali Towerindo Sentra Tbk. Bekasi Asri Pemula Tbk. X X X X X X X X X X X X X X X 37 BAYU Bayu Buana Tbk 38 BBCA 39 BBHI Bank Central Asia Tbk. Bank Harda Internasional Tbk. X X X X X

136 BBKP Bank Bukopin Tbk. X X 41 BBLD 42 BBMD 43 BBNI 44 BBRI 45 BBRM 46 BBTN 47 BBYB 48 BCAP 49 BCIC 50 BCIP 51 BDMN 52 BEKS 53 BEST 54 BFIN Buana Tbk. Finance Bank Mestika Dharma Tbk. Bank Negara Indonesia (Persero Bank Rakyat Indonesia (Persero Pelayaran Nasional Bina Buana Bank Tabungan Negara (Persero) Bank Yudha Bhakti Tbk. MNC Kapital Indonesia Tbk. Bank JTrust Indonesia Tbk. Bumi Citra Permai Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Pembangunan Daerah Banten Bekasi Fajar Industrial Estate BFI Finance Indonesia Tbk. X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 55 BGTG Bank Ganesha Tbk. X X X 56 BHIT 57 BIKA 58 BINA 59 BIPP MNC Investama Tbk. Binakarya Jaya Abadi Tbk. Bank Ina Perdana Tbk. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. X X X X X

137 BIRD Blue Bird Tbk. X X 61 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat X 62 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur X 63 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 64 BKSL Sentul City Tbk. 65 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. X X 66 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 67 BLTZ Graha Layar Prima Tbk. X X 68 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. X X 69 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. X X 70 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 71 BMTR Global Mediacom Tbk. 72 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. X X 73 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 74 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. X 75 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. X X 76 BNLI Bank Permata Tbk. X 77 BOGA 78 BPFI Bintang Oto Global Tbk. Batavia Prosperindo Finance Tb X X X X

138 BPII Batavia Prosperindo Internasio X X X 80 BRIS Bank BRIsyariah Tbk. X X 81 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 82 BSIM Bank Sinarmas Tbk. X X 83 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. X X 84 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 85 BTPN Bank BTPN Tbk. X X 86 BUKK Bukaka Teknik Utama Tbk. X X 87 BULL Buana Lintas Lautan Tbk. 88 BUVA Bukit Uluwatu Villa Tbk. 89 BVIC Bank Victoria International Tb X X 90 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tb X X 91 CARS Industri dan Perdagangan Bintr X X 92 CASA Capital Financial Indonesia Tb X X X 93 CASS Cardig Aero Services Tbk. 94 CENT 95 CFIN 96 CLPI Centratama Telekomunikasi Indo Clipan Finance Indonesia Tbk. Colorpak Indonesia Tbk. X X 97 CMNP 98 CMPP Citra Marga Nusaphala Persada AirAsia Indonesia Tbk.

139 CNKO 100 COWL 101 CSAP 102 CSIS 103 CTRA 104 DART Exploitasi Energi Indonesia Tb Cowell Development Tbk. Catur Sentosa Adiprana Tbk. Cahayasakti Investindo Sukses Ciputra Development Tbk. Duta Anggada Realty Tbk. X X 105 DAYA Duta Intidaya Tbk. X X 106 DEFI 107 DGIK 108 DILD 109 DMAS 110 DNAR 111 DNET 112 DPUM Danasupra Erapacific Tbk Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Intiland Development Tbk. Puradelta Tbk. Lestari Bank Oke Indonesia Tbk. Indoritel Makmur Internasional Dua Putra Utama Makmur Tbk. X X X X X X X X X 113 DUTI Duta Pertiwi Tbk 114 DWGL 115 DYAN 116 ECII 117 ELTY Dwi Guna Laksana Tbk. Dyandra Media International Tb Electronic City Indonesia Tbk. Bakrieland Development Tbk. X X 118 EMDE 119 EMTK Megapolitan Developments Tbk. Elang Mahkota Teknologi Tbk.

140 EPMT 121 ERAA Enseval Putera Megatrading Tbk Erajaya Swasembada Tbk. 122 EXCL XL Axiata Tbk. SAMPEL FAST 124 FINN 125 FISH 126 FMII 127 FORU 128 FORZ 129 FREN 130 GAMA 131 GEMA 132 GIAA 133 GLOB 134 GMTD 135 GOLD 136 GPRA 137 GREN 138 GSMF 139 GWSA Fast Food Indonesia Tbk. First Indo American Leasing Tb FKS Multi Agro Tbk. Fortune Mate Indonesia Tbk Fortune Indonesia Tbk Forza Land Indonesia Tbk. Smartfren Telecom Tbk. Gading Development Tbk. Gema Grahasarana Tbk. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Global Tbk. Teleshop Gowa Makassar Tourism Developm Visi Telekomunikasi Infrastruk Perdana Gapuraprima Tbk. Evergreen Invesco Tbk. Equity Development Investment Greenwood Sejahtera Tbk. X X X X X X X

141 HADE 141 HDFA 142 HERO 143 HEXA 144 HITS 145 HOME 146 HOTL 147 IATA Himalaya Energi Perkasa Tbk. Radana Bhaskara Finance Tbk. Hero Supermarket Tbk. Hexindo Adiperkasa Tbk. Humpuss Intermoda Transportasi Hotel Mandarine Regency Tbk. Saraswati Griya Lestari Tbk. Indonesia Transport Infrastr & X X 148 IBFN Intan Baruprana Finance Tbk. X X X 149 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk. 150 ICON Island Concepts Indonesia Tbk. 151 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk. X X 152 IKAI Intikeramik Alamasri Industri 153 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk. X X 154 INDX Tanah Laut Tbk 155 INDY Indika Energy Tbk. SAMPEL INPC Bank Artha Graha Internasional X X 157 INPP Indonesian Paradise Property T 158 INTA Intraco Penta Tbk. 159 INTD Inter Delta Tbk 160 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk. X X 161 ISAT Indosat Tbk.

142 ITMA 163 ITTG 164 JGLE Sumber Energi Andalan Tbk. Leo Tbk. Investments Graha Andrasentra Propertindo X X 165 JIHD Jakarta International Hotels & 166 JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata 167 JMAS Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mit X X X 168 JRPT Jaya Real Property Tbk. 169 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. SAMPEL JSPT Jakarta Setiabudi Internasiona 171 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 172 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk. 173 KBLV First Media Tbk. 174 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk. 175 KIOS Kioson Komersial Indonesia Tbk X X 176 KOBX Kobexindo Tractors Tbk. 177 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 178 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 179 KOPI Mitra Energi Persada Tbk. X X 180 KPIG MNC Land Tbk. 181 KREN Kresna Graha Investama Tbk. 182 LAPD Leyand International Tbk.

143 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk. 184 LEAD Logindo Samudramakmur Tbk. 185 LINK Link Net Tbk. X X 186 LMAS Limas Indonesia Makmur Tbk 187 LPCK Lippo Cikarang Tbk 188 LPGI Lippo General Insurance Tbk. X X 189 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 190 LPLI Star Pacific Tbk Matahari 191 LPPF Department Store Tbk. 192 LPPS Lippo Securities Tbk. X X 193 LRNA Eka Sari Lorena Transport Tbk. X X 194 LTLS Lautan Luas Tbk. 195 MABA Marga Abhinaya Abadi Tbk. X X 196 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk 197 MAPB MAP Boga Adiperkasa Tbk. X X 198 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk. 199 MARI Mahaka Radio Integra Tbk. X X 200 MAYA Bank Mayapada Internasional Tb X X 201 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 202 MCAS M Cash Integrasi Tbk. X X 203 MCOR Bank China Construction Bank I X X

144 MDIA 205 MDLN 206 MDRN Intermedia Capital Tbk. Modernland Realty Tbk. Modern Internasional Tbk. X X 207 MEGA Bank Mega Tbk. X X 208 META 209 MFIN 210 MFMI 211 MICE 212 MIDI 213 MIKA 214 MINA 215 MIRA 216 MKNT 217 MKPI Nusantara Infrastructure Tbk. Mandala Multifinance Tbk. Multifiling Mitra Indonesia Tb Multi Tbk. Indocitra Midi Utama Indonesia Tbk. Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Sanurhasta Tbk. Mitra Mitra International Resources Mitra Komunikasi Nusantara Tbk Metropolitan Kentjana Tbk. X X X X X X X X 218 MLPL Multipolar Tbk. 219 MLPT 220 MMLP 221 MNCN 222 MPMX 223 MPOW 224 MPPA Multipolar Technology Tbk. Mega Manunggal Property Tbk. Media Nusantara Citra Tbk. Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Megapower Makmur Tbk. Matahari Prima Tbk. Putra X X X X

145 MREI 226 MSKY 227 MTDL 228 MTLA Maskapai Reasuransi Indonesia MNC Sky Vision Tbk. Metrodata Electronics Tbk. Metropolitan Land Tbk. X X 229 MTRA Mitra Pemuda Tbk. X X 230 MTSM Metro Realty Tbk. 231 MTWI 232 MYRX 233 NASA 234 NELY 235 NIRO Malacca Trust Wuwungan Insuran Hanson International Tbk. Ayana Land International Tbk. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. City Retail Developments Tbk. X X X X X 236 NISP 237 NOBU 238 NRCA 239 OASA Bank OCBC NISP Tbk. Bank Nationalnobu Tbk. Nusa Raya Cipta Tbk. Protech Mitra Perkasa Tbk. X X X X X X 240 OCAP Onix Capital Tbk. 241 OKAS 242 OMRE 243 PADI 244 PANR Ancora Indonesia Resources Tbk Indonesia Prima Property Tbk Minna Investama Sekuritas Padi Panorama Sentrawisata Tbk. X X

146 PANS 246 PBSA 247 PDES 248 PEGE 249 PGAS 250 PGLI 251 PJAA 252 PLAS 253 PLIN 254 PNBN 255 PNBS Panin Tbk. Sekuritas Paramita Bangun Sarana Tbk. Destinasi Tirta Nusantara Tbk Panca Global Kapital Tbk. Perusahaan Negara Tbk. Gas Pembangunan Graha Lestari Inda Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Polaris Tbk Investama Plaza Indonesia Realty Tbk. Bank Pan Indonesia Tbk Bank Panin Dubai Syariah Tbk. X X X X SAMPEL 6 X X X X X 256 PNIN Paninvest Tbk. X X 257 PNLF 258 PNSE 259 POOL 260 PORT 261 POWR Panin Tbk. Financial Pudjiadi & Sons Tbk. Pool Advista Indonesia Tbk. Nusantara Pelabuhan Handal Tbk Cikarang Listrindo Tbk. X X X X X X 262 PPRE PP Presisi Tbk. X X 263 PPRO PP Properti Tbk. X X 264 PRDA 265 PSKT 266 PSSI Prodia Widyahusada Tbk. Red Planet Indonesia Tbk. Pelita Samudera Shipping Tbk. X X X X

147 PTIS Indo Straits Tbk. 268 PTPP PP (Persero) Tbk. 269 PTSP 270 PUDP Pioneerindo Gourmet Internatio Pudjiadi Tbk. Prestige 271 PWON Pakuwon Jati Tbk. 272 RAJA 273 RALS 274 RANC 275 RBMS Rukun Tbk. Raharja Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Supra Boga Lestari Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati T 276 RDTX Roda Vivatex Tbk 277 RELI 278 RIGS 279 RIMO 280 RODA Reliance Sekuritas Indonesia T Rig Tenders Indonesia Tbk. Rimo International Lestari Tbk Pikko Land Development Tbk. X X 281 SAFE Steady Safe Tbk 282 SAME 283 SCMA 284 SDMU 285 SDPC 286 SDRA 287 SHID 288 SHIP Sarana Meditama Metropolitan T Surya Citra Media Tbk. Sidomulyo Selaras Tbk. Millennium Pharmacon Internati Bank Woori Saudara Indonesia 1 Hotel Sahid Jaya International Sillo Maritime Perdana Tbk. X X X X

148 SILO 290 SIMA 291 SKYB Siloam International Hospitals Siwani Tbk Northcliff Citranusa Indonesia Makmur 292 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk. 293 SMDR Samudera Indonesia Tbk. 294 SMMA Sinarmas Multiartha Tbk. X X 295 SMRA Summarecon Agung Tbk. 296 SOCI Soechi Lines Tbk. X X Sona Topas 297 SONA Tourism Industry Tb 298 SQMI 299 SRAJ Renuka Coalindo Tbk. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. 300 SRTG Saratoga Investama Sedaya Tbk. 301 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. 302 SUGI Sugih Energy Tbk. 303 SUPR Solusi Tunas Pratama Tbk. 304 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. X X 305 TARA Sitara Propertindo Tbk. X X 306 TAXI Express Transindo Utama Tbk. 307 TBIG Tower Bersama Infrastructure T 308 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk.

149 TGKA 310 TGRA Tigaraksa Tbk. Terregra Energy Tbk. Satria Asia X X 311 TIFA Tifa Finance Tbk. X X 312 TIRA Tira Austenite Tbk 313 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Pers 314 TMAS Temas Tbk. 315 TMPI 316 TMPO 317 TOPS 318 TOTL 319 TOWR 320 TPMA 321 TRIL Sigmagold Perkasa Tbk. Tempo Tbk. Totalindo Persada Tbk. Inti Intimedia Eka Total Bangun Persada Tbk. Sarana Menara Nusantara Tbk. Trans Power Marine Tbk. Triwira Insanlestari Tbk. X X SAMPEL TRIM Trimegah Sekuritas Indonesia T X X 323 TRIO 324 TRUS Trikomsel Tbk. Oke Trust Finance Indonesia Tbk X X 325 TURI Tunas Ridean Tbk. 326 UNTR 327 VICO 328 VINS 329 VIVA 330 VRNA United Tbk. Tractors Victoria Investama Tbk. Victoria Insurance Tbk. Visi Media Asia Tbk. Verena Multi Finance Tbk. SAMPEL 8 X X X X X X X

150 WAPO 332 WEGE 333 WEHA 334 WICO 335 WIKA 336 WINS 337 WOMF 338 WSKT 339 YULE 340 ZBRA Wahana Pronatural Tbk. Wijaya Karya Bangunan Gedung T WEHA Transportasi Indonesia Tb Wicaksana Overseas Internation Wijaya Karya (Persero) Tbk. Wintermar Offshore Marine Tbk. Wahana Ottomitra Multiartha Tb Waskita Karya (Persero) Tbk. Yulie Sekuritas Indonesia Tbk. Zebra Nusantara Tbk X X SAMPEL 9 X X X X

151 134 LAMPIRAN 4 1. Tabel Perhitungan Tobin s Q NO. KODE NAMA PERUSAHAAN TOBIN'S Q ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 1, , , , , AKRA AKR Corporindo Tbk 1, , , , , EXCL XL Axiata Tbk 1, , , , , INDY Indika Energy Tbk 0, , , , , JSMR Jasa Marga Tbk 1, , , , , Perusahaan Gas Negara 6 PGAS (Persero) Tbk 2, , , , ,99116 Total Bangun Persada Tbk 1, , , , , TOTL 8 UNTR United Tractors Tbk 1, , , , , WIKA Wijaya Karya Tbk 1, , , , , Tabel Perhitungan ROE NO. KODE NAMA PERUSAHAAN ROE ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 0, , , , , AKRA AKR Corporindo Tbk 0, , , , , EXCL XL Axiata Tbk 0, , , , , INDY Indika Energy Tbk -0, , , , , JSMR Jasa Marga Tbk 0, , , , , PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 0, , , , , Total Bangun Persada 7 TOTL Tbk 0, , , , , UNTR United Tractors Tbk 0, , , , , WIKA Wijaya Karya Tbk 0, , , , ,092683

152 Tabel Perhitungan DER NO. KODE NAMA PERUSAHAAN DER ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 5, , , , , AKRA AKR Corporindo Tbk 1, , , , , EXCL XL Axiata Tbk 1, , , , , INDY Indika Energy Tbk 1, , , , , JSMR Jasa Marga Tbk 1, , , , , Perusahaan Gas Negara 6 PGAS (Persero) Tbk 0, , , , , Total Bangun Persada Tbk 1, , , , , TOTL 8 UNTR United Tractors Tbk 0, , , , , WIKA Wijaya Karya Tbk 2, , , , , Tabel Perhitungan CR NO. KODE NAMA PERUSAHAAN CR ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 1, , , , , AKRA AKR Corporindo Tbk 1, , , , , EXCL XL Axiata Tbk 0, , , , , INDY Indika Energy Tbk 2, , , , , JSMR Jasa Marga Tbk 0, , , , , PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2,0101 1, , , , Total Bangun Persada Tbk 1, , , , , TOTL 8 UNTR United Tractors Tbk 1, , , , , WIKA Wijaya Karya Tbk 1, , , , , Tabel Perhitungan SRDI NO. KODE NAMA PERUSAHAAN SRDI ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 0,0779 0,0779 0,0909 0,0779 0, AKRA AKR Corporindo Tbk 0,3377 0,3896 0,5844 0,5325 0, EXCL XL Axiata Tbk 0,7403 0,2208 0,1558 0,4416 0, INDY Indika Energy Tbk 0,2338 0,1169 0,1039 0,1429 0, JSMR Jasa Marga Tbk 0,2987 0,2727 0,2468 0,2468 0,1429 Perusahaan Gas Negara 6 PGAS (Persero) Tbk 0,4675 0,5195 0,4805 0,2857 0,2857 Total Bangun Persada Tbk 0,1818 0,3896 0,4156 0,3766 0, TOTL 8 UNTR United Tractors Tbk 0,3506 0,3766 0,2727 0,3766 0, WIKA Wijaya Karya Tbk 0,2727 0,4286 0,2727 0,1169 0,1299

153 136 LAMPIRAN 5 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 45 -,1406,3278,115379, DER 45,5014 5,2778 1, , CR 45,4702 3,8744 1,474949, SRDI 45,0649,7403,287157, TOBIN'S Q 45,6400 2,4147 1,478603, Valid N (listwise) 45 Sumber: diolah melalui SPSS 2. Hasil Uji Normalitas (Histogram, P-Plot, dan Uji Kolmogorov Smirnov) Sumber: hasil olah data SPSS

154 137 Sumber: hasil olah data SPSS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation, Most Extreme Differences Absolute,104 Positive,104 Negative -,061 Kolmogorov-Smirnov Z,695 Asymp. Sig. (2-tailed),720 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: hasil olah data SPSS

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh : STELLA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Saham 2.1.1.1. Pengertian Saham Saham merupakan instrunmen pasar keuangan. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GRAFIK... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR GRAFIK... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang sudah banyak berdiri peusahaan go public dalam berbagai sektor, serta pertumbuhan ekonomi yang semakin baik berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar dapat menarik investor perlu dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memaksimalkan kemakmuran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, 1996). Semakin

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Sofyan (2007) merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan sumber yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM INDUSTRI PERDAGANGAN BESAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM INDUSTRI PERDAGANGAN BESAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM INDUSTRI PERDAGANGAN BESAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 1998-2003 BINA UNIVERSITAS NUSANTARA GROUP RESEARCH SUHARSONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat dimana diperdagangkannya sahamsaham dari perusahaan-perusahaan atau emiten yang mengeluarkan saham mereka ke publik, dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan food and beverage adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia sendiri perusahaan makanan dan minuman sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, perusahaan food and beverages di Indonesia berusaha untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi dengan biaya rendah agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, hanya saja cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan dapat bertahan apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Upaya ini dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Capital Structure Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri maupun dari pihak lain berupa hutang. Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah perusahaan dapat menjalankan seluruh unit usahanya. Untuk membangun suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memperoleh pendapatan (income)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia masih dirasakan berdampak negatif sampai sekarang ini. Penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lainnya, yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan yang setiap tahun dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia semakin pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. (Martono & Harjito,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. (Martono & Harjito, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor atau penanam modal merupakan pihak yang kelebihan dana yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan memiliki keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Return Saham Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And Allied Di Bursa Efek Indonesia Nama : Muhamad Syaiful Bahri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini tidak mengabaikan adanya penelitian terdahulu yang sangat bermanfaat sebagai acuan penulis, dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak di kalangan masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana. Berbagai macam pilihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signalling Theory Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis lainnya, karena pada dasarnya informasi menyajikan gambaran atau keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pasar modal yang terjadi pada saat ini dapat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari

Lebih terperinci