SKRIPSI. Oleh: YOHANA VENINSIA JELITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh: YOHANA VENINSIA JELITA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN ASSESSMENT BERBASIS VIDEO PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KD 3.7 TENTANG MEMAHAMI TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN JASA, DAGANG DAN MANUFAKTUR DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Oleh: YOHANA VENINSIA JELITA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i

2 PENGEMBANGAN ASSESSMENT BERBASIS VIDEO PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KD 3.7 TENTANG MEMAHAMI TRNSAKSI BISNIS PERUSAHAAN JASA, DAGANG DAN MANUFAKTUR DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Oleh: YOHANA VENINSIA JELITA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 ii

3 SKRIPSI v

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan ( Yeremia 17:7 ) Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan anugerah yang diberikan-nya. Kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan yang luar biasa beserta keluarga yang telah memberikan dukungan. Bapak Dr. Sebastianus Widarnarto P., S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing. Teman-teman seperjuangan. Almamater, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. vi

5 MOTTO Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu; mereka berjalan dan tidak menjadi lelah ( Yesaya 40:31 ) Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai ( Albert Einstein ) vii

6 ABSTRAK PENGEMBANGAN ASSESSMENT BERBASIS VIDEO PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KD 3.7 TENTANG MEMAHAMI TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN JASA, DAGANG DAN MANUFAKTUR DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA Yohana Veninsia Jelita Universitas Sanata Dharma 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan assessment berbasis video pada KD 3.7 tentang memahami transaksi bisnis perusahaan jasa, dagang dan manufaktur sebagai media pembelajaran di SMK Bopkri 1 Yogyakarta. Penelitian ini termasuk dalam Penelitian dan Pengembangan (Research and Development (R&D) dengan mengacu pada model penelitian dari Borg & Gall yang disederhanakan menjadi 5 langkah. Proses penelitian ini yaitu: (1) melakukan penelitian dan mengumpulkan data, (2) melakukan perencanaan, (3) melakukan pengembangan produk awal, (4) melakukan validasi, dan (5) melakukan uji coba produk. Validasi dilakukan oleh ahli assessment, ahli media, ahli bahasa, ahli praktisi pembelajaran Akuntansi. Uji coba skala besar sebanyak 14 siswa, semua subjek uji coba adalah siswa kelas X Jurusan Akuntansi Keuangan dan Lembaga (AKL) SMK Bopkri 1 Yogyakrta. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen berupa lembar penilaian untuk para ahli, kuesioner (angket) untuk siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan assessment berbasis video layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian pengembangan assessment berbasis video sebagai berikut: penilaian ahli assessment mendapatkan rerata skor keseluruhan 3,50 dengan kategori Baik, ahli media mendapatkan rerata skor keseluruhan 4,05 dengan kategori Baik, ahli bahasa mendapatkan rerata skor keseluruhan 4,67 dengan kategori Sangat Baik, ahli praktisi mendapatkan rerata skor keseluruhan 4,00 dengan kategori Baik, uji coba awal mendapatkan rerata skor keseluruhan 3,59 dengan kategori Baik. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa produk pengembangan assessment berbasis video di SMK Bopkri 1 Yogyakarta Baik untuk digunakan dalam pembelajaran khusunya untuk belajar mandiri peserta didik. Kata Kunci: pengembangan assessment berbasis video, transaksi perusahaan. x

7 ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF ASSESSMENT-BASED VIDEO ON THE BASIC ACCOUNTING COURSE ON BASIC COMPETENCE 3.7 TO IMPROVE STUDENTS UNDERSTANDING OF BUSINESS TRANSACTIONS OF SERVICES, GOODS AND MANUFACTURING AT SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA Yohana Veninsia Jelita Sanata Dharma University 2020 This research aimed to determine how to develop a Video-based Assessment for Basic Competence 3.7 and 4.7 as the learning media to improve students understanding of business transactions of goods, services, and manufacturing at SMK Bopkri 1 Yogyakarta. This research is categorized as Research and Development (Research and Development (R&D) based on Borg & Gall s research model which issimplified into 5 steps. The process of this research involves: (1) conducting research and collecting data, (2) planning, (3) developing the initial product, (4) validation, and (5) conducting a trial of the product. The product validation was done by the assessment expert, media expert, language experts, expert practitioner in Accounting. Large-scale trials involved 14 students, consisting of the tenth students of of the Department of Financial and Managerial Accounting (AKL) at SMK Bopkri 1 Yogyakarta. To collect the data, research instruments were used, namely specialized assessment sheet for experts, a questionnaire (questionnaire) to the students. The results of this study show that the development of the video-based assessmentis feasible to use in learning. This is indicated by the results of the assessment of the video-based assessment as follows: based on the assessment expert, the average overall score was 3.50 and categorized as Good, the media experts gave the average overall score of 4.05, categorized as Good, the language expert gave the average overall score of 4.67, categorized as Excellent, the expert practitioner gave the average overall score of 4.00 with the category of Good. The preliminary field testing trial obtained the average overall score of 3,59 with the category of Good. Based on these results, it was concluded that the product development of the video-based assessment in SMK Bopkri 1 Yogyakarta is considered as Good to be used in learning, especially for students independent study. Keywords: pengembangan assessment berbasis video, transaksi perusahaan. xi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK... ix ABSTRAK... x ABSTRACT... xi KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xv DAFTAR TABEL... xix DAFTAR BAGAN... xx DAFTAR GAMBAR... xxi DAFTAR LAMPIRAN... xxii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Batasan Masalah... 6 C. Rumusan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian... 7 E. Manfaat Penelitian... 7 xv

9 BAB II KAJIAN TEORETIK... 9 A. Penilaian atau Assessment... 9 B. Penelitian dan Pengembangan (R&D) C. Pendidikan di Era Sekarang D. Materi Transaksi Bisnis Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Populasi Sampel Teknik Penarikan Sampel E. Operasionalisasi Variabel F. Teknik Pengumpulan Data Kuesioner G. Pengembangan Media Assessment H. Analisis Pengembangan Produk I. Teknik Analisis Data J. Rancangan Produk xvi

10 K. Teknik Pengujian Instrumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Produk Analisis Data Pengembangan Produk B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Pengembangan C. Saran DAFTAR PUSTAKA xvii

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner untuk Validasi Produk oleh Ahli Assessment Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Validasi Produk oleh Ahli Media Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Validasi Produk oleh Ahli Bahasa Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner untuk Validasi Produk oleh Praktisi Tabel 3.5 Evaluasi atau tanggapan siswa Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaiaan Acuan Patokan (PAP) Tabel 3.7 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Tabel 3.8 Data Hasil Penilaian Aspek Penyajian Oleh Ahli Assessment Tabel 3.9 Data Hasil Penilaian Aspek Organisasi Oleh Ahli Media Tabel 3.10 Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Ahli Media Tabel 3.11 Data Hasil Penilaian Aspek Komunikatif Oleh Ahli Bahasa Tabel 3.12 Data Hasil Penilaian Aspek Kertebacaan Oleh Ahli Bahasa Tabel 3.13 Data Hasil Penilaian Aspek Lugas Oleh Ahli Bahasa Tabel 3.14 Data Hasil Penilaian Oleh Ahli Praktisi Tabel 3.15 Data Hasil Penelitian Uji Awal Aspek Isi Tabel 3.16 Data Hasil Penelitian Uji Awal Aspek Media Tabel 3.17 Data Hasil Validasi Ahli Assessment...55 Tabel 3.18 Data Hasil Validasi Ahli Media Tabel 3.19 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Tabel 3.20 Data Hasil Validasi Ahli Praktisi Tabel 3.21 Data Hasil Uji Coba Awal xix

12 DAFTAR BAGAN Bagan 3. 1 Alur Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Video xx

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Hasil Validasi Ahli Assessment Gambar 3.2 Hasil Validasi Ahli Media Gambar 3.3 Hasil Validasi Ahli Bahasa Gambar 3.4 Hasil Validasi Ahli Praktisi Gambar 3.5 Hasil Uji Coba Awal Gambar 4.1 Scene Judul Gambar 4.2 Scene Soal Latihan Gambar 4.3 Scene Contoh Soal Gambar 4.4 Scene Pembahasan Gambar 4.5 Scene Penjelasan Pengaruh Transaksi Bsinis Gambar 4.6 Bagian Penutup xxi

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Validasi oleh Ahli Assessment Lampiran 2 Hasil Validasi oleh Ahli Media Lampiran 3 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa Lampiran 4 Hasil Validasi oleh Praktisi Lampiran 5 Kuesioner Peserta Didik Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran xxii

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad 21 saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 saat ini lebih mengutamakan suatu kemajuan teknologi dalam penerapannya. Revolusi industry merupakan suatu bentuk perubahan dalam bidang teknologi yang menyebabkan adanya perubahan besar dalam berbagai bidang. Revolusi industri pertama kali muncul pada tahun Revolusi indsutri 1.0 menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang sangat besar terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi industri 1.0 telah membawa perubahan sejak ditemukannya mesin uap. Revolusi industri 2.0 dimulai sejak pergantian perubahan mesin uap ke mesin yang menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 sudah dimulai ketika proses produksi sudah mampu menggunakan mesin yang bisa bergerak dan mengontrol, dan sejak saat itu mulai digunakannya robot yang sederhana hingga pada saat penggunaan komputer. Pada era revolusi industri 4.0, teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Tantangan utama yang dihadapi oleh suatu bangsa harus dapat beradaptasi dengan ragam perubahan yang besar akibat 1

16 digitaliasi dan otomasi adalah menyiapkan generasi milenial menjadi angkatan kerja yang kompetitif dan produktif. Para ahli meyakini era ini merupakan era dari revolusi industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di industri ini, di antaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artificial Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi (self-driving vehichle), rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam revolusi industri 4.0 adalah Internet of Things. Maka dari itu, saat ini sudah mulai banyak orang yang ketergantungan dengan internet untuk membantu orang dalam memenuhi kebutuhannya. Mulai dari memenuhi kebutuhan primer seseorang hingga kelangsungan sebuah perusahaan. Revolusi industri 4.0 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, dan bahkan sampai ke dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, era revolusi industri 4.0 akan berdampak pada peran pendidiknya. Pendidik yang berprofesional sangat berperan penting dalam pembelajaran sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam hal ini, dengan menambah kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui pembelajaran mandiri. Untuk itu pendidikan yang bermutu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam rangka membentuk karakter, kepribadian, memperluas pengetahuan dan keahliannya serta 2

17 menjadi pribadi yang mandiri dan dibekali budi pekerti agar dapat menempatkan dirinya ditengah masyarakat dengan baik. Dalam Rapat Kerja Nasional 2018, Sri Mulyani saat menjadi Keynote Speaker mengatakan Kemajuan suatu negara untuk mengejar ketertinggalan sangat tergantung pada tiga faktor yakni pendidikan, kualitas institusi dan kesediaan infrastruktur (Ristekdikti, 2018). Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan menjadi hal yang paling utama dalam kemajuan suatu negara. Selain itu, pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas maka dibutuhkan pula pendidikan yang berkulitas. Di Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan dituntut untuk mengikuti dan menyesuaikan perkembangan zaman. Revolusi 4.0 sudah dapat terlihat dalam bidang pendidikan, misalnya pengembangan metode pembelajaran dan model pembelajaran yang menggunakan internet sebagai salah satu sumber untuk belajar dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai fasilitas yang lebih untuk memperlancar proses pembelajaran. Peran teknologi sangat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pemerintah juga telah mengatur kebutuhan tentang teknologi di dalam berbagai peraturan perundangundangan. Salah satunya tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Kompetensi Pedagogik guru SMA/SMK poin ke 5 mengatakan bahwa Guru SMA/SMK harus memanfaatkan teknologi informasi dan 3

18 komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan oleh pemerintah, yang menyatakan bahwa seorang pendidik dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi yang berkembang agar perangkat pembelajaran serta proses belajar mengajar terkesan inovatif dan kreatif sehingga dapat menumbuhkan rasa minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Assessment merupakan sebuah proses yang ditempuh dalam rangka untuk membuat keputusan mengenai peserta didik, program, dan kebijakan pendidikan. Assessment dalam pembelajaran memberikan umpan balik dan memfasilitasi pendidik dalam melakukan penilaian serta memantau perkembangan peserta didik sekaligus memperbaiki proses belajar dan mengajar dalam suatu pembelajaran. Untuk memantau perkembangan peserta didik, pendidik juga harus bisa melakukan sesuatu yang baru dalam penilaian terhadap peserta didik. Melalui pengembangan assessment berbasis video terhadap pembelajaran, pendidik dapat mengukur hasil belajar atau ketercapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan indikator keterampilan proses yang akan diukur. Terkait dengan hal tersebut, pengembangan assessment berbasis video dapat digunakan untuk mengukur kompetensi siswa. Keterampilan proses dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berpikir siswa, juga keterampilan kognitif, manual, dan sosial (Rustaman, 2009). Dengan pengembangan assessment berbasis video, dapat membawa suatu yang baru 4

19 dalam pembelajaran khusunya dalam penilaian. Tentunya, pengembangan assessment berbasis video sangat kreatif dan memudahkan untuk mengukur kinerja siswa dalam suatu tugas kehidupan nyata. Pengembangan assessment berbasis video dapat memberikan umpan balik yang menarik terhadap pendidik dan peserta didik dengan tujuan membimbing, mengajar untuk memperbarui pembelajaran, sehingga assessment berfungsi sebagai upaya pendidik untuk menemukan kelemahan dan kekukarangan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut dilakukan sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik tentang kemajuan perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran agar dapat mengembangkan kualitas peserta didik dalam pembelajaran. Penulis memilih SMK BOKPRI 1 Yogyakarta sebagai tempat untuk melakukan penelitian karena ada beberapa hal menarik di sekolah itu. SMK BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki kompetensi keahlian Akuntansi dan Lembaga Keuangan, program keahlian yang mencetak tenaga akuntansi yang mumpuni. Lulusan dari SMK BOPKRI 1 Yogyakarta ini dibekali dengan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang kompeten. Tetapi, pendidik di sekolah tersebut belum sepenuhnya memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Pendidik masih mengandalkan power point sebagai media pembelajaran. Kegiatan penilaian yang biasa dilakukan pendidik dengan cara evaluasi menggunakan kertas, penilaian secara lisan, maupun berdasarkan pengamatan dari pendidik terhadap kegiatan peserta didik. 5

20 Berdasarkan uraian tersebut, perlu dikembangkan assessment berbasis video yang menarik yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul PENGEMBANGAN ASSESSMENT BERBASIS VIDEO PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KD 3.7 TENTANG MEMAHAMI TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN JASA, DAGANG DAN MANUFAKTUR DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA B. Batasan Masalah Agar penelitian ini dilakukan lebih terarah dan topik yang dibahas tidak meluas maka perlu dilakukan pembatasan lingkup penelitian. Adapun pembatasan lingkup penelitian ini terkait variabel Pengembangan Assessment Berbasis Video pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar KD 3.7 tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Kemudian, responden yang diteliti adalah peserta didik kelas X SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. C. Rumusan Masalah Bagaimana Pengembangan Assessment Berbasis Video pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar KD 3.7 tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta? 6

21 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui Pengembangan Assessment Berbasis Video pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar KD 3.7 tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini bisa menjadi bahan bacaan dan referensi untuk digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan assessment berbasis video. 2. Secara Praktis a. Bagi pihak peneliti Peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan dan Pengembangan Assessment Berbasis Video pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar KD 3.7 tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. b. Bagi pihak Universitas Penelitian ini bertujuan untuk menambah bahan bacaan sebagai refrensi mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta membuka wawasan mahasiswa ketika ingin 7

22 melakukan penelitian terkait pengembangan assessment berbasis video. 8

23 BAB II KAJIAN TEORI A. Penilaian atau assessment 1. Pengertian penilaian atau assessment Proses pembelajaran di kelas diawali dengan merancang suatu kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam suatu pembelajaran adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan efektif. Dalam pelaksanaan pembelajaran, penilaian atau assessment perlu dilakukan sehingga pendidik dapat mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian atau assessment dalam pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan peserta didik selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan dalam mengambil keputusan yang dilakukan pendidik untuk mengetahui dan memperbaiki proses belajar peserta didik. Dalam konteks pendidikan, pelaksanaan assessment yang dilakukan pihak sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran yakni refleksi pemahaman terhadap perkembangan peserta didik dan kemajuan individual peserta didik. Pelaksanaan assessment yang dilakukan pihak sekolah meliputi kegiatan mengamati, mengumpulkan, memberi 9

24 penilaian, serta mendeskripsikan informasi mengenai proses pembelajaran peserta didik. Secara umum, assessment merupakan proses yang dilakukan pendidik untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang peserta didik baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Penilaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata nilai, yang artinya adalah kepandaian, biji, dan ponten. Sedangkan penilaian adalah proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai (biji, kadar mutu, harga). Linson & Tighe dalam (Ronis, 2011:22) mengungkapkan assessment berfokus pada pengumpulan informasi mengenai pencapaian prestasi peserta didik yang digunakan untuk membuat keputusan pengajaran. Penilaian (assessment) merupakan istilah yang dapat mencakup semua metode yang biasa digunakan dalam mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar (Haryati, 2009). Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penilaian disimpulkan sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mampu memahami materi yang sedang dipelajari. Suatu penilaian merupakan sebuah cara untuk menentukan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan datang setelah melihat hasil belajar dari peserta didik. 10

25 2. Tujuan penilaian atau assessment Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran, atau sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik tentang pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik. Menurut (Sudjana, 2017) tujuan penilaian adalah sebagai berikut: (a) mendeskripsikan kemampuan peserta didik sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan kegiatan pembelajaran pada bidang tertentu, (b) mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pengajaran dalam rangka mengubah tingkah laku peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, (c) mengambil keputusan mengenai penyempurnaan program pembelajaran dan pengejaran serta strategi pelaksanaannya. 3. Prinsip penilaian atau assessment Penilaian perlu memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua pihak. Hasil penilaian yang akurat apabila seluruh instrumen yang digunakan untuk menilai dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip-prinsip penilaian menurut Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 menjadi dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip-prinsip penilaian itu antara lain: a. Objektif, penilaian dilakukan menggunakan standar penilaian sehingga subjektivitas penilai tidak digunakan. b. Terpadu, pendidik melakukan penilaian menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan secara terencana. 11

26 c. Ekonomis, dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan harus dilakukan secara efisien dan efektif. d. Transparan, semua pihak dapat mengakses prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dengan mudah. e. Akuntabel, pendidik yang memberi penilaian dapat mempertanggungjawabkan hasil penilaian kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya; f. Edukatif, penilaian yang dilakukan dapat mendidik dan menjadi motivasi bagi peserta didik dan guru. B. Penelitian dan Pengembangan (R&D) 1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan (R&D) Dalam bidang pendidikan, Borg and Gall (1985) dalam Sugiyono (2009) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Bidang pendidikan hasil produk dari Borg and Gall mengemukakan penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research). Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Penelitian dan pengembangan pendidikan dilakukan berdasarkan suatu mode pengembangan berbasis industri, 12

27 yang dipakai untuk mendesain produk dan prosedur yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan kualitas, dan standar tertentu. Hasil dari bidang pendidikan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Hasil dari produk pendidikan lebih menunjuk pada keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, modul, evaluasi, uji kompetensi, media pembelajaran, model manajemen, dan masih banyak produk yang dihasilkan (Sugiyono, 2009, p. 412). Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya. 2. Tujuan Penelitian dan Pengembangan (R&D) Tujuan Penelitian dan Pengembangan adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan. Pada tujuan Penelitian dan Pengembangan berisi dua informasi yaitu: a. Masalah yang akan dipecahkan. b. Spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut. 13

28 Menurut Akker (1999) tujuan penelitian dan pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru dan didaktis. Berikut ini penjelasannya: a. Pada bagian kurikulum Tujuan pada bagian kurikulum adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan. b. Pada bagian teknologi dan media Tujuan pada bagian teknologi dan media adalah untuk meningkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi. c. Pada bagian pelajaran dan instruksi Tujuan pada pelajaran dan instruksi adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah. d. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis Tujuan pada bagian pendidikan guru dan didaktis adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, bertujuan untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional. 3. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan (R&D) Menurut Borg & Gall (1983) model procedural menggariskan langkah-langkah umum dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D), sebagai berikut: 14

29 a. Research and Information Collecting Penelitian dan pengumpulan informasi, meliputi analisis kebutuhan, review literature, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan membuat laporan yang terkini. Dalam penelitian ini, tahap yang dilakukan adalah pengumpulan data untuk menemukan permasalahan dan potensi yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk perumusan draf kebijakan. b. Planning Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk. Tahap perencanaan meliputi pendefinisian keterampilan yang harus pelajari, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba kelayakan (dalam skala kecil). Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan rancangan kebijakan, yang meliputi tujuan, isi yang akan dilaksanakan, strategi manajemen implementasi, dan sistem evaluasinya. c. Develop Preliminary Form a Product Pengembangan produk awal yang bersifat sementara meliputi penyiapan materi pembelajaran, prosedur atau penyusunan buku pegangan, dan instrumen evaluasi. Kegiatan pada tahap ini adalah tahap membuat draft. Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan dan menyepakati tujuan, isi, panduan, dan instrumen evaluasi. 15

30 d. Preliminary Field Testing Peneliti melakukan pengujian lapangan awal, yang melibatkan antara 1 sampai 3 sekolah, dengan subjek 6 sampai 12. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, kuesioner. Hasilnya selanjutnya dianalisis. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket. e. Main Product Revision Peneliti melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas. f. Main Field Testing Peneliti melakukan uji coba lapangan utama yang melibatkan 5 sampai 15 sekolah dengan subjek 300 sampai 100. Pada tahap ini, yang dilakukan adalah melakukan uji coba lapangan yang kedua terhadap kebijakan yang telah direvisi. Pengujian dengan metode eksperimen yang dilakukan pada populasi yang semakin luas, antara 5 sampai 15 sekolah atau unit kerja dengan subjek atau responden antara 30 sampai

31 g. Operational Product Revision Revisi produk pada tahap ini dilakukan berdasarkan uji coba lapangan pada sampel yang lebih luas. Uji coba lapangan menggunakan sampel yang lebih luas bertujuan untuk menentukan keberhasilan produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, informasi untuk meningkatkan produk untuk perbaikan pada tahap selanjutnya juga dapat diperoleh. h. Operational Field Testing Peneliti melakukan uji lapangan operasional, yang melibatkan 10 sampai 30 sekolah dengan subjek 40 sampai 400. Data hasil wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan pada tahap ini adalah menguji kebijakan pada tingkat operasional. Pengujian operasional berarti kebijakan tersebut siap untuk diimplementasikan. i. Final Product Revision Peneliti melakukan revisi produk akhir, berdasarkan saran dari uji lapangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final). j. Dissemination and Implementation Peneliti menyebarluaskan produk atau model yang dikembangkan kepada masyarakat luas, terutama dalam pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah 17

32 mengomunikasikan dan menyosialisasikan temuan atau model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada stakeholders yang terkait dengan temuan penelitian. 4. Kekurangan dan Kelebihan Penelitian dan Pengembangan (R&D) Kelebihan model Borg and Gall di antaranya: a. Dapat mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-now) melewati pengembangan solusi atas suatu masalah seraya menciptakan pengetahuan yang dapat digunakan pada masa mendatang. b. Dapat menghasilkan sebuah produk atau model yang tidak berhenti yang diharapkan dapat ditemukan produk atau model yang actual dengan tuntutan terkini. c. Dapat menjadi penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan. Kekurangan model Borg and Gall di antaranya: a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang lebih banyak, karena proses yang harus dilewati lebih kompleks. b. Penelitian memerlukan dana yang cukup besar. 18

33 C. Pendidikan di Era Sekarang Membicarakan tentang pendidikan di Indonesia tidak akan ada habisnya. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai pengikut bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Salah satu gelombang yang sangat kuat dirasakan oleh Negara Indonesia adalah kemajuan teknologi. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru. Dengan adanya kemajuan teknologi, pendidikan di Indonesia telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Saat ini, dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia ke-empat yang telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, dan bahkan sampai ke dunia pendidikan. Pada era revolusi industri 4.0 membawa dampak yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Abad ke-21 ditandai dengan era revolusi 19

34 industri 4.0 sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Pada periode ini, meminta sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola secara profesional sehingga membuahkan hasil unggulan. Dunia pendidikan pada era revolusi industri berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information super highway (Gates, 1996). Keberhasilan pendidikan tergantung pada kualitas pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif dari beberapa dalam strategi pembelajaran yang disampaikan untuk menarik minat peserta didik terhadap pembelajaran. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik perlu membangkitkan minat peserta didik agar pelajaran yang diberikan mudah untuk dipahami. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, pendidk harus merancang dan menerapkan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik lebih tertarik dan merasa senang terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam membuat perangkat pembelajaran, guru juga membuat kegiatan pembelajaran yang harus sesuai dengan perkembangan digital dan memanfaatkan sebaik mungkin alat-alat penunjang yang ada. Seperti komputer/laptop, LCD proyektor, dan lain sebagainya. 20

35 D. Materi Transaksi Bisnis Perusahaan 1. Pengertian Transaksi Bisnis dan Jenisnya Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan kegiatan perdagangan. Dalam kegiatan perdagangan akan terjadi transaksi. Contoh transaksi yang terjadi adalah pembelian barang, pembayaran utang, dan penjualan barang dagangan. Transaksi tidak hanya terjadi dalam lingkup yang kecil antara penjual dan pembeli saja, namun juga dalam lingkup yang lebih luas seperti entitas usaha. a. Pengertian transaksi bisnis Dalam buku Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia Buku 1 (Reeve, dkk, 2013) transaksi bisnis adalah aktivitas atau kondisi ekonomi yang secara langsung mengubah kondisi keuangan entitas atau secara langsung mengubah kondisi keuangan entitas atau secara langsung mempengaruhi hasil operasionalnya. Contoh transaksi bisnis misalnya menerima setoran modal awal dari pemilik, meminjam uang dari luar perusahaan, membeli gedung dan peralatan, membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, dan menjual produk yang dihasilkan. Walaupun bidang usaha dan skala perusahannya berbeda-beda, pada hakikatnya kegiatan perusahaan berkisar pada penggunaan sejumlah asset pada usaha produktif, sehingga dapat dilakukan penjualan dan memperoleh keuntungan. 21

36 b. Jenis-jenis transaksi bisnis Setiap entitas usaha memiliki jenis kegiatan yang bermacammacam. Seiring dengan jenis kegiatan yang beraneka ragam tersebut, jenis transaksi bisnis pun bermacam-macam. Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu transaksi bisnis internal dan transaksi bisnis eksternal. 1) Transaksi Bisnis Internal, merupakan kejadian ekonomi yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Contohnya adalah penggunaan perlengkapan, penggunaan mesin, pembayaran gaji karyawan, prive, setoran modal, dan lain sebagainya. Setiap transaksi akan mempengaruhi unsur-unsur dalam persamaan dasar akuntansi yaitu asset, liabilitas, dan ekuitas. 2) Transaksi Bisnis Eksternal, merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam suatu perusahaan yang melibatkan pihak di luar perusahaan. Contoh transaksi bisnis eksternal yaitu pembelian barang dagang, pembelian perlengkapan kantor, pembayaran utang, pembayaran beban dan sebagainya. Transaksi-transaksi ini melibatkan pihak-pihak di uar perusahaan. Seperti supplier, pelanggan, investor. Meskipun bersifat eksternal tetapi tetap akan berpengaruh pada pencatatan akuntansi dalam perusahaan. 2. Transaksi Bisnis pada Perusahaan Jasa Transaksi bisnis terjadi di semua jenis perusahaan, termasuk perusahaan jasa. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan 22

37 utamanya menjual atau menawarkan produknya dalam bentuk jasa kepada masyarakat luas. Transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan jasa: (a) pembelian pendapatan, (b) pembayaran beban-beban, (c) penerimaan piutang, (d)penanaman dan pengembalian modal dan investasi. 3. Transaksi Bisnis pada Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa menambah atau mengurangi nilainya. Bentuk-bentuk perusahaan dagang antara lain supermarket, distributor, retailer, dan pengecer. Transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan dagang: (a) pembelian barang dagang, (b) retur dan pengurangan pembelian, (c) biaya angkut pembelian, (d) penjualan barang dagangan, (e) retur dan pengurangan penjualan, (f) potongan tunai penjualan, (g) biaya angkut penjualan, (h) pajak pertambahan nilai (PPN), (i) syarat penyerahan, (j) persediaan barang dagang. 4. Transaksi Bisnis pada Perusahaan Manufaktur Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan manufaktur: (a) transaksi pembelian bahan, (b) transaksi pemakaian bahan, (c) transaksi pencatatan dan pembayaran gaji dan upah, (d) transaksi pencatatan biaya overhead pabrik, (e) transaksi penjualan barang jadi, (f) transaksi 23

38 pencatatan biaya administrasi dan umum, (g) transaksi pencatatan biaya pemasaran. 24

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Nana Syaodih (2009:169) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitan yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Research and Development (R&D) ini merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan antara tahap satu dengan tahap yang lainnya. 25

40 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan untuk kelas X di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Cik Di Tiro No.37, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 yaitu pada bulan Mei C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ialah tempat dimana data yang diperoleh untuk penelitian (Arikunto, S;, 2010). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X jurusan akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ialah suatu masalah yang sedang diteliti. Objek penelitian ialah suatu ciri dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki perbedaan tertentu yang ditetapkan oleh penelitian yang tujuannya untuk mempelajari lalu diambil sebuah kepastiannya. Objek dalam penelitian ini adalah penilaian (assessment) dalam pembelajaran yang berisikan indikator keterampilan tingkat tinggi. Penilaian itu dalam 26

41 bentuk video mata pelajaran akuntansi pada kompetensi dasar transaksi bisnis perusahaan. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 1999: 84) 1. Populasi Populasi penelitian menurut (Sugiyono,2010) adalah wilayah generalisasi meliputi objek/subjek yang mempunyai karakteristik yang dibutuhkan peneliti untuk dianalisis kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X Akuntansi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 14 orang untuk jurusan Akuntansi. 2. Sampel Sampel penelitian menurut Arikunto (2002,109) adalah sebagian dari populasi dan wakil dari populasi. Sugiyono (2001,56) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Bila populasi besar, tidak memungkinkan untuk meneliti semua yang ada pada populasi. Hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan karena adanya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, 27

42 dan lain-lain. Oleh karena itu perlu ditentukan sampel yang dapat mewakili populasi penelitian tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelas yang sedang mempelajari KD tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur. 3. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel menurut Margono (2004,125) adalah cara yang dapat dilakukan dalam menentukan jumlah sampel sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sebagai sumber data dengan memperhatikan beberapa aspek supaya sampel yang diambil merupakan sampel yang representatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Margono (2001,128) purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan atas ciri-ciri tertentu yang memiliki sangkut paut yang erat dengan ciriciri populasi. Pengambilan sampel ini didasarkan pada kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu peserta didik yang sedang belajar KD tentang Memahami Transaksi Bisnis Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur. E. Operasionalisasi Variabel Variabel operasional dalam penelitian ini adalah berupa produk pengembangan assessment berbasis video mata pelajaran akuntansi dasar ditingkat SMK. Penilaian atau assessment merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data atau informasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat 28

43 keberhasilan peserta didik dalam belajar. Proses penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk video. Video akan ditampilkan dalam pembelajaran kemudian dikerjakan oleh peserta didik. F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian pengembangan ini, penulis memerlukan informasi berdasarkan assessment kebutuhan awal untuk mendapatkan data penelitian. Peneliti menggunakan satu metode penelitian sebagai berikut: 1. Angket (kuesioner) Penentuan instrumen angket (kuesioner) digunakan untuk menjawab tentang ketertarikan tema dengan pelajaran, hubungan interaksi guru dengan peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar, dan interaksi peserta didik dan guru dalam menerapkan pembelajaran akuntansi. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan pada metode penelitian dengan tidak wajib/perlu memerlukan kedatangan langsung dari responden atau sumber data. Kriteria yang digunakan dalam kuesioner ini adalah kriteria penelitian skala likert. Dalam skala ini, tiap butir terdiri dari 5 skor, skor tertinggi 5 dan skor terendah adalah 1. Kuesioner ini ditujukan kepada ahli assessment, ahli media, dan ahli bahasa sebagai validator, guru sebagai praktisi dan untuk peserta didik. Kuesioner yang diisi oleh guru bertujuan untuk memperoleh data mengenai aspek evaluasi. Aspek evaluasi yang 29

44 diperlukan antara lain kesesuaian evaluasi dengan materi dan kualitas soal yang diberikan. Kuesioner yang diisi oleh peserta didik bertujuan untuk memperoleh data tentang ketertarikan peserta didik terhadap produk dan kemampuan memotivasi peserta didik. Teknik kuesioner pada penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk mendapat data dari ahli assessment, ahli media, ahli bahasa, praktisi dan peserta didik, yang sebagai bahan evaluasi penilaian berbasis video. Kisi-kisi angket atau kuesioner untuk ahli assessment, ahli media, ahli bahasa, praktisi dan peserta didik adalah sebagai berikut: a. Validasi Produk 1) Ahli Assessment Kuesioner oleh ahli assessment bertujuan untuk memperoleh validasi produk mengenai sistematika penyusunan soal. Tabel 3.1: Kisi-kisi kuesioner untuk ahli assessment: No. Indikator Jumlah butir 1. Sistematika penyampaian soal 1 2. Kebenaran kunci jawaban 1 3. Kejelasan petunjuk pengerjaan 1 4. Kejelasan perumusan soal 1 5. Kebenaran konsep soal 1 6. Variasi soal 1 7. Tingkat kesulitan soal 1 8. Kejelasan pembahasan jawaban 1 Sumber: (Wahono, 2006) dengan modifikasi 30

45 2) Ahli Media Kuesioner oleh ahli media bertujuan untuk memperoleh validasi produk mengenai kegunaan media dan tampilan media. Kisi-kisi kuesioner untuk ahli media adalah sebagai berikut: Tabel 3.2: Kisi-kisi kuesioner untuk ahli media: Aspek Penilaian Indikator Jumlah butir Ketepatan penggunaan 1 istilah Kesesuain Bahasa 1 dengan tingkat berpikir siswa Kemampuan 1 Organisasi mendorong rasa ingin tahu siswa Dukungan media untuk 1 kemandirian siswa Kemampuan media 1 menambah motivasi belajar siswa Kreativitas dan inovasi 1 media pembelajaran Kemudahan 1 pengoperasian media Media dapat digunakan 1 kembali Media dapat 1 dikelola/dipelihara dengan mudah Peluang pengembangan 1 media terhadap perkembangan IPTEK Kesesuaian pemilihan 1 warna Kesesuaian pemilihan 1 jenis huruf Tampilan Kesesuaian pemilihan 1 ukuran huruf Kesesuaian pemilihan efek suara 1 31

46 Kesesuaian tampilan 1 gambar Kemenarikan desain 1 Sumber: (Wahono, 2006) dengan modifikasi 3) Ahli Bahasa Kuesioner oleh ahli bahasa bertujuan untuk memperoleh validasi produk mengenai penggunaan bahasa dan ketepatan bahasa. Kisi-kisi kuesioner untuk ahli bahasa adalah sebagai berikut: Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner untuk ahli Bahasa: Aspek Indikator Nomor Instrumen Ketepatan kaidah bahasa 1 Komunikatif Penyampaian pesan mudah 2 dipahami Bahasa yang digunakan 3 sederhana, jelas, dan mudah dimengerti Penggunaan istilah yang 4 Keterbacaan sesuai dengan konsep pokok bahasan Ketetapan pemilihan bahasa 5 dalam menguraikan materi Kalimat yang dipakai 6 mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan Ketepatan ejaan 7 Konsistensi penggunaan 8 istilah Konsistensi penggunaan 9 simbol atau ikon Lugas Keefektifan kalimat 10 Kesesuaian dengan tingkat Kebakuan istilah 11 Kesesuaian dengan tingkat 12 perkembangan emosional peserta didik. 32

47 perkembangan peserta didik Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir Kesesuaian perkembangan intelektual pada peserta didik. Keruntutan dan keterpaduan materi Kemampuan memotivasi dan mendorong berpikir kritis Sumber: (Wahono, 2006) dengan modifikasi 4) Praktisi Praktisi dalam penelitian ini adalah Guru mata pelajaran yang mempraktikkan produk kepada peserta didik. Kuesioner yang diisi oleh guru bertujuan untuk memperoleh data mengenai aspek evaluasi. Aspek evaluasi yang diperlukan antara lain kesesuaian evaluasi dengan materi dan kualitas soal yang diberikan. Kisi-kisi kuesioner untuk praktisi adalah sebagai berikut: Tabel 3.4: Kisi-kisi kuesioner untuk Praktisi: No. Indikator Jumlah butir 1. Kesesuaian evaluasi dengan materi 1 dan tujuan pembelajaran 2. Kebenaran kunci jawaban 1 3. Kejelasan petunjuk pengerjaan 1 4. Kejelasan perumusan soal 1 5. Kebenaran konsep soal 1 6. Variasi soal 1 7. Tingkat kesulitan soal 1 8. Kejelasan pembahasan jawaban 1 Sumber: (Wahono, 2006) dengan modifikasi 33

48 5) Evaluasi atau tanggapan siswa Angket mengenai tanggapan siswa terhadap produk bertujuan untuk mengumpulkan data berupa pendapat siswa. Evaluasi ini dapat berisi mengenai kejelasan petunjuk produk, kegunaan produk dalam membantu pemahaman belajar, dan penampilan produk. Tabel 3.5: Kisi-Kisi Evaluasi atau Tanggapan Peserta Didik: Aspek Indikator Nomor Instrumen Kedalaman materi 1 Kemudahan untuk dipahami 2 Kejelasan uraian soal 3 Kejelasan uraian pembahasan 4 Efektivitas kalimat 5 Isi Sesuai dengan tujuan 6 pembelajaran yang akan dicapai Menimbulkan rasa ingin tahu 7 Meningkatkan motivasi dalam 8 belajar Menambah pengetahuan dan 9 wawasan dalam Akuntansi Komunikatif, sesuai dengan 11 pesan, dan dapat diterima/ sejalan dengan keinginan sasaran Sederhana dan memikat 12 Kualitas gambar focus 13 Tampilan video yang stabil 14 Kualitas suara penyaji yang baik 15 Pemilihan backsound video yang 16 Media tepat Kesesuaian antara suara penyaji 17 dan backsound video Ejaan, tata bahasa, dan pemilihan kata yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia Sumber: (Wahono, 2006) dengan modifikasi 18 34

49 G. Pengembangan Media Assessment Pengembangan produk dalam penelitian ini mengikuti langkahlangkah penyusunan menurut Borg and Gall dalam (Latief, 2009). Langkahlangkah tersebut dapat digambarkan dalam alur bagan di bawah ini: Tahap II: Perencanaan Tahap III: Pengembangan Produk Awal Tahap IV: Revisi Tahap V: Uji Coba Awal (Bagan 3.1: Alur Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Video) 35

50 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data atau informasi ini meliputi kajian kepustakaan, pengamatan lapangan, ataupun persiapan laporan awal. Langkah awal ini perlu dilakukan untuk mempersiapkan materi yang dibutuhkan dan menemukan hal-hal yang dapat diatasi. Kajian kepustakaan dan literatur sangat diperlukan dalam pengumpulan informasi ini sebagai dasar dalam pengembangan. Studi literatur dapat digunakan untuk mengetahui ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi pendukung pengimplementasian produk. 2. Perencanaan Pengembangan Produk Perencanaan dibutuhkan dalam siklus penelitian dan pengembangan meliputi merumuskan kemampuan dan tujuan khusus yang ingin dicapai. Hal yang sangat penting dalam langkah ini adalah perumusan tujuan khusus. Tujuan khusus ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang valid mengenai produk yang akan dikembangkan. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat diujicobakan sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai, pengujicobaan ini dapat dilakukan dalam lingkup kecil. 3. Pengembangan Produk Awal Hasil dari kajian kepustakaan dan studi literatur dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran produk yang akan dikembangkan. Menggunakan hasil dari kajian ini, dapat ditentukan jenis produk apa yang akan dikembangkan, karakteristik produk yang akan dikembangkan, dan 36

51 penggambaran tentang produk yang telah ada beserta faktor pendukung dan penghambat. Meskipun rancangan produk masih dibentuk berbentuk draf atau format awal, tetapi harus disusun sesempurna mungkin. 4. Revisi Produk Revisi yang dilakukan pada tahap ini dilakukan berdasarkan pengalaman uji coba awal. Perbaikan produk ini berdasar pengamatan ketika uji coba dan revisi atau masukan yang diberi oleh guru. 5. Uji Coba Awal Pada tahap uji coba produk, produk yang telah disusun diujicobakan kepada siswa kelas X di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Pada tahap ini juga dibagikan angket untuk mengukur dan mengetahui pendapat atau respon peserta didik mengenai media pembelajaran berupa penilaian berbasis video untuk pembelajaran Akuntansi. H. Analisis Pengembangan Produk 1. Tahap analisis a. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang akan dijadikan sasaran produk berbentuk media penilaian. Analisis ini diawali dengan melakukan observasi ke sekolah yaitu SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Dari observasi itu, ditemukan fakta bahwa Guru telah mengajar dengan media. Tetapi, dalam penggunaan media tersebut belum maksimal. Terlihat bahwa media video yang digunakan hanya untuk menarik perhatian siswa. 37

52 b. Analisis kompetensi dan instruksional yang meliputi analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dimuat dalam media ini. 2. Tahap desain Setelah melakukan analisis, hasil analisis digunakan sebagai dasar penyusunan desain media. Tahap selanjutnya adalah tahap desain yang meliputi : a. Pembuatan desain media Media yang akan digunakan dalam pembelajaran harus menarik. Dalam rangka take video, penyusun menggunakan latar tempat yang menarik supaya siswa tidak bosan. Dalam video terdapat drama berupa ilustrasi soal, sehingga siswa bisa memahami soal dengan mudah. Di drama tersebut juga disertai dengan bantuan berupa subtitle sehingga jika ada kata yang kurang jelas dalam pengucapan, bisa terbantu dengan subtitle tersebut. b. Menetapkan materi Penetapan materi yang dipilih berdasarkan silabus dan KD yang berlaku. Disesuaikan dengan waktu penelitian yaitu Bulan Mei. Pada bulan tersebut, kami mendapat materi KD 3.7 tentang memahami transaksi bisnis perusahaan. c. Penyusunan soal dan jawaban Soal dan jawaban disusun berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang ada di Rencana Penyusunan Pembelajaran 38

53 (RPP). Pada media penilaian, terdapat 5 soal essay dilengkapi dengan pembahasannya. 3. Tahap pengembangan Tahap pengembangan ini, merupakan tahap mengembangkan produk media pembelajaran berbasis video yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti yang selanjutnya ditambahkan seperti backsound, background, gambar, dan animasi. Sebelum video tersebut diimplementasikan perlu adanya validasi terlebih dahulu. Dalam penelitian ini validasi yang diperlukan mencakup 3 aspek yaitu validasi ahli assessment, ahli media, dan ahli bahasa. 4. Tahap Implementasi Pada tahap implementasi, produk yang telah disusun diujicobakan kepada siswa satu kelas di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Pada tahap ini juga dibagikan angket untuk mengukur dan mengetahui pendapat atau respon peserta didik mengenai media pembelajaran berupa penilaian berbasis video untuk pembelajaran Akuntansi. I. TEKNIK ANALISIS DATA Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berisikan komentar yang telah dikemukakan oleh ahli dibidang assessment, ahli media, ahli bahasa serta guru dan peserta didik mengenai kelayakan media pembelajaran berbasis video dilihat dari segi tampilan dan 39

54 isi yang diuji coba melalui kuesioner. Data kuantitatif merupakan data yang berisikan perolehan skor melalui instrumen penilaiaan yang ada pada kuesioner dan telah diisi oleh ahli di bidang assessment, ahli media, ahli bahasa serta guru dan peserta didik. Data kuantitafif kemudian akan dianalisis dengan tabel konversi nilai yang diadaptasi dari Sukardjo (2006:52-53) dalam (Widya Murti, 2017). Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Interval Skor Kategori x > Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik (SB) Xi + 0,60 Sbi < x < Xi + 1,80 Sbi Baik (B) Xi - 0,60 Sbi < x < Xi + 1,80 Sbi Cukup Baik (CB) Xi - 0,60 Sbi < x < Xi - 1,80 Sbi Kurang Baik (KB) < x < Xi + 1,80 Sb Sangat Kurang Baik (STB) Keterangan: Xi : Rerata ideal = 1 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 2 1 Sbi : Simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal skorminimal ideal) 6 Berdasarkan rumus konversi di atas maka setelah diperoleh skor rata-rata dari setiap responden berupa data kualitatif dengan perhitungan sebagai berikut: Skor maksimal = 5 Skor minimal = 1 Xi = 1 2 (5+1) = 3 Sbi = 1 (5-1) = 0,67 6 Sangat Baik = X > (Xi + 1,80 Sbi) = X> 3 + (1.80) (0,67) 40

55 Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik = X > 3 + 1,21 = X > 4,21 = (Xi + 0,60 Sbi) < X = (Xi + 1,80 Sbi) = 3 + (0,60) (0,67) < X 3 + (1,80) (0,60) = 3 + 0,40 < X 3 + 1,21 = 3,40 < X 4,21 = (Xi 0,60 Sbi) < X = (Xi + 0,60 Sbi) = 3 (0,60) (0,67) < X 3 + (0,60) (0,67) = 3 0,40 < X 3 + 0,40 = 2,60 < X 3,4 = (Xi 1.80 Sbi) < X = ( Xi + 0,60 Sbi) = 3 (1,80) (0,67) < X 3 (0,60) (0,67) = 3 1,21 < X 3 0,40 = 1,79 < X 2,60 = X (Xi 1,80 Sbi) = X 3 (1,80) (0,67) = X 3 1,21 = X 1 Tabel 3.7: Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Interval Skor Kategori X > 4,21 Sangat Baik (SB) 3,40 < X 4,21 Baik (B) 2,60 < X 3,40 Cukup Baik (CB) 1,79 < X 2,60 Kurang Baik (KB) X 1,79 Sangat Kurang Baik (SKB) 41

56 J. Rancangan Produk Berikut adalah rancangan produk assessment berbasis video yang akan dibuat dalam bentuk ilustrasi transaksi bisnis perusahaan. 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran inquiry dengan diskusi yang santun, peserta didik mampu menganalisis transaksi perusahaan jasa dan mengelompokkan transaksi bisnis perusahaan. a. Pengerjaan dan Petunjuk Pengerjaan Soal dikerjakan dengan menulis jawaban di kertas, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di video tersebut. b. Soal 1) Apa yang Anda ketahui tentang transaksi bisnis perusahaan? 2) Sebutkan dan jelaskan kelompok transaksi bisnis perusahaan yang Anda ketahui! 3) Sebutkan dan jelaskan jenis transaksi bisnis perusahaan yang Anda ketahui! 4) Apa yang Anda ketahui tentang pengaruh transaksi bisnis perusahaan pada proses pencatatan? 5) Sebutkan dan jelaskan transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang,dan manufaktur yang Anda ketahui! c. Pembahasan 1) Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya 42

57 seperti menjual, membeli, membayar gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang lainnya. Pengertian transaksi bisnis yaitu dapat di artikan sebagai kejadian-kejadian ekonomi dari suatu bisnis yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan suatu bisnis. Ini merupakan kegiatan dasaryang mendefinisikan status dalam bisnis. 2) Pada umumnya transaksi yang terjadi pada kehidupan seharihari di dalam suatu perusahaan terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, diantaranya yaitu : (a) Transaksi internal, adalah suatu transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagianbagian yang terdapat di dalam perusahaan saja, lebih menekankan perubahan posisi keuangan yangterjadi antara bagian yang ada dalam perusahaan misalnya seperti memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai dari harta kekayaan karena penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor, (b) Transaksi eksternal, adalah suatu transaksi yang melibatakan pihak dari transkasiluar perusahaan. 3) Bukti transaksi jika dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: (a) Bukti transaksi internal. Bukti transaksi internal ialah bukti pencatatan kejadian di dalam perusahaan tersebut. Umumnya berupa memo dari pimpinan ataupun orang yang ditunjuk. (b) Bukti transaksi eksternal. Bukti transaksi eksternal 43

58 ialah bukti pencatatantransaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan. 4) Pengaruh transaksi bisnis perusahaan pada proses pencatatan: Transaksi Pembelian perlengkapan secara tunai Pembelian perlengkapan secara kredit Pemilik menyetorkan modal berupa uang tunai ke perusahaan Akibat Transaksi dan Pengaruhnya Perlengkapan (harta) bertambah, kas (harta lain) berkurang Perlengkapan (harta) bertambah, utang usaha bertambah Kas (aset) bertambah, modal pemilik bertambah 5) Transaksi bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang,dan Manufaktur a) Transaksi-transaksi perusahaan jasa meliputi: (1) pembelian pendapatan, (b) pembayaran beban-beban, (2) penerimaan piutang, (3) penanaman dan pengembalian modal dan investasi. b) Transaksi-transaksi perusahaan dagang mencakup: (1) pembelian barang dagang, (2) retur dan pengurangan pembelian, (3) biaya angkut pembelian, (4) penjualan barang dagangan, (5) retur dan pengurangan penjualan, (6) potongan tunai penjualan, (7) biaya angkut penjualan, (8) pajak pertambahan nilai (PPN), (9) syarat penyerahan, (10) persediaan barang dagang. 44

59 c) Transaksi-transaksi perusahaan manufaktur mencakup: (1) transaksi pembelian bahan, (2) transaksi pemakaian bahan, (3) transaksi pencatatan dan pembayaran gaji dan upah, (4) transaksi pencatatan biaya overhead pabrik, (5) transaksi penjualan barang jadi, (6) transaksi pencatatan biaya administrasi dan umum, (7) transaksi pencatatan biaya pemasaran. K. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN Pengujian instrumen bertujuan untuk menguji apakah data termasuk valid dan realibel yang akan digunakan daam penelitian ini. Pengujian instrumen dalam penggumpulan data terkait media pembelajaran berbasis video adalah angket penilaiaan (kuesioner). 1. Uji Validitas Menurut (Sugiyono, 2001) suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut berhasil mengukur apa yang hendaknya diukur. Pada penelitian ini yang perlu diuji validitasnya adalah produk yang sedang dikembangkan. Produk yang sedang dikembangkan bisa digunakan untuk pembelajaran di kelas jika produk tersebut sudah dianggap layak menurut para ahli. a. Validitas Produk Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan data penilaian dari ahli assessment, ahli media, ahli bahasa, ahli 45

60 praktisi, uji coba lapangan skala besar. Data hasil penilaian media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Tahap Validasi dan Revisi a) Validasi Oleh Ahli Assessment Pada tahap ini, data diperoleh dengan cara memberikan lembar penilaian yang berisi tentang penilaian kesesuian produk yang dikembangkan. Ahli assessment memeriksa sistematika penyampaian soal yang disajikan dalam desain produk media dengan mengisi lembar penilaian sesuai aspek penilaian yang tersedia. Data hasil penilaian aspek materi oleh ahli assessment tertera dalam Tabel 3.8 sebagai berikut: Tabel 3.8: Data Hasil Penilaian Aspek Penyajian Oleh Ahli Assessment No. Indikator Skor 1. Sistematika 3,00 penyampaian soal 2. Kebenaran kunci 4,00 jawaban 3. Kejelasan petunjuk 4,00 pengerjaan 4. Kejelasan perumusan 4,00 soal 5. Kebenaran konsep soal 4,00 6. Variasi soal 3,00 7. Tingkat kesulitan soal 3,00 Total Skor 28,00 Rerata Skor 3,50 Sumber: Data primer yang diolah 46

61 b) Merevisi Media Berdasarkan Masukan dari Ahli Assesment Setelah dilakukan uji coba desain produk oleh ahli assessment, ahli assessment memberikan komentar dan saran secara umum untuk perbaikan desain produk media yang dikembangkan. Saran yang diberikan ahli asesmen tersebut sebagai berikut: (1) volume suara tidak konsisten, (2) tidak ditunjukan contoh masing-masing bukti transaksi, (3) perpindahan layar yang berisi teks (pada pembahasan) terlalu cepat, (4) memberikan penutup diakhir video. c) Validasi Oleh Ahli Media Pada tahap ini, data diperoleh dengan cara memberikan lembar penilaian yang berisi tentang penilaian kesesuaian desain produk media yang dikembangkan. Ahli media memeriksa aspek media visual yang disajikan dalam desain produk media dengan mengisi lembar penilaian sesuai aspek penilaian yang tersedia. Data hasil penilaian aspek organisasi oleh ahli media tertera dalam Tabel 3.9 sebagai berikut: 47

62 Tabel 3.9: Data Hasil Penilaian Aspek Organisasi Oleh Ahli Media Aspek Penilaian Indikator Skor Ketepatan penggunaan istilah 4,00 Kesesuain Bahasa 4,00 dengan tingkat berpikir siswa Kemampuan mendorong 3,00 rasa ingin tahu siswa Dukungan media untuk 4,00 kemandirian siswa Kemampuan media 4,00 menambah motivasi Organisasi belajar siswa Kreativitas dan inovasi 3,00 media pembelajaran Kemudahan 5,00 pengoperasian media Media dapat digunakan 5,00 kembali Media dapat 5,00 dikelola/dipelihara dengan mudah Peluang pengembangan 4,00 media terhadap perkembangan IPTEK Total Skor 41,00 Rerata Skor 4,10 Sumber: Data primer yang diolah Data hasil penilaian aspek tampilan oleh ahli media tertera dalam Tabel 3.10 sebagai berikut: Tabel 3.10: Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Ahli Media Aspek Penilaian Indikator Skor Kesesuaian pemilihan 4,00 warna Kesesuaian pemilihan 4,00 jenis huruf Tampilan Kesesuaian pemilihan ukuran huruf 4,00 48

63 Kesesuaian pemilihan 4,00 efek suara Kesesuaian tampilan 4,00 gambar Kemenarikan desain 4,00 Total Skor 24,00 Rerata Skor 4,00 Sumber: Data primer yang diolah d) Merevisi Media Berdasarkan Masukan dari Ahli Media Setelah dilakukan uji coba desain produk oleh ahli media terhadap aspek tampilan visual, ahli media memberikan komentar dan saran secara umum untuk perbaikan desain produk media yang dikembangkan. Saran yang diberikan ahli media tersebut sebagai berikut: (1) perlu diinformasikan sasaran video kepada siswa atau mahasiswa, (2) menjelaskan setiap bagian yang terdapat dalam transaksi bisnis perusahaan, (3) siswa diberi waktu untuk mengerjakan, karena setelah tayangan soal, langsung muncul pembahasan, (4) cek penulisan soal, (5) memberikan penutup diakhir video. e) Validasi Oleh Ahli Bahasa Pada tahap ini, data diperoleh dengan cara memberikan lembar penilaian yang berisi tentang penilaian kesesuaian desain produk media yang dikembangkan. Ahli media memeriksa ketepatan dalam bahasa yang disajikan dalam desain produk media 49

64 dengan mengisi lembar penilaian sesuai aspek penilaian yang tersedia. Data hasil penilaian aspek media oleh ahli bahasa tertera dalam Tabel 3.11 sebagai berikut: Tabel 3.11: Data Hasil Penilaian Aspek Komunikatif Oleh Ahli Bahasa Aspek Indikator Skor Ketepatan kaidah bahasa 4,00 Komunikatif Penyampaian pesan mudah 5,00 dipahami Bahasa yang digunakan 5,00 sederhana, jelas, dan mudah dimengerti Total Skor 14,00 Rerata Skor 4,67 Sumber: Data primer yang diolah Data hasil penilaian aspek keterbacaan oleh ahli bahasa tertera dalam Tabel 3.12 sebagai berikut: Tabel 3.12: Data Hasil Penilaian Aspek Kertebacaan Oleh Ahli Bahasa Aspek Indikator Skor Penggunaan istilah yang 5,00 sesuai dengan konsep pokok bahasan Ketetapan pemilihan bahasa 4,00 Keterbacaan dalam menguraikan materi Kalimat yang dipakai 5,00 mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan Ketepatan ejaan 4,00 Konsistensi penggunaan 5,00 istilah Konsistensi penggunaan 5,00 simbol atau ikon Total Skor 28,00 Rerata Skor 4,67 Sumber: Data primer yang diolah 50

65 Data hasil penilaian aspek lugas oleh ahli bahasa tertera dalam Tabel 3.13 sebagai berikut: Tabel 3.13: Data Hasil Penilaian Aspek Lugas Oleh Ahli Bahasa Aspek Indikator Skor Lugas Keefektifan kalimat 4,00 Kebakuan istilah 5,00 Kesesuaian dengan tingkat 5,00 perkembangan emosional peserta didik. Kesesuaian perkembangan 5,00 intelektual pada peserta didik. Keruntutan dan keterpaduan 5,00 materi Kemampuan memotivasi dan mendorong berpikir kritis. 4,00 Total Skor 28,00 Rerata Skor 4,67 Sumber: Data primer yang diolah f) Validasi oleh ahli Praktisi Pada tahap ini, data diperoleh dengan cara memberikan lembar penilaian yang berisi tentang penilaian kesesuaian desain produk media yang dikembangkan. Ahli praktisi memerika kesesuaian evaluasi dengan materi yang disajikan dalam produk media dengan mengisi lembar penilaian sesuai aspek penilaian yang tersedia. Data hasil penilaian aspek media oleh ahli praktisi tertera dalam Tabel 3.14 sebagai berikut: 51

66 Tabel 3.14: Data Hasil Penilaian Oleh Ahli Praktisi No Indikator Skor 1. Kesesuaian evaluasi dengan materi 4,00 dan tujuan pembelajaran 2. Kebenaran kunci jawaban 4,00 3. Kejelasan petunjuk pengerjaan 4,00 4. Kejelasan perumusan soal 4,00 5. Kebenaran konsep soal 4,00 6. Variasi soal 4,00 7. Tingkat kesulitas soal 4,00 Total Skor 32,00 Rerata Skor 4,00 Sumber: Data primer yang diolah 2) Tahap Uji Coba Awal a) Uji Coba Awal Setelah produk media direvisi sesuai saran oleh ahli assessment, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi, selanjutnya produk diujicobakan. Tahap uji coba selanjutnya adalah uji coba awal. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai kekurangan, kelemahan, ataupun kesalahan yang ada pada produk media. Data yang diperoleh dari uji coba ini dianalisis dan digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi sebelum produksi akhir atau produksi masal. b) Data Uji Coba Awal Pengumpulan data pada uji coba awal dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data dari peserta 52

67 didik berupa penilaian responden tentang kualitas produk media. Pada uji coba awal yang menjadi subjek uji coba sebanyak 14 peserta didik kelas X AKL SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Sebelum mengisi kuesioner, peserta didik mempelajari materi tentang transaksi bisnis perusahaan pada vdeo yang sudah disediakan. Mereka memperhatikan, mencermati dan mengamati materi pembelajaran yang ada pada media pembelajaran. Data hasil penelitian uji coba awal dari aspek isi dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut ini: Tabel 3.15: Data Hasil Penelitian Uji Coba Awal Aspek Isi No. Pernyataan Skor 1. Kedalaman materi Kemudahan untuk dipahami Kejelasan uraian soal Kejelasan uraian pembahasan Efektivitas kalimat Sesuai dengan tujuan pembelajaran 3.57 yang akan dicapai 7. Menimbulkan rasa ingin tahu Meningkatkan motivasi dalam 3.64 belajar 9. Menambah pengetahuan dan 3.79 wawasan dalam Akuntansi 10. Komunikatif, sesuai dengan pesan, 3.57 dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran 11. Sederhana dan memikat 3.64 Total Skor Rerata Skor 3.60 Sumber: Data primer yang diolah 53

68 Data hasil penelitian uji coba awal dari aspek media dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut ini: Tabel 3.16: Data Hasil Penelitian Uji Coba Awal Aspek Media No. Pernyataan Skor 1. Kualitas gambar focus Tampilan video yang stabil Kualitas suara penyaji yang baik Pemilihan backsound video yang 3.57 tepat 5. Kesesuaian antara suara penyaji dan 3.64 backsound video 6. Ejaan, tata bahasa, dan pemilihan 3.79 kata yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia Total Skor Rerata Skor 3.58 Sumber: Data primer yang diolah 3) Kelayakan Media Pembelajaran a) Analisis Kelayakan Media Pembelajaran Setelah instrument penelitian dinyatakan valid atau layak digunakan, instrument penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data, data yang diambil adalah data dari ahli assessment, ahli media, ahli bahasa, ahli praktisi, dan uji coba awal. Data-data yang diperoleh melalui isian angket-angket dan selanjutnya dihitung dan dianalisis untuk mengetahui hasil kelayakan media pembelajaran. 54

69 b) Analisis Data Hasil Validasi Ahli Assessment Data yang diperoleh dari penilaian ahli assessment yang terdiri dari aspek penyajian sebagai berikut: Tabel 3.17: Data Hasil Validasi Ahli Assesment No. Indikator Skor 1. Sistematika penyampaian soal 3,00 2. Kebenaran kunci jawaban 4,00 3. Kejelasan petunjuk pengerjaan 4,00 4. Kejelasan perumusan soal 4,00 5. Kebenaran konsep soal 4,00 6. Variasi soal 3,00 7. Tingkat kesulitan soal 3,00 8. Kejelasan pembahasan jawaban 3,00 Total Skor 28,00 Rerata Skor 3,50 Sumber: Data primer yang diolah Skor 1 0 Gambar 3.1: Hasil Validasi Ahli Assessment Dari Tabel 3.17 dan Gambar 3.1 di atas, validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator sistematika penyampaian soal diperoleh skor sebesar 3,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan 55

70 acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Cukup Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kebenaran kunci jawaban diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan petunjuk pengerjaan diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assesment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan perumusan soal diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kebenaran konsep soal diperoleh skor 56

71 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator variasi soal diperoleh skor 3,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Cukup Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator tingkat kesulitan soal diperoleh skor 3,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Cukup Baik. Hasil validasi ahli assessment dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan pembahasan jawaban diperoleh skor 3,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Cukup Baik. 57

72 Berdasarkan indikator penilaian oleh ahli assessment yaitu sistematika penyampaian soal, kebenaran kunci jawaban, kejelasan petunjuk pengerjaan, kejelasan perumusan soal, kebenaran konsep soal, variasi soal, tingkat kesulitan soal, dan kejelasan pembahasan jawaban didapatkan rerata skor keseluruhan yaitu 3,50. Dengan demikian pengembangan assessment berbasis video pada KD 3.7 mengenai materi transaksi bisnis perusahaan secara keseluruhan berdasarkan validasi ahli assessment dapat dikategorikan ke dalam kriteria Baik. c) Analisis Data Hasil Validasi Ahli Media Data yang diperoleh dari penilaian validasi ahli media berdasarkan aspek organisasi dan tampilan disajikan secara lebih sederhana dalam Tabel sebagai berikut: Tabel 3.18: Data Hasil Validasi Ahli Media No. Aspek Penilaian Rerata Skor 1. Organisasi 4,10 2. Tampilan 4,00 Rerata Skor Keseluruhan 4,05 Sumber: Data primer yang diolah 58

73 Rerata Skor 4,1 4,05 4 3,95 Organisasi Tampilan Gambar 3.2: Hasil Validasi Ahli Media Dari Tabel 3.18 dan Gambar 3.2 d iatas, validasi ahli media dengan acuan penilaian berdasarkan aspek organisasi diperoleh rerata skor sebesar 4,10. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek organisasi, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli media dengan acuan penilaian berdasarkan aspek tampilan diperoleh rerata skor sebesar 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek tampilan, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Berdasarkan kedua aspek penilaian oleh ahli media yaitu aspek organisasi dan aspek tampilan didapatkan rerata skor keseluruhan yaitu 4,05. Dengan demikian 59

74 pengembangan assessment berbasis video pada KD 3.7 mengenai materi transaksi bisnis perusahaan secara keseluruhan berdasarkan validasi ahli media dapat dikategorikan ke dalam kriteria Baik. d) Analisis Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Data yang diperoleh dari penilaian validasi ahli bahasa berdasarkan aspek organisasi dan tampilan disajikan secara lebih sederhana dalam Tabel 3.19 sebagai berikut: Tabel 3.19: Data Hasil Validasi Ahli Bahasa No. Aspek Penilaian Rerata Skor 1. Komunikasi 4,67 2. Kerterbacaan 4,67 3. Lugas 4,67 Rerata Skor Keseluruhan 4,67 Sumber: Data primer yang diolah Rerata Skor Komunikasi Kerterbacaan Lugas Gambar 3.3: Hasil Validasi Ahli Bahasa Dari Tabel 3.19 dan Gambar 3.3 di atas, validasi ahli bahasa dengan acuan penilaian berdasarkan aspek komunikasi diperoleh rerata skor sebesar 4,67. Hasil 60

75 tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek komunikasi, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Sangat Baik. Hasil validasi ahli bahasa dengan acuan penilaian berdasarkan aspek komunikasi diperoleh rerata skor sebesar 4,67. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek komunikasi, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Sangat Baik. Hasil validasi ahli bahasa dengan acuan penilaian berdasarkan aspek lugas diperoleh rerata skor sebesar 4,67. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek lugas, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Sangat Baik. Berdasarkan ketiga aspek penilaian oleh ahli bahasa yaitu aspek komunikasi, aspek keterbacaan, dan aspek lugas didapatkan rerata skor keseluruhan yaitu 4,67. Dengan demikian, pengembangan assessment berbasis video pada KD 3.7 mengenai materi transaksi bisnis 61

76 perusahaan secara keseluruhan berdasarkan validasi ahli bahasa dapat dikategorikan kedalam kriteria Baik. e) Analisis Data Hasil Validasi Ahli Praktisi Data yang diperoleh dari penilaian ahli praktisi yang terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 3.20: Data Hasil Validasi Ahli Praktisi No. Indikator Skor 1. Kesesuaian evaluasi dengan 4,00 materi dan tujuan pembelajaran 2. Kebenaran kunci jawaban 4,00 3. Kejelasan petunjuk pengerjaan 4,00 4. Kejelasan perumusan soal 4,00 5. Kebenaran konsep soal 4,00 6. Variasi soal 4,00 7. Tingkat kesulitan soal 4,00 8. Kejelasan pembahasan jawaban 4,00 Total Skor 32,00 Rerata Skor 4,00 Sumber: Data primer yang diolah 4 Skor 2 0 Gambar 3.4: Hasil Validasi Ahli Praktisi 62

77 Dari Tabel 3.20 dan Gambar 3.4 di atas, validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan pembelajaran diperoleh skor sebesar 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kebenaran kunci jawaban diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan petunjuk pengerjaan diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan perumusan soal diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan 63

78 menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kebenaran konsep soal diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator variasi soal diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator tingkat kesulitan soal diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. 64

79 Hasil validasi ahli praktisi dengan acuan penilaian berdasarkan indikator kejelasan pembahasan jawaban diperoleh skor 4,00. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan indikator, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Berdasarkan indikator penilaian oleh ahli praktisi yaitu, kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, kebenaran kunci jawaban, kejelasan petunjuk pengerjaan, kejelasan perumusan soal, kebenaran konsep soal, variasi soal, tingkat kesulitan soal, dan kejelasan pembahasan jawaban didapatkan rerata skor keseluruhan yaitu 4,00. Dengan demikian pengembangan assessment berbasis video video pada KD 3.7 mengenai materi transaksi bisnis perusahaan secara keseluruhan berdasarkan validasi ahli praktisi dapat dikategorikan ke dalam kriteria Baik. f) Analisis Data Hasil Uji Coba Awal Data penilaian media pembelajaran dalam uji coba awal berdasarkan aspek isi dan aspek media disajikan secara lebih sederhana dalam Tabel 3.21 sebagai berikut: 65

80 Tabel 3.21: Data Hasil Uji Coba Awal No. Aspek Penilaian Rerata Skor 1. Isi 3,60 2. Media 3,58 Rerata Skor Keseluruhan 3,59 Sumber: Data primer yang diolah Rerata Skor 3,6 3,595 3,59 3,585 3,58 3,575 3,57 Isi Media Gambar 3.5: Hasil Uji Coba Awal Dari Tabel 3.21 dan Gambar 3.5 di atas, hasil uji coba awal dengan acuan penilaian berdasarkan aspek isi diperoleh rerata skor sebesar 3,60. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek isi, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. Hasil uji coba awal dengan acuan penilaian berdasarkan aspek media diperoleh rerata skor sebesar 3,58. Hasil tersebut selanjutnya dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penelitian. Berdasarkan aspek media, pengembangan assessment berbasis video termasuk ke dalam kriteria Baik. 66

81 Berdasarkan kedua aspek uji coba awal yaitu aspek isi dan aspek media didapatkan rerata skor keseluruhan yaitu 3,59. Dengan demikian, pengembangan assessment berbasis video video pada KD 3.7 mengenai materi transaksi bisnis perusahaan secara keseluruhan berdasarkan uji coba awal dapat dikategorikan ke dalam kriteria Baik. 67

82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Produk Produk media pembelajaran untuk assessment berbasis video dirancang untuk mendorong peserta didik dalam berpikir serta mempermudah pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran. Perkembangan revolusi industri 4.0 memberikan kemudahan bagi pendidik dan peserta didik dalam menggunakan teknologi digital seperti laptop, handphone, LCD dan akses internet dalam mencari, menemukan, dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Materi yang disajikan dalam media pembelajaran ini adalah memahami transaksi perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Produk dibagi menjadi dua bagian yaitu video bagian soal dan video bagian pembahasan. Dalam video bagian soal terdapat lima soal yang berbeda serta video bagian pembahasan terdapat jawaban yang terperinci. Produk media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan pendidik melakukan proses pembelajaran. 68

83 2. Analisis Data Penilaian oleh ahli assessment, ahli media, dan ahli bahasa menunjukkan bahwa produk sudah layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil validasi ahli assessment masuk dalam kriteria layak menunjukkan skor sebesar 3,50. Hasil validasi ahli media masuk dalam kriteria layak menunjukkan skor sebesar 4,05. Hasil validasi ahli bahasa masuk dalam kriteria sangat layak menunjukkan skor sebesar 4,67. Hasil validasi oleh praktisi masuk dalam kriteria layak menunjukkan skor sebesar 4,00. Selain penilaian dari para ahli, penilaian juga dilakukan oleh peserta didik. Penilaian peserta didik pada uji coba skala besar masuk dalam kriteria layak menunjukkan skor sebesar 3,59. Respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media yang sedang dikembangkan, menunjukkan hasil positif. Dengan demikian, produk pembelajaran berupa penilaian berbasis video bisa digunakan dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dan dapat dimanfaatkan secara public. 3. Pengembangan Produk Pengembangan produk assessment berbasis video menghasilkan media pembelajaran yang bermanfaat dalam pembelajaran tentunya dilakukan beberapa tahap. Berikut ini tahap-tahap pengembangan media pembelajaran berbasis video: 69

84 a. Konsep Produk Produk media pembelajaran berbasis video disusun menggunakan Software Sony Vegas. Produk media pembelajaran ini memadukan gambar, teks, dan suara. b. Pengumpulan Bahan Pembuatan produk pengembangan assessment berbasis video dilakukan dengan mengumpulkan dan mengembangkan bahan-bahan sebagai berikut: 1) Mencari buku-buku referensi yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan yaitu buku akuntansi dasar untuk SMK. 2) Menyusun materi mengenai simpanan dana deposito yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. 3) Menyusun soal beserta jawaban yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator. 4) Merancang scene yang akan ditampilkan di dalam video. c. Pembuatan Produk Proses selanjutnya adalah pembuatan video untuk media pembelajaran yang akan dikembangkan menggunakan Software Sony Vegas. 1) Bagian Judul Tahap awal penyusunan video ini adalah membuat scene judul. Scene judul ini merupakan scene pembuka yang menampilkan judul awal dan sasaran media. 70

85 Gambar 4.1: Scene Judul 2) Bagian Soal Latihan Scene soal latihan berisi 2 bentuk, yaitu ilustasi dan teks soal. Penggunaan ilustrasi dalam soal latihan ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami soal karena menggunaan perumpamaan di kegiatan sehari-hari. Gambar 4.2: Scene Soal Latihan 71

86 Gambar 4.3: Scene Contoh Soal 3) Bagian Jawaban dan Penyelesaian Soal latihan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik bisa langsung dibahas bersama. Di scene ini berisi mengenai jawaban dari soal latihan lengkap dengan cara pengerjaannya. Gambar 4.4: Scene Pembahasan 72

87 Gambar 4.5: Scene Penjelasan Pengaruh Transaksi Bsinis 4) Bagian Penutup Tahap kelima yang dilakukan adalah pembuatan penutup. Bagian penutup terdiri dari pembahasan ulang materi pembelajaran secara singkat, dan ucapan terima kasih. Gambar 4.6: Bagian Penutup B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pengembangan assessment berbasis video telah dilakukan dengan beberapa tahapan pengembangan dan penilaian Borg and Gall (Sugiono 2015, 409). Dari sepuluh tahapan penelitian pengembangan dan 73

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

Penelitian dan Pengembangan R&D

Penelitian dan Pengembangan R&D Penelitian dan Pengembangan R&D Content Definisi R & D Konsep Dasar R & D Tujuan R & D Karakteristik R & D R & D dalam penelitian Metode R & D Langkah-Langkah Penelitian R & D Contoh Penelitian R & D Sistematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI Pengembangan Video Tutorial (FU Purnomo dan FA Ristadi) 41 PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI DEVELOPMENT OF TUTORIALS VIDEO FOR MANUFACTURING DRAWING SUBJECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI 38 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-5 Tahun 2016 PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI MEDIA DEVELOPMENT OF SCIENCE CARTOON IN SUBJECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneltian ini menggunakan pendekatan metode penelitian dan pengembangan (Research and Develompment), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Borg and Gall melalui sepuluh tahapan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta, Pengembangan Modul Pembelajaran... (Jodhi Pratama) 1 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK SEBAGAI BAHAN AJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIKKELAS X JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 3 WONOSARI

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII Pengembangan Komik Sebagai (Cahya Yanuar Hutama) 1 PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII DEVELOPING A COMIC AS A SOCIAL STUDIES LEARNING RESOURCE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Dan Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi manajemen sekolah. Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam 71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam bidang studi matematika serta diarahkan pada peningkatan kemampuan berfikir siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Pengembangan Modul Pembelajaran... (Dwi Armanda) 1 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE SUBJECT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG Pengembangan Media Pembelajaran... (Drajat Nugroho) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG MEDIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 3.1 METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komik ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates Nomor 9 dan SMA Negeri 1 Teras yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Borg & Gall (1983: 772) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN Pengembangan Modul Pembelajaran Interaktif (Khoirul Madi) 39 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN ENGINEERING DRAWING INTERACTIVE LEARNING MODULE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Indramayu Kelas X yang beralamat di Jl. Pabean No 15, Indramayu. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Pengembangan Media Pembelajaran (Yanto Wibowo) 331 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA DEVELOPMENT OF MODULE AS A LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang 53 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa pada jenjang sekolah menengah. Metode dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam bab 1, penelitian ini secara umum bertujuan mengembangkan software untuk tes kemampuan membaca pemahaman

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG Pengembangan Komik Akuntansi (Reni Nurhidayati) 1 PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING COMIC AS AN ACCOUNTING

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS berbasis representasi kimia yang meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-langkah Penelitian Langkah penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Pengembangan (R & D) Penelitian bidang pendidikan saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan jenis masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini akan memanfaatkan metode penelitian dan pengembangan (research and development). 3.1.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON MULTILEVEL INTERACTIVE QUIZ FOR EXERCISING AL-QUR AN LETTER READING ON STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON MULTILEVEL INTERACTIVE QUIZ FOR EXERCISING AL-QUR AN LETTER READING ON STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON MULTILEVEL INTERACTIVE QUIZ FOR EXERCISING AL-QUR AN LETTER READING ON STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT (Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Kuis Interaktif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Metode Penelitian, Prosedur Penelitian, Subjek dan Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data, A. Metode Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar. Waktu penelitian dilaksanakan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and 28 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development), karena penelitian bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk bukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN Pada bab III ini, peneliti akan menguraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Dalam butir uji coba produk terdapat desain uji coba, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN Pengembangan Modul Menggunakan (Muhammad Ikhrom) 171 PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN DEVELOPMENT OF MODULE ON CONVENTIONAL LATHE MACHINE SUBJECT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PRAKTIK PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PRAKTIK PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PRAKTIK PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : RESITA DIA AMBARSARI K7412146 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan penilaian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas Negeri di Surakarta Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Journal of Accounting and Business Education, 1 (1), September 2016 THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Nur

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KHOTIM NURMA INDAH S

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KHOTIM NURMA INDAH S PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS SAINS, TECHNOLOGY, ENVIRONMENT, AND SOCIETY (STES) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA ISLAM 1 SURAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan buku ajar untuk materi dasar pengolahan bahan hasil pertanian dilakukan di SMK, Cianjur.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Research and Development

Research and Development Research and Development Metode Penelitian dan pengembangan Edit your company slogan Contents Definisi Research and Development R & D dalam Penelitian R & D Sebagai Penghubung Metode dalam R & D Langkah-langkah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR Pengembangan Media Kartu (Ircham Sudantoko) 1 PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR DEVELOPMENT OF IMAGE CARD MEDIA OF VOLLEYBALL LEARNING IN FIFTH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci