Lampiran 1 : Pengembangan Karakter pada Konsep ART. No Kriteria Keterangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 : Pengembangan Karakter pada Konsep ART. No Kriteria Keterangan"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 124 Lampiran 1 : Pengembangan Karakter pada Konsep ART No Kriteria Keterangan 1 Ide Karakter Karakter yang digunakan adalah seorang anak laki-laki yang bernama Dimas dan anak perempuan yang bernama Sasa 2 Bentuk Dasar Karakter Semua tokoh mengambil bentuk karakter manusia 3 Gender Karakter 1. Dimas bergender laki-laki 2. Sasa bergender perempuan 4 Usia Karakter 1. Dimas berusia 20 tahun (Remaja) 2. Sasa berusia 20 tahun (Remaja) 5 Materi Karakter (Fisik) 1. Dimas memiliki kualitas fisik yang sehat, aktif, dan kuat 2. Sasa memilki fisik yang sehat, dan lemah lembut 6 A. Penjaringan Ide dan Drawing Karakter 1. Kepribadian Karakter 1. Dimas memilki kepribadian yaitu pengetahuannya luas, aktif, dan banyak bicara. 2. Sasa memiliki kepribadian yaitu pintar di bidang pelajaran namun tidak di dunia social, ramah dan suka tersenyum kepada orang yang sudah ia kenal. 2. Latar Belakang Karakter 1. Dimas merupakan seorang mahasiswa kampus A. 2. Sasa merupakan seorang mahasiswi kampu B 3. Peran Karakter 1. Dimas sebagai tokoh utama yang akan mengajak Sasa untuk sembahyang ke Pura Besakih 2. Sasa sebagai tokoh utama yang akan menemani Dimas sembahyang ke Pura Besakih 4. Anatomi Karakter 1. Dimas memiliki tinggi 175 cm 2. Sasa memiliki tinggi 165 cm 5. Proporsi Karakter 1. Dimas memiliki tubuh kurus 6. Fleksibilitas dan Nesesitas Karakter 2. Sasa memiliki tubuh langsing Karena animasi yang dibuat bukan dalam bentuk fantasi, maka semua karakter mengikuti bentuk manusia sebagaimana mestinya secara normal 7. Pembedaan Karakter Pembedaan karakter dari segi gender

3 Melebih-lebihkan Karakter 9. Aksesoris dan Atribut Karakter 7. B. Penjaringan Ide Karakter 1. Pertulangan Karakter 2. Kepala Karakter 3. Sketsa Karakter 4. Final Karakter a. T-Pose atau T- Around (Sudut Pandang) b. Acting (Peran) c. Facial Cues (Ekspresi) 1. Dimas sifatnya suka bergaul 2. Sasa sifatnya murah senyum 1. Atribut Dimas: suka memakai baju flannel dan jeans 2. Atribut Sasa: suka memakai baju berkerah dan rok Untuk bagian ini, bisa dilihat lebih jelas pada Lampiran 4 tentang desain karakter

4 126 Lampiran 2 : Pengembangan Desain Lingkungan pada Konsep ART No Kriteria Keterangan 1 Lingkungan Karakter Lingkungan karakter mengambil latar waktu keadaan lingkungan saat ini 2 Setting Adegan 1. Di rumah Dimas dan Sasa 2. Di atas motor 3. Di jalan raya 4. Di perkotaan 5. Di Pura Besakih

5 127 Lampiran 3: Pengembangan Cerita pada Konsep ART Ide cerita: Menceritakan tentang seorang pemuda-pemudi bernama Dimas dan Sasa dalam perjalanan tangkil (sembahyang) ke Pura Besakih. Di perjalanan mereka menemukan kejadian-kejadian yang menarik dan membahasnya satu-persatu. Sinopsis: Suatu hari, Dimas berencana untuk tangkil (sembahyang) ke Pura Besakih. Sudah lama ia berencana untuk pergi ke sana namun, karena waktunya yang super sibuk, baru sekarang dia bisa pergi untuk tangkil kesana. Dimas merasa,kurang seru jika pergi sendirian. Wah gak seru nih kalau pergi senidirian, pasti bakalan ngantuk di perjalanan. Ajak Sasa ah coba. Sasa merupakan temannya Dimas dan kebetulan tetanggaan dari Dimas kecil. Dimas pun mengirimkan pesan lewat WA kepada Sasa. Tring..tring.., suara handphone Sasa berbunyi. Sasa kemudian mengambil handphonenya tersebut. Dimas : Sas, lusa ini aku rencana mau tangkil ke Pura Besakih, mumpung libur nih. Udah lama nih nggak tangkil kesana. Kamu mau ikut gak? Sasa : Oh Dimas, boleh juga sih, tapi aku cek dulu ya, libur apa gak hari itu. Dimas : Okok Sas Sasa kemudian mengecek hari tersebut. Dia pergi untuk mengambil kalender yang ada di ruang tengah rumahnya. Ia pun mengecek hari yang disampaikan Dimas tadi. Sesaat kemudian Sasa mengirim pesan kepada Dimas. Sasa : Dim, kebetulan hari itu aku juga libur. Boleh deh ikut kesana juga. Sudah lama juga aku gak kesana. Tapi jemput ya, hehe Dimas : Siap, nanti aku jemput ke rumahmu, Sas Sasa : Siip. Hari itu pun datang, Dimas pun menjemput Sasa ke rumahnya. Dimas : Sas, udah selesai? Sasa : Sudah, yuk berangkat Dimas : Gas bosku Mereka pun berangkat tangkil ke Pura Besakih dengan scoopy buntutnya si Dimas. Di dalam perjalanan, arus lalu lintas mulai padat. Di ujung jalan arus kendaraan mulai merayap. Dimas dan Sasa pun terjebak pada kemacetan, terlihat

6 128 sebuah mobil yang parkir di bahu jalan secara sembarangan. Pengemudi tersebut tidak mengindahkan rambu yang sudah terdapat disekitar jalan tersebut. Sasa : Wah, kok jalannya mulai macet gini ya, Dim Dimas : iya nih Sas, itu di depan, mobil tersebut parkir sembarangan sih, udah tahu ada rambu larangan parkir di sana, masih aja parkir disitu Sasa : Ya, Dim. Padahal tidak semua tempat bisa dijadikan tempat berhenti untuk parkir. Contohnya itu seperti di tempat penyeberangan pejalan kaki, jalur khusus pejalan kaki, tikungan, diatas jembatan, dekat persimpangan atau perlintasan kereta api, di depan pintu keluar masuk pekarangan dan tempat yang dapat menutupi rambu Dimas : iya Sas, sudah diisi rambu larangan juga, yang mana rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan. Contohnya itu rambu larangan parkir dan lain-lain. Rambu larangan itu memiliki cirri-ciri warna dasar berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Jenis rambu juga berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Ada rambu.(bla bla ) Sasa : iya Dim, kita juga harus mengikuti marka jalan yang sudah ada pada setiap jalan. Contohnya itu marka (bla..bla..) Dimas : iya Sas, yuk lanjut dulu, perjalanan masih panjang nih Sasa : Yuk yuk Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan ke Pura Besakih. Tiba-tiba terdengar suara sirine ambulance menggema makin kencang, pengendara di depan nya mulai menepi ke arah samping untuk memberikan jalan ke ambulance tersebut. Sasa : Dim, Dim, ada suara sirine ambulan tuh, coba menepi dulu sebentar Dimas : Ok Sas Sasa : Bunyi tadi merupakan jenis peringatan dalam lalu lintas. Jenis peringatan ada dua yaitu peringatan menggunakan bunyi dan sinar. Peringatan dengan bunyi klakson dipakai ketika kita mau melewati kendaraan lain, sedangkan peringatan dengan sirine hanya dapat dipakai oleh kendaraan khusus. Contohnya itu kendaraan Damkar, Ambulan, Kendaraan Jenazah, Kendaraan Petugas Penegak Hukum, dan kendaraan petugas pengawalan Kepala Negara/Pemerintah Asing. Kalau Peringatan dengan lampu itu, bagi pengendara diwajibkan untuk menyalakan lampu utama jarak dekat, lampu posisi depan belakang, lampu nomor kendaraan, dan lampu batas pada kendaraan tertentu. Kemudian ada Lampu yang

7 129 berfungsi sebagai alat pemberi isyarat lalu lintas untuk mengatur pejalan kaki dan kendaraan contohnya Lampu 3 warna (lampu lalu lintas merah kuning hijau) yang berfungsi untuk mengatur kendaraan, lampu 2 warna yang berfungsi untuk mengatur pejalan kaki, dan lampu 1 warna yang berfungsi untuk memberi peringatan bahaya Dimas : Sas, udah lewat tuh, yuk lanjut lagi Sas : Yuk, Dim Perjalanan kembali dilanjutkan menuju pura Besakih. Pemandangn di kanan kiri jalan tampak asri, banyak terdapat pepohonan hijau yang tinggi. Udara pun terasa segar di sepanjang perjalanan. Dimas dan Sasa pun hampir sampai di Pura Besakih. Sasa : Dim, udah sampai? Yuk bawa motornya lebih cepat! Dimas : Udah segini aja Sas. Kita kalau berkendara diluar kota seperti ini kecepatan maksimalnya adalah km/jam kalau di dalam kota hanya boleh km/jam disamping itu pengendara juga wajib mengutamakan pejalan kaki khususnya bagi pejalan yang berada/berjalan pada bagian jalan maupun yang akan menyeberang jalan Sasa : Ow gitu, okelah Dim Dimas : Iya Sas, bukan hanya pengendara, pejalan kaki juga harus mematuhi kewajibannya untuk berjalan pada fasilitas jalan yang sudah disediakan, berjalan paling kiri di tempat yang sudah disediakan, menyeberang pada tempat yang sudah ditentukan dan khusus untuk rombongan pejalan kaki (gerak jalan) untuk menggunakan lajur paling kiri Sasa : Ow begitu ya, baru tahu, hehe Dimas : Hehe iya, ini udah hampir sampai kok Sasa : Iya para pemedek yang lain juga sudah datang, tapi arus kendaraanya mulai macet nih. Dimas : Gak apa-apa kok Sas, walaupun macet tapi kita masih bisa jalan kok, arus ini tergolong ramai lancar Sasa : ya, Dim. Soalnya di depan ada pak polisi yang sudah mengatur arus kendaraannya jadinya tidak macet Dimas : Iya, dalam mengatur arus lalu lintas yang akan menimbulkan kemungkinan kemacetan, polisi mengaturnya dengan isyarat gerakan yang

8 130 harus dimengerti oleh pengendara. Adapun gerakan tersebut adalah (bla bla..) Sasa : Okok Dim, sekerang aku jadi paham deh semuanya. Dimas : Yuk, kita sudah sampai, ayo kita sembahyang Sasa : Yuk-yuk Dimas dan Sasa pun sampai di Pura Besakih. Mereka pun sembahyang disana degan khusuk. Nah sesuai dengan cerita tersebut, apa saja yang sudah kita pelajari? 1. Rambu-rambu lalu lintas 2. Marka jalan 3. Berhenti dan Parkir 4. Peringatan dengan Bunyi dan Sinar 5. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas 6. Kecepatan maksimal kendaraan 7. Gerakan Lalu Lintas Yup itulah yang kita pelajari dari cerita Dimas dan Sasa. Dalam berkendara, disiplinlah dengan peraturan-peraturan berlalu lintas untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain -Tamat-

9 131 Lampiran 4: Desain Karakter Desain Karakter Dimas Desain Karakter Sasa Sketsa Wajah Dimas Sketsa Wajah Sasa Dimas Tampak Samping Sasa Tampak Samping

10 132 Lampiran 5: Desain Lingkungan Karakter Desain Rumah Dimas Desain Rumah Sasa Desain Pura Besakih

11 133 Lampiran 6: Desain Cerita STORYBOARD Film Animasi Disiplin Lalu Lintas NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 1 Langit ke Rumah Dimas Angin (INTRO) 5 detik Long Shot, Tilt Down Pembukaan Cerita 2 Kamar Dimas SFX, Suatu hari, Dimas berencana untuk tangkil (sembahyang) ke Pura Besakih. Sudah lama ia berencana untuk pergi ke sana namun, karena waktunya yang super sibuk, baru sekarang dia bisa pergi untuk tangkil kesana. 5 detik Medium Shot, Steady

12 134 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 3 Kamar Dimas SFX Dimas merasa,kurang seru jika pergi sendirian. Wah gak seru nih kalau pergi senidirian, pasti bakalan ngantuk di perjalanan. Ajak Sasa ah coba. 5 detik Medium Close Up, Steady 4 Handphone Dimas SFX Dimas pun mengirimkan pesan lewat WA kepada Sasa. 5 detik Close Up, Steady 5 Kamar Sasa ke Handphone Sasa Suara WA, SFX Tring..tring.., suara handphone Sasa berbunyi. Sasa kemudian mengambil handphonenya tersebut. 10 detik Medium Long Shot ke Close Up, Steady

13 135 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 6 Handphone Sasa SFX, Dimas : Sas, lusa ini aku rencana mau tangkil ke Pura Besakih, mumpung libur nih. Udah lama nih nggak tangkil kesana. Kamu mau ikut gak? Sasa : Oh Dimas, boleh juga sih, tapi aku cek dulu ya, libur apa gak hari itu. Dimas : Okok Sas 10 detik Close Up, Steady 7 Kamar Sasa ke Ruang tengah SFX, Sasa kemudian mengecek hari tersebut. Dia pergi untuk mengambil kalender yang ada di ruang tengah rumahnya. 5 detik Medium Long Shot, Pan Left 8 Kalender ke HP Sasa SFX, Ia pun mengecek hari yang disampaikan Dimas tadi. Sesaat kemudian Sasa mengirim pesan kepada Dimas. 5 detik

14 136 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 9 Hp Dimas SFX, Sasa : Dim, kebetulan hari itu aku juga libur. Boleh deh ikut kesana juga. Sudah lama juga aku gak kesana. Tapi jemput ya, hehe Dimas : Siap, nanti aku jemput ke rumahmu, Sas Sasa : Siip. 5 detik Close Up, Steady 10 Timelapse Siang- Malam-Siang di Rumah Dimas SFX, Hari itu pun datang, Dimas pun menjemput Sasa ke rumahnya. 10 Detik Full Shot

15 137 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 11 Dimas Datang ke Rumah Sasa SFX, Dimas : Sas, udah selesai? Sasa : Sudah, yuk berangkat Dimas : Gas bosku Mereka pun berangkat tangkil ke Pura Besakih dengan scoopy buntutnya si Dimas. 10 Detik Full Shot, Medium Long Shot, Steady 12 Jalan Raya SFX, Di dalam perjalanan, arus lalu lintas mulai padat. Di ujung jalan arus kendaraan mulai merayap. Dimas dan Sasa pun terjebak pada kemacetan, terlihat sebuah mobil yang parkir di bahu jalan secara sembarangan. Pengemudi tersebut tidak mengindahkan rambu yang sudah terdapat disekitar jalan tersebut. 10 detik Full Shot, Steady 13 Jalan Raya SFX, instru- Sasa : Wah, kok jalannya mulai macet gini ya, Dim 10 detik Medium Long Shot,

16 138 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket men Dimas : iya nih Sas, itu di depan, mobil tersebut parkir sembarangan sih, udah tahu ada rambu larangan parkir di sana, masih aja parkir disitu Steady 14 Penjelasan Secara Motion Graphic SFX, Sasa : Ya, Dim. Padahal tidak semua tempat bisa dijadikan tempat berhenti untuk parkir. Contohnya itu spt di tempat penyeberangan pejalan kaki, jalur khusus pejalan kaki, tikungan, diatas jembatan, dekat persimpangan atau perlintasan kereta api, di depan pintu keluar masuk pekarangan dan tempat yg dapat menutupi rambu 30 detik Full Shot, Steady Pembahasan Materi Berhenti dan Parkir 15 Penjelasan secara Motion Graphic SFX, Dimas : iya Sas, sudah diisi rambu larangan juga, yang mana rambu larangan digunakan untuk menyatakan 40 detik Full Shot, Steady Pembahasan Materi Rambu- Rambu Lalu

17 139 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan. Contohnya itu rambu larangan parkir dan lain-lain. Rambu larangan itu memiliki cirri-ciri warna dasar berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Jenis rambu juga berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Ada rambu.(bla bla ) Lintas 16 Penjelasan secara Motion Graphic SFX, iya Dim, kita juga harus mengikuti marka jalan yang sudah ada pada setiap jalan. Contohnya itu marka (bla..bla..) 30 Detik Full Shot, Steady Pembahasan Materi Marka Jalan

18 140 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 17 Jalan Raya Dimas : iya Sas, yuk lanjut dulu, perjalanan masih panjang nih Sasa : Yuk yuk Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan ke Pura Besakih 10 detik Mid Shot 18 Jalan Raya dan Ambulance SFX, Tiba-tiba terdengar suara sirine ambulance menggema makin kencang, pengendara di depan nya mulai menepi ke arah samping untuk memberikan jalan ke ambulance tersebut. 5 detik Medium Close Up, Steady

19 141 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 19 Jalan Raya, Dimas dan Sasa SFX, Sasa : Dim, Dim, ada suara sirine ambulan tuh, coba menepi dulu sebentar Dimas : Ok Sas 10 detik Medium Close Up, Steady 20 Penjelasan secara Motion Graphic SFX, Sasa : Bunyi tadi merupakan jenis peringatan dalam lalu lintas. Jenis peringatan ada dua yaitu peringatan menggunakan bunyi dan sinar. (bla..bla..) 40 detik Full Shot, Steady Pembahasan Materi Peringatan dgn Bunyi dan Sinar dan APIL

20 142 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 21 Jalan Raya, Alam menuju Besakih 22 Motor, Dimas dan Sasa Angin, SFX, SFX, Dimas : Sas, udah lewat tuh, yuk lanjut lagi Sas : Yuk, Dim Perjalanan kembali dilanjutkan menuju pura Besakih. Pemandangn di kanan kiri jalan tampak asri, banyak terdapat pepohonan hijau yang tinggi. Udara pun terasa segar di sepanjang perjalanan. Dimas dan Sasa pun hampir sampai di Pura Besakih. Sasa : Dim, udah sampai? Yuk bawa motornya lebih cepat! 10 detik 10 detik Medium Close Up, Full Shot, Pan Left, Medium Close Up, Steady

21 143 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 23 Penjelasan secara Motion Graphic SFX, 24 Sasa SFX, Dimas : Udah segini aja Sas. Kita kalau berkendara diluar kota seperti ini kecepatan maksimalnya adalah km/jam kalau di dalam kota hanya boleh km/jam disamping itu pengendara juga wajib mengutamakan pejalan kaki khususnya bagi pejalan yang berada/berjalan pada bagian jalan maupun yang akan menyeberang jalan Sasa : Ow gitu, okelah Dim 30 detik 5 detik Full Shot, Steady Pembahasan Materi Kecepatan Maksimum Kendaraan

22 144 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 25 Penjelasan secara Motion Graphic 26 Motor, Dimas dan Sasa SFX, SFX, Dimas : Iya Sas, bukan hanya pengendara, pejalan kaki juga harus mematuhi kewajibannya untuk berjalan pada fasilitas jalan yang sudah disediakan, berjalan paling kiri di tempat yang sudah disediakan, menyeberang pada tempat yang sudah ditentukan Sasa : Ow begitu ya, baru tahu, hehe Dimas : Hehe iya, ini udah hampir sampai kok Sasa : Iya para pemedek yang lain juga sudah datang, tapi arus kendaraanya mulai macet nih. Dimas : Gak apa-apa kok Sas, walaupun macet tapi kita masih bisa jalan kok, arus ini tergolong ramai lancar Sasa : ya, Dim. Soalnya di depan ada pak polisi yang sudah mengatur arus kendaraannya jadinya tidak macet 30 detik 20 detik Full Shot, Steady Medium Close Up, Steady Pembahasan Materi Kecepatan Maksimum Kendaraan

23 145 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 27 Penjelasan secara Motion Graphic SFX, Dimas : Iya, dalam mengatur arus lalu lintas yang akan menimbulkan kemungkinan kemacetan, polisi mengaturnya dengan isyarat gerakan yang harus dimengerti oleh pengendara. Adapun gerakan tersebut adalah (bla bla..) 40 detik Full Shot, Steady Pembahasan Gerakan Lalu Lintas 28 Depan Pura Besakih SFX, Sasa : Okok Dim, sekerang aku jadi paham deh semuanya. Dimas : Yuk, kita sudah sampai, ayo kita sembahyang Sasa : Yuk-yuk Dimas dan Sasa pun sampai di Pura Besakih. 20 detik

24 146 NO Scene Background Sound Naskah Durasi Posisi Ket 29 Pura Besakih ke Langit SFX, Credit Judul 35 detik Full Shot, Steady, Tilt up 30 --Credit-- Flat Screen SFX, Credit Akhir 60 detik Full Shot, Steady Total Waktu 520 detik (± 9 Menit) Akhir film

25 147 Lampiran 7: Lembar Uji Ahli Isi ANGKET PENILAIAN AHLI ISI TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA SOSIALISASI DISIPLIN LALU LINTAS UNIT DIKYASA DENGAN ANIMASI MOTION GRAPHIC DAN KONSEP ART ANIMASI (Studi Kasus: UNIT DIKYASA SATLANTAS POLRES BULELENG) IDENTITAS AHLI ISI Nama NIP Jabatan Tanggal :. :. :. : Bapak/Ibu yang terhormat, Sehubungan dengan dikembangkannya Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, saya mohon kesediaanya Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap animasi yang telah dikembangkan. Angket pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang Video Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya Video Animasi sebagai media sosialisasi Displin Lalu Lintas Unit Dikyasa Satlantas Polres Buleleng. Untuk itu, kami memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket pengujian berikut. Penilaian, komentar dan saran yang Bapak/Ibu berikan akan sangat membantu untuk penyempurnaan media animasi ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket penilaian, saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Umum Penilaian a) Berikan tanda centang ( ) pada indicator penilaian sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu b) Kriteria penilaian Sesuai untuk kesesuaian dari isi video dan Tidak Sesuai untuk tidak kesesuaian dari isi video c) Apabila ada saran atau masukan, dapat ditulis pada bagian komentar/saran d) Berikan kesimpulan kelayakan produk pada bagian kesimpulan

26 148 Form Penilaian No Kriteria Aspek kelengkapan materi 1 Kesesuaian materi yang diinformasikan dengan materi yang digunakan pada kegiatan sosialisasi 2 Kelengkapan materi yang disampaikan 3 Kelengkapan contoh yang disertakan 4 Kesesuaian contoh yang disertakan Kebenaran materi 1 Kesesuaian materi pada materi Rambu Lalu Lintas 2 Kesesuaian materi pada materi Marka Jalan 3 Kesesuaian materi pada materi Berhenti dan Parkir 4 Kesesuaian materi pada materi Peringatan dengan bunyi dan sinar 5 Kesesuaian materi pada materi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas 6 Kesesuaian materi pada materi Kecepatan Minimal dan Maksimal Kendaraan 7 Kesesuaian materi pada materi Gerakan Lalu Lintas Kesesuaian bahasa 1 Narasi/pengucapan kalimat sudah sesuai dengan Tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar 2 Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan Bahsa Indonesia yang baik dan benar Alternatif Jawaban Sesuai Tidak Sesuai

27 149 Komentar/Saran Mohon diberikan saran tambahan (jika ada) untuk menyempurnakan animasi sosialisasi disiplin lalu lintas Unit Dikyasa Satlantas Polres Buleleng ini... Kesimpulan Berilah tand (X) pada salah satu pilihan dibawah ini: A. Video Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, layak uji lapangan tanpa revisi B. Layak uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran C. Tidak layak Singaraja,... Validator

28 150 Lampiran 8: Lembar Uji Ahli Media ANGKET PENILAIAN AHLI MEDIA TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA SOSIALISASI DISIPLIN LALU LINTAS UNIT DIKYASA DENGAN ANIMASI MOTION GRAPHIC DAN KONSEP ART ANIMASI (Studi Kasus: UNIT DIKYASA SATLANTAS POLRES BULELENG) IDENTITAS AHLI MEDIA Nama NIP :. :. Jurusan/Fakultas :. Tanggal :. Bapak/Ibu yang terhormat, Sehubungan dengan dikembangkannya Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, saya mohon kesediaanya Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap animasi yang telah dikembangkan. Angket pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang Video Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya Video Animasi sebagai media sosialisasi Displin Lalu Lintas Unit Dikyasa Satlantas Polres Buleleng. Untuk itu, kami memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket pengujian berikut. Penilaian, komentar dan saran yang Bapak/Ibu berikan akan sangat membantu untuk penyempurnaan media animasi ini. Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengisi angket penilaian, saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Umum Penilaian a) Berikan tanda centang ( ) pada indicator penilaian sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu b) Kriteria penilaian Sesuai untuk kesesuaian dari isi video dan Tidak Sesuai untuk tidak kesesuaian dari isi video c) Apabila ada saran atau masukan, dapat ditulis pada bagian komentar/saran d) Berikan kesimpulan kelayakan produk pada bagian kesimpulan

29 151 Form Penilaian No Indikator Penilaian A. Kesesuaian Visual 1 Kesesuian proporsi dan variasi warna 2 Kesesuaian pemilihan font yang digunakan 3 Komposisi proporsional layout dan background 4 Pemilihan sudut kamera sudah tepat 5 Pemilihan pergerakan kamera sudah tepat 6 Karakter animasi sudah menarik dan tepat 7 Lingkungan animasi sudah menarik dan tepat 8 Texture animasi sudah tepat dan menarik 9 Texture lingkungan animasi sudah menarik dan tepat 10 Antara texture animasi dan lingkungan animasi sudah sesuai 11 Pemilihan dan penempatan logo (kredit animasi) sudah tepat 12 Pemilihan jenis font dan warna font pada penulisan 13 Gerakan animasi sudah halus 14 Gerakan animasi tidak membingungkan 15 Penempatan warna pada animasi sudah tepat B. Kesesuaian Audio 1 Suara narasi dapat didengar dengan jelas 2 Suara dialog dapat didengar dengan jelas 3 Keterpaduan anatra music dan animasi 4 Kesesuian penggunaan efek suara 5 Kesesuaian proporsi suara backsound, narasi, dialog dan efek suara sudah sesuai Sesuai Keterangan Tidak Sesuai

30 152 Komentar/Saran: Mohon diberikan saran tambahan (jika ada) untuk menyempurnakan animasi sosialisasi disiplin lalu lintas Unit Dikyasa Satlantas Polres Buleleng ini... Kesimpulan: Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan dibawah ini: A. Video Pengembangan Media Sosialisasi Disiplin Lalu Lintas Unit Dikyasa dengan Animasi Motion Graphic dan Konsep Art Animasi, layak uji lapangan tanpa revisi B. Layak uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran C. Tidak layak Singaraja,... Validator

31 153 Lampiran 9: Lembar Uji Respon Pengguna ANGKET UJI RESPON PENGGUNA TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA SOSIALISASI DISIPLIN LALU LINTAS UNIT DIKYASA DENGAN ANIMASI MOTION GRAPHIC DAN KONSEP ART ANIMASI (Studi Kasus: UNIT DIKYASA SATLANTAS POLRES BULELENG) IDENTITAS RESPONDEN Nama Tanggal Penilaian :. :. Petunjuk: Sebelum mengisi angket, dipersilahkan untuk menyaksikan video animasi baik melalui perangkat laptop maupun DVD dan meberikan penilaian terhadap sejumlah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda centang ( ) pada pilihan nilai yang tersedia di setiap nomor. Berikanlah pada setiap pernyataan yang ada Contoh: NO Kriteria 1 Kejelasan tujuan Video Animasi Alternatif Jawaban SS S KS TS STS Form Angket Respon: No Kriteria 1 Saya sangat senang saat belajar dengan menggunakan media animasi 2 Saya tidak mengerti belajar dengan menggunakan media animasi 3 Video animasi ini tidak menarik 4 Video animasi ini memiliki cerita yang menarik dan sesuai dengan materi sosialisasi 5 Saya semakin semangat belajar degan media video animasi 6 Saya lebih suka belajar dengan media video Alternatif Jawaban SS S KS TS STS

32 154 animasi daripada media gambar statis dan teks 7 Saya tidak mampu mengikuti kegiatan belajar dengan media video animasi 8 Saya merasa bosan belajar dengan media video animasi 9 Saya menjadi tahu materi sosialisasi lalu lintas dengan mudah 10 Saya tidak bisa mengingat dengan baik saat belajar dengan media film animasi 11 Saya tidak bisa berinteraksi dengan teman saat belajar dengan media video animasi 12 Saya ingin pemateri sosialisasi menjelaskan dengan menggunakan media video animasi 13 Saya tidak leluasa bertanya kepada pemateri sosialisasi saat belajar dengan media video animasi 14 Saya ingin juga belajar di rumah dengan media video animasi 15 Saya mendukung penggunaan media animasi untuk kegiatan sosialisasi lalu lintas SARAN: Singaraja,... Responden

33 155 Lampiran 10: Kuisioner Analisis Kebutuhan Siswa Kuisioner Analisis Kebutuhan Siswa

34 156 Lampiran 11: Hasil Wawancara HASIL WAWANCARA DENGAN POLISI LALU LINTAS KEPOLISIAN RESOR BULELENG (POLRES BULELENG) Hari : Rabu, 5 Desember 2018 Tempat Waktu Narasumber Jabatan : Unit Satlantas Polres Buleleng : s/d Wita : GEDE WIDIASA : PS. KANIT DIKYASA NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Apa saja tugas pokok dari bagian unit Satlantas ini pak? 2 Bagaimana program Sosialisasi ini (tujuan, manfaat)? 3 Siapa sasaran dalam program Sosialisasi ini? 4 Bagaimana cara bapak dalam menyampaikan materi kepada peserta sosialisasi tersebut? 5 Apakah bapak menggunakan media dalam penyampaian materi sosialisasi tersbut? 6 Bagaimana hambatan dan kendala selama melaksanakan sosialisasi tersebut? Tugas pokok satlantas secara umum yaitu penjagaan, pengaturan dan patroli, pengaturannya kita tiap pagi melaksanakan pengaturan depan sekolah, persimpangan kemudian patrolinya dengan keliling-keliling yang memiliki bit-bit masing-masing. Ada bit barat, bit timur dan bit selatan yang sampe daerah Wanagiri dan untuk program pengawalannya jika ada permintaan dari masyarakat Untuk program sosialisasi ada unit khusus yang namanya Unit Dikyasa (Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa Jalan) yang tugasnya menyampaikan sosialisasi ke sekolah sekolah maupun ke masyarakat secara umum dan tiap pagi kita juga keliling pakai mobil itu untuk memberikan himbauan dimana tujuan dan sasaran unit ini adalah untuk siswa sekolah dan masyarakat secara umum. Untuk masyarakat umum kadang kadang ke pasar bisa kadang ke terminal kan ada kumpulan ojek kemudian kita sampaikan tentang tertib berlalu lintas Kita menyampaikan materi dengan menggunakan slide dan kita sudah membuatkan materi sebelumnya seperti apa yang sudah disampaikan kemarin, materinya seperti ini (menunjukkan buku materi) nanti kita sampaikan sesuai dengan Undang-Undang Lalu Lintas No 22 tahun 2009, kita sudah buatkan beberapa pasal yang sering kita laksanakan atau sering dilanggar oleh masyarakat dan itu saja yang kita sampaikan secara berulang-ulang sehingga masyarakat pengguna jalan itu mengerti tentang aturan yang ada Untuk sementara kita hanya punya slide itu ada juga ramburambu secara manual (seperti ini). Biasanya alat peraga ini digunakan di TK-TK dan SD-SD. Kalau SMP-SMA kita pakai slide tersebut sudah cukup kayaknya. Kalau TK sama SD kita pakai rambu-rambu itu (Alat Peraga) agar lebih mengenal. Hambatannya masyarakat kita masih untuk kesadaran untuk berlalu lintasnya itu masih rendah jadi hambatannya itu disana lah kita masih sering menyampaikan secara rutin baru mereka bisa mengerti karena pengertian masyarakat kita masih jauh dengan pengertian disiplin berlalu lintas. Kalau siswa pada

35 157 NO PERTANYAAN JAWABAN 7 Menurut bapak, apakah media yang dimiliki Polres Buleleng (khususnya) dalam menyampaikan materi sudah membuat penonton antusias? 8 Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? 9 Menurut bapak, apakah penggunaan media di bidang teknologi, khususnya dengan video dapat membantu penyampaian materi sosialisasi tersebut? 10 Jika saya membantu dengan membuatkan video sosialisasi sesuai dengan materi sosialisasi tersebut, bagaimana pendapat bapak? 11 Apa bapak mempunyai data-data yang berhubungan dengan satlantas? 12 Sekian wawancara ini, terima kasih pak umumnya mereka bisa mengerti cepet mereka bisa mengerti cuma nanti pelaksanaanya belum kita ANEV (Analisa dan Evaluasi) secara rutin. Memang beberapa sekolah sudah bisa kita lihat mau mengikuti secara bagus. Contohnya kemarin kita sosialisasi tentang penggunaan helm di Sd 3 Banjar Jawa dan mereka orang tua mau memberikan helm (membelikan helm) anak-anak yang diantar maupun dijemput sudah menggunakan helm dan juga ada beberapa sekolah masih juga belum mau atau belum sempat mungkin dan itu masih kita sering jajagi untuk bisa menggunakan helm karena itu untuk keselamatan dia juga. Pada saat kita melaksanakan sosialisasi mereka sih antusias memperhatikan Cuma pada saat kita berikan waktu untuk bertanya kadang-kadang jarang siswa untuk bertanya mungkin apakah mereka sudah mengerti apa belum kita juga dilihat selama mengikuti kayaknya bisa menerima Cuma pelaksaannya di Jalan belum bisa mereka untuk mengikuti. Kemudian suasana saat menjelaskan itu memang ada sih beberapa ribut seperti biasa yang namanya anak-anak, sambil ngobrol dan ada juga anak-anak memperhatikan. Kemudian dari slide yang kita buat cukup sederhana yang mungkin belum menarik minat mereka tapi ada yang bener-bener mau mengikuti dan serius mengikuti tentang arahan kita tentang lalu lintas, memang ada beberapa mungkin tidak tertarik karena slide kita kan cuma sangat sederhana tidak ada hal-hal yang mungkin menarik perhatian mereka Mungkin nanti kedepan kita akan tambahkan beberapa gambar atau film tentang kejadian-kejadian kecelakaan lalu lintas. Memang sudah ada disini beberapa gambar-gambar tapi belum begitu menarik bagi anak-anak Alangkah bagusnya jika ditambah dengan video-video tentang rambu-rambu disamping materi kita juga ada tentang rambu dan marka jadi mungkin alangkah bagusnya kalau bisah ditambahkan film-film seperti itu. Jadi sementara kita masih secara sederhana tentang Undang-Undang dan beberapa contoh gambar saja mungkin mereka belum berminat Alangkah bagusnya, kami secara pribadi dan dinas mengucapkan terima kasih kalau memang ada adik untuk membantu membuatkan film atau video singkat lah tentang itu alangkah bagusnya, kami sangat berterima kasih kalau bisa dibantu tentang itu Untuk bagian itu bisa dicari dibagian Lakalantas. ~~SELESAI~~

36 Lampiran 12: Data Lakalantas berdasarkan Usia 158

37 Lampiran 13: Hasil Uji Ahli Isi 159

38 160

39 161

40 Lampiran 14: Hasil Uji Ahli Media 162

41 163

42 164

43 165 Lampiran 15: Hasil Uji Respon Pengguna Uji Respon Pengguna oleh Masyarakat Umum

44 Uji Respon Pengguna oleh Siswa SMAN 1 Sukasada 166

45 167 Lampiran 16: Dokumentasi Penelitian Gambar: Wawancara dengan Unit Dikyasa Satlantas Polres Buleleng Gambar: Kegiatan Uji Ahli Isi 1

46 168 Gambar: Kegiatan Uji Ahli Isi 1 dan 2 Gambar: Kegiatan Uji Ahli Media 1

47 169 Gambar: Kegiatan Uji Ahli Media 2 Gambar: Kegiatan Uji Respon Pengguna Siswa

48 Gambar: Kegiatan Uji Respon Pengguna Masyarakat 170

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN ORISINALITAS BAB II METODE PERANCANGAN Dari beberapa video Motion Graphic yang ada seperti Dumb Ways to Die di produksi oleh McCann Melbourne, kental dengan karakter-karakternya yang unik. Sedangkan Video

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci - Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui arti pedestrian - Kurangnya kesadaran pejalan kaki akan ketersedian

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Tabel Data Perancangan Kesiapan Data No. Rincian Data Sudah Belum 1. Data Objek Perancangan Referensi dan definisi fungsi Trotoar Pelanggaran fungsi Trotoar oleh pengendara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan

Lebih terperinci

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Inspeksi Keselamatan Jalan Tingginya angka lalu lintas, maka salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan melakukan Inspeksi Keselamatan Jalan.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PENYELENGGARAANNYA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Fungsi lampu lalu lintas Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi masyarakat perkotaan dengan mobilitas tinggi, berlalu lintas merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan hampir setiap hari. Aktifitas berlalu lintas di jalan

Lebih terperinci

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS Selamat pagi,pertama tama perkenalkan nama saya charis,saya domisili surabaya,berumur 19 tahun.motivasi saya menulis karena gelisah melihat kondisi lalu lintas kita saat ini.melihat kondisi yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi di kota akan terus berkembang jika pertumbuhan penduduk serta kebutuhannya untuk bergerak atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya semakin meningkat.

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG (ZoSS). Pasal 1 (1) Pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada Zona Selamat Sekolah dilakukan dengan

Lebih terperinci

Visual: Gambarkan jarum jam tangan menunjukkan pukul 8. Referensi animasi: the-walking-dead. Audio:

Visual: Gambarkan jarum jam tangan menunjukkan pukul 8. Referensi animasi:  the-walking-dead. Audio: Page 1 Intro Visual: Gambarkan jarum jam tangan menunjukkan pukul 8. Referensi animasi: http:// www.cabletv.com/ the-walking-dead 1 Pak, mobilnya bisa cepat tidak? Saya harus menghadiri sales meeting jam

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR 2.1 Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci yang akan diambil untuk melakukan proyek animasi ini: 1. Film e-learning yang menjelaskan tentang flight safety untuk para penumpang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1 TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1 Lusi Dwi Putri, 2 Fitridawati Soehardi, 3 Alfian Saleh 1,2,3 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru E-mail:lusidwiputri@unilak.ac.id

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), UULLAJ No 22 Thn 2009 16-05-2010 01:30:47 1. Setiap Orang Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu

Lebih terperinci

Page 1 of 5 KODE ETIK AKSES JIS

Page 1 of 5 KODE ETIK AKSES JIS Page 1 of 5 KODE ETIK AKSES JIS Kode etik akses JIS sudah sesuai untuk semua orang yang mendapat hak istimewa untuk memasuki kampus. Jika tidak bisa memenuhi kriteria yang ada dapat mengakibatkan dibatasi

Lebih terperinci

Tugas Mid Semeter. Membuat Naskah Film Pendek

Tugas Mid Semeter. Membuat Naskah Film Pendek Tugas Mid Semeter Membuat Naskah Film Pendek Oleh : Setyo Wibowo 08.12.3315 S1-SI-5I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Judul : Akhir yang Menyedihkan Sinopsis : Nining 20 tahun, Seorang Mahasiswi di sebuah akademi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bagaimana membuat animasi edukasi yang menarik mengingat banyaknya anak muda yang lebi menyukai animasi yang tidak bersifat edukasi.

Lebih terperinci

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM SIMPANG BER-APILL 1 Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM PENDAHULUAN Lampu lalu lintas merupakan alat pengatur lalu lintas yang mempunyai fungsi utama sebagai pengatur

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat animasi film pendek Rumah Makan Joko & Tito bisa disukai penonton dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS SEPTIAN DWI PRAKOSO Program Studi Teknik Informatika D3, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat CRITICAL CARE UNIT Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat Rabu, 16 Februari 2011 PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN AMBULANS GAWAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa perubahan besar terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus bertambah,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk.

1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk. 1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk. 1 2 3. Pilih button install jika yakin ingin meng-install atau pilih cancel jika

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penggunaan dan Perlengkapan Jalan Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 21 ayat 1 disebutkan setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas. Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN PARKIR KENDARAAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAMBUAN SEMENTARA SELAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN

PETUNJUK PERAMBUAN SEMENTARA SELAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN PETUNJUK PERAMBUAN SEMENTARA SELAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN NO. 003/T/BNKT/1990 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Jalan merupakan salah satu instrument prasarana penghubung dari daerah yang satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun 2009 Jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Menurut Nasution (1996) transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Umum Jalur sepeda adalah jalur lalu lintas yang khusus diperuntukan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ALAT PENGENDALI LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

Lebih terperinci

Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL)

Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL) Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL) Saka Bhayangkara Polres Bantul 2012 ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL) Alat pemberi isyarat lalu lintas berfungsi untuk mengatur

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 002 O Persimpangan jalan 003 X Permukaan jalan yang menonjol 004 O Turunan berbahaya 005 O Jembatan sempit 006 O Bundaran 007 X alan sempit 008 O Rel kereta api

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PENETAPAN TANDA-TANDA/PERLENGKAPAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN NASIONAL, JALAN PROPINSI YANG BERADA DALAM IBU KOTA

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN RAMBU LALU LINTAS, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali. Sesampainya dirumah, Ilham bergegas menghidupkan komputer dan langsung mengirimkan pesan kepada orang yang memberinya note sesuai dengan isi notenya, bahwa Ilham harus mengirimkan pesan setelah menerima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data

Lebih terperinci

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN. memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia,

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN. memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia, 47 BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Sinopsis Trailer Trailer promosi animasi dimulai dari bola dunia di luar angkasa memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia, lalu masuk

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa sanksi pidana denda yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa dengan mudah disampaikan tentunya secara efektif dan menarik.

Lebih terperinci

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Tujuan Komunikasi Video animasi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini bertujuan untuk melakukan perubahan pada pola permainan anak-anak pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN BAB II METODOLOGI PERANCANGAN 2.1. Tujuan & Manfaat Perancangan 2.1.1. Tujuan Perancangan Sebelum penulis menentukan tujuan dari proses perancangan nantinya, penulis melakukan langkah awal dengan melihat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A. Karakteristik kecelakaan berdasarkan beberapa klasifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Alternatif Desain Logo. Wawancara Petugas Pemadam Kebakaran. Nama : Bp.Suryo Husodo Jabatan : 3B-Penata Muda tingkat II

LAMPIRAN. Alternatif Desain Logo. Wawancara Petugas Pemadam Kebakaran. Nama : Bp.Suryo Husodo Jabatan : 3B-Penata Muda tingkat II LAMPIRAN Alternatif Desain Logo Wawancara Petugas Pemadam Kebakaran Nama : Bp.Suryo Husodo Jabatan : 3B-Penata Muda tingkat II Pemadam kebakaran itu apa pak? Pemadam kebakaran adalah petugas penolong dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK TEKNIK LALU LINTAS KEGIATAN EKONOMI SOSBUD POL KAM PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK PERGERAKAN ALAT ANGKUTAN LALU LINTAS (TRAFFICS) Rekayasa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Video animasi dokumenter yang akan dibuat merupakan dua buah episode dari satu serial video animasi yang sama. Serial video dipilih karena video animasi yang akan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA W A L I K O T A S A M A R I N D A Menimbang

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

NASKAH FILM GHOBER SANG PEMBALAP LIAR

NASKAH FILM GHOBER SANG PEMBALAP LIAR NASKAH FILM SANG PEMBALAP LIAR TUGAS FILM KARTUN OLEH : Estya Andreas Adi Putra ( 11.21.0633 ) 11 S1 TT-01 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 SANG PEMBALAP LIAR Written

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2006 T E N T A N G MARKA JALAN, RAMBU LALU LINTAS DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS JALAN DALAM KOTA PANGKALPINANG DENGAN

Lebih terperinci

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa. Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health

Lebih terperinci

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG ISBN: 978-979-792-636-6 TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG Nadra Mutiara sari, Oktaviani 2, Ali Novia 3,,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara Menurut Khisty dan Lall (2005) pengemudi yang baik tidak harus memiliki keahlian khusus. Uji fisik dan psikologis dapat dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, MENIMBANG : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas perlengkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perlintasan Sebidang Jalan Tata Bumi Selatan ialah jalan kelas III, dengan fungsi jalan lokal sekunder yang menghubungkan antara kegiatan nasional dengan pusat kegiatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR 0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat kepadatan jalan raya cukup padat. Masyarakat yang semula menjadi pelanggan setia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit. 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta dengan menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta dimana SMP

Lebih terperinci