BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang akan dilakukan. Dasar-dasar yang akan digunakan tidak terbatas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang akan dilakukan. Dasar-dasar yang akan digunakan tidak terbatas"

Transkripsi

1 View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UMM Institutional Repository 10 BAB II LANDASAN TEORI Menurut Darmadi (2011:45), landasan teori atau sering disebut studi kepustakaan adalah dasar-dasar acuan yang erat kaitannya dengan masalah penelitian yang akan dilakukan. Dasar-dasar yang akan digunakan tidak terbatas dari satu sumber saja tetapi dapat dicari dari berbagai sumber yang kemudian disusun dalam bab tersendiri yaitu bab kedua. Bab ini membahas tentang konsepkonsep teori-teori dalam tiga subbab yang menjadi landasan dalam penelitian ini, diantaranya kajian teori, kajian penelitian yang relevan dan kerangka berfikir 2.1 Kajian Teori Subbab ini membahas tentang pembelajaran IPA SD, hakikat belajar, prestasi belajar pada pembelajaran IPA dan penambahan jam pelajaran Pembelajaran IPA SD Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Majid (2005:136), menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Hamalik (2008:25), berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa. bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson

2 11 plan) berikut persiapan perangkat kelengkapan antara lain berupa alat peraga dan alat alat evaluasinya. Berdasarkan pendapat di atas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi ttentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Suyitno (2007:7), menjelaskan bahwa pada prinsipnya mempelajari IPA merupakan salah satu cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan serta membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan dan penyusunan teori, agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan.

3 Pengertian IPA dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti saya tahu. Dalam bahasa inggris kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Ilmuan IPA banyak yang memberikan definisi IPA. Perkataan science atau sains adalah pengetahuan dimana pernyataan ini berlaku luas dalam pengunaannya sehari-hari, jadi pengertian sains tidak terdiri dari semua kumpulan-kumpulan pengetahuan yang terpisah-pisah melainkan terdiri dari kumpulan pengetahuan yang terorganisir secara sistematik. Ada beberapa definisi dari para ahli tentang IPA. Menurut Susanto (2013:167), sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta mengunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Iskandar (2001:02), mengungkapkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi alam. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pengertian IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh melalui pengaaman, melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengajuan gagasan-gagasan menurut kurikulum 1994 (Parijo,2008). Sedangkan mata pelajaran IPA merupakan program untuk

4 13 menanamkan dan mengembangkan pengetahuan ketrampilan, sikap, ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran IPA SD/MI memiliki ruang lingkup. Sapriati dkk (2009:8) mengemukakan bahwa ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1) Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi cair, padat dan gas 3) Energi dan perubahanya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA merupakan suatu pembelajaran ilmu alam yang memiliki ruang lingkup seperti makluk hidup dan kehidupannya, benda atau materi, energi dan perubahannya, bumi serta semestanya, sehingga memberikan pengetahuan secara nyata kepada siswa Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang di kimia, biologi dan fisika. Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standart Pendidikan (BSNP,2006), dimaksudkan untuk: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, keteraturan alam ciptaan-nya.

5 14 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Mengembangkan ketrampilan proses utuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran IPA SD menekankan siswa untuk mampu berfikir ilmiah, mampu menjadi manusia yang melestarikan alam serta lebih menekannkan pada pengalaman belajar siswa, agar siswa mampu mengatasi situasi yang nyata pada kehidupan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA SD Berdasarkan Kurikulum KTSP Materi untuk mata pelajaran IPA kelas V semester 1 dan 2 sesuai yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

6 15 Tabel 2.1.Kurikulum IPA Kelas V Semester 2 Standar kompetensi Makluk Hidup dan Proses Kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan 2 Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan 3 Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia 1.2 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan 1.4 Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia 1.5 Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup 3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup Benda dan Sifatnya 4 Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses Energi dan Perubahanya 5 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

7 16 6 Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Bumi dan Alam Semesta 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapuka 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) Sumber : Silabus KTSP materi IPA siswa kelas V Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dipaparkan tersebut, standart kopetensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah materi kelas V semester 2 yaitu pada materi energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta Hakikat Belajar Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Menurut Arsyad (2011:3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Syah (2006:63), menjelaskan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan

8 17 bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan lelah, jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Slameto (2010:02), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri tingkah laku dalam belajar sebagai berikut. 1) Perubahan secara Sadar Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurangkurangnya ia akan merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Kontinu dan Fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis, satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam Belajar yang Bersifat Positif dan Aktif Perubahan-perubahan dalam belajar senatiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumya. Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan, semakin banyak dan semakin baik pula perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu itu sendiri. 4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat meneta

9 18 5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarh kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan Mencangkup seluruh Aspek Tingkah Laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasinya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap. Ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan segala sesuatu yang dilakukan dapat berupa memahami (mengerti), merasakan dan melakukan sesuatu, untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Tujuan Belajar Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Sadirman (2011:21), mengungkapkan sistem lingkungan belajar terdiri atau dipengaruhi oleh beberapa komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan

10 19 yang dilakukan serta sarana prsarana belajar mengajar yang tersedia. Mengenai tujuan-tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional, yang bisa dinamakan intructional effect, biasanya terbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa menghidupi suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Secara umum tujuan belajar ada 3 jenis yaitu: 1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan Pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar 2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu ketrampilan, ketrampilan yang bersifat jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga akan menitik beratkan pada ketrampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan ketrampilan rohani tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan

11 20 penghayatan dan ketrampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Ketrampilan dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian ketrampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru 3) Pembentukan Sikap Pembentukan sikap, mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, untuk itu dibutuhkan kecapakan dalam pengarahan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa mengunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena itu guru tidak sekedar pengajar tetapi sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya Prinsip-prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat dalam proses pembelajaran. Selain itu prinsip-prinsip belajar juga dapat menunjang peningkatan hasil belajar. Slameto (2002:27-28), berpendapat bahwa terdapat empat prinsip-prinsip belajar yaitu: 1) Berdasarakan Prasyarat yang Diperlukan untuk Belajar Belajar adalah perubahan tingkah laku, dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional. Selanjutnya belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional. Belajar

12 21 perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuan berekplorasi dan belajar dengan efektif. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya 2) Sesuai Hakikat Belajar Proses belajar kontinu, maka harus dilaksanakan tahap demi tahap menurut perkembangannya. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan 3) Sesuai Materi atau Bahan yang Dipelajari Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap penyajiannya. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan introksional yang dicapainya 4) Syarat Keberhasilan Belajar Belajar merupakan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenan. Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian, ketrampilan dan sikap itu mendalam pada siswa Prestasi Belajar pada Pembelajaran IPA Kemampuan intlektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi, untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Syaiful (2012:23) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

13 22 mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. e. Winkel (dalam Ruri Astuti 2011: 22), berpendapat bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dari beberapa pengertian tentang prestasi belajar di atas dapat disimpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat pemahaman yang dimiliki siswa dalam menerima, dan menolak informasi dalam proses belajar mengajar, serta merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam setiap mata pelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar yang dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kopetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Prestasi belajar IPA adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh melalui proses interaktif dalam pembelajaran IPA antara peserta didik dengan lingkungannya dan dapat diukur langsung dengan tes Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor yang mempengaruhi belajar juga akan mempengaruhi prestasi belajar. Slameto (2010:54), mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua faktor, yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. faktor-faktor tersebut antara lain:

14 23 Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu atau faktor internal didalam belajar antara lain faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1) Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa. faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasgusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Keadaan cacat tubuh juga termasuk hal yang mempengaruhi belajar seorang siswa. siswa yang cacat belajarnya juga akan teganggu. Cacat tubuh berupa kebutaan, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. 2) Faktor Psikologi Terdapat tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar seorang siswa. Faktor-faktor tersebut adalah: intelgensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 1) Intelgensi merupakan kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa. 2) Perhatian mempengaruhi belajar siswa, karena jika bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak menarik perhatian siswa, maka siswa enggan untuk memperhatikan atau mempelajari pelajaran yang disampaikan. 3) Minat memiliki pengaruh besar terhadap belajar, apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik bagi siswa

15 24 terhadap pelajaran yang dipelajari. 4) Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajar akan lebih baik, karena siswa yang memiliki bakat dalam pelajaran tersebut akan lebih senang dan lebih giat dalam belajar. 5) dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau siswa memiliki motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar. 6) Kematangan merupakan suatu fase pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. Kecakapan sangat berpengaruh dalam belajar. Belajar akan lebih berhasil jika seseorang sudah siap (matang). 7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi tanggapan atau bereaksi. Siswa yang akan belajar harus memiliki kesiapan agar hasil belajarnya akan lebih baik. 3) Faktor Kelelahan Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari kelelahan dalam belajarnya. Secara umum, kelelahan dapat dibagai menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani.kelelahan jasmani biasanya terlihat dari kecenderungan seseorang untuk membaringkan tubuhnya. Kelelahan jasmani disebabkan karena terjadi kekacauan subtansi sisi pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan untuk kelelahan rohani, dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan. Kelelahan rohani terjadi karena beban pikiran. Akibatnya minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

16 25 Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1) Faktor Keluarga Faktor eksternal pertama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. a) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Pendidikan keluarga adalah pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan pendidikan bangsa, negara dan dunia. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. b) Relasi antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi erat kaitannya dengan cara orang tua mendidik. Baik atau tidaknya relasi antar anggota dapat dilihat dari cara orang tua mendidik. c) Suasana Rumah Suasana rumah adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok akan menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau.

17 26 d) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan pakaian juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, buku, pensil dan lain-lainnya. Fasilitas belajar ini hanya dapat dipenuhi jika keluarga memiliki cukup uang. e) Pengertian Orang Tua Anak yang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar hendaknya tidak diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak juga mengalami lemah semangat sehingga orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan. f) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu perlu ditanamkan kebiasaankebiasaan yang baik pada anak agar anak semangat dalam belajar. 2) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar berupa metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. a) Metode Mengajar Metode mengajar adalah cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam megajar, cara-cara mengajar dan serta cara belajar haruslah setepattepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.

18 27 b) Kurikulum Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. kurikulum yang kurang baik dapat mempengaruhi belajar siswa. kurikulum yang tidak baik misalnya kurikulum yang tidak sesuai dengan bakat,minat dan di atas kemampuan siswa. c) Relasi Guru dengan Siswa Relasi guru dengan siswa merupakan unsur utama dalam proses belajar mengajar di sekolah. Karena melalui proses belajar mengajar, anak didik tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, dan keadaan ini tentu saja banyak dipengaruhi oleh guru dalam mengajar dan terutama menjalin hubungan baik dengan siswanya. d) Disiplin Sekolah Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di peepustakaan. e) Alat Pelajaran Alat pelajaran adalah alat yang digunakan untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan

19 28 pelajaran yang diajarkan. Mengunakan alat pelajaran yang baik dan lengkap dapat membantu guru mengajar dengan baik, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan dapat belajar dengan baik pula. f) Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Waktu belajar disekolah yang kurang tepat dapat mempengaruhi belajar siswa. siswa akan mengalami kesulitan belajar seperti sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi belajar yang kurang baik untuk kegiatan pembelajaran. g) Standar Pelajaran di Atas Ukuran Perkembangan psikis dan kepribadian siswa berbeda-beda sehingga membuat penguasaan siswa terhadap materi juga berbeda pula. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. h) Keadaan Gedung Kondisi gedung yang kurang baik serta kapasitas siswa yang terlalu banyak sehingga gedung tidak cukup menampung siswa untuk belajar juga berpengaruh pada kegiatan belajar siswa. akibatnya siswa tidak merasa nyaman dengan kondisi yang ada. i) Metode Belajar Cara belajar yang tepat dan efektif akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. juga dalam pembagian waktu belajar. Siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang bail, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat.

20 29 j) Tugas Rumah Waktu belajar bagi siswa selain disekolah juga di rumah. Pemberian tugas oleh guru kepada siswa juga berpengaruh dalam belajar. Waktu belajar terutama di sekolah, disamping untuk belajar waktu di rumah dapat digunakan untuk kegiatan lain. Siswa yang mendapat banyak tugas dari guru tidak akan memiliki waktu untuk melakukan kegiatan lain di rumah. 3) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor-faktor dalam masyarakat dapat berupa: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Dimyani dan Mudjiono (2006:3), menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut. 1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) meliputi: a) Sikap terhadap belajar b) Motivasi belajar c) Konsentrasi belajar d) Mengolah bahan belajar e) Menyimpan perolehan hasil belajar f) Mengali hasil belajar yang tersimpan g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar h) Rasa percaya diri siswa i) Intelgensi dan keberhasilan belajar j) Kebiasaan belajar

21 30 k) Cita-cita siswa. 2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa ) meliputi: a) Guru sebagai pembina siswa belajar b) Prasarana dan sarana pembelajaran c) Kebijakan penilaian d) Lingkungan sosial siswa di sekolah e) Kurikulum sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal ( faktor yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal ( faktor yang berasal dari luar diri siswa). faktor-faktor yang mempengaruhi pada kegiatan belajar siswa juga akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa Tinjauan Tentang Penambahan Jam Pelajaran Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan nyata, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang pesat pula. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan peningkatan kegiatan pembelajaran di sekolah. Pengadaan jam pelajaran tambahan berfungsi untuk mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan. (Kamdikbud, 2014) mengatakan penambahan jam belajar ini filosofinya adalah untuk menambah volume pengetahuan siswa sekaligus pembentukan karakter. Semakin lama siswa berada di

22 31 sekolah dan berada di bawah pengawasan guru, semakin banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh. SD yang diteliti dalam penelitian ini masih menggunakan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana dalam kurikulum tersebut tidak ada penambahan jam pelajaran pada umumnya. Akan tetapi untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V, SD tersebut melakukan kebijakan penambahan jam pelajaran IPA yang dilaksanakan pada hari selasa selama 60 menit. Sebagai perbandingan, kurikulum 2013 mengisyaratkan adanya penambahan jam pelajaran di semua jenjang pendidikan. Kebijakan penambahan jam ini dimaksudkan agar guru memiliki waktu yang lebih leluasa. untuk mengelola dan mengembangkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau mengembangkan pembelajaran yang aktif beserta proses penilaiannya. Untuk jenjang Sekolah Dasar, dengan adanya kebijakan penambahan jam pelajaran ini, kelas 1, 2 dan 3 masing-masing memiliki beban belajar sebanyak 30, 32 dan 34 jam. Sedangkan untuk kelas 4,5 dan 6 masing masing 36 jam setiap minggunya dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya adalah 35 menit (Sudrajat, 2013). Guru dalam melakukan penambahan jam pelajaran ini, mau tidak mau harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan menjadikan siswa aktif sehingga dapat mengkonstruksikan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu mereka kuasai. Selain itu guru juga harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan agar siswa merasa betah dalam melakukan proses belajar. Jika semua ini dapat terpenuhi maka penambahan jam pelajaran tidak akan menurunkan semangat belajar siswa, bahkan malah bisa meningkatkan prestasi belajar siswa

23 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian penelitian releven dengan penelitian ini adalah penelitian dari Astuti (2013) dengan judul skripsi Pengaruh Penambahan Jam Belajar Kelas Ungulan Terhadap Pengamalan Nilai Disiplin Siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Astuti adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi berjumlah 90 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat, hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat dan signifikan antara penambahan jam belajar kelas unggulan terhadap pengamalan nilai disiplin siswa di SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Ini berarti semakin baik penambahan jam belajar kelas unggulan maka semakin positif dalam pembentukan pengamalan nilai disiplin siswa. 2. Berdasarkan analisis data variabel X penambahan jam belajar kelas unggulan bahwa sebanyak 51 orang atau 56,7% masuk dalam kategori berpengaruh, sehingga dapat dikatakan bahwa kebaikan sekolah cukup memenuhi standar untuk melaksanaan penambahan jam belajar. Berdasarkan analisis data variabel Y dapat dikatakan bahwa sebanyak 43 orang atau sekitar 47,8% masuk dalam kategori berpengaruh sehingga dapat dikatakan bahwa pengamalan nilai disiplin siswa di sekolah tersebut sudah baik. Penelitian lain yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitan dari Christella (2013) dengan judul skripsi Hubungan Antara Persepsi Tentang Jam Pelajaran Tambahan dan prestasi Belajar Siswa Kelas Unggulan dan Reguler di SMP Laboraturium Universitas Negeri Malang. Jenis penelitian yang digunakan

24 33 dalam penelitian chirstella adalah deskriptif korelasional dan komparatif dengan populasi berjumlah 162 orang untuk siswa reguler dan 16 untuk siswa unggulan. Sampelnya berjumlah 110 untuk siswa kelas reguler dan 16 untuk siswa kelas unggulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpel random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan instrumen angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, korelasi, product moment dan analisis uji beda t test untuk sampel yang tidak berhubungan. Hasil penelitian menujukan: 1) Tingkat persepsi tentang jam pelajaran tambahan siswa kelas unggulan termasuk dalam klasifikasi tinggi 2) Tingkat persepsi tentang jam pelajaran tambahan kelas reguler termasuk dalam klasifikasi tinggi 3) Tingkat prestsi belajar siswa kelas unggulan termasuk dalam klasifikasi baik 4) Tingkat prestasi belajar siswa kelas reguler termasuk dalam klasifikasi cukup 5) Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi jam pelajaran tambahan dan prestasi belajar siswa kelas unggulan 6) Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang jam pelajaran tambahan dan prestasi belajar siswa kelas reguler 7) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara jam pelajaran tambahan siswa kelas unggulan dan reguler 8) Ada perbedaan signifikan antara persepsi belajar siswa kelas unggulan dan reguler di SMP Laboratorium UM.

25 34 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dijelaskan sebagai berikut. 1. Penelitian Astuti (2013) yaitu penelitian yang digunakan Astuti adalah deskripsi kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa angket. Pokok permasalahan dalam penelitian Astuti yaitu adakah pengaruh penambahan jam belajar kelas unggulan terhadap pengamalan nilai disiplin siswa di SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo Tahun Pelajaran 2012/ Penelitian Christella (2013) yaitu penelitian yang digunakan Christella adalah deskriptif korelasional dan komparatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simpel random sampling dan teknik pengumpulan data dalam Christella mengunakan instrumen angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, korelasi, product moment dan analisis uji beda t test untuk sampel yang tidak berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas pokok permasalahan dalam penelitian Christella adalah hubungan antara persepsi tentang jam pelajaran tambahan dan prestasi belajar siswa kelas unggulan dan reguler di SMP laboraturium Universitas Negeri Malang. 3. Sedangkan penelitian ini mengunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumtasi serta angket. Pokok permasalahannya dalam penelitian ini adalah kurang maksimalnya prestasi belajar pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini akan meliahat nilai rata-rata UTS semester gangsal 2016 siswa kelas V SD yang melakukan penambahan jam pelajaran dan SD yang tidak melakukan

26 35 penambahan jam pelajaran melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPA serta penyebaran angket untuk mengetahui persepsi siswa. 2.3 Kerangka Berfikir Siswa-siswi sekolah dasar di Indonesia masih banyak yang menganggap bahwa pelajaran IPA adalah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Padahal IPA adalah mata pelajaran yang penting karena merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang Sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari stadart yang diharapakan (Susanto, 2013:165). Karena dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan, IPA menjadi mata pelajaran yang tidak diminati oleh siswa. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA cendurung kurang maksimal. Berdasarkan uraian masalah di atas, untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakuakan penambahan jam pelajaran IPA. Hal ini telah dilakukan oleh SD Pnggungrejo 01 Kepanjen. Diharapkan dengan adanya penambahan jam pelajaran IPA, prestasi belajar IPA siswa akan naik atau membaik. Akan tetapi pada kenyataannya apakah dengan adanya penambahan jam pelajaran IPA secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Apakah justru sebaliknya, dengan adanya penambahan jam

27 36 pelajaran siswa semakin jenuh, sehingga penambahan jam pelajaran ini akan menjadi suatu yang sia-sia dan hanya menambah beban belajar siswa? Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh penambahan jam pelajaran ini perlu diadakan penelitian dengan cara membandingkan nilai-nilai yang diperoleh siswa setelah diadakannya penambahan jam pelajaran IPA ini dengan nilai-nilai siswa dari SD lain yang tidak melakukan penambahan jam pelajaran. Penambahan jam pelajaran ini dikatakan efektif jika adanya peningkatan prestasi belajar IPA siswa secara berarti. Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 2.1 (Analisis Program Penambahan Jam Pelajaran terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Panggungrejo 01 Kepanjen) Penambahan Jam Pelajaran IPA (varabel X) Prestasi Belajar IPA (variabel Y) Pelaksanaan Program Penambahan Jam Pelajaran Penambahan Jam Belajar IPA Persepsi siswa tentang penambahan jam pelajaran IPA Ada peningkatan prestasi belajar siswa Tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa

28 37 Sehubungan hal di atas, terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan jam pelajaran IPA, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program penambahan jam pelajaran IPA terhadap prestasi belajar IPA, yaitu dengan rumusan masalah bagaiamana pelaksanaan penambahan jam pelajaran IPA kelas V di SDN panggungrejo 01 Kepanjen, bagaimana prestasi belajar IPA siswa kelas V setelah mengikuti penambahan jam pelajaran IPA adakah peningkatan atau tidak, serta bagaimana persepsi siswa tentang penamabahan jam pelajaran IPA.

29 38

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU. PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran Secara umum pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan atau kelas dengan melibatkan antara guru dan murid untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ADI SUNGKAWA A54B090021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang 45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Pemahaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1 Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik (Djamarah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Picture and Picture Picture and picture adalah suatu metode pemelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurut menjadi urutan logis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb) yang dikemukakan oleh Poerwadarminta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha),

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau dimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menentukan peradaban suatu bangsa itu ditunjang oleh sumber daya manusia yang akan terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang berkualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran merupakan persiapan kita di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak yang ditentukan oleh orang tuanya. Oleh

Lebih terperinci

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar IPA SD 2.1.1 Pengertian Belajar IPA SD Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran Menurut Sulistyorini (2007: 39) Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang 10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam A. Latar Belakang Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Aktivitas Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa. Dalam proses tersebut, guru memberikan bimbingan dan menyediakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci