PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR"

Transkripsi

1 PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nabilah NIM : PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

2 PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nabilah NIM : PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M ii

3 iii

4 iv

5 v

6 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nabilah NIM : Jurusan Fakultas Kelas : Hukum Ekonomi Syariah : Agama Islam : B Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut: 1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini. 3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran. Makassar, 24 Syawal 1441 H 16 Juni 2020 M Yang Membuat Pernyataan Nabilah NIM vi

7 ABSTRAK Nabilah Pengaruh Labelisasi Halal pada Kemasan Produk Makanan Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil di Kota Makassar. Dibimbing oleh H. Muchlis Mappangaja dan Fakhruddin Mansyur. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang dilakukan di Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh label halal terhadap pendapatan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Makassar. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu X 1 label halal dan X 2 produk makanan sebagai variabel independen dan Y pendapatan sebagai variabel dependen. Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Least Square (PLS) yaitu metode berbaris keluarga regresi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel label halal memiliki pengaruh yang signifikan karena nilai t hitung = > dari t tabel = terhadap variabel produk makanan, variabel label halal berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung = > dari pada nilai t tabel = terhadap variabel pendapatan. Sedangkan hubungan antara variabel produk makanan tidak berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung = < dari pada nilai t tabel = variabel pendapatan. Kata Kunci : Label halal, Produk Makanan dan pendapatan vii

8 ABSTRACT Nabilah Effect of halal labeling on food product packaging on micro and small business revenues in Makassar City. Supervised by H. Muchlis Mappangaja and Fakhruddin Mansyur. This type of research is quantitative study, conducted in Makassar City. This study aims to determine how the influence of labels on the income of micro and small business actors in Makassar City. In this study consisted of three variabels, namely X 1 Halal label and X 2 food product as an independent variable and Y income as the dependent variable. The total sample in this Study in this study amounted to 63 people. Data collection is done by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore, the data obtained are then processed through the Partial Least Square (PLS) method, which is a family regression line method. The results of this study prove that the halal label variable has a significant effect because the value of tcount = > from the table = to the food product variable, the halal label halal variable has a significant effect with the count = > than the table = on income variable. While the relationship between the variabels of food product has no signification effect with the t-values = < than the value of the table = income variable. Keyword : Halal label, Food product and income viii

9 KATA PENGANTAR Alhamdulillah rabbil alamin, puji dan syukur senantiasa teriring dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam san shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah di jalan-nya. Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil. Ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Drs. H. Mawardi Pewangi,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam 3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah, dan para dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Fakhruddin Mansyur, SE I., ME I, selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini. ix

10 5. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Minggu dan Ibu Hj. Amrida, yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberikan dorongan moril maupun materil selama saya menempuh pendidikan. 6. Sahabat penulis Fatiha, Rahma, Rinawati dan teman-teman HES B angkatan 016 yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena prnulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin. Makassar, 29 Syawal 1441 H 21 Juni 2020 M Penulis Nabilah x

11 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii BERITA ACARA MUNAQASYAH... iv HALAMAN PERSETUJUAN... v SURAT PERNYATAAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori Pengertian Label Halal Labelisasi Halal Kemasan (Packaging) Produk Makanan Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil B. Kerangka Pikir C. Kerangka Konseptual D. Hipotesis xi

12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Objek Penelitian C. Variabel Penelitian D. Definisi Operasional Variabel E. Populasi dan Sampel F. Instrumen Penelitian G. Teknik Pengumpulan Data H. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pikir Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Gambar 4.1 Sumber : LPPOM MUI Kota Makassar Gambar 4.2 Sumber : Kemenag RI Gambar 4.3 Model Specification xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skala Likert Tabel 4.1 Label Halal Tabel 4.2 Produk Makanan Tabel 4.3 Pendapatan Tabel 4.4 Overview Tabel 4.5 Redudancy Tabel 4.6 Chronbachs Alpha Tabel 4.7 Latent Variable Corelation Tabel 4.8 R Square Tabel 4.9 Ave Tabel 4.10 Communality Tabel 4.11 Total Effects Tabel 4.12 Composite Reability Tabel 4.13 Outer Loadings (Mean,STDEV, T-Values) Tabel 4.14 Overview Tabel 4.15 Cross Loadings Tabel 4.16 Laten Variable Corelations Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean,STDEV, T-Values) Tabel 4.18 R Square xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah masyarakat yang menganut agama Islam sebagai agama mayoritas, hal ini didasarkan pada data sensus penduduk terakhir yaitu Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai jiwa (87,18%). 1 Sebagai Negara dengan presentase penduduk muslim yang besar, umat Islam dalam mengkonsumsi makanan dan minuman terikat dengan ajaran agama Islam yang mengharuskan terpenuhinya persyaratan makanan untuk dikonsumsi yaitu makanan tersebut harus halal. Dasar yang digunakan untuk menunjukkan keharusan mengonsumsi makanan dan minuman dan binatang yang halal. Dalam firman Allah SWT (Qs. Al-Maidah/5:88) 2 و ك ك وا م م ا وس وص و ك كا م كا و و ا ل ا و ي ا ل ا ا ووج م ك وا م واوا م مز ا و نح ك نا م ما ك ن م ك ووا Terjemahannya : Dan Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah Rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya. 3 Pada ayat ini Allah memeritahkan kepada hamba-nya agar mereka makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-nya kepada mereka. 1 Badan Pusat Statistik.2010 Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut, Official Website Badan Pusat Statistik Indonesia, (23 November 2019) 2 Arrezia, Nadya Pengaruh Sertifikat Halal terhadap Peningkatan Penjualan UMKM Jasaboga Kota Bogor, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. (24 November 2019) 3 Departemen Agama RI. 1

16 2 Halal disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan baik adalah dari segi kemanfaatannya yaitu yang mengandung manfaat dan mashlahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, proteindan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan. Prinsip halal dan baik ini hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani. 4 Banyak cara yang harus dilakukan dalam upaya pemilihan produk makanan salah satunya dengan mencari informasi yang terdapat pada atribut produk. Atribut produk menjadi unsur-unsur yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembeli. Melalui atribut produk, konsumen dapat memperoleh jawaban apakah yang dibeli sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. 5 Atribut yang dimaksud sebagai media informasi konsumen untuk memperoleh kepercayaan terhadap produk adalah label halal. Label halal yang terdapat pada kemasan produk akan mempermudah konsumen untuk mengindentifikasi suatu poduk. 6 Perkara halal juga ditinjau dari segi hukum positif. Peraturan pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan atas Undang-Undang No. 33 tahun 2014 tentang Jaminan produk Halal (JPH). Dampak dari Undang-Undang 4 (10 Desember 2019) 5 F. Ginting, Manajemen Pemasaran, (Bandung: CV Yirama Widya,2011), h Ibid, h.66

17 3 tersebut menjadikan sertifikat halal yang sebelumnya bersifat tidak mengikat kini bersifat mengikat secara hukum. Penerapan aturan wajib bersertifikat halal berlaku seluruh produk baik barang atau jasa. Permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Salah satu wewenang BPJPH adalah menerbitkan dan mencabut sertifikat halal dan label halal pada produk. Dalam melaksanakan wewenangnya BPJPH bekerja sama dengan Lembaga Pemeriksaan Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Salah satu sektor yang berhubungan dengan produksi makanan ialah sektor UMKM. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) bukan merupakan sektor yang asing lagi bagi Indonesia. Sektor ini sudah mulai berkembang pesat dan memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dari data Kementerian Negara Koperasi dan UKM menunjukkan 99,85% usaha yang ada di Indonesia berupa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). Jadi hanya 0,15% berupa perusahaan yang berstatus korporasi. Keberadaan UKM yang berdampak dengan besarnya tenaga kerja yang dapat diserap merupakan hal positif bagi perekonomian Indonesia. 7 Produk makanan dapat memberikan peluang bisnis pada UMKM. Karena makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan demikian usaha produk makanan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pelaku UMKM. Kesadaran para pelaku usaha UMKM untuk mencantumkan label halal pada produknya adalah kewajiban. Hal ini karena Peraturan Pemerintah Nomor 31 7 Dharmawati Made, Kewirausahaan, (Depok : Rajawali Pers, 2016), h.106.

18 4 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis lebih dalam mengkaji dan meneliti tentang seberapa besar pengaruh labelisasi halal yang diwajibkan oleh pemerintah kepada semua perusahaan produk makanan khususnya Usaha Mikro dan Kecil terhadap pendapatan pelaku usaha dengan judul: Pengaruh Labelisasi Halal pada Produk Makanan Kemasan terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro dan kecil di Kota Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat diketahui bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mewajibkan semua pelaku usaha untuk memilki sertifikat halal baik itu produk barang atau jasa. Maka penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Apakah variabel label halal berpengaruh terhadap variabel Produk Makanan? 2.Apakah variabel produk makanan berpengaruh terhadap variabel pendapatan? 3. Apakah variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah : 1. Untuk mengetahui variabel label halal berpengaruh terhadap variabel produk makanan

19 5 2. Untuk mengetahui variabel produk makanan terhadap variabel pendapatan 3. Untuk mengetahui variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pembelajaran dalam bentuk teori, dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Penulis Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk menambah pengalaman dibidang penelitian, menambah pemahaman mengenai judul yang menjadi fokus penelitian, dan sebagai alat untuk mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan ekonomi syariah yang diperoleh selama kuliah. b. Penulis Selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengembangan selanjutnya.

20 6 c. Pelaku Usaha Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha untuk memproduksi produk halal.

21 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pengertian Label Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk yang pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai memuat informasi tentang produk yang ada di dalamnya sebagai keterangan/penjelasan dari produk yang dikemas. Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan adalah sebagai berikut : 8 a. Nama Produk Nama produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang terdapat di dalam kemasan misalnya dodol, keripik pisang, keripik singkong dan lain sebagainya. b. Cap/Trade mark bila ada Suatu usaha sebaiknya memiliki cap atau trade mark atau merek dagang. Cap berbeda dengan nama produk dan bias tidak berhubungan dengan produk yang ada di dalamnya misalnya dodol nanas cap panda, Kecap Ikan cap Wallet, dan sebagainya. 8 Dharmawati, Made. Kewirausahaan. (Depok : Rajawali Pers, 2016), h

22 8 c. Komposisi/daftar bahan yang digunakan Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan uang menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan komposisi bahan penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau bahan yang paling banyk digunakan sampai yang terkecil. d. Netto atau volume bersih Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan bobot atau volume produk yang sesungguhnya. e. Nama pihak produksi Nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang membuat atau mengolah produk makanan tersebut. f. Distributor atau pihak yang mengedarkan bila ada Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu seperti pengepak atau importir bila ada. g. Nomor Registrasi Dinas Kesehatan Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan dinyatakan aman dikonsumsi. h. Kode Produksi Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut.

23 9 i. Keterangan kadaluwarsa Keterangan kadaluwarsa adalah keterangan yang menyatakan umur produkyang masih layak untuk dikonsumsi. j. Logo halal Untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI harus mencantumkan logo halal dengan nomor sertifikasinya. k. Keterangan lainnya selain yang telah diuraikan diatas masih ada lagi keterangan lain yang perlu dicantumkan dalam label kemasan makanan yang bermaksud memberi petunjuk, saran, atau lainnya demi keamanan konsumen. l. Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan mudah dibaca, tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau gambar lainnya. m. Jumlah warna yang digunakan banyaknya warna yang digunakan dalam label akan berpengaruh terhadap biaya cetak, semakin banyak warna yang digunakan, tentunya akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. n. Jenis cetakan yang dikehendaki Desain yang kita buat akan dicetak pada media apa? plastik, kertas, aluminium, foil, atau lainnya.

24 10 Gitosudarmo (2012:199) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa hal terkait dengan label, seperti fungsi label dan beberapa macam label. Berikut penjelasannya : 9 Fungsi Label, yaitu : a. Label mengidentifikasi produk atau merek b. Label berfungsi menggolongkan produk c. Sebagai alat promosi Label dapat dibedakan tiga macam yaitu : a. Brand Label (Label Merek) Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand (merek) Contoh : pada tepi kain tertera tulisan TETERON, TETREX b. Grade Label (Label Mutu) Grade Label adalah label yang menunjukkan tingkatan mutu (kualitas) tertentu dari suatu produk Contoh : Pada oli kendaraan dengan brand name MESRAN ada yang memakai tambahan kata SUPER. Tambahan kata super disini adalah grade label. Jadi super menunjukkan tingkatan mutu. c. Descriptive Label / Imformative Label (Label Deskriptif) Descriptive Label adalah label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja, dari suatu produk dan sebagainya. 9 Ejournal. dap_perilaku_pembelian_produk_bahan_pangan_oleh_masyarakat_muslim (24 November 2019)

25 11 2. Halal Kata halal berasal dari bahasa arab yang berarti melepaskan dan tidak terikat secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. 10 و ك ك وا م م ا وس وص و ك كا م كا و و ا ل ا و ي ا ل ا ا ووج م ك وا م واوا م مز ا و نح ك نا م ما ك ن م ك ووا : Terjemahannyaاا Dan Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah Rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya. 11 Pada ayat ini Allah memeritahkan kepada hamba-nya agar mereka makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-nya kepada mereka. Halal disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan baik adalah dari segi kemanfaatannya yaitu yang mengandung manfaat dan mashlahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, proteindan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan. Prinsip halal dan baik ini hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018), h Depertemen Agama RI. 12 Ibid

26 ا) 12 Ketentuan mengkonsumsi produk halal juga tercantum dalam hadits Rasulullah SAW yaitu : م ن ا و ن مذا ماوا ن ن و موا ن ما و م ن رشا وس م وا كا و ن ك و ا و واا:ا وع م ن كثا وس كع واا و ما و ما و م ا كا و و ن ما و وع م وا و ك كاا:ا) إ م مواو نا وح و واا و ي ا وإ م مواو نا وح وشو وما و ي ا و و ن و ك و ا ك ك ن س ا ك نح و م و ت ا وا و ن و ك ك م ا وث م ش ا م و اوا م مط اف و و ماوج م و اوا ن ك و متا ف و و مذاو نعح و ن وش واا م مذ م ما و م نش م م ا و و ن ا و و وعاف م اوا ن ك و متا و و وعاف م او نا وح وشو مما و ا مشو م ا و نش و ا و ن وااو نا مح و ا ك مش ككا و نوا و نشج و وعاف م م ا و وا وإ م مواا م ك يلا و م ركا م ا ل ا و وا وإ م موا م و ا ما و وح مس ك ك ا و وا وإ م مواف م او نا وج وغ مذا ك نض وغةا لاإ م وروا و و وح نثا و و وحاو نا وج وغ كذا ك ن ك ا وإ م ورواف و وغ وذ نتاف و وغ وذاو نا وج وغ كذا ك ن كا و وا و مه واو نا و ن كبا((.اس وها.وا خ س ا غ ا هزواافظا غ Dari Abu Abdillah Nu man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata : saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda : Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaanya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memilki larangan dan larangan Allah adalah apa yang dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh dan ketahuilah bahwa dia adalah hati.(hr. Al-Bukhari dan Muslim). Hadits ini menjelaskan perkara-perkara yang halal, yang haram, maupun yang syubhat (samar). Juga menjelaskan hal-hal yang dapat merusak ataupun memperbaiki hati. Hadits ini juga merupakan pijakan untuk senantiasa bersikap wara yakni meninggalkan perkara-perkara yang samar Yayasan Lajnah Istiqomah, Majalah As-Sunnah Edisi Dua, (Solo,2007)

27 13 Produk makanan dan minuman halal yang sesuai dengan ajaran Islam adalah : 14 a. Tidak mengandung babi, dan bahan yang berasal dari babi b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih menurut tata cara Islam d. Semua tempat penyimpanan dan transportasi tidak boleh digunakan untuk babi dan/ atau barang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara Islam e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar Dalam firman Alla SWT (Qs. Al Maidah/5:3) ك يش و نثا و و ن ك كاو نا و نح وة كا ووا مذ كما وا و نح كاو نا مخ ن مض مشا و و ا ك مه ملاا م وغ ن مشا م ما م ما وو نا ك ن وخ م وة كا وو نا و ن ك ورة كا وو نا كح و وش يد وة كا ووا م مط وحة كا و و ا و و ولاوا مغ ك كعاإ م م ا و ا ور م نح ك نا و و ا كر م وحا و و ا وا ن كص مبا و و نواج و نغح و ن مغ ك وا م ن ل و نص و مما ا ور ا م ك ناف م نغق ا او نا و ن وما وئ م وظاوا م مز و ا وف و كش وا م ن ا مد م ك ناف و و اج و نخ و ن ه ك نا وو نخ و ن موا او نا و ن وما و ن و ن كثاا و ك نا مد و ك نا و و نج و ن كثا و و ن ك نا م ن وح م ا و وس م كثاا و ك كاو ن ل م نع و وما مد ا ل ا اف و و ماو ن ط ك مشاف م ا و نخ و وص رةا وغ ن وشا كح و وج م رفا ن ر ا اف و م موا م وا وغف ك س اا وس م ا م ل م Terejemahannya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging, babi, (daging heewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih utuk berhala, dan diharamkan juga mengundi nasib dengan (anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk h Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018),

28 14 (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka ddan takutlah kepada-ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyanyang. Dalam ayat ini dijelaskan makanan-makanan yang diharamkan yaitu : a. Bangkai, yaitu binatang yang mati tanpa disembelih. Diantara hikmah diharamkan bangkai antara lain karena bangkai itu mengandung kuman yang sangat membahayakan kesehatan disamping keadaannya menjijikan. b. Darah, yaitu darah yang mengalir keluar dari tubuh hewan, karena disembelih atau lain-lainnya. Hikmah diharamkan darah itu antara lain, karena mengandung kuman dan zat-zat kotor dari tubuh dan sukar dicernakan. c. Daging babi, termasuk semua anggota tubuhnya. d. Hewan yang disembelih dengan menyebut atau mengagungkan nama selain Allah, seperti menyebut nama berhala. Hikmah haramnya ialah karena mempersekutukan Allah e. Hewan mati tercekik. Banyak pendapat menerangkan tentang apa yang dimaksud dengan mati dalam keadaan tak berdaya. Hikmah haramnya sama dengan hikmah haramnya bangkai f. Hewan mati dipukul, yaitu hewan yang mati dipukul dengan benda keras atau dengan benda berat. Hikmah haramnya menurut sebagian pendapat karena darahnya tidak keluar sehingga merusak dagingnya. g. Hewan mati karena jatuh dari tempat yang tinggi seperti jatuh dari atas bukit masuk kedalam jurang. Hikmah haramnya sama dengan bangkai.

29 15 h. Hewan mati karena ditanduk oleh hewan lain. Hikmahnya sama dengan bangkai i. Hewan yang mati diterkam binatang buas. Hikmahnya sama dengan bangkai, kalau masih sempat disembelih maka hukumnya halal. j. Hewan yang disembelih untuk berhala, sebagaimana yang diperbuat oleh arab pada zaman jahiliah yang menyembelih hewan dekat berhala-berhala yang jumlahnya 360, terdapat disekitar Ka bah. Hikmah haramnya adalah karena perbuatan ini termasuk mempersukutukan Allah. Selanjutnya diterangkan tentang haramnya mengundi nasib dengan anak panah, seperti yang dilakukan oleh orang Arab pada masa jahiliah, yaitu dengan mengambil tiga anak panah yang belum ada bulu, salah satu anak panah itu ditulis dengan perkataan : Nahani rabbi (Tuhanku melarangku), sedang anak panah yang ketiga tidak tertulis apa-apa. Anak panah itu disimpan didalam Ka bah. Jika mereka bermaksud mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, mereka minta tolong kepada penjaga Ka bah mencabut salah satu dari ketiga anak panah tersebut dan melaksanakan apa yang tertulis pada anak panah yang diambil itu. Kalau terambil anak panah yang tidak ditulis apa-apa maka undian diulangi lagi. Perbuatan ini dilarang karena mengandung syirik atau tahayyul dan khufarat. Dalam hal ini menurut ajaran Rasulullah SAW bila hendak memilih salah satu dari kedua pekerjaan yang sama pentingnya atau memilih diantar melaksanakan atau tidak sholat istikharah dua rakaat. Kalau undian biasa (qur ah) yang tidak mengandung kefasikan atau tahayyul dan khufarat, tidaaklah diharamkan, seperti undian

30 16 untuk mengambil salah satu bagian dari dua tumpukan yang sudah diusahakan sama banyaknya, siapa yang berhak dari masing-masing tumpukan itu lalu diadakan qur ah (undian). Selanjutnya diterangkan bahwa pada haji wada orang-orang kafir telah putus asa dalam usahanya untuk mengalahkan agama Islam. Oleh karena itu kaum Muslimin tidak boleh merasa takut kepada mereka tetapi hendaklah takut kepada Allah. Selanjutnya dalam ayat ini dijelaskan lagi tentang sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW dan bagi seluruh umat Islam, bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam dan telah mencukupkan nikmat-nya, serta telah ridha agama Islam menjadi agama umat manusia. Kemudian pada akhir ayat ini diterangkan, bahwa orang-orang yang terpaksa makan-makanan yang diharamkan Allah karena lapar tanpa niat untuk berbuat dosa, dibolehkan asal dia makan seperlunya saja, sekedar mempertahankan hidup. Sesungguhnhya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang Labelisasi Halal Pengaturan penggunaan halal di Indonesia, memiliki dua hal yang saling terkait yaitu sertifikasi halal dan labelisasi. Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk yang sesuai dengan syariat Islam melalui pemeriksaan yang terperinci oleh LPPOM MUI. Sertifikat halal 15

31 17 ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang (Badan POM). Sedangkan labelisasi adalah perizinan pemasangan kata halal pada kemasan produk dari suatu perusahaan oleh Badan POM. Izin pencantuman label halal pada kemasan produk makanan yang dikeluarkan oleh Badan POM didasarkan rekomendasi MUI dalam bentuk sertifikasi halal MUI, sertifikasi ini dikeluarkan oleh MUI berdasarkan hasil pemeriksaan LP POM MUI. 16 Labelisasi membantu konsumen untuk mengetahui sifat dan bahan produk, sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk memilih berbagai produk yang saling bersaing. Informasi inilah yang dibutuhkan konsumen pada produk halal, dengan informasi yang jelas, konsumen dapat menentukan pilihannya untuk mengonsumsi produk halal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 yang terdapat dalam pasal 2 ayat 1 bahwa produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. 17 Dengan itu, Indonesia saat ini memiliki regulasi yang khusus untuk melindungi konsumen muslim untuk mendapatkan produk halal. Jaminan produk halal, sebagaimana dimaksud dala UUJPH adalah kepastian hukum terhadap kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan serifikat halal. Dengan demikian, produk halal dimaknai dengan produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. h Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018), 17 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

32 18 Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH) merupakan tanggung jawab Negara, bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan JPH. Untuk melaksanakan jaminan produk halal tersebut, UUJPH mengamanatkan pembentukan BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara institusional pelaksanaan jaminan poduk halal merupakan kewenangan Menteri Agama dan kewenangan tersebut didelegasikan kepada BPJPH. Untuk penyelenggaraanya, BPJPH dapat membentuk perwakilan di daerah. Kewenangan BPJPH sebagai berikut : 18 a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH c. Menerbitkan dan mencabut Sertifikasi Halal dan Label halal pada produk d. Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada produk luar negeri e. Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi produk halal f. Melakukan akreditasi terhadap Lembaga Pemeriksaan Halal (LPH) g. Melakukan Sertifikasi Auditor Halal h. Melakukan pengawasan terhadap JPH i. Melakukan pembinaan Auditor Halal, dan j. Melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH. Untuk melaksanakan kewenangannya, BPJPH bekerja sama dengan : 18 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2016), h.120.

33 19 a. Kementerian dan / atau lembaga terkait Kementerian atau lembaga terkait ini antara lain kementerian atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perindustrian, perdagangan, kesehatan, pertanian, standarisasi dan akreditasi, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah, serta pengawasan obat dan makanan. 19 b. LPH (Lembaga Pemeriksaan Halal) Kerja sama BPJPH dengan LPH untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kehalalan produk. LPH didirikan oleh pemerintah atau masyarakat, dan mempunyai kesempatan yang sama untuk membantu BPJPH melakukan pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk. Pendirian LPH tersebut, harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu : 20 1) Memiliki kantor sendiri dan perlengkapannya 2) Memiliki akreditasi dari BPJPH 3) Memiliki Auditor Halal paling sedikit tiga orang 4) Memiliki laboratorium atau kesepakatan kerjasama dengan lembaga lain yang memiliki laboratorium 5) LPH yang didirikan oleh masyarakat, LPH harus diajukan oleh lembaga keagamaan Islam berbadan hukum Auditor halal diangkat dan diberhentikan oleh LPH. Setiap auditor halal harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : 21 1) Warga Negara Indonesia 2) Beragama Islam 19 Ibid, h Ibid, h Ibid, h.122.

34 20 3) Berpendidikan paling rendah sarjana strata satu di bidang pangan, kimia, biokimia, tekhnik industri, biologi, atau farmasi 4) Memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk menurut syariat Islam 5) Mendahulukan kepentimgan umat diatas kepentingan pribadi dan golongan 6) Memperoleh sertifikat dari MUI Auditor halal bertujuan untuk menjalankan tugas : 22 1) Memeriksa dan mengkaji bahan yang digunakan 2) Memeriksa dan mengkaji pengolahan produk 3) Memeriksa dan mengkaji sistem penyembelihan 4) Meneliti lokasi produk 5) Meneliti peralatan ruang produksi dan penyimpanan 6) Memeriksa pendistribusian dan penyajian produk 7) Memeriksa sistem jaminan halal pelaku usaha 8) Melaporkan hasil pemeriksaan dan/ atau pengujian kepada LPH Dengan demikian selain kontrol dan pengawasan LPH terhadap auditor halal, karena LPH yang mengangkat dan memberhentikan auditor. Terdapat juga kontrol dan pengawasan halal yang dilakukan oleh MUI yang bekerjasama dengan BPJPH. 22 Ibid,h.122.

35 21 c. MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kerjasama BPJPH dengan MUI sebagai wadah musyawarah para ulama, zuama dan cendekiawan muslim, untuk : 23 1) Melakukan sertifikasi terhadap Auditor Halal 2) Menetapkan kehalalan produk berdasarkan fatwa halal tertulis 3) Melakukan akreditasi terhadap LPH 4) Menerbitkan fatwa haram terhadap sumber bahan produk Kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria jaminan produk halal, dirumuskan dan ditetapkan oleh BPJPH. Sebelum mengajukan permohonan sertifikat halal, pelaku usaha wajib : 24 1) Memberikan informasi secara benar, jelas dan jujur 2) Memisahkan lokasi tempat dan alat pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian antara produk halal dan tidak halal 3) Memiliki penyelia halal 4) Melaporkan perubahan komposisi bahan kepada BPJPH Sertifikat halal adalah pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI. 25 Berikut merupakan tata cara memperoleh sertifikat halal berdasarkan UU No 33 Tahun 2014 pada bab v terdiri atas 8 bagian, yaitu : Ibid, h Ibid, h Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal 1 ayat Zulham,Op.Cit,h.126.

36 22 a. Pengajuan permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara tertulis kepada BPJPH dengan melengkapi dokumen, sebagai berikut : 1) data pelaku usaha 2) nama dan jenis produk 3) daftar produk dan bahan yang digunakan 4) proses pengolahan produk b. Penetapan LPH memeriksa dan menguji kehalalan produk, paling lama dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja, terhitung sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap. c. Pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk dilakukan oleh Auditor Halal. Di lokasi usaha pada saat proses produksi, dan dapat dilakukan di laboratorium. Pelaku usaha wajib memberikan informasi kepada Auditor Halal. LPH menyerahkan hasil pemeriksaan dan pengujian kepada BPJPH. Untuk selanjutnya hasil pemeriksaan dan pengujian disampaikan BPJPH kepada MUI untuk memperoleh penetapan kehalalan produk. d. Penetapan kehalalan produk dilakukan oleh MUI dalam sidang Fatwa Halal, dengan mengikutsertakan pakar, unsur kementerian atau lembaga, dan instansi terkait. Sidang fatwa Halal memutuskan kehalalan produk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, sejak MUI menerima hasil pemeriksaan dan pengujian produk dari BPJPH. Keputusan penetapan halal produk tersebut ditandatangani oleh MUI, dan disampaikan kepada BPJPH untuk menjadi dasar penerbitan sertifikat halal

37 23 e. Penerbitan sertifikat halal oleh BPJPH paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Fatwa Halal produk diterima MUI. Penerbitan Sertifikat Halal tersebut wajib dipublikasikan oleh BPJPH. Jika sidang Fatwa Halal menyatakan bahwa suatu produk tidak halal, maka BPJPH mengembalikan permohonan sertifikat halal kepada pelaku usaha disertai dengan alasan. f. Label halal ditetapkan oleh BPJPH yang berlaku nasional. Bagi pelaku usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal, wajib mencantumkan Label Halal pada kemasan produk yang mudah dilihat dan dibaca, tidak mudah dihapus, dilepas, dan dirusak. g. Pembaharuan Sertifikat Halal masa berlaku Sertifikat Halal selama 4 (empat) tahun, kecuali terdapat perubahan komposisi bahan. Sertifikat Halal wajib diperpanjang paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya berakhir. Setiap orang terlibat dalam penyelenggaraan proses JPH, wajib menjaga kerahasiaan formula yang tercantum dalam informasi yang diserahkan oleh pelaku usaha. h. Pembiayaan Sertifikat Halal dibebankan kepada pelaku usaha yang mengajukan permohonan sertifikat halal, namun untuk pelaku usaha mikro dan kecil, biaya sertifikat halal dapat di fasilitasi oleh pihak lain. 27 Terkait dengan pengelolaan keuangan lembaga penyelenggaraan, UU JPH menetapkan bahwa pengelolaan keuangan BPJPH menggunakan pengelolaan Keuangan Layanan Umum (BLU) 27 Ibid,h.127.

38 24 4. Kemasan (packaging) Menurut kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan dengan perencanaan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. 28 Fungsi dan peranan kemasan dalam usaha pengelolaan makanan : 29 a. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produsen ke konsumen. b. Sebagai pelindung, kemasan diharapkan dapat melindungi produk yang ada didalamnya. c. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan yang baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan d. Memudahkan penyimpanan e. Sarana informasi dan promosi 5. Produk Makanan Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar sebagai daya tarik, akuisisi, atau konsumsi yang biasa memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. 30 Menurut Kotler (2002) menyatakan berdasarkan wujudnya produk dapat diklasifikasikan barang dan jasa. 31 a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga dapat dilihat, diraba, atau disentuh, dirasa, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. 28 Dharmawati, Made. Kewirausahaan. (Depok : Rajawali Pers, 2016), h Ibid, h Ibid, hal Djaelani Firdaus, Islamic Marketing Manajement, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2017),h.92.

39 25 b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan, yang ditawarkan untuk dijual atau digunakan oleh pihak lain, misalnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel, dan sebagainya. 6. Pendapatan Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (Usaha atau sebagainya). 32 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba. 33 Pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepadaa pelanggan untuk barang dan jasa yang dijual. 34 Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan. 35 Dalam praktiknya jenis-jenis pendapatan terdiri dari dua jenis yaitu : a. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan b. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan. 36 Faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut : 32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustka, 2008) hal BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima, (Jakarta : Salemba Empat, 2009), hal Ibid 36 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan Menengah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal.24

40 26 1) Produk Salah satu tugas utama manajemen penjualan adalah desain produk yaitu mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang diperlukan desain produk dengan akibat dari keluhan para pelanggan. 2) Harga Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. 3) Distribusi Perantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi. 4) Promosi Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama menginformasikan, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar memilih program yang diberikan perusahaan Usaha Mikro dan Kecil a. Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 38 Kriteria Usaha Mikro sebagai berikut : 37 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, cetakan ke-5 (Salemba Empat, 2010) hal Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 1

41 27 1). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau 2). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). 39 b. Usaha Kecil Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang ini. 40 Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut : 1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau 2). Memilki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pasal 6 Ayat 1 40 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 2 41 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pasal 6 Ayat 2

42 28 8. Theory of Planned Behavior Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (Taylor and Todd,1995). Theory od Reasoned Action (TRA) adalah sebuah model untuk mempredksi minat dan perilaku. Model ini mencakup prediksi minat dan perilaku dari sikap dan norma subyektif. Model TRA memiliki keterbatasan dalam memprediksi minat dalam memprediksi minat dan perilaku konsumen karena konsumen tidak memiliki control atas kehendak perilaku mereka. Padahal tidak sepenuhnya semua perilaku manusi terjadi atas kehendak sendiri. Oleh karena itu, model Theory of Planned Behavior (TPB) diusulkan untuk memperbaiki keterbatasan ini. Icek Ajsen mengembangkan TRA menjadi TPB dengan menambahkan prediksi dari persepsi control perilaku. Jadi TPB mencakup prediksi dari sikap, norma subyektif, dan persepsi control perilaku (Taylor and Todd, 1995). Penelitian lebih lanjut berjudul dilakukan oleh Soesilowati (2010). Penelitiam Soesilowati berkaitan juga dengan perilaku konsumen muslim dalam mengkonsumsi makanan halal, dengan respondennya adalah masyarakat muslim di Banten-Jawa Barat. Hasil penelitian yang juga mengadaptasi TPB ini menghasilkan temuanya bahwa produk halal bagi masyarakat Banten menjadi prioritas pilihan yang utama untuk mengkonsumsi produk.

43 29 B. Kerangka Pikir Al-Qur an QS. Al-Maidah : 88 QS. Al-Maidah : 3 As-Sunnah HR. Bukhari dan Muslim tentang syubhat Studi Teoritik 1. Label adalah bagian produk berupa keterangan baik gambar maupun kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan penjual 2. Halal adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama Islam 3. Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh masyarakat ( baik perorangan maupun perusahaan) Studi Rumusan Masalah Hipotesis Analisis Kuantitatif Studi Empirik Menurut Iranita (2012) dengan adanya labelisasi halal semakin meningkat pula peluang memutuskan pembelian produk tersebut,serta semakin tinggi keputusan pembelian maka semakin meningkat nilai penjualan. Menurut Dewi (2013) terdapat pengaruh antara label halal dan keputusan pembelian pada produk makanan dan keberadaan label halal pada makanan dapat memberikan nilai positif dan memiliki peluang besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Skripsi 1. Pengembangan Ilmu 2. Manfaat karya ilmiah 3. Motifasi penelitian lanjutan 4. Kesimpulan dan 5. rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka Pikir

44 30 C. Kerangka Konseptual Merek (X 1 ) BPJPH (X 2 ) Syariah (X 3 ) Label Halal (α) Produktivitas (Y 1 ) Pendapatan ( ) Hasil penjualan (Y 2 ) Pelanggan Tetap (Y 3 ) Produk Makanan (β) Halal (x 4 ) Pengelolaan (x 5 ) Kualitas (x 6 ) Keterangan : Variabel Indikator Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

45 31 D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. 42 Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan hipotesis dari penelitian ini, yaitu : 1. Diduga, variabel label halal berpengaruh terhadap variabel produk makanan 2. Diduga, variabel produk makanan berpengaruh terhadap variabel pendapatan 3. Diduga, variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendap 42 Kountur, Roni. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi 2. (Jakarta : PPM,2007).h.89

46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari pelaku usaha kecil dan mikro di Kota Makassar dengan menggunakan skala likert dari skor 1 sampai 5 berdasarkan data-data yang diperoleh dari pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Makassar. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode pendekatan penelitian secara kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk mengkaji hipotesis yang telah ditetapkan. 43 B. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar. Objek Penelitian ini adalah pelaku Usaha Mikro dan Kecil di Kota Makassar. Alasan mengapa Kota ini menjadi lokasi penelitian karena di Kota Makassar terkenal dengan jajanan kulinerya. 43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),h.8. 32

47 33 Selanjutnya kantor LPPOM MUI juga berada di Kota Makassar dan memudahkan pelaku usaha yang berada di Kota Makassar untuk mengurus sertifikat halal. C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab pada variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas diantaranya Label Halal (α) dan Produk Makanan (β). Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan keberadaan variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel lain atau bebas dari ada atau tidaknya variabel lain. 2. Variabel terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang keberadaanya dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pendapatan (γ). Dinamakan variabel terikat karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi variebel lain, yaitu dipengaruhi variabel bebas. D. Defenisi Operasional Variabel Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel :

48 34 1. Variabel label halal adalah label yang memuat keterangan halal dengan standar halal menurut agama Islam Variabel produk makanan adalah makanan dari hasil proses dan pengolahan tertentu yang menghasilkan produk yang lebih awet dan mudah didistribusikan. 3. Variabel pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba. 45 E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Suhasimi Airkunto adalah keseluruhan objek yang diteliti. 46 Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kota Makassar. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih sebanyak 80 orang yang menjadi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Makassar. 2. Sampel Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi. 47 Maka dari itu dari sampel dari penelitian ini adalah sebagian pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di Kota Makassar sebanyak 75 Orang. Pada saat penelitian berlangsung menggunakan Rumus slovin, sebagai berikut : 44 Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza, Program Sosialisasi Label Halal /Sertifikat Halal Pada Produk Makanan Siap Saji, (Lampung: LP2M Raden Intan Lampung, 2014)h BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal Suharsimi, Airkunto.Prosedur Penelitian. (Jakarta:Rineka Cipta 2010),h Umar, Husain.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2001), h.136.

49 35 Rumus Slovin : n = N (1+ N) n = 75 1+(0.05) 2 (75) = 75 1,1875 = 63 Responden Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Tingkat error (5%) F. Instrumen Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung objek yang diteliti, yang berupa angket. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu yang dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, dan data statistic maupun internet. Selain itu data juga dapat diperoleh dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia diperusahaan seperti literature, company profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa alat yang mendukung dalam melakukan penelitian ini, yaitu : handphone, alat tulis, serta kamera.

50 36 G. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data sebagai bahan penelitian digunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang langsung lingkungan kerja dan kinerja pegawai atau hal-hal yang ia ketahui. 48 Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti melalui jawaban responden mampu memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mempunyai derajat yang tinggi. Jumlah pernyataan yang ada, diambil dari masing-masing indikator variabel. Baik indikator independen maupun variabel dependen. Angket diberikan langusung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor 1-5. Jawaban responden berupa pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu : Table 3.1 Skala Likert ALTERNATIF JAWABAN JAWABAN SKOR Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 48 Suriayani dan Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam (Cet : 1 Jakarta : Kencana, 2015), hal. 132

51 37 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2. Observasi Obeservasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut Dokumentasi Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data melalui metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. 50 Dokumentasi ini di gunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. H. Tekhnik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Smart PLS.2 0M3. Partial Least Square (PLS) adalah suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Word untuk menciptakan dan pembangunan model dan metode untuk ilmu-ilmu social dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. PLS memiliki asumsi penelitian bebas distribusi (Distriburion-Free), artinya data penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal). 49 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Perhitungan Manual dan SPSS, (Cet : 1 Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013), h Suharsimi Airkunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta 2010),h.149.

52 38 PLS merupakan pengembangan metode alternative dari Structural Equation Modelinh (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan antara variabel yang kompleksitas namun ukuran sampel datanya yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memilki ukuran sampel data maksimal 100. PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikatorindikatorny. PLS didefenisikan oeh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan konstrak yang lain sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan indikator-indikatornya. Konstrak terbagi menjadi dua yaitu konstrak eksogen dan konstrak endogen. Konstark eksogen merupakan konstrak penyebab, konstrak yang dipengaruhi oleh konstrak lainnya. Konstrak endogen adalah efek dari konstrak eksogen. PLS dapat bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya yang bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada model hubungan yang bersifat reflektif saja Imam Ghozali, HengkyLatan, Partial least Square, Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris, (Semarang:2015),h. 17.

53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Tentang LPPOM Pembentukan LPPOM MUI didasarkan atas mandat dari pemerintah atau Negara agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan aktif dalam meredakan kasus lemak babi di Indonesia pada tahun LPPOM MUI didirikan pada tanggal 6 Januari 1989 untuk melakukan pemeriksaan dan sertifikasi halal. Untuk memperkuat posisi LPPOM MUI menjalankan fungsi sertifikasi halal, maka pada tahun 1996 ditandatangani nota kesepakatan kerjasama antara Departemen Agama, Departemen Kesehatan, dan MUI. Nota kesepakatan tersebut kemudian disusul dengan penerbitan Keputusan Menteri Agama (KMA) 518 tahun 2001 dan KMA 519 tahun 2001, yang menguatkan MUI sebagai lembaga sertifikasi halal serta melakukan pemeriksaan atau audit, penetapan fatwa, dan menerbitkan sertifikat halal. Dalam proses dan pelaksanaan sertifikat halal. LPPOM MUI melakukan kerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sejumlah Perguruan-Perguruan Tinggi di Indonesia antara lain Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Muhammmadiyah Dr. Hamka, Universitas Djuanda, UIN, 39

54 40 Universitas Wahid Hasyim Semarang, serta Universitas Muslim Indonesia Makassar. Sedangkan kerja sama dengan lembaga telah terjalin dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN, Kadin Indonesia Komite Timur Tengah, GSI Indonesia dan Research in Motion (Blackberry). Khusus dengan Badan POM sertifikat halal MUI merupakan persyaratan dalam pencantuman label halal dalam kemasan untuk produk yang beredar di Indonesia. Kini, dalam usianya yang ke 28 tahun, LPPOM MUI semakin menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga sertifikasi halal yang kredibel, baik di tingkat Nasional maupun Internasional. Sistem sertifikasi dan sistem jaminan halal yang dirancang serta diimplementasikan oleh LPPOM MUI telah pula diakui bahkan juga diadopsi oleh lembaga-lembaga sertifikasi halal luar negeri, yang kini mencapai 42 lembaga dari 23 Negara Visi dan Misi LPPOM MUI a. VISI Menjadi lembaga sertifikasi halal terpercaya di Indonesia dan dunia untuk memberikan ketentraman bagi umat Islam serta menjadi pusat halal dunia yang memberikan informasi, solusi, dan standar halal yang diakui nasional dan internasional diakses pada hari Sabtu tanggal 9 April 2020

55 41 b. MISI 1) Menetapkan dan mengembangkan standar halal dan standar audit halal. 2) Melakukan sertifikasi produk pangan, obat, dan kosmetika yang beredar dan dikonsumsi masyarakat. 3) Melakukan edukasi halal dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa mengkonsumsi produk halal. 4) Menyediakan informasi tentang kehalalan produk dari berbagai aspek secara menyeluruh. 3. Lokasi Kantor Lppom Mui Provinsi Sulawesi Selatan Alamat : Kampus I Universitas Islam Negeri Alauddin, Jalan Sultan Alauddin No. 63 Makassar Telepon : Fax : lppommuisulsel06@yahoo.com. 4. Struktur Pengurus Lppom Mui Provinsi Sulawesi Selatan a. Tajuddin Abdullah, ST,Mkes. (Direktur). b. Drs.H.Jamaluddin Saleh, BcHk. (Wakil Direktur I Kesektariatan). c. Nurmayani, S.Si,Apt. (Wakil Direktur II Auditing). d. Drh. Wahyu Suhadji (Wakil Direktur III Sosialisasi). e. Andi Mutiah Anwar, ST (Kabid. Administrasi). f. Ir. Suparwo (Kabid. Keuangan). g. Ernawati, S.Si (Kabid. Administrasi). h. Arniati Samalia, S.Si,M.Kes (Kabid. Sistem Jaminan Halal) i. Raudhatul Jannah Syarief,STP (Kabid. Sosialisasi dan Pembinaan AHI). j. M. Rusdi, S.Si,M.Si,Apt (Kabid.Promosi Produk Halal).

56 42 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis yang diperoleh dari pengaruh labelisasi halal pada kemasan produk makanan terhadap pendapatan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Makassar dan diolah dengan menggunakan model Smart PLS Deskripsi Hasil Penelitian a. Label halal Tabel 4.1 Label Halal No Indikator Pernyataan Responden X1 ( Merek ) X2 ( BPJPH) X3 ( Syariah) Kesimpulan : X1 = untuk indikator (merek) yang memiliki kategori setuju sebanyak 56 responden atau 88.88%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal. X2 = untuk indikator (BPJPH) yang memiliki kategori setuju sebanyak 28 responden atau 44.44%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal. X3 = untuk indikator (Syariah) yang memiliki kategori setuju sebanyak 37 responden atau 58.73%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal.

57 43 b. Produk Makanan Tabel 4.2 Produk Makanan No Indikator Pernyataan Responden X4 (Halal) X5 ( Pengelolaan) X6 ( Kualitas) Kesimpulan X4 = untuk indikator (halal) yang memiliki kategori setuju sebanyak 32 responden atau %. Indikator ini mampu memengaruhi variabel produk makanan. X5 = untuk indikator (pengelolaan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 53 responden atau 84.12%. indikator ini mampu memengaruhi variabel produk makanan X6 = untuk indikator (kualitas) yang memiliki kategori setuju sebanyak 45 responden atau 71.42%. indikator ini mampu memengaruhi variabel produk makanan. c. Pendapatan Tabel 4.3 Pendapatan No Indikator Pernyataan Responden Y1 (Produktivitas) Y2 ( Hasil Penjualan) Y3 ( pelanggan Tetap)

58 44 Kesimpulan : Y1 = untuk indikator (produktivitas) yang memiliki kategori setuju sebanyak 31 responden atau %. Indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan. Y2= untuk indikator (hasil penjualan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 38 responden atau 60.31%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan. Y3= untuk indikator (Pelanggan tetap) yang memiliki kategori setuju sebanyak 47 responden atau 74.60%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan. 3. Uji Validasi dan Reliability Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability dengan nilai diatas 0.70 (>0.70) Label halal 0.71 > 0.70 jadi data tersebut reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan nilai (0.05) digunakan 0.41 > 0.05 sangat valid. Pendapatan 0.89 > 0.70 jadi data tersebut reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan nilai (0.05) dugunakan 0.8 > 0.05 sangat valid. Produk makanan nilai 0.66 < 0.70 jadi data tersebut sangat reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha (0.05) digunakan 0.3 > 0.05 sangat valid. 4. Uji Model Spesification a. Measurement Model Specification Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean (rata 2 ) hasil idification yang terdiri dari X 1 sampai X 3 untuk variabel Label halal, X 4 sampai X 6 untuk variabel produk makanan. Terlihat dari olah data menunjukkan pada variabel Label Halal adalah X 1 rata 2 >5, X 2 rata 2 >4, X 3 rata 2 >5. Pada variabel

59 45 produk makanan X 4 rata 2 > 4, X 5 rata 2 > 5, X 6 rata 2 >5. Pada variabel peningkatan pelayanan adalah Y 1 rata 2 >5, Y 2 rata 2 >5, dan Y 3 rata 2 >5. b. Manifest Variabel Score (Original) 1) Variabel Label Halal (α) 2) Variabe Produk Makanan (β) 3) Variabel Pendapatan (γ) Manifest di variabel Label Halal telah diukur dari (X 1 sampai X 3 ), variabel produk makanan telah diukur dari (X 4 sampai X 6 ) dan variabel pendapatan telah diukur dari (Y 1 sampai dengan Y 3 ). Struktur Model Spesification Label Halal (α) H 3 H 1 Pendapatan (γ) Produk Makanan (β) H 2 Gambar 4.3 Model Specification Ini adalah struktur (path Model) model jalur Pengaruh variabel (α) terhadap variabel (β), variabel (β) terhadap variabel (γ) dan variabel (α) terhadap variabel (γ). Partial Lear Square, untuk diketahui.

60 46 Kriteria quality. Dapat dilihat dari : Overview Redudancy Cronbach Alpha Laten Variable Correlations R Square AVE Communality Total Effects Composite Reliability Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui Smart Partial Least Square (Smart-PLS M3) Tabel 4.4 Overview LABEL HALAL AVE Composite Reliability R Square Cronbachs Alpha PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Communality Redundancy Label Halal Pendapatan Produk Makanan

61 47 Tabel 4.5 Redudancy Redundancy LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Tabel 4.6 Chronbachs Alpha LABEL HALAL Cronbachs Alpha LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Tabel 4.7 Latent Variabel Corelations LABEL HALAL PENDAPATAN PENDAPATAN PRODUK MAKANAN 1 PRODUK MAKANAN Tabel 4.8 R Square R Square LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN

62 48 Tabel 4.9 AVE AVE LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Tabel 4.10 Communality Communality LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Tabel 4.11 Total Effects LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Tabel 4.12 Composite Reliability Composite Reliability LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN

63 49 Tabel 4.13 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) X1 <- LABEL HALAL X2 <- LABEL HALAL X3 <- LABEL HALAL X4 <- PRODUK MAKANAN X5 <- PRODUK MAKANAN X6 <- PRODUK MAKANAN Y1 <- PENDAPATAN Y2 <- PENDAPATAN Y3 <- PENDAPATAN Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics ( O/STERR ) Evaluasi Model Pengukuran Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungn antara konstrak dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu evaluasi terhadap convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validasi, reliabilitas konstrak, dan nilai average variance extracted (AVE). Indikator validitas dapat dilihat dari nilai fakto loading. Bila nilai faktor loading suatu indikator lebih dari 0.5 dan nilai t statistik lebih dari 2.0 maka dapat dikatakan valid. Sebaliknya bila nilai loading

64 50 factor kurang dari 0.5 dan memiliki nilai t statistic kurang dari 2.0 maka dikeluarkan dari model. Semua loading faktor memiliki nilai t statsistik lebih dari 2.0 sehingga jelas memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading variabel label halal X 1 sampai dengan X 3, untuk variabel produk makanan X 4 sampai dengan X 6 dan untuk variabel pendapatan Y 1 sampai Y 3 adalah valid. Syarat jika faktor loading > 0.5 dan nilai t statistic < 2.0 maka dikeluarkan dari model.dan untuk model penelitian tersebut yang dimana : 1. Variabel Label Halal (α) dimana : X 1 ( ) > 0.5 X 2 ( ) > 0.5 X 3 ( ) > Variabel Produk Makanan (β) dimana : X4 ( ) > 0.5 X5 ( ) > 0.5 X6 ( ) > Variabel Pendapatan (γ) dimana : Y 1 ( ) > 0.5 Y 2 ( ) > 0.5 Y 3 ( ) > 0.5 Olah data tersebut menunjukkan faktor loading > 0.5 yang diartikan data sangat akurat (valid).

65 51 Semua loading faktor memiliki nilai t statistik lebih dari 2.0 sehingga jelas memiliki validasi yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading faktor indikator adalah (>2.0) AVE Composite Reliability Tabel 4.14 Overview R Square Cronbach s Alpha Communali ty Label Halal Redundanc y Produk Makanan Pendapatan Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reabilitas konstrak dengan melihat output composite reliability atau cronbac s alpha. Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reliability atau cronbach s alpha lebih dari Dari output berikut menunjukkan konstrak produk makanan dan label halal memiliki nilai cronbach s alpha kurang dengan nilai dan dari nilai 0.7. Tetapi, bila dilihat dari nilai composite reliability, nilai label halal dan produk makanan dan (>0.70) sehimgga tetap dikatakan reliable. Konstrak lainnya memiliki nilai composite reliability dan cronbach s alpha diatas 0.70, pemerikasaan terakhir dari convergent validity yang baik adalah apabila nilai AVE lebih dari 0.5. Berdasarkan table berikut, semua nilai AVE konstruk label halal, produk makanan dan pendapatan memiliki nilai AVE diatas Evaluasi discriminant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat nilai cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan akar AVE.

66 52 Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang mengukur konstraknya haruslah berkorelasi lebih tinggi dengan konstraknya dibandingkan dengan konstrak lainnya. Hasil output cross loading sebagai berikut : Tabel 4.15 Cross Loadings LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN X X X X X X Y Y Y Korelasi X 1, X 2, X 3, konstrak pendapatan adalah , , lebih rendah dari Sama halnya dengan X 4, X 5, X 6. Berdasarkan tabel cross loading diatas, setiap indikator berkorelasi lebih rendah dengan konstarknya masing-masing dibandingkan dengan konstrak lainnya, sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi dengan konstrak akar AVE konstrak. Hasilnya adalah sebagai berikut :

67 53 Tabel 4.16 Latent Variable Correlations LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN LABEL HALAL 1 PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Evaluasi Model Struktural Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) LABEL HALAL -> PENDAPATAN LABEL HALAL -> PRODUK MAKANAN PRODUK MAKANAN -> PENDAPATAN Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics ( O/STERR ) Berdasarkan tabel diatas, untuk variabel label halal terhadap produk makanan (Hipotesis 1) dan variabel label halal dan varibel pendapatan (Hipotesis 3 ) memiliki hubungan yang signifikan karena memiliki nilai t statistik lebih besar dari 2.0. sedangkan untuk variabel produk makanan terhadap pendapatan (hipotesis 2) memilki nilai t statistik dibawah 2.0. Nilai R Square adalah sebagai berikut :

68 54 Tabel 4.18 R Square R Square LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN Nilai R Square Pendapatan adalah Artinya, label halal dan pendapatan secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar 50%. Nilai R Square produk makanan adalah Artinya label halal dan produk makanan secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar 60%. 7. Jawaban Hasil Penelitian 1) Hipotesis 1 : Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel Produk makanan Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal memilki pengaruh besar terhadap variabel produk makanan sebesar Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa t hitung = lebih besar dari t tabel = yang menunjukkan bahwa dari hipotesis 1 diterima karena terdapat pengaruh antara variabel label halal terhadap variabel produk makanan 2) Hipotesis 2 : Variabel produk makanan tidak berpengaruh terhadap variabel pendapatan Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan antara variabel produk makanan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel pendapatan sebesar Sedangkan berdasarkan tabel

69 55 distribusi t menunjukkan bahwa t hitung = lebih kecil dari t tabel = menunjukkan bahwa pada hipotesis 2 ditolak karena terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variabel produk makanan terhadap variabel pendapatan. 3) Hipotesis 3 : Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal memiliki pengaruh besar terhadap variabel pendapatan sebesar Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa t hitung = lebih besar dari t tabel = yang menunjukkan bahwa dari hipotesis 3 diterima karena terdapat pengaruh antara variabel label halal terhadap variabel pendapatan. Penelitian ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Iranita (2012),menurut Dewi (2013) dan menurut Soesilowati (2010). Hasil penelitian mereka dengan model yang diadaptasi dari kerangka Theory of Planned Behavior tersebut secara umum menunjukkan secara serempak maupun parsial sikap, norma subyektif dan persepsi control perilaku mampu berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada suatu produk halal.

70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel produk makanan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal dapat memengaruhi produk makanan. Hal ini menunjukkan bahwa label halal pada produk makanan dapat melindungi konsumen muslim terhadap produk makanan yang tidak halal. Serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen untuk mengkonsumsi produk makanan dan minuman. 2. Variabel produk makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal tidak memengaruhi variabel pendapatan. Tidak berpengaruhnya produk makanan terhadap pendapatan karena terdapat persaingan antar produk 3. Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal dapat memengaruhi variabel pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya label halal pada produk makanan dapat menarik perhatian konsumen sehingga dapat mempengaruhi pendapatan pelaku usaha. 56

71 57 B. Saran 1. Melalui penelitian ini, penulis menyarankan agar pelaku usaha yang belum mendaftarkan produk makanannya di BPJPH ( Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) atau LPPOM MUI ( Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Karena menurut Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mewajibkan semua pelaku usaha untuk memilki sertifikat halal baik itu produk baik barang atau jasa. 2. Pelaku usaha sebaiknya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap atribut produk, kemasan, komposisi, serta label halal pada produk yang dimiliki. 3. Untuk peneliti selanjutnya menjadikan referensi atau acuan dalam melakukan penelitian mengenai bagaimana pentingnya label halal pada produk makanan serta pengaruh label halal terhadap pendapatan pelaku usaha.

72 58 C. Rekomendasi Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian pada bab penutup ini, t hitung pada variabel produk makanan terhadap variabel pendapatan lebih rendah dibandingkan t tabel, itu menandakan bahwa variabel produk makanan terhadap variabel pendapatan dapat dipastikan tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan setiap produk makanan untuk meningkatkan pendapatan masih terdapat berbagai tantangan, persaingan dan pemasaran produk. Oleh karena itu, untuk meraih nilai pendapatan produk, sebaiknya melakukan promosi produk yang dilakukan oleh bidang pemasaran/marketing.

73 DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Jakarta : BI dan LPPI BN. Marbun Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Departemen Agama RI Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Dharmawati, Made. Kewirausahaan. Depok : Rajawali Pers Djaelani, Firdaus Islamic Marketing Manajement.Jakarta: PT. Bumi Aksara Ejournal. l_terhadap_periaku_pembelian_produk_bahan_pangan_oleh_masyarakat_m uslim. Diakses pada 24 November 2019 F.Ginting Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yirama Widya Arrezia, Nadya. Pengaruh Sertifikat Halal Terhadap Peningkatan Penjualan UMKM Jasaboga Kota Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi Online Penduduk Menurut Wilayah yang Dianut, Diakses pada 23 November diakses pada hari Sabtu tanggal 9 April 2020 Imam Ghozali, HengkyLatan Partial least Square, Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Kasmir Analisis Laporan Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara Kountur, Roni Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi 2. Jakarta : PPM Mulyadi Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-5. Salemba Empat Muthia, Aulia Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta : Pustaka Baru Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza Program Sosialisasi Label Halal atau Sertifikat Halal Pada Produk Makanan Siap Saji, Lampung: LP2M Raden Intan Lampung 59

74 60 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal Soemarso S.R Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta : Salemba Empat Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta SuharsimiAirkunto Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Suriayani dan Hendrayani Metode Riset Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif, Perhitungan Manual dan SPSS, Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri Umar, Husain Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pasal 6 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pasal 6 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Pasal 1 ayat 10 Yayasan Lajnah Istiqomah Majalah As-Sunnah Edisi Dua. Solo Zulham Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana

75 RIWAYAT HIDUP Nabilah, Lahir di Enrekang Kabupaten Enrekang Kecamatan Cendana Desa Taulan tepatnya di Enrekang pada tanggal 9 November Anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan H.Minggu dan Hj. Amrida. Penulis memasuki jenjang pendidikan formal Taman Kanak-kanak di TK PGRI Kabere Kabupaten Enrekang pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Dasar di SDN 108 Taulan dan lulus pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan kejenjang SLTP tepatnya SMPN 5 Enrekang dan lulus pada tahun Setelah lulus, pada tahun tersebut penulis melanjutkan pendidikan kejenjang SLTA tepatnya SMAN 1 Enrekang dan lulus pada tahun Dan atas ridho Allah SWT dan restu orang tua, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu kampus swasta di Makassar tepatnya di Unversitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2016.

76 DIAGRAM ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL PADA LPPOM MUI PROVISINSI SULAWESI SELATAN Pendaftaran/Penyerahan Persiapan Sistem Dokumen Jaminan Sertifikasi Halal Halal Pembiayaan Pemeriksaan Kecukupan Dokumen Lunas Tidak Dapat diaudit? Tidak Pre audit Memorandum Ya Ya Produk berbasis daging Audit Rapat auditor Penyerahan Dokumen Sertifikat Halal Perlu analisis lab? Ya Analisis Lab Tidak Audit Memorandum Tidak Persyaratan terpenuhi? (status SJH A/B) Tidak Mengandung bahan haram? Ya Ya Rapat Komisi Fatwa Tidak dapat disertifikasi Tidak Persyaratan Terpenuhi? Perusahaan LP POM MUI Ya Penerbitan Sertifikat Halal Gambar 4.1 Sumber : LPPOM MUI Kota Makassar

77 ALUR PERMOHONAN SERTIFIKAT HALAL Pelaku usaha BPJPH BPJPH Mengajukan permohonan sertifikat halal dilengkapi dokumen persyaratan Melakukan pemeriksaan dokumen permohonan Menetapak an LPH yang telah dipilih oleh pemohon LPH MUI BPJPH Melakukan pemeriksaan dan /atau pengujian kehalalan produk Melaksanakan penetapan kehalalan produk melalui sidang fatwa halall Menerbitkan sertifikat halal Data pelaku usaha Nama dan jenis produk Daftar produk dan bahan yang digunakan Proses pengolahan produk Gambar 4.2 Kementerian Agama Republik Indonesia

78

79

80 KUESIONER PENGARUH LABEL HALAL PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR A. Identitas Pelaku Usaha Nomor Kuesioner : (diisi oleh penyebar kuesioner) Nama Lengkap : Umur : Nama Usaha dan Jenis Usaha : Jenis Kelamin : L/ P Perkiraan omset/pendapatan pertahun : B. Petunjuk Pengisian Kuesioner Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada pada kolom sebelah kiri dengan memberikan tanda centang ( ) pada salah satu angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban. Keterangan pilihan jawaban : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Netral (N) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)

81 No Daftar Pernyataan Merek (X1) 1 merek merupakan tanda pengenal produk 2 merek memudahkan konsumen untuk mengenali suatu produk 3 merek harus memuat keterangan, kualitas, manfaat, atau khasiat barang/jasa yang diproduksi BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) (X2) 4 pengurusan sertifikat halal di BPJPH tidak sulit 5 BPJPH dapat menjamin kehalalan produk yang disertifikasinya 6 BPJPH memilki keahlian untuk menguji kehalalan suatu produk Kemasan (X3) 7 Kemasan memudahkan untuk pengiriman dan pendistribusian 8 Kemasan dapat berfungsi sebagai informasi bahwa produk yang anda miliki halal 9 Kemasan sebagai pelindung untuk melindungi produk yang ada didalamnya Halal (X4) 10 Label halal pada produk makanan merupakan keunggulan produk 11 Konsumen lebih tertarik membeli produk makanan yang berlabel halal 12 Label halal menjadi jaminan kualitas dan keamanan produk Pengelolaan (X5) 13 tempat pengolahan makanan harus selalu terjaga dan diperhatikan 14 bahan baku yang digunakan harus bebas dari babi, alkaho ldan bahan-bahan lain yang dilarang oleh agama islam 15 Pengolah makanan/karyawan harus menjaga proses pengolahan makanan dengan baik Kualitas (X6) 16 kualitas produk makanan menjadi alasan pemutusan konsumen membeli suatu produk 17 semakin baik kualitas produk makanan semakin meningkat minat konsumen membeli suatu produk 18 kualitas suatu produk sangat penting bagi konsumen atau pelanggan Produktivitas (Y1) 19 dengan adanya label halal dapat meningkatkan Alternatif Jawaban STS TS N S SS

82 produktivitas produk makanan 20 produktivitas digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industry UMKM dalam menghasilkan barang dan jasa 21 Memproduksi produk makanan yang berlabel halal dapat meningkatkan pendapatan anda Hasil penjualan (Y2) 22 adanya label halal telah meningkatkan hasil penjualan anda 23 label halal dapat menambah jumlah pelanggan 24 produk makanan yang memilki label halal tidak hanya dicari oleh pelanggan muslim tetapi juga non muslim Pelanggan Tetap (Y3) 25 memberikan pelayanan yang baik akan membuat pelanggan membeli kembali produk anda 26 dengan memilki produk halal yang menjamin keamanan suatu produk membuat pelanggan akan terus membeli produk anda 27 dengan bekerja sama dengan pelanggan tetap akan membantu meningkatkan pemasaran produk anda

83

84

85

86

87

88 DOKUMENTASI

89

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 295) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA Konferensi Tingkat Tinggi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-9 tahun 2003 menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai vision 2020 yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi

Lebih terperinci

Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa 1 Al-Qur an yang menyatakan bahwa halal dan haram merupakan sesuatu yang sangat prinsip dalam Islam karena di dalamnya terkait hubungan antara manusia dengan Allah. Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang

Lebih terperinci

Waspadai Produk Gunaan dari Babi

Waspadai Produk Gunaan dari Babi Waspadai Produk Gunaan dari Babi 23 Februari 2015 Makalah Islam Waspadai Produk Gunaan dari Babi Siti Aminah (Kasubdit Produk Halal Direktorat Urais dan Binsyar) Babi adalah sejenis hewan ungulata yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN A. Pengertian Label Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 Menurut Tjiptono label merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, makanan mempunyai peranan yang penting bagi manusia. Peran tersebut antara lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan perdagangan bebas, dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan masuknya barang dan jasa melintasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. berarti diizinkan atau boleh . Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halal,حلال) halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KOMITMEN ORGANISASI

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KOMITMEN ORGANISASI ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (Studi Empiris pada Instansi-Instansi dalam Satuan

Lebih terperinci

PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

(Studi Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

(Studi Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto) ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN RUMAH MAKAN SAMBEL LAYAH PURWOKERTO (Studi Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Sedangkan proses penyampaiannya melalui perantara malaikat Jibril. 1 Pada hakikatnya al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang

Lebih terperinci

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM Tajudin Nur*) Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Way Kanan Dan Bidang Produk Halal dan Hisab Rukyat (Penyelenggara Syariah) Hai sekalian manusia,

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA) IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA) SKRIPSI Diajukan Oleh : MUTIA Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya memeluk agama Islam. Dalam ajaran agama Islam, mengatur banyak hal yang ditujukan pada umatnya.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN PANGAN AMAN DAN HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR SAFETY DAN HALAL SEMARANG, 2 JUNI 2016

KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR SAFETY DAN HALAL SEMARANG, 2 JUNI 2016 KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR SAFETY DAN HALAL SEMARANG, 2 JUNI 2016 Yth. Ketua Rektor UNDIP; Yth. Dr. Widayat, Ketua konsorsium;

Lebih terperinci

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui:

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui: 674 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab-Bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa: A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam hukum Islam dan sertifikasi

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN PEREDARAN BAHAN BERBAHAYA YANG DISALAHGUNAKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Switching Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif di dunia kecantikan, dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan keunggulan yang hampir sama, konsumen

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R No.1706, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Wajib Kemasan. Minyak Goreng. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG MINYAK GORENG WAJIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 99 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH Oleh: Ikin Ainul Yakin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia usaha atau bisnis, informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada konsumen. Konsumen semakin

Lebih terperinci

Lilis Wijayanti B

Lilis Wijayanti B PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menjadikan kebutuhan akan makanan juga besar. Sumber dari pemenuhan akan pangan ini berasal dari sektor

Lebih terperinci

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1542, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pencantuman Label. Barang. Bahasa Indonesia. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/M-DAG/PER/11/2013

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 55 Barangsiapa dengan sengaja: a. menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI DAN POSITIONING (STUDI KORELASI STRATEGI PROMOSI PRODUK CLAVO TERHADAP POSITIONING PRODUK DI JEJARING SOSIAL TWITTER dan WEBSITE)

STRATEGI PROMOSI DAN POSITIONING (STUDI KORELASI STRATEGI PROMOSI PRODUK CLAVO TERHADAP POSITIONING PRODUK DI JEJARING SOSIAL TWITTER dan WEBSITE) STRATEGI PROMOSI DAN POSITIONING (STUDI KORELASI STRATEGI PROMOSI PRODUK CLAVO TERHADAP POSITIONING PRODUK DI JEJARING SOSIAL TWITTER dan WEBSITE) TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI A. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Mengenai Bunga dalam Kegiatan Ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM (Studi pada UMKM Industri Jenang di Kabupaten Kudus)

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL A. UMKM Makanan dan Minuman di Surabaya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN PEREDARAN BAHAN BERBAHAYA YANG DISALAHGUNAKAN DALAM PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya mengedepankan aspek hubungan vertikal (hablumminallah), namun

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya mengedepankan aspek hubungan vertikal (hablumminallah), namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai sebuah agama paripurna merupakan sebuah ajaran yang tidak hanya mengedepankan aspek hubungan vertikal (hablumminallah), namun Islam juga mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL Pangan di dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun yang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENGGUNAAN BAHAN-KIMIA BERBAHAYA DALAM MAKANAN YANG BEREDAR DI MASYARAKAT PENULISAN HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENGGUNAAN BAHAN-KIMIA BERBAHAYA DALAM MAKANAN YANG BEREDAR DI MASYARAKAT PENULISAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENGGUNAAN BAHAN-KIMIA BERBAHAYA DALAM MAKANAN YANG BEREDAR DI MASYARAKAT PENULISAN HUKUM Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN YURIDIS TENTANG LABEL HALAL PADA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)

BAB II KAJIAN YURIDIS TENTANG LABEL HALAL PADA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) BAB II KAJIAN YURIDIS TENTANG LABEL HALAL PADA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) A. Pengertian dan Jenis-jenis Label Label memiliki kegunaan untuk memberikan informasi yang benar, jelas dan lengkap baik mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA BANK UMUM SYARIAH

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA BANK UMUM SYARIAH PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA BANK UMUM SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau 1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pemerintah mendorong masyarakat bersaing di sektor riil, memacu masyarakat untuk aktif dalam memajukan sektor riil. Masyarakat berlomba-lomba agar mampu

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk teknologi pengolahan daging dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produk Pangan 1. Pengertian Pangan Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan yang selanjutnya disingkat UUP, Pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat. Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan.

Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat. Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan. Lampiran 1 Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan. Petunjuk pengisian a. Saudara/i diharapkan menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH: AWALIA META SARI NIM. 3222113006 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar, BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar dengan menempati peringkat ke 1 di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sejak krisis moneter ditahun hampir 80% koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sejak krisis moneter ditahun hampir 80% koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu bangsa dan daerah tak terkecuali di Indonesia. Usaha mikro kecil dan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH 86 SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI PT. ASURANSI JASINDO (PERSERO) KANTOR CABANG KORPORASI DAN RITEL BANDUNG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2015 KEMENDAG. Label. Pencantuman. Barang. Kewajiban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73/M-DAG/PER/9/2015 TENTANG KEWAJIBAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat. Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka pangan harus tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi, dan beragam jenisnya

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH MENTERI PERTANIAN, Menimbang: a. Mengingat : 1. bahwa pupuk organik dan pembenah tanah sangat

Lebih terperinci

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL -1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYANYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci