BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) UTAUT merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan minat penggunaan sistem informasi dan perilaku pengguna berikutnya (Venkatesh et al., 2003). Model tersebut telah dikembangkan sedemikian rupa oleh Venkatesh et al. (2003) dengan review dan konsolidasi model-model sebelumnya yang telah ada. Model-model tersebut adalah sebagai berikut Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Technology Acceptance Model atau TAM dikembangkan oleh Davis (1989) yang diadopsi dari Theory Reasoned Action (TRA). TRA merupakan teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen s (1975) yang berkaitan dengan sikap dan perilaku individu dalam melakukan kegiatan dengan konteks penggunaan teknologi informasi (Handayani, 2005). Model ini merupakan salah satu model yang digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan atas penggunaan suatu sistem atau teknologi. Penerimaan teknologi informasi merupakan faktor penting dalam mengembangkan suatu sistem informasi. Reaksi dan persepsi seseorang akan menentukan sikap dan 12

2 perilaku orang tersebut yang selanjutnya akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan teknologi tersebut. Ferda (2011) menyatakan bahwa model TRA bertujuan untuk dapat menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan teknologi informasi tersebut. TAM menjelaskan perilaku penggunaan teknologi informasi dari sudut pandang kepercayaan, sikap, minat dan hubungan perilaku penggunaan. Model TAM ini berteori bahwa minat sesorang menggunakan sistem ditentukan oleh dua faktor yaitu, persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan. Persepsi kemanfaatan diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, sementara persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi akan membuat dirinya lebih mudah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Venkatesh dan Davis, 2000). Konsep ini menggambarkan manfaat penggunaan SI yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas yang mudah untuk digunakan sesuai dengan tujuan dan keinginan pemakainya (Davis, 1989). Menurut Venkatesh et al. (2003) Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology terbukti lebih berhasil dibandingkan model lainnya. UTAUT dapat digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi. Selain itu model ini dapat juga digunakan untuk menentukan rencana selanjutnya dalam meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi. UTAUT tersusun atas empat faktor penentu langsung yaitu: 13

3 ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi. Model tersebut juga dipengaruhi oleh variabel pemoderasi yang terdiri atas empat variabel yaitu age, gender, experience, dan voluntary of use Ekspektasi Kinerja Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dirinya untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja dalam pekerjaannya (Venkatesh et al., 2003). Sedangkan ekspektasi kinerja menurut Handayani (2005) adalah seseorang individu akan menggunakan sistem informasi apabila sistem tersebut dapat membantunya untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Venkatesh et al. (2003) variabel ini tersusun atas 5 variabel dari beberapa model sebelumnya yaitu: perceived usefulness (TAM dan C-TAM-TPB), extrinsic motivation (MM), job-fit (MPCU), relative adventage (IDT), dan outcome expectations (SCT). Kaitannya dengan sistem e-filing adalah bahwa dengan menggunakan e-filing akan mampu mempercepat wajib pajak dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT). Ekspektasi kinerja penggunaan e-filing dapat diartikan juga bahwa penggunaan e-filing dapat bermanfaat untuk wajib pajak dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga mereka akan menggunakan e-filing Ekspektasi Usaha Iriani dkk (2014) menjelaskan bahwa ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem, sementara menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha didefinisikan sebagai tingkat kemudahan 14

4 penggunaan sistem informasi yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Variabel ekspektasi usaha terdiri dari 3 konstruk pada teori sebelumnya. Konstruk yang dimaksud adalah persepsi kemudahan pengguna (TAM), kompleksitas (MPCU) dan kemudahan penggunaan (IDT) (Venkatesh et al., 2003). Menurut Hamzah (2009) kemudahan penggunaan SI akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa sistem tersebut mempunyai manfaat dan oleh sebab itu menimbulkan rasa nyaman bila bekerja dengan menggunakannya. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Davis et al. (1989) yang menyatakan bahwa ekspektasi usaha mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi adalah sebagai berikut: teknologi informasi sangat mudah untuk dipahami, teknologi informasi mengerjakan apa yang diinginkan oleh penggunanya dengan mudah, keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan teknologi informasi dan teknologi informasi tersebut sangat mudah untuk digunakan. Penelitian yang dilakukan Venkatesh et al. (2003) menjelaskan bahwa ekspektasi usaha dalam percobaan pertama memberikan pengaruh signifikan dan menjadi tidak signifikan dalam percobaan kedua dan seterusnya Faktor Sosial Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seseorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru (Handayani, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. 15

5 (2003) menyatakan bahwa faktor sosial adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang lain meyakinkan dirinya untuk menggunakan sistem yang baru. Variabel ini direpresentasikan sebagai norma subyektif dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam MPCU serta citra dalam IDT. Jika pada lingkungan tertentu yang memiliki status sosial terhadap seseorang yang menggunakan SI maka akan meningkatkan status (image) seseorang (Moore dan Benbasat, 1991). Faktor sosial berpengaruh pada perilaku individu melalui tiga mekanisme yaitu: kepatuhan, internalisasi dan identifikasi (Venkatesh dan Davis 2000). Menurut Venkatesh et al. (2003) tidak satupun dari konsrtuk faktor sosial berpengaruh signifikan dalam konteks sukarela. Namun menjadi signifikan ketika diterapkan dalam pengaturan wajib. Dalam pengaturan wajib tersebut pengaruhnya sangat signifikan pada tahap awal pengamatan dan pengaruhnya mulai mengikis dari waktu ke waktu dan akhirnya menjadi tidak signifikan pada pengamatan selanjutnya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (2000) Kondisi yang Memfasilitasi Kondisi yang memfasilitasi merupakan tingkat kenyamanan seorang individual untuk memanfaatkan sistem tertentu yang didukung oleh beberapa infrastruktur. Infrastruktur tersebut harus mencangkup teknis dan infrastruktur organisasi (Al-Qeisi et al., 2015). Sementara Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan kondisi yang memfasilitasi sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa organisasi dan infrastruktur teknis 16

6 tersedia untuk mendukung penggunaan sistem. Konsep ini tersusun atas tiga konstruk yang berbeda: perceived behavioral control (TPB/DTPB, C-TAM-TPB), facilitating conditions (MPCU) dan compatibility (IDT) (Venkatesh et al., 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa hubungan atas ketiga konstruk yang telah disebutkan diatas memiliki kemiripan. Secara sepesifik, kita dapat melihat bahwa perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap pengaturan sukarela maupun wajib dalam pengamatan pertama tetapi pengaruhnya terhadap minat menghilang pada pengamatan selanjutnya. Venkatesh (2000) menemukan bahwa kondisi yang memfasilitasi dan ekspektasi usaha sama-sama memberikan pengaruh terhadap minat. Hal tersebut menyebabkan variabel ekspektasi usaha melemahkan hubungan kondisi yang memfasilitasi pada minat penggunaan SI. Penelitian yang tidak memasukkan variabel ekspektasi usaha dan memasukkan kondisi yang memfasilitasi sebagai salah satu variabel penelitiannya memberikan hasil bahwa variabel kondisi yang memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI tetapi berbeda apabila memasukkan kedua variabel tersebut sebagai variabel penelitian akan manghasilakan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikakan sedangkan ekspektasi usaha berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI (Venkatesh et al., 2003) Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi berperan penting dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Informasi dapat mengurangi adanya ketidakpastian saat proses pengambilan keputusan tersebut terjadi. Informasi harus mampu disajikan secara akurat dan tepat 17

7 baik oleh pihak pemerintah maupun swasta. Sistem yang memadai akan mampu menghasilkan informasi yang diperlukan oleh penggunanya. Hall (2001:7) mendefinisikan SI sebagai suatu rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diporoses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi berkualitas yang dihasilkan SI dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hall (2001:17) menyatakan bahwa informasi yang berkualitas adalah informasi yang memenuhi kriteria yaitu: relevan, akurasi, tepat waktu dan lengkap. Suatu informasi dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat bermanfaat untuk penggunanya sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut berarti informasi yang relevan berbeda untuk masing-masing individu. Informasi harus mampu disediakan dengan akurat. Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias sehingga tidak merusak data asli dari informasi tersebut. Informasi juga harus disajikan dengan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan tidak boleh disajikan terlambat atau usang. Apabila disajikan terlambat dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun organisasi. Informasi yang dihasilkan haruslah lengkap. Informasi yang disajikan tidak boleh ada yang hilang ataupun kurang. Sistem informasi merupakan sarana yang digunakan untuk menghasilkan informasi. Sistem yang baik akan mampu menghasilkan informasi yang berkualitas pula. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas akan menyebabkan keputusan yang diambil cenderung tidak tepat sehingga dapat menimbulkan kerugian. 18

8 2.1.7 E-Filing Modernisasi sistem perpajakan oleh DJP mulai dilakukan pada tahun Salah satu hasil modernisasi tersebut adalah e-filing. E-Filing mulai dapat digunakan pada tanggal 14 Mei 2004 bersama dengan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik. Selanjutnya diterbitkanlah Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penggunaan e-filing. ASP atau Aplication Service Provider adalah perusahaan yang ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang menyalurkan penyampaian dan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh ASP untuk bertindak sebagai mediator menurut Desmayanti (2012) adalah sebagai berikut: 1) Berbentuk badan; 2) Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi; 3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; 4) Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat 8 ASP yang telah aktif sebagai mediator dari total 17 Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Novarina, 2005). Perusahaan ASP yang telah aktif tersebut adalah sebagai berikut. 19

9 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2009 menyatakan bahwa e-filing merupakan suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Tahapan wajib pajak dalam menggunakan e-filing adalah terlebih dahulu menyampaikan permohonan untuk memperoleh e-fin (Elektronic Filling Identification Number) kepada Kantor Pelayanan Pajak tempatnya terdaftar. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang diterbitkan oleh KPP berdasarkan permohonan Wajib Pajak. Selanjutnya Wajib Pajak dapat mendaftar ke salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan Digital Certificate yang berfungsi sebagai pengaman data SPT Wajib Pajak. Baru setelah itu Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT-nya secara online. Tujuan disedakannya e-filing menurut Modul Sosialisasi e-spt adalah untuk menyediakan sistem penyampaian SPT yang aman dan nyaman, meningkatkan kecepatan dan keakuratan pelaporan serta meningkatkan kecepatan pemrosesan pelaporan pajak. Fasilitas e-filing juga dapat diakses melalui yang dapat memberikan kemudahan bagi WP dalam menyelesaikan kewajiban 20

10 perpajakannya yaitu penyampaian SPT. Saat ini website tersebut hanya memberikan 2 jenis SPT saja yaitu SPT tahunan Orang Pribadi Formulir 1770S dan SPT tahunan Orang Pribadi Formulir 1770SS Wajib Pajak Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan. Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disebutkan dalam pasal 2 ayat (1). UU No 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (6) menyebutkan bahwa NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Fungsi NPWP tersebut adalah sebagai tanda pengenal diri dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan (UU KUP). Waluyo (2011) membedakan wajib pajak menjadi tiga yaitu: Wajib Pajak Pribadi, Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Bendaharawan. 21

11 Muldjono (2008) mendefiniskan tiga jenis wajib pajak sebagai berikut. 1) Wajib Pajak Pribadi adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan kena pajak; 2) Wajib Pajak Badan merupakan sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap; 3) Wajib Pajak Bendaharawan adalah Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga pemerintah, Lembaga Negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan. Wajib pajak memiliki kewajiban untuk melakukan perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutangnya dalam bentuk SPT. Menurut UU RI No 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat (11), Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 22

12 Mardiasmo (2011:31) mengutarakan bahwa SPT merupakan sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang terutang untuk melaporkan tentang: 1) Pembayaran atau pelunasan pajak telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; 2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak 3) Harta dan kewajiban; dan/atau 4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara garis besar Mardiasmo (2011:34) membedakan SPT menjadi dua yaitu surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan. SPT Masa meliputi SPT Masa Pajak Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai. Jenis SPT Tahunan yaitu SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-spt. 2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Handayani (2005) melakukan penelitian dengan mengunakan model UTAUT sebagai variabel bebasnya. Penelitian tersebut merupakan Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Dan 23

13 Penggunaan Sistem Informasi. Hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi. Kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi sementara minat pemanfaatan sistem informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi. Kurniawati (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen. Penelitian tersebut menggunakan model UTAUT sebagai variabel bebas dengan hasil penelitian bahwa Ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan, sementara ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem teknologi informasi. Minat pemanfaatan sistem berpengaruh signifikan pada penggunaan sistem. Sugihanti (2012) melakukan penelitian pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa variabel yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan kesukarelaan. Sementara kompleksitas, pengalaman, keamanan dan kerahasiaan serta kecepatan tidak mempengaruhi penggunaan e-filing. Bekti (2014) melakukan penelitian di dunia pendidikan dengan menggunakan model UTAUT. Penelitian yang dilakukan tersebut berfokus pada penerimaan 24

14 supervise akademik melalui e-training berbabis media sosial. Hasil penelitian yang dilakukan adalah faktor sosial, kondisi yang memfasilitasi, ekspektasi usaha dan interaktivitas sistem terhadap minat pemanfaatan tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan pengaruh signifikan adalah interaktivitas sistem terhadap ekspektasi kinerja, ekspektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan, kondisi yang memfasilitasi terhadap ekspektasi usaha, persepsi resiko terhadap minat pemanfaatan, faktor sosial terhadap ekspektasi kinerja, interaktivitas sistem terhadap ekspektasi usaha dan persepsi resiko terhadap ekspektasi usaha. Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan model UTAUT dengan model penelitian yang beragam. Penelitian lainnya yang menggunakan model UTAUT dapat dilihat pada lampiran Hipotesis Penelitian Uma (2007:135) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Berdasarkan pokok permasalahan yang diuraikan, tujuan penelitian dan kajian-kajian teori yang relevan, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat Penggunaan E-Filing Ekspektasi kinerja merupakan tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu meningkatnya kinerjanya dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa variabel ekpektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari pemanfaatan SI dalam 25

15 pengaturan sukarela maupun wajib. Ekspektasi kinerja merupakan variabel yang memberikan pengaruh yang baik terhadap penerimaan aplikasi SIPKD (Iriani dkk, 2014). Suatu sistem informasi apat memberikan nilai positif dalam penggunaan SI, saat SI tersebut membantu dan meningkatkan kinerja seseorang dalam bekerja (Sumistar, 2011). Hasil penelitian yang telah dipaparkan tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989), Taylor dan Todd (1995), Venkatesh dan Davis (2000) serta Thompson et al. (1991). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Djunaidy dkk (2013) yang mengasilkan bahwa ekspektasi kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat penggunaan, sementara variabel lainnya menunjukkan hubungan yang signifikan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) dan Al-Qeisi et al. (2015) yang menyatakan ekspektasi kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI. Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh ekpektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 1 (satu) dinyatakan sebagai berikut: H 1 : Ekspektasi kinerja berpengaruh positif pada penggunaan e-filing Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat Penggunaan E-Filing Ekspektasi usaha dapat didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan mengurangi usaha (tenaga dan waktu) dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini berarti individu yang menggunakan sistem akan merasa lebih nyaman dalam bekerja karena dapat mengurangi tenaga dan waktu serta tidak perlu lagi menggunakan sistem yang manual. Meyliana dkk (2012) 26

16 menyimpulkan bahwa ekspektasi usaha mempengaruhi minat penggunaan. Konstruk ekspektasi usaha dalam percobaan pertama memberikan pengaruh signifikan dan menjadi tidak signifikan dalam percobaan kedua dan seterusnya (Venkatesh et al., 2003). Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Davis et al. (1989) dan Thompson et al. (1991). Penelitian yang dilakukakan oleh Davis et al. (1989) sendiri menyimpulkan bahwa kemudahan dalam pengoperasian sistem informasi akan mempengaruhi penggunaan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh oleh Kurniawati (2010) menyatakan hal yang berbading terbaik yakni ekpektasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem teknologi informasi. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Thomas et al. (2013) yang sama-sama menyimpulkan bahwa ekspektasi usaha tidak memiliki pengaruh setelah dampak dari kondisi yang memfasilitasi telah dikontrol. Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh ekspektasi usaha terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 2 (dua) dinyatakan sebagai berikut: H 2 : Ekspektasi usaha berpengaruh positif pada penggunaan e-filing Pengaruh Faktor sosial terhadap Minat Penggunaan E-Filing Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa faktor sosial adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang lain meyakinkan dirinya untuk menggunakan sistem yang baru. Adanya dorongan dari lingkungan sekitar dan orang terdekat akan meningkatkan minat seseorang untuk menggunkan sistem baru. Mufti dkk (2014) mengutarakan bahwa faktor sosial dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi penerimaan teknologi ataupun sistem baru. Thompson et al. (1991) menemukan 27

17 bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara faktor sosial dan pengguna sistem, dimana faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja, manajer senior, pimpinan dan organisasi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2005). Diketahui bahwa faktor sosial sebagai variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan Mahendara dan Affandy (2013). Penelitian yang dilakukan Alshehri et al. (2012) menunjukan hasil yang berbeda yaitu faktor sosial ditemukan tidak signifikan dalam memprediksi perilaku minat untuk menggunakan e- govermment. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010), AlGhamdi et al. (2012), Andayani dan Bendi (2013). Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh faktor sosial terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 3 (tiga) dinyatakan sebagai berikut: H 3 : Faktor sosial berpengaruh positif pada penggunaan e-filing Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi terhadap Minat Penggunaan E- Filing Al-Qeisi et al. (2015) mendefinisikan kondisi yang memfasilitasi merupakan tingkat kenyamanan seorang individual untuk memanfaatkan sistem tertentu yang didukung oleh beberapa infrastruktur. Infrastruktur tersebut harus mencangkup teknis dan infrastruktur organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al, (2003) menyimpulkan bahwa kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh yang positif terhadap minat penggunaan SI namun tidak dipengaruhi secara signifikan. 28

18 Penelitian lain yang dilakukan Bekti (2014) menyimpulkan bahwa kondisi yang memfasilitasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pemanfaatan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyati (2014). Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh kondisi yang memfasilitasi terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 4 (empat) dinyatakan sebagai berikut: H 4 : Kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif pada penggunaan e-filing 29

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jaman berkembang dengan sangat pesat. Salah satu yang mengalami perkembangan tersebut adalah teknologi informasi. Hampir seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah suatu negara yang berkembang saat ini, dimana negara Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk modernisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia termasuk Indonesia menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teori Keperilakuan dalam Pengembangan dan Implementasi Teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik dari segi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber penerimaan dalam negeri terbesar adalah pajak. Penerimaan pajak ini biasanya dikelola negara untuk dialokasikan ke pembangunan nasional. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri memiliki definisi sebagai iuran rakyat yang dapat dipaksakan pada pemungutannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN penelitian. Bab ini menjabarkan mengenai landasan teori dan rumusan hipotesis 2.1 Landasan Teori Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta kinerja birokrasi menuju terwujudnya pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keuangan negara, karena pajak merupakan suatu sumber pendapatan negara yang terbesar yaitu sebesar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penghitungan jumlah pajak yang terutang (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penghitungan jumlah pajak yang terutang (Mardiasmo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menurut UU No.28

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Penerimaan Perpajakan 2012-2013 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, realisasi sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang paling besar. Penerimaan pajak berasal dari iuran yang harus dibayar oleh rakyat sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah Pajak merupakan sumber keuangan Negara dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan. Pajak juga merupakan andalan pemerintah untuk memenuhi keuangan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan ketentuan pelaksanaannya. Pajak merupakan salah satu penerimaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga penerimaan pajak sangat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara yang bersumber dari pajak sejak tahun selalu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara yang bersumber dari pajak sejak tahun selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak didefinisikan sebagai kewajiban wajib oleh WP (Wajib Pajak) baik orang pribadi atau badan kepada kas negara, yang bersifat memaksa dan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk memperbaharui undang-undang perpajakan salah satunya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar, dimana pajak berkontribusi lebih dari 78% total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN PENDAHULUAN BAB I H. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6%, sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Dahulu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2014 TANGGAL 7 MARET 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat dapat dicapai melalui pembangunan nasional dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE DIREKTUR

Lebih terperinci

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE Contributed by Administrator Tuesday, 08 December 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -Â

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang pemungutannya dapat dipaksakan yang didasarkan pada undang-undang. Penerimaan Negara yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN WAJIB PAJAK CABANG/LOKASI BAGI PELAKU USAHA YANG MELAKUKAN USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan yaitu menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pemerintah telah merancang berbagai strategi dan sasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor perpajakan memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Dasar Sistem Informasi Kesuksesan suatu sistem informasi tidak terlepas dari teknologi informasi. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pajak a. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Social Cognitive Theory (SCT) Social Cognitive Theory sebagai teori yang membahas tentang perilaku manusia. Feist et al (2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan sebuah teori Sistem Informasi yang menjabarkan

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan oleh Naranthaka (2010) menggunakan teknik analisis data dengan metode silogisme dan interpretasi. Teknik analisis data tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menciptakan berbagai perubahan dan perkembangan, salah satu perkembangan yang paling signifikan adalah perkembangan di bidang Teknologi Informasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 47/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999), yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-41/PJ/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan penting di negara kita. Melalui penerimaan negara atas pembayaran pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa dan digunakan untuk keperluan negara untuk membiayai pengeluaran umum yang berhubungan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini terlihat pajak sebagai sumber penerimaan kas negara paling besar dan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama (Tahun) 1. Avianto et al., 2016) 2. Sisilia Abdurrohm an et.al., (2015) Judul/Jurnal Analisa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan suatu negara. Dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Perilaku dan Teori Motivasi 1. Teori Perilaku/Pembelajaran Sosialisasi (Social Learning Theory) Menyatakan bahwa seseorang dapat belajar

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2014 TANGGAL 6 JANUARI 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini akan menimbulkan terjadinya perubahan kehidupan manusia yang sangat pesat. Terutama pada bidang teknologi dan informasi.

Lebih terperinci

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA 1 Menjelaskan Pengertian Pajak Menjelaskan Istilah Perpajakan Menjelaskan Peran dan Kewajiban Bendahara dalam Pemungutan/Pemotongan Pajak Menjelaskan Pendaftaran NPWP Bendahara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi sekarang ini ditandai oleh berbagai macam perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sangat terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membayar pajak merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara yang telah berstatus menjadi Wajib Pajak. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.16 Tahun 2000

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sistem Teknologi Informasi Semula sistem teknologi informasi dikenal dengan istilah sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Pajak memegang peranan penting terhadap penerimaan negara dan bertujuan untuk pembangunan nasional serta kemakmuran rakyat. Dengan adanya pajak

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, tetapi yang terjadi

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Penelitian Pajak adalah kata yang tidak bisa lepas dari sebuah negara, hampir semua negara menerapkan sistem perpajakan karena pajak merupakan salah satu penerimaan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Cibeunying terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994. Dengan Surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ditandai dengan perubahan perilaku dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh yang terlihat nyata saat ini adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak pada mulanya adalah suatu pungutan yang sifatnya pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja dalam memelihara dan menjaga kepentingan Negara seperti membayar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade ini telah berhasil menggerakkan tanggung jawab dari wajib pajak.

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci