PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TWO STAY TWO STRAY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TWO STAY TWO STRAY"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TWO TAY TWO TRAY (TT) TERHADAP KETERAMPILAN MENULI TEK EKPOII IWA KELA X MAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN KRIPI Diajukan ebagai alah atu yarat Untuk Memperoleh Gelar arjana Pendidikan (trata ) MUHAMMAD FAUZAN NPM 876 PROGRAM TUDI PENDIDIKAN BAHAA DAN ATRA INDONEIA EKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (TKIP) PGRI UMATERA BARAT PADANG 8

2

3

4

5 ABTRAK Muhammad Fauzan. NPM.(876), Pengaruh Penggunaan Model Two tay Two tray (TT) terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. kripsi. Program tudi Pendidikan Bahasa dan astra Indonesia, TKIP PGRI umatera Barat, Padang, 8. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut ini. Pertama, pemahaman siswa dalam keterampilan menulis teks eksposisi masih rendah, karena sebagian besar siswa kesulitan dalam menuangkan ide-ide untuk menulis teks eksposisi. Penelitian ini bertujuan, Petama, mendeskripsikan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT). Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT). Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model Two tay Two tray (TT) terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode quasi experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA N Batang Anai yang terdaftar tahun ajaran 7/8 sebanyak 5 orang. ampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X. dan X. yang berjumlah 5 orang.variabel penelitian ini adalah penggunaan model Two tay Two tray (TT) sebagai variabel bebas dan keterampilan menulis teks eksposisi sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah hasil tes unjuk kerja menulis teks eksposisi siswa tanpa dan menggunakan model Two tay Two tray (TT). Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, keterampilan menulis tesk eksposisii siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) dengan nilai rata-rata 65,67 pada kualifikasi Cukup (C). Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dengan menggunakan model Two tay Two stray (TT) dengan nilai rata-rata 79, pada kualifikasi Baik (B). Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dengan thitung,9> ttabel,7. Dengan kata lain, H diterima dan H ditolak. Dengan demikian, model Two tay Two tray (TT) berpengaruh digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. i

6 KATA PENGANTAR Puji yukur penulis ucapkan kehadirat Allah wt atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Two tay Two tray terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam proses penyusunan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.. Yulia Pebriani, M. Pd., sebagai pembimbing I yang telah banyak memberi arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.. Rina artika, M. Pd., sebagai pembimbing II yang telah banyak memberi arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.. Dra. Indriani Nisja, M. Pd., sebagai Ketua Program tudi Pendidikan Bahasa dan astra Indonesia dan amsiarni,.., M.Hum., sebagai ekretaris Program tudi Pendidikan Bahasa dan astra Indonesia. 4. Dra. Indriani Nisja, M. Pd., sebagai pembahas I, Lira Hayu Afdetis Mana, M. Pd., sebagai pembahas II, Putri Dian Afrinda, M.Pd., sebagai pembahas III yang telah banyak memberi arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Penasehat Akademik (PA), yang telah membimbing dan memberikan nasehat. 6. Bapak dan Ibu dosen program tudi Pendidikan Bahasa dan astra Indonesia. 7. Dra. Mirna, sebagai guru Bahasa Indonesia di MAN Batang Anai. ii

7 8. emua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan semua amal ibadah dan bantuan dari semua pihak yang telah disebutkan mendapat pahala serta balasan dari Allah wt. Apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis mohon kritikannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam dunia pendidikan. Padang, Februari 8 Penulis iii

8 DAFTAR II Halaman HALAMAN PENGEAHAN ABTRAK... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR II... vii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 G. Definisi Operasional... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori Hakikat Menulis... 8 a. Pengertian Menulis... 8 b. Tujuan Menulis... 9 c. Manfaat Menulis... d. Langkah-langkah Menulis.... Hakikat Teks... a. Pengertian Teks... b. Jenis-jenis Teks.... Hakikat Teks Eksposisi... 5 a. Pengertian Teks Eksposisi... 5 b. Ciri-ciri Kebahasaan Teks Ekaposisi... 6 c. truktur Teks Eksposisi... 6 iv

9 d. Indikator Penilaian Menulis Teks Eksposisi Hakikat Model Pembelajaran Two tay Two tray... 7 a. Pengertian Model Two tay Two tray... 7 b. Langkah-langkah pembelajaran Model Two tay Two tray... 9 c. Penerapan Model Two tay Two tray terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi... B. Penelitian yang Relevan... C. Kerangka Konseptual... 4 D. Hipotesis Penelitian... 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 8 B. Metode Penelitian... 8 C. Desain Penelitian... 8 D. Populasi dan ampel... E. Variabel dan Data... F. Instrumen Penelitian... G. Teknik Pengumpulan Data... H. Teknik Analisis Data... a. Uji Normalitas... 7 b. Uji Homogenitas... 8 c. Uji Hipotesis... 9 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskripsi Data... 4 B. Analisis Data C. Pembahasan... 8 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 7 B. aran... 7 KEPUTAKAAN... 9 v

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman. Populasi dan ampel.... Format Penilaian Menulis Teks Eksposisi...4. Pedoman Konversi kala Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator I Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator I Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator II Pengklasifikasian Keterampilan Menulis teks Eksposisi tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iwa kelas X MA N Batang Anai Indikator II Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator III Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator III Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator IV...6 vi

11 . Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator IV Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iwa Kelas X MA N Batang Anai Indikator I Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator I Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator II Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator II...7. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iwa Kelas X MA N Batang Anai Indikator III...7. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator III Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator IV Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan menggunakan Model Two tay Two tray (TT) siswa Kelas X MA N Batang Anai Indikator IV Uji Normalitas Data Uji Homogenitas...8 vii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman. Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai...5. Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator I Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator II Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator III Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator IV Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator I Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator II Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator III Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Indikator IV...78 viii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman. Kode Identitas ampel Penelitian Kelas.... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol.... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Instrumen Penelitian Tanpa Model TT Instrumen Penelitian Dengan Model TT kor Per Indikator Menulis Teks Eksposisi tanpa Model TT kor Per Indikator Menulis Teks Eksposisi dengan Model TT kor dan Nilai PerIndikator tanpa Model TT kor dan Nilai PerIndikator dengan Model TT...4. Total Nilai Kontrol-Experimen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai...4. impangan Baku (s) dan Variansi Kontrol impangan Baku (s) danvariansi Experimen Perbandingan Kontrol dan Experimen Uji Normalitas Kelompok Kontrol Uji Normalitas Kelompok Experimen Uji Homogenitas Uji Hipotesis Penelitian Tabel Uji Normalitas Kontrol Tabel Uji Normalitas Experimen Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors Nilai Kritik ebaran F Nilai Persentil untuk Distribusi t...6. Dokumentasi siswa kelas Kontrol Tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Dokumentasi siswa kelas Eksperimen Dengan menggunakan Model Two tay Two tray (TT)... 6 ix

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa dapat berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Agar tujuan tersebut tercapai, maka perlu diberikan empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. ebagai suatu keterampilan dasar berbahasa, semua aspek berbahasa tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis membantu siswa untuk menuangkan pikiran dan menghasilkan sebuah karya yaitu karangan berupa fakta dan fiksi baik itu yang terjadi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Menulis tidak secara otomatis bisa dilakukan oleh setiap siswa melainkan dengan latihan dan praktik yang dilakukan dalam pembelajaran. Pembelajaran menulis teks eksposisi diajarkan di kelas X semester. Hal ini tercantum dalam Kurikulum untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis teks eksposisi termasuk dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompentensi Inti 4 kelas X yaitu mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi

15 Dasar 4. yaitu memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan wawancara informasi peneliti dengan salah seorang guru bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X bernama Dra. Mirna yang dilakukan di MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar menulis teks eksposisi. Pertama, kurangnya pengetahuan dan penguasaan siswa mengenai teks eksposisi. Hal ini terlihat dari proses belajar mengajar siswa lebih aktif dalam menulis cerita dengan bahasa mereka sendiri. Kedua, siswa kesulitan dalam menuangkan ide-ide atau hasil pemikiran ke dalam bentuk bahasa tulis karena siswa masih kesulitan memanfaatkan struktur teks eksposisi. Ketiga, kurangnya motivasi siswa dalam menulis teks eksposisi disebabkan menulis teks eksposisi masih menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Hal tersebut disebabkan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru masih belum mampu memotivasi siswa untuk menulis khususnya teks eksposisi. elain itu, wawancara juga dilakukan dengan empat orang siswa kelas X di MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan beberapa masalah sebagai berikut. Pertama, siswa tidak suka dalam menulis teks eksposisi karena siswa kurang berminat dalam menuangkan ide atau gagasan kedalam tulisan dalam bentuk teks eksposisi. Kedua, siswa kurang memahami materi mengenai teks eksposisi sehingga kesulitan dalam menuangkan ide, gasasan ke dalam teks eksposisi karena guru hanya menyampaikan materinya saja. Ketiga, kurangnya sumber buku tentang

16 materi menulis teks eksposisi sehingga siswa kesulitan dalam memahami menulis teks eksposisi. Keempat, sumber belajar yang digunakan oleh guru yaitu LK. iswa kurang referensi buku dalam belajar sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran yang hanya berpedoman dari satu buku. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam mengembangkan ide-ide untuk merangkai kata-kata dalam menulis teks eksposisi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang kesulitan dalam mengembangkan ide, gagasan dan pikiran dalam menulis teks eksposisi. Mengembangkan kerangka tulisan dari topik siswa masih menghadapi kesulitan. Maka dari itu, perlu adanya pembaruan dalam pembelajaran yang akan dipelajari. ehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam menulis teks eksposisi, perlu adanya model pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran tercapai. Cara yang perlu dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai yang mampu menarik perhatian siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray. Model pembelajaran ini dipilih karena dapat digunakan untuk membantu siswa menulis teks eksposisi, model yang menggunakan gaya berdiskusi keliling kelas ini dapat memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, model pembelajaran ini akan memberikan waktu lebih banyak pada siswa untuk berdiskusi. Lalu sebagian dari anggota kelompok akan bertamu ke kelompok lain, sedangkan sebagiannya lagi akan menerima tamu dan berdiskusi untuk menemukan hal baru, setelah itu kembali ke kelompok awal dan mendiskusikan kesimpulannya.

17 4 Alasan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray pada penelitian ini, karena model tersebut mengharuskan siswa aktif dalam berpikir maupun dalam bekerja. Penggunaan model pembelajaran two stay two stray ini dapat membuat siswa bersemangat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam penggunaan model pembelajaran Two tay Two tray siswa dilatih untuk kreatif dan berpikir kritis serta dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan demikian, dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan ide dan gagasannya. elain itu model pembelajaran Two tay Two tray ini belum pernah dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MAN Batang Anai khususnya pada pembelajaran menulis teks eksposisi. Penerapan model pembelajaran Two tay Two tray diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dan membuat siswa lebih mandiri dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis teks eksposisi. Apabila model ini diterapkan dengan baik dan benar, maka kesulitan yang dialami siswa dalam belajar akan dapat terselesaikan dengan baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tentang menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu, penelitian ini diberi judul Pengaruh Penggunaan Model Two tay Two tray Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

18 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diindentifikasi masalah pembelajaran sebagai berikut. Pertama, siswa kesulitan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran yang akan dituliskan ke dalam teks eksposisi. Kedua, siswa tidak memahami materi pembelajaran teks eksposisi. Ketiga, model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi masih belum mampu memotivasi siswa. Keempat guru belum pernah menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray dalam menulis teks eksposisi. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah kemampuan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman? Ketiga, apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman?

19 6 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman tanpa menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada dua, yakni manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. ecara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui model pembelajaran, dan prinsip eksposisi, sedangkan secara praktis bermanfaat bagi guru, siswa, bagi penulis lain dan penulis. Pertama, manfaat bagi guru, bagi guru Bahasa Indonesia di MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman sebagai masukan untuk mengembangkan kemampuan siswa menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray. Kedua, manfaat bagi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, untuk mengetahui tentang informasi kemampuan teks eksposisi. Ketiga, manfaat bagi peneliti lain, penulis lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber referensi, apabila melakukan penelitian dengan tema yang sama, sehingga penelitian ini dapat menambah wawasan dan sumber acuan untuk penulisan lain.

20 7 Keempat, manfaat bagi peneliti sendiri, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. G. Definisi Operasional Definisi merupakan pengungkapan arti ataupun makna dari suatu hal. Definisi itu akan memudahkan pembaca memahami bagian-bagian utama dalam penelitian ini. Adapun definisi istilah pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut. Pertama, pengaruh adalah suatu hasil yang ditimbulkan dari penerapan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi. Kedua, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, model pembelajaran Two tay Two tray adalah model pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok. etelah kelompok terbentuk guru membagikan tugas berupa permasalahanpermasalahan yang harus mereka diskusikan. Keempat, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Kelima, keterampilan menulis teks eksposisi adalah teks yang ditulis siswa yang memaparkan, menjelaskan, dan memberikan informasi serta pengetahuan kepada pembaca.

21 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan, maka teori yang akan diuraikan adalah sebagai berikut : () hakikat menulis, () hakikat teks, () hakikat teks eksposisi, (4) hakikat model pembelajaran two stay two stray.. Hakikat Menulis Teori yang akan dijelaskan pada hakikat menulis adalah (a) pengertian menulis, (b) tujuan menulis, (c) manfaat menulis dan (d) langkah-langkah menulis. a. Pengertian Menulis Menurut Dalman (4:), menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. ejalan dengan pendapat tersebut uparno dan Yunus (dalam Dalman 4:4) menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Tarigan (dalam Dalman 4:4), mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. 8

22 9 Menurut emi (9:), menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. elanjutnya, Tarigan (8:), juga mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Artinya penulis haruslah terampil memanfaatkan grefologi, struktur bahasa, dan kosakata. Kemampuan tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu ide-ide pikiran dan memindahkan gagasan kreatif ke dalam lambang-lambang yang disusun. Dengan memindahkan lambang-lambang yang disusun kemudian ditulis agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan yang ditulis. b. Tujuan Menulis Terdapat beberapa pendapat mengenai tujuan menulis menurut para ahli. emi (:4) menyatakan bahwa menulis memiliki lima tujuan, yaitu; () memberikan arahan, yaitu memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, () menjelaskan sesuatu, yaitu memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain, () menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu hal yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, (4) meringkas atau merangkum, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat, dan (5) meyakinkan,

23 yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya. elanjutnya, Tarigan (8:4) menyatakan bahwa tujuan menulis ada empat, yaitu; () memberitahu atau mengajarkan, menulis dapat memberitahu kepada pembaca tentang hal yang ingin disampaikan oleh penulis, () meyakinkan atau mendesak, meyakinkan atau mendesak pembaca untuk setuju dengan yang disampaikan penulis, () menghibur atau menyenangkan, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur sehingga dapat melupakan masalah yang dialami penulis, dan (4) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosiyang berapi-api, menulis berarti menuangkan segala perasaan baik itu perasaan senang maupun sedih. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan, mempengaruhi pembaca, memberi informasi dan hiburan. Tujuan menulis juga untuk menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian dan memberikan arahan. c. Manfaat Menulis Dalman, (4:6) menyatakan bahwa manfaat menulis yaitu. Pertama, meningkatkan kecerdasan. Kedua, pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas. Ketiga, penumbuhan keberanian. Keempat, pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Menurut Tarigan, (8:) manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong berpikir secara kritis dan

24 dapat memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan menjelaskan pikiran-pikiran tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis agar bisa meningkatkan kecerdasan dan bisa mengembangkan ide atau gagsan dalam bentuk tulisan. d. Langkah-langkah Menulis Menurut emi (9:6) menulis merupakan suatu proses kreatif. ebagai proses kreatif, maka ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. ebagai proses menulis secara garis besar dilaksanakan atas lima langkah yaitu sebagai berikut. Pertama, pemilihan dan penetapan topik. Kedua, pengumpulan informasi. Ketiga, penetapan tujuan, penetapan tujuan sangat penting sebelum mulai menulis, karena tujuan itu sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan. Keempat, perancangan tulisan, merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. Kelima, penulisan draf (konsep). Keenam, penyuntingan atau revisi. Ketujuh, penulisan naskah jadi. Menurut Dalman (4:7) langkah-langkah menulis terdiri atas fase prapenulisan dan pascapenulisan. Fase prapenulisan terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun

25 kerangka karangan. Berdasarkan kerangka karangan kemudian dilakukan pengembangan sebuah tulisan. elanjutnya fase pascapenulisan, ketika karangan selesai, dilakukan penyuntingan dan perbaikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan langkahlangkah menulis adalah memilih dan menetapkan topik apa yang akan dibahas, mengumpulkan informasi seputar topik yang telah ditentukan, menetapkan tujuan, merancang tulisan sesuai dengan topik yang telah ditentukan, menulis, menyunting kembali tulisan yang ditulis, menulis naskah jadi.. Hakikat Teks Kajian teori yang dibahas dalam hakikat teks yaitu: (a) pengertian teks, (b) jenis-jenis teks. a. Pengertian Teks Menurut Priyatni (4:65), teks adalah ujaran (lisan ) atau tulis bermakna yang berfungsi untuk mengekspresikan gagasan. Mengekpresikan gagasan dalam bentuk teks, kita harus memilih strategi untuk menghadirkan kata-kata, agar gagasan tersampaikan dengan baik. Pilihan kata dan strategi penyajiannya katakata tersebut sangat ditentukan oleh tujuan dan situasi (konteks). Anderson (dalam Priyatni, 4:65), mengemukakan teks adalah ujaran (lisan) atau tulis bermakna yang berfungsi untuk mengekspresikan gagasan. Mahsun (4:), mengatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap. Teks yang wujudnya dapat berupa bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang

26 digunakan untuk menyatakan apa saja yang dipikirkan. ehubungan dengan itu Halliday dan Ruqaiyah (dalam Mahsun, 4:), juga menyatakan teks merupakan ungkapan suatu pernyataan atau suatu kegiatan sosial yang bersifat verbal. Darmawati (4:) mengatakan bahwa teks adalah ungkapan lengkap pikiran manusia. Dalam ungkapan pikiran manusia tersebut terdapat situasi dan konteks. Teks dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang melatarbelakangi teks tersebut lahir. Latar belakang teks tersebut meliputi pesan yang ingin disampaikan dan format bahasa pesan dikemas. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan baik lisan maupun tulis sebagai suatu bentuk mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan. elain itu, teks juga digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial. b. Jenis-jenis Teks Menurut Mahsun (4:5) teks dapat diklasifikasikan atas teks tunggal atau gendre mikro dan teks majemuk atau gendre makro. Jadi yang dimaksud disini adalah ragam besar atau kompleks yang di dalamnya terdapat bermacam jenis teks gendre mikro. Mahsun (4:6) juga menjelaskan berbagai jenis teks, seperti teks deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. emua jenis teks itu dapat dikelompokkan kedalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan.

27 4 Menurut Anderson (dalam Priyatni, 4:66-67), teks dikelompokkan menjadi dua kategori besar (genre), yaitu genre sastra dan genre faktual. Genre sastra bertujuan untuk mengajukan emosi dan imajinasi pembaca atau penyimak. Genre sastra membuat pembaca atau penyimak tertawa, menangis, dan merefleksi diri atau menyucikan diri (katarsis). Genre sastra dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu teks naratif (cerpen, novel), puitik dan dramatik. Teks naratif bertujuan menceritakan sesuatu, teks puitis bertujuan untuk mengekspresikan perasaan atau kesan terhadap sesuatu, dan teks dramatik bertujuan mengomunikasikan ide atau pengalaman melalui aksi panggung. Ketiga jenis teks tersebut dapat berbentuk lisan atau tulis. Genre faktual menghadirkan informasi atau gagasan dan tujuan untuk menggambarkan, menceritakan, atau meyakinkan pembaca atau penyimak. Termasuk dalam genre faktual, antara lain teks eksplanasi, eksposisi, prosedur, deskripsi, diskusi, laporan hasil observasi, dan lain-lain. Menurut Darmawati (4:) ada beberapa jenis teks yaitu, teks laporan hasil observasi yang digunakan untuk menyampaikan pengamatan. Teks deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan objek secara jelas. Teks eksposisi bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau pendapat. Teks eksplanasi bertujuan menjelaskan proses peristiwa alam dan sosial yang terjadi dilingkungan sekitar. Teks narasi mengungkapkan ide atau gagasan agar membentuk cerita runtut. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis teks terbagi atas beberapa jenis, seperti teks genre sastra, teks genre faktual, dan teks genre tanggapan.

28 5. Hakikat Teks Eksposisi Pada hakikat teks eksposisi ini akan dijelaskan tentang, (a) pengertian teks eksposisi, (b) ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi, (c) struktur teks eksposisi, (d) indikator penilaian menulis teks eksposisi. a. Pengertian Teks Eksposisi Menurut Darmawati (4: 55), kata teks eksposisi (exposition) berarti memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menjelaskan. Eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Eksposisi ditulis dalam teks dengan tujuan untuk memberitahukan, memaparkan menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca. Menurut Keraf (dalam Darmawati 4: 55), eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau keterampilan berbahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Menurut Priyatni (4:9), mengatakan bahwa teks eksposisi merupakan teks yang digunakan untuk meyakinkan pembaca terhadap opini yang dikemukakan dengan sejumlah argumen pendukung. Teks eksposisi bertujuan untuk menjelaskan, mengklarifikasi atau mengevaluasi sebuah persoalan atau isu tentang topik tertentu. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah teks yang digunakan untuk meyakinkan pembaca terhadap opini yang dikemukakan dengan sejumlah argumen pendukung. Teks eksposisi biasanya memuat suatu isu atau persoalan tentang topik tertentu.

29 6 b. Ciri-ciri Kebahasaan Teks Eksposisi Dalam Priyatni (4:9) dijelaskan bahwa ciri kebahasaan teks eksposisi adalah sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi. Kedua, meyakinkan seseorang terhadap kebenaran opini yang diajukan. Ketiga, memuat suatu isu atau persoalan tentang topik tertentu. Keempat, menunjukkan posisi penulis dalam menaggapi isu atau persoalan tersebut. Kelima, berusaha untuk menjelaskan, atau mengklarifikasi atau mengevaluasi sebuah persoalan tentang topik tertentu. Menurut Mahsun (4: ) teks eksposisi memiliki dua ciri kebahasaan yaitu sebagai berikut. Pertama, menggunakan konjungsi penghubung kalimat. Kedua, berupa nomina bilangan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi terdiri atas memberikan informasi, meyakinkan seseorang terhadap opini, memuat isu atau persoalan, berusaha untuk menjelaskan sebuah persoalan tentang topik tertentu, menggunakan konjungsi penghubung kalimat, dan berupa nomina. c. truktur Teks Eksposisi Menurut Priyatni (4:9) secara umum ada empat struktur isi dari teks eksposisi yakni: () judul, teks eksposisi sudah memunculkan isu, atau persoalan tentang topik tertentu. () tesis, opini atau pendapat, berisi suatu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. () argumen, berisi sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. (4) simpulan, merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu.

30 7 Menurut Darmawati (4: 56) teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Menurut Mahsun (4: -) struktur berpikir yang menjadi muatan teks eksposisi adalah sebagai berikut. Pertama, judul. Kedua, tesis/ pernyataan pendapat. Ketiga, argumentasi. Keempat, pernyataan ulang pendapat. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksposisi terdiri atas judul, tesis/ pernyataan pendapat, argumentasi, dan simpulan. d. Indikator Penilaian Menulis Teks Ekspsosisi Penilaian akan menjadi akurat dan objektif jika dinilai dengan berlandaskan kepada indikator yang dirumuskan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini berpatokan pada struktur teks eksposisi sesuai pendapat Priyatni (4: 9). Adapun indikator penilaian teks eksposisi yang dimaksud, yaitu pertama, judul, kedua, tesis,opini atau pendapat; ketiga, argumen; dan keempat, simpulan. 4. Hakikat Model Pembelajaran Two tay Two tray Teori yang akan dijelaskan pada hakikat model pembelajaran two stay two stray adalah (a) pengertian Two tay Two tray, (b) langkah-langkah proses model pembelajaran Two tay Two tray, (c) penerapan model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi. a. Pengertian Two tay Two tray Menurut Istarani (:), metode Two tay Two tray atau metode dua tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan model ini dimulai dengan pembagian

31 8 kelompok. etelah kelombok terbentuk guru membagikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. etelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompoknya meninggalkan kelompoknya untuk bertemu dengan kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari uatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya terhadap tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masingmasing. etelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. Menurut hoimin (4:), model-model pembelajaran kooperatif adalah unik karena dalam pembelajaran kooperatif suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda diberikan dalam mengupayakan pembelajaran siswa. alah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two tay Two tray) disingkat TT. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two tay Two tray merupakan model pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok, dua orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya.

32 9 b. Langkah-langkah Proses Model Pembelajaran Two tay Two tray Huda (4:7) membagi langkah-langkah pembelajaran Two tay Two tray menjadi delapan langkah, yaitu; () guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat orang siswa. kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen, () guru memberikan subpokok pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing, () siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir, (4) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain, (5) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain, (6) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (7) kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka, dan (8) salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. hoimin (4:) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Two tay Two tray, yaitu; () siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa, () setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain, () dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil tugas mereka ke tamu, (4) tamu kembali ke kelompoknya

33 masing-masing dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (5) kelompok mencocokan dan membahas tugas yang telah mereka kerjakan. Istarani (:) menyatakan langkah-langkah pembelajaran model Two tay Two tray, yaitu; () peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang, () setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain, () dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu mereka, (4) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (5) kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran Two tay Two tray, yaitu; () peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang, () setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok bertamu (Two tray) ke kelompok yang lain, () dua orang yang tinggal (Two tay) dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu mereka, (4) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (5) kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka. c. Penerapan Model Two tay Two tray Terhadap Menulis Teks Eksposisi Model pembelajaran Two tay Two tray merupakan salah satu variasi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam keterampilan menulis teks eksposisi. Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran Two tay ttwo tray dalam

34 pembelajaran menulis teks eksposisi merujuk pada pendapat hoimin (4:) di atas, dengan langkah sebagai berikut. No 4 5 Langkah-langkah Model Pembelajaran TT Menurut hoimin siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa. setelah selesai, dua siswa dari masingmasing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil tugas mereka ke tamu tamu kembali ke kelompoknya masingmasing dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. kelompok mencocokan dan membahas tugas yang telah mereka kerjakan. Penerapan Model Pembelajaran TT terhadap Menulis Teks Eksposisi Pertama, guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai menulis eksposisi, dengan cara guru menjelaskan inti materi menulis eksposisi beserta contoh teks eksposisi. Kedua, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan masing-masing anggota 4 siswa. Ketiga, guru meminta siswa menulis teks eksposisi dengan tema Kemacetan Lalu Lintas, siswa diminta secara berkelompok menuliskan teks eksposisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. Masing-masing kelompok menuliskan teks eksposisi dengan cara mereka sendiri. Kemudian, dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara dua anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja menulis teks eksposisi mereka ke tamu dari kelompok lain. etelah memperoleh informasi dari anggota kelompok yang tinggal, anggota kelompok yang bertugas bertamu mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mencocokan dan membahas hasil kerja mereka. Keempat, setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan tugas menulis teks eksposisi yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan

35 dengan kelompok lainnya, kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa. B. Penelitian yang Relevan Berdasarkan studi kepustakaan yang dilakukan, penelitian tentang pengaruh model pembelajaran two stay two stray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa ditemukan beberapa laporan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Adila (6) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two tay Two tray Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Ulang Biografi iswa Kelas XI MAN Padang. Dalam penelitian tersebut disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, nilai keterampilan menulis teks cerita ulang biografi sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa kelas XI MAN Padang berada pada kualifikasi Cukup (C). Kedua, nilai keterampilan menulis teks cerita ulang biografi sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa kelas XI MAN Padang berada pada kualifikasi Baik ekali (B). Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa kelas XI MAN Padang. Utami (5) melakukan penelitian dengan judul skripsinya Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadaap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas VII MP Negeri 4 Kabupaten olok elatan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII MPN 4 Kabupaten olok

36 elatan sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 69,6. Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII MPN 4 Kabupaten olok elatan sesudah menggunakan model kooperatif tipe jigsaw berada pada kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-rata 84,8. Ketiga, berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII MPN 4 Kabupaten olok elatan karena nilai thitung>ttabel. Yurniati (6) melakukan penelitian dengan judul skripsinya Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap Teks Eksposisi iswa Kelas VII MPN Padang. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, keterampilan menulis teks eksposisi sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) siswa kelas VII MPN Padang berada pada kualifikasi Hampir Cukup (HC). Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) siswa kelas VII MPN Padang berada pada kualifikasi Baik (B). Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan menulis teks eksposisi sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) siswa kelas VII MPN Padang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Adila (6) terletak pada variabel penelitian, populasi penelitian. Pertama, variabel penelitian ini adalah

37 4 kemampuan menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray, sedangkan variabel Adila (6) menggunakan keterampilan menulis teks cerita ulang biografi sesudah dan sebelum menggunakan model pembelajaran two stay two stray. Kedua, populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, sedangkan populasi penelitian Adila (6) siswa kelas XI MAN Padang. Perbedaan penelitian ini dengan Utami (5) terletak pada model pembelajaran dan pupolasi penelitian. Pertama, model pembelajaran penelitian ini adalah model pembelajaran two stay two stray, sedangkan Utami (5) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kedua, populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, sedangkan populasi penelitian Utami (5) siswa kelas VII MPN 4 Kabupaten olok elatan. elanjutnya, perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yurniati (6) terletak pada model pembelajaran dan populasi penelitian. Pertama, pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran two stay two stray, sedangkan Yurniati (6) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC). Kedua, populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, sedangkan populasi penelitian Yurniati (6) siswa kelas VII MPN Padang. C. Kerangka Konseptual Pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum menekankan pada pemahaman terhadap teks. Teks pada pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas

38 5 beberapa jenis, diantaranya yaitu teks eksposisi. Teks akan sangat berkaitan erat dengan kegiatan menulis. iswa pada kurikulum pada pelajaran bahasa indonesia di tuntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam kegiatan menulis. Keterampilan menulis teks eksposisi adalah salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh menulis teks eksposisi adalah salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia yang ada pada kurikulum. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran terutama disebabkan oleh guru. Guru adalah orang yang sangat berperan dalam proses belajar. ehingga saat belajar siswa berinteraksi dengan guru tersebut dan guru dituntut untuk bisa membuat kondisi ruang belajar menjadi wahana yang sangat menyenangkan dengan berbagai model yang digunakan. alah satu model yang bisa digunakan oleh guru dalam menulis adalah model Two tay Two tray. Penelitian ini melihat bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan cara membandingkan ketermpilan menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray. esuai dengan uraian tersebut, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut.

39 6 Menulis Teks Eksposisi Kelas Kontrol Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Kelas Eksperimen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman truktur Teks Eksposisi. Judul. Tesis, Opini atau Pendapat. Argumen 4. impulan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Two tay Two tray Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Bagan. Kerangka Konseptual Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Two tay Two tray Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

40 7 D. Hipotesis Penelitian Arikunto (:) menyatakan bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul. Ia merupakan suatu pernyataan dalam bentuk sederhana dari dugaan relatif peneliti tentang suatu hubungan antara variabelvariabel yang diteliti. Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji sebagai berikut ini. H: tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran tipe Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai. Hipotesis diterima apabila thitung > ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = + - dan taraf signifikasi 95%. H: terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran tipe Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MAN Batang Anai. Hipotesis diterima apabila thitung < ttabel dengan derajat kebebasan (dk)=n+n- dan taraf signifikasi 95%..

41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dikatakan kuantitatif karena data yang akan dikumpulkan berupa angka dan analisis dengan rumus statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat ugiyono (8:7) bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, data penelitian berasal dari skor pengaruh model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA Negeri Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. B. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design. Menurut Zainal (:74), quasi experimental design adalah eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Dikatakan metode eksperimen karena melalui penelitian ini ingin mengetahui pengaruh perlakuan model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian The Randomized Posttest Only Control Group. Yusuf (:94) mengemukakan bahwa The Randomized Posttest Only Control Group merupakan rancangan lebih sederhana dibandingkan The Randomized Pretest-Posttest Only Control Group, 8

42 9 karena tidak dilakukan pretest. Pada langkah awal dipilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan perlakuan. Pada kegiatan akhir sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen, kepada kedua kelompok diberikan posttest. Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok kontrol hanya posttes saja. Akibatnya perlakuan adalah selisih O dan O seperti yang digambarkan sebagai berikut. Rancangan Penelitian E X K - O R O Yusuf, (:94) Keterangan: E R K O O X = eksperimen = random = kontrol = (posttest) yang diberikan kepada kelas eksperimen = (posttest) yang diberikan kepada kelas kontrol = perlakuan yang diterapkan kepada kelas eksperimen yakni model Two tay Two tray Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok kontrol hanya posttest saja. Akibatnya perlakuan adalah selisih O dan O.

43 D. Populasi dan ampel ugiyono (8:8) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. ejalan dengan itu, Arikunto (:7), menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. edangkan menurut ugiono (8:8), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kemudian Arikunto (:74), mengemukakan bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di MA Negeri Batang Anai yang terdaftar pada tahun ajaran 7/8 yang berjumlah sebanyak 5 orang yang tersebar dalam delapan kelas. ugiyono (8:8), juga menambahkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan imple Random ampling. ugiyono (8: 8) mengatakan bahwa imple Random ampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini sampel dapat ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing kelas populasi untuk menentukan homogen atau tidaknya anggota populasi. elanjutnya sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. atu kelas dengan model

44 pembelajaran tipe Two tay Two tray dan satu kelas lagi tanpa menggunakan model tipe Two tay Two tray. Dari delapan kelas dipilih dua kelas yang dipilih secara acak dari delapan kelas memilih nilai yang homogen sebagai sampel, yaitu kelas (X.) dan kelas (X.) MAN Batang Anai yang terdaftar pada tahun ajaran 6/7 yang berjumlah 5 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. Populasi dan ampel Nilai Rata-rata Latihan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai No Kelas Jumlah siswa Nilai ratarata tandar Deviasi ampel X 8 Orang 76, 5,6 X. 5 Orang 76,78 4,87 Kelas Kontrol X. 5 Orang 77, 4,89 Kelas Eksperimen 4 X.4 7 Orang 77,9 5,9 5 X.5 8 Orang 74,7 5,47 6 X.6 8 Orang 77,46 5,49 7 X.7 7 Orang 79,68 5, 8 X8 7 Orang 76,8 4,96 5 Orang (umber: Guru Bahasa Indonesia MA Negeri Batang Anai) Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kelas X. dan X. memiliki standar deviasi terkecil, ini berarti kedua kelas tersebut bisa dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol karena sama-sama homogen. Untuk menentukan yang akan dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan simple random sampling. Berdasarkan teknik acak sederhana tersebut terpilihlah kelas X. sebagai kelas eksperimen dan kelas X. sebagai kelas kontrol.

45 E. Variabel dan Data ugiyono (8:8) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ementara itu Arikunto (:6) meyebutkan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penalitian. Variabel dalam penelitian ini terdapat atas dua macam, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel X yaitu model Two tay Two tray, sedangkan variabel Y yaitu keterampilan menulis teks eksposisi. Data menurut Arikunto (:6) merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Data dalam penelitian ini adalah skor keterampilan menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray siswa kelas X MA Negeri Batang Anai. F. Instrumen Penelitian ugiyono (8:) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jadi, instrumen digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Pada tes unjuk kerja ini siswa ditugaskan untuk menulis sebuah teks eksposisi tanpa menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap kali pertemuan.

46 Pertemuan pertama, pada kelas kontrol langkah-langkahnya sebagai berikut ini. Pertama, guru menjelaskan pembelajaran yang berkaitan dengan menulis eksposisi dan memberikan contoh teks eksposisi. Kedua, siswa menulis teks eksposisi dengan tema Kemacetan Lalu Lintas. Ketiga, setelah selesai teks eksposisi yang ditulis siswa dikumpulkan dan dinilai sesuai dengan indikator penilaian teks eksposisi dan hasil itu yang dijadikan sebagai data penelitian. Pada kelas eksperimen dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, pada kelas eksperimen pengumpulan data dengan menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray dengan langkah-langkah sebagai berikut: () guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. () diberikan tes menulis teks eksposisi menggunakan model pembelajaran Two tay Two tray dengan tema Kemacetan Lalu Lintas. Pertemuan kedua, diberikan posttest berupa tes unjuk kerja menulis teks eksposisi dengan tema Manfaat Kegiatan extrakurikuler. etelah siswa selesai mengerjakan tes, hasil tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan indikator penilaian teks eksposisi dan hasil itu yang dijadikan sebagai data penelitian. H. Teknik Analisis Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah skor dari hasil tes siswa yang diperoleh tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca dan mengoreksi atau memberi skor hasil kerja siswa dalam menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model

47 4 pembelajaran tipe Two tay Two tray sesuai indikator yang telah ditentukan. Pemberian skor terhadap hasil tulisan siswa seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini. Tabel Format Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai Aspek Penilaian truktur teks eksposisi No Judul Tesis Argumen impulan kor Nilai Keterangan : Deskriptor penilaian judul teks eksposisi Judul kor :diberikan apabila siswa tidak memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu tetapi tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila dalam judul teks eksposisi yang di tulis siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan sesuai dengan tema. Tesis, Opini atau Pendapat kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat satu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat dua pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu

48 5 kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat tiga atau lebih pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu Argumentasi kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa berisi satu bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa berisi dua bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa berisi tiga bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. impulan kor :diberikan apabila siswa tidak merangkum dan tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila siswa merangkum tetapi tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila simpulan dalam teks eksposisi yang ditulis siswa merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. Kedua, memberikan dan mencatat skor dari hasil kerja siswa dalam menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray. Mengubah skor yang diperoleh siswa dalam menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray menjadi nilai. Menurut Abdurrahman dan Ellya Ratna (:64) rumus yang digunakan untuk mengolah skor menjadi nilai adalah berikut ini. = Keterangan : N = tingkat penguasaan M = skor yang diperoleh I = skor yang harus dicapai dalam suatu tes max = skala yang digunakan % Ketiga, mengklasifikasikan nilai eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model two stay two stray siswa kelas X MA Negeri Batang Anai berdasarkan patokan skala berikut ini.

49 6 Tabel Penentukan Patokan dengan Perhitungan Persentase untuk kala No Interval PersentaseTingkat Penguasaan 96% - % 86% - 96% 76% - 85% 66% - 75% 56% - 65% 46% - 55% 6% - 45% 6% - 5% 6% - 5% % - 5% (Nurgiyantoro, :4) Nilai Ubahan kala Keterangan empurna Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Keempat, nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA Negeri Batang Anai tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray yang didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam format tabel distribusi frekuensi. Nilai siswa ditulis dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Kelima, menentukan rata-rata hitung kemampuan menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray siswa kelas X MA Negeri Batang Anai. Menurut Abdurrahman dan Ratna (:7), menghitung rata-rata hitung dapat menggunakan rumus berikut ini. M= FX N Keterangan: M = nilai rata-rata hitung Fx = hasil perkalian frekuensi dengan skor yang diperoleh N = jumlah siswa

50 7 F X = frekuensi nilai siswa = skor Keenam, menampilkan data yang diperoleh dari hasil tes keterampilan menulis teks eksposisi siswa tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray dalam bentuk histogram dari masing-masing indikator. Ketujuh, melakukan uji hipotesis, uji normalitas, dan uji homogenitas. ebelum melakukan hipotesis, dilakukan uji persyaratan hipotesis data dari tes keterampilan menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. udjana (5: ) mengatakan bahwa rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah rumus lilliefors. Untuk pengujian kenormalan data dapat ditempuh prosedur berikut. Pertama, data X, X, X,... X dapat diperoleh dari data yang terkecil sampai data yang terbesar. Kedua, X, X, X... X jadikan bilangan baku Z, Z, Z,... Z dengan rumus berikut ini. Ζί= ί Keterangan: Xi = skor yang diperoleh siswa ke Zi = skor bilangan baku siswa ke = skor rata-rata = simpangan baku Ketiga, setiap bilangan baku (Zi) didistribusikan dengan distribusi (F) pada tabel distribusi (F) yang akan menjadi F(Zi). Keempat, Menghitung ( ) dengan menghitung proporsi,,,.. dibagi dengan jumlah (n). Kelima,

51 8 menghitung selisih F(Zi) (Zi) dan menentukan harga mutlaknya. Keenam,Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlaknya selisih F( terbesar disebut. Ketujuh, membandingkan nilai )- ( ), harga dengan nilai kritis terdapat pada a =,5, kriterianya yaitu populasi terdistribusi normal jika yang L table.berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, maka kedua kelas sampel memiliki data yang berdistribusi nornal. Dari hasil perhitungan pada kelas kontrol didapatkan Lo < yaitu,67 <,7 (Lampiran 4, halaman ), sedangkan pada kelas eksperimen didapatkan Lo < yaitu,684<,7 (Lampiran 5, halaman 45). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil. Menurut udjana (5:49-5), rumus tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. () Mencari varian kelompok data, kemudian menghitung harga Fhitung dengan rumus berikut. F= Keterangan: F = perbandingan antara varian terbesar dengan varian terkecil = varian kemampuan siswa terbesar = varian kemampuan siswa terkecil Membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel yang terdapat pada distribusi F dengan dk = n- pada taraf signifikan,5. Apabila nilai Fhitung < Ftabel, disimpulkan bahwa data memiliki homogenitas. Berdasarkan hasil uji analisis data yang dialkukan

52 9 maka kedua kelas memiliki variansi yang homogen, dengan pada taraf nyata,5 dan n=5 (n-) diperoleh angka,98 (Lampiran 6, halaman 46). c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan model Two tay Two tray berpengaruh terhadap keterampilan menulis teks eksposisi. Menurut udjana (5: 9) rumus yang digunakan untuk uji-t adalah sebagai berikut. t= untuk menghitung simpangan baku tanpa menggunakan model pembelajaran tipe two stay two stray dan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two tay Two tray digunakan rumus sebagai berikut. = Keterangan: skor rata-rata kelas eksperimen skor rata-rata kelas kontrol = = simpangan baku gabungan dari kedua kelas = jumlah siswa dalam kelas eksperimen = jumlah siswa dalam kelas kontrol = variasi untuk kelas eksperimen = variasi untuk kelas kontrol Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan maka dapat diketahui bawha pemnggunaan model berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan menulis teks

53 4 eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai, dimana t >t >,7 maka H diterima dan H ditolak (Lampiran 7, halaman 47). Kedelapan, membahas hasil analisis dan membuat kesimpulan. yaitu,99

54 4 BAB IV HAIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan model Two tay Two tray (TT) terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Hasil penelitian ini yang akan diuraikan () deskripsi data, () analisis data, () pembahasan analisis data. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di MA N Batang Anai, pada tanggal Januari 8 untuk menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) di kelas kontrol dengan jumlah siswa 5 orang. Pada tanggal Januari 8 untuk menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) di kelas eksperimen dengan jumlah 5 orang siswa. Pada bagian ini dideskripsikan skor menulis teks eksposisi tanpa dan dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT).. kor Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Data tes keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) diperoleh melalui tes unjuk kerja ini dilakukan di kelas kontrol. Pada tes tersebut siswa diminta untuk menulis sebuah teks eksposisi dengan tema Kemacetan Lalu Lintas tanpa menggunakan model Two tay Two tray. etelah data terkumpul data tersebut dinilai berdasarkan indikator yang telah ditentukan yaitu: () judul, () tesis atau opini, () argumentasi dan (4) simpulan. kor menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two 4

55 4 tray (TT). Data hasil skor menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Nilai Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabuapaten Padang Pariaman Kode ampel Jumlah Aspek yang dinilai 68 7 kor Dari tabel di atas dapat dilihat nilai keseluruhan perolehan skor menulis teks eksposisi siswa kelas X tanpa model Two tay Two tray. Keseluruhan aspek penilaian diberi skor sampai. etelah hasil tes diberi skor maka diperoleh

56 4 jumlah skor tertinggi yaitu 9 dan jumlah skor yang terendah 6. kor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, jumlah skor 9 diperoleh dengan jumlah 6 orang siswa dengan perolehan persentase 6%. Kedua, jumlah skor 8 diperoleh dengan jumlah 9 orang siswa dengan dengan perolehan persentase 76%. Ketiga, jumlah skor 7 diperoleh dengan jumlah 7 orang siswa dengan perolehan persentase 8%. Keempat, jumlah skor 6 diperoleh dengan jumlah orang siswa dengan perolehan persentase %. Untuk masing-masing indikator menulis teks eksposis dapat dijabarkan sebagai berikut ini. a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Judul) Berdasarkan data pada lampiran 6, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah 9 orang dengan perolehan persentasi 76%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 5 orang dengan perolehan persentasi %. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. b. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Opini) Berdasarkan data pada lampiran 6, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 4 orang dengan perolehan persentase 56%.

57 44 c. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Argumentasi) Berdasarkan data pada lampiran 6, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persenatse 4%. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 44%. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 5%. d. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator 4 (impulan) Berdasarkan data pada lampiran 6, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah 4 orang dengan perolehan persentase 48%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 5 orang dengan perolehan persentase %. iswa yang memperoleh skor berjumlah 6 orang dengan perolehan persentase 4%.. kor Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Data tes keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) diperoleh melalui tes unjuk kerja. Dalam tes tersebut siswa diminta untuk menulis teks eksposisi dengan tema Manfaat Kegiatan Extrakurikuler. etelah data terkumpul, etelah data terkumpul data tersebut dinilai berdasarkan indikator tersebut adalah : () judul, () opini, () argumentasi, dan (4) simpulan. Untuk perolehan nilai skor menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray dapat dilihat pada tabel berikut ini:

58 45 Tabel 6. Nilai Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Kode ampel Jumlah Aspek yang dinilai kor Dari tabel 6 di atas dapat dilihat, bahwa diperoleh jumlah skor tertinggi yaitu dan jumlah skor yang terendah 7. kor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, jumlah skor diperoleh dengan jumlah orang siswa dengan persentase dengan perolehan persentase %. Kedua, jumlah skor diperoleh dengan jumlah 7 orang siswa dengan persentase perolehan persentase 8%.. Ketiga, jumlah skor 9 diperoleh dengan jumlah 4

59 46 orang siswa dengan perolehan persentase 6%. Keempat, jumlah skor 8 diperoleh dengan jumlah 5 orang siswa dengan perolehan persentase %. Kelima, jumlah skor 7 diperoleh dengan jumlah 4 orang siswa dengan perolehan persentase 6%. Untuk masing-masing indikator dapat dijabarkan sebagai berikut ini. a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Judul) Berdasarkan data pada lampiran 7, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah 9 orang dengan perolehan persentase 76%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 6 orang dengan perolehan persentase 4%. b. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Opini) Berdasarkan data pada lampiran 7, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 8%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 7 orang dengan perolehan persentase 68%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 6 orang dengan perolehan 4%. c. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator (Argumentasi) Berdasarkan data pada lampiran 7, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah 5 orang dengan perolehan persentase %. iswa yang memperoleh skor berjumlah

60 47 orang dengan perolehan persentase 5%. iswa yang memperoleh skor berjumlah 7 orang dengan perolehan persentase 8%. d. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Dilihat dari Indikator 4 (impulan) Berdasarkan data pada lampiran 7, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 48%. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 48%. iswa yang memperoleh skor berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. B. Analisis Data Adapun analisis data pada keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, pada bagian ini yang dilakukan adalah mendeskripsikan rata-rata, frekuensi, serta presentase nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT).. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Keterampilan menulis teks anekdot tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan lampiran 6, diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan rumus presentase. N=

61 48 Nilai tertinggi yang diperoleh siswa untuk keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai adalah 75, salah seorang siswa yang memperoleh nilai 75 ini adalah dengan kode sampel. Data selengkapnya tentang keterampilan menulis puisi sebelum menggunakan teknik Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah orang dengan perolehan persentase %. Kedua, siswa yang memperoleh skor 58, berjumlah 7 orang dengan perolehan persentase 8%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 66,67 berjumlah 9 orang dengan perolehan persentase 6%. Keempat, siswa yang memperoleh skor 75 berjumlah 6 orang dengan perolehan persentase 4%. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman No X F FX X 5 58, 66, , 6, 5 4,9 4444, Jumlah , 588,95 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai yaitu 588,95. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis puisi sebelum menggunakan model Two tay Two tray

62 49 (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan rata-rata hitung. Untuk mengetahui rata-rata hitung digunakan rumus sebagai berikut. = = 588,95 5 = 6,56 Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 6,56. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai berada pada rentangan rentang 56-65% Kualifikasi Cukup (C). Langkah selanjutnya adalah pengklasifikasian keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan konversi skala. Untuk lebih jelasnya pengklasifikasian keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai dapat dilihat di tabel berikut ini. Tabel 7. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai No Tingkat Penguasaan Kualifikasi Frekuensi Persentase 96 % 86 95% 76 85% empurna () Baik ekali (B) Baik (B) % Lebih dari Cukup (LdC) 5 6

63 5 Tabel Lanjutan % 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan tabel 8 tersebut, dapat diperoleh gambaran tentang keterampilan menulis teks eksposisi siswa sebelum menngunakan model Two tay Two tray. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (6675%) berjumlah 5 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi baik cukup (56-65%) berjumlah 7 orang. Ketiga, siswa yang berada pada kualifikasi hampir cukup (46-55%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai eperti berikut ini.

64 5 5 Frekuensi 5 5 Kualifikasi Gambar. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariman a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator Judul Keterampilam menulis teks eksposisi tanpa menggunkan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 5 untuk indikator I Judul dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunkan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai pada indikator I judul skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah adalah,. Data secara lengkap keterampilan menulis puisi pada indikator I adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai, berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 5 orang perolehan persentase %. Ketiga,

65 5 siswa yang memperoleh nilai berjumlah 9 orang dengan perolehan persentase 76%. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul No X, 66,67 Jumlah F FX,,5 9 66,68 Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunkan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator I Judul yaitu 66,68. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan nilai keterampilan menulis tanpa menggunkan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator I Judul. Penentuan rata-rata hitung dapat digunakan rumus sebagai berikut. = 66,68 = = 9,67 Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 9,67. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator I Judul berada pada rentang 86-95% dengan Baik (B).

66 5 Tabel 9. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunkan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel 9 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator I. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-45%) berjumlah orang. Kedua siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah 5 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah 9 orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator I Judul seperti berikut ini.

67 54 5 Frekuensi Kualifikasi Gambar. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul b. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis atau Opini Keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 6, untuk indikator II tesis atau opini dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tar siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis, skor yang tertinggi diperoleh siswa dan skor terendah,. Data secara lengkap pada keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai, berjumlah 4 orang dengan perolehan skor 56%. Kedua, siswa yang memperoleh

68 55 nilai 66,67 berjumlah orang perolehan skor 4%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai berjumlah orang dengan perolehan skor 4%. Tabel. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Ekspsosisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis No X, 66,67 Jumlah F 4 5 FX 466,6 666,7, Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunkan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis yaitu,. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. =, = = 49, Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 49,. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis berada pada rentang 46 55% dengan Hampir Cukup (HC).

69 56 Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunkan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini. Tabel. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Ekspsisis Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) Frekuensi Persentase % Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator II. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-45%) berjumlah 4 orang. Kedua siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis seperti berikut ini.

70 Frekuensi Kualifikasi Gambar. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunkan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis c. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunkanan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi Keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 7, untuk indikator III argumentasi dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi skor tertinggi yang diperoleh siswa dan terendah,. Data secara lengkap pada keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai adalah sebagai berikut. iswa yang memperoleh nilai berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. iswa yng memperoleh nilai 66,67

71 58 berjumlah orang dengan perolehan persentase 44%. iswa yang memperoleh nilai, berjumlah orang dengan perolehan persentase 5%. Tabel. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi No X, 66,67 Jumlah F FX 4,9 7,7 66,66 Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi yaitu 66,66. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. = 66,66 = = 5,66 Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 5,66. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi berada pada rentang 46-55% dengan Hampir Cukup (HC). Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan

72 59 menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini. Tabel. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator III. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-45%) berjumlah orang. Kedua siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya, membuat histogram keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator III argumentasi berikut ini.

73 Frekuensi Kualifikasi Gambar 4. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi d. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunkanan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan Keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 7, untuk indikator IV simpulan dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan skor tertinggi yang diperoleh siswa dan terendah,. Data secara lengkap pada keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai adalah sebagai berikut. iswa yang memperoleh nilai berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. iswa yng memperoleh nilai 66,67 berjumlah

74 6 orang dengan perolehan persentase 44%. iswa yang memperoleh nilai, berjumlah orang dengan perolehan persentase 5%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan No X, 66,67 Jumlah F FX 4,9 7,7 66,66 Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan yaitu 66,66. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. = 66,66 = = 5,66 Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 5,66. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan berada pada rentang 46-55% dengan Hampir Cukup (HC). Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan

75 6 menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini. Tabel 5. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV simpulan No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel 5 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator IV. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-45%) berjumlah orang. Kedua siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator IV simpulan berikut ini.

76 Frekuensi Kualifikasi Gambar 5. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV simpulan. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 7, diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan rumus presentase. N= Nilai tertinggi yang diperoleh siswa untuk keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai adalah 9,66 salah satu siswa yang memperoleh nilai 9,66 ini adalah dengan kode sampel. Data selengkapnya tentang keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 58, berjumlah

77 64 orang dengan perolehan persentase 4%. Kedua, siswa yang memperoleh skor 66,67 berjumlah orang dengan perolehan persentase %. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 75 berjumlah 7 orang dengan perolehan persentase 8%. Keempat, siswa yang memperoleh skor 8, berjumlah orang dengan perolehan persentase 4%. Kelima, siswa yang memperoleh skor 9,66 berjumlah 4 orang dengan perolehan persentase 6%. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai No 4 5 X 58, 66, , 9,66 Jumlah F FX 58,, 55 8, 66,64 8,7 X 4,8 4444,88 565, 649,7 79,4 Berdasarkan tabel, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai yaitu 866,7. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two stay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan rata-rata hitung. Untuk mengetahui rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. = =, = 7,45

78 65 Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 7,45. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berada pada rentangan rentang 66-75% Kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Langkah selanjutnya adalah pengklasifikasian keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan konversi skala dilihat di tabel berikut ini. Tabel 7. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel 7 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks cerita eksposisi siswa dengan menngunakan model Two tay Two tray. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi baik sekali (8695%) berjumlah 4 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi baik (7685%) berjumlah orang. Ketiga siswa siswa yang berada pada kualifikasi lebih

79 66 dari cukup (66-75%) berjumlah orang. Keempat, siswa yang berada pada kualifikasi cukup (56-65%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai seperti berikut ini. 5 Frekuensi 5 5 Kualifikasi Gambar 6.Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator Judul Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 8 untuk indikator I judul dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Indikator I judul, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah dan terendah adalah 66,67. Data secara lengkap keterampilan

80 67 menulis teks eksposisi pada indikator I adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 6 orang perolehan persentase 4%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai berjumlah 9 orang dengan perolehan persentase 76%. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul No X 66,67 F 6 Jumlah 9 5 FX 4, 9, Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two stray untuk indikator I Judul yaitu,. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan nilai rata-rata menulis teks eksposisi dengan model Two tay Two tray indikator I judul. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. =, = = 9, Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 9,. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray untuk indikator I judul berada pada rentang 86-95% dengan Baik ekali (B).

81 68 Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator I judul berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini. Tabel 9. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel 9 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator I. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah 6 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah 9 orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi dengan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator I judul seperti berikut ini.

82 Frekuensi Kualifikasi Gambar 7. Histogram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two trai iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator I Judul b. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas x MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 8, untuk indikator II tesis atau opini dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi indikator II tesisi atau opini, skor yang tertinggi diperoleh siswa dan skor terendah,. Data secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai, berjumlah 6 orang dengan perolehan persentase 4%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah 7 orang perolehan persentase 68%. Ketiga, siswa yang meperoleh nilai berjumlah orang dengan perolehan persentase 8%.

83 7 Tabel. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis No X, 66,67 Jumlah F FX 99,98,9 5,7 Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis yaitu 5,7. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. = =, 5 = 6, Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 6,. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai untuk indikator II tesis berada pada rentang 56 65% dengan Cukup (C).La ngkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang

84 7 Anai untuk indikator II tesis berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini. Tabel. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) Frekuensi Persentase % Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator II. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-5%) berjumlah 6 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah 7 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator II tesis seperti berikut ini.

85 Frekuensi Kualifikasi Gambar 8. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator II Tesis c. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 8, untuk indikator III argumentasi dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi untuk indikator III argumentasi skor yang tertinggi diperoleh siswa dan skor terendah,. Data secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai, berjumlah 7 orang dengan perolehan skor 8%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah orang dengan perolehan skor 5%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor berjumlah 5 orang dengan perolehan skor %.

86 7 Tabel. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi No X, 66,67 Jumlah F FX, 866,7 5 6, Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator III argumentasi yaitu 6,. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi untuk indikator III argumentasi. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. M= FX N 6,. = = 64, Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 64,. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi dengan model Two tay Two tray untuk indikator III argumentasi berada pada rentang 56 65% dengan Cukup (C). Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X indikator III argumentasi berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini.

87 74 Tabel. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator III Argumentasi No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% % % % % 8 6 5% 9 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator III. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-5%) berjumlah 7 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah 5 orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator III argumentasi seperti berikut ini.

88 Frekuensi Kualifikasi Gambar 9. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi untuk Indikator III Argumentasi d. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai berdasarkan lampiran 8, untuk indikator III argumentasi dapat diketahui setelah skor diolah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Nilai keterampilan menulis teks eksposisi untuk indikator IV simpulan skor yang tertinggi diperoleh siswa dan skor terendah,. Data secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai, berjumlah 7 orang dengan perolehan persentase 8%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 berjumlah orang dengan perolehan 5%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor berjumlah 5 orang dengan perolehan persentase %.

89 76 Tabel. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan No X, 66,67 Jumlah F FX, 866,7 5 6, Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator III argumentasi yaitu 6,. esuai dengan teknik analisis data, langkah berikutnya adalah menentukan nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi untuk indikator IV simpulan. Penentuan rata-rata hitung tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut. = 6,. = 5 = 64, Dari data di atas, diperoleh nilai hitung, yaitu 64,. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi dengan model Two tay Two tray untuk indikator III argumentasi berada pada rentang 56 65% dengan Cukup (C). Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X indikator IV simpulan berdasarkan konversi skala dapat dilihat berikut ini.

90 77 Tabel 4. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan No Tingkat Penguasaan 96 % 86 95% 76 85% 66 75% 56 65% 46 55% 6 45% 6 5% 6 5% 5% Jumlah Kualifikasi Frekuensi Persentase empurna () Baik ekali (B) Baik (B) Lebih dari Cukup (LdC) Cukup (C) Hampir Cukup (HC) Kurang (K) Kurang ekali (K) Buruk (B) Buruk ekali (B) % Berdasarkan pada tabel 4 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis teks eksposisi siswa indikator IV. Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (6-5%) berjumlah 7 orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup sekali (66-75%) berjumlah orang. Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi sempurna (96-%) berjumlah 5 orang. Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X untuk indikator IV simpulan seperti berikut ini.

91 Frekuensi Kualifikasi Gambar. Diagram Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator IV impulan. Pengujian Pengaruh Penggunaan Model Two tay Two tray (TT) terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Pengaruh penggunaan model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dapat diketahui dengan cara melakukan uji normalitas, uji homogenitas. ebelum melakukan uji normalitas maka akan dilihat dulu uji persyaratan anlisi data yang telah dialkukan. Berikut adalah perbandingan nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai, tanpa dan menggunakan model Two tay Two tray.

92 79 Tabel. 5 Perbandingan krontol dan eksperimen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Pariaman Kelompok N₁ ƩX₁ ƩX₁² Rata-rata X₁ Kontrol 5 588,95 85,5 6,56 Kelompok N₁ ƩX₂ ƩX₂² Rata-rata X₂ eksperimen 5 8,7 445,9 7,45 Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa kelas kontrol. etelah didapat perbandingan nilai keterampilan menulis teks eksposisi kelas kontrol dan eksperimen, maka akan dilihat bagaimana pengaruh penggunaan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai dengan melakukab uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian tersebut adalah sebagai berikut. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diperoleh L dan Lt pada taraf signifikansi,5 untuk n=5, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 6. Uji Normalitas Data No Kelompok Jumlah (N) Taraf Nyata L Lt Keterangan Kontrol 5,5,67,7 PEksperimen 5,5,684,7 Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal

93 8 Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa data berdistribusi normal pada taraf signifikan,5 untuk n=5 karena L kecil dari Lt. Uji normalitas data secara lengkap ada pada lampiran 5 dan lampiran 5. b. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki homogenitas atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan rumus perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil seperti di jelaskan pada bab III. Berdasarkan uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh Fhitung dan Ftabel pada taraf signifikansi,5 untuk n=5, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 7. Uji Homogenitas No Jumlah (N) Kontrol 5 Eksperimen 5 Kelompok Taraf Nyata,5,5 Fhitung Ftabel Keterangan,4,98 Homogenitas Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kelompok data memiliki varian yang homogen pada taraf signifikansi,5 utuk n=5 karena Fhitung < Ftabel (,4 <,98). Uji Homogenitas selengkapnya ada pada lampiran 6. c. Uji Hipotesis etelah diketahui bahwa kelompok data terdistribusi normal dan memiliki homogenitas, dapat dilakukan uji-t untuk mengetahui mengetahui perbandingan kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi gabungan dengan rumus berikut ini.

94 8 langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan standar deviasi gabungan () dengan rumus berikut ini. = 6,56 = 7,45 = 5 = 5 =4,97 = 8,54 ( = = 5 4,97 = 4,97 ) 5 8,54 5 =, =,,, = 5,5 = 5,9 Berdasarkan rumus di atas, diketahui standar deviasi gabungan ( ) adalah 5,9 dengan demikian, dapat ditentukan perbandingan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two stay Two tray dengan melakukan uji-t sebagai berikut. Uji t t=

95 8 t=, t= t= t=,,,,,,, 5 5, (, ) =,99 (,99) > (,7) Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H) diterima pada taraf signifikan 95% dan dk = n-karena thitung > ttabel (,99 >,7). Dengan kata lain, penggunaan model Two tay Two tray (TT) berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. C. Pembahasan Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, maka dibahas lebih lanjut mengenai hal-hal berikut. Pertama, keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai. Kedua, keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai. Ketiga, pengaruh penggunaan model Two tay Two tray terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai.

96 8. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang pariaman Dalman (4:), mengatakan menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menurut emi (9:), menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambanglambang tulisan. elanjutnya, Tarigan (8:), juga mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Jadi menulis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu ide-ide pikiran dan memindahkan gagasan kreatif ke dalam lambang- lambang yang disusun. alah satu bentuk kegiatan menulis yang dapat dilakukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuannya yaitu dengan keterampilan menulis teks eksposisi. Menurut Keraf (dalam Darmawati 4: 55), eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau keterampilan berbahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Melalui kegiatan menulis teks eksposisi diharapakan siswa dapat mengembangkan ide-ide yang kreatif. Keterampilan menulis teks eksposisi ini dilakukan terhadap siswa guna untuk melihat sejauh mana tingkat penguasaan siswa dalam menguraikan suatu pokok permasalahan yang akan diceritakan. Keterampilan menulis teks eksposisi dilakukan oleh siswa kelas X MA N

97 84 Batang Anai. Penguasaan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai masih sangat rendah. Maka dari itu penulis mencoba untuk melihat bagaimana keterampilan menuli teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai dengan rata-rata 6,56 tergolong Cukup, karena meannya berada pada penguasaan 56-65% pada skala. Keterampilan menulis teks eksposisi dikelompokkan atas kualifikasi, yaitu: baik, lebih dari cukup, dan hampir cukup. ecera lebih rinci dapat dikelompokan sebagai berikut: (a) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi baik berjumlah 6 orang dengan kode sampel,, 9,,, 4, (b) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi Lebih dari Cukup berjumlah 9 orang dengan kode sampel,, 4, 5, 8, 9, 6, 7,, (c) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi hampir cukup berjumlah orang dengan kode sampel 7,,, 5, 8,, 5, 6,,4. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan tentang keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir elatan. ecara rinci adalah sebagai berikut ini.

98 85 a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator (Judul) Penilaian keterampilan menulis teks eksposisi sesuai dengan teori Darmawati (4: 55) eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Priyatni (4: 9) menjelaskan bahwa eksposisi adalah teks yang digunakan untuk meyakinkan pembaca terhadap opini yang dikemungkakan dengan sejumlah argumen pendukung. truktur teks eksposisi diantaranya untuk indikator judul (memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu). Indikator tesis atau opini (berisis pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu). Indikator argumen (berisis sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesisi). 4 simpulan (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu). Pada indikator judul, untuk skor. iswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan menuliskan judul yang baik, yang berisi isu atau persoalan tentang topik yang telah ditentukan. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini.

99 86 Menurut Priyatni (4:9) bagian judul teks eksposisi terdiri dari (memunculkan isu, atau persoalan tentang topik tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), siswa menuliskan judul dengan memunculkan isu atau persoalan tentang topik yang sesuai dengan tema. Bagian judul yang ditulis siswa kode sampel () tergolong lengkap, karena judul yang ditulis siswa sudah terdapat isu atau persoalan yang sesuai denga topik yaitu Kemacatan alalu Lintas, oleh karena itu siswa dengan kode sampel () mendapatkan skor. Pada indikator judul untuk skor, siswa sudah mampu menulis judul dengan memunculkan isu atau persoalan tentang suatu topik, tetapi tidak sesuai dengan tema., hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (6) sebagai berikut ini.

100 87 Menurut Priyatni (4:9) bagian judul teks eksposisi terdiri dari (memunculkan isu, atau pesoalan tentang topik tertentu dan sesuai dengan tema). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (6), judul yang ditulis siswa sudah terdapat isu atau persoalan tentang suatu topik tetapi tidak sesuai tapi masih belum sesuai dengan tema. Oleh karena itu siswa dengan kode sampel (6) mendapatkan skor. Pada indikator judul untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan memuculkan sebuah isu. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (8) sebagai berikut

101 88 Menurut Priyatni (4:9) bagian judul teks eksposisi terdiri dari (memunculkan isu atau persoalan tentang topik dan sesuai dengan tema). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (8), dimana dari tulisan siswa diatas, dapat dilihat siswa menuliskan judul saja namun tidak memunculkan suatu isu atau persoalan tentang topik. Oleh karena itu siswa dengan kode sampel (8) mendapatkan skor. Teks eksposisi yang ditulis oleh siswa di atas sudah baik, hanya saja judul yang ditulis oleh sissa sampel 8 terlalu panjang sehinnga kurang tepat dengan tema yang telah diberikan. Dimana menurut Darmawanti (4: 55), menagatakan teks eksposisi merupakan teks yang berisi pemberitahuan, memaparkan, menguraikan atau menjelaskan sesuatu kepada pembaca dengan jelas dan tepat.

102 89 b. Keterampilan Menulis Teks Esposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) untuk Indikator Tesis Indikator (tesis). Tesis pada teks eksposisi berisis pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan tertentu. Pada indikator pemberian untuk skor, karena siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan terdapat tiga atau lebih pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik yang ada. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa pada kode sampel () sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu

103 9 tentang topik tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan yang ditulis diatas dapat kita lihat bahwa siswa mampu menuliskan bagian tesis dengan baik, dimana tesis yang ditulis siswa sudah terdapat tiga pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik yang telah ditentukan. Oleh karena itu siswa kode sampel () mendapatkan skor. Pada indikator (tesis) untuk skor dalam tulisan siswa terdapat dua pernyataan yang menunjukan adanya sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang suatu topik. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini.

104 9 Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan siswa tersebut, dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan tesis dengan terdapat dua pernyataan yang menunjukan ssudut pandang penulis tentang isu atau topik yang telah ditentukan. Oleh karena itu siswa kode sampel () mendapatkan skor. Pada indikator (tesis), untuk skor dalam tulisan siswa hanya terdapat satu pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis tentang persoalan atau isu tentang topik yang telah ditentukan. Hal tersebut terlihat pada kode sampel (7) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan sudut pandang penulis tentang suatu persoalan atau isu tentang topik

105 9 tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (7), siswa dengan sampel 7 tersebut sebenarnya sudah mampu menuliskan tesis dengan baik, namun dalam tulisan tersebut hanya terdapat satu pernyataan sudut pandang penulis terhadap suatu persoalan atau isu tentang topik tertentu. Oleh karena itu siswa kode sampel (7) mendapatkan skor. c. Keterampilan Menulis Teks Esposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Tywo tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Untuk Indikator Argumentasi Indikator (argumentasi), argumentasi pada teks eksposisi berisi sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran dari tesis. Pemberian skor untuk indikator, karena siswa sudah mampu menulis argumentasi dengan terdapat tiga bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel ()

106 9 Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi teks eksposisi terdiri dari (bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan bagian argumentasi dengan memuculkan lebih dari tiga bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor. Indikator (argumentasi), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan membuat argumentasi yang dapat membuktikan kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (4) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi terdiri dari (bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (4), dimana siswa mampu menuliskan

107 94 bagian argumentasi dengan baik dan menyatakan dua bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor. Indikator (argumentasi), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan terdapat satu bukti atau alasan yang mendukung kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (5) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi teks eksposisi terdiri dari (sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (5), tulisan siswa diatas dapat dilihat bahwa siswa hanya mampu menuliskan satu bukti saja untuk membuktikan atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor.

108 95 d. Keterampilan Menulis Teks Esposisi tanpa Menggunakan Model Two tay Tywo tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Untuk Indikator 4 impulan Indikator 4 (simpulan), simpulan berisi rangkuman atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tetang topik tertentu. Pada indikator 4 pemebrian untuk skor, karena siswa sudah mampu menulis simpulan dengan merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (4)

109 96 Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan teks eksposisi terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (4), kesimpulan yang ditulis oleh siswa di atas, sudah terlihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan bagian simpulan dengan merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Oleh karena itu diberi skor. Indikator 4 (simpulan), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan membuat simpulan yang berisi rangkuman tetapi tidak memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini.

110 97 Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan di atas terlihat, bahwa siswa sebenarnya sudah mampu menuliskan bagian simpulan dengan membuar rangkuman namun tidak memuat kata sambung yang menunjukan sebab akibat.. Oleh karena itu diberi skor. Indikator 4 (simpulan), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi tetapi tidak terdapat rangkuman dan tidak memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan teks eksposisi terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa

111 98 dengan kode sampel (), dari tulisan siswa tersebut, dapat kita lihat bahwa siswa kurang sempurna dalam menuliskan rangkuman, karena tidak ada merangkum dan juga tidak memuat kata sambung menunjukan sebab-akibat. Oleh karena itu diberi skor.. Keterampilan Menulis Teks Esposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Tujuan dilakukan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan, mempengaruhi pembaca, memberi informasi dan hiburan. Tujuan menulis juga untuk menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian dan memberikan arahan. Bagus atau tidaknya tulisan seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdesan seseorang dalam memilih ide, atau kreatifitas dalam mengembangkan sebuah pemikira-pemikaran yang cemerlang untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan menarik. Kegiatan menulis di sekolah dapat dilakukan mulai dari tingkat D, MP sampai MA. Kegiatan menulis yang ada pada siswa kelas X yaitu menulis Teks Eksposisi. Menurut Darmawati (4: 55). Eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Eksposisi ditulis dalam teks dengan tujuan untuk memberitahukan, memaparkan menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca. Keberhasilan seorang siswa dalam menulis suatu teks juga dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam menerangkan materi pelajaran. Jika seorang guru mampu memberikan ide-ide yang cemerlang, tentu siswa akan menjadi lebih serisu dalam belajar, dan akan berdampak terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Ide-ide yang dilakukan

112 99 oleh guru pada saat menerangkan pelajaran dapat berupa dengan menerapkan metode-metode pelajaran yang inovatif. alah satu model pembelajaran yang inovatif yaitu model Two tay Two tray (TT). Menurut Istarani (:), metode Two stay Two tray atau metode dua tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan model ini dimulai dengan pembagian kelompok. etelah kelombok terbentuk guru membagikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Melaui model pembelajaran Two tay Two tray dapat meningkatkan penguasaan keterampilan menulis siswa, terutama keterampilan pada teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai dengan rata-rata 7,45 tergolong Lebih dari Cukup (LdC), karena meannya berada pada penguasaan 6675% pada skala. Keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai dikelompokkan atas 4 kualifikasi, yaitu: baik sekali, baik, lebih dari cukup, dan cukup. (a) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi baik sekali berjumlah 4 orang dengan kode sampel 6,,, 4, (b) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi baik berjumlah orang dengan kode sampel,, 4, 7,, 4, 5, 8,,, (c) siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi lebih dari cukup berjumlah orang dengan kode sampel 8, 9,,, 6, 9, 5, 5, 7,. (d)

113 siswa yang tergolong ke dalam kualifikasi hampir cukup berjumlah orang dengan kode sampel. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan tentang keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Two tay Two tray siswa kelas X MA N Batang Anai. ecara rinci adalah sebagai berikut. a. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray iswa (TT) Kelas X MA N Batang Anai untuk Indikator (Judul) Penilaian keterampilan menulis teks eksposisi sesuai dengan teori Darmawati (4: 55) eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Priyatni (4: 9) menjelaskan bahwa eksposisi adalah teks yang digunakan untuk meyakinkan pembaca terhadap opini yang dikemungkakan dengan sejumlah argumen pendukung. truktur teks eksposisi diantaranya untuk indikator judul (memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu). Indikator tesis atau opini (berisis pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu). Indikator argumen (berisis sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesisi). 4 simpulan (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu). Pada indikator judul, untuk skor. Judul pada teks ekpsosisi harus ditulis sesuai dengan tema yang ada memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu. Pemebrian skor diberikan karena, siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan menuliskan judul yang bai, yang berisi isu atau persoalan

114 tentang topik yang telah ditentukan. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (4) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian judul teks eksposisi terdiri dari (memunculkan isu, atau persoalan tentang topik tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (4), dari tulisan siswa di atas, dapat dilihat bahwa judul yang ditulis siswa sudah baik, siswa menuliskan judul dengan memunculkan isu atau persoalan tentang topik yang sesuai dengan tema. Bagian pembukaan yang ditulis siswa kode sampel (4) tergolong lengkap, oleh karena itu siswa dengan kode sampel (4) mendapatkan skor. Pada indikator pembukaan untuk skor, siswa sudah mampu menulis judul dengan memunculkan isu atau persoalan tentang suatu topik, tetapi tidak

115 sesuai dengan tema., hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (5) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian judul teks eksposisi terdiri dari (memunculkan isu, atau pesoalan tentang topik tertentu dan sesuai dengan tema). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (5), tulisan siswa sampel 5 di atas, menunjukan bahwa judul yang ditulis siswa sudah lumayan bagus, dimana siswa menuliskan judul dengan memunculkan isu atau persoalan tentang suatu topik tetapi tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Oleh karena itu siswa dengan kode sampel (5) mendapatkan skor.

116 b. Keterampilan Menulis Teks Esposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) untuk Indikator Tesis Indikator (tesis) berisis pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan tentang topik tertentu. Pemberian untuk skor indikator, karena siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan terdapat tiga atau lebih pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik yang ada. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa pada kode sampel () sebagai berikut ini.

117 4 Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan siswa di atas, dapat kita lihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan bagian tesis dengan baik dan benar, dimana tesis yang ditulis siswa terdapat tiga pernyataan yang menunjukan susdut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik yang telah ditentukan. Oleh karena itu siswa kode sampel () mendapatkan skor. Pada indikator (tesis) untuk skor dalam tulisan siswa terdapat dua pernyataan yang menunjukan adanya sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang suatu topik. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini.

118 5 Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan siswa di atas dapat kita lihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan tesis dengan baik, namun tesis yang ditulis olh siswa masih belum lengkap, karena hanya terdapat dua pernytaan yang yang menunjukan ssudut pandang penulis tentang isu atau topik yang telah ditentukan. Oleh karena itu siswa kode sampel () mendapatkan skor. Pada indikator (tesis), untuk skor dalam tulisan siswa hanya terdapat satu pernyataan yang menunjukan sudut pandang penulis tentang persoalan atau

119 6 isu tentang topik yang telah ditentukan. Hal tersebut terlihat pada kode sampel () sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian tesis teks eksposisi terdiri dari (pernyataan sudut pandang penulis tentang suatu persoalan atau isu tentang topik tertentu). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), tulisan siswa sampel di atas, menunjukan bahwa tesis yang dibuat oleh siswa dalam tulisan tersebut sebenarnya sudah bagus, hanya saja masih terdapat kekurangan dimana tesis yang ditulis siswa hanya terdapat satu pernyataan sudut pandang penulis terhadap suatu persoalan atau isu tentang topik tertentu. Oleh karena itu siswa kode sampel () mendapatkan skor.

120 7 c. Keterampilan Menulis Teks Esposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Tywo tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Untuk Indikator Argumentasi Indikator (argumentasi), pada bagia argumentasi terdapat bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran dari tesis. Pada indikator pemberian untuk skor, diberikan karena siswa sudah mampu menulis argumentasi dengan terdapat tiga bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (4) Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi teks eksposisi terdiri dari (bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (4), dalam tulisan siswa di atas,

121 8 sudah dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu menuliskan bagian argumentasi dengan baik dan benar, dimana argumentasi yang ditulis siswa sudah lengka dengan memuculkan lebih dari tiga bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor. Indikator (argumentasi), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan membuat argumentasi yang dapat membuktikan kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (7) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi terdiri dari (bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (7), siswa dengan sampel 7 di atas, menunjukan bahwa argumentasi yang ditulisnya dari teks tersebut memperlihatkan

122 9 bahwa siswa mampu menuliskan bagian argumentasi dengan baik, hanya saja argumentasi yang ditulis siswa hanya terdapat dua bukti atau alasan yang menyatakan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor. Indikator (argumentasi), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan terdapat satu bukti atau alasan yang mendukung kebenaran tesis. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (6) sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian argumentasi teks eksposisi terdiri dari (sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (6), dari tulisan di atas

123 sudah dapat kita lihat bahwa argumentasi yang ditulis oleh siswa masih belum sempurna, dimana siswa hanya mampu menuliskan satu bukti saja untuk membuktikan atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. Oleh karena itu diberi skor. d. Keterampilan Menulis Teks Esposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Tywo tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Untuk Indikator 4 impulan Indikator 4 (simpulan), simpulan merupakan rangkuman untuk menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. Pemberian skor pada indikator 4, karena siswa sudah mampu menulis simpulan dengan merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (5) sebagai berikut ini.

124 Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan teks eksposisi terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (5), kesimpulan yang ditulis oleh siswa di atas telah baik dan jelas, sehinnga tulisan siswa diatas sudah mampu menuliskan bagian simpulan dengan merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Oleh karena itu diberi skor. Indikator 4 (simpulan), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi dengan membuat simpulan yang berisi rangkuman tetapi tidak memuat

125 kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel () sebagai berikut ini. Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (), dari tulisan di atas dapat kita lihat bahwa siswa sebenarnya sudah mampu menuliskan bagian simpulan dengan membuar rangkuman namun hanya saja siswa tidak memuat kata sambung yang menunjukan sebab akibat.. Oleh karena itu diberi skor. Indikator 4 (simpulan), untuk skor siswa sudah mampu menulis teks eksposisi tetapi tidak terdapat rangkuman dan tidak memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat. Hal tersebut terlihat pada tulisan siswa kode sampel (6) sebagai berikut ini.

126 Menurut Priyatni (4:9) bagian simpulan teks eksposisi terdiri dari (merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukan sebab-akibat). Hal ini terlihat dalam tulisan siswa dengan kode sampel (6), berdasarkan tulisan siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa tidak ada membuat rangkuman dengan benar, dimana siswa sama sekali tidak ada merangkum dan juga tidak memuat kata sambung menunjukan sebabakibat. Oleh karena itu diberi skor.

127 4. Pengaruh Penggunaan Model Two tay Two tray (TT) terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Menulis merupakan suatu keterampilan memindahkan gagasan seseorang secara tidak langsung kepada orang lain dalam bentuk tulisan-tulisan (emi:9:). Menurut Dalman (4:), menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secra tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam penerapannya, kegiatan menulis tidak dapat terpisahkan dengan proses belajar mengajar yang dijalani siswa selama menuntut ilmu pengetahuan di sekolah. Menurut Priyatni (4:9), teks eksposisi adalah teks yang digunakan untuk meyakinkan pembaca terhadap opini yang dikemungkakan dengan sejumlah argumen pendukung. Dengan demikian guru perlu mengadakan variasi dalam belajar di kelas khususnya dalam materi pembelajaran menulis teks eksposisi agar menjadi lebih menarik sehingga menimbulkan minat siswa dalam menulis. Variasi yang dapat digunakan guru adalah berupa penggunaan model pembelajaran di kelas salah satunya penggunaan model Two tay Two tray (TT). Menurut Istarani () metode Two tay Two tray model pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok dan dua orang siswa bertemu kelimpok. edangkan mnurut hoimin (4:) model Two tay Two tray merupakan model-model pembelajaran yang kooperatif. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan secara umum bahwa rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) berada pada

128 5 tingkat penguasaan 66%-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan perolehan rata-rata 7,45 sedangkan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) berada pada tingkat penguasaan 56%-65% dengan kualifikasi Cukup (C) dengan perolehan rata-rata 6,56. Namun secara signifikan penggunaan model Two tay Two tray (TT) berpengaruh digunakan terhadap penulisan teks eksposisi yang ditulis siswa. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) diperoleh rata-rata sebesar 6,56 sedangkan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) diperoleh rata-rata 7,45. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 95% diperoleh thitung =,99 dan ttabel =,7. Kritera pengujian t diterima jika diterima dan >. Dengan kata lain, ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model Two tay Two tray (TT) berpengaruh digunakan terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Hal ini disebabkan karena model Two tay Two tray (TT) merupakan salah satu alternatif yang membantu siswa dalam mengembangkan tulisan.

129 6 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT) memperoleh nilai rata-rata 6,56 dengan klasifikasi 5665% yaitu Cukup. Kedua, tingkat keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) memperoleh nilai rata-rata 7,45 dengan klasifikasi 66-75% yaitu Lebih dari Cukup (LdC). Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Two tay Two tray (TT) terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai karena thitung >,99 >,7 Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Pesisir elatan dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan model Two tay Two tray (TT). B. aran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, disarankan pada siswa kelas X MA N Batang Anai untuk dapat dijadikan motivasi dalam menuangkan ideide dan lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar keterampilan menulis lebih bagus lagi. Kedua, guru bidang studi Bahasa 6

130 7 Indonesia MA N Batang Anai dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model Two tay Two tray (TT) ini untuk memberikan wawasan yang luas dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Hal ini disebabkan bahwa model Two tay Two tray (TT) dalam pembelajaran sangat berperan penting untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Ketiga, bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan yang menambah ilmu pengetahuan dan dapat mengimplikasikannya di lapangan. Keempat, peneliti lain sebagai masukan bagi pelaksanaan penelitian yang relevan pada masa yang berkaitan dengan keterampilan menulis, terutama keterampilan menulis teks eksposisi.

131 8 DAFTAR PUTAKA Abdurahman dan Ellya Ratna.. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan astra Indonesia. Padang: UNP. Adila. (6). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two tay Two tray terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Ulang Biografi iswa Kelas XI MANegeri Padang. kripsi. Padang: FB UNP. Arifin, Zainal.. Penelitian Pendidikan. Bandung. RODAKARYA. Arikunto, uharsimi. 4. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dalman. 4. Kemampuan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Darmawati, Uti. 4. Ensiklopedia Bahasa dan astra Ragam Teks. Klaten: Intan Pariwara. Istarani.. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Mahsun. 4. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurgiyantoro, Burhan.. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan astra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Priyatni, Endah Tri. 4. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara. hoimin. 4. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. emi. M Atar.. Menulis Efektif. Padang: UNP Press. udjana. 5. Metode tatistik. Bandung: Tarsito. ugiyono. 8. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Angkasa. Tarigan, Hendri Guntur. 8. Menulis ebagai uatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Thahar, Harris Efendi. 8.Menulis Kreatif Panduan Bagi Pemula. Padang: UNP Press. Utami. (5). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas VII MPN 4 olok elatan. kripsi. Padang: FB UNP. Yurniati. (6). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas VII MPNegeri Padang. kripsi. Padang: FB UNP. 8

132 9 Lampiran Tabel Kode Identitas ampel Penelitian No Kode ampel Kelas Kontorol X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Kode ampel Kelas Eksperimen X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

133 Lampiran RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) atuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/emester Materi Pokok Alokasi Waktu : MA N Batang Anai : Bahasa Indonesia : X/ : Teks Eksposisi : x 45menit A. Kompetensi Inti KI. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI.Memahami pengetahuan(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena kejadian tampak mata. KI 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi..4 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkahlangkah suatu proses berbentuk linear.. Terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan benar..4. Tidak menjiplak dalam menulis teks.4. elalu tepat waktu dalammenyelesaikan tugas.4. enantiasa menggunakan katakatayang tidak menyinggung perasaan orang lain

134 4. Memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulis. 4.. mampu menuliskan pengertian teks eksposisi 4.. mampu menulis teks eksposisi sesuai dengan struktur teks eksposisi a. judul b. tesis c. argumen d. simpulan C. Tujuan Pembelajaran. elama proses pembelajaran peserta didik mampu menunjukkan sikap percaya diri dan tanggung jawab.. Peserta didik mampu memahami teks eksposisi. elama memahami teks eksposisi, peserta didik mampu mengidentifikasi struktur teks eksposisi 4. etelah memahami teks eksposisi, peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan baik dan benar. D. Materi Pembelajaran ) Pengertian Teks Eksposisi Kata teks eksposisi (exposition) berarti memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menjelaskan. Eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Eksposisi ditulis dalam paragraf dengan tujuan untuk memberitahukan, memaparkan menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca ) truktur Teks Eksposisi Teks eksposisi memiliki struktur yaitu sebagai berikut. () judul, teks eksposisi sudah memunculkan isu, atau persoalan tentang topik tertentu. () tesis,opini atau pendapat, berisi suatu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. () argumen, berisi sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. (4) simpulan, merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. E. Model Pembelajaran Ceramah

135 F. umber Belajaran ) Bahasa Indonesia MA/MA Kelas X ) Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum (697). G. kenario Pembelajaran No Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup H. Penilaian. Teknik Evaluasi Tes Uraian Alokasi Waktu a. iswa berdoa secara bersama-sama. Menit b. iswa memberi salam kepada guru dan merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal pelajaran. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. a. Guru memberi motivasi kepada siswa 7 menit (memancing siswa dengan cara bertanya mengenai apa pentingnya menulis, terutama menulis teks eksposisi). b. Guru menjelaskan pengertian teks eksposisi dan struktur teks eksposisi. c. iswa disuruh membuat contoh teks eksposisi dengan tema Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler. d. etelah waktu habis siswa disuruh mengumpulkan kedepan kelas. e. Guru menilai hasil kerja siswa. a. Guru bersama siswa menyimpulkan Menit pembelajaran. b. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

136 . Bentuk Tes Tes unjuk kerja Format Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA Negeri Batang Anai Aspek Penilaian truktur teks eksposisi No Judul Tesis Argumen impulan kor Nilai Keterangan : Deskriptor penilaian teks eksposisi Judul kor :diberikan apabila siswa tidak memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu tetapi tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila dalam judul teks eksposisi yang di tulis siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan sesuai dengan tema.

137 4 Tesis, Opini atau Pendapat kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat satu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat dua pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat tiga atau lebih pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. Argumentasi kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi satu sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi dua sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi tiga sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis.

138 5 impulan kor : diberikan apabila siswa tidak merangkum dan tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila siswa merangkum tetapi tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila simpulan dalam teks eksposisi yang ditulis siswa merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. Mengetahui, Padang, 7 Guru Mata Pelajaran Peneliti Dra. Mirna NIP Muhammad Fauzan NPM.8

139 6 Lampiran RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) atuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/emester Materi Pokok Alokasi Waktu : MA Negeri Batang Anai : Bahasa Indonesia : X / : Teks Eksposisi : x45 menit A. Kompetensi Inti KI. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena kejadian tampak mata. KI 4.Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar. Menghargai mensyukuri Indikator Pencapaian Kompetensi dan.. Terbiasa menggunakan bahasa yang keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan baik dan benar.

140 7 dan tulis.4 Memiliki perilaku jujur dan.4. Tidak menjiplak dalam menulis teks kreatif dalam memaparkan.4. langkah-langkah suatu proses berbentuk linear elalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.4. enantiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain 4. Memproduksi teks eksposisi 4.. mampu menuliskan pengertian teks yang koheren sesuai dengan eksposisi karakteristik teks yang akan 4.. mampu menulis teks eksposisi sesuai dibuat baik secara lisan dengan struktur teks eksposisi maupun tulis. a. judul b. tesis c. argumen d. simpulan C. Tujuan Pembelajaran 5. elama proses pembelajaran peserta didik mampu menunjukkan sikap percaya diri dan tanggung jawab. 6. Peserta didik mampu memahami teks eksposisi 7. elama memahami teks eksposisi, peserta didik mampu mengidentifikasi struktur teks eksposisi 8. etelah memahami teks eksposisi, peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan baik dan benar. D. Materi Pembelajaran a. Pengertian Teks Eksposisi Kata teks eksposisi (exposition) berarti memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menjelaskan. Eksposisi merupakan paparan yang berusaha memberi tahu atau menerangkan sesuatu. Eksposisi

141 8 ditulis dalam paragraf dengan tujuan untuk memberitahukan, memaparkan menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca b. truktur Teks Eksposisi Teks eksposisi memiliki struktur yaitu sebagai berikut. () judul, teks eksposisi sudah memunculkan isu, atau persoalan tentang topik tertentu. () tesis,opini atau pendapat, berisi suatu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. () argumen, berisi sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. (4) simpulan, merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. E. Model Pembelajaran Model pembelajaran two stay two stray. F. umber Belajaran a. Bahasa Indonesia MA/MA Kelas X b. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum (69-7). G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama : No Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Uraian Alokasi Waktu d. iswa berdoa secara bersama-sama. Menit e. iswa memberi salam kepada guru dan merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal pelajaran. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. f. Guru memberi motivasi kepada siswa 7 menit (memancing siswa dengan cara bertanya mengenai apa pentingnya menulis, terutama menulis teks eksposisi). g. Guru menjelaskan pengertian teks eksposisi dan struktur teks eksposisi. h. Guru menerapkan medel pembelajaran Two tay Two tray. i. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang berjumlah 4 orang

142 9 Penutup j. Guru membagi tugas kepada siswa dan masing-masing kelompok tersebut mengerjakan tugas menulis teks eksposisi yang diberikan guru yang bertemakan Kemacetan Lalu Lintas. k. Guru meminta kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan mengetahui jawabannya. l. Guru memerintahkan siswa menyampaikan hasil kerjasama atau diskusi kelompok. m. Guru meminta tanggapan dari teman lain dan menunjuk kelompok yang lain. n. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran menulis teks eksposisi yang telah ditulis. o. Guru mengevaluasi penulisan teks eksposisi. p. Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa. c. Guru bersama siswa menyimpulkan Menit pembelajaran. d. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pertemuan Kedua : No Kegiatan Uraian Alokasi Waktu Pendahuluan a. iswa berdoa secara bersama-sama. menit b. iswa memberi salam kepada guru dan merespon pertanyaan tentang kehadiran teman-temannya pada awal pelajaran. c. iswa merespon apersepsi tentang pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu memahami dan menulis teks eksposisi. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

143 Kegiatan Inti a. Guru menyuruh siswa membuat satu 7 menit contoh teks eksposisi dengan tema Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler b. Guru memantau, mengawasi atau mengkoordinasi tugas yang dikerjakan siswa. c. iswa mengumpulkan teks eksposisi yang telah ditulis siswa. d. Guru memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa tes unjuk kerja siswa. a. Guru bersama siswa menyimpulkan menit pembelajaran. b. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Penutup H. Penilaian. Teknik Evaluasi Tes. Bentuk Tes Tes unjuk kerja Format Penilaian Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA Negeri Batang Anai Aspek Penilaian truktur teks eksposisi No Judul Tesis Argumen impulan kor Nilai

144 Keterangan : Deskriptor penilaian teks eksposisi Judul kor :diberikan apabila siswa tidak memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu tetapi tidak sesuai dengan tema. kor :diberikan apabila dalam judul teks eksposisi yang di tulis siswa memunculkan isu atau persoalan tentang topik tertentu dan sesuai dengan tema. Tesis, Opini atau Pendapat kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat satu pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat dua pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa terdapat tiga atau lebih pernyataan yang menunjukkan sudut pandang penulis terhadap persoalan atau isu tentang topik tertentu.

145 Argumentasi kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi satu sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi dua sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesis. kor : diberikan apabila dalam teks eksposisi yang ditulis siswa beisi tiga sejumlah bukti atau alasan untuk mendukung atau membuktikan kebenaran tesi impulan kor : diberikan apabila siswa tidak merangkum dan tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila siswa merangkum tetapi tidak memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. kor : diberikan apabila simpulan dalam teks eksposisi yang ditulis siswa merangkum atau menegaskan kembali sudut pandang penulis serta memuat kata sambung yang menunjukkan sebab-akibat. Mengetahui, Padang, 7 Guru Mata Pelajaran Peneliti Dra. Mirna NIP Muhammad Fauzan NPM.87

146 Lampiran 4 Instrumen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai tanpa Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Bidang tudi : Bahasa Indonesia ekolah : MA Negeri Batang Anai Kelas :X Waktu : x 45 Menit A. Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah WT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun tujuan penelitian proposal ini adalah untuk mengumpulkan data penelitian di MA Negeri Batang Anai. esuai dengan kurikulum siswa kelas X MA mempelajari teks eksposisi. Hal itu sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompentensi Inti 4 kelas X yaitu mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 4. yaitu memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. B. Petunjuk Umum ) Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas anda di kertas yang telah disediakan! ) Gunakanlah pena untuk menulis teks eksposisi! ) Gunakanlah tulisan yang rapi dan jelas saat teks eksposisi!

147 4 4) Tidak boleh menggunakan tip-ex, jika terjadi kesalahan pada saat penulisan, silahkan dicoret saja! 5) Lembaran instrumen penelitian ini dikembalikan bersama hasil tulisan teks eksposisi! C. Petunjuk Khusus a). Pahamilah topik yang telah ditentukan! b). Tulislah sebuah teks eksposisi secara individu mengenai Kemacetan Lalu Lintas. c). etelah selesai kumpulkan pada guru Anda! D. Penutup Demikianlah instrumen penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengumpulkan data penelitian. Atas waktu dan kesempatan yang diberikan, diucapkan terima kasih. Padang, November 7 Penulis Muhammad Fauzan

148 5 Lampiran 5 Instrumen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MAN Batang Anai dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Bidang tudi : Bahasa Indonesia ekolah : MA Negeri Batang Anai Kelas :X Waktu : 4 x 45 Menit E. Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah WT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun tujuan penelitian proposal ini adalah untuk mengumpulkan data penelitian di MA Negeri Batang Anai. esuai dengan kurikulum di kelas X MA dipelajari menulis teks eksposisi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompentensi Inti 4 kelas X yaitu mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 4. yaitu memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. F. Petunjuk Umum. Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas anda di kertas yang telah disediakan!. Gunakanlah pena untuk menulis teks eksposisi!. Gunakanlah tulisan yang rapi dan jelas saat menulis teks eksposisi!

149 6 4. Tidak boleh menggunakan tip-ex, jika terjadi kesalahan pada saat penulisan, silahkan dicoret saja! 5. Lembaran instrumen penelitian ini dikembalikan bersama hasil tulisan teks eksposisi! G. Petunjuk Khusus a). Tulislah sebuah teks eksposisi secara individu megenai Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler! b). etelah selesai kumpulkan pada guru Anda! H. Penutup Demikianlah instrumen penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengumpulkan data penelitian. Atas waktu dan kesempatan yang diberikan, diucapkan terima kasih. Padang, November 7 Penulis Muhammad Fauzan

150 7 Lampiran 6 Tabel kor Per Indikator Menulis Teks Eksposisi iswa Tanpa Menggunkana Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Pariaman Kode ampel Jumlah Keterangan: Indikator = judul Indikator = opini Indikator = argumentasi Indikator 4= simpulan Lampiran 7 Aspek yang dinilai kor Nilai , , 66, , 66, ,67 66, , 75 58, 5 66, , , 58, 66,67 66, ,95

151 8 Tabel kor Per Indikator Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan Model Two tay Two tray (TT) iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Kode ampel Jumlah Keterangan: Indikator = judul Indikator = opini Indikator = argumentasi ndikator 4= simpulan Aspek yang dinilai kor Nilai , 8, 8, 8, 8, 9, , , ,67 9,66 8, 8, 75 9,66 8, 75 8, 9, , 8, 75 8,7

152 9 Lampiran 8 Tabel kor dan Nilai Per Indikator Menulis Teks Eksposisi Tanpa Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman No K N 66,66 66,66 K Ldc Ldc Nilai per Indikator N K N, 66,66, 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66 66,66 66,66 kor Total K K Ldc K Ldc Ldc Ldc K Ldc Ldc Ldc K Ldc Ldc Ldc Ldc Ldc 4 N 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66,, 66,66 66,66, 66,66,, 66,66 66,66 66,66 K Ldc Ldc Ldc K Ldc ldc K Ldc Ldc Ldc K K Ldc Ldc K Ldc K K Ldc Ldc Ldc N 66, , 66, , 66, ,67 66, , 75 58, 5 66, , , 58, 66,67 66,67 5 K LdC B HC LdC B C Ldc C LdC LdC C LdC B HC C Ldc B LdC B B HC HC LdC LdC C

153 4 Lampiran 9 Tabel kor dan Nilai Per Indikator Menulis Teks Eksposisi Dengan Model Two tay Two tray (TT) siswa kelas X MA Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman No K N 66,66 66,66 K Ldc Ldc Nilai per Indikator N K N, 66,66, 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66 66,66 66,66 kor Total K K Ldc K Ldc Ldc Ldc K Ldc Ldc Ldc K Ldc Ldc Ldc Ldc Ldc 4 N 66,66 66,66 66,66, 66,66 66,66, 66,66 66,66 66,66,, 66,66 66,66, 66,66,, 66,66 66,66 66,66 K Ldc Ldc Ldc K Ldc ldc K Ldc Ldc Ldc K K Ldc Ldc K Ldc K K Ldc Ldc Ldc N 58, 8, 9,66 66,66 9,66 8, 75 8, 8, 9,66 8, 9,66 9, , 75 9, , , 9,66 8, K C B B LdC B B Ldc B LdC B B B B LdC B LdC B LdC B LdC LdC B B B

154 4 Lampiran Tabel Total Nilai Kelompok Kontrol-Experimen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman No Kode ampel Jumlah Rata-rata ( 66, , 66, , 66, ,67 66, , 75 58, 5 66, , , 58, 66,67 66, ,95 6,56 ) 4444, ,9 4444, ,9 4444, , ,89 5 4, , , , ,9 4,9 4444, , ,5 ( 58, 8, 8, 8, 8, 9, , , ,67 9,66 8, 8, 75 9,66 8, 75 8, 9, , 8, 75 8,7 7,45 ) 4,9 694,88 694,88 694,88 694,88 84, , , ,89 84,55 694,88 694, ,55 694, ,88 84, ,88 694, ,9

155 4 Analisis kor Kelompok Kontrol dengan Liliefors. Mean = =, = 6,56. tandar Deviasi () = ( ) 5 85,5 ( 588,95) ,5 5476, 6 75,4 6 =,88 8,54

156 4 Analisis skor Kelass Eksperimen dengan Liliefors. Mean = =, = 7,45. tandar Deviasi = ( ) 5 445,9 (8,7) 5 5 6,5 86, ,7 6 =,6 4,97

157 44 Lampiran Tabel impangan Baku () dan Variansi Kelompok Kontrol No 4 X 44,44 55,56 66,67 77,78 Jumlah Mean = =, = 6,56 F FX, 88,9 6, 466,68 588,95 X 974,9 86,9 4444,89 649,7 FX 7774, 558,76 66, 779,

158 45 Lampiran Tabel impangan Baku () dan Variansi Kelompok Eksperimen No X F FX X FX 974,9 44,44 44,44 974,9 86,9 55,56 66,68 778, 4444,89 66, , ,56 649,7 77,78 777,8 6497, , ,56 79,4 64,9 5 Jumlah 5 8,7 Mean = =, = 7,45

159 46 Lampiran Tabel Perbandingan krontol dan eksperimen Keterampilan Menulis Teks Eksposisi iswa Kelas X MA N Batang Anai Kabupaten Pariaman Kelompok N₁ ƩX₁ ƩX₁² Rata-rata X₁ Kontrol 5 588,95 85,5 6,56 Kelompok N₁ ƩX₂ ƩX₂² Rata-rata X₂ eksperimen 5 8,7 445,9 7,45

160 47 Lampiran 4 Tabel Uji Normalitas Kelompok Kontrol Diketahui, = 6,56 D =,88 No Xi Fi Xi-X Fi.Xi (. ) FK 5, 7774, -9, 58, 88,9 558, ,67 6, 66, 9, ,68 779, 6 4, ,95 Zi -,757 -,74,85,6 F (Zi),4,7,6,9 (Zi),,4,74 {FZi) - (Zi)},799,67,497,968 Lo=,67 Berdasarkan nilai di atas, diperoleh nilai Lo=,67 untuk n=5 dengan taraf signifikansi 5% (,5), maka Dari hasil perhitungan Lo dan adalah,7, didapatkan Lo < <,7 dengan demikian data berdistribusi normal. yaitu,67

161 48 Lampiran 5 Tabel Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Diketahui, No 4 5 Xi 58, 66, , 9,9 Fi = 7,45 Xi-X -8, -6,89-5,78 5, 6,44 D =,6 Fi.Xi (. ) FK 44,44 974,9 66,68 778, 4 466, ,56 777,8 6497,84 55,56 64,9 5 8,7 Zi -,4 -,454 -,497,459,46 F (Zi),8,75,,676,97 (Zi),4,6,44,84 F (Zi) - (Zi),,865,79,684,79 Lo=,684 Berdasarkan nilai di atas, diperoleh nilai Lo=,684 untuk n=5 dengan taraf signifikansi 5% (,5), maka Dari hasil perhitungan Lo dan adalah,7, didapatkan Lo <,7 dengan demikian data berdistribusi normal. yaitu,684<

162 49 Lampiran 6 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sampel penelitian mempunyai varians yang homogen atau tidak. Cara mencari homogenitas adalah dengan membandingkan varians terbesar dengan terkecil kelas sampel pada taraf signifikansi 5% (,5) dengan derajat kebesaran dk = n-. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kelompok Kontrol n = 5 = 6,56 = 8,54 =,88 Kelompok Eksperimen n = 5 = 7,45 = 4,97 =,6 dk = n- dengan taraf signifikansi,5 untuk menentukan homogenitas data, digunakan rumus berikut ini. F= F=,, =,4 =,4 Berdasarkan rumus di atas, diperoleh dengan demikian =,4. Jika dibandingkan pada taraf nyata,5 dan n=5 (n-) diperoleh angka,98 Dengan < (,4<,98), berarti data homogen.

163 5 Lampiran 7 Uji Hipotesis Penelitian = 6,56 = 7,45 = 5 = 5 =4,97 = 8,54 ( = = 5 4,97 = 4,97 ) 5 8,54 5 =, =,,, = 5,5 = 5,9 Berdasarkan rumus di atas, diketahui standar deviasi gabungan ( ) adalah 5,9. Dengan demikian, dapat ditentukan perbandingan Kontrol Eksperimen keterampilan menulis teks eksposisi melakukan uji t sebagai berikut. t=

164 5 t=, t= t= t=,,, 5 5,,,,, (, ) =,99 (,99) > (,7) Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H) diterima pada taraf signifikan 95% dan dk=n karena thitung> ttabel (,99>,7). Dengan kata lain, penerapan model Two tay Two tray (TT) berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X MA N Batang Anai. Ternyata dan ditolak. > yaitu,99>,7 maka diterima

165 5 Lampiran 8 Tabel Uji Normalitas Kontrol X

166

167 54 Lampiran 9 Tabel Uji Normalitas Eksperimen X

168

169 56 Lampiran TABEL NILAI KRITI L UNTUK UJI LILIEFOR Ukuran ampel n = > =, Taraf Nyata ( ),5,,5,,47,45,64,48,,,94,84,75,68,6,57,5,45,9,5,,,87,8,7,9,,85,7,58,49,4,4,7,,,6,,95,9,7,6,5,5,94,76,6,49,9,,,4,7,,95,89,84,79,74,58,44,9,99,77,58,44,,4,7,,,94,87,8,77,7,69,66,47,6,,85,65,47,,,5,6,99,9,8,77,7,69,66,6,6,4,,,886,85,768,76 n n n n n

170 57 Lampiran TABEL NILAI KRITIK EBARAN F Disalin dari Tabel 8 Biometrika Tables for tatisticians, Jilid I seizin E.. Pearson dan Biometrika Trusteesf,5 (υ, υ) υ Υ ,9 9,4 8,79 5,96 4,9 9,4 8,74 5,9 45,9 9,4 8,7 5,86 48, 9,45 8,66 5,8 49, 9,45 8,64 5,77 5, 9,46 8,6 5,75 5, 9,47 8,59 5,7 5, 9,48 8,57 5,69 5, 9,49 8,55 5,66 54, 9,5 8,5 5, ,74 4,6,64,5,4 4,68 4,,57,8,7 4,6,94,5,, 4,56,87,44,5,94 4,5,84,4,,9 4,5,8,8,8,86 4,46,77,4,4,8 4,4,74,,,79 4,4,7,7,97,75 4,6,67,,9,7 4,98,85,75,67,6,9,79,69,6,5,85,7,6,5,46,77,65,54,46,9,74,6,5,4,5,7,57,47,8,,66,5,4,4,7,6,49,8,,,58,45,4,5,8,54,4,,, ,54,49,45,4,8,48,4,8,4,,4,5,,7,,,8,,9,6,9,4,9,5,,5,9,5,,7,,5,,6,,6,,6,,98,,6,,97,9,7,,96,9,88 4,5,,,7,5,8,5,,,8,,8,5,,,,,7,5,,8,5,,,98,4,,98,96,94,99,96,94,9,89,95,9,89,86,84,9,87,84,8,79,84,8,78,76, ,4,,,9,8,6,5,,,,9,7,6,4,,,99,97,96,94,96,95,9,9,9,9,9,88,87,85,87,85,84,8,8,8,8,79,77,75,77,75,7,7,7,7,69,67,65,64 4 6,6,8,99,9,8,9,,9,8,75,,9,84,75,67,9,84,75,66,57,89,79,7,6,5,84,74,65,55,46,79,69,59,5,9,74,64,5,4,,68,58,47,5,,6,5,9,5, Disalin dari Tabel 8 Biometrika Tables for tatisticians, Jilid I seizin E.. Pearson dan Biometrika Trustees. Lampiran

171 58 Nilai Persentil Untuk Distribusi t Nilai Persentil Untuk Distribusi t Υυ = dk t,995 t,99 t,975 (Bilangan 6,66 Dalam,8 Badan,7 9,9 6,96 4, tp),8 Menyatakan 5,84 4,54 4 4,6,75,78 t,95 t,9 6,,8 Daftar t,8 t,75 t,7 t,6 t,55,9,5,,89,64,5,76,96,978,94,,86,765,74,77,67,584,569,5,89,77,7,58,4,7, ,,7,5,6,5,6,4,,9,8,57,45,6,,6,,94,9,86,8,48,44,4,4,8,9,96,896,889,88,77,78,7,76,7,559,55,549,546,54,67,65,6,6,6,,,,,9 4,7,,6,,98,76,7,68,65,6,,,8,6,4,8,8,78,77,76,7,6,6,5,4,879,876,87,87,868,7,697,695,694,69,54,54,59,58,57,6,6,59,59,58,9,9,8,8, ,95,9,9,88,86,6,58,57,55,54,,,,,9,75,75,74,7,7,4,4,,,,866,865,864,86,86,69,69,689,688,688,56,55,54,54,5,58,58,57,57,57,8,8,8,7,7 4,84,8,8,8,8,5,5,5,5,49,9,8,7,7,6,7,7,7,7,7,,,,,,86,859,858,858,857,687,686,686,685,685,5,5,5,5,5,57,57,56,56,56,7,7,7,7, ,79,78,77,76,76,48,48,47,47,46,6,6,5,5,4,7,7,7,7,7,,,,,,856,856,855,855,854,684,684,684,68,68,5,5,5,5,5,56,56,56,56,56,7,7,7,7,7 4 6,75,7,66,6,58,46,4,9,6,,4,,,98,96,7,68,67,66,645,,,,9,8,854,85,848,845,84,68,68,679,677,674,5,59,57,56,54,56,55,54,54,5,7,6,6,6,6 umber: tatistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates,

172 59 Dokumentasi siswa kelas Kontrol Tanpa menggunakan Model Two tay Two tray (TT) Gambar. Pertemuan pertama pretest, guru menerangkan materi tentang teks Eksposisi Gambar. iswa Menulis Teks Eksposisi

173 6 Gambar. Guru mengamati siswa pada saat menulis teks Eksposisi Dokumentasi siswa Kelas Eksperimen Dengan menggunakan model Two tay Two tray (TT) Gambar 4. Guru menerangkan materi teks Eksposisi

174 6 Gambar 5. Guru membagi siswa dalam kelompok, lalu siswa duduk dengan kelompok, dengan format Dua Tingal, Dua Tamu. setelah itu siswa dan menulis teks Eksposisi. Gambar 6. iswa membacakan hasil Diskusi Kelompok di depan kelas

175 6 Gambar 7. iswa membacakan hasil Diskusi Kelompok di depan kelas Gambar 8. iswa menulis teks Eksposisi

176 6

177 64

178 65

179 66

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lara Susilawati 1, Upit Yulianti²,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

Lebih terperinci

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa. Bahasa dapat berbentuk bahasa lisan maupun bahasa tulis. Pada umumnya dalam bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pembelajaran Mengabstaksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Model Auditory, Intellectualy, Repetition pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung Pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata tidak hanya mempertahankan bahasa Indonesia berada dalam daftar mata pelajaran di Sekolah, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar

Lebih terperinci

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa yang dapat diperoleh siswa, salah satunya adalah keterampilan menulis. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 telah menyuratkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus berbasis teks. Bahasa Indonesia tidak dipandang sekadar mengajarkan pengetahuan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan Kurikulum 2013 dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks, dalam pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG MENGGUNAKAN TEKNIK AUTOBIOGRAFI SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG MENGGUNAKAN TEKNIK AUTOBIOGRAFI SKRIPSI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG MENGGUNAKAN TEKNIK AUTOBIOGRAFI SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu) MIZA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan guru di sekolah dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu, seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

Oleh Ummi Kalsum Lubis Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Oleh Ummi Kalsum Lubis Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK HUBUNGAN PENGUASAAN STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS OLEH SISWA KELAS X MAS AL-WASHLIYAH 22 TEMBUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH MIFTA SURYANI NPM 11080150 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wandira Juita 1, Diyan Permata Yanda²,

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Feronika Hutahaean NIM 2102111009 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK 3. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA Oleh: Suci Rahmadani 1, Ermawati Arief 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

III. BAHASA INDONESIA

III. BAHASA INDONESIA III. BAHASA INDONESIA Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB)

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB) SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indoneisa menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NURJANIL NPM

ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NURJANIL NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA ULANG DENGAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA ULANG SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG Riksa Bahasa Volume 2, Nomor 2, November 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG Putri Oviolanda

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Bahasa memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, tanpa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Hal ini ditunjukkan dengan dicantumkannya mata pelajaran bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI Oleh: Oktavia Andrika 1, Atmazaki 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH RIKA SURFIA NPM 11080348 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Oleh: Eni Fatma Wulandari 1, Irfani Basri 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi. 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 38 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, membaca, berbicara, menulis dan satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, dunia pendidikan pun mengikuti kemajuan tersebut dengan terus melakukan pembaruan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG ABSTRACT PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG Ruri Rimenta 1, Asri Wahyuni Sari², Rina Sartika 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas X Diberlakukannya Kurikulum 2013,

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum. 1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK 0 Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Ratna Dewi 2102111024 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Kalimat Efektif dalam Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA/SMK Kelas X 2.1.1 Kompetensi Inti Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi manusia sangat penting karena dengan dilakukannya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Sri Gustina Limbong Drs. Malan Lubis, M.Hum. Penelitian

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu 1 2 memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik.

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya tidak hanya menekankan siswa untuk mampu berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci