ORIENTATION OF MEANING
|
|
- Utami Atmadja
- 3 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IX ORIENTATION OF MEANING A. TEKNIK ORIENTATION OF MEANING (Engel, 2014a: 81-89) Teknik ketujuh adalah meaning orientation dengan pendekatan penemuan makna. Media yang dipakai adalah lima jurus untuk makna. Sasarannya adalah potensi diri, aktivitas diri, dan evaluasi diri positif. Tujuannya adalah memperoleh healthy spiritual self-esteem dan menemukan makna hidup. Pada teknik ketujuh ini, konselor dan klien mendengarkan satu sama lain saat mereka berdialog. Konselor tidak hanya berorientasi pada klien, tetapi terhadap makna. Konselor mendengarkan jejak makna dalam apa yang klien katakan, dan mencoba untuk membangkitkan kekuatan klien sendiri dalam mengorientasikan diri terhadap makna. Teknik ini berhasil, apabila konselor dan klien mengarahkan diri terhadap makna, dan harus kreatif untuk menemukan makna. Makna tidak diberikan oleh konselor juga bukan oleh klien. Sebaliknya, dalam proses logo konseling, makna ditemukan sebagai upaya kerja sama antara klien dan konselor. Beberapa prinsip yang membantu klien memulai pencarian makna adalka nilai kreatif, pengalaman, dan sikap.
2 80 ORIENTATION OF MEANING Frankl (2000:123, 124) mengungkapkan ada 3 ragam nilai yang dapat menjadi sumber makna hidup yaitu: 1. Creative Values (nilai kreatif) yang meliputi kerja, karya, mencipta. Nilai ini lebih menunjukkan bagaimana individu harus berkarya dan dalam karya itu menjelaskan tentang kualitas hidup yaitu cara menghargai, menghormati, dan bertanggung jawab terhadap apa yang individu lakukan, peroleh maupun yang dialaminya. Dalam pengertian bahwa kualitas hidup adalah kontribusi (donasi) yang dapat individu berikan dalam situasi dan hubungan yang dialaminya. Dengan kata lain, nilai kreatif itu bukan bergantung pada seberapa yang kita peroleh secara kuantitas (durasi) tetapi lebih pada seberapa hidup kita berkualitas dan bermakna bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Kualitas itu pulalah yang memampukan individu memilah, membedakan, memisahkan, dan melepaskan untuk membuat jarak antara fenomena apapun yang dialaminya dengan dirinya sendiri (self-detachment), sehingga individu dapat keluar dari masalahnya untuk melakukan transendensi diri. Makna hidup dapat dirasakan individu jika prosesproses tersebut dijalankan dengan baik dan benar. 2. Experience Values (nilai pengalaman) yang meliputi kebenaran, keindahan, kasih, dan keyakinan diri. Apapun yang bisa dilakukan individu berusahalah untuk menemukan kebenaran, keindahan, dan cinta, karena nilai-nilai tersebut dapat memberikan makna sebanyak nilai-nilai daya cipta. Nilai tersebut tercipta dalam perjumpaan individu dengan dunia di luar dirinya. Dalam perjumpaan itu individu perlu melakukan suatu eksplorasi diri untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya bagi pengembangan dirinya secara inovatif. Ada makna yang harus ditemukan melalui suatu proses melampaui dirinya sendiri (self-transcendence), bahwa setiap individu punya potensi untuk melihat makna di balik semua situasi yang dialaminya. Individu dapat mengakses kemampuan daya
3 ORIENTATION OF MEANING 81 batinnya untuk transendensi-diri dan memobilisasi keinginannya untuk makna yang selalu mencari nilai transenden. 3. Attitudinal Values (nilai sikap) yang meliputi penerimaan dalam mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang tidak dapat dihindari. Situasi apapun yang dialami individu memberikan kesempatan yang sangat besar bagi individu menemukan makna hidupnya, jika individu dapat menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan sekalipun. Hal tersebut membangkitkan kesadaran diri (self-awareness) yang dalam sehingga individu dapat melakukan penyesuaian, instropeksi, dan membuka diri terhadap hal-hal baru yang inovatif untuk mengembangkan harapan yang realistis dan evaluasi diri yang seimbang. Hidup tetap berpotensi untuk memiliki makna dalam kondisi apapun, bahkan dalam kondisi yang paling menyedihkan, karena individu memiliki kapasitas untuk mengubah aspek-aspek hidup yang negatif menjadi sesuatu yang positif dan konstruktif. Dengan kata lain, yang paling penting adalah memanfaatkan yang terbaik dari setiap situasi, maka nilai-nilai yang dianut oleh individu tetap melekat bersamanya. Frankl menyebut ketiga nilai itu sebagai spiritualitas yang terintegrasi. Maksudnya, penyatuan nilai-nilai itu membentuk keseimbangan pribadi secara total dan pada tingkat ini individu dapat mencapai kepuasan yang memberi makna bagi kehidupannya. Dengan kata lain, nilai-nilai itu adalah dimensi spiritual yang merupakan inti dari meaning of life. Nilai-nilai tersebut menggambarkan a process of spiritual approach (suatu proses pendekatan spiritual) dalam menangani ketidakmampuan spiritual untuk mengatasi masalah kehidupan menemukan meaning of life.
4 82 ORIENTATION OF MEANING B. APLIKASI WEBSITEORIENTATION OF MEANING Berikut ini merupakan cuplikan tampilan aplikasi website logo konseling dari proses sesi ketujuh. Gambar 25 Tampilan Aplikasi Website Logo Konseling pada Sesi 7 Perlu diketahui pula, jika klien sudah menginjak pada tahap sesi 5 sampai dengan sesi 7, maka konselor bisa melakukan voice call maupun video call dengan klien dan lebih private lagi. Berikut cuplikan aplikasi website saat konselor melakukan proses video call dengan kliennya. Gambar 26 Tampilan Konselor Memulai Voice Call dengan Klien Orientation of Meaning adalah orientasi makna terhadap masalah dengan maksud memenuhi keinginan untuk makna dan tujuan hidup. Keinginan untuk makna (The will of meaning)
5 ORIENTATION OF MEANING 83 bertujuan memperoleh healthy self-esteem dan menemukan makna hidup adalah dorongan spiritual untuk melakukan berbagai kegiatan agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga. Keinginan untuk makna adalah dasar perjuangan pribadi setiap individu untuk menemukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya. Hal tersebut dapat memberdayakan manusia untuk mengatasi keadaan yang luar biasa dalam hidup, yang berorientasi proses dengan fokus utama pada spiritualitas dan makna hidup. Bertolak dari pengalaman manusia yang unik seperti sukacita, rasa percaya, dan penghargaan dirinya, maka penemuan makna yang bersumber pada kepercayaan diri mengembangkan kesadaran dirinya. Gambar 27 Tampilan Konselor Memulai Video Call dengan klien Konselor membantu klien memperoleh healthy self-esteem dan menemukan makna hidup. Konselor meminta klien membuat pilihan yang dapat mengubah sikapnya. Klien mengalami perkembangan positif dan penyembuhan aspek sikap barunya. Pada titik ini, klien terbuka bagi orientasi baru untuk makna. Media yang dipakai adalah lima jurus untuk makna. Tujuannya adalah memperoleh harga diri spiritual yang sehat dan menemukan makna hidup.
6 84 ORIENTATION OF MEANING Pilihan-pilihan untuk mengubah sikap klien Apakah anda sadar dan menerima kenyataan bahwa anda pernah menjadi korban kekerasan fisik, psikis, dan seksual? Apakah anda merasakan ada hikmat dengan peristiwa tersebut? Apakah ada makna yang anda temukan melalui preseden buruk tersebut? Apakah anda berharga dan berguna setelah anda diterima oleh keluarga dan teman? Apakah bersama keluarga dan teman adalah hal yang terindah dalam hidup anda? Apakah harapan anda memiliki tujuan hidup tercapai, apabila mendapat kesempatan bermain, belajar dan bekerja? Apakah anda optimis menjadi tulang punggung keluarga yang sukses? Apakah hidup yang anda jalani sungguh bermakna bagi anda dan keluarga? Apakah anda telah melupakan masa lalu yang kelam dan menikmati hidup dengan harapan baru? Apakah anda dihormati orang lain karena anda berguna dan berharga bagi mereka? Apakah anda bahagia dapat memperbaiki keadaan ekonomi keluarga? (ya/tidak). Apakah anda bangga bisa menanggapi dan menjawab pertanyaan? (ya/tidak). Apakah anda diharapkan dan diinginkan dalam keluarga oleh saudara-saudara lain? (ya/tidak). Apakah anda berharga karena mendapat perhatian berlebihan dari keluarga? (ya/tidak). Apakah lingkungan masyarakat terdekat anda kebanyakan memiliki perilaku positif? Apakah anda menyukai tempat, orang, atau pikiran yang mengingatkan pada preseden buruk, setelah anda memaafkan mereka yang pernah menjerat anda? (ya/tidak). Yakinkah anda bahwa tanpa merokok, alkohol, penyalahgunaan zat dan obat-obatan terlarang, anda tetap optimis memperjuangkan dan melanjutkan hidup ini? (ya/ tidak). Bukankah dengan berperan sebagai istri/suami pendamping suami/istri dan orang tua bagi anak-anak, anda berharga bagi mereka? (ya/tidak). Yakinkah anda memiliki harapan masa depan bersama keluarga? (ya/tidak). Apakah bersama keluarga, anda mengembangkan harapan realistis dan evaluasi diri seimbang untuk mencapai tujuan dan menemukan makna hidup? (ya/tidak).
7 ORIENTATION OF MEANING 85 C. 1. ARAHAN UNTUK KONSELING Five Springboard a. Choices Klien punya pilihan dapat mengubah sikap terhadap situasi tertentu. Menurut Wilson dan Barnes (Marshall, 2009:63) semakin banyak pilihan yang klien lihat dalam situasi, semakin tersedia makna, bahwa pilihan klien termasuk perubahan sikap dalam situasi yang tidak dapat diubah. Menurut Lukas (Marshall, 2009:63) mengungkapkan bagaimana mengandalkan sumber daya klien dalam mengelola krisis emosionalnya dengan menjadi lebih sadar pada pilihannya. Hal tersebut terdiri dari lima pertanyaan untuk dijawab: Apakah masalah anda? Di mana kebebasan anda? Pilihan mana yang mungkin anda miliki? Mana yang paling bermakna? Anda ingin mengaktualisasikan makna ini: Apakah langkah pertama di dalam pilihan langsung? b. Uniqueness Logotherapy melihat orang sebagai yang unik dalam hidupnya, dan hidup sebagai rangkaian situasi yang diulang. Ketika seseorang menjadi sadar akan keunikan pribadinya, maka hidupnya akan terasa bermakna. Yang menentukan bahwa seseorang itu unik adalah hubungan dan kreativitasnya. Ungar (Marshall, 2009:63) menggambarkan bagaimana keunikan dan singularitas dapat terlihat dalam refleksi tentang kehidupan seseorang, bahkan dengan tragedi, dan cara di mana refleksi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan yang berorientasi makna melalui (a) Mengevaluasi kehidupan klien dengan cara terlibat dalam perilaku bermanfaat. Pendekatan tantangan dengan pikiran terbuka. Stop menghindari, melarikan diri, dan perilaku keselamatan. (b) Klien mempunyai power untuk menyikapi setiap situasi yang dialaminya dengan cara berperilaku positif dan mengkonfirmasi keyakinan inti baru.
8 86 ORIENTATION OF MEANING c. Tanggung Jawab Hidup klien akan lebih bermakna jika klien belajar untuk mengambil tanggung jawab, klien memiliki kebebasan memilih, dan jika klien belajar untuk tidak merasa bertanggung jawab akan menghadapi nasib yang tak dapat diubah. Kebebasan tanpa tanggung jawab tidak menghasilkan makna, tetapi kekacauan. Kebebasan memilih harus dibarengi dengan tanggung jawab yang menyebabkan tindakan bermakna. d. Transendensi-diri Transendensi-diri merupakan kapasitas klien untuk menemukan makna dengan menyertakan orang lain dalam cinta demi kepentingannya sendiri. Pendekatan ini akan membantu klien memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence) yang dimilikinya. Klien memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman, tetapi mampu mengalihkan dan mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat yang berorientasi pada makna dan tujuan hidup yang jelas. e. Find meaning of life Caranya adalah pikirkan tentang keterampilan yang telah anda pelajari dan apa yang telah membantu dalam menangani low selfesteem anda (misalnya, menantang/bereksperimen dengan harapan bias dan evaluasi diri yang negatif, memperhatikan kualitas positif, terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan dan prestasi, memperlakukan diri dengan ramah). Klien pertama-tama dibantu untuk menyadari kemampuan atau potensinya yang tidak digunakan atau terlupakan. Ini merupakan suatu jenis daya penarik terhadap nilai-nilai klien yang terpendam. Ketika nilai-nilai tersebut dapat diungkapkan dalam proses konseling maka akan muncul suatu perasaan unik, berguna, dan berharga dari dalam diri klien.
9 ORIENTATION OF MEANING 87 D. PROSES KONSELING Tabel 9. Proses Konseling Teknik Orientation of Meaning TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR a. Konselor dan klien mendengarkan satu sama lain saat mereka berdialog. b. Konselor tidak hanya berorientasi pada klien, tetapi terhadap makna, dan mendengarkan jejak makna dalam apa yang klien katakan. c. Konselor mencoba untuk membangkitkan kekuatan klien sendiri dalam mengorientasikan diri terhadap makna. d. Klien terbuka bagi orientasi baru untuk makna. a. Konselor menjelaskan kepada klien tentang kualitas hidup yaitu cara menghargai, menghormati, dan bertanggung jawab terhadap apa yang klien lakukan, peroleh maupun yang dialaminya. b. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa kualitas hidup adalah kontribusi (donasi) yang dapat klien berikan dalam situasi dan hubungan yang dialaminya. c. Konselor menjelaskan kepada klien tentang nilai kreatif yang dimilikinya, itu bukan bergantung pada seberapa yang klien peroleh secara kuantitas (durasi) tetapi lebih pada seberapa hidup klien berkualitas dan bermakna bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri. a. Konselor meyakinkan klien bahwa yang paling penting dalam hidupnya adalah memanfaatkan yang terbaik dari setiap situasi, maka nilainilai yang dianut oleh klien tetap melekat bersamanya. b. Konselor meyakinkan klien bahwa hidup tetap berpotensi untuk memiliki makna dalam kondisi apapun, bahkan dalam kondisi yang paling menyedihkan, karena klien memiliki kapasitas untuk mengubah aspekaspek hidup yang negatif menjadi sesuatu yang positif dan konstruktif. c. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa dengan kesadaran diri yang mendalam terhadap derita yang dialaminya,
10 88 ORIENTATION OF MEANING TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR d. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa pengalaman hidupnya masa lalu dan masa kini mempunyai nilai yang meliputi kebenaran, keindahan, cinta kasih dan keyakinan diri. e. Konselor mendorong klien berusaha untuk menemukan kebenaran, keindahan, cinta kasih, dan keyakinan diri karena nilai-nilai tersebut dapat memberikan makna kehidupan bagi dirinya dan orang lain. f. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa nilai-nilai tersebut tercipta dalam perjumpaan klien dengan dunia di luar dirinya, melalui berbagai masalah dan pengalaman hidup dengan orang lain, pengetahuan membaca buku, media massa (Koran, majalah, televisi, video film dan media elektronik lainnya), peristiwa dan kejadian-kejadian yang mendorong klien melakukan penyesuaian, instropeksi dan membuka diri terhadap hal-hal baru yang inovatif untuk memperoleh penghargaan atas dirinya serta pencapaian tujuan dan makna hidupnya.
11 ORIENTATION OF MEANING 89 TAHAP AWAL TAHAP REALISASI MAKNA TAHAP AKHIR dialaminya sendiri maupun bersama orang lain. g. Konselor meyakinkan klien bahwa klien mempunyai potensi untuk melihat makna di balik semua situasi yang dialaminya. h. Konselor menjelaskan kepada klien bahwa tindakan dan setiap perilaku yang dilakukannya mempunyai nilai yang meliputi penerimaan dalam mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang tidak dapat dihindari. i. menjelaskan kepada klien bahwa situasi apapun yang dialami klien memberikan kesempatan yang sangat besar bagi klien menemukan makna hidupnya, jika klien dapat menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan sekalipun.
12 90 GLOSARIUM TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN PENCAPAIAN MEDIA EVALUASI a. b. Tujuannya adalah klien memperoleh healthy selfesteem serta menemukan makna dan tujuan hidup. Sasarannya adalah klien memiliki potensi, aktivitas, dan evaluasi diri positif. Lima jurus untuk makna Sesi ini berhasil apabila klien berhasil menemukan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya. Pendekatan logo konseling menghasilkan tujuh teknik dan strategi layanan konseling yang menangani akar permasalahan dan bukan pada faktor penyebab permasalahan. Akar permasalahan berhubungan dengan ketidakmampuan pribadi setiap individu dalam mengatasi masalah fisik, psikis, dan seksual. Oleh karena itu, penanganannya harus ditelusuri pengalaman hidup di awal tahun kehidupan yaitu 0 5 tahun, yang menjadi dasar pembentukan karakter seseorang untuk kehidupan di masa depannya.
A. PELATIHAN LOGO KONSELING
A. PELATIHAN LOGO KONSELING Panduan pelatihan model logo konseling merupakan teknik pelaksanaan program intervensi logo konseling untuk memperbaiki permasalahan perkembangan dan dimensi low spiritual self-esteem
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.
BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang
152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang makna hidup pada pekerja seks komersial (PSK), diperoleh bahwa : a. The Freedom
Lebih terperinciSukses Dimulai dari Impian Besar
Sukses Dimulai dari Impian Besar Apakah saat ini kita memiliki impian yang sangat tinggi yang ingin diraih, yaitu sebuah impian yang mungkin mustahil untuk kita capai dengan keadaan kita sekarang ini?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu. Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu berbeda antara satu sama lain, karena pada dasarnya setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani, menyesuaikan diri, dan mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pecandu narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah mengungkap 807 kasus narkoba
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Terlampir B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki Anak Autis Tingkat kebersyukuran orang tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia berkembang sejak dilahirkan hingga meninggal dunia. Dalam proses perkembangan itu, berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang rentang kehidupannya individu mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus dijalani untuk tiap masanya. Tugas perkembangan tersebut terbentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konseptualisasi topik yang diteliti 1. Kebermaknaan Hidup a. Pengertian Kebermaknaan Hidup Makna hidup menurut Frankl adalah kesadaran akan adanya suatu kesempatan atau kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciSikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3
Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak
Lebih terperinciFenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)
Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya) Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Akhir-akhir ini banyak sekali kita mendengar kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. murid-murid dengan baik dan hasilnya tidak mengecewakan. Diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa (SLB), bukan pekerjaan ringan. dibutuhkan kesabaran ekstra agar bisa mendidik murid-murid
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan
100 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan Hasil yang dapat diketahui dari pelaksanaan metode SEFT Total Solution dalam menangani
Lebih terperinciBAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK. tentang keluarga broken home yang meliputi definisi, faktor penyebab keluarga broken
BAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK Pada bab yang kedua ini akan dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam penulisan ini. Teori-teori tersebut dijabarkan dalam beberapa bagian. Bagian pertama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga
BAB II LANDASAN TEORI II.A. MAKNA HIDUP II.A.1. Definisi Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng
BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab ini terdapat empat kesimpulan berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan kenyataan yang dialami keluarga,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 07 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Kecerdasan Emosi Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Emotional Equotion (Kecerdasan Emosi) Selama ini, yang namanya
Lebih terperinciHUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah seperti perubahan fisik, perubahan emosi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Definisi Kebahagiaan Seligman (2005) menjelaskan kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa adalah manusia berpotensi yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai saat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebermaknaan Hidup 2.1.1. Pengertian Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang peserta didik adalah belajar. Menurut Gagne (Hariyanto, 2010), belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui pendidikan diharapkan peserta didik
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN Nomor : / /11 Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya mahasiswi Semester 8 Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara sedang mengadakan penelitian sebagai syarat kelulusan S1, Saya mohon kiranya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Unconditional Self-Acceptance (USA). USA yang timbul dari penilaian individu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penerimaan diri 2.1.1 Definisi Penerimaan Diri Ellis (dalam Richard et al., 201) konsep penerimaan diri disebut Unconditional Self-Acceptance (USA). USA yang timbul dari penilaian
Lebih terperinciLAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik
45 LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING Pemilik Bagian admin Bagian desain Bagian produksi Keterangan: Pemilik membawahi karyawan bagian administrasi, desain dan bagian produksi. Dan pemilik
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial
LAMPIRAN 1 Blue Print Kuisioner Dukungan Sosial Variabel Aspek Indikator Favorable Unfavorable Dukungan Sosial Emotional esteem support or Menerima perhatian dari keluarga Menerima perhatian dari teman/kerabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian tentunya secara tidak langsung memiliki andil dalam menciptakan permasalahan sosial di masyarakat. Perceraian dalam rumah tangga, dapat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan berlanjut menjadi orang tua merupakan proses yang dilalui oleh setiap manusia secara berkesinambungan dalam hidupnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat kita simak dari liputan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi dan analisis antar subjek, dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
116 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Permainan Dialog untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa MI Ma arif NU Pucang Sidoarjo Dalam bahasan
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISA. pemahaman makna hidup anak korban broken home di GPM Jemaat Galala-Hative Kecil.
BAB III HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISA Bab ini akan berisikan hasil penelitian di lapangan tentang peran pastoral gereja terhadap pemahaman makna hidup anak korban broken home di GPM Jemaat Galala-Hative
Lebih terperinciMEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI
MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI Banyak hal penting yang harus diperhatikan semua orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan
Lebih terperinciTeori-teori Belajar. Teori Humanistik. Afid Burhanuddin. Memahami teori toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.
Teori-teori Belajar Afid Burhanuddin Belajar Mengajar Kompetensi Dasar Memahami teori toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran Indikator Memahami hakikat teori pembelajaran Memahami
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah
BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah pengkhianatan terhadap komitmen yang telah diikrarkan dan berdampak serius terhadap individu dan hubungan
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Spiritual 1. Pengertian Kecerdasan Spiritual Konsep kecerdasan spiritual pertama kali diperkenalkan oleh Zohar dan Marshall pada akhir abad kedua puluh. Gagasan ini
Lebih terperinciKATA-KATA BIJAK 2 TOKOH INDONESIA. A. Kata-kata Bijak KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
KATA-KATA BIJAK 2 TOKOH INDONESIA A. Kata-kata Bijak (Gus Dur) 1. "Betapa banyak hal-hal tragis/ menyedihkan terjadi karena kita tidak dapat membedakan antara mengetahui dan mengerti akan perjalanan hidup."
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperinciCiri dan Watak Wirausaha
Ciri dan Watak Wirausaha SALAH Dilazimkan Menyalahkan: -Orang lain -Lingkungan akibatnya -Tidak percaya diri -Tidak bisa menerima kritik -Pasif Kondisi SEHARUSNYA Dilatih Intropeksi -Responsibility -Konsekuen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diri isteri yang mempunyai suami penderita diabetes mellitus, peneliti dapat
81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul penerimaan diri isteri yang mempunyai suami penderita diabetes mellitus, peneliti dapat membuat kesimpulan bahwa:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari keseluruhan laporan penelitian yang menguraikan pokok bahasan tentang latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian, pertanyaan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.
Lebih terperinci15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional
15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional Saat ini kecerdasan emosional tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak munculnya karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Why
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 1 Hasil Validitas dan Reliabilitas VALIDITAS KONSEP DIRI NO Item VALIDITAS KETERANGAN 1. 0.410 Diterima 2. 0.416 Diterima 3. 0.680 Diterima 4. 0.421 Diterima 5. 0.174 Ditolak 6. 0.474 Diterima
Lebih terperinciDASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU
DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU Oleh : Kelompok 2 : 1. Sarjono Eka Putra (125030400111015) 2. Gilar Cahyo Pambudi (125030401111017) 3. Ryan Astri Kurniawan (125030405111001) 4. Daniel Avianto Kurniawan (125030405111005)
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.
Lebih terperinciSebagai pengalaman baru
Sebagai pengalaman baru Sekurang2nya ada 6 macam pengalaman baru yg diperoleh oleh klien dalam proses konseling yaitu : 1. Mengenal konflik internal 2. Menghadapi realitas 3. Mengembangkan konsep diri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. logoterapi. Kata logoterapi berasal dari kata logos yang artinya makna
BAB II LANDASAN TEORI A. MAKNA HIDUP A.I. Definisi Makna Hidup Istilah makna hidup dikemukakan oleh Victor Frankl, seorang dokter ahli penyaki saraf dan jiwa yang landasan teorinya disebut logoterapi.
Lebih terperinciStrategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model
Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidak berarti. Semua hal ini dapat terjadi karena orang tersebut
Lebih terperinciUKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut Erik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Makna Hidup 1. Definisi Makna Hidup Teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Victor Frankl, dimana teori ini dituangkan ke dalam suatu terapi yang dikenal dengan nama logoterapi.
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Di negara maju, penyakit stroke pada umumnya merupakan penyebab
BAE~ I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakaog Masalah Di negara maju, penyakit stroke pada umumnya merupakan penyebab kematian nomor tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan
Lebih terperinciQUANTUM LEADER. AAR_tea : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (MPD 106) 1
QUANTUM LEADER A. PENDAHULUAN Pemimpin, bukan anak buah. Dialah yang bertanggung jawab. Dalam situasi yang sulit ia bukan sekedar pemangku jabatan, melainkan seseorang yang menimbulkan gerakan dengan kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dimulai pada tugas perkembangan masa dewasa awal, yaitu fase
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pernikahan dimulai pada tugas perkembangan masa dewasa awal, yaitu fase yang ditandai dengan meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam tahap remaja awal dengan kisaran usia antara 12-15 tahun dan sedang berada dalam masa pubertas. Santrock (2006:
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. dari keberadaan manusia sebagaimana mestinya. Frankl menjelaskan bahwa perhatian
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Makna Hidup 2.1.1 Pemahaman tentang Makna Hidup Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna merupakan arti penting atau arti mendalam, sedangkan hidup berarti bergerak
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN PADA SINGLE MOTHER. Disusun oleh: Ratih Permata Putri Fakultas Psikologi 2016 Pembimbing: Warda Lisa, M.Psi., Psi.
KEBAHAGIAAN PADA SINGLE MOTHER Disusun oleh: Ratih Permata Putri 15511895 Fakultas Psikologi 2016 Pembimbing: Warda Lisa, M.Psi., Psi. Bab I Latar Belakang Single Mother Menganalisa melalui telaah literatur
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berpikir positif. Adapun penjabaran dan hubungan dari masing-masing
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Latar Belakang Teoritis Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berkaitan. Variabel bebas adalah layanan bimbingan kelompok dan variabel terikat adalah berpikir positif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang yang mengkonsumsi dan kecanduan minuman keras atau alkohol
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Orang yang mengkonsumsi dan kecanduan minuman keras atau alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciBE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.
1 BE AMAZING TEACHERS Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J. PENGANTAR Be Amazing Teachers! Jadilah Guru yang menakjubkan! Berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan
BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil penelitian di lapangan dengan metode observasi, wawancara, serta dokumentasi, maka peneliti memberikan analisis data pada bab ini. Analisis data ini dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN. repository.unisba.ac.id
LAMPIRAN LAMPIRAN Correlations DukunganSosial Resiliensi Correlation Coefficient 1,000,723 * Dukungan Sosial Sig. (2-tailed).,004 Spearman's rho Resiliensi Correlation Coefficient,723 * 1,000 Sig. (2-tailed),004.
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR POLRI T.A 2015 TANGGAL 4 AGUSTUS 2015
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR POLRI T.A 2015 TANGGAL 4 AGUSTUS 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN
Lebih terperinciLAMPIRAN. Konstruk Alat Tes Kuesioner Ketahanan Emosional
LAMPIRAN Konstruk Alat Tes Kuesioner Ketahanan Emosional Landasan Teori : Ketahanan Emosi adalah ketika seseorang mampu menahan dirinya untuk tidak marah, merasa sedih dan cemas ketika menghadapi situasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciDanang Setyo Budi Baskoro, M.Psi
Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi 1. Menerima rasa sakit karena kehilangan 2. Ekspresi yang terbuka mengenai rasa kehilangan, kesedihan, permusuhan dan rasa bersalah 3. Memahami perasaan yang di alami berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciSPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Frustrasia adalah seorang yang sangat pandai, nilai IPKnya waktu kuliah hampir 4.00. Waktu diserahi
Lebih terperinciANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.
1 ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Sr. Bundanita mensharingkan pengalamannya bagaimana ia pernah mempunyai anak mas waktu mengajar di Sekolah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus
BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi kita yang hidup di kota besar semisal Jakarta, Bandung dan Surabaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi kita yang hidup di kota besar semisal Jakarta, Bandung dan Surabaya mungkin sudah terbiasa dengan anak jalanan. Hampir setiap hari, di setiap lampu merah
Lebih terperinciKalender Doa Januari 2016
Kalender Doa Januari 2016 Berdoa Bagi Wanita Cacat Berabad abad beberapa masyarakat percaya bahwa wanita cacat karena kutukan. Bahkan yang lain percaya bahwa bayi yang lahir cacat bukanlah manusia. Para
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri untuk mengembangkan kecakapan pribadi mahasiswa dipaparkan sebagai berikut. 1. Model
Lebih terperinciBAB IV EKSPLORASI NILAI KONSELING DAN ANALISA PRIBADI KONSELOR DALAM QOWAIDUL FIQHIYAH. salah maka kesalahannya tidak membahayakan.
BAB IV EKSPLORASI NILAI KONSELING DAN ANALISA PRIBADI KONSELOR DALAM QOWAIDUL FIQHIYAH A. Qowaidul Fiqhiyah Pertama 1. Kaidah pertama ا ال م ؤر ب م ق ا ص د ه ا "Sesungguhnya amalan yang tidak disyariatkan
Lebih terperinci