Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Sosial Budaya dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan di Tanjung Pura

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Sosial Budaya dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan di Tanjung Pura"

Transkripsi

1 Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Sosial Budaya dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan di Tanjung Pura 4.0. Industrial Revolution and Social Cultural Development on Sustainable Cultural Tourism in Tanjung Pura Asmyta Surbakti 1, Arwina Sufika 2, Riko A. R. Pohan 3 Corresponding Author: 1 asmyta@usu.ac.id 1Prodi D3 Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Sumatera Utara, Indonesia 2Prodi D3 Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Sumatera Utara, Indonesia 3Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Sumatera Utara, Indonesia Abstrak Penelitian ini memperkenalkan modal budaya (cultural capital) berisi nilai-nilai religius, adat-istiadat, kearifan lokal, dan spiritual dalam musikalisasi Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah sebagai atraksi di Tanjung Pura. Jasa Layanan Travel, Pariwisata dan Layanan Rekreasi, Budaya merupakan isu penting dalam era Revolusi Industri 4.0. Desain penelitian digunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari sumber primer dan sekunder dengan teknik wawancara mendalam, observasi, arsip resmi, dan data on line. Data dianalisis dengan metode triangulasi gabungan dari data, teori, dan subjek peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musikalisasi puisi dapat dijadikan atraksi dan media pengembangan sosial budaya dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan. Pemberdayaan Generasi Milenial Tanjung Pura dalam pelestarian budaya lokal merupakan modal sosial dan budaya dalam kaitannya dengan penelusuran identitas budaya dan kearifan lokal dengan mensinergiskan ekologi dan ekonomi dalam Revolusi Industri 4.0. Kata Kunci: Modal Budaya, Musikalisasi Puisi, Pariwisata Budaya Berkelanjutan. Abstract This research introduces cultural capital which are containing religious value, culture, local wisdom, and spiritual in Tengku Amir Hamzah s Lyrical Poetries musicalization as an atraction in Tanjung Pura. Travel Services, Tourism and Recreation Services are important issues in 4.0 Industrial Revolution. This research designed as qualitative descriptive. Data resources are obtained from primary one and the secondary from indepth interview, observation, official archives, and online data. All data are analyzed by using triagulation method combining of data, theory, and researcher. The result shows the poetries musicalization may used as attraction and social cultural development media in Sustainable Cultural Tourism. Empowering the Tanjung Pura s Millenial Generation in preserving local culture as the social and cultural capital relateg to cultural identity traces paths and local wisdom by synergizing ecology and economy in 4.0 Industrial Revolution. Key Words: Cultural Capital, Poetries Musicalization, 4.0. Industrial Revolution, Sustainable Cultural Tourism. 66

2 A. PENDAHULUAN Revolusi Industri 4.0. telah disosialisasikan pemerintah Republik Indonesia melalui Kemenristekdikti pada tahun 2018 dan dimaksudkan sebagai Globalisasi Pendidikan. Dalam Revolusi Industri 4.0. Indonesia telah meratifikasi kesepakatan berisi kebijakan dalam perdagangan dan jasa antara World Trade Organization (WTO) dan General Agreement on Trade in Services (GATS). Terdapat 12 bidang/sektor layanan dalam GATS, dua di antaranya adalah Layanan Travel, Pariwisata dan Layanan Rekreasi, Budaya (Kemenristekdikti, 2018). Dua bidang/layanan tersebut menjadi penting karena abad ke- 21 adalah abad pariwisata dengan segmentasi pasar Pariwisata Budaya. Dalam Revolusi Industri 4.0 banyak jenis pekerjaan yang potensial diotomasisasikan. Menurut Karnawati (dalam Rosyadi, 2018) Revolusi Industri 4.0. akan menghapus sekitar 35% jenis pekerjaan dalam lima tahun mendatang dan bertambah menjadi 75% pada 10 tahun mendatang. Setahap demi setahap pekerjaan manusia digantikan teknologi program digitalisasi dan ini peluang besar bagi milenial Tanjung Pura. Tenaga terampil kepariwisataan (skilled labour) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan salah satu bidang dalam Mutual Recognition Agreement (MRA) yang masih relevan sampai saat sekarang. Kawasan Masjid Azizi di Tanjung Pura memiliki sumber daya budaya dan potensi tinggi yang dapat dijadikan modal budaya serta layak dikembangkan menjadi destinasi Pariwisata Budaya. Masjid Azizi Tanjung Pura identik dengan nama Tengku Amir Hamzah yang merupakan Raja Pujangga Baru. Menurut Chitra (2018), bentuk puisi karya Tengku Amir Hamzah disebut dengan Puisi-Puisi Liris dan merupakan karya Sastra Romantik khas Angkatan Pujangga Baru, jenis puisi ini memperbarui sistem penulisan bentuk dan bahasa sehingga sering disebut sebagai penanda kelahiran Sastra Indonesia modern. Tengku Amir Hamzah merupakan satu-satunya penyair Pujangga Baru paling produktif memperkenalkan kata-kata arkais Melayu Langkat serta mahir menggunakan harmonisasi diksi dan rima. Puisi Liris dibaratkan sebagai musik yang bernyanyi dan menyentuh relung perasaan serta pikiran kemanusiaan yang paling dasar. Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah ditulis dalam bait kuatrin menyerupai pola persajakan pantun tradisional Melayu dengan bentuk bait kuatrin menyerupai gaya balada yang sangat indah (Chitra, 2018). Sebagai musik yang bernyanyi, Puisi-Puisi Liris tersebut sangat menarik dijadikan atraksi, yaitu pengembangan atraksi wisata melalui musikalisasi puisi. Pada masa lalu, masyarakat Tanjung Pura dari anak-anak sampai orang tua pada umumnya sangat akrab dengan aktifitas musikalisasi puisi, khususnya puisi karya Tengku Amir Hamzah. Namun, hal tersebut jarang sekali dilakukan pada masa kini. Masyarakat Tanjung Pura dikenal sebagai masyarakat santun dan agamis karena didik dalam madrasah-madrasah yang dibangun para sultan terdahulu. Lingkungan keluarga sultan 67

3 merupakan lingkungan penutur bahasa Melayu dan aktif dengan kegiatan kesastraan dalam kehidupan sehari-hari (Yusra, 1996). Era globalisasi dan dampak teknologi membuat masyarakat tercerabut dari akar budaya dan mengikuti gaya hidup homogen masyarakat pada masa kini. Fenomena ini dipahami akibat era posmodernisme yang membuat manusia tercerabut dari akar budaya dan mengalami keterpecahan jiwa dan tindak tutur (Sarup, 2008). Sebaliknya, posmodernisme juga merupakan wadah pelestarian warisan budaya dan kearifan lokal. Menurut Lyotard (1994), posmodernisme mengangkat kembali narasi-narasi kecil seperti warisan budaya dan kearifan lokal seperti kearifan lokal dalam Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah. Model Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Bersejarah Masjid Azizi Tanjung Pura dan Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah pada intinya berkaitan dengan usaha yang menjamin agar sumber daya alam, sosial, dan budaya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pariwisata dalam generasi sekarang dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Sehingga, melalui atraksi musikalisasi puisi memberi makna bagi sejarah, jati diri, ekologi, dan makna ekonomi bagi masyarakat Tanjung Pura. Penelitian ini menggunakan teori modal budaya (cultural capital) Bourdieu. Menurut Bourdieu modal budaya dapat dijadikan modal ekonomi dan selanjutnya ditransformasikan menjadi modal simbolik. Warisan budaya di Kawasan Masjid Azizi Tanjung Pura dijadikan modal budaya dalam mengantisipasi kecenderungan pariwisata global pada masa kini. Pengembangan Pariwisata Budaya dan pelestarian sosial budaya masyarakat menghidupkan kembali identitas sebagai ikon atau simbol Melayu Langkat dan pusat pendidikan agama Islam di Tanjung Pura. B. METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan format deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi dan realitas sosial di masyarakat yang menjadi objek penelitian (Bungin, 2007). Unit yang diteliti adalah masyarakat di Kabupaten Tanjung Pura, Kota Medan, Kota Stabat, dan jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat. Teknik pengumpulan data digunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Dalam wawancara digunakan teknik wawancara terstruktur dan Focus Group Dicussion (FGD). Data sekunder diperoleh dari sumber tertulis berupa buku, jurnal, sumber dari arsip, dan dokumen resmi lainnya. Mengikuti Cresswell (2018), analisis dilakukan dengan membuat sketsa ide, membuat dan merangkum catatan, bekerja dengan kata-kata, mengidentifikasi kode dan memilih tema, menciptakan sudut pandang, dan menampilkan data. Teknik analisis data digunakan konsep triangulasi, yaitu gabungan antara sumber data, teori, dan subjek peneliti serta bersifat induktif analitis (Bungin, 2007). Laporan penelitian ditulis dalam model deduktif-induktif. 68

4 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Abad ke-21 dikenal sebagai abad pariwisata dengan pasar yang berhubungan dengan warisan budaya (cultural and natural heritage). Sehingga, banyak negara mengembangkan potensi warisan budayanya dan dikemas dalam berbagai atraksi dengan tujuan untuk menarik minat wisatawan. Pariwisata sudah menjadi trend global dengan ciri wisatawan yang menggunakan intelektualitas dalam mengkonsumsi pesan yang diterima (Nuryanti, 1996). Pariwisata Budaya atau Pariwisata Posmodern merupakan kecenderungan pariwisata kontemporer yang menaruh perhatian khusus terhadap pelestarian warisan budaya seperti Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah. Menurut Putra (2003), masyarakat global memahami pariwisata sebagai kegiatan kultural (cultural activity) dan kegiatan jasa (trade in service). Dalam kegiatan budaya, pariwisata merupakan media pengenalan budaya dan media interaksi budaya. Dalam kegiatan jasa, pariwisata menyediakan produk seperti jasa pengenalan budaya dan tradisi suatu masyarakat. Budaya merupakan salah satu jenis bisnis pariwisata di samping komunitas pendukung budaya dan atraksi wisata. Hal ini sangat relevan dengan dua bidang/sektor jasa dalam Revolusi Industri 4.0., yaitu jasa Layanan Travel, Pariwisata dan Layanan Rekreasi, Budaya. Courtesy of: Kemenristekdikti (2018) Kawasan Masjid Azizi dan Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah memiliki potensi besar dan layak dikembangkan sebagai produk barang dan produk jasa pariwisata handal, lakujual, dan mampu berkompetitif dengan negara ASEAN. Menurut Spillane (2003), terdapat tiga unsur kunci dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yaitu, kualitas pengalaman yang diperoleh wisatawan, kualitas sumber daya yang dipasarkan, dan kualitas kehidupan manusia/masyarakat di sekitar yang mempunyai sumber daya. dalam 69

5 kaitannya dengan Destinasi Pariwisata, yaitu Pembangunan Daya Tarik Wisata/Atraksi Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat. Kualitas pengalaman yang diperoleh wisatawan berhubungan dengan kemahiran Tengku Amir Hamzah dalam membentuk Bahasa Indonesia modern yang dibentuk melalui istilah-istilah bahasa daerah arkais (kuno) serta penggalian unsur-unsur akar tradisi masyarakat nusantara. Tengku Amir Hamzah yang disebut sebagai Raja Pujangga Baru dinilai sangat berbeda dengan penyair-penyair Indonesia era 1930an. Sehingga, ia ditengarai memberi kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan ekspresi puitika modern Indonesia (Chitra, 2018). Menurut Richards (1997), kebutuhan individu terhadap warisan budaya, melihat perbedaan, pengalaman, dan mendapatkan ilmu pegetahuan baru merupakan ciri Pariwisata Budaya. Karya Tengku Amir Hamzah adalah contoh historis bagaimana dimensi religiositas dalam sastra tumbuh bersamaan dengan perkembangan masyarakat. Ia juga satu-satunya penyair Melayu modern yang menaruh perhatian mendalam pada puisi Melayu religius tradisional berwarna mistik (A. Teeuw dalam Latif, 2009). Reproduksi warisan budaya berkorelasi dengan pola konsumsi wisatawan, fantasi dan realitas saling terkait dan perpaduan antara lokal dan global ini merupakan manifestasi posmodernisme (Nuryanti, 1996). Inilah kualitas pengalaman Pariwisata Budaya. Kualitas sumber daya yang dipasarkan berhubungan dengan Kawasan Masjid Azizi beserta situs dan benda-benda arkeologis di sekitarnya yang merupakan bagian dari Kesultanan Langkat. Kawasan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, di dalamnya terdapat bangunan eks istana, mahkamah kerapatan, dan tempat pemandian. Makam para tuan guru di kompleks pemakaman masjid adalah bukti kejayaan Islam dan sebagai bukti pendidikan agama Islam pada masa lalu. Lembaga pendidikan Islam yang dibangun antara lain Madrasah Masrulah, Aziziyah, Mahmudiyah, dan Tamimiyah. Sumber daya yang dapat dipasarkan lainnya adalah syair. Syair adalah bentuk puisi Melayu tradisional yang sangat populer di Tanjung Pura. Kepopuleran syair terletak pada sifat penciptaannya yang mempunyai kekuatan dalam membentuk naratif atau cerita (Takari, Zaidan, dan Dja far, 2018). Musikalisasi Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah merupakan sumber daya potensial karena jenis puisi berupa elegi, ode, dan serenada merupakan variasi yang cukup representatif dalam menggambarkan perjalanan hidupnya. Puisi Liris merupakan sejenis sajak dengan nada musikal, dibangun melalui kata-kata halus, bertema percintaan, dan mirip dongeng. Kualitas kehidupan manusia atau masyarakat di sekitar terkait dengan identitas Melayu Langkat yang berbeda dengan Melayu lainnya. Sebahagian adat Melayu Langkat diatur oleh pihak kesultanan, seperti mengaji al-qur an, tepian tempat mandi, syair dan hikayat, hiburan, kesenian, pakaian dalam pergaulan, mengirik padi, mendirikan rumah, 70

6 dan lain sebagainya (Takari, Zaidan, dan Dja far, 2018). Pengaruh didikan pihak kesultanan ini masih dapat dilihat di beberapa tempat dan merupakan cerita menarik bagi wisatawan Pariwisata Budaya yang cenderung melihat sesuatu yang berbeda dengan budaya sendiri. Kualitas kehidupan manusia seperti ini sangat baik diperkenalkan melalui musikalisasi puisi dan dengan media melodi seperti pantun, syair, dan gurindam. Pariwisata Budaya adalah kombinasi budaya sebagai kegiatan budaya dan pariwisata sebagai kegiatan perdagangan jasa (Putra, 2003). Pariwisata Budaya atau Pariwisata Posmodern merupakan kecenderungan pariwisata kontemporer yang menaruh perhatian terhadap pelestarian warisan budaya. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan pada intinya berkaitan dengan usaha yang menjamin agar sumber daya alam, budaya, dan sosial dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pariwisata dalam generasi sekarang dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan harus menjamin kelestarian sumber daya alam dan sosial budaya. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan pada hakekatnya adalah kompromi ekologi dan ekonomi serta tanggung jawab antar generasi terhadap warisan budaya. Masjid Azizi Tanjung Pura selama ini merupakan destinasi cukup populer bagi wisatawan dalam dan luar negeri, khususnya negara Malaysia karena memiliki hubungan emosi dan sejarah dengan Kesultanan Langkat. Pengembangan Sosial Budaya dalam Pariwisata Budaya Berkelanjutan berbasis atraksi musikalisasi Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah di Tanjung Pura dimaksudkan untuk menggali dan melestarikan warisan budaya masyarakat Melayu Tanjung Pura yang dikenal sarat adat dan agamis. Musikalisasi Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah memiliki nilai ekonomi dan memberi manfaat kepada masyarakat lokal sesuai amanat Revolusi Industri 4.0. dan MEA

7 D. SIMPULAN Layanan Travel, Pariwisata dan Layanan Rekreasi, Budaya merupakan dua bidang/sektor layanan GATS dalam Revolusi Industri 4.0. Dalam MEA 2015 juga dijelaskan peran penting tenaga terampil kepariwisataan pada abad ke-21 sekarang ini. Musikalisasi Puisi-Puisi Liris Tengku Amir Hamzah dapat dikembangkan menjadi atraksi Pariwisata Budaya sehubungan dengan tujuan wisatawan Pariwisata Budaya yang cenderung mencari pengalaman baru dalam bidang budaya. Melalui musikalisasi puisi sumber daya sosial budaya dan modal budaya di Kawasan Masjid Azizi dapat dikembangkan, dilestarikan, mengangkat kembali jati diri Melayu Langkat, dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pembangunan Pariwisata Budaya Berkelanjutan memenuhi kualitas pengalaman wisatawan, menjamin sumber daya yang dipasarkan, dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia/masyarakat Tanjung Pura. DAFTAR PUSTAKA Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP. Chitra, B. P. (2018). Puisi-Puisi Liris Karya Tengku Amir Hamzah Dalam Perspektif Kajian Budaya, Disertasi (Doktor/S3) Program Doktor Linguistik Universitas Sumatera Utara, Medan. Cresswell, J. W. (2018). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kemenristekdikti. (2018). Kebijakan Kemenristekdikti Menghadapi Globalisasi Pendidikan & Revolusi Jakarta: Kemenristekdikti. Latif. Y. (2009). Menyemai Karakter Bangsa Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Lyotard, J, F. (1994). The Postmodern Condition dalam Steven Seidman (ed). The Postmodern Turn, New Perspective on Social Theory. United States of America: Cambridge University Press, hlm Nuryanti, W. (1996). Heritage and Postmodern Tourism dalam Wall dan Wiendu Nuryanti (eds). Heritage and Tourism, Special Issue, Annals of Tourism Research A Social Sciences Journal Volume 23 Number 2 ISSN: , hlm Putra, I, B, W. (2003). Aspek Hukum Pengembangan Pariwisata Budaya Berkelanjutan dalam I Wayan Ardika (ed.) Pariwisata Budaya Berkelanjutan Refleksi dan Harapan di Tengah Perkembangan Global. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya. Richards, G. (1997). The Social Context of Cultural Tourism dalam Greg Richards (ed). Cultural Tourism in Europe. Wallingford UK: CAB International hlm Rosyadi, S. (2018). Revolusi Industri 4.0: Peluang dan Tantangan Bagi Alumni Universitas Terbuka. Seminar Tantangan Pendidikan Indonesia Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. WSD Periode IV Wilayah 2 Tahun Akademik 2017/2018 UTCC 2 Juli Sarup, M. (2008). Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme & Posmodernisme. Yogyakarta: Jalasutra. Spillane, J. J. (2003). Prospek Pengembangan Pariwisata Indonesia Sesuai Dengan Kecenderungan Global dalami Wayan Ardika (ed). Pariwisata Budaya Berkelanjutan Refleksi dan Harapan di tengah Perkembanga Global. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata, hlm

8 Takari, M. A., A. Zaidan B. S., Fadlin M. Dj. (2018). Amir Hamzah Kajian Interdisipliner Terhadap Kehidupan, Gagasan, Perjuangan, dan Karya-Karyanya. Medan: Prodi MPPSn Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Sumatera Utara. Yusra, A. (1996). Amir Hamzah-Biografi Seorang Penyair dalam Abrar Yusta (ed). Amir Hamzah Sebagai Manusia dan Penyair. Jakarta: Dokumentasi Sastra H. B, Jassin. 73

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair. ABSTRAK Lucyana. 2018. Kritik Sosial dalam Syair Nasib Melayu Karya Tenas Effendy. Skripsi, Program Studi Sastra Indonesia, FIB Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Dr. Drs. Maizar Karim, M.Hum (II) Dwi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA Rizky Imania Putri Siswandari 1, Muh. Ariffudin Islam 2, Khamadi 3 Jurusan Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabhanti Watulea merupakan tradisi lisan masyarakat Watulea di Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Kabhanti Watulea adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Dayak Ngaju merupakan suku Dayak yang berdomisili di Provinsi Kalimantan Tengah. Umumnya, suku Dayak Ngaju tinggal di sepanjang sungaisungai besar seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata dunia dapat dilihat dari perkembangan kedatangan wisatawan yang terjadi pada antarbenua di dunia. Benua Asia mempunyai kunjungan wisatawan yang

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA 1. Latar Belakang Program pelestarian dan pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi lisan merupakan warisan budaya nenek moyang yang merefleksikan karakter masyarakat pendukung tradisi tersebut. Signifikansi tradisi lisan dalam kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan lagi. Kurikulum Nasional disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat pemiliknya, sebagai milik bersama, yang isinya mengenai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal

Lebih terperinci

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL A. Pengertian Pengetahuan Tradisional Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional merupakan hal penting dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 32 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 32 TAHUN 2010 TENTANG KAMPUNG BUDAYA GERBANG KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, semua informasi yang ingin kita sampaikan akan dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya, beribadah, dan dilatarbelakangi oleh lingkungan budaya di mana ia hidup. Budaya memiliki norma-norma

Lebih terperinci

LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6

LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6 LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6 Abstrak: Kearifan lokal berkaitan erat dengan manajemen sumber daya manusia. Dewasa ini, kearifan lokal mengalami tantangan-tantangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia berpikir, setelah berpikir dia ingin menyatakan pikirannya dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya BAB V A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya ilmiah ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara dengan latar belakang budaya yang majemuk. mulai dari kehidupan masyarakat, sampai pada kehidupan budayanya. Terutama pada budaya keseniannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata JOKO PRAYITNO Kementerian Pariwisata " Tren Internasional menunjukkan bahwa desa wisata menjadi konsep yang semakin luas dan bahwa kebutuhan dan harapan dari permintaan domestik dan internasional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Museum dalam Sejarahnya Keberadaan museum sampai sekarang dipandang sebagai lembaga-lembaga konservasi, ruangan-ruangan pameran atas peninggalan dan tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya transformasi budaya dan nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh generasi terdahulu

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat sangat menguntungkan dikarenakan berdekatan dengan kota Surabaya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginannya, dimana perjalanan yang dilakukan tidak untuk mencari nafkah.

BAB I PENDAHULUAN. keinginannya, dimana perjalanan yang dilakukan tidak untuk mencari nafkah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar, dimana kegiatan pariwisata dapat memberikan atau menyumbangkan devisa terbesar bagi suatu Negara / Daerah tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sangat kaya dengan seni pertunjukan tradisional, setiap daerah memiliki beragam seni pertunjukan tradisi, dan ini merupakan ritual yang bermakna kultural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara. Suku Batak Toba termasuk dalam sub etnis Batak, yang diantaranya adalah, Karo, Pakpak,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebut indonesia menjadi

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah biasa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beranekaragam sejarah dan kebudayaan. Salah satu bentuk peninggalan sejarah yang masih ada sampai sekarang dan beberapa

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

23. URUSAN KEBUDAYAAN

23. URUSAN KEBUDAYAAN 23. URUSAN KEBUDAYAAN Pemerintah daerah memiliki peran yang cukup strategis dalam melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai budaya yang ada di masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik Melayu Indonesia lahir pada tahun 50an. Musik Melayu Indonesia sendiri adalah musik tradisional yang khas di daerah Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata dan turisme sangat pesat belakangan ini. Terlepas dari isu-isu keamanan yang terjadi di setiap negara, pariwisata tumbuh sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN WILAYAH (OVOP) Dr.Mila Karmilah, ST.,MT Disampaikan Pada Penyuluhan Fak Teknik PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Kec Bancak- Kab Semarang 3 Maret 2016 DESA WISATA Suatu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bourdieu, Pierre, Wacquant Loic An Invitation to Reflexive Sociology. Polity Press.

DAFTAR PUSTAKA. Bourdieu, Pierre, Wacquant Loic An Invitation to Reflexive Sociology. Polity Press. DAFTAR PUSTAKA Buku : Abayasakere, S. 1989. Jakarta : A History. Singapore : Oxford University Press. Barker, Chris. 2004. Cultural Studies : teori dan praktek. Yogyakarta : Bentang. Bourdieu, Pierre,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum. 0 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO KETIKA TANGAN DAN KAKI BERKATA OLEH CHRISYE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANAI HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Rudiansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21 Sastra Lama dan Sastra Modern Oleh: Valentina Galuh X-9/21 Periodisasi Kesusastraan di Indonesia Sastra Lama Angkatan Balai Pustaka Zaman Peralihan Sastra modern Angkatan Pujangga Baru Angkatan 45 Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Gayo adalah kesenian Didong. Kata didong mendekati pengertian dendang adalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Gayo adalah kesenian Didong. Kata didong mendekati pengertian dendang adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam adalah salah satu kekayaan nasional yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang beraneka ragam tersimpan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan sumber daya alamnya. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat yang dimiliki oleh Indonesia

Lebih terperinci

MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA

MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA Oleh : Padmo Prabowo Aji Baskoro, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang pesat pada Kota Jakarta menjadikan kota ini semakin dikenal oleh

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Endro Pebi Trilaksono Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci