PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES"

Transkripsi

1 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh SUMARNO NIM : PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian kelayakan tesis. Semarang, 27Juni 2009 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof.Dr. Rusdarti, M.Si. NIP Dr. Munthoha Nasucha, M.Pd. NIP ii

3 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Syurga ( HR.Muslim ) Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Alam Nasroh :6) Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah ( Hamka ) Persembahan Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Istri dan anakku tersayang Wartini S.Pd.SD Elok Tatapsari, S,Si Geulis Nursasih Sundari Ade Erawan Sapitra 2. Adiku yang telah membantu keberhasilanku Aiptu Manuri, SH. M.Si. 3. Teman-temanku yang telah memberi motivasi Wahyudin Zupri, S.Pd Maskuri, S.Pd Nizli Tutiarti, SE Dra Endang Lestari. iii

4 ABSTRAK: Kinerja guru mencerminkan performance seorang guru dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kenyataannya maksimal tidaknya kinerja guru dipengaruhi banyak faktor. Kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru merupakan dua faktor diantara faktor-faktor yang lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru, dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru secara bersama terhadap kinerja guru. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimen. Populasi adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Paguyangan dengan jumlah guru 246 orang, dan ukuran sampel ditentukan dengan tabel Krejcie sebanyak 142 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Analisis hasil penelitian menggunakan statistik deskriptif, regresi sederhana, dan regresi berganda dengan menggunakan SPSS Windows Version 14. Secara deskriptif hasil penelitian menujukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri di Kecamatan Paguyangan termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 58,8028, profesionalisme guru dalam kategori profesional 58,0915, kinerja guru masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 61,4155. Dengan analisis regresi sederhana diketahui : terdapat pengaruh postif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Paguyangan sebesar 25,8%, profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan koefisien determinasi sebesar 39,4 %. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan adanya pengaruh bersama-sama secara positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Paguyangan dengan koefisien determinasi sebesar 43,8%. Berdasarkan penelitian ini disarankan kinerja guru perlu ditingkatkan dan guru harus menyadari antara hak dan kewajiban harus seimbang. Profesionalisme yang sudah baik dipertahankan dan ditingkatkan lagi mengingat mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja guru. Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru, Kinerja Guru iv

5 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 8 D. Perumusan Masalah... 8 E. Manfaat Penelitian... 9 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR...10 A. Landasan Teori Kinerja...10 a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja...12 b. Kelompok prestasi kerja Profesionallisme Guru...18 a. Karakter Profesi...19 b. Guru Profesional Kepemimpinan...23 a. Definisi Kepemimpinan...23 b. Hakikat Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah...25 c. Prinsip-prinsip Kepemimpinan...31 d. Gaya Kepemimpinan...34 B. Kerangka Berfikir Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru 2. Pengaruh Profesional Guru dan Kinerja Guru Hubungan Kepala Sekolah dan Guru Profesionalisme terhadap Kinerkja Guru...39 BAB III METODE PENELITIAN...41 A. Populasi dan Sampel...41 B. Metode Pengumpulan Data...42 C. Definisi Operasional...43 v

6 D. Instrumen Penelitian...44 E. Teknik Analisis Data...45 BAB IV HASIL PENELITIAN...56 A. Aanalisis Data Deskripsi Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Persyaratan Analisis Distribusi Frekuensi...62 B. Pengajuan Hipotesis...64 C. Pembahasan BAB V PENUTUP, IMPLIKASI DAN SARAN...77 A. Kesimpulan...77 B. Saran-saran...77 DAFTAR PUSTAKA...79 LAMPIRAN-LAMPIRAN.... vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005), menetapkan delapan Standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar yang dinilai langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ini berarti bahwa untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu tenaga pendidik (guru), dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, laboran, pustakawan, tenaga administrasi, pesuruh) harus ditingkatkan. Guru merupakan unsur sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan siswa dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Adapun penanggung jawab keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas adalah guru. Pemberdayaan terhadap mutu guru perlu dilakukan secara terus menerus, dan berkelanjutan. Hal tersebut tentu tidak lepas dari unsur manajemen kelas. 1

8 2 Salah satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni guru dan tenaga kependidikan yang profesional (wawancara Wardiman Djoyonegoro TPI). Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen). Guru Profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Glickman (1981) menegaskan bahwa seorang akan bekerja secara professional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan kinerja. Maksudnya adalah seseorang akan bekerjasama professional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaikbaiknya. Seorang guru dapat dikatakan professional bila memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment). Kemampuan profesional guru adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas, yang dibekali dengan Kompetensi (kemampuan dasar). Direktorat Pendidikan Dasar (1994) mengembangkan lima kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru sekolah dasar, antara lain : (1) penguasaan kurikulum; (2) penguasaan materi setiap mata pelajaran; (3) penguasaan metode dan teknik evaluasi; (4) komitmen terhadap tugas; (5) disiplin dalam arti luas. Kemampuan profesi adalah salah satu unsur penunjang bagi guru dalam mewujudkan prestasi kerja (kinerja). Kinerja diartikan sebagai ukuran kerja (performance), pelaksanaan

9 3 kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja / unjuk kerja / penampilan kerja (L.A.N, 1992). Prestasi kerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi, kecakapan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan tidak akan menghasilkan keluaran yang tinggi (Sedarmayanti, 2001). Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (1999), menjelaskan ada dua faktor penting yang mempengaruhi kinerja pegawai, yakni ; (1) sikap mental yang berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja; (2) manajemen / kepemimpinan. Masalah kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, sebab suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan pada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan berorganisasi yang merupakan posisi kunci. Karena kepemimpinan seorang pemimpin berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar manusia dalam organisasinya. Kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainya. Kepemimpinan yang dinamis dan efektif merupakan potensi yang paling pokok dan yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak mampu menjadi pemimpin yang berkemimpinan dinamis dan efektif. Dengan memahami teori kepemimpinan akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya sendiri, mengetahui kelemahan maupun kelebihan potensi yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya.

10 4 Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, pengendalian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar. Kinerja sangat penting dalam menentukan kualitas kerja seseorang, termasuk seorang guru. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, tampak sebagaian guru belum menunjukkan kinerja baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, artinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru, seperti: kegiatan dalam merencanakan progam pengajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan penilaian, melaksanakan ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan serta mengadakan pengembangan bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagi gambaran profil guru yang kinerjanya masih rendah, antara lain: guru mengajar secara monoton dan tanpa persiapan yang matang. Guru masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana, belum sepenuhnya menggunakan acuan kurikulum yang dipersyaratkan, dan tidak konsisten dalam implementasi skenario rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan pada proses pembelajaran guru masih dominan menggunakan metode ceramah. Fenomena tersebut teramati pada waktu pelaksanaan kepengawasan di sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Paguyangan Kabuten Brebes. Dijumpai guru yang mengajar hanya berdasarkan pengalaman masa lalunya dari waktu kewaktu, sehingga merasa hafal diluar kepala dan tidak mau berubah terhadap hal-hal baru, termasuk metode pembelajaran,

11 5 penggunaan media, sistem penilaian yang kurang difahami, mengajar secara hafalan/ tanpa persiapan mengajar. Juga dimungkinkan adanya kombinasi lain, seseorang boleh jadi pimpinan yang lemah, tetapi masih merupakan manajer yang relatif efektif khususnya apabila ia kebetulan mengelola orang-orang yang sangat memahami pekerjaan mereka dan memiliki dorongan yang kuat untuk bekerja. Keadaan seperti ini kecil kemungkinannya dan karenanya kita berharap agar para kepala sekolah dasar sebagai pimpinan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang cukup tinggi. Kepala Sekolah dasar adalah sebagai pemimpin. Hendaknya mampu menggerakkan pengikutnya untuk berlomba dalam kebaikan menurut bakatnya, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya Tiap-tiap orang mempunyai bakat tertentu, maka berlombalah untuk mengejar kebaikan. ( QS. Al- Baqoroh 148). Kepala sekolah dasar juga sebagai pemimpin harus dapat menggerakkan mentalitas saling membantu dalam urusan kebaikan sebagaimana firman Allah SWT: Maka hendaklah saling membantu dalam kebaikan dan taqwa sehari-hari, jangan saling membantu dalam kejahatan dan penyelewengan (QS Al-Maidah 2). Setiap kepala sekolah dasar sebagai pemimpin organisasi perlu menguasai dan mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar kepala sekolah dasar dapat mempengaruhi bawahannya harus memahami apa yang menjadi kebutuhan bawahannya. Keberhasilan pengelolaan sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin dalam suatu organisasi hendaknya menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru antara lain

12 6 dengan memberikan dorongan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan. Oleh sebab itu salah satu tugas kepala sekolah adalah untuk bisa menciptakan guru profesional agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai pimpinan harus mengetahui kinerja guru-gurunya. Karena kinerja paling tidak sangat berkait dengan kepemimpinan organisasi sekolah dan juga kepentingan guru itu sendiri, oleh karena itu bagi sekolah dasar, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi guru penilaian dapat berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sehingga secara berkala hendaknya mengadakan penilaian kinerja guru-gurunya. Dengan adanya penilaian kinerja kepala sekolah akan memperoleh informasi tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya dalam menjalankan tugas masing-masing. Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi/ sekolah adalah kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya, sehingga kemajuan sekolah banyak dipengaruhi oleh kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru pada dasarnya merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan kerja guru itu sendiri terhadap taraf potensi kerja guru dalam upaya mengembangkan diri untuk kepentingan sekolah. Sehingga di antara tujuan sekolah dasar dapat:

13 7 - Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anak yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif, ranah efektif serta ranah psikomotor. Kinerja guru merupakan seluruh usaha guru untuk mengantarkan proses pembelajaran mencapai tujuan pendidikan. Adapun kinerja guru meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut tugas profesionalnya sebagai guru dan tugas pengembangan pribadi guru. Tugas Profesional guru mencakup suatu kegiatan berantai dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Selain itu guru juga dituntut untuk memiliki pemahaman wawasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik serta harus mampu mengembangkan potensi peserta didik Berdasarkan uraian latar berlakang di atas, maka penelitian ini bermaksud mengungkap pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus perhatian dan sekaligus menjadi problem adalah sejauh mana kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes dari kepemimpinan Kepala Sekolah dan guru profesional terhadap kinerja guru sekolah dasar. Masalah pokok tersebut teridentifikasi sebagai berikut:

14 8 5. Kinerja guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes menunjukkan kurang optimal dalam melakukan tugasnya. 6. Kinerja guru yang belum optimal dimungkinkan karena profesionalitas guru sekolah dasar tersebut. 7. Kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, maka guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya. 8. Kinerja guru juga akan ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah selaku figur sentral dalam suatu sekolah. 9. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dalam memimpin dan memberdayakan sumberdaya manusia khususnya guru akan mempengaruhi kenerja guru. 10. Guru dalam melaksanakan tugasnya akan ditentukan oleh banyak faktor, dalam penelitian ini kinerja guru akan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolahnya dan profesionalisme yang melekat pada guru yang profesional. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SD Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes? 2. Seberapa besar pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru pada SD Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes?

15 9 3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme secara bersama-sama terhadap kinerja guru pada SD Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes? 1. 4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SD Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. 2. Menganalisis besarnya pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. 3. Menganalisis besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, minimal menguji teori-teori menajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

16 10 2. Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Dinas Pendidikan, khususnya UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes diharapkan dapat ssebagai bahan pertimbangan dalam membina guru Sekolah Dasar dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. b. Dapat memberi motivasi bagi guru Sekolah Dasar agar supaya meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai.

17 BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR Dalam bab ini diuraikan mengenai teori yang berhubungan dengan kinerja, khususnya kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru kemudian kerangka berpikir dan hipotesis. 2.1 Kinerja Di dalam suatu organisasi, kinerja memiliki pengaruh yang sangat besar bagi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dilihat secara kuantitas dan kualitas ketika seseorang melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta motivasi untuk menghasilkan sesuatu adalah kinerja (Fatah, 2003: 27). Menurut manajemen sumber daya manusia kinerja merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Sedangkan menurut Byars (1984) kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Usaha merupakan hasil motivasi yang menunjukan jumlah energi (fisik atau mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas. Sedangkan kemampuan merupakan karakteristik individu yang digunakan dalam menjalankan suatu pekerjaan. Kemampuan biasanya tidak dapat dipengaruhi secara langsung dalam jangka pendek. Persepsi tugas 11

18 12 merupakan petunjuk dimana individu percaya bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-usaha mereka dalam pekerjaan. Pendapat lain kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan, (Robbins, 2000:112). Menurut Seymour (1991), kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat diukur, adapun menurut As ad (1989) mengutip dua pendapat, pertama dari Maiier yang memberi batasan bahwa kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Kedua dari pendapat Lawer dan Poter, menyatakan kinerjaa adalah successful role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Sedangkan Byars and Rue (1984) mendifinisikan kinerja merupakan derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja adalah yang merefleksikan seberapa baik seseorang individu memenuhi permintaan pekerjaan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, menunjukan bahwa kinerja merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Korelasi kinerja dengan kepuasan menurut Lopez mempunyai tingkat signifikansi tinggi. Kinerja diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum. Kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi : (1) Kuantitas kerja,(2) kualitas kerja, (3) pengetahuan tentang pekerjaan, (4) pendapat atau pernyataan yang disampaikan, (5) perencanaan kerja. Menurut Ivancevich (1993) mengevaluasi kinerja karyawan dalam dua katagori: pertama pada karyawan teknik yang mencakup kopetensi teknis, kesanggupan mencukupi kebutuhan sendiri, hubungan dengan orang lain, kopentensi komunikasi, inisiatif, kompetensi administrasi, keseluruhan hasil kinerja karyawan

19 13 teknik, kedua evaluasi terhadap manajerial, yang mencakup kratifitas, konstribusi yang diberikan, usaha kelompok kerja, keseluruhan hasil kerja. Sedangkan Halim (1983) mengukur kinerja para mandor dengan indicator: kualitas kinerja mereka, produktivitas dalam pekerjaan, usaha yang dicurahkan dalam pekerjaan dan kecepatan bekerja. Dengan mengetahui kinerja karyawan dapat memberikan informasi bagi pihak manajemen untuk menentukan kebijakan sumberdaya manusia tentang apa yang terbaik untuk diberikan kepada para karyawan dalam organisasi menurut Flippo (1984) penilaian kinerja menyediakan informasi untuk membantu, membuat dan melaksanakan keputusan mengenai beberapa subjek seperti promosi, kenaikan gaji, pemberhentian dan pemindahan. Menurut Simamora (1999:423) kinerja diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Kinerja dapat diartikan sebagai: 1) sesuatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja. Sehingga kinerja diartikan juga sebagai hasil pekerjaan yang dicapai seseorang melalui suatu upaya yang disengaja dengan menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya baik berupa pengetahuan, sikap maupun ketrampilan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sedangkan Hasibuan ( ), mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja dapat berbentuk proses kerja dan hasil kerja. Seseorang dapat menyelesaikan sesuatu pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan dan dengan hasil yang memuaskan berarti tingkat

20 14 kerjanya optimal. Sebaliknya jika seseorang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan yang direncanakan berarti kinerjanya rendah. Langkah-langkah atau prosedur kerja selalu mengarah pada pencapaian hasil pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan kerjanya. Bila suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya, maka akan sampai pada hasil kerja yang diinginkan yang merupakan tuntutan pekerjaan tersebut. Tolok ukur dari kinerja adalah yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai. Seberapa jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan dibandingkan dengan hasil yang ingin dicapai dinamakan kinerja seseorang pada pekerjaan tersebut (As.ad 2001: 48). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan ketrampilan. Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara. Misalnya dalam cara pengambilan keputusan, cara menginterprestasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang realtif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan dan factor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan minat merupakan suatu valensi atau sikap. 2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seseorang pekerja, yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertian pekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang dapat dikerahkan untuk kegiatan kearah tujuan. 3. Tingkat motivasi pekerja

21 15 Motivasi adalah daya energi yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Ada 2 variabel yang dapat mempengaruhi kinerja ( Mc Cormick and Tiffin, 1994), yaitu: (1) variabel individu yang terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap; (2) variabel situasional, yakni menyangkut faktor fisik dan pekerjaan yang meliputi metode kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja, kebisingan, penyinaran dan temperature. Kemudian faktor sosial dari organisasi yang meliputi kebijakan, jenis latihan dan pengalaman, sistem upah serta lingkungan sosial. Kemudian menurut Keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor : 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1993, tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya adalah sebagai berikut: (1) Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil belajar serta menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya; (2) menyusun program bimbingan dan tindak lanjut program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya; (3) Tugas pokok guru tersebut menjadi pedoman kinerja guru untuk menghasilkan prestasi kerja yang dapat diberikan angka kredit, sebagai dasar untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Menurut Mulyasa Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja dalam hal ini prestasi guru adalah merupakan perilaku guru yang mempunyai (1) Kecakapan

22 16 dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasmu dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya. (2) Ketrampilan yang sangat baik dalam melaksanakan tugasnya. (3) Pengalaman yang luas dibidang tugasnya dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya. (4) selalu bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya. (5) Kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik. (6) Selalu melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasil guna. (7) hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. Prestasi Kerja dapat ditentukan melalui: 2) Kecakapan Kerja Kecakapan kerja merupakan tindakan nyata yang dilaksanakan oleh guru dalam menguasai bidang tugasnya baik dalam pengawasan maupun tindak dalam pengawasan oleh pihak lain. Sebagai bukti kecakapan kerja dia dapat bekerja dan selalu bersungguh-sungguh dan melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna. 3) Kualitas pekerjaan Kualitas pekerjaan merupakan nilai nyata yang dapat dilihat setelah melakukan pekerjaan baik yang bersifat abstrak maupun bersifat kongkrit pada kualitas pekerjaan dapat dilihat selalu berbuat baik dan benar tanpa membuat kesalahan berarti, dan memiliki hasil yang dicapai cukup baik dan memadai meskipun perlu koreksi dari pihak tertentu. 4) Pengembangan Pengembangan merupakan langkah kerja untuk dapat mengembang-

23 17 kan ide-ide yang dimiliki demi untuk kemajuan organisasi. Dalam pengembangan itu selalu menunjukkan sikap dan minat yang ingin maju dan selalu menggunakan sistem evaluasi yang tepat. 5) Ketabahan Ketabahan merupakan sifat yang dimiliki oleh seorang guru dalam menghadapi pekerjaan baik yang dikategorikan sulit maupun yang dikategorikan ringan/ gampang. Dalam ketabahan tampak sifat tidak lekas putus asa dalam menghadapi masalah yang pelik tidak suka membuat kericuhan selalu mengulangi pekerjaan yang dikatakan belum berhasil. 6) Tingkat kehadiran Tingkat kehadiran merupakan tindakan nyata yang telah dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya guru yang memiliki prestasi kerja baik akan selalu kerja tanpa absen. Setelah datang dia secara rutin mengisi buku daftar hadir menganggap profesinya merupakan pekerjaan yang paling diutamakan. 7) Tingkah Laku Tingkah laku merupakan sikap individu yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang termasuk dalam sikap ini diantaranya selalu mentaati peraturan perundang-undangan dan kedinasan, memiliki sikap sopan, luwes, tegas dan bijaksana, tidak selalu membedakan antara atasan dan teman sekerja serta memiliki kecenderungan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya. Kinerja adalah perilaku yang berhubungan dengan kerja seseorang, kerja merupakan kebutuhan seseorang yang dapat berkembang dan berubah dan bahkan

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH EVALUASI PROGRAM SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri

Lebih terperinci

MOTIVASI GURU TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

MOTIVASI GURU TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI MOTIVASI GURU TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS DI SD GUGUS 1 KABUPATEN KEPAHIANG SKRIPSI Oleh: RESSA ARSITA SARI NPM : A1G009038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam suatu organisasi hal yang paling penting yang perlu diperhatikan adalah sumber daya manuisa yang menjadi pendukung utama tercapai tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. X

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. X PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. X SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi Oleh : Eko Agung Gumilar NIM:

Lebih terperinci

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI SKRIPSI Oleh AYUK WAHDANFIARI ADIBAH NIM. 3223103015 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 2006/2007

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 2006/2007 HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 006/007 Skripsi Oleh AGUS P. ANDI W. NIM. K5103003 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI DUA MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI SEKOTA SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH

Lebih terperinci

Skripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid 1401409015

Skripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid 1401409015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER PADA SISWA KELAS IV SDN KALIGAYAM 02 KABUPATEN TEGAL Skripsi disajikan

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI

PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu

Lebih terperinci

UNAAN MULTIMEDIA DASAR PENDIDIKAN. Skripsi. gelar. oleh

UNAAN MULTIMEDIA DASAR PENDIDIKAN. Skripsi. gelar. oleh KEEFEKTIFAN PENGGU UNAAN MULTIMEDIA MICROSOFT POWERP POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGANTEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL

Lebih terperinci

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA HUBUNGAN ANTARA MINAT STUDI LANJUT KE PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MAN 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi

Lebih terperinci

VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK. A. Pengertian. B. Rekrutmen Peserta Didik. 1. Pendaftaran. 2. Syarat-syarat Pendaftaran

VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK. A. Pengertian. B. Rekrutmen Peserta Didik. 1. Pendaftaran. 2. Syarat-syarat Pendaftaran VI. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK A. Pengertian Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang

Lebih terperinci

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo aldo Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN Endang Poerwanti Pendahuluan K ompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk

Lebih terperinci

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006

STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 1 STUDI TENTANG CARA BELAJAR SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2005/2006 SKRIPSI OLEH: PUTRI ARUMINGTYAS NIM : K 2402529 Skripsi

Lebih terperinci

KOTA TEGAL. Skripsi. oleh

KOTA TEGAL. Skripsi. oleh PENINGKATAN PEMBELAJARAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL TARI BAMBU PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 5 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Pekerjaan Umum S e k r e t a r i a t J e n d e r a l Satuan Kerja Pusat Kajian Strategis LAPORAN AKHIR Peningkatan Etos Kerja Sumber Daya Manusia PUSTRA Tahun 2010 PT. DDC CONSULTANTS Jl. Masjid

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional

Manajemen Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur dihaturkan ke hadirat Allah SWT, karena atas kodrat dan karunia-nya sehingga buku ; Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional dapat diselesaikan, walaupun di sana-sini masih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD SKRIPSI UPAYA PENINGKATANN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADAA KELOMPOK A TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI JATIROKEH SONGGOM BREBES Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam M. THOWIL NIM : 11410088. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam M. THOWIL NIM : 11410088. Oleh: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE TANYA JAWAB (PENELITIAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GIRIMULYO KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011 2012) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh: Muhammad Ansori 11508045

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Islam. Oleh: Muhammad Ansori 11508045 PENERAPAN MODEL MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF KARANGASEM KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012/2013

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA

PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA (Studi Kasus SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen, Kelas VII, Konsep Besaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Di samping itu pendidikan juga merupakan variabel

Lebih terperinci

Studi Experimen pada Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. AGUS SUTIYONO No. Reg. 7627070790

Studi Experimen pada Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. AGUS SUTIYONO No. Reg. 7627070790 0 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (COMPETENCE BASE EDUCATION AND TRAINING) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Studi Experimen pada Satuan Polisi

Lebih terperinci

SKRIPSI oleh : ARI EKA ASTUTI X8406001

SKRIPSI oleh : ARI EKA ASTUTI X8406001 HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO, KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI oleh : ARI EKA ASTUTI

Lebih terperinci

PEMINATAN PESERTA DIDIK

PEMINATAN PESERTA DIDIK PEMINATAN PESERTA DIDIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIK 2013 i

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DAN LANDASAN KODE ETIK PESERTA DIDIK. Kode etik (ethical cade), adalah norma-norma yang mengatur tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DAN LANDASAN KODE ETIK PESERTA DIDIK. Kode etik (ethical cade), adalah norma-norma yang mengatur tingkah 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DAN LANDASAN KODE ETIK PESERTA DIDIK 1. Pengertian Kode Etik Peserta Peserta Didik Kode etik (ethical cade), adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan

BAB II TELAAH PUSTAKA. pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan BAB II TELAAH PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasan mengenai pengaturan

Lebih terperinci