SERI KAJIAN SASTRA KLASIK. 100 Paribasan Jawa. Simpul-Simpul Kearifan Lokal Budaya Jawa. Disajikan Dalam Bahasa Indonesia Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SERI KAJIAN SASTRA KLASIK. 100 Paribasan Jawa. Simpul-Simpul Kearifan Lokal Budaya Jawa. Disajikan Dalam Bahasa Indonesia Oleh:"

Transkripsi

1

2 SERI KAJIAN SASTRA KLASIK 100 Paribasan Jawa Simpul-Simpul Kearifan Lokal Budaya Jawa Disajikan Dalam Bahasa Indonesia Oleh: BAMBANG KHUSEN AL MARIE 2018

3 Kata Pengantar Paribasan, Simpul Kearifan Lokal Budaya Jawa Peribahasa atau pepatah adalah butir-butir kearifan yang dihasilkan sebuah peradaban tertentu. Setiap bangsa di dunia ini mengenal peribahasa dan menggunanakannya sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien. Efektif karena dengan peribahasa makna sesuatu dapat disampaikan dengan jelas karena umumnya orang sudah sama-sama tahu apa maknanya. Efisien karena dengan mengungkap satu peribahasa makna yang luas telah berhasil disampaikan, tanpa harus memberi penjelasan yang panjang lebar. Dalam budaya Jawa peribahasa dikenal dengan nama paribasan. Ada banyak paribasan dalam bahasa Jawa dalam berbagai bentuk dan varian, antara lain bebasan dan saloka. Namun kita tidak perlu terlalu membedakannya sekarang. Kali ini kita akan membahas masalah paribasan ini satu persatu agar makna yang dikandung dapat dimengerti oleh generasi muda yang sudah tidak begitu paham bahasa Jawa. Dalam setiap paribasan akan diberi arti harfiahnya, makna yang dikandungnya serta contoh keadaan yang digambarkan dalam paribasan itu. Contohcontoh tersebut dimaksud agar membantu memahami makna paribasan dengan lebih akurat. Selamat membaca.

4 DAFTAR ISI 1. Bocah wingi sore 1 2. Amburu udhèt kelangan wêlut 1 3. Ula marani gitik 2 4. Uyah kêcêmplung ing sagara 2 5. Wêlut didoli udhèt 3 6. Ambuwang rase nêmu kuwuk 4 7. Kêpatèn obor 4 8. Anggênthong umos 5 9. Kêmladheyan ngajak sêmpal Cindhil ngadu gajah Kacang môngsa ninggala lanjaran Awor sambu Kalah cacak mênang cacak Ambanyu mili Sadawan-dawane lurung isih dawa gurung Calak ora pacak Angon môngsa Ora ngubêngake jôntra, têka kêdhayohan wong edan Kakèhan galudhuk kurang udan Kêriga têkan cindhile abang Kêrig lampit Kêbo nusu gudèl Kere munggah ing bale Ninggal bocah ana ing waton Nututi layangan pêdhot Kurung munggah lumbung Sulung malêbu ing gêni Alingan wêkasan ngaton Uthik-uthik macan dhedhe Lêbak ilining banyu Cebol anggayuh lintang Kêplok ora tombok Maling sandi Arêp jamure êmoh watange Nyambung watang putung 21

5 36. Numbak tuna matang putung Baladewa ilang gapite Ambondhan tanpa ratu Anggajah êlar Kêri tanpa pinêcut Rupak jagade Ana catur mungkur Iwak kalêbu ing wuwu Katula-tula katali Ilang jarake kari jaile Wadhuk bêruk Ngêtutake poncoting tapih Rindhik asu ginitik Emprit abuntut bedhug Gajah ngidak rapah Asu gedhe menang kerahe Kaya klinthing disampar kucing Macan guguh Kekudhung walulang macan Singidan nemu macan Sadumuk bathuk sanyari bumi Mrucut saka gendhongan Cincing-cincing klebus Asu arebut balung Asu belang kalung wang Abang-abang lambe Adol lenga kari busik Ancik-ancik pucuking eri Angin silem ing warih Angin ulat umbar tangan Anak molah bapa kepradah Asor kilang munggwing gelas Ati bengkon oleh oncong Buyung lokak isine kocak-kocak Barung sinang Beras wutah arang mulih marang takere Mburu kidang lumayu Ciri wanci lelai ginawa mati Dahwen ati open dikempit kaya wade, dijuju kaya manuk 47

6 76. Dolanan ula mandi Dudu berase ditempurake Durung cundhuk acandhak Gemblung jinurung edan kawarisan Nggepukkemiri kopong Nampel Puluk Opor bebek mateng awak dhewek Suku jaja teken janggut Njajah desa milang kori Jabung alus Kebak sundukane Kasandhung ing rata, kabentus ing tawang Karubuhan gunung menyan Kandhang langit kemul mega Cerak Kebo gupak Keduwung nguntal wedhung Kerot ora duwe untu Kulak warta adol pangrungon Kuping budheg dikoroki Mecel manuk miber Nglungguhi klasa gumelar Wastra lungset ing sampiran Midak telek ora penyek Nabok nyilih tangan Nggered ori saka pucuk 70

7 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 1 Paribasan (1): Bocah wingi sore Arti harfiahnya adalah anak kemarin sore, maknanya anak atau orang yang masih muda sehingga belum banyak pengalaman atau pengetahuan. Ketika Lebaran Badrun sekeluarga mudik ke desa. Di desa dia bersilaturahmi dengan banyak kerabat dan teman-teman. Salah seorang kerabat, Pakdhe Sutajaya, sangat terharu atas kedatangan Badrun sekeluarga. Pakdhe Sutajaya memeluk Badrun sambil menangis. Anak Badrun yang paling besar, Toyib, sangat heran dengan kelakuan Pakdhe Sutajaya. Dia kemudian bertanya kepada bapaknya, Pak itu siapa orang tua yang sudah pikun kok memeluk bapak sambil menangis? Badrun menjawab, Itu kakek Sutajaya, Pakdhe dari bapakmu ini. Beliau itu orang yang memelihara bapak sejak kecik sebelum bapak merantau ke Jakarta! Si Thoyib terheran-heran, Kok aku tidak pernah tahu? Jawab si Badrun, Lha iya, wong kamu kan bocah wingi sore! Paribasan (2): Amburu udhèt kelangan wêlut Arti harfiahnya adalah mengejar udhet kehilangan belut. Udhet adalah belut kecil. Makna paribasan ini adalah mengejar sesuatu yang kurang berharga tetapi malah menjadi kehilangan sesuatu yang lebih berharga. Versi lain paribasan ini adalah: Mburu uceng kelangan dheleg. Uceng adalah ikan yang sangat kecil yang sebenarnya tak patut menjadi laukpauk, dheleg adalah ikan yang besar, yang cukup pantas untuk dimasak. Makna dua paribasan tersebut sama. Ki Ramu sudah seharian ini berburu rusa di hutan. Rusak gemuk berhasil dia tembak dengan panahnya. Dia bermaksud pulang, dengan menyusuri jalanan setapak di hutan. Tubuh rusa yang lumayan besar itu dia panggul di pundaknya yang kekar. Hasil buruan yang lumayan untuk cadangan lauk-pauk makan seminggu ini. Di tengah jalan setapak itu mendadak Ki Ramu melihat seekor kelinci besar menyeberang. Kelinci gemuk itu tampak menggoda. Ki Ramu berpikir, Wah lumayan juga itu kelinci buat nambah lauk-pauk! Akhirnya Ki Ramu mengejar kelinci itu. Rusa yang pingsan akibat anak panah Ki Ramu digeletakkan di pinggir jalan setapak. Ki Ramu memburu kelinci masuk ke hutan. Tetepi ternyata kelinci itu sangat gesit. Berlari

8 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 2 amat cepat sehingga Ki Ramu kehilangan jejak. Dengan masygul Ki Ramu kembali. Namun dia kaget ketika mendapati rusanya telah hilang entah kemana. Ki Ramu hanya bisa menyesali perbuatannya sambil bergumam, Wah, mburu udhet kelangan welut! Paribasan (3): Ula marani gitik Arti harfiahnya adalah ular mendekati pemukul. Maknanya orang yang mendekati marabahaya bagi dirinya. Suatu pagi Mas Jono membuka toko kelontongnya dengan lunglai. Semalam dia kehilangan harta benda berupa sekotak perhiasan. Pikirannya sungguh kacau sehingga dia terlambat datang ke toko. Sudah banyak antrian pembeli yang hendak berbelanja. Setelah selesai melayani pembeli Mas Jono duduk-duduk di teras tokonya. Seseorang datang dengan tergesa-gesa ke toko Mas Jono. Ada apa mas? Kok tampak buru-buru? tanya Mas Jono. Orang tersebut menjawab, Saya mau menukarkan emas. Boleh ditukar dengan uang atau beras Pak. Murah Pak. Cukup ditukar dengan uang lima juta atau satu ton beras juga boleh! Mas Jono meminta orang tersebut menunjukkan emas yang dimaksud. Orang tersebut kemudian mengeluarkan kotak perhiasan. Mas Jono kaget karena kotak itu adalah kotak perhiasannya yang hilang semalam. Mas Jono menyetujui untuk membayar emas tersebut. Dengan alasan akan mengambil uang di bank, Mas Jono mengajak orang tersebut bersamanya. Berangkatlah keduanya membonceng mobil Mas Jono. Di tengah jalan Mas Jono berbelok ke kantor polisi. Dia kemudian turun dan menyerahkan si pencuri berserta barang buktinya untuk diproses hukum. Kepala Polisi tertawa dan berkata, Wah Pak Pencuri, sampeyan ki kaya ula marani gitik, hahaha... Paribasan (4): Uyah kêcêmplung ing sagara Arti harfiahnya adalah garam tercebur ke lautan. Maknanya sesuatu yang hilang tanpa disadari, seperti hilangnya bongkah garam yang tercebur ke laut. Baru saja tercebur ketika dicari sudah larut dalam lautan.

9 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 3 Dahulu kala ada seorang sudagar kaya raya bernama Ki Deksa. Sebagai orang kaya dia punya banyak kawan yang sering berkunjung. Kawankawan di Deksa ini sering mengajak ki Deksa berjudi. Sebenarnya Ki Deksa sendiri tidak pernah berjudi dan selalu menolak, tapi kawankawan selalu mengajak sambil sesekali meledek. Karena risih dan tak tahan ejekan suatu ketika Ki Deksa menerima ajakan itu. Ternyata Ki Deksa menang dan girang bukan main. Keesokan harinya Ki Deksa ikut lagi, dan lagi sampai ketagian. Namun akhirakhirnya Ki Deksa selalu kalah. Hal itu tidak membuatnya kapok, malah membuatnya semakin penasaran. tiap kali menerima hasil perdagangan dari tokonya dia membawa ke tempat perjudian dan lagi-lagi kalah. Rasa penasarannya semakin bertambah. Ketika uangnya habis, dia tidak berhenti. Dia masih berharap akan menang dan membalikkan keadaan. Namun yang diharapkan tak kunjung didapatkan. Dia terlilit utang yang sangat besar hingga bangkrut. Setelah harta bendanya habis dan banyak utang, dia baru menyadari bahwa apa yang dilakukannya tidak benar. Seperti baru kemarin saja dia menjadi orang kaya, dan sekarang dia mendapati dirinya miskin. Semua hartanya habis seolah seperti: uyah kecemplung segara. Paribasan (5): Wêlut didoli udhèt Arti harfiahnya adalah belut hendak ditukar udhet. Udhet adalah sejenis belut kecil. Maknanya barang yang bernilai tinggi hendak dihargai murah. Bu Sura Klumpuk mempunyai piutang kepada seoran tetangganya sejumlah lima ratus ribu rupiah. Karena sudah lama tak kunjung disaur Bu Sura Klumpuk bermaksud menagih hutang itu. Dia merancang cara agar di tetangga tidak tersinggung. Maka dia berpura-pura untuk meminjam kalung emas milik tetangganya itu. Berkatalah kepada si tetangga, Tante, saya besok mau jagong ke acara pernikahan di Solo. Tapi saya tidak punya perhiasan yang pantas untuk dipakai. Jika berkenan bolehkah aku meminjam kalungmu? Si tetangga menjawab, Aduh Budhe, kebetulan kalung emas saya itu sedang saya gadaikan. Jadi mohon maaf tidak bisa saya pinjamkan. Maaf ya Budhe. Bu Sura Klumpuk pulang dengan hati masygul karena maksunya tak kesampaian. Sementara si tentangga menggerutu, Orang kok licik betul. Masa hutang lima ratus ribu saja mau minta kalung emas yang harganya jutaan. Itu sama dengan: welut didoli udhet!

10 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 4 Ada peribahasa yang artinya mirip dengan paribasan ini. Yakni; Cina didoli dom. Paribasan (6): Ambuwang rase nêmu kuwuk Arti harfiahnya adalah membuang luwak kembang, dan menemukan kucing kudisan. Maknanya; menukar hal yang kurang baik untuk mendapat yang lebih baik, tetapi malah menemui hal yang lebih buruk. Pak Krama punya istri yang cantik, tapi sayang dia punya kekurangan yang sangat menganggu, pemalas bukan main. Segala pekerjaan rumah terbengkelai, melayani suami pun tak becus. Akibatnya rumah menjadi berantakan, dan Pak Krama sering uring-uringan. Karena sudah tak tahan lagi Pak Krama menceraikan istrinya itu dan segera mencari ganti. dia sudah trauma dengan istrinya yang cantik tapi pemalas. Maka dia menerima apa adanya istri barunya yang tak terlalu cantik tapi kelihatan gesit dan cekatan. Sekarang sebagai pengantin baru Pak Karta merasa bahagia karena impiannya terwujud. Namun selang tiga bulan kemudian watak istri barunya mulai nampak. Ternyata dia juga tak jauh beda dengan istri pertamanya, tak pandai mengurus rumah tangga. Urusan banyak yang tak beres, bahkan sering kali membantah kalau diingatkan. Yang lebih menyakitkan, istrinya sering ngutang ke tetangga tanpa izin suaminya. Sering kali Pak Krama menanggung malu karena ditagih. Para tetangga sangat kasihan dengan Pak Krama, mereka berujar, Pak Krama ini ingin ganti istri yang lebih baik malah dapat istri yang lebih jelek. Ibaratnya: membuang rase nemu kuwuk! Paribasan (7): Kêpatèn obor Arti harfiahnya adalah terlanjur mati obornya. Maknanya sudah tidak bisa melacak jejak sanak atau saudara yang hilang. Pak Kerta lan Pak Karta saudara kembar yang hidup di tahun 1800an. Di jaman itu ada angkatan pekerja ke Suriname. Pak Kerta ikut dalam rombongan yang dikirim ke Suriname itu. Di sana Pak Kerta menetap dan berkeluarga, beranak pinak sampai cucu-cucunya. Setelah merdeka salah seorang cucu bernama Kramayuda bermaksud melacak leluhurnya di tanah Jawa. Dia kemudian pergi ke Banyumas, wilayah asal Pak

11 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 5 Kerta. Di sana dia bertanya-tanya kepada orang-orang, tetapi tak satupun yang mengenal anak keturunan Pak Karta. Salah seorang pinisepuh, mengatakan kalau tetangganya dulu memang pernah berkata bahwa ayahnya punya saudara yang pergi ke Suriname dan tidak pulang-pulang. Namun pinisepuh tadi juga sudah lupa apakah ayah dari tetangganya tersebut bernama Pak Karta. Si tetangga itu sudah meninggal. Anaknya kemudian merantau ke Sumatera dan juga sudah tidak pernah pulang-pulang lagi. Alamatnya pun tak diketahui lagi. Pinisepuh tadi berkata, Nak, aku pun tak yakin kalau tetangga saya itu adalah orang yang kau maksud. Jadi engkau sudah kepaten obor sekarang. Paribasan (8) Anggênthong umos Arti harafiahnya adalah genthong bocor. Genthong adalah tempat wadah air, umos adalah porus atau rembes sehingga airnya keluar perlahan-lahan. Makna paribasan ini adalah orang yang tidak dapat menjaga harta bendanya sehingga habis tak berbekas. Mboh Dhadhap adalah janda satu anak yang sudah lama ditinggal mati suaminya. Karena tinggal hidup dengan anak semata wayang dia sangat mengasihi anaknya itu. Rasa kasih sayangnya membuat dia memaanjakan anaknya itu. Akibatnya anaknya menjadi boros dan banyak keinginan. Setelah tua Mbok Dhadhap menyerahkan sebagian harta kekayaan peninggalan suaminya untuk dikelola anak gadisnya itu. Dengan maksud agar si anak mandiri. Namun karena sejak kecil sudah berlaku boros, harta yang dikelolanya tak kunjung bertambah. Bahkan sedikit demi sedikit harta itu habis. Mbok Dhadhap kecewa dan menahan sisa harta yang masih ada padanya. Dia berkata kesal, Sekarang engkau jangan pegang harta lagi. Engkau ini seperti genthong umos! Paribasan (9): Kêmladheyan ngajak sêmpal Arti harafiahnya adalah benalu membuat patah. Kemladheyan adalah sejenis benalu yang menempek pada batang induk. Lama-lama kemladheyan ini bisa tumbuh besar melebihi cabang yang ditempeli,

12 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 6 sehingga akhirnya patah. Maksudnya adalah menolong orang lain tetapi malah menimbulkan celaka. Ada seorang kaya namanya Pak Sada yang tiba-tiba kedatangan teman lamanya Durmuka. Si Durmuka mengatakan kalau sedang kesulitan, menganggur tidak bekerja dan tidak punya uang lagi. Pak Sada bermaksud menolong dengan mengangkat temanya tadi untuk menjadi manajer di salah satu cabang tokonya yang baru dibuka di daerah lain. Setelah beberapa bulan diketahui kalau laporan keuangan toko baru tersebut jeblok. Toko menderita kerugian terus menerus. Pak Sada kemudian memeriksa pembukuan secara teliti. Ternyata teman lamanya, si Durmuka terbukti korupsi. Pak Sada kemudian melaporkan Durmuka ke pihak berwajib. Setelah Durmuka ditangkap Pak Sada mengeluarkan isi hatinya. Dia memaki Durmuka, Engkau ini kutolong tapi malah merusak usaha saya. Kelakuanmu itu seperti: kemladheyan ngajak sempal! Paribasan (10): Cindhil ngadu gajah Arti harfiahnya adalah anak tikus mengadu gajah. Maknanya adalah orang lemah yang sanggup mengadu domba orang besar. Seorang Bupati mempunyai seorang karyawan yang bertugas sebagai satpam. Si Satpam ini, bernama Bagor, sangat disayang oleh sang Bupati. Namun dia punta watak yang kurang baik, sangat gemar mengutip uang dari para tamu yang datang. Tingkahnya juga sombong sekali, mentang-mentang dekat dengan Bupati. Suatu ketika seorang camat amat kecewa hatinya karena sudah satu jam dibuat menunggu oleh si satpam itu. Hal itu ternyata karena Pak Camat tidak mau memberi uang tips, sehingga si Bagor tidak melaporkan kalau Pak Camat akan menghadap. Pak Camat marah dan menegur Si Bagor, Kalau kamu kerjanya begitu, nanti akan saya laporkan pada Bupati agar kamu dipecat! Si Bagor khawatir dan kemudian mengadukan kepada Bupati. Dia berbohong dengan mengatakan kalau Pak Camat datang dengan marahmarah minta segera ditemui oleh Pak Bupati. Bupati marah dan memaki-maki Pak Camat. Namun setelah kemarahannya reda Pak Camat menjelaskan duduk perkaranya. Pak Bupati menyadari bahwa dia telah diadu domba oleh satpamnya sendiri. Dia berkata dengan menyesal, Wow dik Camat, kita ini seperti gajah diadu cindhil!

13 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 7 Paribasan (11): Kacang môngsa ninggala lanjaran Arti harfiahnya adalah pohon kacang tidak dapat meninggalkan lanjaran agar dapat hidup. Maknanya seorang anak tidak dapat meninggalkan watak dari orang tuanya, walau mungkin anak tersebut tidak dididik langsung oleh orang tuanya, tetepi sifatnya dapat menurun. Yoko seorang anak kecil yatim piatu di desa Wangon. Walau begitu tak ada orang yang mau merawat. Dia hidup hanya dari belas kasih orang yang ditemui hari itu. Keadaannya ini membuat prihatin seorang konglomerat dari kota, Baba Chen. Oleh Baba Chen si Yoko diambil sebagai anak angkat dan disekolahkan. Orang desa pun senang karena Yoko akhirnya menemukan orang yang mau merawatnya. Yoko akhirnya tumbuh besar sebagai anak muda yang cerdas. Setelah lulus dari universitas dia diserahi mengelola sebuah supermarket milik Baba Chen. Tapi belum dua tahun supermarket itu bangkrut. Baba Chen kemudian menyuruh Yoko mengelola Bank. Baru satu tahun bangkrut juga. Baru kemudian diketahui kalau si Yoko ini sangat glamour hidupnya. Suka membeli barang mahal dan berjudi, juga suka main perempuan. Orang-orang desa yang mendengar nasib Yoko berkata, Oh, itu kelakuannya seperti bapaknya dulu, suka mencuri, mabuk-mabukan dan menganggu istri orang. Makanya setelah mati anak keturunannya tak ada yang mau merawat. Watak anak kok sama dengan watak bapaknya. Kacang mangsa ninggala lanjaran! Paribasan (12) Awor sambu Arti harfiahnya adalah bersama-sama baunya, maknanya adalah menyamar dengan cara bergabung sehingga tak dikenali. Ada seorang polisi yang ditugaskan untuk mengungkap perdagangan narkoba. Dia berusaha menangkap bandar besar yang terkenal licin. Sudah berbagai cara dia lakukan, menghadang, mencegat dan mengejar bandar itu. Tapi hasilnya nol besar. Bandar itu selalu lolos karena tak ditemukan barang bukti. Dia kemudian punya akal dengan berpura-pura menjadi pecandu. Memakai narkoba beneran dan begabung dengan anak muda pecandu lainnya. Suatu hari dia menemui bandar itu untuk membeli narkoba. Si Bandar tidak curiga karena perangainya sudah seperti pecandu beneran.

14 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 8 Si Bandar berkata, Jangan sekarang kalau mau narkoba. Nanti sore di jembatan, temui saya di tiang lampu nomer tiga. Sore harinya polisi itu benar ke jembatan. Si Bandar benar-benar bawa narkoba. Setelah transaksi dan terbukti bahwa si Bandar mempunyai narkoba polisi memanggil temannya yang sudah menunggu di ujung jembatan untuk menangkap si Bandar. Si Bandar terkena tipudaya orang yang awor sambu. Paribasan (13): Kalah cacak mênang cacak Cacak artinya mencoba-coba. Makna paribasan ini adalah orang yang mencoba-coba sesuatu yang sebenarnya peluangnya tak diketahui. Bagong adalah pemuda desa yang sederhana. Tidak ganteng juga tidak jelek. Ayah Bagong juga bukan orang kaya, meski juga tidak miskin. Bagong sudah bekerja sebagai pegawai hornorarium kecamatan. Maka statusnya juga menjadi bekerja juga tidak, wong gajinya kecil. Namun juga tidak nganggur, wong nyatanya tiap hari dengan rajin Bagong berangkat pagi-pagi memakai baju seragam dan menenteng tas. Satu hal yang belum dipunyai Bagong adalah pacar. Walau demikian sudah umum diketahui kalau si Bagong ini sudah lama menyimpan hati untuk Jamilah putri Pak Kades Wangon yang cuantiikk dan shalihah itu. Oleh Pak Camat si Bagong diberi saran, Gong kamu segera lamar saja si Jamilah itu! Bagong menjawab sambil gugup, Eh tapi Pak.Kami kan tidak pacaran Pak! Pak Camat menjawab, Ah tak apa Gong. Siapa tahu karena ketulusanmu dan kejujuranmu si Jamilah menerima lamaranmu. Kalah cacak menang cacak Gong! Patut dicoba! Paribasan (14): Ambanyu mili Arti harfiahnya seperti air mengalir. Paribasan ini biasa untuk menyebut kebaikan yang datang berurutan bertubi-tubi. Atau juga sering dipakai untuk menyebut hidangan yang keluar bertubi-tubi dalam sebuah jamuan. Suatu hari Kyai Jalil dan beberapa muridnya dari Funduk Al Ikhlas sedang melakukan safar ke daerah Bayat untuk berziarah ke makam Sunan Tembayat. Setelah selesai ziarah Kyai Jalil bermaksud hendak

15 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 9 pulang. Namun baru sampai di tempat parkir rombongan Kyai Jalil dicegat oleh seseorang yang tampaknya tidak asing dengan Kyai Jalil. Saya Hasan Kyai, dahulu santri Kyai di Funduk Al Ikhlas. Bila berkenan sudilah Kyai mampir di rumah saya untuk memberi barokah. Saya baru saja terpilih sebagai kepala desa di sini! Oh ya. Saya ikut senang Hasan. Bolehkah saudara-saudaramu ini ke rumahmu juga? Tentu saja Kyai, dengan senang hati! Mereka kemudian mampir ke rumah Kades Hasan. Di sana sedang ada acara syukuran dari para pendukung Hasan. Kyai kemudian diminta untuk memberi nasihat-nasihat kepada Kades Hasan dan para aparat desa. Sementara murid-murid Kyai Jalil sibuk melahap hidangan yang tersedia. Pertama ada sop, kemudian keluar sate, setelah itu buahbuahan, kemudian makan besar, dan setelahnya masih keluar es krim nan lezat. Sepulang dari acara itu, seorang murid berkata kepada Kyai Jalil, Kyai kami kenyang dan puas. Hidangannya keluar seolah mbanyu mili! Kyai Jalil menjawab, Ya tapi nanti sampai di Funduk kalian harus menebusnya dengan puasa tiga hari ya? Supaya kalian tidak lalai dari hidup prihatin. Kalian kan baru belajar! Para murid tertawa bersama... Paribasan (15): Sadawan-dawane lurung isih dawa gurung Arti harfiahnya adalah sepanjang-panjangnya jalan masih lebih panjang kerongkongan. Maknanya omongan orang bisa nebjalar dari mulut ke mulut, mengular ke mana-mana mengalahkan panjangnya jalan. Mr Lionel seorang ekspatriat yang bekerja sebagai kepala Divisi Produksi di sebuah pabrik mebel di Jogja. Pabrik itu bekerja sama dengan perajin lokal sebagai supplier. Suatu hari dia kedatangan tamu seorang yang menawarkan kerajian souvenir dengan maksud agar diterima sebagai supplier di pabrik tersebut. Oleh Mr Lionel si perajin tersebut disuruh menunggu, dia akan ke belakang sebentar untuk mendapat persetujuan Direktur. Ketika Mr Lionel ke belakang, si perajin mengambil laptop dan tas Mr Lionel yang berisi uang kontan 50 juta. Rupanya si perajin adalah perampok yang berpura-pura. Maka gegerlah seluruh pabrik. Kabar Lionel kena rampok menyebar dengan cepat.

16 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 10 Keesokan harinya Mr Lionel banyak mendapat ucapan keprihatinan atas nasibnya itu. Termasuk dari seorang perajinnya Pak Kusen, yang rumahnya jauh di Klaten, 50 km dari rumah Lionel. Tentu saja Lionel kaget bukan kepalang, Rumahmu 50 km jauhnya dan kamu tahu kabar ini? Mustahil! Pak Kusen menjawab, Di sini orang saling bertukar informasi secara lisan tentang apa saja. Jarak yang jauh bukan halangan karena: sadawadawane lurung isih dawa gurung! Paribasan (16): Calak ora pacak Calak artinya menyela-nyela perkataan orang. Pacak artinya pantas, maka orang yang berhias sering disebut sedang macak. Makna paribasan ini adalah orang yang menyela-nyela pembicaraan tidak pada tempatnya. Pak Wangsa punya anak namanya Peyang. Si Peyang ini punya kebiasaan suka ikut-ikutan pembicaraan orang. Kalau ada orang ngobrol dia selalu nimbrung. Suatu hari Pak Wangsa kedatangan kakaknya, Pak Sura, dengan maksud meminta pertimbangan. Pak Sura berkata, Dik keponakanmu, anakku si Lindri sudah dilamar orang desa sebelah yang namanya Surata. Bagaimana pendapatmu tentang anak muda itu dan asal keturunan dari bapak-bapaknya dulu apakah seorang yang baik? Belum lagi Pak Wangsa menjawab si Peyang sudah mendahului, Pakdhe, kalau menurut saya jangan diterima karena Surata itu baru jadi pekerja magang di kelurahan. Belum berpenghasilan, kasihan mbakyu Lindri nanti, tidak dapat uang belanja. Pak Wangsa marah mendengar perkataan Peyang dan mengusirnya, Hush sana pergi. Kamu ini menyela-nyela orang bicara saja. Tidak patut ikut-ikutan pembicaraan orang-orang tua. Itu namanya: calak ora pacak! Peyang mengeloyor pergi sambil kukur-kukur kepala yang tak gatal. Paribasan (17): Angon môngsa Arti harafiahnya adalah menggembala waktu. Maksudnya menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Di gardu ronda Si Suta berkata kepada Si Naya, Pencuri yang membobol rumah Ki Bekel Kramayuda kemarin kok bisa pas waktunya ya

17 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 11 kang? Biasanya rumah Ki Bekel selalu dijaga ketat oleh Jagabaya dan anak buahnya. Kok kemarin pas hujan deras itu apa semua penjaganya pada ngantuk atau gimana. Kebetulan Ki Bekel tertidur pulas karena siangnya baru mengantar tamu ke kotaraja. Si Naya menjawab, Ya, namanya pencuri itu tidak bodoh. Dia mengamat-amati saat semua orang lengah. Si Pencuri tampaknya sudah beberapa hari mengintai dan angon mangsa. Iya kang, tampaknya si pencuri menunggu saat yang tepat untuk masuk! Jawab Si Suta. Paribasan (18): Ora ngubêngake jôntra, têka kêdhayohan wong edan Jantra adalah roda atau cakra. Maksud paribasan ini adalah tidak melakukan apa-apa kok kedatangan orang yang mengungkit-ungkit kelemahannya. Suatu hari Pak Dhadhap mengadakan acara kenduri di rumahnya. Acara itu sebagai ungkapan syukur atas lulusnya anak Pak Dhadhap sebagai aparat desa. Setelah acara makan-makan selesai para tamu berbincang dengan santai sekendaknya. Salah seorang tamu berkata kepada Pak Dhadhap. Pak, itu di desa sebelah ada seorang aparat desa yang ditangkap polisi karena korupsi dana desa. Lha menurut saya anakmu itu berbakat untuk mencuri juga. Wong sejak kecil sudah nakal kok. Sekarang malah jadi aparat desa yang megang uang banyak. Salahmu sendiri sih Pak memanjakan anak. Harus diawasi selalu Pak anakmu itu. Sebelum terlanjur mencuri. Tentu saja Pak Dhadhap marah mendengar perkataan tamunya. Wong belum-belum kok sudah su udzan kepada anaknya, Kamu ini ngomong apa kok sembarangan menuduhkan sesuatu yang belum terjadi! Pak Dhadhap mengelus dada sambil berguman, Mimpi apa aku semalam. Ora ngubengke jantra kok kedhayohan wong edan! Paribasan ini mempunyai varian lain yang pengertiannya sama. Car-Cor kaya wong kurang jangan. Arti harfiahnya berkali-kali mengucurkan kuah seperti orang kurang sayuran (makanan). Maknanya sama dengan paribasan di atas.

18 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 12 Paribasan (19): Kakèhan galudhug kurang udan Arti harfiahnya adalah kebanyakan petir tapi tak pernah hujan. Maknanya; orang yang terlalu mengumbar janji atau perkataan tetapi tidak pernah terwujud. Peyang sering kali menjanjikan kepada teman-temannya sesuatu, tapi seringkali janjinya tak terwujud. Suatu kali dia menjadi kader pencari suara salah seorang calon kepala desa. Dia berkata pada temantemannya saat mereka berkumpul di gardu ronda. Kalau kalian memilih ketela nanti saya bagi masing-masing satu bungkus rokok. Juga besok saya ajak piknik ke Parang Tritis satu bus! Teman-temannya tidak percaya karena dia sudah sering berjanji akan memberi ini itu tapi tak satupun janji itu dipernuhi. Mereka kompak menjawab, Kami tak percaya. Kamu itu: kakehan gludhug kurang udan! Paribasan (20): Kêriga têkan cindhile abang Arti harfiahnya berbarislah sampai anak-anak tikus yang masih merah. Maknanya, majulah seluruh pasukan atau balanya, yang masih anak-anak pun suruh maju sekalian. Arya Penangsang adalah prajkurit yang gagah berani. Dia punya citacita hendak menguasai kasultanan Demak. Penguasa sekarang adalah sang paman sendiri, Sultan Adiwijaya. Dia selalu mencari gara-gara agar dapat berperang dengan Sultan dari Kadipaten Pajang itu. Suatu ketika dia dinasehati agar berhati-hati karena lawannya bukan orang sembarangan. Selain mantan prajurit juga orang yang suka bertapa dan prihatin. Maka Arya Penangsang pun disuruh untuk berpuasa juga oleh sang Guru, Sunan Kudus selama empat puluh hari. Belum genap puasanya mendadak dia menerima surat tantangan yang isinya membuat panas hati Arya Penangsang. Surat itu dari Danang Sutawijaya, seorang senapati yang masih anak-anak. Ayo Arya Penangsang kalau kamu ksatria sejati lawanlah aku Danang Sutawijaya. Jangan maju sendirian, seluruh Jipang majulah bersamasama. Bila perlu: keriga tekan cindhile abang! Aku tidak takut! Arya Penangsang amat murka dan tanpa persiapan langsung menyterang pasukan musuh. Dalam pertempuran itu Arya Penangsang tewas.

19 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 13 Paribasan (21): Kêrig lampit Arti harfiahnya adalah bersama-sama sampai tikar pun dibawa. Maknanya adalah berangkat bersama-sama sampai membawa semua peralatan mereka. Sudah lama di Desa Mireng tidak digelar bioskop misbar (gerimis bubar). Itulah pertunjukkan yang murah meriah sekaligus menghibur. Zaman dahulu seringkali diputar bioskop misbar oleh Departemen Penerangan dan BKKBN dengan acara pokok penyuluhan Keluarga Berencana. Kemudian dilanjutkan acara pemutaran film sebagai hiburan. Tapi itu sudah lama sekali, sebelum reformasi. Baru-baru ini Karang Taruna setempat bermaksud menggelar bioskop misbar di lapangan Mireng. Pokok acara adalah penyuluhan program lingkungan dengan tujuan agar warga tidak membuang sampah sembarangan, tidak meracun sungai dan tidak menyulut petasan di bulan Puasa. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film berjudul: Dilan! Wah masyarakat sangat antusias menyambut film yang dibintangi Iqbal Ramadhan itu. Waktu film diputar, di perkampungan tidak ditemukan satu orang pun. Mereka semua kerig lampit menuju ke lapangan Mireng untuk menonton. Paribasan (22): Kêbo nusu gudèl Arti harfiahnya adalah kerbau menyusu kepada gudel (anak kerbau). Maknanya adalah orang tua yang belajar atau bertanya kepada anaknya karena anaknya lebih tahu. Pakdhe Sur adalah seorang pensiunan pegawai pemerintah. Beberapa bulan ini Pakdhe Sur kesulitan mengambil gaji pensiun. Semua itu terjadi karena uang pensiun sekarang ditransfer ke rekening di Bank. Dan untuk mengambil uang itu harus melalui ATM. Berhubung Pakdhe Sur tidak paham teknologi zaman now, maka dia bingung. Ketika anaknya, bernama Khusen, pulang Pakdhe Sur minta untuk diantar ke ATM. Shen nanti antar aku ke ATM ya? Sambil nanti ditunjukkan cara untuk mengambil uang lewat ATM. Ya gak papa kamu mengajari bapakmu. Ini ibaratnya kebo nusu gudel. Akhirnya Pakdhe Sur berangkat ke ATM bersama gudel, eh...khusen!

20 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 14 Paribasan (23): Kere munggah bale Arti harfiahnya orang fakir naik ke bala-balai. Maksudnya orang yang kedudukannya rendah ikut menikmati fasilitas untuk orang terhormat. Juragan Sutrim adalah seorang kontraktor kelas atas yang kaya raya. Walau demikian jangan dikira dia keturunan orang kaya. Bapaknya hanyalah seorang petani desa yang yutun. Maka tak aneh kalau dia tidak bisa melanjutkan sekolah alias DO. Namun berkat ketekunannya dia menjadi orang yang sukses. Seringkali dia terlihat duduk-duduk bersama pejabat setempat, mulai tingkat kecamatan sampai propinsi. Juga seringkali dia terlihat bersama tentara dan polisi. Karena pergaulan yang luas itu kekayaannya bertambah-tambah. Orderan datang dari berbagai kalangan. Namun ada satu hal yang masih mengganjal di hatinya. Dia merasa bukan keturunan bangsawan sehingga penghargaan orang padanya berkurang. Maka dia sering menyumbang atau memberi hadiah kepada pejabat agar dia diundang ke berbagai acara penting. Tapi karena dia kurang dalam tatakrama dan etika, tingkahnya seringkali mengundang cemooh dan tawa. Salah seorang pembesar dari istana negara melihat Sutrim yang dirasa agak kurang dalam hal tatakrama dan sopan santun. Dia kemudian bertanya, Siapa orang desa itu? Dan mengapa dia bisa ikut bergabung dengan para pejabat? Dia orang desa kaya raya yang bisa menyumbang acara-acara kita tuan! Sang pejabat mengangguk-angguk, dan berkata, Oh pantas, rupanya dia kere munggah bale! Paribasan (24): Ninggal bocah ana ing waton Arti harfiahnya adalah meninggalkan anak kecil di atas batu. Maknanya sangat-sangat khawatir karena sebab meninggalkan sesuatu yang bisa berakibat bahaya. Sodrun adalah seorang guru wiyata bakti yang masih ngontrak. Karena bujang Sodrun mengusir kesepian dengan bermain kartu di gardu ronda. Ada banyak orang-orang tua yang sering nongkrong di sana, berbagi cerita dan pengalaman hidup. Suatu malam Sodrun bergadang sampai larut malam. Esoknya dia kesiangan. Padahal dia mengajar di jam pertama. Dia kelabakan. Sambil

21 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 15 mandi dia memasak air di kompor gas. Ketika selesai mandi jam sudah hampir pukul 7. Sodrun langsung lari sambil memakai baju. Akhirnya sampai juga ke sekolah tepat waktu. Di tengah waktu mengajar mendadak Sodrun ingat kalau belum mematikan kompor gas yang menyala. Dia begitu khawatir kalau-kalau kompor meledak karena airnya habis menguap. Sepanjang mengajar dia sangat was-was, khawatir sesuatu akan terjadi. Perasaannya seperti seorang ibu yang: ninggal bocah ana ing waton. Paribasan (25): Nututi layangan pêdhot Arti harfiahnya adalah mengejar layangan putus. Maknanya melakukan usaha untuk menyelamatkan sesuatu tetapi malah memakan biaya yang lebih banyak dari nilai barang yang hendak diselamatkan. Si Jamil meminjam kamera digital dari Kusno. Namun malang bagi si Jamil karena kamera itu tiba-tiba rusak. Karena khawatir dianggap tidak bertanggung jawab si Jamil membawa kamera itu ke bengkel. Oleh si bengkel diberitahu kalau kamera itu model lama, jadi onderdilnya langka, mungkin agak mahal. Karena khawatir dianggap tak bertanggung jawab akhirnya dia menyanggupi. Setelah dibongkar ternyata ditemukan komponen selain yang dicurigai rusak tadi, sehingga ongkosnya semakin bertambah. Lagi-lagi karena tidak enak hati dengan si pemilik Jamil menyanggupi. Akhirnya jadi juga kamera itu setelah menghabiskan uang yang bila dipakai untuk membeli versi terbaru dari kamera itu akan dapat tiga kamera. Ah, tak apa! Kata si Jamil sambil menenteng kamera itu. Hitung-hitung nututi layangan pedhot, katanya sambil cengar-cengir. Paribasan (26): Kurung munggah lumbung Kurung artinya sengkeran atau seorang yang dalam perlindungan. Lumbung adalah gudang makanan. Makna paribasan ini adalah pembantu yang diambil sebagai istri. Kyai Jafar mempunyai seorang gadis pembantu yang masih kecil. Karena Nyai Jafar tidak mempunyai anak pembantu tadi amat disayang, dianggap sebagai anak sendiri. Nyai Jafar sangat perhatian kepada si pembantu, diberi pakaian bagus dan diperlakukan sebagai anak sendiri.

22 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 16 Namun Kyai Jafar ternyata punya pandangan lain. Melihat keakraban dua orang perempuan itu Kyai Jafar mempunyai rencana yang disimpan dalam hati. dia berharap kelak apabila sudah menginjak usia remaja gadis kecil itu akan diambil sebagai istri muda. Akhirnya setelah usianya cukup Kyai Jafar mengutarakan kepada Nyai Jafar maksudnya itu. Tentu saja Nyai Jafar kaget bukan kepalang karen si gadis sudah dianggap sebagai anak sendiri. Namun karena Nyai Jafar adalah istri yang patuh pada suami akhirnya dia merelakan suaminya mengambil gadis itu sebagai istri muda. Posisi si gadis inilah yang disebut kurung munggah lumbung. Paribasan (27): Sulung malêbu ing gêni Arti harfiahnya adalah laron masuk ke dalam api. Maknanya adalah segerombolan besar orang yang bersama-sama binasa akibat masuk dalam daerah yang berbahaya. Cao Yen adalah seorang tukang pandai besi. Kegiatan sehari-harinya adalah membuat pisau dari baja. Suatu ketika anggota geng kapak merah memesan sebuah pisau panjang. Setelah selesai Cao Yen menyerahkan pisau itu beserta tagian ongkosnya. Tak disangka anggota kapak merah itu marah-marah dan menempeleng Cao Yen. Merasa haknya tidak diberikan dan malah mendapat pukulan Cao Yen membalas. Akhirnya keduanya berkelahi dan Cao Yen dapat mengalahkan anggota kapak merah itu, kemudian memaksanya memberikan ongkos dan pulang. Malam harinya desa Thru Cuk, tempat kediaman Cao Yen dikepung oleh anggota kapak merah. Kepala geng kapak merah, Bha Gong, mengultimatum agar Cao Yen menyerahkan diri dan meminta maaf. Tidak ada rekasi apapun dari rumah Cao Yen. Bha Gong marah dan mengobrak-abrik rumah Cao Yen serta menghajarnya beramai-ramai. Cao Yen yang kesakitan berteriak nyaring meminta tolong. Para tetangga berdatangan. Tak disangka oleh kapak merah, ternyata desa Thru Cuk penuh dengan para pendekar Kung Fu. Tanpa dikomando spontan mereka balik menghajar anggota kapak merah hingga tak bersisa. Nasib mereka seperti sulung malebu ing geni, hancur binasa!

23 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 17 Paribasan (28): Alingan wêkasan ngaton Arti harfiahnya adalah bersembunyi di balik tabir, akhirnya menampakkan diri. Maknanya adalah orang yang semula menutupi kejahatan tapi akhirnya tidak tahan untuk menutupi sehingga membongkar aibnya sendiri. Ada seorang pemuda gagah yang sifatnya buruk, malas dan tidak suka bekerja keras. Pemuda tadi pekerjaannya hanya meminta-minta untuk menyambung hidupnya. Karena dianggap masih mampu bekerja banyak yang enggam memberi. Suatu ketika dia meminta-minta di rumah seorang pasangan muda. Oleh tuan rumah dia tidak diberi. Wong masih muda gagah perkasa kok mintaminta, kata si tuan rumah. Pemuda tersebut sakit hatinya dan merencanakan kejahatan. Malam harinya dengan memakai topeng si pemuda menggasak rumah pasangan muda tersebut. Namun karena baru saja dari tempat itu si tuan rumah merasa curiga dengan sosok yang merampok rumahnya. Dia kemudian melaporkan si pemuda bahwa dia dicurigai merampok tadi malam. Si pemuda mengelak dan mengeluarkan sumpah, bahwa bukan dia pelakunya. Sebulan kemudian setelah keadaan reda si pemuda membual di gardu kalau dia itu seorang pemberani. Ketika orang-orang menyanggah dan minta bukti, dengan lantang dia mengatakan bahwa yang merampok rumah pasangan muda bulan lalu adalah dirinya. Serta merta kabar itu menyebar dan keesokan harinya polisi menangkapnya ketika dia masih mendengkur. Apa yang dilakukan pemuda tadi adalah alingan wekasan ngaton. Paribasan (29): Nguthik-uthik macan dhedhe Arti harfiahnya adalah menjahili macan berjemur. Maknanya menganggu orang kuasa yang sebenarnya tidak ada urusan dengan kita. Darmo Gandul adalah seorang preman tengik. Kerjaanya hanya ngompas dan malak pedagang di pasar dan di kios-kios pinggir jalan. Suatu ketika dia sedang meminta uang di warung swike bu Darmi, seperti kebiasaannya setiap hari. Uang kemanan bu! Pinta Darmogandul. Bu Darmi memberikan dengan enggan. Namun apa daya dia tak kuasa menolak preman galak itu.

24 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 18 Dengan pongah Darmogandul menyambar uang dari tangan Bu Darmi. Entah karena kesal melihat Bu Darmi memberi uang sambil mecucu atau memang niat cari gara-gara, di dekat pintu keluar dia menyepak kaki seorang pengunjung. Bu Darmi menyuruh Darmogandul segera pergi, khawatir ribut-ribut. Apa? Mau sekali lagi? tantang Darmogandul sambil menyepak kaki pengunjung itu. Sebenarnya pengunjung itu cukup sabar dengan menghindar, tapi Darmogandul semakin nekat. Akhirnya si pengunjung marah besar. Dikeluarkan pistol dari balik jaketnya dan ditodongkan ke kepala Darmogandul. Kembalikan uang yang tadi ke Bu Darmi. Atau pecah kepalamu? Darmogandul tak berkutik. Ternyata pengunjung tadi adalah keponakan Bu Darmi yang baru datan dari kota. Sengaja menengok sang Bibi karena sudah lama tak bersua. Kena batunya kau Darmogandul! Sudah enak-enak kok nguthik-uthik macan dhedhe. Paribasan (30): Lêbak ilining banyu Arti harfiahnya adalah tempat rendah akan dialiri air. Maknanya orang kecil akan ditimpakan kesalahan orang besar. Pak Lurah Sentot sedang bersiap menerima kedatangan Pak Bupati yang akan mengunjungi potensi wisata di desa itu, yakni pemandian air panas Cideng. Setelah viral di medsos sebagai tempat wisata yang eksotis Pak Bupati ingin juga mandi di situ. Pak Lurah bersiap-siap menemani. Umbul Cideng terletak di kaki Gunung Babu Angrem, keluar dari mata air di lereng gunung air kemudian mengalir ke sepanjang sungai Luk Ula. Berhubung hari ini Pak Bupati mandi di mata air maka pengunjung hanya boleh mandi di hilir, letaknya sedikit di bawah sendang mata air. Bersamaan Pak Bupati mandi di sendang ada anak muda miskin yang juga mandi di bagian hilir, dibawah sendang. Rupanya Pak Bupati tidak suka ketenangannya diganggu. Pak Lurah tanggap dan menyuruh anak muda miskin itu pergi. Hai anak muda, engkau pergilah. Kau membuat air di kolam ini kotor karena ulahmu! Anak muda menjawab, Bagaimana mungkin Pak Lurah, wong malah air dari tempat Pak Lurah itu yang mengalir ke tempat saya? Mungkin saja, karena kau mandi di situ bau kudis tubuhmu itu membuat ikan-ikan di sini mati! Tahu tidak?

25 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 19 Si anak muda bergegas keluar dari sungai sambil ngedumel, Dasar orang kecil tempatnya salah. Ibarat lebak ilining banyu. Sial! Paribasan (31): Cebol anggayuh lintang Arti harfiahnya adalah orang cebol hendak menggapai bintang. Maknanya keinginan yang terlalu tinggi sehingga mustahil kesampaian. Ki Slamet adalah bekel di Sabranglor. Dia mempunyai anak lelaki yang sudah waktunya berumah tangga. Sebagai orang tua Ki Slamet sadar akan kewajibannya mencarikan jodoh yang baik. Maka dia meminta pendapat Ki Demang tentang keinginannya untuk melamar nini Jamilah putri ki Patih Pringgalaya yang terkenal cuantiiikk itu. Ki Demang tertawa mendengarnya. Katanya, Anakmu itu tampan tidak, pintar juga tidak, punya kedudukan juga tidak. Kok berani-beraninya kamu hendak melamar putri Ki Patih? Keinginanmu itu ibarat: cebol nggayuh lintang, mustahil akan diterima. Sudahlah carikan istri yang sepadan dengannya. Itu lebih baik! Ki Bekel menurut dan mengurungkan niatnya yang mustahil terlaksana itu. Paribasan ini punya varian lain, yakni; cêcak anguntal kalapa (cicak hendak mencaplok kelapa), utawi kate pan ngrangsang rêdi, (ayam kate hendak menyerang gunung). Makna kedua paribasan terakhir ini sama dengan paribasan di atas. Paribasan (32): Kêplok ora tombok Arti harfiahnya adalah bertepuk tangan tidak keluar modal. Maknanya ikut menikmati kesenangan tanpa mengeluarkan biaya. Pak Durna seorang kaya raya. Dia mempunyai teman yang gemar menghisap candu, namanya Pak Bondet. Suatu ketika Pak Durna sakit parah beberapa bulan. Setelah sembuh badanya terasa tidak sekuat dulu. Gampang lelah dan rasanya lesu. Pak Bondhet menengok Pak Durna sambil membawa candu. Katanya, Mungkin sampeyan perlu mencoca ini sedikit saja. Barangkali lesu dan lemah badanmu hilang. Karena sudah putus asa Pak Durna menurut. Dia coba satu linting candu seharga seratus ribu. Keesokan harinya tubuhnya terasa segar. Dia

26 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 20 mengira candu itulah penyebabnya. Dia kemudian menyuruh Pak Bondhet untuk membawa lagi candunya itu. Begitulah kebiasaan itu berlanjut karena Pak Durna menjadi ketagihan. Namun walau sudah menjadi pecandu Pak Durna tidak bisa meracik sendiri ramuan candunya itu, bagaimana takaran yang pas dan cara meraciknya. Tentu saja yang untung Pak Bondhet, setiap Pak Durna madat Bondhet selalu disuruh menemani dan tentu saja dapat candu gratis. Si Bondhet ini ikut senang-senang tapi tak keluar modal. Keplok ora tombok! Paribasan (33): Maling sandi Arti harfiahnya mencuri dengan sembunyi-sembunyi. Maknanya orang yang mencuri tapi menyamarkan diri dalam pekerjaan. Probo adalah seorang anemer atau pemborong terkenal di Klaten. Berbagai proyek besar dia tangani. Proyak pelebaran sungai, gedung pemerintah dan pasar-pasar. Walau sudah berpenghasilan besar Probo masih saja merasa kurang. Maka dia mereka-reka agar mendapat tambahan penghasilan dari proyek yang dikerjakannya. Yang pertama dilakukannya adalah mengurangi takaran semen. Kemudian juga mengurangi jumlah besi yang dipakai dalam bangunan. Lama-kelamaan hampir semua bahan dikurangi jumlahnya. Untuk aksinya itu dia cukup aman karena tidak ada yang akan tahu. Hanya dia sendiri ahli bangunan yang ada pada zaman itu. Dia mencuri tanpa diketahui orang lain, dia maling sandi. Paribasan (34): Arêp jamure êmoh watange Jamur adalah tumbuhan liar yang bisa dimakan, watang adalah galah. Kami kesulitan mencari hubungan arti kedua kata itu. Namun paribasan ini maknanya mau enaknya tapi tak mau kesulitannya. Pak Drana sudah lama menjadi carik desa di Gading. Dia merasa sudah capek mengabdi sebagai aparat desa. Untuk itu dia berencana mengajukan asisten untuk membantu tugas-tugasnya sebagai carik. Pensiunmu masih tiga tahun lagi Pak Drana. Masih cukup lama! Kata Pak Lurah.

27 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 21 Ya Pak, tapi saya sudah merasa berat untuk bertugas. Penyakit encok saya sering kambuh sekarang ini. Membuat saya tak bisa bekerja dengan enak. Sakit seluruh badan Pak. Alasan Pak Drana. Pak Lurah kemudian menugaskan seorang anak magang untuk menggantikan tugas Pak Drana sebagai carik. Karena sekarang Pak Drana tidak bertugas maka tanah lungguhnya diambil oleh Pak Lurah. Dan Pak Drana hanya diberi sepertiganya saja. Namun Pak Drana ternyata tidak mau. Dia menuntut dua pertiga tanah lungguh itu sebagai haknya. Menanggapi hal itu Pak Lurah hanya tertawa, Pak Drana ini bagaimana to? Kan sampeyan sudah bebas tugas dan sebentar lagi pensiun. Masa masih mengharap lungguh seluas itu? Itu namanya arep jamure emoh watange! Hahaha.. Paribasan (35): Nyambung watang putung Arti harfiahnya adalah menyambung galah yang putus. Maknanya adalah menyambung persaudaraan yang sudah terputus karena satu masalah. Pak Tanta dan Pak Mulya adalah kakak-beradik yang sudah lama berseteru. Penyebabnya apalagi kalau bukan warisan. Masing-masing mereka merasa lebih berhak mendapat warisan yang lebih banyak dari orang tuanya. Akhirnya mereka berselisih dan tidak saling mengunjungi. Memang keduanya terpisah jarak, Pak Tanta di Jogja dan Pak Mulya di Semarang. Ketika anak-anak mereka besar mereka pun tak saling tahu. Kebetulan anak Pak Mulya yang bernama Bambang kemudian bertugas sebagai penyuluh pertanian di Jogya. Dia kemudian bertemu dengan Pak Tanta. Kini mereka tahu kalau ada hubungan paman dan keponakan. Karena antara keduanya tidak ada masalah keduanya bisa bergaul dengan baik. Namun mendadak Bambang mempunyai ide yang unik untuk mencairkan hubungan antara bapak dan pamannya yang beku selama puluhan tahun. Ketika pulang ke Semarang Bambang membeli oleh-oleh berupa Jus Durian. Kepada bapaknya dia mengatakan, Pak ini ada oleh-oleh dari Paklik Tanta, mohon diterima. Bapaknya sangat senang dan merasa sudah waktunya mereka melupakan masalah di masa lalu. Ketika dia kembali bertugas ke Jogja dia juga membeli oleh-oleh wingka babat dan menyerahkan kepada Pak Tanta sambil berkata, Paklik ini ada oleh-oleh dari Bapak di Semarang. Asli makanan khas Semarang Paklik.

28 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 22 Pak Tanta senang sekali dan juga merasa sudah saatnya melupakan perselisihan mereka. Akhirnya melalui WA si Bambang keduanya sudah ngobrol ngalor ngidul dan tertawa-tawa. Bambang berhasil nyambung watang putung. Paribasan (36): Matang tuna numbak luput Arti harfiahnya adalah menyerang memakai galah meleset memakai tumbak juga meleset. Maknanya apa yang ingin dicapainya selalu gagal Sudah lama Budi Ulya ingin menjadi polisi. Itu cita-citanya sejak kecil. Maka dia giat berlatih untuk persiapan masuk tes bintara di Semarang. Setiap siang hari jam 12 tepat dia melatih fisik dengan berlari keliling lapangan. Memakai jaket tebal dan berlari 50 kali. Sudah sebulan ini dia melakukan.namun apa daya ketika ikut tes dia tidak lulus. Tentu saja dia sangat kecewa. Oleh salah seorang dukun setempat Budi Ulya diberi saran agar jangan memakai cara-cara fisik saja. Berdoa itu juga penting. Dan yang lebih penting harus memakai sarat sarana, yakni jimat keberuntungan. Maka dia ikut tes lagi dengan memakai jimat yang harus dibayar dengan harga mahar 10 juta rupiah. Hasilnya gagal lagi. Tak patah arang Budi Ulya kali ini ikut tes lagi. Kalau dulu mengandalkan dukun, sekarang mengandalkan koneksi dari orang dalam. Dia rela menyogok dengan upeti 300 juta. Edan! Namun lagi-lagi dia gagal. Sampai petugas penerima kasihan dan mengatakan. Sudah besok gak usah tes lagi saja. Percuma! Wong kamu tidak diterima itu bukan karena masalah lain-lain. Tinggi kamu kurang 5 cm! Budi Ulya tertegun, berbagai cara yang dilakukannya selalu gagal, ibarat matang tuna numbak luput. Paribasan (37): Baladewa ilang gapite Arti harfiahnya adalah wayang Baladewa yang hilang gapitnya. Maknanya orang yang gagah perkasa tiba-tiba lemah seakan hilang kekuatannya. Richard adalah seorang bule dari negeri Inggris. Sudah lama menetap di Pulau Jawa sebagai mahasiswa jurusan musik tradisional di sebuah universitas di Solo. Karena sangat sukanya dengan kebudayaan Jawa

29 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 23 Richard betah sekali tinggal di Jawa. Dia menyewa sebuah rumah di perkampungan di Solo dan berbaur dengan masyarakat. Suatu hari Richard ini memutuskan menjadi mualaf dan menikah dengan Siti Sundari anak Kyai Rejo. Oleh istrinya Richard dibimbing untuk menjalankan ibadah sesuai tuntunan agama Islam. Salah satu ibadah yang harus dijalani adalah puasa. Richard pun bermaksud menjalankannya pula dengan penuh. Dia ogah menuruti tawaran istrinya untuk puasa mbedhug dulu. Itu kan puasa untuk anakanak, sangkal Richard. Dia memang tahu karena melihat anak-anak tetangganya yang puasa mbedhug. Hari puasa pertama Richard kelaparan. Sejak pagi telah berkali-kali lewat dapur. Uh, lapar, katanya kepada istrinya. Siang hari Richard kelimpungan. Maklum seumur-umur baru kali ini puasa. Menjelang sore Richard lemas dan pucat. Istrinya mentertawakan Richard, sambil bercanda berkata, Mas Richard ini kok seperti Baladewa ilang gapite! Paribasan (38): Ambondhan tanpa ratu Arti harfiahnya adalah menari bondhan tidak di depan raja. Maknanya adalah memberontak tidak mau tunduk kepada penguasa yang sah. Sejak meninggalnya Sultan Agung kekuasaan Mataram jatuh ke tangan Amangkurat I. Raja penggantinya ini mewarisi kekuasaan yang besar, tetapi sayang tidak didukung dengan kecakapan yang sepadan. Satu per satu wilayah Mataram memisahkan diri. Amangkurat I Dia seringkali memakai cara keji dalam menyingkirkan lawan-lawannya. Konon dia hampir selalu menghukum mati orang yang berbeda pendapat dengannya. Akibatnya muncul rasa antipati kepadanya. Salah seorang pembesar dari Madura Trunajaya menyatakan tidak lagi tunduk kepada Mataram. Dia sengaja merebut wilayah timur dan memberlakukan pemerintahan sendiri. Dia bermaksud mbondhan tanpa ratu atau memberontak. Pemberontakan Trunajaya berhasil merebut kraton Mataram dan mengusir raja Amangkurat I. Walau akhirnya dengan bantuan VOC Trunajaya berhasil dikalahkan. Paribasan (39): Anggajah êlar Arti harfiahnya sayapnya seperti gajah. Maknanya serba besar dan mewah keinginannya.

30 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 24 Puguh adalah orang yang beruntung. Sejak ada proyek jaringan saluran listrik tengangan ekstra tinggi (sutet) dia mendapat rejeki nomplok. Setiap tanah yang di atasnya dilewati kabel sutet akan diberi ganti rugi yang lumayan setiap meternya. Tanah Puguh yang dua hektar tegalan kering tak produktif itupun mendapat ganti rugi juga. Puguh kaya mendadak. Karena lama menjadi orang miskin Puguh gagap dalam membelanjakan uangnya. Dikiranya uang ganti rugi yang jumlahnya 500 juta itu adalah uang yang banyak. Dalam sekejab wataknya berubah 180 derajat. Dia merenovasi rumahnya yang reyot dan mengisi dengan perabot yang mewah. Lemari bagus dia pesan dari perajin mebel di Mireng di bengkel Milik Pak Khusen. Bufet, meja tamu, meja makan lengkap dan lemari dhapur yang mewah. Semua pakai kayu jati kelas satu ya! jelas Puguh. Pak Khusen hanya manthuk-manthuk, sambil membatin, Wah Puguh ini kok sekarang anggajah elar! Paribasan (40): Kêri tanpa pinêcut Arti harfiahnya geli tanpa dicambuk. Maknanya orang yang merasa dituduh padahal hanya dibeberkan kesalahannya. Wan Aziz sudah lama menjadi menteri besar negara bagian. Karena sudah lama berkuasa koneksinya banyak dan pengaruhnya merasuk ke semua bidang kehidupan. Hal itu dimanfaatkannya untuk membangun kerajaan bisnis. Mulai pariwisata, konstruksi, rumah sakit, pendidikan semua ditangani melalui kaki tangannya. Namun ada salah satu lengan gurita bisnisnya yang mendatangkan banyak keuntungan yakni kasino atau rumah judi. Dari sinilah hampir sepatuh kekayaan Wan Aziz berasal. Tentu saja dia bermalin di balik layar karena bisnis perjudian jelas tidak pantas bagi menteri besar seperti dirinya. Suatu ketika timbul krisis yang menyeret anak bisnis Wan Aziz. Hal itu bermula dari gagalnya proyek jembatan gantung di salah satu proyek negeri bagian. Jembatan gantung yang berbiaya 9 trilyun itu runtuh dan kerajaan memerintahkan untuk melakukan investigasi menyeluruh. Maka terbongkarlah kedok Wan Aziz yang ternyata perusahaannya menangani jembatan itu dengan tender fiktif. Tim investigasi membeberkan perusahaan Wan Aziz yang beroperasi dengan cara kolusi, termasuk rumah judinya yang terkenal itu. Keri tanpa pinecut Wan Aziz

31 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 25 mengundurkan diri dari jabatan menteri besar. Namun jeruji besi segera menantinya sebagai buah dari kecurangannya. Paribasan (41): Rupak jagade Arti harfiahnya sempit dunianya. Maknanya orang yang ke manapun bertemu dengan orang yang bermasalah dengannya sehingga serba kerepotan. Ki Nopanto adalah seorang mantan demang senior di Desa Kapundhung. Dia dipecat tahun lalu karena terbukti menggelapkan uang bulu bekti dari para bekel bawahannya. Sejak saat itu hidup Ki Nopanto sangat menderita. Mau berdagang orang sudah tidak yakin karena pernah menggelapkan duit orang banyak. Mau mengabdi di lain daerah juga tidak ada pembesar yang mau menerima, karena mereka kawatir dikianati. Mau belantik burung pun tak ada mantri pasar yang mengijinkan dia masuk pasar. Hidup Ki Nopanto serba terjepit, ke utara selatan, ke barat timur, semua arah bertemu dengan orang yang mengenal kejahatannya dulu. Bagi Ki Nopanto dunia ini sempit. Rupak jagade! Paribasan (42): Ana catur mungkur Arti harfiahnya adalah ada perkataan membelakangi. Maknanya orang yang lebih suka menghindari perselisihan dan memilih mengalah. Ki Mulyareja adalah petani yutun yang giat bekerja. Dia selalu menyisihkan hasil panen agar dapat menabung. Dengan hidup sederhana dia berhasil menyekolahkan anaknya Joko Prasaja sehingga menjadi perwira polisi. Keberhasilan Ki Mulyareja rupanya membuat iri sudagar kaya Ki Guna Sampeka. Meski jauh lebih kaya anak-anak Ki Guna tidak ada yang jadi orang. Jadi orang berpangkat juga tidak, jadi orang baik juga tidak. Dua anak lelakinya malah suka minum minuman keras di gardu, dan digotong pulang esok harinya. Kegagalannya dalam hidup kemudian dilampiaskan dengan sikap iri hati kepada Ki Mulyareja. Tiap bertemu pasti dia nyinyir, mencari-cari kesalahan Ki Mulyareja. Ki Mulyareja tahu diri. Sebagai orang miskin tidak elok jika berselisih atau bertengkar dengan Ki Guna Sampeka. Maka setiap Ki Guna nyinyir

32 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 26 dia selalu menanggapi dengan senyum dan memilih menghindar dengan baik-baik. Ana catur mungkur. Paribasan (43): Iwak kalêbu ing wuwu Arti harfiahnya ikan masuk jebakan. Maknanya adalah orang yang sudah masuk jebakan kejahatan orang lain sehingga tragis nasibnya. Burhan adalah pemuda lugu yang giat bekerja. Dengan tekad kuat dia merantau ke Jakarta mencari penghasilan yang besar. Semua itu dilakukan agar kehidupan kedua orang tuanya di desa tidak susah lagi. Konon kabarnya Jakarta adalah tempat yang mudah untuk mendulang uang atau dalam istilah oran desa: duit gedhe. Namun karena orang lugu dan selalu berprasangka baik Burhan kehilangan kehati-hatian. Dikiranya oran kota semua baik-baik seperti tetangga di desanya. Maka ketika Boris, tetangga kost, mentraktir di warung dia manut-manut saja. Dia merasa beruntung mendapat teman di perantauan. Tiap kali mentraktir boris selalu menyuguhkan rokok lintingan yang rasanya nikmat. Lama-lama Burhan merasa ketagihan dengan rokok itu dan merasa pusing kalau belum menghisapnya. Namun Boris sering menghilang sekarang. Ketika bertemu Burhan menanyakan rokok itu. Jawab Boris, Rokok itu mahal. Aku juga sudah lama tak menghisap. Lagi gak punya duit! Burhan menawarkan untuk memakai uangnya memberi rokok itu. Dan setiap hari semakin lama Burhan menjadi ketagihan hingga uangnya habis dipakai untuk menghisap rokok itu. Suatu ketika Boris ditangkap polisi karena ternyata dia pengejar ganja. Sedangkan Burhan walau Boris sudah tak ada selalu ketagihan rokok ganja itu. Tiap hari selalu mencari rokok itu di pengedar lain. Dia sudah masuk perangkap sebagai pecandu dan tak bisa sembuh. Dia bagai iwak kalebu ing wuwu. Paribasan (44): Katula-tula katali Arti harfiahnya berkali-kali terjerat. Maknanya adalah orang yang selalu mendapat celaka. Pak Sutrim bisa dikatakan orang paling sukses di desanya. Rumahnya gedung menjulang lima lantai. Kerbau sapinya memenuhi kandang yang seluas lapangan bola. Kendaraan apalagi, garasinya saja seluar

33 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 27 lapangan bola volli. Dan yang sungguh mengiurkan, istrinya tiga, cantikcantik pula. Walau begitu tak banyak yang tahu kalau dahulu hidupnya susah dan sengsara. Ibarat mau bernapas saja tak ada udara yang mau masuk hidungnya. Semua menjauhinya, baik sanak saudara atau kawan sepermainan. Semua diawali ketika orang tuanya dijebloskan ke penjara oleh KPK. Harta benda disita dan keluarganya dimiskinkan. Dia bersama ibunya dan adik-adik harus menempati sepetak kios di pasar sapi yang hanya muat untuk tidur dua orang. Untuk bertahan hidup ibunya membuat pisang goreng, dan Sutrim menjadi kuli di pasar, kadang menjual rumput di hari pasaran. Karena setiap hari mengenal sapi dia menjadi hapal mana sapi baik atau buruk. Dia kemudian mendapat upah untuk saransaran kepada pembeli sapi. Seorang sudagar kemudian merekrutnya sebagai kepala anak kandang di peternakannya. Anak saudagar itu rupanya menaruh hati kepada Sutrim yang pekerja keras itu. Namun ada banyak pemuda yang mengincar anak gadis saudagar. Mereka menfitnah Sutrim mencuri sapi sang saudagar. Akhirnya Sutrim dipecat dan harus hengkang dari peternakan. Nasib Sutrim sungguh malang karena dia ditolak pula di pasar sapi, tempat dia mencari maka selama ini. Dia kemudian merantau ke kota dan menjadi tukang tambal ban. Dasar Sutrim anak berbakat bengkel tambal bannya ramai sekali. Ini pun mengundang rasa cemburu tukang tambal ban lain sehingga beramairamai mengusir Sutrim. Nasib Sutrim sungguh malang. Celaka selalu menghampirinya. Nasibnya; ketula-tula katali. Lalu bagaimana bisa dia menjadi kaya? Yang sabar to. Ini kan baru membahas tentang katula-tula katali. Paribasan (45): Ilang jarake kari jaile Arti harfiahnya adalah hilang akalnya tinggal jahilnya. Maknanya kalau orang sudah kehilangan pikirannya maka yang tertinggal adalah keinginan untuk berbuat jahat. Burhan tidak mengira jika usaha merantaunya ke Jakarta membuatnya terjebak dalam belenggu kecanduan ganja. Semua sudah terlambat untuk kembali. Dia sudah terlanjur ketagihan. Setiap hari harus dipenuhi kebutuhannya untuk merokok ganja. Semua pekerjaannya masih bisa diandalkan untuk membiayai kebutuhannya akan rokok lintingan ganja

34 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 28 itu. Tapi makin hari fisiknya makin parah. Bosnya mengetahui kalau dia seorang pemadat. Dia dipecat. Kini dia hidup dari sisa tabungan yang semula akan dikirim ke desa. Namun esok pagi tabungan itu sudah habis. Dia bingung harus mencari uang kemana lagi. Sedang bekerja pun sekarang dia tak mampu. Tiap hari tubuhnya sakau dan harus dipenuhi. Dia bingung untuk memikirkan itu semua. Pikirannya mulai tidak waras. Dia tak bisa berpikir jernih lagi. Hanya tinggal satu jalan keluarnya. Mencuri! Dia harus melakukan itu sekarang. Kalau tidak tubuhnya akan menggigil esok pagi. Maka dia ke pasar sapi dekat terminal. Seorang bapak tani yang baru saja menjual sapi menjadi kurban pertamanya. Tas besar wadah uang yang dibawanya koyak oleh silet Burhan. Burhan telah masuk ke dalam golongan pencopet. Ibarat pepatah ilang jarake kari jaile. Paribasan (46): Wadhuk bêruk Arti harfiahnya adalah perut yang seperti gentong. Maknanya adalah orang yang tidak bisa kenyang seolah perutnya seperti gentong, semua masuk. Varian paribasan ini adalah; weteng bagor (perutnya seperti karung, muat apa saja). Bagong adalah anak pertama dari pasangan suami-istri yang masih sangat muda. Ibunya masih kelas 2 SMP ketika menikah dengan bapaknya yang baru kelas satu SMA. Keduanya kemudian merantau ke kota setelah Bagong lahir. Bagong tinggal bersama neneknya yang sudah tua dan pikun. Karena itu dia tidak terawat. Ketika sudah bisa berjalan Bagong mondar-mandir di jalanan tanpa baju. Keadaannya membuat orang-orang iba dan memberi Bagong makanan. Karena saking laparnya membuat Bagong sangat lahap makannya. Orang-orang senang dan semakin semangat memberi makanan kepada Bagong. Tiap hari ada-ada saja yang memberi makan. Tanpa disadari kebaikan tetangganya telah menumbuhkan watak tak baik kepada Bagong. Dia pikir kalau makanan itu tidak usah beli, asal mau minta pasti dikasih. Setelah besar pun Bagong selalu meminta makanan kepada orang-orang. Dan karena terbiasa kecukupan dari pemberian orang Bagong makannya sangat banyak. Semakin besar jatah makannya semakin banyak sampai orang-orang kewalahan. Mereka sekarang menjadi berat menanggung makanan si Bagong. Banyak yang kemudian mengeluh, Gong, Bagong! Apakah perutmu itu wadhuk beruk? Kok diisi makanan sebanyak apapun tidak penuh?

35 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 29 Paribasan (47): Gondhelan poncoting tapih Arti harfiahnya berpegang ujung kain perempuan. Maknanya adalah seorang lelaki yang hidup mengikuti istrinya. Burhan sungguh beruntung. Meski bekas seorang pemabuk masih ada gadis yang mau menjadi istrinya. Sripeni, gadis tersebut baru saja ditinggal kekasihnya menikah dengan perempuan lain. Ia tak mau kalah dengan sang mantan. Dia juga segera menikah. Dan pilihannya jatuh pada Burhan. Pora penak jal? Meski belum bekerja Sripeni tak terlalu risau. Yang penting Burhan sudah tidak mabuk lagi seperti dulu, waktu dia pertama kenal. Sripeni dahulu memang pernah menaruh hati pada Burhan, tetapi dia urungkan niatnya karena melihat Burhan yang kemana-mana membawa botol oplosan. Kini pujaan hatinya di masa lalu itu tampak sempurna baginya. Burhan sendiri tampak tahu diri. Sudah payah dia keluar dari jerat narkoba, mabuk ganja dan oplosan. Kesediaan Sripeni menerimanya adalah berkah luarbiasa dalam hidupnya. Lalu bagaimana pasangan itu memenuhi kebutuhan hidupnya? Oh, itu tak jadi soal. Sripeni adalah gadis yang ulet. Sejak muda dia telah merintis usaha warung makan ayam bakar. Burhan sekarang bekerja membantu istrinya mencari penghasilan dari warung itu. Pokoknya Burhan tinggal hooh saja kalau istrinya memberi perintah. Semua beres. ibaratnya Burhan sekarang gondhelan poncoting tapih pada istrinya itu. Pora penak jal? Paribasan (48): Rindhik asu ginitik Arti harfiahnya adalah pelannya anjing dipukul. Maknanya adalah seorang yang cepat sekali menerima perintah, segera melaksanakan. Gareng adalah anak semata wayang dari Pak Broto, seorang juragan tembakau kaya di Birit. Meski sang ayah kaya raya Gareng selalu kesepian. Dia adalah anak tunggal yang tinggal di rumah gedung magrong-magrong. Kesehariannya Gareng hanya main video game dan Facebook saja. Orang tua Gareng sampai pusing kepala. Bagaimana ya caranya agar si Gareng ini mau keluar rumah untuk main-main atau syukur-syukur membantu bapaknya di los tembakau. Setelah diselidiki dengan seksama, Pak Broto menemukan fakta menarik. Ternyata Gareng punya gadis incaran yang membuatnya terkintil-kintil

36 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 30 siang dan malam. Gadis itu bernama Siti Zulaikha, anak Kyai Kasan Besari dari tembayat. Tentiu saja Pak Broto tidak keberatan, wong anaknya cantik dan shalihah kok. Calon besannya juga pintar mengaji. Wis pokoke mantu ideal. Maka Pak Broto menyerahkan salah satu los tembakaunya supaya dikelola Gareng. Maksudnya agar si Gareng ini mandiri dan punya penghasilan. Reng los tembakau yang di Bayat itu kau kelola ya. Ada tanaman 40 hektar di sana! Ogah Pak! kata Gareng singkat. Lho bagaimana to. Itu buat bekal kamu kalau kawin sama Zulaikhah tahun depan. Apa kamu mau menunda lagi? Bapak tidak akan melamarkan kalau kamu tak bisa cari uang sendiri! Gareng kaget, kok bapaknya tahu. Secepat kilat dia bangkit meninggalkan video gamenya. Kapan Pak saya berangkat ke Bayat? Wah kamu Reng, kalau sudah ada maunya, ibarat rindhik asu ginitik! Tanpa disuruh langsung jalan! Hahahah... Paribasan (49): Emprit abuntut bedhug Arti harfiahnya adalah burung emprit berbuntut bedhug. Burung emprit adalah burung kecil yang suaranya tidak nyaring, bedhug adalah alat musik pukul yang suaranya keras. Makna paribasan ini adalah hal-hal kecil sekalipun apabila menjadi viral akan menimbulkan kehebohan. Ki Agong adalah seorang demang yang sedang menjabat (inkamben) di kotaraja. Tahun depan masa jabatannya habis, tetapi dia sudah bertekad mencalonkan kembali. Persiapan menghadapi taun politik telah dia siapkan, salah satunya dengan berkeliling mencari massa. Di sebuah resort tepi danau Rawa Jombor dia menyinggung tentang kompetitornya yang berasal dari rakyat biasa, Kyai Enis. Dasar Ki Agong suka bercanda, dia meledek saingannya. Enis itu bisa apa kok mau mencalonkan diri jadi demang. Mbok sudah jadi modin saja. Itu orang pekok dai kalangan gembel yang hanya bisa ngaji saja! Tak dinyana omongan yang berbau guyonan itu ada yang merekam. Mereka kemudian memposting rekaman di yutub dan diberi judul provokatif, Gembel hanya bisa ngaji! Rekaman itu kemudian menjadi viral di medsos dan ditonton 7 laksa orang, dan marahlah mereka oleh perkataan demang bermulut ember itu.

37 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 31 Akibatnya di pemilihan demang Ki Agong keok, dan sebaliknya Kyai Enis menang telak. Begitulah kekuatan medsos, kicaun kecil bisa menjadi besar. Ibaratnya emprit abuntut bedhug. Paribasan (50): Gajah ngidak rapah Arti harfiahnya adalah gajah menginjak pembatas. Maknanya adalah orang yang berkuasa seringkali melanggat peraturan yang dia buat sendiri. Ki Bekel Dadya Tinumbala jengkel. Hari ini dia dipanggil ke kademgangan untuk diberi pengarahan bahwa tahun ini rakyatnya tidak boleh menanam tembakau. Alasannya adalah komoditi tembakau sudah melimpah sejak tahun lalu sehingga dikhawatirkan harganya anjlog. Semula Ki Bekel menganggap ide Ki Demang Agong sebagai langkah cerdas untuk memakmurkan masyarakat. Dengan mengatur supply and demand diharapkan harga akan terkontrol pada level aman. Sungguh ide brilian, pikir Ki Bekel. Tapi ketika melewati wilayah Manisrengga dia kaget. Ada ribuan hektar petak sawah yang siap ditanami tembakau. Dia mencoba bertanya kepada pekerja itu siapa pemilik lahan tembakau itu. Dia mendapat jawaban yang membuatnya njondhil, sampai blangkonnya lepas. Ini milik Ndara Pur, anak Ki Demang Agong! Seketika dongkollah hati Ki Bekel. Tadi di Kademangan Demang Agong menyuruh rakyatnya tidak menaman tembakau. Sekarang kok anaknya sendiri malah menanam. Ini namanya gajah ngidah rapah. Tidak boleh seperti ini! Paribasan (51): Asu gedhe menang kerahe Arti harfiahnya adalah anjing besar menang berkelahi. Maknanya adalah orang yang berkuasa akan menang selalu dalam perselisihan. Ki Basri sejatinya sudah menjual tanah itu kepada Ki Tambakbaya. Peristiwanya sudah lama, waktu keluarga Ki Basri belum menjadi keluarga kaya dan berkuasa. Sekarang hal itu memang tampak mustahil. Lebih-lebih setelah anak Ki Basri menjadi seorang camat di kota. Entah siapa yang lalai waktu itu, surat-surat tanah itu tak segera diurus. Mungkin kendalanya zaman itu lebih karena persoalan teknis. Tanah tak bisa dipecah-pecah. Menjual tanah harus seluruhnya. Maka mereka

38 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 32 sepakat bahwa jual-beli itu cukup dibuat perjanjian dengan disaksikan saja oleh tetangga sekitar. Lama berlalu, tanah itu menurun kepada anak cucu mereka. Celakanya cucu Ki Basri yang sekarang menempati sebagian tanah itu mengingkari kalau kakek mereka telah menjual tanah sebagian itu. Mana buktinya? katanya. Maka gegerlah seluruh kampung. Banyak tokoh tua yang melihat bahwa tanah itu memang telah dijual. Itu sudah menjadi berita heboh di zaman dahulu. Bahkan tanah itu juga sudah dtempati. Cucu Ki Basri tetap ngeyel, dia minta bukti. Secarik kertas diajukan sebagai bukti. Sayangnya orang yang bertanda tangan di kertas itu sebagai saksi telah meninggal semua. Akhirnya keluarga Ki Tambakbaya menggugat ke pengadilan. Sekarang mereka saling mencari saksi untuk memenangkan perkara. Tapi keluarga Basri adalah keluarga kuat yang punya koneksi pejabat di pengadilan. Segala cara ditempuh untuk menang, dari mulai mencari saksi palsu sampai menyuap aparat pengadilan. Akhirnya cucu Ki Basri menang. Memang susah kalau melawan orang berkuas, di sini masih berlaku: Asu gedhe menang kerahe! Paribasan (52): Kaya klinthing disampar kucing Arti harfiahnya seperti lonceng ditendang kucing. Maknanya adalah orang yang selalu cerewet, suaranya membuat gaduh dan jengkel. Sudah satu minggu kakek Wardi tidak bekerja. Pekerjaan sebagai tukang batu memang tidak pasti. Kadang ada yang membutuhkan jasanya, kadang tidak. Kadang pekerjaan bertumpuk-tumpuk, kadang lama tidak ada yang butuh jasanya. Maka sudah seminggu ini pula dapur nenek Wardi tidak mengepul. Mereka hanya tinggal berdua dan kakek Wardi suka sekali meminta makanan yang enak-enak. Namun tiap pagi hanya merokok di teras sambil ngopi, sudah seminggu ini. Semula nenek Wardi sabar, tapi kata orang sabar ada batasnya. Sebatas apa? Sebatas tabungannya habis. Sana to kek, cari-cari pekerjaan. Jangan hanya merokok dan ngopi saja tiap hari. Masak gak malu dilihat orang, tiap pagi cuma klepas-klepus saja! Kakek Wardi tak mau kalah, Apa ada orang membuang pekerjaan, kok suruh nyari! Nenek Wardi semakin jengkel mendengar jawaban bercanda itu.

39 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 33 Namanya kerjaan ya harus dicari keluar sana. Kalau di rumah saja ya tidak ada pekerjaan mampir! Kakek Wardi diam, sambil menikmati kepulan asap rokoknya yang membentuk huruf O. Nek Wardi semakin menjadi. Lelaki pemalas. Tidak kerja malah kesenangan menganggur, biar bisa klepas-klepus santai di rumah! Kakek Wardi ikut jengkel sekarang, dia mendekat dan berkata. Diam kamu! Dari tadi berisik kaya klinthing disampar kucing! Paribasan (53): Macan guguh Arti harfiahnya harimau yang pikun. Maknanya adalah orang berkedudukan tinggi walau sudah tidak berkuasa tetap berpengaruh. Jenderal HM Soeharto adalah presiden sebuah negara berkembang yang berkuasa amat lama. Tiga puluh dua tahun berturut-turut. Itupun kekuasaannya berhenti secara paksa, setelah muncul gerakan reformasi. Walau demikian setelah lengser kekuasaannya tak habis begitu saja. Karismanya tetap melekat pada sebagian orang Indonesia. Maka tak aneh tatkala ingatan orang tentang keburukannya sudah hilang partainya kembali mendominasi. Berturut-turut selalu keluar sebagai pemenang kedua pemilu. Selain itu juga anak-anak beliau mencoba mendirikan partai baru, dan juga cukup mendapat sambutan. Ada pula anak-anaknya yang berhasil kembali masuk parlemen. Itu semua berkat karisma sang ayah. Soeharto begitu dirindukan oleh semua lapisan masyarakat, tidak hanya politisi dan praktisi hukum, pengamat atau birokrat. Sopir truk pun merindukannya. Coba tengok bak belakang truknya, ada gambar Soeharto mesem dan tulisan, Pye kabare? Enak jamanku to? Soharto ibarat macan guguh, walau tak berkuasa tetap menakutkan. Paribasan (54): Kekudhung walulang macan Arti harfiahnya adalah memakai kedok kulit macan. Maknanya adalah bersembunyi di balik orang yang berkuasa. Thakur bukan siapa-siapa, bukan pejabat atau konglomerat. Dia hanya satpam di rumah dinas Bupati. Tapi siapa sangka pengaruhnya terhadap

40 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 34 perolitikan di Kabupaten Silong luar biasa. Bagaimana tidak? Dia punya tiga bego ilegal, kasino ilegal dan delapan warung remang-remang yang tentu saja juga ilegal. Tapi walau begitu tidak ada yang berani menumpas usaha Thakur. Dia selalu memakai kedok sebagai orang suruhan bupati sehingga tak satupun berani menganggu usahanya. Namun lama-lama ada juga yang risih dan berani mempertanyakan. Seorang pengusaha tambang pasir yang banyak dirugikan oleh ulah Thakur. Tidak tanggung-tanggung dia memprotes sendiri kepada Bu Bupati. Bu Bupati, mengapa sampeyan punya usaha tidak taat aturan dan tak pakai ijin. Tidak pula pakai kuota setiap mengeluarkan pasir dari depo. Juga tidak pakai istirahat, masa 24 jam ngeduk pasir terus? Bu Bupati kaget bukan kepalang. Dia merasa tidak punya usaha tambang pasir dan juga usaha yang lain. Lho itu yang tiap malam ditunggui Thakur, apa bukan punya ibu Bupati? Bupati marah dan memanggil, Thakuuuuurr!!! Yang dipanggil menghadap sambil kencing di celana. Kurang ajar kamu ya! Memakai nama saya untuk membuat usaha legal. Tega kamu memakai saya untuk kekudhung walulang macan! Sekarang juga saya pecat dan kamu saya laporkan ke polisi. Pergi sana! Thakur hendak keluar tanpa mampu mengucap kata pamit. Bu Bupati kembali berteriak, Dipel dulu ompolnya! Paribasan (55): Singidan nemu macan Arti harfiahnya bersembunyi malah ketemu macan. Maknanya adalah bersembunyi malah ketemu bahaya. Lontong punya motor baru. Dengan bangga dia tunjukkan motor barunye kepada Indah, guru TK yang sudah lama ditaksirnya. Lontong bermaksud mengajak Indah untuk piknik ke Bunbin Gembira Loka. Berboncengan berdua, dhuh asyiknya. Lha apa kamu punya SIM mas Lontong? Tanya Indah manja. Tenang Dik! Nanti kita lewat jalur tikus melaui Srowot lalu ke arah Piyungan. Aman dik dari razia petugas! Akhirnya mereka berangkat berdua berboncengan. Wuih jalanan bagai milik berdua. Inilah saat yang sudah lama Lontong idam-idamkan. Stasiun Srowot berhasil dilalui dengan aman. Mereka telah melewati Sengon, terus ke Pereng, sebentar melalui jalan besar di Taman Wisata

41 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 35 Boko paling 200 meter saja, terus melalu jalur tikus lagi di Berbah. Aman wis pokoke. Baru saja mau masuk jalan besar 50 ke depan meter mendadak Lontong mengerem motor. Indah kaget dan menubruk Lontong. Adhuh! Pekik Lontong ketika kuku Indah mencubit pahanya. Nakal kamu! Sengaja ya? Teriak Indah. Bu..bukan! Itu di depan ada razia. Wah kita nggak bisa balik lagi! Wah kena mereka berdua. Maksud hati bersembunyi di jalan tikus malah begitu keluar pas kena razia. Ibarat singidan nemu macan. Apes! Paribasan (56): Sadumuk bathuk sanyari bumi Arti harfiahnya menyentuh dahi, sejengkal tanah. Maknanya kalau masalah kehormatan walau hanya disentuh dahinya atau diduduki sejengkal tanahnya orang akan melawan. Pangeran Dipanegara bukan pangeran biasa. Sejak kecil dia sudah meninggalkan keraton dan hidup sederhana di desa Tegalreja. Tempat tinggalnya jauh di luar benteng dan menyatu dengan rakyat jelata. Walau demikian Pangeran Dipanegara tidak kehilangan trah awirya, darah pemberaninya. Ketika Kumpeni Belanda hendak membuat jalan kereta api melewati pedukuhan tempat tinggalnya tanpa ijin Dipanegara marah besar. Asisten Residen Chevalier mencoba membujuk dengan mengatakan, Wong yang kena rel kereta api cuma dikit aja marah. Mbok jangan sumbu pendek to. Gampang marah bikin cepat tua lhoh! Hehehe... Dipanegara tak pedulu. Pokoknya satu jengkal pun tak kurelakan. Sadumuk bathuk sanyari bumi. Walau satu jengkal kau rebut, kita perang. Dan Dipanegara serius. Pecahlah Perang Jawa yang terkenal itu. Akibat perang kas Kumpeni akhirnya kobol-kobol, jebol-bol. Paribasan (57): Mrucut saka gendhongan Arti harfiahnya adalah terlepas dari gendongan. Maknanya adalah anak yang karena salah pergaulan menjadi jauh dari harapan orang tuanya. Niatnya sih baik, agar anak mendapat pendidikan yang sempurna. Maka kedua orang tua Karin rela mengirim anaknya menyeberang pulau ke kota besar. Gadis lugu berjilbab itu masuk ke SMA Favorit di kota.

42 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 36 Namun kedua orang tua Karin harus menelan pil pahit ketika tiga tahun kemudian mendapati anaknya sudah tidak seperti dulu lagi. Karin pulang dengan rambut terurai berwarna blonde, sepati hak tinggi selutut, memakai rok mini dan aduhai bajunya pun tak berlengan. Para sanak saudara dan tetangga pun kaget bukan kepalang. Mereka berbisik-bisik, Lihat tuh si Karin jadi kayak gitu! Dia ibarat mrucut saka gendhongan! Paribasan (58): Cincing-cincing klebus Arti harfiahnya adalah sudah menyingsingkan kain akhirnya basah juga. Maknanya adalah berencana hanya dilakukan dengan sederhana ternyata malah banyak biaya. seyogyanya orang menikah memang harus dipersaksikan para sanak saudara dan tetangga. Namun karena waktunya mendesak takkan cukup kalau harus mengadakan pesta besar. Calon mempelai pria harus segera bertugas sebagai anggota pasukan perdamaian di Libanon. Sedangkan calon pengantin wanita ngebet ingin segera kawin, tak mau menunggu dua tahun lagi sepulang calon suaminya bertugas. Apa boleh buat, Pak Darmo terpaksa melakukan pesta pernikahan ala kadarnya. Dan karena belum punya tabungan serta tidak ingin berhutang Pak Darmo merancang pesta pernikahan kecil-kecilan saja. Hanya mengundang satu RT saja. Begitu katanya ketika seoran sahabatnya bertanya kok belum mendapatkan undangan. Namun untung memang tak dapat ditolak. Tamu yang datang banyak sekali. Pak Darmo memang populer dan bersahabat kepada siapa saja sehingga yang tak diundang pun berdatangan. Mau tidak mau terpaksa harus mendatangkan sarana dan prasarana untuk menjamu tamu. Acara yang semula dirancang sederhana malah menjadi pesta besar. Tapi Pak Darmo senang kok, bukti bahwa dia dicintai para sahabat dan tetangganya. Ya walaupun harus cincing-cincing klebus. Paribasan (59): Asu arebut balung Arfi harfiahnya anjing yang berebut tulang. Maknanya adalah dua orang yang bertengkar memperebutkan hal sepele.

43 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 37 Dr. Durjo dan Dr. Durmo adalah kolega satu kantor. Sama-sama memegang mata kuliah teknik Pondasi. Keduanya seringkali terlihat bersama-sama, juga seringkali membimbing mahasiswa bersama-sama. Yang tak banyak diketahui orang, keduanya sebenarnya saling bersaing dan selalu ingin menjadi yang nomer satu. Saling ingin mengalahkan dan tak mau dikalahkan di antara keduanya. Jika sudah demikian yang pusing adalah mahasiswa yang menjalani bimbingannya. Karena dosen pembimbing harus dua dan salah satunya menjadi asisten maka seringkali menjadi problem tersendiri, seperti yang dialami Paijo, mahasiswa yang mengambil tugas akhir penelitian daya dukung tanah gambut. Semula dari ketua jurusan mengarahkan agar Dr. Durjo yang menjadi pembimbing dan Dr. Durmo yang menjadi asisten pembimbing. Namun Dr Durmo tidak mau. masalah dapat diatasi dengan menulis keduanya sebagai dosen pembimbing saja tanpa embel-embel asisten. Namun masalah kembali timbul ketika kedua nama harus dituliskan urut. Semula Dr. Durjo ditulis duluan dan Dr. Durmo ditulis belakangan. Namun lagi-lagi Dr Durmo tidak mau. Itu sama saja menomor duakan saya! kata Dr. Durmo. Persoalan itu diatasi dengan menuliskan nama keduanya sejajar, dengan demikian harus ditulis atas dan bawa dalam tanda kurung. Lagi-lagi keduanya minta ditulis di atas. Sama saja dik, kalau ditulis di bawah berarti menomorduakan juga. Maaf dik saya tak mau! Paijo akhirnya mundur, memilih ganti dosen. Dia meninggalkan kantor keduanya sambil berguman, Dosen wis tuwa-tuwa kok isih kaya asu rebutan balung. Kakrekane tenan! Paribasan (60): Asu belang kalung wang Arti harfiahnya anjing belang berkalung uang. Maknanya orang nistha tapi banyak uang. Semua orang meremehkannya dalam hal keuangan, bahkan menganggapnya orang terlantar. Pengemis tua itu selalu mengundang belas kasih yang melihat. Siapa sih keluarganya kok tak ada yang peduli? Kok tega ya anak cucunya menelantarkannya? Setua itu masih meminta-minta di jalan? Biadab orang yang menelantarkannya!

44 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 38 Begitulah celetukan orang melihat kakek tua, lumpuh, bisu dan kayaknya juga tuli itu. Namun mereka sungguh terkejut ketika si kakek tua itu tiba-tiba sakit. Terkejutnya bukan karena sakitnya. Sakitnya sih biasa saja, hanya sedikit terlambat ditangani. Maka perlu dibawa ke RS untuk mondok beberapa hari. Yang membuat terkejut adalah ketika orang-orang telah bersiap urunan untuk membayar biaya RS. Mereka terkejut ketika si kakek itu ke RS dengan tetap memegang tas bututnya, seolah tak mau berpisah dengannya. Orang-orang menjadi penasaran dan kemudian berhasil memisahkan kakek dari tasnya. Mereka terbelalak ketika melihat isinya: uang kertas seratus ribuan yang diikat dengan karet yang setelah dihitung berjumlah 150 juta. Alamak! Si kakek ini sudah punya segitu banyak kok masih menggelandang di jalan hidup dengan cara orang fakir. Ibaratnya asu belang kalung wang. Paribasan (61): Abang-abang lambe Arti harfiahnya memerah-merahkan bibir, maknanya adalah perkataannya hanya untuk basa-basi saja. Suatu hari Ndoro Tejo berkunjung ke rumah Mbah Kusen, seorang perajin mebel langganannya. Dengan ditemani oleh sopirnya yang bernama Wanto, Ndoro Tejo menempuh jarak hampir 50 km, menerabas hutan kecil di Gunung Kidul. Wah njanur gunung, kadingaren Ndoro datang ke sini. Silakan masuk Ndara! Pak Kusen menyilakan sambil mengulurkan tangan dengan menjempol, tanda penghargaan yang sangat. Namun mendadak pandangan Pak Kusen tertuju pada mobil antik keluaran tahun 76 yang baru saja dibeli dari Semarang minggu lalu. Wah mobil bagus sekali ini. Pasti limited edition. Dan sudah dimodif pula dengan onderdil yang dipermak halus. Wah berapa Ndara mau jual? 500 juta bolehlah ditinggal di sini. Sopir Wanta terkejut, Gila orang tua ini punya uang 500 juta kah? Batin si sopir lugu itu. Sepulang dari rumah Pak Kusen sopir Wanta masih penasaran. Ndara apakah Pak Kusen itu mengerti mobil antik? Dan betulkah dia mau membeli seharga 500 juta? Apa dia punya duit sebanyak itu? Ah, kau! Jadi orang kok lugu begitu. Itu tadi hanya abang-abang lambe. Berkata-kata yang menyenangkan hatiku. Begitulah adat istiadat orang desa, selalu membuat senang hati tamunya!

45 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 39 Sopir Wanto manthuk-manthuk. Kok bodoh sekali sih aku, batinnya. Paribasan (62): Adol lenga kari busik Arti harfiahnya adalah menjual minyak tinggal keraknya. Maknanya adalah tukang membagi sesuatu tapi tidak kebagian, hanya dapat keraknya saja. Sebagai ketua PKK dukuh Lari, sudah menjadi kewajiban bagi Bu Susan untuk membagi kiriman sembako bagi ibu-ibu PKK. Tahun lalu dia tidak kebagian karena ternyata paket yang dikirim pas-pasan. Bahkan ada juga pengurus lain yang juga tak dapat jatah. Tahun ini dia minta tambahan lagi agar semua mendapat bagian, termasuk dirinya. Bos besar Khairul Shalih menyanggupi dan sekarang paket dikirim dengan tambahan 10 paket ekstra. Tentu saja Bu Susan senang karena juga akan dapat bagian. Ketika tiba hari pembagian sembako para warga sudah berkumpul di balai desa. Sembako kemudian dibagi sesuai jumlah yang tertera dalam daftar. Ketika hampir selesai mendadak ada seorang ibu muda yang masuk ke balai. Rupanya dia juga antri sembako. Wah gak bisa itu, dia belum terdaftar. Tapi ibu itu ngotot, Kan saya juga warga sini? Kok gak dapat gimana? Lha kamu siapa kok ngaku warga sini? Saya istrinya mas Bejo, anak pak RT. Baru sebulan ini pindah ikut suami yang balik kampung! Lho, akhirnya Bu Susan yang ngalah. Tahun ini tak kebagian sembako lagi. Memang beginilah nasib ketua, selalu adol lenga kari busik! Paribasan (63): Ancik-ancik pucuking eri Arti harfiahnya adalah berpijak pada ujung duri. Maknanya adalah orang yang keadaannya sangat mengkawatirkan karena di ujung marabahaya. Malaysia bergolak. Rakyat sudah muak dengan Perdana menteri Najib Razak yang katanya banyak korupsi. Hanya katanya sih, wong selama pemerintahannya dia tak terbukti korupsi. Namun kini keadaan berbalik Tun Mahatir Muhammad kembali mengambil alih kendali pemerintahan setelah menang pemilu di usia 92 tahun.

46 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 40 Sekarang apa yang dulu mustahil menjadi terbuka peluangnya, yakni investigasi menyeluruh terhadap Najib Razak atas berbagai kasus yang dituduhkan padanya. Posisinya sekarang ibarat ancik-ancik pucuking eri atau ibarat telur di ujung tanduk. Paribasan (64): Angin silem ing warih Arti harfiahnya adalah angin menyelam di dalam air. Maknanya adalah berbuat jahat dengan cara sembunyi-sembunyi atau menyusup. Semua bergembira, semua bersorak, semua meneriakkan yel-yel penyambutan calon pemimpin karismatik di negara bagian Mahajodipraya. Bunyi bedug bertalu-talu, penari-penari meliuk-liuk ditingkah bunyi gendang berkumandang. Semua gembira menyambut sang pemimpin agung negeri Ayodiapura. Hari ini sang pemimpin berkunjung ke negara bagian Mahajodipraya untuk menyapa pendukung yang telah memenangkan pilihan Perdana menteri tahun kemarin. Seribu pesta rakyat digelar sekaligus sebagai syukuran atas terpilihnya pemimpin agung Raj Prasada. Ketika tiba sang pemimpin semua mengelu-elukan, semua berebut menyentuh kakinya. Dua orang gadis berpakaian merah pun tak mau kalah berebutan menyentuh kakai sang pemimpin. Semua gaduh dan keadaan menjadi hiruk-pikuk tak terkendali. Di tengah situasi yang kacau terdengarlah suara keras. BOOOMMM!!! Tubuh dua gadis berpakaian merah meledak. Untung sang pemimpin selamat karena dua gadis meledak agak jauh darinya. Selidik punya selidik, dua gadis adalah anggota pemberontak Kerbau Giro yang menyamar, berlaku angin silem ing warih, dengan menyamar sebagai pendukung Raj Prasada. Paribasan (65): Angon ulat umbar tangan Arti harfiahnya adalah memperhatikan keadaan sambil mengumbar tangan. Maknanya mengawasi orang lain setelah terlena diambil barangnya. Aku tahu dia di sana. Sudah sejak tadi. Mengawasi orang-orang.

47 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 41 Dia toleh kiri kanan, itu terlihat jelas. Sebentar kemudian tangannya nampak bergerak cepat. Itu terlihat jelas. Semua terlihat dari sini.. Iya itu yang berbaju merah, memakai selendang dan berbaju longgar. Cepat tangkap segera! Itulah perintah yang diterima satpam di pos jaga. Dua orang sekuriti perempuan segera mengamankan perempuan dimaksud menuju pos. Di sana digeledah dan ditemukan, 2 hp, 1 jam tangan Rolex dan sejumlah perhiasan. Rupanya ada copet beroperasi di pusat perbelanjaan ini. Sambil berpura-pura menawar barang dia angon ulat ngumbar tangan. Untung ada CCTV di ruang kontrol. Paribasan (66): Anak molah bapa kepradhah Arti harfiahnya anak bertingkah bapak yang memberi. Maknanya semua perilaku anak orang tua yang menanggung. Pak Yadi berpikir keras, sampai ubun-ubunnya panas. Terlihat asap tipis mengepul dari dahinya, tanda bathuke anget tenan. Bagaimana tidak, kemarin sore anaknya minta agar dijinkan ke Jepang. Persoalannya bukan karena dia merasa tak tega melepas anaknya pergi, lha wong juga sudah besar, biar saja cari pengalaman. Namun yang membuatnya pusing adalah biaya berangkat ke sana. Dua belas juta Pak. Itu sudah termasuk pelatihan dan visa. Adapun tiketnya yang 10 juta nanti dicicil dari gajiku kalau sudah bekerja di sana. Itu kata anaknya kemarin. Sekarang angka 12 menjadi momok karena ada enam nol dibelakangnya. Lha mbok iya dikasih to kang. Kalau anaknya mau bekerja keras dan bertekad kuat, Insya Allah akan tercapai keinginannya. Itu kata Lik Suta, adik Pak Yadi. Iya dik, tapi uangnya itu dari mana? Wah saya juga tidak tahu kang. Bagiku itu juga angka yang besar. Jawab Suta mengkerut, takut diutangi kali. Akhirnya Pak Yadi nekad menjual sawah satu-satunya selama lima tahun. dia rela tidak panen lima tahun ini demi anaknya bisa ke Jepang. Begitulah orang tua, anak polah bapa kepradhah. Anak berkeinginan oran tua yang harus mewujudkan.

48 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 42 Paribasan (67): Asor kilang munggwing gelas Arti harfiahnya bagian gelas paling bawah selalu manis. Maknanya dalam kehidupan bersikaplah selalu dengan sikap yang menyenangkan orang. Mangga Mas, mangga. Silakan dimakan, apa adanya ya. Kata Pak Darmo ramah. Di hari pernikahan anaknya ini banyak tamu yang datang. Semua harus dihormati dan dijamu dengan senang hati. Silakan Bapak-bapak. Silakan dicicipi! Katanya lagi pada serombongan tamu. Lho kok sudah mau pulang. Mbok singgah dulu di angkringan bakso itu. Katanya lagi pada serombongan tamu yang tergesa-gesa pulang. Mangga lho nak, tanduk lagi. Wah tahu aja Pak Darmo ini kalau asupan anak muda itu dua piring. Hari itu Pak Darmo benar-benar gembira. Kontras dengan Mbok Darmo yang pecuca-pecucu sejak pagi. Kamu ini menggelar pesta dengan duit utangan aja kok senang sekali to Pak. Kata Mbok Darmo sambil membetulkan letak susurnya. Aduh mbokne, kamu ini bagaimana. Semestinya walau hati kita senang apa bukan kita tetap harus bersikap manis. Kita ini kedatangan tamu yang akan memberi selamat lho mbokne. Jadi harus bisa bersikap asor kilang munggwing gelas, menyenangkan semua oran yang datang, mbokne. Mbok Darmo hanya bisa ngowoh, sampai susurnya jatuh. Paribasan (68): Ati bengkong oleh oncong Arti harfiahnya adalah hati bengkok mendapat jalan terang. Maknanya perbuatan jahat mendapat dukungan secara tak sengaja. Sudah lama Gemuk ingin masuk kantor guru itu. Sudah sejak minggu kemarin dia ingin datang lagi. Bukan karena hendak piket bulanan seperti biasanya. Bukan pula hendak memasang gambar presiden seperi minggu kemarin. Ada sebab lain yang menggerakkan hatinya ke sana. Minggu lalu ketika dia memasang gambar presiden dan wakil presiden, dia melewati lemari yang belum sempat dikunci oleh kepala sekolah. Isinya tumpukan kantong kertas warna coklat. Ada berpuluh tumpuk di sana. Di bagian depan tertulis Lembar Soal Ujian Akhir Semester. Inilah yang membuat pikirannya tertuju pada kantor kepala sekolah. Dia ingin mengambil satu lembar saja soal itu kalau bisa. Atau kalaupun tak bisa dia ingin memfoto lembar-lembar itu. Yah Cuma memfoto saja.

49 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 43 Sudah dua kali dia tidak naik kelas. Dan kalau sampai tidak naik lagi alamat bakal DO. Dia tak ingin itu terjadi. Malu lah kepada orang di kampung halaman. Di tengah lamunan, tiba-tiba pak Kepsek memanggil, Muk besok kamu piket di kantor. Ini kuncinya. Petugas kebersihan tidak masuk karena sakit. Kamu yang menggantikan! Siap? Siap! Jawab Gemuk mantap. Ini kan ibarat ati bengkong oleh oncong. Batin Gemuk sambil menimang-nimang kunci ruang Kepsek. Bajigur tenan kowe Muk! Paribasan (69): Buyung lokak isine kocak-kocak Arti harfiahnya adalah tempayan yang tidak penuh akan kocak-kocak. Maknanya adalah orang yang ilmunya belum sempurna akan banyak bicara. Surip baru satu bulan ikut pondok pesantren. Di sana diajari tentang tatacara shalat yang benar. Pelajaran satu bulan ini tentang gerakan shalat menurut tatacara yang benar. Sewaktu libur Surip pulang kampung. Karena mendengar kalau di Masjid Agung al Aqsa akan kedatangan ulama dari Timur Tengah surip mengajak untuk ikut serta menghadiri pengajian. Betul juga, disana telah penuh dengan orang-orang yang akan menimba ilmu dari ulama tersebut. Hanya yang menjadi tanda tanya besar, mengapa ulama yang ilmunya seberapa kok di sini sangat dihargai, apa di sini kekurangan orang pintar, kata Surip. Dari mana kau menyimpulkan kalau ulama itu ilmunya belum seberapa Rip? Tanya Pak Modin yang duduk di dekat Surip. Lha tadi waktu shalat isya tangannya tidak sedekap di dada, malah menjulur jatuh ke bawah begitu saja. Itu jelas salah. Oh itu to. Gini Rip! Kamu harus tahu kalau tangan sedekapitu adalah menurut mazhab Syafi i, sedangkan menurut mazhab yang lain tidak sedekap. Mosok Pak Modin, seumur-umur saya kok belum pernah mendengar soal itu. Setahu saya shalat itu ya sedekap Pak! Kalau tidak sedekap ya salah Pak! Pak Modin mengelus dada. Beginilah kalau ilmu belum sempurna. Baru mondok satu bulan sudah menyalahkan ulama dari Timur Tengah. Benarlah kata pepatah, buyung lukak isine kocak-kocak alias tong kosong nyaring bunyinya.

50 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 44 Paribasan (70): Barung sinang Arti harfiahnya adalah bersamaan menyala. Maknanya adalah menyelanyela orang bercakap-cakap. Waktu menjelang tengah hari, utusan dari negara amarta masih bercakap-cakap dengan Prabu Bathara Kresna. Mereka sedang membicarakan perihal persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arjuna jika ingin meminang Sembadra. Yakni, harus ada kereta emas, kembang mayang dari kayu dewandaru asal suralaya, kerbau danu sebagai srasrahan, gamelan lokananta sebagai pengiring dan bidadari untuk mengiringi pengantin. Di saat sedang serius berbincang mereka dikejutkan kedatangan Burisrawa yang mbarung sinang, menyela-nyela pembicaraan. Oh..oh..Mbok Bodro..Mbok Bodro. Aku juga ingin menikah denganmu mbok...aku juga ingin mencari syarat-syarat itu mbokkk... Prabu Kresna segera memberi isyarat kepada Setyaki untuk membereskan kekacauan ini. Setyaki mengajak Burisrawa ke alun-alun depan. Mau apa ke alun-alun? Tanya Burisrawa. Kita main karambol di sana! Jawab Setyaki sambil menjambak rambut gimbal Burisrawa. Kejadian selanjutnya bisa ditebak. Mereka memang sparing partner yang kompak. Paribasan (71): Beras wutah arang mulih marang takere Arti harfiahnya adalah beras tumpah jarang yang kembali ke tempatnya semula. Maknanya adalah sembarang yang sudah berubah dari asalnya sulit untuk kembali seperti semula. Pole adalah pelawak papan atas yang sangat terkenal. Bersama istrinya Poni, dia merintis menjadi komedian sejak pengantin baru. Keduanya sering main bersama sebagai pasangan babu miskin. Logatnya yang kocak dan ekspresif membuat keduanya menjadi tenar. Sekarang Pole dan Poni sudah tidak lagi memainkan peran pasangan babu. Mereka sudah lupa cara menjadi orang miskin. Pole lalu mengambil peran sebagai juragan kaya, sedang istrinya sekarang sering menjadi Nyonya Direktur. Celakanya Pole sering main bareng dalam satu adegan dengan Inem, pelayan seksi yang bersuara manja. Entah siapa yang memulai keduanya menjadi saling suka.

51 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 45 Mengetahui hal itu Poni tak terima, kemudian dia minta cerai dan keluar dari group lawak. Rumah tangga Pole dan Inem tidak langgeng karena Inem kepergok juga menyukai Paimo, yang sering memerankan drakula. Pole dan Inem akhirnya bercerai juga. Pole kini sendiri lagi dan merasa kesepian. Tiba-tiba kenangan bersama Poni hadir di pelupuk mata. Bagaimana mereka berdua dulu bersusah payah merintis jalan menuju sukses. Pole menyesal dan ingin kembali. Namun apa jawaban Poni? Tidak bisa mas. Hatiku terlanjur luka. Sudahlah kita lebih baik berteman saja. Toh kita takkan mampu mengulang semua keindahan yang telah lalu. Ibarat beras wutah arang mulih marang takere, begitu pula cinta kita yang terlanjur tumpah, takkan mampu kembali ke hati kita masing-masing. Puitis ya jawaban Poni. Sayang Pole malah mewek mendengarnya.. Paribasan (72): Mburu kidang lumayu Arti harfiahnya adalah mengejar kijang yang lari. Maknanya adalah mengejar sesuatu yang belum pasti. Pak Kancil sudah lama ingin punya rumah. Kebetulan ada tanah yang mau dijual, murah, strategis dan sudah ada bangunan kecil di atasnya. Ya kalau nrimo bangunan itu sudah bisa dipakai sebagai tempat tinggal sederhana. Persoalannya, pemilik tanah ingin segera mendapat uang penjualan tanah itu. Jadi harus cepat-cepat. Pak Kancil sudah merasa cocok dengan tanah itu. Namun uangnya belum cukup. Khawatir tanah terlepas darinya dia memberi DP, 25 juta. Lha yang 75 juta sisanya kapan? Saya butuh cepat lho. Kata si penjual. Saya belum bisa bilang kapan, tapi jelas jadilah itu tanah kubeli. Jangan begitu, uang itu segera kupakai untuk bayar anak kuliah. Bulan depan! Ya sudah bulan depan! Kata Kancil. Pemilik tanah tampak tak yakin, dia kemudian membuat syarat, Kalau bulan depan kamu gagal uangmu hilang dan tanah kujual pada yang lain. Setuju! Sekarang Kancil yang pusing sendiri. seminggu lagi uang harus ada. sementara uang yang diharapkan dari komisi menjualkan sawah depan

52 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 46 rumah tak kunjung cair. Sudah seminggu ini dia mondar-mandir mencari pembeli sawah depan rumah yang menjanjikan komisi 75 juta. Namun hasilnya nihil. Orangnya ke Belanda mas! Kata satpam rumahnya. Lha kapan pulangnya? Tanya Kancil. Mungking nanti kalau lebaran kuda. Kata satpam. Aduh, kasihan Pak Kancil, seminggu uangnya hilang kalau lebaran kuda tak jadi ada. Kemana lagi dia harus mengejar orang itu, serba gelap seperti memburu kidang mlayu. Paribasan (73): Ciri wanci lelai ginawa mati Arti harfiahnya adalah ciri atau kelemahan akan dibawa mati. Maknanya adalah kelemahan pada seseorang kadang tak bisa hilang dan terbawa sampai mati. Katanya sudah hijrah ke jalan yang benar, kok masih memaki? Itu kataku padanya sebulan lalu, ketika aku bertemu dengan Senton, saat takziyah meninggalnya ayah Joko. Dia hanya tertawa, Sudah watak mas. Kadang meluncur sendiri makian itu. katanya malu. Memang dia dikenal bermulut ember dan bocor lagi. Sedikit-sedikit, akan keluar nama-nama binatang dari mulutnya. Yang paling populer adalah asu, atau kalau sedang sedikit waras ya anjing. (podo ae rek..). Oleh kyai yang mengajarinya ngaji, yang membuatnya mampu hijrah dari dunia kegelapan, dia diajari dengan membiasakan kalimat thoyibah. Wah bagus itu! kataku. Ya mas. Tapi yang sulit, mulut itu bisa bicara sendiri mas. Tanpa berpikir. Katanya ngelak. Di tengah pembicarakan kami, seoran teman kami datang dari arah belakang Senton dan menepok pundaknya. Astaghfirullah. Asu tenan kowe, gawe kaget! kata Senton spontan. Aku tak dapat menahan tawa. Tampaknya watak Senton yang ini takkan sembuh kalau orangnya tidak mati. Benar kata pepatah Jawa, ciri wanci lelai ginawa mati. Asem!

53 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 47 Paribasan (74): Dahwen ati open Arti harfiahnya adalah mencela tapi ingin merawat. Maknanya adalah banyak mencela tapi ingin memiliki barang yang dicelanya itu. Pak Khusen pusing tujuh keliling menghadapi pembeli yang satu ini. Sudah sejak pukul 7 dan sekarang sudah pukul 9, pembeli ini masih sibuk meneliti barang-barang dagangannya. Meja kursi dan lemari diteliti satu persatu. Begitu dia menemukan cacat kecil dia pindah ke barang lain. Kalau barang yang lain ada cacatnya, dia pindah lagi ke barang lainnya lagi, dan seterusnya. Tadi pagi dia datang untuk mencari meja makan. Hanya tersisa satu buah di showroom. Wah gak mau, ini ada retak dikit nih di pojok. Katanya. Di bagian kaki juga ada sedikit lubang. Katanya sambil terus meneliti. Lha ini di top daun, ada plituran yang kasar. Terus ini di bagian bawah kayaknya kayunya agak gapuk. Bisa dimakan jamur ini. Kemudian dia pergi meneliti barang-barang lain. Di saat yang sama seorang pembeli datang mencari meja makan juga. Tadinya sudah hampir membeli meja makan yang tadi, eh kok ya pembeli yang datang pertama ikut campur. Awas, ada retak dikit nih di pojok. Katanya. Di bagian kaki juga ada sedikit lubang. Katanya sambil nujukin. Dan ini di top daun, ada plituran yang kasar. Terus ini di bagian bawah kayaknya kayunya agak gapuk. Bisa dimakan jamur itu. Akhirnya pembeli kedua gak jadi beli. Pak Khusen kesal bukan main. Hampir saja dia mengusir pembeli pertama. Namun kemudian dia memutuskan untuk mengambil meja yang tadi, dengan syarat: diberi potongan harga yang besar. Toh mebel itu banyak cacatnya kan? Entah mengapa Pak Khusen mau-mau saja. Mungkin agar pembeli gila itu segera pergi. Pembeli yang dahwen ati open itu. Paribasan (75): Dikempit kaya wade, dijuju kaya manuk Arti harfiahnya dipeluk seperti kain, disuapi seperti burung. Maknanya adalah sangat dikasihi sehingga semua kebutuhannya dipenuhi.

54 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 48 Mbok Dariyah hanya punya satu anak, itupun sudah besar. Maka dia girang bukan main ketika adiknya hendak menitipkan anaknya untuk tinggal bersama Mbok Dariyah. Wah itung-itung jadi anak perempuanku yang bungsu. Begitu pikirnya. Maka Mbok Dariyah begitu sayang dengan keponakannya. Disekolahkan di TK favorit yang pulangnya jam 3 sore. Diberi pakaian yang bagusbagus. Pokoknya diistimewakan layaknya seorang yang lama tak punya anak. Maklum memang Mbok Dariyah sudah lama tidak merawat anak, anaknya sendiri sudah bekerja dan jarang pulang. Maka ketika ada anak kecil sayangnya bukan main. Ibaratnya kemanapun selalu dikempit kaya wade, dijuju kaya manuk. Paribasan (76): Dolanan ula mandi Arti harfiahnya bermain dengan ular berbisa. Maknanya adalah sengaja melakukan pekerjaan yang beresiko. Gun adalah pemuda desa yang kuat dan kekar. Namun Gun punya sifat yang amat dibenci oleh bapaknya, dia tidak mau ke sawah mencangkul. Tentu saja Pak Dunadi, bapaknya, amat jengkel. Siapa yang akan diharapkan untuk menggarap tujuh hektar sawahnya itu kalau bukan Gun. Kejengkelan Pak Gunadi makin menjadi ketika Gun malah ikut menjadi driver permainan bola maut. Ajang pertunjukkan mengadu nyawa itu dilakoni sudah setahun lalu. Satu ketika Pak Gunadi dilapori bahwa Gun terjatuh dan patah tulang lengan. Pak Gunadi menanggapi dingin, Ya sudah dibawa ke rumah sakit sana. Aku sih gak kaget kalau satu saat dia celaka. Wong tiap hari dolanan ula mandi, wajar kalau digigit! Paribasan (77): Dudu berase ditempurake Arti harfiahnya adalah bukan berasnya kok dijual. Maknanya menyumbang saran tapi malah bertentangan. Mbah Dul sudah merasa tua dan lemah. Dia bermaksud mengumpulkan anak-anaknya untuk berunding dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Pokok masalahnya adalah tentang bebek-bebek piaraan Mbah

55 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 49 Dul yang jumlahnya 1000 ekor itu. Kini Mbah Dul tidak kuat lagi untuk mengelolanya. Yang menjadi keinginannya adalah anak-anaknya yang berjumlah empat orang laki-laki gagah itu mau menggantikan dirinya untuk mengurus bebek-bebek itu. Menggembalakan bila musim panen tiba. Agar bebek itu tetap kecukupan nutrinya. Toh selama ini telur-telur bebek itu juga sampai ke dapur masing-masing anak. Ketika telah berkumpul semua, putra tertua Makdum mempunyai usulan yang katanya cemerlang. Bapak kan sudah tidak mampu mengembalakan bebek-bebek itu. Jadi sebaiknya dijual saja semuanya. Beres kan? Tentu saja Mbah Dul marah besar. Bukan itu solusi yang diinginkan. Katanya, Kalian ini saya undang ke sini untuk menggantikanku mengembala. Silakan atur sendiri giliran kalian. Bukan malah menyuruh menjual bebek-bebek. Kalian ini bagaimana, dudu berase kok ditempurke. Kurang ajar kalian! Paribasan (78): Durung cundhuk acandhak Arti harefiahnya adalah belum cocok sudah ditangkap. Maknanya adalah belum tahu perkaranya sudah ikut-ikutan bicara. Sepasang suami istri sedang bercakap-cakap di beranda rumah. Mereka sedang membicarakan adik perempuan si suami yang telah mempunyai anak 5 orang. Tiba-tiba istrinya berbisik, Pah, kayaknya Papah mau punya keponakan lagi nih, Pah. Ah, siapa yang hamil lagi ma? Tuh adik Papah, yang tahun kemarin baru lahiran. Hah? Masa sih Mah, kan masih punya bayi? Kok Mama tahu? si suami terheran. Iya, Pah. Kebobolan Pah. Jadi enam dong Pah. Jawab si istri sambil mengisyaratkan jumlah jari 6. Udin anak sulung mereka yang melihat kedua orang tuanya asyik bercengkerama menguping dengar dan sempat mendengar beberapa kalimat. Tiba-tiba Udin menyahut. Betul Pah. Suarez mencetak hattrick. Skor Barcelona-Bilbao 6:0, Pah! Sang Ayah menjenggung kepala Udin, Apa kamu anak kecil nimbrungnimbrung? Salah lagi! Durung cundhuk acandhak kamu! Udin menggelyor sambil cengengesan.

56 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 50 Paribasan (79): Gemblung jinurung edan kawarisan Arfi harfiahnya adalah orang gila didorong malah mendapat untung. Maknanya adalah orang yang berbuat nekad tapi malah menemui keberuntungan. Sukro adalah pemuda nganggur yang suka tampil necis. Maklum hanya itulah yang dapat diandalkan untuk bergaya, menarik perhatian gadisgadis di desanya. Dengan ekonomi yang pas-pasan dan otak ber-iq jongkok, Sukra harus berusaha keras untuk tampil habis-habisan. Dia sudah lulus dari sekolah dasar, itupun setelah 6 kali tinggal kelas. Setiap kelas dia jalani dua tahun-dua tahun, sehingga ketika teman-temannya sudah pada lulus SMA. Merasa serba kurang, Sukra bermaksud mendongkrak performanya. Dia minta shohib kentalnya sejak kelas 1 SD yang sekarang baru masuk kuliah, Marjono, untuk membantu. Pinjami aku motor dong Jon. Buat nglencer dengan si Midah? Aduh Sukro, besok kan saya kuliah. Gak bisa dong! Jawab Marjono. Sukro memaksa, dan akhirnya Marjono tidak enak hati terpaksa menyerahkan motornya pada Sukro yang belum mahir mengendarai itu. Tidak punya SIM lagi. Sore harinya, entah Sukro jadi membonceng Midah atau tidak, sepulang kuliah dengan naik bus Marjono mendapat kabar yang membuat dunianya gelap gulita. Sukro menabrak buk jembatan dan motornya ringsek. Aduh, bagaimana ini. Itu motor kreditan pemberian ayahnya untuk kuliah. Urusan bisa panjang nanti. Memang benar urusannya sangat merepotkan. Sukro tak punya uang untuk memperbaiki motor Marjono. Di lain pihak Marjono juga tak mau motornya sudah dhedhel duwel gak karuan, dia minta ganti motor baru kepada Sukro, entah bagaimana caranya. Akhirnya kakak Sukro yang sebenarnya juga gak punya duit bersedia membayar biaya perbaikan, namun kalau untuk ganti motor tidak bisa karena itu motor kreditan. Ayah Marjono kemudian menyerahkan motor itu dan meminta pengembalian DP dan cicilan yang sudah terbayar. Adapun dia akan kredit lagi. Kakak Sukro terpaksa menerima karena sudah tak enak hati untuk menolak. Dia dengan berat hati terpaksa menanggung beban kredit motor akibat ulah adiknya yang gila itu. Tiga bulan kemudian terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan. Sukro mendapat hadiah pelunasan dari kreditur motor di hari ulang tahun perusahaan pembiayaan itu. Motor itu dianggap lunas. Kini Sukro bisa membonceng Midah dengan lelusa tanpa takut dengan biasa cicilan bulan depan. Hanya saja kakak Sukro tetap mengingatkan agar Sukro bekerja dulu kalau sudah senang pacar-pacaran. Biar ada penghasilan.

57 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 51 Dan jangan membuat repot saya lgi nanti ya? kata kakak Sukro. Ah saya tak membuat repot, buktinya kini kita punya motor baru, yakan? Jawab Sukro. Sang kakak meninju kepalanya, Dasar tak tahu di untung. Tapi kok iya kamu malah beruntung ya. Hem..benar-benar gemblung jinurung edan kawarisan. Itulah Sukro yang edan kuwarisan, tapi jangan ditiru ya sobat, kerja dong kalau mau bonceng cewek. Lebih bagus lagi kalau dihalalin dulu gih... Paribasan (80): Nggepuk kemiri kopong Arti harfiahnya memukul kemiri kosong. Maknanya adalah melakukan pekerjaan berat yang tidak ada hasilnya. Entah siapa yang mulai menghembuskan isu, yang jelas kabar bahwa di dalam sumur itu terdapat perhiasan peninggalan zaman kuno, sudah menyebar luas. Orang kemudian ribut mengklaim itu sumur siapa dan siapa yang berhak untuk mengambil perhiasan kuno itu. Pak Lurah kemudian mengambil alih sumur tua dekat balai desa itu dan menempatkan hansip untuk berjaga-jaga. Rapat LKMD memutuskan bahwa perhiasan kuno dalam sumur itu akan diambil oleh perwakilandari seluruh RW. Masing-masing diminta mengirim dua oran untuk team penggalian. Pada hari yang telah ditentukan team yang terdiri dari delapan belas pemuda gotot mulai melakukan penggalian. Seorang turun ke dalam sumur dan menggali, dua orang menarik tanah galian. Sementara yang lain bergiliran setiap dua jam. Pada sore harinya mereka menemukan sebuah guci dari tembikar yang disegel. Orang-orang bersorak kegirangan. Ini pasti harta karun dari dinasti Syailendra! Kata seseorang. Bukan, jelas ini peninggalan Wangsa Sanjaya! Sanggah yang lain. Sok tahu kalian. Kalau dilihat fisiknya yang dari tembikar, ada kemungkinan ini lebih muda lagi. Mungkin zaman sultan Agung. Macam-macamlah komentar orang. Mereka hanya menebak-nebak saja, tetapi argumen dan dalilnya seolah arkeolog saja. Pak Lurah memeriksa guci tembikar yang baru saja dinaikkan. Dengan hati-hati Pak Lurah memindahkan tembikar itu ke atas meja. Saudara-saudara semua, kita berhasil menemukan harta karun peninggalan zaman kuno. Kita berharap harta ini adalah warisan nenek moyang yang diperuntukkan bagi kemakmuran desa kita. Namun

58 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 52 saudara, guci ini milik negara dan harus kita serahkan. Lhah kita berharap saja negara mau mengganti jerih payah kita ini dengan memberi ganti yang pantas. Setuju saudara? Setujuuuu... Serentak mereka menjawab. Petugas dari dinas purbakala kemudian membuka guci itu dengan hatihati. orang-orang berdebar-debar menantikan sambil saling ribut. Pasti emas! kata seseorang. Bukan, pasti batu permata simbol negara! Jelas bukan cuk! Paling isinya kelereng! timpal yang lain. Gerr, semua tertawa. Akhirnya guci berhasil dibukan setelah segel kayu berhasil dicopot. Pak Purbakala melongok isi guci dan tertawa. Saudara, guci ini isinya beras dari zaman kuno. Tampak masih bagus bulir-bulirnya. Luar biasa! Ini penemuan arkeolgi yang langka. Jangan khawatir saudara, negara akan mengganti penemuan ini dengan harga seratus kali lipat. Yang berarti satu kuintal gabah kering giling. Besok bisa diambil di gudang Bulog terdekat! Orang-orang tak dapat menahan tawa. Sementara delapan belas pemuda gotot tiba-tiba menjadi lunglai. Usaha kerasnya sejak pagi seolah hanya nggepuk kemiri kopong. Paribasan (81): Nampel puluk Arti harfiahnya menepis puluk, yakni kepalan tangan yang mau memasukkan nasi ke mulut. Maknanya adalah menggagalkan rejeki orang yang sudah di depan mata. Pak Khusen mengirim bufet raksasa yang dipesan oleh seorang pelanggannya, Pak Rudi. Buffet itu istimewa, besar dan berat. Dibutuhkan delapan orang untuk mengangkat ke lokasi penempatan. Itu pun juga harus dicari dahulu personil yang mengangkatnya. Akhirnya genap juga pekerja yang akan mengangkat. Mereka adalah abang becak di depan apotik Sriwijaya. Setelah siap mobil pikap yang membawa segera mundur agar tepat di pintu gerbang. Belum lagi mobil pikap berhasil masuk, sebuah mobil sedan tampak berhenti minta didahulukan. Tapi agaknya posisinya susah kalau pikap harus balik lagi. Sementara bagian atas mebel terjebak pada talang gantung. Jadi lebih baik menurunkan dahulu supaya pikap bisa segera pergi. Para penumpang mobil sedan mengalah. Mereka bahkan kemudian ikut melihat proses penurunan mebel itu. Wah ini mebel besar sekali Pak Rudi? kata mereka.

59 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 53 Iya pak. Sesuai ukuran kamar tamu. Jadi harus pesan ini Pak. Tak ada di toko. Jawab Rudi. Oh pesan ini ya? Mengapa tidak minta warna yang bagus pak kalau pesan. Sayang ini Pak. Coba kalau warnanya agak sedikit gelap. Cocok Pak untuk mebel ruang tamu itu. Pak Rudi memperhatikan dengan seksama dan mengangguk-angguk. Kok iya to. Wah ini gak cocok kalau di kamar tamu. Betul kan Pak kata saya? kata penupang mobil sedan itu, yang ternyata pegawai Bank Plecit Rakyat. Akhirnya Pak Rudi menyuruh membawa mebel itu kembali untuk dicat ulang. Pak Khusen geleng-geleng kepala sambil mengelus dada. Gagal bayaran dah! Sambil ngeloyor dia mendenkati pegawai bank dan berkata, Sampeyan itu tega nampel puluk. Saya hampir bayaran lho, jadi gagal. Sialan sampeyan! Paribasan (82): Opor bebek mateng awak dhewek Arti harfiahnya adalah opor bebek matang dengan sendirinya. Maknaya adalah berusaha dengan kekuatan sendiri agar dapat mandiri. Juan Jin sebenarnya anak orang kaya. Dan dia beruntung tinggal di desa, tempat dimana orang kaya dihargai lebih dari sesamanya. Namun hal itu pula yang membuatnya merasa jengkel. Dalam tradisi keluarga Juan Jin orang harus berlatih mandiri sejak kecil, dan tidak boleh hanya ongkang-ongkang kaki saja. Katanya itu tradisi keluarga Juan Jin yang harus dilestarikan. Karena tradisi itu pula keluarga Juan Jin dapat bertahan dari berbagai krisis sejak mereka masih tinggal di negeri Tiongkok, tiga ratus tahun yang lalu. Namun malang bagi Juan Jin, orang desa seolah tak peduli dengan tradisi itu. Maka ketika Juan Jin berusaha mandiri sejak kecil dengan berdagang pisang goreng, orang desa malah mentertawakan. Juan, kamu gak perlu jualan pisan goreng! Tinggal minta duit sama baba kamu, beres kan! Kata seseorang. Ah Juan, baba kamu itu payah. Tak kasihan sama anak! Payah! Oleh karena orang desa menganggap jualan Juan Jin hanya guyonan saja maka mereka juga tak serius. Kadang mereka membeli pisang tapi ngasih harga kelewatan. Ah, dikorting lah Juan. Seribu tiga ya? Nih uangnya. Gak habis ya? Bawa ke gardu saja, tuh banyak orang ronda. Lumayan dapat pisang gratis!

60 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 54 Ada-ada saja mereka itu. Namun memang ayah Juan Jin, Baba Juan tak ambil pusing. Sudahlah, kau jualan saja. Rugi pun tak apa. Yang penting kau tahu caranya jualan. Apa yang dilakukan Juan Jin dan saudara-saudaranya memang membuahkan hasil. Ketika dewasa mereka semua menjadi pengusaha sukses. Semua dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada orang tuanya. Di masa tuanya Baba Juan malah mewakafkan sebagian hartanya untuk kepentingan umum. Semua anaknya sudah bisa menjalankan prinsip hidup opor bebek mateng awak dhewek, berdikari sampai mandiri dengan usaha sendiri. Salut Baba Juan. Paribasan (83): Suku jaja teken janggut Arti harfiahnya adalah berkaki dada bertongkat dagu. Maknanya adalah melakukan sesuatu dengan susah payah namun tetap semangat. Kyai Kasan Besari adalah ulama kondang yang sangat dihormati oleh orang-orang desa. Selain ulama yang mumpuni Kyai Kasan adalah seorang petani ulet. Dia sering ditemukan pada jam-jam tertentu masih mencangkul sendiri di sawah. Orang-orang kadang heran, Kyai Kasan kan punya murid banyak, kok tidak menyuruh muridnya saja. Namun Kyai Kasan punya alasan sendiri. Masa iya untuk makan diri sendiri saya harus menyuruh orang lain untuk menanamnya? Kelak bagaimana aku mempertanggung jawabkan di hadapan Allah jika urusan pribadiku saja ditangani orang lain. Oleh sebab itu pula murid-murid Kyai Kasan sering kali menunggu sang Kyai selesai macul dahulu baru dapat menimba ilmu. Perjalanan menuju Allah itu sulit, jalannya terjal, upayanya keras dan satu hal lagi; tidak boleh diwakilkan. Harus bersusah payah dalam menapakinya, ibaratnya suku jaja teken janggut. Beda dengan jalan bersama Iblis, upayanya mudah dan modalnya murah. Kalau aku berjalan menuju Allah tapi kok jalannya mudah, aku khawatir telah salah jalan. Filosofi hidup yang khas orang desa. Itulah sebabnya sampai hari ini masih tersedia sepiring nasi di meja makan, setiap pagi, di rumah-rumah semua orang di negeri ini.

61 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 55 Paribasan (84): Jajah desa milang kori Arti harfiahnya adalah memasuki setiap desa dan menghitung pintu. Maknanya adalah bepergian ke mana-mana, setiap daerah dan tempat disinggahi. Abah Dahlan Iskan, begitu dia dipanggil, adalah mantan menteri BUMN era Presiden SBY. Dahulu sebelum menjabat mentri beliau adalah Dirut PLN dan jauh sebelumnya adalah direktur koran Jawa Pos. Kini setelah pensiun dari semua jabatan beliau seharusnya bisa menikmati hidup dengan mengandalkan laba berbagai perusahaan dan uang pensiunnya. Namun bukan Dahlan Iskan kalau mau berpangku tangan, atau ongkangongkang kaki. Dahlan Iskan mengambil langkah beresiko dan menantang sebagai pengisi hari tuanya, keliling Amerika. Berbagai tempat telah beliau singgahi, mulai Texas, Niagara, Laredo, New York, sampai ke pedalaman Amerika seperti di Hays. Kebiasaan beliau adalah mencari masjid untuk ikut berjamaah dengan umat Islam di sana. Praktis dia bertemu dengan para imigran muslim yang menetap atau sedang musafir di Amerika dari berbagai budaya dan aliran. Dengan tatacara mereka yang khas dalam ibadah. Meski ada tugas besar dalam setiap perjalannya, Abah Dahlan menikmatinya seolah sedang piknik. Pengalamannya njajah desa milang kori di Amerika kemudian dituangkan ke dalam situs pribadinya, disway.id. Selamat Piknik Abah Dahlan! Paribasan (85): Jabung alus Jabung adalah getah pohon yang sangat lengket. Arti harfiahnya adalah menempel dengan halus. Makna peribahasa ini adalah menipu atau membujuk dengan perkataan yang manis dan ramah.

62 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 56 Duryudana sedang njabung alus, membujuk agar Prabu Salya membantunya Ilustrasi dari kitab Mahabharata terbitan Gorakhpur Geeta Press (dimuat Wikipedia) Prabu Salya telah menyiapkan balatentara menuju padang Kuruksetra. Dia sudah bertekad untuk membela Pandawa. Dua keponakannya yang telah yatim-piatu itulah alasannya untuk bergabung. Sejak kecil Nakula dan Sadewa, putera dari mendiang adiknya, Madrim, sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Teramat besar kasih sang Prabu Salya kepada keduanya. Memang ini perang yang membingungkan. Di satu pihak ada keponakan yang sangat dikasihi. Di lain pihak ada anak dan menantu, darah dagingnya sendiri. Para ksatria Kurawa adalah menantu-menantunya, Prabu Duryudana menikah dengan anaknya, Banuwati dan Senapati Karna menikah dengan Surtikanti. Dua putrinya akan jadi janda jika mereka tewas dalam perang. Namun karena panggilan kebenaran, Salya memilih untuk berpihak kepada Pandawa. Akan tetapi keberpihakan itu tidaklah mudah. Jelas para ahli strategi Kurawa menangkap kegalauan yang amat besar di hati Prabu Salya. Mereka merencanakan trik yang sangat halus. Di sepanjang rute yang akan dilalui Prabu Salya dari negeri Madra ke Kuruksetra telah dibangun pondok-pondok untuk singgah. Setiap saat pasukan Salya mendapat penghormatan dan jamuan yang ramah. Prabu Salya merasa

63 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 57 dihargai dan dihormati dengan cara yang membuat hatinya berkenan. Ketika hampir tiba di Kuruksetra Prabu Anom Kurupati (Duryudana) sendiri yang menyambutnya. Dengan bertingkah sopan, memberi hormat dan mangestu pada kepada sang mertua. Adipati Karna yang biasa bermulut lancap pun kali ini selalu berkata manis. Prambu Salya bimbang, terutama setelah tahu bahwa pondok-pondok yang disinggahi pasukannya di sepanjang perjalanan adalah pekerjaan Duryudana. Dan Duryudana pun tanggap. Rama Prabu segala keselamatan ananda saya serahkan kepada Rama Prabu sebagai senapati Perang. Siapa lagi yang bisa saya minta perlindungan selain rama Prabu sendiri. yang sudah saya anggap sebagai ayah sendiri. Prabu Salya akhirnya tebujuk ikut ke barisan Kurawa, karena tindakan halus Duryudana yang melakukan jabung alus, terus menempel dengan ketat sepanjang jalan. Namun kegalauan tetap merayap di hati Prabu Salya. Itu sebabnya ketika menjadi sais Karna dia tidak sepenuh hati menjalankan tugas. Akibatnya Karna tewas di tangan Arjuna. Dan ketika Salya akhirnya menjadi Mahasenapati, dia memilih tewas di tangan keponakan yang sangat dia hormati karena kejujurannya, Puntadewa. Sebuah lembing jelmaan pusaka serat jamus Kalimasada menembus dadanya. Paribasan (86): Kebak sundukane Arti harfiahnya adalah sudah penuh sundukannya. Maknanya adalah sudah lengkap perbuatan buruknya. Halayuda benar-benar terjepit. Dia sudah tidak bisa bergerak lagi. Semua teman yang dulu seperjuangan sekarang menjadi musuh baginya. Tidak ada lagi sekutu baginya. Semua itu akibat ulahnya sendiri. Dahulu ketika Patih Nambi baru diangkat Halayuda sudah menghasut dengan menyebarkan berita kalau Nambi tidak pantas menjadi patih amangkubumi. Dia kemudian menghasut agar Ranggalawe menuntut Jabatan itu. Halayuda belum puas kalau orang-orang yang dibencinya belum sirna. Dia menghasut pula kepada Nambi untuk menghabisi Ranggalawe. Akhirnya Nambi mengerahkan pasukan Majapahit. Kebo Anabrang turun tangan membereskan Ranggalawe dengan membunuhnya dalam pertempuran di sungai tambak beras. Paman Ranggalawe, Lembu Sora tidak tahan melihat cara Kebo Anabrang membunuh Ranggalawe. Dia kemudian membunuh Kebo Anabrang dari belakang.

64 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 58 Kelak Halayuda pula yang menghasut anak Kebo Anabrang agar menuntut balas. Raja kemudian menghukum Lembu Sora atas perbuatannya membunuh Kebo Ananbrang. Namun tampaknya Halayuda belum puas juga. Nambi pun difitnah sebagai pemberontak sehingga dia pun tewas diserang pasukan Majapahit ketika berada di rumah orang tuanya. Akhirnya Halayuda diangkat sebagai mahapatih menggantikan Nambi. Hal itu terjadi setelah semua rekan seperjuangannya dalam mendirikan Majapahit disingkirkannya. Walau sudah menjadi Mahapatih apa yang akan dilakukannya kini? Sedang dirinya sudah penuh dosa, sudah kebak sundukane. Semua orang membencinya kini. Satu persatu musuhnya keluar hendak membalas dendam. Sebentar lagi dia habis. Paribasan (87): Kesandhung ing rata, Kabentus ing tawang Arti harfiahnya adalah tersandung tanah rata, terbentur oleh langit. Maknanya menemui kecelakaan tanpa diduga atau kecelakaan yang sepele. Bobby Leach adalah penantang maut kelas wahid. Berkali-kali atraksi berbahaya dia lakukan. Tahun 1910 dia terjun ke pusaran sungai Whirpool dengan mengarungi jeram-jeram berbahaya dalam sebuah tong. Itu tak cukup baginya. Tahun 1911 dia melakukan hal yang sama di atas air terjun niagara. Dia selamat meski keadaannya parah. Dua tempurung lututnya pecah dan rahangnya patah. Kegemarannya masuk tong dan dihanyutkan di sungai telah mengantarkannya ke berbagai belahan dunia, di Amerika dan Eropa. Dan dia selalu selamat, bak punya seribu nyawa. Setelah berkali-kali selamat dari aksi yang membahayakan nyawa ini, Bobby Leach akhirnya meninggal akibat perkara yang sepele. Saat melakukan tur di Selandia Baru, dia terpeleset kulit jeruk. Ia kemudian menderita gangrene yakni kematian jaringan tubuh di kaki dan harus diamputasi. Kecelakaan yang dialaminya sungguh tak disangka akan menyebabkan kematian. Akhirnya, ia pun mengembuskan napas terakhir akibat komplikasi. (Sumber national geographic).. Kalau dibanding dengan marabahaya yang telah ditempuhnya, kecelakaan yang dialami Bobby Leach ibarat kesandhung ing rata, kabentus ing tawang. Kecelakaan yang tak terduga.

65 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 59 Bobby Leach dan tong yang dia pakai untuk mengarungi sungai-sungai (Sumber: nationalgeographic.grid.id) Paribasan (88): Karubuhan gunung menyan Arti harfiahnya adalah tertimpa runtuhan gunung menyan. Maknanya adalah mendapat keberuntungan yang sangat besar. Semula di melakukannya sebagai hobi. Dasarnya memang pecinta tumbuhan dan tananam. Kalau tanaman atau bunga yang bagus pasti dia tertarik untk menanam. Pekerjaannya sehari-hari adalah satpam, profesi yang jauh dari dunia tanaman. Rezeki kadang datang tak terduga, itu pula yang dialami Pak Bendhot, tokoh kita ini. Sepuluh tahun yang lalu dia membeli tujuh pohon Anthurium Jemani. Pohonnya bagus. Saya suka aja! itu katanya. Kini tujuh pohon itu telah menjadi indukan besar yang berbunga dan berbuah. Setiap pohon idukan bisa menghasilkan ribuan anakan. Ketika musim Jemani booming beberapa tahun lalu, Pak Bendot untung besar. Saya sampai tak bisa berkata-kata Mas. Bisa bunga seperti itu menghasilkan uang yang sangat banyak. Subhanallah. Luar biasa! Katanya haru.

66 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 60 Jauh sebelum Jemani booming dia memang sudah membudidayakan. Dengan modal tujuh indukan itu dia telah mempunyai ribuan bibit Jemani siap jual. Bahkan dia sempat kewalahan menangkarkan benihnya. Tiga dari tujuh indukannya waktu itu kemudian dijual seharga masing-masing 100 juta. Ketika ditanya berapa pendapatannya ketika booming Jemani itu. Pak Bendot hanya menjawab diplomatis. Wah banyak mas. Saya ini ibaratnya karubuhan gunung menyan. Sampai tak bisa menghitung saya. Karena untung saya bukan hanya uang yang melimpah tapi juga bertambah sanak saudara dan mendapat banyak teman sesama penyuka tanaman hias. Itu luar biasa. Luar biasa Pak Bendot ini. Rejeki orang memang tak bisa diduga. Paribasan (89): Kandhang langit kemul mega Arti harfiahnya adalah berkandang langit berselimut mega. Maknaya adalah hidup yang sangat menderita, sampai tak punya apa-apa. Sejak ada program rumah DP 0 rupiah, Slamet bernapas lega. Harapannya kembali bangkit untuk mempunyai rumah sendiri. Sebagai manusia gerobak yang tidur di jalanan Slamet jelas butuh tempat berteduh. Sesederhana apapun itu, entah tipe 21 atau tipe15 atau bahkan tipe 9, dia pasrah. Itu dirasa lebih layak ketimbang rumahnya sekarang yang tipe 2x1 portable, alias gerobak bututnya itu. Memang keadaan Slamet amat memprihatinkan. Setiap hari dia keliling mencari sampah dengan gerobaknya itu. Setelah menyetor ke pengepul sampah dia buru-buru membersihkan gerobaknya untuk nanti malam disulap menjadi rumah, tempat untuk tidur. Karena parkirnya tak tetap dia juga tak punya sarana lain. MCK dan makan dapat dilakukan dimana saja. Kadan di toilet umum atau di masjid-masjid. Dia selalu berpindah-pindah agar rejekinya yang tak seberapa itu tidak mandeg. Ketika ditanya warga, sampeyan kok tidak ngontrak aja atau mencicil rumah? Slamet selalu menjawab, Saya punya rumah besar, dunia seisinya ini dan saya tak perlu takut dingin karena berselimut mega. Kata pepatah Jawa; kandhang langit kemul mega. Tapi tampaknya jawaban Slamet akan lain, di bulan-bulan mendatang. Itu kalau rumah DP 0 rupiah terlaksana. Sabar ya Met!

67 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 61 Paribasan (90): Cerak kebo gupak Arti harfiahnya adalah dekat dengan kerbau akan terkena lumpur. Karena kerbau adalah ewan yang suka berkubang, jadi tubuhnya akan selalu berlepotan lumpur. Siapa saja yang dekat akan beresiko terkena. Makna paribasan ini adalah jika kita dekat dengan orang jahat kita akan terpapar kejahatannya. Pak Modin pusing tujuh keliling. Sudah tiga bulan ini berturut-turut dia selalu dipanggil oleh guru BP di sekolah Nandang, anaknya yang baru SMP. Yang terakhir dia diultimatum; kalau tidak bisa mendidik anaknya di rumah si anak akan dikeluarkan dari sekolah. Pokok persoalannya adalah si Nandang ini sering dilaporkan oleh teman sekolahnya mencuri onderdil kendaraan para guru. Sering kelihatan nongkrong di perempatan jalan menggoda gadis-gadis. Dan yang parah, pernah ketahuan merokok di kantin Pak Ono. Tukang kebun yang mantan preman itu. Siang ini sepulang dari menghadap guru BP Pak Modin sangat marah karena ultimatum Pak Guru tadi. Dia kemudian memanggil anaknya si Nandang. Nandang! Bapak sangat malu karena kata gurumu tadi engkau sering berbuat jahat di luar sana. Apa bapak pernah mengajarkan yang demikian itu padamu? Apakah kamu tidak melihat kedudukan bapakmu ini yang selalu memberi nasihat kepada banyak orang. Kok malah anaknya sendiri nakal gak ketulungan. Bagaimana kamu ini, Nandang? Nandang hanya bisa gemetar mengetahui bapaknya marah. Dia harus menjawab dengan hati-hati kalau tidak ingin tabung gas melayang ke kepalanya, seperti yang terjadi minggu lalu pada pamannya. Dia tahu ayahnya sangat tidak toleran dengan anak nakal. Anu Pak, e..eh, sebenarnya bukan saya pelakunya Pak. Teman-teman saya yang melakukan! Siapa? Dandung dan Gombloh! Lalu mengapa engkau bisa tertuduh? Mereka langsung lari ketika kepergok, sedangkan saya tak bisa lari kencang. Jadi orang tahunya saya yang mengambil. Nandang masih gemetar, tampak celananya basah. Pak Modin menarik napas panjang. Dia tahu anaknya jujur. Makanya Ndang, kalau bergaul itu memilih teman yang baik. Kalau kau berteman dengan orang jahat engkau akan terkena akibatnya, atau malah nanti bisa ikut-ikutan jahat. Ibaratnya cerak kebo gupak! Paham kamu ya?

68 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 62 Eh..i..iya Pak! Nandang ngompol beneran! Paribasan (91): Keduwung nguntal wedhung Arti harfiahnya adalah menyesal memakan pisau. Maknanya adalah menyesali suatu perbuatan tetapi sudah terlambat. Sudah terlanjur berbuat, akan mundur sudah tak bisa, maju pun susah. Entah bagaimana mulanya, Patih Patih Pringgalaya kini hanya bisa meratapi nasib. Hidupnya kini tak menentu. Belanda tak lagi mempercayainya. Raja pun sudah angkat tangan tidak bisa menolongnya. Sementara, seteru abadinya, Pangeran Mangkubumi kini sudah menjadi raja yang berkuasa dan ditakuti Belanda. Dia ingat akan sumpahnya dulu ketika Pangeran Mangkubumi masih memberontak. Kalau saja dia berhasil dirinya lebih suka keluar dari keraton untuk hidup mengembara, meninggalkan semua kedudukan sebagai pejabat. Kini apa yang disumpahinya telah terjadi. Dan ternyata dia merasa berat untuk menepatinya. Segala usaha telah dia kerahkan agar seterunya itu lenyap, namun justru bertambah kuat. Seolah angin berbalik, kini Belanda yang selalu dia bantu pun tak lagi berpihak kepadanya. Terakhir dia kena semprot Letnan Gubernur Nicholas Hartingh akibat pendapatnya yang kukuh mempertahankan beberapa wilayah agar tak jatuh ke tangan Mangkubumi. Kini Nicholas Hartingh sangat marah kepadanya dan menuduhnya sebagai orang yang menghambat perdamaian. Eh..hmmm. Pringgalaya mendesah pelan, membuang galau yang meliputi hati. Tak juga dia mendapat titik terang. Nasibnya memang sudah habis kini. Sebentar lagi dia akan dicopot dari jabatan patih. Kekuasaannya akan dilucuti dan boleh jadi dia akan dibuang. Posisinya sudah keduwung nguntal wedhung. Menyesal tapi jalan untuk memperbaiki semuanya sudah terlambat, sedang di hari esok kesengsaraan sudah terbayang. Hanya ada satu cara untuk menyelesaikan itu semua. Yah, hanya itu caranya. Perlahan Pringgalaya mengambil warangan dan mencampurnya dengan perasan jeruk nipis, sedikit gula akan membuatnya tidak terasa pahit. Akhirnya yang terjadi mesti terjadi dan menjadi catatan sejarah hitam keraton Surakarta. Ah, Pringgalaya. Hmmm...

69 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 63 Paribasan (92): Kerot ora duwe untu Arti harfiah kerot-kerot adalah bunyi gesekan antara dua gigi atas dan bawah. Makna paribasan ini adalah akan melakukan pekerjaan tapi tak punya sarana yang cukup. Ki Bekel Dadya Tinumbala sebenarnya ingin agar penikahan putrinya diramaikan dengan meriah. Karena ini adalah pernikahan terakhir dari anak-anaknya yang berjumlah delapan. Ketika anak pertama menikah dahulu Ki Bekel masih berstatus magang karena mertuanya, Ki Bekel Dadya Mulyaharja masih menjabat. Maka dia tak mampu menyelenggarakan pesta. Hanya cukup menikahkan anaknya dihadapan pak Modin saja. Selanjutnya ketika anak-anaknya yang lain menikah negara dalam keadaan peperangan yang berkelanjutan. Kini dia merasa keadaan telah aman selama bertahun-tahun, seharusnya dia dapat mengadakan pesta pernikahan dengan meriah. Acara itu juga sekaligus akan menjadi ajang reuni untuk mengumpulkan sanak saudara, teman-teman pondoknya dahulu dan para kolega di pemerintahan. Sudah lama Ki Bekel menunggu hal itu terjadi. Namun yang menjadi masalah, pernikahan putrinya baru terlaksana saat usia Ki Bekel sudah 95 tahun. dalam usia selanjut itu apa yang bisa dilakukan Ki Bekel. Jabatan sudah lama diserahkan kepada negara, takkan mampu lagi dia menyelenggarakan pesta meriah. Diantara teman dan kolega hanya tinggal Ki Pujanagara yang masih hidup. Reuni dengan teman yang diangankan Ki Bekel jelas takkan terwujud. Keadaan Ki Bekel sudah kerot ora duwe untu. Walau kehendaknya masih ada, sarananya sudah tak tersedia. Paribasan (93): Kulak warta adol pangrungon Arti harfiahnya adalah memborong berita dan menjual apa yang dia dengar. Makna paribasan ini adalah menyebarkan berita tanpa diklarifikasi, apa yang dia dengar langsung disebarkan. Akhir-akhir ini, sejak marak penggunaan telepon pintar dan kemudahan sarana komunikasi banyak tersebar berita bohong atau hoax. Sejak platform komunikasi berindah ke aplikasi berbasis data seperti Whatsapp, Facebook, Instagram dan media jaring sosial yang lain, penyebaran berita memang menjadi sangat mudah. Terutama sejak adanya tombol sialan yang bernama share. Dengan sekali memencet

70 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 64 tombol digital itu, tersebarlah apa yang baru saja dibaca ke seluruh penjuru jejaring sosial yang bersangkutan. Banyak orang yang tidak peduli lagi, apakah berita yang di-share tadi benar atau tidak. Mereka menganggap remeh validitas sebuah berita. Toh kalau tidak benar juga berita baik akan menginspirasi, begitu pikir mereka. Orang-orang ini telah meremehkan kenyataan bahwa jika berita itu tidak benar maka itu berarti sebuah kebohongan. Namun sejatinya perilaku demikian sudah dilakukan oleh orang-orang sejak zaman dahulu. Oleh karena itu para leluhur mengingatkan agar kita tidak melakukan hal tersebut. Mereka mempunyai ungkapan untuk menggambarkan hal tersebut, yakni aja sok kulak warta adol pangrungon. Paribasan (94): Kuping budheg dikoroki Arti harfiahnya telinga tuli dibersihkan. Maknanya adalah mengatakan kepada orang tak tahu, akhirnya malah merugikan. Dul Kempul untung besar. Luar biasa! Yes! Begitu pekiknya tadi. Seharian mancing di tempat sepi, eh... dia tidak mendapatkan satu ikan pun. Ketika mau berhenti, dengan perasaan dongkol. Eh... ada tas kecil nyangkut di kailnya. Tampaknya tas bagus, entah dari mana. Tapi yang bikin kaget adalah isinya, 4 juta rupiah. Bergegas dia keluar dari tempat mancingnya. Ketika hendak menuju jalan besar tampak olehnya banyak orang dan polisi. Ada apa itu Pak? Tanya Dul Kempul pada seseorang yang baru datang membawa pnacing juga. Oh, itu ada kecelakaan mobil tadi. Bisa kecebur sungai. Semua penumpangnya selamat, tapi ya bisnya gak ketulungan karena nyemplung di tengah sungai. Tuh di atas sana! Dul Kempul menduga, tas yang ia temukan adalah milik penumpang bus yang kecebur. Boleh jadi polisi itu sedang merazia barang-barang yang hilang. Dia tak mau dituduh mencuri, dan sayang juga uang 4 juta nanti diambil, padahal ia sedang butuh. Akhirnya Dul Kempul kembali ke tempat mancingnya yang tersembunyi, menyembunyikan tasnya di bawah semak-semak dekat pohon pisang. Dia kemudian kembali ke jalan, tapi kok kepikiran tas itu lagi. Oh ya, si bapak yang juga mancing tadi bisa dititipi. Pak saya pulang sebentar, saya titip tas saya di bawah pohon pisanng itu, kalau ada yang ngambil sampeyan larang ya?

71 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 65 Oh ya nak! Malam harinya Dul Kempul ditemani Dul Robot kembali untuk mengambil tas itu. Masih utuh. Tapi isinya kok...tinggal ? lha lainnya kemana? Waduh, pasti si bapak itu tadi! Dul Robot yang menyertai Dul Kempul tertawa, Bodoh kamu Pul, orang tidak tahu kok kamu kasih tahu. Ibarat kuping budheg dikoroki. Tentu saja dia penasaran. Tapi mending kau masih kebagian Pul. Hahaha... Lha iyo to, kuping budheg kok dikoroki. Salahmu dhewe Dul... Paribasan (95): Mecel manuk miber Arti harfiahnya adalah membuat pecel burung yang masih terbang. Maknanya orang yang serba tercapai apa yang diinginkan. Pada suatu hari Ki Juru Mudhi menemani seorang bule dari Amerika ke Waduk Wadas Lintang. Hujan rintik-rintik ketika mereka sampai di bendungan. Bule itu menyuruh Ki Juru berhenti sebentar untuk melihatlihat pemandangan yang asri. Sampai jauh di sana, yang tampak hanya air. Entah dimana ekor dari waduk yang besar ini, tak kelihatan. Jajaran pegunungan menyembunyikan ujung waduk yang dibuat di era Presiden Soeharto ini. Wah Ki pemandangan di sini sangat indah ya. Aku pengin punya villa di sana itu Ki. Pasti kalau suasana hujan begini sangat menyenangkan untuk tetirah. Bisa menghilangkan stress. Ki Juru dalam batin tak percaya dan menganggap perkataan itu sekedar guyonan. Maka dia menanggapi ringan dan mengiyakan saja. Betul Tuan, itu bagus buat villa. Adem dan sejuk! Namun dia kaget ketika Bule itu mengajak mencari pemilik gunung itu. Itu gunung besar Tuan. Harganya pasti mahal dan mungkin tidak dijual oleh semua pemiliknya. Kita coba dulu Ki. Belum mencoba kok sudah pesimis! Ki Juru manut saja. Dan akhirnya dia menemukan pemilik tanah itu, lebih tepatnya gunung itu. Seorang seniman bernama Ki Wahyono. Itu tidak dijual Mister! Untuk apa dijual wong saya tidak sedang butuh uang? Tapi saya ingin memiliki tanah itu. Bagaimana kalau saya tukar di tempat lain? Jadi saudara tetap punya tanah. Saya kasih tanah yang lebih produktif. Bagaimana? Tapi itu mahal Mister. Karena tanahnya seluas 10 hektar dan bukan hanya punya saya sendiri. ada beberapa saudara dan tetangga.

72 Kajian Sastra Klasik 100 Paribasan Jawa 66 Silakan dirundingkan dulu. Kalau sudah sepakat silakan bicara. Sekarang juga. Kok maksa sih tuan! Iya mumpung saya masih di sini. Saya hanya lewat lho. Kalau saudara tidak cepat kesempatan hilang. Ya tuan, tapi tanah mana yang akan dipakai ganti? Saudara tunjuk saja tanah yang akan dijual nanti saya yang bayar! Mereka berunding dan sepakat untuk tidak menjualnya. namun kalau menolak orang bule itu pasti akan membujuk lagi. Jadi mereka meminta tanah lapang di sebelah jalan raya Kuthaarja sebagai ganti. masingmasing dari sepuluh orang pemiliknya minta sepuluh hektar. Jadi 100 hektar tanah lapang dekat jalan raya. Biar saja sekalian tidak tanggungtanggung mintanya. Wong mereka juga sebenarnya enggan menjual. Hitung-hitung menolak halus. Ah, begitu saja kok lama negonya. Mbok dari tadi ngomong. Saya setuju. Tapi Tuan, apakah tuan punya duitnya? Itu...itu mahal sekali lho... Ya saya tidak membawa, tapi kalau Anda semua serius segera saya wujudkan. Ini saya beri tanda jadi 10 Milyar dulu. Nanti segera diurus staf saya. Ok ya! Ini kartu nama saya. Bule itu meninggalkan mereka dengan uang 10 M. Sampai-sampai Ki Wahyono pingsan ketika menerima uang sebanyak itu. Tapi siapa sih bule itu kok beraninya membeli tanah gunung dengan harga sangat tinggi. Mereka membaca kartu nama yang diberikan, dan tertera disana namanya dengan jelas. Wooow...lha pantes dia orangnya. Lha mbok ibarat mecel manuk miber, keinginan orang ini akan terlaksana.

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang Para Lakon: 1. Bapak :... 2. Sulung :... 3. Peternak :... 4. Bungsu :... Adegan 1. Seorang bapak setengah baya nampak sedang berbincang-bincang

Lebih terperinci

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan.

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan. Bab 4 Pekerjaan Peta Konsep Pekerjaan Pekerjaan yang Menghasilkan Barang Jenis-Jenis Pekerjaan Mencakup tentang Mencakup tentang Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa Semangat Kerja Terdiri atas Alasan Orang

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah BAGIAN PERTAMA Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah 2 MOTIVASI HIKMAH 1 Cinta Sang Wanita Penghibur Apakah ada di dunia ini orang tua yang rela menghancurkan hidup anak kandungnya? Apa kau tahu rasanya hidup terkatung-katung

Lebih terperinci

Arif Rahman

Arif Rahman INT. DESA SANGIA - PAGI HARI Dengan penuh makna hidup, setiap pagi dan bangun lebih cepat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk ke sawah demi tetap merawat tanaman mereka agar selalu sehat. Di saat yang

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa Anam Rufisa Catatan Anak Kelinci Penerbit Ana Monica Rufisa Catatan Anak Kelinci Oleh: Anam Rufisa Copyright 2010 by Anam Rufisa Penerbit Ana Monica Rufisa Website: http://anamrufisa.tumblr.com/ Email:

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

SERI BACAAN ORANG TUA

SERI BACAAN ORANG TUA 32 SERI BACAAN ORANG TUA Kesiapan Anak Bersekolah Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

JENIS- JENIS PEKERJAAN

JENIS- JENIS PEKERJAAN JENIS- JENIS PEKERJAAN Apakah yang dimaksud pekerjaan? Jenis pekerjaan apa saja yang ada di sekitar tempat tinggalmu? Pekerjaan apa yang menghasilkan barang dan jasa? Bagaimana cara melakukan pekerjaan?

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 1. Perhatikan penggalan teks fabel di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang

Lebih terperinci

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah SATU Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah sekali. Namaku Reginia, Nia begitu sapaan orang-orang kepadaku. Aku dan suamiku Santoso baru saja pindah rumah. Maklum saja, aku dan Santoso adalah

Lebih terperinci

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama ,, DAN KERETA API By El Johan Kristama 2011-El Johan Kristama Perancangan Film Kartun NIM 09.11.2906 09-S1TI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA eljohan.mail@gmail.com Sinopsis Naskah ini menceritakan tentang kisah

Lebih terperinci

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca.

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK A. MEMBACA CERITA Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. Kompetensi Dasar Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Indikator 1. Mampu

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

TIMUN EMAS. Nyi Loro Kidul. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Nyai Dasima. Dongeng Kera Sakti. Asal Usul Rawa Pening. Buaya Perompak. Leny M.

TIMUN EMAS. Nyi Loro Kidul. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Nyai Dasima. Dongeng Kera Sakti. Asal Usul Rawa Pening. Buaya Perompak. Leny M. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara TIMUN EMAS Si Manan dan Si Beku Nyai Dasima Pengalaman I Kodok Asal Usul Rawa Pening Dongeng Kera Sakti Buaya Perompak Dongeng Durbet Asal Mula Bukit Demulih Nyi Loro Kidul

Lebih terperinci

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya. Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang

Lebih terperinci

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Berita duka menyelimuti kerajaan Airllie, patih kerajaan itu meninggal dunia karena tertimpa bebatuan yang jatuh dari atas bukit saat sedang menjalankan tugas

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 1. Bacaan untuk soal nomor 2-4 Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba

Lebih terperinci

Bab 1. Kehilangan mimpi

Bab 1. Kehilangan mimpi Bab 1 Kehilangan mimpi Disuatu daerah didesa yang kecil,daerah surabaya tepat dekat daerah nganjuk hidup seorang wanita yang selalu gigih dalam bekerja keras demi menghidupi ketiga anaknya, bersama sang

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12 Dahulu, di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Laku Leik. Ia adalah raja yang bengis dan kejam. Ia tidak segan-segan menganiaya, bahkan

Lebih terperinci

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung.

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung. Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung Dia lahir dari pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah Pekerjaan

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

Beras Warisan Sang Istri

Beras Warisan Sang Istri Supir Taksi Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop taksi untuk mengantarnya pulang. Kebon Jeruk ya Pak Sopir taksi itu hanya menggangguk, selama perjalanan

Lebih terperinci

Asal Mula Candi Prambanan

Asal Mula Candi Prambanan Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG.

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. Sultan Agung Mataram adalah seorang raja yang arif dan bijaksana, dekat dengan rakyat jelata dan memperhatikan kepentingan negara menjadikannya dipuji dan dikagumi

Lebih terperinci

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen Keberanian Manusia Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Tukang Grafir Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan dia adalah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya akhir-akhir ini, dia takkan bercerita

Lebih terperinci

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar Oleh: Astari Ulfa Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar terang di langit. Bintang-bintang juga tampak kerlipnya, walaupun samar, kalah oleh cahaya rembulan. Malam ini penduduk Negeri Zaira

Lebih terperinci

Indonesian Continuers

Indonesian Continuers 2015 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers ( Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan nenek.

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski. Peristiwa heboh yang terjadi saat pertandingan besar antara kesebelasan PERSIKABA dan TIMNAS masih hangat menjadi perbincangan. Begitupun halnya yang tengah hangat diperbincangkan di Sekolah Dasar Baitunnur.

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah?

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah? ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah? Nanti keceritakan. Aku mengambil seiikat bunga tulip yang ada

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA MINGKIAJA HANYA KAMU BAB 1 AMANDA Hanya dengan memandangi fhotomu membuat hatiku damai, tetapi hanya sebatas itu yang dapat aku lakukan. Saat ini dirimu menjadi milik lelaki lain, lelaki yang sebenarnya

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

Loyalitas Tak Terbatas

Loyalitas Tak Terbatas Loyalitas Tak Terbatas Agra Utari Saat orang bertanya pada saya, Hal favoritmu di dunia ini apa, Gra? Saya selalu dengan pasti menjawab, Anjing. Ya, saya sangat cinta dengan makhluk berkaki empat ini.

Lebih terperinci

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata, Pindah Kelas Kring... Kring... Aku tidak mendengarkannya dan masih dalam mimpi. Setelah setengah jam terlewat, kring...! Ya ampun sekarang sudah jam 06.10, aku sudah telat. Dengan secepat mungkin, aku

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yaitu 1) gurat nasib, 2) kucing

Lebih terperinci

Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript

Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript 2013 H I G H E R S C H O O L C E R T I F I C A T E E X A M I N A T I O N Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text FE FE Bagaimana perayaan Natal? Cukup

Lebih terperinci

ASEP DI JAKARTA. Sebuah novel karya Nday

ASEP DI JAKARTA. Sebuah novel karya Nday ASEP DI JAKARTA Sebuah novel karya Nday ASEP DI JAKARA Oleh: Nday Copyright 2013 by Nday Dulu saya pikir Indonesia itu Jakarta. Pemahaman saya tentang Indonesia itu absurd... Setelah saya keliling Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, Marina Asril Reza, Visimedia

BAB II DATA DAN ANALISA. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, Marina Asril Reza, Visimedia 3 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data www.dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/timun-emas 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, Marina Asril Reza, Visimedia Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, Sumbi

Lebih terperinci

Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya.

Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya. Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 1. Dia sudah diperingatkan supaya jangan keluar dari lingkaran, tetapi dia tetap nekat. Saat kelinci sadar, dia melihat Singa

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. SAHABAT PERTAMA Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. Lisha ayo cepat mandinya! Nanti kamu terlambat lho! kata mama dari bawah. Akhirnya Lisha turun dari lantai

Lebih terperinci

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan Kodokhitamputih Dkk #Cintaitu Penerbit Kodok Hitam Putih Bekerjasama dengan Nulisbuku.com Proyek Buku Bersama - #Cintaitu Oleh: Tuan Kodok Dkk Copyright 2011 by Kodokhitamputih Penerbit Kodok Hitam Putih

Lebih terperinci

budi pekerti pelajaran 11

budi pekerti pelajaran 11 pelajaran 11 budi pekerti Standar Kompetensi 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng. Kompetensi Dasar 5.2 Menyebutkan isi dongeng. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 1 2 3 4 1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 2. Siapa bersungguh-sungguh, mendapat. 3. Siapa yang sabar beruntung. 4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya. 5. Pergaulilah orang yang punya kejujuran

Lebih terperinci

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suatu hari dalam pertemuan para frater, bruder, dan suster yunior, diadakan sharing pengalaman waktu di formasi

Lebih terperinci

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu. Sahabat Terbaik Hari Minggu pagi yang cerah ini seharusnya adalah waktu yang menyenangkan untuk olahraga bersama sahabat terdekat. Sayangnya, hari ini Femii sedang tidak enak badan, perut dan punggungnya

Lebih terperinci

TRILOGI NOVEL MARITO

TRILOGI NOVEL MARITO TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam

Lebih terperinci

06FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

06FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Folklore Fakultas 06FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

Suatu hari, datanglah Sunan Kalijaga ke kediaman Ki Ageng Pandanaran dengan mengenakan pakaian compang-camping layaknya seorang tukang rumput.

Suatu hari, datanglah Sunan Kalijaga ke kediaman Ki Ageng Pandanaran dengan mengenakan pakaian compang-camping layaknya seorang tukang rumput. KI AGENG PANDANARAN Ki Ageng Pandanaran atau bernama asli Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sunan Bayat atau Sunan Tembayat adalah Bupati Kedua Semarang (kini Kota Semarang), Jawa, Tengah Indonesia. Selain

Lebih terperinci

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Sinopsis Kisah bermula bermula apabila Indera Jenaka tiba ke negeri Rom setelah sekian lama mengembara dan sampai ke rumah bondanya Si Batu Kembar. Bondanya bertanya

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Tak Ada Malaikat di Jakarta Tak Ada Malaikat di Jakarta Sen Shaka Aku mencarimu di kota dimana lampu-lampu gemerlap membisu, orang-orang termangu sendiri dalam keriuhan lalu lalang. Mereka terdiam memegang telpon genggam, sibuk bercengkrama

Lebih terperinci

Akbar Kasmiati. Kitab Jurus Petir. Penerbit. bukdakong. Diterbitkan melalui:

Akbar Kasmiati. Kitab Jurus Petir. Penerbit. bukdakong. Diterbitkan melalui: Akbar Kasmiati Kitab Jurus Petir Penerbit bukdakong Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com DAFTAR ISI Kitab Jurus Petir [5] Rentetan Tembakan [14] Hujan Mulai Turun [25] Sandal Jepit [33] Surat dari Kegelapan

Lebih terperinci