Sinergitas Pengembangan KUMKM melalui Penguatan Peran Antar Lembaga
|
|
- Suparman Susman
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sinergitas Pengembangan KUMKM melalui Penguatan Peran Antar Lembaga Disampaikan dalam acara: Rapat Kerja Nasional Oleh: Prof. Dr. Rully Indrawan, M.Si Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Sanur, 23 Agustus
2 RULLY INDRAWAN Sekretaris Kementerian KUKM RI Dosen PNS Kopertis Wilayah IV dpk di Unpas (gol IVE) Guru Besar (sejak 2001). Wadir Bidang Akademik Pasca Sarjana Unpas, Ketua Dewan Penasehat Dekopinwil Jabar, Ketua Persatuan Guru Besar Indonesia Jabar. Pengalaman Deputi Kelembagaan Kementerian KUKM RI ( ); Wakil Ketua Umum Dekopin ( ); Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI ( ); Rektor IKOPIN ( ); Universitas Pasundan, Pembantu Rektor II ( ); Pembantu Rektor I ( ); Ketua Lembaga Penelitian ( ); Sekretaris Lembaga Penelitian ( ); Sekprod Ekonomi Koperasi di FKIP ( ); Anggota Komite Perencana Jabar ( ); Profesor Assistent Waseda University ( ); Waket Forum PT Perumahan di Kemenpera RI ( ); Staf Ahli Ketua DPD RI ( ); Ketua Korpri Kopertis Wilayah Jabar-Banten ( ). Penghargaan. Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991). Satyalencana Kesetiaan 10 Tahun (2000). Bakti Koperasi dari Menteri KUMKM sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2012). Satyalencana Kesetian 20 Tahun dari Presiden RI (2013).
3 I. GAMBARAN PEREKONOMIAN NASIONAL
4 Problem Struktural Gambaran Struktur Pelaku Ekonomi dan Proporsi Kekayaan Nasional di Indonesia saat ini 1 2 Pertumbuhan ekonomi melambat CAD melebar Pelaku Ekonomi Komposisi Pelaku* Serapan Tenaga Kerja* Kontribusi thd PDB* Distribusi Pembiayaan Perbankan* Large Enterprises 0,01% 3% 40% 80% Micro, Small and Medium Enterprises 99,99% 97% 60% 20% Proporsi Kekayaan Nasional yang dikuasi oleh 1%, 5% dan 10% Rumah Tangga (%)*** ,3 65,4 46,6 3 BOP defisit Telah terjadi ketidakadilan dalam pembagian kue ekonomi 4 Neraca perdagangan defisit Dengan struktur seperti ini, sejak 2014, Indonesia terjebak dalam pertumbuhan 5% 5 Inequality masih tinggi 5% Growth Trap!!! 6 Job creation terbatas dan tak berkualitas Sumber: * Kementerian Koperasi dan UKM (2017) ** Statistik Kredit UMKM, Bank Indonesia *** Global Wealth Databook Credit Suisse 4
5 Profil UMKM di Indonesia KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Struktur Usaha di Indonesia unit Besar Definisi UMKM sesuai Undang-Undang No. 20/ unit Menengah Aset >Rp 500 juta 10 milyar Omset >Rp 2,5 milyar 50 milyar unit Kecil Aset Omset >Rp 50 juta 500 juta >Rp 300 juta 2,5 milyar 63.5 juta unit Mikro Aset Omset maksimum Rp 50 juta maksimum Rp 300 juta Kontribusi UMKM dalam Angka Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM % total tenaga kerja 99% total lapangan kerja 60,34 % total PDB Nasional 14,17% total ekspor 58,18% total investasi Source: Statistic Indonesia 2016 Sumber: Sensus Ekonomi BPS
6 Profil UMKM di Indonesia Distribusi Sektor Pertanian dan Tenaga Kerja menurut ST 2013 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Distribusi Sektor dan Tenaga Kerja UMKM menurut hasil SE 2016 Distribusi Sektor Distribusi TK Distribusi Sektor Distribusi TK 31,03% 33,89 % 19,01 % -17,78% -10,14 % -39,94% Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 3,14 % 28,87 % 16,91 % 19,98% 20,86 % 10,26 % 46,17 % 16,72 % 16,53 % 5,00 % 4,35 % 2,42 % 2,32 % Perdagangan Akomodasi dan Makanan Minuman Industri Transportasi &Pergudangan Jasa Lainnya Informasi dan Komunikasi Pendidikan 11,97 % 3,51 % 3,47 % 1,69 % 9,16 % 22,75 % 31,81 % 1,48 % Properti 1,08 % 1,44 % Layanan Perusahaan 2,49 % 0,97 % Jasa Konstruksi 5,45 % 0,91 % Layanan Sosial dan Kesehatan 2,21 % 0,65 % Pertambangan 1,33 % 0,56 % Jasa Keuangan & Asuransi 2,45 % 0,36 % Air 0,35 % 0,13 % Listrik & Gas 0,28 % Sumber: Statistic Indonesia 2016 Sumber: Sensus Ekonomi BPS
7 Fact: Keterlibatan Sektor UKM Indonesia dalam Rantai Nilai Global Masih Sangat Rendah Dari 5 (lima) negara terpilih, keterlibatan sektor UKM Indonesia dalam rantai nilai global paling rendah. Hanya 6,3 persen dari total UKM yang ada di Indonesia yang mampu terlibat dalam rantai perdagangan di wilayah Asia Tenggara. Peran UKM dalam Rantai Nilai Global (GVC) di Wilayah Asia Tenggara 82,4 91,1 72,1 64,6 Persentase UKM yang terlibat dalam GVC 46,2 29,6 51,1 52 Persentase Perusahaan Besar yang terlibat dalam GVC 22 20,1 21,4 6,3 Seluruh Negara Terpilih Malaysia Thailand Filipina Indonesia Vietnam Sumber: Wignaraja, G., (2013), Can SMEs particapate in global production networks, in Elms, D., and Low P., (ed) Global Value Chains in a Changing World, World Trade Organization: Geneva 7
8 Fact : Kontribusi Sektor UMKM terhadap Ekspor Nasional di Indonesia Masih Rendah Dibandingkan Negara Lain Amerika Serikat Kontribusi Sektor UMKM terhadap Ekspor Nasional Bangladesh Indonesia Malaysia Sri Lanka Vietnam Filipina Pakistan Thailand Korea Selatan India Jepang Jerman 11,30% 15,80% 19,00% 20,00% 20,00% 20,00% 25,00% 29,50% 30,90% 33,70% 40,00% 53,80% 55,90% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% Defisit neraca perdagangan yang terjadi pada 2018 menuntut pemerintah untuk melakukan langkah strategis agar kondisi ekonomi nasional lebih stabil. Salah satu langkah yang bias dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendorong kegiatan ekspor produk pelaku usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM). Namun faktanya, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih rendah yaitu sebesar 15.80% atau sekitar US$23 miliar dari total ekspor nonmigas. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan negara Asean lainnya seperti Vietnam 20.00% dan Thailand 29.50% Sumber : Yoshino dan Wignaraja (2015) 8
9 22 21, , , , ,5 17 Fact : Masih Rendahnya Kucuran Kredit yang Ditujukan untuk Sektor UMKM Kredit UMKM terhadap Total Kredit Perbankan (%) 21,77 21,44 19,87 18,9 20,31 19,89 19,98 20, Sep-18 19,63 Pemberian kredit masih didominasi oleh Bank Umum Nasional, yang memeng telah diinstrusikan oleh Pemerintah untuk lebih memperhatikan UKM melalui isntrumen kebijakan ekonomi Paket 4. Perbankan lain, terutama Bank Asing perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pemberian permodalan bagi UMKM dan mempermudah proses administrasinya agar UMKM mampu meningkatkan kapasitas usahanya. Sumber : Statistik Kredit UMKM, Bank Indonesia (diolah), data per September 2018; Indonesia memiliki sekitar 58 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mencapai 99.90% dari total unit usaha yang tersebar di seluruh negeri ini. Ini adalah usaha-usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh para petani, nelayan, perempuan di pelosok daerah, tukang sayur di pasar tradisional dan semacamnya. Banyak diantara mereka yang belum memiliki akses pinjaman ke bank. Terkonsentrasinya pelaku ekonomi di sector ini tidak serta merta diikuti dengan kucuran kredit yang mencukupi. Dari Rp triliun total kredit yang dikucurkan oleh bank umum di Indonesia tahun lalu, kurang dari 20 persen atau sekitar Rp triliun saja yang ditujukan bagi UMKM. Keterangan Penyaluran Kredit UMKM (Miliar Rp) Persentase Bank Persero (BUMN) 536, % Bank Swasta Nasional Devisa Bank Swasta Nasional Non Devisa 318, % 46, % BPD 75, % Bank Campuran 6, % Bank Asing % BPR-BPRS 52, % Total 1,037, % 9
10 II. POTENSI OPTIMALISASI PERANAN KUMKM
11 Finding: Dampak Simulasi Mendorong Omset UMKM Jika pemerintah fokus mendorong kenaikan omset UMKM, dengan target kenaikan omset usaha mikro sebesar 30%, usaha kecil sekitar 10% maka perekonomian nasional setidaknya dapat tumbuh 7%, bahkan mencapai 9% (yoy). Kelompok Usaha 1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) - Usaha Mikro (Umi) - Usaha Kecil (UK) - Usaha Menengah (UM) Usaha Besar (UB) Total Unit Usaha 2 62,922,617 62,106, ,090 58,627 5,460 62,928,077 Pertumbuhan PDB Nominal Pertumbuhan PDB Rill PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) Rata-rata Omset Per Unit Usaha (Rp Juta) 3 4 7,705 4,728 1,234 1,742 5,136 12, ,630 29, , Simulasi Kenaikan Omset UMKM Kenaikan Omset Omset Akhir (Rp Juta) PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) % 10% 0% 0% ,793 29, , ,246 6,146 1,358 1,742 5,136 14,383 12% 7% Sumber: Hasil analisis KLEIN terhadap data Kementerian KUKM (2017) Catatan: Kenaikan rata-rata omset usaha mikro sebesar 300% setara dengan kenaikan omset sekitar Rp.23 juta per tahun atau sebesar Rp.63 ribu/hari Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah menurut UU Nomor 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Mikro : omset per tahun sampai dengan Rp.300 juta Kecil : omset per tahun lebih dari Rp.300 juta s.d. Rp.2,5 miliar Menengah : omset per tahun lebih dari Rp.2,5 miliar s.d Rp.50 miliar 11
12 Finding: Dampak Kenaikan UMKM Naik Kelas terhadap Perekonomian Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong UMKM naik kelas. Jika 10% saja dari UMKM yang ada mengalami kenaikan kelas, hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tembus 7%, bahkan mencapai 9,3% (yoy). Kelompok Usaha Unit Usaha PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) Rata-rata Omset Per Unit Usaha (Rp Juta) Jumlah Unit Usaha Pindah Kelas Simulasi Kenaikan UMKM Naik Kelas Sebanyak 10% Jumlah Unit Usaha Akhir PDB Harga Berlaku (Rp. Triliun) A Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Mikro (Umi) Usaha Kecil (UK) Usaha Menengah (UM) B Usaha Besar (UB) Total Pertumbuhan PDB Nominal 12,3% Pertumbuhan PDB Rill 7,3% Sumber: Hasil analisis terhadap data Kementerian KUKM (2017) 12
13 Benchmarking JEPANG Kontribusi UKM Terhadap Perekonomian Strategi Kebijakan Program Kebijakan Jumlah UKM di Jepang mencapai 99,7% dari total unit usaha di Jepang dan menyerap tenaga kerja hingga 70,2% dari total orang yang bekerja Kontribusi sektor UKM mencapai 50% terhadap PDB Nasional dan 54% terhadap ekspor nasional. Pemerintah Jepang berupaya mengurangi konflik yang terjadi antara pelaku usaha besar dan pelaku UKM serta menindak tegas thd setiap praktik-praktik persaingan tidak sehat yang dapat mematikan UKM. Pemerintah juga mendorong kerjasama antara perusahaan skala besar dan UKM melalui skema linkages. UU promosi sub-kontrak (Sub- Contracting Promotion Act) disahkan untuk mencegah penyalahgunaan yang dilakukan perusahaan besar seperti menunda atau mengurangi pembayaran atas kerjasama yang dilakukan dengan UKM Pemerintah Jepang melarang masuknya perusahaan besar untuk sektor usaha-sektor usaha yang dirasa cocok untuk digarap UKM. Dari sisi pembiayaan, pemerintah membangun berbagai skema untuk membantu masalah pembiayaan, termasuk melalui pembiayaan langsung (direct financing). Center of Excellence (CoE), tempat bagi UMKM untuk berkonsultasi thd setiap permasalahan yang dihadapi, dibangun di setiap daerah di Jepang. CoE menjadi konsultan bagi industri dan perusahaan local untuk mengupgrade teknologi yang digunakan, memperbaiki manajemen tata kelola, quality control produk, hingga melatih tenaga kerja. 13
14 Benchmarking Kontribusi UKM Terhadap Perekonomian Jumlah UKM di Korea mencapai 99,2% dari total unit usaha di Korea dan menyerap tenaga kerja hingga 87,5% dari total orang yang bekerja; Kontribusi sektor UKM mencapai 49% terhadap PDB Nasional dan 31 % terhadap Ekspor Nasional KOREA Strategi Kebijakan PEMBIAYAAN Di tahun 2006, pemerintah menginisiasi 102 perusahaan pembiayaan khusus untuk UKM (venture capital firms) dan 366 kerjasama modal usaha (venture capital partnerships). Sedangkan untuk pembiayaan tidak langsung, pemerintah memberikan program kredit khusus bagi UKM yang tidak memenuhi syarat untuk pinjaman bank karena kurangnya jaminan. PENCIPTAAN INOVASI Pemerintah Korea aktif mencari UKM yang sukses menghasilkan inovasi produk yang belum ada di market serta memiliki kelebihan dibandingkan produk sebelumnya. Misalnya, produk yang dihasilkan dapat mengurangi penggunaan energi, mengurangi emisi atau memiliki performa yang lebih unggul. Agar inovasi tsb dapat diterima oleh market, pemerintah menerapkan berbagai skema, diantaranya: labelling, market promotion hingga pemberian insentif bagi pelaku ekonomi yang mau menerapkan inovasi tsb. Sumber: 1. Zhu Xueyi & Fang Cunchao, China Institue for Science and Technology Policy, School of Public Polic and Management Tsinghua; 2. Yoshino dan Wignaraja, 2015; 3. Joo-Yong Kim, Director of The APEC SME Innovation Center in TIPA, Korea 14
15 V. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KUMKM
16 Moving Forwards Kebijakan Perpajakan Tarif pajak tidak dapat disamaratakan antara usaha mikro, kecil, dan menengah. Ada threshold bagi UMKM yang tidak perlu dikenai pajak. Rentang omset unit usaha yang wajib dikenakan pajak UMKM adalah : Rp 1.1 Miliar Rp 4.8 Miliar. Unit usaha mikro tidak boleh ada yang dikenai pajak. Ekstensifikasi pajak melalui pemberin NPWP secara cuma-cuma dan sistem jemput bola bagi seluruh UMKM yang ada di Indonesia. Kebijakan Inovasi Menerapkan berbagai skema insentif bagi UMKM untuk mendorong penciptaan inovasi produk dan teknologi yang lebih baik, seperti R&D tax incentive dan dana hibah/grants. Kebijakan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan skill TK di sektor UMKM, pemerintah perlu menerapkan berbagai skema mengumpulkan budger untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Salah satu strategi yang banyak diadopsi oleh berbagai negara adalah training levies yang membebankan iuran/potongan dari total upah yang harus dibayarkan oleh setiap usaha dengan besaran yang berbeda di setiap negara. Iuran tersebut akan diserahkan kepada Lembaga pelatihan nasional untuk memobilisasi kegiatan pelatihan untuk selutuh TK. tax Kebijakan Finansial Meningkatkan skema dan penyaluran pembiayaan untuk mendorong UMKM berkembang dan berinovasi melalui venture capital firms dan melalui kerjasama modal usaha (venture capital partnership) Skema pembiayaan harus fleksibel dan variatif sesuai dengan kebutuhan dan kondisi UMKM Kebijakan Pemasaran Mengusulkan UU promosi sub-kontrak (Sub- Contracting Promotion Act) untuk mencegah praktik penyimpangan yang dilakukan perusahaan besar seperti menunda atau mengurangi pembayaran atas kerjasama yang dilakukan dengan UMKM Menetapkan skema Jual Lepas agar perputaran uang dalam usaha UMKM terus terjadi (dengan tetap menggunakan merk dagang UMKM) Kebijakan Sumber Daya Melarang masuknya perusahaan besar untuk sektor usaha-sektor usaha yang layak untuk digarap UMKM 16
17 PENURUNAN SUKU BUNGA KUR 22% 12% 9% % 2018 Suku Bunga KUR turun sejak tahun 2014 sebesar 22% menjadi 12% pada tahun 2015 dan turun sebesar 9% pada tahun 2017 serta pada tahun 2018 turun kembali menjadi 7%. Sumber : Kemenko Bidang Perekonomian,
18 PENURUNAN TARIF PAJAK UMKM DAN KOPERASI Tahun 2018 tarif PPh Final UMKM turun dari 1% menjadi 0,5% bagi UMKM termasuk koperasi yang memiliki omset/peredaran bruto maksimal sebesar Rp.4,8 miliar per tahun. Sumber : Ditjend Pajak, Kemenkeu :
19 KONTRIBUSI UMKM TERHADAP RASIO KEWIRAUSAHAAN NASIONAL 3,47 % 1,65% Tingkat Rasio Kewirausahaan tahun 2014 sebesar 1,65% meningkat pada tahun 2018 sebesar 3,47%. Keterangan: Pada tahun perhitungan kewirausahaan didasarkan pada pendekatan 1 (satu) pelaku usaha mempunyai 1 (satu) tenaga kerja tetap/buruh tetap yang dibayar, dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan; 2. Pada tahun menggunakan pendekatan 1 (satu) pelaku usaha yang mempunyai bangunan tetap atau permanen, dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan Sumber : Data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, diolah:
20 KONTRIBUSI PDB KOPERASI TERHADAP PDB NASIONAL 5,1% 1,71% Reformasi Total Koperasi telah berhasil meningkatkan PDB Koperasi terhadap PDB Nasional. PDB koperasi sampai tahun 2014 sebesar 1,71% pada tahun 2018 meningkat menjadi 5,1% Sumber : Data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, diolah:
21 Munculnya Koperasi skala Besar Koperasi Penyalur KUR Koperasi Ranking Dunia Koperasi Masuk Bursa Efek Koperasi Berbasis Digital Koperasi dengan Layanan Usaha menyebar Cooperative Intercorporated 21
22 VI. KEBIJAKAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DALAM MENDUKUNG EKSPOR
23 ALUR KEBIJAKAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DALAM MENDUKUNG EKSPOR UNIT PENDEKATAN SKEMA TUJUAN (GOAL SETTING) LPDB - KUMKM LLP - KUKM UNIT TEKNIS (DEPUTI) UNIT NON TEKNIS (SEKRETARIAT) Reformasi Birokrasi Pembiayaan Non APBN Pemanfaatan APBN LPDB-KUMKM Pembiayaan SDM LLP-KUKM Promosi dan Pemasaran Produk Deputi ProPasar E K S P O R Keterangan: Deputi SDM 1. Unit teknis (deputi) memberikan fasilitasi sesuai dengan tupoksinya, antara lain: a. Deputi Bidang Pembiayaan memeberikan fasilitasi dan dukungan kebijakan pembiayaan b. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran memberikan fasilitasi dan dukungan kebijakan produksi dan pemasaran (standarisasi dan sertfikasi produk, peningkatan dan perluasan akses pasar); c. Deputi Bidang Pengembangan SDM memberikan fasilitas dan dukungan kebijakan program peningkatan SDM UMKM orientasi ekspor. 2. Badan Layanan Umum (BLU), antara lain: a. LPDB-KUMKM memberikan dukungan perkuatan pembiayaan KUMKM khususnya yang berorientasi ekspor; b. LLP KUKM memberikan dukungan perkuatan promosi dan pemasaran produk KUMKM yang berorientas ekspor (promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri). 3. Sekretariat mendukung reformasi birokrasi, koordinasi serta monitoring dan evaluasi. 23
24 Revitalisasi Internal KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Kelembagaan Perkuatan fungsi hubungan kelembagaan dan pendampingan Kesekretariatan Penguatan Data dan Mutu Perencanaan Pembinaan SDM Revitalisasi sistem pembinaan Propasar Penguatan Hubungan vertikal LLP LPDB Restrukrisasi Usaha Penguatan hubungan Horizontal Pembiayaan Penguatan akses sumber pembiayaan 24
25 25
26 Target Penyaluran 2019 Rp ,- (Satu Trilyun Lima Ratus Milyar Rupiah) SYARIAH Rp 525 Milyar KONVENSIONAL Rp 975 Milyar BUKAN DANA HIBAH/BANSOS 26
27 Tarif Maksimal Pembiayaan LPDB-KUMKM SUKU BUNGA NAWACITA Pertanian Perikanan Perkebunan SUKU BUNGA SEKTOR RILL KUMK Sektor Manufaktur Industri Kreatif Kerajinan SUKU BUNGA SIMPAN PINJAM Koperasi Simpan Pinjam LKB(Bank Umum,BPS/BPR) LKBB (Multifinance/Modal Ventura/Fintech) BLUD 4,5% 5% 7% 60:40 BAGI HASIL SYARIAH Koperasi Syariah (KSPPS/USPPS) LKB Syariah (BUS,BPRS, BPD Syariah)) LKBB Syariah (PBMT Ventura) Tarif Pembiayaan Syariah (PMK 75/2011). Tarif Pembiayaan Syariah di tetapkan dengan akad Mudharabah dan akad Murabahah. 27
28 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Strategi Kemitraan Komprehensif dan Inklusif K/L Company/ Private Sector Academia / University Financial Institutions 4 5 KemenkumHAM, BSN, BPOM I Fasilitasi ISO Fasilitasi HACCP Fasilitasi Merek Fasilitasi Halal KOMODITAS NGO / Associations II 6 Kemendag, Kemen PUPR, BUMN, BNPP, Bekraf Kemendag, Bekraft, Kominfo, Kemenpar Layanan Promosi Online Layanan Promosi Offline (Product Gallery & Pameran) Pameran DN/LN Bimbingan E-commerce Pasar Tematik PKL / Dukungan Rest Area III PENGOLAHAN PEMASARAN Korporasi /Industrialisasi Koperasi 2 3 Kemen KKP, Kementan, BPS Kemenperin, Kemenaker, Kemendes PDT, BPS, BPPT 1 KUKM Kementan, Kemen LHK, Kemen ATR/BPN, BPS Pertanian, Perkebunan Pertanian (Beras, Jagung, Kedelai) Perkebunan (Kelapa) Kehutanan (Rotan) Kemenkop UKM LPEI, BKPM, KPPU, Perbankan 1. Pendamping Koperasi 2. Penyuluh Koperasi 1. Kredit Usaha Rakyat 2. Skema Kredit Investasi 3. Pembiayaan Ekspor Perikanan, Peternakan Perikanan Mozarella Rumput Laut Kemenkop UKM, Kemenaker, Kemensos, Kemen KKP 1. Balai Pelatihan Tenaga Kerja, PLUT 2. Pendampingan UMKM (Kelompok Pra Koperasi) Outcome yang Diharapkan 1. Memperkuat produk UKM di pasar domestik; 2. Peningkatan Ekspor Langsung oleh Koperasi dan UKM; 3. Peningkatan Partisipasi Koperasi dan UKM dalam Global Value Chain (GVC); 4. Peningkatan Kontribusi PDB Koperasi dan UKM terhadap PDB Nasional. PERUSAHAAN BESAR / PARTNER STRATEGIS Industri, Jasa Komponen OVOP Kemen PPN/Bappenas, Kemenpora 1. Fungsi pendidikan 2. Kewirausahaan Peningkatan GDP KUKM dalam ekspor nasional Kemenkop UKM, BKPM 1. Pengawasan Koperasi 1. Pembiayaan UKM Kemenkop UKM 28
29 Ketimpangan Ekonomi KERANGKA PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DALAM RPJPN (UU NO. 17/2007) MISI RPJPN ARAH KEBIJAKAN RPJPN SASARAN Bangsa yang berdaya saing Pemerataan pembangunan dan berkeadilan Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang berbasis iptek dan berdaya saing Koperasi: Meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya Pemberdayaan usaha mikro: Meningkatkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah Pertumbuhan Ekonomi Pengurangan Kesenjangan 29
30 30
31 31
32 VIII. RENCANA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI TERBATAS (RAKORTAS)
33 LK Pemprov/pemda KUMKM NGO s PT
34 RENCANA TINDAK LANJUT PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI TERBATAS (RAKORTAS) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Pasca pelaksanaan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) bidang pemberdayaan UMKM ini, akan ditindaklanjuti beberapa agenda sebagai berikut: 1 Sinkronisasi dan pemantapan penyusunan matriks Rencana Aksi (Renaksi) program dan kegiatan bidang Koperasi dan UMKM antar Kementerian/Lembaga (K/L), pembina Koperasi dan UMKM; 2 3 Kementerian Koperasi dan UMKM secara pararel juga menyusun strategi pengembangan UMKM diharapkan hal-hal strategis dan poin-poin kesepakatan RAKORTAS ini menjadi bahan masukan penyusunan strategi pengembangan UMKM Tahun ; Langkah-langkah tersebut diatas diupayakan segera ditindaklanjuti sebagai kerangka regulasi penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tentang peningkatan Daya Saing dan UMKM Tahun
35 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA BIRO PERENCANAAN JL. H.R RASUNA SAID, KAV 3-4 JAKARTA SELATAN,
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciStrategi UKM Indonesia
Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciINTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM
INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni
Lebih terperinciRully Indrawan, Jakarta, 29 Juli 2015
Rully Indrawan, Jakarta, 29 Juli 2015 RULLY INDRAWAN. Dosen PNS Kopertis Wilayah IV dpk di Unpas (golongan IVE). Guru besar sejak 2001. Asdir Bidang Akademik Pasca Sarjana Unpas. Anggota Dewan Pakar Forum
Lebih terperinciPROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015
1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017
SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, 21 Februari 2017 Yth.
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015
RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan
Lebih terperinciK L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.
K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 10 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Perekonomiantasik.blogspot.com
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciPEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS Disampaikan oleh: Direktur Perdagangan, Investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciDisampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian
Lebih terperinciPENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN Universitas Airlangga 20 Juni, 2013 Hermanto Siregar Komite Ekonomi Nasional Guru Besar dan Wakil Rektor IPB Outline 2 1. ISU DAN MASALAH
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciINDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO
Lebih terperinciStatistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
Lebih terperinciAPBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI
APBNP 2015 belum ProRakyat Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI Orientasi APBN P 2015 Semangat APBNP 2015 adalah melakukan koreksi total atas model belanja pemerintah di tahun-tahun sebelumnya. Fokus
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017 OUTLINE Latar Belakang Benchmarking Trading House di Luar Negeri
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA. Menteri Negara Koperasi dan UKM Pada Rapimnas Kadin Yogyakarta, 3 4 Oktober 2012 UMKM DALAM
Lebih terperinciPOINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:
POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2014 Gedung SME Tower Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM
BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciREDISTRIBUSI ASET UNTUK MENURUNKAN KETIMPANGAN DI INDONESIA
REDISTRIBUSI ASET UNTUK MENURUNKAN KETIMPANGAN DI INDONESIA Oleh: Faishal Rahman Disampaikan pada Seri Diskusi Publik Megawati Institute "Politik Redistribusi Aset di Indonesia" Jakarta, 27 September 2017
Lebih terperinciSISTEM PEREKONOMIAN NASIONAL BERDASARKAN AMANAH PASAL 33 UUD 1945
SISTEM PEREKONOMIAN NASIONAL BERDASARKAN AMANAH PASAL 33 UUD 1945 DISAMPAIKAN PADA SEMINAR, MENATA SISTEM PEREKONOMIAN NASIONAL BERDASARKAN PASAL 32 UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA, GEDUNG NUSANTARA IV KOMPLEK
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciPENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL DAN MENENGAH
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediate atau lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciKebijakan Pemerataan dan Keadilan Pelaku Ekonomi Dengan Memperkuat Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian
Kebijakan Pemerataan dan Keadilan Pelaku Ekonomi Dengan Memperkuat Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian Dr. Arif Budimanta Wakil Ketua KEIN Makassar, 14 Juli 2017 Negeri belumlah makmur dan belum menjalankan
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI
DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS
Lebih terperinciBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Lebih terperinciPOINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM
POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM Disampaikan pada Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Pointers Dalam rangka pemantapan koordinasi terkait pengembangan
Lebih terperinciBerdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)
Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator
Lebih terperinciOLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciKINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG
KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG Disampaikan Pada Acara: Rakornas Pemberdayaan KUKM Hotel Ambarukmo Yogyakarta 4-6 April 2018 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS KOPERASI, USAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi yang kuat. Beberapa negara di dunia yang ekonominya kuat umumnya memiliki pondasi
Lebih terperinciNOTA DINAS KP.06. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp Rp Rp
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT BIRO UMUM Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Telepon 021-3521974: Faksimile 021-3521985 Nomor : ND- NOTA DINAS /SET.M.EKON.3.3/08/2014
Lebih terperinciBerdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)
Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciMenetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/1998, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL *35684 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia PAGU MASING-MASING UNIT KERJA/SATKER BLU TOTAL PAGU KEMENTERIAN KUKM SEBESAR Rp. 1.233.184.526.000
Lebih terperinciKEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA. Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang
KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang terbesar PDB Indonesia. Pada tahun 2008, kontribusi UMKM mencapai 53,6%
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015
PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan
Lebih terperinciPROGRAM REFORMASI KOPERASI
PROGRAM REFORMASI KOPERASI Tim Reformasi Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 21 Desember 2015 LATAR BELAKANG (1) a. Selama 15 tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh ratarata 6% per tahun,
Lebih terperinciNOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Jl. Sisingamangaraja No. 3A Telp. (024) 8310556 8318773 Fax. (024) 8414165 Website : http://dinkop-umkm.jawatengah.go.id
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada PUNCAK PERINGATAN HARI KOPERASI KE-70 TANGGAL 12 JULI 2017
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Pada PUNCAK PERINGATAN HARI KOPERASI KE-70 TANGGAL 12 JULI 2017 dileh : Gubernur/Bupati/Walikota LAPANGAN
Lebih terperinciBerdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)
Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH A. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM di definisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciB. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE OKTOBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu. tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga. Selama lima tahun terakhir, 2009 sd 2013, Indonesia mengalami
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Workshop KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Malang, 28 April 2017 OUTLINE 1 2 3 PROFIL KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA
Lebih terperinciBAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015
BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 1. Fasilitas Tax Holiday adalah fasilitas pembebasan dan pengurangan Pajak
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
LAPORAN BULANAN PERIODE DESEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciTEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan
Lebih terperinciREVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272
REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 Apa itu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) MEA adalah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016
RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,
Lebih terperinciKementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
=============================================================================== Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia !" #$ %$#&%!!!# &%!! Tujuan nasional yang dinyatakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar
Lebih terperinciPERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI
PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN
Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Oleh Ruslan MR Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian
Lebih terperinciCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperinciwbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 wbab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik.
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Maret 2017 Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Maret 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1 5,01 4,0 3,61 5,3 5,2 13.300 13.348
Lebih terperinciREALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)
LAPORAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN BERDASARKAN SATUAN KERJA DAN UNIT KERJA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S.D. 31 AGUSTUS 2014 (dalam rupiah) KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2 3 4
Lebih terperinci