KODE MODUL JUDUL MODUL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KODE MODUL JUDUL MODUL"

Transkripsi

1 DAFTAR JUDUL MODUL NO KODE MODUL JUDUL MODUL KYU.BGN.007 (3) A KYU.BGN.008 (3) A KYU.BGN.101 (1) A KYU.BGN.102 (1) A KYU.BGN.103 (2) A KYU.BGN.104 (2) A KYU.BGN.105 (2) A KYU.BGN.106 (2) A KYU.BGN.107 (2) A KYU.BGN.202 (2) A KYU.BGN.203 (2) A KYU.BGN.204 (2) A KYU.BGN.205 (2) A KYU.BGN.206 (2) A KYU.BGN.207 (2) A KYU.BGN.209 (2) A KYU.BGN.210 (2) A KYU.BGN.211 (2) A KYU.BGN.212 (2) A KYU.BGN.213 (2) A KYU.BGN.214 (2) A KYU.BGN.215 (3) A Membuat gambar kerja dan daftar komponen. Memilih, menyimpan, mendistribusikan bahan dan mengirim material. Mengoperasikan dan merawat mesin portable kayu Menggunakan peralatan mesin kayu tetap/stationer. Menyiapkan proses konstruksi kayu. Membuat komponen bangunan. Merakit kusen kayu. Merakit daun pintu/jendela kayu. Merakit kuda-kuda kayu. Memasang perancah. Memasang bekisting. Memasang rangka lantai kayu. Memasang papan lantai kayu. Memasang lantai parket. Memasang rangka dan penutup dinding kayu. Memasang kusen kayu pada bangunan. Memasang dan menyetel daun pintu/jendela pada kusen kayu. Memasang kaca pada kusen/daun pintu/jendela kayu. Memasang tangga kayu. Memasang railing. Memasang rangka dan penutup plafon. MODUL KYU BGN 210 1

2 23 KYU.BGN.216 (3) A Mendirikan rangka atap sistem portal sederhana. Mendirikan rangka atap sistem kuda-kuda. MEKANISME PEMELAJARAN STAR LIHAT KEDUDUKAN MODUL LIHAT PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL KERJAKAN CEK KEMAMPUAN NILAI 7 MODUL KYU BGN 210 2

3 NILAI = 7 KEGIATAN BELAJAR. 1 KEGIATAN BELAJAR. 2 NILAI 7 EVALUASI TERTULIS & PRAKTEK NILAI 7 MODUL BERIKUTNYA/UJI KOPTENSI GLOSARIUM ISTILAH KETERANGAN Spoing Tempat menempatkan daun pintu/jendela Kupinga Untuk menyempurnakan sambungan MODUL KYU BGN 210 3

4 Tali air Untuk menjaga tidak rongga akibat penyusutan kayu Sponing kapur Memperkuat kedudukan kusen dengan tembok Penyiku Menjaga kesikuan kusen Cengkar datar Untuk menjaga supaya lebar bawah tetap sama Angkur Memperkokoh kusen dengan tembok Ibu Kusen Tiang kusen Doorpel atas Ambang atas Profil Bentuk sudut menjadi lebih indah Baken Isian daun pintu dari kayu Winir Daun pintu yang ditutup kayu lapis Kisi kisi Sambungan persilangan pada konstruksi jendela rude Skarnir Alat penggantung yang dipasang bebas Engsel Alat penggantung yang dibedakan kanan kiri Hardware Alat alat pengunci Lidah siang Pengunci yang digunakan pada siang hari Lidah malam Pengunci yang digunakan pada malam hari Kunci takik Pengunci yang pemasanganya kayunya ditakik Kunci tempel Kunci yang pemasanganya ditempel pada tiang pintu Grendel Penguci pada daun jendela Tangan gareng Penyangga pembukanya daun jendela Exspanyolet Pengunci daunpintu dipasang sepanjang daun pintu Limbah Barang barang bekas Anak kunci Kunci pembuka alat pengunci MODUL KYU BGN 210 4

5 BAB. I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini terdiri dari beberapa kopetensi sebagai berikut : 1. Mellaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan dan penyetelan daun pintu dan jendela 2. Memasang Engsel daun pintu dan jendela pada kosen 3. Memasang Hardware pada daun pintu 4. Memasang Hardware pada daun jendela 5. Membersihkan daerah lokasi pekerjaan B. Prasyarat Dalam mempelajari modul Memasang dan Menyetel daun Pintu dan. Jendela pada Kusen Kayu memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta Diklat. 1. Peserta Diklat harus menguasai modul modul sebelumnya. 2. Peserta Diklat telah memahmi penggunaan alat kerja kayu dengan tangan. 3. Peserta Diklat telah memahami petunjuk pengerjaan kayu. 4. Peserta Diklat harus telah memahami keselamatan kerja. MODUL KYU BGN 210 5

6 C. Petunjuk penggunaan modul Sebelum mem baca dam mempelajari modul ini Anda harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan modul-modul yang lain. 2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki. 3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini. 4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan. 5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini. 7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. 8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan. MODUL KYU BGN 210 6

7 D. Tujuan akhir Tujuan akhir ini peserta diklat setelah membaca modul ini dengan judull Memasang Dan Penyetelan Daun Pintu dan Jendela pada Kusen Kayu peserta diklat diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi macam macam bentuk kusen, daun pintu dan jendela 2. Mengidentifikasi alat penggantung dan pengunci. 3. Memasang alat penggantung pada daun pintu dan jendela 4. Memasang alat pengunci pada daun pintu 5. Memsang alat pengunci pada dan penyangga pada daun jendela. 6. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. 7. Memasang dan menyetel daun pintu dan jendela sesuai langkah kerja dan gambar kerja. E. Kompetensi: Kompetensi yang kita pelajari pada Modul ini terdiri dari sebagai berikut : Sub kompetensi : a. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan dan penytelan daun pintu dan jendela pada kusen Kayu. Spesifikasi kusen dan daun pintu/jendela dipahami. Perletakan jenis dan ukuran daun yang akan dipasang dipilih sesuai dengan gambar kerja. Material daun pntu jendela yang akan dipasang dipilih dengan benar dan dicek keseluruhan dengan gambar dan spesifikasinya. Sekrup sekrup yang ada di kusen dibersihkan. Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan aman. Peralatan pertukangan dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuanya. b. Memasang engsel pada daun pintu dan jendela pada kusen kayu. MODUL KYU BGN 210 7

8 Daun pintu jendela dimalkan denganukuran lubang kusen dan dipotong atau diketam bila ada ukuran yang lebih. Perletakan engsel dibuat ssuai dengan shop drawing, pasangan engsel diletakan ( poros engsel atas, tengah dan bawah ) pada satu atau/ center. Daun pintu atau jendela dilekatkan engsel yang telah terpasang pada kusen dengan kuat dan sembang. c. Memasang Hardware pada daun pintu sesuai gambar kerja. Selot dan kunci dipasang pada posisi yang sesuai dengan gambar kerja atau shop drawing. Plat kunci dipasang pada kusen dengan sekrup yang tegak lurus plat dan elevasi yang sesuai dengan kunci pada daun pintu. Daun pintu dicoak untuk pemasangan selot kunci dengan ukuran yang pas dan tidak boleh longgar. Door closer dipasang setelah pintu selesai difinis pada posisi yang sesuai dengan gambar kerja shop drawing. Pintu dapat dibuka tutup dan dikunci dengan mudah. d. Memasang Hardware dan pegangan pada daun jendela. Kunci dan pegangan daun jendela dipasang sesuai dengan gambar kerja atau shop drwaing. Daun jendel harus dapat dibuka atau ditutp dan dikunci dengan mudah. e. Membereskan daerah lokasi pekerjaan. Daerah kerja dibersihkan. Limbah dan bahan bahan sisa yang tidak diperlukan dibuang. Peralatan dan alat bantu kerja dibersihkan, disimpan dan dirawat. F. Cek Kemampuan. 1. Apa peralatan saja yang perlu dipersiapkan dalam pemasangan dan penyetelan daun pintu dan jendela. 2. Berapa tinggi dan lebar daun pintu standar orang Indonesia. MODUL KYU BGN 210 8

9 3. Mana yang lebih aman daun jendela membuka keatas atau kebawah. 4. Apa kerugian engsel dengan pasak lepas bila dipasang jendela dipasang pada bagian luar. 5. Berapa jumlah engsel pemasangan engsel pada daun pintu. 6. Sebutkan 3 jenis alat pengunci 7. Apa bedanya Skarnir dengan Engsel 8. Sebutkan 2 jenis skarnir yang anda ketahui. 9. Sebutkan alat alat keselamatan dan kesehatan kerja. 10. Apa fungsi minyak pelumas pada waktu kita membersihkan peralatan. BAB II. PEMELAJARAN A. Rencana Kegiatan Belajar Kompetensi Sub Kompetensi : Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan Dan penyetelan daun pintu jendela : 1. Melaksanakan pekerjaan persiapan pemasangan dan penyetelan daun pintu/jendela pada kusen kayu. 2. Memasang Engsel pada daun pintu dan jendela 3. Memasang alat pengunci pada daun pintu/jendela. 4. Memasang alat pengunci dan penyangga pada daun jendela. 5. Membersihkan daerah lokasi pekerjaan. MODUL KYU BGN 210 9

10 Sub Kopetensi I Jenis Tempat Kegiatan Tanggal Waktu Belajar Teori 4 Jam Ruangan Tanda Tangan Guru Praktek 4 Jam Bengkel/ Lapangan II Teori 8 Jam Ruangan Praktek 12 Jam Bengkel/ Lapangan III Teori 8 Jam Ruangan Praktek 12 Jam Bengkel/ Lapangan IV Teori 8 Jam Ruangan Praktek 12 Jm Bengkel/ Lapangan V Teori 4 Jam Ruangan Praktek 4 Jam Bengkel/ Lapangan Jumlah 72 Jam B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar. 1 Melaksanakan Pekerjaan persiapan dan penyetelan daun pintu/jendela pada kusen. MODUL KYU BGN

11 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan siswa dapat: 1. Mengidentifikasi spesifikasi kusen dan pintu dan jendela 2. Mengetahui perletakan pintu sesuai gambar kerja 3. Menerapkan kesehatan keselamatan kerja 4. Mempersiapkan peralatan akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan daun pintu/jendela. b. Uraian Materi Pemasangan Daun pintu/jendela pada kusen kayu terlebih dahulu kita harus lakukan identifikasi jenis pekerjaan apa saja yang akan kita kerjakan pada pekerjaan persiapan. l 1). Spesifikasi ukuran Kusen dan Pintu/jendela Suatu pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu, Kusen dipasang tetap atau mati didalam tembok sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel ini. Daun pintu ada pula yang tidak berputar pada engsel melainkan bergeser didepan kusennya. Pintu semacam ini disebut pintu geser. Pintu bisa berdaun satu maupun berdaun dari dua atau tiga tergantung kebutuhan. Untuk menentukan arah kekiri atau kekanan yaitu kita berdiri ditengah kosen dengan punggung membelakangi engsel penggantung daun pintu, lebar dan tingginya pintu diukur dari sisi dalam kosen sampai sisi luar kosen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut : Pintu berdaun satu. Tinggi : meter Lebar : cm Piintu berdaun dua. Tinggi : meter Lebar : cm MODUL KYU BGN

12 Tinggi sisi atas dibuat sama tinggi dengan sisi atas pintu, sisi bawahnya tergantung selera dibuat beberapa cm diatas lantai. Dalamnya sponing pintu dapat dibuat 1 1,5 cm lebarnya sama dengan tebal daun pintu, sehingga ukuran tingggi dan lebar kusen masih harus ditambah dengan dalamnya sponing. Jadi untuk pintu dengan lebar 0.80 cm maka lebar daun pintu adalah meter. Ukuran kayu untuk kosen pintu biasa 6/12, 8/12, 6/15 agar dudukan dapat kokoh didalam tembok kusen diberi angkur dari besi berdiameter 10 mm 12 mm, 16 mm panjang bagianyang lurus 15 cm 20 cm dan 25 cm dan bagian yang dibengkokan 5 cm 6 cm. Kusen pintu diberi sedikit 3 buah angkur pada tiap tiangnya. Pada bagian sisi belakang tiang diberi sponing kapur/mortel dalam 1cm lebar 1 cm alurdala 1 cm dan lebar 5 cm 6 cm. Pada tiang pintu dibuat umpak beton setinggi 15 cm untuk melindungi ujung kusen dari air tanah. Daun Pintu mempunyai terdidri dari 2 tiang terdiri dari dorpel atas dan dorpel bawah atau tidak dengan dorpel tengah. Dorpel dan tiang membentuk suatu kerangka persegi panjang bagi daunya. Bidang dan daun pintu diantara kerangka ditiutup atau diisi dengan kaca, papan atau hardbord, krepayak atau barang yang lain akn diperoleh pintu kaca, pintu panil, pintu krepyak sedangkan tebal tiang 3 cm 4 cm yang biasa dipakai. Suatu jendela terdiri atas kusen dan daun jendela sedang daunya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel ini. Kusennya dipasang mati dan daunya dapat berputar. Daun jendela dapat dipasang umtuk berputar horizontal kiri kanan dan dapat dipasang berputar vertikal keatas kebawah. Tapi ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk penerangan atas. Jendela bisa berdaun satu atau berdaun dua. Lebar dan tingginya diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi dalam kusen. Ukuranyang lazim adalah: Jendela berdaun satu 0,50 0,70 meter dan dalamnya sponing MODUL KYU BGN

13 jendela adalah dapat dibuat 1 1,5 cm dan lebar sama dengan tebal daun jendela sehingga ukuran tinggi dan lebar jendela masih harus ditambah dengan dalamnya sponing. Jadi untuk lebar jendela 70 cm masih ditambah menjadi 72 cm. Sedangkan ukuran kayu untuk pembuatan kusen jendela adalah biasanya 6/12, 8/12, 6/15. Agar kedudukan kosen jendela lebih kokoh dalam tembok kusen tersebut diberi angkur dari besi diameter 10 mm, 12 mm, 16 mm, panjang bagianyang lurus 15 cm, 20 cm dan 25 cm dan bagian yang dibengkokokan 5 cm 6 cm. Kusen jendela paling sedikit diberi 2 buah angkur pada tiap tiangnya. Pada bagian sisi belakang tiang kusen diberi sponing kapur atau alur kapur dalamnya 1 cm dan lebar 1 cm, alur kapur dalam 1 cm dan lebar 3 cm 5 cm. Daunjendela terdiri dari 2 tiang dorpel ( ambang ) atas dan dorpel bawah, dorpel dan tiang membentuk suatu kerangka persegi panjang bagi daunnya bidang jendela antara kerangka itu ditutup dengan kaca, papan krepyak jendela kaca, jendela panil krepyak. Tebal daun jendela antara 2,8 cm 3 cm. 2). Perletakan Jenis pintu dan jendela. a. Perletakan Daun Pintu. Dalam perletakan atau pemasangan daun pintu kita harus mengetahui dimana daun pintu itu kita pasang apakah pintu dobel atau pitu engkel pintu panil, atau pintu kaca karena masing masing jenis daun pintu penempatan berbeda, sebagai contoh Pintu dobel biasa ditempatkan pada pintu ruang tamu, pintu kaca bila kita menginginkan cahaya matahari cukup banyak sehingga kesan ruangan itu terang. Dalam perletakan pintu juga disesuaikan dengan kebutuhan kemana pinru itu membuka, dipasang kanan atau kiri yang tidak lain tidak meninggalkan segi keamanan dan keindahan. MODUL KYU BGN

14 b. Perletakan Daun Jendela. Perletakan daun jendela harus disesuaikan idengan ruangan itu sendiri karena syarat kesehatan adalah luas jendela adalah 1/6 x luas lantai maka penghuni akan merasa nyaman tidak akan kekurangan oksigen atau terasa nyaman bila berada didalamnya. Pemasangan atau penytelan daun jendela pada kusen kayu juga disesuikan dengan jenis jendela, tinggi jendela, lebar jendela yang kita akan pasang kalau kita menginginkan udara sebanyak banyak banyaknya maka jendela pemasanganya dipasang disamping, dan juga bila kita hanya menginginkan hanya sirkulasi udara maka membukanya keatas atau kebawah akan tetapi tidak meninggalkan segi keindahan dan keamanan. Contoh kusen dan daun pintu maupun jendela MODUL KYU BGN

15 Gambar 01 Bentuk Kusen dengan Ventilasi MODUL KYU BGN

16 Gambar 02 Model Kusen jendela dengan ventilasi MODUL KYU BGN

17 Gambar 04 Macam Daun Jendela Kaca 3). Keselamatan Kerja. Didalam kita melaksanakan suatu pekerjaan tidak lain adalah harus memperhatikan keselamatan kerja baik bagi operator maupun benda kerja itu sendiri, dan juga lebih penting kesehatan bagi yang melaksanakan pekerjaan. Alat alat keselamatan kerja sebagai berikut : 1. MEMAKAI PELINDUNG HIDUNG DAN MULUT MODUL KYU BGN

18 Keterangan : Pakailah alat pelindung hidung dan mulut pada saat bekerja dengan mesin yang menimbulkan debu. 2. TOPI DAN SUMBAT TELINGA MODUL KYU BGN

19 KETERANGAN : 1. SUMBANG TELINGA(SILICONE) 2. CARA PEMSANGAN SILICONE 3. PENUTUP TELINGA DAN KEDAP SUARA MODUL KYU BGN

20 4. TOPI KATUN 5. TOPI PENGAMAN 6. TOPI PENGAMAN DAN PENAHAN PERCIKAN 7. TOPI PENGAMAN RAMBAUT 3. PERLENGKAPAN PENGAMAN MODUL KYU BGN

21 KETERANGAN : 1. PENGAMAN MATA 2. KERAPIHAN DAN CARA BERPAKAIAN 3. PENGAMAN KEPALA 4. LENGAN PANJANG TANPA CINCIN 5. SEPATU SAFETY Adapun fungsi alat kesehatan dan keselamatan kerja adalah : a. Masker yang berfungsi sebagai mulut supaya udara kotor tidak masuk kedalam paru paru. b. Pelindung Telinga berfungsi melidungi dari kebisingan mesin yang ada pada sekitar kita. c. Sepatu kerja berfungsi pelindung kaki dari benturan benda tajam. d. Tutup kepala berfungsi melindungi kepala dari benda benda yang terjatuh diatas kita. e. Pakialah pakaian kerja dengan lengkap dan betul 4). Peralatan yang digunakan. Dalam melaksanakan pekerjaan Pemasngan daun pintu/jendela pada kusen peran peratan yanga akan kita gunakan MODUL KYU BGN

22 sangatlah penting karena akan mempengaruhi hasil suatu pekerjaan sesuai gambar kerja. Sehingga dalam hal ini alat tersebut harus betul betul tajam dan presisi sekali karena akan menentukan keberhasilan suatu pekerjaan dan tidak lain penggunaan alat harus sesuai dengan fungsinya dan peruntukanya. Adapun alat alatnya sebagai berikut : 1) Ketam tangan 2) Roll Meter 3) Siku 90 4) Pensil Tukang kayu 5) Gergaji belah 6) Pahat 7) Palu kayu 8) Obeng spiral 9) Engsel 10)Selot ( Pengunci ) 11)Baut/sekrup 12)Bor Tangan listrik c. Rangkuman Kusen pintu/jendela adalah tempat untuk menggantungkan/memasng daun pintu maupun daun jendela yang terpasang tetap pada tembok Kusen pintu dan jendela biasanya menggunakan bahan dengan ukuran 6/12, 8/12, 6/15 cm Tinggi Kusen standar adalah 200 cm 210 cm lebar 0,70 0,90 cm pintu daun Satu Lebar pintu satu 70 cm 90 cm dan pintu dobel 120 cm 140 cm Jendela tunggal lebar 50 cm 70 cm tinggi sesuaikan ruangan Perletakan pintu/jendela disesuikan dengan peruntukannya Peralatan kesehatan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan dan dilaksanakan MODUL KYU BGN

23 Peralatan yang digunakan harus betul betul tajam Penggunaan alat tersebut harus sesuai dengan fungsinya d. Tugas. 1. Gambar bentuk kusen pintu jendela yang lagi ngetren dipasaran sekarang ini 2. Carilah gambar bentuk bentuk daun pintu panil, kaca, krepyak dsb 3. Tanyakan bentuk dan harga alat penggantung dan pengunci sebagai penunjang modul berikutnya e. Tes Formatip. 1. Apakah fungsi dari sponing pada kusen pintu 2. Sebutkan 3 bagian dari kusen 3. Sebutkan 3 bagian dari pada daun pintu 4. Berapa lebar daun pintu dobel 5. Sebutkan 4 jenis membuka jendela 6. Sebutkan 3 alat keselamatankerja 7. Sebutkan 5 jenis alat yang perlu dipersiapkan dalam pekerjaan persiapan f. Kunci Jawaban. 1. Untuk menempatkan daun pintu dan jendela dan juga bisa sebagai pemabatas daun pintu dan jendela 2. A. Tiang, b. Amabang atas, c. Sponing Kapur 3. a. Tiang, b. Ambang, c. Isian atau penutup 4. Yaitu 120 cm 140 cm 5. a. Membuka keatas, b. Membuka kebawah, c. Bergeser, d Jungkit 6. a. Masker, b. Pelindung Telinga, c. Kacamata 7. a. Ketam, b. Pahat, c. Obeng, d. Siku 90, e. Gergaji g. Lembar Kerja. MODUL KYU BGN

24 1). Alat a) Ketam b) Pahat c) Roll Meter d) Siku 90 e) Palu f) Obeng g) Pensil h) Kraspen i) Bor Tangan Listrik 2). Bahan Kusen Daun pintu Daun jendela 3). Keselamatan Kerja a) Pakailah pakaian kerja yang sesuai. b) Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh. c) Ikuti petunjuk petunujuk dari instruktur d) Membersihkan kembali meja tempat kerja setelah selesai bekerja. 4). Langkah Kerja Pekerjaan persiapan Pemasangan dan Penyetelan kusen pintu dan jendela a) Menyiapkan tempat kerja b) Menyiapkan alat c) Menyiapkan bahan. d) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar kerja MODUL KYU BGN

25 e) Setelah selesai dibersihkan kembali MODUL KYU BGN

26 MODUL KYU BGN

27 MODUL KYU BGN

28 MODUL KYU BGN

29 MODUL KYU BGN

30 MODUL KYU BGN

31 MODUL KYU BGN

32 MODUL KYU BGN

33 MODUL KYU BGN

34 MODUL KYU BGN

35 MODUL KYU BGN

36 MODUL KYU BGN

37 MODUL KYU BGN

38 MODUL KYU BGN

39 MODUL KYU BGN

40 MODUL KYU BGN

41 MODUL KYU BGN

42 MODUL KYU BGN

43 MODUL KYU BGN

44 MODUL KYU BGN

45 MODUL KYU BGN

46 MODUL KYU BGN

47 MODUL KYU BGN

48 MODUL KYU BGN

49 MODUL KYU BGN

50 MODUL KYU BGN

51 MODUL KYU BGN

52 MODUL KYU BGN

53 MODUL KYU BGN

54 MODUL KYU BGN

55 MODUL KYU BGN

56 MODUL KYU BGN

57 MODUL KYU BGN

58 MODUL KYU BGN

59 MODUL KYU BGN

60 MODUL KYU BGN

61 MODUL KYU BGN

62 MODUL KYU BGN

63 MODUL KYU BGN

64 MODUL KYU BGN

65 MODUL KYU BGN

66 MODUL KYU BGN

67 MODUL KYU BGN

68 MODUL KYU BGN

69 MODUL KYU BGN

70 MODUL KYU BGN

71 3. Kegiatan Belajar. 3 Memasang alat pengunci pada daun pintu a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan siswa dapat: 6. Mengidentifikasi alat alat pengunci untuk daun pintu 7. Memasang alat pengunci pada pintu 8. Menerapkan keselamatan kerja. 9. Memasang alat pengunci sesuai langkah kerja dan gambar kerja b. Uraian Materi Pemasangan alat pengunci harus disesuaikan dengan jenis daun pintu, dimana pintu itu dipasang yang pada prinsipnya menjaga keamanan dan menambah keindahan maka harus mengidentifikasi terlebih dahulu sebelum kita pasang. 1). Alat alat Pengunci ( Hardware ) MODUL KYU BGN

72 Alat alat pengunci ( Hardware ) berfungsi untuk keperluan keamanan daun pintu atau daun jendela harus bisa dibuka atau ditutup dan dikunci dengan kuat bila menerima gaya tarik maupun gaya tekan sehingga manusia akan merasa aman bila ia berada pada waktu malam hari atau sedang tidak ada dirumah. Sehingga alat pengunci merupakan suatu komponen dalam bangunan harus ada dan terpasang dengan kuat. Sedangkan dalam pemasanganya disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlahnya dan bentuknya, untuk daun pintu dengan ketinggian dari lantai 90 cm samapai 100 cm dengan alasan manusia bisa dengan mudah membuka maupun menutupnya. Adapun alat pengunci itu sendiri ada yang dipasang masuk didalam daun pintu ada juga yang menempel atau ditakik.untuk daun pintu biasanya dipasang lebih dari satu alat pengunci yang induk maupun tambahan, sedangakan daun jendela juga tergantung besar kecilnya daun jendela itu sendiri dan biasanya penguncinya terpasang menempel pada daun jendela. Adapun bentuk dan jenis alat pengunci ( Hardware ) banyak diperdangan dengan berbagai bentuk dan ukuran. Pada umumnya kunci dapat dibagi dalam 4 bagian: a) Kunci Tempel Alat pengunci ini dipasang pada tiang pintu atau jendela, sehingga hanya untuk pemasangan pelat didepanya perlu dibuat takikan dalam kayunya. Dalamnya takikan sama dengan tebal pelat depan. Ini cocok pada pintu atau jendela yang sangat tipis, seperti pintu klam, pintu perabot, sehingga kayunya hanya sedikit yng diperlemah akibat takikan tadi. MODUL KYU BGN

73 Gambar 11 Kunci Tempel 2. Kunci Takik atau kunci masuk. Kunci ini dipasang dimasukan dalam takikakan pada tiang daun pintu sedemikian rupa, sehingga bidang luar kunci terletak rata ( sebidang ) dengan permukaan kayu. Kunci takik ini jarang dipakai untuk pintu karena dapat melemahkan kayu tiang daun pintu. Ini banyak diguankan pada laci meja atau pintu almari. Gambar 12 Kunci Takik/Kunci Masuk 3. Kunci Terbenam/Kunci masuk. Kunci ini ditanam didalam lubang yang dipahat ditengah tengah tebal tiang daun pintu, sehingga pelat tutup saja yang kelihatan dan pelat ini rata dengan bidang tebal kayu, Ini terdiri dari suatu mekanik yang disusun dalam sebuah kotak logam ( pelat penutup berupa peti) Kotak ini ditembus oleh sebuah handle ( pegangan ) yang MODUL KYU BGN

74 berhubungan langsung dengan mekanik yang ada didalamnya, sehingga ini dapat menggerakan maju atau mundur sebatang pen A yang menonjol ke;uar ini dinamakan penguncian siang ( Lidah Siang ) Dibawah handel dibuat lubang untuk anak kunci yang juga berhubungan dengan mekanik tadi. Anak kunci apabila kita putar dapat menggerakan sebatang pen B, akibat pen B ini menonjol keluar langsung mengunci. Ini dinamakan penguncian malam ( Lidah malam ). Tanpa anak kunci pen B tidak dapat digerakan keluat atau masuk pelat. Pelat depan yang juga disebut pelat tutup ditembus oleh pen A dan pen B. Pelat tutup ini dibuat dari kuningan atau logam putihyang tahan karat serta bagus kelihatanya. Pada pelat tutup yang bersatu dengan kotak logam ( peti ) ditanam pada lubang daun pintu. Agar supaya bidang sponing pada tiang ibu pintu ( kusen ) tidak lekas rusak maka disini dipasang pelat yang sebentuk dengan pelat tutup. Pelat yang dipasang pada bidang ibu pintu dinamakan pelat kunci. Pengukuhan kedua pelat ini masing masing ditembus oleh 3 sekrup. Kunci terbenam ini banyak digunakan pada penguncian daun pintu. MODUL KYU BGN

75 Gambar 13 Kunci Tanam a. Kunci terbenam untuk penguncian siang saja yang dipasang pada pintu jalan atau keperluan umum. Gambar penguncian siang Gambar 14 Penguncian siang b. Kunci terbenam untuk penguncian siang ( Pen A ) dan penguncian malam ( Pen B ) pada pintu bagian luar. MODUL KYU BGN

76 Gambar 15 Penguncian siang dan malam 2) Memasang Alat Pengunci pada daun Pintu. Pemasangan alat pengunci ( Hardware ) yang perlu diperhatikan adalah jenis alat pengunci yang akan digunakan besar kecil daun pintu yang akan kita pasang dan berapa jumlah alat penguncinya. Dalam pemasangan alat pengunci sebaiknya harus mudah dijangkau sehingga tidak mengalami kesulitan pada waktu membuka maupun menutupnya, untuk pemasangan alat pengunci orang indonesia diantara 90 cm sampai dengan 100 cm dari tinggi antai. Dalam pemasangan alat pengunci pada daun pintu penggunaan alat harus sesuai dengan fungsinya dan pemasanganya harus memperhatikan keselamatan kerja dan berpedoman pada langkah kerja. a. Alat yang digunakan. a. Ketam b. Roll meter c. Siku 90 d. Pensil e. Gergaji f. Pahat tusuk g. Palu kayu h. Obeng i. Alat Penguncil ( Hardware ) j. Sekrup k. Bor pistol b. Bahan yang digunakan. Kusen Pintu dengan Alat Pengunci ( Selot ). Daun Pintu Panil ukuran 82 x 200 cm. MODUL KYU BGN

77 c. Langkah Kerja. a. Ukur ketinggian daun pintu yang akan dipasang. b. Ukur lebar daun pintu. c. Masukan dan pasang daun pintu pada kusenya, yang telah distell untuk menentukan kedudukan atau posisi dari pemasangan alat pengunci yaitu kunci terbenam. d. Ukur tinggi pemasangan alat pengunci dengan cara mengukur dari lantai 90 cm sampai 100 cm. e. Lepaskan daun pintu panil dari kusen untuk melukis tempat yang akan kita pasang alat pengunci ( dalamnya, lebarnya lubang ). f. Lubanglah tempat induk kunci tersebut dengan menggunakan pahat tusuk sesuai gambar kerja baik dalamnya maupun lebarnya. g. Cobalah lubang induk kunci tersebut dengan cara mencoba memasukan induk kunci bila sudah bisa masuk dan keluar dengan mudah berarti lubang sudah benar. h. Buatlah lubang untuk pelat yang menempel pada induk kunci dibuat rata pada permukaan tiang daun pintu. i. Buatlah lubang handel kunci dan anak kunci dengan dengan menggunakan mesin bor tangan listrik. j. Stelah induk kunci dengan tiang daun pintu dengan cara menyekrup pelat pengunci pada tiang pintu. k. Pasanglah handel pengunci bagian dalam dan luar dengan memasang sekrup pada tiang daun pintu. l. Cobalah handle pengunci dengan menekan handlenya bila bisa keluar masuk lidah siang maka sudah berfungsi. m. Cobalah anak kunci dengan cara memasukan anak kunci kedalam lubang kunci dan putar bila lidah malam bisa keluar masuk makan penguncian malam berati sudah berfungsi. n. Buatlah lubang lidah siang dan lidah malam pada ibu pintu dengan cara mengemal kedudukan lidah siang dan lidah malam MODUL KYU BGN

78 dengan menggunakan pahat tusuk sesuai bentuk lidah siang dan lidah malam. o. Pasanglah pelat kunci pada ibu pintu dan sekruplah dengan kuat karena fungsi pelat ini untuk ibu pintu tidak cepat rusak. p. Stelah antara daun pintu dengan ibu pintu sekalian mencoba fungsi lidah siang dan lidah malam bisa berfungsi apa tidak. d. Gambar Kerja PANIL PANIL MODUL KYU BGN ENGSEL

79 c. Rangkuman Engsel ( Alat Pengunci ) merupakan alat untuk mengunci daun pintu Jenis alat Pengunci ( Hardware ) Kunci Tempel, Kunci Takik/Kunci masuk, Kunci terbenam/kunci tusuk, Kunci sorong. Kunci tempel dipasang menempel pada tiang pintu. Kunci takik dipasang masuk kedalam permukaan ibu pintu biasanya dipakai pada pintu pintu alamari. Kunci Terbenam pemasanganya masuk kedalam permukaan kayu pada tiang pintu biasanya dipergunakan pada pintu pintu kamar. Kunci sorong pemasanganya menempel pada pada tiang pintu. MODUL KYU BGN

80 Alat pengunci pada pintu dipasang dengan setinggi 90 sampai 100 cm Pemasangan alat pengunci disesuaikan dengan jenis pintu dan kegunaannya. Peralatan yang digunakan harus harus betul betul tajam Penggunaan alat tersebut harus sesuai dengan fungsinya d. Tugas. 1. Setiap peserta diklat latihan memasang alat pengunci pada daun pintu panil terhadap kusen pintu. 2. Hitunglah kebutuhan alat untuk memasang alat pengunci bila. 3. Pasanglah alat pengunci pada daun Pintu Panil sesuai gambar kerja dan langkah kerja. e. Tes Formatip. 1. Apa disebut dengan Alat pengunci 2. Berapa ketinggian pemasangan alat pengunci 3. Sebutkan 3 Jenis alat pengunci 4. Apa yang dimaksud dengan lidah siang dan lidah malam 5. Sebutkan bagian alat pengunci. f. Kunci Jawaban. a) Merupakan alat yang berfungsi untuk mengunci daun pintu sehingga manusia yang tinggal didalamnya merasa aman. b) Dipasang setinggi 90 cm sampai 100 cm c) Kunci Takik, Kunci Tempel, Kunci Terbenam. d) Lidah siang batang pengunci yang dipergunakan pada waktu pintu tertutup akan tetapi tidak terkunci, sedangkan lidah malam dipergunakan sebagai pengunci malam sehingga manusia merasa aman. e) Pelat Kunci, Induk Kunci, Anak Kunci. MODUL KYU BGN

81 h. Lembar Kerja. 1). Alat a. Ketam. b. Pahat c. Roll Meter d. Siku 90 e. Palu Kayu f. Obeng g. Pensil h. Kraspen i. Bor Tangan Listrik 2). Bahan Selot ( Alat pengunci ) Daun pintu 3). Keselamatan Kerja 1. Pakailah pakaian kerja yang sesuai. 2. Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh. c. Ikuti petunjuk petunujuk dari instruktur d. Membersihkan kembali meja tempat kerja setelah selesai bekerja. 4). Langkah Kerja Pemasangan Alat Pengunci pada daun Pintu a. Menyiapkan lokasi tempat kerja b. Menyipakan perlatan yang akan digunakan. c. Menyiapkan semua bahan yang akan digunakan d. Melaksanakan pekerjaan pemasangan engsel sesuai gambar kerja dan langkah kerja. MODUL KYU BGN

82 MODUL KYU BGN

83 MODUL KYU BGN

84 MODUL KYU BGN

85 MODUL KYU BGN

86 4. Kegiatan Belajar 4 Memasang Alat pengunci dan pegangan pada daun jendela a. Tujuan kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan siswa dapat: 1. Mengidentifikasi alat alat pengunci 2. Memasang alat pengunci pada daun jendela MODUL KYU BGN

87 3. Memasang alat penyangga daun jendela 4. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Memasang alat pengunci dan penyangga sesuai langkah kerja dan gambar kerja. b. Uraian Materi Pekerjaan pemsangan alat pengunci dan penyangga pada daun jendela harus diidentifikasi lebih dahulu sehingga perpanduan antara alat pengunci dengan penyangga lebih sesuai dengan besar kecilnya daun jendela. 1). Alat alat Pengunci ( Hardware ) Alat alat pengunci ( Hardware ) berfungsi untuk keperluan keamanan atau daun jendela harus bisa dibuka atau ditutup dan dikunci dengan kuat bila menerima gaya tarik maupun gaya tekan sehingga manusia akan merasa aman bila ia berada pada waktu malam hari atau sedang tidak ada dirumah. Sehingga alat pengunci merupakan suatu komponen dalam bangunan harus ada dan terpasang dengan kuat. Sedangkan dalam pemasanganya disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlahnya dan bentuknya.. Adapun alat pengunci itu sendiri ada yang dipasang masuk didalam daun jendela ada juga yang menempel atau ditakik.untuk daun jendela biasanya dipasang lebih dari satu alat pengunci yang induk maupun tambahan, sedangakan daun jendela juga tergantung besar kecilnya daun jendela itu sendiri dan biasanya penguncinya terpasang menempel pada daun jendela. Adapun bentuk dan jenis alat pengunci ( Hardware ) banyak diperdangan dengan berbagai bentuk dan ukuran. Kunci semcam ini merupakan kunci tambahan yang dipasang menempel pada pintu atau jendela. Pada umumnya kunci sorong terdiri dari pelat dan sebatang pen yeng berpenampang empat persegi panjang dan hanya dapat digerakan/disorongkan maju atau mundur. MODUL KYU BGN

88 Sedangkan grendel berpenampang berbentuk bulat dan setelah digerakan masih berputar 90 derajat ( seperempat ) lingkaran. Kunci sorong maupun grendel dapat digerakan bolak balik karena digeser. Pen ini dapat digerakan melalui tombol atau engkol. Sorong sorongatau grendel grendel dipasang pada sisi dalam pintu, sehingga memberi keamanan yang lebih besar dari kunci lainnya, karena seorang pencuri tidak dapat melihat dari sisi luar pintu dimana sorong atau grendel itu dipasang. Sebaiknya dari sebuah kunci terbenam yang memiliki lubang anak kunci, lebih memungkinkan seorang pencuri dapat melihat kedalam ruanga, bahkan dapat membukanya dengan menggunakan kunci palsu. Nama dan bentuk kunci sorong dan grendel sebagai berikut : 1. Kunci sorong terbenam Jenis kunci seprti banyak digunakan pada daun jendela karena pemasangan lebih mudah tidak terlalu banyak mengalami kesuitan dan cara kerjanya tinggal mendorong tangkai tusanya maka batang pengunci akan masuk kedalam lubang pengunci. Gambar 16 Kunci sorong terbenam MODUL KYU BGN

89 2. Kunci sorong Engkol Jenis kunci seperti ini banyak kita jumpai pada pemasangan daun pintu atau jendela yang sifatnya sangat ringan seperti pada pintu kamar mandi yang dari aluminium cara kerjanya tinggal memutar batang engkol sesuai arah panah bila mengunci dan kebalikanya bila membuka. Gambar 17 Kunci Engkol 3. Kunci sorong tempel rata Jenis pengunci seperti ini biasanya dipasang pada daun daun jendela dengan cara hanya ditempelkan pada ambang atau tiang jendela kemudian pada ibu jendela kita lubang berbentuk sesuai batang tuas pengunci. MODUL KYU BGN

90 Gambar 18 Kunci Sorong tempel rata 4. Kunci Sergap Kunci sergap ini banyak dipakai pintu kamar mandi dan WC cara kerjanya tombol diangkat dan digerakan sesuai dengan anak panah sehingga membentuk setengah lingkaran Gambar 19 Kunci Sergap 5. Kunci belokan tempel Kunci bentuk seperti ini banyak digunakan pada daun jendela yang pemasanganya hanya ditempelkan pada ambang jendela dan tuas pengunci masuk pada ibu jedela. MODUL KYU BGN

91 Gambar 20 Kunci Belokan Tempel 6. Kunci Knip Loncat. Kunci knip loncat ini biasanya dipasang pada ambang atas bingkai daun jendela jungkit/guling. Karena jendela ini dipasang diatas maka membuka atau menutup menggunakan tongkat seperti gambar. Bila knip loncat ini dibuka makanya didalamnya akan terlihat ada pegas yang menahan dan menekan pen dan pemasangannya hanya ditempel pada ambang terutama pada kusen jendela ventilasi diatas. Gambar 21 Kunci Knip Loncat 7. Kunci Grendel Kait. Bentuk pengunci ini banyak digunakan pada daun jendela yang pemasangannya hanya ditempel pada ambang jendela MODUL KYU BGN

92 Gambar 22 Kunci Grendel kait 8. Kunci grendel rantai dengan sorong Bentuk kunci seperti ini bentuknya lebih manis dan ada semacam iktan sehingga bila sudah dikunci kemungkinan tidak akan membuka dengan sendirinya pemasangannya hanya ditempel pada ambang jendela. Gambar 23 Kunci Grendel rantai dengan sorong. MODUL KYU BGN

93 9. Kunci Rantai dengan handel ( pegangan ) Pengukuhan kunci ini bingkai jendela bisa ditarik sampai rapat betul pada sponing ibu jendela oleh handel kecil kemudian rantai dimasukan kedalam kait sehingga jendela jadi terkunci, Kelemahan kunci ini pada saat membuka handel akan kelihatan menggantung serta dapat bergoyang goyang akibat sentuhan. Handel bila sering bergoyang akan dapat menusuk sisi dalam daun jendela maupun ibu jendela Gambar 24 Kunci Rantai dengan handel 2). Alat Penyangga daun jendela. Untuk dapat menetapkan dalam kedudukannya daun jendela, maka dipergunakanlah batang batang pembuka yang dilengkapai dengan pen dan lobang atau mur mur pengunci yang dapat distel. Batang batang pembuka ini cara bekerjanya sangat sederhana. Batang pembuka dihubungkan dengan daun jendela oleh dua buah engsel yang masing mempunyai poros tegak lurus yang dilengkapi dengan sebaris lubang untuk pen. Pen dipasang pada sisi dalam ibu jendela. MODUL KYU BGN

94 Gambar 25 Penyangga/Pembuka daun jendela Apabila kita menghendaki membuka jendela hanya sampai pada suatu sudut tertentu, maka kita dapat menggunakan batang besi perangkap. Batang besi perangkap in dapat dibuat dari satu batang besi digambar diabawah ini atau dua batang besiyang dapat melipat seperti halnya pada gunting gambar dibawah ini. Untuk membuka jendela pada gambar a dan b harus perlahan lahan, dengan maksud agar jangn sampai terjadi benturan keras antara daun jendea dengan tahanan ( bengkokan besi perangkap itu, karena dapat mengakibatkan pecahnya kaca ). Jika ini dipakai sebgai jendela MODUL KYU BGN

95 terang atas ( ventilasi ) membuka atau menutupnya harus menggunakan tongkat. MODUL KYU BGN

96 Gambar 26 alat penyangga daun jendela 3). Memasang Hardware alat pengunci pada daun jendela Pemasangan alat pengunci ( Hardware ) yang perlu diperhatikan adalah jenis alat pengunci yang akan digunakan besar kecil daun jendela yang akan kita pasang dan berapa jumlah alat penguncinya. Dalam pemasangan alat pengunci sebaiknya harus mudah dijangkau dan tidak bisa dibuka dari luar sehingga segi keamanan akan terjamin pada waktu orang tersebut tidak ada dirumah. Pemasangan alat pengunci pada daun jendela disesuaikan bentuk dari pada daun jendela itu sendiri dan lebih penting lagi adalah kalau bentuknya dari alat pengunci semakin bagus maka harganya juga semakin mahal. Bentuk alat pengunci yang ada tersebut diatas cara memasangnya adalah sangat sederhana sekali karena hanya menempel pada daun jendela dan diperkuat dari beberapa sekrup sedangkan pemasanganya sekrup tidak boleh dipukul tapi dengan cara diputar dengan menggunakan obeng. Dalam pemasangan alat pengunci pada daun jendela yang lebih penting adalah kemana daun jendela itu membuka kalau ketas pengnci dipasang diatas dan kalau kesamping pengunci pasang disamping dan sebagainya dan pemasanganya harus memperhatikan keselamatan kerja dan berpedoman pada langkah kerja. 4) Memasang alat Penyangga/Pembuka jendela. Pemasangan alat penyangga/pembuka daun jendela tidak terlepas dari pemasangan daunjendela terutama sekali daun jendela yang membuka keatas maupun bagian bawah sedangkan bila daun jendela membuka kearah samping tujuannya adalah apabila jendela dibuka tidak bisa menutup lagi. Sedangkan pada jendela yang membuka keatas maupun kebawah untuk penyangga biasanya bentuk dan bahannya disesuaikan dengan keadaan ekonomi yang menempati rumah tersebut. Adapun pemasanganya adalah MODUL KYU BGN

97 biasanya dipasang kurang lebih 1/3 tinggi daun jendela dimana daun jendela itu membuka diukur dari ambang tersebut, bila jendela membuka keatas maka jarak dikur dari amabang atas dan juga bila membuka kebawah jarak diukur dari ambang bawah. a). Alat yang digunakan. a. Roll meter b. Siku 90 c. Pensil d. Kraspen e. Pahat tusuk f. Palu kayu g. Obeng h. Alat Penguncil ( Hardware ) i. Sekrup j. Bor pistol k. Obeng kembang atau plus b). Bahan yang digunakan. Macam macam Alat Pengunci untuk daun jendela Alat penyangga/pembuka jendela. Daun jendela kaca ukuran 60 x 120 cm. c). Langkah kerja a. Ukur ketinggian daun jendela yang akan dipasang. b. Ukur lebar daun jendela berilah tanda as jendela c. Masukan dan pasang daun jendela pada kusenya, yang telah distell untuk menentukan kedudukan atau posisi dari pemasangan alat pengunci yaitu grendel sorong. d. Ukur letaki pemasangan alat pengunci dengan cara mengukur lebar daun jendela pada tengah tengah. MODUL KYU BGN

98 e. Lepaskan daun jendela kaca dari kusen untuk melukis tempat yang akan kita pasang alat pengunci. f. Tempatkan alat pengunci tersebut diatas berilah tanda bagian yang akan kita pasang sekrup dengan menggunakan kraspen. g. Pasanglah sekrup dan dimasukan kedalam yang sudah diberi tanda kraspen dengan cara dipukul kira kira sekrup masuk permukaan kayu 1/3 panjang sekrup. h. Putarlah sekrup dengan dengan menggunakan obeng searah putaran jarum jam sampai maksimal betul betu kencang. i. Buatlah lubang untuk batang pengunci pada ibu jendela dengan cara bagian ujung batang pengunci kita beri sedikit minyak kemudian kita dorong hingga menempel pada ibu jendela kemdian bri titik tengahnya gunakanlah bor pistol deangan mata bor sesuai diameter batang pengunci. j. Cobalah masukan batang pengunci kedalam lubang yang sudah dibuat apabla sudah masuk maksimal atau biasa keluar masuk dengan mudah. k. Ukurlah jarak dari ambang atas kusen jendela 20 sampai 30 cm untuk kedudukan tempat penyangga/pembuka daun jendela. l. Lukislah pada bagian tersebut pada bagian bagian tempat sekrup baik pada kusen maupun daun jendela. m. Pasang penyangga lebih dulu pada bagian daun jendela dengan cara memberi titik dengan kraspen pada bagian sekrup, dan pasang sekrup dengan obeng pada bagian tersebut. n. Pasang dudukan penyangga/pembuka daun jendela pada kusen pintu dengan cara memasang sekrup pada kusen jendela. o. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup kalau berfungsi berati sudah selesai. d). Gambar Kerja MODUL KYU BGN

99 Kunci Penyangga KACA 3 mm MODUL KYU BGN

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

BAB X PINTU DAN JENDELA

BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari Gambar Konstruksi kusen Pintu dan kusen jendela dari kayu, termasuk didalamnya menggambar denah rencana peletakan, daftar kusen serta

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAG- TGB.002.A-08 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A-08 55 JAM DISUSUN OLEH : NAMA : JAMIZAR NIM / BP : 87689 _ 2007 JURUSAN PRODI : TEKNIK SIPIL : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA

KONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA RANGKA PINTU JENDELA (KUSEN) Kusen adalah rangka pintu jendela yang dipasang pada dinding untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela BAHAN KUSEN ALUMNIUM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU KONSTRUKSI BANGUNAN Drs. Budi Jatnika Githa Rahmawati 1. KONSTRUKSI PINTU & JENDELA Konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi dua, yaitu kusen dan daun pintu & jendela. Fungsi

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Dinding dan Lantai Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai praktikum peserta didik (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua)

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua) Buku 2 Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Konstruksi Kayu Buku 2 (dua) Edisi 1 2016 Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Kompetensi guru 1. Mengenal karakteristik peserta didik 1 Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN... 5 1. Kompetensi Umum... 5 2. Kompetensi Kejuruan... 6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...10

Lebih terperinci

PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU BAG- TPK.001.A-53 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

Makalah Kusen SMK NEGERI 2 SALATIGA TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN XI TGB-B. Kelompok 2:

Makalah Kusen SMK NEGERI 2 SALATIGA TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN XI TGB-B. Kelompok 2: TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN Makalah Kusen XI TGB-B Kelompok 2: Deni Setyawan Dewi U. Dwi Prasetyo Ma rifatun K. Sekar Sukma D. Suryo T. Widya N. U. - - SMK NEGERI 2 SALATIGA - - Hal Pengesahan ` Laporan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU

BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU 1 BELAJAR 1 MEMBUAT SAMBUNGAN DINDING KAYU A. LEMBAR INFORMASI Untuk dapat membuat dinding dari bahan kayu yang baik, harus didahului pengetahuan tentang berbagai bentuk sambungan kayu arah melebar. Sambungan

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Deadbolt 02.

Panduan Instalasi Deadbolt 02. Panduan Instalasi Deadbolt 02. versi 0.7.1 Spesifikasi Model igloohome Smart Deadbolt 02 Bahan Zinc Alloy Rating Arus (Siaga) ~30uA Rating Arus (Aktif) ~200mA Baterai 4 x AA Alkaline (Non - Rechargeable)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI - 2012 BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2012 CABINET MAKING Module : Almari Kecil

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL BAG- TPK.001.A-54 90 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 7 Bagian-bagian gergaji Gergaji terdiri dari

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Bidang Keahlian: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG Program Keahlian: TEKNIK KONSTRUKSI KAYU Judul Modul : MERENCANAKAN PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA Waktu : 16 Jam Kode Modul:

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran. III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI 50 KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI A. Sambungan Melebar Lidah dan Alur 1. Tujuan Akhir (Terminal Performance Objective) Setelah melakasanakan praktek para siswa memahami dan trampil

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Siswa akan mempelajari tentang menggambar proyeksi orthogonal dan berbagai istilah yang terkait dengan proyeksi tersebut yang dikenali dan dipahami. Untuk

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

Pemindah Gigi Belakang JALANAN (Indonesian) DM-RD0003-09 Panduan Dealer Pemindah Gigi Belakang JALANAN RD-9000 RD-6800 RD-5800 RD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN...4 DAFTAR ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN...6

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR BIDANG LOMBA : CABINET MAKING SKILL : 24 PROYEK : ALMARI KECIL PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Membuat : Almari kecil

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMPLESTER PROFIL HIAS MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM

MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM KODE MODUL M18.2A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-56 210 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN PERALATAN MESIN TANGAN LISTRIK

MENGGUNAKAN PERALATAN MESIN TANGAN LISTRIK KODE MODUL KYU.BGN.101 (1) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEHNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU MENGGUNAKAN PERALATAN MESIN TANGAN LISTRIK

Lebih terperinci

KODE MODUL M.3.3A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN

KODE MODUL M.3.3A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN KODE MODUL M.3.3A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MERAKIT PELAT DAN LEMBARAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4. NO. 1. GAMBAR Palu Besi 2. Rivet 3. Penggaris Busur 4. Penggaris Siku 5. Patri FUNGSI Alat untuk memukul atau membengkokan benda yang kerja yang keras sasuai dengan bentuk yang kita inginkan. Yaitu tangan

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci